Upload
truongque
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP MASYARAKAT MADANI
MENURUT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Azizah Febriyani NIM: 101033221823
JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2007
KONSEP MASYARAKAT MADANI
MENURUT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial
Oleh
Azizah Febriyani NIM: 101033221823
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Masykur Hakim Dra. Haniah Hanafie, M.Si
JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2007
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul KONSEP MASYARAKAT MADANI
MENURUT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 03 Januari 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata Satu (S.1) pada Jurusan Pemikiran
Politik Islam.
Jakarta, 03 Januari 2008
Ketua Sekretaris
Drs. Bustamin, M.B.A. Dra.Wiwi Siti Sajaroh, M.A.
NIP: 150.289.320 NIP: 150.270.808
Penguji I Penguji II
Dr. Sirajuddin Aly, M.A. Drs. Chaedir S. Bamualim, M.A.
NIP : 150.318.684 NIP : 150.295.313
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Masykur Hakim, M.A. Dra. Haniah Hanafie, M.Si.
NIP : 150.256.971 NIP : 150.299.932
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Tiada kata yang paling menyenangkan untuk mengungkapkan kebahagiaan
yang penulis rasakan kecuali rasa syukur tiada terhingga kepada Allah SWT telah
– diluar kemampuan penulis – memberikan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Konsep Masyarakat Madani Menurut Partai Keadilan
Sejahtera (PKS)“, sebagai tugas akhir masa studi di Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa melibatkan banyak
kalangan yang selalu penulis kenang, keterlibatan mereka sangat membantu
penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih kepada:
1. Keluarga tercinta, khususnya Orang Tuaku, Ayahanda Aziz Luthfie dan
Ibunda Maswanih yang tak pernah lupa mengirimkan lantunan doa dan
harapan walau sakit yang diderita tak mengurangi rasa kasih dan sayang
sehingga menumbuhkan semangat ananda untuk terus menyelesaikan skripsi
ini. Keduanya adalah mutiara terindah yang tiada sebanding dengan apapun di
dunia ini. Pengorbanan dan ketulusan tiada henti-hentinya mengalir,
menjadikan penulis sosok yang tiada kenal kata pantang menyerah. Adik-
adikku: Mohammed Nasser (Acen), Adisty Noorsyifa (Adis), yang selalu
menghibur dan membuat tawa dan bahagia sehingga hari-hari sangat
berwarna. Mamah Ana yang cantik yang selalu mengajarkan doa-doa
mujarabnya, Dady Otsuka yang memberikan bantuan materil…you’re my
angle.
2. Bpk. Drs. Agus Darmadji, M.Fil (Selaku Ketua Jurusan PPI), Ibu Dra. Wiwi
Siti Sajaroh, M.Ag (Selaku Sekjur PPI), serta para dosen yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu yang telah dengan sabar membina penulis dalam
perkuliahan.
3. Dosen Pembimbing, Bpk. Dr. Masykur Hakim, MA dan Ibu Dra. Haniah
Hanafie, M.Si yang selalu menyempatkan waktunya dalam membimbing
pembuatan skripsi dan memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis.
4. Ketua Badan Humas PKS, Bpk. Mabruri, MA, Bpk. Agus Wahid Rahman,
Bpk. Hasani, Amd. yang telah memberikan pengetahuan dan informasi dalam
proses perampungan skripsi ini, Ka Ratna yang telah meminjamkan buku-
buku tentang PKSnya.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Indonesia dan Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah membantu penulis dalam memberi data-
data dan bahan-bahan yang tentunya sangat penulis butuhkan demi
terselesainya skripsi ini.
6. Watashino Ai “AF“ yang selalu dengan sabar mendengarkan segala keluh
kesah yang tak pernah habis, memberikan semangat dan mengingatkan jangan
berputus asa. Semoga keajaiban menghampiri kita.
7. Sahabat-sahabat sejatiku, Bu Kokom yang merangkap sebagai kakakku yang
bijak, tiada hari tanpa tertawa denganmu walaupun dalam keadaan duka.
Lencena, Wati, Lani, Ika yang bisa menghilangkan kepenatan dengan
ngerumpi...Luv U All watashino tomodachi...!!
8. Teman-teman seperjuangan, Okta, Isti, Nila, Lele, Wahyu yang membantu
walau kita hanya lewat email dan semua teman-teman PPI angkatan 2001.
9. Teman terbaruku The Barbie Band : Sayla, Eboy, Q-q, Jakur, Iman terima
kasih atas doanya tetap solid dan kudoakan band kalian sukses...ses..ses.
serta yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
berupa motivasi dan kontribusinya terhadap skripsi ini.
Hanya kepada Allahlah penulis berlindung, berserah dan berharap.
Semoga DIA membalas segala bantuan dan pahala yang berlimpah dan skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya. Amin.
Cirendeu, 4 Desember 2007
Azizah Febriyani
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Metode Penelitian.................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan.............................................................. 7
BAB II SEPUTAR MASYARAKAT MADANI
A. Pengertian Masyarakat Madani............................................... 8
1. Masyarakat Madani dan Perkembangannya .................... 8
2. Perbedaan Masyarakat Madani dan Civil Society ........... 19
3. Masyarakat Madani Menurut Al-Quran........................... 24
B. Pilar Penegak Masyarakat Madani.......................................... 27
C. Karakteristik Masyarakat Madani ........................................... 28
D. Hubungan Masyarakat Madani dan Negara............................ 32
BAB III KONSEP MASYARAKAT MADANI MENURUT PARTAI
KEADILAN SEJAHTERA
A. Keadaan Masyarakat di Indonesia .......................................... 37
B. Cita-Cita Partai Keadilan Sejahtera ........................................ 41
C. Konsep Masyarakat Madani Menurut Partai Keadilan Sejahtera 43
1. Membangun Indonesia yang Adil ....................................... 47
2. Membangun Indonesia yang Sejahtera ............................... 47
3. Membangun Indonesia yang Bermartabat .......................... 48
D. Peran PKS dan Strateginya dalam Mewujudkan Masyarakat
Madani Di Indonesia ............................................................... 49
1. Peran PKS Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Di Indonesia ...................................................................... 49
2. Strategi PKS Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Di Indonesia ...................................................................... 54
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 58
B. Saran-saran.............................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak tahun 1990-an di Indonesia istilah “masyarakat madani” sering
diperbincangkan di kalangan kaum intelektual terbatas dan wacana ini
semakin semarak ketika media massa cetak seperti surat kabar-surat kabar,
majalah-majalah ikut mempublikasinya ketengah-tengah publik.
Dalam perkembangan berikutnya setiap kali ada wacana tentang politik
Islam dan pemberdayaan umat, maka yang lebih sering digunakan oleh media
massa dan buku-buku adalah istilah “masyarakat madani”, dan menjadi
semakin populer dan akrab di telinga kaum intelektual Indonesia hingga
sekarang ini. Pengertian masyarakat madani itu sendiri ialah suatu masyarakat
yang berbudaya, maju dan modern, setiap warganya menyadari dan
mengetahui hak-hak dan kewajibannya terhadap negara, bangsa, dan agama
serta terhadap sesama, dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.1 Mereka
adalah gambaran masyarakat yang diidealkan oleh Islam, dan pernah menjadi
bagian dari sejarah Rasulullah SAW ketika beliau memimpin negara Islam
pertama di Madinah. Masyarakat madani yang didambakan manusia modern
adalah masyarakat yang pluralistik, salah satu prinsip masyarakat madani
yaitu pluralisme , yaitu adanya sikap menghargai dan menerima disertai sikap
yang tulus atas realita kemajemukan merupakan dekrit Allah SWT dan desain-
1 Dr. Masykur Hakim dan Tanu Wijaya, Model Masyarakat Madani,(Jakarta:Intimedia, 2003), h.1.
Nya untuk umat manusia. Memiliki sikap toleran terhadap perbedaan-
perbedaan yang ada serta dapat memberikan iklim kebebasan yang kondusif
untuk ,mengemukakan pendapat dan mengekspresikan sikap dan
pemikirannya, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Banyak
kontroversi tentang istilah masyarakat madani terjadi dikarenakan kata asli
diambil dari bahasa inggris civil society, namun penulis mengartikan
masyarakat madani dan civil society mempunyai arti yang sama. Kita telah
mengenal benturan antara “ Islam modernis” dan “ Islam tradisionalis”, “Islam
struktural” dan Islam kultural”, “Islam pro-negara” dan “Islam pro-
masyarakat. Biasanya kalau kelompok yang pertama diidentikan dengan
ICMI, Muhammadiyah atau generasi “Masyumi” baru maka yang terakhir
lebih diwakili oleh NU. Dan setelah itu, kemunculan benturan antara
pendukung “ masyarakat madani dan pendukung “masyarakat sipil” juga tak
lepas dari pengelompokan-pengelompokan lama, yang mewakili masyarakat
madani adalah pihak-pihak yang dulunya dianggap berkecimpung dalam Islam
struktural, Islam modernis atau Islam pro-negara, sementara pendukung
masyarakat sipil juga tetap dari kelompok lama, NU.2 Selain itu, benturan
tersebut bukanlah peristiwa yang baru muncul belakangan ini, tepatnya di
penghujung tahun 1998, akar-akarnya telah muncul ditahun 1997 atau bahkan
sebelumnya. Menurut Bahtiar Effendy mengatakan bahwa tidak ada
pemisahan antara civil society dan masyarakat madani. Masyarakat madani
2 Ahmad Baso, Civil Society versus Masyarakat Madani: Arkeologi Pemikiran “Civil society” dalam Islam Indonesia,(Bandung: Pustaka Hidayah, 1999, cet: ke-1), h. 246.
adalah juga civil society, tanpa ada pemisahan antara satu dengan lainnya,
antara yang diterima NU dan yang lainnya tidak.3
Dalam masyarakat madani, warga negara disadarkan posisinya sebagai
pemilik kedaulatan dan hanya untuk mengontrol pelaksanaan kekuasaan yang
mengatasnamakan rakyat. Lebih dari itu negara juga telah berhasil mengontrol
masyarakat madani melalui berbagai cara korporatis dan mendapatkan
konsesus politik melalui hegemoni ideologi di beberapa negara, faktor agama
merupakan faktor yang dominan bagi tumbuhnya masyarakat madani, dalam
arti bahwa agama mempunyai kontribusi besar bagi lahirnya kesadaran
masyarakat terhadap batasan-batasan kekuasaan negara dan hubungannya
dengan negara-negara lainnya, Dalam masyarakat madani di Indonesia saat ini
hanya sebagai konsekuensi logis dari pelaksanaan starategi yaitu memobilisasi
suara.
Hubungan antara negara dan masyarakat madani Indonesia selalu berada
dalam posisi subordinat, khususnya bagi mereka yang berada pada strata sosial
bawah. Kebutuhan akan adanya suatu peranan politik yang lebih luas dalam
masyarakat madani, karena itu merupakan tantangan mendesak dalam masa
depan yang dekat ini untuk memperlancar proses demokratisasi. Menurut
Nurcholish Madjid masyarakat madani adalah “Rumah” persemaian
demokrasi. Azyumardi Azra mengatakan bahwa masyarakat madani lebih dari
sekedar gerakan pro demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan
masyarakat berkualitas dan bertamadun (civility). Banyak gerakan milinerian
di Indonesia didasarkan pada ajaran-ajaran eksaktologis agama yang
3 Ahmad Baso, Civil Society versus Masyarakat madani: Arkeologi Pemikiran “Civil Society” dalam Islam Indonesia h. 248.
semuanya bertujuan untuk menegakkan sebuah masyarakat yang ideal, bebas
dari ketidakadilan sosial dan penindasan politik yang dilakukan negara, ini
memperlihatkan kemampuan masyarakat madani untuk melawan ideologi
dominan dan praktik-paktik negara. Setelah orde baru didirikan dan politik
direkonstrukturisasi agama secara pelan-pelan tidak mengalami lagi politisasi.
Itulah sebabnya agama di Indonesia masih harus mendefinisikan peranannya
masa kini, jika menginginkan peranan yang lebih signifikan untuk
berkembangnya masyarakat madani. Salah satu tujuan masyarakat madani ini
adalah adanya usaha yang sungguh-sungguh terencana dan sistematis untuk
mewujudkan otonomi masyarakat sehingga mereka tidak tergantung kepada
negara, seperti Indonesia sudah terdapat potensi-potensi dasar masyarakat
madani dengan adanya berbagai pergerakan dan organisasi Islam.
Seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan salah satu
partai Islam yang berpengaruh pada saat ini.4 Yang tidak diperhitungkan
pada pemilu 1999 karena hanya mendapat 7 kursi di parlemen (1,7%suara)
dan tidak lulus batas minimal 2 % yang kemudian membuat partai itu
bergabung dengan pertai lain dari yang dulu ( 1999) partai keadilan (PK), kini
menjadi PKS (S= sejahtera),ada tambahan kata “sejahtera”. Pengamat
Indonesia asal Jepang, Takeshi Kohno, misalnya, menyatakan bahwa terjadi
kejutan yang demikian hebat dalam pilihan raya Indonesia 2004 yaitu
melambungnya suara yang diperoleh oleh Partai Keadilan Sejahtera yang
mendapat 45 kursi parlemen (7,30%).5 Dengan mencermati kegemilangan
4 Pada pilihan raya pada tahun 1999 partai ini bernama Partai keadilan (PK), tapi karena tidak lulus minimum (electoral treshold) partai ini kemudian bergabung dengan partai Islam lain yang namanya hampir sama yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 5 Airlangga pribadi, PKS: Lintasan baru politik Islam, www.Republika.co.id.
PKS itu dan banyaknya sanjungan para pakar terhadap PKS, tentu boleh jadi
PKS dalam pemilu-pemilu yang akan datang dapat memenangkan pemilihan
umum. Dengan kemenangan tentu parlemen akan dikuasai oleh PKS. Tentu
akan tercapai cita-cita PKS untuk mewujudkan dan menerapkan konsep
masyarakat madani di Indonesia menurut PKS.
Tapi mengingat PKS adalah partai Islam adalah bagaimana konsep
masyarakat madani yang mereka inginkan, apakah pandangan seperti partai-
partai Islam lainnya atau mereka punya konsep masyarakat madani sendiri?
Untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep masyarakat madani yang
diinginkan oleh PKS, penulis merasa perlu membahasnya dalam sebuah
skripsi yang berjudul :
KONSEP MASYARAKAT MADANI MENURUT PARTAI KEADILAN
SEJAHTERA (PKS)
Sehingga dapat memberi gambaran yang lebih jauh mengenai Konsep
Masyarakat Madani menurut PKS.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar skripsi ini lebih terarah, maka penulis di sini akan memberikan
perumusan masalah dan pembatasan masalah-masalah yang akan dibahas.
Seperti bagaimana pandangan PKS terhadap masyarakat madani sebagai salah
satu partai Islam.
Beberapa pertanyaan yang menjadi fokus permasalahan pada skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep masyarakat madani menurut PKS ?
2. Bagaimana peran PKS dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adal;ah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui konsep masyarakat madani yang diinginkan oleh PKS
2. Untuk mengetahui peran PKS dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia
D. Metode Penelitian
Dalam pengumpulan data penulisan skripsi ini pertama-tama
mendasarkan diri pada penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu
penulis berusaha memperoleh data-data dan informasi melalui literatur-
literatur kepustakaan, majalah-majalah, maupun artikel-artikel yang
berhubungan dengan masalah tersebut, serta melalui website, disamping
penelitian kepustakaan (Library Research) penulis juga melengkapi kajian ini
dengan menggunakan penelitian lapangan (Field Research) di antaranya
wawancara dengan tokoh-tokoh PKS sebanyak 3 orang yaitu :
1. Bapak A. Mabruri, MA: Ketua Badan Hubungan Masyarakat DPP PKS.
2. Bapak Agus Wahid Rahman: Ketua DPC PKS Ciputat Tangerang.
3. Bapak Hasani, Amd: Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS
Cirendeu Tangerang.
Dari tingkat Pusat PKS kemudian tingkat Cabang dan terakhir tingkat
Ranting dan karena mereka banyak terjun dengan masyarakat secara langsung
maka penulis memilih mereka untuk diwawancara dan juga untuk
mendapatkan gambaran yang lebih kongkrit dan lebih akurat. Dalam
pengolahan data ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis.
Adapun teknik penulisan skripsi ini secara umum menggunakan buku
Pedoman Akadamik Fakultas Ushuluddin dan Filsafat tahun 2006.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan adalah:
BAB I yaitu Pendahuluan, terdiri dari: Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian
dan Sistematika Penulisan.
BAB II yaitu Seputar Masyarakat Madani, terdiri dari: Pengertian
Masyarakat Madani, Pilar Penegak Masyarakat Madani, Karakteristik
Masyarakat Madani, Hubungan Masyarakat Madani dan Negara.
BAB III yaitu Konsep Masyarakat Madani Menurut PKS, terdiri dari:
Keadaan Masyarakat di Indonesia, Cita-Cita PKS, Konsep Masyarakat
Madani Menurut PKS, Peran PKS dan Strateginya Dalam Mewujudkan
Masyarakat Madani di Indonesia.
BAB IV yaitu Penutup, terdiri dari: Kesimpulan dan Saran-saran.
BAB II
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
A. Sejarah Lahirnya PKS
Sejarah lahirnya Partai Keadilan yang kemudian menjadi Partai Keadilan Sejahtera tidak lepas dari dari kondisi riil sejarah umat Islam Indonesia dari Presiden Soekarno sampai Presiden Soeharto di era orde baru. Itu bisa dilihat dari diskriminasi yang dilakukan oleh para pemimpin negeri ini terhadap umat Islam. Partai Keadilan adalah partai politik yang didirikan oleh sejumlah aktivis muslim Indonesia baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa pendiri Partai Keadilan yang berasal dari kalangan kampus dalam negeri yang diantaranya berasal dari mantan aktivis Universitas Negeri ternama di Indonesia, seperti UI, IPB, UNDIP, ITB dan UGM.
Lahirnya gerakan dakwah kampus yang merupakan cikal bakal
kemunculan kader-kader Partai Keadilan di era reformasi berawal dari
munculnya kelompok anak muda yang memiliki semangat tinggi dalam
mempelajari dan mengamalkan Islam, sebagai respon dari tekanan politik
yang dilakukan pemerintah orde baru ketika itu terhadap umat Islam, dan juga
adanya sebuah ruang publik yang relatif lapang yang bernama masjid atau
mushalla kampus, tempat dimana idealisme kaum muda Islam itu mengalami
persemaian ideal secara tepat. Sementara masjid kampus adalah basis yang
dijadikan benteng pertahanan sekaligus basis gerakan dan faktor diatas
membuat anak-anak muda bersemangat dalam perjuangan dakwah Islam yang
semuanya bermula dari masjid Salman ITB. Kelompok santri inilah yang
pertama kali membuat kelompok-kelompok kecil berciri Islam. Mereka
terlembagakan dalam lingkungan usrah-usrah6 yang akrab dengan pemikiran
6 Usrah adalah istilah dalam bahasa arab yang artinya “keluarga”, merupakan bentuk gerakan keagamaan yang dikembangkan oleh aktivis mahasiswa islam di masjid Salman ITB dan kemudian dikenal dikalangan aktivis muda islam pada akhir 70-an dan awal 80-an.
ikhwnul muslimin. Orientasi ke ikhwanul muslimin-an inilah yang menjadi
pintu masuk bagi alumni timur tengah sebagai nara sumber atau penterjemah
gagasan-gagasan Islam timur tengah di Indonesia, mereka terlibat didalam
kegiatan dakwah kampus. Kenyataan bahwa timur tengah merupakan wilayah
yang memiliki keterkaitan erat dengan Indonesia adalah sesuatu yang tidak
bisa dibantah dan ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor agama dan politik,
dimana sejak lama timur tengah telah memberikan kontribusi pemikiran dan
gerakan dalam dinamika keagamaan dan politik di Indonesia. Pada era
sebelum kemerdekaan bermunculan setelah pendirinya berinteraksi dengan
pemikiran dan gerakan Islam di arab Saudi maupun Mesir contohnya
Muhammadiyah7. PKS yang terinspirasi oleh gerakan Ikhwanul Muslimin di
Mesir8, gerakan tarbiyah yang merupakan tulang punggung dan pendukung
utama partai ini mencoba untuk memformulakan ajaran-ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Namun bayang-bayang Ikhwanul Muslimin dalam diri
partai ini membuat banyak pengamat Islam dan politik menganggap PKS tidak
ada bedanya dengan kelompok-kelompok Islam fundamentalis saat ini, karena
mengingat Ikhwanul Muslimin dalam persepsi mereka adalah organisasi Islam
fundamentalis terlarang di Mesir yang dianggap ancaman bagi kelangsungan
pemerintah yang berkuasa apabila dilihat dari sisi politik.
Momen keterbukaan politik yang diawali sejak decade 1990-an telah
menjadikan model dakwah tarbiyah ini semakin luas. Keterbukaan politik
yang diawali pemerintah ini, ditambah dengan kecenderungan
mengakomodasi kepentingan umat Islam telah membawa angin segar bagi 7 Yon Machmudi, Partai Keadilan Sejahtera Wajah Baru Islam Politik Indonesia, (Bandung: Harakatuna, 2005), h.59. 8 Yon Machmudi, Partai Keadilan Sejahtera Wajah Baru Islam Politik Indonesia, h. 69.
dakwah-dakwah di kampus. Bagi gerakan tarbiyah, era keterbukaan ini
membawa berkah yang luar biasa untuk ekspansi gerakan di kampus-kampus.
Usaha-usaha untuk kembali beraprtisipasi dalam dinamika politik dan sosial
Indonesia semakin terbuka. Aktivis-aktivis gerakan ini pun mulai meluaskan
sayapnya. Kesempatan untuk partisipasi langsung dalam kancah politik
nasional menjadi terbuka setelah rezim yang berkuasa selama 32 tahun
kemudian mengalami kehancuran. Lengsernya Soeharto pada 1998 telah
membuka iklim kebebasan yang luar biasa. Salah satu indikasi kebebasan itu
adalah bermunculannya partai-partai baru dengan berbagai macam karakter
dan warna, momentum tersebut tidak bisa disia-siakan oleh kader-kader usrah.
Mereka kemudian sepakat mendirikan partai politik yang berorientasi pada
ajaran Islam guna pencapaian tujuan dakwah Islam dengan cara-cara
demokratis yang dapat diterima banyak orang, dan kemudian partai tersebut
diberi nama Partai Keadilan.
Seperti namanya, partai yang banyak dimotori kalangan muda intelektual
ini mencerminkan substansi kehidupan yang paling dibutuhkan oleh
masyarakat saat ini, yaitu keadilan. Tepatnya tanggal 9 agustus 1998, bertepat
dihalaman Masjid Al-azhar, Partai Keadilan (PK) dideklarasikan sebagai
partai politik yang pertama mencantumkan Islam sebagai asas partainya.
Berdirinya Partai Keadilan bisa dikatakan berbeda dengan partai lainnya, baik
partai yang berbasis ideologis maupun non ideologis. Kelahiran Partai
Keadilan berangkat dari musyawarah yang cukup panjang, yang membahas
tentang penyikapan terhadap era reformasi yang membuka kebebasan untuk
berekspresi diantaranya mendirikan partai politik. Musyawarah untuk
membentuk partai pada jamaah Tarbiyah terjadi setelah Dewan Dakwah gagal
membuat satu partai politik yang berasaskan Islam, lahirnya Partai Bulan
Bintang dengan asas pancasila membuat sebagian anggota Dewan Dakwah
yang terlibat merumuskan partai Islam merasa kecewa. Pada saat itu, menurut
Abu Ridha, yang kini menjadi jamaah Partai Keadilan9, sesungguhnya sedang
menunggu dan memperhatikan Dewan Dakwah yang akan membidani
lahirnya partai politik Islam. Namun ketika lahir tidak dengan asas Islam maka
mereka kemudian mengadakan musyawarah tersendiri10.
Partai Keadilan yang kini menjadi Partai Keadilan Sejahtera didirikan
bukan inisiatif seseorang atau beberapa orang aktivisnya. Namun merupakan
perwujudan dari kesepakatan yang diambil dari musyawarah yang aspiratif
dan demokratis. Dalam telaah modernis dan fundamentalis gerakan politik
Islam, maka Partai Keadilan dikategorikan Partai Modernis. Dan pendirian
Partai Keadilan juga merupakan respon terhadap perubahan sosial yang terjadi
di awal reformasi.
Dalam perjalanannya, PKS memilih gerakan tarbiyah sebagai modelnya,
pola gerakan ini tidak hadir dengan tiba-tiba tapi telah dirintis oleh anak-anak
muda sekitar tahun 80-an. Gerakan tarbiyah sebagai sarana yang paling efektif
untuk melakukan introspeksi dan penyadaran Islam terhadap generasi muda,
menumbuhkan semangat berdakwah sambil belajar kesabaran menghadapi
kediktatoran orde baru, mengajak jalan dakwah dengan menghindari lawan
arus terhadap orang yang belum mengapresiasi Islam. Lebih dari itu gerakan
9 Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera (Ideologis dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Teraju, 2004), h. 150. 10 Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera (Ideologis dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, h. 150.
tarbiyah juga mencoba mengemas gerakan dakwah secara elegan sesuai
kondisi zamannya, karena pada waktu itu setiap kritikan terbuka atau tertutup
terhadap pemerintahan orde baru, selalu dipandang apriori dan curiga
sehingga menyebabkan posisi umat Islam tidak memiliki ruang gerak yang
leluasa dalam aktivitas dakwahnya. Momentum reformasi 1998 saat yang
tepat untuk melakukan konsolidasi ummat. Idealnya hanya ada satu atau dua
partai Islam.
Buntunya titik temu dikalangan tokoh-tokoh Islam cukup beralasan
selama puluhan tahun dimasa orde baru hampir tidak ada komunikasi dan
konsolidasi untuk menyalurkan aspirasi politik umat Islam, karena memang
pemerintah orde baru tidak pernah menyetujui lahirnya partai Islam pada
kondisi tersebut. Pasca Masyumi di bubarkan oleh orde lama, partai seperti
mati suri, ketika mencoba bangkit kembali diawal orde baru tidak pernah
diberikan peluang. Demokrasi hanya sekedar saja, selain Golkar tidak
memungkinkan partai-partai lain dapat eksis.
Gerakan yang berkembang cepat dari ruang-ruang sempit seperti
mushalla dan kamar kost mahasiswa mendominasi model-model kegiatan
keagamaan di kampus-kampus umum mulai pertengahan 80-an sampai tahun
90-an. Menjelang reformasi 1998, saat mahasiswa kembali bergejolak dengan
berbagai aksi massa menuntut presiden soeharto mundur, gerakan dakwah
kampus ini menunjukkan kekuatannya.11 Selain dilembaga-lembaga formil
kemahasiswaan dikampus-kampus umum, kader-kader gerakan dakwah ini
mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Kesatuan Aksi Mahasiswa
11 Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah di Indonesia, (Jakarta: Teraju, 2003), h. 18.
Muslim Indonesia (KAMMI). Transformasi tersebut tidak berhenti sampai
disitu, pada momentum reformasi setelah soeharto jatuh gerakan dakwah ini
melakukan langkah yang lebih berani untuk memunculkan dirinya kehadapan
publik dengan mengumumkan secara legal formal sebagai kekuatan politik
yang bernama Partai Keadilan.
Partai Keadilan mempunyai pendukung utama yang berasal dari
kalangan terdididk muda Islam merupakan sesuatu yang unik, pendukung
muda, intelektual dan berasal dari lingkungan Islam. Kombinasi faktor-faktor
muda terdidik dan Islam tampaknya kemewahan yang hanya dimiliki oleh
Partai Keadilan. Tarbiyah yang menjelma menjadi Partai Keadilan ini adalah
sebuah fakta sosial yang eksis ditengah masyarakat dan menunjukkan
perkembangan yang dinamis dari waktu ke waktu. Dari sebuah gerakan
dakwah bawah tanah dengan sistem yang ketat, menjadi sebuah kegiatan
keagamaan yang cenderung diterima secra longgar oleh mahasiswa dan
kemudian dikenal sebagai gerakan dakwah kampus.
Transformasi dari sebuah gerakan dakwah yang dianggap eksklusif di
mushalla-mushalla kampus, menjadi sebuah gerakan massa ditingkat
mahasiswa yang berhasil menguasai lembaga-lembaga formal kemahasiswaan.
Inilah titik yang paling krusial bagi perjalanan dakwah, dimana mereka
muncul ketengah publik secara terus terang dengan mengusung sebuah
bendera. Bentuk transformasi terakhir yang dijalani oleh gerakan dakwah ini
adalah mendirikan partai politik yang diberi nama Partai Keadilan
Dengan kerja keras seluruh kader tarbiyah, walaupun harus merubah
nama menjadi PKS karena tidak memenuhi electoral treshold. Ada tiga
komunitas kader PKS yang menjadi perintis kelahirannya. Pertama, para
aktivis kampus, Kedua, mahasiswa Indonesia yang belajar dari luar negeri,
antara lain Timur Tengah, Amerika, Eropa, Jepang. Ketiga, para aktivis ormas
Islam dan kalangan pesantren12. Semangat PKS membawa misi yang sama
dari kesinambungan sejarah perjuangan bangsa ini. Karena muncul sebagai
“partai yang disukai dengan 45,16% dari keseluruhan pemilih13 dan pilihan
mendirikan partai politik merupakan bentuk pemunculan publik yang paling
utuh dari gerakan dakwah yang selama ini bergerak dengan banyak nama.
Tidak ada lagi tokoh yang bersembunyi atau disembunyikan dibelakang layar
sebagaimana mereka bergerak dibawah tanah dan aktivitas sehari- hari yang
mereka lakukan dan menjadi trademark kelompok ini adalah aktivitas
dakwah.
Kelahiran Partai Keadilan tidak bisa dipisahkan dari momentum
reformasi yang terjadi pada tanggal 21mei 1998. Beberapa diantaranya adalah
munculnya aksi-aksi massa yang banyak menyuarakan berbagai kepentingan
yang selama ini tersumbat, dibebaskannya tahanan politik di masa orde baru,
berkembangnya kebebasan pers yang sangat luar biasa.14 Partai Keadilan
dideklarasikan di Jakarta pada bulan agustus ada dalam puncak pendirian
partai-partai. Tidak dapat dipungkiri bahwa kelahiran Partai Keadilan adalah
dalam kerangka merespon situasi eksternal yang dihadapi saat itu.
Momentum yang terjadi adalah faktor penarik sekaligus pendorong yang
sangat kuat bagi lahirnya keputusan mendirikan Partai politik, karena dalam
12 Www. Pk-Sejahtera.org. 13 Hasil poling dilakukan liputan 6 SCTV pada tanggal 06 Januari 2004, Www. Pk-Sejahtera.org. 14 Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia, h. 215.
perjalanan sejarah gerakan dakwah ini tidak pernah ada indikasi
keterlibatannya dalam politik praktis bahkan dalam beberapa segi cenderung
menghindari persentuhan dengan politik baik dari sisi aktvitas maupun dalam
wacana yang dikembangkan.
Partai Keadilan lahir tidak mempunyai kaitan dengan Partai Politik
dimasa lalu seperti tudingan yang dimunculkan oleh orang-orang yang
khawatir terhadap kiprah partai dakwah ini, sebagaimana juga yang
ditudingkan DeRak 15 bahwa Partai Keadilan Partai bentukan cendana alias
antek orde baru karena sosok presiden pertamanya Dr.Ir.Nurmahmudi Ismail
yang berstatus pegawai negeri sipil di BPPT yang dipimpin oleh Bj Habibie.16
Sebelumnya memang ada dugaan bahwa kelompok aktivitas dakwah yang
mendirikan Partai Keadilan ini mempunyai kedekatan emosional dan politik
dengan kelompok Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII),17 namun pasca
reformasi DDII membidani lahirnya Partai Bulan Bintang (PBB), sedangkan
anak-anak muda aktivis tarbiyah ini mendirikan Partai Keadilan.
Kekhasan Partai Keadilan bukan hanya dari segi kader saja, Partai
Keadilan semakin Khas ketika menegaskan dirinya bukan sebagai kail meraih
kekuasaan tapi sebagai pelayan umat dan bangsa.18 Tentu prinsip Partai
Keadilan sangat istimewa , terlebih melihat realitas politik di Indonesia yang
tak jauh dari mengejar prestise, uang dan kemewahan dunia bukan membela
rakyat.
15 Kepanjangan dari sebuah majalah Dewan Rakyat (DeRak). 16 Saksi, Partai Keadilan Menjawab Tudingan dan fitnah, (Jakarta: Pustaka Saksi, 2004), h.8. 17 Organisasi dakwah yang didirikan mantan aktivis masyumi dan juga tempat dimana sejumlah tokoh gerakan dakwah ini sebelumnya berbasis. 18 H.Nandang Burhanuddin,Lc.,M.Si, Penegakan Syariat Islam Menurut Partai Keadilan, (Jakarta: Al-Jannah, 2004), h. 23.
Posisi partai menurut Partai Keadilan, bahwa Partai bukanlah kelanjutan
logis dari kehendak untuk mengejar dan mempertahankan kekuasaan politik
melainkan kelanjutan dari dakwah Islamiyah. Tak bisa tidak, partai politik lalu
berperan sebagai kekuataan alternatif terhadap perjuangan politik kaum
muslimin dalam mengemban tugas dakwah. Inilah yang dapat menjelaskan
mengapa Partai Keadilan mendeklarasikan dirinya sebagai partai dakwah.
Partai Keadilan selain mendeklarasikan dirinya partai dakwah juga
memploklamirkan dirinya sebagai partai kader, namun tidak ada penjelasan
rinci secara lebih lanjut dan jelas bahwa Partai Keadilan bukan murni Partai
kader tapi kombinasi antara partai kader dan partai massa.19
Asas yang dimiliki Partai Keadilan sebagaimana yang dimiliki oleh
sebagian besar partai Islam adalah Islam, Partai Keadilan Memaknai asas
Islam ini dalam 7 karakteristik yaitu:20
1. Moralis
2. Profesional
3. Patriotik
4. Moderat
5. Demokrat
6. Reformis
7. Independen
Contoh yang jelas dari karakteristik moderat yaitu pilihan Partai
Keadilan untuk berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dipahami
19 Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia, h. 204. 20 H. Nandang Burhanuddin, Penegakan Syariat Islam Menurut Partai Keadilan, h. 29-30.
dengan alasan taktis-strategis,Namun mereka menyatakan tidak layak bagi
sebuah partai Islam berkoalisi dengan PAN yang asas partainya bukan Islam,
memang PAN berasas pancasila dan dikategorikan partai nasionalis-religius.
Namun menurut mereka kenyataan bahwa Partai Keadilan Sejahtera
berkoalisi dengan partai yang mereka sebut dengan partai sekular menunjukan
“khianat” Partai Keadilan Sejahtera terhadap partai-partai Islam. Padahal
tujuan Partai Keadilan Sejahtera berkoalisi hanya pada kesamaan pada tingkat
visi terutama dengan figure ketua umum PAN, Amien Rais yang pernah
bersama-sama dengan partai dan pernah menjabat Ketua umum PP
Muhammadiyah. Bahkan dalam pembahasan-pembahasan yang dilakukan
bersama, dasar kepentingan unmat sebagai mayoritas bangsa bukanlah
pemikiran asing bagi Partai Keadilan Sejahtera dan PAN. PAN dan Partai
Keadilan Sejahtera juga satu kata dalam menolak pemberlakuan undang-
undang anti terorisme yang diyakini merugikan rakyat Indonesia, umat Islam
khususnya.21
Lima tahun kedepan, dakwah akan berhadapan dengan peluang dan
sekaligus tantangan yang besar. Peluang itu berupa terbukanya lahan-lahan
dakwah di berbagai bidang baik di ruang publik maupun lembaga-lembaga
swasta dan pemerintahan ekspansi dakwah. Ini membutuhkan ketersediaan
kader-kader dakwah dalam jumlah yang banyak yang memiliki keunggulan
normative dan aplikatif. Agar mampu menembus peluang dan tanatngan
dakwah kedepan, paling tidak ada tiga kompetensi yang harus dimiliki kader
yaitu memiliki kapasitas internal, kapasitas sosial dan kapasitas politik.
21 Saksi, Partai Keadilan Sejahtera Menjawab Tudingan dan Fitnah, h. 32.
Departemen kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera yang bertanggung jawab
terhadap masalah pengkaderan telah merumuskan 7 karakter khusus sebagai
profil kader Pk Sejahtera 2009:22
1. Kokoh dan Mandiri
2. Dinamis, Kreatif dan Inovatif
3. Spesialis yang berwawasan global
4. Murabbi Produktif
5. Mahir beramal jama’i
6. Pelopor pengubahan
7. Kepemimpinan Masyarakat
Setiap kader dimotivasi dan diberi kepercayaan untuk mendaya
gunakan semua potensi yang dimilikinya dalam menjalankan program itu,
sehingga terdorong ide-ide kreatif, inovatif dan sifat dinamis pada diri mereka.
Dakwah dihadirkan untuk melenyapkan semua kerusakan dan fitnah sesuai
sunahnya dakwah berjalan ditenganh medan pertarungan yang luas dan
kompleks.
B. Dari Partai Keadilan ke Partai Keadilan Sejahtera
Dari 48 partai kontestan pemilihan umum tahun 1999 hanya ada enam
partai yang dapat melewati batas electoral treshold 2 % yaitu PDIP, Partai
Golkar, PPP, PKB, PAN, PBB. Sedangkan Partai Keadilan yang berada di
urutan ketujuh hanya memperoleh 1,6 % suara dan Partai Keadilan tidak
diperkenankan untuk mengikuti pemilihan umum selanjutnya, kalaupun ingin 22 DPP Partai Keadilan Sejahtera (Departemen Kaderisasi), Profil Kader Partai Keadilan Sejahtera, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004), h. viii.
mengikuti pemilu maka Partai Keadilan harus bergabung dengan Partai Islam
lainnya atau membuat partai politik baru.23
Langkah antisipasi yang dilakukan Partai Keadilan untuk mengikuti
Pemilu 2004 bukan hanya mempersoalkan pasal electoral treshold, namun
Partai Keadilan juga mempersiapkan partai baru, jika nanti gagal dalam
memperjuangkan perubahan undang-undang partai politik. Dan pada tahun
2001 diadakan rapat pleno untuk mencari cara lain untuk meneruskan
perjuangan dakwah melalui jalur politik. Dalam rapat, ada dua pemikiran
muncul pertama, pemikiran bahwa sebaiknya Partai Keadilan menjadi
organisasi massa. Kedua, berhubung Partai Keadilan hanya terhalang
peraturan pemilu 199924 saja , maka strategi lain bisa dilakukan yaitu
membuat partai baru yang simbolnya tidak jauh berbeda dengan Partai
Keadilan.25
Dan pilihan yang diambil Partai Keadilan adalah melebur kedalam tubuh
Partai Keadilan Sejahtera karena Partai Keadilan Sejahtera dianggap memiliki
kesamaan visi dan cita-cita dengan Partai Keadilan. Hal ini tertuang dalam
Musyawarah Majelis Syuro XIII Partai Keadilan yang berlangsung di Wisma
Haji Jawa Barat, Bekasi pada 17 April 2003. dan pada 20 April 2003 secara
resmi Partai Keadilan menyatakan bersedia bergabung dengan Partai Keadilan
Sejahtera.26
23 Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, h. 287. 24 Undang-undang Pemilu tahun 1999 Bab VII pasal 39 mengenai syarat keikutsertaan dalam pemilihan umum. 25 Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, h. 289. 26 Www.Pk-Sejahtera.org, tanpa tanggal.
Dalam AD / ART Partai Keadilan Sejahtera dinyatakan bahwa Partai
Keadilan Sejahtera didirikan pada Sabtu tanggal 20 April 2002. Dengan
demikian Partai Keadilan Sejahtera, yang dipimpin Al-Muzzamil Yusuf,
merupakan partai tersendiri yang secara organisasi berbeda dengan Partai
Keadilan sebelum Partai Keadilan bergabung secara resmi pada tanggal 3 Juli
2003. “Partai Keadilan Sejahtera sudah dipilih dalam Munas istimewa Partai
Keadilan sebagai wadah untuk melanjutkan dakwah dan perjuangan”, kata
Hidayat Nurwahid setelash pendeklarasian Partai Keadilan Sejahtera di
Lapangan Monas Jakarta.27
Menanggapi hal ini Al-Muzzammil Yusuf, ketua umum Partai Keadilan
Sejahtera sebelum Partai Keadilan bergabung, menyatakan kegembirannya.
Menurutnya, dengan bergabungnya Partai Keadilan dengan Partai Keadilan
Sejahtera diharapkan bisa menghasilkan sinergi positif dalam pemilu 2004.28
Partai Keadilan bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera yang
dilakukan di kantor pengacara Tri Sulistyowarni di Pamulang, Tangerang,
dengan Hidayat Nurwahid menjadi ketua umum partai. Dengan penggabungan
ini seluruh aset milik Partai Keadilan menjadi milik Partai Keadilan Sejahtera,
termasuk anggota dewan dan para kadernya.29
Secara umum ada yang membedakan penampilan antara Partai Keadilan
dan Partai Keadilan Sejahtera, ada beberapa perubahan seperti karakteristik
aktivis yang lebih militan tercermin pada wajah Partai Keadilan. Kebanyakan
dari mereka adalah aktivis-aktivis awal gerakan tarbiyah yang sedikit banyak
27 Www.Kompas.com, tanpa tanggal. 28 Www.Kompas.com, tanpa tanggal. 29 Www.Pk-Sejahtera.org, tanpa tanggal.
berinteraksi dan melihat secara langsung bagaimana rezim orba itu
berlangsung.30
Dalam hal dukungan, pemilu 1999 menunjukkan dukungan massa yang
masih terbatas bagi Partai Keadilan, dalam kampanyenya cenderung dihadiri
oleh kelompok tertentu yang sebagian besar adalah kalangan santri yang kaum
wanitanya kebanyakan memakai jilbab. Namun sebaliknya konfigurasi elit
Partai Keadilan Sejahtera lebih menampakkan warna yang lebih cair dan
terbuka. Kampanye yang diorganisasi oleh Partai Keadilan Sejahtera nampak
lebih menarik dan kreatif.
Yang juga membedakan antara Partai Keadilan dan Partai Keadilan
Sejahtera adalah pada penekanan isu-isu Islam dalam kampanye. Partai
Keadilan cenderung lebih lugas dalam menampakkan warna Islam dan
sebaliknya Partai Keadilan Sejahtera mulai mengurangi warna-warna
keagamaan yang mencolok dalam kampanye. Program-programnya pun
dibahasakan dalam bahasa umum yang mengena pada masyarakat bawah.
Jargon-jargon kampanye itu antara lain ‘PKS Bersih dan Peduli”.31
Tak hanya itu Partai Keadilan memperluas visi Partai Keadilan ke Partai
Keadilan Sejahtera. Visi Partai Keadilan dicanangkan sebagai “pelopor
penegakan sistem Islam dalam bingkai persatuan umat dan kesatuan bangsa”
setelah menyatu dengan Partai Keadilan Sejahtera, maka visi tersebut
dirumuskan lebih komprehensif lagi, yaitu sebagai” partai dakwah penegak
keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai persatuan umat dan bangsa”.32 Ada
30 Yon Machmudi, Partai Keadilan Sejahtera Wajah Baru Islam Politik Indonesia, h. 105. 31 Yon Machmudi, Partai Keadilan Sejahtera Wajah Baru Islam Politik Indonesia, h. 107. 32 Sapto Waluyo, Kebangkitan Politik Dakwah Konsep dan Praktik Politik Partai Keadilan Sejahtera Di Masa Transisi, (Bandung: Harakatuna,2005), h. 154-155.
persamaan antara visi dan misi Partai Keadilan dan Partai Keadilan Sejahtera,
keduanya sama baik dalam redaksional maupun makna yaitu jadi pemersatu
umat dan bangsa. Walaupun kesannya didalam visi ini tugas penegakkan
sistem dan syariat islam menjadi terkubur namun kenyataannya penegakkan
sistem dan syariat islam itu justru melekat dalam jati diri “Partai Dakwah” ini.
Hal yang sama juga ada dalam misi Partai Keadilan salah satunya yaitu
“memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak
kezaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas”.
Sedangkan Partai Keadilan misinya berbunyi “ikut memberi kontribusi positif
bagi pengemban dan kemajuan peradaban dunia”.33
Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera secara resmi tertanggal 20 april
2002 merupakan langkah strategis dalam menjawab hambatan tentang
electoral treshold. Bisa dipastikan visi dan misi tidak bergeser dari khittah
yang ada, kalaupun ada perbedaan hanya dalam bentuk redaksional dan teknis
semata. Disini terlihat persamaan misi baik bentuk redaksional maupun makna
antara kedua partai tersebut.
C. Nama dan Lambang Partai
1. Nama Partai
Nama sebuah partai politik dan juga lambangnya tentu saja
mempunyai landasan filosofis yang dalam, demikian juga dengan nama
dan lambang Partai Keadilan Sejahtera. Partai yang diberi nama Partai
Keadilan Sejahtera ini mengacu kepada tema universal dan substansi
keadilan itu sendiri. Kata “keadilan” dari kata bahasa arab, Yaitu ‘Adlu,
33 Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, h. 292.
‘Adala, ‘Aadil.34 Keadilan yang sebenarnya adalah keadilan yang ilahiah,
yang religius, yang mengacu kepada nilai-nilai agama dan moral. Yang
dimaksud adil adalah jangan sampai memunculkan sesuatu yang bersifat
zalim, sesuatu yang aniaya, yang menyebabakan kerusakan, kehancuran,
ketidak berlanjutan dan juga “keadilan” merupakan sunnah kauniyyah35
yang bisa membuka jalan bagi nilai kebenaran, kebaikan, keindahan dan
kebahagiaan sehingga diharapkan dengan menegakkan keadilan bangsa
Indonesia bisa lebih baik di masa depan.
Sedangkan keadilan dalam versi resmi DPP Partai Keadilan ialah
meletakkan sesuatu pada tempatnya tanpa melampaui batas.36 Tambahan
nama “sejahtera” menjadi alternatif yang mendapat dukungan. Filosofis
dalam penamaan “sejahtera” yaitu untuk memberi tekanan yang lebih
besar, bukan saja pada perjuangan hukum pada tingkat politik, tapi juga
ingin menyelesaikan persoalan kesejahteraan yang ada pada masyarakat
tingkat bawah.
2. Lambang Partai
Dalam Anggaran Dasar Partai Keadilan Sejahteradikatakan
lambang Partai Keadilan Sejahtera agak berbeda dengan kebanyakan
lambang partai Islam lainnya. Rata-rata mereka mencantumkan simbol
“bulan-bintang” seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Masyumi Baru
dan Partai Umat Islam (PUI). Partai Keadilan Sejahtera berlambangkan
34 Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia, (Jakarta: Teraju, 2003), h. 234. 35Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, h. 155. 36Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia, h. 235.
dua bulan sabit dengan untaian padi tegak lurus berwarna kuning emas.
Dalam perisai segi empat persegi panjang berwarna hitam bergambar
ka’bah. Dibagian atas tertulis PARTAI KEADILAN dan dibagian dalam
kotak ka’bah tertulis SEJAHTERA berwarna kuning emas.37
Kenyataan ini sebagai sebuah upaya untuk membangun identifikasi
diri yang berbeda mewakili generasi baru dan semangat baru tanpa harus
dibayang-bayangi masa lalu. Lambang ini juga merangkum entitas yang
tegas dan kuat, nama yang digunakan untuk mengidentifikasi yang selama
ini banyak digunakan misalnya: gerakan Tarbiyah, gerakan Usrah, aktivis
Rohis (Rohani Islam).38
Tafsir dari lambang Partai Keadilan Kesejahteraan tersebut adalah
sebagai berikut:
Perspektif Gambar Makna
Bentuk Kotak Kesetaraan, keteraturan,
keserasian.
Ka’bah Kesatuan Umat
Bulan Sabit Lambang kemenangan
Islam, Dimensi Waktu,
Keindahan, Kebahagiaan,
Pencerahaan,
37 Www.Pk-Sejahtera.org, tanpa tanggal. 38 Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah di Indonesia, h. 238
Kesinambungan Sejarah
Untaian Padi Tegak
Lurus
Keadilan, Ukhuwah,
Istiqamah, Berani dan
ketegasan yang
mewujudkan
kesejahteraan
Warna Putih Bersih, Kesucian
Hitam Aspiratif, Kepastian
Kuning Emas Kecemerlangan,
Kegemilangan,
Kejayaan39
Makna lambang partai secara keseluruhan, Bermakna:
“menegakkan nilai-nilai keadilan berlandaskan pada kebenaran,
persaudaraan dan persatuan menuju kesejahteraan dan kejayaan umat dan
bangsa.40
D. Visi Misi dan Platform
VISI
Visi Umum :
“SEBAGAI PARTAI DAKWAH PENEGAK KEADILAN DAN
KESEJAHTERAAN DALAM BINGKAI PERSATUAN UMMAT
DAN BANGSA”
39 DPP Partai Keadilan, Sekilas Partai Keadilan, (Jakarta, 1998), h. 155. 40Www.Pk-Sejahtera.org, tanpa tanggal.
Visi Khusus :
“PARTAI BERPENGARUH BAIK SECARA KEKUATAN
POLITIK, PARTISIPASI, MAUPUN OPINI DALAM
MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG MADANI
Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai: 1. Partai dakwah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam didalam proses
pembangunan kembali umat dan bangsa di berbagai bidang.
3. Kekuataan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai
kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yamg
rahmatan lil alamin.
4. Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia .
MISI
1. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai
anashir taghyir.41
2. Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang islami di
berbagai bidang sebagai markas taghyir dan pusat solusi.
3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi
penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.
41 Anashir Taghyir adalah unsur perubah, perubah peradaban, kondisi, akhlak kearah cahaya Islam.
4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan,
pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.
5. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara
konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam.
6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah
dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya
ukhuwah islamiyah dan wihdatuk-ummah dan dengan berbagai
komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam
merealisir agenda reformasi.
7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan
menolak kezaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang
tertindas.
Platform
Segi Kebijakan Makro Ekonomi
Lingkungan investasi bersih, moneter terkendali, redistribusi aset, privatisasi terencana.
Segi Pemberdayaan Ekonomi
UKM yang mandiri, pembelaan wong cilik, pembentukan balai latihan
kerja, redistribusi aset menganggur, ( land reform, restrukturisasi aset
publik), lembaga keuangan syariah.
Segi Sektor Petani
Reposisi petani berdaya, infrastruktur pertanian modern, organisasi
petani kuat, kebijakan perlindungan petani.
Segi Sektor Buruh
Peningkatan kualitas gerakan buruh, perubahan kebijakan, penegakan
hukum adil, paradigma baru dakwah advokatif.
Segi Sektor Usaha Kecil dan Menengah
Optimalisasi sumber daya lokal, infrastruktur penunjang, aksesibilitas
dana, teknologi tepat guna, informasi pasar.
Segi Kebijakan Pendidikan
Penuhi anggaran pendidikan 20 % APBN, kesejahteraan kaum
pendidik, perlusan wajib belajar, sistem pendidikan komprehensif,
desentralisasi / deregulasi dan partisipasi masyarakat.
Segi Perempuan Indonesia
Perempuan Indonesi Bertakwa, Sejahtera, Cerdas, Berdaya,
Berbudaya.
Segi Keluarga Indonesia
Keluarga sejahtera, berkualitas, dan berdaya.
Segi Kepeloporan Pemuda
Kampanye regenerasi, pengembangan lembaga kader, terobosan
kepemimpinan, pembelajaran kolektif, konsensus baru untuk
kompetensi bangsa.
Segi Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Kesehatan adalah modal utama bagi kekuatan bangsa, kesehatan
paripurna yaitu keadaan tubuh, mental, moral, sosial dan spiritual yang
memungkinkan manusia hidup sejahtera untuk beribadah kepada Allah
Swt.
Segi Iptek dan Industri
Integrasi Iptek dan Industri, tekno-struktur, etika dan budaya,
mekanisme koordinasi, industri strategis.
Segi Lingkungan Hidup
Pembangunan integral, berkelanjutan, dan partisipasi total, serta
tanggung jawab internasional.
Segi Kebijakan Politik Nasional
Sistem pemilihan legislatif yang representatif, seleksi kepemimpinan
nasional dan lokal secara langsung, refrormasi birokrasi sistematik dan
berkesinambungan, pemberantasan korupsi yang tegas dan tanpa
pandang bulu, keteladanan pejabat publik dan kematangan masyarakat
mengontrol pemerintah, proporsionalitas dan efektivitas pelaksanaan
Otonomi Daerah.
Segi Pertahanan dan Keamanan
Reposisi Polri dan TNI yang profesional dan bertanggung jawab
kepada negara, peningkatan kesejahteraan prajurit, pendekataan
keamanan berlandaskan keadilan dan kesejahteran, penguatan armada
laut dan udara untuk mengamankan wilayah perbatasan, perekatan
etnik / agama / golongan yang beragama daalam bingkai kebangsaan
baru.
Segi Komunikasi dan Informasi
Penegakan etika profesi dan sanksi hukum, pemerintahan sebagai
fasilitator terhadap media publik, anti monopoli pemilikan media,
pengembangan media komunitas, pendidikan publik untuk menembus
akses informasi nasional dan lokal, RUU Kebebasan Informasi.
BAB II
SEPUTAR MASYARAKAT MADANI
A. Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat madani atau yang disebut juga dengan civil society memiliki
banyak definisi dan definisi itu terus berkembang. Beberapa terjemahan yang
sering dipakai di Indonesia adalah masyarakat sipil, masyarakat madani,
masyarakat beradab dan masyarakat warga. Terjemahan masyarakat sipil
jarang digunakan karena dirasa menyederhanakan masalah karena pengertian
sipil sering didikotomikan dengan militer. Sementara masyarakat warga yang
dilontarkan oleh Franz Magnis Suseno juga jarang digunakan karena dianggap
lebih cocok sebagai terjemahan dari citizenship. Sedang masyarakat beradab
atau masyarakat madani diperkenalkan oleh Nurcholish Madjid dan ICMI.
1. Masyarakat Madani Dan Perkembangannya
Dilihat dari perspektif sejarah, maka akar pemikiran mengenai civil
society dapat dilacak jauh kebelakang. Versi awalnya dapat ditemukan dalam
karya Aristoteles yaitu Politike Koinonia (Political Society atau Community)
atau yang dirumuskan dalaam bahasa latin Societies Civilis, yaitu sebuah
komunitas politik tempat warga terlibat langsung dalam berbagai percaturan
ekonomi politik dan pengambilan keputusan.42
42 Azyumardi Azra, Pendidikan Kewargaan:Demokrasi, HAM, Masyarakat Madani, (Jakarta: Tim ICCE UIN, 2003), h. 243.
Dalam perkembangan berikutnya, filsuf-filsuf besar seperti Hobbes dan
Locke yang merumuskan teori “kontrak sosial” memisahkan adanya negara di
satu sisi dengan masyarakat madani sisi lainnya. Menurut Hobbes, masyarakat
madani harus memiliki kekuasaan mutlak, agar mampu sepenuhnya
mengontrol dan mengawasi secara ketat pola-pola interaksi setiap warga
negara terutama perilaku politiknya. Sementara menurut John Locke,
kehadiran masyarakat madani dimaksudkan untuk melindungi kebebasan dan
hak milik setiap warga negara dan berusaha menghidupkan peran masyarakat
dalam menghadapi kekuasaan mutlak para raja dan hak-hak istimewa para
bangsawan. Ini ia tulis dalam bukunya Civillian Government (Pemerintahan
Sipil). Dalam tulisannya itu, John Locke membangun pemikiran otoritas umat
untuk merealisasikan kemerdekaan dari kekuasaan elite yang memonopoli
kekuasaan dan kekayaan dan hal itu dapat diwujudkan dalam demokrasi
parlementer.43
Jika dalam rumusan Hobbes kontrak sosial hadir dalam bentuk political
or civil society maka Montesque makin mempertegas pembedaan tersebut
dengan menyatukan pemikiran dua”kontrak” (Sosial dan Pemerintahan) d atas
dengan hukum romawi yang membedakan antara civil society and public law,
yang terakhir ini mengatur hubungan antara penguasa dan yang dikuasai
sementara yang pertama mengatur antara sesama warga masyarakat .
43 Fahmi Huwaydi, Demokrasi, Oposisi dan Masyarakat Madani, (Bandung: Mizan, 1993), cet ke-1, h. 296.
Terlepas dengan perbedaan yang ada, para pemikir diatas telah
meletakkan dasar bagi perumusan kembali konsep modern tentang masyarakat
madani. Hegel adalah pemikir yang kemudian mensintesakan berbagai
pemikiraan disekitar tema ini yang berkembang pada akhir abad 18. Menurut
Cohen dan Arato secara spesifik, komponen modern dalam konsep masyarakat
madani hasil sintesa Hegel ditandai oleh tiga ciri:
1) Hegel mengambil alih tradisi natural law dan rumusan Kant tentang
universilitas individu sebagai penggenggam hak dan kesadaran moral.
2) Ia menggeneralisasi pembedan yang dilakukan pada zaman pencerahan
antara negara dan masyarakat madani dan sekaligus melibatkan
interpretasinya.
3) Ia mengambil alih dari Ferguson dan disiplin baru, yakni ekonomi
politik yang memberikan penekanan pada masyarakat madani“the
locus and cariier of material civilization.
Menurut Hegel, masyarakat itu bukanlah satu-satunya yang dibentuk
dalam perjanjian kemasyarakatan (Social Contract). Dengan kata lain
masyarakat madani merupakan satu bagian saja daai tatanan politik (Political
Order). Secara keseluruhan bagian tatanan politik yang lain adalah negara.
Hegel membedakan antara masyarakat madani dengan masyarakat politik,
yaitu bahwa kalau masyarakat madani adalah bentuk perkumpulan yang
bersifat spontan dan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat tetapi
bergantung pada hukum, sedangkan masyarakat politik adalah lembaga hukum
dan politik yang mengayomi masyarakat secara keseluruhan.44 Sedangkan
Karl Marx memahami masyarakat madani sebagai “masyarakat borjuis”.45
Maka ia harus dilenyapkan untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas. Bila
Marx menempatkan masyarakat madani pada basis material, maka Gramsci
meletakkannya pada superstruktur, berdampingan dengan negara yang ia sebut
sebagai Political Society.
Periode berikutnya, wacana masyarakat madani dikembangkan oleh
Alexis De Tocqueville yang mengkritik teori Hegel, yang menurutnya terlalu
memberikan posisi unggul terhadap Negara dan mereka sepakat untuk
mengembalikan dimensi kemandirian dan pluralitas dalam masyarakat
madani. Bagi De Tocqueville, kekuatan politik dan masyarakat madani lah
yang menjadikan demokrasi di Amerika mempunyai daya tahan. Dengan
terwujudnya pluralitas dan kemandirian dalam masyarakat madani maka
warganegara akan mampu mengimbangi dan mengontrol kekuatan negara.46
Dari berbagai model pengembangan masyarakat madani diatas, model
Gramsci dan Tocqueville-lah yang menjadi inspirasi gerakan pro-demokrasi di
Eropa Timur dan Tengah pada akhir 80-an.
Masyarakat madani merupakan suatu entitas yang keberadaannya
menerobos batas-batas kelas (Marx) serta memiliki kapasitas politik yang
tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan pengimbang (balancing force) dari
kecenderungan intervensionis negara (Hegel) dan pada saat yang sama mampu
pula menjadi kekuataan reflektif kritis tidak saja terhadap lingkungan
44 M.Dawam Rahardo, et-al, Membongkar Mitos Masyarakat Madani, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), cet ke-1, h. 21. 45 Azyumardi Azra, Pendidikan Kewargaan: Demokrasi,HAM, Masyarakat Madani, h. 245. 46 Muhammad AS Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1999) ,cet ke-2, h. 2.
eksternalnya, tetapi juga dirinya sendiri. Secara sederhana keragaman konsep
masyarakat madani terlihat dalam Bagan dibawah ini.
Di Indonesia, kata masyarakat madani merupakan istilah yang
diperkenalkan oleh Anwar Ibrahim dalam acara festival istiqlal II di Jakarta
pada tanggal 26 september 1995, yang dalam pidatonya mengartikan
masyarakat madani adalah sebuah masyarakat yang didalamnya tercita
kemandirian dalam pelaksanan kreativitas berdasarkan nilai-nilai, norma-
norma dan hukum yang berlaku baik itu dalam pelaksanaan pemerintahan
maupun didalam masyarakat itu sendiri. Kemudian konsep masyarakat madani
dikembangkan oleh para pemikir Indonesia seperti Nurcholish Madjid,
Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin, Azyumardi Azra dan lain-lain.
AS Hikam mengartikan masyarakat madani sebagai wilayah-wilayah
kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain: kesukarelaan
(Voluntary), keswasembadaan (Self Generting) dn keswadayaan (Self
Konsep Masyarakat
Madani
Locke Hobbes Rousseau
Hegel
Marx
Gramsci
Tocqueville
Cohen dan Arato
Masyarakat Madani = Masyarakat Politik = Negara
• Masyarakat Madani = Masyarakat Ekonomi (burgerliche geselischaft)
• Masyarakat Politik =- Negara
• Masyarakat Madani • Masyarakat Ekonomi • Masyarakat Politik = Negara
• Masyarakat Madani • Masyarakat Ekonomi • Masyarakat Politik • Negara
Supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara dan keterikatan
dengan nilai-nilai dan norma-norma hukum yang diikuti oleh warganya.47
Sementara Rustam Ibrahim memahami masyarakat madani itu ditandai
adanya berbagai organisasi didalam masyarakat yang keberadannya relatif
otonom dari negara dan mampu mengatur dirinya sendiri dalam bentuk
Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga atau peraturan lainnya seperti
Code of Conduct dan mampu menegakkan aturan-aturan tersebut dengan baik.
Selain itu organisasi anggota diakui dan dilindungi hak-haknya termasuk hak-
hak sipil dan hak politik.48 Dengan demikian, komponen utama masyarakat
madani adalah individu, organisasi sipil, pers, masyarakat, kampus atau
akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kelompok-kelompok
diskusi yang hak-hak sipil dan hak-hak politiknya dilindungi. Menurut
Kuntowijoyo, bahwa masyarakat madani berwatak dinamis, terbuka dan
kenyataan riil dalam sejarah, bukan masyarakat yang utopis dan bisa dilihat
dari berbagai sudut pandang baik dari kacamata agama, aliran pemikiran
ataupun mazhab filsafat.
Nurcholish Madjid mengartikan masyarakat madani sebagai masyarakat
yang berperadaban karena tunduk dan patuh kepada ajaran kepatuhan yang
dinyatakan dalam supremasi hukum dan peraturan. Nurcholish Madjid melihat
gambaran ideal masyarakat madani sebagai kehidupan bermasyarakat dan
bernegara pada masa Nabi Muhammad saw di Madinah yang telah merintis
dan memberi teladan kepada umat manusia dalam membangun masyarakat
madani dan kemudian dilanjutkan oleh para khalifah yang bijaksana 47 Muhammad AS Hikam, Demokrasi dan Civil Society , h. 3. 48 Rustam Ibrahim, “Civil society dan LSM di Indonesia” dalam Kastorius Sinaga (ed) Menuju Masyarakat Madani, (Jakarta: INPI-Pact, 1998), h. 21.
(Khulafaur-Rasyidin).49 Menurut Nurcholish masyarakat madani adalah
masyarakat yang berperadaban (madanniyah). Masyarakat madani merupakan
tatanan sosial politik yang sangat modern pada zamannya yang dicirikan
dengan komitmen dan partisipasi masyarakat yang tinggi, keterbukaan para
pemimpin, menghargai pluralisme dan toleransi.
Dalam perspektif Islam, konsep tentang civil society juga tercakup dalam
paradigma masyarakat madani, bahkan masyarakat madani telah benar-benar
terbangun dan bukan hanya sekedar impian.50 Istilah masyarakat madani
menurut Al-Ahasiri merupakan terjemahan dari kosakata bahasa Arab,
Mujtamaa Madani yang secara etomologis mempunyai dua arti. Pertama,
“masyarakat kota”, karena madani adalah turunan dari kata bahasa Arab
Madinah yang berarti kota. Kedua,”masyarakat berperadaban”, karena madani
adalah juga turunan dari kata bahasaAarab Tammadun atau Madaniyyah yang
berarti peradaban dalam bahasa Inggris dikenal sebagai civility atau
civilization. Kata “Madinah” yang biasa berarti “kota”, berasal dari kata yang
sama dengan madaniyyah atau tamaddun berarti “peradaban” (civilization).
Membangun masyarakat peradaban itulah yang dilakukan Nabi selama
sepuluh tahun di Madinah. Beliau membangun masyarakat yang adil, terbuka,
dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-
NYA. Taqwa kepada Allah dalam arti semangat ketuhanan Yang Maha Esa,
yang dalam peristilahan Kitab Suci juga disebut semangat Rabbaniyah
(QS Al-Imran: 79) atau ribbiyah (QS Al-Imran: 146). Inilah hablun mim
49 Ahmad Baso, Civil Society Versus Masyarakat Madani: Arkeologi Pemikiran Civil Society Dalam Islam Indonesia, h. 21. 50 Ulasan tentang Masyarakat Madani berikut dikutip dari Saiful Hamiwanto dan M.Ali Said dalam “Masyarakat Madani:Mimpi Lama Judul Baru?”, www.Hidayatullah.com.
Allah, tali hubungan dengan Allah, dimensi vertikal hidup manusia, salah satu
jaminan untuk manusia agar tidak jatuh hina dan nista. Nabi Muhammad
Rasulullah sendiri yang memberi teladan kepada umat manusia ke arah
pembentukan masyarakat peradaban. Setelah belasan tahun berjuang di kota
Mekkah tanpa hasil yang terlalu menggembirakan, Allah memberikan
petunjuk untuk hijrah ke Yastrib, kota yang subur sekitar 400 km sebelah utara
Mekkah. Sesampai di Yastrib, Nabi disambut oleh penduduk kota itu,
Kemudian setelah mapan dalam kota hijrah itu, Nabi mengubah nama Yastrib
menjadi al-Madinat al-nabiy (kota nabi).
Karena itu tindakan Nabi mengubah nama Yastrib menjadi Madinah,
pada hakikatnya adalah sebuah pernyataan niat, atau proklamasi, bahwa beliau
bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum
Anshar hendak mendirikan dan membangun mansyarakat beradab.
Tak lama setelah menetap di Madinah itulah, Nabi bersama semua
penduduk Madinah secara konkret meletakkan dasar-dasar masyarakat
madani, dengan menggariskan ketentuan hidup bersama dalam suatu dokumen
yang dikenal sebagai Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah). Dalam dokumen
itulah umat manusia untuk pertama kalinya diperkenalkan, antara lain, kepada
wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan politik, khususnya
pertahanan, secara bersama-sama. Dan di Madinah itu pula, sebagai
pembelaan terhadap masyarakat madani, Nabi dan kaum beriman diizinkan
mengangkat senjata, perang membela diri dan menghadapi musuh-musuh
peradaban.
Inilah dokumen penting yang membuktikan betapa sangat majunya
masyarakat yang dibangun kala itu, disamping juga memberikan penegasan
mengenai kejelasan hukum dan konstitusi sebuah masyarakat yang bahkan
menurut Dr.Ahmad Hatta, peneliti pada lembaga Pengembangan Pesantren
dan Studi Islam (LP2SI) Al-Haraman dengan menyetir pendapat Hamidullah
(First Written Constitutions in The World, Lahore,1958), Piagam Madinah ini
adalah konstitusi tertulis pertama dalam sejarah manusia. Konstitusi ini telah
mengatur apa yang sekarang orang ributkan tentang hak-hak sipil (Civil
Rights) atau lebih dikenal dengan hak asasi manusia (HAM) jauh sebelum
kemerdekaan Amerika (American Declaration Independence,1776), Revolusi
Perancis (1989) dan Deklarasi Universal PBB tentang HAM (1948)
dikumandangkan.
Secara formal Piagam Madinah mengatur hubungan sosial antara
komponen masyarakat. Pertama, antar sesama muslim adalah satu ummat
walaupun mereka berbeda suku. Kedua, hubungan antara komunitas muslim
dengan non muslim didasarkan dengan prinsip bertetangga baik, saling
membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang
teraniaya, saling menasehati dan menghormati kebebasan beragama. Akan
tetapi secara umum sebagaimana terbaca dalam teks, Piagam Madinah
mengatur kehidupan sosial penduduk Madinah secara lebih luas. Ada dua nilai
dasar yang tertuang dalam Piagam Madinah yang menjadi dasar bagi
pendirian sebuah negara Madinah kala itu. Pertama, prinsip kesederajatan dan
keadilan (Al-musawwah Wal Adalah). Kedua, inklufisme atau keterbukaan.
Kedua prinsip itu lalu dijabarkan dan ditanamkan dalam bentuk beberapa nilai
universal, seperti konsistensi (i’tidal), keseimbangan (tawazun), moderat
(tawasut) dan toleran (tasamuh).
Maka dari nama ini masyarakat madani bisa berarti sama dengan civil
society, yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban.
Masyarakat yang dibangun pada zaman rasul tersebut identik dengan civil
society karena secara sosio-kultural mengandung substansi keadaban (civility),
karena itu model masyarakat model ini sering dijadikan model sebuah
masyarakat modern. Masyarakat ini telah melakukan lompatan jauh kedepan
dalam kecanggihan tata sosial dan pembangunan sistem politiknya,
masyarakat berbudi luhur atau berakhlak mulia itulah masyarakat
berperadaban, masyarakat madani, civil society, masyarakat yang untuk zaman
dan tempatnya sangat modern, bahkan terlalu modern sehingga setelah nabi
wafat tidak bertahan lama.51
Menurut Ahmad Hatta, masyarakat Madinah bernilai peradaban itu dapat
dibangun hanya setelah Rasulullah melakukan reformasi dan transformasi
kedalam individu yang berdimensi aqidah, ibadah dan akhlak. Karena itu iman
dan moralitas menjadi landasan dasar Piagam Madinah.
Masyarakat madani warisan Nabi yang bercirikan egaliterianisme,
penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi bukan prestise seperti
keturunan, kesukuan, ras, keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat
penentuan kepemimpinan melalui pemilihan bukan berdasarkan keturunan.52
Atas pertimbangan ajaran itulah Nabi dalam rangka menegakkan masyarakat
madani atau civil society tidak pernah membedakan antara orang atas dan 51 Nurcholish Madjid, Cita-cita Politik Islam Era Reformasi, (Jakarta: Paramadina, 1999), cet ke-1, h. 168. 52 Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Era Reformasi, h. 170.
orang bawah bahkan untuk keluarga sendiri. Seperti Nabi memperlihatkan
sikap tegas kepada keluarga dan puterinya sendiri yang bernama Fatimah yang
dalam hadisnya beliau mengatakan “kalaulah Fatimah puteri nabi mencuri,
pastilah akan aku potong tangannya. Itu terlihat bahwa Nabi tidak pernah
bertindak diskriminatif dalam memberikan hukuman kepada warganya yang
bermasalah termasuk puterinya sendiri.53
Masyarakat madani menurut Masykuri Abdillah mengartikan sebagai
arena tempat berbagai gerakan sosial (seperti himpunan ketetanggaan,
kelompok wanita, kelompok keagamaan dan kelompok keintelektualan), serta
organisasi sipil dari semua kelas (seperti ahli hukum, wartawan, serikat buruh
dan usahawan) berusaha menyatakan diri mereka dalam suatu himpunan,
sehingga mereka dapat mengekspresikan diri mereka sendiri dan memajukan
berbagai kepentingan mereka.54
Masyarakat madani adalah masyarakat yang tidak menghendaki
digunakannya kekerasan untuk memecahkan masalah karena disadari
penggunaan kekerasan hanya akan membawa korban yang jika terjadi berarti
masyarakat madani telah mengkhianati komitmennya sendiri akan keluhuran
nilai kehidupan sesuai HAM.55 Komitmen masyarakat madani dalam
hubungan antara seseorang dengan lingkungan sosialnya adalah meletakkan
sesuatu ditempatnya secara proposional tanpa melampaui batas.
Kepemimpinan masyarakat madani adalah kepemimpinan yang berdasarkan
53 Masykur Hakim dan Tanu Widjaya, Model Masyarakat Madani, (Jakarta: Intimedia, 2003), cet.ke-1, h.36 54 Masykuri Abdillah, “Islam dan Masyarakat Madani”, Kompas 27 Februari 1999, h. 4. 55 Rizal Sukma dan J.Kristiadi, Hubungan Sipil-Militer dan Transisi Demokrasi Di Indonesia: Perspektif Sipil dan Militer, (Jakarta: CSIS, 1999), h. 119.
ketauladanan selain itu seorang pemimpin masyarakat madani akan berpegang
teguh pada komitmen demokrasi dan nilai kemadanian.
Idealnya, masyarakat madani tidak hanya sekedar terwujudnya
kemandirian berhadapan dengan negara melainkan juga terwujudnya nilai-
nilai keadilan, persamaan, kebebasan dan kemajemukan (pluralisme).
2. Perbedaan Masyarakat Madani dan Civil Society
Kalau dilihat dari segi sosiologi, pengertian "madani" dan "masyarakat
madani" ini ikatannya dengan pengertian "kota" itu terutama disebabkan
karena pengertian tersebut pertama itu berikatan erat dengan kelas menengah,
sedangkan kelas menengah itu tipikalnya memang penghuni kota. Tapi
sebelum masuk soal sosiologi itu, masih ada satu salah kaprah linguistik yang
mungkin perlu kita soroti lebih dulu, yaitu aposisi pengertian "civil society"
dengan hegemoni ABRI dalam politik. Hal ini tampaknya terjadi karena
terburu-buru menerjemahkan civil society dengan masyarakat sipil.
Bahasa Inggris civil, Indonesianya "bersantun, madani", sedangkan
Bahasa Indonesia Sipil itu Inggrisnya "civilian"
Boleh jadi, salah kaprah itu tidak sepenuhnya kebetulan, karena
munculnya pada saat orang di satu pihak agak sebal dengan kekuasaan militer
yang dirasakannya berlebih-lebihan, di lain pihak masih kurang aman untuk
menyatakan hal itu secara terbuka. Dengan mempertukarkan "bersantun /
beradab" dengan "sipil", tersindirlah suatu penyamaan "militer" dengan
"kurang beradab" yang tentu tak berani dinyatakan secara terbuka. Bagaimana
pun juga, waktu itu memang ada isu bahwa memenangkan "masyarakat
madani" itu mau tak mau harus dengan menghadapi barisan-barisan militer.
Secara historis, lawan "masyarakat madani" itu "masyarakat feodal", hal mana
dihayati oleh perjuangan untuk memenangkan supremasi kelas menengah,
pengganti supremasi lapisan ningrat. Alhasil, "salah kaprah" tersebut diatas
bukan satu kesalahan mutlak atau 100%, sebagaimana halnya juga tidak
sepenuhnya kebetulan bahwa istilah civil dan civilian dalam B.Inggris itu
akarnya sama.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara masyarakat madani dengan
civil society.56 Sementara civil society adalah produk pemikiran Barat modern
merujuk pada sebuah lingkungan kegiatan masyarakat yang terbebas dari
pengaaruh negara dan terkait dengan demokrasi serta perjuangan menentang
penindasan dan kezaliman.57 Karena itu, makna dan definisi yang melekat
pada kedua istilah tersebut sesungguhnya tidak memiliki hubungan sama
sekali.
Benturan awal secara terbuka muncul dalam forum Seminar ”Islam dan
Civil Society”di Indonesia di Jakarta, 17 Desember 1998 lalu.58 NU menerima
masyarakat sipil tetapi tidak masyarakat madani dan kemudian disanggah
Bachtiar Effendy yang menjadi salah seorang panelis dalam forum itu
mengatakan bahwa tidak ada pemisahan antara civil society dan masyarakat
madani, masyarakat madani adalah juga civil society tanpa ada pemisahan
antara dengan lainnya.Terjemahan lain civil society adalah masyarakat sipil.
Salah seorang cendekiawan aktivis Ornop yang giat mempopulerkan istilah
56 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl : 20 september 2007. 57 Adi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), cet.ke-1, h. 41. 58 Ahmad Baso, Civil Society Versus Masyarakat Madani: Arkeologi Pemikiran Civil Society dalam Islam Indonesia,h. 248.
masyarakat sipil di Indonesia ialah Mansoer Fakih. Sepintas terjemahan
tersebut paling tepat untuk istilah civil society. Namun demikian, banyak
orang mengkritik terhadap penggunaan istilah itu yang dapat memunculkan
ragam pengertian. Dapat diartikan masyarakat militer, pengertian sipil
terkesan sebagai tandingan militer. Secara konseptual, masyarakat madani
senantiasa berhadapan atau berlawanan dengan negara sedangkan lawan dari
military adalah civilian, bukan civil.
Beberapa padanan kata “Masyarakat Madani”59
ASING INDONESIA
Koinonia Politike (Aristoteles)
Societas Civilis (Cicero,
Thomas Aquinas)
Commonitas Civilis
Comonitas Politica
Civitas Etat
Burgerliche Gesellschaft
(Georg Wilhelm Friedrich
Hegel, Karl Marx)
Societe Civile (Alexis de
Tocueville)
Civil Society (Adam Ferguson,
John Locke,Thomas Hobbes,
Civil Society (tidak diterjemahkan –
Muhammad AS Hikam, Iwan
Gardono Sudjatmiko)
Masyarakat Warga (Sutandyo
Wignyosubroto)
Masyarakat Kewargaan (Ryaas
Rasyid, Ramlan Surbakti, Franz
Magnis Suseno, Daniel Dhakidae)
Masyarakat Madani (Maswadi Rauf,
Nurcolish Madjid, M.Dawam
Rahardjo, Bachtiar Effendy)
Masyarakat Sipil (Mansour Fakih)
59 Adi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia, h. 43.
Jean Jacques Rousseau,
Antonio Gramsci)
Pendefinisian dan konseptualisasi istilah itu sendiri menunjukkaan
variasi pemikiran dan respons yang berbeda, baik di Barat maupun di
Indonesia, setiap istilah memiliki kelebihan kekurangan tapi dan itu hanya
bersifat simbolik yang paling penting adalah isi dari makna di balik
keseluruhan istilah. Dalam hubungan ini Syed Naquib Al-Attas yang melihat
perbedaan makna istilah masyarakat madani dan masyarakat sipil , tetapi
memiliki kesamaan mendasar didalam penafsirannya, yaitu perjuangan
membangun masyarakat yang demokratis.
Ditinjau dari perspektif manapun inti dari gagasan kedua istilah itu tetap
merupakan bagian dari wacana demokrasi, Dan apabila di dalam masyarakat
madani prinsip-prinsip kebersamaan dijunjung tinggi walaupun mereka punya
agama yang berbeda Dari agama mayoritas masyarakat tersebut akan menjadi
sinergis, sedangkan menurut Hasani masyarakat madani adalah segala aktifitas
masyarakat tidak terlepas dari motivasi keimanan seseorang atau masayarakat
itu sendiri dalam berinteraksi antar personal sedangkan civil society berkonsep
kegotongroyongan yang menitik beratkan nilai kemanusiaan sedangkan
masyarakat madani seolah-olah hanya menerima perintah dari penguasa dan
kurang aktif membangun bersama pemerintah.
Istilah masyarakat madani merupakan terjemahan dari civil society
yakni: suatu komunitas politik yang beradab yang memiliki kode hukum
tersendiri. Titik berat dai konsep ini adalah “civility” atau kewargaan dan
“urbanity” atau budaya kota, dalam pengertian bukan sekedar adanya
konsentrasi penduduk saja, melainkan juga berarti sebagai pusat peradaban
dan kebudayaan, dimana antara lain ciri-cirinya adalah egaliter dan rasional.60
Masyarakat madani itu bukan semata-mata mewadahi kepentingan individu
tetapi didalamnya juga tedapat organnisasi-organisasi yang berusaha melayani
kepentingan orang banyak. Selain itu, masyarakat madani juga memiliki
potensi untuk bisa mengatur dirinya sendiri secara rasional dan mengandung
unsur kebebasan.61
Masyarakat madani adalah istilah yang banyak digunakan oleh kalangan
Cendekiawan Muslim Indonesia. Sebagian Cendekiawan non-Muslim juga
sering memakai istilah itu. Cendekiawan Muslim pengguna istilah masyarakat
madani umumnya berlatar “Islam modernis”, sedangkan Cendekiawan
Muslim dengan latar “Islam kultural” umumnya memilih istilah masyarakat
sipil. Tercatat beberapa Cendekiawan Indonesia pengguna istilah masyarakat
madani, diantaranya Nurcholish Madjid, M.Dawam Rahardjo, Maswadi Rauf
dan Bachtiar Effendy. Bagi mereka, istilah masyarakat madani merupakan
terjemahan yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk civil society. Namun
pengertian masyarakat madani dan civil society sesungguhnya memiliki
beberapa perbedaan. Masyarakat madani memiliki perjalanan sejarah sendiri
yang merujuk segala bentuk aktivitas masyarakat berdasarkan norma-norma
keislaman.
60 M. Dawam Rahardjo, Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengah dan Perubahan Sosial, (Jakarta: 1999), h. 142-143. 61 M. Dawam Rahardjo, Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengah dan Perubahan Sosial, h. 146.
Dan menurut Mabruri masyarakat madani lebih berlandaskan tata cara
kehidupan bermasyarakat dengan landasan-landasan teologis dalam Islam dan
ini tentu dari konsensus bersama sedangkan untuk civil society lebih kepada
semangat untuk kesetaraan didalam sebuah tatanan demokrasi.62
Bila sejak awal disepakati bahwa penerjemahan istilah lebih merupakan
soal teknis belaka. Pendefenisian dan konseptualisasi istilah itu sendiri
menunjukkan variasi pemikiran dan respons yang berbeda, baik di Barat
maupun di Indonesia. Setiap istilah memiliki kelebihan dan kekurangan,
argumen pembelaan dan alasan pembenaran masing-masing. Karena itu, hal
paling penting untuk dikedepankan adalah substansi makna daripada
memperdebatkan istilah yang pada dasarnya bersifat simbolik.
3. Masyarakat Madani Menurut Al-Qur’an
Masyarakat madani merupakan masyarakat yang ideal karena
masyarakat masyarakat madani adalah masayarakat yang berdiri diatas sikap-
sikap : 1. Egaliterianisme, 2. Rasional, 3. Kemandirian, 4. Kebebasan, 5.
Penghormatan terhadap hukum, 6. Menghargai individu berdasarkan prestasi.
Dan Islam memiliki konsep tentang masyarakat ideal dan karenanya Islam
juga berkepentingan untuk mengubah masyarakat menuju cita-cita idealnya.
Gagasan bermasyarakat dan kenegaraan itu misalnya disebut konsep ummah63
sebagaimana termuat dalam Al-Quran dan kemudian di obyektivikasikan
dalam pembentukan Negara Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah
Muhammad. Komunitas ummah dalam Negara Madinah mengembangkan 62 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007. 63 Nurcholish Madjid, Cita-cita Politik Islam Era Reformasi, (Jakarta: Paramadina, 1999), cet ke-1, h. 8.
nilai-nilai kemasyarakatan modern yang sejalan dengan nilai-nilai dasar
masyarakat madani karena konsep kemasyarakatan yang ditekankan Al-Quran
adalah model masyarakat mandiri yang mampu mengatur dirinya sendiri.
Dalam Piagam Madinah sebagai bukti pelaksanaan cita-cita mendirikan
masyarakat madani pada zaman Nabi dijelaskan beberapa masalah yang mesti
dilaksanakan masyarakat Madinah secara keseluruhannya. Antara isi piagam
berkenaan adalah persamaaan, keadilan pengakuan atas hak-hak dasar,
pengakuan hak individu, tolong-menolong, amar makruf nahi mungkar, saling
nasihat menasihati, ukhuwah, kesetiaan, keamanan, perlindunag terhadap
orang lemah, perlindungan terhadap orang Yahudi dan penghormatan atas
hak-hak mereka, perpaduan dalam perdamaian, pertahanan Negara tanggung
jawab bersama, qisas, kebebasan beragama, cinta damai dan kepemimpinan.
Masyarakat madani pada zaman Nabi adalah masyarakat yang Qurani
seperti yang tertera pada Al-Quran :
Surah Al-Hajj: 41 yang artinya; “ Yaitu mereka ( umat Islam ) yang
jika Kami berikan kekuasaan memerintah di bumi niscaya mereka
mendirikan salat serta memberi zakat dan mereka menyuruh berbuat
kebaikan serta mlaang melakukan kejahatan dan perkara yang minkar.
Dan ( ingatlah ) bagi Allah jugalah kesudahan segala urusan.” Dengan
pengertian masyarakat taat beribadah , amar makruf dan nahi munkar.
Surah Al Mukminun : 52 yang artinya: “…Maka bertakwalah kamu
kepada-Ku.” Dengan pengertian masyarakat yang menyembah Allah
SWT dan takwa kepada-Nya.
Surah Al-Maidah : 8 yang artinya: “ Hai orang-orang yang beriman,
hendaklah kamu menjadi orang yang lurus karena Allah semata,
menjadi saksi yang adil. Dan janganlah kebencianmu kepada suatu
kaum menyebabkan kamu tidak adil. Berbuat adillah karena adil lebih
mendekatkan kepada takwa dan takwalah kepada Allah karena
sesungguhnya Allah amat mengetahui apa yang kamu kerjakan .”
Dengan pengertian masyarakat madani yang adil dan sejahtera.
Surah Al-Maidah : 48 yang artinya; “ Dan telah kami turunkan kitab
Al-Quran kepadamu dengan membawa kebenaran yang membenarkan
kitab-kitab suci yang terdahulu sebagai pengawas atas kitab-kitab itu.
Maka berilah hukum kepada mereka (para ahli kitab ) menurut hukum
yang telah diturunkan oleh Allah kepadamu. Jangan kauturutkan
kemauan mereka menyeleweng daripada kebenaran yang ada padamu.
Tiap- tiap umat telah kami adakan sebagai pembalasan atas
perbuatannya sebagai hukuman dari Allah untuk dijadikan contoh bagi
yang lain dan Allah itu perkasa lagi bijaksana.” Dengan pengertian
jalan Tuhan yang harus dijadikan sebagai landasan hukum bagi
manusia. 64
Surah Al-Jatsiyah : 18 yang artinya;” Kemudian Kami jadikan kau
berdiri diatas satu syariat ( aturan ) dalam agama. Maka berdirilah
diatasnya dan jangan kau turutkan kemauan orang-orang yang tidak
64 Wawancara dengan Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu Tangerang di kediamannya Kp.Baru Tangerang pada tgl: 14 september 2007.
mengerti.” Dengan pengertian jangan menyimpang dari ajaran
Allah.65
Jadi apa yang diterangkan di Al-Quran seperti tidak apabila memimpin
Negara ini tidak akan menyimpang dari aturan dalam agama tidak
menyelewengkan amanah dari rakyat dan juga dalam Islam saling menghargai
antar agama lain dengan begitu masyarakat madani akan terbentuk sesuai
dengan sikap-sikap yang menghargai individu berdasarkan prestasi dan
penghormatan terhadap hukum seperti yang sudah disebutkan diawal.
B. Pilar Penegak Masyarakat Madani
Maksud dari pilar penegak masyarakat madani adalah institusi-institusi
yang menjadi bagian dari social control yang fungsinya mengkritisi
kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tetindas. Dalam penegakan
masyarakat madani, pilar-pilar tesebut menjadi prasyarat mutlak bagi
terwujudnya kekuatan masyarakat madani seperti Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yaitu suatu institusi sosial yang dibentuk oleh swadaya
masyarakat yang tugasnya adalah membantu dan mmperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang tertindas. Dan selain itu juga LSM dalam
konteks masyarakat madani juga betugas mengadakan pemberdayaan kepada
masyarakat mengenai hal-hal seperti advokasi, pelatihan dan sosialisasi
program-program pemberdayaan masyarakat.
65 Wawancara dengan Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Tangerang di kediamannya Kp.Baru Tangerang pada tgl: 14 september 2007.
Dalam kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan warga negaranya
Pers merupakan institusi yang penting dalam penegakkan masyarakat madani
karena dapat mengkritisi dan menjadi bagian dari social control yang dapat
menganalisa serta mempublikasikannya dan kemudian pers menyajikan berita
secara objektif dan transparan.66 Selain itu Supremasi Hukum juga membantu
tegaknya masyarakat madani karena memberikan jaminan dan perlindungan
terhadap segala bentuk penindasan individu dan kelompok yang melanggar
norma-norma hukum dan segala bentuk penindasan hak asasi manusia
sehingga terpola bentuk kehidupan yang civilized. Kemudian Perguruan
Tinggi juga merupakan bagian dari tegaknya masyarakat madani karena
merupakan bagian dari kekuatan sosial dan untuk menyalurkan aspirasi
masyarakat dan mengkritisi berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah yang
dilakukan oleh mahasiswa pada jalur yang benar dan memposisikan diri pada
realitas yang betul-betul objektif yang menyuarakan kepentingan masyarakat.
Dan yang menjadi prasyarat bagi tegaknya masyarakat madani yaitu Partai
Politik yang merupakan suatu tempat bagi warga Negara untuk dapat
menyalurkan aspirasi politiknya dan ekspresi politik warga negara.67
C. Karakteristik Masyarakat Madani
Dalam mewujudkan masyarakat madani diperlukan prasyarat-prasyarat
dalam penegakkan masyarakat madani agar terbentuk menjadi sebuah
masyarakat yang mandiri, sehingga dengan kemandirian tersebut masyarakat
tidak terlalu bergantung pada Negara. Merujuk Cohen dan Arato teori tentang
66 Azyumardi Azra, Pendidikan Kewargaan: Demokrasi,HAM, Masyarakat Madani, h. 250. 67 Azyumardi Azra, Pendidikan Kewargaan: Demokrasi,HAM, Masyarakat Madani, h. 251.
masyarakat madani hanya dapat dipahami dalam konteks interaksi antara
Negara, ekonomi dan individu warga negara. Tiga komponen tersebut terus
menerus berada dalam situasi hubungan interaktif dengan berbagai ketegangan
yang mewarnai dinamika kehidupan masyarakat modern.
Ada beberapa unsur dan persyaratan budaya yang harus dilalui menuju
terbentuknya sebuah masyarakat madani seperti pendidikan, mengingat
pendidikan merupakan faktor kunci bagi upaya-upaya demokratisasai
berikutnya dalam berbagai kehidupan. Institusi pendidikan yang netral dan
independen bukan yang terkooptasi oleh kepentingan negara dan kekuasaan.
Faktor berikutnya adalah reformasi dibidang politik dengan cara menata
kembali sistem dan format politik yang ada agar sesuai dengan kondisi yang
sedang berkembang.
Syarat lainnya menuju sebuah masyarakat madani adalah budaya dan
etos kerja yang tinggi serta ekonomi yang kuat. Akan sangat berat agar
terbangunnya masyarakat madani yang bermakna dan efektif terutama bagi
masyarakat di negeri-negeri yang belum cukup maju baik secara ekonomi
maupun pendidikan, yaitu hadirnya mayoritas masyarakat yang secara
intelektual dan secara ekonomi relatif mandiri, sebab disuatu masyarakat yang
sebagian besar warganya masih miskin dan menganggur pada belas kasih
negara dan belum bisa relatif mandiri secara intelektual, sulit bagi masyarakat
madani bangkit.
Selain itu, media massa juga berfungsi dalam memberikan informasi
kepada publik, menyediakan forum debat politik, menyalurkan opini publik,68
68 Masykur Hakim dan Tanu Widjaya, Model Masyarakat Madani, h. 74.
ruang publik yang bebas (Free Public Sphere) sebagai sarana dalam
mengemukakan pendapat.
Ruang publik yang berlokasi antara negara dan masyarakat madani
memainkan peran dalam menjembatani dua benua yang cenderung terpisah.
Diruang publik itu dapat berlangsung berbagai tataran diskusi yang intensif
tentang berbagai isu kepentingan umum, dari ruang publik yang bebas itu
segala pandangan kritis, segala keinginan dan kesepakatan masyarakat
dikomunikasikan kepada negara melalui berbagai media massa. Dengan kata
lain, membangun masyarakat madani identik dengan memperluas jangkauan
suara rakyat melalui partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan yang
terorganisasi dan karena itu memiliki cukup kekuatan dalam melakukan
transaksi dengan negara.69
Ruang publik secara institusional, termasuk media massa, tempat-tempat
pertemuan umum, parlemen dan sekolah-sekolah dan juga perwujudan atau
pengejawantahan dari kelompok-kelompok masyarakat madani sendiri.
Tujuan akan terciptanya masyarakat yang mandiri dan ruang publik yang
bebas itulah yang merupakan tujuan proses gerakan-gerakan pro demokrasi.
Menurut Hikam, kehadiran civil society sebagai masyarakat yang mandiri,
tergantung proses yang bisa mengalami pasang surut, kemajuan dan
kemunduran, kekuatan dan kelemahan dalam perkembangannya, artinya
mungkin saja suatu saat keberadaan masyarakat madani yang kuat disebabkan
melemahnya posisi negara namun dapat pula sebaliknya masyarakat madani
lemah karena kontrol negara yang kuat.
69 Adi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop Di Indonesia,), h.xxv.
Masyarakat madani yang kuat akan mampu merangsang tumbuhnya
partisipasi politik dan meningkatkan efektivitas demokrasi sehingga
pengembangan demokrasi akan menuju kearah demokrasi yang substansial,
bukan hanya demokrasi formalitas. Singkatnya, masyarakat madani
memegang peranan penting terhadap kualitas demokrasi sebuah negara, dapat
menjaadi arena penting dan intensif untuk menanamkan kepentingan dan
ketrampilan partisipatoris serta menanamkan nilai-nilai yang mendalam dari
sebuah kultur politik Demokratis.
Sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk
menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang
dilakukan oleh orang lain yaitu sikap Toleran yang memungkinkan akan
adanya kesadaran masing-masing individu untuk menghargai dan
menghormati pendapat. Toleransi menurut Nurcholish Madjid merupakan
persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan kewajiban itu. Azyumardi Azra
pun menyebutkan masyarakat madani juga mengacu ke kehidupan yng
berkualitas dan tamaddun (civility). Civilitas meniscayakan toleransi yaitu
kesediaan individu-individu untuk menerima pandangan-pandangan politik
dan sikap politik yang berbeda.
Masyarakat madani berkaitan erat dengan demokratisasi karenanya juga
memberikan kontribusi. Pertama, adalah menyediakan wahana sumber daya
politik, ekonomi, kebudayaaan dan moral untuk mengawasi dan menjaga
keseimbangan pejabat negara. Kedua, Pluralisme dalam masyarakat madani
akan menjadi dasar yang penting bagi persaingan demokrasi. Ketiga,
memperkaya partisipasi politik dan meningkatkan kesadaran
kewarganegaraan. Keempat, ikut menjaga stabilitas negara. Kelima, tempat
menggembleng pemimpin politik dan Keenam, menghalangi dominasi rezim
otoroter dan mempercepat runtuhnya rezim.70
Prasyarat yang lain untuk mewujudkan masyarakat madani adalah sikap
Pluralisme dan tidak dapat dipahami hanya dengan mengatakan bahwa
masyarakat kita majemuk, beraneka ragam terdiri dari berbagai suku dan
agama yang justru menggambarkan kesan fragmentasi, pluralisme harus
dipahami sebagai pertalian sejati kebhinnekaan dalam ikatan-ikatan
keadaban.71
D. Hubungan Masyarakat Madani dan Negara
Konsep dasar masyarakat madani adalah adanya kepercayaan bahwa
masyarakat itu bisa mengatur dirinya sendiri, sementara negara merupakan
arena hegemonik dari berbagai kepentingan. Masyarakat madani maupun
negara dapat dilihat sebagai 2 entitas yang mandiri, dimana masing-masing
ingin menunjukkan kemandiriannya dalam menjalankan aktivitas dalam
berbagai sektor kehidupan sosial termasuk politik. Karenanya hubungan
masyarakat madani dan negara sebagai 2 entitas berbeda. Dan secara historis,
dilihat lebih sering bersifat vis a vis, meskipun tidak harus diartikan bahwa
hubungan keduanya selalu mutlak dalam kondisi yang bertentangan.72
70 Larry Diamond sebagaimana dikutip dalam Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, h. 253. 71 Ahmad Baso, Civil Society Versus Masyarakat Madani:Arkeologi Pemikiran Civil Society Dalam Islam Indonesia, h. 24. 72 Ralf Dahrendorf, Kematian Sosialisme Di Eropa: Refleksi Revolusi Tahun 1989, ( Jakarta: Tiara Wacana, 1992), h. 99.
Masyarakat madani sebagai entitas yang mandiri pada hakekatnya
senantiasa menginginkan kebebasan dari pengaruh intervensi Negara,
sementara negara di sisi lain sebaliknya justru selalu ingin mendominasi dan
mengintervensi kehidupan masyarakat madani, masyarakat madani sebagai
kelompok-kelompok sosial dan politik yang berada di luar entitas Negara
senantiasa berusaha memperjuangkan kemamndirian dan sikap kritisnya.
Namun demikian, diperhadapkan dengan realitas politik dimana posisi Negara
dalam keadaan yang amat kuat. Kelompok-kelompok sosial dan politik
tersebut tidak dapat mengelakkan diri dari berbagai perbatasan-perbatasan
yang dilakukan oleh Negara.
Konsep masyarakat madani perlahan-lahan bertaut dengan gagasan
tentang asal-usul Negara dan memiliki latar belakang yang beragam. Fungsi
masyarakat madani memiliki 5 model:73 Pertama Hobbes dan Locke
menggunakan masyarakat madani dengan Negara dan menempatkannya
sebagai penyelesai dan peredam konflik dalam masyarakat. Bagi Hobbes
masyarakat madani hadir untuk meredam konflik dan mencegah masyarakat
agar tidak jatuh pada kekerasan dan anarki, masyarakat madani harus kuat dan
absolut untuk mengontrol dan mengawasi perilaku politik warga. sedangkan
menurut Locke masyarakat madani hadir untuk menjaga kebebasan warga dan
melindungi hak-hak milik individu, masyarakat madani harus demokratis tidak
boleh absolut.
Kedua, Adam Ferguson memisahkan kedua entitas tersebut dan melihat
masyarakat madani menjadi masyarakat yang beradab yang ditandai oleh
73 Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Era Reformasi,, h. 93.
kemajuan akal budi, pengetahuan, teknologi dan industri, mempunyai rasa
solider dan kasih sayang antar sesama. Ketiga, Pemisahan tegas konsep
Negara dengan masyarakat madani dilanjutkan Hegel yang memposisikan
masyarakat madani sebagai entitas mandiri yang berlawanan dengan Negara,
Keempat, Marx mewujudkan masyarakat tanpa kelas Negara menjadi alat
kepentingan masyarakat. Kelima, kemudian Tocqueville menempatkan
masyarakat madani sebagai entitas yang keberadaannya menerobos batas-
batas kelas, memiliki kapasitas politik cukup tinggi dan menjadi kekuatan
pengimbang terhadap kecenderungan intervensi belebihan Negara. Menurut
AS Hikam, diskusi-diskusi tentang masyarakat madani dikalangan aktivis dan
intelektual Indonesia umumnya berporos pada pemahaman Hegelian, Marxian,
Tocquevillian dan gramscian.74
Masyarakat madani yang dipahami sebagai wilayah kehidupan sosial
yang terorganisasi dengan ciri-ciri kesukarelaan, keswasembadaan,
keswadayaan dan kemandirian berhadapan dengan Negara, jika Negara yang
dihadapi bersifat otoriter maka masyarakat madani akan mengalami
problematika berupa hambatan untuk muncul dan berkembang disebabkan
adanya kecenderungan oleh Negara dalam pembatasan kepentingan publik,
maka kondisi masyarakat madani lebih lanjut dapat pula dipahami sebagai
suatu proses yang mungkin mengalami pasang surut, kemajuan dan
kemunduran, kelemahan dalam perkembangan sejarahnya.75 Dalam tulisan-
tulisannya pada pertengahan tahun 1990-an Nurcholish melihat masyarakat
74 Muhammad AS Hikam, Demokrasi Dan Civil Society, h. 2. 75 Muhammad AS Hikam, Demokrasi Dan Civil Society, h. 3.
madani sebagai kumpulan orang yang memposisikan diri menghadapi
negara.76
Dengan kata lain mungkin suatu saat masyarakat madani dalam posisi
yang kuat berhadapan dengan Negara, namun dapat pula di saat lain lemah
karena sebaliknya posisi Negara yang lebih kuat oleh karena itu maka
hubungan antara Negara dan masyarakat madani dengan sendirinya yang
seringkali menjadi problema adalah demokratisasi dalam arti terciptanya
keterbukaan dan perluasan partisipasi politik bagi masyarakat untuk
menggunakan hak-hak politiknya secara kreatif tanpa perbatasan, hambatan
maupun tekanan oleh Negara. Komponen dalam masyarakat madani adalah
individu, organisasi sipil yang mandiri, bebas dari kooptasi Negara, pers,
masyarakat kampus / akademis, intelektual organik dan kelompok-kelompok
diskusi. Masyarakat madani adalah wilayah sosial mandiri berlandaskan
persamaan, wilayah spesial diluar lembaga-lembaga resmi itu tidak hanya
mengkritik Negara tetapi juga mengontrol proses ekonomi.77 Masyarakat
madani bukan hanya pelaku melainkan juga penghasil ruang publik politis,
ruang publik politis yang dihasilkan masyarakat madani dicirikan oleh
pluralitas seperti keluarga, kelompok non formal dan organisasi sukarela,
publisitas, privasi dan legalitas.
Dalam konsep politik maka masyarakat madani dipandang sebagai
sebuah entitas sosial yang terlibat dalam aktivitas yang berkaitan dengan
proses kekuasaan. Sebagaimana perspektif yang mendasari konsep ini, bahwa
masyarakat madani dilihat sebagai jaringan pengelompokkan sosial yang
76 Diakses di www.Hidayatullah.com pada tanggal 2 oktober 2007. 77 Adi Suryadi Culla, Rekontruksi Civil Society: Wacana Dan Ornop Di Indonesia, h. 53.
mandiri terhadap Negara. Hal ini berarti bahwa dalam hubungan kekuasaan
antara masyarakat madani dan Negara melibatkan kepentingan yang berbeda
sehingga diwarnai konflik dan di sisi lain jika kepentingan kebetulan sama
maka yang terjadi adalah akomodasi. Meskipun demikian, hal yang terpenting
sekali lagi digaris bawahi adalah bahwa hanya dengan adanya kemandirian
dan otonomi itulah maka masyarakat madani memiliki kemampuan kritis
dalam berhubungan dengan Negara.
BAB III
KONSEP MASYARAKAT MADANI
MENURUT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
A. Keadaan Masyarakat di Indonesia
Masyarakat Indonesia belum berdisiplin. Korupsi sebagai refleksi
ketidakjujuran masih menjadi problema berat. Korupsi yang menambah
kemiskinan orang miskin. Korupsi yang telah membudaya dalam kultur
Indonesia sangat sukar diberantas. Birokrat yang gajinya kecil menjadikan
korupsi untuk memenuhi kebutuhan primernya. Pejabat tinggi dan orang kaya
melakukan korupsi untuk kekayaan tujuh turunan. Keadaan sosial yang telah
menghasilkan banyak orang miskin baru ini merupakan masalah sosial yang
penting untuk segera diatasi. Jumlah siswa yang harus putus sekolah
meningkat tajam di saat wajib belajar sedang giat-giatnya digalakkan.
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat menurun sehingga mencapai titik
yang memprihatinkan.
Orang kaya akan dapat pendidikan lebih baik daripada anak orang
miskin.78 Sebagian besar rakyatnya yang umumnya beragama Islam masih
buta huruf seperti di daerah-daerah pedalaman masih banyak penduduknya
yang tidak sekolah entah disebabkan ketidaktahuan mereka tentang
pentingnya pendidikan atau karena mahalnya biaya pendidikan.79
78 “Problema Pengembangan Masyarakat Madani”, Republika, 18 Maret 2005, h. 20 79 Masykur Hakim dan Tanu Widjaya, Model Masyarakat Madani, (Jakarta: Intimedia, 2003), cet.ke-1, h. 96
Kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini masih dalam keadaan
terpuruk. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat antara lain ditunjukkan
dengan menurunnya gizi kurang pada balita.80 Standar dan pedoman
pelaksanaan pembangunan kesehatan dirasakan masih kurang memadai, baik
jumlah maupun kualitasnya. Penelitian dan pengembangan kesehatan belum
optimal termasuk pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta pengembangan
sumber daya kesehatan masih belum merata dan belum sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan.
Pemerataan ekonomi yang belum sempurna karena dengan pemerataan
ekonomi adalah satu cara untuk menciptakan ketenangan dalam masyarakat,
ketimpangan ekonomi dan tingginya pengangguran yang makin lama semakin
melebar akan menimbulkan gejolak sosial yang dahsyat.
Dan juga sistem Negara di Indonesia yang selama ini begitu buruk.
Keteganggan di Indonesia tidak hanya dalam wacana politik saja, tetapi
diperparah dengan gejala desintegrasi bangsa terutama kasus Timor Timur,
Gerakan Aceh Merdeka, dan Gerakan Papua merdeka. Hal itu lebih didorong
karena rezim Orde Baru yang telah mengabaikan ciri-ciri masyarakat madani
seperti pelanggaran HAM, tidak tegaknya hukum, dan pemerintahan yang
sentralistis/absolut. Sedangkan, kerusuhan sosial yang sering membawa
persoalan SARA menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang buta
hukum dan politik (sebagai prasyarat masyarakat madani), di samping
penegakkan hukum yang masih belum memuaskan.
80 “Bermain dengan Kematian“, Kompas Online, 4 November 2007.
Namun masyarakat Indonesia sekarang ini, sedang dalam tahap belajar
untuk hidup berdemokrasi dalam arti yang sebenarnya, sehingga memerlukan
proses belajar dengan prioritas nilai-nilai tertentu seperti demokrasi, taat
hukum, toleransi, akhlak dan moral yang anggun dan tanggung jawab sosial.
Pembentukan masyarakat madani Indonesia selain menuntut usaha dari dalam,
sekaligus pula menghadapi tantangan-tantangan eksternal dalam era
globalisasi dan era informasi. Dengan demikian, pendidikan yang memiliki
peran sentral dalam upaya membangun dan mewujudkan masyarakat tersebut
haruslah didasarkan pada paradigma-paradigma baru. Demikian pula,
pengembangan pendidikan Islam haruslah didasarkan pada paradigma-
paradigma baru yang bertolak dari pengembangan manusia yang merdeka dan
demokratis, yaitu manusia yang bertaqwa, berilmu pengetahuan,
berketerampilan, berakhlak dan bermoral tinggi, sehingga dapat berkarya
dalam kehidupan masyarakat madani secara kompetitif.
Dan dengan adanya konsep masyarakat madani digunakan sebagai
alternatif untuk mewujudkan good government, menggantikan bangunan Orde
Baru yang menyebabkan bangsa Indonesia terpuruk dalam. Masyarakat
madani sukar tumbuh dan berkembang pada rezim Orde Baru karena adanya
sentralisasi kekuasaan melalui korporatisme dan birokratisasi di hampir
seluruh aspek kehidupan, terutama terbentuknya organisasi-organisasi
kemasyarakatan dan profesi dalam wadah tunggal, tidak memiliki
kemandirian dalam pemilihan pemimpin maupun penyusunan program-
programnya, sehingga mereka tidak memiliki kekuatan kontrol terhadap
jalannya roda pemerintahan.
Kebijakan ini juga berlaku terhadap masyarakat politik (political
societies), sehingga partai-partai politik pun tidak berdaya melakukan kontrol
terhadap pemerintah dan tawar-menawar dengannya dalam menyampaikan
aspirasi rakyat. Hanya beberapa organisasi keagamaan yang memiliki basis
sosial besar yang agak memiliki kemandirian dan kekuatan dalam
mempresentasikan diri sebagai unsur dari masyarakat madani, Era Reformasi
yang melindas rezim Soeharto (1966-1998) dan menampilkan Wakil Presiden
Habibie sebagai presiden dalam masa transisi telah mempopulerkan konsep
masyarakat madani karena presiden beserta kabinetnya selalu melontarkan
diskursus tentang konsep itu pada berbagai kesempatan. Bahkan, Habibie
mengeluarkan Keppres No 198 Tahun 1998 tanggal 27 Februari 1999 untuk
membentuk suatu lembaga dengan tugas untuk merumuskan dan
mensosialisasikan konsep masyarakat madani itu.81
Konsep masyarakat madani dikembangkan untuk menggantikan
paradigma lama yang menekankan pada stabilitas dan keamanan yang terbukti
sudah tidak cocok lagi. Soeharto terpaksa harus turun tahta pada tanggal 21
Mei 1998 oleh tekanan dari gerakan Reformasi yang sudah bosan dengan
pemerintahan militer Soeharto yang otoriter. Gerakan Reformasi didukung
oleh negara-negara Barat yang menggulirkan konsep civil society dengan tema
pokok Hak Asasi Manusia (HAM).
81 Www.hidayatullah.com
B. Cita-Cita Partai Keadilan Sejahtera
Dengan melihat kondisi masyarakat di Indonesia sekarang ini maka PKS
mempunyai cita-cita untuk menjadikan Negara Indonesia yang Islami sesuai
syariat Islam. Sebagai contoh, yaitu birokratnya tidak korupsi, melayani
umat, pemimpinnya adil dan visioner dalam membangun peradaban yang
maju, masyarakatnya produktif dan aktif serta membangun keluarga dan
masyarakat yang baik atau Islami, yaitu membangun masyarakat yang adil,
terbuka dan demokratif, dengan landasan taqwa kepada Allah dalam arti
semangat ketuhanan Yang Maha Esa.
Tujuan PKS menurut AD / ART 82 adalah mewujudkan masyarakat
madani yang adil dan sejahtera yang diridhoi Allah SWT dalam NKRI. PKS
sebagai partai dakwah bertujuan memperjuangkan Islam dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga menjadi kekuatan transformatif dari nilai
dan ajaran Islam dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa di
berbagai bidang.
Lebih dari sekedar partai yang berbasis Islam, PKS adalah suatu partai
yang mempunyai potensi untuk melakukan transformasi sosial, yakni proses
perubahan menuju sebuah masyarakat yang bebas, mandiri, egaliter dan
menghormati hukum yang kesemuanya itu secara substansial merupakan
karakter sebuah masyarakat madani. Masyarakat madani mempunyai karakter
yang mengedepankan konsep hidup, menjadikan keluarga yang sakinah
mawadah warohmah, menjadikan pemimpin menjadi pelayan umat bukan
82 AD / ART Dikeluarkan pada tgl 28 Agustus 2007 di Bandung dalam Falsafah Dasar Perjuangan.
dilayani.83 Sejak awal hingga kini sikap PKS itu didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang riil dan rasional. Seperti yang dikatakan tadi
pemimpin menjadi pelayan umat bukan dilayani. Dan juga di PKS tidak
dikenal budaya kultus individu dan darah biru. Ini bisa dilihat dari cara hidup
keseharian mereka, dimana tidak terdapat diskriminasi antara pemimpin dan
anggota atau antara anggota PKS itu sendiri. Untuk menjadi pimpinan tidak
ada keharusan dari keturunan seorang pemimpin, siapapun bisa jadi pimpinan
dalam PKS bila berprestasi. Penghargaan terhadap individu dan masyarakat
itu bukan hanya berdasarkan kuantitas atau yang lainnya tetapi lebih pada
kualitasnya dan jika menjadi pemimpin bagi PKS bukan diminta tetapi
amanah yang harus diemban untuk pengembangan dakwah dan kemaslahatan
umat, menjadikan partai sebagai sarana dakwah.84
Gagasan kemasyarakatan itu misalnya terangkum dalam konsep ummah
seperti yang termuat dalam Al-Quran dan kemudian diobyektivikasikan dalam
pembentukan Negara Madinah dibawah kepemimpinan Rasulullah. Sudah
jelas bagaimana tujuan dari PKS yang tertera di AD / ART yaitu
mewujudkan masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang dirihoi Allah
SWT dalam NKRI. PKS berlandaskan Al-Quran dan Hadis yang tercermin
dalam keputusan resmi partai.85 Maksud dari diridhoi Allah SWT adalah
landasannya sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Rasul artinya mengambil
suri tauladan Rasulullah SAW, dan konsepnya diterapkan dengan menjadikan
83 Wawancara dengan Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu Tangerang di kediamannya Kp.Baru Tangerang pada tgl: 14 september 2007. 84 Wawancara dengan Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu Tangerang di kediamannya Kp.Baru Tangerang pada tgl: 14 september 2007. 85 Wawancara dengan Bpk. Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
PKS partai dakwah.86 Di Madinah Nabi menjadi pemimpin masyarakat yang
dibentuk kemudian menjadi sebuah Negara dan pemerintahan, ditandai
dengan kesepakatan perjanjian ( Social Contract ) antara Nabi dan kelompok-
kelompok masyarakat yang ada di Madinah. Perjanjian inilah yang kemudian
disebut Shafihat atau yang lebih popular disebut sebagai Mitsaq Al-Madinah (
Piagam Madinah ).87 Piagam Madinah inilah yang diidentifikasikan oleh
sebagian generasi ilmuan yang datang kemudian sebagai sebuah konstitusi
Negara modern. Negara Nabi juga mengadakan hubungan dan perjanjian
bilateral dengan cara mengutus duta-duta ke beberapa Negara disamping
bertujuan untuk menyebarkan kedamaian dan menyampaikan ajaran-ajaran
Islam kepada umat manusia.
C. Konsep Masyarakat Madani Menurut Partai Keadilan Sejahtera
Ada beberapa unsur menuju terbentuknya sebuah masyarakat madani
yangsaling menunjang satu sama lain. Unsur-unsur itu adalah pendidikan,
reformasi politik, supremasi hukum, ekonomi yang kuat, media komunikasi
yang independen.88 Masyarakat yang maju dan berbudaya tidak akan
terbentuk tanpa melalui pendidikan faktor kunci bagi upaya-upaya
demokratisasi. Masyarakat yang buta huruf sulit menjadi warga dari suatu
komunitas yang demokratis karena ia tidak mengetahui hak-hak dan
kewajibannya secara tepat. Dengan pendidikan masyarakat mengetahui hak-
hak dan kewajiban-kewajibannya sehingga aparat atau oknum penyelenggara
86 Wawancara dengan Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu Tangerang di kediamannya Kp.Baru Tangerang pada tgl: 14 september 2007. 87 Masykur Hakim, Model Masyarakat Madani, c Model Masyarakat Madani, (Jakarta: Intimedia, 2003), cet.ke-1, h. 40. 88 Masykur Hakim, Model Masyarakat Madani, h. 66.
Negara tidak mudah membodohi rakyatnya. Demokrasi itu sendiri sebetulnya
sudah ada sejak zaman para sahabat ketika mereka memilih khalifah Islam
dengan sistem musyawarah. Dan juga pada zaman Nabi Muhammad SAW
melalui wahyu yang pertama manusia diperintahkan untuk membaca dan
menguasai informasi. Institusi pendidikan yang diharapkan mampu
melahirkan masyarakat madani adalah institusi pendidikan yang netral dan
independen bukan institusi yang terkooptasi oleh kepentingan Negara dan
kekuasaan seperti yang dikatakan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS
bahwa PKS tentu terlibat dalam proses demokrasi yang ada di Indonesia,
bukan hanya menonton proses demokrasi.
Dalam tatanan politik modern, keberadaan masyarakat madani dirasa
penting sebagaimana pentingnya keberadaan partai politik, keberadaan
masyarakat madani diperlukan bagi konsolidasi demokrasi dalam fungsinya
sebagai pelengkap partai politik dalam merangsang partisipasi politik,
meningkatkan efektifitas dan ketrampilan demokrasi warga negara dn
mendorong pemahaman terhadap kewajiban-kewajiban disamping hak-hak
kewarganegaraan demokratis. Selain itu masyarakat madani juga merupakan
penyedia basis pembatasan kekuasaan negara atau kontrol negara oleh
masyarakat sehingga akn menumbuhkan institusi-institusi yang demokratis.89
Penguatan masyarakat madani merupakan kebutuhan dalam proses
demokratisasi agar menjadi proses checks and balances dalam
penyelenggaraan Negara.
89 Azyumardi Azra, Pendidikan Kewargaan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Tim ICCE UIN, 2003), h. 297-300.
Masyarakat madani diperlukan dalam tatanan sosial politik modern yang
menempatkan manusia sebagai objek sejarah. Ada kebebasan, keadilan dan
demokrasi dan penghargaan yang memadai terhadap hak asasi manusia itulah
bayaran suatu negara yang ditata atas landasan maasyarakat madani.90 Jadi
membicarakan hubungan demokrasi dengan masyarakat madani merupakan
discourse yang memiliki hubungan korelatif dan berkaitan erat.
Masyarakat madani menurut PKS adalah masyarakat yang mendasarkan
moralitas tentunya dalam menciptakan kehidupan di masyarakat seperti
contohnya di dalam kehidupan Rasulullah adalah masyarakat Madinah artinya
menghormati adanya keyakinan agama peribadatan terhadap agama-agama
lain yang semuanya ini landasannya Al-Quran dan Sunnah.
Keyakinan para pendiri dan anggota PKS didasarkan pada ajaran Al-
Quran dan Sunnah yang diyakini memiliki karakter seperti Rabbaniyah yang
artinya Islam adalah agama atau jalan hidup yang bersumber dari Tuhan,
Syumuliyah atau bisa diartikan ajaran Islam mencakup seluruh dimensi
kehidupan manusia, Insaniyah yaitu ajaran Islam mendudukan manusia pada
posisi kunci dalam struktur kehidupan ini, kemudian Tawazun yaitu
keseimbangan yang maksudnya ajaran-ajaran Islam seluruhnya seimbang dan
memberi porsi kepada seluruh aspek kehidupan manusia secara proposional.
Waqi’iyah yaitu realisme dan Ijabiyah yang artinya sikap positif dalam
menjalani kehidupan sebagai lawan dari pesimisme dan fatalisme.
90 Anas Urbaningrum, Plus-Minus Menuju Civil Society dalam Melamar Demokrasi,Dinamika Politik Indonesia, (Jakarta: Republika, 2004), h. 48.
Dan semua itu menjadi landasan PKS yang bisa menjadi solusi dengan
diberlakukannya syariat Islam. Prinsip-prinsip dasar PKS yaitu : 1. Keadilan
Persamaan dan Keadilan, 2. Kesatuan Nasional, 3. Kemajuan, 4. Kidmatul
Ummah yaitu melayani masyrakat demi persatuan, 5. Kerjasama
Internasional.91
Dalam konsep masyarakat madani menurut PKS tidak terlalu jauh dari
konsep Rasulullah SAW yang membentuk masyarakat yang cemerlang
Maksudnya adalah masyarakat yang adil, terbuka dan demokratif, dengan
landasan taqwa kepada Allah dalam arti semangat ketuhanan Yang Maha Esa
bahwa dalam kehidupan masyarakat madani tersebut harus terwujudkan
kualitas pribadi yang ditandai oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, penghormatan terhadap hak azasi manusia, perwujudan
negara hukum, partisipasi warganegara yang luas dalam pengambilan
kebijakan publik dalam berbagai tingkatan, dan pelaksanaan paradigma baru
pendidikan kewarganegaraan untuk mengembangkan warganegara (Indonesia)
yang cerdas dan baik
PKS menerjemahkan bahwa konsep masyarakat madani yang adil dan
sejahtera yang diridhoi ini menjadi sebuah platform-platform yaitu
membangun Indonesia yang adil, sejahtera dan bermartabat dan nanti dalam
pelaksanaannya PKS membagi adil sejahtera dan bermartabat ini strategi
dalam 3 bidang: adil dalam masalah politik, adil dalam masalah ekonomi, adil
dalam sosial budaya, sejahtera dalam masalah ekonomi, bermartabat dalam
91 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
sosial budaya, keadilan ekonomi, kemudian kesejahteraan dan juga
bermartabat karena itu semua menentukan kehidupan orang banyak.92.
1. Membangun Indonesia yang Adil.
PKS mengarahkan membangun Indonesia yang adil yaitu adil dalam
bidang politik dengan memilih pemimpin berdasarkan prestasi bukan atas
dasar keturunan, agama, ras, suku, budaya dan sebagainya. Karena setiap
warga Negara mempunyai kedudukan yang sama.
Langkah-langkah politik PKS senantiasa terikat dengan visi partai yang
telah digariskan yaitu sebagai partai dakwah penegak keadilan dan
kesejahteraan dalam bingkai persatuan umat dan bangsa. PKS juga dituntut
untuk memiliki pengaruh yang baik dalam kekuatan politik, partisipasi politik
dan opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani. Maka
langkah dan agenda perjuangan politik PKS akan bersungguh-suingguh
memperhatikan proses demokratisasi dan reformasi yang masih mengalami
banyak tantangan.93
2. Membangun Indonesia yang Sejahtera
Yaitu dengan cara mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia di tengah-tengah percaturan dan pergaulan dunia internasional. Dan
juga melanjutkan proses demokratisasi dan reformasi di Indonesia dalam
rangka terbentuknya masyarakat madani, mengedepankan supremasi sipil dan
tidak menghadirkan pemerintahan yang “militeristik”, mengedepankan
92 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007. 93 Sapto Waluyo, Kebangkitan Politik Dakwah Konsep dan Praktik Politik Partai Keadilan Sejahtera Di Masa Transisi, (Bandung: Harakatuna, 2005), h. 368.
penegakan hukum serta penghormatan terhadap hak asasi manusia dengan ini
maka dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan kesejahteraan rakyat. 94
3. Membangun Indonesia yang Bermartabat
Dan konsep PKS juga membangun Indonesia yang bermartabat yaitu
bermartabat dari segi politik yaitu melaksanakan amanah konstituen PKS
dengan berkonsentrasi pada perjuangan politik di lembaga legislative secara
kritis dan kontruktif demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berpihak
pada kepentingan rakyat. Konsisten melakukan perubahan untuk membangun
pemerintahan yang bersih, peduli, dan profesional diantaranya dibuktikan
dengan keteladanan dan kesiapan memberhentikan anggota kabinet yang
melakukan korupsi. Tidak mengulangi kesalahan pengelola Negara yang
sebelumnya dan tidak menjadikan kekuasaan untuk menzalimi umat dan
bangsa Indonesia. Dan meningkatkan moralitas bangsa untuk menjadi bangsa
yang bermartabat.95
PKS berupaya memposisikan diri sebagai partai yang berpengaruh, baik
secara kekuatan politik, partisipasi maupun opini dalam mewujudkan
masyarakat madani; kuat secara moral, politik, ekonomi, hukum, sosial dan
budaya.
94 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007 95 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007
D. Peran PKS dan Strateginya dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di
Indonesia
1. Peran PKS Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Di Indonesia
Peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam konteks madani mutlak
diperlukan bersama anggota-anggota lembaga legislatif dalam mengontrol
tindakan-tindakan eksekutif dan lembaga yudikatifnya. Kontrol sosial yang
berkualitas adalah kontrol yang sarat dengan pengetahuan dan perhatian yang
serius terhadap dinamika perkembangan politik yang berkembang sangat
cepat.
PKS pun mempunyai peran dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia. Salah satu diantaranya yaitu membangun ekonomi, membangun
kehidupan sosial politik, Bantuan sosial yang dapat meningkatkan taraf
kesejahteraan sosialnya, diberikan dapat berbentuk bantuan santunan hidup,
bantuan sarana usaha ekonomi produktif, atau bantuan sarana kelompok usaha
bersama. Bantuan ini berupa bahan atau peralatan untuk menunjang usaha
ekonomi produktif. Sesuai dengan asas kekeluargaan yang dianut, maka
sarana usaha ekonomi produktif tersebut diberikan dan dikelola dalam sebuah
kelompok usaha bersama yang berada dalam pembinaan pemerintah. membuat
tatanan kehidupan yang lebih egaliter, prinsip kebersamaan. Semua itu
menjadi keinginan dari masyarakat madani itu lebih spesifik pada masalah-
masalah ekonomi, politik dan sosial budaya karena 3 hal inilah yang
menentukan kehidupan orang banyak.96 Jenis pendidikan yang dibutuhkan
96 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
masyarakat madani adalah proses pendidikan yang dapat mencerahkan dan
membebaskan dari keterbelakangan dan ketergantungan.
Dan PKS mempunyai Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang mereka
miliki adalah sumber daya terbaik. Mereka adalah kelas menengah terdidik
yang hidup di perkotaan dan dibesarkan dalam dua dasawarsa terakhir97
artinya para aktivis dan kader PKS adalah mereka yang mempunyai ciri-ciri
manusia modern, rasional, punya akses yang sangat besar terhadap
perkembangan informasi dan teknologi yang mayoritas kalangan muda yang
terdidik mempunyai kreatifitas berfikir, mampu merencanakan strategi,
mampu berkomunikasi sehingga masyarakat madani dapat terwujud karena
unsur dan persyaratan budaya yang harus dilalui menuju terbentuknya sebuah
masyarakat madani salah satunya pendidikan yang baik. Peran serta PKS salah
satunya melakukan pendidikan politik yang bermoral atau Islami kepada
seluruh bangsa, bahwa pemimpin bukan hal yang diinginkan tetapi adalah
amanah yang pertanggungjawabannya sangat berat.
PKS berperan aktif dalam amandemen UUD 1945 untuk merumuskan
bersama-sama untuk kepentingan umat Islam.98 PKS juga melakukan langkah
edukatif ke masyarakat dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan atau
pesantren, mendidik karakter manusia yang sempurna dengan ESQ bukan
hanya I.Q saja tetapi emosional spiritual sangat penting99, masih terasa sekali
bahwa rakyat bangsa Indonesia masih jauh dari prasyarat budaya masyarakat
97 Wawancara dengan Agus Ketua DPC PKS Ciputat Tangerang di Kediamannya Cipayung Tangerang pada tgl: 7 september 2007. 98 Wawancara dengan Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu Tangerang di kediamannya Kp.Baru pada tgl: 14 september 2007. 99 Wawancara dengan Agus Ketua DPC PKS Ciputat Tangerang di Kediamannya Cipayung Tangerang pada tgl: 7 september 2007.
madani mengingat sebagian besar rakyatnya yang umumnya beragama Islam,
masih buta huruf seperti di daerah-daerah pedalaman banyak penduduknya
tidak sekolah. Kemudian juga faktor berikutnya adalah reformasi dibidang
politik dengan cara melakukan koreksi dan penyempurnaan-penyempurnaan
terhadap penyimpangan dan kekurangan yang ada.100
PKS pun melakukan kerja sosial dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia itu dengan cara mendidik para birokrat untuk dapat
melayani umat dan tidak korupsi dan amanah dalam melanjutkan tugasnya101.
Karena bagi PKS birokrasi Indonesia sangat jauh dari citra bersih, menjadi
sarang KKN dan tidak profesional dalam menjalankan roda pemerintahan
maka dari itu PKS memiliki kebijakan yaitu dalam buku Panduan Kebijakan
Partai Keadilan yang kemudian diadopsi sebagai dokumen kebijakan PKS102
yaitu lebih memerhatikan birokrasi dengan memasukkan kader-kader
pembaharu untuk menduduki jabatan-jabatan strategis dengan tetap berpegang
pada asas kepatutan dan akhlak karimah, membentuk wadah independen bagi
pegawai yang bekerja di pemerintahan, menjadi pelopor dalam pemberantasan
KKN dan dalam menegakkan kejujuran, keadilan, kesederhanaan dan
profesionalis serta dalam melayani masyarakat dan juga melakukan kontrol
secara aktif.
100 Masykur Hakim, Model Masyarakat Madani, h. 68. 101 Wawancara dengan Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu Tangerang di kediamannya Kp.Baru Tangerang pada tgl: 14 september 2007. 102 Wawancara dengan Agus Ketua DPC PKS Ciputat Tangerang di kediamannya Cipayung Tangerang pada tgl: 7 september 2007.
Dan karena PKS partai politik maka konsepnya adalah konsep kerja-
kerja politik, dengan cara meluruskan kebijakan-kebijakan di DPR / MPR
yang memang keberpihakan kepada masyarakat. Dan sudah jadi satu rahasia
umum tujuan dari mendirikan partai yaitu sekuat mungkin mnguasai parlemen
untuk bisa menguasainya dan juga PKS berperan aktif dalam setiap pemilihan
kepala daerah baik gubernur atau bupati sehingga untuk melakukan perubahan
di tingkat birokrasi dan masyarakat maka PKS harus memimpin103 untuk
mewujudkan konsep masyarakat madani yang PKS punya ini bisa terealisasi
dengan baik di Indonesia ini.
Dan juga dari segi sosial PKS melakukan kerja sosial di salah satu
Departemen di DPP PKS yaitu Departemen Kesejahteraan Sosial dibawah
bidang-bidang EKUINTEK : Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi,
dan banyak pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh PKS berkaitan dengan
pemberdayaan masyarakat, pada umumnya rakyat, wanita, petani, buruh.104
PKS juga melakukan aksi cepat kepada masyarakat yang terkena musibah.105
PKS Berperan aktif di masyarakat lewat masjid-masjid atau mushalla yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat.106
Karena Islam tidak mengabaikan kebersamaan, kerjasama dan saling
tolong-menolong satu sama lain. Untuk menumbuhkan faktor-faktor kondusif
bagi terciptanya sebuah masyarakat madani diperlukan hadirnya komponen-
komponen kultural salah satunya adalah toleransi antar individu dan kelompok 103 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007. 104 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007. 105 Wawancara dengan Bpk. Hasani Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu Tangerang di kediamannya Kp.Baru pada tgl: 14 september 2007. 106 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
dalam masyarakat.107 Atas dasar inilah PKS tidak hanya memposisisikan
dirinya sebagai partai politik semata yang hadir ketika kampanye menjelang,
PKS selalu menghadirkan kader-kadernya disetiap kondisi dan situasi.
Masyarakat Indonesia memiliki basis yang cukup kuat bagi terwujudnya
sebuah masyarakat madani diawali dengan kasus-kasus pelanggaran HAM
dan pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat dan kebebasan untuk
mengemukakan pendapat di muka umum kemudian dilanjutkan dengan
munculnya berbagai lembaga-lembaga non pemerintah yang mempunyai
kekuatan dan bagian dari social control, tidak seperti selama rezim orde lama
dan rezim orde baru berkuasa, masyarakat sulit tumbuh dan berkembang di
Indonesia akibat dominasi Negara begitu kuat dan luas meliputi berbagai
sektor kehidupan rakyat.
Sementara prasyarat berkembangnya masyarakat madani antara lain
ditandai dengan kuatnya daya tawar menawar rakyat terhadap pemerintah108.
Indonesia akan semakin baik keadaannya jika konsep masyarakat madani ini
dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat Islam Indonesia, sebab
Indonesia penduduknya mayoritas Islam sehingga konsep Islam dan Negara
serta peran aktif warganya tidak bisa dipisahkan sehingga karakter bangsa
Indonesia yang saling tolong-menolong dan gotong royong sebetulnya adalah
konsep Islami.109
107 Masykur Hakim, Model Masyarakat Madani, h. 72. 108 Masykur Hakim, Model Masyarakat Madani, h. 87. 109 Wawancara dengan Agus Ketua DPC Ciputat Tangerang di Kediamannya Cipayung Tangerang pada tgl: 7 september 2007.
Dan PKS sekuat mungkin mencoba menerapkan sesuai dengan
kemampuannya karena dalam situasi politik yang sangat beragam tidak bisa
dipaksakan keinginan semua-semua karena kalau dilihat dari landasan
demokrasinya harus dimusyawarahkan, kadang-kadang apa yang diinginkan
bisa tercapai namun tidak jarang juga yang tidak bisa tercapai untuk skala
luas, tapi untuk di dalam PKS sendiri masyarakat madani diusahakan supaya
dilaksanakan walaupun didalam prakteknya ada yang harus dengan sikap
toleransi.110
2. Strategi PKS Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Di Indonesia
Agar di Indonesia masyarakat madani bisa terwujud dan tidak hanya
sekedar konsep saja maka punya strategi dalam mewujudkannya dan PKS
mencoba untuk meraih simpati masyarakat yang memang setuju dan sesuai
dengan platform mereka karena selama platform PKS didukung oleh segelintir
orang saja maka sebagian kecil saja dari masyarakat itu yang bisa
mewujudkan strategi PKS, tetapi kalau banyak yang mendukung platform
mereka tentu strategi akan lebih mudah dilakukan.111
Lima tahun kedepan, dakwah akan berhadapan dengan peluang dan
sekaligus tantangan yang besar. Peluang itu berupa terbukanya lahan-lahan
dakwah di berbagai bidang baik di ruang publik maupun lembaga-lembaga
swasta dan pemerintahan ekspansi dakwah. Ini membutuhkan ketersediaan
kader-kader dakwah dalam jumlah yang banyak yang memiliki keunggulan
110 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007. 111 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
normative dan aplikatif. Agar mampu menembus peluang dan tantangan
dakwah kedepan, paling tidak ada tiga kompetensi yang harus dimiliki kader
yaitu memiliki kapasitas internal, kapasitas sosial dan kapasitas politik.
Departemen kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera yang bertanggung jawab
terhadap masalah pengkaderan telah merumuskan 7 karakter khusus sebagai
profil kader Pk Sejahtera 2009:112
8. Kokoh dan Mandiri
9. Dinamis, Kreatif dan Inovatif
10. Spesialis yang berwawasan global
11. Murabbi Produktif
12. Mahir beramal jama’i
13. Pelopor pengubahan
14. Kepemimpinan Masyarakat
Setiap kader dimotivasi dan diberi kepercayaan untuk mendaya
gunakan semua potensi yang dimilikinya dalam menjalankan program itu,
sehingga terdorong ide-ide kreatif, inovatif dan sifat dinamis pada diri mereka.
Dakwah dihadirkan untuk melenyapkan semua kerusakan dan fitnah sesuai
sunahnya dakwah berjalan ditenganh medan pertarungan yang luas dan
kompleks.
Dan dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia ini banyak
hambatan-hambatan yang terjadi seperti hambatan sosial, politik dan budaya
dalam memberdayakan rakyat menuju sebuah masyarakat madani. Yang jelas
kalau masyarakat madani terbentuk kemudian masyarakat madani menjadi 112 DPP Partai Keadilan Sejahtera (Departemen Kaderisasi), Profil Kader Partai Keadilan Sejahtera, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004), h. viii.
lebih kritis dengan jalannya pemerintahan tentu akan bisa berjalan secara baik
karena masyarakat madani salah satu cirinya yaitu pendidikannya sudah lebih
baik dan kemudian ekonomi dan politik juga semakin baik karena mereka
adalah orang-orang yang punya kepedulian terhadap jalannya
pemerintahan.113 Dan juga bersama-sama membangun bangsa dengan cara
kerjasama atau koalisi, melakukan pembinaan kepada siapa saja yang
menginginkan pencerahan umat melalui tarbiyah untuk birokrat, ulama dan
masyarakat.
Maka dari itu untuk mewujudkan tujuan-tujuan atau keinginannya PKS
mempunyai target-target untuk meraih perolehan suara dari 7 % ke 20 % di
tahun 2009 mendatang dengan menggarap program konsolidasi pasca Pilkada
kemarin, konsolidasi itu dimaksudkan sebagai bahan untuk menyusun
perencanaan pemenangan pemilu 2009 dengan cara mengumpulkan 4000
kader inti dari seluruh PKS se-DKI Jakarta untuk menyiapkan moralitas dan
mentalitas para kader dalam memenangkan pemilu 2009 yang akan datang.114
Selain konsolidasi internal, PKS juga melakukan konsolidasi sosial
kemasyarakatan dengan cara menggalang, menjaga komunikasi dengan
komunitas, simpatisan, dan tokoh masyarakat yang mendukung Adang-Dani
pada Pilkada lalu walaupun mengalami kekalahan pada Pilkada kemarin, dan
mereka bersiap menghadapi pemilu mendatang dengan target perolehan suara
2 juta.115 Karena kalau hanya sebatas konsep pengaruh masyarakat madani
belum terlalu terasa, akan terasa apabila konsep masyarakat madani itu
113 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007. 114 “PKS Mulai Konsolidasi,” Indo Pos, 3 september 2007, h. 24. 115 “PKS Mulai Konsolidasi,” Indo Pos, 3 september 2007, h. 24.
dilaksanakan, diaplikasikan, untuk bisa mengaplikasikannya PKS harus
mempunyai kekuataan yang besar karena kalau hanya 7 % pasti akan kalah di
DPR / MPR maupun dipemerintahan, karena kalau bukan PKS yang berkuasa
walaupun bagian dari pemerintahan sekarang ini tentu pengaruhnya tidak
terlalu besar jadi sesuai dengan besarnya perolehan suara.
Dalam mewujudkan masyarakat madani, PKS banyak sekali
menemukan hambatan-hambatan yang dihadapi salah satunya apabila
keinginan atau tujuan PKS tidak sesuai dengan pihak lain tidak jarang pihak
lain menghambat atau menjegal ide-ide PKS seperti yang terjadi sekarang
adalah melakukan diskriminasi seperti misalnya ada partai-partai yang punya
tujuan-tujuannya ingin mendirikan Negara Islam dan ingin memecah belah
NKRI, hambatan itulah yang dirasakan PKS dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia ini artinya sangat dibutuhkan semangat nasionalisme,
semangat untuk menjaga NKRI ini.116
Dan untuk itu kita harus mempunyai tekad dan semangat yang kuat
untuk mewujudkan sebuah masyarakat madani, dan terlebih dahulu kita dapat
menciptakan kondisi yang kondusif sehingga kendala-kendala sosial budaya,
politik dan ekonomi dapat teratasi dengan baik. Sudah menjadi kewajiban kita
semua untuk ikut serta ambil peran dalam usaha bersama bangsa kita untuk
mewujudkan masyarakat madani dinegara kita tercinta Republik Indonesia.
Karena terbentuknya masyarakat madani adalah bagian mutlak dari wujud
cita-cita kenegaraan, yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
116 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-
nilai kemajemukan dan pluralisme serta menghargai pendapat-pendapat yang
berbeda di dalam masyarakat. Masyarakat madani menghargai keterbukaan
dan sikap-sikap demokratis lainnya dan juga masyarakat yang menjunjung
tinggi akhlak mulia yang penuh dengan sopan santun. Penggunaan istilah dan
pengertian masyarakat madani mengalami banyak perkembangan sejak abad
ke 17 hingga ke hari ini.
Diangkatnya wacana masyarakat madani memang dalam rangka
memperbaiki system bernegara yang selama ini begitu buruk dengan
menghegomoninya orde baru. Penyadaran akan pentingnya masyarakat
madani diharapkan akan mampu mempercepat proses demokratisasi di
Indonesia. Ditandai dengan menguatnya peran organisasi masyarakat madani
dan memiliki kekuatan daya tawar terhadap pemerintah. Runtuhnya orde baru
mampu menghadirkan kesadaran masyarakat untuk lebih berperan dalam
proses kehidupan kebangsaaan, disinilah kemudian ruang-ruang publik dan
hadirnya banyak partai politik menjadi semakin besar dan bebas.
Untuk mewujudkan sebuah masyarakat madani diperlukan sejumlah
prasyarat yang harus dilalui sebelum hal ideal itu jadi kenyataan yaitu: 117
1. Memenuhi keperluan dasar individu, keluarga dan kelompok dalam
masyarakat.
2. Berkembang modal manusia (human capital) dan modal sosial yang
kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas kehidupan
dan terjalinnya kepercayaan dan hubungan sosial antara kelompok.
3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan
arti kata lain terbukanya akses terhadap berbagai layanan sosial.
4. Adanya pembauran antara kelompok masyarakat serta tumbuhnya sikap
saling menghargai perbedaan antara budaya dan kepercayaan.
5. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga
ekonomi, undang-undang, dan sosial berjalan secara produktif dan
berkeadilan sosial.
6. Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan
kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan
komunikasi antara mereka secara teratur, terbuka dan dipercayai. Tanpa
prasyarat itu, maka masyarakat madani hanya akan berhenti pada slogan.
Dan PKS merupakan ikon politik baru dalam kancah nasional. PKS
ingin terwujudnya sebuah masyarakat madani di Indonesia, walaupun jika
dilihat ini masih dalam tahap proses. Akan tetapi PKS tetap berusaha dengan
cita-citanya sesuai dengan platform mereka yaitu mewujudkan masyarakat
117 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
madani yang adil, sejahtera dan bermartabat. Dan PKS menerjemahkan tujuan
masyarakat madani yang adil,sejahtera dan bermartabat dalam 3 bidang yaitu
dalam masalah politik, adil dalam masalah ekonomi, adil dalam sosial budaya,
sejahtera dalam masalah ekonomi, bermartabat dalam sosial budaya, keadilan
ekonomi kemudian kesejahteraan dan juga bermartabat. 3 bidang itulah yang
menentukan kehidupan orang banyak. PKS mempunyai konsep kerja-kerja
politik yaitu berusaha meluruskan kebijakan-kebijakan di DPR / MPR yang
punya keberpihakan kepada masyarakat dan kerja sosial di bidang
EKUINTEK: ekonomi, keuangan, industri dan teknologi dan pemberdayaan
masyarakat pada umumnya, rakyat, wanita, petani, buruh dan lain-lain.
PKS pun banyak menghadapi hambatan dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia, seperti ada saja pihak-pihak yang tidak setuju dengan ide
dari PKS dengan cara mencoba menjegal ide-ide PKS dan juga adanya
diskriminasi terhadap partai Islam. Dan untuk mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia maka PKS harus mempunyai kekuatan yang besar. PKS
kemudian menentukan target perolehan suara di tahun 2009 dari 7 % menjadi
20 %.
Masih banyak yang belum terwujud seperti pemerataan pendidikan,
kesejahteraan dari segi ekonomi dan sistem politik. Dan itu disebut sebagai
hambatan sosial, politik dan budaya dalam memberdayakan rakyat menuju
sebuah masyarakat madani. Menurut PKS proses demokrasi sekarang yang
sudah ada itu adalah salah satu cirinya.
PKS yakin bahwa pengembangan masyarakat madani memang bisa
membantu menciptakan atau melestarikan demokrasi, namun bagi masyarakat
yang belum berpengalaman dalam berdemokrasi, pengembangan masyarakat
madani justru bisa menjadi hambatan terhadap demokrasi karena mereka
menganggap demokrasi adalah distribusi kekuasaan politik dengan tujuan
pemerataan pembagian kekuasaan, bukan pada aturan main. Untuk
menghindari hal itu, diperlukan pengembangan lembaga-lembaga demokrasi,
terutama pelembagaan politik, di samping birokrasi yang efektif, yang
menjamin keberlanjutan proses pemerintahan yang terbuka dan
partisipatoris.118
Penguatan masyarakat madani perlu dilakukan oleh semua elemen
masyarakat madani Indonesia. PKS yang menjadi salah satu elemen
masyarakat Islam harus memperkuat posisi masyarakat madani ini. Apalagi,
masyarakat Indonesia sedang menghadapi fenomena lemahnya negara bangsa.
Masyarakat madani adalah sebuah model yang dicita-citakan oleh PKS bagi
masyarakat Indonesia masa depan sebagai prasyarat pencapaian model
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana yang disebut dalam Al
Qur`an sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. PKS akan ikut
berkontribusi dalam peraihan cita-cita tersebut bersama partai-partai maupun
unsur-unsur masyarakat lain yang memiliki kesamaan cita-cita. PKS yang
dibangun dalam kerangka kemaslahatan dakwah Islam diharapkan mampu
menjadi perekat bagi persatuan dan kesatuan umat Islam dan bangsa
Indonesia. Pada sisi lain, PKS mencanangkan diri untuk menjadi sebuah partai
118 Wawancara dengan Mabruri Ketua Badan Humas DPP PKS di Duren Tiga Jakarta pada tgl: 20 september 2007.
yang mampu memainkan peran motivator, stabilisator dan dinamisator bagi
proses perubahan dan reformasi di Indonesia
B. Saran-saran
Seperti yang disimpulkan tentang konsep masyarakat madani menurut
PKS, maka penulis dapat mengemukakan saran bahwa partai politik harus
mempunyai konsep, platform dan pogram kerja yang betul-betul matang, kuat,
jelas dan pro-reformasi menuju sebuah masyarakat madani juga diperlukan
hadirnya LSM-LSM yang kuat dan mandiri dalam memberikan kontribusi
terhadap proses akselerasi penciptaan sebuah masyarakat madani, bukan LSM
yang tergantung pada Negara terutama dari segi keuangan. Catatan ini
sekaligus menjadi tantangan bagi masyarakat madani untuk bergerak lebih
dinamis mempercepat demokratisasi. Pertama, bahwa sebenarnya pemahaman
masyarakat, termasuk organisasi masyarakat madani tentang nilai-nilai
demokrasi sudah cukup baik. Masyarakat telah cukup memahami urgensi
nilai-nilai demokrasi seperti musyawarah, gotong-royong, kebersamaan,
toleransi, regenerasi kepemimpinan, penegakan HAM, transparansi,
akuntabilitas, keadilan sosial dan kesetaraan gender. Namun masih belum
tampil dalam dataran nyata keseharian.
Selain karena pemahaman nilai-nilai ini kurang mendalam (hanya
sebatas kulit), belum mewujudnya ia menjadi kesadaran kolektif dan manifes
disebabkan adanya hambatan eksternal, diantaranya adalah kondisi elit
institusi Negara (pemerintahan) yang justru kontraproduktif dengan nilai
demokrasi. Pemerintah masih bersikap refresif terhadap perbedaan, lebih
sering konflik antar mereka. Penegakan hukum juga begitu lemahnya, masih
terjadi diskriminasi hukum kepada rakyat biasa dan elit politik. Para elit yang
(terindikasi) melanggar hukum akan tetap dipertahankan dan dibela. Begitu
pula dengan perilaku-perilaku elit yang tidak demokratis seperti memelihara
kultus individu, membungkam suara-suara kritis dan anti kritik dan perbaikan.
Untuk mewujudkan demokratisasi di Indonesia, ada beberapa langkah
strategis yang dapat dilakukan oleh masyarakat, terutama para penggiat
(organisasi) di bidang yang berkaitan dengan masyarakat madani. Pertama,
masyarakat harus mampu berserikat, berkumpul dan membentuk elemen-
elemen organisasi masyarakat madani yang menjadi wadah perjuangan,
penampung aspirasi dan wahana implementasi atas kefahaman mereka
terhadap nilai-nilai demokrasi. Karena hanya dengan semakin besarnya
kualitas dan kuantitas Organisasi Masyarakat Madani sajalah proses
pemberdayaan masyarakat dan sekaligus pressure kepada pemerintah menjadi
semakin efektif.
Untuk meningkatkan kuantitas organisasi masyarakat madani jelas
diperlukan proses awal berupa penyadaran urgensi Organisasi Masyarakat
Madani untuk kepentingan peningkatan kapasitas, skill maupun kesejahteraan
masyarakat. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan Organisasi
Masyarakat Madani yang telah ada harus dilakukan komunikasi intens antar
Organisasi Masyarakat Madani dan membuka jaringan dengan Organisasi
Masyarakat Madani sejenis diseluruh dunia. Kedua, Organisasi Masyarakat
Madani perlu melakukan pendidikan kepada masyarakat secara sistemik.
Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis warga negara
akan hak dan kewajibannya, memahami nilai-nilai demokrasi dan mampu
berpartisipasi aktif dalam proses demokratisasi di lingkungannya. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari kampanye hak-hak sipil dan
demokratisasi, pendidikan rakyat, penyuluhan demokrasi hingga pada aksi
demonstrasi dll. Ketiga, melakukan advokasi kepada masyarakat yang
mengalami penindasan karena oknum aparat, perusahaan maupun kebijakan
pemerintah. Bentuk advokasi konkrit seperti ini juga akan semakin
menguatkan posisi tawar masyarakat madani. Langkah-langkah diatas
diharapkan dapat menciptakan kemandirian Organisasi Masyarakat Madani
untuk berkarya dan meningkatkan kefahaman masyarakat akan nilai-nilai
demokrasi
Dalam pengembangan masyarakat madani, masyarakat sebagai pemilik
kedaulatan rakyat haruslah memegang inisiatif pengembangan di bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya, hukum dan hak asasi manusia, ketertiban
umum dan keamanan masyarakat, hak-hak politik, hak-hak ekonomi, hak-hak
sosial dan budaya, hak hukum, dan HAM serta ketertiban dan keamanan harus
berkembang sebagai kebutuhan publik dan kebutuhan rakyat artinya kita harus
mempunyai tekad dan semangat yang kuat untuk menciptakan sebuah
masyarakat madani tetapi hendaklah terlebih dahulu kita dapat menciptakan
kondisi kondusif sehingga kendala-kendala sosial, politik, budaya dan
ekonomi dapat teratasi dengan baik, jika hambatan ini sudah dapat teratasi
maka hadirnya sebuah masyarakat madani di Indonesia merupakan suatu
keniscayaan meskipun memerlukan proses dan waktu yang panjang.
Masyarakat madani yang ditandai oleh berkembangnya peran organisasi
kewarganegaraan di luar organisasi kenegaraan dalam mencapai keadilan dan
kesejahteraan sosial, perlu dipatri oleh kualitas pribadi, bahwa dalam
kehidupan masyarakat madani tersebut harus terwujudkan kualitas pribadi
yang ditandai oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
penghormatan terhadap hak azasi manusia, perwujudan negara hukum,
partisipasi warganegara yang luas dalam pengambilan kebijakan publik dalam
berbagai tingkatan, dan pelaksanaan paradigma baru pendidikan
kewarganegaraan untuk mengembangkan warganegara (Indonesia) yang
cerdas dan baik. Dari situ dapat ditangkap tantangan bagi pendidikan
demokrasi dan HAM di Indonesia adalah bersistemnya pendidikan demokrasi
dengan keseluruhan upaya pengembangan kualitas warga negara dan kualitas
kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdillah, Masykuri. Demokrasi di Persimpangan Makna: Respons Intelektual Muslim Indonesia Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999.
AS Hikam, Muhammad. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia, 1999. Cet ke-2. Azra, Azyumardi. Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, HAM, Masyarakat
Madani. Jakarta: Tim ICCE UIN, 2003. Baso, Ahmad. Civil Society Versus Masyarakat Madani: Arkeologi Pemikiran
„Civil Society“ dalam Islam Indonesia. Bandung: Pustaka Hidayah, 1999. Cet ke-1.
Burhanuddin.Lc.M.Si, H. Nandang. Penegakan Syariat Islam Menurut Partai
Keadilan. Jakarta : Al-Jannah, 2004. Culla, Adi Suryadi. Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di
Indonesia, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), cet.ke-1 Dahrendorf, Ralf. Kematian Sosialisme di Eropa : Refleksi Revolusi Tahun 1989.
Jakarta : Tiara Wacana, 1992. Damanik, Ali Said. Fenomena Partai Keadilan Transformasi 20 Tahun Gerakan
Tarbiyah di Indonesia. Jakarta : Teraju, 2003. DPP Partai Keadilan Sejahtera (Departemen Kaderisasi). Profil Kader Partai
Keadilan Sejahtera. Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004. DPP Partai Keadilan. Sekilas Partai Keadilan. Jakarta: 1998. Furqon, Aay Muhammad. Partai Keadilan Sejahtera (Ideologis dan Praksis
Politik Kaum Muda Muslim Indonsia Kontemporer. Jakarta: Teraju, 2004. Hakim, Dr. Masykur dan Tanu Wijaya. Model Masyarakat Madani. Jakarta:
Intimedia, 2003. Huwaydi, Fahmi. Demokrasi, Oposisi dan Masyarakat Madani. Bandung: Mizan,
1993.
Ibrahim, Rustam.“ Civil Society dan LSM di Indonesia“ dalam Kastorius Sinaga (ed) Menuju Masyarakat Madani. Jakarta: INPI-Pact, 1998.
Machmudi, Yon. Partai Keadilan Sejahtera Wajah Baru Islam Politik Indonesia.
Bandung: Harakatuna, 2005. Madjid, Nurcholish. Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi. Jakarta: Paramadina,
1999. Cet ke-1. Rahardjo, M.Dawam, et.al. Membongkar Mitos Masyarakat Madani. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000. Cet ke-1. ________________. Masyarakat Madani : Agama, Kelas Menengah dan
Perubahan Sosial. Jakarta, 1999. Saksi. Partai Keadilan Menjawab Tudingan dan Fitnah. Jakarta : Pustaka Saksi,
2004. Sukma, Rizal dan J. Kristiadi. Hubungan Sipil-Militer dan Transisi Demokrasi di
Indonesia : Perspektif Sipil dan Militer. Jakarta : CSIS. 1999. Urbaningrum, Anas. Plus-Minus Menuju Civil Society dalam Melamar
Demokrasi, Dinamika Politik Indonesia. Jakarta : Republika, 2004. Waluyo, Sapto. Kebangkitan Politik Dakwah Konsep dan Praktik Politik Partai
Keadilan Sejahtera Dimasa Transisi. Bandung : Harakatuna, 2005.
Surat Kabar
Kompas 27 Februari 1999 Indopos 3 September 2007 Republika 18 Maret 2005 Kompas Online, 4 November 2007.
WEBSITE
Www.Hidayatullah.com Www.Kompas.com
Www.Pk-Sejahtrera.org Www.Republika.com WAWANCARA
4. Bapak A. Mabruri, MA: Ketua Badan Hubungan Masyarakat DPP PKS. 5. Bapak Agus Wahid Rahman: Ketua DPC PKS Ciputat Tangerang. 6. Bapak Hasani, Amd: Ketua DPRa (Dewan Pimpinan Ranting) PKS Cirendeu
Tangerang.
Pertanyaan untuk wawancara
1. Bagaimana cita2 PKS tentang masyarakat madani ?
2. Atas landasan apa cita2 tersebut ?
3. Jika di al Quran (ayat dan surat apa ?) (tafsirnya? jika hadis ??)
4. Bagaimana konsepnya dalam PKS ? apakah diturunkan dalam
sebuah keputusan resmi partai ?
5. Bagaimana penerapannya dalam PKS ?
6. Bagaimana PKS menerjemahkan masyarakat madani dalam
kerja politik ?
7. Bagaimana kerja sosial PKS dalam mewujudkan masyarakat
madani?
8. Dalam konsep PKS, berbedakah masyarakat madani dengan
civil society ? dan berbedakah masyarakat madani dengan
masyarakat sipil ?
9. Jika beda, apa perbedaan mendasarnya ? secara konsep atau
implementasinya ?
10. Bagaimana posisi masyarakat madani dan demokrasi ?
11. Sinergiskah masyarakat madani dan demokrasi ?
12. Apa peranan masyarakat madani dalam kehidupan sosial-politik
negeri ini?
13. Apakah kehidupan demokrasi termasuk pluralisme akan
semakin meluas dan mendalam atau justru makin mengkerut ?
14. Apa hubungan antara masyarakat madani dengan pemerintahan
Islami?
15. Apakah masyarakat madani akan berdaya mengontrol jalannya
pemerintahan atau justru pemerintahan makin kooptatif
terhadap masyarakat sipil / madani ?
16. Bagaimana konsep masyarakat madani menurut PKS ?
17. Apa pengaruh konsep masyarakat madani menurut PKS
terhadap bangsa Indonesia ?
18. Peran serta apa yang bisa dilakukan oleh PKS dalam
mewujudkan masyarakat madani di Indonesia ?
19. Strategi apa yang dilakukan PKS dalam mewujudkan
masyarakat madani di Indonesia?
20. Apakah masyarakat madani sudah terwujud di Indonesia
sekarang ini ?
21. Mengapa konsep masyarakat madani sangat penting dalam
kehidupan bernegara dalam konsep PKS ?
22. Dalam kinerjanya, apa hambatan yang paling berarti yang
Bapak/Ibu hadapi dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia?
Wawancara dengan Bpk. Mabruri, MA
(Ketua Badan Hubungan Masyarakat DPP PKS)
di Duren Tiga Jakarta Tgl 20 September 2007
1. Bagaimana cita2 PKS tentang masyarakat madani ?
Sudah jelas ada di AD / ART yang terbaru, tujuan PKS adalah masyarakat
madani yang adil dan sejahtera yang diridhoi Allah SWT dalam NKRI
2. Atas landasan apa cita2 tersebut ?
Karena kita partai Islam dan landasan Islam adalah itu Al-Quran dan Hadist
tentu ada disitu semua, namun masalah spesifik ayat-ayatnya yang lebih tahu
dewan syariat Islam yang nyusun
3. Jika di al Quran (ayat dan surat apa ?) (tafsirnya? jika hadis ??)
Maroji rujukan-rujukan dari landasan ayat-ayat Al-Quran yang mendasari
kenapa PKS punya cita-cita atau tujuan semacam ini yang salah satunya
mungkin surah Al-Maidah ayat 8
4. Bagaimana konsepnya dalam PKS ? apakah diturunkan dalam
sebuah keputusan resmi partai ?
Ya tentu diturunkan dalam sebuah keputusan resmi partai, kita memberikan
satu penyataan yang memang karena disini ada diridhoi oleh Allah SWT,
ridho ini artinya kalau dalam terminologi Islam landasannya sesuai dengan
Al-Quran dan Sunah Rasul karena sangat tinggi tidak menyimpang dari situ.
5. Bagaimana penerapannya dalam PKS ?
Ya tentu sekuat mungkin kita akan mencoba untuk menerapkan apa yang kita
mampu, didalam situasi politik yang sangat beragam ini kita tidak bisa
memaksakan keinginan semua-semua kan kalau dilihat dari landasan
demokrasinya kan harus dimusyawarahkan, kadang-kadang apa yang kita
inginkan bisa tercapai kadang-kadang juga tidak bisa dalam skala luas, tapi
didalam organisasi sendiri penerapan masalah ini seiya mungkin diusahakan
seiya mungkin diusahakan supaya dilaksanakan walaupun didalam
prakteknya ada yang harus dengan sikap toleransi.
6. Bagaimana PKS menerjemahkan masyarakat madani dalam kerja
politik ?
Kita menerjemahkan tujuan masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang
diridhoi ini menjadi sebuah platform-platform dan platform-platform itu ada
3 hal yaitu membangun Indonesia yang adil, sejahtera dan bermartabat, jadi
kalau kta terjemahkan masyarakat madani yang tercantum pada AD / ART
masyarakat madani yang tadi itu, adil, sejahtera dan bermartabat nanti dalam
pelaksanaanya kita akan membagi adil, sejahtera dan bemartabat ini strategis
dalam 3 bidang adalah dalam masalah politik, adil dalam masalah ekonomi,
adil dalam sosial budaya, sejahtera dalam masalah ekonomi, bermartabat
dalam sosial budaya, keadilan ekonomi kemudian kesejahteraan dan juga
bermartabat.
7. Bagaimana kerja sosial PKS dalam mewujudkan masyarakat
madani?
Karena kita partai politik maka konsepnya adalah konsep kerja-kerja politik,
ya kalau kita mempunyai ketrampilan di DPR / MPR tentu bagaimana kita
meluruskan kebijakan-kebijakan yang memang punya keberpihakan kepada
masyarakat, kalau kita lihat kerja sosial disalah satu Departemen di DPP ada
yang namanya Departemen Kesejahteraan sosial dibawah bidang
EKUINTEK: Ekonomi, Keuangan, Industri dan Teknologi, banyak pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan oleh PKS berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat pada umumnya, rakyat, wanita, petani, buruh, Dll. Jadi ada
kerja-kerja sosial juga yang memang menjadi konsep masing-masing bidang
atau badan.
8. Dalam konsep PKS, berbedakah masyarakat madani dengan civil
society ? dan berbedakah masyarakat madani dengan masyarakat
sipil ?
Masyarakat madani disini kita rujukannya adalah karena partai Islam
masyarakat yang mendasarkan moralitas tentunya dalam menciptkan
kehidupan di masyarakat seperti contohnya di dalam kehidupan Rasulullah
adalah masyarakat Madinah artinya kita menghormati adanya keyakinan,
agama, peribadatan terhadap agama-agama lain yang semuanya ini
landasannya Al-Quran dan Sunnah.
9. Jika beda, apa perbedaan mendasarnya ? secara konsep atau
implementasinya ?
Civil society mungkin lebih kepada semangat untuk kesetaraan di dalam
sebuah tatanan demokrasi, kalau dibilang adakah perbedaan antara
masyarakat madani dan masyarakat sipil tentu ada dan kalau adakah
persamaannya tentu ada, lebih teminologi saja, saya tidak tahu persis
jawaban yang lebih ilmiah tapi menurut saya masyarakat madani lebuh
berlandskan tata cara kehidupan bermasyarakat dengan landasan-landasan
teologis dalam Islam dan ini tentu dari konsensus bersama.
10. Bagaimana posisi masyarakat madani dan demokrasi ?
Saya pikir selama sistem di sebuah Negara memang mengambil sistem
demokrasi, masyarakat madani bisa-bisa saja berkembang. Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara masyarakat madani dengan civil society.
11. Sinergiskah masyarakat madani dan demokrasi ?
Saya pikir ya, karena didalam masyarakat madani prinsip-prinsip
kebersamaan dijunjung tinggi walaupun punya agama yang berbeda dari
agama mayoritas tersebut.
12. Apa peranan masyarakat madani dalam kehidupan sosial-politik
negeri ini?
Tentu banyak peranannya, membangun ekonomi, membangun kehidupan
sosial politik, membuat tatanan kehidupan yang lebih egaliter, prinsip
kebersamaan, semua itu menjadi keinginan dari masyarakat madani itu lebih
spesifik pada masalah-masalah ekonomi, politik dan sosial budaya karena 3
hal inilah yang mnentukan kehidupan orang banyak.
13. Apakah kehidupan demokrasi termasuk pluralisme akan semakin
meluas dan mendalam atau justru makin mengkerut ?
Tentu, kalau prinsip-prinsip kebersamaan dijunjung tinggi saya pikir
kehidupan demokrasi baik apalagi dengan koridor teologi Islam kan
hubungan luas, kalau konsensus bisa dirubah, peraturan kemarin atau
undang-undang yang dulu sekarang bisa diatur tapi kalau nash-nash Al-
Quran, Hadis itu sudah qath’i walaupun tergantung tafsirannya berbeda-
berbeda, lebih kuat dibandingkan konsensus yang dibuat oleh manusia.
14. Apa hubungan antara masyarakat madani dengan pemerintahan
Islami?
Pemerintahan yang seperti apa, kalau kita lihat ala Iran atau Arab Saudi itu
beda pelaksanaan seperti di Turki tergantung pemerintahan Islami yang
seperti apa.
15. Apakah masyarakat madani akan berdaya mengontrol jalannya
pemerintahan atau justru pemerintahan makin kooptatif terhadap
masyarakat sipil / madani ?
Yang jelas kalau masyarakat madani terbentuk kemudian masyarakat menjadi
lebih berdaya kritis dengan jalannya pemerintahan tentu akan bisa berjalan
secara baik karena masyarakat madani salah satu cirinya pendidikannya
sudah lebih baik dan kemudian ekonomi dan politik juga semakin baik karena
mereka adalah orang-orang punya kepedulian terhadap jalannya
pemerintahan.
16. Bagaimana konsep masyarakat madani menurut PKS ?
Saya pikir seperti yang sudah disampaikan, kalau digamabarkan dalam partai
poltik yang suda ditulis oleh Majelis Pengmbangan Partai yaitu masyarakat
yang adil, sejahtera dan bermartabat.
17. Apa pengaruh konsep masyarakat madani menurut PKS terhadap
bangsa Indonesia ?
Ya, kalau hanya sebatas konsep sih pengaruh belum terlalu terasa, yang akan
terasa kalau konsep itu dilaksanakan, diaplikasikan untuk bisa
mengapliaksikan konsep-konsep itu kalau tatanan masyarakat bangsa
Indonesia kita harus punya kekuatan yang besar kalau Cuma 7 % itu pasti
akan kalah baik di DPR / MPR maupun di pemerintahan sekarang ini tapi
pengaruhnya tentu tidak terlalu besar, sesuai dengan besarnya perolehan
suara di kursi DPR / MPR, saya yakin itu.
18. Peran serta apa yang bisa dilakukan oleh PKS dalam mewujudkan
masyarakat madani di Indonesia ?
Tentu kita terlibat dalam proses demokrasi yang ada di Indonesia kita bukan
orang yang cuma nonton proses demokrasi tapi kita juga aktif terlibat, punya
partai, punya platform, punya kegiatan-kegiatan dan juga punya tujuan-
tujuan baik yang dilakukan oleh partai fraksi yang ada di DPR / MPR tentu
ini sudah menjadi satu rahasia umum kalau kita membuat partai sekuat
mungkin tujuan kita menguasai parlemen, karena salah satu tujuan partai
politik didirikan kekuasaan, kalau sudah ada tujuan-tujuan atau keinginan-
keinginan itu dilaksanakan makanya di tahun 2009 kita punya target-target
untuk meraih perolehan suara dari 7 % ke 20 %, salah satunya itu.
19. Strategi apa yang dilakukan PKS dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia?
Yang pertama adalah mencoba untuk meraih simpati masyarakat yang
memang setuju dan sesuai dengan platform kita, selama platform PKS di
sokong oleh segelintir orang saja, ya tentu hanya sebagian kecil saja dari
masyarakat itu yang bisa mewujudkan strategi PKS tetapi kalau sudah banyak
tentu strategi akan lebih mudah dilakukan.
20. Apakah masyarakat madani sudah terwujud di Indonesia sekarang
ini ?
Relatif, kalau dibilang terwujud tentu masih banyak hal-hal yang menjadi
ukuran dalam terwujudnya masyarakat madani tetapi kalau dibilang tidak
sama sekali itu tidak, proses demokrasi sekarang yang sudah ada itu adalah
salah satu ciri terwujudnya masyarakat madani tetapi untuk yang lain seperti
pendidikan, kesejahteraan kemudian dari segi ekonomi itu masih belum
terwujud.
21. Mengapa konsep masyarakat madani sangat penting dalam
kehidupan bernegara dalam konsep PKS ?
Ya, karena inti dari kehidupan bernegara adalah bagaimana semua warga
Negara semua masyarakat di dalam Indonesia ini bisa merasakan pran
penting keberadaan Negara kalau Negaranya ada tetapi masyarakatnya tidak
terurus berarti ada yang salah dalam pengelolaan Negara tersebut.
22. Dalam kinerjanya, apa hambatan yang paling berarti yang
Bapak/Ibu hadapi dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia?
Ya tentu apa yang kita inginkan kadang-kadang tidak sesuai dengan
keinginan pihak lain kemudian pihak lain ini tentu ingin dalam keadaan
tertentu menghambat atau menjegal ide-ide kita, kalau kita lihat yang terjadi
sekarang adalah melakukan diskriminasi misalnya ada partai yang punya
tujuan-tujuannya inin mendirikan Negara Islam dan sebagainya kemudian
ingin memecah belah NKRI, punya koalisi besar yang isinya adalah kalau
jatuh ke partai lain maka keberadaan NKRI akan terancam, nah semacam itu
yang kemudian akan menjadi hambatan PKS dalam mewujudkan masyarakat
madani tersebut artinya dibutuhkan semangat nasionalisme, semangat untuk
menjaga NKRI ini.
Wawancara dengan Bpk. Hasani, Amd
(Ketua Dewan Pimpinan Ranting PKS Cirendeu)
di Kp. Baru Tangerang Tgl 14 September 2007
23. Bagaimana cita2 PKS tentang masyarakat madani ?
PKS mempunyai cita cita ingin menjadikan Negara Indonesia yang nilai
keislaman tidak hanya ritual saja dilakukan tetapi dalam kehidupannya
bisa terlaksana sesuai syariat Islam, sebagai contoh: birokratnya tidak
korupsi dan melayani umat, pemimpinnya adil dan visioner atau
membangun keluarga dan masyarakat yang baik atau Islami.
24. Atas landasan apa cita2 tersebut ?
Kitabullah Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya, menapaki jalan sahabat dan
tabi’in serta mngambil suri tauladan Rasulullah SAW sepak terjang para
pembaru yang shalih dan para tokoh Islam sepanjang sejarah.
25. Jika di al Quran (ayat dan surat apa ?) (tafsirnya? jika hadis ?)
Qs. Al-Maidah : 48 yaitu jalan tuhan yang harus dijadikan sebagai
landasan hukum bagi manusia, Qs. Al-Jatsiyah : 18.
26. Bagaimana konsepnya dalam PKS ? apakah diturunkan dalam
sebuah keputusan resmi partai ?
Konsepnya diterapkan dengan menjadikan PKS partai dakwah artinya
tidak sekedar mengejar jabatan tetapi memberikan nilai-nilai keislaman
kepada masyarakat. Keputusan partai adalah dengan diberikan manhaj-
manhaj atau petunjuk bagi kader dakwah PKS.
27. Bagaimana penerapannya dalam PKS ?
Penerapannya dengan pembinaan melalui tarbiyah dikenal dengan : 1.
pilar tarbawi (pembinaan), pilar tanzimi (institusional).
28. Bagaimana PKS menerjemahkan masyarakat madani dalam
kerja politik ?
Jika menjadi pemimpin bagi PKS bukan diminta tetapi amanah yang
harus diemban untuk pengembangan dakwah dan kemaslahatan umat
menjadikan partai sebagai sarana dakwah
29. Bagaimana kerja sosial PKS dalam mewujudkan masyarakat
madani?
PKS melakukan langkah edukatif ke masyarakat dengan mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan atau pesantren, melakukan aksi cepat
kepada masyarakat yang terkena musibah atau bencana dan terbukti
kader PKS yang terdepan jika ada musibah atau bencana di masyarakat,
juga sering mengadakan aksi sosial sunatan massal, pengobatan gratis
dan bazaar sembako murah juga tidak ketinggalan berperan aktif di
masyarakat lewat masjid-masjid atau mushalla yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat.
30. Dalam konsep PKS, berbedakah masyarakat madani dengan
civil society ? dan berbedakah masyarakat madani dengan
masyarakat sipil ?
Berbeda.
31. Jika beda, apa perbedaan mendasarnya ? secara konsep atau
implementasinya ?
Civil society dengan masyarakat madani tidak terlalu jauh formatnya
hanya saja konsep madani PKS tidak terlalu jauh dari konsep Rasulullah
SAW yang membentuk masyarakat madani yang cemerlang. Masyarakat
madani segala aktifitas masyarakat tidak terlepas dari motivasi keimanan
seseorang atau masyarakat itu sendiri dalam berinteraksi antar personal
sdangkan civil society berkonsep kegotongroyongan yang menitik
beratkan nilai kemanusiaan, sedangkan masyarakat sipil seolah-olah
hanya menerima perintah dari penguasa dan kurang aktif untuk
membangun bersama pemerintah.
32. Bagaimana posisi masyarakat madani dan demokrasi ?
Masyarakat demokrasi menjunjung kesamaan hak dan martabat sehingga
segala sesuatu tergantung suara terbanyak. Demokrasi itu sendiri
sebetulnya sudah ada sejak zaman para sahabat yang memilih pemimpin
untuk khalifah Islam setelah Rasulullah wafat tetapi demokrasi yang
diagung-agungkan barat tidak seadil yang diterapkan Islam dengan
sistemnya. Jadi posisi masyarakat madani lebih menjunjung kesejahteraan
dan keadilan untuk masyarakat dibanding dengan sistem demokrasi.
33. Sinergiskah masyarakat madani dan demokrasi ?
Dari keterangan diatas bahwa masyarakat madani lebih bermartabat
dibanding dengan sistem demokrasi tetapi bagaimana masyarakat
demokrasi ini menjadikan masyarakat mendapatkan tempat atau dihargai
haknya yang hal ini juga menjadi salah satu kemaslahatan umat pada
masyarakat madani.
Wawancara dengan Bpk. Agus Wahid Rahman
(Ketua DPC PKS Ciputat)
di Cipayung Tangerang Tgl 7 September 2007
1. Apa peranan masyarakat madani dalam kehidupan sosial-politik
negeri ini?
Perannya banyak sekali : 1. dari segi pendidikan yaitu mendidik karakter
manusia yang sempurna dengan ESQ bukan hanya IQ saja tetapi
emosional spiritual sangat penting. 2. dari segi politik yaitu mendidik para
birokrat untuk dapat melayani umat dan tidak korupsi dan amanah dan
menjalankan tugasnya. 3. dari segi sosial yaitu dana zakat bisa dikelola
menjadi kesejahteraan umat.
2. Apakah kehidupan demokrasi termasuk pluralisme akan
semakin meluas dan mendalam atau justru makin mengkerut ?
Kehidupan demokrasi yang pluralisme akan tidak laku manakala umat
Islam Indonesia semakin tercerahkan pola pikirnya dengan manhaj yang
benar yaitu Al-Quran dan Sunnah.
3. Apa hubungan antara masyarakat madani dengan pemerintahan
Islami?
Sangat ada korelasinya. Masyarakat madani akan membentuk masyarakat
yang Islami, begitu artinya jika masyarakat madani telah terbentuk sudah
pasti masyarakatnya menginginkan pemerintahan yang Islami.
4. Apakah masyarakat madani akan berdaya mengontrol jalannya
pemerintahan atau justru pemerintahan makin kooptatif
terhadap masyarakat sipil / madani ?
Masyarakat yang madani akan lahir masyarakat yang cerdas dan berfikir
positif dan bertanggung jawab sehingga dapat mengontrol
pemerintahannya, jika ada penyelewengan jabatan masyarakat pasti
langsung bertindak mengingatkan penyelewengan tersebut dan
birokratnya pasti sangat hati-hati dalam menjalankan setiap
kebijakannya.
5. Bagaimana konsep masyarakat madani menurut PKS ?
Masyarakat madani mempunyai karakter yang mengedepankan konsep
hidup menjadikan keluarga yang sakinah mawadah warohmah,
menjadikan pemimpin menjadi pelayan umat.
6. Apa pengaruh konsep masyarakat madani menurut PKS
terhadap bangsa Indonesia ?
Indonesia akan semakin baik keadaannya jika konsep masyarakat madani
ini dapat diterapkan ditengah-tengah masyarakat Islam Indonesia, sebab
Indonesia penduduknya mayoritas Islam sehingga konsep Islam dan
Negara serta peran aktif warganya tidak bisa dipisahkan sehingga
karakter bangsa Indonesia yang bantu-membantu dan gotong royong
sebetulnya adalah konsep yang Islami.
7. Peran serta apa yang bisa dilakukan oleh PKS dalam
mewujudkan masyarakat madani di Indonesia ?
PKS melakukan pendidikan politik yang bermoral atau Islami kepada
seluruh bangsa bahwa pemimpin bukan hal yang diinginkan tetapi adalah
amanah yang pertanggung jawabannya sangat berat, PKS berperan aktif
dalam amandemen UUD 45 untuk merumuskan bersama-sama untuk
kepentingan umat Islam. PKS berperan aktif dalam setiap pemilihan
kepala daerah baik gubernur atau bupati sehungga untuk melakukan
perubahan ditingkat birokrasi dan masyarakat maka PKS harus
memimpin.
8. Strategi apa yang dilakukan PKS dalam mewujudkan
masyarakat madani di Indonesia?
Strategi yang bersama-sama membangun bangsa dengan cara kerjasama
atau koalisi, melakukan pembinaan kepada siapa saja yang menginginkan
pencerahan umat melalui tarbiyah untuk birokrat, ulama dan masyarakat.
9. Apakah masyarakat madani sudah terwujud di Indonesia
sekarang ini ?
Belum. Sebab masih banyak UU atau peraturan daerah yang masih
mengadopsi dari belanda yang belum dirubah artinya belum senapas
dengan konsep masyarakat yang Islami dan tatkala peraturannya sudah
siap tetapi masyarakatnya belum memahaminya sehungga masih banyak
gesekan dengan masyarakat.
10. Mengapa konsep masyarakat madani sangat penting dalam
kehidupan bernegara dalam konsep PKS ?
Penting sekali. Sebab Indonesia terlahir dan diperjuangkan oleh umat
Islam sehingga yang berhak mewariskan dan membangun bangsa
Indonesia ini adalah umat Islam sehingga saat ini banyak umat Islam
yang terpinggirkan yang seharusnya umat Islam sejahtera sebab nenek
moyang kita memperjuangkan Negara ini sehingga Negara atau
pemerintah harus ssuai dengan nafas masyarakat Indonesia yang
mayoritas Islam.
11. Dalam kinerjanya, apa hambatan yang paling berarti yang
Bapak/Ibu hadapi dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia?
Kelompok atau partai yang sekuler terhadap pemikirannya dan
pemerintah yang belum maksimal mewujudkan masyarakat yang sejahtera
atau madani.