18
Konsep & Askep Apendisitis Kelompok 1 Afrida Pratiwi Deni Ferawati Komang Rani Wati

Konsep & Askep Apendisitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep & Askep Apendisitis

Konsep & Askep Apendisitis

Kelompok 1 Afrida Pratiwi

DeniFerawati

Komang Rani Wati

Page 2: Konsep & Askep Apendisitis

a. DefinisiApendisitis merupakan peradangan

pada apendiks (kantung buntu pada caecum) yang dapat menjadi keadaan darurat, khususnya dalam pembedahan pada anak. Secara umum apendiks ini melekat pada caecum, dan pada anak umumnya tidak lurus dan memperlihatkan sebuah lipatan. Apabila terjadi peradangan apendiks maka akan terjadi akumulasi dari eksudat purulen dalam lumen dan dapat terjadi obstruksi, akibatnya suplai darah berkurang, pembuluh darah juga akan mengalami kerusakan (Hidayat, 2008).

Page 3: Konsep & Askep Apendisitis

b. Etiologi

Appendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen appendik oleh hyperplasia Folikel lympoid Fecalit, benda asingstriktur karena Fibrasi karena adanya peradangan sebelumnya atau neoplasma.Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang memproduksi mukosa mengalami bendungan.Namun elastisitas dinding appendik mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen.Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema dan ulserasi mukosa.Pada saat inilah terjadi Appendiksitis akut local yang ditandai oleh adanya nyeri epigastrium.

Page 4: Konsep & Askep Apendisitis

c. Manifestasi Nyeri kuadran bawah biasanya disertai dengan

demam derajat rendah, mual, dan sering kali muntah.

Pada titik McBurney (terletak dipertengahan antara umbilicus dan spina anterior dari ilium) nyeri tekan setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rectum kanan.

Nyeri alih mungkin saja ada, letak appendiks mengakibatkan sejumlah nyeri tekan, spasme otot, dan konstipasi atau diare

Tanda rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kanan bawah, yang menyebabkan nyeri pada kuadran kiri bawah)

Jika terjadi ruptur appendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar, terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk

Page 5: Konsep & Askep Apendisitis

d. Patofisiologi

Page 6: Konsep & Askep Apendisitis
Page 7: Konsep & Askep Apendisitis

e. Penunjang Diagnostik

1. Tes rectalPada pemeriksaan rectal toucher akan

teraba benjolan danpenderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.

2. Pemeriksaan laboratoriuma. Hb (hemoglobin) nampak normalb. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis infiltrat c. Urine penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.

3. Pemeriksaan radiologi4. Foto Abdomen

Dapat menyatakan adanya pergeseran material dari apendiks (fekalit), ileus terlokalisir.

Page 8: Konsep & Askep Apendisitis

f. Penatalaksanaan 1.      Penatalaksanaan Keperawatan pre

operasiPenderita di observasi, istirahat

dalam posisi semifowler, sebelum operasi klien perlu dipersiapkan secara fisik maupun psikis.

2.      Penatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien dengan apendisitis adalah :

a.       Apendektomi ( pembedahan untuk mengangkat apendiks ) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.

b.      Antibiotik dan cairan IV dapat diberikan sampai pembedahan dilakukan

c.       Analgetik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan dan setelah operasi.

3.      Penatalaksanaan keperawataan pasca operasi

Perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermi, baringkan klien dalam posisi semifowler untuk mengurangi tegangan pada insisi dan organ abdomen.

Page 9: Konsep & Askep Apendisitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDISITIS

Page 10: Konsep & Askep Apendisitis

Pengkajian

1. Identitas Pasien

2. Riwayat Kesehatan

3. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan secara head to toe

meliputi system dan dikhusus kan

pada system pencernaan

4. Aktivitas sehari-hari

Page 11: Konsep & Askep Apendisitis

Diagnosa keperawatan

a.   Infeksi, resiko tinggi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi atau ruptur pada apendiks, peritonitis, pembentukan abses.

b.   Kekurangan volume cairan, berhubungan dengan muntah pra operasi, pembatasan pasca operasi.

c.   Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi bedah.

d.   Kurang pengetahuan berhubungan dengan perjalanan penyakit.

Page 12: Konsep & Askep Apendisitis

Intervensi keperawatanIntervensi rasional

Awasi tanda vital, perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatkan nyeri abdomen

- Dugaan adanya infeksi atau terjadinya sepsis, abses, peritonitis

Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka aseptik

Menurunkan resiko penyebaran penyakit atau bakteri

- Lihat insisi dan balutan Memberikan deteksi dini terjadi nya proses infeksi dan pengawasan penyembuhan peritonitis yang telah ada sebelumnya.

Page 13: Konsep & Askep Apendisitis

Diagnosa II

intervensi rasional

- Awasi tekanan darah dan nadi- Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intra vaskuler

- Lihat membran mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler

- Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler

- Awasi masukan dan haluaran; catat warna urin atau konsentrasi, berat jenis

Penurunan haluaran urin pekat dengan peningkatan berat jenis di duga dehidrasi atau kebutuhan peningkatan cairan.

Page 14: Konsep & Askep Apendisitis

Diagnosa III

intervensi rasional

Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik beratnya (skala 0-10)

- Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan

- Pertahankan istirahat dengan posisi semi-fowler

- Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau pelvis, menghilang-kan tegangan abdomen

Dorong ambulasi diniMeningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh merangsang peristaltik dan kelancaran flatus, menurunkan ketidaknyamanan abdomen.

Page 15: Konsep & Askep Apendisitis

Diagnosa IV

Intervensi rasional

- Kaji ulang pembatasan aktivitas pasca operasi

Memberikan inflamasi pada pasien untuk merencanakan rutinitas biasa tanpa menimbulkan masalah

- Dorong aktivitas sesuai tolerasi dengan periode istirahat periodik

Mencegah kelemahan, meningkatkan penyembuhan dan perasaan sehat

Anjurkan menggunakan laksatif atau pelembek feses ringan bila perlu dan hindari enema

Membantu kembali ke fungsi usus semula

Page 16: Konsep & Askep Apendisitis

Implementasi Keperawatan Pelaksanaan keperawatan yang dilakukan pada

klien dengan apendisitis menurut Smeltzer, 2001 yaitu pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgetik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi ( pembedahan untuk mengangkat apendiks ) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen atau dengan laparaskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.

Page 17: Konsep & Askep Apendisitis

Evaluasi Teori evaluasi keperawatan pada klien dengan

apendisitis menurut Smeltzer, 2001 antara lain : • Kram dan nyeri abdomen berkurang• Nyeri berkurang• Pengeluaran dan masukan cairan adekuat, tanda-

tanda kurang cairan tidak terjadi• Menaati diet rendah serat• Mencapai perfusi gastrointestinal normal ;

memenuhi pembatasan makanan, haluaran urine adekuat, tekanan darah dalam batas normal

• Tidak mengalami komplikasi• Tidak demam, abdomen lunak, tidak nyeri tekan

dengan bising usus normal .

Page 18: Konsep & Askep Apendisitis