Kelompok Komunitas Diskusi Ya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah kelompok komunitas

Citation preview

KONSEP TEORI DOROTHEA OREM : SELF CARE DEFISIT THEORYTeori Self Care Defisit Nursing Theory (SCDNT) Orem memfokuskan pada kemampuan seseorang dalam memenuhi perawatan untuk dirinya sendiri yang terdiri dari kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, privasi dan interaksi social, bebas ancaman, dan mengembangkan diri). Peran perawat pada teori ini tergambar pada nursing system, pada system ini perawat membuat penilaian atas pencapaian seorang klien dalam memenuhi kebutuhan self-care dan mengelompokkan dalam wholly, partly, atau supportive educative system. Self-care, self-care deficit, dan nursing system adalah satu kesatuan yang merupakan bentuk interaksi antara klien dan perawat. Nursing design dibentuk untuk membantu perawat mencapai tujuan dari nursing system untuk membantu memenuhi self-care deficit klien.Orem memulai pengembangan keperawatan dengan memunculkan arti keperawatan dan mengidentifikasi situasi saat seorang klien membutuhkan perawat. Orem kemudian mempunyai kesimpulan bahwa sesorang membutuhkan tindakan keperawatan saat seseorang tersebut tidak bisa merawat dirinya sendiri (Ladner, 2002). Pada tahun 1971 Orem memunculkan theory Self Care Deficit Theory of Nursing (SCDTN) dalam buku Nursing Concepts of Practice. Teori keperawatan self care deficit sebagai grand teori keperawatan terdiri dari tiga teori terkait yaitu teori self care, self care deficit, dan system keperawatan. Teori ini mempunyai beberapa elemen konsep yaitu self care, agency/agen, dan keperawatan. Dalam teorinya orem menetapkan empat konsep yang pada akhirnya bersama theory keperawatan yang lain membentuk metaparadigma keperawatan, yaitu: human being, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan

Memenuhi therapeutic self-care pasienMembantu pasien yang mengalami ketidakmampuan self-careMendukung dan melindungi pasienWholly Compensatory SystemPartly Compensatory SystemMelaksanakan pengukuran kemampuan self-care pasienMembantu pasien yang mengalami keterbatasan self-careMendampingi pasien memenuhi self-care sesuai kebutuhanMelaksanakan pengukuran beberapa kemampuan self-careMengatur kemampuan self-careMenerima bantuan dan perawatan dari perawatTindakan perawatTindakan perawatTindakan pasienSupportive Educative System Memenuhi self-care Mengatur latihan dan pengembangan kemampuan self-care Tindakan perawatTindakan pasien

TEORI KEPERAWATAN IMOGENE M. KINGKonsep Utama1) Fokus teory Imogene M. King adalah Human Being dengan prinsip Goal Attainment (Pencapaian tujuan ) yang berfokus pada system interpersonal.2) Konsep teory Imogene M.King terdiri : Interaksi, yaitu suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan. Persepsi, diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latar belakang pendidikan. Komunikasi, yaitu suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung. Transaksi, interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Peran, merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Stress, suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Pertumbuhan dan perkembangan, tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan. Waktu, adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia. Ruang, yaitu area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan pasien Jarak, batas wilayah yang memiliki kebijakan masing-masing3) King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) , dapat dilihat pada skema berikut dibawah ini :

Dynamic Interacting SystemsSocial system (society)Personal system (individual)Interpersonal system (groups)

a. Sistem personal Adalah individu atau pasien yang dilihat sebagai sistem terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep berinteraksi yaitu: persepsi, diri, tumbang, waktu, ruang, dan jarakb. Sistem interpersonal Adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.c. Sistem sosial Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Asumsi King 1. Asumsi Eksplisit meliputi :1) Focus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia 2) Individu adalah mahluk sosial, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control, berorientasi pada kegiatan waktu.3) Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta perawat. 4) Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupannya. 5) Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka mengambil keputusan.6) Tujuan pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mungkin tidak sama.2. Asumsi Implicit meliputi :1) Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.2) Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.3) Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.4) Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. Pandangan King terhadap keperawatan 1. Konsep ManusiaKing memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan 2. Konsep LingkunganLingkungan adalah system social yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan system lainnya secara terbuka3. Konsep SehatKing mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.4. Konsep KeperawatanKing menyampaikan pola intervensi keperawatannya adalah proses interaksi pasien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaks

TEORI KEPERAWATAN CALISTA ROY

PENDAHULUAN Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat mencapai tujuan untuk hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan. Hal tersebut dapat ditunjang dengan adanya perawatan yang baik dalam menjaga kesehatan hidup. Salah satu penunjang tersebut dapat dilihat dari tujuan keperawatan yaitu meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan adaptasi mode, informasi tentang tingkat adaptasi manusia dan stimulus fokal, konstektual dan residual. Penerapan konsep model praktek bagi para perawat dapat diambil atau diadaptasi dari berbagai sember model yang telah berkembang sejak dahulu, yang sudah dikembangkan dan dikombinasikan oleh para pakar keperawatan. Konsep dan teori dari pakar keperawatan ini bisa dimanfaatkan sebagai panduan dan acuan dalam dunia keperawatan serta untuk mengetahui bagaimana batasan dan kewenangan yang diperbolehkan bagi perawat. Menjadi seorang perawat tidak hanya terampil dalam edukatif dan promosi kesehatan saja tetapi perlu adanya 4 macam elemen penting, seperti yang diungkapkan oleh Sister Callista Roy dalam teori dan model keperawatan yaitu : keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori dan model keperawatan menurut Roy akan dibahas pada bab berikutnya.A. Riwayat Hidup Callista Roy Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing pada tahun 1966 di Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977 di universitas California. Pada saat bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Roy bekerja sebagai staf perawat pediatric dan mengumumkan daya lenting dari anak-anak dan menambahkan respon ke perubahan fisiologis-psikologis. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Konsep pokok dan model ini dikembangkan saat Roy lulus dari universitas di California Los Angeles dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai mengoperasikan modelnya pada tahun 1968 ketika Mount Saint Marys College menggunakan kerangka adaptasi yang didirikan oleh seorang Pisipol dari kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan model pertama yang di hadirkan dari literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing outlook pada tahun 1970. Roy mengasosiasikan ke professor dan ketua dari departemen or nurshing di Mount Saint Marys College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Roy sebagai Robert wood Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San Fransisco sebagai sarjana perawat di Neuroscience. Selama ini Roy melakukan pencarian pada intervensi perawat bagian luka-luka dan pengalamannya dari perawat model pada klinik. Pada tahun 1988 Roy baru memulai menyusun lulusan teori perawat di Sekolah Boston College of Nursing. Roy menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan menghadirkan banyak kuliah dan workshops pada teori adaptasi perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan uraian yang baru dari Roy Adaption Model ( RAM ) yang diterbitkan di buku The Roy Adaptoin Model merupakan ungkapan yang pasti. Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun menerima hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus Proffesional Nurshing Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984 sebagai kehormatan dokter dari Humane Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat kehormatan dokter dari timur Michigan University dan pada tahun 1986 A.J.N menghadiahi buku untuk model adaptasi utama Roy. Roy diakui di dunia siapa wanita itu ? kepribadian dari Amerika dan sebagai Follow of the American Academy of Nurshing.

B. Sumber TeoriDimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dariHarry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : Focal stimuli : Individu segera menghadap Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek dari focal stimuli. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan. Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan lingkungan.Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode. Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk penyaringan model. Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh manusia dan spiritnya.

PEMBAHASANKonsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity.Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah : Tujuan eksistensi manusia Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum. Nilai dan arti kehidupan.Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi dari konsep mayor Callista Roy : Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan umpan balik. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan residual. Droblem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi dan konsep diri. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi dilakukan. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam hubungannya di lingkungan sosial. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.Model Konseptual Callista RoyModel konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan. Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :1. Keperawatan : menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.2. Manusia.Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.3. KesehatanKesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.4. LingkunganLingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif.Teori Penegasan Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu:- Fungsi atau proses control yang terdiri dari :1. Kognator2. Regulator- Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu1. Fisiologi2. Konsep diri3. Fungsi peran4. InterpendensiRegulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan : Mode Fungsi FisiologiFungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :1.Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).2.Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).3.Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)4.Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).5.Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).6.The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).7.Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).8.Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).9.Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991) Model Konsep DiriModel konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini. Model fungsi peranModel fungsi peran mengenal pola pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .d. Mode Interdependensi Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista RoyRoy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori praktekDan dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

DAFTAR PUSTAKA

Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, nursing theorist and their work. 1998: MosbyBasford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.

MODEL DAN TEORI KONSEP KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON

1. BIOGRAFI VIRGINIA HENDERSONVirginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting, yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai teori yang mendunia. Ia lahir pada tahun 1897 di kota Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia memulai karir keperawatan di Army School of Nursing psds tahun 1918. Pada tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dengan prrofesi yang lain dalam layanan kesehatan dalam kinerjanya. Pertanyaan ini merupakan hal penting sampai tahun 1950-an sebab perawat lebih sering hanya melakukan instruksi dokter. Virgina Henderson merupakan orang pertama yang mencari fungsi unik dari keperawatan. Pada saat menulis pada tahun 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negative dan positif dari praktek keperawatan pada masa itu. Hal tersebut meliputi :1. Autiritaria dan struktur hirarki di rumah sakit.1. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata.1. Fakta bahwa mempertahankan kontak oribadi dengan pasien merupakanhal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu.1. Adanya keanekaragaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat diberbagai bidang layanan kesehatanVirginia Henderson diminta untuk memplubikasikan model konseptualnya oleh International Council of Nurse (ICN) pada tahun 1960-an.Oleh karena diarahkan lebih pada aspek-aspek psikologis dari perawatan pasien.Kontribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi perawatan berikut yang menjadi definisi yang sudah diterima secara umum. Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu sehat atau sakit. Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan atau pemulihan atau kematian yang damai, yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin.

1. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON1. PENGERTIANModel konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena itu perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang harus dimiliki.1. MANUSIA / KLIENTeori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care). Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya manusia akan mengalami perkembangan mulai dari prtumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan, dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan, dan dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas.

1. PERAWATDalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan. Perawat dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien, diantaranya:1. Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien.1. Berusaha mengerti maksud klien1. Berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal1. Berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.1. Berusaha mengenal dan menghargai klien.1. KEPERAWATANKeperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia handerson adalah makanan, perumahan, pakaian, kasih sayang, dan pujian, perasaan dibutuhkan, dan perasaan saling membantu sesamanya. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, tetapi perlu disadari bahwa kebutuhannya itu dipenuhi dengan berbagai macam cara, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya betapapun arif dan bijaksananya atau bagaimanapun kerasnya usaha perawat, ia tidak mungkin pernah bisa sepenuhnya menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan klien dalam mencapai kebutuhan hidupnya. Hal itu disebabkan kesanggupan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain adalah sangat terbatas sekali.1. TUJUAN KEPERAWATANDari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adealah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan focus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.1. KERANGKA KERJAKerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson adalah praktek keperawatan yang membentuk klien untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar dari Handerson. Dimana Virginia Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini:1. Bernafas dengan normalBantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan kemampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.1. Kebutuhan akan nutrisiPerawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien.1. Kebutuhan eliminasiPerawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.1. Gerak dan keseimbangan tubuhPerawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar.1. Kebutuhan isthirahat dan tidurPerawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik dan menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.1. Kebutuhan berpakaianPerawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.1. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasiPerawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.1. Kebutuhan akan personal hygienePerawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.

1. Kebutuhan rasa aman dan nyamanPerawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman.1. BerkomunikasiBerkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.1. Kebutuhan spiritualPerawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.1. Kebutuhan bekerjaDalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.1. Kebutuhan bermain dan rekreasiPerawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.1. Kebutuhan belajarPerawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan.Abu Muhlis. Blogspot.com, Jurnal Pembelajaran Teori Model Keperawatan Jurnal Keperawatan.

A. Aziz Alimul Hidayat, 2007, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta

Azrul Harianto.Multiply.Com, Konsep Keperawatan Dalam Praktek Keperawatan Jurnal Keperawatan

GRAND THEORY BETTY NEUMAN

Konsep UtamaKonsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem pasien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi (Lihat juga Skemanya)1. StressorStressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :1. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan internal (misalnya : respons autoimmune)1. Stressor interpersonal : terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada system, (misalnya : ekspektasi peran)1. Stressor ekstrapersonal : terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga dari pada stressor interpersonal, (misalnya : sosial politik).1. Garis pertahanan dan perlawanan Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu. Garis pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara adekuat. Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Sedangkan garis perlawanan merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). 1. Tingkatan pencegahan0. Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.0. Pencegahan sekunder, meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. 0. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem pasien secara optimal. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer. 1. Sistem pasienModel Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis. Pasien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau sosial issue. Pasien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. 1. Struktur dasarStruktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik, seperti genetik.1. IntervensiMerupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.1. RekonstitusiNeuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor

APLIKASI TEORI MADELEINE LEININGER

Konsep Awal Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk keperawatan. Leininger mendefinisikan Transkultural Nursing sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan. Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.

Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger0. Manusia / pasien Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada. 0. KesehatanKesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi kehidupannnya 0. LingkunganLingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.0. KeperawatanKeperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.Konsep Utama Teori Transkultural1. Culture CareNilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.1. World ViewCara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga menimbulkan keyakinan dan nilai.1. Culture and Social Structure DimentionPengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius, kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan yang berbeda1. Generic Care SystemBudaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan kematiannya.1. Profesional systemPelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan pelayanan kesehatan secara professional.1. Culture Care PreservationUpaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk mengambil keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau kelompok sehingga dapat mempertahankan kesejahteraan.1. Culture Care AcomodationTeknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.1. Cultural Care Repattering.Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.1. Culture Congruent / Nursing CareSuatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang bermanfaat.Transkultural Care Dengan Proses KeperawatanModel konseptual asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat pada gambar berikut.

Penerapan teori Leineger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut :Proses KeperawatanSunrise Model

Pengkajian dan DiagnosisPengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :Level satu : World view and Social system levelLevel dua : Individual, Families, Groups communities and Institution in diverse health systemLevel tiga : Folk system, professional system and nursing

Perencanaan dan ImplementasiLevel empat : Nursing care Decition and Action Culture Care Preservation/maintanance Culture Care Accomodation/negotiations Culture Care Repatterning/restructuring

Evaluasi

Analisis Teori Transcultural Nursing1. Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat penomenaTeori Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan bahwa level satu dan dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan beberapa teori keperawatan lainnya sedangkan pada level ketiga dan keempat memiliki perbedaan spesifik dan bersifat unik jika dibandingkan dengan teori lainnya.1. Tingkat Generalisasi TeoriTeori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak sederhana, namun demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling berhubungan.

1. Tingkat Kelogisan TeoriKelogisan teori Leininger adalah pada fokus dari pandangganya dengan melihat bahwa latar belakang budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang berbeda sebagai bagian penting dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.1. Testabilitas teoriTeori Cultural care diversity and Universality dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif. 1. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of KnowledgeBeberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan budaya telah memberikan arti akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan dan persamaan budaya dalam praktek keperawatan. 1. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek KeperawatanTeori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam praktek keperawatan, karena teori ini mengemukakan adanya pengaruh perbedaan budaya terhadap perilaku hidup sehat. Dan dalam aplikasinya teori ini sangat relevan dengan penerapan praktek keperawatan komunitas. 1. Konsistensi Teori Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman budaya dalam rangka hubungan perawat pasien yang juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Imoge King yang menekankan pentingnya persamaan persepsi perawat pasien untuk pencapaian tujuan

DAFTAR PUSTAKA (NEUMAN & LEININGER)Lihat di makalah kelompok