19
“Kajian Nilai Budaya Yogyakarta di Perguruan Tinggi” PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEKRETARIAT DAERAH Kepatihan, Danurejan Yogyakarta 56213, Telp.562811, 561515, Fax. 588613 Website :jogjaprov.go.id Email : [email protected] Kode Pos 55213 Diskusi Kelompok Terarah Selasa, 14 Juli 2020

Diskusi Kelompok Terarah

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diskusi Kelompok Terarah

“Kajian Nilai Budaya Yogyakarta di Perguruan Tinggi”

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SEKRETARIAT DAERAH

Kepatihan, Danurejan Yogyakarta 56213, Telp.562811, 561515, Fax. 588613

Website :jogjaprov.go.id Email : [email protected] Kode Pos 55213

Diskusi Kelompok Terarah

Selasa, 14 Juli 2020

Page 2: Diskusi Kelompok Terarah

Latar Belakang

“...Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab...”

- UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional -

Page 3: Diskusi Kelompok Terarah

Latar Belakang

Tata Nilai Budaya Yogyakarta adalah tata nilai budaya Jawa yang memiliki kekhasan semangat pengaktualisasiannya berupa pengerahan segenap sumber daya (golong gilig) secara terpadu (sawiji) dalam kegigihan dan kerja keras yang dinamis (greget), disertai dengan kepercayaan diri dalam bertindak (sengguh), dan tidak akan mundur dalam menghadapi segala resiko apapun (ora mingkuh).

Tata nilai budaya Yogyakarta : (1) nilai religio-spiritual, (2) nilai moral, (3)nilai kemasyarakatan, (4) nilai adat dan tradisi, (5) nilai pendidikan danpengetahuan, (6) nilai teknologi, (7) nilai penataan ruang dan arsitektur, (8)nilai mata pencaharian, (9) nilai kesenian, (10) nilai bahasa, (11) nilai bendacagar budaya dan kawasan cagar budaya, (12) nilai kepemimpinan danpemerintahan, (13) nilai kejuangan dan kebangsaan, dan (14) nilai semangatkhas keyogyakartaan.

Page 4: Diskusi Kelompok Terarah

Analisis SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN

Keanekaragaman Kearifan Lokal;

Sejarah, Warisan Budaya, Cagar Budaya

dan Museum; Kesenian; Adat dan

Tradisi; Tingkatan Tutur Bahasa; dan

Religi

Kurangnya sosialisasi dan diseminasi

keanekaragaman budaya kepada seluruh lapisan

masyarakat

Dinamika Interaksi Nilai Budaya DIY,

Nasional, dan Global

Kurangnya atensi masyarakat terhadap dinamika

kemudayaan di daerah ini

Pengalaman Sejarah Hidup dalam

Pluralitas Masyarakat

Kurangnya sosialisasi tentang sejarah Yogyakarta

bagi masyarakat pendatang

Kekayaan Hidup dalam Pluralitas

Institusi Sosial, dan

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pluralitas

institusi sosial di Yogyakarta

Pengalaman Hidup dalam Pluralitas Pola

Adaptasi

Kurangnya bekal dari daerah asal tentang pola

adaptasi dengan masyarakat lokal

KESEMPATAN/PELUANG ANCAMAN

Keistimewaan Kebudayaan yang

bersumber dari: Kasultanan dan

Kadipaten; dan luar Kasultanan dan

Kadipaten

Banyaknya warisan budaya, cagar budaya, museum,

sanggar seni, dan padepokan telah mendorong

terciptanya atmosfer kehalusan budi di masyarakat

DIY

Kewibawaan “Budaya Panutan”

Kasultanan dan Kadipaten masih sangat

dihormati oleh masyarakat DIY

Kebebasan media massa yang cenderung

disalahgunakan dalam segala aspek kehidupan

Toleransi masyarakat DIY terhadap

perbedaan (suku, agama, ras, dan antar

golongan) tinggi

Tekanan nilai-nilai kapitalisme global terhadap nilai-

nilai tradisional (arsitektur, media massa, kesenian,

busana, kuliner, sastra, gaya hidup)

Kohesi sosial masyarakat DIY yang

masih tinggi

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap

pelestarian nilai sejarah, warisan budaya, cagar

budaya dan museum.

Masih terpeliharanya tradisi di dalam

masyarakat

Perbedaan persepsi tentang adat dan tradisi bagi

masyarakat lokal maupun pendatang

Masih dijunjung tingginya nilai-nilai

kekeluargaan

Kemajuan teknologi, khususnya penggunaan alat

komunikasi (seluler) dapat merenggangkan nilai

kekeluargaan

Sebagai Kota Pelajar memberikan

pengalaman kepada masyarakat DIY

hidup di dalam keberagaman

Keberagaman masyarakat di Yogyakarta belum

dipahami segenap lapisan masyaralat, khususnya

pelajar.

Antropologi

Page 5: Diskusi Kelompok Terarah

Analisis SWOT

Hukum

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

• Keberadaan Kraton Yogyakarta dan Pakualamansebagai pelestari budaya lokal

• Keberadaan UU Nomor 13 Tahun 2012 tentangKeistimewaan Daerah Istimewa Yogyakartayang melandasi keistimewaan dalam urusankebudayaan

• Keberadaan Peraturan Daerah Daerah IstimewaYogyakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang TataNilai Budaya Yogyakarta

• Keberadaan Peraturan Daerah Istimewa DaerahIstimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2013tentang Kewenangan Dalam UrusanKeistimewaan Daerah Istimewa Yogyakartasebagaimana telah diubah dengan PeraturanDaerah Istimewa Daerah Istimewa YogyakartaNomor 1 Tahun 2015

• Keberadaan Peraturan Daerah Istimewa DaerahIstimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2017tentang Pemeliharaan Dan PengembanganKebudayaan

• budaya lokal DIY itu sangat beragamsehingga perlu ditegaskanapakah/manakah yang termasuk dalamcakupan budaya lokal DIY

Kesempatan (Opportunities) Ancaman (Threats)

• Belum adanya peraturan, baik Perda maupunPergub yang secara khusus mengatur tentangpenguatan budaya lokal DIY di Perguruan Tinggi

• Adanya dukungan dari Kraton kasultanan danKraton Pakualaman untuk menyebarluaskan/memperkenalkan nilai budaya lokal terhadappendatang di DIY

• Mahasiswa-mahasiswa yang studi di DIYberasal dari berbagai daerah yang belummengetahui atau memahami budaya lokalDIY

• Budaya asing yang lebih kuat pengaruhnyaterhadap orang muda/mahasiswa

Page 6: Diskusi Kelompok Terarah

Analisis SWOT

Pendidikan

Kelebihan Kekurangan

Strengtha) Predikat Yogyakarta sebagai kota

pelajar dan kota budaya dapatmenguatkan kredibilitas DIYuntuk menerapkan tata nilaibudaya kepada sivitasakademika.

b) PT telah memiliki kesadaranuntuk melaksanakan penguatantata nilai budaya.

c) Bidang pendidikan sangat eratdengan kebudayaan, dalamproses pendidikan tidak akanlepas dari nilai budaya. Artinya,penguatan tata nilai budayadapat sekaligus dilakukan dalamproses pendidikan.

Weaknessa) Belum secara sistematis dalam

penguatan tata nilai budaya DIY diPT.

b) Belum ada pedoman spesifikmengenai penguatan tata nilaibudaya DIY di PT.

c) Pemahaman mengenai tata nilaibudaya DIY yang masih kurang.

d) Kerja sama antara tiga pilarpendidikan belum maksimal dalampenguatan tata nilai budaya.

Opportunitiesa) Kemajuan IPTEK dapat

membantu proses pendidikandalam menguatkan tata nilaibudaya.

b) Adanya beberapa regulasimengenai pendidikan karaktermaupun pendidikan berbasisbudaya.

Threatsa) Persaingan kualitas pendidikan

secara global, mendorong PTmelakukan internasionalisasi.Apabila tidak berhati-hati akarbudaya lokal akan lepas,menggiring aktualisasi sivitasakademika PT lebih mengejardunia internasional.

b) Keberagaman latar belakang danbudaya masyarakat yang ada di DIY.

Page 7: Diskusi Kelompok Terarah

Analisis SWOT

Sosial

a. Kekuatan/Potensi

1) Modal kultural yang kuat dan terus dihidupi oleh segenap lapisan warga sebagai bagian dari visi pembangunandi DIY

2) Pelajar-mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara yang menjadiminiatur Indonesia sekaligus laboratorium pengembangan nilai-nilai budaya yang majemuk dan multikultur,pada saat bersamaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika menjadi semangat nasionalisme.

3) Salad bowl dan melting pot sebagai pilihan metode yang fleksibel dalam pengembangan budaya sekaligus pintumasuk memperkenalkan nilai budaya Yogyakarta.

4) Banyaknya lembaga pendidikan/perguruan tinggi di wilayah Yogyakarta selain menjadi daya tarik sekaliguslocus pengembangan nilai budaya dan pendidikan karakter sesuai karakteristik PT masing-masing.

5) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi menjadi daya dorong bagi tumbuhnya budayakonstruktif.

6) Budaya literasi akan mendorong tumbuhnya budaya konstruktif lainnya.7) Masih kuatnya praktek tolong menolong, saling membantu terhadap warga masyarakat yang sedang

menghadapi masalah dan mengalami keterbatasan

a. Kelemahan

1) Pelajar-mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara dengan latarbelakang sosio-kultur, agama-kayakinan, adat-istiadat, ekonomi yang beragam berpotensi menimbulkanbenturan dan konflik.

2) Di sisi lain tanpa adanya pemahaman yang tepat, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi bisamenjadi daya hambat bagi pengembangan nilai budaya.

3) Belum terumuskannya metode-kurikulum kajian Nilai Budaya Yogyakarta disandingkan dengan pendidikankarakter di PT yang sesuai dengan kekhasannya masing-masing.

4) Keterbatasan SDA, ruang publik-sosialisasi di wilayah Yogyakarta serta peningkatan pencemaran tanah-air-udara menjadi kendala mewujdukan Manusia Jogja yang memiliki hidup biologis yang mulia dengan didukungoleh kualitas dan kuantitas asupan makanan yang baik, memiliki tingkat kesehatan yang baik, tingkat relasisosial yang memadai, dan hidup dalam kualitas lingkungan fisik yang baik.

5) Terjadinya drain brain keluar DIY akibat belum tercukupinya layanan pendidikan tinggi yang terjangkau olehpenduduk asli DIY

Page 8: Diskusi Kelompok Terarah

Analisis SWOT

Sosial

a. Tantangan

1) Kuatnya arus budaya pragmatis dan individualistis merupakan ancaman yang mengikis nilai budayaadiluhung dalam pengembangan modal sosial dan modal budaya dalam penanganan berbagaipermasalahan. Masih belum terwujudnya budaya hidup bersih-sehat, budaya disiplin antri, budayapatuh-taat hukum, budaya penghormatan pada sesama manusia akibat keterbatasan SDA maupunsikap pragmatisme.

2) Menumbuhkembangkan salad bowl maupun melting pott dalam akulturasi-asimilasi budaya bagisetiap Manusia Jogja.

3) Menumbuhkan pemahaman dan budaya literasi4) Menumbuhkan nasionalisme di tengah perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, serta

dunia yang terhubung tanpa batas.5) Mewujudkan Manusia Jogja yang pluralis dan multikultur.

a. Peluang

1) Pelajar-mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara denganlatar belakang sosio-kultur, agama-kayakinan, adat-istiadat, ekonomi yang beragam membukapeluang bagi terciptanya ruang dialog multiarah.

2) Akulturasi-asimilasi dalam salad bowl maupun melting pot sebagai ruang interaksi-sosialisasi bagiterwujudnya masyarakat madani (civil society) yang menghargai keberagaman, multikultur,persamaan hak-kewajiban,

3) Keterbatasan SDA, ruang publik-sosialisasi, menjadi peluang terbukanya kreativitas dalammeningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

4) Mewujudkan Manusia Jogja yang berbudaya hidup bersih-sehat, budaya disiplin antri, budayapatuh-taat hukum, budaya penghormatan pada sesama manusia melalui kajian nilai budayaYogyakarta dan pendidikan karakter di perguruan tinggi di wilayah Yogyakarta sesuai kekhasanmasing-masing.

Page 9: Diskusi Kelompok Terarah

Bidang Antropologi

Isu strategis Kajian Nilai Budaya

Yogyakarta dan Pendidikan Karakter di

Peguruan Tinggi di DIY

• Permasalahan inti dari Kebudayaan belum mendapat perhatian yang memadai;

• Posisi kebudayaan dalam lembaga pemerintah belum menemukan format yang tepat,

• Belum ditemukan format yang tepat sebagai pedoman gerakan masyarakat.

• Kebudayaan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

• Pembangunan kebudayaan harus tertanam dalam semua tujuan pembangunan berkelanjutan (main streaming).

• Program pendidikan formal belum menempatkan bidang kebudayaan.• Pendidikan karakter melalui jalur pendidikan formal dan informal belum

menemukan formulasi.

Page 10: Diskusi Kelompok Terarah

Bidang Hukum

Isu strategis Kajian Nilai Budaya

Yogyakarta dan Pendidikan Karakter di

Peguruan Tinggi di DIY

• Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang memiliki sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap, terjamin hak-haknya, terjamin keamanan dan ketenteramannya, juga merupakan masyarakat yang peran sertanya dalam pembangunan di segala bidang nyata dan efektif.

Bidang Kebudayaan

Puncak budaya nasional adalah berasal dari budaya daerah yang telah ada dan tetap lestari.

Page 11: Diskusi Kelompok Terarah

Bidang Pendidikan

Isu strategis Kajian Nilai Budaya

Yogyakarta dan Pendidikan Karakter di

Peguruan Tinggi di DIY

• Sivitas akademika di PT memiliki beragam latar belakang dan budaya.

• Tiga pilar pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan yaitu keluarga, sekolah (kampus), dan masyarakat.

• Terkait dengan karakter dan tata nilai budaya yang ingin dikuatkan belum dikenal apalagi dipahami oleh ketiga pilar tersebut.

Page 12: Diskusi Kelompok Terarah

Bidang Pendidikan

Isu strategis Kajian Nilai Budaya

Yogyakarta dan Pendidikan Karakter di

Peguruan Tinggi di DIY

• Pelajar-mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara dengan latar belakang sosio-kultur, agama-kayakinan, adat-istiadat, ekonomi yang beragam.

• Akulturasi-asimilasi dalam salad bowl maupun melting pott• Keterbatasan SDA, ruang publik-sosialisasi, serta peningkatan

pencemaran tanah-air-udara.• Budaya literasi.• Nasionalisme.• Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi.• Budaya hidup bersih-sehat, budaya disiplin antri, budaya patuh-taat

hukum, budaya penghormatan pada sesama manusia.

Page 13: Diskusi Kelompok Terarah

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Bidang Antropologi

ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS PENCAPAIAN

1. Mewujudkan Yogyakarta sebagai pusatkebudayaan yang berbasis pada pelestarianaset sejarah, asal usul, dan destinasi budayademi peningkatan kualitas hidup-penghidupanwarga.

2. Meninghkatkan kuantitas dan kualitas layanandan tatakelola infrastruktur publik sebagaiarena apresiasi pelaku budaya dalam rangkapelindungan, pemeliharaan, pengembangan,dan pemanfaatan budaya tangible danintangible.

a. Peninglatan kapasitas SDM danpengembangan tata kelola kebudayaan;

b. Peningkatan fasilitas-fasilitas infrastrukturkebudayaan yang dapat mendukungpelindungan, pemeliharaan,pengembangan, dan pemanfaatan budayatangible dan intangible;

c. Pengembangan terpadu dan berkelanjutanpotensi wilayah konservasi budaya danlumbung budaya dengan memperkuatlembaga-lembaga konservasi danpengembangan cagar budaya di kawasancagar budaya, saujana (lanskap) budaya,desa, dan kelurahan.

Page 14: Diskusi Kelompok Terarah

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Bidang Hukum

• Melakukan inventarisasi dan mengkaji produk-produk hukum daerah yangsubstansinya mengatur mengenai keterkaitan dunia pendidikan denganbudaya lokal;

• Menentukan jenis produk hukum daerah yang dapat dibuat untukmewadahi upaya penguatan budaya lokal DIY di Perguruan Tinggi; dan

• Menentukan substansi/isi dari produk hukum daerah yang akan disusunsebagai landasan untuk melakukan kegiatan upaya penguatan budaya lokalDIY di Perguruan Tinggi.

Page 15: Diskusi Kelompok Terarah

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Bidang Kebudayaan

• Pengembangan konsep pendidikan seni yang berbasis pada kemajemukan seni dan budaya Indonesia.

• Pengembangan strategi, metode, materi, dan media pembelajaran seni budaya pada pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

• Pengembangan konsep strategi, teknik, metode, dan media dalam transformasi sosial melalui seni dan budaya Indonesia.

• Kurikulum era disrupsi (era revolusi industry 4.0). • Perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan agar

budaya Indonesia dapat tumbuh tangguh.• Pelaksanaan nilai-nilai pemajuan kebudayaan berdasarkan Undang-

Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Page 16: Diskusi Kelompok Terarah

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Bidang Pendidikan

Strategi PenjelasanStrategi pembelajaran berbasisteman sebaya

Pembelajaran berbasis teman sebaya merupakan salah satu cara efektif dalammengembangkan karakter pada siswa (mahasiswa). Beberapa aktivitas yang dapat dilakukanialah peer tutoring, buddying, homerooms/advisories.

Pelayanan kepada orang lain Pelayanan kepada orang lain merupakan bentuk aksi moral (moral actions). Strategi ini dapatmembantu pembelajar untuk membentuk kebiasaan baru. Aktivitas yang dapat dilakukanadalah pelayanan kepada komunitas (community service) yang berorientasi terhadappemenuhan kebutuhan orang lain/masyarakat luas.

Role-model / mentoring Tokoh yang dijadikan role-model tidak selamanya adalah pahlawan. Tokoh yang dapatdiangkat sebagai role-model adalah individu, biasanya orang dewasa atau siswa yang lebihtua, yang mencerminkan karakter-karakter yang diharapkan.

School-wide Character Focus Tujuan pendidikan karakter perlu diterjemahkan secara luas dalam visi dan misi sekolah(kampus), serta dalam penerapan praktis dan pedagogis sehari-hari.

Keterlibatan keluarga ataukomunitas

Memberikan kesempatan bagi keluarga, khususnya orang tua, untuk terlibat secara aktif dansuportif terhadap penerapan pendidikan karakter.

Penguatan pedagogis /PedagogyEmpowerment

Penguatan pedagogis terwujud dalam pendidikan yang konstruktif (membangun) dandemokrasi dalam pendidikan (memberdayakan siswa/mahasiswa). Contohnya pembelajaranyang autoritatif yakni menciptakan iklim sekolah yang suportif, memberdayakan, dan salingmengasihi satu dengan yang lain.

Mengajar tentang Karakter Sekolah (kampus) menjelaskan secara eksplisit konsep karakter yang berusaha dibangun.

Page 17: Diskusi Kelompok Terarah

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Bidang Sosial

• Cluster Tata Nilai Religio-Spiritual, Tata Nilai Moral, Tata Nilai Benda Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya,Tata Nilai Penataan Ruang dan Arsitektur. Kebijakan yang perlu ditempuh untuk mendukung pencapaian sasarankeempat tata nilai tersebut diantaranya: mapping, sosialisasi, edukasi untuk menumbuhkan semangat saling silangpengetahuan budaya.

• Cluster Tata Nilai Pendidikan dan Pengetahuan, Tata Nilai Teknologi, Tata Nilai Mata Pencaharian. Kebijakan yangperlu ditempuh untuk mendukung pencapaian sasaran ketiga tata nilai tersebut diantaranya: sosialisasi, edukasi untukmenumbuhkan silang pengetahuan dan peningkatan budaya literasi.

• Cluster Tata Nilai Kesenian, Tata Nilai Bahasa, Tata Nilai Adat dan Tradisi,. Kebijakan yang perlu ditempuh untukmendukung pencapaian sasaran ketiga tata nilai tersebut diantaranya: edukasi dan diseminasi untuk menumbuhkansemangat diplomasi saling silang budaya dengan semangat akulturasi-asimilasi dalam salad bowl maupun melting pot

• Cluster Tata Nilai Kepemimpinan dan Pemerintahan, Tata Nilai Kejuangan dan Kebangsaan, Tata Nilai SemangatKeyogyakartaan, Tata Nilai Kemasyarakatan. Kebijakan yang perlu ditempuh untuk mendukung pencapaian sasarankeempat tata nilai tersebut diantaranya: edukasi-advokasi untuk meningkatkan budaya literasi, budaya hidup bersih-sehat,budaya disiplin antri, budaya patuh-taat hukum, budaya penghormatan pada sesama manusia, optimasi pemanfaatanketerbatasan SDA, ruang publik-sosialisasi, serta peningkatan pencemaran tanah-air-udara.

Page 18: Diskusi Kelompok Terarah

Rekomendasi dan Masukan masing-masing bidang

Bidang Antropologi Kebudayaan

Pembentukan gugus tugas (task force) yang dapat menyiapkan

kurikulum pelatihan atau kursus singkat di Perguruan Tinggi

Penentuan kelompok sasaran (target group) Perguruan Tinggi

yang ada di YogyakartaBidang Pendidikan

• Kebijakan mengenai penguatan fungsi pendidikan yang memiliki muatan

kebudayaan;

• Fokus kebijakan di bidang pendidikan memayungi seluruh proses

pendidikan (input, proses, dan output)

• Kebijakan pengembangan nilai budaya di bidang pendidikan seharusnya

selaras dan berkelanjutan di seluruh jalur dan jenjang pendidikan.

Bidang Hukum

• Produk hukum dalam bentuk Peraturan Gubernur

• Pembentukan kelembagaan tertentu yang diberi tanggung jawab untuk

menjalankan kegiatan tersebut.

Bidang Kesenian/Seni Budaya

Membangun sinergi dan integrasi inter-antar bidang seni-budaya

dengan bidang lainnya.

Bidang Sosiologi

Optimalisasi arah kebijakan Tata Nilai Budaya Yogyakarta dan

Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi dengan memperhatikan

pemadupadanan dan penyanding-sinergian antara Tata Nilai

Budaya Yogyakarta dengan Pengelolaan dan penyelenggaraan

pendidikan di Daerah berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional

dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya untuk

menghasilkan kurikulum yang sesuai kekhasan masing-masing

perguruan tinggi untuk turut mendorong Pembangunan Nasional.

01

02

03

04

05

Page 19: Diskusi Kelompok Terarah

TERIMA KASIH