KELAINAN JANTUNG KONGENITAL

  • Upload
    agunk

  • View
    45

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

KELAINAN JANTUNG KONGENITAL

KELAINAN JANTUNG KONGENITAL

DEFINISIPenyakit Jantung Bawaan ( PJB ) merupakan kelainan susunan jantung yang sudah dalam kandungan. Tetapi kelainan jantung ini tidak memberikan gejala yang segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan ini.muncul setelah pasien berumur beberapa bulan atau tahun.( Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak, hal 118)

KLASIFIKASITRANSPOSITION OF THE GREAT ARTERIESVENTRIKULAR SEPTAL DEFECT/ ATRIUM SEPTUM DEFECTSTENOSIS PULMONALISAORTA OVERRIIDINGPENEBALAN OTOT DINDING KANANTETRALOGI OF FALLOT

Atrial Septal Transposition Of The Great ArteriesKelainan jantung bawaan AS TGA ( Atrial Septal Transposition Of The Great Arteries ) merupakan kelainan pada jantung berupa celah atau defect antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan, terjadi perpindahan asal dari aorta dan arteri pulmonalis, dimana aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonal dari ventrikel kiri.( Ngastiah,hal 110)

VENTRIKULAR SEPTAL DEFECTAdanya lubang pada sekat bilik jantung..

Kelainan katup pulmoner> STENOSIS PULMONALISPada kasus ini katup tidak dapat membuka lebar-lebar dan tidak bisa menutup rapat-rapat saat terjadi periode buka tutup katup

AORTA OVERRIDINGPembuluh darah atama yang keluar dari bilik kiri mengangkang sekat bilik sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan

PENEBALAN OTOT DINDING BILIK KANANTerjadi karena peningkatan tekanan bilik akibat kelainan katup pulmoner

TOFMerupakan kombinasi dari ke 4 kelainan di atasVENTRIKULAR SEPTAL DEFECTSTENOSIS PULMONALISAORTA OVERRIIDINGPENEBALAN OTOT DINDING KANAN

ETIOLOGIPenyakit jantung bawaan diduga terjadi dimasa embrional. Disebabkan :A.Factor Genetic.1.Adanya gen gen mutan tunggal ( dominan autosomal, resesif autosomal, atau terkait X ) yang biasanya menyebabkan penyakit jantung bawaan sebagai bagian dari suatu kompleks kelainan.2.Kelainan kromosom juga menyebabkan penyakit jantung kongenital sebagai bagian suatu kompleks lesi.3.Factor gen multifaktorial, dipercaya merupakan dasar terjadinya duktus anterious paten dan dasar penyakit congenital lainnya.

B.Factor Lingkungan.1.Lingkungan janin, ibu yang diabetic atau ibu yang meminum progesterone saat hamil mungkin akan mengalami peningkatan resiko untuk mempunyai anak dengan penyakit jantung congenital.2.Lesi viral. Emriopati rubella sering menyebabkan stenosis pulmonal perifer, duktus arteosus paten dan kadang kadang stenosis katup pulmonal.

TANDA DAN GEJALAUjung-ujung kuku ,bibir, dan lidah berwarna biruHemoglobin tinggiBayi sulit menyusu dan rewelMudah tertular penyakitBb tidak naik-naik karena sering sakit

MANIFESTASI KLINISa.Bayi lahir dalam keadaan sianosis, pucat kebiru biruan yang disebutPicasso Blue. Sianosis merata keseluruh tubuh kecuali jika resistensi vascular paru sangat tinggi, dibagiantubuh sebelah atas akan lebih sianotik dibandingbagian bawah.b.Pada foto merah terlihat jelas gambaran pembuluh darah abnormal.c.Pada umur tiga bulan, terjadi kelambatan penambahan berat badan dan panjang badan serta perkembangan otak terganggu.d.Disertai pulmonal stenosis sering timbul serangan anoksia, yang menandakan bahaya kematian.e.Bila terdapat gejala takipnea, maka tanda adanya gejala gagal jantung.f.Pada aliran darah paru yang meningkat menunjukkan penampangan anterior posterior dada bertambah.g.Pada anak besar, tampak jelasvoussure cardiacke kiri.

PATOFOSIOLOGIKelainan jantung dapat terjadi pada masa embrio ( hari ke 10 sampai minggu ke 8 ) karena penggunaan obat obatan oleh ibu seperti terapi progesterone, Toxoplasmosis, Rybella, Cytomegalovirus, Herpes ( TORCH ) yang diderita ibu. Hal ini menyebabkan ketidaksempurnaan pembelahan sel embrio untuk membentuk jantung janin

PENATALAKSANAAN MEDIK

Dengan operasi, memungkinkan pasien dapat bertahan hidup setelah klien berumur 2 tahun. Jika sering mengalamispell,segera operasi paliatif (BT shunt membuat saluran dari arteri subklavia ke arteri pulmonal.).(Pediatrica, hal III.29)

KONSEP KEPERAWATANI.Pengkajiana.Usia.Perlu diketahui pada usia berapa gejala mulai muncul.b.Pertumbuhan dan perkembangan.Terjadi gangguan perkembangan fisik anak, terutama berat badan.

c.Pola aktifitas.Tidak mampu melakukan banyak aktifitas karena akan menyebabkan sianosis.d.Tanda tanda vital.Suhu relative normal bila tidak terjadi infeksi. Pada bayi akan menetek sering terhenti karena kesulitan bernafas.

e.Pemeriksaan penunjang, berupa :1.Ultra Sono Grafi ( USG ) untuk menentukan besar jantung, bentuk vaskularisasi paru, sera untuk mengetahui keadaan thymus, trachea, dan esophagus.2.Electro Cardiografi ( ECG ), untuk menetahui adanya aritmia atau hipertropi.

3.Echo Cardiografi, untuk mengetahui hemodinamik dan anatomi jantung.4.Kateterisasi dan Angigrafi, untuk mengetahui gangguan anatomi jantung yang dilakukan dengan tindakan pembedahan.5.Pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan darah untuk serum elektrolit, Hb,packet cell volume( PCV ) dan kadar gula.( Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, hal. 120 )

II.Diagnosaa.Penurunan cardiac output b/d defek struktur.b.Intoleransi aktifitas b/d sianosisc.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakkuatan oksigen dan nutrient pada jaringan.d.Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan penyakit jantung

III.Tujuan dan Intervensi serta Rasionala.PENURUNAN CARDIAC OUTPUT B/D DEFEK STRUKTUR.Tujuan :Pasien menunjukkan perbaikan curah jantung

Intervensi :1.Kaji CO klien. Mengetahui CO klien untuk intervensi selanjutnya.2.Beri istirahat yang cukup pada klien pada ruangan yang nyaman dan tenang.Ruangan tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.3.Hindari suhu lingkungan yang ekstrem.Hipoermia atau hipertermia akan meningkatkan kebutuhan oksigen.4.Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian Digoxin ( digitalisasi ) dan juga observasi TTV selama pemberian obat.Tanda tanda oksitasi digitalis berupa nadi tidak teratur, mual dan muntah, maka hentikan pemberian obat. Setelah membaik, lakukan pengobatan mulai dari awal.

B.INTOLERANSI AKTIFITAS B/D SIANOSIS.Tujuan :Bantu pemenuhan kebutuhan aktifitas anak.

Intervensi :1.Beri istirahat yang cukup dengan ruangan yang nyaman dan tenang.Ruangan tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.2.Bantu untuk melakukan aktifitas yang disukai.Menghindari traumatic care.3.Hindari perubahan suhu yang mendadak dan aktifitas yang berlebihan.Perubahan suhu yang mendadak memicu jantung untuk bekerja lebih keras guna memenuhi O2.4.Anjurkan orangtua untuk bermain bersamaMengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak, serta mengurangi dampak traumatic care.

c.GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN B/D KETIDAKKUATAN OKSIGEN DAN NUTRISI PADA JARINGAN.Tujuan :Anak mengikuti kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan.

Intervensi :1.Beri makanan yang cukup gizi.Makanan cukup gizi membantu pertumbuhan anak.2.Beri makanan yang mengandung sumber Fe.Makanan sumber Fe untuk membant umeningkatkan kadar oksigen dalam darah.3.Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang.Untuk mencapai pertumbuhan yang ade kuat.4.Pantau tinggi dan berat badan, gambarkan pada grafik pertumbuhan.Untuk menentukan kecendrungan pertumbuhan.5.Lakukan aktifitas bermain bersama anak.Untuk merangsang perkembangan anak.6.Anjurkan orangtua untuk bermain bersamaMengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak, serta mengurangi dampak traumatic care.

THANK YOU