75
KATARAK DAN GLAUKOMA

Katarak Dan Glaukoma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

katarak

Citation preview

Page 1: Katarak Dan Glaukoma

KATARAK DAN GLAUKOMA

Page 2: Katarak Dan Glaukoma

AQUEOUS HUMOR

Page 3: Katarak Dan Glaukoma

FISIOLOGI AQUEOUS HUMOR Aqueous humor adalah cairan jernih yang dihasilkan

oleh korpus siliaris yang mengisi camera oculi posterio (COP) dan camera oculi anterior (COA).

Komposisinya serupa dengan plasma Aliran aqueous humor melibatkan :

• Anyaman trabekular• Kanalis schlemm• Saluran kolektor

Page 4: Katarak Dan Glaukoma
Page 5: Katarak Dan Glaukoma

ALIRAN AQUEOUS HUMORAqueous humor mengalir dari COP ke COA melalui pupil, keluar ke aliran sistemik melalui 2 rute berbeda :

Trabecular outflow

Uveoscleral outflow

Page 6: Katarak Dan Glaukoma
Page 7: Katarak Dan Glaukoma
Page 8: Katarak Dan Glaukoma
Page 9: Katarak Dan Glaukoma
Page 10: Katarak Dan Glaukoma

DEFINISI DAN KLASIFIKASI KATARAK

Page 11: Katarak Dan Glaukoma

DEFINISI KATARAK

Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang

dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)

lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat

kedua-duanya.

• Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies,

Inggris Cataract, dan Latin Cataracta yang

berarti air terjun.

• Dalam bahasa indonesia disebut bular

penglihatan tertutup seperti air terjun akibat

lensa yang keruh.

Page 12: Katarak Dan Glaukoma

KLASIFIKASI KATARAK BERDASARKAN USIA1. KATARAK KONGENITAL

2. KATARAK JUVENIL

3. KATARAK SENSIL

Page 13: Katarak Dan Glaukoma

KATARAK KONGENITAL

Katarak kongenital ini sering ditemukan pada bayi

yang dilahirkan oleh ibu yang menderita penyakit

rubella, galaktosemia, diabetes, histoplasmosis,

dan penyakit lain yang menyertai katarak

kongenital (penyakit herediter).

Katarak kongenital adalah katarak yang mulai

terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi

berusia kurang dari 1 tahun.

Page 14: Katarak Dan Glaukoma

KATARAK JUVENIL

Katarak ini biasanya merupakan penyulit penyakit

sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya

seperti : katarak metabolik (katarak diabetik),

katarak trauma, katarak komplikata, dan otot

(distrofi miotonik , usia 20-30 tahun).

Katarak juvenil adalah katarak yang lembek dan

terdapat pada orang muda, yang mulai

terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan

lebih dari 3 bulan.

Page 15: Katarak Dan Glaukoma

KATARAK SENILIS

Secara klinis katarak senil dikenal dalam 4

stadium :

1. Katarak insipien

2. Katarak matur

3. Katarak matur

4. Katarak hipermatur

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang

terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50

tahun.

Page 16: Katarak Dan Glaukoma

STADIUM KATARAK SENILIS

INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertamba

h

Nomal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik

Mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test - + - Pseudopos

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

Glaukoma

Page 17: Katarak Dan Glaukoma

KLASIFIKASI KATARAK BERDASARKAN PENYEBAB1. KATARAK DIABETIK

2. KATARAK KOMPLIKATA

3. KATARAK TRAUMATIK

4. KATARAK SEKUNDER2

3

Page 18: Katarak Dan Glaukoma

• Katarak yang terjadi akibat

adanya penyakit diabetes

melitus.

• Pada keadaan hiperglikemia

terdapat penimbunan

sorbitol dan fruktosa di

dalam lensa.

• Katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi (ablasio retina, tumor intra okular, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata).

KATARAK DIABETIK KATARAK KOMPLIKATA

Page 19: Katarak Dan Glaukoma

• Katarak yang terjadi akibat trauma benda

asing pada lensa atau trauma tumpul pada

bola mata.

KATARAK TRAUMATIK

• Katarak akibat terbentuknya jaringan

fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal.

• Paling cepat keadaan ini terlihat 2 hari

setelah ekstraksi katarak ekstra capsular

(EKEK).

KATARAK SEKUNDER

Page 20: Katarak Dan Glaukoma

DEFINISI DAN KLASIFIKASIGLAUCOMA

Page 21: Katarak Dan Glaukoma

Definisi Glaukoma•Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.

•Glaukoma merupakan neuropati optik yang khas disertai terkait dengan penurunan lapang pandang akibat kerusakan papil nervus optikus.

Page 22: Katarak Dan Glaukoma

Klasifikasi GlaukomaBerdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi:• Glaukoma primer sudut terbuka• Glaukoma primer sudut tertutup• Glaukoma Sekunder• Glaukoma Kongenital

Page 23: Katarak Dan Glaukoma

Glaukoma primer sudut terbuka•Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.

•Gambaran klinis dari glaukoma primer sudut terbuka, yaitu progresifitas gejalanya berjalan perlahan dan lambat sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya, serta gejalanya sama seperti: sakit kepala ringan tajam penglihatan tetap normal; hanya perasaan pedas atau kelilipan saja; TIO terus menerus meningkat hingga merusak saraf penglihatan.

Page 24: Katarak Dan Glaukoma
Page 25: Katarak Dan Glaukoma

Glaukoma primer sudut tertutup•Glaukoma primer sudut tetutup ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter.

•Gejala yang disarakan oleh pasien seperti:- Tajam penglihatan kurang (kabur mendadak)- Bilik mata depan dangkal dan pupil lebar dan tidak bereaksi terhadap sinar- Diskus optikus terlihat merah dan bengkak - TIO meningkat sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea- Melihat halo (pelangi di sekitar objek)- Nyeri hebat periorbita, pusing, bahkan mual muntah.

Page 26: Katarak Dan Glaukoma
Page 27: Katarak Dan Glaukoma

Glaukoma Sekunder• Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, kecelakaan atau trauma, serta pembuluh darah yang tidak normal (sering karena DM)

Page 28: Katarak Dan Glaukoma

Glaukoma Kongenital•Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama dengan gejala klinis adanya mata berair berlebihan, peningkatan diameter kornea (buftalmos), kornea berawan karena edema epitel, terpisah atau robeknya membran descement, fotofobia, peningkatan TIO, peningkatan kedalaman kamera anterior, pencekungan diskus optikus.

Page 29: Katarak Dan Glaukoma

KATARAK

Page 30: Katarak Dan Glaukoma

• Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata.

Page 31: Katarak Dan Glaukoma
Page 32: Katarak Dan Glaukoma

• Etiologi masih belum diketahui

Page 33: Katarak Dan Glaukoma

Faktor Resiko

Katarak

Faktor Intrinsik

Faktor Ekstrinsik

Page 34: Katarak Dan Glaukoma

Faktor Risiko Katarak

• Usia• Kongenital• Riwayat Penyakit DM

• Faktor Pajanan Kronis• Trauma• Sinar Ultraviolet• Merokok

Intrinsik Ekstrinsik

Page 35: Katarak Dan Glaukoma

GLAUKOMA

Page 36: Katarak Dan Glaukoma

• Glaukoma dalah suatu kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra ocular (TIO), yang menimbulkan kerusakan saraf optikus, sehingga terjadi kelainan lapangan pandang

Page 37: Katarak Dan Glaukoma
Page 38: Katarak Dan Glaukoma

Faktor Risiko• Usia• Riwayat Keluarga• Kondisi Medis• Cedera Fisik• Penggunaan Kortikosteroid

Page 39: Katarak Dan Glaukoma

PATOFISIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIS KATARAK

Page 40: Katarak Dan Glaukoma

Anatomi Lensa• Lensa yang normal adalah

struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar• Lensa mengandung tiga

komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior

Page 41: Katarak Dan Glaukoma

UsiaSeiring dengan pertambahan usia, lensa akan mengalami penuaan juga

Keistimewaan lensa adalah terus menerus tumbuh dan membentuk serat lensa dengan arah pertumbuhannya yang konsentris

Tidak ada sel yang mati ataupun terbuang karena lensa tertutupi oleh serat lensa. Akibatnya, serat lensa paling tua berada di pusat lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat di bawah kapsul lensa (korteks).

Dengan pertambahan usia, lensa pun bertambah berat, tebal, dan keras terutama bagian nukleus. Pengerasan nukleus lensa disebut dengan nuklear sklerosis

Page 42: Katarak Dan Glaukoma

Usia

Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein lensa pun mengalami perubahan kimia

Fraksi protein lensa yang dahulunya larut air menjadi tidak larut air dan beragregasi membentuk protein dengan berat molekul yang besar

Hal ini menyebabkan transparansi lensa berkurang sehingga lensa tidak lagi meneruskan cahaya tetapi malah mengaburkan cahaya dan lensa menjadi tidak tembus cahaya.

Page 43: Katarak Dan Glaukoma

Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan perubahan metabolisme lensa

Tingginya kadar gula darah menyebabkan tingginya kadar sorbitol lensa

Sorbitol ini menyebabkan peningkatan tekanan osmotik lensa sehingga lensa menjadi sangat terhidrasi dan timbul katarak

Page 44: Katarak Dan Glaukoma

Stadium Katarak

Katarak Insipien

Katarak Intumese

n

Katarak Imatur

Katarak Matur

Katarak Hipermat

ur

Katarak Morgagni

Page 45: Katarak Dan Glaukoma

Katarak InsipienKekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior

Katarak subkapsular posterior

Terbentuk celah antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif

Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia karena indeks refraksi lensa yang berubah

Page 46: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Intumesen

Lensa yang degeneratif menyerap air

Terjadi kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa

Iris terdorong sehingga bilik mata depan menjadi dangkal

TIO meningkat

Page 47: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Intumesen

Hidrasi korteks

Lensa mencembu

ng

Daya biar bertambah Miopisasi

Page 48: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Imatur

Sebagian lensa sudah keruh

Volume lensa bertambah karena tekanan osmotik jaringan degeneratif

Hambatan pada pupil

Glaukoma sekunder

Page 49: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Matur

Kekeruhan sudah

mengenai seluruh lensa

Page 50: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Hipermatur

Proses degenerasi lebih lanjut

Keras atau lembek dan mencair

Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa

Lensa mengecil

Lensa berwarna kuning dan kering

Page 51: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Hipermatur

Page 52: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Morgagni

Katarak terus berlanjut

Kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan

cair tidak dapat keluar

Korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu

Nukleus terbenam di dalam korteks

Page 53: Katarak Dan Glaukoma

Katarak Morgagni

Page 54: Katarak Dan Glaukoma

Silau

• Karena kekeruhan lensa sehingga cahaya yang dibiaskan mengalami perubahan indeks refraksi lensa

Page 55: Katarak Dan Glaukoma

PATOFISIOLOGI GLAUKOMA

Page 56: Katarak Dan Glaukoma
Page 57: Katarak Dan Glaukoma

ti

TIO

Page 58: Katarak Dan Glaukoma

TIO

Tekanan

pada saaf optik dan

retina

Kerusakan

saraf dan

retina

Apoptosis sel

ganglion

retina

Penipisan

serat dan

lapisan inti dalam retina

Akson pada optic disc

berkurang

Atrofi otot

Hilangnya

pandangan

perifer

Penglihatan berkur

ang

Indeks bias media refraksi berubah

Cahaya yg masuk dibiaskan secara dispersi

Penglihatan warna pelangi/ silau

Page 59: Katarak Dan Glaukoma

TIO

Kompresi

struktur COA

Nyeri periobita

l

Implus lalu ditransmisik

an oleh saraf

simpatis kepusat muntah

Implus disalurkan ke saraf motorik

yaitu saraf kranial

V(Trigeminus)

RefluksMual

muntah

Gangguan aliran darah di konjungtiva/b.silierVasodila

tasi A.konjun

g anteior

dan A.siliar anteriorMat

a merah

Page 60: Katarak Dan Glaukoma

PENATALAKSANAAN KATARAK

Page 61: Katarak Dan Glaukoma

Medikamentosa

• Dilator pupil• Suplemen Vitamin• Pengantian Kacamata• Aldose Reductase Inhibitor

Page 62: Katarak Dan Glaukoma

Pembedahan

• Indikasi di lakukan PembedahanIndikasi Sosial: Jika Pasien Mengeluh ganguan

pengelihatan Indikasi Medis:Bila ada komplikasi seperti glaucoma dan

uveitisIndikasi optik: jika didapati visus 3/60

Page 63: Katarak Dan Glaukoma

1. Pengangkatan Lensa• Pembedahan Ekstra Kapsuler:

Pengangkatan lensa dengan meninggalkan kapsulnya

• Pembedahan Intra Kapsuler:

Pengangkatan lensa bersama kapsulnya

2. Fakofragmentasi dan Fakoemulsifikasi:• Teknik ekstrakapsukeler mengunkan getaran-getaran

ultrasonic untuk mengangkat lensa melalui irisan yang kecil.

Page 64: Katarak Dan Glaukoma

3. Penggantian LensaLensa intraokuler dimasukan ke dalam kapsul lensa ke dalam mata

Page 65: Katarak Dan Glaukoma

Terapi Pasca Tindakan Operatif

• Antibiotik• Steroid tetes mata 6 kali sehari selama 4 minggu

Page 66: Katarak Dan Glaukoma

KOMPLIKASI & PROGNOSIS

Page 67: Katarak Dan Glaukoma

Komplikasi

GLAUKOMAKRONIS

• Penatalaksanaan yang tidak adekuat perjalanan progresif dari glaukoma yang lebih parah.

Page 68: Katarak Dan Glaukoma

SINEKIAANTERIOR

• Terapi tertunda iris perifer melekat ke jalinan trabekular (sinekia anterior) menimbulkan sumbatan irreversibel sudut kamera anterior dan menghambat aliran aqueous humor keluar.

Page 69: Katarak Dan Glaukoma

KATARAKGLAUKOMA

• Pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi akan terjadi gangguan permeabilitas kapsul lensa terjadi kekeruhan lensa.

Page 70: Katarak Dan Glaukoma

KERUSAKANSARAF

OPTIKUS

• Peningkatan tekanan dalam bola mata. • Penderita glaukoma memiliki tekanan mata yang lebih dari normal, dapat mencapai 50 – 60 mmHg (akut).• Tekanan mata tinggi kerusakan saraf.

Page 71: Katarak Dan Glaukoma

KEBUTAAN

• Kontrol tekanan intraokular yang jelek semakin rusaknya nervus optikus dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan.

Page 72: Katarak Dan Glaukoma

Prognosis

Ad Vitam: Bonam

Ad Functionam: Dubia Ad Bonam

Ad Visam: Dubia ad Bonam

Page 73: Katarak Dan Glaukoma

•Tanpa pengobatan kebutaan total.

•Apabila obat tetes anti glaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas prognosis akan baik.

Page 74: Katarak Dan Glaukoma

•Apabila proses  penyakit terdeteksi dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik.

•Pada glaukoma kongenital (kasus yang tidak diobati) kebutaan timbul dini.

Page 75: Katarak Dan Glaukoma

Referensi• Ilyas,Sidarta. 2013. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia• http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud-6318-2-babii.pdf• http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24653/3/Chapter%20II.pdf