Upload
siti-cholisoh
View
904
Download
187
Embed Size (px)
Citation preview
KARYA ILMIAH
I. Pengertian Karya Ilmiah
Bahwa yang dimaksud karya ilmiah adalah suatu karangan yang berdasarkan penelitian
yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan
pendekatan metode ilmiah.
II. Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah
sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan
kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan
yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-
kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca
perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola
deduktif.
5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-
gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang
seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar)
hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
III. Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang
menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun
mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam
hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan),
deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
IV. Jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini
yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis
ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya
ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai
persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi
ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah
yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari
mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di
perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan
Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan
mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada
jenjang akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran,
permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II
gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan
permasalahan penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari
lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah
penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta
empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun
penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan
gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran
ilmiah yaitu logis dan emperis.
Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis
merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi
guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master,
khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara
mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.
Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil
yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan
senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil
penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam
terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut
bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya ilmiah Penelitian.
a. Makalah seminar.
Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas
suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa
berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau
memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut
karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title
dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan
secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam
waktu yang berbeda.
b. Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya
dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis
ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam
tahap awal.
c. Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan
resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari
perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).
KARYA NON ILMIAH
I. Pengertian Karya Tulis Non-ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum,
dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu
formal).
II. Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
1. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2. fakta yang disimpulkan subyektif,
3. gaya bahasa konotatif dan populer,
4. tidak memuat hipotesis,
5. penyajian dibarengi dengan sejarah,
6. bersifat imajinatif,
7. situasi didramatisir,
8. bersifat persuasif.
9. tanpa dukungan bukti
III. Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah :
1. dongeng,
2. cerpen,
3. novel,
4. drama, dan
5. roman.
KARYA SEMI ILMIAH
I. Pengertian Karya Semi Ilmiah
Karangan Semi-Ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan.
Penulisannya-pun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah.
Penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-
katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya
atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangan semi ilmiah memang
masih banyak digunakan misalnya dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat, dan
karakteristiknya berada diantara ilmiah.
II. Ciri Ciri Karya Semi Ilmiah :
1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2. Fakta ang disimpulkan subjektif
3. Gaya bahasa formal dan popular
4. Mementingkan diri penulis
5. Melebih-lebihkan sesuatu
6. Usulan-usulan bersifat argumentative, dan
7. Bersifat persuasive
8. Bentuk karangan semi ilmiah yaitu; artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi
buku.
9. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif
terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan,
deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga.
III. Jenis - jenis Karya Semi Ilmiah adalah :
1. Artikel
Karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk
dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan
gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
2. Editorial
Artikel dalam surat kabar atau majalah yangg mengungkapkan pendirian editor atau
pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
3. Feature
Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu
situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan
sekaligus menghibur khalayak media massa.
4. Opini
5. Reportase
6. Manga
Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Non Ilmiah
Istilah karangan ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim
diketahu orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian
ahli bahasa menyebutkan karangan fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya
penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karangan ilmiah
maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apapun namanyan, kedua-duanya memiliki
perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
berbagai aspek.
Karangan ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
Karangan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah.
Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karangan ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan
pengklasifikasian.
Selain karangan ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan
dengan tegas antara karangan semiilmiah degan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza
(2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan
semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan
kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di
bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah, bahasa yang terlalu teknis tersebut
sedapat mungkin dihindari.
Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-
istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika
penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara
ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap
sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang
tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah
disebutkan diatas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah,
skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature,
kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng,
hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Semi ilmiah
Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir adalah
slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan
bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa
amat diperlukan ketika anda menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-
ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan),
kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti
pertama penulis, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah
ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan
pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Ada berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah
seminar atausimposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karangan ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi(tugas
akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan
cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih
merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap
karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Sumber :
http://annisahaniutam.blogspot.com/2015/01/tulisan-bahasa-indonesia-2-karangan_2.html
http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-
ilmiah-populer.html
http://baddaysp.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karangan-ilmiah-dan-non-ilmiah.html
http://bazzsystem.blogspot.com/2012/04/perbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah.html
http://wantosakti.wordpress.com/2014/05/01/teori-tentang-proposal-ilmiah-dan-semi-ilmiah/
METODE ILMIAH
I. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran (Almadk ,1939).
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam.
Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
(wikipedia)
II. Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah
1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil
kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk mengorganisasikan fakta
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-
pertimbangan logis.
4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan
data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
III. Langkah-langkah Metode Ilmiah
1. Perumusan masalah
Pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat
diidentifikasikan factor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor
yang saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan.Disusun secara rasional
berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan
faktor-faktor empiris yang relefan dengan permasalahannya.
3. Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau
tidak.
5. Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya
dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka
hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat
fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.
IV. Secara umum metode penulisan ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
a. Observasi Awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk
melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan
informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman,
berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
b. Mengidentifikasi masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan
dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan
energi surya di rumah?
Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
c. Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah
yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran
hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat,
jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang
dilakukan salah.
Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
d. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga
jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat,
dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas.
Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada
variabel bebas.
Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
e. Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan
bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk
hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat
dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian
lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis
Jangan ubah hipotesis
Jangan abaikan hasil eksperimen
Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan
penyebab ketidaksesuaian
Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
V. Langkah-Langkah Metode Penulisan Ilmiah :
1. Masalah
berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai
suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-
fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji
berbagai literatur relevan.
2. Rumusan masalah
Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya
rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
3. Pengajuan hipotesis
Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari
penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4. Metode/strategi pendekatan penelitian
Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain
penelitian yang sesuai.
5. Menyusun instrumen penelitian
Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang
instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman
wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.
6. Mengumpulkan dan menganalisis data
Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan
dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan
penelitian atau pengujian secara kualitatif.
7. Simpulan
Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui
kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat
dibuktikan kebenarannya.
Sumber :
http://rararirureroo.blogspot.com/2013/06/metode-ilmiah-definisi-tujuan-langkah.html
http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2013/04/pengertian-karakteristik-dan-langkah.html
https://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah-yang-dimaksud-dengan-metode-
ilmiah/
https://www.academia.edu/6475118/Pengertian_metodologi_penelitian