32
i LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TOPIK: PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI DI ACEH DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh : Ketua : Ulul Azmi 1204107010005, Teknik Geofisika Anggota : T. Ryan Fachrianta Cut Intan Keumala 1104107010027, Teknik Geofisika 1204107010033, Teknik Geofisika UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2014

Karya Tulis Ilmiah.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Ilmiah.pdf

i

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

TOPIK:

PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI DI ACEH DALAM

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT

MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

Oleh :

Ketua : Ulul Azmi 1204107010005, Teknik Geofisika

Anggota : T. Ryan Fachrianta

Cut Intan Keumala

1104107010027, Teknik Geofisika

1204107010033, Teknik Geofisika

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2014

Page 2: Karya Tulis Ilmiah.pdf

ii

Page 3: Karya Tulis Ilmiah.pdf

iv

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan shalawat serta

salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan topik “Pengembangan energi panas bumi di Aceh

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat menuju ASEAN

Economic Community 2015”. Karya tulis ini bisa menjadi awal pola pikir atau

pandangan mengenai potensi sumberdaya alam mineral Aceh yang sudah

diketahui untuk dapat dikelola secara mandiri dan tidak sepenuhnya dikelola oleh

pihak asing. Mandiri yang dimaksud adalah mengoptimalkan segenap potensi

lokal sesuai dengan kearifan lokal. Karena dengan kemandirian dan daya saing

yang kuat dapat mewujudkan ketahanan Nasional di bidang pengembangan

industri tambang serta memberikan kesejahteraan rakyat Aceh khususnya dan

Bangsa Indonesia.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Marwan MT selaku

Dosen pembimbing karya tulis ini. Kepada teman-teman Himpunan Mahasiswa

Teknik Geofisika (HIMA-TG) FT Unsyiah yang telah memberikan dorongan dan

motivasinya selama penyelesaiannya karya tulis ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran membangun demi

kelengkapan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata kami sampaikan

terimakasih.

Banda Aceh, 12 September 2014

Penulis

Page 4: Karya Tulis Ilmiah.pdf

v

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ......................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

Daftar Tabel ........................................................................................................ iv

Abstrak ................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 2

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 2

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................... 4

1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

2.1. Energi Panas Bumi .............................................................................. 6

2.2. Peluang Pengembangan Potensi Panas Bumi Aceh ............................. 7

2.3. Komunitas Ekonomi ASEAN ............................................................... 9

BAB III METODE PENULISAN ...................................................................... 12

3.1. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 12

3.2. Metode Analisis Data .......................................................................... 12

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 13

4.1. Permasalahan Panas Bumi Aceh ......................................................... 13

4.2. Solusi Pengembangan Energi Panas Bumi ........................................... 16

4.3. Peran Perguruan Tinggi di Aceh .......................................................... 19

4.4. Peran Energi Panas Bumi dalam Menghadapi ASEAN 2015 ............... 20

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 22

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 22

5.2. Saran .................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

LAMPIRAN ......................................................................................................... 24

BIODATA KETUA I ........................................................................................... 24

BIODATA ANGGOTA I .................................................................................... 25

BIODATA ANGGOTA II ................................................................................... 26

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALISTAS ................................................ 27

Page 5: Karya Tulis Ilmiah.pdf

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Potensi Panas Bumi Provinsi Aceh .......................................... 4

Page 6: Karya Tulis Ilmiah.pdf

1

PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI DI ACEH DALAM

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT

MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

Ulul Azmi, T. Ryan Fachrianta, Cut Intan Keumala

Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Unversitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Aceh tercatat memiliki potensi energi panas bumi sebesar 1373 Mwe (Megawatt

equivalent) yang tersebar di 17 lapangan panas bumi di berbagai daerah

(Distamben Aceh, 2013). Hal tersebut dapat menjadi peluang yang besar untuk

dikembangkan menjadi energi ramah lingkungan untuk pembangkit listrik di

Aceh. Terlebih lagi hampir di semua daerah di Aceh sedang mengalami krisis

kebutuhan listrik yang ditandai dengan seringnya terjadi pemadaman bergilir

(http://www.acehutara.go.id/). Listrik memegang peranan yang sangat penting

dalam memajukan perekonomian di suatu daerah, segala aktivitas manusia

modern saat ini sangat bergantung terhadap ketersediaan listrik. Bila kemandirian

listrik belum tercapai maka kemaslahatan masyarakat akan sulit diwujudkan.

Untuk itu percepatan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam

khususnya energi panas bumi merupakan solusi konkrit yang harus direalisasikan.

Mengingat akan hadirnya ASEAN Economic Community (AEC) 2015, Aceh

diharapkan akan mampu menciptakan iklim investasi yang baik dengan

terpenuhinya ketersediaan energi sekaligus membantu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah.

Kata Kunci : energi panas bumi, listrik, ASEAN 2015, peran Unsyiah, ekonomi

masyarakat

Page 7: Karya Tulis Ilmiah.pdf

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara geografis Indonesia didominasi oleh gunung api yang terbentuk

akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Lokasi

gunung api yang paling dikenali adalah gunung api yang berada di sepanjang

busur cincin api pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur cincin api pasifik merupakan

garis bergeseknya antara dua lempeng tektonik. Pergesekkan dua lempeng

tektonik tersebut menimbulkan aktivitas tektonik yang menjadi salah satu dari

sumber panas bumi.

Geothermal adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam

kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya

kedalaman. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer

dengan ketebalan total kurang lebih 80 km, disinilah cikal bakal gunung api

terbentuk. Gunung api adalah istilah dari suatu sistem saluran fluida panas atau

batuan dalam bentuk wujud cair yang sering disebut lava.

Di Aceh terdapat beberapa gunung api di antaranya adalah gunung api

Seulawah Agam yang berada pada Kabupaten Aceh Besar, Jaboi yang berada pada

Kota Sabang dan Geureudong yang berada pada Kabupaten Bener Meriah.

Wilayah tersebut adalah salah satu sumber panas bumi yang potensial untuk

dieksplorasi dan dieksploitasi.

Terdapatnya banyak wilayah prospek panas bumi di Aceh yang dapat

dikembangkan untuk melengkapi sumber energi yang terbaharukan. Aceh saat ini

sedang berada dalam krisis energi untuk pembangkit listrik. Sering terjadinya

pemadaman listrik jelas menyebabkan aktivitas sehari-hari masyarakat menjadi

terganggu. Dengan kekayaan alam yang Aceh miliki seharusnya dapat digunakan

untuk mengatasi masalah pemadaman listrik dan mengurangi ketergantungan

terhadap provinsi lain. Saat ini listrik memegang peranan yang sangat vital dalam

Page 8: Karya Tulis Ilmiah.pdf

3

memajukan perekonomian di suatu daerah.

Dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang Aceh miliki

dibutuhkan tenaga ahli didalam bidang tersebut agar terciptanya kemajuan yang

maksimal. Tenaga ahli disini adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang sekarang

sangatlah penting untuk ditingkatkan. Mengingat permasalahan yang selalu

muncul yaitu ketergantungannya negara ini dalam mengelola SDA menggunakan

tenaga ahli yang didatangkan dari luar negeri dan luar provinsi. Hal ini akan

membuat dampak buruk jika diteruskan dalam bidang ekonomi, daya saing SDM

lokal yang rendah sampai dengan turunnya kepercayaan diri masyarakat lokal

untuk terlibat dalam kegiatan multinasional. Peran perguruan tinggi dalam hal ini

sangatlah diperlukan guna membentuk SDM yang akan mengelola SDA.

Perguruan tinggi diharapkan bisa mendidik, mengasah dan melahirkan

sarjana yang memiliki dedikasi tinggi sehingga dapat meningkatkan SDM

masyarakat. Dalam hal ini SDM yang harus ditingkatkan yaitu tenaga ahli

didalam bidang ilmu kebumian. Terbukanya Prodi Teknik Geofisika dan Prodi

Teknik Pertambangan pada Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh akan

membantu terwujudnya SDM yang akan mengelola SDA di Indonesia khususnya

di Aceh. Kedua bidang ini sangat berperan penting dalam mengelola SDA yang

Aceh miliki karena sebagai tenaga ahli lokal yang lebih mengetahui SDA di Aceh.

Dalam melaksanakan program pendidikan dibutuhkan biaya yang besar

untuk membeli alat-alat pendukung serta mewujudkan sarana yang memadai.

Tenaga pengajar yang ahli dibidang tersebut juga sangat dibutuhkan dalam

mewujudkan sarjana yang memiliki dedikasi tinggi. USK yang di juluki “jantong

hatee rakyat Aceh” adalah tempat dimana rakyat Aceh menimba ilmu agar dapat

mewujudkan keinginan rakyat Aceh dan Indonesia yang mandiri dalam mengelola

Sumber Daya Alam.

Dengan menyadari tantangan akan hadirnya ASEAN Economic Community (AEC)

maka diperlukan usaha untuk menyadarkan semua pihak akan pentingnya

mempercepat pengembangan energi panas bumi di Aceh. Salah satunya adalah

Page 9: Karya Tulis Ilmiah.pdf

4

dengan memberikan informasi tentang manfaat energi panas bumi dalam

memenuhi kebutuhan energi dan pentingnya percepatan penggunaan energi panas

bumi Aceh.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis merumuskan

beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah, yaitu:

1. Apa saja hambatan yang ada dalam pengembangan energi panas bumi di

Aceh ?

2. Bagaimana solusi yang harus dilakukan dalam pengembangan energi

panas bumi?

3. Bagaimana peran perguruan tinggi dalam mempercepat pembangunan

energi panas bumi?

4. Bagaimana peran pengembangan energi panas bumi dalam menghadapi

komunitas ASEAN?

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah:

1. Untuk memberikan informasi kepada semua pihak tentang besarnya

potensi energi panas bumi di Aceh.

2. Untuk mendukung program pemerintah dalam pemanfaatan Renewable

Energy.

3. Untuk menawarkan solusi terkait permasalahan yang ada dalam

pengembangan energi panas bumi.

1.3 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah diharapkan mampu menumbuhkan semangat semua

pihak untuk mendukung dan mengimplementasikan program pengembangan

energi panas bumi Aceh. Selanjutnya pengetahuan tentang energi panas bumi

Page 10: Karya Tulis Ilmiah.pdf

5

dapat digunakan sebagai pendukung program pemerintah Indonesia dalam

penggunaan energi terbarukan sebagai prospek energi masa depan.

Page 11: Karya Tulis Ilmiah.pdf

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Panas Bumi

Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air

panas,uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara

genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi. Panas

bumi (geothermal) terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber

energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain

yang tersimpan di dalam kerak bumi. Energi panas bumi adalah energi diekstrasi

dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi berasal dari inti

bumi. Inti bumi terdiri atas berbagai jenis logam dan batuan berbentuk cair, yang

memiliki suhu sangat tinggi.

Namun perlu diingat dan diperhatikan bahwa pembangunan PLTP

(Pembangkit Listrik Panas bumi) tetap akan memiliki sisi positif dan negatif.

Keuntungan PLTP

Bersih, karena tidak menggunakan bahan bakar fosil, sehingga tidak ada

timbunan limbah dan tumpahan minyak.

Hemat lahan, karena tidak memerlukan pembendungan sungai,

penebangan hutan

Dapat diandalkan, karena dapat beroperasi 24 jam sepanjang tahun.

Fleksibel, karena dapat dirancang moduler, sehingga dapat meningkatkan

kapasitas sesuai permintaan yang meningkat.

Hemat biaya, karena tidak memerlukan tambahan transportasi untuk

pengangkutan bahan bakar.

Keunggulan lain dari energi panas bumi adalah dalam faktor kapasitas

(capacity factor), yaitu perbandingan antara beban rata‐rata yang dibangkitkan

oleh pembangkit dalam suatu periode (averageload generated in period) dengan

beban maksimum yang dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut (maximum load).

Faktor kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi rata‐rata 95%, jauh lebih

tinggi bila dibandingkan dengan faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang

menggunakan batubara, yang besarnya hanya 60‐70%. Sumber daya panas bumi

Page 12: Karya Tulis Ilmiah.pdf

7

merupakan sumber energi terbarukan sehingga pemanfaatannya bisa

berkelanjutan; energi panas bumi berpeluang untuk mendapatkan dana karbon

kredit; dukungan UU No. 27/2003; kegiatan pemanfaatan panas bumi sejalan

dengan upaya pelestarian lingkungan (Ilyas, 2012).

2.2 Peluang Pengembangan Potensi Panas Bumi Aceh

a. Potensi yang tersedia cukup besar

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di

dunia. Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam

situs http://psdg.bgl.esdm.go.id mengatakan bahwa telah berhasil menemukan

jumlah potensi panas bumi (panas bumi) di Indonesia hingga mencapai 30

gigawatt (GW). Potensi tersebut setara dengan 9 Milyar ekuivalen barel minyak

bumi untuk masa pengoperasian 30 tahun (Kasbani, 2009). Dari 34 Provinsi di

Indonesia, Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi energi panas

bumi yang sangat besar jika dilihat berdasarkan letak geologinya.

Provinsi Aceh dilalui jalur gunung api aktif yang menyebabkan

terbentuknya potensi panas bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi

yang terbaharukan (renewable energy). Berdasarkan data dari Dinas

Pertambangan dan Energi Pemerintah (Distamben) Aceh lokasi panas bumi

tersebar di 17 titik mengikuti jalur sesar besar Sumatra di 8(delapan) Kabupaten

yaitu: Aceh Besar, Sabang, Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Timur, Gayo

Luwes dan Aceh Tamiang.

Menurut data Distamben Aceh, cadangan terduga panas bumi di Provinsi

Aceh mencapai 215 Mwe (Megawatt equivalent), sedangkan sumberdaya

spekulatif dan sumberdaya hipotesis masing-masing mencapai 625 Mwe dan 533

Mwe. Dengan total potensi panas bumi yang sangat besar tersebut diharapkan

Pemerintah Provinsi Aceh dapat melakukan percepatan pembangunan power plant

yang memanfaatkan energi panas bumi tersebut.

Page 13: Karya Tulis Ilmiah.pdf

8

Tabel 1. Potensi Panas Bumi Provinsi Aceh

No Nama Lapangan Kabupaten/Kota

Potensi

Sumber Daya Cadangan

Spekulatif Hipotesis Terduga

1 IBOIH Kota Sabang 25 - -

2 LHO PRIA LOT Kota Sabang 50 - -

3

JABOI –

KEUNEUKAI Kota Sabang - 73 50

4

IE SEUM –

KRUENG RAYA Aceh Besar - 63 -

5 SEULAWAH AGAM Aceh Besar - 185 165

6 ALUR CANANG Pidie 25 - -

7

ALOE LONG –

BANGGA Pidie 100 - -

8 TANGSE Pidie 25 - -

9 RIMBA RAYA Bener Meriah 100 - -

10 G. GEUREUDONG Aceh Tengah - 120 -

11 SIMPANG BALIK Bener Meriah 100 - -

12 SILIH NARA Aceh Tengah 100 - -

13 MERANTI Aceh Timur 25 - -

14 BRAWANG BUAYA Aceh Tamiang 25 - -

15 KAFI Gayo Luwes 25 - -

16 G. KEMBAR Gayo Luwes - 92 -

17

DOLOK

PERKIRAPAN Gayo Luwes 25 - -

Total Potensi 625 533 215

Sumber Data: Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Aceh

b. Energi Ramah Lingkungan

Pembangkit listrik panasbumi menghasilkan emisi yang sangat rendah bila

dibandingkan dengan minyak dan batubara. Berdasarkan mekanisme Clean

Page 14: Karya Tulis Ilmiah.pdf

9

Development Mechanism (CDM) hasil protocol Kyoto menjelaskan bahwa

negara maju harus mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 5,2% terhadap emisi

tahun 1990, melalui pembelian energi bersih dari negara berkembang yang

proyeknya dibangun setelah tahun 2000. Energi panas bumi merupakan salah satu

dari energi bersih tersebut (http://psdg.bgl.esdm.go.id).

c. Pemanfaatan Energi Panas bumi

Ditinjau dari potensi yang ada, kapasitas pemanfaatan energi panas bumi

di Indonesia masih sangat kecil yaitu sekitar 4% dari keseluruhan potensi yang

ada (http://pge.pertamina.com). Pemanfaatan tersebut masih terbatas untuk

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan menghasilkan energi

listrik sebesar 1.194 MWe yang sebagian besar masih terkonsentrasi di Pulau

Jawa (97%).

Energi panas bumi di Indonesia sangat bervariasi, selain dapat

dimanfaatkan secara tidak langsung (PLTP), dapat pula dimanfaatkan secara

langsung (direct uses) dalam industri pertanian (untuk mengeringkan hasil

pertanian, budidaya tanaman tertentu, pengeringan kayu dan kertas, dll).

Dibandingkan dengan negara lain seperti New Zealand, China dan Islandia,

penggunaan secara langsung masih sangat terbatas hanya untuk lokasi parawisata

saja. Perlu dilakukan penelitian dan studi lebih lanjut mengenai pemanfaatan

energi panas bumi secara langsung di Indonesia sehingga dapat diterapkan sesuai

kebutuhan daerah setempat.

2.3 Komunitas Ekonomi ASEAN

Kerjasama ekonomi ASEAN diawali dengan disahkannya Deklarasi

Bangkok tahun 1967 yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,

kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Dalam perkembangannya, kerjasama

ekonomi ASEAN mengarah kepada pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN

(ASEAN Economic Community) yang pelaksanaannya berjalan relatif lebih cepat

dibandingkan dengan kerjasama di bidang politik-keamanan dan sosial budaya.

Page 15: Karya Tulis Ilmiah.pdf

10

KTT ke- 9 ASEAN di Bali tahun 2003 menghasilkan Bali Concord II yang

menegaskan bahwa Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC – ASEAN Economic

Community) akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi

kawasan. Pembentukan biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas

perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UKM. Disamping

itu, pembentukan AEC juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan akses

pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat

penyesuaian peraturan- peraturan dan standardisasi domestik. Pembentukan

Komunitas Ekonomi ASEAN akan memberikan peluang bagi negara – negara

anggota ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi

kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai

tujuan bagi investor dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan dan

memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. Disamping itu, pembentukan

Komunitas Ekonomi ASEAN juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan

akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat

penyesuaian peraturan- peraturan dan standardisasi domestik.

Dikutip dari situs kemlu.go.id , dijelaskan bahwa KTT ke-12 ASEAN di

Cebu bulan Januari 2007 telah menyepakati ”Declaration on the Acceleration of

the Establishment of an ASEAN Community by 2015”. Dalam konteks tersebut,

para Menteri Ekonomi ASEAN telah menginstruksikan Sekretariat ASEAN untuk

menyusun ”Cetak Biru ASEAN Economic Community (AEC)”. Cetak Biru AEC

tersebut berisi rencana kerja strategis dalam jangka pendek, menengah dan

panjang hingga tahun 2015 menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN, yaitu

:

Menuju single market dan production base (arus perdagangan

bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan

modal);

Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya

saing tinggi (regional competition policy, IPRs action plan,

infrastructure development, ICT, energy cooperation, taxation, dan

pengembangan UKM);

Page 16: Karya Tulis Ilmiah.pdf

11

Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang

merata (region of equitable economic development) melalui

pengembangan UKM dan program-program Initiative for ASEAN

Integration (IAI); dan

Menuju integrasi penuh pada ekonomi global (pendekatan yang

koheren dalam hubungan ekonomi eksternal serta mendorong

keikutsertaan dalam global supply network).

Page 17: Karya Tulis Ilmiah.pdf

12

BAB III

METODE PENULISAN

Penulis menggunakan metode observasi dan kepustakaan untuk

mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Adapun metode yang

dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.1 Metode Pengumpulan Data,

Pada metode ini, data-data dikumpulkan dari buku, jurnal, media

elektronik dan tulisan terkini yang terkait dengan masalah pengembangan panas

bumi dan kebutuhan listrik di Aceh saat ini. Informasi yang telah terkumpul

kemudian dipilah untuk dianalisis selanjutnya.

3.2 Metode Analisis Data,

Analisis data dilakukan dengan cara mengambil inti masalah mengenai

pengembangan panas bumi di Aceh dan kebutuhan listrik masyarakat. Masalah-

masalah yang teridentifikasi kemudian diverifikasi kembali sesuai kondisi terkini

saat ini. Solusi terhadap permasalahan diambil berdasarkan hasil studi pustaka

dari sumber literatur terpercaya, opini-opini ilmiah dan pandangan masyarakat

Aceh tentang pengembangan energi panas bumi.

Page 18: Karya Tulis Ilmiah.pdf

13

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Permasalahan Panas Bumi Aceh

Jika berbicara tentang energi, Aceh saat ini masih jauh dari harapan untuk

menjadi daerah yang mandiri dalam pengembangan maupun penggunaannya.

Salah satunya energi untuk pembangkit listrik. Terbukti sampai saat ini pasokan

listrik aceh sebagian besar berasal dari sumatera utara. Tradisi pemadaman

bergiliran menjadi hal yang sudah biasa di aceh. Kalau kondisi seperti ini terus

dilestarikan maka akan mempersulit pembangunan di Aceh di masa yang akan

datang. Bagaimana tidak, listrik menjadi syarat tumpuan utama pengembangan

ekonomi di suatu daerah. Aceh masih kalah bersaing dengan provinsi lainnya.

Sebenarnya Aceh adalah salah satu daerah yang dikaruniai kekayaan yang sangat

melimpah oleh Allah SWT. Ditengah kasus subsidi energi fosil yang

diperdebatkan karena melonjak naik. Ditambah lagi pemerintah belum mampu

menambah produksi energi fosil. Saatnya Indonesia harus beralih pada energi

yang ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri salah

satunya adalah panas bumi. Energi ini dipercaya mampu menjadi solusi dimana

global warming menjadi permasalahan dunia saat ini.

Aceh memiliki tiga titik potensi panas bumi yang besar yaitu di jaboi,

gunung Seulawah Sgam, dan gunung Geureudong. Sampai saat ini potensi

tersebut belum sama sekali dimanfaatkan. Alhasil sebagian besar listrik Aceh

masih dipasok dari provinsi sumut. Provinsi Aceh telah membuka proses tender

Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) gunung Seulawah Agam yang dimenangkan

oleh PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada awal tahun 2013. Proyek

tersebut diperkirakan bernilai 3 triliun rupiah namun sampai saat ini belum di

mulai.

Baru-baru ini salah satu media (Sindonews.com) menyebutkan bahwa PT.

PGE selaku pemenang tender proyek panas bumi di gunung Seulawah Agam

mengaku berniat mengundurkan diri dari proyek tersebut karena daya jual yang

rendah yaitu 6.9 sen per kwh yang ditakutkan perusahaan tersebut nantinya akan

Page 19: Karya Tulis Ilmiah.pdf

14

mengalami kerugian. Memang pada dasarnya proyek panas bumi ini memiliki

resiko usaha tinggi dan memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh

modal kembali. Berdasarkan hasil studi penelitian oleh jurusan Teknik Elektro

Unsyiah Seulawah Agam mempunyai potensi energi panas bumi dengan daya

sebesar 153 MW dengan pembagian 51 MW per sumur dengan total sumur

sebanyak 3 sumur (Raihansyah,2011).

Selain itu juga Perusahaan energi asal Amerika yaitu Chevron saat ini

sedang gencar mengincar panas bumi untuk wilayah gunung Geureudong, Bener

Meriah. Wilayah tersebut berpotensi membangkitkan listrik sekitar 110 MW

(aceh.tribunnews.com). Namun dari pihak pemerintah sampai saat ini belum

membuka proses tender Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) Gunung Gereudong

padahal pihak Chevron sendiri sudah mengajukan proposal untuk segera

merealisasikan program tender tersebut.

Berikut sejumlah kendala yang dihadapi dalam pengembangan energi

panas bumi ini.

1. Kegiatan panas bumi ini termasuk jenis usaha padat modal dengan resiko

yang tinggi. Dan juga memerlukan waktu yang relatif lama dalam

memperoleh modal kembali.

2. Kebanyakan lokasi potensi panas bumi terletak di hutan lindung dimana

menurut Kementrian kehutanan termasuk salah satu penebangan liar. Hal

ini tertanam dalam PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang konservasi,

menyatakan, pemanfaatan sumber daya termasuk panas bumi dipersilakan

tanpa pertambangan. Masalahnya, dalam UU Nomor 27 tahun 2003

dinyatakan bahwa panas bumi adalah aktivitas pertambangan.

3. Masalah harga jual listrik termasuk penghambat pengembangan energi

panas bumi ini. Menurut hasil kajian METI (Ministry of Economy, Trade,

and Industry), keekonomian harga jual listrik panas bumi berada di

kisaran US$ 12 sen-US$ 13 sen per kWh. Akan tetapi dari Peraturan

Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2011 menetapkan harga energi listrik dari

energi panas bumi sebesar 9,7 sen dolar Amerika/kWh sebagai harga

tertinggi.

Page 20: Karya Tulis Ilmiah.pdf

15

4. Terkait masalah ketidakselarasan aturan antara pemerintah pusat dengan

daerah, juga termasuk masalah perizinan dan izin pinjam pakai hutan juga

menjadi kendala. Belum lagi adanya pungutan-pungutan di daerah yang

dapat menambah beban pengembang. Pelelangan WKP dilakukan pemda

setelah Menteri ESDM menetapkan WKP. Pelelangan dan penyusunan

perda biasanya membutuhkan waktu lama.

5. Jumlah tenaga ahli Indonesia dalam bidang energi panas bumi masih

sangat kurang mengingat luas dan banyaknya daerah di Indonesia yang

memiliki potensi panas bumi. S2 Panas Bumi di ITB memang telah

didirikan. Akan tetapi, Indonesia belum mempunyai fakultas panas bumi.

Di Indonesia, yang sering terjadi adalah menyiapkan tenaga terdidik

dengan mengikuti pasar.

6. Minimnya pemahaman masyarakat lokal tentang energi panas bumi

sebagai energi yang ramah lingkungan sehingga pada suatu daerah sulit

dilakukan eksplorasi dan pengembangan.

Pertumbuhan kebutuhan listrik nasional tiap tahun rata-rata sebesar 9

persen. Kebutuhan di Jawa-Bali 7,2 persen dan di luar Jawa-Bali di atas 12 persen

lebih. Berdasarkan perhitungan sederhana, dalam waktu 10 tahun, Indonesia

diperkirakan butuh pasokan listrik sebanyak dua kali lipat (Iwa Garniwa, 2013).

Dengan kalkulasi tersebut, PLN (Perusahaan Listrik Negara) harus menyediakan

4.000 megawatt listrik setiap tahun.

Ironinya, pesatnya kebutuhan masayarakat akan daya listrik seolah tak

mampu dijawab oleh pemerintah. Peningkatan kebutuhan listrik yang sangat cepat

ini belum seimbang dengan peningkatan pasokan listrik dari kilang-kilang

penghasil energi. Saat ini, menurut data PLN 2013, sumber energi utama di satu-

satunya perusahaan listrik di Indonesia itu dalam memasok energi adalah energi

fosil seperti solar, gas alam, dan batu bara. Kebutuhan akan energi fosil ini masih

sangat dominan.

Jelas terdapat banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh

pemerintah, khususnya tantangan dalam realisasi panas bumi di Indonesia. Jika

ini terus ditindak-lanjuti, insya Allah dapat menjadi solusi atas krisis kebutuhan

listrik dalam negeri. Kebijakan energi nasional menetapkan agar panas bumi dapat

Page 21: Karya Tulis Ilmiah.pdf

16

menyokong 5 persen energi nasional pada 2025. Pengembangan dan pemanfaatan

panas bumi sangat berperan penting untuk mendukung ketahanan energi dan

pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam rangka menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015,

Provinsi Aceh harus berperan aktif dalam berkontribusi memajukan ekonomi

daerah seperti meningkatkan kompetensi SDM masyarakat Aceh sehingga mampu

bersaing dengan tenaga kerja dari ASEAN. Untuk itu, masalah pengembangan

energi harus segera terselesaikan guna mempercepat pembangunan nasional

khususnya di Aceh ini. Karena apabila masalah energi terbarukan (geothermal)

terealisasi dengan baik atau berjalan secara optimal maka Aceh akan mampu

menghadapi tantangan ekonomi global.

4.2 Solusi Pengembangan Energi Panas Bumi

Kebijakan Pengembangan Energi Harus Helas

PLN harus mengikuti harus Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2014

tentang pembelian tenaga listrik dari pltp dan uap panas bumi. Untuk wilayah

satu (Aceh) disekitar USD 11-15 sen per kwh. Mengingat PLN menjadi satu-

satunya target penjualan dari pihak investor selaku pengembang energi bersih ini.

Dengan tercapai kesesuaian harga maka esplorasi pemboran dan pembanguan

power plant panas bumi di aceh akan cepat terealisasikan.

Pemerintah dalam hal ini harus mempercepat proses perizinan serta

pelelangan WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) terkait wilayah-wilayah yang

menjadi sumber energi panas bumi di Aceh. Diketahui bahwa Aceh memiliki 17

lapangan panas bumi yang memiliki keseluruhan potensi sumber daya spekulatif

625 Mwe. Potensi yang sangat besar tersebut hendaknya dapat dijadikan peluang

yang konkrit untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Aceh.

Peran Pemerintah Aceh

Pemerintah Aceh harus berperan aktif dalam menggalang investor untuk

mempercepat pengembangan energi panas bumi di Aceh yang digunakan sebagai

energi pembangkit listrik. Manfaat yang diperoleh ketika energi listrik telah

Page 22: Karya Tulis Ilmiah.pdf

17

tercukupi maka Aceh tidak harus bergantung lagi kepada Provinsi Sumatra Utara.

Energi panas bumi adalah energi ramah lingkugan dan sustainable (tersedia terus

menerus) sehingga kasus pemadaman bergilir akan dapat teratasi. Iklim dan

kondisi energi listrik yang telah kondusif selanjutnya diharapkan dapat

mendatangkan investor-investor untuk menanamkan modal di daerah sehingga

lapangan kerja akan terbuka.

Peningkatan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) menjadi sangat penting dalam era global

saat ini. Dengan tersedianya sumber energi yang sangat melimpah di Aceh, maka

akan sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang handal sekaligus professional dalam

mengelola sumber daya alam yang masih banyak belum terjamah oleh tangan

manusia. Unsyiah sendiri telah membuka tiga program studi baru yang terkait

dalam ilmu pengelolaan dan pengembangan energi dari dalam bumi yaitu Teknik

Geofisika (2011), Teknik Pertambangan (2012) dan Teknik Geologi. Ketiga

program studi tersebut diharapkan akan mampu menghasilkan putra-putra daerah

yang berkualitas dalam memetakan, dan mengelola sumber energi yang ada di

Aceh ini. Belum lagi jika diintegrasikan dengan program studi lain yang ada di

Unsyiah. Biasanya putra daerah akan memahami betul kondisi Aceh yang

sebenarnya dengan lebih spesifik dan memiliki rasa kedaerahan sehingga

diharapkan dapat menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada sekaligus

menjawab tantangan energi global.

Sosialisasi kepada Masyarakat

Pemahaman masyarakat akan energi panas bumi, pemerintah harus

mensosialisasikan kepada penduduk setempat mengenai manfaat pengembangan

energi terbarukan ini. Karena selama ini sumber energi yang satu ini mendapat

respon yang kurang positif dari masyarakat. Jika perlu dilibatkan dari pihak

mahasiswa untuk terjun ke lapangan guna mempercepat proses sosialisasi.

Page 23: Karya Tulis Ilmiah.pdf

18

Belajar dari negara (panas bumi) lain

Islandia

The National Energy Fund

Pada tahun 1960, Islandia memutuskan untuk mengembangkan energi

panas bumi untuk pembangkit listrik, tetapi Perusahaan-Perusahaan Swasta dan

Bank tidak mau mengambil resiko kegagalan dalam eksplorasi pemboran.

Kemudian pemerintah Islandia (GoI) menerapkan “The National Energy Fund

(NEF)” yang mengasuransikan pengeboran dengan 80% refund. Dengan semakin

berkembangnya teknologi dan pengalaman, resiko pengeboran pun dapat

diminimalisir. Tindakan eksplorasi pemboran pun dapat menjadi lebih cepat

sehingga pembangunan power plant panas bumi menjadi tujuan yang konkrit. Jadi

NEF tersebut adalah kunci sukses Islandia dalam mengembangkan energi panas

bumi mereka.

New Zealand

Membangun hubungan yang kolaboratif dengan masyarakat lokal.

Salah satu pelajaran yang sangat penting dalam pembangunan dan

pengembangan panas bumi dari Selandia Baru adalah cara mereka membangun

hubungan yang kolaboratif dengan masyarakat lokal. Di Selandia baru, banyak

lapangan panas bumi dimiliki oleh masyarakat suku Maori. Hal tersebut membuat

akses menuju sumber panas bumi menjadi sulit, karena pengembang harus

mendapatkan akses dari semua pemilik lahan. Terlebih lagi konflik sejarah antara

masyarakat Maori dan masyarakat imigran Eropa sejak 200 tahun yang lalu

membentuk basis ketidakpercayaan antara kedua pihak dan menambahkan

kompleksitas terhadap resiko bisnis panas bumi. Untuk mengatasi masalah-

masalah tersebut, pengembang energi panas bumi Selandia Baru telah bekerja

dengan cara membangun model bisnis secara bersama-sama yang menghasilkan

manfaat sosial dan keuntungan finansial bagi kedua pihak dari pengembangan

energi panas bumi dengan masyarakat Maori.

Indonesia, Aceh khususnya tentu dapat belajar dari kasus Selandia Baru dalam

pengembangan energi panas bumi mereka yaitu dengan bekerja sama dan

melibatkan masyarakat lokal sehingga dapat memberikan manfaat secara bersama.

Page 24: Karya Tulis Ilmiah.pdf

19

4.3 Peran Perguruan Tinggi di Aceh

Dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang kita miliki

dibutuhkan tenaga ahli didalam bidang tersebut agar terciptanya kemajuan yang

maksimal. Tenaga ahli disini adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang sekarang

sangatlah penting untuk ditingkatkan. Mengingat permasalahan yang selalu

muncul yaitu ketergantungannya negara ini dalam mengelola Sumber Daya Alam

(SDA) terhadap tenaga ahli yang didatangkan dari luar negeri. Hal ini akan

membuat dampak buruk jika diteruskan dalam bidang ekonomi, SDM lokal

sampai dengan mental. Peran perguruan tinggi dalam hal ini sangatlah di perlukan

dalam guna membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan mengelola

Sumber Daya Alam (SDA).

Perguruan tinggi diharapkan bisa mendidik, mengasah dan melahirkan

sarjana yang memiliki dedikasi tinggi sehingga mengurangi angka pengangguran.

Uneversitas syiah kuala sendiri memiliki kompetensi yang cukup baik untuk

berperan aktif dalam pengembangan energi dan sumber daya alam Aceh

khususnya energi panas bumi. Adapun studi ilmu yang terdapat di Unsyiah dalam

pengembangan energi bersih ini yaitu Teknik Geofisika, Teknik Geologi, Teknik

Pertambangan, Teknik Kimia, Teknik Elektro, dan Teknik Sipil. Oleh karena itu

perlu dilibatkan pihak akademisi seperti dosen dan mahasiswa untuk melakukan

penelitian secara terintegrasi untuk mendapatkan data-data terkini mengenai

lapangan panas bumi di Aceh. Kedua bidang ini sangat berperan penting dalam

mengkaji, dan memetakan SDA di Aceh. Karena sebagai tenaga ahli lokal yang

lebih mengetahui SDA di Aceh.

Dalam melaksanakan program pendidikan dibutuhkan biaya yang besar

untuk membeli alat-alat pendukung serta mewujudkan sarana yang memadai.

Tenaga pengajar yang ahli dibidang tersebut juga sangat dibutuhkan dalam

mewujudkan sarjana yang memiliki dedikasi tinggi. Aceh adalah salah satu daerah

yang sudah lama maju sebelum Indonesia merdeka, yang seharusnya mudah untuk

mewujudkan hal tersebut. USK yang di juluki “kampus jantong hatee rakyat”

adalah tempat dimana rakyat Aceh menimba ilmu agar dapat mewujudkan

Page 25: Karya Tulis Ilmiah.pdf

20

keinginan rakyat Aceh dan Indonesia yang mandiri dalam mengelola Sumber

Daya Alam.

4.4 Peran Energi Panas Bumi dalam Menghadapi ASEAN 2015.

Wilayah ASEAN saat ini dipercaya sebagai salah satu regional yang

menghasilkan energi panas bumi terbesar di dunia, walaupun sebenarnya

kapasitas saat ini mewakili sebagian kecil dari potensi panas bumi regional.

Indonesia adalah negara yang memiliki situs vulkanik aktif paling banyak di

dunia. Indonesia berencana melipat tiga gandakan penggunaan energi terbarukan

dari potensi saat ini sebelum 2025, salah satunya adalah energy panas bumi.

Sasaran utama ASEAN saat ini adalah untuk menghilangkan restriksi-

restriksi nasional terhadap investasi dari negara-negara ASEAN yang lain. Dimana

restriksi kepemilikan asing akan diperkecil dan tenaga kerja diizinkan untuk

bekerja di semua negara ASEAN. Selain itu salah satu tujuan utama ASEAN

adalah menjadi pusat dari energi terbarukan di dunia, yang mana membutuhkan

jalur bebas dari ahli-ahli industri (insinyur, saintis, dll.) di antara negara-negara

ASEAN untuk membangun penelitian dan pengembangan pusat pelayanan dan

fasilitas energy. Dari berbagai profesi yang memiliki kualifikasi terstandarisasi,

insinyur merupakan bagian terpenting terhadap perkembangan energy terbarukan.

Di bawah aturan the Mutual Recognition Arrangement, insinyur-insinyur dari

negara ASEAN diizinkan bekerja di seluruh negara ASEAN dalam kolaborasi

dengan insinyur-insinyur yang ditunjuk negara tuan rumah. Hal tersebut dapat

menjadi peluang apabila insinyur-insinyur lokal kita memiliki kecakapan dan

kompetensi yang cukup baik, namun sebaliknya dapat menjadi sebuah jurang

kegelapan apabila kita tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara-

negara ASEAN yang lain. Untuk itu diperlukan peran pemerintah daerah

khususnya Pemerintah Aceh dalam memberikan dukungan kepada masyarakat

Aceh. Dukungan yang diberikan dapat berupa beasiswa yang lebih banyak kepada

siswa/mahasiswa daerah untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi dan juga

dengan membantu memberikan pelatihan kecakapan ataupun keterampilan bagi

tenaga kerja lokal.

Page 26: Karya Tulis Ilmiah.pdf

21

Percepatan pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi yang

optimal dapat menjadi langkah pencapaian yang baik dalam pertumbuhan

ekonomi masyarakat Aceh, khususnya kesiapannya dalam menghadapi komunitas

ASEAN. Penggunaan energi panas bumi secara tidak langsung untuk pembangkit

listrik merupakan hal utama yang dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik di

Aceh sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif. Penggunaan

energi panas bumi secara langsung juga dapat menjadi suatu peran untuk

terciptanya lapangan kerja baru, khususnya dalam bidang pertanian dan perikanan.

Semua hal tersebut dapat menjadi suatu kesiapan Aceh dalam menghadapi ASEAN

Economic Community di masa mendatang.

Page 27: Karya Tulis Ilmiah.pdf

22

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Panas bumi adalah salah satu sumber energi terbarukan yang bisa

dikembangkan di Indonesia khususnya di Aceh. Saat ini Indonesia memiliki

40 % cadangan panas bumi dunia. Pengembangan panas bumi baru 4% yang

sudah dikembangkan ini artinya produksi kita masih berada di posisi ketiga

dimana produksi tertinggi di pegang oleh Amerika dan selanjutnya Filipina.

Dibalik itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah mengingat potensi

cukup besar yang belum dikembangkan. Banyak investor yang ingin

menggarap panas bumi Indonesia namun terkendala dengan sejumlah

permasalahan diantara UU yang belum jelas, harga jual listrik, dan SDM lokal

yang minim. Energi panas bumi adalah salah satu potensi yang besar untuk

dikembangkan menjadi energi listrik di Aceh. Listrik menjadi kendala yang

besar karena terhambatnya pembangunan Aceh di berbagai sektor seperti

pertambangan, pertanian, pariwisata dan sektor lainnya yang menjadi poin

penting untuk pertumbuhan ekonomi di Aceh. Panas bumi menjadi solusi

konkrit menuju kemandirian Aceh. Kemudian diharapkan mampu mengenjot

produksi listrik nasional.

5.2 Saran

Unsyiah harus bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam

menggerakkan program energi terbarukan mengingat energi panas bumi belum

sama sekali dikembangkan di aceh. Hal senada juga bisa untuk mensosialisasikan

kepada masyarakat sekitar lokasi potensi tentang manfaat energi panas bumi ini.

Karena kemandirian energi sudah tercapai maka kemandirian seperti pangan dan

lain sebagainya akan mengikutinya.

Page 28: Karya Tulis Ilmiah.pdf

23

DAFTAR PUSTAKA

Seputar indonesia files.2014. Dahlan Restui Pertamina Mundur dari Proyek

Geothermal Aceh.(http://sindonews.com diakses pada tanggal 8

September 2014)

Serambi Indonesia files.2014. Chevron Incar Panas Bumi Aceh.(

http://aceh.tribunnews.com diakses pada tanggal 8 september 2014)

Green journalist files.2014. Krisis Listrik Berkelanjutan.(http://greenjournalist.net

diakses pada tanggal 8 september 2014)

Mizuno, Emi. 2013. Geothermal Power Development in New Zealand-Lessons for

Japan. Japan Renewable Energi Foundation. Japan

Gehringer, Magnus. 2010. Planning Geothermal Power Generation-Lessons

Learned. ESMAP. Panama

Kementrian Luar Negeri. 2014. Kerjasama Ekonomi ASEAN. (http://kemlu.go.id

Diakses pada tanggal 13 september 2014.

Ilyas, Zurias. 2012. Pemanfaatan Energi Geothermal dan Dampak Perubahan

Lingkungan. Seminar Nasional VII SDM Teknologi Nuklir. STTN-

BATAN.

Page 29: Karya Tulis Ilmiah.pdf

24

BIODATA KETUA

Riwayat Pendidikan

MIN Kota Atas Sabang , 2000-2006

SMP Islam Al-Falah, 2006-2009 SMAN 11 Banda Aceh, 2009-2012 Teknik Geofisika, Universitas Syiah Kuala – Banda Aceh, Indonesia 2012-sekarang

Riwayat Organisasi

Ketua Bidang Pengkaderan ROHIS SMAN 11 Banda Aceh, 2010-2011

Wakil Ketua II HIMA TG Universitas Syiah Kuala, 2013-2014

Computer Skill

ArcGIS, Quantum GIS, Golden Surfer 10, WinsisM, Garmin Mapsource, Microsoft Office (Word, Excel, Powerpoint, Publisher),

Ulul Azmi

Lambaro – Aceh Besar, Indonesia +62 852 7788 8790 [email protected]

Laki-laki Aceh Besar, 26 Juni 1994 Belum kawin Islam Indonesian, English

Page 30: Karya Tulis Ilmiah.pdf

25

BIODATA ANGGOTA I

Riwayat Pendidikan

Teknik Geofisika, Universitas Syiah Kuala – Banda Aceh, Indonesia 2011-sekarang

Riwayat Organisasi

Pengalaman Penelitian

Aplikasi Metode Very Low Frequency (VLF) untuk Karakterisasi Struktur Bawah Permukaan Area Landfill TPA Regional Terpadu Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar

Pengalaman Training/Pelatihan

1. Pelatihan Instrumen Geofisika oleh PT. Inti Marga pada tahun 2012

Computer Skill

ArcGIS 9.3, Microsoft Office (Word, Excel, Powerpoint, Publisher), Numerical Python

T. Ryan Fachrianta

Ulee Kareeng- Banda Aceh, Indonesia +62 852 7789 0091 [email protected]

Laki-laki Meulaboh, 20 Januari 1993 Belum kawin Islam Indonesian, English

Page 31: Karya Tulis Ilmiah.pdf

26

BIODATA ANGGOTA II

Riwayat Pendidikan

SDN 22 Banda Aceh, 2000-2006

SMP Negeri 3 Banda Aceh, 2006-2009 SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh 2009-2012 Teknik Geofisika, Universitas Syiah Kuala – Banda Aceh, Indonesia 2012-sekarang

Riwayat Organisasi

OSIS SMAN 2 RSBI Banda Aceh 2010-2011

Pelajar Islam Indonesia 2010-2011 Anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika (HIMA TG) Universitas Syiah Kuala

Pengalaman Penelitian

1. Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Tingkat Nasional 2010

Pengalaman Training/Pelatihan

1. Pelatihan Leadership Basic Training (PII)

Computer Skill

ArcGIS 9.3, QuantumGIS,Microsoft Office (Word, Excel, Powerpoint, Publisher),

Cut Intan Keumala

Neusu Banda Aceh, Indonesia +62 852 7745 5883 [email protected]

Perempuan Banda Aceh, 7 November 1994 Belum kawin Islam Indonesian, English

Page 32: Karya Tulis Ilmiah.pdf

1