54
KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI DARAH PADA PASIEN ANEMIA DI RSUD DR. M. ZEIN. PAINAN Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tinggi program Diploma III Teknologi Laboratorium Medik STIKes Perintis Padang Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG 2019

Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

i

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH

TRANSFUSI DARAH PADA PASIEN ANEMIA

DI RSUD DR. M. ZEIN. PAINAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tinggi

program Diploma III Teknologi Laboratorium Medik STIKes Perintis Padang

Oleh:

SUCI PARA SISKA

1613453029

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS

PADANG

2019

Page 2: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

i

Page 3: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

ii

Page 4: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

iii

KATA PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Maka apabila kamu selesai ( dari suatu urusan )

Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh suatu ( urusan )

Yang lain, dan hanya kepada ALLAH kamu berharap.”

( Q.S Al-insyirah : 6-8 )

Dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan

orang lain

Karena hidup hanyalah sekali

Ingat hanya pada Allah apapun dan dan dimanapun kita

berada

Kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon

Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillahirobbil’alamin...

Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa

berpikir, berilmu, beriman dan bersabar menjalani kehidupan ini. Semoga

keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita

besarku.

Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih,

menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku

untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda dan

Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku

semangat, doa dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan

yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan

yang ada didepanku. Ayah (Syarial), Ibu (Hastuti ), terimalah bukti

kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua

pengorbananmu, dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas

mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang

separuh nyawa hingga segalanya. Maafkan anakmu Ayah, Ibu masih saja

ananda menyusahkanmu.

Dalam setiap langkah aku berusaha mewujudkan harapan-harapan

yang kalian impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ Insyaallah

atas dukungan doa dan restu semua itu akan terjawab dimasa penuh

kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasihku

kepada:

Page 5: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

iv

Kepada Kakak ku tercinta Sardia Nofi Amd.Kep yang telah

menjadi orang tua kedua aku selama proses perkuliahan dari awal sampai

akhir, awalnya aku sempat merasakan kecewa karena aku tidak di terima di

PTN yang aku inginkan serta cita-cita yang aku dambakan dari dahulu,

dan kakak q menyuruh aku kuliah di PTS serta bertanggung jawab atas

uang kuliah ku dari awal sampai akhir. Semoga Allah membalas segala

kebaikan mu kak, aku berjanji pada diri ku sendiri InsyaAllah tidak akan

mengecewakan kakak ketika Allah mengizinkan aku sukses nanti, aku

tidak tau harus membalas jasa kakak dengan apa, kakak berani

mengorbankan materi untuk adek-adek mu kak, kau tidak pernah

memikirkan untuk menabung kan uang dari hasil jerih payahmu. Engkau

selalu memikirkan kebahagiaan keluarga kita kak. Sungguh kau kakak

terbaik bagi adek-adekmu.

Terimah kasih untuk kakak kedua ku Nofrika yang telah

menasehati ku selama menjalani pendidikan 3 tahun ini. Dia yang selalu

mengingatkan untuk terus semangat dalam menjalani perkuliahan, tidak

mengikuti gaya orang, yang selalu mengingatkan untuk hidup berhemat

dan sederhana, karena dia sadar kalau kuliah disini akan banyak

mengeluarkan uang, dan dia juga yang terus bertanya-tanya dalam

perihal kesehatan dan mengontrol keuangan ku dan untuk adek ku ketrin

aldama semangat untuk sekolah jangan jadi anak yang nakal serta

barbakti kepada kedua orang tua.

Terima Kasih Kepada sahabat-sahabat ku yang dari zaman putih

abu-abu yang sampai sekarang masih bersama, walaupun kadang jarang

jumpa karena kesibukkan masing-masing. Tapi percayalah kita sibuk

karena cita-cita kita masing-masing, semoga Allah memudahkan jalan

bagi kita untuk mewujudkan apa yang kita impikan selama ini,terimah

kasih ku kepada waktu yang sempat memperkenalkan kita dengan sebuah

istilah persahabatan,semangat buat sahabat aku terutama untuk yang

pejuang D III( Jasmi ramah,utari rahma,riza oktaviani)Semoga kita

bisa wisuda bareng tahun ini.

Terima kasih juga kepada Sahabat-sahabat aku pejuang D III TLM

(Riza oktaviani, utari rahma nora,abdul azisman,)semangat untuk

kita semuanya dalam menghadapi tantangan dunia kerja.

Terima kasih kepada Ibu dosen pembimbing Chairani, S.SiT

M.Biomed yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kami

dalam menyelesaikan KTI ini dari awal sampai akhir yang telah

mensumbangsihkan ilmu dan pemikiran nya kepada kami sehingga kami

mampu membuat sebuah karya tulis.Dan terimah kasih juga kepada bapak

Page 6: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

v

Dr. Almurdi, DMM, M. kes yang telah menjadi penguji yang baik

dalam dalam pemberian kritikan dan saran, sehingga dapat menambah

wawasan ananda dalam membuat sebuah karya tulis ini.

Banyak kata yang tak bisa terucap, banyak orang yang tak

tersebutkan namanya, maafkan aku yang masih banyak kekurangan di diri

ini, akupun tak ahli dalam merangkai kata,tapi percayalah, setiap orang

yang hadir di hidupku akan selalu punya tempat dihatiku dan teringat di

kepalaku.

Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku, kerendahan hati

serta diri menjabat tangan meminta beribu- ribu maaf tercurah. Karya

tulis ilmiah ini ku persembahkan.

Your’re are the best all.

By : Suci Para Siska. Amd Kes

Page 7: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Suci Para Siska

Tempat tanggal lahir : Padang Lawas, 01 Februari 1998

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Nikah

Alamat :Padang Lawas, Kenagarian Amping Parak,

Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

No.Telp/Handphone : 085271251214

SD N 16 PADANG LAWAS 2004-2010

MTSN SURANTIH 2010-2013

SMA N 2 SUTERA 2013-2016

D III Teknologi Laboratorium Medik STIKes Perintis Padang 2016-2019

1. 2018, PBL di Puskesmas Surantih, Pesisir Selatan

2. 2019, PBL di Poltekes Kemenkes Jakarta III

3. 2019, PBL di Stikes Ahmad Yani Cimahi

4. 2019, PBL di UNIMUS (Universitas Muhammadiyah Semarang)

5. 2019, PBL di STIKes Wira Medika PPNI Bali

6. 2019, Praktek Kerja Lapangan di RSUD M. Zein Painan.

7. 2019, PMPKL di Kecamatan Guguk VIII Koto,Kabupaten Lima Puluh

Kota

Judul KTI : Gambaran Kadar Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah Transfusi

Darah Pada Pasien Anemia Di RSUD Dr. M. Zein Painan

DATA PRIBADI

PENDIDIKAN FORMAL

PENGALAMAN AKADEMIS

Page 8: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

vii

ABSTRACT

Hemoglobin is the main component of red blood cells, the iron content in

hemoglobin makes blood red. Hemoglobin has two important transport functions

in the human body, namely the transport of oxygen to tissues and the collection of

carbon dioxide. One of the causes associated with hemoglobin levels is anemia.

Anemia is a condition when blood that does not have healthy red blood cells or

hemoglobin levels that measure the body's cells will not get enough oxygen so

that symptoms of anemia arise such as fatigue. This research was conducted at the

RSUD dr. M. Zein Painan. Thursday, February - May 2019. This type of research

is describe the levels of hemoglobin before and after blood transfusion in anemia

patient, The population in this study were all anemic patient who came to the

RSUD Dr. M. Zein Painan. many samples in this study were 30 samples taken

randomly. while the sample in this study were anemic patients who received a

blood transfusion, consisting of 24 people with female sex (80%) and 6 people

with male sex (20%), the average hemoglobin level of female patients before

transfusion 6.7 g / dl and after transfusion 8.4 g / dl while the mean hemoglobin

level of male patients before transfusion was 5.4 g / dl and after transfusion 8.1 g /

dl. Data is presented in table form based on gender. Hemoglobin level

examination in anemic patients using a hematology analyzer is included as the

gold standard in establishing a diagnosis of hematological examination including

determination of blood hemoglobin level.

Keywords: Hemoglobin Levels, Blood Transfusion, Anemia.

Page 9: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

viii

ABSTRAK

Hemoglobin merupakan komponen utama dari sel darah merah,

kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna

merah. Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh

manusia, yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengambilan

karbondioksida. Salah satu penyebab yang berhubungan dengan kadar

hemoglobin adalah anemia. Anemia suatu kondisi ketika darah yang tidak

memiliki sel darah merah sehat atau kadar Hb yang ukuran sel-sel tubuh tidak

akan mendapatkan oksigen yang cukup sehingga timbul gejala anemia seperti

kelelahan. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. M. Zein Painan Februari- Mei

2019 jenis penelitian ini adalah Deskriptif yaitu menggambarkan kadar Hb

sebelum dan sesudah transfusi darah pada pasien anemia, Populasi dalam

penelitian ini adalah semua pasien anemia yang datang ke RSUD Dr. M. Zein

Painan, Banyak sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 sampel yang

diambil secara acak. sedangkan sampel pada penelitian ini adalah pasien anemia

yang mendapatkan transfusi darah, terdiri dari 24 orang dengan jenis kelamin

perempuan (80%) dan 6 orang dengan jenis kelamin laki-laki (20%), rata-rata

kadar hemoglobin pasien perempuan sebelum transfusi 6,7g/dl dan setelah

transfusi 8,4 g/dl sedangkan rata-rata kadar hemoglobin pasien laki-laki sebelum

transfusi adalah 5,4 g/dl dan setelah transfusi 8,1 g/dl. Data disajikan dalam

bentuk tabel berdasarkan jenis kelamin. Pemeriksaan kadar hemoglobin pada

pasien anemia menggunakan alat Hematologi analyzer termasuk sebagai gold

standar dalam menegakkan diagnosis pemeriksaan hematologi termasuk

penetapan kadar hemoglobin Darah.

Kata Kunci: Kadar Hemoglobin, Transfusi Darah, Anemia

Page 10: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadiran Allah SWT, Karena atas rahmat dan ridho-Nya jua

lah maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah . Ini merupakan salah

satu syarat untuk menyelesaikan program studi D. III Teknologi Laboratorium

Medik dan memperoleh gelar Ahli Madya analis kesehatan . Dalam Karya ini

penulis meneliti tentang “Gambaran Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah

Transfusi Darah Pada Pasien Anemia Di RSUD Dr. M. Zein Painan”

Penulis menyadari sepenuh nya bahwa masih banyak terdapat kekurangan

dan kelemahan, baik dari teknik penulisan maupun materi. Hal ini karena

keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna

penyempurnaan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan

datang.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan, saran keterangan dan data-data baik secara tertulis maupun

secara lisan. Maka pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp.M, Biomed, selaku Ketua STIKes Perintis

Padang.

2. Ibu Endang Suriani, SKM, M, Kes. Selaku Ketua Program Studi D III

Teknologi Laboratorium Medik STIKes Perintis Padang.

3. Ibu Chairani, M. Biomed. sebagai pembimbing yang telah meluangkan

waktunya dan kesempatan untuk memberi petunjuk, pengarahan dan tenaga

dalam memberikan bimbingan, sumbangan pikiran dan saran sampai

selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 11: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

x

4. Dr. Almurdi DMM, M, Kes sebagai penguji yang telah meluangkan

waktunya dan kesempatannya untuk memberi kritik dan saran pada Karya

Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Staf Dosen yang telah banyak memberikan bimbingan selama

penulis mengikuti pendidikan di STIKes Perintis Padang.

6. Terima kasih penulis ucapkan kepada keluarga terutama Ayah dan Ibu yang

telah bersabar memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa

tulus selama ini.

Semoga Allah S.W.T melimpahkan berkah kepada kita semua.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

dan kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Karya Tulis

Ilmiah. Wasalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang, Juli 2019

Penulis

Page 12: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii

KATA PERSEMBAHAN ................................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi

ABSTRACK....................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.2 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................. 3

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4

2.1 Defenisi Transfusi Darah ...................................................................... 4

2.2 Sejarah Transfusi Darah ....................................................................... 6

2.3 Indikasi Transfusi Darah....................................................................... 7

2.4 Pemeriksaan Yang Dilakukan Pada Donor Darah ................................ 7

2.5 Fakta Tentang Kebutuhan Transfusi ................................................... 10

2.6 Komponen Darah Yang Ditransfusikan............................................... 11

2.7 Dasar-Dasar Pemberian Transfusi Darah ............................................ 13

2.8 Indikasi Transfusi Darah...................................................................... 13

2.9 Kontra Indikasi Transfusi Darah ......................................................... 14

2.10 Defenisi Anemia ................................................................................ 15

2.1.1 Jenis Anemia Dan Temuan Laboratorium ................................. 15

2.1.2 Etiologi ..................................................................................... 17

2.1.3 Manifestasi klinis ....................................................................... 17

2.1.4 Komplikasi Penyakit Akibat Anemia ....................................... 18

2.1.5 Faktor Resiko ............................................................................ 18

2.1.6 Prognosis ................................................................................... 19

Page 13: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

xii

2.11 Hemoglobin ............................................................................................. 20

2.11.1 Defenisi Hemoglobin ............................................................... 20

2.11.2 Kadar Hemoglobin .................................................................. 20

2.11.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin .................... 21

2.11.4 Fungsi Hemoglobin ................................................................. 22

2.11.5 Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin ................................ 22

2.12 Metode Konvensional ........................................................................ 23

2.13 Sumber Kesalahan Pemeriksaan Kadar Hb ....................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 25

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 25

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................. 25

3.3 Populasi Dan Sampel ........................................................................... 25

3.3.1 Populasi Sampel ......................................................................... 25

3.3.2 Sampel Penelitian ....................................................................... 25

3.4 Persiapan Alat Dan Bahan ................................................................... 25

3.4.1 Persiapan Alat ............................................................................. 25

3.4.2 Persiapan Bahan .......................................................................... 25

3.4.3 Spesimen ...................................................................................... 25

3.5 Langkah Kerja .................................................................................... 25

3.5.1 Pengambilan Darah Vena ............................................................ 25

3.6 Analisa Data ........................................................................................ 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 27

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 27

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 28

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 31

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 31

5.2 Saran .................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

xiii

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin .............................. 27

Tabel 4.2 Hasil Rata-rata Kadar Hemoglobin darah sebelum dan

sesudah transfusi berdasarkan jenis kelamin .................................... 27

Page 15: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Pengambilan Data Dari STIKes ..................................... 34

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Pengambilan Data ................. 35

Lampiran 3. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian ................................................. 37

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 38

Page 16: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari

seseorang donor (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang,

akibat pendarahan, luka bakar, mengatasi shock dan mempertahankan daya

tahan tubuh terhadap infeksi (Setyati, 2010).

Manusia memiliki sistim transportasi yang handal yaitu darah, darah

manusia memiliki sifat-sifat yang unik yang disebabkan oleh faktor genetik

selama ribuan tahun, sifat-sifat unik tersebut tidak dapat dilihat dan dibedakan

oleh kasat mata setiap tahun. Berjuta-juta kehidupan manusia dibumi

terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah. Agar didapatkan hasil transfusi

darah yang optimal maka harus ada penyediaan darah harus aman dan

diperlukan suatu alur kerja yang berkesinambungan sehingga dapat

menunjang pengobatan pemerintah ( Zainuddin, 2014).

Tingginya angka kematian akibat kekurangan darah masih menjadi

masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu bukti kejadian diatas tercermin

dalam angka kematian ibu melahirkan yang sebagian besar akibat pendarahan,

masih menjadi masalah besar didunia kesehatan terutama di Indonesia. Darah

adalah suatu cairan yang kental dan berwarna merah.

Kedua sifat utama ini yang membedakan darah dari cairan tubuh yang

lain kekentalan ini disebabkan oleh banyak nya macam berat molekul , dari

yang kecil hingga yang besar seperti protein. Transfusi pada hakikatnya adalah

pemberian darah atau komponen darah dari suatu individu (donor) ke individu

lain (resipien). Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti,

kehilangan darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh trauma, operasi,

syok, dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah (Syafrizal

fahmy, 2014).

Dimana darah berguna sebagai penyelamat nyawa dan meningkatkan

derajat kesehatan indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah yang lain

dalam mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang

Page 17: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

2

bermakna.

Anemia adalah suatu kondisi ketika darah yang tidak memiliki sel darah

merah sehat atau kadar hemoglobin yang cukup. Hemoglobin merupakan

bagian utama dari sel darah merah dan mengikat oksigen, seseorang memiliki

jumlah sel darah merah di bawah batas normal atau kadar hemoglobin rendah,

sel-sel tubuh tidak akan mendapat oksigen yang cukup, sehingga timbul gejala

anemia berupa kelelahan (Edmundson, A. 2013).

Darah sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Karena darah

mempunyai fungsi seperti memberikan kebutuhan akan oksigen, dan

melakukan pembersihan sisa metabolisme. Sebagai alat transportasi makanan,

sebagai alat penyeimbang pada tubuh. Donor darah sudah pasti berkaitan

dengan tranfusi darah, seseorang yang memerlukan tranfusi darah sudah pasti

dalam kondisi secara kesehatannya yang mengancam kehidupannya, dan donor

darah merupakan satu-satunya cara agar tersedia darah untuk di transfusi

(Purwanto, 2014).

Di Indonesia donor darah masih belum cukup untuk memenuhi

kebutuhan akan ketersediaan darah, karena menurut WHO (Word Health

Oganization) idealnya ketersedian darah adalah 2% dari jumlah penduduk

Indonesia saat ini memerlukan 4,6 juta kantong darah, namun PMI hanya

mendapatkan kurang dari 0,5% kebutuhan itu pada tahun 2005 (Winarsih,

2013).

Kebutuhan darah yang selalu meningkat membuat membuat PMI yang

selalu mencari cara agar masyarakat tertarik dalam mendonorkan darah nya

tersebut, kebanyakan pendonor darah berasal dari kalangan mahasiswa yang

ingin berpartisipasi dalam hal tersebut (Purwanto, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran kadar hemoglobin darah pada pasien anemia

sebelum dan sesudah transfusi Darah?

1.3 Batasan Masalah

1. Pemeriksaan ini hanya melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin pada

pasien anemia sebelum dan sesudah transfusi Darah.

Page 18: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

3

2. Penelitian ini hanya melakukan pemeriksaan pada pasien anemia.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kadar hemoglobin sebelum dan sesudah

transfusi darah pada pasien anemia di RSUD Dr. M. Zein Painan

1.4.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin sebelum dan sesudah transfusi

darah pada pasien anemia berdasarkan jenis kelamin

2. Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin sebelum dan sesudah

transfusi darah pada pasien anemia.

1.5 Manfaat Penelitian.

1. Memberikan informasi tentang pengaruh transfusi darah terhadap kadar

hemoglobin.

2. Memberikan pengetahuan tentang pencegahan penurunan hemoglobin pada

pendonor darah.

Page 19: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transfusi Darah

Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan

darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak

untuk tujuan komersial (Pasal 86 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang kesehatan ). Sedangkan pelayanan transfusi darah merupakan upaya

pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan , pengerahan dan pelestarian

pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis

pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan (Dian A.P, 2014).

Kegiatan pelayanan darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi

oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Kemudian melalui peraturan pemerintah

Nomor 18 Tahun 1980, ditetapkan bahwa pengelolaan dan pelaksanaan

transfusi darah ditugaskan kepada PMI atau instansi yang ditetapkan oleh

menteri Kesehatan.Peraturan ini kemudian diganti dengan peraturan

Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang pelayanan Darah. Menurut

Peraturan Pemerintah tersebut, tepatnya pada pasal 3 disebutkan

bahwa”Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk

mengatur, membina dan mengawasi pelayanan darah dalam rangka

melindungi masyarakat “. Kemudian pada tahun 2014, dikeluarkan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 83 yang mengatur mengenai Unit Transfusi Darah,

Bank Darah Rumah Sakit dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah (Dian A. P,

2014).

Pelayanan penyediaan darah di Indonesia dilaksanakan oleh Unit

Transfusi Darah (UTD). UTD merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, pendidikan, dan

pendistribusian darah. UTD hanya diselenggarakan oleh pemerintah,

pemerintah teknis atau unit pelayanan di rumah sakit milik pemerintah. UTD

yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah juga dapat berbentuk lembaga

Page 20: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

5

teknis daerah, unit pelaksana teknis daerah , atau unit pelayanan dirumah

sakit milik pemerintah daerah (Teguh, 2014).

Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah suatu unit pelayanan di

rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi

yang aman, berkualitas, dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung

pelayanan kesehatan dirumah sakit. BDRS melaksanakan penerimaan dan

penyimpanan darah dari UTD, melakukan uji silang serasi, menyerahkan

darah ke pasien melacak reaksi transfusi dan mengembalikan darah yang

tidak layak ke UTD. Setiap Rumah Sakit diwajibkan memiliki BDRS dan

menjadi persyaratan akreditasi rumah sakit, namun pada tahun 2014 terdata

baru 432 rumah sakit yang memiliki bank darah. Sistem distribusi tertutup

dengan rantai dingin juga belum berjalan disemua BDRS karena kurangnya

sumber daya manusia dan persediaan darah di rumah sakit , sehingga

keluarga pasien masih ikut terlibat dalam penyerahan darah (Dian A. P, 2014).

Untuk menjaga kualitas darah, kegiatan penyampaian darah dari UTD

ke rumah sakit melalui BDRS hingga diterima pasien harus dengan sistim

distribusi tertutup dan sistim rantai dingin. Sistim distribusi tertutup

merupakan sistim pendistribusian darah. Yang harus dilakukan oleh.

Penyimpanan produk darah dan komponennya yang sesuai rentang suhu

optimal selama penyimpanan dan transportasi sangat menentukan

kelangsungan hidup sel darah merah yang terdapat pada kantong darah.

Penyimpanan pada suhu yang tidak optimal dapat menyebabkan sel darah

mati, meningkatnya berbagai kandungan zat kimia yang tidak diinginkan

serta dapat meningkatkan resiko berkembangbiaknya mikroorganisme. Hal

tersebut berpotensi untuk terjadinya reaksi transfusi seperti febris, infeksi,

bahkan sepsis ( Teguh, 2014).

Proses transfusi darah harus memenuhi persyaratan yaitu aman bagi

penyumbang darah, dan bersifat pengobatan bagi resipien, transfusi darah

bertujuan memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara

keadaan biologis darah, atau komponen-komponen yang bermanfaat untuk

memelihara komponen darah yang benar pada peredaran darah, (stabilitas

Page 21: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

6

peredaran darah) mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah,

meningkatkan oksigen jaringan, memperbaiki fungsi hemostatis, tindakan

terapi kasus tersebut (PMI, 2007).

Tidak semua orang dapat menjadi donor, supaya transfusi tidak

membahayakan donor dan juga melindungi resipien dengan menjamin bahwa

darah yang didonorkan adalah darah yang sehat, maka darah donor harus

diseleksi, seperti tidak menderita penyakit HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan

orang yang tidak beresiko karena seks bebas (Hutomo, 2011).

2.2 Sejarah Transfusi Darah

Transfusi darah adalah penginjeksian darah dari seseorang (yang di

sebut donor) ke dalam sistem perdarahan darah seseorang yang lain (yang di

sebut resipien). Transfusi darah tidak pernah terjadi kecuali setelah

ditemukan adanya sirkulasi darah sirkulasi darah yang tidak pernah berhenti

dalam tubuh ( Abdul, 2007).

Tahun 1665 Dr. Richard Lower ahli anatomi dari inggris berhasil

mentransfusikan darah seekor anjing pada anjing yang lain. Dua tahun

kemudian Jean Baptiste Denis seorang dokter. filsuf dan astronom dari

perancis berusaha melakukan transfusi darah pertama kali pada manusia.

Beliau mentransfusikan darah seekor anak kambing ke dalam tubuh

pasiennya yang berusia 15 tahun. Hasilnya adalah bencana yaitu kematian

anak tersebut dan dia sendiri dikenai tuduhan pembunuhan . Sejak saat itu

terjadi stagnasi panjang dalam bidang transfusi darah terapan (Fikih, 2007).

Sekitar 150 tahun kemudian, tepatnya tahun 1818 Dr. James Blundell

dari Rumah sakit St, Thomas and Guy berhasil melakukan transfusi darah

dari manusia ke manusia untuk pertama kali Beliau berhasil melakukannya

setelah menemukan alat transfusi darah secara lansung dan mengingatkan

bahwa hanya darah manusia yang dapat di transfusikan ke manusia. Akan

tetapi alat yang di ciptakan oleh Dr. Lower itu baru bisa di gunakan secara

umum tahun 1901. Tepat pada tahun itu, Karl Landsteiner ilmuan dari Wina

berhasil menemukan jenis-jenis darah. Menurut temuan ini, jika jenis darah

yang di transfusikan tidak cocok maka terjadi penggumpalan sel darah merah,

Page 22: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

7

yang akan berlanjut pada kerusakan masing-masing darah tersebut (Abdul,

2007).

2.3 Indikasi Transfusi darah

Indikasi transfusi darah secara rasional adalah pemilihan bahan

transfusi yang tepat, jumlah sesuai dengan kebutuhan, pada saat yang tepat

dengan cara yang benar, tepat klien dan waspada efek samping yang terjadi.

Sehubungan dengan hal tersebut petugas kesehatan yang mempunyai

kewenangan pemberian transfusi darah perlu memahami tentang transfusi

darah, antara lain berbagai komponen darah, manfaat masing2 komponen,

sirkulasi peredaran darah stabilitas dan umur berbagai komponen darah dalam

tubuh serta adanya indikasi transfusi itu sendiri.

Ada 5 indikasi transfusi darah adalah sebagai berikut:

1. Kehilangan darah akut, bila 20-30% total volume darah hilang dan

perdarahan terus terjadi

2. Anemia berat

3. Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi

darah dan sebagai tambahan faktor pembekuan karena komponen darah

spesifik tidak ada.

4. Transfusi tukar pada neonatus dengan icterus berat

(http://www.ichrc.org/106-transfusi darah)

2.4 Pemeriksaan Yang Dilakukan pada Darah Donor Sebelum di Berikan

Kepada Pasien

1. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO

Pemeriksaan golongan darah juga dilakukan oleh resipien sebelum

menerima transfusi darah dari pendonor.

2. Prinsip Pemeriksaan Golongan Darah

Antigen yang terdapat dipermukaan sel eritrosit direaksikan

dengan antibodi Antisera A dan B yang terdapat dalam plasma atau serum

dan jika antigen bertemu dengan antibodi spesifik maka akan terjadi reaksi

antigen-antibodi dengan timbulnya aglutinasi eritrosit.

Page 23: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

8

3. Tujuan

Menentukan aglutinogen yang terdapat dalam sel eritrosit

penderita.

4. Metode

Slide Aglutinasi, Antigen terdapat pada permukaan eritrosit,

sedangkan antibodi terdapat pada serum/plasma.

5. Jenis-Jenis Golongan Darah

1. Golongan darah A : Golongan darah A mempunyai antigen A dan

antibodi B

2. Golongan darah B: Mempunyai Antigen B dan Antibodi A.

3. Golongan darah AB: Mempunyai antigen A dan antigen B, tetapi tidak

mempunyai antibodi A dan antibodi B.

4. Golongan Darah O: Mempunyai antibodi A dan antibodi B, tetapi tidak

mempunyai antigen A dan antigen B.

Jenis Golongan darah yang berkaitan dengan rhesus.

Orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah

dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah

dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif

1. Orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari

orang dengan golongan darah A-B-O apapun dan disebut resipien

universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak

dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

2. Orang dengan golongn darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya

kepada orang dengan golongan darah A-B-O apapun dan disebut

donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif

hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif (Alrasyid, 2010).

Page 24: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

9

Penularan infeksi tertentu misalnya HIV, Virus Hepatitis (HBV),

Virus hepatitis C (HCV) Dan sifilis, malaria, Toxoplasmosis, dari donor

kepada resipien merupakan salah satu jalur ideal dari transfusi darah.

Untuk mengurangi resiko ini, kita harus melakukan beberapa skrining

terhadap darah yang terkumpul dari donor tentang faktor-faktor resiko

yang dimulai dari riwayat medis sampai beberapa tes spesifik. Tujuan

utama skrining atau uji saring adalah untuk mencegah agar darah yang

dikumpul dapat bebas dari infeksi dengan cara periksa sebelum darah

tersebut di transfusikan kepada resipien dengan beberapa tes tertentu. Uji

yang dilakukan sebelum transfusi darah adalah

1. Tes HbsAg

2. Tes Anti HIV

3. Tes Sipilis VDRL (HTA Indonesia, 2013).

1. Uji Crossmatching

Uji cocok serasi antara darah donor dengan darah resipien

1. Tujuan: Untuk mengetahui ada tidaknya antibodi baik antibodi

komplek (tipe IgM) maupun antibodi inkompleks (tipe IgG) yang

terdapat didalam serum pasien maupun di dalam serum atau plasma

donor

2. Reaksi yang terjadi apabila darah donor tidak cocok dengan darah

pasien

1. Demam

Dapat terjadi karena antibodi resipien bereaksi dengan leukosit

donor insiden terjadi 1-3% dari episode transfusi

2. Reaksi alergi

Gambaran klinis urtikaria pada kasus berat dapat terjadi dispnea,

Udema fasial dan kaku

3. Kontaminasi Bakteri

Kontaminasi bakteri dapat terjadi waktu pengambilan darah donor,

karena darah terlalu lama dalam suhu kamar atau tusukan ke dalam

Page 25: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

10

labu darah. Gejala berupa panas tinggi, nyeri kepala, menggigil,

muntah, sakit perut, diare, syok, segera hentikan transfusi

4. Reaksi Anafilatik.

Reaksinya terjadi dengan cepat hanya beberapa menit setelah

transfusi dimulai gejala dan tanda reaksi anafilatik biasanya adalah

angiodema, muka merah (flushing), urtikaria, gawat pernapasan,

hipotensi dan renjatan.

5. Cedera paru akut

Cedera paru akut disebabkan oleh plasma donor yang mengandung

antibodi yang melawan leukosit pasien. Kegagalan fungsi paru

biasanya timbul dalam 1-4 jam sejak awal transfusi.

6. Purpura pasca transfusi

Merupakan komplikasi yang jarang tetapi potensial membahayakan

pada transfusi sel darah merah/trombosit (Rochmi ardiningsih,

2010)

2.5 Fakta Tentang Kebutuhan Darah untuk Transfusi.

Keputusan melakukan transfusi harus selalu berdasarkan penilaian tepat

dari segi klinis penyakit dan hasil pemeriksaan laboratorium. Seseorang

membutuhkan darah bila sel komponen darahnya tidak mencukupi untuk

menjalankan fungsinya secara normal. Sel darah merah indikatornya adalah

kadar hemoglobin (Hb). Indikasi transfusi secara umum adalah bila kadar Hb

menunjukkan kurang dari 7 g/dl (Hb normal pada pria adalah 13-18 g/dl

sedangkan pada perempuan adalah 12-16 g/dl).

Faktor penting dalam pemberian transfusi darah adalah sebagai berikut.

1. Sebelum Transfusi.

Dokter harus menentukan jenis serta jumlah kantong darah yang akan

di berikan. Oleh karena itu pasien harus menjalani pemeriksaan

laboratorium darah lengkap terlebih dahulu, untuk mengetahui kadar Hb.

Dokter dapat menentukan secara pasti apakah pasien menderita anemia

atau tidak berdasarkan keadaan klinis klien serta pemeriksaan darah.

Selain itu juga harus menentukan jenis transfusi, Misalnya pasien dengan

Page 26: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

11

kadar trombosit yang sangat rendah jenis transfusi yang akan dipilih

adalah transfusi trombosit. Selain itu pendonor juga ditimbang berat

badannya karena menentukan jumlah darah yang akan diberikan. Dokter

juga perlu menetapkan target kadar Hb yang ingin dicapai setelah

transfusi. Hal tersebut disebabkan karena selisih antara target kadar Hb

dengan Hb sebelum di transfusi berbanding lurus dengan jumlah darah

yang akan di transfusi.

2. Selama Transfusi.

Dalam pemberian transfusi harus diberikan secara bertahap,

sedikit demi sedikit, karena dapat menyebabkan gagal jantung akibat

beban kerja jantung yang bertambah secara mendadak.

3. Golongan darah dan rhesus

Golongan darah dan rhesus harus sama antara pendonor dan

resipien. Manusia mempunyai tipe-tipe antigenic tertentu dikategorikan

sebagai golongan darah atau tipe. Golongan darah terdiri dari A, B, AB,

dan O. Seseorang memiliki antibodi terhadap plasma dari golongan darah

yang lain. Seseorang dengan golongan darah A tidak dapat menerima

golongan darah B dan sebaliknya Golongan darah O akan disertai antibodi

terhadap Adan B, sedangkan golongan darah AB tidak akan menyebabkan

timbulnya antibodi terhadap golongan darah lain. Rhesus ada dua jenis

yaitu Rhesus positif dan Rhesus negative. Orang Indonesia kebanyakan

rhesus positif (+). Darah donor yang tidak cocok dengan darah resipien

(penerima) maka dapat terjadi reaksi yang dapat membahayakan pasien.

2.6 Komponen Darah yang di Transfusikan .

1. Darah Lengkap (Whole Blood)

Whole blood atau darah lengkap pada transfusi adalah darah yang

di ambil dari donor menggunakan container atau kantong darah dengan

antikoagulan yang steril dan bebas pyrogen. Whole blood merupakan

sumber komponen darah yang utama (Anonim, 2002). Whole blood

diambil dari pendonor 450-500 ml darah yang tidak mengalami

Page 27: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

12

pengolahan. Komposisi whole blood adalah eritrosit, plasma, leukosit,

trombosit (Hutomo, 2011).

Darah yang diambil langsung dari donor yang disebut Whole blood

bercampur dengan antikoagulan yang tersedia di kantong darah. Darah

lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, trombosit dan faktor

pembekuan labil (V,VIII), satu unit kantong darah lengkap berisi 450 ml

darah dan 63 ml antikoagulan di Indonesia 1 kantong darah lengkap berisi

250 ml darah dengan 37 Antikoagulan, ada juga yang 1 unit kantong berisi

350 ml darah dengan antikoagulan. Suhu disimpan pada 2-4 0C Satu unit

darah (250-450 ml) dengan antikoagulan sebanyak 15 ml/ 100 ml darah

(sudoyono, 2009)

Masa penyimpanan whole blood ada dua yaitu darah segar (fresh

blood) darah yang disimpan (stored blood), yaitu darah yang sudah

disimpan lebih dari 6 jam. Darah dapat disimpan maksimal sampai dengan

35 hari. Darah yang disimpan tersebut mengandung trombosit dan sebagai

faktor pembekuan sudah menurun jumlahnya (Bakta, 2006)

2. Sel Darah Merah (Packed Red Cell)

Packed Red Cell (PRC) adalah suatu konsentrat eritrosit yang

berasal dari sentrifugasi whole blood, disimpan selama 42 hari dalam

larutan tambahan sebanyak 100 ml yang berisi salin, adenin, glukosa,

dengan atau tanpa manitol untuk mengurangi hemolisis eritrosit (Anindita,

2011).

3. Darah Merah Cuci (Washed Erythrocyte)

Volume 260 ml; Hct 0,57 L/L; Leukosit ‹1×108 ; plasma ‹0,2 ml.

Transfusi masif pada neonatus sampai usia ‹1 tahun transfusi intrauterin

penderita dengan anti IgA atau defisiensi IgA dengan riwayat alergi

transfusi berat, riwayat reaksi transfusi berat yang tidak membaik dengan

pemberian premedikasi. Defisiensi IgA yang belum pernah mendapat

transfusi komponen darah (eritrosit, plasma, trombosit).

Defisiensi IgA yang tidak pernah mengalami reaksi alergi terhadap

komponen darah sebelumnya, belum diketahui mempunyai antibodi anti

Page 28: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

13

IgA tidak pernah mengalami reaksi transfusi berat terhadap eritrosit.

(Aritonang, 2016).

4. Trombosit

Trombosit dibuat dari konsentrat whole blood (Buffy Coat), Dan

diberikan pada pasien dengan perdarahan karena trombositopenia. Produk

trombosit harus disimpan dalam kondisi spesifik untuk menjamin

penyembuhan dan fungsi optimal setelah tranfusi. Umur dan fungsi

trombosit optimal pada penyimpanan di suhu ruangan 20-24 oC (Cahyadi,

2011).

5. Plasma Beku (Fresh Frozen Plasma).

Fresh Frozen Plasma (FFP) adalah plasma segar yang dibekukan

dalam waktu 8 jam dan disimpan pada suhu minimal -200C dapat bertahan

satu tahun, yang berisi semua faktor koagulasi kecuali trombosit. FFP di

berikan untuk mengatasi kekurangan faktor koagulasi yang masih belum

jelas dan defisiensi anti-thrombin III FFP berisi plasma, semua faktor

pembekuan stabil dan labil, komplemen dari protein plasma. Volume

sekitar 200-250 ml. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikkan masing-

masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Dosis

inisial adalah 10-15 ml/kg. (Harlinda, 2006).

2.7 Dasar-Dasar Pemberian Transfusi Darah

Dasar- dasar pemberian transfusi darah secara rasional adalah

pemilihan bahan transfusi yang tepat, jumlah sesuai dengan kebutuhan, pada

saat yang tepat dan dengan benar, tepat pasien dan waspada efek samping

yang terjadi. Sehubungan dengan hal tersebut petugas kesehatan yang

mempunyai kewenangan pemberian transfusi darah perlu memahami tentang

transfusi darah antara lain berbagai komponen darah, manfaat masing-

masing komponen, sirkulasi peredaran darah, stabilitas dan umur berbagai

komponen darah dalam tubuh serta adanya indikasi transfusi itu sendiri.

Ada 5 indikasi umum tranfusi darah adalah sebagai berikut :

1. Kehilangan darah akut, bila 20-30% total volume darah hilang dan

perdarahan masih terus terjadi

Page 29: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

14

2. Anemia berat.

3. Syok septik ( jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi

darah dan sebagai tambahan dari pemberian antibiotik )

4. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor pembekuan,

karena komponen darah spesifik yang lain tidak ada.

5. Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat

(http://www.ichrc.org/106-transfusi-darah).

2.8 Indikasi Transfusi Darah.

Whole blood harus dicadangkan untuk pendarahan medis atau bedah

yang parah, misalnya selama perdarahan saluran makanan yang cepat atau

pada trauma mayor saat diperlukan pemulihan daya angkut oksigen, volume,

dan faktor pembekuan. Bahkan pada syok hemoragik, kombinasi sel darah

merah dan larutan kristaloid atau koloid biasanya efektif, pada keadaan

darurat, pergantian volume secara cepat biasanya mendahului penggantian

sel darah merah dan cairan resusitasi bebas sel harus digunakan apabila jenis

darah resipien sedang ditentukan, bila defisit sel darah merah kritis, di

indikasikan pemberian sel darah merah tipe O atau untuk spesifik tipe yang

tidak dicocokkan terlebih dahulu. Darah lengkap berguna untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah dan volume plasma dalam waktu yang

bersamaan, misalnya pada pendarahan aktif dengan kehilangan darah lebih

dari 25-30% volume darah total (Sudoyo, 2009).

2.9 Kontra Indikasi Pada Transfusi Darah

Darah lengkap sebaiknya tidak di berikan pada pasien dengan anemia

kronik yang normovolemik atau yang bertujuan meningkatkan sel darah

merah. Satu unit darah lengkap 250 ml pada orang dewasa meningkatkan Hb

sekitar 0.1-1 g/dl. Darah lengkap 8 ml/kg pada anak anak akan meningkatkan

Hb sekitar 1 g/dl. Pemberian darah lengkap sebaiknya melalui filter darah

dengan kecepatan tetesan tergantung keadaan klinis pasien. Namun setiap

unitnya sebaiknya diberikan dalam 4 jam ( Sudoyo, 2009).

Spesimen atau bahan pemeriksaan kadar hemoglobin adalah darah

lengkap (whole blood) yang diperoleh dari darah vena maupun darah kapiler.

Page 30: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

15

Darah lengkap yaitu darah yang sama bentuk atau kondisinya seperti ketika

beredar dalam aliran darah (Riswanto, 2013).

Antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) merupakan

antikoagulan yang baik dan sering di gunakan untuk berbagai macam

pemeriksaan hematologi. Digunakan dalam bentuk garam Na2EDTA atau

K2EDTA. K2EDTA lebih banyak digunakan karena daya larut dalam air kira-

kira 15 kali lebih besar dari Na2EDTA. EDTA dalam bentuk kering dengan

pemakaian 1-1,5 mg EDTA/ml sedang dalam bentuk larutan EDTA 10 %

pemakaiannya 0,1 ml/ml darah. Garam-garam EDTA mengubah ion kalsium

dari darah menjadi bentuk yang bukan ion. Tiap 1 miligram EDTA

menghindarkan membekunya 1 mililiter darah (Gandasoebrata, 2011).

2.10 Defenisi Anemia

Anemia adalah dimana kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup

sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan

tubuh. Anemia adalah suatu kondisi dimana konsentrasi hemoglobin lebih

rendah dari biasanya kondisi ini mencerminkan kurangnya jumlah normal

eritrosit dalam sirkulasi. Akibatnya, jumlah oksigen yang dikirim ke

jaringan tubuh juga berkurang. Anemia bukanlah penyakit yang spesifik

namun merupakan tanda kelainan mendasar, Klasifikasi anemia makrositik

ukuran sel darah merah bertambah besar dan jumlah Hb tiap sel juga

bertambah.

Ada banyak bentuk anemia, masing masing dengan penyebabnya

sendiri. Anemia bisa bersifat sementara atau jangka panjang. Dan bisa

berkisar dari ringan dan berat. Tingkat normal hemoglobin umumnya

berbeda pada pria dan wanita. Bagi pria, kadar hemoglobin biasanya di

definisikan sebagai tingkat lebih dari 13,5 gram/100 ml, dan pada wanita

sebagai hemoglobin lebih dari 12,0 gram/100 ml.

Anemia pada pasien tertentu di sebabkan oleh kerusakan atau oleh

produksi eritrosit yang tidak memadai berdasarkan faktor kemampuan

sumsum untuk merespon eritrosit yang menurun ( yang di buktikan dengan

peningkatan jumlah retikulosit dalam darah yang beredar. Tingkat di mana

Page 31: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

16

eritrosit muda berkembang biak di sumsung tulang (seperti yang diamati

pada biopsi sumsum tulang), serta ada tidaknya hasil akhir dari kerusakan

eritrosit dalam sirkulasi (misalnya, peningkatan kadar Bilirubin, penurunan

tingkat hemoglobin.

2.1.1 Jenis Anemia dan Temuan laboratorium

1. Anemia defisiensi kekurangan Fe.

penurunan retikulosit, zat besi, fertin, kejenuhan besi, MCV (mean

corpuscular volume); TIBC (total iron-binding capacity) meningkat

2. Kekurangan vitamin B12 (Megaloblastic)

Penurunan tingkat vitamin B12; peningkatan MCV (mean

corpuscular volume)

3. Kekurangan folat (megaloblastik)

Penurunan tingkat folat; peningkatan MCV (mean corpuscular volume).

Penurunan produksi eritropoietin (misalnya, dari disfungsi ginjal)

Penurunan kadar eritropoietin; MCV (mean corpuscular volume);

normal dan mean corpuscular hemoglobin; tingkat kreatinin meningkat

(kemungkinan)

4. Kekurangan folat (megaloblastik)

Penurunan tingkat folat; peningkatan MCV (mean corpuscular volume).

Penurunan produksi eritropoietin (misalnya, dari disfungsi ginjal)

Penurunan kadar eritropoietin; MCV (mean corpuscular volume); normal

dan mean corpuscular hemoglobin; tingkat kreatinin meningkat

(kemungkinan)

5. Kanker/ radang

MCV normal; normal atau menurun tinkat eritropoietin; peningkatan

saturasi besi, tingkat feritin; penurunan besi.

6. Pendarahan

Akibat kehilangan sel darah merah berlebih

7. Perdarahan saluran gastrointestinal, epistaksis (mimisan), trauma,

peningkatan kadar retikulosit; Hgb dan Hct normal jika di ukur segera

setelahnya pendarahan dari saluran genitourinari(misalnya, menorrhagia).

Page 32: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

17

Pendarahan di mulai, namun tingkat menurun setelahnya; MCV normal

awalnya tapi kemudian menurun; penurunan kadar feritin dan zat besi

(belakangan).

8. Hemolitik

Kondisi di mana hancurnya sel darah merah (erirosit) lebih cepat di

bandingkan pembentukannya.

9. Perubahan eritropoiesis (anemia sel sabit, talasemia, hemoglobinopati

lainnya)

Penurunan MCV; sel darah merah yang terfragmentasi; peningkatan

tingkat retikulosit

10. Hipersplenisme (hemolisis)

Peningkatan MCV

11. Anemia yang di sebabkan obat

Meningkatnya kadar sferosit

12. Anemia autoimun

Meningkatnya kadar sferosit

13. Mekanisme jantung terkait katup jantung

Sel darah merah Terfragmentasi (Sugeng jitowiyono, 2018).

2.1.2 Etiologi

Pada dasarnya, hanya tiga penyebab Anemia yang ada: kehilangan

darah, Peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan penurunan

produksi sel darah merah. Masing-masing penyebab ini mencakup sejumlah

kelainan yang membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik

meliputi:

a. Hemoglobinopati

b. Thalassaemia

c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik

d. Cacat sitos keleton sel darah merah

e. Anemia persalinan kongenital

f. Penyakit Rh null

g. Xerocytosis herediter

Page 33: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

18

h. Abetalipoproteinemia

i. Anemia fanconi

2.1.3 Manifestasi Klinis

Selain tingkat keparahan anemia itu sendiri, ada beberapa faktor

mempengaruhi perkembangan gejala yang berhubungan dengan anemia.

Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia, kronisitas anemia, kebutuhan

metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya penyakit jantung atau paru),

serta gambaran umum dari kondisi yang menyebabkan anemia.

Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin parah

gejalanya. Orang yang biasanya sangat aktif atau memiliki tuntutan

signifikan terhadap kehidupan mereka cenderung memiliki gejala yang lebih

tinggi dari pada orang yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia di

perparah oleh berbagai kelainan lain yang tidak diakibatkan oleh anemia

namun secara inheren dikaitkan dengan penyakit tertentu.

2.1.4 Komplikasi Penyakit Akibat Anemia.

Apabila tidak di obati, Anemia dapat menyebabkan banyak masalah

kesehatan, seperti:

a. Kelelahan berat. Bila anemia cukup parah, seseorang mungkin merasa

sangat lelah sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari-hari

b. Komplikasi kehamilan. Wanita hamil dengan anemia defisiensi folat

mungkin lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran

prematur.

c. Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau

ireguler (aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus

memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen

dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan jantung membesar atau gagal

jantung.

d. Kematian. Beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa

menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak

darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan berat dan bisa

berakibat fatal.

Page 34: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

19

2.1.5 Faktor Resiko

Faktor-faktor ini menempatkan seseorang pada peningkatan resiko

anemia:

a. Diet. Memiliki diet yang secara konsisten rendah zat besi, vitamin B-12

dan folat meningkatkan resiko anemia

b. Gangguan usus. Memiliki kelainan usus yang mempengaruhi penyerapan

nutrisi di usus kecil, seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac,

membuat seseorang beresiko mengalami anemia.

c. Haid. Secara umum, wanita yang belum mengalami menopause memiliki

resiko anemia kekurangan zat besi lebih tinggi di banding pria dan wanita

pasca menopause. Hal ini karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel

darah merah.

d. Kehamilan. Wanita hamil yang tidak mengonsumsi multivitamin dengan

asam folat beresiko mengalami anemia.

e. Kondisi kronis. Kanker, gagal ginjal, atau kondisi kronis lainnya,

meningkatkan resiko anemia.

f. Riwayat keluarga. Jika keluarga anda memiliki riwayat anemia

bawaan, seperti anemia sel sabit, Anda juga beresiko tinggi terkena

penyakit anemia.

g. Faktor lainnya. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan

autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan

beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan

menyebabkan anemia.

h. Usia. Orang yang berusia di atas 65 tahun beresiko tinggi mengalami

anemia.

2.1.6 Prognosis

Anemia umumnya memiliki prognosis yang sangat baik dan

mungkin dapat disembuhkan dalam banyak kasus. Prognosis keseluruhan

tergantung pada penyebab anemia, tingkat keparahannya, dan kesehatan

keseluruhan pasien.

Page 35: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

20

Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui:

a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12-14 g/dl).

b. Kadar Ht menurun ( normal 37%-41% ).

c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik).

d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.

e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong di ganti lemak ( pada

anemia aplastik)

2.11 Hemoglobin

2.11.1 Defenisi Hemoglobin

Hemoglobin merupakan protein utama dalam tubuh manusia yang

berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke jaringan dan media transport

karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, pengangkutan oksigen

berdasarkan atas interaksi kimia antara molekul oksigen dan heme, suatu

cincin tetrapirol porfirin yang mengandung besi, komponen heme dalam

darah berguna untuk memberi warnah merah pada darah, kandungan zat

besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah bewarna merah

(Tarwoto, 2008).

Hemoglobin merupakan komponen utama dari sel darah merah

berupa Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat

darah bewarna merah, salah satu penyakit yang berhubungan dengan kadar

hemoglobin adalah anemia (Chen-Bin 2012). Hemoglobin mempunyai

dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia, yakni

pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan karbondioksida dan

proton dari jaringan perifer ke organ respirasi

2.11.2 Kadar Hemoglobin

Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram

setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100% (Evelyn, 2009).

Kadar hemoglobin pada anak 6 bulan - 6 tahun 11,0 gr/dl, anak 6 -14

tahun 12,0 gr/dl, pria dewasa 13,0 gr/dl, wanita dewasa 12,0 gr/dl dan

pada ibu hamil 11,0 gr/dl. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin juga dapat

Page 36: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

21

dipengaruhi oleh peralatan pemeriksaan yang dipergunakan.Batas

hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin

bervariasi diantara setiap suku bangsa (WHO dalam Arisman, 2004).

Faktor penting dalam pemberian transfusi darah menurut Depkes RI 2008

adapun guna hemoglobin antara lain:

1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam

jaringan tubuh.

2. Mengambil oksigen dari paru- paru kemudian di bawah ke seluruh

jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil

metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. Untuk mengetahui apakah

seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan

pengukuran kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah

yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

2.11.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah:

1. Kecukupan besi dalam tubuh.

Menurut Parakasi 2006, besi dibutuhkan untuk produksi

hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan

terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan

hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikro nutrient esensial

dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi menghantar oksigen

dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk diekskresikan ke dalam udara

pernapasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistim enzim

pernapasan seperti enzim sitokrom oksidase, katalase, peroksidase besi

berperan dalam sintetis hemoglobin dalam sel darah merah dan

myoglobin dalam sel otot kandungan, 0,004% berat tubuh (60-70%)

terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai feritin di dalam hati,

hemosiderin didalam limfa dan sumsum tulang (Zaryanis, 2006).

Page 37: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

22

2. Metabolisme besi dalam tubuh

Menurut Wira Kusuma (2004), besi yang terdapat dalam tubuh

orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di

dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 gram)

myoglobin (150 mg), phorypirin hati limpa dan sumsum tulang.

2.11.4 Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru

ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari

seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan

sebagai resevoir oksigen menerima, menyimpan dan melepas oksigen di

dalam sel-sel otot (Zaryanis, 2006).

1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida dalam jaringan-

jaringan tubuh.

2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh tubuh

jaringan-jaringan tubuh untuk digunakan untuk bahan bakar.

3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil

2.11.5 Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

1. Metode Otomatis.

Hematology Analyzer adalah alat yang dipergunakan secara

invitro untuk melakukan pemeriksaan hematologi secara otomatis,

menggunakan reagen maupun cleaning sesuai dengan manual book.

Analisis semua data akan di tampilkan di IPU (Information Prosseing

Unit). Dengan kapasitas analisa 80 spesimen jam (Sysmex Manual Book).

Pemeriksaan Hematology Analyzer termasuk sebagai gold

standar dalam menegakkan diagnosis pemeriksaan hematologi termasuk

penetapan kadar hemoglobin. Ada beberapa metode pengukuran yang

digunakan pada alat Hematology Analyzer, yaitu: Electrical Impedance,

Fotometri, Flowcytometry, dan Histogram. Hemoglobin diukur melalui

metode fotometri dan non cyanide SLS- Hb method. Sodium Lauryl Sulfate

(SLS) adalah surfaktan anionic yang bersifat hidrofobik dan berikatan

sangat kuat dengan protein. Terdapat 4 tahap reaksi non cyanide SLS-Hb

Page 38: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

23

method, setelah sel darah merah mengalami lisis. Absorpsi SLS pada

membran sel darah merah menghasilkan perubahan struktur protein. Tahap

kedua adalah perubahan konformasi molekul globin. Tahap ketiga,

perubahan hemoglobin dari Fe2-

menjadi Fe3-

yang diindikasi perubahan

molekul globin pada tahap sebelumnya. Tahap terakhir adalah terjadinya

ikatan antara gugus hidrofil dari SLS dengan Fe3+

membentuk kompleks

yang stabil (Sysmex Manual Book).

Alat hematology analyzer memiliki beberapa kelebihan,

diantaranya efisiensi dalam waktu dan volume sampel. Hasil yang

dikeluarkan oleh alat hematology analyzer sudah melalui quality control

yang dilakukan oleh Intern laboratorium. Kekurangan hematology

analyzer: antara lain perawatan, suhu ruangan, harus dilakukan kontrol

secara berkala (Aritonang, 2016).

2.12 Metode Konvensional

1. Metode Sahli

Metode sahli didasarkan pada pembentukan warna dengan

menggunakan HCl 0.1 N sebagai pereaksi. Hemoglobin dalam darah

akan bereaksi dengan HCl membentuk hematin asam dengan warna

coklat tua. HCl tidak mampu bereaksi dengan semua fraksi hemoglobin

seperti methemoglobin, sulfhemoglobin dan karboksihemoglobin.

Penyimpangan pemeriksaan sahli mencapai 15% sampai 30%

Prinsip kerja: Darah yang ditambahkan asam lemah (HCl 0,1 N),

maka hemoglobin akan dirubah menjadi hematin asam yang berwarna

coklat tua. Warna yang terbentuk diencerkan menggunakan aquadest

sampai warna yang terjadi sama dengan warna standar (Gilang Nugraha,

2018)

2. Metode Sianmed hemoglobin

Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin

(hemoglobin sianida) dalam larutan yang berisi kalium ferrisianida dan

kalium sianida, Absorbansi larutan diukur pada gelombang 540 nm atau

filter hijau. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah

Page 39: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

24

hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin

menjadi sianmed hemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena

itu tidak ikut diukur.

Prinsip kerja: Hemoglobin akan diubah oleh kalium ferisianida

(K3Fe( CN)6) menjadi methemoglobin yang kemudian diubah menjadi

hemoglobin sianida ( HiCN) oleh kalium sianida (KCN).

2.13 Sumber Kesalahan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

1. Tahap Pra Analitik atau tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat

menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan

mempengaruhi proses kerja berikutnya. Tahap pra analitik meliputi:

a. Kondisi pasien. Sebelum pengambilan spesimen form permintaan

laboratorium diperiksa. Identitas pasien pasien harus ditulis dengan

benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis dan

sebagainya) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Identitas harus

ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil

spesimen.

b. Teknik atau cara pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar

sesuai Standar Operating Procedure (SOP) yang ada.

c. Spesimen yang akan diperiksa volume mencakupi, kondisi baik tidak

lisis, segar atau tidak kadarluarsa, tidak berubah warna, tidak berubah

bentuk, pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat, ditampung

dalam wadah yang memenuhi syarat dan identitas sesuai dengan data

pasien.

2. Tahap Analitik adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga

diperoleh hasil pemeriksaan. Tahap analitik perlu memperhatikan

reagen, alat, metode pemeriksaan, pencampuran sampel, dan proses

pemeriksaan.

3. Tahap pasca Analitik atau tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan

untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar-

benar valid atau benar (Budiwiyono, 2002).

Page 40: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif yaitu untuk mengetahui Gambaran

Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Transfusi Darah Pada Pasien

Anemia di RSUD Dr. M. Zein Painan.

3.2 Waktu dan Tempat penelitan

Penelitian ini telah dilakukan di RSUD Dr. M. Zein Painan Pada bulan

Februari sampai dengan Mei 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien anemia yang datang ke

RSUD Dr. M. Zein Painan.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah pasien anemia yang melakukan transfusi darah yang

diambil secara acak sebanyak 30 orang, Yang diambil dari bulan Februari

sampai dengan Mei 2019.

3.4 Persiapan Penelitian

3.4.1 Persiapan Alat

Sysmex XS 500 i, Rak Sampel, Torniquet, Vakutainer

3.4.2 Persiapan Bahan

Kapas alkohol 70%, Spuit, kapas kering, tabung EDTA

3.4.3 Spesimen.

Darah Vena

3.5 Langkah Kerja

3.5.1 Pengambilan Darah Vena

Dibersihkan daerah dibawah lipatan siku dengan alcohol Jika memakai

vena dalam fossa cubiti, pasanglah ikatan pembendung pada lengan atas dan

diminta pasien mengepal dan membuka tangannya berkali-kali agar vena

jelas terlihat. Pembendungan vena tidak perlu dengan ikatan erat-erat,

bahkan sebaiknya hanya cukup erat untuk memperlihatkan dan agak

Page 41: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

26

menonjolkan vena, tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan

kiri supaya vena tidak dapat bergerak, ditusuk kulit dengan jarum dan

semprit dalam tangan kanan sampai ujung jarum masuk kedalam lumen

vena, lepaskan atau renggangkan pembendungan dan pelahan-lahan tarik

pengisap spuit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat, lepaskan

pembendungan jika masih terpasang, diletakkan kapas di atas jarum dan

cabutlah semprit dan jarum itu, diminta kepada pasien yang darahnya di

ambil supaya tempat tusukan itu ditekan selama beberapa menit dengan

kapas tadi, angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan semprotkan)

darah dimasukkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui

dinding tabung (Gandasoebrata, 2011).

3.6 Pengolahan Dan Analisa Data

Hemoglobin pasien sebelum dan sesudah transfusi dengan mencari

persentase banyak jumlah laki-laki dan perempuan.

Rata-rata kadar hemoglobin sebelum transfusi

π =Total kadar hemoglobin sebelum transfusi

Jumlah sampel

π=Total kadar hemoglobin sesudah transfusi

Jumlah sampel

Page 42: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan Uraian diatas dapat disimpulkan kadar Hemoglobin pasien

sebelum dan sesudah transfusi darah pada pasien anemia, penelitian ini

dilakukan di RSUD Dr. M. Zein painan pada bulan Februari-Mei 2019, yang

mana sampel yang diambil sebanyak 30 sampel, pengambilan sampel ini

dilakukan secara acak. Terdiri dari 24 orang perempuan dan 6 orang laki-laki

dari berbagai usia.

Tabel 4.1 distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

NO Jenis

Kelamin

frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 6 20

2 Perempuan 24 80

Total 100

Dari tabel diatas, persentase laki-laki dan perempuan yang melakukan

transfusi darah, pada pasien laki-laki didapatkan sebanyak 20% kasus anemia

sedangkan pada pasien dengan jenis kelamin perempuan didapatkan sebanyak

80% kasus anemia, jadi pada kasus anemia ini lebih dominan pasien

perempuan dibandingkan laki-laki. Karena pada pasien perempuan rata-rata

dengan kasus perdarahan dan pasca operasi.

Tabel 4.2 Rata-rata kadar hemoglobin sebelum dan sesudah transfusi

berdasarkan jenis kelamin

No Jenis

Kelamin

Kadar Hemoglobin pada pasien

Sebelum transfusi Sesudah

transfusi

1 Laki-Laki 5,4 g/dl 8,1 g/dl

2 Perempuan 6,7 g/dl 8,4 g/dl

Berdasarkan tabel diatas jumlah kadar hemoglobin pada pasien laki-laki

sebelum transfusi 5,4 g/dl sedangkan setelah transfusi kadar hemoglobin

Page 43: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

28

pasien laki-laki 8,1 g/dl masih di bawah batas normal kadar hemoglobin pada

pasien laki-laki. Sedangkan pada perempuan kadar hemoglobin sebelum

transfusi 6,7 g/dl setelah transfusi kadar hemoglobin menjadi 8,4 g/dl. Rata-

rata kenaikan kadar Hb yaitu 0,5-1 g/dl tergantung kadar Hb pasien sebelum

dilakukan transfusi darah dan juga tergantung berat badan pasien dan

penyakit anemia yg diderita pasien, setelah transfusi kadar Hb diperiksa

kembali minimal 12 jam setelah transfusi darah hal ini juga belum

sebanding dengan normal kadar hemoglobin pada pasien anemia.

4.2 Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa yang

banyak melakukan transfusi darah adalah perempuan, salah satu penyebabnya

ialah karena pendarahan yang hebat saat melahirkan. Sedangkan yang sedikit

melakukan transfusi darah adalah laki-laki, pada pasien laki-laki yang

membutuhkan transfusi darah bisa disebabkan karena kecelakaan yang fatal.

Penambahan jumlah darah pada pasien anemia tergantung dari tingkat kadar

Hb pasien, Pemberian darah dilakukan secara bertahap Pasien wajib transfusi

dengan kadar Hb dibawah 8 g/dl (PMI, 2007).

Kenaikan kadar Hb pada pasien transfusi tidak terlalu cepat

meningkatnya karena dipengaruhi oleh zat besi, dan tergantung usia. Usia

remaja apabila ditransfusi lebih cepat meningkat kadar Hb nya dibandingkan

dengan lanjut usia. Kenaikan kadar Hb juga dipengaruhi oleh banyaknya

cairan yang masuk pada tubuh pasien dan bisa juga disebabkan oleh penyakit

pasien. Sehingga menyebabkan kadar Hb tidak mencapai kadar normal, pada

pasien transfusi kadar Hb juga dipengaruhi oleh masa hidup eritrosit atau

lisisnya darah yang akan di transfusikan sehingga kadar Hb setelah

ditansfusikan tidak mencapai batas normal.

Anemia terjadi karena berbagai penyebab yang berbeda di setiap

wilayah atau negara. Terdapat enam faktor yang sering menyebabkan

kejadian anemia. Pertama adalah rendahnya asupan zat besi dan zat gizi

lainnnya, yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan sumber zat

besi. Zat gizi yang menyebabkan terjadinya anemia adalah kekurangan

Page 44: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

29

Vitamin A, Vitamin C, asam folat, ribovlavin, dan vitamin B12, kedua

penyerapan zat besi yang rendah, disebabkan komponen penghambat di

dalam makanan seperti filtrat. Rendahnya zat besi pada bahan makanan nabati

menyebabkan zat besi tidak dapat diserap dan digunakan oleh tubuh.

Anemia dapat disebabkan oleh faktor defisiensi atau kekurangan

bahan-bahan yang berasal dari luar. yaitu dari makanan, yang diperlukan

untuk sintesis komponen SDM. Anemia defisiensi pada dasarnya dapat

diobati dan dicegah dengan sempurna, asal saja penyebabnya diketahui

dengan tepat. Penyebab anemia yang ketiga ialah kehilangan SDM yang baik

dan sehat, gejala anemia karena defisiensi zat besi bergantung pada kecepatan

terjadinya anemia pada diri seseorang. Gejalanya dapat berkaitan dengan

kecepatan penurunan kadar hemoglobin, karena penurunan kadar hemoglobin

memengaruhi kapasitas membawa oksigen, maka setiap aktivitas fisik pada

anemia defisiensi zat besi akan menimbulkan sesak nafas yang sudah dibuat

dalam jumlah yang cukup. Kehilangan tersebut umumnya terjadi karena

perdarahan, baik perdarahan besar maupun perdarahan kecil (Sadikin, 2014)

Pada seorang yang menderita anemia, Kelelahan tersebut terjadi

dengan cepat dan masa pemulihannya lebih lama orang tersebut akan

merasakan keluhan subjektif dalam bentuk cepat lelah dan sering merasa

letih. Kinerja jasmani seseorang yang menderita anemia akan menurun dan

keadaan ini akan mengganggu kegiatannya sehari-hari dalam melaksanakan

pekerjaan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa produktifitas tenaga kerja

berkurang dengan jelas bila menderita anemia. Pekerjaan yang memerlukan

prestasi jasmani tidak dapat dilakukan dengan hasil yang memuaskan

(Sadikin, 2014).

Anemia karena perdarahan kecil dan menahun ini, apapun yang

menjadi penyebab perdarahan, selalu mempunyai gambaran mikroskopis

yang sama. Sel darah merah lebih kecil dari biasa dan lebih pucat. Gambaran

ini sama dengan yang ditemukan pada anemia karena defisiensi besi. Pada

kenyataannya, memang terjadi kekurangan besi pada anemia karena

perdarahan kecil dan menahun ini. Karena itu, pemeriksaan mikroskopis serta

Page 45: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

30

pengukuran parameter fisik dari SDM saja seperti volume SDM rata-rata dan

konsentrasi hemoglobin SDM rata-rata tidak dapat mengungkapkan penyebab

dari kekurangan besi, bahkan sekalipun dibantu dengan pengukuran

konsentrasi besi dalam serum.

Kadar hemoglobin naik terjadi akibat reaksi tubuh saat kadar oksigen

turun. Tubuh berusaha untuk segera memasok oksigen lewat Hb. Hal ini juga

dipengaruhi beberapa kondisi kesehatan seperti PPOK (Penyakit paru

abstruksi kronis dan penyakit jantung bawaan yang bisa menurunkan kadar

oksigen dan menyebabkan kadar hb tinggi.

Komposisi eritrosit terdiri dari plasma, protein, Albumin, Glubumin,

fibrinogen serta 0,9% mineral, oksigen, enzim antigen dan bahan organik

lainnya. Darah secara invitro atau diluar tubuh seperti dalam kantong darah

tidak ada keseimbangan antara produksi dan destruksi. Melainkan hanya ada

destruksi tanpa ada produksi sehingga proses pengancuran terjadi lebih cepat.

Dengan demikian tujuan penyimpanan darah secara invitro dengan proses

yang khusus adalah untuk memperlambat proses penghancuran sel darah.

Oleh karena itu, Penyimpanan darah donor, diperiksa terlebih dahulu pada

suhu lemari pendingin/refrigerator. Tempatkan darah pada bag holder dengan

suhu 4oC dan disimpan selama 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, dan

5 minggu selain itu untuk memperlambat perubahan yang terjadi selama

penyimpanan, ditambahkan antikoagulan Citrat Phosphat Dextrosa Adenin

(CPDA) yang dapat mencegah terjadinya pembekuan darah dan

mempertahankan kadar Adenosin Triphosphat (ATP) (Tadjuddin Naid, 2012)

Penjaminan mutu pada darah donor merupakan fungsi kritis dari

produksi komponen darah dan merupakan bukti bahwa komponen darah

memenuhi spesifikasi. Namun demikian, Pengawasan mutu (Quality

Control=QC) biasanya dilaksanakan terhadap komponen darah final dan

seringkali masalah akan teridentifikasi setelah terjadi (PMI, 2007).

Page 46: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

31

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Gambaran Kadar Hemoglobin Sebelum dan

Sesudah Transfusi Darah terdapat 30 sampel pasien anemia yang dilakukan

di laboratorium RSUD Dr. M Zein Painan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kadar hemoglobin pasien sebelum transfusi rata-rata pada jenis kelamin

laki-laki didapatkan hasil 5,4 g/dl sedangkan sesudah transfusi 8,1 g/dl,

sedangkan kadar hemoglobin pasien sebelum transfusi rata-rata pada jenis

kelamin perempuan didapatkan rata-rata hasil sebelum transfusi 6,7 g/dl

sedangkan hasil rata-rata setelah transfusi 8,4 g/dl.

2. Gambaran kadar hemoglobin pada pasien anemia sebelum dan sesudah

transfusi tidak menunjukkan hasil yang jauh berbeda karena kadar

hemoglobin masih berada dibawah nilai rujukan.

5.2 Saran

1. Sebelum pemberian transfusi darah memperhatikan suhu penyimpanan

kantong darah karena akan mempengaruhi kadar hemoglobin.

2. Pada penelitian selanjutnya dapat mencari hubungan lama penyimpanan

kantong darah dengan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah transfusi

darah.

Page 47: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

32

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2007. Sejarah Transfusi Darah. Penerbit: Universitas Muhamadiyah

Semarang.

Alrasyid, 2010. Golongan Darah Sistem ABO. Penerbit: Universitas Hasanuddin

Anindita, 2011. Darah Yang di Transfusikan. Penerbit: Fakultas Kedokteran

Universitas Padjajaran

Ardiningsih, rochmi. 2010. Infeksi Karena Ketidakcocokan Darah Transfusi.

Penerbit: Biokimia darah.

Aritonang, 2016. Metode Otomatis Alat. Penerbit : PT Endo Indonesia. Semarang.

Bakta. 2006. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta; EGC.

Budiwiyono, 2002. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin. Penerbit:Hematologi Darah.

Cahyadi, 2011. Palang Merah Indonesia. Lintang: Jakarta.

Dian, 2014. Packed Red Cell . Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas

Yogyakarta.

Edmundson, A. 2013. Penyebab Anemia. Penerbit:Widya Medika

Fikih, 2007. Sejarah Transfusi Darah. Penerbit: Palang Merah Indonesia

Gandasoebrata, 2011. Penuntun Laboratorium Klinik. Penerbit Dian rakyat:

Jakarta Timur

Harlinda, 2006. Komponen Darah Yang ditransfusikan. Penerbit:Biokimia Darah

Hutomo, 2011. Jenis Transfusi Darah. Penerbit: Universitas Muhamadiyah

Semarang.

Jitowiyono, sugeng. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hematologi.

Penerbit: Pustaka Baru Press

Naid, Tadjuddin. 2012. Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Jumlah Eritrosit

Darah Donor. Penerbit: Fakultas Farmasi Universitas Hassanudin.

PMI, 2007. Kadar Nilai Hemoglobin Pasien Sebelum dan Sesudah Transfusi.

Penerbit : Departemen Ilmu Kesehatan.

Purwanto, 2014. Patologi Klinik, Penerbit : Fakultas Kedokteran, yogyakarta

Page 48: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

33

Riswanto, Muhammad 2013 . Biokimia Darah. Penerbit :Widya Medika Jakarta

Sadikin, 2014. Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus: Stikes Bali

Safrizal fahmi, 2014. Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia. Penerbit:

FMIPA Universitas Mulawarman

Setyawati, 2010. Pengertian Transfusi Darah. Penerbit: Universitas

Muhamadiyah Semarang.

Sudoyono, 2009. Akibat Anemia dan Komplikasinya. Penerbit: Poltekkes

Kemenkes Yogyakarta

Supandiman, 2007. Palang Merah Indonesia. Penerbit : Pustaka Baru Press

Tarwoto, 2008. Buku Panduan Hematologi. Penerbit: Pustaka Baru Press

Teguh, 2014. Patologi Klinik, Penerbit : Fakultas Kedokteran, yogyakarta

Widayanti, 2008. Buku Panduan Hematologi. Penerbit: Universitas

Muhamadiyah Semarang, Semarang.

Winarsih, 2013. Patologi Klinik, Penerbit :Fakultas Kedokteran, yogyakarta

WHO dalam Arisman. 2004. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin.

Penerbit:Hematologi Darah.

Zainuddin , 2014. Kadar Hemoglobin Pendonor Sebelum dan Sesudah Transfusi

Darah. Penerbit: Universitas Mulawarman

Zaryanis, 2006. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hb. Penerbit:Fakultas

Kedokteran UI

Page 49: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

34

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Dari Stikes.

Page 50: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

35

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Page 51: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

36

Page 52: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

37

Lampiran 3 Hasil penelitian Gambaran kadar hemoglobin sebelum dan

Sesudah Transfusi Darah Pada Pasien Anemia.

NO Kode

Sampel

Jenis

Kelamin

Kadar Hb

Sebelum

Transfusi

(g/dl)

Jenis darah

dan jmlh

darah

Transfusi

(Kantong)

Kadar Hb

Setelah

Transfusi

(g/dl)

PRC WB

1 ID Pr 6,3 4 10,1

2 AS Pr 7,3 1 8,6

3 YL Pr 4,9 2 6,9

4 PW Pr 7,4 3 10,3

5 MD Pr 6,9 1 7,2

6 JS Pr 6,5 3 9,6

7 ES Pr 6,4 1 7,5

8 NL Pr 7,6 2 7,7

9 RS Pr 7,1 1 8,0

10 DR Pr 6,9 1 7,5

11 SS Pr 7,6 1 7,8

12 GD Pr 6,2 3 9,3

13 SD Pr 6,2 1 7,5

14 UI Pr 7,6 2 8,4

15 ES Pr 7,2 4 11,4

16 MD Pr 5,5 1 6,7

17 MS Pr 7,6 1 7,8

18 SM Pr 6,9 5 11,8

19 AS Pr 6,3 1 7,3

20 NR Pr 6,5 2 7,0

21 FL Pr 6,5 2 8,9

22 DA Pr 5,6 3 8,4

23 LM Pr 7,1 1 8,9

24 SM Pr 6,0 1 7,0

25 MD Lk 6,6 4 10,6

26 IL Lk 4,3 3 7,8

27 SD Lk 6,6 1 7,4

28 AI Lk 6,0 1 7,9

29 1D Lk 3,1 7 9,0

30 SD Lk 5,6 1 5,8

JUMLAH 191,7 g/dl 36 K 28 K 250,1 g/dl

RATA 6,3 g/dl 1,2 K 0,9 K 8,3 g/dl

Page 53: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

38

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian

Pengambilan Sampel Pasien

Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Sebelum transfusi

Page 54: Oleh: SUCI PARA SISKA 1613453029 - STIKes PERINTISrepo.stikesperintis.ac.id/710/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH TRANSFUSI

39

Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Setelah Transfusi

Pembacaan Hasil Kadar Hemoglobin