Click here to load reader
Upload
arief-pratama
View
88
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh karya ilmiah
Citation preview
BUDAYA BATIK DI INDONESIA DAN KELESTARIANNYA
KARYA TULIS
OlehADYLAN ROAFFA ILMY
9981480938
SMP NEGERI 4 KOTA TANGERANG SELATAN2013
ii
MOTTO
“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia.”
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari peran, bimbingan, dan
dukungan dari pihak yang terlibat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Hj. Kurniasih yang telah membimbing saya dalam
penyusunan karya tulis ini, sahabat dan kerabat yang senantiasa
mendukung penulis, dan keluarga yang selalu setia merawat dan
membimbing penulis.
iii
Abstrak
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya penulis bisa menyelesaikan karya tulis yang berjudul
Kepedulian Masyarakat Terhadap Budaya Batik.
Karya tulis ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang budaya
batik serta menumbuhkan kembali rasa peduli masyarakat untuk
melestarikan budaya yang telah diakui oleh dunia. Karya tulis ini ditulis
berdasarkan pengamatan serta penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis.
Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanya ada di kuasa-Nya. Oleh
karena itu, penulis mohon maaf jika masih ada kekurangan dalam
penulisan karya tulis ini. Kritik dan saran yang membangun akan sangat
bermanfaat bagi penulis.
Semoga karya tulis ini bermanfaat dan memberikan dampak yang
positif terhadap kepedulian masyarakat terhadap budaya Indonesia.
Tangerang Selatan,.......................2013
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
HALAMAN MOTTO........................................................................... ii
HALAMAN UCAPAN TERIMAKASIH............................................... ii
HALAMAN ABSTRAK....................................................................... iii
HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................... iv
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................... v
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN..................................................... vi
vi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang sangat kaya. Baik dari segi sumber
daya alam, suku dan bangsa, sejarah, kesenian, dan budayanya.
Keadaan Indonesia yang sangat kaya ini seharusnya kita lestarikan
dan kita jaga agar tidak punah.
Salah satu peninggalan budaya Indonesia yang masih ada sampai
sekarang adalah kesenian batik. Batik merupakan kebudayaan
Indonesia yang telah diakui oleh dunia, dan kita seharusnya bangga
terhadap itu.
Derasnya arus globalisasi menyebabkan masuknya budaya luar
dengan sangat cepat. Kondisi ini dapat menyebabkan tergesernya
budaya-budaya Indonesia dan tergantikan dengan budaya-budaya
barat yang kurang cocok terhadap kepribadian bangsa Indonesia.
Remaja merupakan usia yang paling terkena dampak akan
globalisasi. Oleh karena itu, penulis berharap penulisan ini akan
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap budaya batik.
1
2
B. Identifikasi Masalah
Di dalam karya tulis ini telah muncul berbagai masalah tentang
kepedulian remaja terhadap batik. Masalah tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Budaya batik semakin hari semakin pudar.
2) Pengaruh globalisasi terhadap kelestarian batik.
3) Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap budaya batik.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah:
1) Apa yang dimaksud dengan batik?
2) Bagaimana kepedulian remaja terhadap budaya batik?
3) Bagaimana cara melestarikan budaya batik?
D. Tujuan
Penulisan karya tulis ini memiliki tujuan yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Memaparkan secara umum budaya batik.
2) Mengetahui seberapa besar kepedulian remaja terhadap batik.
3) Mengetahui cara-cara melestarikan budaya batik.
4) Meningkatkan rasa kepedulian remaja terhadap budaya batik.
3
E. Manfaat Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini mempunyai berbagai manfaat. Manfaat-
manfaat itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Memperluas wawasan masyarakat tentang batik.
2) Masyarakat dapat melestarikan dan menjaga budaya batik
dengan baik.
3) Masyarakat semakin bangga terhadap budaya batik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Mengenal Batik
Batik adalah seni rupa yang diakui oleh dunia internasional. Istilah
“batik” sudah mulai dikenal di dunia internasional pada abad ke-17.
Menurut Isa Fleischmann-Heck (2006:46) , batik adalah teknik
dekorasi tekstil yang kompleks dan sulit dimana lilin yang cair dan
panas digunakan untuk melukis di kain tersebut yang akan dicelupkan
di bak yang berisi cat.
Letak keindahan batik juga bervariasi, seperti yang dituliskan oleh
Inger McCabe Elliott(2004:198) yang dapat diungkapkan sebagai
berikut. Pertanyaan estetis mengenai batik itu sederhana. Apakah
karya itu menginspirasi? Apakah karya itu menggugah? Apakah karya
itu meledak dengan enerjik?
Fungsi batik dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai busana
dan sebagai kerajinan tangan. Contoh busana batik adalah daster,
kemeja, jarik, sarung, selendang, kerudung dan sebagainya.
Sedangkan contoh kerajinan tangan batik adalah Taplak meja, seprei,
hiasan dinding, gorden, tas dan sebagainya.
(http://parasakti7970.blogspot.com/2012/04/fungsi-batik.html)
4
5
B. Sejarah batik
Batik telah ada dari sejak zaman kerjaan sampai era modern saat
ini. Adapun sejarah kebudayaan batik adalah sebagai berikut.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. (http://kangbison.wordpress.com/2011/10/03/sejarah-batik-di-hari-batik-nasional-indonesia/)
C. Cara membuat batik
Proses pembuatan batik sangat kompleks dan cukup rumit. Cara
membatik adalah dengan menggunakan lilin panas yang cair, yang
diletakan di sebuah chanting. Lalu chanting ini dilekatkan ke sebuah
tabung yang berbentuk seperti pensil untuk menggambar pola. Setelah
pola selesai, kain dicelupkan ke dalam zat pewarna dasar (Thomas
Stamford Raffles, 2008:106). Kain batik biasa membutuhkan waktu
sekitar 10 hari, sedangkan kain batik yang lebih halus dan rumit
polanya dibuat dalam waktu 15-17 hari.
6
D. Kelestarian Budaya Batik
Seiring dengan berjalannya waktu, budaya batik semakin hari
semakin pudar dan luntur. Seperti yang diungkapkan oleh Inger
McCabe Elliott (2004:196), “Pada tahun 1970 terdapat hampir tujuh
ratus ribu perajin batik di pantai utara Jawa, tetapi dalam tiga belas
tahun, angkanya menurun menjadi dua ratus lima puluh ribu.”
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan turunnya jumlah pekerja
batik adalah: permusuhan antar masyarakat; turunnya penggunaan
batik sebagai pakaian; kebijakan transmigrasi; dan fakta bahwa wanita
di daerah Jawa semakin terpelajar (Inger McCabe Elliott, 2004:196).
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya batik
semakin hari semakin pudar eksistensinya karena perkembangan
zaman yang menuntut masyarakat untuk mengikuti perkembangannya.
Budaya batik juga semakin pudar karena dampak globalisasi yang
dapat menggeser keberadaan budaya batik dan menggantikannya
dengan budaya luar. Cara untuk melestarikannya bisa dilakukan
dengan cara berikut. 1) Belilah batik yang asli, yaitu bukan hanya kain
yang bermotif batik saja, tetapi batik yang dibuat menggunakan tangan
(batik tulis). 2) Merawat kain-kain batik yang sudah dimiliki. 3)
Mengumpulkan dan membaca-baca informasi mengenai batik. Cara ini
dapat meningkatkan wawasan kita mengenai batik dan akan
menumbuhkan rasa cinta kita terhadap budaya Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas chatting
menggunakan handphone. Jadi, lokasi yang digunakan untuk penelitian
adalah rumah penulis. Waktu dilaksanakannya penelitian adalah pada hari
Kamis, 14 Februari 2013.
B. Alat dan Bahan
Untuk membantu dan mempermudah penulis dalam mengumpulkan
data, penulis menggunakan angket untuk menjalankan penelitiannya.
Angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang telah
ditentukan opsinya. Ada dua opsi, yaitu setuju dan tidak setuju. Adapun
angket yang digunakan adalah seperti yang tercantum di lampiran.
C. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Membuat daftar pertanyaan/angket. Daftar pertanyaan yang dibuat adalah
mengenai kepedulian terhadap budaya batik. 2) Pencarian sumber.
Sumber akan diambil dari siswa-siswa SMPN 4 Tangerang Selatan.
Terdapat 5 responden yang telah terkumpul untuk diwawancarai. 3)
Mewawancarai sumber. Sumber diwawancarai dengan fasilitas chatting..
7
8
4) Mencatat dan mengumpulkan data. Setelah mewawancarai, data
disimpan untuk nanti diolah dan dianalisis.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode kuesioner. Metode ini merupakan cara
pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan untuk
memperoleh informasi dari responden yang berupa pendapat atau hal-hal
yang diketahuinya. Di penelitian ini, responden menanggapi pertanyaan
yang diajukan oleh penulis dengan memilih satu dari dua opsi, yaitu iya
atau tidak.
BAB IVPEMAPARAN DATA DAN PENELITIAN
Nama
PertayaanApakah
anda mengetahui
cara membuat
batik?
Apakah anda
sering memakai
baju batik?
Apakah menurut anda baju batik lebih bagus dibandingkan dengan baju dari luar negeri?
Salsabila Larasati √ √ √
Sianinda Pasol √ X √
Almira Shabrina Irnanda √ X √
M. Vito Hamza √ √ X
Jasmien Aisya Sastiarini √ X √A. Hasil Data Penelitian
Berdasarkan data di atas, 5 dari 5 orang yang mengetahui cara
membuat batik, 2 dari 5 orang yang sering menggunakan batik, dan 4 dari
5 orang yang berpendapat bahwa baju batik lebih bagus dari baju luar
negeri.
B. Pembahasan
Berdasarkan data di atas, pada pertanyaan pertama, semua
responden mengetahui cara membuat batik. Para responden dapat
mengetahui cara membuat batik karena pelajaran seni budaya di sekolah
memang mengajarkan murid-murid untuk bisa membuat karya batik
9
10
sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah berperan besar dalam
melestarikan kebudayaan batik melalui pelajaran seni budaya yang
mengajarkan siswa untuk membuat batik.
Pada pertanyaan kedua, hanya dua dari lima (40%) responden sering
menggunakan batik. Alasan mereka jarang menggunakan batik adalah
karena kesan baju-baju batik yang terlalu formal dan mereka hanya
menggunakannya pada acara-acara resmi saja. Sedangkan dua
responden sering menggunakan batik karena mereka mempunyai baju
baju rumah yang bermotif batik seperti daster, kaos, dan lain lain.
Pada pertanyaan ketiga, empat dari lima (80%) responden
menganggap bahwa baju batik lebih bagus dari baju luar negeri.
Responden memilih demikian karena mereka bangga akan kesenian
batik. Sedangkan responden yang tidak setuju menyatakan bahwa dia
lebih memilih baju luar negeri karena baju batik hanya cocok untuk
kegiatan formal saja.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil data penelitian, dapat diambil kesimpulan mengenai
kepedulian remaja terhadap budaya batik. Adapun kesimpulannya adalah
sebagai berikut.
1) Semua responden mengetahui cara membuat batik. Ini disebabkan
oleh pelajaran seni budaya yang mengajarkan muridnya untuk membuat
karya batik sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah sangat
berperan besar dalam menjaga kelestarian budaya batik . 2) Dua dari lima
responden menyatakan sering menggunakan batik. Sedangkan sisanya
menyatakan bahwa batik terlalu formal. Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pakaian batik dalam kehidupan sehari-hari semakin
sedikit dipakai karena adanya baju lain yang lebih cocok untuk dipakai
dalam keseharian. 3) Empat dari lima responden menyatakan baju batik
lebih bagus dari baju luar negeri. Jadi dapat disimpulkan bahwa mereka
masih peduli dan bangga terhadap budaya batik di Indonesia.
11
12
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pemaparan data, terdapat beberapa saran
yang dapat dijadikan masukan untuk melestarikan kebudayaan batik.
Adapun sarannya adalah sebagai berikut.
1) Belilah baju batik untuk aktifitas sehari hari, contohnya: kaos,
celana, jaket, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar baju batik tidak hanya
digunakan untuk acara-acara formal saja, tetapi dapat dipakai juga di
aktifitas sehari-hari. 2) Pelajari budaya batik melalui internet, buku, dan
lain-lain. Belajar tidak selamanya harus di sekolah saja. Untuk
memperluas wawasan kita mengenai batik, kita bisa menggali informasi
melalui media-media yang tersedia agar batik selalu terjaga
kelestariannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Raffles, Thomas Stamford. 2004. History Of Java. Jakarta: Narasi
Flesichmann-Heck, Isa,dkk. 2006. Batik, 75 Selected Masterpieces. Singapore: Tuttle Publishing
Abdurachman, Paramita, dkk. 2004. Batik Fabled Cloth of Java. Singapore: Periplus
(http://parasakti7970.blogspot.com/2012/04/fungsi-batik.html)
(http://kangbison.wordpress.com/2011/10/03/sejarah-batik-di-hari-batik-nasional-indonesia/)