5
PEMANFAATAN BEBERAPA JENIS FUNGI DALAM PROSES BIOREMEDIASI GUNA MEMPERBAIKI LINGKUNGAN YANG TERKONTAMINASI Ervan Prasetyo, Nisa Atul Muthiah, Alfi Nur Diyana, Firda Rosetty, Mia Roosmalisa Dewi Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Jalan Kalimantan III no. 3 Sumbersari, Jember e-mail: [email protected] ABSTRAK Bioremediasi adalah pemanfaatan mikroorganisme (fungi, bakteri) untuk membersihkan senyawa pencemar (polutan) dari lingkungan. Bioremediasi juga dapat dikatakan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali. Tanah, udara, air, dan sedimen (gabungan tanah dengan pelapukan tanaman dan hewan dalam satu tempat didasar air) semuanya mempengaruhi lingkungan lewat polusi. Polusi bisa memasuki lingkungan dengan banyak cara dan mempengaruhi bermacam-macam komponen lingkungan. Polusi bisa memasuki lingkungan melalui bocornya sebuah tangki, kecelakaan truk, atau pecahnya tangki kimia dari suatu industri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bioremediasi adalah salah satu teknologi alternatif untuk mengatasi masalah lingkungan dengan memanfaatkan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi (mycoremediasi), yeast, alga dan bakteri. Mikroorganisme akan mendegradasi zat pencemar atau polutan menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Polutan dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan pencemar organik dan sintetik (buatan). Seperti yang diteliti oleh beberapa ilmuwan bahwa fungi memiliki kemampuan antagonis untuk melawan pencemaran yang terjadi di dalam lingkungan, yang harus dilakukan hanyalah mengelola dan melakukan pengontrolan terhadap beberapa jenis jamur yang sudah diketahui fungsinya dalam proses remidiasi lingkungan yang sudah tercemar. Kata kunci: bioremidiasi, fungi, lingkungan TUJUAN PENELITIAN Pencemaran dan Polusi dari berbagai faktor telah berlangsung secara terus-menerus dalam kurun waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan terjadinya banyak perubahan yang drastis terhadap kondisi lingkungan, hal ini semakin mengkawatirkan

JURNAL MIKOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Micology

Citation preview

PEMANFAATAN BEBERAPA JENIS FUNGI DALAM PROSES BIOREMEDIASI GUNA MEMPERBAIKI LINGKUNGAN YANG TERKONTAMINASI

Ervan Prasetyo, Nisa Atul Muthiah, Alfi Nur Diyana, Firda Rosetty, Mia Roosmalisa Dewi

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

Jalan Kalimantan III no. 3 Sumbersari, Jember

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Bioremediasi adalah pemanfaatan mikroorganisme (fungi, bakteri) untuk membersihkan senyawa pencemar (polutan) dari lingkungan. Bioremediasi juga dapat dikatakan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali. Tanah, udara, air, dan sedimen (gabungan tanah dengan pelapukan tanaman dan hewan dalam satu tempat didasar air) semuanya mempengaruhi lingkungan lewat polusi. Polusi bisa memasuki lingkungan dengan banyak cara dan mempengaruhi bermacam-macam komponen lingkungan. Polusi bisa memasuki lingkungan melalui bocornya sebuah tangki, kecelakaan truk, atau pecahnya tangki kimia dari suatu industri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bioremediasi adalah salah satu teknologi alternatif untuk mengatasi masalah lingkungan dengan memanfaatkan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi (mycoremediasi), yeast, alga dan bakteri. Mikroorganisme akan mendegradasi zat pencemar atau polutan menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Polutan dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan pencemar organik dan sintetik (buatan). Seperti yang diteliti oleh beberapa ilmuwan bahwa fungi memiliki kemampuan antagonis untuk melawan pencemaran yang terjadi di dalam lingkungan, yang harus dilakukan hanyalah mengelola dan melakukan pengontrolan terhadap beberapa jenis jamur yang sudah diketahui fungsinya dalam proses remidiasi lingkungan yang sudah tercemar.

Kata kunci: bioremidiasi, fungi, lingkungan

TUJUAN PENELITIAN

Pencemaran dan Polusi dari berbagai faktor telah berlangsung secara terus-menerus dalam kurun waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan terjadinya banyak perubahan yang drastis terhadap kondisi lingkungan, hal ini semakin mengkawatirkan hari demi hari. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya untuk mencegah dan memperbaiki kondisi lingkungan yang semakin memburuk. Berdasarkan penelitian beberapa ahli dan ilmuwan telah ditemukan suatu cara untuk menangani hal tersebut dan dikenal dengan nama bioremidiasi, salah satu agen yang dapat dimanfaatkan dalam bioremidiasi adalah mikroorganisme khususnya jamur. Seperti yang diketahui bahwa jamur merupakaan organisme yang jumlahnya sangat banyak dan dapat tumbuh hampir di semua tempat di muka bumi. Setelah diteliti ternyata jamur memiliki kemampuan yang antagonis terhadap beberapa jenis polutan yang ada saat ini. Beberapa jamur mikroskopis dapat mendegradasi sejumlah polutan dalam jumlah besar bersamaan dengan proses metabolism yang terjadi di dalam tubuhnya. Hal ini yang mendasari tujuan dari penulisan jurnal ini, dengan melihat potensi yang dimiliki jamur maka penulisan jurnal ini bertujuan untuk memberikan sejumlah informasi penggunaan jamur dalam proses bioremidiasi dalam mengatasi lingkungan yang terkontaminasi. (BENERIN KALO GAK PAS :D)

ISI PENELITIAN

Jamur adalah pengurai dalam siklus global hidup dan mati. Mereka biasanya ada untuk melakukan pekerjaan ketika sesuatu - hewan, tumbuhan, atau bahkan obyek tak hidup siap untuk dipecah lagi menjadi molekul yang lebih kecil. Jamur memiliki banyak cara pertumbuhan serta beberapa cara untuk mempertahankan hidupnya sehingga dapat terus mempertahankan kedudukannya sebagai niche decomposer.

Salah satu kategori terbesar dari input ke lingkungan membutuhkan dekomposisi limbah hidrokarbon buatan manusia. Cadangan besar hidrokarbon yang sebelumnya disimpan di bawah tanah sekarang sudah dibawa ke permukaan, diubah, dan digunakan. Mayoritas pencemaran yang terjadi sekarang melibatkan bahan bakar fosil, baik itu knalpot dan produk sampingan dari bahan bakar nuklir bekas atau plastik polimer akumulasi yang terbuat dari hidrokarbon yang sama. Bahan bakar fosil terdiri dari hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH), serta molekul karbon lebih pendek. Banyak PAH yang dapat terjadi secara alami dan saat ini perubahan PAH disebabkan oleh aktivitas manusia.

Bentuk PAH ketika bahan karbon tidak sepenuhnya terbakar: misalnya, knalpot jelaga dari mobil, hamburger charbroiled, dan membakar roti panggang mengandung mereka. Selain itu, sejumlah besar PAH diekstrak, halus, dan diangkut, dan kontaminasi lingkungan sering terjadi di seluruh dunia.

Polimer yang diproduksi dari hidrokarbon; berbagai penambahan kimia dan perubahan struktural menghasilkan beragam produk plastik yang tersedia saat ini. Produk ini harus tahan terhadap degradasi ketika memenuhi kegunaannya, namun mereka juga harus mampu untuk didegradasu pada waktu tertentu atau hal ini hanya akan meningkatkan masalah terhadap pembuangannya. Peningkatan jumlah limbah plastik dapat membentuk terbentuknya suatu daerah, hal ini tentu saja menstimulus terjadinya pertumbuhan jamur dekomposer, namun karena kondisi lingkungan yang seperti itu membuat jamur terkontaminasi oleh hidrokarbon. Pada daerah Athabasca Oil Sands of Canada hal tersebut justru membuat 3 genera: Graphium, Fusarium, dan Penicillium melakukan aktivitas peningkatan ekspresi gen serta produksi enzim yang mendegradasi polutan setelah mereka terpapar polusi hidrokarbon, hal ini dilakukan untuk beradapatasi dengan lingkungan yang kaya akan PAH.

Pada kondisi tercemar hidrokarbon jamur mampu menggunakan molekul hidrokarbon yang mimiliki struktur yang sama seperti sumber energi yang biasa dimanfaatkan jamur dalam proses metabolismenya. Gen yang bertanggung jawab untuk degradasi PAH yang tersedia sebanyak lokus homolog yang ada dalam genom, dimana bagian ini menyediakan kolam renang mutase yang sangat besar dan kemungkinan penataan ulang dalam keluarga gennya.

Selain itu mikroorganisme memiliki respon stress tersendiri dan menghasilkan fenotip serta keragaman genetik dalam mengahadapi stress lingkungan yang baru. Dalam suatu studi ditemukan bahwa reproduksi sesksual jamur meningkat ketika terjadi stress ekologi. Observasi ini menunjukkan kemampuan jamur untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, bahkan dalam kondisi polutan berupa plastik sintetis jamur masih mampu untuk mendegradasi beberapa bagian yang mencemari tanah.

Jamur secara khusus cocok untuk degradasi PAH relatif terhadap pengurai bakteri lain karena beberapa alasan. Mereka dapat menurunkan berat molekul tinggi PAH, sedangkan bakteri yang terbaik menurunkan molekul yang lebih kecil, selain itu mereka juga mampu menjalankan fungsinya pada kondisi yang hidrofobik. Berbagai macam jamur telah berevolusi dan mengembangkan kemampuannya untuk mendegradasi PAH tertentu, salah satunya yakni kemampuan untuk mendegradasi lignin.

Jamur tiram, Pleurotus ostreatus, dapat menurunkan 80-95% dari semua PAH ada di tanah setelah 80 hari. Jamur ini memecah sepenuhnya PAH dan mendegradasinya menjadi karbondioksida yang selanjutnya akan digunakan oleh tumbuhan. Serasah dari jamur basidiomycetes juga memiliki kemampuan untuk menurunkan PAH walaupun tidak sebesar kemampuan Pleurotus ostreatus.

KEMAMPUAN SPECIESNYA TOLONG TAMBAI AKU TAKUT SALAH KONSEP mulai dari paragraph Litter-decomposingbasidiomycete

Kadang-kadang jamur yang sama-sama menurunkan PAH ditemukan pula untuk memulihkan logam beracun juga, biasanya ditemukan di situs yang sama tercemar dan dapat mengurangi efektivitas beberapa mikroorganisme degradive. Pada survei di tanah pompa bensin dan strain ditemukan Fusarium dan Hypocrea yang bisa menurunkan berat badan satu molekul karsinogenik PAH, pyrene, serta tembaga dan seng. Jamur ini mampu menggunakan pyrene sebagai sumber karbon tunggal mereka.

Dalam penelitiannya Pleurotus ostreatus banyak digunakan sebagai bahan uji dalam proses bioremidiasi dan menunjukkan tingkat keberhasilan. Hal yang menjadi kunci utama yakni kemampuan jamur ini dalam mendegradasi polutan dalam bentuk proses pengkonsumsian polutan, seperti yang tejadi pada polutan minyak bumi, jamur ini mampu mengubah polutan tersebut menjadi karbondioksida, air serta komponen lain.

Terdapat salah satu ulasan yang memperingatkan tentang bahaya potensial jamur yang mampu mengkonsumsi polutan, salah satu kemampuan jamur untuk mendegradasi lignin juga dapat menginfeksi otak manuasia dan menyebabkan neuropati. Infeksi ini bisa sangat parah; Cladophialophora bantiana, khususnya, menyebabkan infeksi otak parah yang berakibat fatal tanpa operasi otak dan pengobatan tindak lanjut yang intensif.

MEKANISMENYA PENYAKITNYA TAMBAI YA

Jamur memiliki potensi yang menakjubkan untuk membersihkan lingkungan yang terkontaminasi. Setelah melihat daftar jamur yang dapat menurunkan PAH yang berbeda, orang bisa membayangkan bahwa ada jamur di luar sana untuk menurunkan setiap jenis polutan persisten, dan masing-masing hanya harus ditemukan. Situs tercemar secara alami dapat menjadi inkubator bagi beberapa spesies yang dapat mengkonsumsi polutan. Ini adalah berita baik untuk spesies yang menciptakan daerah-daerah tercemar namun masih membutuhkan lingkungan yang bersih untuk bertahan hidup. Selain itu, jika potensi membusuk ini adalah nyata, seharusnya itu dimanfaatkan oleh manusia untuk mengatasi lingkungan yang tercemar. Meskipun terdapat pula resiko dari penggunaan cara ini, sehingga manusia harus menggunkannya dengan cermat. Terlepas dari penggunaanya, jamur akan terus berinteraksi dengan lingkungan dan akan mengkonsumsi polutan secara mandiri, hal ini terus berlangsung karena tingkat stress terhadap lingkungan yang terus meningkat yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

PEMANFAATAN BEBERAPA JENIS

FUNGI

DALAM

PROSES

BIOREMEDIASI

GUNA MEMPERBAIKI

LINGKUNGAN

YANG

TERKONTAMINASI

Ervan Prasetyo,

Nisa Atul Muthiah

,

Alfi Nur Diyana, Firda Roset

ty, Mia Roosmalisa Dewi

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Jember

Jalan Kalimantan II

I no. 3 Sumbersari, Jember

e

-

mail: [email protected]

ABSTR

AK

Bioremediasi adalah pemanfaatan mikroorganisme (

fungi

, bakteri)

untuk membersihkan senyawa penc

emar

(polutan) dari lingkungan.

Bioremediasi juga dapat dikatakan sebagai proses penguraian limbah

organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.

Tanah, udara, air, dan sedimen (gabungan

tanah dengan pelap

ukan tanaman dan hewan dalam satu tempat didasar air) semuanya mempe

ngaruhi lingkungan

lewat polusi.

Polusi bisa memasuki lingkungan dengan banyak cara dan mempengaruhi bermacam

-

macam

komponen lingkungan. Polusi bisa memasuki lingkungan melalui bocornya seb

uah tangki, kecelakaan truk, atau

pecahnya tangki kimia dari suatu industri.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bioremediasi adalah salah

satu teknologi alternatif untuk mengatasi masalah lingkungan dengan memanfaatkan bantuan mikroorganisme.

Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi (mycoremediasi), yeast, alga dan

bakteri. Mikroorganisme

akan mendegradasi zat pencemar atau polutan menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Polutan

dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan pencemar organik dan sintetik (buatan).

Seperti yang diteliti oleh

beberapa ilmuwan bahwa fungi memiliki kemampuan antagonis untuk melawan pencemaran yang terjadi di dalam

lingkungan, yang harus dilakukan hanyalah mengelola dan melakukan pengontrolan terhadap beberapa j

enis

jamur yang sudah diketahui fungsinya dalam proses remidiasi lingkungan yang sudah tercemar.

Kata kunci

:

bioremidiasi,

fungi, lingkungan

TUJUAN

PE

NELITIAN

Pencemaran dan Polusi

dari berbagai faktor telah berlangsung secara terus

-

menerus dalam

kurun waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan terjadiny

a banyak perubahan yang

drastis

terhadap kon

disi lingkungan, hal ini semakin mengkawatirkan hari demi hari. Untuk itu

perlu dilakukan suatu upaya untuk mencegah dan memperbaiki kondisi ling

kungan yang

semakin memburuk.

Berdasarkan penelitian beberapa ahli dan ilmuwan telah ditemukan suatu

cara untuk

menangani hal

tersebut dan dikenal dengan nama bioremidiasi, salah satu agen yang

dapat dimanfaatkan dalam

bioremidiasi

adalah mikroorganisme khususnya jamur.

Seperti yang

diketahui bahwa jamur merupakaan organisme yang jumlahnya sangat banyak dan dapat

tumbu

h

hampi

r

di semua tempat

di muka bumi. Setelah diteliti ternyata jamur memiliki

kemampuan yang antagonis terhadap beberapa jenis polutan yang ada saat ini.

Beberapa j

amur

mikroskopis

dapat mendegradasi sejumlah polutan dalam jumlah besar

bersamaan dengan

proses

metabolism

yang terjadi di dalam

tubuhnya. Hal ini yang mendasari tujuan dari

penulisan jurnal ini, dengan melihat potensi yang dimiliki jamur maka penulisan jurnal ini

b

ertujuan untuk memberikan sejumlah informasi penggunaan jamur dalam proses bioremidiasi

dalam mengatasi lingkungan yang terkontaminasi.

(BENERIN KALO GAK PAS

:D

)

PEMANFAATAN BEBERAPA JENIS FUNGI DALAM PROSES BIOREMEDIASI

GUNA MEMPERBAIKI LINGKUNGAN YANG TERKONTAMINASI

Ervan Prasetyo, Nisa Atul Muthiah, Alfi Nur Diyana, Firda Rosetty, Mia Roosmalisa Dewi

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

Jalan Kalimantan III no. 3 Sumbersari, Jember

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Bioremediasi adalah pemanfaatan mikroorganisme (fungi, bakteri) untuk membersihkan senyawa pencemar

(polutan) dari lingkungan. Bioremediasi juga dapat dikatakan sebagai proses penguraian limbah

organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali. Tanah, udara, air, dan sedimen (gabungan

tanah dengan pelapukan tanaman dan hewan dalam satu tempat didasar air) semuanya mempengaruhi lingkungan

lewat polusi. Polusi bisa memasuki lingkungan dengan banyak cara dan mempengaruhi bermacam-macam

komponen lingkungan. Polusi bisa memasuki lingkungan melalui bocornya sebuah tangki, kecelakaan truk, atau

pecahnya tangki kimia dari suatu industri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bioremediasi adalah salah

satu teknologi alternatif untuk mengatasi masalah lingkungan dengan memanfaatkan bantuan mikroorganisme.

Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi (mycoremediasi), yeast, alga dan bakteri. Mikroorganisme

akan mendegradasi zat pencemar atau polutan menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Polutan

dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan pencemar organik dan sintetik (buatan). Seperti yang diteliti oleh

beberapa ilmuwan bahwa fungi memiliki kemampuan antagonis untuk melawan pencemaran yang terjadi di dalam

lingkungan, yang harus dilakukan hanyalah mengelola dan melakukan pengontrolan terhadap beberapa jenis

jamur yang sudah diketahui fungsinya dalam proses remidiasi lingkungan yang sudah tercemar.

Kata kunci: bioremidiasi, fungi, lingkungan

TUJUAN PENELITIAN

Pencemaran dan Polusi dari berbagai faktor telah berlangsung secara terus-menerus dalam

kurun waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan terjadinya banyak perubahan yang

drastis terhadap kondisi lingkungan, hal ini semakin mengkawatirkan hari demi hari. Untuk itu

perlu dilakukan suatu upaya untuk mencegah dan memperbaiki kondisi lingkungan yang

semakin memburuk. Berdasarkan penelitian beberapa ahli dan ilmuwan telah ditemukan suatu

cara untuk menangani hal tersebut dan dikenal dengan nama bioremidiasi, salah satu agen yang

dapat dimanfaatkan dalam bioremidiasi adalah mikroorganisme khususnya jamur. Seperti yang

diketahui bahwa jamur merupakaan organisme yang jumlahnya sangat banyak dan dapat

tumbuh hampir di semua tempat di muka bumi. Setelah diteliti ternyata jamur memiliki

kemampuan yang antagonis terhadap beberapa jenis polutan yang ada saat ini. Beberapa jamur

mikroskopis dapat mendegradasi sejumlah polutan dalam jumlah besar bersamaan dengan

proses metabolism yang terjadi di dalam tubuhnya. Hal ini yang mendasari tujuan dari

penulisan jurnal ini, dengan melihat potensi yang dimiliki jamur maka penulisan jurnal ini

bertujuan untuk memberikan sejumlah informasi penggunaan jamur dalam proses bioremidiasi

dalam mengatasi lingkungan yang terkontaminasi. (BENERIN KALO GAK PAS :D)