Upload
dias-rizka-darisa
View
379
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kapang xerofit
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI
Karakterisasi Makroskopis dan Mikroskopis Kapang Xerofit
Pelaksanaan Praktikum : 19 November 2013
Dosen Asistensi :
Drs. Agus Supriyanto,M.Kes
Disusun oleh:
Dias Rizka Darisa
NIM. 081014111
PRODI BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui karakterisasi/deskripsi makroskopis dan mikroskopis kapang xerofit.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Fungi xerofilik adalah ragi dan jamur yang mampu tumbuh pada atau di bawah
aktivitas air (aw) dari 0,85. Mikroorganisme ini telah mengembangkan mekanisme fisiologis
yang memungkinkan jalur biokimia mereka untuk berfungsi dalam lingkungan di mana
sedikit air tersedia . Kondisi eksternal aw yang rendah dapat dirasakan oleh membran
osmosensors, kemudian xerofil menumpuk gliserol sebagai zat terlarut kompatibel untuk
menyeimbangkan tekanan osmotik internal dan eksternal. Mereka juga memodifikasi
membran mereka untuk mempertahankan gliserol ini dalam sel . Sebagai kelompok ,
xerophiles sangat penting dalam pembusukan banyak makanan olahan dan komoditas yang
disimpan, dan di lingkungan dalam ruangan. Aspergillus, Penicillium dan Eurotium
termasuk dalam moderat Xerophiles. Xerophiles ekstrim bersaing buruk di aw tinggi ,
karena mereka membutuhkan penurunan aw untuk pertumbuhan.
1. Eupenicillium sp.
Eupenicillium merupakan genus yang tidak terdapat pada semua tempat. Genus
Eupenicillium ini awalnya merupakan genus Penicillium, namun karena adanya
perbedaan dalam perkembangan konidia maka dimasukkan dalam genus baru yaitu
Eupenicillium. Spesies ini memiliki permukaan seperti beludru walau kadang seperti
kapas, berwarna hijau kekuningan atau hijau agak biru pucat, dan berwarna hijau tua saat
sudah berumur tua. Koloni menghasilkan eksudat berwarna hialin, atau bahkan kadang-
kadang tidak ada sama sekali, dan mengeluarkan aroma seperti buah-buahan. Spesies ini
sering diisolasi dari lingkungan ruangan dalam rumah, tanah gurun, tanah berkadar
garam, tanah hutan, tambang uranium, sungai yang terpolusi, seresah, rhizosfer kacang
tanah, dan tomat.
2. Eurotium sp.
Spesies Eurotium adalah bentuk seksual dari spesies Aspergillus, terutama kelompok
Aspergillus glaucus dari yang lain. Eurotium bersifat umum dan paling erat kaitannya
dengan Emericella, genus lain yang anamorf dengan Aspergillus. Eurotium kemungkinan
akan hadir bersama dengan Aspergillus jika pertumbuhan telah jangka panjang dan
nutrisi substrat yang berkurang untuk berganti ke fase seksual. Efek kesehatan,
alergenisitas, dan toksisitas Eurotium terkait erat dengan anamorph Aspergillus. Spora
memiliki morfologi yang khas. Eurotium dapat tumbuh pada substrat dengan rendah
kelembaban ( xerophilic ), dalam biji yang disimpan , tumbuh juga pada tekstil, kulit, dan
bahan yang dilapisi dengan resin dan lak, seperti mebel.
3. Trichoderma harzianum
Trichoderma harzianum termasuk ke dalam kelas Deuteromycetes, famili
Moniliaceae, ordo Moniliales (Alexopolous & Mims, 1996). Trichoderma harzianum
termasuk imperfect fungi (cendawan tidak sempurna), tingkat anamorfnya Hypocrea dan
tidak mengenal tingkat telemorf (Barnet & Hunter, 1999). Trichoderma harzianum
memiliki hifa bersekat, bercabang, dindingnya halus, hialin, konidiofor tegak, bercabang,
bentuknya verticillate, menyangga fialid, fialid ampuliform. Konidium kecil, berbentuk
bulat atau lonjong, dindingnya halus, berwarna subhialin sampai hijau muda dan
berkumpul pada bagian ujung fialid.
4. Trichoderma reesei
Trichoderma reesei adalah jamur mesofilik dan berfilamen. Ini adalah anamorph dari
Hypocrea jecorina. T. reesei memiliki kapasitas untuk mengeluarkan sejumlah besar
enzim selulolitik (selulase dan hemicellulases). Mikroba selulase memiliki aplikasi
industri di konversi selulosa, komponen utama dari biomassa tanaman, menjadi glukosa.
5. Trichoderma viride
Trichoderma viride adalah salah satu jenis kapang tanah yang tersebar luas dan
hampir dapat ditemui di lahan-lahan pertanian dan perkebunan. Kapang ini bersifat
saprofit pada tanah, kayu, dan juga dapat bersifat parasit pada kapang yang lain.
Trichoderma viride merupakan jenis yang paling banyak dijumpai diantara genusnya dan
mempunyai kelimpahan yang tinggi pada tanah dan bahan yang mengalami dekomposisi.
Trichoderma viride termasuk dalam genus Trichoderma, famili Monilliaceae, ordo
Monilliales, kelas fungi imperfecti, sub divisi Eumycotina, divisi Mycotina (Frazier dan
Westhoff, 1988). Pada skala laboratorium, kultur kapang Trichoderma viride berwarna
hijau, hal ini disebabkan oleh adanya kumpulan konidia pada ujung hifa kapang tersebut.
Susunan sel kapang Trichoderma viride bersel banyak, berderet dan membentuk benang
halus yang disebut dengan hifa. Hifa pada kapang ini berbentuk pipih, bersekat, dan
bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Miseliumnya dapat
tumbuh dengan cepat dan dapat memproduksi berjuta-juta spora, karena sifatnya inilah
maka kapang ini memiliki daya kompetitif yang tinggi. Dalam pertumbuhannya, bagian
permukaan akan terlihat putih bersih, dan bermiselium kusam. Setelah dewasa, miselium
memiliki warna hijau kekuningan.
6. Xeromyces sp.
Xeromyces bisporus sangat unik dalam kemampuannya untuk tumbuh pada aktivitas
air (aw) 0,62, yang lebih rendah daripada untuk organisme lain. Untuk X. bisporus dapat
tumbuh pada suhu minimal, optimal dan maksimal. X. bisporus mengatur permeabilitas
membran dengan mengubah kejenuhan membran asam lemak untuk mengatasi
hyperosmosis.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Cawan petri
2. Object glass
3. Cover glass
4. Media PDA
5. Jarum ose
6. Alkohol
7. Bunsen
8. Empat genus kapang xerofit: Eupenicillium sp., Eurotium sp., Trichoderma harzianum,
Trichoderma resei, Trichoderma viridae, Xeromyces sp.
D. PROSEDUR KERJA
1. Pengamatan makroskopis: Amati kultur kapang pada cawan petri. Lihat bagian atas:
amati warna koloni, struktur koloni, garis radial, tetes eksudat dan zonasi. Amati pula
pada bagian bawah, seperti warna.
2. Pengamatan mikroskopis: Amati kultur kapang pada gelas objek. Lihat hifa bersekat atau
tidak, warna hifa, bentuk spora/konidia, tipe konidial head, sporangiofor/konidiofor.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Karakter Makroskopis Kapang
Tabel 5.1 Karakter makroskopis dari kapang xerofit.
Keterangan:
+: ada
No Jenis Kapang Warna Tekstur Zonasi Radial Furrow
Titik Eksudat
1 Eupenicillium sp. Top: hijau tua
Reverse: Putih
dengan pigmen oranye
Beludru + - -
2 Eurotium sp. Top: Kuning
keorenanReverse:
Ada pigmen oranye
kemerahan
Beludru + - -
3 Trichoderma harzianum
Top: Hijau redup
Reverse: Putih
Granul - - -
4 Trichoderma resei Top: hijau muda
Reverse: Putih
Granul - -
5 Trichoderma viridae Top: Hijau keabuanReverse:
Putih krem
Granul - - -
6 Xeromyces sp. Top: Putih Reverse:
Putih
Kapas - - -
- : tidak ada
2. Gambar Makroskopis Kapang
Tabel 5.2 Gambar makroskopis kapang xerofit.
No. Spesies Gambar1. Eupenicillium sp.
Top Reverse
2. Eurotium sp.
Top Reverse
3. Trichoderma harzianum
Top Reverse
4. Trichoderma resei
Top Reverse
5. Trichoderma viridae
Top Reverse
6. Xeromyces sp.
Top Reverse
3. Karakter Mikroskopis Kapang
Tabel 5.3 Karakter mikroskopis spesies Eupenicillium sp., Eurotium sp., dan Xeromyces
sp.
KarakterSpesies
Eupenicillium sp. Eurotium sp. Xeromyces sp.
Hifa Septat Aseptat Aseptat
Warna hifa Hialin Hialin Hialin
Percabangan
Konidiofor
Mononematous Tidak bercabang Bercabang banyak
Tekstur konidiofor Berdinding halus Berdinding kasar Berdinding halus
Warna konidiofor Hialin Hialin Hialin
Tipe kepala konidia Biseriat (metula
berbentuk silindris
dan membawa fialid
3-6, fialid berbentuk
botol dan
berdinding tebal)
Uniseriat Biseriat
Spora aseksual Konidia Konidia Konidia
Bentuk spora
aseksual
Semibulat atau
elips, kemudian
menjadi bulat.
Berdinding halus
dan berwarna hialin.
Semibulat hingga
elips, berduri,
seringkali kedua
ujungnya agak
memipih. Berwarna
hijau redup.
Bulat dan berwarna
kehitaman.
Spora seksual Askospora Askospora Askospora
Bentuk spora seksual Bulat, berdinding
halus, dan hialin.
Lentikular,
berdinding kasar,
dan mempunyai
celah ekuator
berbentuk V.
Oval hingga elips
berwarna hialin dan
berdinding halus.
Rhizoid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tabel 5.4 Karakter mikroskopis spesies Trichoderma harzianum, Trichoderma reesei,
Trichoderma viride
Karakter
Spesies
Trichoderma
harzianum
Trichoderma reesei Trichoderma viride.
Hifa Septat Septat Septat
Warna hifa Hialin Hialin Hialin
Percabangan
Konidiofor
Bercabang banyak
menyerupai
piramida
Bercabang banyak Bercabang banyak
menyerupai
piramida
Tekstur konidiofor Berdinding halus Berdinding halus Berdinding halus
Warna konidiofor Hialin Hialin Hialin
Tipe kepala konidia Biseriat (metula
berbentuk silindris
dan membawa
fialid, fialid
berbentuk botol)
Biseriat Biseriat (metula
berbentuk silindris
dan membawa
fialid, fialid
berbentuk botol)
Spora aseksual Konidia
Klamidospora
Konidia Konidia
Klamidospora
Bentuk spora
aseksual
Semibulat atau
elips, hingga oval
pendek dan
berdinding halus
Oval dan hialin Semibulat atau
elips, hingga oval
pendek dan
berdinding kasar.
Spora seksual -
(Anamorf)
-
(Anamorf)
-
(Anamorf)
Bentuk spora seksual - - -
Rhizoid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4. Gambar Mikroskopis Kapang
Tabel 5.5 Gambar mikroskopis kapang xerofit.
No. Gambar Spesies1. Eupenicillium sp.
2. Eurotium sp.
3. Trichoderma harzianum
4. Trichoderma resei
5. Trichoderma viridae
6. Xeromyces sp.
F. PEMBAHASAN
Habitat bakteri merupakan daerah tempat tinggal dan hidup bakteri. Bakteri merupakan
mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua
tempat. Habitatnya sangat beragam, lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun,
bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup serta lingkungan ekstrim. Kondisi
lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya
tahan sel yang unik. Beberapa kemampuan mikroorganisme yang hidup pada lingkungan
ekstrim antara lain: termofilik, psikrofilik, halofilik, osmofilik, dan xerofilik. Salah satu sifat
mikroorganisme yang akan dibahas pada praktikum ini adalah fungi xerofilik.
Fungi xerofilik adalah ragi dan jamur yang mampu tumbuh pada atau di bawah
aktivitas air (aw) dari 0,85. Mikroorganisme ini telah mengembangkan mekanisme fisiologis
yang memungkinkan jalur biokimia mereka untuk berfungsi dalam lingkungan di mana
sedikit air tersedia. Pada praktikum ini, terdapat 6 spesies kapang xerofit yang telah diamati
bentuk makroskopis dan mikroskopisnya, yaitu Eupenicillium sp., Eurotium sp.,
Trichoderma harzianum, Trichoderma reesei, Trichoderma viride, dan Xeromyces sp.
Berdasarkan pengamatan makroskopis, genus Trichoderma memiliki tekstur koloni
granul, Eupenicillium sp. dan Eurotium sp. memiliki tekstur beludru, dan Xeromyces sp.
memiliki tekstur kapas. Kapang yang hanya membentuk zonasi pada koloninya yaitu
Eupenicillium sp. dan Eurotium sp. Untuk karakter zonasi, radial furrow dan tetes eksudat
tidak terbentuk pada keenam spesies.
Pengamatan mikroskopis menunjukkan hifa Eurotium sp. dan Xeromyces sp. tidak
bersekat sedangkan keempat fungi lain bersekat. Warna dari kesemua spesies memiliki hifa
hialin. Konidiofor dari Trichoderma reesei, Xeromyces sp., Trichoderma harzianum dan
Trichoderma viridae memiliki percabangan banyak. Namun hanya Trichoderma harzianum
dan Trichoderma viride yang memiliki bentuk menyerupai piramid. Untuk karakter tekstur
dinding konidiofor, hanya Eurotium sp. yang memiliki karakter berdinding kasar. Tipe
kepala konidia biseriat dimiliki oleh semua spesies, kecuali Eurotium sp. Spora aseksual dari
keenam spesies berupa konidia. Namun untuk Trichoderma harzianum dan Trichoderma
viridae memiliki spora aseksual klamidospora. Eupenicillium sp., Eurotium sp., dan
Xeromyces sp. memiliki spora seksual, sedangkan kelompok genus Trichoderma tidak
memiliki spora seksual.
G. KESIMPULAN
1. Fungi xerofilik adalah ragi dan jamur yang mampu tumbuh pada atau di bawah aktivitas
air (aw) dari 0,85. Genus-genus fungi xerofilik yang digunakan pada praktikum ini antara
lain: Eupenicillium sp., Eurotium sp., Xeromyces sp., Trichoderma harzianum,
Trichoderma viride, dan Trichoderma reesei.
2. Eupenicillium sp., Eurotium sp., Xeromyces sp., Trichoderma harzianum, Trichoderma
viride, dan Trichoderma reesei memiliki karakter morfologi yang berbeda baik
makroskopis maupun mikroskopis. Trichoderma harzianum dan Trichoderma viride
memiliki morfologi yang hampir mirip.
H. DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, C.J., M. Blackwell, & C.W. Mims. 1996. Introductory Micology. 4th Ed. John Wiley & Sons Inc., New York.
Barnett, H.L. and B.B. Hunter. 1998. Illustrated marga of imperfect fungi. 4th ed. USA Prentice-Hall, Inc.
Frazier. W. C & D. C. Westhoff. 1988. Food Microbiology 4th ed. Mc-Graw Hill, Inc.New York
Lynd L.R., P.J. Weimer, W.H. van Zyl WH and I.S.Pretorius. 2002. Microbial Cellulose Utilization: Fundamentals and Biotechnology. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 66(3):506-577.
Nakagiri A, Okane I, Ito T, Kramadibrata K, Suciatmih, dan Retnowati A, 2005. A Guidebook to Identification of Fungi Inhabiting Mangroves and Surrounding Area in Indonesia. A Report of Global Taxonomy Initiative Pilot Study on Fungal Taxonomy.