24
LAPORAN PRAKTIKUM VII EFEK AGEN KIMIA PADA BAKTERI I : DISENFEKTAN DAN ANTISEPTIKA BAKTERI II : AGEN ANTI MIKROBIAL ( METODE KIRBY – BAUER ) KELOMPOK A 4 EDWIN KRISNANDAR NDAWA LU 1409010002 GODLIEF ARY BOLANG 1409010053 MERYSAL MAGDALENA SALO 1409010043 JEANET MARGARETH D. ROTTE 1409010047 YUMIATY AYAL 1409010045 HIDEGARDIS S. A. PAKAENONI 1409010027

LAPORAN BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan. Obat-obatan seperti antibiotik misalnya, membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan disinfektan berfungsi sebagai zat untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda yang tidak bernyawa.

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM VIIEFEK AGEN KIMIA PADA BAKTERI I : DISENFEKTAN DAN ANTISEPTIKABAKTERI II : AGEN ANTI MIKROBIAL ( METODE KIRBY BAUER )

KELOMPOK A 4EDWIN KRISNANDAR NDAWA LU1409010002GODLIEF ARY BOLANG1409010053MERYSAL MAGDALENA SALO1409010043JEANET MARGARETH D. ROTTE1409010047YUMIATY AYAL1409010045HIDEGARDIS S. A. PAKAENONI1409010027FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS NUSA CENDANAKUPANG 2015BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Block, 2002). Cara yang digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung spesies yang dihadapi. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan cara untuk menghancurkan mikroorganisme yang digunakan tergantung pada pengetahuan, keterampilan dan tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap situasi yang dihadapi merupakan kenyataan-kenyataan dasar yang dapat menuntun pada cara atau prosedur yang harus dilakukan (Levine, 2000). Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan. Obat-obatan seperti antibiotik misalnya, membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan disinfektan berfungsi sebagai zat untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda yang tidak bernyawa(Waluyo,2005). Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitumampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibacterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri.Pembersih tangan merupakan salah satu produk antiseptik.Dalam pembuatan pembersih tangan ini digunakan alkohol (etanol) dari kulit pisang, karena alkohol mempunyai potensi sebagai antiseptik yang cukup optimal pada kadar 70% (Waluyo,2005).Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif belum tentu mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Desinfektan digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada benda-benda mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain. Kelompok utama desinfektan adalah fenol, alkohol, aldehid, halogen, logam berat, detergen, dan kemosterilisator gas. Cara kerja zat-zat kimia dalam mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme berbeda-beda antara lain dengan: merusak dinding sel, mengubah permeabilitas sel, mengubah molekul protein dan asam amino yang dimiliki mikroorganisme, menghambat kerja enzim, menghambat sintesis asam nukleat dan protein, serta sebagai antimetabolit (Waluyo,2005).1.2 TujuanSetiap mahasiswa mampu untuk : Menentukan efektivitas dar beberapa disinfektan yang digunakan dirumah sakit ataupun dirumah sebagai agen anti mikroba. Memehami lingkup aktivitas mikroba dari beberapa antibiotika pilihan. Melakukan metode kirby bauer untuk menentukan sensitifitas antibiotika. Menginterpretasi secara tepat hasil yang diamati pada cawan kirby bauer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian DesinfektanDesinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.Sepuluh kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu :1) Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu2) kamar3) Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan4) kelembaban5) Tidak toksik pada hewan dan manusia6) Tidak bersifat korosif7) Tidak berwarna dan meninggalkan noda8) Tidak berbau/ baunya disenangi9) Bersifat biodegradable/ mudah diurai sertaLarutan stabil10) Mudah digunakan dan ekonomis danAktivitas berspektrum luasVariabel dalam desinfektan1) Konsentrasi (Kadar), Konsentrasi yang digunakan akan bergantung kepada bahan yang akan didesinfeksi dan pada organisme yang akan dihancurkan.2) Waktu, Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variable.3) Suhu, Peningkatan suhu mempercepat laju reaksi kimia.4) Keadaan Medium Sekeliling5) pH medium dan adanya benda asing mungkin sangat mempengaruhi proses disinfeksi.2.2 Pengertian AntiseptikAntiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Antiseptik adalah substansi kimia yang dipakai pada kulit atau selaput lendir untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menghalangi atau merusakkannya. Sedangkan desinfektan, pada dasarnya sama, namun istilah ini disediakan untuk digunakan pada benda-benda mati. Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri.2.3 Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik1. Garam Logam BeratGaram dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat.

2. Zat PerwarnaZat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.3. Klor dan senyawa klorKlor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenisLarutan fenol 2 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.5. KresolDestilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.

6. AlkoholSementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).7. FormaldehidaFormaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.8. Etilen OksidaJika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.9. Hidogen PeroksidaAgen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob.10. BetapropiolaktonSubstansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.11. Senyawa Amonium KuaternerKelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang digunakan; pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif daripada organisme gram-negatif.12. Sabun dan DetergenSabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.13. SulfonamidaSejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.14. AntibiotikAntibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat Waktu : 10.00 12.00 WITA Tempat : Laboratorium Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan

3.2. Alat dan Bahan Biakan E. coli (ATCC 11229) dalam tryptic soy broth, umur 20 jam Dispenser cakram antibiotic (BBL atau Difco) atau vial individual yang mengandng cakram antibiotika 4 swab steril Mikropipet Media Lempeng Nutrien Agar (NA) Pensil Rak tabung reaksi Bunsen burner Loop inokulasi Pinset Suntik

3.3 Metode KerjaPraktikum I Memilih salah satu disinfektan dan mengencerkannya menurut spesifikasinya. Mengambil 5 ml disinfektan dan masukan ke dalam 2 tabung steril. Tambahkan 0,05 ml kultur cair E. coli ke salah satu tabung dan 0,05 ml S. aureus ke tabung lainnya. Melabeli tabung itu dengan nama bakterinya masing-masing. Lalu menggoyangkannya secara pelan agar menjadi homogen. Pada interval 1 dan 10 menit, mentranfer 0,1 ml suspense yang mengandung bakteri dan disinfektan ke tabung terpisah yang berisi tryptic soy broth. Lakukan hal ini untuk kedua bakteri itu. Inokulasikan juga 2 tabung kaldu dengan 0,1 ml kedua bakteri tersebut dan labeli ini sebagai control Inkubasikan semua tabung selama 48 jam pada suhu 35O C.

Praktikum II Pertama melabeli semua cawan dengan nama kelompok dan bakteri yang akan diinokulasi. Dengan menggunakan suntik yang steril, ambil kultur cair dari bakteri E. coli lalu inokulasikan ke dalam media agar. Kemudian menggoyangkan cawan secara lembut supaya bisa menjadi homogen. Membiarkan kultur mengering selama 5 sampai 10 menit pada suhu ruangan dengan penutup cawan berada pada tempatnya. Kemudian, mengambil kertas cakram dengan menggunakan pinset dan celupkan ke dalam cairan antibiotik dan segera meletakan ke dalam media. Pastikan terjadi kontak antara cairan itu dengan kultur dengan cara menekan cakram menggunakan pinset. Inkubasikan cawan selama 24 jam pada suhu 35oC. Setelah 24 jam, kita mengukur zona hambatan yang terbentuk dalam satuan mm.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil (gambar zona hambat pada bakteri E. Coli oleh antibiotic amoxilin)

gambar zona hambat pada bakteri E. Coli oleh antibiotic medoxi)

medoxi 100% = 3,5 mmmedoxi10-1 = 2,5 mmmedoxi10-2 = 2 mm amoxilin 100% = 2,5 mmamoxilin10-1 = 1,5 mmamoxilin10-2 = - mm

NOJenis AntibiotikGambar

Diameter Zona Bening

Pengenceran102Pengenceran10-1Pengenceran10-2

1. Amoksilin

2,5 mm

1,5 mm-

2.Medoksi 3,5 mm2,5 mm2 mm

4.2 PembahasanAntiseptik adalah zat atau senyawa kimia yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat padajaringan hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan antibiotic dan disinfektan. Antibiotic digunakan intuk membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan disinfektan merupakan zat untuk membunuh mikroorganisme yang tidak bernyawa (benda mati). Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kerja disinfektan yaitu: konsentrasi, suhu, PH, waktu dan sifar mikroorganisme. Umumnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Hal ini dikarenakan antiseptik tersebut harus memiliki sifatyangtidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat kerasdan harus bersifat spesifik terhapa bagian tubuh yang membutuhkannya. Pada praktikum I, kami melakukan pengujian tehadap keefektivan suatu disinfektan dan antiseptic dengan menggunakan amoksilin dan medoksi yang diencerkan ke dalam tabung. Berikut data hasil yang dapat dilihat pada gambar tabel diatas.Gambar pada tabel di atas terdapat 2 tabung control bakteri E. coli dan S. aureus, 2 tabung berisikan cairan desinfektan dan bakteri E. coli pada interval transfer 1 dan 10 menit, dan 2 tabung berisikan cairan desinfektan dan bakteri S. aureus pada interval transfer 1 dan 10 menit juga. Berdasarkan gambar di atas kita dapat melihat perbedaan cairan di setiap cairan di dalam tabung reaksi. Ada cairan yang sangat keruh dan ada yang tidak. Pada tabung kontrol, kita bisa melihat bahwa terdapat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Hal ini ditandai dengan keruhnya cairan tersebut. Kekeruhan cairan ini juga terjadi pada tabung yang masing-masing terdapat bakteri E. coli dan S. aureus pada interval transfer 1 menit. Sedangkan perbedaan terdapat pada tabung-tabung yang interval tranfernya 10 menit. Tabung-tabung itu tidak terjadi kekeruhan pada cairan yang mengidikasikan bahwa tidak terdapat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Kita dapat menyimpulkan bahwa interval waktu sangat berpengaruh terhadap keefektivan kerja suatu desinfektan. Lama waktu membuktikan proses reaksi disinfektan yang terjadi untuk mengoptimalkan fungsi kerjanya.Pada praktikum II yang kami laksanakan, kami menggunakan Bakteri Escherichia coli sebagai salah bakteri yang digunakan untuk menguji keresistenan suatu antibiotik. Berikut data dapat dilihat pada tabel di atas.

Berdasarkan tabel yang dapat kita lihat diatas, ada dua jenis antibiotik yang digunakan yakni amoksilin dan medoksi. Metode yang digunakan adalah metode cakram kertas. Metode cakram kertas merupakan metode yang biasa digunakan untuk menguji aktivitas mikroba suatu antibiotik terhadap mikroorganisme pathogen penyebab penyakit. Metode ini lebih dikenal dengan metode Kirby-Bauer. Tingkat kepekaan ataupun resistensi mikroorganisme pathogen terhadap antibiotik terlihat dari ukuran zona bening atau zona hambatan yang terbentuk di dalam media kultur cawan petri. Pada amoksilin, pengenceran 102 mempunyai zona hambatan paling besar di antara kedua pengenceran lainnya. Hal ini membuktikan bahwa amoksilin dengan pengenceran 102 resisten terhadap E. coli dan lebih kuat daripada dua pengenceran lainnya. Sedangkan pada medoksi, kita melihat hal yang sama bahwa pada pengenceran 10-2 mempunyai diameter yang lebih besar dan resisten terhadap bakteri. Untuk itu kita memilih amoksilin ataupun medoksi dengan pengenceran 10-2 sebagai antibiotik yang digunakan karena penghambatnya lebih besar dan kuat.Namun secara langsung kita dapat melihat perbedaan resistensi antara amoksilin dan medoksi berdasarkan pengenceran tersebut. Ada perbedaan diameter zona penghambat antara keduanya. Oleh karena itu kesimpulannya bahwa medoksi pada pengenceran 10-2 lebih resisten (sensitif) daripada amoksilin pengenceran 10-2, sehingga medoksi lebih baik digunakan sebagai antibiotik daripada amoksilin.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanAntimikroba adalah senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik dan yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisida. Atau dengan kata lain disebut juga antibiotika yaitu bahan-bahan yang bersumber hayati yang pada kadar rendah sudah menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup (Gobel, 2008). Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah sedangkan antiseptik digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Metode yang digunakan adalah metode cakram kertas. Metode cakram kertas merupakan metode yang biasa digunakan untuk menguji aktivitas mikroba suatu antibiotik terhadap mikroorganisme pathogen penyebab penyakit. Metode ini lebih dikenal dengan metode Kirby-Bauer. Tingkat kepekaan ataupun resistensi mikroorganisme pathogen terhadap antibiotik terlihat dari ukuran zona bening atau zona hambatan yang terbentuk di dalam media kultur.Pada praktikum I, dapat menyimpulkan bahwa interval waktu sangat berpengaruh terhadap keefektivan kerja suatu desinfektan. Lama waktu membuktikan proses reaksi disinfektan yang terjadi untuk mengoptimalkan fungsi kerjanya. Sedangkan pada praktikum II, medoksi pada pengenceran 10-2 lebih resisten (sensitif) daripada amoksilin pengenceran 10-2, sehingga medoksi lebih baik digunakan sebagai antibiotik daripada amoksilin

DAFTAR PUSTAKAPelczar, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press.Soekardjo, Siswandono B. 1995. Kimia Medisinal. Jakarta: Airlangga University Press.Widjajanti, U, Nuraini. 1996. Obat-obatan. Yogyakarta:Kanisus.Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Lingkungan. Universitas Muhammadiyah Malang. MalangDwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. JakartaTenover,Fred C. 2006. Mechanisms of Antimicrobial Resistance in BacteriaVol A119 (6A), S3S10. The American Journal of Medicine. US