30
DESAIN PENELITIAN : Desain penelitian

JENIS PENELITIAN 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jenis-jenis Penelitian Kesehatan

Citation preview

Page 1: JENIS PENELITIAN 2

DESAIN PENELITIAN :Desain

penelitian

Page 2: JENIS PENELITIAN 2

Kegunaan : sarana bagi peneliti guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian

(dengan sahih, byektif, akurat dan hemat)

alat u’ mengontrol /mengendalikan pelbagai variable yg berpengaruh pd s’ penelitian

Arti sempit :Desain penelitian mengacu pada jenis/ macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian.

Peran desain dalam penelitian : sebagai alat & pedoman u’

mencapai tujuan penelitian, sebagai rambu-2 yg akan

menuntun peneliti dalam seluruh proses penelitian

Page 3: JENIS PENELITIAN 2

bidang kedokteran dan

kesehatan, berdasarkan :

1. Ruang lingkup penelitian :Penelitian klinis, lapangan, laboratorium.

2. Waktu : Penelitian transversal (cross sectional) : prospektif atau retrospektifPenelitian longitudinal : prospektif atau retrospektif

3. Substansi :Penelitian dasarPenelitian terapan

4. Ada / tidaknya analisis hubungan antar variable :Penelitian deskriptif dan analitik

Page 4: JENIS PENELITIAN 2

Penelitian deskriptif :penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai penomena yang ditemukan, baik berupa factor risiko maupun efek / hasil.

Page 5: JENIS PENELITIAN 2

Contoh : • Survey angka kesakitan dan kematian di suatu daerah,

•gambaran klinis & laborat. penyakit /sindrom penyakit,•laporan hasil terapi yang dilakukan tanpa control.

Penelitian analitik :Peneliti mencoba mencari hubungan antar variable, dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan, karena itu perlu dibuat hipotesis.

•Data penelitian deskriptif sering dilanjutkan dengan penelitian analitik. •Jika datanya masih terlalu sedikit , sebaiknya dilakukan penelitian deskriptif terlebih dahulu, data dasarnya dipakai untuk menyusun latar belakang serta hipotesis penelitian.

Desain penelitian analitik observasional dibagi tiga jenis :1.Penelitian kasus – kontrol,2.Penelitian kohort3.Penelitian cross sectional

Page 6: JENIS PENELITIAN 2

Klasifikasi sederhana dan banyak dipakai, berdasarkan ada /tidaknya intervensi atau manipulasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek penelitian :

DESAIN PENELITIAN

OBSERVASIONAL INTERVENSIONAL / EKSPERIMENTAL

1Laporan kasus2Seri kasus3Studi cross sectional, survey

1.Uji klinis2.Intervensi :

pendidikan, perilaku kes.masyarakat

STUDI ANALITIK >>PENELITIAN DESKRIPTIF

4 Studi kasus – control

5 . Studi kohort

Page 7: JENIS PENELITIAN 2

Studi Epidemiologi

Ep.Obsevasional Ep.Eksperimental

Ep. Deskriptif Ep. Analitik Community Trial

Clinical Trial

Case report

Case Series

Correlation studies

Crossectional

Case Control

Cohort

Page 8: JENIS PENELITIAN 2

Studi eksperimental /intervensional, peneliti melakukan manipulasi terhadap satu/lebih variabel subyek penelitian kemudian mempelajari

efek perlakuan tsb., Studi observasioanal, melakukan pengamatan atau

pengukuran pelbagai var. subyek penelit. m’ keadaan ilmiah tanpa melakukan manipulasi

/intervensi.

Studi eksperimental /intervensional, peneliti melakukan manipulasi terhadap satu/lebih variabel subyek penelitian kemudian mempelajari

efek perlakuan tsb., Studi observasioanal, melakukan pengamatan atau

pengukuran pelbagai var. subyek penelit. m’ keadaan ilmiah tanpa melakukan manipulasi

/intervensi.

Intervensi : perlakuan o’ peneliti terhadap subyek

penelitian, dan hasil /efek perlakuan tersebut diamati, diukur dan dianalisis.

Page 9: JENIS PENELITIAN 2

1. Laporan Kasus dan Seri KasusSebagian ahli : laporan Kasus, Seri Kasus dan survey bukan sebagai s’ penelitian yang sebenarnya, m’ingat filosofi dasar penelitian : the essence of research is comparison (perbandingan),

laporan kasus dan seri kasus tidak dapat menilai adanya hubungan sebab – akibat, karena dilakukan tanpa menggunakan control.

m’ Hedge : ilmu dan penelitian sering dirancukan.

Ilmu =>> suatu filosofi,

penelitian =>> tindakan (action) u’ mengisi ilmu, sepanjang laporan kasus, seri kasus, atau survey merupakan proses untuk mengisi lmu maka ia dapat disebut sebagai penelitian dengan desain yang paling sederhana.

Page 10: JENIS PENELITIAN 2

Contoh:

Laporan kasus, seri kasus Richard Bright, 1827 membuahkan p.glomerulonefritis, Laporan William Heberden, 1772 ttg sakit dada, akhirnya menemukan p.angina pectoris,

Laporan seri kasus, 5 kasus homoseksual yang menderita pneumonia akibat Pneumocystis carinii, 1980-1981, akhirnya menemukan p. HIV/AIDS.

Page 11: JENIS PENELITIAN 2

2. Penelitian Cross sectional /CS

•CS =>> observasi atau pengukuran variable pada satu saat.•Satu saat bukan berarti semua subjek hanya di observasi diamati tepat pada saat yang sama, tetapi tiap subjek hanya di observasi satu kali saja, pengukuran variable subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.

•Studi crosssetional; peneliti tidak melakukan tindak lanjut.•Desain CS dapat digunakan untuk penelitian deskriptif, & peneliitian analitik.

Page 12: JENIS PENELITIAN 2

Contoh penelitian CS deskriptif :•Penelitian tentang % bayi yg mendapat ASI ekslusif di suatu komunitas.•Penelitian prevalens asma pada anak sekolah di Jakarta.•Penelitian nilai normal laboratorium pada remaja.

Contoh penelit. CS analitik :•Perbedaan proporsi pemberian ASI eksklusif berdasar pd

pelbagai tk. pendidikan ibu.•Perbedaan kadar kolesterol siswa SMP daerah kota dan desa.•Perbedaan prevalensi asma antara siswa lelaki dan perempuan •Peran faktor risiko dalam terjadinya penyakit tertentu.

Page 13: JENIS PENELITIAN 2

Studi analitik CS, mempelajari hub. antara faktor risiko dengan penyakit (efek), observasi /pengukuran variable bebas (faktor risiko ) dan variable tergantung (efek) dilakukan sekali, dalam waktu yang bersamaan.

Dari hasil pengukuran dapat diketahui jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok subyek yang mempunyai faktor risiko, maupun pada kelompok tanpa faktor risiko.

Hasil pengukuran disusun dalam tabel 2x2. Dari tabel tersebut dapat dilihat prevalens penyakit (efek) pada kelompok dengan atau tanpa faktor risiko,

untuk selanjutnya dapat dihitung rasio prevalens,yakni perbandingan antara prevalens efek pada kelompok dengan faktor riisiko dengan prevalens efek pada kelompok subyek tanpa faktor risiko.

Page 14: JENIS PENELITIAN 2

Rasio prevalens memberikan gambaran peran faktor risiko terhadap terjadinya efek atau penyakit.

Bila rasio prevalens (rp) = 1, artinya prevalens penyakit pada subyek dg faktor risiko = prevalens penyakit pada subyek tanpa risiko, maka faktor yang diteliti tersebut bukan merupakan faktor risiko.

rp >1 maka benar bahwa faktor tsb merupakan faktor risiko, rp <1 menunjukkan bahwa faktor tsb merupakan faktor protektif

(mencegah terjadinya efek).

Karena studi CS hanya d’ mengukur prevalens, maka studi ini =>> studi prevalens.

Page 15: JENIS PENELITIAN 2

3. Studi Kasus Kontrol.

Peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung, yakni efek(kasus), sedang variabel bebasnya dicari secara retro spektif ada/tidaknya faktor risiko yg diduga berperan menimbulkan efek/penyakit; variabel subyek tidak hanya diobservasi pada satu saat

tetapi diikuti sampai periode tertentu.

Sbg kontrol dipilih subyek dari populasi yg karakteristiknya = kasus, berbeda dalam hal terdapatnya penyakit/kelainan yg akan diteliti.Kontrol dipilih dg cara serasi (matching) atau tanpa matching.

Berbeda dengan studi cross sectional, pada studi kasus kontrol observasi atau pengukuran variabel bebas dan tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama.

Page 16: JENIS PENELITIAN 2

Hasil pengukuran pada studi kasus-kontrol di susun dalam tabel 2x2.

Hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan efek diperoleh secara tidak langsung, yakni dengan menghitung risiko relatif, yang dalam studi kasus-kontrol dinyatakan sebagai rasio odds (odds ratio/OR).

Odds =perbandingan antara peluang terjadinya sesuatu dengan peluang untuk tidak terjadinya sesuatu ; misal bila peluang petinju Muhammad Ali untuk menang melawan Joe Frazier adalah 75%, maka odds Muhammad Ali menang = 3.

Page 17: JENIS PENELITIAN 2

Rasio odds menunjukan besarnya peran faktor risiko yang diteliti terhadap terjadinya penyaklit (efek),bila:

OR = 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti teryata tidak merupakan risiko untuk terjadinya efek;

OR > 1 : bahwa benar faktor tersebut menyebabkan efek,

OR <1 : menunjukkan bahwa faktor yang diteliti tersebut bukan merupakan risiko, hanya bersifat protektif.

Dalam penilaian ini perlu diperhatikan interval kepercayaan rasio odds.

Page 18: JENIS PENELITIAN 2

Eligible subject

Exposed

Unexposed

Disease

No disease

Disease

No disease

TimeOnset of study

Direction of inquiry

COHORT

Cases

Control

Exposed

Unexposed

Exposed

Unexposed

TimeOnset of study

Direction of inquiry

Case-control

Page 19: JENIS PENELITIAN 2

4. Penelitian Kohort.

•Pada penelitian kohort yang diidentifikasikan dulu adalah kausanya, kemudian subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek.

•Pada penelitian kohort murni, yang diikuti adalah subjek yang belum mengalami pajanan/paparan faktor risiko serta belum mengalami efek.

•Sebagian subyek tersebut secara alamiah akan mengalami pajanan terhadap faktor risiko tertentu, sebagian lain tidak.

•Subyek yang terpajan menjadi kelompok yg diteliti, subyek yg tidak terpajan menjadi kelompok kontrol.

•Karena kedua kelompok berangkat dari populasi yang sama, maka keduanya akan sebanding (comparable) kecuali dalam hal ada/tidaknya paparan terhadap faktor risiko. Kedua kelompok ini kemudian diikuti selama periode waktu tertentu dan ditentukan apakah terjadi efek.

Page 20: JENIS PENELITIAN 2

Hasil pengamatan studi kohort juga disusun dalam tabel 2x2. Ditentukan insidensi terjadinya efek pada kelompok terpajan dan kelompok kontol.

Selanjutnya dapat dihitung risiko relatif(RR), atau risiko insidens, yakni perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa risiko.

Risiko relative menggambarakan peran faktor yang diteliti terhadap terjadinya penyakit;Bila RR = 1 maka faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko,

RR > 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakkan risiko, RR < 1 : faktor yang diteliti tersebut bersifat protektif

Dalam melakukan interpretasi harus diperhatikan interval kepercayaannya. Dapat dikatakan bahwa RR yang besar menunjukkan asosiasi yang kuat.

Page 21: JENIS PENELITIAN 2

Studi Eksperimental / intervensional,=salah satu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari

hubungan sebab-akibat.

Dibandingkan dengan studi observasional, studi eksperimental ini mempunyai kapasitas asosiasi yang lebih tinggi.

Kesimpulan : adanya hub. sebab-akibat pd studi observasional, baik berupa

penelitian croos sectional, kasus kontrol, maupun kohort hanya sampai tingkat dugaan atau dugaan kuat dengan landasan terori atau telah logis yang dilakukan peneliti.

Page 22: JENIS PENELITIAN 2

Pada studi eksperimental asosiasi sebab-akibat lebih tegas dan lebih nyata, tetapi studi ini relatif mahal, pelaksanaannya rumit, sehingga penggunaannya lebih terbatas.

Di klinik, studi eksperimental, >> berupa uji klinis untuk melihat efek terapeutik obat atau prosedur pengobatan

Di lapangan,studi eksperimental : >> dalam bentuk trial komunitas, mis.: penelitian pengaruh penyuluhan pembersihan air tergenang disekitar rumah terhadap insidens demam berdarah dengue di suatu daerah.

Page 23: JENIS PENELITIAN 2

1. STUDI CROSS SECTIONAL

Studi cross-sectional salah satu jenis studi observasional untuk menentukan hubungan antara faktor risiko dan penyakit.

Studi cross-sectional : mempelajari etiologi suatu penyakit digunakan terutama untuk mempelajari faktor risiko penyakit yg mempunyai onset lama (slow onset) dan lama sakit (duration) yang panjang, sehingga biasanya pasien tidak mencari perawatan kesehatan sampai penyakitnya relatif cukup lanjut

Page 24: JENIS PENELITIAN 2

EFEK (+) A

EFEK (+) C

EFEK (-) D

EFEK (-) B

FAKTORRISIKO (+)

FAKTORRISIKO (- )

PENGUKURAN VARIABELBEBAS DAN TERGANTUNGDILAKUKAN PD SATU SAAT

EFEK

YA TIDAK JUMLAH

YA A B A+B FAKTOR RISIKO TIDAK C D C+D

Page 25: JENIS PENELITIAN 2

Langkah-2 yg terpenting di dalam rancangan studi CS, yakni :

1. Merumuskan pertanyaan penelitian beserta hipotesis yg sesuai

2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung

3. Menetapkan subyek penelitikan 4. Melaksanakan pengukuran 5. Melakukan analisis

Page 26: JENIS PENELITIAN 2

1. Merumuskan Pertanyaan Penelitian dan HipotesisMasalah penelitian yang akan dijawab harus dikemukakan dengan jelas,hendaknya dikemukakan hubungan antar variabel yang akan dicari.

misalnya, : Apakah terdapat hubungan antara tk. pendidikan ortu. dg kejadian enuresus pada anaknya.

2. Mengidentifikasi Variabel Penelitian• Semua variabel yg a/. dihadapi dalam studi prevalens harus

diidentifikasi dengan cermat. • Ditetapkan def. oprasional yg jelas mana yg termasuk dlm fak.

risiko yg diteliti, faktor risiko yang tidak akan diteliti, serta efek.• Faktor yg mungkin merupakan risiko namun tidak diteliti perlu

diidentifikasi,agar dapat disingkirkan atau dikurangai pada waktu pemilihan subyek penelitian

LANGKAH – 2 STUDI CROSS SECTIONALLANGKAH – 2 STUDI CROSS SECTIONAL

Page 27: JENIS PENELITIAN 2

Menetapkan pop. penelitian.

Tgt. tuj.penelitian, apakah subyek penelitian dari RS / fasilitas kes.lainnya, ataukah dari masy. umum.

Menjadi perhatian : besarnya kemungkinan u’ memperoleh faktor risiko yg diteliti.

mis.: studi CS ttg infeksi HIV ( penyebab AIDS ), maka pop. yg dipilih hendaklah klpk subyek yg sering terpajan virus jenis ini, : kaum homoseks, penyalahguna narkotik, atau pekerja seks profesional.

Bila populasi umum, maka kemungkinan u/ memperoleh subyek dg HIV (+) menjadi sangat kecil, diperlukan sampel p.litian yg sangat besar.

Page 28: JENIS PENELITIAN 2

Penentuan sampel & perkiraan besar sampel.

Berdasarkan pd besar sampel yg diperlukan serta perkiraan prevalen var. penelitian, maka dpt ditentukan apakah seluruh populasi-terjangkau a’ diteliti ataukah dipilih sampel yg representatif u’ populasi –terjangkau itu.

Pemilihan sampel harus dikakukan dg benar, agar dpt mewakili populasi terjangkau. Penetapan sampel u’ studi CS yg mencari rasio prevalens (RP) = penetapan besar sampel u’ studi kohort yg mencari risiko relative (RR)

4. Melaksanakan Pengukuran

Pengukuran variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek,penyakit) harus dilakukan sesuai dg prinsip-prinsip pengukuran

Page 29: JENIS PENELITIAN 2

Faktor risiko/papara

n

penyakit jml+ -

+-

jumlah

Page 30: JENIS PENELITIAN 2

Wassalam,terimakasihWassalam,terimakasih