21
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK mengandung tiga arti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. PTK merupakan penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas yang kurang efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh siswa. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Slameto, 2015:48). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SD N Salatiga 09. Peneliti sebagai perancang dan membuat RPP untuk mempersiapkan penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa yang di perlukan, baik media belajar dan fasilitas lainnya. Sedangkan guru kelas bertugas mengawasi pembelajaran di kelas. 3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.2.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 09 Kota Salatiga. Sekolah ini beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 12 Salatiga bersebelahan dengan SD Salatiga 02 dan berseberangan dengan SD Salatiga 01. Letaknya berada di tengah kota dengan wilayah yang mudah dijangkau. SD Negeri Salatiga 09 memiliki jumlah siswa sebanyak 229 siswa. Personalia di SDN Salatiga 09 terdiri dari 14 orang yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 2 guru Bahasa Inggris, 1 guru olah raga, 2 guru ekstrakulikuler, serta 1 penjaga sekolah. 3.2.2 Karakteristik Subyek Penelitian Kelas IV dipilih sebagai subyek penelitian karena hasil belajar Matematika masih rendah khususnya pada materi FPB dan KPK. Siswa kelas IV berjumlah 44 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 09 Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian · 2018. 8. 14. · 20 BAB III . METODE PENELITIAN . 3.1 Jenis Penelitian . Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    PTK mengandung tiga arti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. PTK merupakan

    penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas yang kurang

    efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh siswa. Penelitian ini

    merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan

    yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di

    kelas (Slameto, 2015:48). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar

    siswa kelas IV SD N Salatiga 09. Peneliti sebagai perancang dan membuat RPP

    untuk mempersiapkan penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa yang di

    perlukan, baik media belajar dan fasilitas lainnya. Sedangkan guru kelas bertugas

    mengawasi pembelajaran di kelas.

    3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

    3.2.1 Setting Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 09 Kota Salatiga. Sekolah

    ini beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 12 Salatiga bersebelahan dengan SD

    Salatiga 02 dan berseberangan dengan SD Salatiga 01. Letaknya berada di tengah

    kota dengan wilayah yang mudah dijangkau. SD Negeri Salatiga 09 memiliki

    jumlah siswa sebanyak 229 siswa. Personalia di SDN Salatiga 09 terdiri dari 14

    orang yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 2 guru Bahasa

    Inggris, 1 guru olah raga, 2 guru ekstrakulikuler, serta 1 penjaga sekolah.

    3.2.2 Karakteristik Subyek Penelitian

    Kelas IV dipilih sebagai subyek penelitian karena hasil belajar Matematika

    masih rendah khususnya pada materi FPB dan KPK. Siswa kelas IV berjumlah 44

    orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Pelaksanaan

    penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 09 Kecamatan

  • 21

    Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017. Karakteristik

    siswa pada kelas IV SD Negeri Salatiga 09 berbeda-beda mulai dari umur, minat

    kemampuan, kebiasaan dan cara berpikir. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali

    juga beragam dikarenakan letak sekolah yang berada di wilayah perkotaan/tengah

    kota maka ada yang siswa yang dari keluarga menengah sampai atas.

    Siswa kelas IV rata-rata berumur 9-10 tahun, menurut Piaget umur

    tersebut berada pada tahap berpikir operasional kongkrit yaitu antara 7-11 tahun

    dimana siswa dapat memahami hal-hal yang logis menggunakan bantuan benda

    konkret. Tahap perkembangan berpikir ini sangat sesuai untuk siswa melakukan

    pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Belajar menggunakan

    pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntut proses berpikir

    anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata,

    pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan

    menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu dalam belajar

    diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat langsung secara realistik

    dengan objek yang dipelajari. Piaget meyakini bahwa belajar adalah proses

    regulasi diri dan anak akan menciptakan sendiri sensasi perasaan mereka terhadap

    realitas.

    3.3 Variabel Penelitian

    3.3.1 Variabel Bebas dan Variabel Terikat

    1. Variabel tindakan (X) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

    lain yang sifatnya berdiri sendiri atau sering disebut dengan variabel

    independent/bebas. Variabel bebasnya adalah penggunaan Quantum Teaching

    yang diberikan oleh guru untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas.

    2. Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

    lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa.

    Hasil Belajar Siswa yaitu tingkat pemahaman atau keterampilan siswa yang

    diperoleh dari hasil belajar. Dengan demikian hasil belajar siswa adalah tingkat

    pemahaman siswa atau tingkat keterampilan siswa yang diukur dengan pemberian

    skor atau nilai.

  • 22

    3.4 Rencana Tindakan

    Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dua siklus yang

    dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart. Dalam satu siklus yang

    terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Segala

    hambatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama harus

    diobservasi, dievaluasi dan kemudian di refleksi untuk merancang tindakan pada

    siklus berikutnya. Tindakan pada siklus ke dua merupakan perbaikan dari siklus

    pertama. Prosedur tindakan digambarkan pada bagan berikut :

    Gambar 3.1 : Model Kemmis dan Taggart

    Kemmis & McTaggart dalam Abdulhak (2011 : 160)

    Pada penelitian ini rencana tindakan dalam beberapa siklus yang setiap

    siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, dua pertemuan untuk pembelajaran dengan

    model pembelajaran Quantum Teaching sedang satu pertemuannya digunakan

    untuk evaluasi. Apabila proses pembelajaran pada siklus satu belum tuntas atau

    belum mencapai hasil yang diharapkan maka peneliti akan melanjutkan ke tahap

    siklus 2 dan seterusnya yang disesuaikan pada refleksi siklus sebelumnya.

    Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara bertahap.

  • 23

    3.4.1 Deskripsi Siklus I

    Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan, tahap

    pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan

    siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua

    berlangsung selama 2x35 menit, dan pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35

    menit.

    3.4.1.1 Tahap Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan peneliti membuat rencana sebagai berikut :

    1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan

    mengkaji Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang

    sesuai dengan tujuan pembelajaran.

    2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan

    sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah

    dikaji, sesuai dengan KD 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor

    persekutuan, faktor persekutuan terbsar (FPB), kelipatan persekutuan,

    kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan

    kehidupan sehari-hari. Indikator 1) menghitung/mencari faktor

    persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan berkaitan, 2) mencari FPB

    dari bilangan yang ditentukan sekurangnya dua bilangan dengan

    menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor, 3)

    menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua

    bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan

    dan pohon faktor, 4)menentukan soal cerita yang berkaitan dengan FPB

    dan KPK. (RPP terlampir)

    3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat

    pembelajaran berlangsung.

    4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif.

  • 24

    3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

    Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

    yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Penelitian ini dilaksanakan

    dalam satu siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dua

    pertemuan untuk membahas materi dan satu pertemuan untuk mengukur

    keberhasilan pembelajaran yaitu melalui tes evaluasi.

    Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau proses

    pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer membantu dalam

    pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah sudah berjalan

    sesuai dengan metode yang digunakan atau belum. Akan tetapi jika siklus 1 tujuan

    pembelajaran belum berhasil secara maksimal maka akan dilanjutkan pada siklus

    II.

    3.4.1.3 Tahap Refleksi

    Refleksi dilakukan setelah pembelajaan di terapkan. Refleksi bertujuan

    untuk mengoreksi atau melihat hal-hal yang perlu ditingkatkan atau perlu

    diperbaiki setelah melakukan pembelajaran. Disinilah perlu dilihat kesalahan yang

    perlu diperbaiki selama mengajar. Selain kesalahan dalam pembelajaran refleksi

    juga memuat tentang hal-hal yang sudah baik dan perlu ditingkatkan pada

    pembelajaran selanjutnya agar hasil pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih

    baik dari sebelumnya.

    3.4.2 Deskripsi Siklus II

    Pada deskripsi siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang

    akan di uraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan

    observasi, dan refleksi. Kegiatan pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali

    pertemuan, pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x35 menit, dan

    pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35 menit.

  • 25

    3.4.2.1 Tahap perencanaan

    Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan

    upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.

    Dalam tahap perencanaan rencana yang akan dilakukan sebagai berikut :

    1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan mengkaji

    Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang sesuai dengan

    tujuan pembelajaran.

    2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan

    sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah dikaji.

    KD 4.6 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan,

    faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan

    persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan

    sehari-hari. Indikator 1) menghiung/ mencari kelipatan persekutuan terkecil

    (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan

    persekutuan dan pohon faktor, 2) mencari FPB dari bilangan yang ditentukan

    sekurang-kurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor

    persekutuan dan pohon faktor, 3) siswa mampu menyelasaikan masalah yang

    berkaitan dengan FPB dan KPK, 4) siswa mampu menghitung/mencari faktor

    persekutuan terbesar (FPB) dari tiga bilangan berkaitan, 4) siswa mampu

    menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan

    berkaitan. (RPP terlampir)

    3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat

    pembelajaran berlangsung.

    4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif.

    3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

    Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

    sebelumnya yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Sebelum

    melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama maka perlu

    menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat

  • 26

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Quantum

    Teaching.

    Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau proses

    pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer membantu dalam

    pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah sudah berjalan

    sesuai dengan metode yang digunakan atau belum.

    3.4.2.3 Tahap Refleksi

    Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah melakukan tahap tindakan dan

    tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada kegiatan refleksi ini di

    gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil berdasarkan dokumentasi,

    lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan. Tahap-tahap refleksi ini

    adalah (1) mengkaji hasil pengamatan yang sudah di lakukan oleh observer, (2)

    menganalisis keberhasilan dan kelemahan siswa saat belajar dengan melalui

    penerapan model Quantum Teaching, (3) mencatat daftar permasalahan yang

    terjadi pada saat siklus I, (5) melakukan siklus II untuk memperbaiki siklus I

    3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data yang dijadikan acuan dalam penelitian, maka

    perlu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan tes.

    a. Observasi

    Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang baik jika di

    bandingkan dengan kuisioner dan wawancara. Sugiono (2012:45)

    mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

    suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

    Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Pada

    penelitian ini observasi pada kegiatan pembelajaran di lakukan untuk

    melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Quantum

    Teaching. Observasi dilakukan di kelas IV SD Negeri Salatiga 09

    Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II tahun pelajaran 2016/2017.

  • 27

    b. Teknik Wawancara

    Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

    kepada guru kelas untuk memperoleh informasi mengenai karakter siswa

    dan hasil belajar siswa sebelum melakukan penelitian tindakan kelas.

    c. Teknik Tes

    Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tes adalah untuk

    mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.

    Jadi tes yang di gunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

    siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh

    guru serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan metode

    Quantum Teaching. Tes ini di lakukan pada saat siklus I pertemuan ketiga

    dan pada siklus II pertemuan ke tiga. Tes ini berbentuk instrumen tes yang

    terdiri dari soal yang berupa pilihan ganda dan essay. Dalam penelitian ini

    digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.

    3.5.2 Instrumen Penelitian

    Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka penelitian memerlukan

    instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

    peneliti dalam penelitian ini terdiri dari instrumen lembar observasi penerapan

    model Quantum Teaching dan instrumen tes untuk siklus 1 dan siklus 2.

    A. Instrumen Observasi penerapan metode Quantum Teaching

    Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanan pembelajaran

    dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Observer bertugas

    untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan

    pembelajaran dengan metode Quantum Teaching. Melalui pengisian

    lembar observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode

    Quantum Teaching peneliti dapat mengetahui proses belajar mengajar.

    Kisi-kisi lembar observasi sesuai dengan langkah-langkah metode

    Quantum Teaching. Dalam penelitian ini lembar observasi diisi oleh

    observer sesuai dengan keadaan saat pembelajaran berlangsung.

  • 28

    B. Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus II

    Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran

    dengan metode Quantum Teaching. Dalam instrumen tes dibuat terlebih

    dahulu kisi-kisi soal evaluasi dengan melihat kata kerja operasional.

    Rancangan kisi-kisi soal tersebut dibuat untuk 2 siklus .

  • 29

    KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS I

    MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “

    Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40

    Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan

    persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

    Indikator Proses Berpikir

    C1 C2 C3 C4

    - Menghitung/mencari faktor

    persekutuan terbesar (FPB) dari dua

    bilangan berkaitan

    PG : 1,2,3,4,5

    Essay : 5,6

    PG : 23,28

    - Mencari FPB dari bilangan yang PG : 6,7,

  • 30

    ditentukan sekurangnya dua bilangan

    dengan menggunakan himpunan faktor

    persekutuan dan pohon faktor

    15,16,21,22,25

    - Menghitung/mencari kelipatan

    persekutuan terkecil (KPK) dari dua

    bilangan berkaitan dengan menggunakan

    himpunan kelipatan persekutuan dan

    pohon faktor.

    PG :

    8,9,10,11,12,13,

    26,27

    Essay : 1,2,3,4

    PG :

    14,17,18,19

    - Menentukan soal cerita yang

    berkaitan dengan FPB dan KPK

    PG :

    20,24,29,30

    Essay :7,8,9,10

    Jumlah 19 13 8

  • 31

    KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS II

    MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “

    Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40

    Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB),

    kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

    Indikator Proses Berpikir

    C1 C2 C3 C4

    - Menghitung/mencari kelipatan

    persekutuan terkecil (KPK) dari dua

    bilangan berkaitan dengan menggunakan

    himpunan kelipatan persekutuan dan

    pohon faktor.

    PG : 1, 2, 5, 6, 12

    Essay : 1, 2, 3

    - Mencari FPB dari bilangan yang PG : 3, 4, 7, 8, 9,

  • 32

    ditentukan sekurangnya dua bilangan

    dengan menggunakan himpunan faktor

    persekutuan dan pohon faktor

    10, 11, 13, 22

    -Menyelesaikan masalah yang berkaitan

    dengan FPB dan KPK

    PG:

    17,18,19,20,21,24,25

    ,26,27,28,29,30

    Essay: 5,6,7,8,9,10

    - Menghitung/mencari faktor

    persekutuan terbesar (FPB) dari tiga

    bilangan berkaitan

    PG

    :14,15,23

    - Menghitung/mencari kelipatan

    persekutuan terkecil (KPK) dari tiga

    bilangan berkaitan

    PG : 16

    Essay : 4

    Jumlah 17 5 18

  • 33

    3.6 Indikator Kinerja

    Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mentargetkan adanya

    keberhasilan pada pembelajaran Matematika kelas IV dengan rincian sebagai

    berikut :

    A. Meningkatnya proses pembelajaran Matematika sesuai dengan langkah-

    langkah metode Quantum Teaching yang mencapai kategori sangat baik.

    B. Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika yaitu

    sebesar KKM ≥ 65 siswa mencapai ketuntasan belajar dari jumlah siswa

    secara keseluruhan.

    3.7 Uji Reabilitas dan Validitas

    Uji reabilitas dan validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

    apakah instrumen yang digunakan sudah reliabel dan valid atau belum. Jika

    instrumen sudah reliabel dan valid maka instrumen tersebut dapat digunakan

    untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.

    3.7.1 Uji Reabilitas

    Reabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah

    varibel bentukan yang umum. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat

    konsistensi instrumen. Menurut Sugiyono (2011:184), instrumen yang reliabel

    adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

    sama, akan menghasilkan data yang sama. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan

    dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Salah satu koefisien

    reliabilitas yang paling sering digunakan adalah alpha-Cronbach. Pengujian

    reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16 for

    windows dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analyze. Batasan untuk

    menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang dikembangkan oleh George dan

    Mallery (Azwar 2010:29) adalah sebagai berikut :

  • 34

    Tabel 3.1

    Koefisien Reliabilitas Cronbach Alpha

    Koefisien Reliabilitas Kategori

    α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima

    0,7 < α ≤ 0,8 Dapat diterima

    0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus

    α ≤ 0,9 Reliabilitas memuaskan

    Tabel 3.2

    Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    .924 40

    Tabel 3.3

    Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    .926 40

    3.7.2 Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

    suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur

    apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

    tepat. Cara menganalisis validitas dan reabilitas instrumen menggunakan

  • 35

    komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16,0 (Statistical

    Package Faor Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah yaitu membuka

    program SPSS 16,0 kemudian memasukkan data, selanjutnya mengolah data

    dengan cara Analyze-scale-Reliability Analysis-Scale if item delete-Continue-Ok

    dan yang terakhir menganilis output atau hasilnya. Untuk mengetahui tingkat

    validitas instrumen dapat dilihat angka pada Corrected Item-Total Coporrelation

    yang merupakan korelasi antar skor item dengan skor total. Dasar pengambilan

    keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono bahwa suatu item

    instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to

    total correlation ≥ 0,3 dengan jumlah siswa 37 bila nilai hitung r dibawah 0,3

    maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga

    harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2011:174).

    3.7.3 Uji Validitas Instrumen Tes

    Untuk menguji kevalidan soal tersebut, maka peneliti menguji cobakan soal

    tersebut di SD Negeri 02 Bandungan kelas 5, dengan jumlah peserta tes 37 siswa.

    Uji validitas ini menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16 dengan teknik

    Corrected Item Correlation sebesar 0,334. Untuk mencari koefisien korelasinya,

    peneliti menggunakan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan

    sebesar 95% dengan jumlah siswa (N) 37 siswa, maka nilai rtabel menghitung nilai

    corrected item total correlation dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic

    16. Hasil uji validitas soal kelas V SD Negeri 02 Bandungan ditampilkan pada

    tabel dibawah ini

  • 36

    Tabel 3.4

    Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

    Indikator Item Soal Valid Soal Tidak

    Valid

    1. Menghitung/mencari

    faktor persekutuan

    terbesar (FPB) dari dua

    bilangan berkaitan

    2. Mencari FPB dari

    bilangan yang ditentukan

    sekurangnya dua

    bilangan dengan

    menggunakan himpunan

    faktor persekutuan dan

    pohon faktor

    3. Menghitung/mencari

    kelipatan persekutuan

    terkecil (KPK) dari dua

    bilangan berkaitan

    dengan menggunakan

    himpunan kelipatan

    persekutuan dan pohon

    faktor.

    4. Menentukan soal cerita

    yang berkaitan dengan

    FPB dan KPK

    PG : 1, 2, 3,

    4, 5, 6, 7, 8,

    9, 10, 11, 12,

    13, 14, 15,

    16, 17, 18,

    19, 20, 21,

    22, 23, 24,

    25, 26, 27,

    28, 29, 30,

    Essay : 1, 2,

    3, 4, 5, 6, 7,

    8, 9, 10.

    PG : , 2, 3, 4, 5,

    10, 12, 13, 14,

    15, 16, 17, 18,

    19, 20, , 22, 23,

    24, 25, 26, 28,

    29, 30

    Essay : 1, 6, 8,

    9, 10

    PG : 1, 6, 7, 9,

    11, 21, 27

    Essay :2, 3, 4, 5,

    6

    Jumlah 40 28 12

  • 37

    Tabel 3.5

    Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

    Indikator Item Soal Valid Soal Tidak

    Valid

    1. Menghitung/mencari

    kelipatan persekutuan terkecil

    (KPK) dari dua bilangan

    berkaitan dengan

    menggunakan himpunan

    kelipatan persekutuan dan

    pohon faktor.

    2. Mencari FPB dari bilangan

    yang ditentukan sekurangnya

    dua bilangan dengan

    menggunakan himpunan

    faktor persekutuan dan pohon

    faktor

    3. Menyelesaikan masalah yang

    berkaitan dengan FPB dan

    KPK

    4. Menghitung/mencari faktor

    persekutuan terbesar (FPB)

    dari tiga bilangan berkaitan

    5. Menghitung/mencari

    kelipatan persekutuan terkecil

    (KPK) dari tiga bilangan

    berkaitan

    PG : 1, 2, 3, 4,

    5, 6, 7, 8, 9,

    10, 11, 12, 13,

    14, 15, 16, 17,

    18, 19, 20, 21,

    22, 23, 24, 25,

    26, 27, 28, 29,

    30,

    Essay : 1, 2, 3,

    4, 5, 6, 7, 8, 9,

    10.

    PG : , 1,2, 3,

    4, 5, 6, 7, 8,

    12, 13, 14,

    15, 16, 17,

    18, 19, 20,

    21, 22, 23,

    24, 25, 29, 30

    Essay : 1, 5,

    6, 7, 8, 10

    PG : 8, 9, 11

    , 26, 28, 27

    Essay :2, 3,

    4, 9

    Jumlah 40 30 10

  • 38

    3.8 Tingkat Kesukaran Soal

    Menurut Slameto dalam buku Wardani, dkk (2012: 338) Tingkat

    kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang

    menjawab betul suatu butir soal. Pada umumnya tingkat kesukaran soal

    berkisar 0 – 1. Tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 0 jika siswa tidak

    menjawab benar, sebaliknya tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 1 jika

    semua siswa menjawab benar.

    Rumus Kesukaran : B / Js

    Keterangan :

    B = jumlah siswa yang menjawab benar

    Js = Jumlah soal

    Tingkat kesukaran sebuah soal dapat ditentukan dengan melihat tabel

    mengenai Rentang Nilai Tingkat Kesukaran yang di bagi menjadi tiga

    kategori.

    Tabel 3.6

    Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

    Indeks Kesukaran Soal

    Interpretasi Kesukaran

    0 - 0,3 Sukar

    0,31 - 0,7 Sedang

    0,71 - 1,0 Mudah

  • 39

    Tabel 3.7

    Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

    Jumlah Kesukaran

    Sukar 6

    Sedang 18

    Mudah 16

    Tabel 3.8

    Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

    Jumlah Kesukaran

    Sukar 8

    Sedang 20

    Mudah 12

    3.9 Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data merupakan teknik untuk mengolah data guna

    mengetahui keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Data kualitatif

    dianalisis dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan

    refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis diskriptif

    komparatif.

    Data Kuantitatif

    Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa melalui tes

    kognitif. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk objektif pilihan

    ganda dan essay.

    Hasil ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori

    tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :

    Data Kualitatif

    Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil

    observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari

    observasi guru selama proses pembelajaran Matematika berlangsung dan data ini

    hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi menggunakan skala

  • 40

    penilaian dengan rentang nilai antara (4,3,2,1) dengan cara memberi centang (√)

    pada kolom skala nilai sesuai indikator skor.

    Tabel 3.9

    Kriteria Ketuntasan Belajar

    Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

    ≥ 65 Tuntas

    < 65 Tidak Tuntas