Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK mengandung tiga arti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. PTK merupakan
penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas yang kurang
efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh siswa. Penelitian ini
merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan
yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas (Slameto, 2015:48). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
siswa kelas IV SD N Salatiga 09. Peneliti sebagai perancang dan membuat RPP
untuk mempersiapkan penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa yang di
perlukan, baik media belajar dan fasilitas lainnya. Sedangkan guru kelas bertugas
mengawasi pembelajaran di kelas.
3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.2.1 Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 09 Kota Salatiga. Sekolah
ini beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 12 Salatiga bersebelahan dengan SD
Salatiga 02 dan berseberangan dengan SD Salatiga 01. Letaknya berada di tengah
kota dengan wilayah yang mudah dijangkau. SD Negeri Salatiga 09 memiliki
jumlah siswa sebanyak 229 siswa. Personalia di SDN Salatiga 09 terdiri dari 14
orang yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 2 guru Bahasa
Inggris, 1 guru olah raga, 2 guru ekstrakulikuler, serta 1 penjaga sekolah.
3.2.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Kelas IV dipilih sebagai subyek penelitian karena hasil belajar Matematika
masih rendah khususnya pada materi FPB dan KPK. Siswa kelas IV berjumlah 44
orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 09 Kecamatan
21
Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017. Karakteristik
siswa pada kelas IV SD Negeri Salatiga 09 berbeda-beda mulai dari umur, minat
kemampuan, kebiasaan dan cara berpikir. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali
juga beragam dikarenakan letak sekolah yang berada di wilayah perkotaan/tengah
kota maka ada yang siswa yang dari keluarga menengah sampai atas.
Siswa kelas IV rata-rata berumur 9-10 tahun, menurut Piaget umur
tersebut berada pada tahap berpikir operasional kongkrit yaitu antara 7-11 tahun
dimana siswa dapat memahami hal-hal yang logis menggunakan bantuan benda
konkret. Tahap perkembangan berpikir ini sangat sesuai untuk siswa melakukan
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Belajar menggunakan
pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntut proses berpikir
anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata,
pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan
menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu dalam belajar
diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat langsung secara realistik
dengan objek yang dipelajari. Piaget meyakini bahwa belajar adalah proses
regulasi diri dan anak akan menciptakan sendiri sensasi perasaan mereka terhadap
realitas.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas dan Variabel Terikat
1. Variabel tindakan (X) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain yang sifatnya berdiri sendiri atau sering disebut dengan variabel
independent/bebas. Variabel bebasnya adalah penggunaan Quantum Teaching
yang diberikan oleh guru untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas.
2. Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa.
Hasil Belajar Siswa yaitu tingkat pemahaman atau keterampilan siswa yang
diperoleh dari hasil belajar. Dengan demikian hasil belajar siswa adalah tingkat
pemahaman siswa atau tingkat keterampilan siswa yang diukur dengan pemberian
skor atau nilai.
22
3.4 Rencana Tindakan
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dua siklus yang
dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart. Dalam satu siklus yang
terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Segala
hambatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama harus
diobservasi, dievaluasi dan kemudian di refleksi untuk merancang tindakan pada
siklus berikutnya. Tindakan pada siklus ke dua merupakan perbaikan dari siklus
pertama. Prosedur tindakan digambarkan pada bagan berikut :
Gambar 3.1 : Model Kemmis dan Taggart
Kemmis & McTaggart dalam Abdulhak (2011 : 160)
Pada penelitian ini rencana tindakan dalam beberapa siklus yang setiap
siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, dua pertemuan untuk pembelajaran dengan
model pembelajaran Quantum Teaching sedang satu pertemuannya digunakan
untuk evaluasi. Apabila proses pembelajaran pada siklus satu belum tuntas atau
belum mencapai hasil yang diharapkan maka peneliti akan melanjutkan ke tahap
siklus 2 dan seterusnya yang disesuaikan pada refleksi siklus sebelumnya.
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara bertahap.
23
3.4.1 Deskripsi Siklus I
Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan
siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua
berlangsung selama 2x35 menit, dan pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35
menit.
3.4.1.1 Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti membuat rencana sebagai berikut :
1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan
mengkaji Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan
sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah
dikaji, sesuai dengan KD 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor
persekutuan, faktor persekutuan terbsar (FPB), kelipatan persekutuan,
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Indikator 1) menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan berkaitan, 2) mencari FPB
dari bilangan yang ditentukan sekurangnya dua bilangan dengan
menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor, 3)
menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan
dan pohon faktor, 4)menentukan soal cerita yang berkaitan dengan FPB
dan KPK. (RPP terlampir)
3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif.
24
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Penelitian ini dilaksanakan
dalam satu siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dua
pertemuan untuk membahas materi dan satu pertemuan untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran yaitu melalui tes evaluasi.
Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau proses
pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer membantu dalam
pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah sudah berjalan
sesuai dengan metode yang digunakan atau belum. Akan tetapi jika siklus 1 tujuan
pembelajaran belum berhasil secara maksimal maka akan dilanjutkan pada siklus
II.
3.4.1.3 Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setelah pembelajaan di terapkan. Refleksi bertujuan
untuk mengoreksi atau melihat hal-hal yang perlu ditingkatkan atau perlu
diperbaiki setelah melakukan pembelajaran. Disinilah perlu dilihat kesalahan yang
perlu diperbaiki selama mengajar. Selain kesalahan dalam pembelajaran refleksi
juga memuat tentang hal-hal yang sudah baik dan perlu ditingkatkan pada
pembelajaran selanjutnya agar hasil pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
3.4.2 Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang
akan di uraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan
observasi, dan refleksi. Kegiatan pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali
pertemuan, pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x35 menit, dan
pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35 menit.
25
3.4.2.1 Tahap perencanaan
Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan
upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Dalam tahap perencanaan rencana yang akan dilakukan sebagai berikut :
1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan mengkaji
Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan
sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah dikaji.
KD 4.6 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan,
faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Indikator 1) menghiung/ mencari kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan
persekutuan dan pohon faktor, 2) mencari FPB dari bilangan yang ditentukan
sekurang-kurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor
persekutuan dan pohon faktor, 3) siswa mampu menyelasaikan masalah yang
berkaitan dengan FPB dan KPK, 4) siswa mampu menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari tiga bilangan berkaitan, 4) siswa mampu
menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan
berkaitan. (RPP terlampir)
3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif.
3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Sebelum
melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama maka perlu
menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
26
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Quantum
Teaching.
Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau proses
pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer membantu dalam
pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah sudah berjalan
sesuai dengan metode yang digunakan atau belum.
3.4.2.3 Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah melakukan tahap tindakan dan
tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada kegiatan refleksi ini di
gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil berdasarkan dokumentasi,
lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan. Tahap-tahap refleksi ini
adalah (1) mengkaji hasil pengamatan yang sudah di lakukan oleh observer, (2)
menganalisis keberhasilan dan kelemahan siswa saat belajar dengan melalui
penerapan model Quantum Teaching, (3) mencatat daftar permasalahan yang
terjadi pada saat siklus I, (5) melakukan siklus II untuk memperbaiki siklus I
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dijadikan acuan dalam penelitian, maka
perlu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan tes.
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang baik jika di
bandingkan dengan kuisioner dan wawancara. Sugiono (2012:45)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Pada
penelitian ini observasi pada kegiatan pembelajaran di lakukan untuk
melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Quantum
Teaching. Observasi dilakukan di kelas IV SD Negeri Salatiga 09
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II tahun pelajaran 2016/2017.
27
b. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada guru kelas untuk memperoleh informasi mengenai karakter siswa
dan hasil belajar siswa sebelum melakukan penelitian tindakan kelas.
c. Teknik Tes
Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tes adalah untuk
mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.
Jadi tes yang di gunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh
guru serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan metode
Quantum Teaching. Tes ini di lakukan pada saat siklus I pertemuan ketiga
dan pada siklus II pertemuan ke tiga. Tes ini berbentuk instrumen tes yang
terdiri dari soal yang berupa pilihan ganda dan essay. Dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka penelitian memerlukan
instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini terdiri dari instrumen lembar observasi penerapan
model Quantum Teaching dan instrumen tes untuk siklus 1 dan siklus 2.
A. Instrumen Observasi penerapan metode Quantum Teaching
Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanan pembelajaran
dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Observer bertugas
untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dengan metode Quantum Teaching. Melalui pengisian
lembar observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode
Quantum Teaching peneliti dapat mengetahui proses belajar mengajar.
Kisi-kisi lembar observasi sesuai dengan langkah-langkah metode
Quantum Teaching. Dalam penelitian ini lembar observasi diisi oleh
observer sesuai dengan keadaan saat pembelajaran berlangsung.
28
B. Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus II
Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
dengan metode Quantum Teaching. Dalam instrumen tes dibuat terlebih
dahulu kisi-kisi soal evaluasi dengan melihat kata kerja operasional.
Rancangan kisi-kisi soal tersebut dibuat untuk 2 siklus .
29
KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS I
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “
Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40
Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan
persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Indikator Proses Berpikir
C1 C2 C3 C4
- Menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari dua
bilangan berkaitan
PG : 1,2,3,4,5
Essay : 5,6
PG : 23,28
- Mencari FPB dari bilangan yang PG : 6,7,
30
ditentukan sekurangnya dua bilangan
dengan menggunakan himpunan faktor
persekutuan dan pohon faktor
15,16,21,22,25
- Menghitung/mencari kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan dan
pohon faktor.
PG :
8,9,10,11,12,13,
26,27
Essay : 1,2,3,4
PG :
14,17,18,19
- Menentukan soal cerita yang
berkaitan dengan FPB dan KPK
PG :
20,24,29,30
Essay :7,8,9,10
Jumlah 19 13 8
31
KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS II
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “
Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40
Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB),
kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Indikator Proses Berpikir
C1 C2 C3 C4
- Menghitung/mencari kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan dan
pohon faktor.
PG : 1, 2, 5, 6, 12
Essay : 1, 2, 3
- Mencari FPB dari bilangan yang PG : 3, 4, 7, 8, 9,
32
ditentukan sekurangnya dua bilangan
dengan menggunakan himpunan faktor
persekutuan dan pohon faktor
10, 11, 13, 22
-Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan FPB dan KPK
PG:
17,18,19,20,21,24,25
,26,27,28,29,30
Essay: 5,6,7,8,9,10
- Menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari tiga
bilangan berkaitan
PG
:14,15,23
- Menghitung/mencari kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari tiga
bilangan berkaitan
PG : 16
Essay : 4
Jumlah 17 5 18
33
3.6 Indikator Kinerja
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mentargetkan adanya
keberhasilan pada pembelajaran Matematika kelas IV dengan rincian sebagai
berikut :
A. Meningkatnya proses pembelajaran Matematika sesuai dengan langkah-
langkah metode Quantum Teaching yang mencapai kategori sangat baik.
B. Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika yaitu
sebesar KKM ≥ 65 siswa mencapai ketuntasan belajar dari jumlah siswa
secara keseluruhan.
3.7 Uji Reabilitas dan Validitas
Uji reabilitas dan validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan sudah reliabel dan valid atau belum. Jika
instrumen sudah reliabel dan valid maka instrumen tersebut dapat digunakan
untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.
3.7.1 Uji Reabilitas
Reabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah
varibel bentukan yang umum. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat
konsistensi instrumen. Menurut Sugiyono (2011:184), instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan
dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Salah satu koefisien
reliabilitas yang paling sering digunakan adalah alpha-Cronbach. Pengujian
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16 for
windows dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analyze. Batasan untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang dikembangkan oleh George dan
Mallery (Azwar 2010:29) adalah sebagai berikut :
34
Tabel 3.1
Koefisien Reliabilitas Cronbach Alpha
Koefisien Reliabilitas Kategori
α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 Dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus
α ≤ 0,9 Reliabilitas memuaskan
Tabel 3.2
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.924 40
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.926 40
3.7.2 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Cara menganalisis validitas dan reabilitas instrumen menggunakan
35
komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16,0 (Statistical
Package Faor Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah yaitu membuka
program SPSS 16,0 kemudian memasukkan data, selanjutnya mengolah data
dengan cara Analyze-scale-Reliability Analysis-Scale if item delete-Continue-Ok
dan yang terakhir menganilis output atau hasilnya. Untuk mengetahui tingkat
validitas instrumen dapat dilihat angka pada Corrected Item-Total Coporrelation
yang merupakan korelasi antar skor item dengan skor total. Dasar pengambilan
keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono bahwa suatu item
instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to
total correlation ≥ 0,3 dengan jumlah siswa 37 bila nilai hitung r dibawah 0,3
maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga
harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2011:174).
3.7.3 Uji Validitas Instrumen Tes
Untuk menguji kevalidan soal tersebut, maka peneliti menguji cobakan soal
tersebut di SD Negeri 02 Bandungan kelas 5, dengan jumlah peserta tes 37 siswa.
Uji validitas ini menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16 dengan teknik
Corrected Item Correlation sebesar 0,334. Untuk mencari koefisien korelasinya,
peneliti menggunakan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan
sebesar 95% dengan jumlah siswa (N) 37 siswa, maka nilai rtabel menghitung nilai
corrected item total correlation dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic
16. Hasil uji validitas soal kelas V SD Negeri 02 Bandungan ditampilkan pada
tabel dibawah ini
36
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1
Indikator Item Soal Valid Soal Tidak
Valid
1. Menghitung/mencari
faktor persekutuan
terbesar (FPB) dari dua
bilangan berkaitan
2. Mencari FPB dari
bilangan yang ditentukan
sekurangnya dua
bilangan dengan
menggunakan himpunan
faktor persekutuan dan
pohon faktor
3. Menghitung/mencari
kelipatan persekutuan
terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan
dengan menggunakan
himpunan kelipatan
persekutuan dan pohon
faktor.
4. Menentukan soal cerita
yang berkaitan dengan
FPB dan KPK
PG : 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12,
13, 14, 15,
16, 17, 18,
19, 20, 21,
22, 23, 24,
25, 26, 27,
28, 29, 30,
Essay : 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10.
PG : , 2, 3, 4, 5,
10, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18,
19, 20, , 22, 23,
24, 25, 26, 28,
29, 30
Essay : 1, 6, 8,
9, 10
PG : 1, 6, 7, 9,
11, 21, 27
Essay :2, 3, 4, 5,
6
Jumlah 40 28 12
37
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Indikator Item Soal Valid Soal Tidak
Valid
1. Menghitung/mencari
kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari dua bilangan
berkaitan dengan
menggunakan himpunan
kelipatan persekutuan dan
pohon faktor.
2. Mencari FPB dari bilangan
yang ditentukan sekurangnya
dua bilangan dengan
menggunakan himpunan
faktor persekutuan dan pohon
faktor
3. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan FPB dan
KPK
4. Menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB)
dari tiga bilangan berkaitan
5. Menghitung/mencari
kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari tiga bilangan
berkaitan
PG : 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29,
30,
Essay : 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9,
10.
PG : , 1,2, 3,
4, 5, 6, 7, 8,
12, 13, 14,
15, 16, 17,
18, 19, 20,
21, 22, 23,
24, 25, 29, 30
Essay : 1, 5,
6, 7, 8, 10
PG : 8, 9, 11
, 26, 28, 27
Essay :2, 3,
4, 9
Jumlah 40 30 10
38
3.8 Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Slameto dalam buku Wardani, dkk (2012: 338) Tingkat
kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang
menjawab betul suatu butir soal. Pada umumnya tingkat kesukaran soal
berkisar 0 – 1. Tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 0 jika siswa tidak
menjawab benar, sebaliknya tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 1 jika
semua siswa menjawab benar.
Rumus Kesukaran : B / Js
Keterangan :
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = Jumlah soal
Tingkat kesukaran sebuah soal dapat ditentukan dengan melihat tabel
mengenai Rentang Nilai Tingkat Kesukaran yang di bagi menjadi tiga
kategori.
Tabel 3.6
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Soal
Interpretasi Kesukaran
0 - 0,3 Sukar
0,31 - 0,7 Sedang
0,71 - 1,0 Mudah
39
Tabel 3.7
Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Jumlah Kesukaran
Sukar 6
Sedang 18
Mudah 16
Tabel 3.8
Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Jumlah Kesukaran
Sukar 8
Sedang 20
Mudah 12
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan teknik untuk mengolah data guna
mengetahui keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Data kualitatif
dianalisis dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan
refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis diskriptif
komparatif.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa melalui tes
kognitif. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk objektif pilihan
ganda dan essay.
Hasil ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori
tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari
observasi guru selama proses pembelajaran Matematika berlangsung dan data ini
hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi menggunakan skala
40
penilaian dengan rentang nilai antara (4,3,2,1) dengan cara memberi centang (√)
pada kolom skala nilai sesuai indikator skor.
Tabel 3.9
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 65 Tuntas
< 65 Tidak Tuntas