Isi iii

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/4/2019 Isi iii

    1/90

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sistem endokrin merupakan sistem dan organ yang

    memproduksi hormon. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak

    mempunyai saluran keluar (ductus exkretorius). Yang termasuk

    susunan endokrin ialah: hipotalamus, kelenjar hipofisis (pituitaria),

    kelenjar pineal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar timus,

    pulau-pulau langerhans pankreas, korteks dan medula anak ginjal,

    ovarium, testis dan sel endokrin di saluran cerna yang disebut sel

    amine precursor uptake and decarboxylation (sel APUD). Hormon yang

    dihasilkan hipofise dapat bersifat tropik. Hormon ini tidak langsung

    mempengaruhi sel-sel tubuh tapi mempengaruhi hormon endokrin lain

    (target gland). Ilmu bedah endokrin adalah ilmu bedah yang

    mempelajari pemeriksaan, diagnosis, teknik pembedahan, dan

    perawatan pasca bedah kelenjar.

    Kelenjar tiroid merupakan salah satu organ dari sistem endokrin.

    Kelenjar tiroid berfungsi untuk mempertahankan tingkat metabolisme

    di berbagai jaringan agar optimal, merangsang konsumsi oksigen pada

    sebagian besar sel ditubuh, mengatur metabolisme lemak dan

    karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.

    Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating

    Hormone = TSH = Tirotropin) dari hipofisis anterior.

    Kelenjar tiroid merupakan organ terbesar dari sistem endokrin.

    Gangguan organ ini memberikan manifestasi klinik tersering

    dibandingkan dengan organ lainnya dari sistem endokrin.

    Epidemiologi

    Kelenjar tiroid termasuk bagian tubuh yang jarang mengalami

    keganasan yaitu sekitar 3-5 % dari semua tumor maligna. Tetapi

    diantara kelenjar endokrin, keganasan tiroid termasuk jenis keganasan

    kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan (90%). Insidensnya

    lebih tinggi di negara dengan struma endemik, terutama jenis yang

  • 8/4/2019 Isi iii

    2/90

    tidak berdiferensiasi. Kanker tiroid didapat 1% dari seluruh penyakit

    keganasan dan menempati urutan petama keganasan kelenjar

    endokrin. Insidens kanker tiroid sampai saat ini di Indonesia belum

    didapati, hanya saja pada registerasi patologi menempati urutan ke 9(4%) dari 10 keganasan tersering. Di Amerika didapati 14000 penderita

    baru dan Republik Federal German 3000 penderita setiap tahunnya

    Tabel 1.Pola kanker pada kelenjar endokrin

    Tipe Jumlah penderita Persentase

    ThyroidEndocrine pancreasAdrenal

    ThymusPineal glandPituitary glandParathyroidCarotid body orparaganglia

    13.900800550

    425128776533

    875

    3.4

    2.60.80.50.40.2

    Tabel 2.Pola penyakit kanker

    No ICD LokasiJumlahKasus

    Frek.Relative

    12345678910

    180174196173147183154171193153

    Leher rahimPayudara wanitaLimfoid sekunder

    KulitNasofaringOvariumRectum

    Jaringan ikatTiroidKolon

    3.1101.9251.5231.394

    950803735708539476

    25.57 %15.83 %12.52 %11.46 %

    7.80 %6.60 %6.04 %5.82 %4.43 %3.91 %

    Sumber data: bulletin badan registrasi kanker Indonesia BRK IAPI, No 4, 1989

    Karsinoma tiroid didapat pada semua usia dengan puncak pada

    usia muda (7-20 tahun) dan usia setengah baya (40-60 tahun).

    Insidens pada pria sekitar 3/100.000/th dan wanita sekitar

    8/100.000/th.

    Berbagai perubahan neoplasma dapat terjadi pada kelenjar

    tiroid, baik jinak maupun ganas. Secara klinis antara nodul jinak

    maupun yang ganas sulit dibedakan. Dari berbagai penelitian, terdapat

  • 8/4/2019 Isi iii

    3/90

    beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menduga

    kecenderungan nodul tiroid tersebut ganas atau tidak, antara lain

    riwayat terekspos sinar radiasi, usia saat timbul nodul, konsistensi

    nodul, dan lain-lain.Insiden kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000

    penduduk. Struktur umur pada suatu populasi besar pengaruhnya

    terhadap suatu kanker. Nodul tiroid ditemukan lebih dari 7 % populasi

    dan 4-6 % nodul tersebut adalah ganas. Nodul yang teraba pada

    kelenjar tiroid sangat sering ditemukan pada pemeriksaan fisik,

    terutama pada wanita muda. Insidens nodul tiroid yang teraba di

    Amerika Serikat dilaporkan pada 4 - 7% dari populasi dewasa.

    The American Cancer Society memperkirakan terdapat 20.700

    kasus baru dari karsinoma tiroid pada tahun 2002 di Amerika Serikat.

    Kematian akibat karsinoma tiroid tersebut diperkirakan mencapai

    angka 1300 jiwa.

    Distribusi histiologik dari karsinoma tiroid primer adalah kanker

    tiroid jenis papilar (71,4%); kanker tiroid jenis folikular ( 16,7%); kanker

    tiroid jenis anaplastik (8,4%); dan kanker tiroid jenis medular (1,4%).

    Dengan berbagai kemajuan teknologi kedokteran, seperti aplikasi

    biopsi jarum halus (BAJAH), ultrasonografi (USG), thyroid stimulating

    hormone (TSH) sensitive dan terapi supresi L-tiroksin, telah

    memungkinkan para peneliti melakukan evaluasi nodul tiroid secara

    lebih cermat hingga sampai pada diagnosis nodul junak atau ganas.

    Karsinoma tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan

    prognosis relatif baik. Umumnya tergolong pada slow growing tumor

    dengan pertumbuhan dan perjalanan penyakit yang lambat, serta

    morbiditas dan mortalitas yang rendah. Perjalanan klinis karsinoma

    tiroid sering sukar diramalkan. Kadang-kadang nodul tiroid baru

    muncul dalam beberapa bulan dan timbul mendadak seperti pada

    karsinoma tiroid anaplastik. Tetapi dapat pula mengalami nodul tiroid

    berpuluh tahun dan memberi gejala klinis yang ringan saja seperti

    pada karsinoma tiroid papiler.

  • 8/4/2019 Isi iii

    4/90

    Modalitas terapi karsinoma tiroid, khususnya yang

    berdiferensiasi adalah operasi, ablasi iodium radioaktif dan terapi

    supresi L-tiroksin. Agresivitas terapi didasarkan atas faktor resiko

    prognostik pada masing-masing pasien. Untuk evaluasi hasilpengobatan, parameter yang digunakan adalah pencitraan dan

    petanda keganasan.

    Walaupun hingga saat ini belum ada kesepakatan tentang

    bagaimana bentuk terbaik pengobatan karsinoma tiroid, telah

    disepakati bahwa tiroidektomi adalah langkah pertama yang harus

    dilakukan pada karsinoma tiroid atau pada struma yang dicurigai

    ganas.

    Angka kematian akibat karsinoma tiroid hanya 0,4% dari

    semua kematian akibat kanker, yang merupakan angka yang cukup

    rendah. Tetapi yang menjadi permasalahan adalah bagaimana

    mengenal nodul tiroid sebagai suatu proses keganasan, karena banyak

    kelainan atau nodul tiroid yang lain yang bukan merupakan karsinoma.

    Dengan demikian tidak akan terlewat adanya nodul ganas yang

    memerlukan tindakan bedah, sekaligus dapat terhindar dari tindakan

    operasi yang seharusnya tidak perlu pada nodul yang jinak.

    Ruang lingkup bahasan tulisan ini adalah karsinoma tiroid

    meliputi penanganan karsinoma tiroid secara terpadu melalui

    anamnesis yang baik, pemeriksaan klinis yang teliti, pemeriksaan

    stadium klinik dan klasifikasi histopatologik yang benar sehingga

    dicapai pemilihan cara pengobatan yang tepat.

  • 8/4/2019 Isi iii

    5/90

    BAB II

    ANATOMI DAN FISIOLOGI

    II.1.Anatomi Kelenjar Tiroid

    II.1.1.Embriologi

    Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm,

    yaitu pada akhir bulan pertama. Kelenjar tiroid berkembang dari

    endoderm yang berasal dari sulcus pharyngeus pertama dan kedua.

    Dari bagian tersebut timbul divertikulum, yang kemudian membesar,

    tumbuh dan mengalami migrasi ke bawah yang akhirnya melapaskan

    diri dari faring. Sebelum lepas, ia berbentuk sebagai duktus tiroglosus,

    yang berasal dari foramen sekum di basis lidah. Jaringan endodermal

    ini turun ke leher sampai setinggi cincin trakea kedua dan ketiga yang

    kemudian membentuk dua lobi. Pada umumnya duktus ini akan

    menghilang pada usia dewasa, tetapi pada beberapa keadaan masih

    menetap, sehingga dapat terjadi kelenjar di sepanjang jalan tersebut,

    yaitu antara kartilago tiroid dengan basis lidah. Dengan demikian

    kegagalan tertutupnya duktus akan mengakibatkan terbentuknya

    kelenjar tiroid yang letaknya abnormal yang disebut persistensi duktus

    tiroglosus. Persistensi duktus tiroglosus dapat berupa kista duktus

  • 8/4/2019 Isi iii

    6/90

    tiroglosus, tiroid lingual, atau tiroid servikal. Sedangkan desensus yang

    terlalu jauh akan menghasilkan tiroid substernal. Sisa ujung kaudal

    duktus tiroglosus ditemukan pada lobus piramidalis yang menempel

    pada ismus tiroid. Brachial pouch keempatpun ikut membentuk bagiankelenjar tiroid, dan merupakan asal mula sel-sel parafolikular atau sel-

    C yang memproduksi kalsitonin. Kelenjar tiroid janin secara fungsional

    mulai mandiri pada minggu ke-12 masa kehidupan intrauterin.

    II.1.2.Anatomi

    Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang kecil, berbentuk seperti

    kupu-kupu dan terletak di leher tepat di bawah jakun ( adams apple ),

    yaitu antara fasia koli media dan fasia prevertebralis dengan banyak

    pembuluh darah. terdiri atas dua lobus, terletak setinggi tulang

    vertebra servikal kelima sampai vertebra torakalis pertama. Kelenjar

    tiroid dihubungkan oleh istmus yang menutupi cincin trakea 2 dan 3.

    Setiap lobus tiroid yang berbentuk lonjong berukuran panjang 2,5 - 4

    cm, lebar 1,5 2 cm dan tebal 1 1,5 cm. Berat kelenjar tiroid

    dipengaruhi oleh berat badan dan masukan yodium. Pada orang

    dewasa beratnya bervariasi sekitar 25 30 gram (lebih berat pada

    wanita). Kelenjar tiroid membesar saat menstruasi dan hamil.

  • 8/4/2019 Isi iii

    7/90

    Di daerah leher juga terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah

    besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia

    pretrachealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga

    perempat lingkaran.

    Dibawah lapisan tengah dari fasia bagian dalam servikal, kelenjar

    tiroid memiliki kapsul dalam yang sesungguhnya, yang tipis danmelekat erat pada kelenjar. Kapsul ini membagi kelenjar tiroid menjadi

    lobus dan lobulus. Lobulus terdiri dari folikel dengan epitel yang

    sederhana yang berisi koloid. Koloid mengandung glikoprotein

    teriondinasi, iodotiroglobulin, dan precursor hormon tiroid. Folikel

    bervariasi dalam ukuran tergantung derajat keaktifannya dan mereka

    dikelilingi oleh pleksus yang berisi kapiler yang menyusup, pembuluh

    limfe, dan saraf simpatis.Kelenjar tiroid terdiri dari dua tipe sel, yaitu sel principal (folikuler

    tiroid) yang bertanggung jawab terhadap formasi dari koloid dan sel

    parafolikuler (C-cell) yang menghasilkan hormon kalsitonin

    (bertanggung jawab terhadap homeostasis kalsium).

  • 8/4/2019 Isi iii

    8/90

    Kelenjar tiroid dilapisi oleh fasia viseralis yang membagi lapisan

    tengah dari fasia servikal bagian dalam yang melekat secara halus

    pada tulang laryngeal. Ligamentum suspensorim anterior dimulai dari

    bagian superior-medial dari kelenjar tiroid yang melekat pada krikoid

    dan kartilago tiroid.

    Bagian postero-medial dari kelenjar melekat pada samping dari

    kartilago krikoid, cincin trakea pertama dan kedua oleh ligamentum

    suspensorium posterior (ligamentum Berry). Melalui cara ini menuju

    laring, nervus laringeal rekuren biasanya melewati ligamentum Berry

    atau antara ligament utama dengan sisi lateralnya.

    Lapisan-lapisan inilah yang bertanggung jawab pada pergerakan

    dari kelenjar tiroid dan struktur yang berhubungan dengan proses

    menelan. Pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan

    terangkatnya kelenjar kearah cranial, yang merupakan ciri khas

    kelenjar tiroid. Sifat inilah yang digunakan di klinik untuk menentukan

    apakah suatu bentukan di leher berhubungan dengan kelenjar tiroid

    atau tidak.

    Sisi lateral tiroid ditutupi oleh m. sternotiroid dan ini melekat

    pada garis oblik dari kartilago tiroid untuk mencegah bagian superior

    tiroid menonjol ke superior dibawah muskulus tirohyoid. Lebih anterior

    terdapat sternohyoid dan superior belly dari otot omohyoid. Saling

    tumpang tindih pada bagian bawah dengan m.sternokleidomastoideus.

  • 8/4/2019 Isi iii

    9/90

    m.sternohyoid dan m.sternotiroid bergabung pada garis tengah oleh

    fasia avaskuler.

    Kelenjar tiroid adalah kelenjar dengan banyak pembuluh darah

    yang terletak dibagian bawah leher.

    Vaskularisasi dari kelenjar tiroid berasal dari 4 arteri yang

    utama,yaitu :

    2 dari atas yaitu dari a. tiroidea superior kanan dan kiri, (cabang a.

    karotis eksterna)

    2 dari bawah yaitu a. tiroidea inferior kanan dan kiri (cabang

    a.subclavia)

    Sistem vena berasal dari plexus perifolikular terdiri atas:

    v. tiroidea superior

    v.tiroidea media

    v. tiroidea inferior

    Vaskularisasi kelenjar tiroid amat baik. Arteri karotis komunis,

    vena jugularis interna dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu

    sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal

    tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus

    tidak masuk ke dalam ruang antara fasia media dan prevertebralis.

    Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber; arteri karotis

    superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri

    dan kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri

    brakhialis. A tiroidea superior berasal dari A. karotis komunis atau A.

    karotis eksterna; A. tiroidea inferior berasal dari A. subklavia. Ternyata

    setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler (beranastomosis

  • 8/4/2019 Isi iii

    10/90

    secara ipsilateral maupun kolateral; dan jala-jala limfatik; Kadang kala

    dijumpai arteri tiroidea ima, cabang dari trunkus brakiosefalika. Sistem

    vena berasal dari pleksus perifolikuler yang menyatu di permukaan

    membentuk vena tiroidea superior yang berjalan bersama arteri, venatiroidea media di sebelah lateral, dan vena tiroidea inferior. Aliran

    darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram kelenjar/ menit.

    Distribusi arteri tiroid dari penempang depan Distribusi arteri tiroid dari penampang belakang

  • 8/4/2019 Isi iii

    11/90

    The thyroid gland and its arterial supply. (Drs. L. J. Rizzolo and W. B. Stewart, Section of Anatomy. Department of Surgery,

    Yale University School of Medicine, New Haven, Connecticut, are acknowledged for providing the figure. From parathyroid

    and thyroid anatomy, in Surgery of the thyroid and parathyroid glands, 1e. Oertli D, and Udelsman R, eds. Berlin-

    HeidelbergNew York: Springer, with permission.)

    Persarafan yang terdapat di sekitar kelenjar tiroid adalah cabang

    dari Nervus Vagus yaitu N. laryngeus superior dan N. laryngeus inferior

    atau N. laryngeus recurrens.Terdapat dua macam saraf yang

    mempersarafi laring dengan pita suara (plica vocalis) yaitu nervusrekurens dan cabang dari nervus laringeus superior.

    Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring

    dan terdapat pada kedua sisi. Fungsi motorik dari nervus rekurens

    adalah untuk mengabduksi pita suara dari garis tengah. Kerusakan

    nervus rekurens menyebabkan kelumpuhan pita suara dan apabila

    nervus rusak pada kedua sisi mengakibatkan hilangnya suara dan

    obstruksi dari saluran udara sehingga memerlukan intubasi dantracheostomy.

    Distribusi vena tiroid

  • 8/4/2019 Isi iii

    12/90

    Nervus laryngeal superior mempersarafi lobus atas tiroid

    walaupun kerusakan dari nervus ini tidak menyebabkan gangguan

    yang terlalu besar seperti yang dialami pada kerusakan nervus

    recurens pada orang-orang yang membutuhkan kualitas suara yang

    bagus.

    Kelenjar tiroid kaya akan sistem limfatik. Drainase sistem limfatik

    perlu diketahui karena hubungannya dalam pembedahan karsinoma

    tiroid, karena pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungansecara bebas dengan plexus trakealis, terdapat nodus paratrakea,

    nodus tracheoesophageal, nodus mediastinal di posisi anterior dan

    superior. Nodus jugular pada posisi atas tengah dan bawah. Nodus

    retropharyngeal dan esophageal pada posisi lateral. Nodus cervical

    pada segitiga posterior dan nodus limfatik pada segitiga submaxillary

    berhubungan dengan metastase kanker tiroid.

    Secara anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid, sepasang

    kelenjar paratiroid menempel dibelakang lobus superior tiroid dan

  • 8/4/2019 Isi iii

    13/90

    sepasang lagi di lobus medius, sedangkan nervus laringeus rekurens

    berjalan di sepanjang trakea dibelakang tiroid. Pembuluh getah bening

    kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan pleksus trakealis.

    Selanjutnya dari pleksus ini ke arah nodus pralaring yang tepat beradadi atas ismus menuju ke kelenjar getah bening brakiosefalik dan

    sebagian ada langsung ke duktus torasikus. Hubungan getah bening ini

    penting untuk menduga penyebaran keganasan yang berasal dari

    kelenjar tiroid.

    II.2. Fisiologi Kelenjar Tiroid

    Fungsi utama hormon tiroid adalah mempertahankan derajat

    yang lebih tingggi. Kelenjar tiroid termasuk salah satu alat tubuh yang

    sensitif dan dapat bereaksi terhadap berbagai rangsang..

    Pada masa pubertas, kehamilan, dan stress, kelenjar dapat

    membesar dan berfungsi lebih aktif. Fungsi tiroid juga dipengaruhi oleh

    hipofise. Yodium dari makanan dan minunan diabsorpsi oleh usus halus

    bagian atas dan lambung dan kira-kira sepertiga hingga setengahnya

    ditangkap oleh kelenjar tiroid, sisanya dikeluarkan melalui urin. Tiroid

    mempunyai daya yang kuat untuk menarik yodida secara selektif,

    kemudian dikonsentrasi.

    Yodium yang ditangkap oleh sel tiroid akan diubah menjadi

    hormon melalui 7 tahap yaitu: (1) tahap trapping, (2) tahap oksidasi,

    (3) tahap coupling, (4) tahap penimbunan storage, (5) tahap deidonasi,

    (6) tahap proteolisis, (7) tahap pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid.

    Dalam keadaan fisiologik, trapped iodine akan dioksidasi menjadi

    bentuk dengan valensi yang lebih tinggi. Yodium dengan cepat terikat

    pada tirosin, membentuk MIT (mono-yodo-tirosin ) dan DIT ( di-yodo-

    tirosin ). Dua DIT atau satu MIT dan satu DIT digabung dalam reaksi

  • 8/4/2019 Isi iii

    14/90

    oksidatif kedua sehingga terbentuk tiroksin dan T3. Tetapi T3 juga

    dapat dibuat dengan jalan deiodinasi thyroxin dalam jaringan non

    tiroid. Tiroksin dan T3 disimpan dalam folikel tiroid sebagai tiroglobulin

    yang pada keadaan fisiologik tidak termasuk dalam sirkulasi darah.Enzim proteolitik akan menghidrolisis tiroglobulin menjadi MIT, DIT, T3,

    dan T4.

    T4 yang beredar, diproduksi dan diseksresikan secara primer

    oleh kelenjar tiroid, dan T3 , yang kebanyakan berasal dari perubahan

    T4 menjadi T3 di hati, diikat oleh protein plasma, sebagian besar ikatan

    tersebut adalah tiroksin yang berikatan dengan globulin (throxine

    binding-globulin, TBG) dan sebagian kecil menjadi tiroksin yang

    berikatan dengan prealbumin (thyroxine binding pre-albumin TBPA),

    dan sebagian kecil lagi hormon yang dalam keadaan bebas inilah yang

    secara fisiologis berperan penting, termasuk yang berfungsi dalam

    proses umpan balik.

    Pada kelenjar tiroid juga didapatkan sel parafolikuler, yang

    menghasilkan kalsitonin. Kalsitonin adalah suatu polipeptida yang turut

    mengatur metabolism kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium

    serum, melalui pengaruhnya terhadap tulang.

    T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang

    terkandung (tiga untuk T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar

    (90%) hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi

    T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-

    sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.

    Pembentukan dan Sekresi Hormon TiroidAda 7 tahap, yaitu:

    1. Trapping

    Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat

    pada bagian basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel

    tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam

    keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependentdan

    membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida olehpompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah.

  • 8/4/2019 Isi iii

    15/90

    Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida

    ini dirangsang oleh TSH.

    2. Oksidasi

    Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodidatersebut harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif

    oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium.

    Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin

    membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada

    molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini

    dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin

    tinggi kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula

    iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel,

    iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3

    akan lebih banyak daripada T4.

    3. Coupling

    Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan

    diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari proses iodinasi akan saling

    bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk

    triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin

    beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui

    iodinasi dan kondensasi

    molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin.

    Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam

    koloid melalui proses eksositosis granula.

    4. Penimbunan (storage)

    Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut

    kemudian akan disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di

    dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan

    apabila ada stimulasi TSH.

    5. Deiodinasi

    Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin.

    Residu ini kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi

  • 8/4/2019 Isi iii

    16/90

    tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini

    dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.

    6. Proteolisis

    TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsangpembentukan vesikel yang di dalamnya mengandung

    tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes

    koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan

    pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.

    7. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)

    Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran

    basal dan kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah

    tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan

    Thyroid Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total

    dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas.

    Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan

    TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total

    menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan

    tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada seorang

    lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu

    penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan

    T4 bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat.

    Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal

    dan hati yang kronik maka kadar protein binding akan berkurang

    sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.

    Efek metabolik hormon tiroid, antara lain:

    o Kalorigenik dan termoregulasi

    o Hormon ini penting untuk pertumbuhan saraf otak dan perifer,

    khususnya 3 tahun pertama kehidupan. Diduga kelainan

    endokrin terjadi karena efek ini yang terganggu.

    o Efek hematopoetik. Kebutuhan oksigen meningkat pada

    hipertiroid, hal ini menyebabkan eritropoesis dan produksi

  • 8/4/2019 Isi iii

    17/90

    eritropoetin meningkat sehingga volume darah tetap tetapi red

    cell turn over meningkat

    o Metabolisme protein, dalam dosis fisiologik kerjanya bersifat

    anabolik tetapi dalam dosis besar bersifat kataboliko Metabolisme karbohidrat, bersifat diabetogenik karena resorbsi

    intestinal meningkat, cadangan glikogen hati menipis, demikian

    pula glikogen otot, menipis pada dosis farmakologis tinggi dan

    degradasi insulin meningkat.

    o Metabolisme lipid, T4 mempercepat sintesis kolesterol, tetapi

    proses degradasi kolesterol dan ekskresinya lewat empedu

    ternyata jauh lebih cepat, sehingga pada hiperfungsi tiroid, kadarkolesterol rendah. Sebaliknya pada hipotiroid kolesterol total,

    kolesterol ester, dan fosfolipid meningkat.

    o Vitamin A, konversi provitamin A menjadi vitamin A dihati

    memerlukan hormon tiroid. Sehingga pada hipotiroidisme dapat

    dijumpai karotenemia

    o Hormon tiroid meningkatkan curah jantung dan takikardi dengan

    meningkatkan sistem simpatiso Hormone tiroid berperan dalam sintesis gonadotropin, hormon

    pertumbuhan, reseptor beta adrenergic

    Efek lainnya:o Gangguan metabolisme kreatinin fosfat yang menyebabkan

    miopati, tonus traktus gastrointestinal meningkat

    (hiperperistaltik, sehingga sering menyebabkan diare), gangguan

    faal hati, anemia defisiensi Fe

    o Hormone tiroid meningkatkan metabolisme turn over.

    Turn over tulang meningkat sehingga resorpsi tulang

    meningkat.

    Turn over neuromuskuler meningkat, sehingga terjadi

    miopati dan hilangnya otot. Hal ini menyebabkan kreatinuri

  • 8/4/2019 Isi iii

    18/90

    spontan, kontraksi dan relaksasi otot meningkat sehingga

    terjadi hiperreflek

    Kontrol Faal Kelenjar Tiroid1. TRH (thyrotrophin releasing hormone)

    Hormon ini merupakan tripeptida yang telah dapat disintesis, dan

    dibuat di hipotalamus. TRH ini melewati median eminence, tempat

    ia disimpan dan kemudian dikeluarkan lewat system

    hipotalamohipofiseal ke sel tirotrop hipofisis. Akibatnya TSH

    meningkat. Belum jelas apakah ada short negative feedback TSH

    pada TRH ini.

    Meskipun tidak ikut menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-

    kadang juga follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing

    hormone (LH). Apabila TSH naik dengan sendirinya kelenjar tiroid

    terangsang menjadi hiperplasi dan hiperfungsi.

    2. TSH (thyroid stimulating hormone)

    Suatu glikoprotein yang terbentuk oleh dua subunit (alfa dan beta).

    Subunit alfa sama seperti hormone glikoprotein (TSH, LH, FSH dan

    human chorionig gonadotropin/HCG) dan penting untuk kerja

    hormon secara aktif, tetapi subunit beta adalah khusus untuk setiap

    hormon. TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat teseptor di

    permukaan sel tiroid (TSH-receptor-TSH-R) dan terjadilah efek

    hormonal sebagai kenaikan traping, peningkatan yodinasi, coupling,

    proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat.

    3. Umpan balik sekresi hormon

    Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis.

    Khususnya hormon bebaslah yang berperan dan bukannya hormon

    yang terikat. T3 di samping berefek pada hipofisis juga pada tingkat

    hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis

    juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi

    kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.

  • 8/4/2019 Isi iii

    19/90

    4. Pengaturan di tingkat kelenjar tiroid sendiri

    Produksi hormon juga diatur oleh kadar yodium intra tiroid.

    Gangguan yodinasi tirosin dengan pemberian yodium banyak

    disebut fenomena wolf-chaikoff escape, yang terjadi karenamengurangnya afinitas trap yodium sehingga kadar intra tiroid pun

    mengurang. Escape ini terganggu pada penyakit tiroid imun.

    BAB IIIKARSINOMA TIROID

    III.1. Definisi

    Karsinoma tiroid adalah suatu pertumbuhan yang ganas dari

    kelenjar tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi karsinoma

    tiroid berdiferensi baik, yaitu bentuk papiler,folikuler, atau campuran

    keduanya, karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang

  • 8/4/2019 Isi iii

    20/90

    mengeluarkan kalsitonin(APUD-oma), dan karsinoma berdiferensiasi

    buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat

    jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik menjadi kasinoma

    anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut.

    III.2. Epidemiologi

    Karsinoma tiroid termasuk jenis kanker kelenjar endokrin

    terbanyak jumlahnya, hampir 10 kali lebih banyak dibandingkan kanker

    kelenjar endokrin lainnya. Angka kejadian karsinoma tiroid tidak dapat

    ditentukan secara pasti. Temuan karsinoma tiroid pada autopsi

    berkisar 2,3 - 2,8 %. Bila diambil dari kasus nodul tiroid, angka ini

    mencapai 4 % dari kasus nodul tiroid.

    Walaupun suatu data registrasi berdasarkan populasi yang

    menggambarkan insidens karsinoma tiroid ini ataupun kanker lain

    belum ada di Indonesia, namun berdasarkan registrasi patologi

    (pathological base registration) dapat dikemukakan bahwa karsinoma

    tiroid menempati urutan ke 9 dari sepuluh keganasan tersering yang

    dijumpai yaitu 4,3 % dengan angka kematian (mortality rate) yang

    belum ada catatannya.

    TabelIncidence karsinoma tiroid pada tiroid nodule di Indonesia (dari berbagai senter)

    Kota Persentase tahun

    Jakarta (Ramli, M)Surabaya (Martatko)Bandung (Lukito)Semarang (Tjahjono)Denpasar (Manuaba T)Palembang (Burmansjah S)

    Ujung Pandang(Sampapajung D)

    18.4%11.4%12.84%8.4%

    5.39%30%17%

    (1990)(1990)(1990)(1990)(1990)

    (1990)(1990)

    Berikut ini urutan penyakit kanker di Indonesia.

    Lokasi Jumlah kasus Frekuensi (%)

    Leher rahim 3.110 25,57Payudara wanita 1.925 15,83Limfoid sekunder 1.523 12,52

    Kulit 1.394 11,46Nasofaring 950 7,80

  • 8/4/2019 Isi iii

    21/90

    Ovarium 803 6,60Rektum 735 6,04

    Jaringan ikat 708 5,82Tiroid 539 4,43

    Kolon 476 3,91

    The American cancer society memperkirakan terdapat 17.000

    kasus baru dari karsinoma tiroid yang terdiagnosis setiap tahunnya di

    Amerika Serikat dan 1.300 kasus karsinoma tiroid berhubungan

    dengan kematian setiap tahunnya. Walaupun begitu, dengan

    pengobatan yang tepat, angka harapan hidup sangat tinggi. Di

    Amerika Serikat diperkirakan ada 190.000 pasien dengan karsinoma

    tiroid yang tetap bertahan hidup.

    Dari berbagai laporan di Indonesia distribusi penyakit ini

    berdasarkan perbandingan jenis kelamin. Perempuan : laki-laki adalah

    berkisar antara 2-3:1. Walaupun demikian angka kematian lebih tinggi

    pada pria, diduga karena ditemukan pada usia yang lebih tua saat

    terdiagnostik.

    Bila dilihat pula distribusi berdasarkan usia maka didapat

    kecenderungan bahwa pada usia dekade ke-3 keganasan ini cukup

    tinggi dan semakin meningkat sampai dekade 5 dan menurun kembali

    setelah dekade ke-6, dan distribusi umur ini terkait pula dengan

    distribusi jenis histopatologi karsinoma tiroid.

    Anak-anak usia dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid dingin

    mempunyai resiko keganasan dua kali lebih besar dibanding kelompok

    dewasa. Pada usia 15-24 tahun karsinoma tiroid merupakan 7,5-10%

    dari semua keganasan.

    Banyak tipe tumor yang dapat tumbuh pada kelenjar tiroid.

    Hampir semua tumor-tumor ini adalah jinak (non-kanker). Yang lainnya

    adalah maligna (kanker), yang berarti dapat menyebar kedalam

    jaringan terdekat dan kebagian lain dari tubuh.

    Sekitar 1 dari 20 nodul tiroid adalah kanker. Dua tipe kanker

    tiroid yang paling sering adalah karsinoma papiliferum dan karsinoma

    folikuler. Karsinoma sel hurthle adalah subtipe dari karsinoma folikuler.

  • 8/4/2019 Isi iii

    22/90

    Ada beberapa tipe lain dari kanker tiroid seperti karsinoma tiroid

    meduler dan karsinoma anaplastik.

    Berdasarkan jenis histopatologi dan urutan angka kejadian

    (menurut National Cancer Data Base [NCDB]) terbanyak adalah:karsinoma tiroid jenis papilar (80%), kemudian berturut-turut

    karsinoma tiroid jenis folikuler (11%), jenis sel hurthel (3%), jenis

    anaplastik (4%), dan jenis meduler (2%).

    III.3. Etiologi

    Seperti pada banyak jenis kanker yang lainnya, penyebab

    spesifik timbulnya karsinoma tiroid masih merupakan suatu misteripada sebagian besar pasien. Diketahui ada beberapa faktor yang

    mendukung, antara lain adanya riwayat terkena radiasi pada bagian

    kepala dan leher, terutama saat masih anak-anak, adanya faktor

    genetic (terutama karsinoma jenis medular).

    Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk

    karsinoma anaplastk dan meduler. Diperkirakan jenis anaplastik

    berasal dari perubahan karsinoma tiroid berdeferensiasi baik (papilerdan folikuler) dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.

    Ada dua hal yang sering dibicarakan yang berperan dalam timbulnya

    karsinoma tiroid khususnya untuk well differentiated carcinoma

    ( papiler dan folikuler) yaitu radiasi dan endemic goiter. Sedangkan

    limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan-perubahan

    degenerasi ganas dari tiroiditis Hashimoto.

    Radiasi sebagai penyebab karsinoma tiroid, hal ini terbukti di

    Amerika Serikat bahwa pada tahun 1925-1955 banyak sekali anak-

    anak diterapi dengan radiasi pada daerah leher dan kepala. Dari

    penelitian diperoleh data adenoma dan karsinoma tiroid pada anak-

    anak yang diberi radiasi demikian tinggi dan ini diobservasi dan terjadi

    antara 3-17 tahun kemudian.

    Demikian pula penelitian di kepulauan Marshall tempat

    percobaan bomb hydrogen dekat Atol Bikini, ditemukan hal yang sama

    yaitu orang-orang dan anak-anak yang mendapat radiasi menderita

  • 8/4/2019 Isi iii

    23/90

    kelainan tiroid dan karsinoma tiroid lebih tinggi dan keganasan ini

    terlihat antara 11- 15 tahun kemudian.

    Hubungan antara endemik goiter dengan karsinoma tiroid,

    dilakukan percobaan pada binatang percobaan dengan membuatdefisiensi yodium melalui pemberian makanan yang kurang yodium

    atau dilakukan reseksi kelenjar tiroid, maka dalam observasi,

    karsinoma terjadi pada hipoplasia yang tidak diobati. Dan itu terjadi

    karena pengaruh hiperstimulasi dari TSH. Pada manusia dengan

    keadaan yang terus menerus distimulasi oleh TSH pada beberapa

    penderita ditemukan karsinoma tiroid folikuler yang bermetastasis.

    III.4. Faktor Resiko

    Faktor resiko karsinoma tiroid antara lain :

    Usia

    Kanker tiroid dapat terjadi pada orang dengan usia berapapun,

    tetapi banyak kasus dari karsinoma papiliferum dan folikular

    ditemukan antara usia 20 dan 60 tahun. Faktor resiko ini terkait

    dengan jenis histopatologis karsinoma tiroid. Anak-anak usia

    dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid dingin mempunyai resikokeganasan dua kali lebih besar dibanding kelompok dewasa

    Jenis kelamin, perempuan : laki-laki adalah 2-3 : 1

    Ras

    Di Amerika, orang kulit hitam memiliki resiko 1,8 kali lebih tinggi

    dibandingkan orang kulit putih. Tetapi secara umum, di dunia

    tidak ada perbedaan ras untuk resiko karsinoma tiroid

    Faktor genetik

    Riwayat penyakit serupa dalam keluarga

    Diet

    Daerah endemik goiter mempunyai resiko karsinoma lebih tinggi,

    terutama untuk yang tipe folikuler dan papiliferum. Umumnya

    orang dewasa memerlukan yodium hanya 100mcg/hari dan

    dengan pemberian suplementasi yodium dapat menurunkan

    resiko terkena goiter.

  • 8/4/2019 Isi iii

    24/90

    Riwayat pernah menderita kelainan tiroid sebelumnya

    Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala pada masa

    lampau

    Kecepatan tumbuh tumor

    Riwayat gangguan mekanik di daerah leher

    III.5. Manifestasi Klinis

    Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut :

    1. Pembesaran nodul yang relatif cepat, dan nodul anaplastik

    cepat sekali ( dihitung dalam minggu), tanpa nyeri.

    2. Merasakan adanya gangguan mekanik di leher, seperti

    gangguan menelan yang menunjukan adanya desakan

    esophagus, atau perasaan sesak yang menunjukkan

    adanya desakan ke trakea.

    3. Pembesaran KGB di daerah leher (mungkn metastasis)

    4. Penonjolan / kelainan pada tulang tempurung kepala

    ( metastasis ke tengkorak)

    5. Perasaan sesak dan batuk-batuk disertai dahak berdarah

    ( metastasis di paru-paru bagi jenis folikular)

    Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan atas

    observasi yang dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis, dibagi

    dalam kecurigaan tinggi, sedang dan rendah.

    Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:

    o Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga

    o Pertumbuhan tumor cepat

    o Nodul teraba keras

  • 8/4/2019 Isi iii

    25/90

    o Fiksasi daerah sekitar

    o Paralisis pita suara

    o Pembesaran kelenjar limfe regional

    o Adanya metastasis jauhKecurigaan sedang adalah:

    o Usia > 60 tahun

    o Riwayat radiasi leher

    o Jenis kelamin pria dengan nodul soliter

    o Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar

    o Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik

    Kecurigaan rendah adalah tanda atau gejala diluar / selain yang

    disebutkan diatas.

    III.6. Diagnosis

    Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan sebagai

    berikut :

    A. Anamnesa dan pemeriksaan fisik

    B. Pemeriksaan laboratorium

    C. Pemeriksaan USG

    D. Pemeriksaan scanning tiroid / sidik tiroid

    E. Pemeriksaan needle biopsy

    F. Pemeriksaan potong beku.

    G. Pemeriksaan histopatologi dengan parafin coupe

    Diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan

    FNAB belum dapat menggantikan pemeriksaan ini.

  • 8/4/2019 Isi iii

    26/90

    Flow diagram for the evaluation of thyroid nodule based on the results of fine needle aspiration biopsy. (See text for

    special considerations in follicular, Hrthle cell, and medullary thyroid carcinoma.1 Consider touch preparation.2 Consider

    total thyroidectomy for large, nodular, and/or bilateral lesion, as well as in patients with a history of radiation exposure in

    childhood.)

    Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik

    http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R1-44_2http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R1-44_2http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R2-44_2http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R2-44_2http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R1-44_2http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R2-44_2
  • 8/4/2019 Isi iii

    27/90

    Dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang baik diusahakan

    dapat menegakkan diagnosis yang sesuai. Kecurigaan adanya

    proses keganasan secara klinis pada penderita struma nodosa,

    apabila ditemukan hal sebagai berikut :o Anamnesa :

    a. Pengaruh usia dan jenis kelamin

    Apabila nodul tiroid terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau

    diatas 50 tahun mempunyai resiko malignansi lebih tinggi

    b. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala

    Radiasi pada masa anak-anak dapat menyebabkan malignansi

    pada tiroid 33-37 %

    c. Kecepatan tumbuh tumor

    Nodul jinak membesar dalam waktu yang tidak terlalu cepat

    Nodul ganas membesar dalam waktu yang cepat

    Nodul anaplastik membesar dengan sangat cepat

    Kista dapat membesar dengan cepat

    d. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher

    Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak, perubahan

    suara dan nyeri (dysfagia) dapat terjadi akibat desakan

    dan/atau infiltrasi tumor.

    e. Riwayat penyakit serupa pada keluarga (karsinoma tiroid atau

    panyakit yang tergolong pada multipel endokrin neoplasma II

    (phaeochromocitoma , mukosal neuroma dan

    ganglioneuromatosis, paratiroid hiperplasia))

    o Pemeriksaan Fisik :

  • 8/4/2019 Isi iii

    28/90

    Inspeksi:

    Adanya benjolan di leher depan atau lateral

    Bila terlihat sesak, waspada adanya penekanan padatrakea

    Palpasi:

    Benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka

    pada waktu menelan akan ikut ke atas.

    Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul

    soliter atau multipel dengan konsistensi bervariasi dari

    kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis

    patologi anatominya tetapi biasanya massa yang

    merupakan suatu karsinoma berukuran > 4 cm dengan

    konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari

    dasarnya.

    Bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihatgejala sesak napas, kita bisa tetap curiga ada tidaknya

    penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan

    lobus lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat

    penekanan pada trakea.

    Ada tidaknya pembesaran KGB regional secara

    lengkap.

    Ada tidaknya benjolan pada tulang belakang,

    clavicula, sternum serta tempat metastase jauh lainnya

    di paru, hati, ginjal dan otak.

    Meskipun keganasan dapat saja terjadi pada nodul yang

    multiple, namun pada umumnya pada keganasan nodulnya

    biasanya soliter dan konsistensinya keras sampai sangat keras.

  • 8/4/2019 Isi iii

    29/90

  • 8/4/2019 Isi iii

    30/90

    tidak menghilangkan kemungkinan keganasan meskipun memang

    kecil.

    Pemeriksaan kadar antibodi antitiroid peroksidase dan

    antibodi antitiroglobulin penting untuk diagnosis tiroiditis kronikHashimoto, terutama bila disertai peningkatan kadar TSH. Sering

    pada Hashimoto juga timbul nodul baik uni/bilateral sehingga pada

    tiroiditis kronik Hashimoto pun masih mungkin terdapat

    keganasan..

    Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid

    cukup sensitif tetapi tidak spesifik karena peningkatan kadar

    tiroglobulin juga ditemukan pada tiroiditis, penyakit Graves, dan

    adenoma tiroid. Pemeriksaan kadar tiroglobulin sangat baik untuk

    monitor kekambuhan karsinoma tiroid pascaterapi. Tetapi tidak

    dapat untuk memonitor karsinoma tiroid medulare dan anaplastik,

    karena sel anaplastik tidak mensekresi tiroglobulin. Pada pasien

    dengan riwayat keluarga karsinoma tiroid medulare, tes genetik

    dan pemeriksaan kadar kalsitonin perlu dikerjakan. Bila tidak ada

    kecurigaan ke arah karsinoma tiroid medulare atau neoplasia

    endokrin multipel II, pemeriksaan kalsitonin tidak dianjurkan

    sebagai pemeriksaan rutin.

    Apabila meningkat kadar tiroglobulin setelah total tiroidektomi,

    kecurigaan pada rekurensi / metstasis, dan perlu diselidiki lebih

    lanjut. Kadar Tg serum normal 1,5 3,0 ng/ml. Pada kelainan jinak

    rata-rata 323 ng/ml dan apada keganasan rata-rata 424 ng/ml.

    Pada karsinoma tiroid kadar serum T3 dan T4 umumnya

    normal. Perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid baik hiper

    atau hipotiroid tidak menghilangkan kemungkinan keganasan,

    meskipun sangat kecil.

  • 8/4/2019 Isi iii

    31/90

    Flow diagram for follow-up after definitive thyroidectomy and remnant ablation for well-

    differentiated thyroid carcinoma. Certain aggressive variants of well-differentiated carcinoma

    may not be amenable to this algorithm. Undetectable Tg assumes that there are no Tg

    autoantibodies interfering with the assay. (131I, iodine-133; Tg, thyroglobulin; rhTSH,

    recombinant human thyroid stimulating hormone; US, ultrasound; CXR, chest x-ray; WBS,

    whole-body scan; PET, positron emission tomography; CT, computed tomography. Modified

    from ref. 59, fig. 1, with permission.)

    C. Pemeriksaan USG

    Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat

    dan cair (nodul solid atau kistik). Selain itu dengan berbagai

    penyempurnaan, sekarang USG dapat membedakan beberapabentuk kelainan tetapi belum dapat membedakan dengan pasti

    apakah suatu nodul itu ganas atau jinak. Pemeriksaan ini mudah

    dilakukan tetapi interpretasinya agak lebih sukar dari pada sidik

    tiroid. Selain itu USG juga digunakan sebagai penuntun dalam

    tindakan radiologi.

    USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukan untuk

    menentukan ukuran dan jumlah nodul. USG pada nodul dinginsebagian besar akan menghasilkan gambaran solid, campuran

    http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R59-44_2http://www.cancerppo8.com/pt/re/devita/bookContentPane_frame.01337159-8th_Edition-4.htm;jsessionid=M4XTxfx2wBysQG4WnQpVG908nL2mhrffJTv5mQ9mF4yN9TxNTG1C!-1044989580!181195628!8091!-1?bookaccessionpath=01337159-8th_Edition-4&bookmarkxpath=/CT%7B06b9ee1beed59419804f4bec18c189ab7ef34fe316550150909cb5dcdad64e6142ac38385c74818f8305650d98877ed9%7D/OVIDBOOK%5B1%5D/TXTBKBD%5B1%5D/DIVISIONA%5B2%5D/DIVISIONB%5B1%5D/CHAPTER%5B2%5D/TBD%5B1%5D/TLV1%5B2%5D#R59-44_2
  • 8/4/2019 Isi iii

    32/90

    solid-kistik dan sedikit kista simpel. USG juga dikerjakan untuk

    menentukan multinodularitas yang tidak teraba dengan palpasi,

    khususnya pada individu dengan riwayat radiasi pengion pada

    daerah kepala dan leher.Gambaran USG yang didapat dibedakan atas dasar kelainan

    yang difus atau fokal yang kemudian juga dibedakan atas dasar

    derajat ekonya yaitu hipoekoik, isoekoek atau campuran. Kelainan-

    kelainan yang dapat didiagnosis secara USG ialah:

    oKista : kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoeiksonolusen,

    dindingnya tipis.

    oAdenoma/nodul padat : iso atau hiperekoik, kadang disertai halo

    yaitu suatu lingkaran hipoekoik di sekelilingnya.

    oKemungkinan karsinoma : nodul padat biadanya tanpa halo.

    oToroditis : hipoekoek difus meliputi seluruh kelenjar.

  • 8/4/2019 Isi iii

    33/90

    Keuntungan USG antara lain :

    1. Dapat dilakukan kapan saja

    2. Tidak perlu persiapan

    3. Lebih aman

    4. Dapat dilakukan pada wanita hamil dan anak-anak

    D. Pemeriksaan Scanning Tiroid

    Dasar pemeriksaan ini adalah persentase uptake dan distribusi

    yodium radioaktif J131dalam kelenjar tiroid. Yang dapat dilihat dari

    pemeriksaan ini adalah besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta

    distribusi dalam kelenjar. Juga dapat diukur uptake yodiumnya dalam

    waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. Sebelum dilakukan scanning tiroid , maka

  • 8/4/2019 Isi iii

    34/90

    obat-obatan yang mengganggu penangkapan iodium oleh tiroid harus

    dihentikan 2-4 minggu sebelumnya.

    Dari uptake ini diketahui fungsi tiroid apakah hiportiroid, eutiroid

    atau hipetiroid. Uptake normal dalam 24 jam adalah 15-40%. Scanningtiroid dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam isotop, yaitu

    iodium radioaktif (123-I) dan technetium pertechnetate (99m-Tc). 123-I

    lebih banyak digunakan dalam evaluasi fungsi tiroid, sedangkan 99m-

    Tc lebih digunakan untuk evaluasi anatominya. Dari distribusi jodium

    dapat diketahui sifat tonjolan tersebut tersebut dan

    membandingkannya dengan jaringan sekitar.

    Pemeriksaan ini tidak untuk membedakan jinak atau ganas

    secara pasti, pemeriksaan ini tidak dapat menggantikan pemeriksaan

    histopatologi untuk diagnosa pasti. Ada beberapa teknik yang dapat

    digunakan.

    Sidik tiroid dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam

    isotop, yaitu iodium radioaktif (123-I) dan technetium pertechnetate

    (99m-Tc). 123-I lebih banyak digunakan dalam evaluasi fungsi tiroid,

    sedangkan 99m-Tc lebih digunakan untuk evaluasi anatominya. Pada

    sidik tiroid kurang lebih 80 -85% nodul tiroid memberikan hasil dingin

    (cold) dan 10-15% dari kelompok ini mempunyai kemungkinan

    keganasan. Nodul panas ditemukan sekitar 5% dengan resiko ganas

    paling rendah, sedang nodul hangat terdapat 10-15% dari seluruh

    nodul dengan kemungkinan keganasan lebih rendah dari 10%.

    Hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk:

    1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang

    dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini menunjukkan

    fungsi yang rendah.

    2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari

    pada sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas

    yang berlebihan.

    3. Nodul hangat bila penangkapan iodium sama dengan

    sekitarnya. Hal ini berarti fungsi nodul sama dengan bagian

    tiroid yang lain.

  • 8/4/2019 Isi iii

    35/90

    Keganasan biasanya terekam sebagai nodul dingin soliter, nodul

    yang hangat biasanya bukan keganasan, apabila dijumpai nodul yang

    panas ini hampir pasti bukan suatu keganasan.

    Nodul dingin tidak selalu disebabkan neoplasma, tetapi mestidihubungkan dengan beberapa hal :

    o Bentuk cold area. Bentuk cold area yang berupa moth

    eaten appearance mencurigakan keganasan.

    o Hubungan cold area dengan daerah sekitarnya.

    Cold area dengan distribusi jodium yang tidak merata lebih

    cenderung untuk kelainan metabolik, terutama bila lobus

    tiroid yang kontralateral untuk membesar.o Hubungan cold area dengan unsur jenis kelamin

    Cold area pada laki-laki usia tua dan anak-anak lebih

    menambah kecurigaan akan keganasan.

    Hal-hal yang dapat menyebabkan cold area antara lain :

    a. Kista.

    b. Hematom.

    c. Strumaadenomatosa.

    d. Perdarahan.

    e. Radang.

    f. Keganasan.

    g. Defekkongenital.

    Kegunaan pemeriksaan scanning tiroid ini ialah untuk dapat :

    1. Memperlihatkan nodul soliter pada tiroid

    2. Memperlihatkan multipel nodul pada struma yang

    klinis kelihatan seperti nodul soliter

    3. Memperlihatkan retrosternal struma

    4. Mencari occultneoplasma pada tiroid

    5. Mengidentifikasi fungsi dari jaringan tiroid setelah

    operasi tiroid

    6. Mengidentifikasi ektopik tiroid

  • 8/4/2019 Isi iii

    36/90

    7. Mencari daerah metastase setelah total

    tiroidektomi

    E. Pemeriksaan Needle Biopsy

    Dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau FNBA

    ( biopsi jarum halus). Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH) atau Fine

    Needle Aspiration (FNA), mempergunakan jarum suntik no. 22-27 cara

    ini mudah aman dapat dilakukan dengan berobat jalan. Dibandingkandengan biopsy cara lama (jarum besar), biopsi jarum halus tidak nyeri,

  • 8/4/2019 Isi iii

    37/90

    tidak menyebabkan dan hampir tidak ada bahaya penyebaran sel-sel

    ganas pada kista, dapat juga dihisap cairan secukupnya, sehingga

    dapat mengecilkan nodul, jadi selain diagnostik, bisa juga terapeutik.

    BAJAH merupakan metode yang sangat efektif untukmembedakan nodul jinak atau ganas. Keterbatasan metode ini adalah

    sering ditemukan hasil yang tidak adekuat sehingga tidak dapat dinilai.

    Keterbatasan yang lain adalah tidak mampu membedakan neoplasma

    sel folikular dan sel Hurtle adalah jinak atau ganas karena keduanya

    mirip. Keduanya bisa dibedakan dari ada atau tidak adanya invasi

    kapsul atau invasi vaskular pada pemeriksaan histopatologis sediaan

    dari operasi.

    Ada beberapa kerugian pada biopsi, jarum ini yaitu dapat

    memberikan hasil negatif palsu atau positif palsu. Negative palsu

    karena lokasi biopsi kurang tepat, teknik biopsi yang kurang benar

    atau preparat yang kurang baik dibuatnya. Hasil positif palsu terjadi

    karena salah interpretasi oleh ahli sitologi. Prosedur ini semakin lama

    semakin banyak dipakai. Bagi yang belum menerima memberikan

    beberapa alasan antara lain :

    o Jaringan yang memadai atau jaringan tumor sering sukar

    didapat walaupun dikerjakan oleh yang berpengalaman.

    o Kekhawatiran terjadinya penyebaran sel-sel ganas dan

    implantasi di kulit.

    o Keengganan dan kesukaran dalam pembacaan untuk

    membuat diagnosis oleh patolog dari jaringan yang minim.

    o Ahli bedah sering menemukan perlengketan-perlengketan

    sebagai akibat tindakan ini, yang mempersulit tindakan

    bedah.

    Hasil BAJAH dibagi menjadi empat kategori yaitu :

    1. Jinak

    2. Mencurigakan

    3. Ganas4. Tidak adekuat.

  • 8/4/2019 Isi iii

    38/90

    Beberapa faktor yang menyebabkan hasil yang tidak adekuat

    adalah operator kurang terampil, vaskularitas nodul, terdapat lesi

    kistik, posisi nodul sulit (kecil dan di posterior), dan pengenceran

    aspirat dalam darah atau cairan kista.Untuk mengurangi hasil yang tidak adekuat tersebut, dianjurkan

    mengulang BAJAH apabila nodul masih teraba setelah aspirasi cairan

    kista, atau menggunakan USG untuk menuntun tindakan BAJAH

    khususnya untuk nodul tiroid yang sulit.

    Jenis karsinoma yang dapat segera ditentukan adalah karsinoma

    papilare, medulare atau anaplastik. Sedangkan untuk jenis folikulare,

    untuk membedakannya dengan adenoma folikulare dan adenomatosus

    goiter, harus dilakukan pemeriksaan histopatologi, yang dapat

    memperlihatkan adanya invasi kapsul tumor atau invasi vaskuler.

    F. Pemeriksaan Potong Beku

    Pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk membedakan jinak

    atau ganas waktu operasi berlangsung dan sekaligus untuk

    menentukan tindakan operasi definitif. Pemeriksaan potong beku sulit

    membedakan adenoma folikuler dan encapsulated folliculer carcinoma

    Apabila pada potong beku didiagnosa sebagai sebagai adenoma

    folikuler maka sikap yang diambil adalah isthmolobektomi. Jika secara

    makroskopik kecurigaan ganas ada, sedangkan patologi meragukan

    maka dilakukan isthmolobektomi. Hal ini bertujuan mendapatkan

    terapi seoptimal mungkin dalam keragu-raguan tersebut karena pasien

    sering menolak tindakan operasi ulangan untuk total trioidektomi.

    Ketepatan pemeriksaan ini 75 % - 83 %.

    G. Pemeriksaan Histopatologi

  • 8/4/2019 Isi iii

    39/90

    Pemeriksaan ini menggunakan parafin coupe merupakan

    pemeriksaan definitif atau gold standar. Untuk kasus inoperable,

    jaringan diambil dengan biopsi insisi.

    Ada 4 tipe histologi mayor :1. Papillary carcinoma (including follicular variant of papillary

    carcinoma)

    2. Follicular carcinoma (including Hurthle cell carcinoma)

    3. Medullary carcinoma

    4. Undifferentiated (anaplastic) carcinoma

    H. Pemeriksaan BMR

    Pemeriksaan ini dapat menentukan fungsi metabolisme, apakah

    ada hubungannya dengan hipotiroid, eutiroid, atau hipertiroid. Untuk

    tonjolan tunggal manfaatnya kurang, karena umumnya kasus-kasus ini

    eutiroid. Bila ada hipertiroid pada tonjolan tunggal tiroid, hal ni dapat

    disebabkan adenoma toksik atau nodul autonom, yang merupakan

    indikasi untuk operasi.

    I. Pemeriksaan Termografi

    Merupakan suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran

    suhu kulit pada suatu tempat. Alatnya adalah Dynamic

    Telethermografi. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan panas

    dengan sekitarnya sekitar > 0,9 C dan dingin apabila < 0,9 C. Cara

    pemeriksaan dengan dengan termografi ini cukup sensitif dan spesifik.

    III.7. Diagnosa Banding

    1. Struma difus toksik (basedow = graves disease)

    Merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang umumnya difus.

    Terdapat gejala hipertiroid yang jelas berupa berdebar- debar,

    gelisah, palpitasi, banyak keringat, kulit halus dan hangat,

    kadang- kadang ditemukan exopthalmus.

    2. Struma nodosa non toksik

    Disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan (biasanya

    didaerah pegunungan) atau dishormogenesis (defek bawaan).

  • 8/4/2019 Isi iii

    40/90

    3. Tiroiditis sub akut

    Biasanya sehabis infeksi saluran pernafasan. Pembesaran yang

    terjadi simetris dan nyeri disertai penurunan berat badan,

    disfagia, nervositas, dan otalgia.4. Tiroiditis riedel

    Terutama pada wanita < 20 tahun. Gejalanya terdapat nyeri,

    disfagia, paralisis laring, dan pembesaran tiroid unilateral yang

    keras seperti batu atau papan yang melekat dengan jaringan

    sekitarnya. Kadang sukar dibedakan kecuali dengan pemeriksaan

    histopatologi dan hipotiroid.

    5. Struma hashimoto

    Sering pada wanita. Merupakan penyakit autoimun, biasanya

    ditandai dengan benjolan struma difusa disertai dengan keadaan

    hipotiroid, tanpa rasa nyeri.

    6. Adenoma paratiroid

    Biasanya tidak teraba dan terdapat perubahan kadar kalsium dan

    fosfor.

    7. Karsinoma paratiroid

    Biasanya teraba, terdapat metastasis ketulang, kadar kalsium

    naik dan batu ginjal dapat ditemukan.

    8. Metastasis tumor

    9. Teratoma

    Biasanya pada anak- anak dan berbatasan dengan kelenjar tiroid.

    10. Limfoma malignum

    III.8. Klasifikasi

    Klasifikasi karsinoma tiroid berdasarkan pembagian histopatologi

    menurut Brennan dan Bloomer (1982):

    A. Well differentiated carcinoma (75%)

    o Adenokarsinoma papiler

    o Adenokarsinoma folikuler

  • 8/4/2019 Isi iii

    41/90

    o Hurthle cell carcinoma

    B. Undifferentiated carcinoma (anaplastic) (20%)

    o

    Small cell carcinoma

    o Giant cell carcinoma

    C. Karsinoma meduler (4%)

    D. Tumor ganas lainnya (1%)

    o Sarkoma

    o Limfoma

    o Karsinoma epidermoid

    o Metastasis tumor

    o Teratoma malignan

    A. Well Differentiated Carcinoma

    1. Adenokarsinoma papiler

    Merupakan jenis yang paling sering ditemukan, yaitu sekitar 8

    dari 10 kanker tiroid. Umumnya tipe ini tumbuh lambat, bertahun-

    tahun, termasuk golongan yang berdiferensiasi baik. Biasanya

    berkembang hanya pada satu lobus kelenjar tiroid tetapi terkadang

    dapat berkembang pada kedua lobus.

  • 8/4/2019 Isi iii

    42/90

    Biasanya terdapat pada usia kurang dari 40 tahun ( dengan

    puncak onset 30 50 tahun) berbeda dengan tipe folikuler yang

    banyak pada usia di atas 40 tahun, walaupun dapat terjadi pada segala

    usia. Wanita lebih sering terkena dengan perbandingan 3:1.Prognosisnya berhubungan dengan ukuran tumor ( kurang dari 1,5 cm,

    prognosisnya baik). Hampir pada setiap kasus, kanker ini dapat

    diterapi dengan baik dan jarang bersifat fatal. Penyebaran ke kelenjar

    getah bening leher lebih dari 50% kasus. Kurang lebih 85% kasus

    berhubungan dengan riwayat terekspose radiasi. Metastasis ke tempat

    yang jauh ( paru-paru atau tulang) sangat jarang ditemukan. Angka

    kesembuhan sangat tinggi terutama lesi yang ukurannya kecil (nyaris

    100% pada lesi kecil dan pasien muda). Karsinoma ini merupakan

    suatau masa infiltratif yang tidak berkapsul yang mungkin teraba keras

    dan berwarna putih akibat fibrosis. Secara histologis, karsinoma ini

    terdiri atas epitel yang tumbuh papiler yang diantaranya disertai

    adanya kalsifikasi bentuk lonjong (psammoma bodies) (Underwood,

    1999).

    Gambar . Karsinoma papiler tiroid dengan nucleus berbentuk orphan annie (Columbia

    University Medical Center, 2007)

    EPIDEMIOLOGI

    Angka kejadian karsinoma papiler tiroid 60-70% dari kanker tiroid

    2-3 kali lebih sering terjadi pada wanita. Karsinoma papiler lebih

    sering ditemukan pada orang muda, tetapi pada usia lanjut

    karsinoma ini lebih cepat tumbuh dan menyebar. Resiko tinggi

  • 8/4/2019 Isi iii

    43/90

    terjadinya kanker papiler ditemukan pada orang yang pernah

    menjalani terapi penyinaran di leher.

    Karsinoma papiler tiroid, merupakan karsinoma tiroid yang

    tersering ditemukan 70-80%, dapat dijumpai pada semua usiadengan distribusi usia tertinggi pada dekade ketiga dan keempat,

    dimana wanita tiga kali lebih sering dari pada pria.

    Penelitian yang dilakukan di USA menunjukan angka kejadian

    karsinoma papiler yaitu sebanyak 70-80%. Sedangkan penelitian

    di India selatan menunjukan angka kejadian karsinoma papiler

    yaitu sebanyak 54,55%.

    Karsinoma tiroid berdasarkan histopatologi di Rumah Sakit Umum

    Daerah Dr. H Abdoel Moeloek Provinsi lampung periode januari

    2006 - desember 2008 terdapat 73,33% kasus karsinoma papiler.

    ETIOLOGI, FAKTOR RISIKO DAN PATOGENITAS

    Etiologi dari karsinoma papiler tiroid belum jelas, tapi beberapa

    asosiasi penyebab telah dicurigai diantaranya sebagai berikut:

    - Paparan Iodin

    Karsinoma papiler tiroid telah di induksi pada hewan percobaan

    dengan pemberian paparan iodin. Di Vienna, Austria dimana

    intake iodine sangat kecil di dalam populasi, karsinoma papiler

    terhitung hanya 25% dari seluruh karsinoma tiroid. Pada daerah

    endemik goiter, dimana terdapat penambahan iodine pada

    makanan telah meningkatkan proporsi dari karsinoma papiler

    tiroid relatif terhadap karsinoma folikular.

    - Radiasi

    Radiasi eksternal pada leher meningkatkan insidensi dari papiler

    tirod. Radiasi selama masa kanak-kanak telah dicurigai memiliki

    hubungan dengan resiko tinggi karsinoma papiler tiroid.

    Sebanyak 9% dari anak-anak yang mendapat radiasi untuk

  • 8/4/2019 Isi iii

    44/90

    hipertrofi tonsil, pembesaran tyhmus dan jerawat akan

    menderita karsinoma tiroid pada 20 tahun kedepan masa

    hidupnya.

    Pada korban yang selamat dari kejadian Bom atom di Jepangyaitu sebanyak 6,7 % menderita karsinoma papiler tiroid.

    Persentase ini lebih besar dari pada yang diperkirakan pada

    populasi pada umumnya. Lebih aktualnya, terdapat data dari

    studi pada lebih dari 4000 orang yang menderita karsinoma

    tiroid setelah Peristiwa Nuklir Chernobyl pada tahun 1986.

    Pejanan radiasi selama masa kanak-kanak memiliki peningkatan

    resiko terjadinya karsinoma tiroid dan hal ini berkaitan dengan

    dosisi radiasinya. Anak yang lebih muda usiannya lebih sensitif

    pada radiasi yang menginduksi karsinogenesis, dan periode laten

    minimal untuk pertumbuhan karsinoma tiroid setalah pejanan

    paling cepat adalah 4 tahun.

    Penyebab paling sering dari karsinoma papiler tiroid pada

    tingkatan molekular adalah, perubahan kromosom (seperti

    RET/PTC) dan yang lebih sering yaitu mutasi titik pada gen BRAF.

    Pejanan radiasi hanya meningkatkan resiko terjadinya karsinoma

    papiler tiroid, hal ini tidak mempengaruhi prognosa ataupun

    agresivitas dari karsinoma tersebut.

    Terapi iodin radioaktif belum memperlihatkan hubungan yang

    erat dengan peningkatan insidensi karsinoma tiroid.

    - Molekular (Mutasi Genteik)

    Aktivasi dari reseptor tyrosin kinase yang disebabkan perubahan

    atau amplifikasi genetik, spesifik muncul untuk mentransformasi

    sel folikel tiroid normal menjadi karsinoma papiler tiroid.

    Perubahan-perubahan ini memproduksi protein-protein chimeric

    dengan aktivitas dari enzim tyrosin kinase yang berkontribusi

    untuk pertumbuhan dari fenotipe malignan. Rata-rata 40% dari

    orang dewasa dengan karsinoma papiler yang sporadik

    mempunyai perubahan dari gen RET dan 15% memiliki

  • 8/4/2019 Isi iii

    45/90

    perubahan gen NTRKI. Perubahan ini ini lebih meningkat 60%

    pada anak-anak. Mutasi titik pada gen somatik BRAF mungkin

    merupakan mutasi tersering pada kejadian karsinoma papiler,

    variasinya antra 29-60 % pada beberapa sel yang berbeda.Pada karsinogenesis karsinoma papiler tiroid, aktivasi mitogen

    mengaktivasi jalur protein kinase hal disebabkan oleh perubahan

    seperti pada gen RET/PTC atau mutasi pada gen RAS dan BRAF,

    ini merupakan peristiwa penting awal yang mengawali

    perubahan karsinogenesis tersebut.

    Aktivasi dari reseptor tyrosin kinase yang disebabkan perubahan

    atau amplifikasi genetik, spesifik muncul untuk mentransformasi

    sel folikel tiroid normal menjadi karsinoma papiler tiroid.

    Perubahan-perubahan ini memproduksi protein-protein chimeric

    dengan aktivitas dari enzim tyrosin kinase yang berkontribusi

    untuk pertumbuhan dari fenotipe malignan.

    Beberapa mutasi DNA telah ditemukan pada karsinoma papiler

    tiroid. Banyak dari karsinoma ini terjadi perubahan spesifik pada

    bagian gen RET. Perubahan dari gen ini, diketahui sebagai PTC

    onkogen, hal ini ditemukan pada 10% sampai 30% dari seluruh

    karsinoma papiler tiroid. Banyak sekitar 30% sampai 70%

    karsinoma papiler mempunyai mutasi pada gen BRAF. Mutasi

    gen BRAF ini lebih sering pada karsinoma papiler pada anak-anak

    dan berasal dari pejanan radiasi. Karsinoma dengan perubahan

    pada gen BRAF berkecenderungan berubah ke arah agresif dan

    lebih cenderung bermetastasis ke beberapa bagian tubuh

    lainnya.

    Mutasi titik pada gen BRAF dan LOH pada kromosom 1p36,

    18q21, dan 22q13 secara signifikan ditemukan lebih tinggi pada

    karsinoma papiler tiroid dengan ukuran lebih dari 2 cm

    dibandingkan dengan karsinoma papiler dengan ukuran kurang

    dari 2 cm. Mutasi genomik pada gen BRAF dan LOH pada

    kromosom 1p36, 18q21, dan 22q13 mungkin memberikan

  • 8/4/2019 Isi iii

    46/90

    peranan penting dalam percepatan pertumbuhan dan agresivitas

    dari karsinoma papiler tiroid.

    GAMBARAN MAKROSKOPISKarsinoma papiler mungkin bermanifestasi sebagai lesi soliter

    atau multifokus di dalam tiroid. Pada beberapa kasus lesi

    berbatas tegas bahkan berkapsul. Tumor menginfiltrasi

    parenkim di sekitarnya dengan batas tidak jelas. Lesi mungkin

    mengandung daerah fibrosis dan kalsifikasi serta sering kistik.

    Pada permukaan potongan tumor mungkin tampak granular dan

    kadang mengandung fokus papiler yang nyata.

    Karsinoma papiler dapat mencapai dari ukuran mikroskopik, yang

    secara klinis tidak terdeteksi hingga mencapai massa yang

    berdiameter 10 cm. Rata-rata ukuran tumor ketika terdiagnosis

    adalah 2.3 cm.

    Gambaran makroskopik karsinoma papiler bergantung pada

    besarnya tumor.

    Bila tumor kecil, sering disebut occult sclerossing carcinoma,

    tumor ini tidak dapat dibedakan dengan jaringan parut kecil dan

    hanya dapat dikenal dengan karsinoma setelah pemeriksaan

    mikroskopik. Pada tumor berukuran besar, batasnya tidak nyata

    walaupun sebagian bersimpai. Kista sering ditemukan pada

    tumor yang besar. Bila tidak terjadi perdarahan, kista berisi

    cairan serosa berwarna tengguli. Pada permukaan dalam terlihat

    pertumbuhan papiler yang kadang-kadang sangat padat

    menyerupai permukaan pemadani. Sering terlihat fibrosis dan

    perkapuran yang luas atau pertulangan.

  • 8/4/2019 Isi iii

    47/90

    GAMBARAN MIKROSKOPISSecara histologis, karsinoma papiler terdiri atas epitel yang

    tumbuh papiler yang diantaranya disertai adanya kalsifikasi

    bentuk lonjong (psammoma bodies) nukleus sel epitel tiroid

    secara khas ditandai secra khas oleh daerah jernih di bagian

    tengah yang sering disebut sebagai Orphan Annie .

    Gambaran histopatologi karakteristik adalah ditemukannya

    struktur papiler dari sel-sel ganas, yang uniform baik ukuran

    maupun intinya. Kadang-kadang tipe ini disertai adanya folikuler

    atau psamoma bodies di tengah-tengah struktur yang papiler.

    Biasanya terdapat multisentris dan bilateral.

    Gambar 6. Gambaran makroskopik karsinoma papiler tiroid (Medical Utah Education, 2009)

    Gambar 7. Gambaran mikroskopik karsinoma papiler tiroid (Anonim,

    2009)

    Nucleus Orphane annie

  • 8/4/2019 Isi iii

    48/90

    TINGKAT METASTASIS

    Metastasis karsinoma papiler melalui pembuluh limfatik di dalam

    kelenjar tiroid, sehingga memberi gambaran multifokal dan kekelenjar limfe leher .

    Karsinoma papiler tumbuh sangat lambat, sering menyebar

    dengan invasi lokal, dan banyak diantaranya menginvasi kapsul

    tiroid sewaktu presentasi. Penyebran secara limfatik

    menimbulkan fokus intraglandular tambahan pada karsinoma

    papiler. Penyebaran melalui pembuluh darah jarang terjadi.

    Sifat tumbuhnya lambat, tapi cepat bermetastasis ke kelenjar

    getah bening.

    Karenanya pada beberapa penelitian metastasis ke kelenjar

    getah bening telah ditemukan 70 -80% pada saat diagnosa

    ditegakan, terutama pada usia muda dan tidak jarang kelenjar

    getah bening terlebih dahulu ditemukan sedangkan kelenjar

    tiroidnya tidak membesar.

    Gambar 8. Kelenjar getah bening leher (Adam, 2009)

  • 8/4/2019 Isi iii

    49/90

    Angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru,

    sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumor

    metastasis. Dalam penyakit neoplastik angiogenesis itu

    dirangsang oleh faktor-faktor yang diproduksi oleh sel tumor.Salah satu contoh yaitu Vascular Endothelial Growth Factor

    (VEGF), telah diidentifikasi mengalami peningkatan ekspresi oleh

    beberapa jenis sel tumors. Hal ini juga diketahui bahwa jumlah

    pembuluh darah baru yang lebih besar dalam jaringan neoplastik

    daripada pada jaringan normal yang ukurannya lebih kecil.

    Tumor tiroid yang metastatik memiliki imunohistokimia ekspresi

    VEGF yang lebih besar .

    Metastasis nodus limfatik merupakan jalan utama penyebaran

    dari sel karsinoma papiler tiroid. Mekanisme yang mendasari

    terjadinya local invasi ini yaitu tumor mensekresikan sitokin

    seperti Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan VEGF

    akan berikatan dengan reseptornya yang terletak pada sel

    endotelial pembuluh darah limfe dan menginduksi proliferasi

    (budding) dari pembuluh limfatik terdekat dan merangsang

    pertumbuhan limfatik kapiler yang baru.

    GAMBARAN KLINIS

    Karsinoma papiler adalah tumor non fungsional sehingga

    umummnya bermanifestasi sebagai massa tak nyeri di leher baik

    dalam tiroid maupun sebagai metastasis ke kelenjar getah

    bening leher.

    Hampir semua karsinoma papiler tiroid muncul sebagai nodul

    tiroid yang asimptomatik, tapi bermanifestasi sebagai suatu

    massa di kelenjar getah bening leher, karsinoma ini biasanya

    merupakan single nodul, yang bergerak saat menelan dan tidak

    dapat dibedakan dengan nodule jinak. Hoarssnes, disphagia,

    batuk dan gangguan nafas dapat terjadi.

    DIAGNOSIS

  • 8/4/2019 Isi iii

    50/90

    Kunci dari diagnosis karsinoma papiler adalah sejarah yang

    menyeluruh dan pemeriksaan fisik, termasuk penilaian faktor

    risiko, bersama dengan tes tambahan seperti USG leher dan

    aspirasi sitologi (FNAB). Presentasi yang paling umum darikanker tiroid adalah nodul teraba non tender. Namun, sebuah

    dilema diagnostik hadir karena ini adalah presentasi dari kondisi

    tiroid yang paling jinak. Sebuah teraba nodul terjadi pada hingga

    7% dari populasi wanita secara umum. Nodul tunggal memiliki

    tingkat keganasan 5-12%, sedangkan beberapa nodul memiliki

    tingkat keganasan 3% pada populasi umum. Karsinoma papiler

    mungkin juga hadir sebagai nodul dengan pembesaran kelenjar

    getah bening leher atau limfadenopati servikal tanpa adanya

    nodul tiroid yang teraba. Metastasis dari karsinoma papiler

    jarang diamati pada saat presentasi. Bila terdapat metastasis

    jauh pada saat ditemukan keganasan, tumor primer hampir

    selalu besar dan mudah teraba.

    Sering lesi ini tampil sebagai nodul tiroid soliter dan biasanya

    diagnosis dapat ditegakkan dengan biopsi jarum halus dan

    pemeriksaan sitologi. Tumor primer atau rekurens dapat

    menginfiltrasi trakea atau esophagus hingga menimbulkan gejala

    obstruksi.

    TERAPI

  • 8/4/2019 Isi iii

    51/90

    a. Terapi AdjuvanThyroid-stimulating hormone (TSH) terapi penekanan dengan

    menggunakan hormon tiroid telah digunakan selama bertahun-

    tahun, namun tingkat kekambuhan dan tingkat ketahannan TSH-

    suppresseddan TSH-nonsuppressedpada pasien pasca operasi

    dengan resiko rendah karsinoma tiroid papiler adalah sama.

    Kebanyakan pusat-pusat tidak memberikan hormon tiroid untuk

    menekan euthyroid TSH pada pasien dengan risiko rendah

    papiler tiroid carcinoma. Iodine-131 dapat digunakan untuk

    ablasi kelenjar tiroid yang tersisa pada pasien dengan

    tiroidektomi nyaris total dan pada pasien berisiko tinggi dengan

    penyakit persisten. Jika serapan yodium-131 tidak memadai,

    radiasi eksternal dapat digunakan. Bedah reseksi dari setiap

    terlibat struktur dari menyebar extratiroidal lokal juga digunakan

    dalam terapi adjuvant.

    b. Terapi Bedah

    Tiroidektomi konvensional

    Teknik ini melibatkan insisi garis tengah leher rahim, biasanya4-8 cm; ligasi hati-hati pada vaskularisasi tiroid dan identifikasi

    kelenjar paratiroid, identifikasi saraf laring berulang; mobilisasi

    dan pemantauan kelenjar; dan teliti hemostasis dan penutupan.

    Di tangan seorang ahli bedah berpengalaman, tiroidektomi

    konvensional merupakan prosedur yang sangat aman dan

    efektif.

    Tiroidektomi minimal invasif dengan endoskopik

    Prosedur invasif minimal melibatkan Insisi leher yang lebih

    kecil dibandingkan dengan tiroidektomi konvensional dan,

    dengan demikian, cenderung menunjukkan pengurangan nyeri

    pasca operasi dan penguranagn waktu rawat di rumah sakit.

    Minimal invasif bedah tiroid dapat dilakukan dengan berbagai

    cara. Sebuah teknik yang lebih populer adalah teknik video-

    dibantu, yang telah dikembangkan dan disempurnakan.

  • 8/4/2019 Isi iii

    52/90

    Prosedurnya memerlukan sayatan leher kecil pusat dan

    menggunakan pencabutan eksternal tanpa insufflation leher.

    Pendekatan ini menggabungkan insisi mini (1-2 cm) dan

    pendekatan yang dikenal ahli bedah kepala dan leher. Lebihpenting lagi, teknik ini memungkinkan pengobatan baik nodul

    jinak kecil dan keganasan tiroid kecil.

    c. Terapi Radiasi Eksternal

    Terapi radiasi menggunakan energi tinggi sinar X untuk

    membunuh sel-sel karsinoma papiler. Pengobatan ini biasanya

    diberikan lima hari seminggu selama sekitar lima sampai enam

    minggu, baik di rumah sakit atau fasilitas rawat jalan. Terapiradiasi dapat diberikan setelah menyelesaikan operasi.

    PROGNOSISSecara keseluruhan, karsinoma papiler tiroid mempunyai angka

    survival yang lebih tinggi dari tipe follikular, adanya infiltrasi ke

    jaringan sekitar akan membuat prognosis menjadi buruk.

    Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa ukuran tumor, jenis

    histopatologis dan kadar Tg 1 bulan pasca operasi merupakan

    faktor prognostik yang sangat penting untuk penderita

    karsinoma tiroid.

    Sebagian besar karsinoma papiler tiroid memiliki angka harapan

    hidup 10 tahun hingga 85% (baik) jika berada pada stadium 1,

    memiliki angka harapan hidup 10 tahun 65% (sedang) jika

    terdiagnosis berada pada stadium 2, memiliki angka harapan

    hidup 10 tahun 50-45% (buruk) pada stadium 3 dan memiliki

    angka harapan hidup 10 tahun dibawah 30% (sangat buruk) pada

    stadium 4. Secara umum prognosis jauh lebih buruk pada pasien

    lanjut usia dan pasien dengan invasi ke jaringan di luar tiroid

    atau metastasis jauh.

    2. Adenokarsinoma folikuler

  • 8/4/2019 Isi iii

    53/90

    Karsinoma ini merupakan golongan kedua terbanyak. Karsinoma

    ini memiliki nama lain yaitu Alveolar Adenokarsinoma, Alveolar

    Karsinoma, Trabekular Karsinoma Malignan Adenoma, Metastasis

    Goiter, Angioinvasif Adenoma Dan Langhans wuchernde Struma.Karsinoma folikuler lebih ganas dibandingkan dengan

    adenokarsinoma papiler, tetapi lebih jarang yaitu sekitar 1 dari 10

    kanker tiroid. Bisa ditemukan pada semua umur, tapi lebih banyak

    terdapat pada orang dengan usia diatas 40 tahun (puncak onset 40-

    60 tahun). Lebih sering unilateral daripada bilateral. Wanita lebih

    sering terkena dengan perbandingan 3:1. Pada ukuran tumor

    kurang dari 1 cm prognosisnya cukup baik. Prognosis dari

    karsinoma folikuler tidak sebaik karsinoma papiliferum, walaupun

    masih cukup baik pada beberapa kasus. Jarang berhubungan

    dengan riwayat terekspose radiasi.

    Beberapa karsinoma folikuler tidak menunjukkan invasi secara

    makroskopik, tetapi terdapat invasi secara mikroskopik ke dalam

    simpai, pembuluh darah atau pembuluh limfe. Tumor semacam ini

    dahulu disebut adenoma malignum atau adenoma dengan invasi

    atau adenoma yang potensial ganas. Sekarang lebih sering disebut

    karsinoma folikuler dengan permulaan.

    Hedinger dan Sobin membagi karsinoma folikuler atas 2 variasi,

    yaitu :

    o Berdiferensiasi baik ; tumor ini terlihat sebagai folikel tiroid

    normal atau struma adenomatosa atau adenoma

    o Berdiferensiasi sedang ; ialah tumor yang memperlihatkan

    adanya massa padat akan sel atau terdapat pembentukan

    trabekel sehingga sering disebut karsinoma trabekuler atau

    Wuchernde Struma Langhands. Karsinoma lebih sering

    ditemukan pada wanita daripada pria.

    TIPE

    1. Clear Cell Ca

  • 8/4/2019 Isi iii

    54/90

    Sel selnya mirip clear cell dari kelenjar paratiroid. Sel-sel dengan

    sitoplasma jernih karena penumpukan glikogen, lipid, mucin a

    tiroglobulin.

    2. Oxyphilic Ca (Oncocytic Ca, Eosinophilic cell Ca, Hurthele cellCa) .

    Sel selnya berasal dari sel oxyphilic yaitu sel-sel dengan sitoplasm

    bergranul dan acidophilic. Biasanya melihat gambaran folikular

    atau trabekular.

    SUB TIPE

    1. lnvasi Minimal

    Mempunyai kapsul dan hanya minimal invasi ke kapsul atau

    pembuluh darah

    2. lnvasi Luas

    Dapat berkapsul, dapat tidak, dengan invasi yang luas.

    GEJALA KLINIS

    Sebagian besar karsinoma Folikuler tumbuh lambat, kadang-

    kadang berpuluh tahun, sering berasal dari adenoma jinak.

    Gejala klinis dari karsinoma Folikuler yaitu

    1. Pembengkakan kelenjar tiroid berupa nodul padat

    2. Suara parau karena perluasan tumor pada jaring atau

    tekanan terhadap n. rekueren.

    3. Disfagi karena tumor meluas ke esofagus

    4. Berat badan menurun

    5. Fraktur Patologis

    MAKROSKOPIS

    Massa tumor tidak teratur sering berupa nodul putih abu-abu

    padat seperti daging berbaras jelas. Mempunyai kapsul, solitair,

    diameter 1-10 cm arau lebih besar. Gambaran kapsul jelas

    menyerupai suatu adenoma. Bila tumor besar, dijumpai pendarahan

    dan infark, bagian tengah mengalami fibrosis.

  • 8/4/2019 Isi iii

    55/90

    Pada pemotongan tampak gumpalan daging berwarna kemerah-

    merahan atau coklat karena mengandung koloid disertai daerah

    perkapuran atau firosis. Kadang dapat terjadi perdarahan atau

    infark.. Beberapa karsinoma folokuler pada mikroskopis tidakmenunjukkan seperti adenoma jinak. Tumor ini tumbuh perlahan

    lahan tetapi dapat menyebabkan kematian. Penulisan lain

    mengatakan, massa tumor mirip Adenoma Folikular.

    MIKROSKOPIS

    Karsinoma folikuler, secara mirkoskopis menggambarkan

    Adenoma Follkuler, beberapa solid dan bentuk hanya foliker kecil

    atau abortif dan dapat dijumpai bentuk trabekular atau folikuler.

    Beberapa lrsinoma adalah bentuk Well Differentiated yang masih

    seperti Adenoma atau tiroid normal dan lebih banyak mengandung

    koloid.

    Gambaran mikroskopis terdiri dari mikrofolikel dengan sel-sel

    epitel pelapis, inti sedikit pleomorfik dan jarang mitosis, lumen

    berisi sedikit massa koloid, kadang- kadang dijumpai Psammona

    bodi bila terjadi perubahan oxipilik. Dapat terlihat invasi ke kapsul,

    pembuluh darah. Limfatik dan jaringan sekitarnya.

    Kapsul mengandung pembuluh darah yang besar (dilatasi) &

    dinding yang tipis.

    Histopatologi memperlihatkan struktur kelenjar. Penyebaran

    terutama melalui sistem vaskuler seperti hati, paru-paru, tulang,

    kandung kemih dan kulit, jarang ke kelenjar getah bening.

    Kemungkinan untuk bertransformasi menjadi anaplastik karsinoma

    dua kali lebih besar dari tipe adenokarsinoma papiler. Diduga ada

    hubungan dengan endemik goiter. Dengan pemakaian garam

    yodium di daerah endemik, insidens keganasan menurun.

    PENYEBARAN

    Karsinoma folikuler biasanya menyebar melalui hematogen,

    sehingga sering menyebabkan metastase jauh (25%) pada waktu

    diagnosa, jarang limfogen yaitu ke paru, tulang, hati, ginjal, dan

  • 8/4/2019 Isi iii

    56/90

    otak. Pada tulang terutama, bahu, tulang dada, tulang tengkora &

    tulang iliaca.

    Siliphant Dkk menemukan metastase ketulang hati, atau otak 17%,

    keparu 56%, limfoid 83%. Karsinoma folikuler dapat menginvasijaringan sekitarnya seperti trakea, otot, kulit, pembuluh darah dan

    n. Laringeus Recurren serta jaringan lemak.

    DIAGNOSA BANDING

    Adenoma Folikular Atipik

    Adenoma Goiter Atipik

    Karsinoma Papiler

    Hashimoto's Thyroiditis3. Hurthle Cell Carcinoma

    Dikenal sebagai karsinoma sel oxyfil, yang sebenarnya

    merupakan jenis dari karsinoma folikuler. Karsinoma ini merupakan 4%

    dari kanker tiroid. Prognosisnya tidak sebaik karsinoma folikuler karena

    subtipe ini lebih sulit ditemukan dan diterapi (karsinoma ini tidak

    menyerap radioaktif iodin dengan baik).

    B. Undifferentiated Carcinoma (Anaplastic)

    Merupakan kanker tiroid yang sangat ganas. Disebut juga

    karsinoma tidak terdiferensiasi. Perjalanannya sangat cepat dan fatal.

    Dalam beberapa minggu atau bulan sudah menyebabkan keluhan-

    keluhan akibat penekanan dan invasi karsinoma berupa gejala

    obstruksi pernafasan atau obstruksi esofagus. Keadaan umum cepatmenurun dan tumor cepat mengadakan metastasis jauh.

    Biasa mengenai orang tua dengan onset puncak lebih dari 65

    tahun. Sangat jarang pada umur muda. Pria lebih sering terkena

    dengan perbandingan 2:1. Pada beberapa keadaan jenis ini berasal

    dari karsinoma jenis papiler yang tidak diobati atau karsinoma papiler

    yang sudah diobati dengan radiasi.

    Karsinoma anaplastik (undifferentiated) tiroid merupakankeganasan kelenjar tiroid yang sangat agresif karena :

  • 8/4/2019 Isi iii

    57/90

    1) Pertumbuhannya cukup cepat, penyebarannya di luar tiroid dengan

    metastasis luas, semuanya berlanjut dalam satu tahun, dan ini

    merupakan ciri khas dari tumor yang ganas ini.

    2) Istilah undifferentiated sendiri mempunyai pengertian bahwa tumorini tidak membuat folikel, papila atau trabekula, tetapi ia tetap

    memelihara gambaran epitelial yang jelas pada gambaran morfologik

    dan immunohistokimianya.

    3) Karsinoma anaplastik merupakan karsinoma tiroid yang jarang.

    Meskipun karsinoma anaplastik ini hanya menempati kurang dari 2%

    dari seluruh kanker tiroid yang ada, namun ia dapat menyebabkan

    kematian lebih dari 40%. Di AS di temukan kurang lebih 2 5 % dari

    seluruh keganasan tiroid . Insidens ini tampaknya cenderung menurun.

    Insidens puncak terjadi pada dekade ketujuh dari kehidupan, dengan

    usia rata-rata yang dilaporkan adalah 15-90 tahun. Pada penelitian

    didapatkan perbandingan perempuan dan laki laki 3.1 : 1 dari 70

    kasus.

    ETIOLOGI

    Etiologi karsinoma anaplastik tiroid dipercaya berasal dari

    dediferensiasi akhir dari karsinoma tiroid yang telah ada

    sebelumnya dan tidak terdeteksi, seperti karsinoma papillar,

    karsinoma folikular. Karsinoma anaplastik tiroid ini mempunyai

    hubungan genetik dengan onkogen C-myc, H-ras, dan Nm23.

    PATOFISIOLOGI

    Karsinoma anaplastik tiroid merupakan suatu massa dengan area

    yang nekrosis dan hemoragik. Secara mikroskopik mereka terdiri

    dari sel-sel anaplastik dengan petanda sitologik atipik dan

    aktivitas mitosis yang tinggi. Tumor nekrosis dan invasi vaskular

    kerapkali ditemukan. Gambaran histologiknya meliputi tipe sel-

    sel berupa sel spindel, giant cel, dan sel squamoid. Karsinoma

    anaplastik pada tiroid ini harus dibedakan dengan high grade

    tumor lainnya dari struktur yang berdekatan di leher yang

    mempunyai kesamaan dalam gambaran mikroskopik. Pada

    pemeriksaan immunohistokimia, tyroglobulin dan kalsitonin

  • 8/4/2019 Isi iii

    58/90

    negatif. Menurut beberapa ahli , diduga hasil yang lebih baik

    dapat diperoleh dengan mencari tyroglobulin m-RNA dengan

    hybridisasi insitu. Pankreatin dan epithelial membrane antigen

    (EMA) positif pada setengah dan sepertiga kasus. Thyroidtranscription factor-1 (TTF-1) ditemukan pada 0-50% kasus.

    Karsinoma anaplastik memperlihatkan pertumbuhan yang agresif

    , yang mana timbul dari well-differentiated thyroid carcinoma

    yang pertumbuhannya lambat. Benar-benar, bahwa kanker

    anaplastik ini sering menyertai well-differentiated cancer.

    Vankatesh meninjau 121 kasus kanker anaplastik dan

    melaporkan bahwa 46 dari tumor tersebut mempunyai residual

    foci dari well-differentiated cancer. Namun tetap belum diketahui

    apa yang terjadi secara genetik pada transformasi dari well-

    differentiated ke kanker anaplastik. Pada sumber lain dinyatakan