29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian merupakan suatu usaha atau study untuk mengamati, menyelidiki, mengembangkan, menemukan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau pendapat yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian di bidang kesehatan bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data mengenai kesehatan serta data lain yang berhubungan dengan kesehatan yang digunakan sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi program pelayanan kesehatan. Secara umum, metode penelitian kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu metode penelitian survei (survey research method) dan metode penelitian eksperimental (Chandra, 2008). Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang pada umumnya adalah masyarakat dengan menggunakan alat pengumpul data yang pokok berupa kuesioner. Penelitian survei digunakan untuk tujuan penjajagan (explorative), deskriptif, penjelasan (explanatory atau confirmatory), evaluasi, prediksi, dan penelitian operasional (Singarimbun dan Effendi, 1991). Metode penelitian survei ini dapat diaplikasikan sesuai dengan tujuan kompetensi blok Rural Dentistry yaitu mahasiswa 1

isi bab 1 2 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penelitian

Citation preview

Page 1: isi bab 1 2 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian merupakan suatu usaha atau study untuk mengamati, menyelidiki,

mengembangkan, menemukan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau

pendapat yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian di bidang kesehatan

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data mengenai kesehatan serta data

lain yang berhubungan dengan kesehatan yang digunakan sebagai dasar perencanaan,

pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi program pelayanan kesehatan. Secara

umum, metode penelitian kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu metode penelitian

survei (survey research method) dan metode penelitian eksperimental (Chandra,

2008).

Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu

populasi yang pada umumnya adalah masyarakat dengan menggunakan alat

pengumpul data yang pokok berupa kuesioner. Penelitian survei digunakan untuk

tujuan penjajagan (explorative), deskriptif, penjelasan (explanatory atau

confirmatory), evaluasi, prediksi, dan penelitian operasional (Singarimbun dan

Effendi, 1991). Metode penelitian survei ini dapat diaplikasikan sesuai dengan tujuan

kompetensi blok Rural Dentistry yaitu mahasiswa dapat menyelenggarakan program

kesehatan gigi dan mulut berbasis survei kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

Secara garis besar, penelitian survei dibatasi oleh penelitian yang datanya

dikumpulkan dari sampel untuk mewakili seluruh populasi. Sampel memiliki

kegunaan antara lain untuk menghemat biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian,

menghemat tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian, dan memperoleh hasil yang

akurat (Notoatmodjo, 2005). Penentuan sampel membutuhkan suatu cara atau teknik

tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu sampel probabilitas atau random sampling dan sampel

nonprobabilitas atau non probability sampling (Notoatmodjo, 2005). Teknik

sampling yang benar diperlukan karena akan mempengaruhi validitas hasil penelitian.

1

Page 2: isi bab 1 2 3

2

Oleh karena itu, laporan ini membahas mengenai perhitungan dan penentuan sampel

untuk membantu menentukan sampel yang benar dalam pelaksanaan penelitian.

.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Apakan jenis dan metode penelitian yang dipakai dalam penelitian rural

dentistry?

2. Apakah pertimbangan pemilihan lokasi penelitian di Desa Sikapat ?

3. Bagaimanakah populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian rural

dentistry?

4. Apakah sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian?

C. Tujuan

Tujuan dari laporan ini antara lain.

1. Mahasiswa dapat menentukan jenis dan metode penelitian yang dipakai dalam

penelitian rural dentistry

2. Mahasiswa dapat mengetahui kriteria pemilihan lokasi penelitian

3. Mahasiswa dapat menentukan populasi dan sampel yang digunakan untuk

penelitian

4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam sumber data yang digunakan

dalam penelitian.

D. Manfaat

Manfaat dari laporan ini antara lain.

1. Agar mahasiswa memahami jenis dan metode penelitian yang dipakai dalam

penelitian rural dentistry

2. Agar mahasiswa memahami kriteria pemilihan lokasi penelitian

3. Agar mahasiswa memahami cara penentuan populasi dan sampel untuk

penelitian

4. Agar mahasiswa memahami macam-macam sumber data yang digunakan dalam

penelitian.

Page 3: isi bab 1 2 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jenis dan Metode Penelitian

Salah satu jenis penelitian berdasarkan metodenya adalah metode penelitian

survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen

pengumpul data yang utama. Penelitian survei hanya dilakukan kepada sebagian

populasi atau sampel. Hal inilah yang membedakan dengan penelitian sensus yang

data-datanya dikumpulkan dari seluruh populasi. Tujuan dari penelitian survei adalah

antara lain; penjajagan (eksploratif), deskriptif, penjelasan (explanatory atau

confirmatory), evaluasi, prediksi suatu kejadian di kemudian hari, penelitian

operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial (Singarimbun dan Effendi,

1991). Penelitian survei digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu.

a. Penelitian survei deskriptif

Penelitian survei deskriptif disebut juga studi eksploratif atau penelitian

penjajagan karena tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mendeskripsikan

suatu kondisi di dalam komunitas (Notoatmodjo, 2005).

b. Penelitian survei analitik

Penelitian survei analitik disebut juga studi explanatory atau penelitian

penjelasan karena tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan

mengapa. Menurut Notoatmodjo (2005), berdasarkan waktunya, penelitian survei

analitik dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu.

1) Studi cross-sectional

Studi cross-sectional mengumpulkan variabel sebab atau risiko dan akibat

ataupun kasus yang terjadi pada objek penelitian secara simultan atau dalam

waktu yang bersamaan.

3

Page 4: isi bab 1 2 3

4

2) Studi retrospektif

Studi retrospektif merupakan penelitian yang berusaha melihat ke

belakang. Pengumpulan data pada studi ini dimulai dari efek atau akibat yang

telah terjadi. Efek tersebut kemudian ditelusuri penyebab dan variabel-variabel

yang mempengaruhinya.

3) Studi prospektif

Studi prospektif merupakan penelitian berusaha melihat ke depan.

Pengumpulan data dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko kemudian

ditelusuri akibatnya pada waktu yang akan datang.

B. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek dimana data tersebut diperoleh. Sumber data

yang diperoleh akan berbeda-beda tergantung bagaimana data tersebut diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

datanya maka sumber data disebut responden, namun ketika peneliti menggunakan

teknik observasi, maka sumber data dapat berupa benda, gerak atau proses yang ada

didalamnya (Arikunto, 2010). Misalnya peneliti yang mengamati sel kanker, maka

sumber data tersebut adalah sel kanker. Untuk mempermudah mengidentifikasi

sumber data, Arikunto (2010) mengklasifikasikan sumber data menjadi 3 tingkatan

huruf P, yaitu.

a. P = person, sumber data berupa orang. Person merupakan sumber data yang

bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban

tertulis.

b. P = place, sumber data berupa tempat. Place merupakan sumber data yang

dapat menyajikan keadaan diam dan bergerak. Keadaan diam yang dimaksud

adalah ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain sebagainya.

Sedangkan keadaan bergerak meliputi aktifitas, kinerja, laju kendaraan, ritme

nyanyian dan lain sebagainya.

Page 5: isi bab 1 2 3

5

c. P = paper, sumber data berupa simbol. Paper yang dimaksud sebagai sumber

data adalah yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau

simbol-simbol lain.

Sumber data dapat dibedakan pula berdasarkan cara pengumpulannya. Menurut

Sugiyono (2010), sumber data dapat dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan

pengumpulannya, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh peneliti langsung

dari sumber, misalnya hasil wawancara dan hasil pengamatan di laboratorium.

b. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh melalui pihak

lain atau pihak ketiga serta tidak langsung diperoleh dari subjek peneliti.

Biasanya data diperoleh dari data dokumentasi, jurnal, dan buku-buku referensi

(Suryono, 2010).

.

C. Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu

penelitian. Lokasi suatu penelitian dapat menjadi batasan ruang lingkup penelitian

dilakukan. Menurut Antara (2009) dalam Sugaepi (2013), pemilihan lokasi penelitian

dapat dilakukan dengan metode purposive, yaitu dengan menentukan lokasi

penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Pemilihan lokasi penelitian perlu untuk mempertimbangkan tujuan atau visi misi

penelitian yang akan dilakukan. Menurut Endraswara (2006), dalam memilih lokasi

penelitian harus mempertimbangkan keterjangkauan lokasi baik dari jarak maupun

sarana transportasi, sasaran dan dana penelitian. Selain itu, menurut Oktavia (2015),

sebaiknya sebelum pemilihan lokasi penelitian terlebih dahulu dilakukan studi

pendahuluan pada lokasi atau dengan pencarian data seputar lokasi penelitian.

Kriteria pemilihan lokasi penelitian berbeda sesuai dengan tujuan dan sasaran

penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian dengan sasaran sekolah terdapat

beberapa kriteria pemilihan lokasi penelitian, diantaranya.

a. Sebaran geografis,

b. Sebaran umur,

Page 6: isi bab 1 2 3

6

c. Jenis penelitian,

d. Visi misi penelitian,

e. Acuan penelitian (Pizzolato, 2004).

D. Penentuan Populasi dan Teknik Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau sumber data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Populasi dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan dan

lainnya. Populasi dapat dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan populasi

terjangkau. Populasi target merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian,

sedangkan populasi terjangkau merupakan bagian dari populasi target yang dapat

dijangkau dan umumnya dibatasi dengan adanya tempat dan waktu (Saryono, 2010).

Sampel merupakan sebagian kecil dari populasi atau objek yang memiliki

karakteristik yang sama (Chandra, 2010). Sampel memiliki beberapa kegunaan antara

lain untuk menghemat biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian, menghemat

tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian dan memperoleh hasil yang akurat

(Notoatmodjo, 2005). Penentuan sampel yang akan digunakan harus sesuai dengan

kriteria tertentu yang ditetapkan agar hasil penelitian dapat sesuai dengan kriteria

tertentu yang ditetapkan supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan. Kriteria

tersebut berupa kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi merupakan batasan ciri atau karakter umum pada subjek

penelitian yang dikurangi dengan karakter yang masuk dalam kriteria eksklusi,

sedangkan kriteria eksklusi merupakan sebagian subjek yang memenuhi kriteria

inklusi yang harus dikeluarkan dari penelitian karena dapat menyebabkan hasil

penelitian menjadi bias (Saryono, 2010). Menurut Chandra (2010) beberapa langkah

dalam proses sampling, yaitu.

a. Menentukan populasi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis populasi.

Terdapat empat komponen penting dalam penentuan populasi, diantaranya, elemen,

unit sampling, tempat dan waktu.

Elemen : SDN 1 dan 2 Sikapat, Sumbang

Unit Sampling : Siswa SD kelas 4,5,6

Page 7: isi bab 1 2 3

7

Tempat : Wilayah kerja Puskesmas Sumbang II

Waktu : September 2015.

b. Spesifikasi kerangka sampling

Kerangka sampling memiliki tujuan untuk memaparkan secara jelas dan

memberi spesifikasi dari elemen populasi. Elemen populasi terbagi menjadi dua yaitu

target populasi dan populasi sampling.

c. Spesifikasi unit sampling

Unit sampling merupakan unit dasar dari elemen populasi yang akan menjadi

sampel, tetapi terkadang dapat berdiri sendiri menjadi komponen populasi atau

merupakan unit sampling dari elemen populasi.

d. Seleksi metode sampling

Metode sampling umunya terbagi menjadi dua yaitu.

1) Probability sampling

Probability sampling merupakan metode sampling yang memiliki syarat

bahwa setiap individu atau objek pada suatu populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara

random atau acak.

a) Simple random sampling

Teknik pengambilan sampel dibedakan menjadi dua yaitu cara teknik

undian (lottery technique) dan dengan menggunakan tabel bilangan atau

angka acak (random number) yang dapat dilihat pada buku-buku statistik.

Semua individu berpeluang untuk diambil sebagai sampel. Pemilihan

angka awal pada penggunaan tabel random dilakukan dengan acak secara

mata tertutup dan dengan menjatuhkan pensil.

b) Systematic sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan membagi jumlah atau

anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan.

Hasilnya adalah interval sampel. Teknik ini secara sistematis akan

memilih sampel berdasarkan pola tertentu, misalnya menurut kelipatan

Page 8: isi bab 1 2 3

8

angka, contoh misalnya jumlah sampel yang akan digunakan 25 orang

dari jumlah populasi penelitian sebanyak 50 orang, maka angka kelipatan

atau k = jumlah populasi / jumlah sampel yaitu 50/25 = 2. Hasil sampel

menggunakan k=2 sebagai berikut sampel yang diambil bernomor 00, 02,

04, 06, 08, 010 sampai sampel berjumlah 25 sampel.

c) Stratified sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan jika suatu populasi terdiri dari unit

yang mempunyai karakteristik yang heterogen atau berbeda-beda untuk

menghindari terjadinya bias saat mengambil kesimpulan. Variabel yang

sering digunakan seperti jenis kelamin, pendidikan, status gizi dan umur

yang dibuat strata yang kemudian dari masing-masing strata akan diambil

sampel yang mewakili strata secara random.

d) Cluster sampling

Teknik pengambilan sampel bukan terdiri dari unit individu melainkan

dari kelompok yang berupa unit geografis yaitu desa, kecamatan dan

kabupaten.

2) Non probability sampling

Merupakan metode sampling yang memiliki syarat hanya individu atau

objek pada suatu populasi yang memenuhi persyaratan tertentu yang terpilih

menjadi sampel.

a) Purposive sampling

Pengambilan sampel yang didasarkan paada suatu pertimbangan tertentu

yang dibuat sendiri oleh peneliti.

b) Quota sampling

Pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah

anggota sampel secara quotum atau jatah.

c) Accidental sampling

Pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau

reponden yang kebetulan ada atau tersedia.

e. Ukuran sampel

Page 9: isi bab 1 2 3

qpZNdqpNZn

..)1.(...

22

2

qpZNdqpNZn

..)1.(...

22

2

9

Saat melakukan penelitian, seringkali muncul pertanyaan berapa banyak jumlah

sampel yang harus ditetapkan dan ini bergantung pada jenis studi, homogenitas

populasi, jenis sampel, serta jumlah dana dan personel yang tersedia.

f. Mempersiapkan sampling plan

Langkah ini untuk merencanakan keputusan-keputusan yang telah diambil agar

dapat dilaksanakan dengan baik di lapangan yang meliputi kelengkapan perangkat

lunak dan keras seperti kuesioner, pewawancara, alat transportasi, jadwal penelitian

dan lainnya.

g. Memilih sampel

Langkah ini adalah melaksanakan pemilihan sampel di lapangan sesuai dengan

protokol penelitian yang telah disiapkan.

Penentuan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian perlu membuat estimasi

proporsi untuk menentukan jumlah sampel minimum, maka perlu memperhatikan

beberapa hal seperti pemikiran yang masuk akal dari proporsi yang akan diukur

dalam penelitian apabila tidak dapat memperkirakannya maka yang paling aman

adalah 0,5 (50%), tingkat kepercayaan yang diinginkan apabila menginginkan derajat

ketepatan tinggi maka digunakan angka 0,01 sebaliknya apabila jumlah sampel lebih

besar maka digunakan 0,05. Rumus nenghitung besar sampel minimal dengan derajat

akurasi pada tingkat statistik yang bermakna, yaitu.

Keterangan:

n : Besar sampel minimal

N: Jumlah Populasi

Z: Derajat kepercayaan (95% = 1,96)

d: Standar derajat ketepatan yang digunakan yaitu 90% atau 0,1

p: Dugaan proporsi atau insidensi kasus dalam populasi bila belum diketahui,

dianggap 0,5

Page 10: isi bab 1 2 3

10

q: Proporsi tanpa atribut (1-p = 0,5) (Sastroasmoro dan Ismael, 2002).

Untuk populasi yang lebih kecil dari 10.000, dapat menggunakan rumus yang lebih

sederhana, yaitu.

n = N

1 + N (d2)

Keterangan =

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan yang diinginkan (Budiharto, 2004).

Page 11: isi bab 1 2 3

11

Page 12: isi bab 1 2 3

BAB III

PEMBAHASAN

A. Jenis Penelitian dan Metode

Jenis penelitian yang digunakan pada pratikum lapangan berdasarkan metode

penelitan adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study.

Pemilihan dari jenis dan metode penelitian tersebut dikarenakan pada praktikum

lapangan ini akan menjelaskan situasi yang terjadi pada suatu populasi menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pendekatan yang digunakan yaitu cross

sectional study karena hanya dilakukan pada saat praktikum lapangan blok Rural

Dentistry.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1991), penelitian survei merupakan

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei dapat digunakan untuk

tujuan eksploratif, deskriptif, penjelasan, evaluasi, prediksi, operasional, dan

pengembangan indikator-indikator sosial.

Menurut Notoatmodjo (2005), penelitian survei dibedakan lagi menjadi dua, yaitu

a. Survei Deskriptif

Survei ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

didalam suatu komunitas atau masyarakat.

b. Survei Analitik

Survei ini diarahakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Survei

analitik dibedakan lagi menjadi 3 macam, yaitu.

1) Cross Sectional Study

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang mengkaji variabel sebab atau

resiko dan akibat secara simultan (dalam waktu yang bersamaan).

2) Retrospective Study

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang berusaha melihat kebelakang,

artinya pengumpulan data dimulai dari melihat efek atau fenomena yang sudah

12

Page 13: isi bab 1 2 3

13

terjadi dan kemudian ditelusuri sebab-sebab terjadinya fenomena atau efek

tersebut.

3) Prospective Study

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang berusaha melihat kedepan,

artinya pengumpulan data dimulai dari melihat fakor resiko dan kemudian

ditelusuri akibatnya pada waktu yang akan datang.

B. Pertimbangan Pemilihan Lokasi

Sebelum melakukan sebuah penelitian, kita harus menentukan terlebih

dahulu lokasi yang akan diteliti. Pemilihan lokasi penelitian harus didasari

oleh beberapa pertimbangan, seperti menentukan jumlah dan lokasi sekolah

yang ideal sesuai dengan tema penelitian dan mempertimbangkan potensi

jumlah siswa, selain itu perlu diperhatikan sebaran geografis jumlah penduduk

usia sekolah, keterbatasan waktu, tenaga yang perlu dipertimbangkan saat

menentukan lokasi penelitian (Pizzolato, 2004).

Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Sumbang tepatnya di Desa

Sikapat. Peneliti memilih lokasi ini dengan mempertimbangkan jarak lokasi

yang tidak terlalu jauh dan banyaknya sekolah dasar di wilayah puskesmas

Sumbang 2, yaitu SD Negeri 01 Sikapat, SD Negeri 02 Sikapat, dan SD

Negeri 03 Sikapat. Yang menjadi target penelitian yaitu SD Negeri 01 Sikapat

dan SD Negeri 02 Sikapat. Alasan pemilihan lokasi penelitian tersebut

didasarkan pertimbangan SD Negeri 01 dan 02 sikapat terletak tidak jauh dari

pinggir jalan dan jumlah murid yang memadai, sehingga memudahkan

peneliti dalam melakukan penelitian. Sedangkan SD Negeri 03 Sikapat

terletak jauh dari jalan raya sehingga susah untuk dijangkau dan jumlah murid

di SD tersebut kurang memadai untuk target penelitian.

Page 14: isi bab 1 2 3

qpZNdqpNZn

..)1.(...

22

2

14

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan untuk uji validitas dan relibilitas serta

pelaksanaan survei program kerja dalam blok Rural Dentistry ini diambil dari

kelas 4, 5, dan 6 SDN 1 Sikapat dan SDN 2 Sikapat, dengan riancian sebagai

berikut.

SDN 1 Sikapat

a. Kelas 4 = 27 orang

b. Kelas 5 = 20 orang

c. Kelas 6 = 22 orang

SDN 2 Sikapat

a. Kelas 4 (a) = 24 orang

b. Kelas 4 (b) = 24 orang

c. Kelas 5 = 36 orang

d. Kelas 6 = 43 orang

Jadi, jumlah populasi dari SDN1 Sikapat berjumlah 69 orang dan populasi dari SDN

2 Sikapat berjumlah 127 orang.

2. Sampel

Penentuan rumus sampel menggunakan Minimal Sample Size

(Sastroasmoro dan Ismael, 2002), sebagai berikut:

Keterangan:

n : Besar sampel minimal

N: Jumlah Populasi

Z: Derajat kepercayaan (95% = 1,96)

d: Standar derajat ketepatan yang digunakan yaitu 90% atau 0,1

p: Dugaan proporsi atau insidensi kasus dalam populasi bila belum diketahui,

dianggap 0,5

Page 15: isi bab 1 2 3

qpZNdqpNZn

..)1.(...

22

2

15

q: Proporsi tanpa atribut (1-p = 0,5)

Sampel juga bisa ditentukan dengan menggunakan rumus menurut Budiharto (2004),

sebagai berikut.

n = N

1 + N (d2)

Keterangan:

n = Besarnya sampel

N = Besarnya Populasi

d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan. Pada

penelitian dipakai 0.05 (5%).

a. Perhitungan sampel menggunakan rumus Minimal Sample Size menurut

Sastroasmoro dan Ismael (2002) untuk SDN 1 Sikapat sebagai berikut.

n = (1,96)2 . 69 . 0,5 . 0,5

(0,1)2 . (69-1) + (1,96)2 (0,5) (0,5)

= 41, 31 ≈ 42 sampel

b. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus sampel minimal dari Budiarto

(2004) untuk SDN 1 Sikapat sebagai berikut.

n = N

1 + N (d2)

n = 69

1 + 69 (0.052)

= 58,84 ≈ 59 sampel.

Page 16: isi bab 1 2 3

qpZNdqpNZn

..)1.(...

22

2

16

c. Perhitungan sampel menggunakan rumus Minimal Sample Size menurut

Sastroasmoro dan Ismael (2002) untuk SDN 2 Sikapat sebagai berikut.

n = (1,96)2 . 127 . 0,5 . 0,5

(0,1)2 . (127-1) + (1,96)2 (0,5) (0,5)

= 54, 51 ≈ 55 sampel.

d. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus sampel minimal dari

Budiharto (2004) untuk SDN 2 Sikapat sebagai berikut.

n = N

1 + N (d2)

n = 127

1 + 127 (0.052)

= 95,89 ≈ 96 sampel.

Berdasarkan hasil perhitungan minimal sampel menurut Sastroasmoro

dan Ismael (2002) dan Budiharto (2004) untuk SDN 1 Sikapat dan SDN 2

Sikapat, jumlah minimal sampel yang diambil dengan jumlah populasi tidak

berbeda jauh, baik menurut kedua rumus dan jumlah populasi. Oleh karena

itu, kelompok kami memutuskan untuk mengambil seluruh populasi baik

untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas maupun untuk dilakukan

pelaksanaan program kerja. Proses uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan

di SDN 02 Sikapat dikarenakan tempat yang lebih kearah perkotaan dan jalan

raya serta waktu untuk pelaksanaan yang memungkinkan. Sebaliknya, untuk

proses pelaksanaan program kerja dilaksanakan di SDN 01 Sikapat

dikarenakan tempat dan akses jalan yang lebih ke perdesaan namun tidak

terlalu jauh atau berbeda dengan kondisi SDN 02 Sikapat.

Page 17: isi bab 1 2 3

17

D. Sumber Data

Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data sekunder berasal dari data

siswa-siswi yang diberikan oleh pihak SD Negeri 2 Sikapat, Sumbang 2.

Sedangkan, sumber data primer berasal langsung dari siswa-siswi kelas 4

sampai kelas 6 SD Negeri 2 Sikapat, Sumbang 2 yang diperoleh melalui

kuesioner. Sumber data ini diperoleh dengan cara pelaksanaan wawancara dan

pengisian kuesioner. Wawancara dan pengisian kuesioner akan dilakukan oleh

mahasiswa-mahasiswa kedokteran gigi UNSOED terhadap seluruh siswa-

siswi kelas 4 sampai kelas 6 SD Negeri 2 Sikapat, Sumbang 2. Pengisian

kuesioner didampingi oleh mahasiswa supaya para siswa SD mengerti maksud

dari setiap pertanyaan dalam kuesioner sehingga jawaban yang diperoleh

merupakan jawaban yang benar.

Page 18: isi bab 1 2 3

18

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Bineka Cipta,

Jakarta.

Budiarto, E., 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar, EGC,

Jakarta.

Budiharto., 2004, Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu

Kesehatan Gigi, EGC, Jakarta.

Chandra, B., 2008, Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, EGC, Jakarta.

Endraswara, S., 2006, Metode, teori, teknik penelitian kebudayaan: ideology,

epidemiologi, dan aplikasi, Pustaka Widyatama, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Oktavia, N., 2015, Sistematika penulisan karya ilmiah, edisi 1, Deepublish,

Yogyakarta.

Pizzolato, N. D., 2004, School location methodology in urban areas of developing

countries, Catholic University of Rio de Janeiro, Brazil.

Saryono, 2010, Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula,

Mitra Cendekia Press, Yogyakarta.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi

2, Sagung Seto, Jakarta.

Singarimbum, M., Effendi S., 1991, Metode penelitian survai, LP3ES, Jakarta.

Sugaepi, 2013, Pengaruh pendekatan pembelajaran point of reward dan sikap

demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn,

Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.

Sugiyono, 2010, Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&B), Alfabeta, Bandung.

Page 19: isi bab 1 2 3

19