Inverted Ductal Papilloma Rongga Mulut

Embed Size (px)

Citation preview

  • Journal Reading Nama : A. St. Hajrah Yusuf Nim : J11110001 Pembimbing : drg. Zohra Nazaruddin

    Bagian Ilmu Penyakit MulutFakultas Kedokteran GigiUnversitas Hasanuddin2013

  • Sergi Sala-Perez, Antoni Expana-Tost, August Vidal-Bel, Cosme Gay-Escoda

  • Burkets Oral Medicine Diagnosis & Treatment 10th Ed.

  • Jenis PenyakitPerbedaansialoadenoma papilliferumLesi papilar ini menyebabkan inflamasi jaringan ikat yang diproyeksikan dengan acanthosis dan parakeratosis pada permukaan epitel. Komponen kelenjar stroma juga membentuk papillary prolongations dengan sel-sel kolumnar atau kuboid dan sel-sel mukosa.intraductal papillomamerupakan tumor endofit yang tumbuh ke dalam duktus dan membentuk rongga unikistikkarsinoma mucoepidermoidditandai oleh adanya sel-sel skuamosa basal dan sel-sel mukosa. Lesi tingkat rendah dapat menimbulkan sedikit atypia sitologi, di mana pola karakteristik structural dari penyakit ini tidak dapat diketahui.

  • Inverted ductal papilloma rongga mulut merupakan neoplasma jinak yang jarang terjadi yang bebentuk papilla yang berasal dari saluran keluar dari kelenjar ludah. Bentuk ini merupakan salah satu bagian dari kelompok tumor papilloma ductus. Ukuran lesi bervariasi mulai dari diameter 0,5 sampai 1,5 cm, dan lokasi yang paling sering berada pada kelenjar ludah minor pada bibir dan mukosa pipi bawah

  • Secara klinis, IDPOC bermanifestasi sebagai tumor submukosa disertai timbulnya nodula dan dengan permukaan atasnya yang halus atau verrucous, dimana umumnya terjadi dilatasi saluran keluar dari kelenjar ludah. Lesi secara normal berlekatan dengan permukaan mukosa, meskipun tampak fibrosa pemisah antara jaringan penghubung.Secara Histologis, IDPOC merupakan lesi terorganisir dan tidak berkapsul, pada puncak papila yang dapat membentuk ruang internal multicystic. Pertumbuhan mengarah ke lumen, dan tumor bahkan dapat menyebar dengan cara yang terorganisir di bawah jaringan ikat yang mendasarinya.

  • Etiologinya belum diketahui, meskipun beberapa penulis menghubungkannya dengan infeksi human papillomavirus (HPV), berdasarkan deteksi rangkaian HPV pada lesi. Penelitian immunohistochemical dan ultrastruktural menyatakan bahwa IDPOC kemungkinan berasal dari zona transisi antara ekstremitas distal dari saluran keluar pada kelenjar ludah dan permukaan epitel rongga mulut .

  • Seorang wanita keturunan kaukasia berusia 40 tahun dibawa ke Bagian Bedah Mulut untuk evaluasi dan penanganan tumor yang terdapat pada mukosa bibir bawah. Dia memiliki kebiasaan menggigit bibir bawahnya, dan mengalami trauma pada daerah yang sama akibat berbenturan dengan kepala anaknya. Setelah tiga bulan pasien menyadari perubahan sedikit demi sedikit pada ukuran lesi.

  • AnamnesisKebiasaan menggigit bibir bawahTrauma benturan pada daerah yang samaPerubahan ukuran lesi setelah tiga bulanPemeriksaan KlinisEkstraoralKesehatan umum pasien baikTidak ada asimetri maksillaTidak ada adenopathies leher yang terdeteksi

  • IntraoralAspek nodular pada lesiKonsistensi lembutTanpa melekat pada lapisan dalamPalpasi (-)Tanda peradangan (-)Nanah (-)Struktur orofacial lainnya normal

    Pemeriksaan RadiografiPengamatan dari x-ray panoramik juga menunjukkan tidak ada perubahan struktur orofacial lain.

  • Gambar 1. Zona yang terkena tanpa tanda inflamasi atau supurasi

  • Inverted Ductal Papilloma Rongga MulutInverted ductal papilloma rongga mulut merupakan neoplasma jinak yang jarang terjadi yang bebentuk papilla yang berasal dari saluran keluar dari kelenjar ludah. Etiologinya belum diketahui, meskipun beberapa penulis menghubungkannya dengan infeksi human papillomavirus (HPV).

  • Muccocele pada bibir bawahAdenoma pleomorphicTraumatic fibromaLipoma

  • Pengangkatan lesi secara utuh dilakukan dengan laser CO2 di bawah pengaruh anestesi lokal dengan menggunakan 4% articaine dengan 1:100.000 adrenalin.

    Obat pasca operasi yang diresepkan, yaitu: tablet ibuprofen 600 mg, satu tablet setiap 8 jam selama 5 hari dan gel chlorhexidine, 3 kali sehari selama 10 hari

  • Gambar 2. Lesi berada diantara duktus sekretori minor dari glandula saliva dan permukaan epitel rongga mulut.Gambar 3a. Tumor terdiri dari sel basal skuamosa tanpa atypia sitologik. B. Termasuk sel mokosekretori terisolasi.

  • Ekstraksi DNA dilakukan dari sampel tetap dalam larutan formalin dan ditanam dalam parafin, menggunakan teknik konvensional. Deteksi HPV dilakukan dengan uji genotipe HPV LADeteksi DNA human papillomavirus dan jenis berdasarkan amplifikasi DNA lesi tumor dan hibridisasi posterior, menunjukkan tidak adanya kehadiran DNA virus.

  • Dalam kasus ini pasien melaporkan perubahan ukuran lesi karena akumulasi internal dari bahan mukus.HPV DNA tidak terdeteksi pada lesi, dan tidak ada perubahan sitopatik pada infeksi virus dari sel-sel epitel yang diamati. Anteseden dari trauma berulang dilaporkan oleh pasien di daerah yang terkena, kemungkinan berperan penting terhadap perkembangan tumor ini.

  • Perawatan kasus ini, menggunakan laser CO2 untuk reseksi karena menunjukkan komplikasi dan kekambuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan pisau bedah.Kondisi pasca operasi pada pasien menunjukkan keadaan bebas dari komplikasi, tidak ada gejala kambuh atau keganasan dari IDPOC yang dilaporkan.

  • *