14
1 Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis WEB Aris Setiawan, Soewarto Hardhienata, Prihastuti Harsani [email protected] Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan J.Pakuan PO BOX 452, Bogor Telp/Fax (0251) 8375 547 ABSTRAK Sistem pernafasan pada manusia bertujuan untuk memperoleh oksigen dari udara dan mengeluarkan karbondioksida. Sistem pernafasan amatlah penting bagi manusia, karena faktor utama manusia adalah bernafas. Terganggunya pernafasan maka manusia akan kesulitan untuk melakukan kegiatan. Anggapan bahwa penyakit yang diawali dengan gejala batuk atau flu biasa tidak akan membahayakan, tetapi orang awam tidak tahu apakah gejala awal tersebut merupakan gejala awal pada penyakit berat lainnya seperti TBC atau kanker paru-paru. Mengacu pada permasalahan diatas, maka dibangun identifikasi penyakit sistem pernafasan pada manusia menggunakan metode certainty factor berbasis web. Metode yang digunakan adalah metode System Development Life Cycle (SDLC). Identifikasi penyakit sistem pernafasan ini, terdapat 17 penyakit, 48 gejala beserta pengobatannya. Untuk mengidentifikasi penyakit, seorang user di haruskan memberikan input berupa gejala yang dialami kemudian output yang diberikan berupa hasil diagnosa gejala penyakit yang dialami beserta pengobatannya. Sistem ini dapat dijadikan alternatif solusi bagi user (pengguna) dalam mencari referensi penyakit sistem pernafasan pada manusia. Kata Kunci : Penyakit sistem pernafasan, Sistem Pakar, Certainty Factor PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem Pakar (Expert System) adalah suatu bidang dari ilmu kecerdasan buatan dalam kaitannya dengan sistem pendukung keputusan yang dirancang dengan memasukkan unsur-unsur keahlian dari satu konsep terprogram (Code Base Concept) dalam pengambilan keputusan. Implementasi sistem pakar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan selain sebagai media informasi bagi masyarakat terutama penderita penyakit untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita sebagai diagnosa awal, juga sebagai alat bantu bagi dokter untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan lebih akurat. Sistem pernapasan pada manusia bertujuan untuk memperoleh oksigen dari udara dan mengeluarkan gas sisa pembakaran (karbondioksida). Oksigen diperlukan untuk membakar makanan dari hasil pencernaan yang diubah menjadi energi. Sistem pernapasan pada manusia terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru). Sistem pernapasan amatlah penting bagi manusia, karena faktor utama bagi kehidupan manusia adalah dengan menghirup oksigen dan oksigen didapat dengan bernafas. Terganggunya sistem pernapasan maka manusia akan kesulitan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan. Penyakit yang terdapat pada sistem pernapasan manusia amatlah komplek. Anggapan bahwa penyakit yang diawali

Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

1

Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode

Certainty Factor Berbasis WEB

Aris Setiawan, Soewarto Hardhienata, Prihastuti Harsani

[email protected]

Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan

J.Pakuan PO BOX 452, Bogor

Telp/Fax (0251) 8375 547

ABSTRAK

Sistem pernafasan pada manusia bertujuan untuk memperoleh oksigen dari udara

dan mengeluarkan karbondioksida. Sistem pernafasan amatlah penting bagi manusia,

karena faktor utama manusia adalah bernafas. Terganggunya pernafasan maka manusia

akan kesulitan untuk melakukan kegiatan. Anggapan bahwa penyakit yang diawali dengan

gejala batuk atau flu biasa tidak akan membahayakan, tetapi orang awam tidak tahu apakah

gejala awal tersebut merupakan gejala awal pada penyakit berat lainnya seperti TBC atau

kanker paru-paru. Mengacu pada permasalahan diatas, maka dibangun identifikasi

penyakit sistem pernafasan pada manusia menggunakan metode certainty factor berbasis

web. Metode yang digunakan adalah metode System Development Life Cycle (SDLC).

Identifikasi penyakit sistem pernafasan ini, terdapat 17 penyakit, 48 gejala beserta

pengobatannya. Untuk mengidentifikasi penyakit, seorang user di haruskan memberikan

input berupa gejala yang dialami kemudian output yang diberikan berupa hasil diagnosa

gejala penyakit yang dialami beserta pengobatannya. Sistem ini dapat dijadikan alternatif

solusi bagi user (pengguna) dalam mencari referensi penyakit sistem pernafasan pada

manusia.

Kata Kunci : Penyakit sistem pernafasan, Sistem Pakar, Certainty Factor

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem Pakar (Expert System)

adalah suatu bidang dari ilmu kecerdasan

buatan dalam kaitannya dengan sistem

pendukung keputusan yang dirancang

dengan memasukkan unsur-unsur keahlian

dari satu konsep terprogram (Code Base

Concept) dalam pengambilan keputusan.

Implementasi sistem pakar dapat

diterapkan dalam dunia kesehatan selain

sebagai media informasi bagi masyarakat

terutama penderita penyakit untuk

mengetahui jenis penyakit yang diderita

sebagai diagnosa awal, juga sebagai alat

bantu bagi dokter untuk dapat mengambil

keputusan secara cepat dan lebih akurat.

Sistem pernapasan pada manusia

bertujuan untuk memperoleh oksigen dari

udara dan mengeluarkan gas sisa

pembakaran (karbondioksida). Oksigen

diperlukan untuk membakar makanan dari

hasil pencernaan yang diubah menjadi

energi. Sistem pernapasan pada manusia

terdiri dari hidung, laring (pangkal

tenggorokan), trakea (batang

tenggorokan), bronkus (cabang batang

tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).

Sistem pernapasan amatlah penting bagi

manusia, karena faktor utama bagi

kehidupan manusia adalah dengan

menghirup oksigen dan oksigen didapat

dengan bernafas.

Terganggunya sistem pernapasan

maka manusia akan kesulitan untuk

melakukan kegiatan atau pekerjaan.

Penyakit yang terdapat pada sistem

pernapasan manusia amatlah komplek.

Anggapan bahwa penyakit yang diawali

Page 2: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

2

dengan gejala batuk atau flu biasa tidak

akan membahayakan, tetapi orang awam

tidak tahu apakah gejala awal tersebut

merupakan gejala awal pada penyakit berat

lainnya seperti TBC atau kanker paru-paru.

Mengacu pada permasalahan

diatas, untuk memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berfokus

pada sistem pernafasan agar dapat

memberikan suatu kemudahan dalam

mengidentifikasi penyakit. Oleh karena itu,

dalam penyusunan penelitian ini penulis

mengambil judul “Identifikasi Penyakit

Sitem Pernafasan pada Manusia

menggunakan Metode Certainty Factor

Berbasis web”.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk membangun sistem pakar

identifikasi penyakit sistem pernapasan

pada manusia menggunakan metode

certainty factor berbasis web.

Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup ini

mencakup 17 penyakit, menggunakan

metode certainty factor, pembuatan sistem

pakar ini hanya berdasarkan gejala-gejala

spesifik dari ketujuh belas jenis penyakit

yang akan dibahas, output yang diberikan

berupa hasil diagnosa gejala penyakit yang

dialami beserta pengobatannya,

perancangan program aplikasi sistem pakar

menggunakan bahasa pemrograman PHP

dan MySQL sebagai databasenya.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah

menjadi media perantara bagi pengguna

aplikasi (masyarakat/ user non-expert)

untuk membantu mengidentifikasi jenis

penyakit sistem pernafasan dan mendapat

alternatif solusinya berupa penanganan

awal dari penyakit, Referensi dalam

mencari jenis penyakit sistem pernafasan

dan gejala-gejala yang dialami penderita,

Membantu pakar kedokteran terutama

spesialis penyakit sistem pernafasan

melestarikan kepakarannya, dan Sebagai

dokumentasi kepakaran.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pakar (Expert System)

Sistem pakar diambil dari istilah

knowledge base expert system yang

merupakan hasil dari proses knowledge

engineering. Sistem pakar pertama kali

dikembangkan oleh komunitas artificial

intelligent pada pertengahan tahun 1960.

Sistem pakar yang muncul pertama kali

adalah General Purpose Problem Solver

(GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan

Simon. (Giarratano dan Rilley, 2004).

Sistem pakar dapat didefinisikan sebagai

sebuah program komputer yang mencoba

meniru atau mensimulasikan pengetahuan

(knowledge) dan ketrampilan (skill) dari

seorang pakar pada area tertentu.

Selanjutnya sistem ini akan mencoba

memecahkan suatu permasalahan sesuai

dengan kepakarannya. (Jusak, 2007).

Kemampuannya untuk memberikan

keputusan seperti seorang pakar didalam

bidang tertentu merupakan salah satu hal

yang diperlukan oleh manusia dalam

berbagai aspek kehidupan.

Certainty Factor (CF) Awal mula Teori certainty factor

(CF) diusulkan oleh Shortlife dan

Buchanan pada tahun 1975 untuk

mengakomodasi ketidakpastian pemikiran

seorang pakar. Seorang pakar/ahli dalam

hal ini biasanya dokter sering kali

menganalisis informasi yang sudah ada

dengan ungkapan seperti “mungkin”,

“kemungkinan besar”, “hampir pasti”.

Untuk mengakomodasi hal ini kita

menggunakan certainty factor guna

menggambarkan tingkat keyakinan pakar

terhadap masalah yang sedang

dihadapi.(Sutojo,dkk, 2010).

Ada dua cara dalam mendapatkan

Certainty Factor (CF) dari sebuah rule,

yaitu:

Page 3: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

3

1. Metode “Net Belief” yang diusulkan

oleh E.H Shortlife dan B.G.

Buchaman

CF (Rule) = MB (H,E)-MD(H,E)

MB(H,E) = {max[P(H|E),P(H)]−P(H)

max[1,0]−P(H) P(H)=1, lainnya

MD(H,E) = {min[P(H|E),P(H)]−P(H)

min[1,0]−P(H) P(H)=0, lainnya

Dimana :

CF (Rule) = Faktor kepastian

MB(H,E) = Measure of Belief (ukuran

kepercayaan) terhadap hipotesis H, jika

diberikan evidence E (antara 0 dan 1)

MD(H,E) = Measure of Disbelief (ukuran

ketidakpercayaan) terhadap evidence H,

jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1)

P(H) = Probabilitas kebenaran hipotesis H

P(H|E) = Probabilitas bahwa H benar

karena fakta E

2. Dengan cara mewawancarai seorang

pakar/ahli

Nilai CF (Rule) didapat dari

interpretasi “term” dari pakar, yang

dirubah menjadi nilai CF tertentu. Sebagai

contoh dapat dilihat pada Tabel 1, yakni

uncertain term dari seorang pakar

dikonversi menjadi sebuah nilai CF.

Tabel 1. Nilai evidence tingat keyakinan

pakar Uncertain Term CF

Pasti Tidak

Hampir pasti Tidak

Kemungkinan Besar Tidak

Mungkin Tidak

Tidak Tahu

Mungkin

Kemungkinan Besar

Hampir Pasti

Pasti

-1.0

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2 to 0.2

0.4

0.6

0.8

1

Sumber : Buku Kecerdasan Buatan

(Sutojo, dkk. 2010:195-196)

Pengertian Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan atau sistem

respirasi adalah sistem organ yang

digunakan untuk pertukaran gas. Pada

hewan berkaki empat, sistem pernafasan

pada umumnya termasuk saluran yang

digunakan untuk membawa udara kedalam

paru-paru dimana terjadi pertukaran gas.

Diafragma menarik udara masuk dan juga

mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem

pernafasan ditemukan pada berbagai jenis

makhluk hidup. Bahkan pohon pun

memiliki sistem pernafasan. Organ-organ

pernafasan meliputi hidung, faring, laring,

trakea, bronkus, paru-paru, alveolus

Sumber:

http://www.gurupendidikan.com/pengertia

n-sistem-pernafasan -pada-manusia-

lengkap/

Penyakit Sistem Pernafasan

Penyakit (disease) adalah

penyimpangan pelaksanaan fungsi normal

proses fisiologi yang mengganggu,

merusak, atau bahkan menghentikan

kegiatan vital makhluk hidup. Pernapasan

manusia dapat saja mengalami gangguan

karena terjadinya kelainan pada organ atau

akibat penyakit tertentu. Gangguan

tersebut dapat disebabkan oleh kuman,

bakteri, polusi udara, atau faktor keturunan

(genetik). Alat-alat pernapasan pada sistem

pernapasan ini merupakan organ-organ

tubuh yang sangat penting. Jika alat-alat ini

terganggu karena penyakit atau kelainan,

proses akan terganggu, bahkan dapat

menyebabkan kematian. Beberapa macam

penyakit yang umum terjadi pada saluran

pernapasan manusia, antara lain :

Faringitis, Asma, Influenza (Flu),

Emfisema, Bronkitis, Asbestosis, Sinusitis,

Tuberculosis (TBC), Pneumonia, Dipteri,

Renitis, Infeksi Saluran Pernafasan Atas

(ISPA), Kanker paru-paru, SARS, Rinitis,

Laringitis, Tonsilitis.

Sumber:

https://aguskomteu.blogspot.com/2011/10/

kelainan-dan-penyakit-pada-

pernafasan.html?m=1

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan System Development Life

Cycle (SDLC). Dalam tahapan-tahapan ini

dijelaskan proses pembuatan sistem serta

Page 4: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

4

langkah-langkah yang sesuai dengan

tahapan sistem yang berlaku pada SDLC

termasuk pengumpulan data. Tahapan-

tahapan tersebut disajikan dalam skema

seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi

Penelitian

Perencanaan Sistem Tahap perencanaan merupakan

suatu tahap pengumpulan data yang

dilakukan dengan mencari informasi yang

berkaitan dengan penelitian yang akan

dibuat. Dalam mencari informasi dapat

dilakukan dengan memanfaatkan referensi

dari buku-buku maupun internet, serta

observasi.

Tabel 2. Tabel jenis penyakit sistem

pernafasan

KODE NAMA PENYAKIT SISTEM

PERNAFASAN

SP001 Faringitis

SP002 Asma

SP003 Influenza (Flu)

SP004 Emfisema

SP005 Bronkitis

SP006 Asbestosis

SP007 Sinusitis

SP008 Tuberculosis (TBC)

SP009 Pneumonia

SP010 Dipteri

SP011 Renitis

KODE NAMA PENYAKIT SISTEM

PERNAFASAN

SP012 Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

SP013 Kanker Paru-Paru

SP014 SARS

SP015 Rinitis

SP016 Laringitis

SP017 Tonsilitis

Sedangkan pada tabel 3. Berikut ini berisi

tentang semua gejala penyakit sistem

pernafasan pada manusia.

Tabel 3. Tabel jenis gejala penyakit sistem

pernafasan

KODE GEJALA PENYAKIT

G001 Tenggorokan sakit saat menelan

G002 Kerongkongan terasa kering

G003 Sesak nafas

G004 Mudah Lelah

G005 Rasa sesak dan berat di dada

G006 Nafas berbunyi ngiiik…ngiiik (wezink)

G007

Kesulitan tidur dengan nyenyak minimal

3 kali dalam seminggu

G008

Batuk setiap hari di malam dan cuaca

dingin

G009

Serangan asma yang hebat sehingga tidak

dapat berbicara

G010 Hidung tersumbat

G011 Bersin-bersin

G012 Pilek

G013 Tenggorokan gatal

G014 Nafsu makan dan berat badan menurun

G015 Batuk kronis lebih dari 3 bulan

G016 Kepala terasa sakit

G017 Batuk berdahak

G018 Flu berkepanjangan selama 1 minggu

G019

Timbul warna kemerahan pada wajah,

telapak tangan, dan selaput lendir

G020 Penglihatan kabur

G021 Batuk

G022 Hidung gatal

G023 Hidung berair (ingus encer)

G024

Tercium bau tidak sedap pada hidung

ketika bernafas

G025

Hidung mengeluarkan ingus kental yang

berwarna putih/ kekuning-kuningan

G026

Batuk berdahak selama 3 minggu atau

lebih

G027 Dalam dahak bercak darah

Page 5: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

5

KODE GEJALA PENYAKIT

G028

Demam selama 1 bulan terutama siang

dan sore

G029

Berkeringat setiap hari dimalam hari

tampa melakukan aktivitas

G030 Sakit pada dada

G031 Kesulitan bernafas

G032 Bengkak pada leher (bulneck)

G033

Adanya selaput wana putih ke abu-abuan

ditenggorokan

G034 Demam tinggi lebih dari 38° celcius

G035 Tenggorokan merah

G036 Kulit bercak merah menyerupai campak

G037 Telinga sakit

G038 Pernafasan berbunyi berdecit

G039 Pembengkakan wajah / leher

G040 Batuk terus menerus lebih dari 6 bulan

G041 Pusing

G042 Muntah-muntah 2-3 kali seminggu

G043

Peradangan pada rongga hidung oleh

virus

G044 Produksi lendir/ingus meningkat

G045 Serak / parau/ kehilangan suara

G046 Demam 38° celcius

G047 Bau tidak sedap pada mulut

G048 Nyeri sekitar otot

Pada Tabel 4 berikut ini berisi nilai

CF rule dari penyakit sistem pernafasan,

yaitu nilai yang menunjukkan tingkat

keyakinan seorang pakar terhadap

besarnya kontribusi dari gejala terhadap

suatu penyakit sistem pernafasan pada

manusia.

Tabel 4. Tabel nilai CF rule penyakit

sistem pernafasan

No

Penyakit

Sistem

Pernafasan

Jenis Gejala CF Rule

MB MD

1 Faringitis (SP001)

Tenggorokan sakit saat menelan (G001)

0.8 0.2

Tenggorokan terasa

kering (G002) 0.8 0.2

2 Asma

(SP002)

Sesak nafas (G003) 0.8 0.2

Mudah Lelah (G004) 0.6 0.5

Rasa sesak dan berat di dada (G005)

0.6 0.4

Nafas berbunyi

ngiiik…ngiiik (wezink) (G006)

0.9 0.1

No

Penyakit

Sistem

Pernafasan

Jenis Gejala CF Rule

MB MD

2 Asma

(SP002)

Kesulitan tidur dengan nyenyak

minimal 3 kali dalam

seminggu (G007)

0.6 0.4

Batuk setiap hari di malam dan cuaca

dingin (G008)

0.6 0.3

Serangan asma yang hebat sehingga tidak

dapat berbicara

(G009)

0.8 0.1

3

Influenza

(Flu)

(SP003)

Hidung tersumbat (G010)

0.8 0.3

Bersin-bersin

(G011) 0.9 0.1

Pilek (G012) 0.9 0.2

Tenggorokan gatal

(G013) 0.8 0.3

4 Emfisema

(SP004)

Mudah Lelah (G004) 0.6 0.4

Rasa sesak dan berat di dada (G005)

0.8 0.4

Nafsu makan dan

berat badan menurun

(G014)

0.6 0.4

Batuk terus menerus

lebih dari 6 bulan

(G015)

0.7 0.4

5 Bronkitis

(SP005)

Sesak nafas (G003) 0.6 0.4

Mudah Lelah (G004) 0.6 0.5

Kepala terasa sakit

(G016) 0.6 0.5

Batuk berdahak

(G017) 0.9 0.1

Flu berkepanjangan

selama 1 minggu

(G018)

0.6 0.5

Timbul warna kemerahan pada

wajah, telapak

tangan, dan selaput lendir (G019)

0.6 0.3

Penglihatan kabur

(G020) 0.6 0.4

6 Asbestosis

(SP006)

Sesak nafas (G003) 0.9 0.2

Batuk (G021) 0.7 0.3

7 Sinusitis

(SP007)

Hidung tersumbat

(G010) 0.6 0.4

Bersin-bersin (G011)

0.8 0.2

Kepala terasa sakit

(G016) 0.75 0.4

Hidung gatal (G022) 0.6 0.5

Tercium bau tidak

sedap pada hidung

ketika bernafas (G024)

0.9 0.1

Hidung

mengeluarkan ingus kental yang

berwarna putih/

kekuning-kuningan (G025)

0.75 0.3

Page 6: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

6

No

Penyakit

Sistem Pernafasan

Jenis Gejala CF Rule

MB MD

8 TBC

(SP008)

Sesak nafas (G003) 0.7 0.3

Nafsu makan dan

berat badan menurun (G014)

0.8 0.1

Batuk berdahak

selama 3 minggu atau lebih (G026)

0.9 0.1

Dalam dahak bercak

darah (G027) 0.9 0.1

Demam selama 1 bulan terutama siang

dan sore (G028)

0.7 0.3

Berkeringat setiap

hari dimalam hari

tampa melakukan

aktivitas (G029)

0.7 0.1

9 Pneomunia

(SP009)

Batuk (G021) 0.6 0.5

Sakit pada dada

(G030) 0.6 0.4

Kesulitan bernafas (G031)

0.7 0.3

Demam 38° celcius

(G046) 0.6 0.3

10 Dipteri

(SP010)

Tenggorokan sakit saat menelan (G001)

0.6 0.2

Sesak nafas (G003) 0.7 0.2

Bengkak pada leher (bulneck) (G032)

0.9 0.1

Adanya selaput

wana putih ke abu-abuan ditenggorokan

(G033)

0.9 0.1

Demam 38° celcius (G046)

0.6 0.3

11 Renitis (SP011)

Hidung tersumbat

(G010) 0.8 0.3

Bersin-bersin (G011)

0.8 0.2

Hidung berair (ingus

encer) (G023) 0.7 0.3

12 ISPA

(SP012)

Demam tinggi lebih dari 38° celcius

(G034)

0.9 0.1

Tenggorokan merah

(G035) 0.7 0.2

Kulit bercak merah

menyerupai campak

(G036)

0.6 0.4

Telinga sakit (G037) 0.7 0.3

Pernafasan berbunyi

berdecit (G038) 0.5 0.5

13

Kanker

paru-paru (SP013)

Sesak nafas (G003) 0.9 0.1

Mudah Lelah (G004) 0.8 0.1

Nafsu makan dan

berat badan menurun

(G014)

0.7 0.3

Kepala terasa sakit

(G016) 0.7 0.4

Dalam dahak bercak

darah (G027) 0.9 0.2

Pembengkakan

wajah / leher (G039) 0.8 0.4

No

Penyakit

Sistem Pernafasan

Jenis Gejala CF Rule

MB MD

13 Kanker

paru-paru

(SP013)

Batuk terus menerus lebih dari 6 bulan

(G040)

0.7 0.3

Serak / parau/ kehilangan suara

(G045)

0.7 0.5

14 SARS

(SP014)

Batuk (G021) 0.7 0.4

Demam tinggi lebih

dari 38° celcius

(G034)

0.6 0.3

Pusing (G041) 0.5 0.5

Muntah-muntah 2-3

kali seminggu (G042)

0.7 0.5

15 Rinitis

(SP015)

Peradangan pada

rongga hidung oleh virus (G043)

0.8 0.4

Produksi

lendir/ingus meningkat (G044)

0.8 0.3

16 Laringitis

(SP016)

Tenggorokan sakit

saat menelan (G001) 0.7 0.4

Serak / parau/ kehilangan suara

(G045)

0.9 0.2

Demam 38° celcius

(G046) 0.6 0.5

17 Tonsilitis

(SP017)

Tenggorokan sakit

saat menelan (G001) 0.8 0.2

Nafsu makan dan

berat badan menurun (G014)

0.7 0.4

Kesulitan bernafas

(G031) 0.6 0.5

Demam tinggi lebih dari 38° celcius

(G034)

0.8 0.4

Muntah-muntah 2-3 kali seminggu

(G042)

0.5 0.5

Bau tidak sedap pada mulut (G047)

0.8 0.3

Nyeri sekitar otot

(G048) 0.6 0.5

Analisis Sistem Tahap analisis sistem merupakan

suatu tahap pencarian masalah terhadap

suatu hal yang berkaitan dengan penelitian

yang dilaksakan. Tahap analisis dilakukan

dengan melakukan pengamatan pada

penelitian terdahulu seperti satu jenis

penyakit pada sistem pernafasan saja,

sehingga tidak menyeluruh untuk semua

jenis penyakit yang terdapat pada sistem

pernafasan.

Page 7: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

7

Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem adalah

tahapan yang meliputi proses pembuatan

sistem yang sudah dianalisis sebelumnya.

Perancangan Basis Data

Perancangan ini digunakan untuk

mempermudah pada pengolahan data satu

dengan data lainnya. Dalam perancangan

basis data ini dibuat agar tidak terjadi

penggandaan pada data-data yang ada pada

saat penginputan data pada sistem yang

akan dibuat. Perancangan ini dilakukan

dengan menggunakan Entity

Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram

adalah diagram yang menggambarkan

hubungan antara obyek data. Model ER-

Diagram menjadi salah satu pemodelan

data konseptual yang paling sering

digunakan dalam proses pengembangan

basis data bertipe relasional.

Gambar 2. Entity Relationship Diagram

(ERD)

Perancangan Sistem Secara Umum

Perancangan ini dibuat dengan

mengunakan Data Flow Diagram (DFD),

flowchart. Data Flow Diagram dibuat

untuk menggambarkan alur proses

informasi dan transformasi pada saat data

bergerak dari input ke output. Flowchart

dibuat untuk menggambarkan alur sistem

yang dibuat kedalam sebuah diagram

menggunakan simbol, gambar, dan

keterangan untuk menjelaskan informasi

tersebut dimulai dari (start) untuk awal

hingga selesai (end).

Diagram Konteks Diagram konteks merupakan

gambaran secara umum mengenai sebuah

sistem yang dirancang secara global, yaitu

suatu diagram yang menggambarkan

hubungan antara sistem dengan lingkaran

luar sistem yang mempengaruhi operasi

sistem. Sistem ditunjukan dalam satu

lingkungan yang mengambarkan

keseluruhan proses dalam sistem dan

hubungannya dengan entitas. Terdapat dua

entitas yang terhubung langsung dengan

sistem yaitu pengguna (user) dan pakar

(admin). Adapun Diagram konteks pada

sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar

3.

Gambar 3. Diagram Konteks

Flowchart Flowchart dibuat guna

mempermudah menentukan alur sistem

yang akan dibangun sehingga sistem dapat

berjalan secara terstruktur. Berikut

Flowchart identifikasi penyakit sistem

pernafasan pada manusia ini menampilkan

hirarki dari sistem pada saat berjalan.

Dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Flowchart Sistem

Page 8: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

8

Perancangan Sistem Secara Detail

Perancangan ini dimulai dari

perancangan struktur navigasi dari

perancangan form-form yang digunakan

sebagai media komunikasi sistem dengan

pengguna. Perancangan ini dimaksudkan

agar sistem dapat mudah dimengerti oleh

penggunanya.

Perancangan Halaman Menu Utama

User (pengguna)

Gambar 5. Halaman Utama User

(Pengguna)

Perancangan Halaman Login User

(Pengguna)

Gambar 6. Halaman Login User

(Pengguna)

Perancangan Halaman Menu Utama

Pakar (Admin)

Gambar 7. Halaman Utama Pakar

(Admin)

Implementasi Tahap implementasi merupakan

proses pembuatan sebuah sistem yang telah

dirancang sebelumnya. Proses

implementasi yang dilakukan dalam

perancangan sistem pakar identifikasi

penyakit sistem pernafasan pada manusia

berbasis web dengan menggunakan Adobe

Dreamweaver CS5 dengan bahasa

pemrograman PHP dan MYSQL sebagai

database-nya.

Uji Coba Sistem Uji coba sistem dilakukan melalui 3

(tiga) tahap uji coba, yakni uji coba

struktural, fungsional dan validitas data.

a. Uji Coba Struktural

Uji coba struktural adalah uji coba

yang dilakukan untuk mengetahui

apakah struktur atau alur program

yang dibuat sudah sesuai dengan

rancangannya.

b. Uji Coba Fungsional

Uji coba fungsional adalah uji coba

yang dilakukan untuk mengetahui

apakah sistem yang dibuat sudah dapat

berfungsi dengan baik.

c. Uji Coba Validasi

Uji coba validasi adalah uji coba yang

dilakukan untuk mengetahui apakah

sistem yang dibuat sesuai dengan

benar.

Page 9: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

9

Penggunaan Tahap ini adalah tahapan dimana

sistem sudah selesai diimplementasikan

dan lulus uji coba serta sistem sudah dapat

digunakan. Pemeliharaan sistem juga

merupakan salah satu dari tahap

penggunaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pada tahap ini dilakukan penerapan

hasil dari proses analisa, proses

perancangan, dan tahap implementasi yang

sudah dilakukan. Berikut ini penjelasan

hasil dari tampilan beserta uraian mengenai

sistem identifikasi penyakit sistem

pernafasan pada manusia menggunakan

metode certainty factor.

Halaman Utama User (Pengguna) Pada tampilan halaman utama user

(pengguna) akan terdapat beberapa menu,

yaitu home, data penyakit, konsultasi, dan

login admin. Berikut merupakan tampilan

halaman utama user, seperti gambar 8.

Gambar 8. Tampilan Halaman Utama

User (Pengguna)

Halaman Data Penyakit User

(Pengguna) Pada tampilan halaman data

penyakit user (pengguna) akan

menampilkan table data penyakit yang

didalamnya terdapat kode penyakit, nama

penyakit, gejala dari setiap penyakit, dan

pengobatan dari penyakit tersebut. Pada

data penyakit seorang user (pengguna)

tidak dapat merubah/ memanipulasi data

karena tidak diberikan hak akses, apabila

ingin memanipulasi data maka harus

melakukan login admin. Berikut tampilan

halaman data penyakit user, seperti gambar

9.

Gambar 9. Tampilan Halaman Data

Penyakit User (Pengguna)

Halaman Konsultasi Pada tampilan halaman konsultasi

akan menampilkan pertanyaan gejala yang

harus dijawab oleh user (pengguna).

Berikut tampilan halaman konsultasi,

seperti gambar 10.

Gambar 10. Tampilan Halaman

Konsultasi

Halaman Hasil Konsultasi

Pada tampilan halaman hasil

konsultasi akan menampilkan hasil dari

pertanyaan yang sudah dijawab

sebelumnya oleh user (pengguna), tabel

penyakit yang di indikasikan menjadi

penyakit yang diderita dengan persentase

keyakinan, nama penyakit yang diderita

dan pengobatan penyakit, serta terdapat

button untuk kembali melakukan

konsultasi dan untuk mencetak hasil

konsultasi menjadi laporan.

Page 10: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

10

Gambar 11. Tampilan Hasil Konsultasi

Pembahasan

Uji Coba Struktural

Uji coba structural adalah ntuk

menguji setiap form atau halam yang telah

dirancang untuk memastikan apakah

sistem yang dibuat sudah terstruktur

dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan atau tidakdengan cara

menjalankan program tersebut. Adapun

pengujian struktural dapat dilihat pada

tabel 5 berikut.

Tabel 5. Tabel Uji Coba Struktural No Halaman Hasil

1

Halaman utama → data

penyakit → detail → halaman

detail penyakit

Sesuai

2

Halaman utama → konsultasi

→ jawab pertanyaan → submit

diagnosa → halaman hasil

konsultasi

Sesuai

3 Login admin → valid →

halaman pakar

Sesuai

4 Login admin → tidak valid →

halaman login

Sesuai

5

Halaman data penyakit →

tambah data penyakit → simpan

→ tersimpan di database →

data tampil pada halaman data

penyakit

Sesuai

6

Halaman data penyakit → ubah

data penyakit → simpan →

tersimpan di database → data

Sesuai

tampil pada halaman data

penyakit

7

Halaman data gejala → tambah

data gejala → simpan →

tersimpan di database → data

tampil pada halaman data gejala

Sesuai

8

Halaman data gejala → ubah

data gejala → simpan →

tersimpan di database → data

tampil pada halaman data gejala

Sesuai

9

Halaman basis pengetahuan →

tambah basis pengetahuan →

simpan → tersimpan di

database → data tampil pada

halaman basis pengetahuan

Sesuai

10

Halaman basis pengetahuan →

ubah basis pengetahuan →

simpan → tersimpan di

database → data tampil pada

halaman basis pengetahuan

Sesuai

11

Halaman ubah password →

valid → halaman ubah

password

Sesuai

12 Halaman ubah password →

tidak valid → halaman pakar

Sesuai

13 Logout → ok → halaman utama Sesuai

14 Logout → cancel → halaman

pakar

Sesuai

Uji Coba Fungsional

Uji coba fungsional merupakan

pengujian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah bagian proses (button,

form, fungsi) pada sistem telah berfngsi

dengan baik atau tidak. Adapun pengujian

fungsional dapat dilihat pada tabel 6

berikut.

Tabel 6. Tabel Uji Coba Fungsional No Proses Halaman Fungsional Hasil

1 Detail

Halaman

data

penyakit

user

(pengguna

)

Button

menampilkan

detail data

penyakit pada

halaman utama

user (pengguna)

Berfungsi

2 Submit

diagnosa

Halaman

konsultasi

user

(pengguna

)

Button

menampilkan

hasil konsultasi Berfungsi

3 Cetak

Halaman

hasil

konsultasi

user

(pengguna

)

Button

menampilkan

laporan

konsultasi

Berfungsi

Page 11: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

11

4 Login Halaman

Login

Button validasi

untuk masuk ke

halaman pakar

Berfungsi

5 Tambah Halaman

pakar

Button

menambahkan

data penyakit,

data gejala, dan

basis

pengetahuan ke

database

Berfungsi

6 Edit Halaman

pakar

Button

mengubah data

penyakit, data

gejala, basis

pengetahuan,

dan data admin

ke database

Berfungsi

7 Hapus Halaman

pakar

Button

menghapus data

penyakit, data

gejala, dan

basis

pengetahuan

Berfungsi

Uji Coba Validasi Uji coba validasi merupakan suatu

proses pengujian sistem untuk

membandingkan sistem yang dibangun

dengan pengujian perhitungan manual

dapat bekerja sesuai yang dibuat. Pada

menu konsultasi, sistem ini menggunakan

perhitungan certainty factor dalam

mengidentifikasi penyakit. Berikut

merupakan pengujian sistem dengan

membandingkan antara perhitungan

manual dengan perhitungan yang telah

diterapkan pada sistem.

1. Pengujian Manual

Contoh kasus user (pengguna) memilih

gejala yang dialami yaitu :

Tabel 7. Tabel gejala yang dipilih user Id gejala Nama Gejala

3 Sesak nafas

4 Mudah lelah

5 Rasa sesak dan berat di dada

10 Hidung tersumbat

11 Bersin-bersin

Setelah gejala yang yang dialami telah

dipilih maka akan muncul beberapa

penyakit yang memiliki kesesuaian dengan

masukan gejala dari pertanyaan dengan

nilai ukuran MB dan MD tiap relasi id

penyakit danid gejala yang didapat.

Tabel 8. Tabel relasi dari gejala

yang telah dipilih Kode

Penyakit

Kode

gejala

Ukuran

MB MD

SP002 G003 0.8 0.2

SP002 G004 0.6 0.5

SP002 G005 0.6 0.4

SP003 G010 0.8 0.3

SP003 G011 0.9 0.1

SP004 G004 0.6 0.4

SP004 G005 0.8 0.4

SP005 G003 0.6 0.4

SP005 G004 0.6 0.5

SP006 G003 0.9 0.2

SP007 G010 0.6 0.4

SP007 G011 0.8 0.2

SP008 G003 0.7 0.3

SP010 G003 0.7 0.2

SP011 G010 0.8 0.3

SP011 G011 0.8 0.2

SP013 G003 0.9 0.1

SP013 G004 0.8 0.1

Setelah diketahui daftar penyakit

yang memiliki gejala yang dipilih, maka

akan duhitung nilai CF dari setiap

penyakit. Apabila nilai CF dari setiap

penyakit telah diketahui maka akan dicari

nilai CF yang paling besar untuk

menentukan penyakit mana yang

mendekati dan menjadi hasil akhir dari

konsultasi.

1. Penyakit Asma

a. Ukuran MB

MB(A) = MB(1) + MB(2)*[1-MB(1)] =

0.8+0.6*(1-0.8) = 0.92

MB(B) = MB(3) + MB(A)*[1-

MB(3)] = 0.92+0.6*(1-0.92) = 0.968

b. Ukuran MD

MD(A) = MD(1) + MD(2)*[1-MD(1)] =

0.2+0.5*(1-0.2) = 0.6

MD(B) = MD(3) + MD(A)*[1-

MD(3)] = 0.6+0.4*(1-0.6) = 0.76

CF = MB - MD = 0.968-0.76 = 0.208

2. Penyakit Influenza (Flu)

a. Ukuran MB

MB(A) = MB(1) + MB(2)*[1-MB(1)]

= 0.8+0.9*(1-0.8) = 0.98

b. Ukuran MD

MD(A) = MD(1) + MD(2)*[1-MD(1)]

= 0.3+0.1*(1-0.3) = 0.37

CF = MB - MD = 0.98-0.37 = 0.61

Page 12: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

12

Untuk perhitungan id penyakit yang

lain yang terdapat di dalam tabel, dapat

dihitung sesuai contoh perhitungan di atas.

Dibawah ini adalah hasil nilai CF

setelah dihitung berdasarkan id

penyakitnya. Dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Tabel Perhitungan Nilai CF

Penyakit Kode

Penyakit Kode Gejala Nilai CF

SP002 G003, G004, G005 0.208

SP003 G010, G011 0.61

SP004 G004, G005 0.46

SP005 G003, G004 0.14

SP006 G003 0.7

SP007 G010, G011 0.4

SP008 G003 0.4

SP010 G003 0.5

SP011 G010, G011 0.52

SP013 G003, G004 0.79

Berdasarkan hasil perhitungan CF secara

manual, maka nilai yang tertinggi yaitu

pada penyakit Kanker paru-paru dengan

nilai 0.79 atau 79%. Dari hasil yang

diperoleh maka sistem mendiagnosa

bahwa user tersebut terkena gejala

penyakit Kanker Paru-paru.

2. Pengujian Sistem

Untuk menguji apakah hasil

pengujian manual dengan pengujian sistem

sesuai atau valid, maka kita masukkan

gejala yang dipilih tadi kedalam halaman

konsultasi dan lihat hasil identifikasinya.

Berikut ini merupakan hasil pengujian

sistem.

Gambar 12. Hasil Pengujian Sistem

Setelah melihat hasil pengujian

secara manual dengan pengujian sistem

maka kedua pengujian memiliki

kesesuaian dan hasil yang sama. Maka

dapat dikatakan bahwa dalam uji coba

validasi ini telah sesuai

Uji Coba Akurasi Uji coba Akurasi merupakan

pengujian yang bertujuan untuk

mengetahuai apakah jawaban dari sistem

sama dengan jawaban yang diberikan

dokter. Pengujian ini dilakukan dengan 10

sample pertanyaan. Adapun pengujian

akurasi dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 10. Tabel Pengujian Akurasi

No Gejala

Jawaban

Sistem Dokter

1 G001,

G007,

G013,

G016

Tonsilitis Tonsilitis

2 G003,

G006,

G008,

G021,

G030

Kanker Paru-

paru

Asma

3 G008,

G013,

G028,

G033,

G041

Dipteri Dipteri

4 G007,

G016,

G020,

Sinusiris Pneumonia

Page 13: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

13

G025,

G036

5 G009,

G016,

G026,

G038

Tuberculosis

(TBC)

Tuberculosis

(TBC)

6 G018,

G022,

G023,

G041,

G046

Renitis Renitis

7 G014,

G026,

G034,

G043,

G048

ISPA SARS

8 G016,

G028,

G040,

G041,

G044

Rinitis Rinitis

9 G019,

G034,

G037,

G045,

G047

Laringitis Laringitis

10 G017,

G027,

G041,

G046

Tuberculosis

(TBC)

Tuberculosis

(TBC)

Dari pengujian diatas, hasil

jawaban sistem dengan dokter didapatkan

hasil yang baik. Sebanyak 10 sample

pertanyaan yang di uji, didapat 7 hasil yang

sama. Dengan begitu dapat disimpulkan

bahwa tingkat akurasi sistem ini adalah 70

%.

SIMPULAN DAN SARAN

Pengembangan sistem identifikasi

penyakit sistem pernafasan telah dibangun

sesuai dengan analisis dan perancangan

sistem. Sistem ini bersifat dinamis

sehingga data yang ada dalam sistem ini

dapat ditambah, diubah, dan dihapus.

Sistem ini telah berjalan sesuai dengan

metode certainty factor yang diprogram

sebelumnya sehingga dapat

mengidentifikasi penyakit sistem

pernafasan yang telah dijawab oleh user

(pengguna).

Penyakit sistem pernafasan pada

manusia yang diambil hanya 17 penyakit,

48 jenis gejala beserta pengobatannya.

Penyakit yang dibahas merupakan

penyakit yang biasanya dialami oleh

manusia yang menyerang pada saluran

pernafasan.

Sistem yang disajikan berbasis

website yang dapat diakses dimanapun

selama masih terintegrasi dengan jaringan

internet sehingga lebih efisien. Hasil

identifikasi ini menampilkan nama gejala

yang dipilih, penyakit yang diderita, cara

pengobatannya. Hasil identifikasi dapat

dicetak sebagai laporan identifikasi. Hasil

dari pengujian akurasi yang diuji

berdasarkan jawaban dokter dan jawaban

sistem didapatkan tingkat akurasi 70%.

Sistem ini dapat dijadikan alternatif solusi

bagi user (pengguna) dalam mencari

referensi penyakit sistem pernafasan pada

manusia.

Penelitian ini tentu saja masih

terdapat banyak kekurangan dan

kelemahan, mengingat keterbatasan yang

dimiliki penulis terutama masalah

pemikiran dan waktu. Penulis

menyarankan untuk menutupi kekurangan

serta meningkatkan kemampuan kepakaran

sistem ini yaitu dengan melakukan

pengembangan penelitian dimasa yang

akan datang. Adapun saran dari penelitian

ini adalah perlu adanya perawatan dan

penambahan basis pengetahuan data

penyakit, gejala penyakit, dan

pengobatannya sehingga sistem ini dapat

mengidentifikasi jenis penyakit lebih

umum lagi dan diperlukan pengembangan

kearah aplikasi mobile, karena hampir

semua orang menggunakan gadget dan

lebih mudah mengoperasikan sistem ini.

Page 14: Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia ...perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Aris 065111160.pdf · terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea

14

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas

Pakuan Bogor. 2014. Buku

Panduan Skripsi dan Tugas Akhir,

Program Studi Ilmu Komputer

FMIPA UNPAK, Bogor.

Giarratano, J. & Riley, G. D. 2004.

Expert System : Priciples and

Programming, Fourth Edition 4th,

USA.

Jusak. 2007. Sistem Pakar : Buku

Pegangan Kuliah. Surabaya :

STIKOM.

Komteu, A. 2011. Kelainan dan penyakit

pada pernafasan.

https://aguskomteu.blogspot.com/2

011/10/kelainan-dan-penyakit-

pada-pernafasan.html?m=1 12

Agustus 2015, 19:30 WIB.

Kurniawan, A. 2015. Pengertian Sistem

Pernafasan Pada Manusia Lengkap.

http://www.gurupendidikan.com/p

engertian-sistem-pernafasan -pada-

manusia-lengkap/ 21 Desember

2015, 19:00 WIB.

Perwira, R. I. & A. Aziz. 2013. Sistem

Pakar Untuk Mendiagnosa

Penyakit Infeksi TBC Paru. Tesis.

Jurusan Teknik Informatika

Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” dan Jurusan Ilmu

Komputer Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Putra, Firmansyah. 2011. Perancangan

Sistem Pakar Identifikasi Penyakit

Paru-Paru Menggunakan Metode

Forward Chaining. Skripsi.

Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Sutojo, T., Mulyanto, E. dan Suhartono,

V. 2010. Kecerdasan Buatan. Andi,

Yogyakarta.

Tohir, A. R., A. Sukmaaji & J.

Lemantara. 2012. Rancang

Bangun Aplikasi Sistem Pakar

Untuk Diagnosis Penyakit Asma

dan Gangguan Pernafasan. Skripsi.

Jurusan Sistem Informatika

STIKOM, Surabaya.

Wiweka, E. P. 2013. Sistem Pakar

Diagnosa Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA)

Menggunakan Logika Fuzzy.

Skripsi. Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Informatika

Universitas Tanjungpura,

Pontianak.