79
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELAKUKAN TES PAP SMEAR DI KELURAHAN TUGU UTARA PADA TAHUN 2013 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Oleh: Novita Vidi Yanty NIM: 1110103000003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU

TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU

IBU DALAM MELAKUKAN TES PAP SMEAR DI

KELURAHAN TUGU UTARA PADA TAHUN 2013

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:

Novita Vidi Yanty

NIM: 1110103000003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …
Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …
Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …
Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat

iman, islam, rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan

ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda besar Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman

terang benderang yang penuh ilmu pengetahuan.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan

judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan

Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap Smear Di Kelurahan Tugu Utara

Pada Tahun 2013”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulisan penelitian ini juga dapat terlaksana berkat dukungan, bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini izinkanlah penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1) Prof. DR. (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd. dan dr. Witri Ardini, M.Gizi,

SpGK, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan ketua

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) dr. Taufik Zain, SpOG (K) selaku dosen pembimbing I dan dr. Fika

Ekayanti, M.Med.Ed selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan arahan, motivasi, bimbingan, waktu, tenaga, pikiran,

masukkan, dan nasihat yang membangun kepada penulis selama penelitian

dan penyusunan riset ini.

3) dr. Devy Ariany, M. Biomed dan dr. Dyah Ayu Woro , M. Biomed selaku

penguji yang telah membantu dalam menyempurnakan penelitian ini.

4) Seluruh staf Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara

yang telah memberikan izin serta kesempatan kepada saya untuk

mengambil data di Keluran Campaka.

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

vi

5) Seluruh warga Kelurahan Tugu Utara yang telah bersedia membantu untuk

mengisi data kuesioner.

6) Kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Maman Hermawan, Ibunda Hj. Fitri

Yana, yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang kepada

penulis. Serta adik-adikku tersayang Rifki Wida Sarandi dan Nuril Islami

yang selalu memberi dukungan dan semangat sepanjang waktu.

7) Teman-teman seperjuangan kelompok riset Septia Wahyuni, Maulida Nur

Soraya, Syrojuddin Hadi, Mayla Azkiya dan teman seangkatan PSPD

2010, semoga kita selalu sukses dunia dan akhirat.

8) Sahabatku Indi Fikrotun hanifah yang telah membantu dan memberikan

semangat.

9) Semua teman yang saya kenal yang telah berbagi suka dan duka.

Penulis sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi

sempurnanya laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi para

pembacanya dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah SWT selalu

memberikan ridho-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 12 September 2013

Penulis

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

vii

ABSTRAK

Novita Vidi Yanty. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu dalam melakukan

Tes Pap Smear di Kelurahan Tugu Utara Pada Tahun 2013.

Latar belakang: kanker serviks merupakan kanker kedua terbanyak pada

perempuan yang ditemukan di Indonesia, dari kasus yang ada sebesar 13.762

orang. Kejadian kematian yang disebabkan kanker serviks sebesar 7.493 setiap

tahun. Kanker serviks dapat dideteksi lebih dini dengan melakukan pemeriksaan

Pap smear. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang

kanker serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap Smear. Metode:

analitik cross sectional dengan cluster random sampling dengan jumlah sampel

66 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil:

Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks yang kurang

sebanyak 74,2%. Perilaku ibu yang belum pernah melakukan tes Pap smear

sebanyak 84,8%. Uji statistik dengan uji Fisher mendapat nilai p = 0,004.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kanker

serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan Pap smear.

Kata Kunci: Pengetahuan, Ibu, Kanker Serviks, Pap smear

ABSTRACT

Novita Vidi Yanty. Medical Education Program. The Association of Level of

Knowledge on Cervical Cancer and the Attitude to perform Pap Smear Test

among Women in North Tugu Village In The Year 2013.

Background: Cervical cancer is the second most common cancer in Indonesian

women, the case is about 13.762 women. The incidence of death due to cervical

cancer is about 7.493 women per year. Early detection for cervical cancer can be

done by Pap Smear test. Purpose: to determine the association of level of

knowledge on cervical cancer with the women’s behavior in performing Pap

Smear test. Method: the study design is analytic cross sectional with cluster

random sampling. Samples used were 66 women. The data was collected by

questionnaires. Result: Most of the women's level of knowledge on cervical cancer

was minimal (about 74.2%). Women’s attitude to do Pap Smear was also low with

84.8% have never had the test. The statistical test with Fisher showed the p value

was 0.004. Conclusion: There is a significant association between the level of

knowledge on cervical cancer with the attitude of testing Pap smear among

women.

Keywords: Knowledge, Women, Cervical Cancer, Pap smear

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... ....... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ....... iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ....... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. ........v

ABSTRAK .................................................................................................... ....... vii

DAFTAR IS ................................................................................................. ......viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ....... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ....... xii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... ......xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ......xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3

1.3 Hipotesis ........................................................................................................... 3

1.4 Tujuan Peneliti .................................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

2.1 Landasan teori ................................................................................................... 5

2.1.1 Kanker Serviks ........................................................................................... 5

2.1.1.1 Definisi Kanker Serviks ........................................................................ 5

2.1.1.2 Etiologi Kanker Serviks ........................................................................ 5

2.1.1.3 Patologi Kanker Serviks ........................................................................ 6

2.1.1.4 Faktor Risiko Kanker Serviks ............................................................... 8

2.1.1.5 Manifestasi Klinis Kanker Serviks........................................................ 9

2.1.1.6 Lesi Prakanker Serviks ........................................................................ 12

2.1.1.7 Penatalaksanaan Kanker Serviks......................................................... 14

2.1.1.8 Deteksi Dini Kanker Serviks ............................................................... 20

2.1.1.9 Pencegahan Kanker Serviks ................................................................ 22

2.1.2 Pap smear.................................................................................................. 23

2.1.2.1 Pengertian Pap Smear ......................................................................... 23

2.1.2.2 Agar Tes Pap Smear Akurat ............................................................... 24

2.1.2.3 Interpretasi Hasil Pemeriksaan Pap Smear ......................................... 24

2.1.3 Pengetahuan .............................................................................................. 25

2.1.3.1 Definisi Pengetahuan .......................................................................... 25

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................ 26

2.1.4 Perilaku .................................................................................................... 26

2.1.4.1 Definisi Perilaku.................................................................................. 26

2.1.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku .................................................. 27

2.2 Kerangka Konsep ............................................................................................ 28

2.3 Defenisi Operasional ....................................................................................... 28

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

ix

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN ............................................................ 30

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 30

3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 30

3.3.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 30

3.3.2 Sampel Penelitian ..................................................................................... 31

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 32

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................................................. 32

3.4.1 Kriteria Inklusi .......................................................................................... 32

3.4.2 Kriteria Ekslusi.......................................................................................... 32

3.5 Cara Kerja Penelitian ...................................................................................... 33

3.6 Management Data ........................................................................................... 34

3.6.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 34

3.6.1.1 Data Primer ......................................................................................... 34

3.6.1.2 Data Sekunder ..................................................................................... 34

3.6.2 Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data .............................................. 34

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 35

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 35

4.1.1 Keadaan Geografis ................................................................................... 35

4.1.2 Jumlah Penduduk ..................................................................................... 35

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................... 36

4.2.1 Analisis Univariat..................................................................................... 36

4.2.1.1 Pendidikan Responden ...................................................................... 36

4.2.1.2 Pekerjaan Responden ........................................................................ 37

4.2.1.3 Pendapatan Responden ...................................................................... 37

4.2.1.1 Pengetahuan Responden .................................................................... 38

4.2.1.2 Perilaku Responden ............................................................................ 40

4.2.2 Analisis Bivariat ...................................................................................... 41

4.2.2.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan .......................... 41

4.2.2.2 Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan ......................................... 41

4.2.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku.......................................... .. 42

4.2.2.4 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku.............................................. 43

4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 44

4.4 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 47

5.1 Simpulan ......................................................................................................... 47

5.2 Saran ................................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49

LAMPIRAN ......................................................................................................... 53

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Stadium Kanker Serviks ......................................................................... 11

Tabel 2.2 Tatalaksana Kanker Serviks ................................................................... 14

Tabel 2.3 Pedoman Skrining Kanker Serviks ........................................................ 20

Tabel 2.4 Sistem Papanicolou, WHO, Bethesda, dan CIN ..................................... 24

Tabel 2.5 Definisi Operasional .............................................................................. 28

Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 30

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perempuan di Kelurahan Tugu Utara .................... 35

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perempuan di Kelurahan Tugu Utara

Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................................... 36

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan .............................................................................................. 36

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .. 36

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendapatan Rata-rata Keluarga Responden .......................................... 37

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai

Kanker Serviks ....................................................................................... 37

Tabel 4.7 Indikator Pertanyaan pengetahuan .......................................................... 38

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Responden ............................ 40

Tabel 4.9 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang

Kanker Serviks ........................................................................................ 40

Tabel 4.10 Hubungan Pekerjaan dengan tingkat Pengetahuan Tentang Kanker

Serviks .................................................................................................... 41

Tabel 4.11 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Responden ............................... 42

Tabel 4.12 Hubungan Tingkat Pengetahuan kanker serviks dengan Perilaku

Responden .............................................................................................. 43

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sambungan Skuamo-Kolumnar Dan Zona Transformasi ................ 7

Gambar 2.2 Standar Manajemen Prakanker Serviks............................................. 12

Gambar 2.3 Trakhelektomi Radikal ...................................................................... 16

Gambar 2.4 Histerektomi Simpel .......................................................................... 16

Gambar 2.5 Histerektomi Radikal Dan Histerektomi Radikal Modifikasi ........... 17

Gambar 2.6 Teleterapi dan Brakhiterapi .............................................................. 18

Gambar 2.7 Algoritma Tatalaksana Hasil Pap Smear........................................... 25

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 28

Bagan 3.5 Cara Kerja Penelitian ........................................................................... 33

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kuesioner .................................................................................... 53

LAMPIRAN 2 Hasil Uji Statistik ........................................................................ 59

LAMPIRAN 3 Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 66

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks adalah kanker yang mengenai leher rahim (serviks). Di

seluruh dunia, kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang

menimbulkan kematian terbanyak terutama di negara berkembang.1

Menurut

WHO, pada tahun 2005 dijumpai penderita kanker serviks baru setiap tahun

sebanyak 500.000 orang di seluruh dunia, dimana lebih dari 90% terjadi di negara

berkembang. Pada tahun 2005, hampir 260.000 wanita meninggal karena kanker

serviks, dimana 95% dari mereka merupakan negara berkembang.2

Di Indonesia, kanker serviks merupakan salah satu kanker yang banyak di

temukan.3 Data patologi dari 12 pusat patologi di Indonesia (1997) menunjukkan

bahwa kanker serviks menduduki 26,4% dari 10 jenis kanker terbanyak pada

perempuan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta penderita kanker

serviks pada tahun tahun 1998 sebanyak 39,5%.4

Menurut data Sistem Informasi

Rumah Sakit (SIRS) tahun 2004, diketahui bahwa kanker serviks menempati

urutan kedua sebanyak 12,78%.5 Berdasarkan data dari IARC (International

Agency For Research On Cancer) GLOBOCAN 2008, didapatkan insiden kanker

serviks di Indonesia sebesar 12,1 per 100.000 perempuan. Data kejadian kanker

serviks setiap tahun sebanyak 13.762 orang. Kejadian kematian yang disebabkan

kanker serviks sebesar 7.493 setiap tahun.6

Insiden kanker serviks di Indonesia

diperkirakan sekitar 100 per 100.000 penduduk.4

Salah satu penyebab kanker serviks adalah karena adanya infeksi Human

papilloma virus (HPV) yang merangsang perubahan sel epitel serviks. Prevalensi

infeksi Human papilloma virus (HPV) tinggi pada kelompok usia muda,

sedangkan untuk kanker serviks baru timbul pada usia tiga puluh tahunan atau

lebih. Pada awal perkembangannya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala

tertentu sehingga mengharuskan setiap perempuan melakukan deteksi dini dengan

pemeriksaan sitologi yaitu tes Pap smear.2

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

2

Sejak tahun 1960, insiden kanker serviks menurun pada sebagian negara di

dunia sejak diadakannya program deteksi dini kanker serviks yaitu dengan tes Pap

smear. Pemeriksaan Pap smear dimulai antara usia 20 dan 30 tahun, terutama

setelah 10 tahun dimulainya hubungan seksual.7

Pap smear dapat mendeteksi adanya sel yang abnormal sebelum

berkembang menjadi lesi prakanker ataupun kanker serviks sedini mungkin,

terutama pada wanita dengan seksual aktif walaupun yang sudah divaksinasi.8

Sensitivitas Pap smear bila dikerjakan setiap tahun mencapai 90%, setiap 2 tahun

87%, setiap 3 tahun 78% dan bila 5 tahun mencapai 68%.9

Penelitian terdahulu yang dilakukan di Desa Ketawang Daleman

Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep dari 187 responden hanya 2 responden

yang pernah melakukan pemeriksaan Pap smear dan 185 responden lainnya tidak

pernah melakukan pemeriksaan Pap smear.10

Dan di Puskesmas Pegandan Kota

Semarang dari 99 responden didapatkan 17 responden pernah melakukan Pap

smear dan 82 responden lainnya tidak pernah melakukan Pap smear.11

Dari data di

atas didapatkan penduduk Indonesia yang melakukan Pap smear hanya beberapa

orang dari sekian ratus penduduk. Masalah ini terjadi di Indonesia salah satunya

karena para wanita yang sering enggan melakukan Pap smear karena

ketidaktahuan dan rasa malu, takut, dan faktor biaya. Ini umumnya disebabkan

karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat

Indonesia.12

Dari keterangan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan

perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear.

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan

perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear di Kelurahan Tugu Utara pada tahun

2013?

1.3 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu

dalam melakukan tes Pap smear.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker

serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan test Pap smear di Kelurahan

Tugu Utara tahun 2013.

b. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan ibu tentang kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun

2013

c. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu tentang kanker serviks dengan

pengetahuan kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013

d. Untuk mengetahui hubungan pendapatan ibu dengan perilaku ibu dalam

melakukan test Pap smear di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

4

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan ibu di Kelurahan Tugu

Utara tahun 2013

b. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu di Kelurahan Tugu Utara tahun

2013

c. Untuk mengetahui gambaran pendapatan keluarga ibu di Kelurahan Tugu

Utara tahun 2013

d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kanker serviks di

Kelurahan Tugu Utara tahun 2013.

e. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tes Pap smear di Kelurahan

Tugu utara tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembelajaran

untuk mengetahui berbagai hal tentang kanker serviks dan Pap smear.

Bagi masyarakat, penelitian ini dapat berguna sebagai informasi untuk

penyuluhan tentang kanker serviks dan manfaat Pap smear.

Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat berguna sebagai referensi

tentang kanker serviks dan Pap smear.

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

5

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kanker Serviks

2.1.1.1. Definisi

Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis dan

atau porsio).9

Sel kanker serviks berasal dari sel epitel serviks yang mengalami

mutasi genetik sehingga terjadi perubahan perilaku. Sel epitel serviks yang

bermutasi melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali, imortal dan

menginvasi jaringan stroma yang dibawahnya. Jika mutasi genetik ini tidak dapat

diperbaiki maka akan terjadi petumbuhan kanker.7

2.1.1.2. Etiologi

Infeksi virus HPV (Human papilloma virus) merupakan penyebab utama

kanker serviks. Virus ini bersifat spesifik dan hanya akan tumbuh di dalam sel

manusia terutama pada epitel mulut rahim atau sel-sel lapisan permukaan. Virus

HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks adalah virus HPV tipe 16

dan 18 yang mempunyai peranan penting dalam replikasi virus melalui sekuensi

gen E6 dan E7 dengan mengkode pembentukan protein-protein yang penting.13

Onkoprotein E6 akan berikatan dengan p53 (gen penekan tumor)

menyebabkan p53 menjadi tidak aktif untuk menekan pertumbuhan tumor,

sedangkan untuk E7 akan berikatan dengan pRb (produk gen retinoblastona)

menjadi tidak aktif.13

HPV menempel pada reseptor permukaan sel dengan perantara virus

attachment yang tersebar pada permukaan virus. HPV yang menempel pada

reseptor permukaan sel akan melakukan penetrasi, adanya luka mempermudah

virus memasuki sel. Virus masuk dan mengeluarkan genom setelah itu kapsid

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

6

dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam inti sel, virus melakukan transkripsi

dengan DNA-nya berubah menjadi MRNA.13

Secara seluler, mekanisme terjadinya kanker serviks berhubungan dengan

siklus sel yang diekspresikan oleh HPV. Protein utama yang terkait dengan

karsinogen adalah E6 dan E7. Bentuk genom HPV sirkuler jika terintegrasi akan

menjadi linier dan terpotong diantara gen E2 dan E1. Integrasi antara genom HPV

dengan DNA manusia menyebabkan gen E2 tidak berfungsi sehingga akan

merangsang E6 berikatan dengan p53 dan E7 berikatan dengan pRb.13

Ikatan antara protein E6 dan gen p53 akan menyebabkan p53 tidak

berfungsi sebagai gen supresi tumor yang bekerja di fase G1. Gen p53 akan

menghentikan siklus sel di fase G1 dengan tujuan penghentian siklus sel yaitu

agar sel dapat memperbaiki kerusakan sebelum berlanjut ke fase S. Mekanisme

kerja p53 adalah dengan menghambat kompleks cdk-cyclin yang akan

merangsang sel memasuki fase selanjutnya. Sehingga jika E6 berikatan dengan

p53 maka sel terus bekerja sehingga sel akan terus membelah dan menjadi

abnormal.13

Protein retinoblastoma (pRb) dan gen lain yang menyerupai pRb (p130

dan p107) berfungsi mengkontrol ekspresi sel yang diperantarai oleh E2F. Ikatan

pRb dengan E2F akan menghambat gen yang mengatur sel keluar dari fase G1.

Jika pRb berikatan dengan protein E7 dari HPV maka E2F tidak terikat sehingga

menstimulasi proliferasi sel yang melebihi batas normal sehingga sel tersebut

menjadi sel karsinoma.13

2.1.1.3. Patologi

Karsinoma serviks timbul di daerah yang biasa disebut sebagai squamo-

columnar junction (SCJ) atau sambungan skuamo-kolumnar (SSK) yaitu batas

antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviks.

Pada perempuan muda SSK ini berada di luar ostium uteri eksternum, sedangkan

pada perempuan berumur >35 tahun SSK berada di dalam kanalis serviks.14

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

7

Gambar 2.1. Lokasi dari SSK dan Zona Transformasi : a) sebelum menarche b)

sesudah pubertas dan awal reproduksi c) perempuan usia 30 tahun d) perempuan

sebelum manopause e) perempuan sesudah menopause15

Sumber: John, Sankranarayan. Colposcopy and Treatment of Cervical Intraepithelial Neoplasia: a

beginner’ manual. 2004

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

8

2.1.1.4. Faktor Risiko

Perilaku seksual

Perilaku seksual seperti berganti-ganti mitra seksual dan usia pertama kali

saat melakukan hubungan seksual sangat berhubungan dengan kejadian kanker

serviks skuamosa. Risiko meningkat menjadi lebih dari 10 kali, bila saat

berhubungan seks pertama kali di bawah umur 15 tahun dan memiliki partner

seksual yang banyak (6 atau lebih). Risiko akan lebih meningkat jika berhubungan

seks dengan pria yang berisiko tinggi mengidap kondiloma akuminatum. Pria

yang berisiko tinggi adalah pria yang melakukan hubungan seksual dengan

partner seks yang banyak.16

Merokok

Rokok mengandung tembakau, di dalam tembakau tersebut terdapat

kandungan bahan-bahan karsinogen baik yang dihisap maupun yang dikunyah.

Asap rokok menghasilkan Polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic amine

yang mutagen dan sangat karsinogen, sedangkan jika dikunyah menghasilkan

netrosamine. Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat pada getah

serviks wanita perokok dan dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.16

Metode kontrasepsi

Menggunakan kontrasepsi oral (pil KB) untuk waktu yang lama (5 tahun

atau lebih) sedikit meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada perempuan

dengan infeksi HPV. Tetapi ketika penggunaan kontrasepsi oral dihentikan, risiko

tersebut dapat menurun dengan cepat.17

Pil kontrasepsi oral kombinasi mempunyai hubungan terhadap kejadian

kanker serviks, kemungkinan karena estrogen yang terdapat dalam pil tersebut

membuat ektropion pada serviks menjadi lebih luas akibatnya terbentuk area yang

lebih luas tempat metaplasia menjadi lebih rentan terhadap HPV.18

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

9

Kontrasepsi barier

Penggunaan metode barier (kondom) akan menurunkan risiko kanker

serviks. Hal ini disebabkan karena adanya perlindungan serviks dari kontak

langsung bahan karsinogen dari cairan semen. Beberapa kontrasepsi lain dapat

menginaktifkan virus yang ditularkan melalui seksual.8

Imunosupresi

HIV (Human immunodeficiensy virus) merupakan virus penyebab AIDS

yang menyebabkan sistem imun tubuh menurun dan membuat perempuan berisiko

tinggi terinfeksi HPV. Peneliti percaya bahwa sistem imun penting untuk merusak,

memperlambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Pada wanita dengan HIV,

prakanker serviks mungkin akan berkembang menginvasi dengan cepat untuk

menjadi kanker dari pada normalnya. Pengguna obat imunosupresan/penekan

kekebalan tubuh atau pasca transplantasi organ merupakan faktor risiko juga.19

2.1.1.5. Manifestasi Klinis Kanker Serviks

Tanda-tanda awal kanker serviks mungkin tidak bergejala, berikut gejala yang

sudah menjadi kanker serviks, yaitu:20

1. Gejala awal

a) Perdarahan pervagina seperti perdarahan setelah senggama atau

perdarahan spontan di luar waktu haid. Ini disebabkan karena

serviks yang berubah menjadi kanker bersifat rapuh, mudah

berdarah, dan diameter biasanya membesar. Sehingga serviks yang

mudah rapuh akan berdarah pada saat aktivitas seksual yang

menyebabkan perdarahan pascasenggama.

b) Keputihan yang berulang walaupun sudah diobati. Keputihannya

berbau, gatal, dan panas karena sudah menjadi infeksi sekunder.

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

10

2. Gejala lanjut: keluar cairan dari liang vagina yang berbau tidak sedap,

gangguan buang air kecil, nyeri (panggul, pinggang, tungkai, kandung

kemih, dan rektum).

3. Kanker sudah menyebar: akan timbul gejala yang sesuai dengan organ

yang terkena seperti liver, paru-paru, tulang.

Kambuh: edema satu sisi tungkai, nyeri panggul menjalar ke tungkai, gejala

obstruksi ureter.

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

11

Stadium Kanker Serviks

Tabel 2.1. Stadium kanker serviks menurut FIGO dan TNM21

Sumber: NCCN Clinical Practice Guidelines In Oncology: Cervical Cancer.2010

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

12

2.1.1.6. Lesi Prakanker

Definisi

Lesi prakanker serviks disebut juga lesi intraepitel serviks (cervical

intraepithelial neoplasia) yang merupakan awal dari perubahan menuju karsinoma

serviks uteri.9

Penatalaksanaan Prakanker Serviks

Standar manajemen prakanker serviks1

* jika lesi masih ada, kolposkopi harus diulang setiap 6 bulan sampai terjadi regresi atau perkembangan.

** pada kasus CIN 1 atau CIN 2, program skrining normal dilakukan kembali setelah 1 tahun

Gambar 2.2 Standar manajemen prakanker serviks

Sumber: WHO, Comprehensive Cervical Cancer Control.2006

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

13

Krioterapi

Krioterapi merupakan tindakan yang merusak jaringan lesi prakanker

serviks. Krioterapi akan memberikan hasil yang baik jika seluruh lesi mudah

dilihat dengan kolposkopi. Metode ini dilakukan dengan cara menyemprotkan gas

CO2 atau N2O pada suhu -60ºc sampai dengan -80ºc selama 5 menit sampai

serviks membeku. Krioterapi merupakan metode yang sangat mudah dilakukan.

Tetapi, krioterapi hanya dapat dilakukan pada perempuan yang sudah dipastikan

tidak hamil.22

Efek samping krioterapi22

Rasa tidak nyaman

Nyeri atau kram 2-3 hari setelah krioterapi

Kadangkala disertai pusing, rasa panas selama tindakan atau segera setelah

tindakan.

Komplikasi dari metode ini sangat kecil yaitu kurang dari 1% dapat berupa

perdarahan yang banyak dari vagina atau terdapat infeksi panggul. Jika ukuran

lesi <2,5 cm maka keberhasilan terapi mencapai 80-90% pada pengamatan selama

5 tahun, tetapi bila ukuran lesi >2,5 cm maka keberhasilan terapi turun menjadi

50%.22

Eksisi leep (loop electrical excision procedure)

Merupakan eksisi jaringan lesi abnormal dan sekitarnya (bagian jaringan yang

sehat) dengan menggunakan metal wire loops (alat kawat khusus beraliran listrik).

Keuntungan eksisi leep adalah

Dapat dilakukan saat melakukan kolposkopi

Dapat dilakukan kombinasi eksisi leep dengan kauterisasi

Eksisi leep dapat dilakukan pada beberapa tempat sampai lesi abnormal

tidak tampak lagi.22

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

14

Keberhasilan metode ini baik lesi kecil maupun lesi besar berkisar 90%.

Karena banyak keuntungannya, maka penggunaan leep saat ini sangat meluas dan

berkembang.9

Konisasi pisau (cold-knife cone)

Indikasi konisasi pisau adalah pemeriksaan kolposkopi yang tidak

memuaskan, kuret endoserviks yang positif, histologi biopsi yang menyatakan

mikroinvasi, kesenjangan antara Pap smear dengan histologi biopsi dan

adenodisplasia. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan berkisar 14-

22% tetapi dengan teknik yang baik perdarahan dapat diatasi, kejadian stenosis

osteum berkisar 17%.9

2.1.1.7. Penatalaksanaan Kanker Serviks

Tabel 2.2 Tatalaksana kanker serviks menurut stadium8

Stadium Modalitas terapi Rekomendasi

IA 1 Histerektomi (total atau

vagina)

III/B

Bila fertilitas masih

dibutuhkan

Konisasi III/B

IA2 Histerektomi radikal

termodifikasi (tipe II) +

diseksi KGB

IIB / B

LVSI negatif Histerektomi ekstra facial +

diseksi KGB pelvis

IV / C

Bila fertilitas masih

dibutuhkan

1. Konisasi + ekstra

peritoneal / diseksi

KGB pelvis per

laparoskopi

IV / C

2. Trakelektomi + ekstra

peritoneal / diseksi

KGB pelvis per

laparoskopi

IV / C

IB1,

IIA

< 4 cm 1. Histerektomi radikal

2. Radioterapi

IB/A

Pasien muda untuk Histerektomi vaginal radikal + III/B

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

15

ovarian preserved diseksi KGB per laparoskopi

Post op :

- Nodus positif,

parametria

positif atau

tepi operasi

yang positif

- Massa yang

besar, CLS (+)

dan invasi 1/3

luar stroma

serviks

Adjuvan pasca bedah

Adjuvan whole pelvic

irradation

IB/A

IB/A

IB2-

IIA

>4 cm

Keterlibatan CLS +

invasi 1/3 luar stroma

invasif

- Primer kemoradiasi

- Primer histerektomi

radikal

- Neoadjuvan kemoterapi

diikuti radikal

histerektomi dan diseksi

KGB pelvis

- Primer histerektomi +

adjuvan radiasi

IB/A

III/B

III/B

III/B

IIB,

III,

IVA

- Eksternal radiasi +

intracaviter brakiterapi

+ concurent

kemoterapi (terapi

primer)

IB/A

IVA Tidak metastase ke

dinding pelvis,

terutama jika terdapat

fistula vesikovaginal

atau rektovaginal

- Eksenterasi pelvis IV/C

IVB

atau

rekuren

Rekuren lokal pasca

bedah

- Radiasi

- Kemoterapi konkuren

- Eksenterasi pelvis

IV/C

III/B

IV/C

Rekuren lokal pasca

bedah

Eksenterasi pelvis III/B

Metastase dan rekuren Kemoterapi IB/A

Metastase jauh Radiasi paliatif III/B

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

16

Trakhelektomi radikal

Pembedahan trakhelektomi radikal merupakan pengangkatan serviks uterus

(termasuk kanalis servikalis), parametrium, dan limfadenektomi pelvik dengan

meninggalkan korpus uteri, kedua tuba, dan kedua ovarium.1

Gambar 2.3 Trakhelektomi radikal

Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006

Histerektomi

Histerektomi simpel atau sederhana adalah operasi pengangkatan seluruh

rahim termasuk leher rahim.1

Gambar 2.4 Histerektomi simpel

Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

17

Histerektomi radikal

Histerektomi radikal adalah operasi pengangkatan rahim, leher rahim, dan

jaringan sekitarnya (parametria) termasuk 2 cm dari vagina bagian atas. Ovarium

tidak secara rutin diangkat karena kanker serviks jarang menyebar ke ovarium.1

Gambar 2.5. Histerektomi radikal dan histerektomi radikal modifikasi

Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006

Terapi radioterapi

Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai

stadium II B sampai IV atau pada pasien yang stadiumnya lebih kecil yang tidak

merupakan kandidat untuk operasi. Penambahan cisplatin selama radioterapi dapat

memperbaiki kesintasan hidup 30% - 50%.2

Komplikasi radiasi yang paling sering adalah gangguan ganstrointestinal

seperti kolitis, proktitis, dan traktus urinarius seperti sistitis dan stenosis vagina.8

Terdapat dua tipe radioterapi yaitu 1

1. Teleterapi yaitu sumber radiasi diletakkan jauh dari pasien

2. Brakhiterapi yaitu di mana sumber radioaktif kecil ditempatkan di dalam

rongga tubuh.

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

18

Gambar 2.6 Teleterapi dan Brakhiterapi

Sumber: WHO , comprehensive cervical cancer control. 2006

Kemoterapi

Kemoterapi terutaman diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi

adjuvan atau untuk terapi paliatif pada kasus reditif. Kemoterapi yang paling aktif

adalah cisplatin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama dengan

cisplatin. Jenis kemoterapi lainnya adalah ifosfamid dan paclitaxel.2

Perawatan paliatif

Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang meningkatkan kualitas

hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang berhubungan

dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan penilaian

sempurna dan pengobatan rasa sakit dan masalah lainnya seperti, fisik, psikososial

dan spiritual.23

Prinsip perawatan paliatif 24

- Meringankan rasa sakit dan gejala kronik lainnya

- Menawarkan dukungan untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin

sampai kematian.

- Meningkatkan kualitas hidup

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

19

- Megintegrasikan aspek psikologis, dan perawatan spiritual

- Menawarkan dukungan untuk membantu keluarga mengatasi penyakit

akhir pasien dan kematian dan dukacita mereka.

- Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan

Komponen esensial dari perawatan paliatif 24

- Pencegahan dan penanganan gejala: termasuk radiasi paliatif untuk

mengurangi ukuran tumor, serta pengobatan untuk keputihan, fistula,

perdarahan vagina, masalah gizi, luka baring, demam, dan kontraktur.

Keluarga harus diajarkan bagaimana untuk mencegah gejala, dan

bagaimana mendukung pasien dalam kegiatan sehari-hari, seperti

mandi, pergi ke toilet, dan bergerak di sekitar

- Nyeri: kontrol nyeri yang efektif dapat dicapai dalam 90% kasus,

dengan menggunakan perawatan medis ditambah dengan perawatan

non-medis.

- Dukungan psikososial dan spiritual: dalam banyak kasus dalam banyak

kasus, pasien mengalami rasa takut, shock, putus asa, kemarahan,

kecemasan, dan depresi. Perasaan ini dapat mempengaruhi persepsi

negatif pasien. Memberikan dukungan emosional, psikososial, dan

spiritual dapat meringankan perasaan ini dan meningkatkan pasien

kualitas hidup pasien.

- Melibatkan keluarga: ahli kesehatan dapat memastikan bahwa pasien

dan keluarganya memahami sifat dan prognosis dari penyakit dan

pengobatan yang dianjurkan. Pekerja perawatan paliatif juga harus

mampu untuk membantu pasien membuat keputusan tentang

perawatan dirinya.

Perawatan non- medis untuk membantu mengurangi rasa sakit

Banyak metode non-medis, sesuai dengan adat istiadat dan budaya

setempat yang dapat membantu mengontrol nyeri. Metode-metode ini dapat

digunakan bersama dengan obat nyeri. Manajemen nyeri non-medis mungkin

termasuk: dukungan emosional, metode fisik (menyentuh dan pijat), doa, meditasi

dan metode tradisional lokal tidak berbahaya lainnya.24

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

20

2.1.1.8. Deteksi Dini Kanker Serviks

WHO merekomendasikan skrining menurut target usia dan frekuensi skrining

yaitu:1

1. Program baru harus memulai skrining pada wanita yang berusia 30 tahun

atau lebih dan wanita muda yang berisiko tinggi.

2. Jika seorang wanita hanya dapat diskrining satu kali dalam hidupnya, usia

terbaik adalah antara 35 tahun dan 45 tahun.

3. Untuk usia diatas 50 tahun, interval skrining yang tepat adalah 5 tahun

4. Pada kelompok usia 25-49 tahun interval skrining 3 tahun dapat

dipertimbangkan jika sumber daya tersedia

5. Skrining setiap tahun tidak dianjurkan pada usia berapapun.

6. Skrining tidak dianjurkan pada wanita diatas usia 65 tahun, jika hasil tes

pap 2 tahun terakhir negatif

Tabel 2.3. Pedoman skrining kanker serviks 25

American Cancer

Society (ACS),

American Society For

Colposcopy And

Cervical Pathology

(Asccp), And

American Society For

Clinical Pathology

(Ascp) 2012

U.S. Preventive

Services Task Force

(USPSTF) 2012

American College

Of Obstetricians

And Gynecologists

(ACOG) 2012

Waktu awal

skrining

Usia 21 tahun. Usia 21 tahun . Usia 21 tahun.

Skrining tahunan Wanita dari segala usia

tidak boleh di skrining

setiap tahun dengan

metode apapun.

Jika digunakan

untuk berdiskusi

tentang masalah

kesehatan lainnya

dan deteksi

pencegahan.

Pada wanita dengan

usia 30-65 tahun

skrining kanker

serviks tahunan

tidak boleh

dilakukan.

Metode dan interval skrining

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

21

Sitologi

(konvensiona

l atau

berbasis

cairan)

Usia

21-29

tahun

Setiap 3 tahun. Setiap 3 tahun. Setiap 3 tahun.

Usia

30-65

tahun

Setiap 3 tahun. Setiap 3 tahun. Setiap 3 tahun.

Hpv co-test

(sitologi + uji

hpv

diberikan

bersama-

sama)

Usia

21-29

tahun

Hpv co-test tidak

boleh digunakan

pada wanita usia <

30 tahun.

Rekomendasi untuk

usia < 30 tahun.

Hpv co-test tidak

boleh dilakukan

pada usia < 30

tahun.

Usia

30-65

tahun

Setiap 5 tahun. Bagi perempuan

yang ingin

memperpanjang

interval skrining,

Setiap 5 tahun.

Tes hpv primer Bagi wanita berusia

30-65, skrining

dengan tes hpv saja

tidak dianjurkan di

sebagian besar

pengaturan klinis.

Merekomendasikan

skrining untuk

kanker serviks

dengan tes hpv

(sendiri atau dalam

kombinasi dengan

sitologi) pada wanita

usia <30 tahun.

Tidak diperhatikan

Penghentian skrining Umur >65 tahun

dengan riwayat

skrining yang

memadai.

Umur >65 tahun

dengan riwayat

skrining yang

memadai.

Umur >65 tahun

dengan riwayat

skrining yang

memadai.

Skrining untuk yang

sudah vaksinasi HPV

16/18

Perempuan pada usia

berapa pun dengan

riwayat vaksinasi

HPV harus

diskrining.

Perempuan yang

telah divaksinasi

harus terus

diskrining.

Perempuan yang

telah menerima

vaksin HPV harus

diskrining.

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

22

2.1.1.9. Pencegahan

Pencegahan primer

Menunda onset aktivitas seksual

Menunda hubungan seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan hanya

dengan satu pasangan akan mengurangi risiko kanker serviks secara signifikan.8

Penggunaan kontrasepsi barier

Penggunaan kontrasepsi barier (seperti kondom, spermisida, dan

diafragma) berperan untuk proteksi terhadap agen virus. Penggunaan lateks lebih

dianjurkan daripada kondom yang terbuat dari kulit kambing.8

Pilihlah makanan sehat

Vitamin A dan beta karoten dapat menurunkan resiko kanker serviks.

Tingkatkan konsumsi makanan tersebut untuk mendapatkan perlindungan yang

optimal.22

Berhenti merokok

Merokok adalah salah satu faktor risiko penyebab kanker serviks. Pada

sebuah studi menunjukkan bahwa di dalam mukus dari serviks seorang wanita

perokok ditemukan nikotin dalam jumlah tertentu.13

Penggunaan vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV merupakan sel kosong yang menyerupai hpv tanpa dna

virus, jadi hanya cangkangnya saja sehingga ketika vaksin ini dimasukkan ke

dalam tubuh, tubuh akan membentuk antibodi.13

Vaksinasi HPV dianjurkan untuk anak perempuan yang berusia 11 dan 12

tahun. Ini juga dianjurkan untuk anak perempuan dan wanita usia 13 sampai 26

tahun yang belum pernah divaksinasi atau menyelesaikan seri vaksin. Vaksin HPV

juga dapat diberikan pada usia 9 tahun.17

Vaksin HPV diberikan secara

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

23

intramuskular dalam tiga kali pemberian yakni pada bulan ke-0, ke-1, dan ke-6

masing-masing sebanyak 0,5 ml.9

Terdapat dua jenis vaksin HPV yaitu vaksin bivalent (berisi 20μg VLP-

HPV 16 dan VLP-HPV 18) dan quadrivalent (berisi 40μg VLP-HPV 16, 20μg

VLP-HPV 18, 20μg VLP-HPV6, dan 40μg VLP-HPV11).9

Pencegahan sekunder8

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan skrining kanker

serviks yaitu dengan tes Pap smear ataupun iva.

Pencegahan tersier8

- Pelayanan di rumah sakit (diagnosa dan pengobatan)

- Perawatan paliatif

2.1.2. Pap Smear

2.1.2.1. Pengertian Pap Smear

Pap smear merupakan suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai

bertahun-tahun untuk mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada sel-sel epitel

serviks. Tes ini pertama kali ditemukan oleh George Papanicolou sehingga

dinamakan Pap smear test.13

Prinsip pemeriksaan Pap smear adalah mengambil epitel permukaan

serviks yang mengelupas atau eksfoliasi dimana epitel permukaan serviks selalu

mengalami regenerasi dan digantikan lapisan epitel dibawahnya.20

Epitel yang mengalami eksfoliasi merupakan gambaran keadaan epitel

jaringan dibawahnya. Kemudian epitel yang mengelupas tersebur diwarnai secara

khusus dan dilihat dibawah mikroskop untuk diinterpretasi lebih lanjut.20

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

24

2.1.2.2. Agar Tes Pap Smear Akurat26

a. Tidak menjadwalkan janji untuk tes Pap smear pada saat menstruasi.

Setidaknya 5 hari setelah menstruasi.

b. Jangan melakukan hubungan seksual selama 48 jam sebelum tes.

c. Jangan menggunakan tampon, krim vagina, pelembab atau pelumas

selama 48 jam sebelum tes.

2.1.2.3. Interpretasi Hasil Pemeriksaan

Sistem yang dipakai adalah berdasarkan sitologi dan histologi yaitu sistem

Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithel Neoplasm (CIN), dan sistem Bethesda.

Sistem pelaporan yang berkembang adalah sistem Bethesda, sistem Bethesda

1988 direvisi menjadi Bethesda 2001.1

Tabel 2.4 Sistem Papanicolao, WHO, Bethesda, dan CIN 1,9

Klasifikasi sitologi

(digunakan untuk skrining)

Klasifikasi histologi

(digunakan untuk diagnosis)

Pap Sistem Bethesda CIN Klasifikasi deskripsi

WHO

Klas I Normal Normal Normal

Klas II ASC-US

ASC-H

Atypia atypia

Klas III LSIL CIN I termasuk flat

kondiloma

Displasia ringan

Klas III HSIL CIN 2 Displasia sedang

Klas III HSIL CIN 3 Displasia berat

Klas IV HSIL CIN 3 Karsinoma insitu

Klas V Karsinoma invasif Karsinoma invasif Karsinoma invasif

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

25

Algoritma tatalaksana hasil Pap smear

Gambar 2.7 Algoritma tatalaksana hasil Pap smear

Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006

2.1.3. Pengetahuan

2.1.3.1 Definisi

Pengetahuan merupakan keseluruhan gagasan, ide, konsep, pemahaman,

dan pemikiran manusia setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan dapat didapat melalui kelima panca indera manusia yaitu

indera pendengaran, penglihatan, penciuman, raba, dan rasa. Sebagian besar

pengetahuan manusia didapat melalui pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan

mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu

dan juga praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan

hidup.27,28

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

26

2.1.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan29

a. Faktor Internal

1) Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang untuk menggapai cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi.

2) Pekerjaan, menurut Thomas pekerjaan merupakan keburukan yang

harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarga

dan dirinya. Bekerja umumnya adalah kegiatan atau aktivitas yang

menyita waktu. Sedangkan bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Usia, menurut Elizabeth BH usia adalah umur seseorang yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang dewasa lebih dipercaya

dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan, menurut Ann. Mariner lingkungan merupakan

seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang atau

kelompok.

2) Sosial budaya, sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

2.1.4 Perilaku

2.1.4.1 Definisi

Menurut Rogers (1974) perilaku adalah semua aktifitas manusia yang

dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar. Sebelum

seseorang mengadopsi perilaku baru terjadi beberapa proses yang berurutan,

yaitu:29

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

27

1. Awarness (kesadaran) dimana seseorang mengetahui terlebih dahulu

terhadap stimulus (objek)

2. Interest (merasa tertarik) dimana seseorang mulai menaruh perhatian dan

tertarik pada stimulus

3. Evaluation (menimbang-nimbang) seseorang akan mempertimbangkan

baik buruknya tindakan terhadap stimulus bagi dirinya, hal ini berarti

sikap seseorang sudah lebih baik lagi

4. Trial, dimana seseorang mulai mencoba perilaku baru

5. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus (objek)

2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green perilaku terbentuk dari 3 faktor yaitu:28

1. Faktor predisposis terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, dan sebagainya

2. Faktor-faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik, tersedianya

fasilitas atau sarana kesehatan

3. Faktor-faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain.

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

28

2.2 2Kerangka konsep

2.3 Definisi operasional

N

o

Variabel Definisi Alat ukur

Cara pengukuran Skala

pengukura

n

1. Pendidikan Bimbingan yang

diberikan seseorang

terhadap

perkembangan orang

untuk menggapai cita-

cita tertentu yang

menentukan manusia

untuk berbuat dan

mengisi kehidupan

Kuesioner

dan

wawancara

1. Rendah:

pendidikan dasar

berupa sekolah

dasar (SD),

madrasah ibtidaiyah

(MI) atau bentuk

lain yang sederajat

serta sekolah

menengah pertama

(SMP), madrasah

tsanawiyah (MTs)

2. Sedang: sekolah

menengah atas

(SMA), madrasah

aliyah (MA),

sekolah menengah

kejuruan (SMK),

madrasah aliyah

kejuruan (MAK)

3. Tinggi:

merupakan jenjang

pendidikan setelah

sekolah menegah

mencakup sarjana,

spesialis, diploma,

Kategorik

Variabel independen Variabel dependen

Perilaku Ibu dalam melakukan

Pap smear

Pengetahuan kanker serviks

Pendapatan

Pendidikan dan pekerjaan

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

29

magister.30

2. Pekerjaan Keburukan yang harus

dilakukan terutama

untuk menunjang

kehidupan keluarga

dan dirinya

Kuesioner

dan

wawancara

1. Bekerja

2. Tidak bekerja

Kategorik

3. Pendapatan Jumlah uang yang

diterima dari hasil

bekerja

Kuesioner

dan

wawancara

1. Rendah : <

3.000.000

2. Tinggi: >

3.000.000

Kategorik

4. Pengetahuan

kanker

serviks

Fakta yang didapat

melalui proses melihat,

belajar, dan penelitian.

Yang ingin diteliti

adalah pengetahuan

responden tentang

kanker serviks dengan

perilaku pap smear

Kuesioner

dan

wawancara

1. Baik: 76-100%

2. Cukup: 56-75%

3. Kurang: <56%28

Kategorik

5. Perilaku

melakukan

pap smear

Usaha seseorang untuk

menjaga kesehatan

dengan cara melakukan

pap smear

Kuesioner

dan

wawancara

1. Pernah

2. Belum pernah

Kategorik

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

30

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan cross

sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu

tentang kanker serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear di

Kelurahan Tugu Utara.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan koja,

Kota Jakarta Utara.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Kegiatan Waktu

1. Pengusulan Judul November 2012

2. Penyusunan Proposal Desember 2012 – April 2013

3. Penyusunan Kuesioner April 2013

4. Pengurusan Izin Penelitian April – Mei 2013

5. Pelaksanaan Penelitian Mei – Juli 2013

6. Pengolahan Data Juni – Agustus 2013

7. Penyusunan BAB IV-V Juli – Agustus 2013

8. Penyusunan Skripsi Agustus – September 2013

9. Ujian Skripsi September 2013

10. Revisi Skripsi September 2013

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi penelitian

Populasi target adalah ibu-ibu yang berusia 20-60 tahun. Populasi

terjangkau adalah ibu di Kelurahan Tugu Utara berusia 20 – 60 tahun.

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

31

3.3. 2. Sampel Penelitian

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus

sebagai berikut:31

( √ √

)

Keterangan:

Kesalah tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,96

Kesalah tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,84

P2 = proporsi kepatuhan pada kelompok dengan tingkat pengetahuan rendah

sebesar 0,1 (kepustakaan)

Q2 = 1 – 0,1 = 0,9

P1 – P2 = selisish minimal proporsi kepatuhan yang dianggap bermakna,

ditetapkan 20% = 0,2

Dengan demikian:

P1 = P2 + 0,1= 0,1 + 0,2 = 0,3

Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,3 = 0,7

P = (P1 + P2)/2 = (0,3+0,1)/2 = 0,4/2 = 0,2

Q = 1 – P = 1 – 0,2 = 0,8

Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh:

( √( ) √( ) ( )

)

Maka perolehan jumlah sampel yang diperlukan adalah 60 orang. Untuk

menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

32

sebanyak 10%. Jadi total jumlah sampel yang diperlukan adalah 60 + 6 = 66

orang.

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode cluster random sampling. Sampling frame diperoleh dari

data Kelurahan Tugu Utara. Peneliti memperoleh jumlah penduduk satu kelurahan

sebanyak 79.393. Peneliti juga memperoleh data bahwa satu kelurahan terdiri dari

19 rukun warga (RW) yang letaknya berjauhan. Total sampel yang diperlukan

sebanyak 66 orang, dengan demikian 1 RW tersebut dipilih secara acak.32

3.3.4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.3.4.1. Kriteria Inklusi

Ibu di Kelurahan Tugu Utara yang sudah menikah, dan bersedia menjadi

responden.

3.3.4.2. Kriteria Ekslusi

Ibu di Kelurahan Tugu utara yang tidak dapat ditemui dalam satu kali

pertemuan, dan sedang atau yang sudah pernah menderita kanker serviks.

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

33

3.5. Cara Kerja Penelitian

Perempuan yang sudah

menikah

Informed consent

Memenuhi kriteria

Pengetahuan

Tidak bersedia

Wawancara dengan

kuesioner

Tidak memenuhi

kriteria

Skoring

Pelaksanaan Pap smear

Bersedia

Pengumpulan dan

Pengolahan data

Baik Cukup Kurang

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

34

3.6. Management Data

3.6.1. Metode pengumpulan data

3.6.1.1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung.

Pengumpulan data dilakukan peneliti terhadap sampel penelitian dengan cara

melakukan pengisian kuesioner oleh responden secara langsung.

3.6.1.2. Data sekunder

Data sekunder adalah data jumlah penduduk yang didapatkan dari data

Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara Tahun 2013.

3.6.2. Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data

Semua data yang dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dan

kemudian diolah dengan program SPSS versi 16. Langkah awal dimulai dengan

editing, coding, entry data, processing, cleaning, dan dilanjutkan dengan tabulasi

dan pembuatan grafik.

Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat

pengetahuan ibu dan gambaran perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear di

Kelurahan Tugu Utara.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

yang bermakna secara statistik antara variabel independen dengan variabel

dependen dengan uji Chi-Square menggunakan program SPSS versi 16. Melalui

uji Chi-Square dengan nilai α = 0,05, jika nilai p < 0,05, maka terdapat hubungan

dan jika nilai p ≥ 0,05 maka tidak terdapat hubungan. Jika uji Chi-Square tidak

memenuhi syarat akan dilakukan uji alternatifnya, yaitu uji Fisher. Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk tabel.

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

35

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis

Lokasi dalam penelitian ini adalah Kelurahan Tugu Utara. Kelurahan Tugu

utara merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Koja

Kotamadya Jakarta Utara dengan luas wilayah 237,65 ha, yang terdiri dari 214 RT

dan 19 RW.33

Batas-batas Kelurahan Tugu Utara:33

1. Utara : Jl. Waru, Jl. Johar, Jl. Mundu, Jl. Mawar

2. Selatan : Jl. Plumpang Semper

3. Timur : Selokan Tugu / Saluran air Kp. Beting

4. Barat : Jl. Kali Bendungan Melayu

4.1.2. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Tugu Utara sebanyak 79.393, dengan jumlah kepala

keluarga 26.505. Selanjutnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:33

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Perempuan di Kelurahan Tugu Utara

No. Umur Perempuan

1. 20-24 4.012

2. 25-29 4.017

3. 30-34 4.439

4. 35-39 3.863

5. 40-44 3.098

6. 45-49 2.395

7. 50-54 2.301

8. 55-59 1.906

9. 60-64 1.263

10. 65-69 792

11. 70-74 342

12. 75- keatas 321

Jumlah 28.749

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

36

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Perempuan di Kelurahan Tugu Utara

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Perempuan Total

Tidak sekolah 496 1.072

Tidak tamat SD 493 978

Tamat SD 3.812 7.725

Tamat SMP 4.233 8.550

Tamat SMA 5,438 11.576

Tamat akademi/PT 458 999

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Univariat

4.2.1.1 Pendidikan Responden

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persen (%)

Tinggi 13 19,7

Sedang 39 59,1

Rendah 14 21,2

Total 66 100%

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa responden dengan tingkat

pendidikan tinggi sebanyak 13 responden (18,2%), responden dengan tingkat

pendidikan sedang sebanyak 39 orang (57,6%), dan responden dengan tingkat

pendidikan rendah sebanyak 14 orang (24,2%).

4.2.1.2 Pekerjaan Responden

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Persen (%)

Bekerja 34 51,5

Tidak bekerja 32 48,5

Total 66 100.0

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

37

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang memiliki pekerjaan

sebesar 51,5% dan responden yang tidak bekerja sebesar 48,5%.

4.2.1.3 Pendapatan Rata-rata Keluarga Responden

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Rata-rata Keluarga Responden

Pendapatan Jumlah (orang) Persen (%)

< 1.500.000 9 13,6

1.500.000-3.000.000 23 34,8

3.000.000-4.500.000 25 37,9

>4.500.000 9 13,6

Total 66 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 ditemukan bahwa dua puluh lima responden

(37,9%) pendapatan rata-rata keluarganya adalah Rp. 3.000.000-4.500.000. Dua

puluh tiga responden (34,8%) pendapatan rata-rata keluarganya adalah Rp.

1.500.000-3.000.000. Sembilan responden (13,6%) pendapatan rata-rata

keluarganya adalah kurang dari Rp. 1.500.000. Sembilan responden (13,6%)

pendapatan rata-rata keluarganya adalah lebih dari Rp. 4.500.000.

4.2.1.4 Pengetahuan Responden

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

Mengenai Kanker Serviks

Tingkat pengetahuan Jumlah (orang) Persen (%)

Baik 6 9,1

Cukup 11 16,7

Kurang 49 74,2

Total 66 100

Dari tabel 4.6 didapatkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan

kurang sebesar 74,2%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup sebesar

16,7%, dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 9,1%.

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

38

Untuk lebih jelasnya, terdapat data lengkap distribusi frekuensi jawaban

kuesioner responden mengenai kanker serviks yang dapat dilihat pada tabel-tabel

di bawah ini :

Tabel 4.7 Indikator Pertanyaan Pengetahuan

No Pertanyaan %

1. Kanker serviks ditemukan paling banyak pada wanita dengan

umur...

a. 15-44 tahun

b. 44-54 tahun

c. 55-64 tahun

d. Tidak tahu

42,4

33,3

7,6

16,7

2. Cara penyebaran kanker serviks

a. Penularan melalui hubungan seksual dengan pasangan

b. Konsumsi makanan yang terkena virus

c. Faktor genetik

d. Tidak tahu

39,4

21,2

19,7

19,7

3. Faktor apa saja yang memiliki resiko terkena kanker serviks?

a. Memiliki banyak pasangan seksual (riwayat memiliki suami

dengan banyak pasangan seksual)

b. Berhubungan badan usia dini

c. Wanita yang sering hamil

d. Tidak tahu

- Menjawab 4 jawaban dengan benar

- Menjawab 2-3 jawaban dengan benar

- Menjawab 1 jawaban dengan benar

- Tidak menjawab

0

15,2

72,7

12,1

4. Gejala awal kanker serviks

a. Keputihan menetap dan keluarnya darah setelah

berhubungan suami istri

b. Keluar darah saat buang air kecil

c. Nyeri perut bagian bawah

d. Tidak tahu

40.9

25,8

12,1

21,2

5. Pengertian Pap smear

a. Suatu pemeriksaan wanita dewasa yang dilakukan dengan

cara menampung cairan keputihan untuk diperiksa

b. Suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari serviks,

lalu diamati di bawah mikroskop

c. Suatu pemeriksaan darah sebelum wanita menikah

d. Tidak tahu

45,5

33,3

4,5

16,7

6. Manfaat Pap smear

a. Menjaga kesehatan seorang wanita agar terhindar dari semua penyakit kelamin

b. Dapat mendeteksi kanker serviks secara dini

c. Menghilangkan sel-sel kanker di serviks

37,9

33,3

9,1

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

39

d. Tidak tahu 19,7

7. Waktu pelaksanaan Pap smear

a. Jika sudah melakukan hubungan intim selama 3 tahun

b. Jika sudah dewasa dan hendak menikah

c. Jika sudah >70 tahun

d. Tidak tahu

39,4

37,9

6,1

16,7

8. Persiapan sebelum Pap smear

a. Dua hari sebelum pemeriksaan seorang wanita tidak boleh

menggunakan alat pencuci vagina

b. Sebelum pemeriksaan seorang wanita harus sehat fisik

c. Sebelum pemeriksaan seorang wanita harus puasa terlebih

dahulu

d. Tidak tahu

30,3

33,3

9,1

27,3

9. Cara pemeriksaan Pap smear

a. Dilakukan pemasukkan alat ke vagina dan disuntikkan suatu

bahan

b. Diambil usapan dari daerah serviks

c. Dilakukan pengambilan darah

d. Tidak tahu

37,9

30,3

12,1

19,7

10. Tempat pelayanan Pap smear

a. Rumah sakit besar, klinik, dan praktek bidan

b. Puskesmas dan di rumah

c. Di rumah

d. Tidak tahu

86,4

3,0

0

10,6

11. Tenaga kesehatan yang dapat melakukan Pap smear

a. Dokter kandungan dan bidan

b. Dokter umum dan perawat

c. Kader kesehatan

d. Tidak tahu

60,6

28,8

0

10,6

Berdasarkan tabel pertanyaan diatas, untuk pertanyaan cara penyebaran

kanker serviks sebagian besar responden (39,4%) menjawab penularan melalui

hubungan seksual dengan pasangan, untuk pertanyaan gejala awal kanker serviks

sebagian besar responden (40,9%) menjawab keputihan menetap dan keluarnya

darah setelah berhubungan suami istri. Namun, untuk insiden tertinggi kanker

serviks sebagian besar responden (42,4%) tidak mengetahuinya.

Berdasarkan tabel diatas terlihat hanya (33,3%) yang mengetahui

pengertian Pap smear dan (33,3%) mengetahui manfaatnya. Pada pertanyaan

waktu pelaksanaan Pap smear sebagian besar responden (39,4%) menjawab jika

sudah melakukan hubungan intim selama 3 tahun dan hanya (30,3%) yang

mengetahui persiapan sebelum Pap smear dan cara pemeriksaan Pap smear.

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

40

Untuk pertanyaan tempat pelayanan Pap smear sebagian responden (86,4%)

menjawab rumah sakit besar, klinik dan praktek bidan, untuk pertanyaan tenaga

kesehatan yang dapat melakukan Pap smear sebagian besar responden (60,6%)

menjawab dokter kandungan dan bidan.

4.2.1.5. Perilaku Responden

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap

Smear

No. Perilaku ibu dalam melakukan Pap smear Jumlah (orang) Persen (%)

1. Pernah melakukan Pap smear 10 15,2

2. Belum pernah melakukan Pap smear 56 84,8

Total 66 100

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa hanya 10 responden (15,2%)

yang pernah melakukan tes Pap smear dan sebanyak 56 responden (84,8%) belum

pernah melakukan tes Pap smear.

4.2.2. Analisis Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.9 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang

Kanker Serviks

Tingkat pendidikan Tingkat pengetahuan Total

Baik Kurang

n % n % n %

Tinggi 11 84,6 2 15,4 13 100,0

Sedang 23 59,0 16 41,0 39 100,0

Rendah 5 35,7 9 64,3 14 100,0

Total 39 59,1 27 40,9 66 100,0

Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat

pendidikan tinggi memiliki pengetahuan baik mengenai kanker serviks sebanyak

11 responden (84,6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 2

responden (15,4%). Untuk responden dengan pendidikan sedang memiliki

pengetahuan baik mengenai kanker serviks sebanyak 23 responden (59,0%) dan

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

41

yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (41,0%). Untuk

responden dengan pendidikan rendah memiliki pengetahuan baik mengenai

kanker serviks sebanyak 5 responden (35,7%) dan yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (64,3%).

Dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square, didapatkan nilai

p sebesar 0,036 maka secara statistik terdapat hubungan antara tingkat pendidikan

dengan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks.

4.2.2.2. Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan responden

Tabel 4.10 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker

Serviks

Pekerjaan Tingkat pengetahuan Jumlah

Baik Kurang

N % n % n %

Bekerja 23 67,6 11 13,9 34 100,0

Tidak bekerja 16 50,0 16 50,0 32 100,0

Total 39 59,1 27 40,9 66 100,0

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa responden yang bekerja

memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 23 responden (67,6%), dan

responden yang bekerja memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11

responden (13,9%). Untuk responden yang tidak bekerja memiliki tingkat

pengetahuan baik sebanyak 16 responden (50,0%) dan responden yang tidak

bekerja memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (50,0%).

Dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square, didapatkan nilai

p sebesar 0,145 maka secara statistik tidak terdapat hubungan antara pekerjaan

dengan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks.

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

42

4.2.2.3 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Responden

Tabel 4.11 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Responden

Pendapatan Perilaku Ibu dalam Melakukan Pap smear Total

Pernah Belum pernah

n

% n % n %

Rendah 3 9,4 29 90,6 32 100,0

Tinggi 7 20.6 27 79,4 34 100,0

Total 10 15,2 56 84,8 66 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan

rendah yang pernah melakukan tes Pap smear sebanyak 3 responden (9,4%) dan

yang belum pernah melakukan tes Pap smear sebanyak 29 responden (90,6%).

Responden dengan pendapatan tinggi yang memiliki perilaku pernah melakukan

tes Pap smear sebanyak 7 responden (20,6%) dan yang memiliki perilaku belum

pernah melakukan tes Pap smear sebanyak 27 responden (79,4%).

Setelah dilakukan uji Chi Square, didapatkan nilai expected count kurang

dari lima ada 33,3% jumlah sel sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square,

maka dilakukan penggabungan sel menjadi tabel 2x2. Setelah dilakukan

penggabungan sel kemudian dilakukan uji Chi Square untuk kedua kalinya juga

tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki nilai expected count

kurang dari lima Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu

uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher didapatkan nilai p sebesar 0,306 maka secara

statistik tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku responden.

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

43

4.2.2.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden

Tabel 4.12 Hubungan Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu

Melakukan Tes Pap Smear

Tingkat Pengetahuan

Kanker serviks

Perilaku Ibu dalam Melakukan Pap smear Total

Pernah Belum pernah

n

% n % n %

Baik 10 25,6 29 74,4 39 100,0

Kurang 0 0.0 27 100,0 27 100,0

Total 10 15,2 56 84,8 66 100,0

Hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden

yang melakukan pemeriksaan Pap smear dengan tingkat pengetahuan baik

sebanyak 10 responden dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0 responden.

Jumlah responden yang belum pernah melakukan pemeriksaan Pap smear dengan

tingkat pengetahuan baik sebanyak 29 responden dan tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 27 responden.

Setelah dilakukan uji Chi Square, didapatkan nilai expected count kurang

dari lima ada 33,3% jumlah sel sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square,

maka dilakukan penggabungan sel menjadi tabel 2x2. Setelah dilakukan

penggabungan sel kemudian dilakukan uji Chi Square untuk kedua kalinya juga

tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki nilai expected count

kurang dari lima Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu

uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher didapatkan nilai p sebesar 0,004 maka secara

statistik terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kanker serviks dengan

perilaku ibu melakukan tes Pap smear.

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

44

4.3. Pembahasan

Dari tingkat pengetahuan responden yang kurang mengenai kanker serviks

didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan sedang (59,6%) dan

bekerja (51,5%).

Penelitian ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lima EG et al di Brazil

tahun 2013 didapatkan hasil sebagian besar responden memiliki pengetahuan

kurang (70,9%).34

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Frida dan

Tanya tahun 2012 mendapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pendidikan formal sedang (55,4%).35

Sehingga hal ini tidak sejalan dengan teori

Notoatmojo yang mengatakan bahwa pekerjaan dan pendidikan formal merupakan

faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.28

Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Aghnia di

Kelurahan Campaka tahun 2011 sebagian besar responden berpengetahuan cukup

(56,9%), berpendidikan rendah (65%), dan tidak bekerja (70%).36

Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa kondisi di

masyarakat seperti tingginya arus informasi yang diterima masyarakat setempat,

rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat setempat karena kurangnya tingkat

kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks serta informasi mengenai cara

pencegahan dan cara deteksi dini.

Dari perilaku responden didapatkan bahwa sebagian besar responden

memiliki perilaku belum pernah melakukan tes Pap smear (84,8%), dan memiliki

pendapatan rata-rata keluarganya Rp. 3.000.000 – 4.500.000 (37,9%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulia et al di

Puskesmas Pegandan Kota Semarang tahun 2011. Pada penelitian mereka

didapatkan bahwa ibu yang pernah melakukan pemeriksaan Pap smear sebesar

82,8% dan yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap smear sebesar

17,2%.10

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu et al pada

wanita pekerja seks komersial didapatkan bahwa responden yang memiliki

perilaku pernah melakukan Pap smear sebesar 89,55% dan responden yang belum

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

45

pernah melakukan Pap smear sebesar 10,45%.37

Serupa juga dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hanisch R et al di Columbia tahun 2007 didapatkan hasil

sebagian besar responden yaitu sebanyak 71,5% pernah melakukan Pap smear

dan 7,8 % belum pernah melakukan Pap smear.38

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang

untuk berperilaku sehat salah satunya dengan cara melakukan pemeriksaan Pap

smear.28

Dari data penelitian ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden

memiliki pendapatan yang cukup tersebut tidak sebanding dengan perilaku

responden yang pernah melakukan Pap smear.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara

tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks. Hal ini

serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi di Iran tahun 2009 yang

mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan mengenai kanker serviks.39

Serupa juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Soebarkah bahwa semakin tinggi pendidikan semakin tinggi juga

pengetahuan seseorang.40

Hasil dalam penelitian ini serupa dengan teori bahwa pendidikan formal

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk bersikap. Menurut Nursalam, pada umumnya

makin tinggi pendidikan formal seseorang makin mudah seseorang menerima

informasi.28

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan

antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks. Kenyataan

ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamsiah di Malaysia tahun 2009

yang mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status

pekerjaan dengan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks.41

Hal ini tidak

sesuai dengan teori Notoatmojo bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

salah satunya adalah pekerjaan.28

Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

pendapatan responden dengan perilaku Pap smear. Kenyataan ini serupa dengan

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

46

penelitian yang dilakukan oleh Nikko et al yang mendapatkan bahwa besarnya

pendapatan responden tidak memiliki hubungan dengan perilaku responden dalam

melakukan Pap smear.42

Pendapatan berpengaruh pada perilaku kesehatan

seseorang yaitu dengan adanya pendapatan yang besar memudahkan seseorang

untuk membayar biaya pemeriksaan Pap smear. Sehinga hasil penelitian ini tidak

sesuai teori yang mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

adalah pendapatan seseorang.28

Berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan kanker serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear.

Hal ini sesuai dengan penelitian Rifki et al yang mengatakan bahwa ada hubungan

tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan perilaku ibu dalam

melakukan pemeriksaan Pap smear dengan nilai p = 0,016 dengan α = 0,05.11

Hal ini sejalan dengan pernyataan Lawarence Green yang menyatakan

perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan kebudayaan seseorang atau masyarakat.28

4.4 Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah berusaha melakukan penelitian secara teliti. Namun

demikian, peneliti menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan ataupun

kekurangan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Dikarenakan belum ada kuesioner yang baku, untuk mengukur

variabel bebas yakni tingkat pengetahuan, kuesioner yang digunakan

merupakan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti lain yang telah

diuji validitas dan reliabilitas sebelumnya oleh peneliti tersebut.

Peneliti tidak menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti

sendiri, karena waktu yang dimiliki oleh peneliti cukup terbatas.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas pada

wilayah kerja Kelurahan Tugu Utara, sehingga hasil dari penelitian ini

mungkin akan berbeda bila dibandingkan dengan wilayah-wilayah

lainnya di Indonesia.

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

47

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks

dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear dengan nilai p =

0,004.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan

ibu tentang kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013 dengan

nilai p = 0,036.

3. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu

tentang kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013.

4. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan perilaku ibu

dalam melakukan tes Pap smear di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013.

5. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 18,2%, tingkat pendidikan

sedang sebanyak 59,15%, dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 21,2%.

6. Ibu yang memiliki pekerjaan sebesar 51,5% dan yang tidak memiliki

pekerjaan sebesar 48,5%.

7. Ibu yang memiliki pendapatan rata-rata keluarganya Rp. 3.000.000-

4.500.000 sebesar 37,9%, ibu yang memiliki pendapatan rata-rata

keluarganya Rp. 1.500.000-3.000.000 sebesar 34,8%, ibu yang memiliki

pendapatan rata-rata keluarganya kurang dari Rp. 1.500.000 sebesar

13,6%, dan ibu yang memiliki pendapatan rata-rata keluarganya lebih dari

Rp. 4.500.000 sebesar 13,6%.

8. Tingkat pengetahuan ibu mengenai kanker serviks sebanyak 9,1%

responden dikategorikan baik, 16,7% responden dikategorikan cukup, dan

74,2% dikategorikan kurang.

9. Ibu yang sudah melakukan pemeriksaan tes Pap smear sebanyak 15,2%

responden dan yang belum pernah melakukan pemeriksaan tes Pap smear

sebanyak 84,8% responden.

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

48

5.2. Saran

Peningkatan pengetahuan kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara perlu

dilakukan dengan meningkatkan promosi kesehatan melalui puskesmas, dokter

keluarga, ataupun dari kader kesehatan setempat dengan cara penyuluhan-

penyuluhan.

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

49

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Comprehensive Cervical Cancer Control. A

Guide to Essential Practice. Geneva : WHO. 2006, [Diakses 21 Januari

2013]. Diunduh dari http://whqlibdoc.who.int

2. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. 2011

3. Aziz MF. Masalah Pada Kanker Serviks. Cermin Dunia Kedokteran,

Jakarta. 2001. [Diakses 15 November 2012]. Diunduh dari

http://webdarma.files.wordpress.com/2009/04/cdk_133_obstetri_dan_gine

kologi.pdf

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Skrining Kanker Leher Rahim

Dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (Iva). 2008.

[Diakses 22 April 2013]. Diunduh dari

http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_downl

oad&gid=279&Itemid=142

5. Menteri Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 796/MenKes/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian

Kanker Payudara dan Kanker Serviks. [Diakses 7 Februari 2013]. Diunduh

dari http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files

6. WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer (HPV

Information Centre). Indonesia: Human papillomavirus and related

cancers. Summary Report Update. 2010. [Diakses 26 januari 2013].

Diunduh dari http://apps.who.int/hpvcentre

7. Prawirohardjo S. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: PT

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006

8. Rasjidi I. Deteksi Dini & Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta:

Sagung Seto. 2009

9. Andrijono. Kanker Serviks. Ed 3. Jakarta: Divisi Onkologi Departemen

Obstetri dan Ginekologi FKUI. 2010

10. Yulia, Nuke, Ninik. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu

Tentang Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan Pap Smear di Wilayah

Kerja Puskesmas Pegandan Kota Semarang Tahun 2011. Semarang.

Skripsi FKIK UMS. [Diakses 22 April 2013]. Diunduh dari

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/560/610

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

50

11. Rifki, Nur, Musrifatul. Hubungan Tingkat Pengetahuan ibu tentang kanker

Serviks Dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear

Di Desa Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.

Surabaya. Skripsi FIK. Skripsi UM Surabaya. [Dakses 22 April 2013].

Diunduh dari http://apps.um-surabaya.ac.id/jurnal

12. Soepardiman. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002

13. Sinta et al. Kanker Serviks Dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV).

Jakarta: Javamedia. 2010

14. Sarwono P. Ilmu Kandungan. edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2007

15. John, Sankranarayan. Colposcopy and Treatment of Cervical

Intraepithelial Neoplasia: A Beginner’ Manual. 2004. [Diakses 22 April

2013]. Diunduh dari

http://www.rho.org/files/IARC_AFRO_PATH_UICC_colposcopy_manual

.pdf

16. Rasjidi I. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan

Evidence Based. Jakarta: EGC. 2007

17. Panduan Lengkap Memahami Bahaya Kanker Serviks. [Diakses 21 Januari

2013]. Diunduh dari http://www.kanker-serviks.net

18. Andrews G. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:

EGC. 2010

19. American Cancer Society. Cervical Cancer. [Diakses 8 Februari 2013].

Diunduh dari http://www.cancer.org

20. Heru P. Kanker Serviks. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

2010

21. NCCN. Clinical Practice Guidelines in Oncology: Cervical Cancer. 2010.

[Diakses 27 April 2013]. Diunduh dari

http://mail.ny.acog.org/website/NCCNClinicalPracticeGuidelines.pdf

22. Ova et al. Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Media Pressindo.

2010

23. Paliative Care. [Diakses 15 Agustus 2013]. Diunduh dari

http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

51

24. Overview of Cervical Cancer Treatment and Palliative Care. New York.

PATH. 2004. [Diakses 27 April 2013]. Diunduh dari http://www.path.org

25. Cervical Cancer Screening Guidelines for Average-Risk Women. [Diakses

15 Januari 2013]. Diunduh dari

http://www.cdc.gov/cancer/cervical/pdf/guidelines.pdf

26. American Cancer Society. Cervical Cancer: Pap smear. [Diakses 8

Februari 2013]. Diunduh dari http://www.cancer.org

27. Sonni, Mikhael. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi. Yogyakarta:

Penerbit Kanisus. 2001

28. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta. 2007

29. Wawan, Dewi. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010

30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 Tentang

Pendidikan Dasar. [Diakses 13 September 2013]. Diunduh dari

http://www.bphn.go.id/data/documents/90pp028.doc

31. Dahlan M.S. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang

Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke-2. Jakarta: Sagung Seto. 2010

32. Dahlan M.S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke-2. Jakarta: Sagung Seto.

2010

33. Monografi Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara Tahun

2013

34. Frida & Tanya. Demographic, Knowledge, Attitudinal, and Accessibility

Factors Associated with Uptake of Cervical Cancer Screening Among

Women in a Rural District of Tanzania: Three public policy implications.

Canada. 2012. [Diakses 6 September 2013]. Diunduh dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3299640/

35. Lime EG et al. Knowledge about HPV and Screening of Cervical Cancer

among Women from the Metropolitan Region of Natal. Brazil. 2013.

[Diakses 5 September 2013]. Diunduh dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23606981

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

52

36. Aghnia G. Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Kanker Serviks Dan Pap

Smear di Kelurahan Campaka Tahun 2011 Serta Faktor-Faktor Yang

Berhubungan. Jakarta: UIN. 2011. [Diakses 4 Januari 2013]. Diunduh dari

perpus.fkik.uin t a i ile igital a alah p

37. Bayu et al. Hubungan Tingkat pengetahuan dengan Partisipasi Pada

Pemeriksaan Pap smear Pada Wanita Pekerja Seks Komersial. 2008.

[Diakses 15 Agustus 2013]. Diunduh dari

http://www.jkb.ub.ac.id/index.php

38. Hanisch R et al. Knowledge of Pap Screening and Human Papillomavirus

Among Women Attanding Clinics in Medellin Colombia. 2007. [Diakses 10

Januari 2013]. Diunduh dari :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

39. Hadi N, Azimirad A. Knowledge attitude and practice of women Shiraz

about cervical cancer and pap smear 2009. 2010. [Diakses 8 Februari

2013]. Diunduh dari:

URL:http://www.sid.ir/en/VEWSSID/J_pdf/118920100303.pdf

40. Soebarkah et al. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Wanita Tentang

Kanker Serviks Dengan Angka Kejadian Kanker Serviks Di Poli

Kebidanan Dan Kandungan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Malang: FKUB. [Diakses 7 Agustus 2013]. Diunduh dari

http://fk.ub.ac.id/artikel/id

41. Jamsiah M. Determining factors on level knowledge regarding pap smear

among married women In Hulu Langat District Selangor. 2009. [Diakses 6

Agustus 2013]. Diunduh dari

http://www.communityhealthjournal.org/detailarticle.asp?id=343&issue=

Vol15%281%29:2009

42. Nikko et al. Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Rumah

Susun Klender Jakarta 2006. Jakarta: FKUI. [Diakses 07 Mei 2013].

Diunduh dari http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

53

LAMPIRAN 1

(Kuesioner)

Surat Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Novita Vidi Yanty

NIM : 1110103000003

Adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas

Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan

ela u an penelitian engan u ul “Hubungan Ting at Pengetahuan Ibu Tentang

Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan Test Pap smear di

Kelurahan Tugu Utara pa a tahun 2013’’. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan perilaku ibu

dalam melakukan tes Pap smear.

Dengan ini saya mengharapkan kesediaan ibu-ibu sekalian untuk mengisi

kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Setiap pertanyaan yang ada dalam

kuesioner memiliki satu jawaban. Jawaban yang ibu-ibu berikan dijamin

kerahasiannya dan hanya dipergunakan sebagai penelitian.

Demikian permohonan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan partisipasi

ibu-ibu dalam membantu kelancaran penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Jakarta,..................... 2013

Peneliti

(Novita Vidi Yanty)

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

54

Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan

Perilaku Ibu dalam Melakukan Test Pap Smear di Kelurahan Tugu

Utara Tahun 2013

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :…………………………………………………………

Umur /tanggal lahir :…………………………………………………………

Pekerjaan : ......................................................................................

Alamat :…………………………………………………………

…………………………………………………………

Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian

yang akan dilakukan oleh Novita Vidi Yanty, mahasisiwi dari Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan

seperlunya dan apabila dikemudian hari terdapat perubahan/keberatan saya, maka

saya dapat mengajukan kembali hal keberatan tersebut.

Jakarta,.................... 2013

Responden

(.........................................)

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

55

Identitas Responden

1. Nama : ...............................................................

2. Tempat dan tanggal lahir : ...............................................................

3. Usia : ...............................................................

4. Alamat : ...............................................................

.................................................................

5. Pendidikan terahir :

1. Tidak sekolah 4. Tamat SMP 7. S2/S3

2. Tidak tamat SD 5. Tamat SMA

3. Tamat SD 6. S1

6. Pekerjaan :

1. Ibu rumah tangga 4. Buruh

2. Karyawati 5. PNS

3. Pedagang 7. Lain-lain, sebutkan .............................

7. Pendapatan rata-rata keluarga (suami & Ibu) per bulan:

1. < Rp. 1.500.000

2. Rp. 1.500.000 – Rp. 3.000.000

3. Rp. 3.000.000 – Rp. 4.500.000

4. > Rp. 4.500.000

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

56

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling benar. Tandai dengan

tanda silang!

Pertanyaan Pilihan jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan

kanker serviks?

a. Kanker yang menyerang leher

atau mulut rahim

b. Kanker yang menyerang

kandung kemih

c. Kanker yang menyerang vagina

d. Tidak tahu

2. Kanker serviks paling banyak

ditemukan pada wanita

berumur

a. 15-44 tahun

b. 45-54 tahun

c. 55-64 tahun

d. Tidak tahu

3. Menurut ibu, bagaimana cara

penyebaran kanker serviks ?

a. Penularan melalui hubungan

seksual dengan pasangan

b. Komsumsi makanan yang

terkena virus

c. Faktor genetik

d. Tidak tahu

4. Faktor apa saja yang memiliki

resiko terkena kanker serviks ?

(jawaban boleh lebih dari

satu)

a. Memiliki banyak pasangan

seksual (riwayat memiliki suami

dengan banyak pasangan

seksual)

b. Berhubungan badan usia dini

c. Wanita yang sering hamil

d. Tidak tahu

5. Apa gejala awal kanker

serviks?

a. Keputihan menetap dan

keluarnya darah setelah

berhubungan suami istri

b. Keluar darah saat buang air kecil

c. Nyeri perut bagian bawah

d. Tidak tahu

6. Menurut Ibu apa yang

dimaksud dengan Pap Smear ?

a. Suatu pemeriksaan wanita

dewasa yang dilakukan dengan

cara menampung cairan

keputihan untuk diperiksa

b. Suatu metode pemeriksaan sel-

sel yang diambil dari serviks,

lalu diamati di bawah mikroskop

c. Suatu pemeriksaan darah

sebelum wanita menikah

d. Tidak tahu

7. Menurut Ibu, apa manfaat

pemeriksaan Pap Smear ?

a. Menjaga kesehatan seorang

wanita agar terhindar dari semua

penyakit kelamin

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

57

b. Dapat mendeteksi kanker serviks

secara dini

c. Menghilangkan sel-sel kanker di

serviks

d. Tidak tahu

8. Menurut Ibu, kapan seorang

wanita harus melakukan Pap

Smear ?

a. Jika sudah melakukan hubungan

intim selama 3 tahun

b. Jika sudah dewasa dan hendak

menikah

c. Jika sudah >70 tahun

d. Tidak tahu

9. Menurut Ibu, apa saja yang

harus dipersiapkan sebelum

melakukan pemeriksaan Pap

Smear ?

a. Dua hari sebelum pemeriksaan

seorang wanita tidak boleh

menggunakan alat pencuci

vagina

b. Sebelum pemeriksaan seorang

wanita harus sehat fisik

c. Sebelum pemeriksaan seorang

wanita harus puasa terlebih

dahulu

d. Tidak tahu

10. Menurut Ibu, dimana tersedia

pelayanan Pap Smear ?

a. Rumah sakit besar, klinik, dan

praktek bidan

b. Puskesmas dan di rumah

c. Di rumah

d. Tidak tahu

11. Menurut Ibu, tenaga kesehatan

yang dapat melakukan

pemeriksaan Pap Smear adalah

...

a. Dokter kandungan dan bidan

b. Dokter umum dan perawat

c. Kader kesehatan

d. Tidak tahu

12. Bagaimana pemeriksaan Pap

Smear dilakukan ?

a. Dilakukan pemasukkan alat ke

vagina dan disuntikkan suatu

bahan

b. Diambil usapan dari daerah

serviks

c. Dilakukan pengambilan darah

d. Tidak tahu

13. Darimana Ibu mendapatkan

informasi mengenai Pap smear

? (jawaban boleh lebih dari

satu)

a. Media cetak

b. Penyuluhan

c. Teman/tetangga

d. Media elektronik

e. Tidak pernah mendengar

sebelumnya

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

58

Perilaku Pap smear

1. Apakah Ibu pernah melakukan Pap smear ?

b. Pernah

c. Belum pernah

2. Jika pernah, berapa kali melakukan pemeriksaan Pap Smear ? ____ kali

3. Jika Ibu melakukan lebih dari satu kali, berapa lama jarak antara pemeriksaan

pertama dengan pemeriksaan berikutnya ? _____ tahun

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

59

LAMPIRAN 2

(Uji statistik)

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

60

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

61

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

62

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

63

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

64

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

65

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER …

66

LAMPIRAN 3

(Riwayat Penulis)

Nama : Novita Vidi Yanty

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Mei 1992

Agama : Islam

Email : [email protected]

No Telepon : 08568914968

Riwayat pendidikan :

1998-2003 : SDN Tugu Utara 09 Pagi Jakarta Utara

2003-2004 : MI Perguruan Muallimat Jombang

2004-2007 : MTs Perguruan Muallimat Jombang

2007-2010 : MA Perguruan Muallimat Jombang

2010-Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta