Upload
vuongque
View
227
Download
1
Embed Size (px)
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN POLA
KONSUMSI ISOFLAVON DARI PRODUK OLAHAN KEDELAI
PADA SISWI DI SMA NEGERI 2 TANGERANG TAHUN 2011
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
INA KANITA
107104001740
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012 M/1433 H
RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ina Kanita
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 23 Februari 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Sekarang : Jl. Al Muhajirin rt 02 rw 11 no 36 Tanah Tinggi Tangerang
15119
Telepon : 081536127228
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 05 Pagi (1994-2000)
2. SLTP Negeri 45 Jakarta Barat (2000-2003)
3. SMA Negeri 33 Jakarta Barat (2003-2006)
4. S-1 Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2007-2011)
Jakarta, 19 Desember 2011
Mahasiswa,
Ina Kanita
v
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, Januari 2012
Ina Kanita, NIM : 107104001740
Gambaran Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Isoflavon dari
Produk Olahan Kedelai pada Siswi di SMA Negeri 2 Tangerang Tahun 2011
xvi + 66 halaman + 9 tabel + 2 gambar + 5 lampiran
ABSTRAK
Isoflavon adalah komponen yang terdapat dalam kedelai, dan berfungsi sebagai
estrogen nabati atau fitoestrogen. Isoflavon mempunyai Anti estrogenic effect dan estrogenic
effect yang dapat menurunkan resiko kanker payudara pada pre-menopausal woman.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan tentang kanker payudara
dan pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada remaja putri.
Desain penelitian adalah deskriptif dengan variable pengetahuan dan pola konsumsi.
Sampel 179 siswi SMA kelas X, XI dan XII dengan teknik pengambilan sampel simple
random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner dan wawancara selama bulan
September-Oktober 2011. Analisa yang digunakan adalah univariat.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 49,7 % responden memiliki pengetahuan
yang baik tentang kanker payudara dan pencegahannya dan sebanyak 72,1% responden
mengonsumsi isoflavon ≥30 mg/hari. Pada penelitian ini rata-rata konsumsi isoflavon dari
produk olahan kedelai perharinya mencapai 32,92 mg. Bedasarkan hasil penelitian
diharapkan pihak sekolah meningkatkan promosi kesehatan khususnya kesehatan pada
remaja.
Kata kunci : pengetahuan, kanker payudara, pola konsumsi dan isoflavon.
vi
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCES
THE STUDY PROGRAME OF NURSING SCIENCES
Undergraduated Thesis, January 2012
Ina Kanita, NIM : 107104001740
Description of Knowledge About Breast Cancer And Isoflavon Consumption of Soya
Bean Products On Female Teenagers In SMA 2 Tangerang 2011.
xvi + 66 pages + 9 tables + 2 figures + 5 image attachments
ABSTRACT
Isoflavon is a soya components, and have a function as natural estrogen or
fitoestrogen. Isoflavon have anti estrogenic effect and estrogenic effect, which can reduce
breast cancer risk in pre-menopausal woman.
The aim of this research is to know description of knowledge about breast cancer and
isoflavon consumption of soya products on female teenagers.
Type of this research is using descriptive and variables which were used in this
research include female teenager’s knowledge about breast cancer and isoflavon
consumption. Total sample were 179 respondents of the female students in X, XI, and XII
class and sampling technique use simple random sampling. Data’s collection with questioner
and interview on September-October 2011. Analysis of the data using univariate.
This research result showed that 49,7% respondents have good knowledge about
breast cancer and 72,1% respondents have consumption ≥ 30 mg isoflavone per day. In this
research average soy isoflavon consumption is 32,92 mg per day. Based from this research
hoped school can increasing health especially on teenagers health.
Keyword : knowledge, breast cancer,consumption and isoflavon
vii
Teruntuk Bapak dan Mama…
Atas seizin Mu…
Hari ini aku persembahkan rasa bahagia ini..
TerimaKasih ku yang tak terkira atas
Kasih Sayang..
Perjuangan..
Kerja Keras..
Nasehat..
Waktu..
Peluh dan Airmata..
Yang telah Bapak dan Mama keluarkan sampai saat
ini
Takkan Sanggup aku membalas semua jasa-jasa
kalian..
Terima Kasih
LEMBAR PERSEMBAHANLEMBAR PERSEMBAHANLEMBAR PERSEMBAHANLEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum wr wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
pembawa syari’ah-Nya yang universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan
tempat sampai akhir zaman. Atas nikamat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar
sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Gambaran
Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Isoflavon dari
Produk Olahan Kedelai pada Siswi di SMA Negeri 2 Tangerang.
Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
peneliti jumpai namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kesungguhan, kerja keras dan kerja cerdas disertai dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi
dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan kali ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. dr, MK. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .
2. Ibu Tien Gartinah, M.N selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Ernawati S.Kp, M.Kep Sp.KMB dan Ibu Yuli Amran, S.KM, MKM, selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran selama
membimbing peneliti.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
viii
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya
kepada peneliti selama duduk pada bangku kuliah.
5. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas yang
telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan
rujukan skripsi.
6. Ucapan terima kasihku teristimewa kepada kedua orang tua, kakak dan adik
tercinta yang selalu memberikan doanya, motivasi, kasih sayang dan dukungannya
baik moral maupun spiritual.
7. Teman-teman PSIK `07 dan seluruh pihak yang telah memberikan semangat dan
membantu selama melaksanakan dan menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang
mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.
Wassalamu`alaikum wr. wb
Tangerang, Januari 2012
Ina Kanita
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
F. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. Kanker Payudara ................................................................................... .7
1. Pengertian ........................................................................................ 7
2. Anatomi Payudara ............................................................................ 8
3. Etiologi ………………..………………………………….. …...…9
4. Faktor Risiko Kanker Payudara……………………………..……10
x
5. Tanda dan Gejala Kanker Payudara ...……………..…...………….13
6. Stadium Kanker Payudara………………...…………….………….14
7. Pencegahan Kanker Payudara……………………………………...17
8. Manfaat Kedelai dalam Mencegah Kanker Payudara ……………..21
B. Pengetahuan...………………………………………………….............23
1. Pengertian ………………………………………………………….23
2. Tingkat pengetahuan didalam domain Kognitif ……………............24
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ……………….….25
C. Konsep Remaja……..………………………………………….............26
1. Pengertian…………………………………………………………..26
2. Tahap Perkembangan Remaja………………………….....................27
3. Perilaku dan Pola makan Remaja …………….…………...……….28
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pola makan Remaja....................29
D. Penelitian Terkait……………………………………………………....31
E. Kerangka Teori ………………….…………………………………….32
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL …………....33
A. Kerangka Konsep …………………………………………..……...…33
B. Definisi Operasional ………………………………………….…….....34
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………......36
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………....…….36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………….36
C. Populasi dan Sampel …………………………………………………. 37
D. Instrumen Penelitian……...…………………………………..………..39
E. Proses Pengumpulan Data ……………………………...……………..40
F. Teknik Uji Instrumen Penelitian ………………………………... ……40
xi
1. Uji validitas…………………………………………………. …….40
2. Uji reliabilitas………………………………………………..…….41
G. Teknik Pengolahan Data ……………………………………………...42
H. Teknik Analisa Data ………………………………………………….43
I. Etika Penelitian ………………………………………………………44
BAB V HASIL PENELITIAN 47
A. Gambaran Tempat Penelitian …………………………………...........47
B. Hasil Analisa Univariat ……………………………………………...49
1. Gambaran Usia …………………………………………………..49
2. Gambaran Kelas …………………………………………….…...50
3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden …………………. 50
4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden …….........52
5. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Isoflavon Responden .... ….53
BAB VI PEMBAHASAN 55
A. Interpretasi dan Hasil Penelitian …………………………………….55
1. Gambaran data Demografi Responden …………………….... …55
2. Gambaran Pengetahuan Responden Terhadap Kanker Payudara
Dan Pencegahannya …………………………………………….56
3. Gambaran Pola Konsumsi Isoflavon Responden ……………….58
B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………. ….63
C. Implikasi Hasil Penelitian ………………………………….………..63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 65
A. Kesimpulan ……………………………………………………. …...65
B. Saran …………………………………………………………... ……65
xii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1. Strategi Pencegahan Kanker Payudara ……………………………. …..20
2. Tabel 2.6. Kandungan Isoflavon dalam makanan olahan Kedelai ………………...22
3. Tabel 3.2. Definisi Operasional …………………………………………………..34
4. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia responden …………………………………..49
5. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi bedasarkan kelas responden …………….............50
6. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang kanker
Payudara …………………………………………………………………………...50
7. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden ………………....52
8. Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pola konsumsi isoflavon reponden ……………..53
9. Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pola konsumsi isoflavon dengan tingkat
Pengetahuan responden ………………………………………………………….... 54
xiv
DAFTAR BAGAN
1. Bagan 2.1. Kerangka Teori ……………………….………………….. 32
2. Bagan 3.1. Kerangka Konsep ………………………...………………. 33
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent
Lampiran 2 Kuisioner Penelitian
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Hasil analisa Univariat
Lampiran 5 Hasil uji Validitas dan Reliabilitas
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2000 World Health Organization (WHO) menggambarkan bahwa
di dunia telah terjadi 55.694.000 kematian, sekitar 59% di antaranya disebabkan oleh
penyakit tidak menular, 9% akibat cedera, serta 38% sisanya oleh penyakit menular.
Di kawasan Negara-negara Asia 52% kematian disebabkan oleh penyakit tidak
menular, 9% akibat cedera dan 39% akibat penyakit menular (Depkes, 2009).
Kanker temasuk salah satu penyakit tidak menular yang cenderung terus
meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat dikatakan bahwa beban yang harus
ditanggung dunia akibat penyakit tersebut juga semakin meningkat. Menurut laporan
WHO 2003 setiap tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan
prediksi peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020
jumlah penderita baru penyakit kanker meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta
orang di antaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan
intervensi yang memadai (Depkes, 2009).
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Kanker bisa terjadi dari berbagai sel dalam organ tubuh seperti
kulit, hati, darah, otak, lambung, usus, paru, saluran kencing, payudara dan berbagai
macam sel organ tubuh lainnya. Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas
yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar (metastasis) ke
seluruh tubuh (Sarjadi, 2000).
1
Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi baik di
negara maju maupun di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2005,
kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah penyakit
kardiovaskular. World Cancer Report (WCR) tahun 2008 memperkirakan pada tahun
2010 kanker akan menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia (World Cancer
Report, 2008). Data Departemen Kesehatan RI tahun 2007 menyebutkan kanker
merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia setelah jantung, stroke, saluran
pernafasan dan diare (Profil kesehatan, 2007).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang penting dan sering
ditemukan diseluruh dunia dengan proporsi 20% dari seluruh kanker. (WHO, 2002).
Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC)
tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada
perempuan di dunia dengan insidens rate 38 per 100.000 penduduk. Insidens rate
kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama yakni 26 per 100.000
perempuan dan kanker leher rahim di urutan kedua dengan insidens rate 16 per
100.000 perempuan. Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian
karena kanker pada wanita setelah kanker leher rahim.
Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Usia
perempuan yang lebih sering terkena kanker payudara adalah diatas 40 tahun, yang
disebut dengan “cancer age group”. Namun usia muda juga bukan jaminan aman dari
kanker payudara (Luwia, 2003).
Insiden kanker payudara pada usia muda saat ini banyak ditemukan, bahkan
tidak sedikit remaja putri yang menderita tumor di payudaranya. Tumor tersebut dapat
berkembang menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal. Hal ini menunjukkan
bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang semakin tinggi di usia
2
remaja. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-
norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut mengakibatkan
peningkatan kerantanan remaja terhadap berbagai macam penyakit (Luwia, 2003).
Menurut jane wardle dari Badan Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
besar remaja putri disetiap negara tidak menyadari faktor pola hidup dapat
mempengaruhi risiko mereka terserang kanker payudara. Target untuk menanggulangi
terjadinya kanker payudara pada wanita dapat dicegah saat masih remaja (Luwia,
2003).
Cara terbaik untuk melawan kanker payudara yaitu dengan melakukan
pencegahan baik secara primer, sekunder maupun tersier. Pencegahan kanker
payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker payudara
dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.
Pencegahan secara primer dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan pada
orang sehat melalui upaya pola hidup sehat seperti menghindari rokok, obesitas,
melakukan olahraga, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan (WHO). Alternatif
lainnya dengan mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu,
tempe atau susu kedelai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trock, dkk
(2006) didapatkan hasil bahwa tingginya konsumsi kedelai berhubungan dengan
berkurangnya risiko kanker payudara. Kedelai mengandung isoflavanoid yang
berguna untuk mencegah kanker dan genistein yang berfungsi sebagai estrogen nabati
(fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel
saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada
saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker. Dari hasil tersebut dapat
3
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsumsi kedelai dengan
berkurangnya risiko kanker payudara.
Hasil pra survey pada tanggal 11 April 2011, kepada 10 orang siswi SMA
tentang kanker payudara dan pencegahannya serta kecenderungan mereka dalam
memilih menu makanan olahan kedelai di dapatkan hasil 4 orang siswi memiliki
pengetahuan yang baik dan 6 orang siswi memiliki pengetahuan yang kurang dan
hanya 20% yang konsumsi kedelainya mencukupi kebutuhan tubuh. Berangkat dari
hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Makanan Olahan Kedelai.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang di dapat dari hasil pra survey pada bulan April terdapat
4 orang siswi memiliki pengetahuan yang baik dan 6 orang siswi memiliki
pengetahuan yang kurang tentang kanker payudara dan hanya 20% yang konsumsi
kedelainya mencukupi kebutuhan tubuh. Hal ini membuktikan masih ada 80% siswi
yang konsumsi kedelainya kurang dari kebutuhan tubuh. Berdasarkan uraian data di
atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Makanan Olahan Kedelai di SMA
Negeri 2 Tangerang Tahun 2011”.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dibuat pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana gambaran umum SMA Negeri 2 Tangerang?
2. Bagaimana gambaran data demografi responden di SMA Negeri 2 Tangerang?
3. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang kanker payudara dan pencegahannya
pada siswi di SMA Negeri 2 Tangerang?
4
4. Bagaimana gambaran pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada
siswi di SMA Negeri 2 Tangerang?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kanker payudara dan
gambaran pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada siswi di SMA
Negeri 2 Tangerang.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 2 Tangerang.
b. Untuk mengetahui gambaran data demografi responden di SMA Negeri 2
Tangerang.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi di SMA Negeri 2 Tangerang
tentang Kanker Payudara meliputi :
1. Pengertian tentang kanker payudara
2. Tanda dan gejala kanker payudara
3. Faktor risiko kanker payudara
4. Pencegahan kanker payudara
d. Untuk mengetahui gambaran pola konsumsi isoflavon dari produk olahan
kedelai pada siswi di SMAN 2 Tangerang.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswi
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi siswi tentang kanker
payudara dan pencegahannya.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
5
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran mengenai
pengetahuan tentang kanker payudara dan pola konsumsi isoflavon dari produk
olahan kedelai untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Instansi pendidikan keperawatan dan ilmu keperawatan
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk memberikan pendidikan
kesehatan terutama untuk alat reproduksi dan meningkatkan derajat kesehatan,
dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber motivasi bagi profesi
keperawatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan hal ini sesuai dengan
peran perawat yaitu sebagai pendidik dan konselor kesehatan.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain
deskriptif yang tujuannya untuk memperoleh informasi tentang gambaran
pengetahuan siswi tentang pencegahan kanker payudara dan pola konsumsi isoflavon
dari produk olahan kedelai. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner.
Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 2 Tangerang dengan responden siswi kelas X,
XI dan XII selama bulan Juli-Agustus 2011.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker adalah suatu proses penyakit yang dimulai ketika DNA sel normal
bermutasi secara genetik dan sel menjadi abnormal. Sel kemudian membelah dan
berproliferasi secara abnormal tidak terkendali, dan akan terus membelah diri,
selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf
tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada
penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan
membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi
penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut
mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang
ditempatinya. (Brunner&Suddarth, 2001)
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, dan jaringan
penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes, 2009). Kanker
payudara juga dikatakan sebagai suatu proliferasi keganasan sel epitel yang
membatasi duktus atau lobus payudara (Price, 2005). Kanker payudara adalah
massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada di
jaringan payudara (Sukardja, 2000). Kanker payudara dapat berasal dari jaringan
payudara itu sendiri atau dari jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari
kanker lain.
7
Kanker payudara dapat invasif atau non invasif (in situ) :
a. Kanker yang bersifat invasif dapat tumbuh dan menyerang ke dalam jaringan
di sekitarnya dan sel-sel ganas dapat terpisah dari tumor induk untuk
menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh. Sel-sel ini dapat tumbuh dan
membentuk himpunan tumor baru yang disebut metastase atau tumor
sekunder.
b. Kanker payudara yang bersifat non invasif dibatasi dengan saluran-saluran
(ductus karsinoma in situ-DKIS) dari payudara. Ketika terdapat kelainan
pertumbuhan sel-sel pada lobular payudara dan barsifat non invasif maka
kondisi ini disebut lobular karsinoma in situ (LKIS), memiliki DKIS atau
LKIS meningkatkan risiko untuk berkembang ke arah kanker payudara
invasif.
2. Anatomi Payudara (Depkes, 2002)
Dibedakan menjadi struktur internal dan eksternal. Sktruktur internal payudara
terdiri dari kulit, jaringan dibawah kulit dan korpus. Korpus terdiri dari parenkim
atau jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang. Parenkim merupakan
struktur yang terdiri dari :
a. Saluran kelenjar : duktulus, duktus, dan sinus laktiferus. Sinus laktiferus yaitu
duktus yang melebar tempat air susu ibu (ASI) mengumpul (reservoir ASI),
selanjutnya saluran mengecil dan bermuara pada putting. Terdapat 15-25 sinus
laktiferus.
b. Alveoli yang terdiri dari sel kelenjar yang memproduksi ASI
c. Tiap duktus bercabang menjadi duktulus, tiap duktulus bercabang menjadi
alveolus yang merupakan satu kesatuan kelenjar. Duktus membentuk lobulus.
Sinus, duktus dan alveolus dilapisi epitel otot (mioepitel) yang dapat
8
berkontraksi. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang membawa zat
gizi kepada sel kelenjar untuk disintesa menjadi ASI. Stroma terdiri dari
jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah saraf dan limfa.
d. Struktur eksternal payudara terdiri dari putting dan areola yaitu bagian lebih
hitam disekitar putting. Pada areola terdapat beberapa kelenjar montgometri
yang mengeluarkan cairan untuk membentuk putting lunak dan lentur.
3. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik kanker payudara, sebaliknya serangkaian
faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang
terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa
perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang
menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini
termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan hubungan protein baik
yang menekan atau meningkatkan perkembangan payudara (Brunner&Suddarth,
2001).
a. Virus
Virus dianggap dapat menyatukan diri dalam struktur genetik sel,
sehingga mengganggu proliferasi dari populasi sel tersebut.
b. Agens fisik
Faktor-faktor yang berkaitan dengan karsinogenesis mencakup
pemajanan terhadap sinar matahari, radiasi pengionisasi, pemajanan terhadap
medan elektomagnetik, dan iritasi atau inflamasi kronik.
9
c. Agens kimia
Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik
dengan mengganggu struktur DNA pada bagian-bagian tubuh yang jauh dari
pajanan zat kimia.
d. Faktor genetik
Faktor genetik juga memainkan peranan dalam pembentukan sel
kanker. Jika kerusakan DNA terjadi pada sel dimana pola kromosomnya
abnormal, dapat terbentuk sel-sel mutan.
e. Faktor makanan
Faktor makanan diduga berkaitan 40% sampai 60% sebagai penyebab
kanker. Substansi makanan dapat proaktif (protektif), karsinogenik atau ko-
karsinogenik. Risiko kanker meningkat sejalan ingesti janka panjang
karsinogenik atau ko-karsinogenik atau tidak adanya substansi proaktif dalam
diet.
f. Agens hormonal
Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat engan adanya gangguan
dalam keseimbangan hormone baik oleh pembentukan hormon tubuh sendiri
(endogenus) atau pemberian hormon eksogenus.
4. Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara dikelompokkan
menjadi 2 yaitu : (Jochelson, 2011)
a. Faktor yang dapat dikontrol :
10
1) Berat badan
Obesitas berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara,
khususnya pada wanita menopause. Lemak tubuh merupakan bahan dasar
utama pembuatan estrogen, karena itu pada wanita yang gemuk
mempunyai kecenderungan memproduksi estrogen lebih banyak, sehingga
akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
2) Olahraga
Berolahraga dapat menurunkan risiko kanker payudara. American
cancer society merekomendasikan melakukan olahraga 5 kali seminggu
selama 45-60 menit.
3) Konsumsi alkohol
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa meningkatnya risiko
kanker payudara berbanding lurus dengan jumlah alcohol yang
dikonsumsi. Alkohol dapat membatasi kemampuan hati untuk mengontrol
kadar hormone estrogen yang beredar dalam darah.
4) Penggunaan obat hormonal
Pemakaian obat hormonal terutama oral yang dipakai secara terus
menerus lebih dari 7 tahun, meningkatkan risiko untuk terjadinya kanker
payudara.
5) Riwayat menyusui
Pada perempuan yang tidak pernah menyusui, kelenjar susu tidak
pernah dirangsang untuk mengeluarkan air susu. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pemberian ASI pada anak dapat mengurangi risiko kanker
payudara.
11
6) Riwayat kehamilan
Melahirkan anak pertama di usia lebih dari 35 tahun dapat
meningkatkan risiko kanker payudara. Kehamilan di atas usia 35 tahun
akan disertai peningkatan pengeluaran hormone estrogen yang pada
akhirnya merangsang payudara secara berlebihan.
b. Faktor yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Wanita lebih berisiko terkena kanker payudara, karena sel pada
payudara wanita selalu berubah dan tumbuh sebagian besar disebabkan
karena aktivitas hormone estrogen dan progesterone.
2) Riwayat keluarga yang menderita kanker
Kemungkinan terjadinya kanker payudara meningkat jika ibu, saudara
kandung, bibi (tante), saudara sepupu, atau nenek ada yang menderita
kanker payudara atau jenis kanker lainnya.
3) Riwayat memiliki tumor jinak dan kanker sebelumnya
Jika seorang wanita pernah terdiagnosa dengan kanker payudara maka
risiko terkena kanker payudara kembali semakin meningkat bila
dibandingkan dengan wanita yang belum pernah memiliki kanker
payudara.
4) Status menstruasi (menarche dan menopause)
Mendapat haid pertama pada usia kurang dari 10 tahun, keadaan ini
berarti peredaran hormone sudah dimulai pada usia yang muda dan
menyebabkan peningkatan pertukaran zat hormone. Risiko kanker
payudara juga dapat meningkat ketika seorang wanita mendapatkan
12
menopause pada usia lebih dari 50 tahun, yang berarti peredaran hormone
akan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.
5) Usia
Risiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Setiap sepuluh tahun risiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian
puncak kanker payudara meningkat di usia 40-50 tahun.
5. Tanda dan Gejala Kanker Payudara.
Keluhan pasien kanker payudara berbeda-beda sesuai dengan stadiumnya.
Umumnya pasien karsinoma in situ, T1 dan T2 datang dengan keluhan adanya
benjolan pada payudara tanpa disertai nyeri atau hasil pemeriksaan skrining
mamografi yang abnormal. Pada stadium lanjut, perubahan-perubahan pada
payudara akan ditemui, seperti : perubahan pada permukaan kulit payudara,
keluarnya discharge dari putting, serta perubahan pada ukuran dan bentuk
payudara. Selain itu, dapat pula ditemui pembesaran kelenjar limfa dan tanda-
tanda metastase pada jaringan lain. (Hoskins dkk, 2005).
Menurut depkes (2009) gejala yang paling sering didapat pada kanker payudara
adalah adanya benjolan di payudara yang dapat menimbulkan keluhan seperti :
a) Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya :
1) Benjolan
2) Kecepatan tumbuh
3) Rasa sakit
4) Nipple discharge (keluarnya cairan dari putting susu berupa cairan, darah
atau pus)
5) Retraksi puting (putting tertarik ke dalam)
6) Krusta pada areola
13
7) Kelainan kulit : dimpling (lekukan pada kulit payudara seperti lesung
pipit di pipi karena tarikan tumor), peau de orange (penampakan kulit
payudara berkerut seperti kulit jeruk karena adanya oedema subkutan),
ulserasi dan venektasi.
8) Perubahan warna kulit, kulit putting susu dan areola melekuk ke dalam
atau berkerut.
9) Perubahan bentuk dan besarnya payudara
10) Adanya benjolan di ketiak
11) Edema lengan
b) Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis, antara lain :
1) Rasa nyeri pada tulang (vertebra, femur)
2) Rasa penuh di ulu hati
3) Batuk
4) Sesak
5) Sakit kepala hebat
6. Stadium Kanker Payudara
Stadium adalah suatu sistem klasifikasi berdasarkan pada penampilan luas
anatomik malignansi suatu kanker yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya,
sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain. Sistem universal
penentuan stadium memungkinkan perbandingan kanker dari sel asal serupa.
Klasifikasi membantu menentukan rencana tindakan dan prognosis pasien
individual, evaluasi riset, perbandingan hasil tindakan antara institusi dan
perbandingan statistik dunia (Otto, 2003).
Penentuan stadium kanker didasarkan pada empat karakteristik :
1) Ukuran kanker
14
2) Sifat kanker invasif atau non invasif
3) Apakah kanker mencapai kelenjar getah bening
4) Apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya
Stadium pada kanker biasanya dinyatakan dengan angka pada skala dari 0
sampai IV. Dengan stadium 0 menggambarkan kanker non invasif yang tetap pada
lokasi asalnya dan stadium IV menggambarkan kanker yang invasif telah
menyebar keluar dari bagian payudara ke bagian tubuh lainnya. Stadium kanker
berbeda dengan grade kanker walaupun keduanya menggunakan angka sebagai
skalanya. Stadium kanker berskala 0 sampai IV sedangkan grade kanker berskala
1 sampai 3. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana
bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal.
(Jochelson, 2011).
Berikut adalah Grade dalam kanker payudara : (Williams, 2011).
a) GRADE 1 :
Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang,
biasanya tidak menyebar.
b) GRADE 2 :
Ini adalah grade tingkat sedang
c) GRADE 3 :
Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya
menyebar.
Penentuan stadium kanker payudara dapat didasarkan pada hasil dari
pemeriksaan fisik, biopsy dan tes pencitraan (stadium klinis), atau hasil dari tes
15
tersebut ditambah hasil dari pembedahan (stadium patologis) ketika luasnya
penyebaran kanker ditemukan setelah proses pembedahan. (Lichtenfeld, 2011).
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan sistem Tumor, Nodus,
Metastase (TNM) dari the American joint committee on cancer (AJCC) sebagai
berikut :
a) Ukuran tumor (T)
Selain menunjukkan ukuran tumor, huruf T pada sistem TNM ini juga
mendeskripsikan apakah tumor mengenai dinding dada ataupun kulit. Nilai T
dalam centimeter (cm), nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm
b) Kelenjar getah bening regional (N)
Huruf N menunjukkan luas dan lokasi kelenjar getah bening (KGB) regional
yang terkena.
c) Metastasis (M)
Huruf M menunjukkan metastasis (penyebaran) kanker ke organ yang jauh
atau ke KGB yang tidak langsung berhubungan dengan kanker (misal KGB di
leher).
7. Pencegahan Kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan
insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka
kematian akibat kanker payudara.
Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular
adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara
pencegahan yang dilakukan antara lain berupa pencegahan primer,
pencegahan sekunder dan pencegahan tersier (Sukardja, 2000).
16
a. Pencegahan primer
Menurut AJCC dalam Sukardja (2000), pencegahan primer pada
kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena
dilakukan pada orang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari kontak
karsinogen dan berbagai faktor risiko, serta melaksanakan pola hidup sehat
karena diperkirakan hampir seluruh kasus kanker disebabkan oleh karsinogen
yang ada di lingkungan hidup kita, dan sebagian besar ada hubungannya
dengan tembakau.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens
kanker payudara yang dapat dilakukan dengan :
1) Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
2) Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.
3) Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya.
4) Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Serat akan
menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian
membawanya keluar melalui feses.
5) Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau
tempe. Kedelai mengandung flavanoid yang berguna untuk mencegah
kanker dan genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati
(fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen
sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen
asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya
sel kanker.
17
6) Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang
mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel,
tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan
dan biji-bijian.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan, diantaranya adalah dengan melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dan skrining melalui mammografi. SADARI
sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Kebiasaan ini
memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dari bulan
ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah
awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan
payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada
pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Wanita normal mendapat
rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai 50 tahun. Deteksi
kanker secara dini dapat menurunkan tingkat kematian karena menentukan
tingkat keberhasilan dari pengobatan kanker. (World cancer report, 2008)
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya ditujukan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Pencegahan tersier bertujuan untuk
mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan
penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup
18
penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan
psikologis bagi penderita.
Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan
dalam bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial.
Rehabilitasi medik dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita
pasca operasi atau pasca terapi lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial
diberikan melalui dukungan moral dari orang-orang terdekat dan konseling
dari petugas kesehatan maupun tokoh agama (Sukardja, 2000).
19
Strategi pencegahan kanker payudara (Depkes, 2009)
Tabel 2.1 strategi pencegahan kanker payudara
Strategi Individu Tenaga
kesehatan
Pemerintah
Memperlambat
menarche(usia
pertama kali haid)
• Melakukan
aktivitas
olahraga dalam
keluarga secara
teratur
• Meningkatkan
konsumsi serat
(sayur dan buah-
buahan)
• Mengurangi
makanan yang
berlemak dan
goreng-
gorengan
Edukasi
pentingnya
olahraga teratur
dan diet rendah
lemak serta
tinggi serat.
Menyediakan
fasilitas di sekolah
dan tempat bermain
untuk meningkatkan
aktifitas fisik anak.
ASI Pemberian ASI
pada bayi minimal
sampai usia 6
bulan.
Edukasi
pemberian ASI
sampai usia
anak 2 tahun.
Penyediaan tempat
penitipan anak
dekat tempat kerja
ibu.
Pembatasan
alcohol
Membiasakan tidak
minum alkohol.
Edukasi bahaya
minum alkohol.
Regulasi/peraturan
perundang-
undangan tentang
penyalahgunaan
alkohol.
Estrogen Mengganti
penggunaan
kontrasepsi oral
dengan non
hormonal setelah 2
tahun.
• Edukasi
tentang
pemakaian
obat yang
mengandung
hormone
estrogen.
-
Pencapaian berat
badan ideal • Menggiatkan
aktifitas olahraga
pada keluarga.
• Meningkatkan
konsumsi serat,
mengurangi
makanan yang
berlemak dan
goreng-
gorengan.
Edukasi • Fasilitas
olahraga di
kantor dan di
luar kantor.
• Kampanye
tentang gaya
hidup sehat
melalui media
massa.
20
Sumber : pedoman penemuan dan penatalaksanaan penyakit kanker tertentu,
Depkes, 2009.
8. Manfaat Kedelai dalam Mencegah Kanker Payudara
Terdapat beberapa komponen dalam kedelai yang dipercaya mempunyai sifat
anti kanker. Senyawa tersebut antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin,
phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon. Diantara anti kanker tersebut,
perhatian terbesar ditunjukan terhadap isoflavon. Isoflavon saat ini banyak diteliti
karena potensinya dalam mencegah dan mengatasi terhadap banyak gangguan
kesehatan lainnya. Mekanisme yang banyak diketahui sebagai anti kanker dari
isoflavon adalah aktivitas anti estrogen, menghambat aktivitas enzim penyebab
kanker, aktivitas anti oksidan dan meningkatkan fungsi kekebalan sel. Studi-studi
epidemilogi dan laboratorium telah menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dapat
mengurangi resiko perkembangan beberapa jenis kanker, antara lain kanker
payudara, prostat dan kanker kolon.
Isoflavon yang terdapat dalam kedelai, terbukti dapat meniru peranan dari
hormon wanita yaitu estrogen. Estrogen berikatan dengan reseptor estrogen
sebagai bagian dari aktivitas hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang
menguntungkan tubuh. Pada saat kadar hormon estrogen menurun, akan terdapat
banyak kelebihan reseptor estrogen yang tidak terikat, walaupun afinitasnya tidak
sebesar estrogen, isoflavon yang merupakan fitoestrogen dapat juga berikatan
dengan reseptor tersebut. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan
mengkonsumsi produk-produk kedelai, maka akan tejadi pengaruh pengikatan
isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek menguntungkan,
salah satunya mengurangi simptom menopause.
21
Kemampuan lain dari isoflavon adalah dapat menutupi atau memblokir efek
potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh.
Isoflavon dapat berfungsi sebagai estrogen selektif dalam pengobatan,
menghasilkan efek menguntungkan (sebagai anti kanker dan menghambat
atherosklerosis) tetapi tidak menimbulkan resiko (meningkatkan resiko kanker
payudara dan endometrial) yang biasa dihubungkan dengan terapi pengganti
hormon yang biasa dilakukan. Berdasarkan hal-hal diatas, isoflavon diduga
mempunyai fungsi ganda yaitu :
a. Anti estrogenic effect pada saat hormon estrogen berlebihan, yang dapat
menurunkan resiko kanker payudara pada pre-menopausal woman.
b. Efek estrogenik pada saat estrogen alami berkurang jumlahnya, yang
menguntungkan dalam mencegah penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan
sistem vesomotor pada wanita pre- dan post-menopausal (Koswara, 2006).
Isoflavon dapat ditemukan dalam jumlah kecil di kacang-kacangan, padi-padian
dan sayuran, tetapi kacang kedelai merupakan sumber isoflavon yang paling
besar. Di bawah in adalah kandungan isoflavon yang terdapat di dalam berbagai
makanan olahan kedelai menurut united states department of agriculture (USDA).
Tabel 2.2 kandungan isoflavon yang terdapat di dalam berbagai makanan olahan
kedelai
Jenis makanan Ukuran Total Isoflavones
(mg)
Daidzein
(mg)
Genistein
(mg)
Protein kedelai 100 gr 102 43 56
Protein kedelai
fermentasi 100 gr 12 7 5
Miso 50 gr 59 22 34
Kedelai rebus 50 gr 47 23 24
Tempe 3 ons 37 15 21
Kedelai panggang 1 ons 37 15 19
Susu kedelai 1 gelas 30 12 17
22
Tofu yogurt 50 gr 21 7 12
Tofu 3 ons 20 8 12
Kedelai utuh rebus
(Edamame) 50 gr 12 6 6
Sumber : http://lpi.oregonstate.edu
Beberapa ahli menyarankan agar konsumsi isoflavon per hari adalah 30-40
mg. jumlah tersebut dapat diperoleh dari sekitar 70-100 gram tahu, 70-100 gram
tempe, atau 0,5 liter susu kedelai (Astawan, 2008).
B. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris, yaitu
knowledge. Dalam ensiklopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi
pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Menurut Drs. Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari
kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau
isi pikiran dengan demikian pengetahuan adalah usaha manusia untuk tahu
(Bakhtiar, 2004).
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden
(Notoatmodjo, 2007).
23
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
(Notoatmodjo, 2007) yaitu :
a. Tahu (Know)
Merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. “Tahu“ diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk
kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungan
bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau dengan kata
24
lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi –
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau obyek yang didasarkan pada suatu kriteria.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang
dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari penalaman sendiri atau pengalaman orang
lain. Pengalaman yang diperoleh seseorang dapat memperluas pengetahuan
seseorang.
b. Tingkat pendidikan
Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.
c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik keyakinan yang
positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih
dahulu.
d. Fasilitas
Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lainnya.
e. Penghasilan
25
Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup besar maka dirinya
mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik.
f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
C. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Zakiah Darajad mendefinisikan remaja adalah masa peralihan, yang
ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua
perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Darajad,
1990). Zakiah Darajad dalam bukunya yang lain mendefinisikan remaja sebagai
tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir, ditandai oleh
pertumbuhan fisik yang cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan membawah
akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian
remaja (Darajad, 1995). Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa
kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan
tanggung jawab (Bisri, 1995). Masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan,
taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat (Hurlock,
1993).
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan masa remaja
adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini
remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang sangat pesat,
dimana secara fisik remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi secara psikologis
26
mereka belum matang sebagaimana yang dikemukakan oleh Monsk (2002) masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena
remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak.
Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja
sehingga membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan,
serta kepribadian remaja.
Lebih jelas pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja secara
lebih konseptual, sebagai berikut : Remaja adalah suatu masa dimana individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami
perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2001).
2. Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Powel, masa remaja digolongkan : “Pre adolescence (10-12 tahun),
early adolescence (13-16 tahun), dan late adolescence (17-21 tahun). Leulla Cole
menyebutkan masa adolescence dan membagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
“early adolescence (13-15 tahun), middle adolescence (16-18 tahun), late
adolescence (19-21 tahun) (Mulyono, 1995). WHO menetapkan batas usia 10-20
tahun sebagai batasan usia remaja (Sarwono, 1995). Kaplan & Sadock dalam
bukunya Sinopsis Psikiatri, menyebutkan fase remaja terdiri atas remaja awal (11-
14 tahun), remaja pertengahan (14-17 tahun), dan remaja akhir (17-20) tahun
(Kaplan & Sadock, 1997). Menurut Wong remaja adalah mereka yang berumur
13-18 tahun (Wong, 2002). Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara
global masa remaja berlangsung antara 12 – 21 tahun, dengan pembagian 12 – 15
27
tahun: masa remaja awal, 15 – 18 tahun: masa remaja pertengahan, 18 – 21 tahun
masa remaja akhir (Monsk, 2002). Dari beberapa pendapat diatas dapat dibuat
suatu batasan usia remaja adalah dimulai dari umur 10 – 21 tahun.
3. Perilaku dan Pola Makan Remaja
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah
suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh karena itu perilaku manusia
mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi,
berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, perseptif
dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
sacara langsung atau tidak langsung (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku makan adalah cara seseorang berfikir, berpengetahuan dan
berpandangan tentang makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu
dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu
terus menerus berulang maka tindakan tersebut akan menjadi kebiasaan makan
(Khumaidi, 1994).
Ada beberapa definisi mengenai pola makan menurut beberapa pakar, yaitu
Baliwati (2004) mengatakan pola makan atau pola konsumsi pangan adalah
susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok
orang pada waktu tertentu. Sedangkan Soegeng Santosa dan Anne Lies Ranti
(2004) mengungkapkan bahwa pola makan merupakan berbagai informasi yang
memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan
tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
28
masyarakat tertentu. Menurut Harper (1985) pola konsumsi pangan merupakan
gambaran jumlah, jenis, dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi seseorang
sehari-hari dan merupakan cirri khas pada suatu kelompok masyarakat tertentu.
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi
seseorang.
Pendapat pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum bahwa pola
makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang
dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari
yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang
berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya dimana mereka hidup.
Remaja lebih mudah menerima satu jenis makanan dan minuman yang relative
baru dari orang-orang yang merupakan teman dekatnya, mereka lebih senang
makan dan minum bersama orang yang dekat dengan mereka (Wiliam, 1993).
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku dan Pola Makan Remaja
Faktor-faktor yang merupakan input bagi terbentuknya gaya hidup keluarga
adalah penghasilan, pendidikan, lingkungan hidup kota atau desa, susunan
keluarga, pekerjaan, suku bangsa, kepercayaan dan agama, pendapat tentang
kesehatan, pendidikan gizi, produksi pangan dan ditribusi, serta sosial politik
(Almatsier, 2001). Khumaidi (1994) lebih lanjut menyimpulkan, bahwa kebiasaan
makan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik meliputi asosiasi emosional, keadaan jasmani dan rohani yang
sedang sakit dan penilaian yang lebih terhadap makanan. Faktor ektrinsik meliputi
lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya, dan agama. Pola konsumsi (makan dan
minum) remaja dapat dipengaruhi oleh teman sebaya (Wiliam, 1993).
29
Secara umum faktor-faktor yang menjadi penentu perilaku konsumsi (makan
dan minum) seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan, status kesehatan
mental, ketersediaan makanan, keamanan, kualitas gizi, daya terima terhadap
makanan, politik, ideology, institusi sosial, ekonomi, budaya dan teknologi.
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku makan dan minum seseorang dalam
menentukan makanan dan minuman adalah yang erat hubungannya dengan tradisi
serta status symbol atau gengsi (Asmoro, 1993). Sedangkan menurut Hardinsyah
dan Suharjo (1986) faktor yang dianggap berpengaruh terhadap perilaku konsumsi
(makan dan minum) adalah stimulasi yang diterima seseorang dapat berupa rasa
tertarik, senang, ingin, rasa lapar, dan hal lain yang menarik dari informasi yang
diterima baik dari iklan, promosi, pengalaman maupun perilaku orang-orang
terkemuka.
Menurut Winarno (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan pada
remaja antara lain: tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi, faktor sosial,
ekonomi, budaya, dan religi, penampilan makanan. Menurut Khomsan (2003)
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja: pengaruh
teman sebaya, body image atau citra raga, media massa, tingkat ekonomi, suasana
dalam keluarga dan kemajuan industri makanan.
Worthington-Robert (2000) menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi
kebiasaan makan. Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan
sosial dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang
dimakan remaja. Remaja mulai dapat membeli makanan dan mempersiapkan
makanan untuk mereka sendiri dan biasanya remaja lebih suka makanan serba
instan yang berasal dari luar rumah.
30
D. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian tentang pengaruh konsumsi kedelai terhadap kanker
payudara telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, salah satunya dilakukan
oleh Xiao Ou Shu, dkk (2009) dengan judul, “Soy Food Intake and Breast Cancer
Survival”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari konsumsi makanan
dari kedelai setelah di diagnosis kanker payudara dengan total kematian dan
kecenderungan untuk mengalami kekambuhan. Metode penelitian menggunakan
kohort dan jumlah sampel 5033 wanita usia 20-75 tahun yang di diagnosis mengalami
kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan, dengan mengonsumsi makanan dari
kedelai berhubungan dengan menurunnya risiko kematian dan kekambuhan kanker
payudara.
Penelitian lain dilakukan oleh Bruce J. Trock, dkk (2006) dengan judul “Meta
Analysis of Soy Intake and Breast Cancer Risk”. Peneliti menggunakan meta analisis
dari 18 studi epidemiologi (12 case control dan 6 kohort) yang dipublikasikan dari
tahun 1978 sampai 2004 tentang paparan kedelai dan risiko kanker payudara. Hasil
dari penelitian ini mengatakan intake kedelai berhubungan dengan berkurangnya
risiko kanker payudara. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Messina dan Wu yang berjudul “Perspective on the soy-breast cancer relation” yang
menegaskan perlunya intake kedelai dimulai dari sejak dini untuk memberikan
perlindungan maksimum.
31
E. Kerangka Teori
Bagan 2.1. Kerangka Teori menurut Prince dan Sylvia (2000),
Worthington dan Robert (2000).
Pengetahuan
tentang kanker
payudara
Kanker
Payudara
Pencegahan :
- Primer
- Sekunder
- Tersier
Faktor
Pemilihan
makanan
Faktor Kimia
Faktor Genetik
Faktor Fisik
Faktor
Hormonal
Virus
32
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka konsep
Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka peneliti
membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsep-konsep
sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti dan dalam mengembangkan konsep dan
teori menjadi sebuah kerangka kerja. Di bawah ini dijelaskan mengenai kerangka
konsep yang akan dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Tangerang.
Gambar 3.1. Kerangka konsep dengan judul gambaran pengetahuan tentang kanker
payudara dan pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada siswi SMA
Negeri 2 Tangerang.
Keterangan : garis putus-putus tidak meneliti hubungan
Berdasarkan bagan diatas, peneliti hanya ingin mengetahui variabel
pengetahuan tentang kanker payudara dan pola konsumsi isoflavon dari produk
olahan kedelai.
Pengetahuan tentang
kanker payudara dan
pencegahannya
33
Pola konsumsi
isoflavon dari produk
olahan kedelai
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Cara
ukur
Alat
ukur Hasil Skala
1. Pengetahuan Segala sesuatu
yang diketahui
responden
mengenai
kanker
payudara,
yaitu :
- Pengertian
singkat
mengenai
kanker
payudara
- Penyebab
dan factor
resiko
kanker
payudara
- Tanda dan
gejala dari
kanker
payudara
- Pencegahan
kanker
payudara
seperti
memberika
n ASI,
berolahraga
Angket Kuesioner Dinyatakan
dalam tingkatan
:
0. Kurang :
Apabila
skor tingkat
pengetahuan
responden
kurang dari
55% dari
jawaban
yang benar.
1. Cukup :
Apabila
skor tingkat
pengetahuan
responden
antara 56%-
75% dari
jawaban
yang benar.
2. Baik :
Apabila
skor tingkat
pengetahuan
responden
lebih dari
76% dari
Ordinal
34
,
mengonsum
si buah dan
sayuran
serta
produk
olahan
kedelai
jawaban
yang benar.
(Arikunto,
1998)
2. Pola
konsumsi
Jumlah dan
frekuensi
makanan
isoflavon dari
produk olahan
kedelai yang
dikonsumsi
per hari
Angket Kuesioner 0 Kurang : jika
konsumsi < 30
mg/hari
1. Cukup : jika
konsumsi ≥
30 mg/hari
Ordinal
35
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis hubungan
antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang
membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan analisis statistik
yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2008). Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data melalui pertanyaan terstruktur atau kuisioner penelitian.
Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
gambaran pengetahuan tentang kanker payudara dan pola konsumsi makanan
olahan kedelai pada siswi SMA Negeri 2 Tangerang.
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 2 Tangerang karena sekolah tersebut
merupakan sekolah favorit di kota Tangerang dimana siswa siswinya berasal dari
tingkat ekonomi yang beragam.
2. Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang
akan di teliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi
kelas X, XI dan XII SMAN 2 Tangerang. Pengambilan data dilakukan pada
36
tanggal 5 Agustus 2011 dan hasil yang diperoleh berjumlah 282 siswi dengan
rincian sebagai berikut :
a. Jumlah siswi kelas X adalah 102 siswi
b. Jumlah siswi kelas XI adalah 94 siswi
c. Jumlah siswi kelas XII adalah 86 siswi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam pemilihan sampel, peneliti
membuat kriteria bagi sampel yang diambil. Adapun kriteria inklusinya adalah:
a. Siswi kelas X, XI, dan XII SMAN 2 Tangerang
b. Bersedia menjadi responden
Pemilihan sampel pada penelitian ini berkaitan dengan penerapan distribusi
normal untuk variabel tunggal (Univariat). Sample penelitian diambil
dengan menggunakan rumus Estimasi Proporsi sebagai berikut:
� �N. �Z��
��. P�1 � P�
�� � 1�. �� ��Z����. ��1 � ��
Keterangan
N= Jumlah total populasi
n = Jumlah total sample
P = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi
pada populasi= 50% = 0,5
q = 1-p = 100% - p = 0,5
37
d = Presisi = 5% = 0,05
α = 5%
Z1-α/2 = Confident interval = 95% = 1,96 (tabel kurva
normal)
Maka hasil yang diperoleh adalah :
� �282. �1.96��x0.5�1 � 0.5�
�282 � 1���0.05�� ��1.96���0.5�1 � 0.5�
� �282x0.9604
281�0.0025 � 0.9604
n = 162.86 ≈ 163 sampel
Dari hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan
sebanyak 163 orang. Untuk mengantisipasi kemungkinan jawaban
responden yang tidak valid dibutuhkan sebanyak 163 orang ditambah 10%
dari 163
n2 = n1 +10% . n1
= 163 +10% . 163 = 179.3 ≈ 179 siswi
Jadi, pada penelitian ini jumlah responden adalah 179 siswi.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilam sampel dilakukan dengan metode simple
random sampling yaitu proses pengambilan sampel dilakukan dengan
memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk
38
menjadi anggota sampel yang dilakukan secara random atau acak (Hidayat,
2008). Peneliti ingin mengambil sampel 179 siswi dari populasi sebanyak
282 siswi. Peneliti membuat daftar siswi lalu melakukan lotere terhadap 282
siswi dan mengambil sebanyak 179 siswi untuk dijadikan sampel.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang akan digunakan berupa
pertanyaan dalam angket yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada landasan
teori. Angket adalah pemeriksaan terhadap sesuatu yang menjadi kepentingan umum,
biasanya dilakukan dengan surat pertanyaan (Depdiknas, 2008).
Angket yang digunakan dalam bentuk pertanyaan yang terdiri dari tiga bagian.
Bagian pertama tentang identitas responden. Bagian kedua tentang pengetahuan
remaja putri tentang kanker payudara dan pencegahannya yang berisi 18 pernyataan
pilihan berbentuk check list. Responden hanya menandai jawaban yang menurutnya
sesuai dan tepat. Bagian ketiga berisi tentang pola konsumsi makanan olahan kedelai
yang diukur menggunakan lembar food frequency untuk mengetahui frekuensi
konsumsi makanan olahan kedelai dan jumlahnya.
E. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan di SMAN 2 Tangerang dengan proses sebagai
berikut :
a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik
dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang ditujukkan kepada Kepala sekolah SMA Negeri 2
Tangerang
39
b. Setelah itu peneliti melakukan penseleksian calon responden dengan teknik
simple random sampling.
c. Peneliti menjelaskan ke responden tentang cara pengisian kuesioner.
d. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan
memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika masih ada
yang belum jelas.
e. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, kemudian peneliti
mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan data.
f. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas partisipasinya.
F. Teknik uji instrument penelitian
Suatu instrument penelitian sebelum digunakan perlu diuji terlebih dahulu
agar data yang diperoleh valid dan reliable. Instrument yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuesioner maka kuesioner tersebut perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan bulan Juni 2011 di
SMAN 2 Tangerang dengan jumlah responden 30 orang yang bukan merupakan
sampel penelitian.
a. Uji validitas
Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu
atau dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas
dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas
dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
40
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item
pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur
tersebut (Hidayat, 2008). Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product
Moment, yaitu:
rhitung����� �����.�� �
!"�.�#���#�$%."�.�&$��&�$%
Keterangan :
rhitung = koefisien korelasi
n = jumlah responden
ΣXi = jumlah skor item
ΣYi = jumlah skor total (item)
Untuk mengetahui suatu kevalidan yaitu dengan membandingkan r hitung
dengan r tabel, dengan keputusan uji yaitu variabel dikatakan valid jika r
hitung > r tabel, sedangkan dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.
b. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai
oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek
yang sama atau berbeda. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Notoatmodjo, 2007).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Alpha Crombach (α), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Suatu
instrument dikatakan reliable jika r alpha > r tabel. Jumlah responden dalam
41
uji reliabilitas dalam penelitian ini berjumlah 30 responden dengan α = 0,05,
dk = n-2 (28), maka r tabel = 0,374. Hasil uji validitas dan reliabilitas
dengan menggunakan program komputer untuk statistik, untuk butir-butir
pertanyaan didapatkan Alpha Cronbach 0,866.
G. Teknik Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan
untuk proses pengambilan keputusan terutama dalam pengujian hipotesis. Dalam
proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya :
(Hidayat, 2008)
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode
dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk
memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
3. Entry data
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan tabel kontigensi.
42
4. Cleaning data
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data siap dianalisa.
H. Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan analisa univariat. Analisa univariat adalah
analisis yang dilakukkan pada dua atau lebih variabel yang hanya memiliki satu
variabel terikat (Setiadi, 2007). Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan
distribusi frekuensi dari pola konsumsi makanan olahan kedelai dan pengetahuan
tentang pencegahan kanker payudara yang disajikan dalam bentuk tabel dan
dilengkapi tekstular.
I. Etika Penelitian
1. Prinsip-prinsip Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga peneliti yang
akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa
prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami antara lain:
a. Prinsip Manfaat
Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk penelitian
yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau
menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk
dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan
43
mempertimbangkan antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian
yang dilakukan dapat mengalami dilema etik.
b. Prinsip Menghormati Manusia
Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus
di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan
tidak untuk diikut sertakan menjadi subyek penelitian.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan
menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi
manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.
2. Masalah Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memeberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, ,mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada
dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan
44
dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,
informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.
b. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (A.Aziz Alimul
Hidayat : 2008).
45
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
1. Sejarah Singkat
Gedung SMA Negeri 2 Tangerang yang berlokasi di Jalan Taman Makam
Pahlawan Taruna Tangerang - Banten, diresmikan pada tanggal 15 April 1974 oleh
Jendral (Purn) Ali Sadikin di atas tanah Departemen Kehakiman seluas 11.920 m2.
Gedung tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah DKI yang diserahkan kepada
Gubernur Jawa Barat dan selanjutnya dari Gubernur Jawa Barat diterimakan
kepada perwakilan departemen pendidikan dan kebudayaan.
Pada tahun tersebut gedung sekolah baru itu dijadikan cabang dari SMA
Negeri 27 Jakarta yang berada di Jalan Daan Mogot no 5 (sekarang 50) Tangerang.
Tahun 1976 SMA tersebut diusulkan menjadi SMA Filial dari SMA Negeri 27
Jakarta di Tangerang. Dengan berkembangnya waktu, mulai tahun 1981 SMA
Negeri 27 Jakarta di Tangerang secara administratif diambil alih oleh Kanwil
Depdikbud Propinsi Jawa Barat dan diganti namanya menjadi SMA Negeri
Tangerang. SMA Induk menjadi SMA Negeri 1 Tangerang dan SMA Filial dari
SMA Negeri 27 Jakarta menjadi SMA Negeri 2 Tangerang.
Pada tahun 1985, SMA Negeri 2 Tangerang membuka Filial SMA Negeri 3
Tangerang sampai 3 tahun. Setelah SMA Negeri 3 memiliki bangunan sendiri di
Jalan Padasuka Pabuaran Tangerang, maka secara resmi SMA Negeri 3 Tangerang
berdiri sendiri dan sekarang menjadi SMA Negeri 4 Tangerang. Pada tahun 2002,
SMA Negeri 2 Tangerang kembali mengalami peralihan pengelolaan dari Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat ke Kantor Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Propinsi Banten.
47
2. Profil SMAN 2 Tangerang
Profil SMAN 2 Tangerang secara singkat adalah sebagai berikut:
Nama : SMA Negeri 2 Tangerang
Alamat : Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna Tangerang 15111
No Telpon : (021)5524912
Batas Wilayah : Sebelah Utara : RSUD Tangerang
Sebelah Timur : Pasar Anyar Tangerang
Sebelah Selatan : Komplek Kehakiman
Sebelah Barat : Pusat pemerintahan kota Tangerang
3. Visi dan misi
a. Visi
Unggul dalam prestasi, Tampil sebagai teladan, Mampu menjawab tantangan
masa depan.
b. Misi
Menegakan disiplin, Mengembangkan kreatifitas, Meningkatkan Keimanan
dan Ketaqwaan, Meningkatkan kualitas pelayanan, Memelihara semangat
kekeluargaan, Menciptakan suasana sekolah yang aman dan nyaman, Menjalin
hubungan yang baik dengan masyarakat.
48
B. Hasil Analisa Univariat
1. Gambaran usia
Data usia responden disajikan dalam bentuk tabel dan menggunakan data
numerik.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden di SMA
Negeri 2 Tangerang Tahun 2011
Nilai Mean Median Std. Deviation Min. Max.
Hasil 16,02 16 0,945 14 18
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi responden bedasarkan usia
sebanyak 10 (5,6%) siswi berusia 14 tahun, 45 (25,1%) siswi berusia 15 tahun, 59
(33 %) siswi berusia 16 tahun, 62 (34,6%) siswi berusia 17 tahun, 3 (1,7%) siswi
berusia 18 tahun. Rata-rata usia responden 16,02 tahun dengan usia termuda
adalah 14 tahun dan usia tertua adalah 18 tahun.
2. Gambaran kelas
Data gambaran kelas responden disajikan dalam bentuk tabel dan
menggunakan data numerik.
Usia Frekuensi Persentase (%)
14 10 5,6
15 45 25,1
16 59 33,0
17 62 34,6
18 3 1,7
Total 179 100,0
49
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Bedasarkan Kelas di SMA Negeri 2
Tangerang Tahun 2011
T
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden bedasarkan kelas di
SMA Negeri 2 Tangerang yaitu kelas X sebanyak 60 (33,5%) siswi, kelas XI
sebanyak 52 (29,1%) siswi dan kelas XII sebanyak 67 (37,4%) siswi.
3. Gambaran Pengetahuan Responden tentang Kanker Payudara
Tabel 5.3 menggambarkan pengetahuan responden tentang kanker payudara
meliputi pengertian kanker payudara, faktor resiko kanker payudara, tanda dan
gejala kanker payudara dan pencegahan kanker payudara. Pengetahuan responden
tentang kanker payudara dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kanker Payudara di
SMA Negeri 2 Tangerang Tahun 2011
Kelas Frekuensi Persentase (%)
X 60 33,5
XI 52 29,1
XII 67 37,4
Total 179 100,0
50
No Pengetahuan Jawaban Responden Total %
Benar % Salah %
Pengertian Kanker Payudara
1. Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak
normal
175 97,8 4 2,2 179 100
2. Kanker payudara adalah tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara
176 98,3 3 1,7 179 100
3. Kanker payudara hanya terjadi pada wanita 113 63,1 66 36,9 179 100
Faktor Resiko Kanker Payudara
4. Usia menstruasi pertama kali <10 tahun
merupakan faktor penyebab kanker payudara
36 20,1 143 79,9 179 100
5. Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker
payudara
91 49,2 88 50,8 179 100
6. Faktor keturunan dan hormone dapat menjadi
penyebab kanker payudara
141 78,8 38 21,2 179 100
7. Tidak pernah menyusui anak berisiko terkena
kanker payudara.
102 57,0 77 43,0 179 100
8. Wanita yang pernah menderita kanker
payudara tidak mempunyai risiko terkena
kanker payudara kembali.
140 78,2 39 21,8 179 100
9. Risiko kanker payudara meningkat seiring
dengan pertambahan usia.
120 67,0 59 33,0 179 100
Tanda dan Gejala Kanker Payudara
10. Benjolan keras tanpa rasa sakit pada payudara
merupakan tanda dan gejala awal kanker
payudara.
161 89,9 18 10,1 179 100
11. Perubahan bentuk pada payudara merupakan
tanda terkena kanker payudara.
90 50,3 89 49,7 179 100
12. Keluarnya cairan pada puting susu merupakan
tanda dan gejala kanker payudara.
83 46,4 96 53,6 179 100
Pencegahan Kanker Payudara
13. Mengkonsumsi makanan berlemak tidak
menyebabkan kanker payudara
119 66,5 60 33,5 179 100
14. Memberikan ASI pada bayi dapat mencegah
kanker payudara
149 83,2 30 16,8 179 100
15. Memperbanyak aktivitas fisik dan berolahraga
dapat mencegah kanker payudara
165 92,2 14 7,8 179 100
16. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
terutama yang mengandung vitamin C, zat
antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel,
tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak,
kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian
dapat mencegah kanker payudara
177 98,9 2 1,1 179 100
17. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk
olahannya seperti tahu atau tempe dapat
mencegah kanker payudara
171 95,5 8 4,5 179 100
18. Kedelai mengandung flavanoid yang berguna
untuk mencegah kanker dan genestein yang
berfungsi sebagai estrogen nabati
177 98,9 2 1,1 179 100
51
Bedasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
mengetahui pengertian kanker payudara diketahui dari 176 (98,3%) responden
menjawab benar bahwa kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang
jaringan payudara. Namun, terdapat 143 (79,9%) responden yang masih
menjawab salah bahwa usia menarche <10 tahun meningkatkan resiko kanker
payudara. Untuk tanda dan gejala kanker payudara, sebagian besar responden 161
(89,9%) mengetahui bahwa benjolan keras tanpa rasa sakit di payudara
merupakan tanda dan gejala awal kanker payudara. Untuk pencegahan kanker
payudara, sebagian besar responden mengetahui bahwa memberikan ASI, tidak
mengkonsumsi makanan berlemak, berolahraga, dan mengkonsumsi buah dan
sayuran dapat mencegah kanker payudara. Sebanyak 171 (95,5%) responden
mengetahui bahwa mengkonsumsi produk kedelai dapat mencegah kanker
payudara.
4. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden
Tabel 5.4 menggambarkan seberapa jauh pengetahuan responden mengenai
kanker payudara dan pencegahannya. Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kurang, cukup dan baik. Kategori pengetahuan
responden dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini.
(fitoestrogen).
52
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Kanker
Payudara dan Pencegahannya di SMA Negeri 2 Tangerang Tahun 2011
Kategori
Pengetahuan
Frekuensi Persentase (%)
Kurang 8 4,5
Cukup 82 45,8
Baik 89 49,7
Total 179 100,0
Tabel 5.4 menunjukkan sebagian besar responden atau sebanyak 89 (49,7%)
responden mempunyai tingkat pengetahuan baik, 82 (45,8%) mempunyai tingkat
pengetahuan cukup dan 8 (4,5%) responden mempunyai tingkat pengetahuan
rendah.
5. Gambaran pola konsumsi isoflavon
Tabel 5.5 menggambarkan jumlah konsumsi isoflavon dalam produk olahan
kedelai responden per hari. Tingkat pola konsumsi dalam penelitian ini dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kurang dan cukup. Kategori pola konsumsi responden
dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Isoflavon Responden di SMA Negeri 2
Tangerang Tahun 2011
Pola Konsumsi Frekuensi Persentase (%)
Kurang (< 30
mg/hari)
50 27,9
Cukup ( ≥ 30 mg/hari) 129 72,1
Total 179 100,0
Nilai Mean Min. Max.
Hasil 32,92 9 141
53
Tabel 5.5 menunjukkan sebagian besar responden atau sebanyak 129 (72,1%)
responden mengonsumsi ≥ 30 mg isoflavon dalam produk olahan kedelai per
harinya dan 50 (27,9%) responden mengonsumsi < 30 mg isoflavon dalam produk
olahan kedelai per hari. Rata-rata konsumsi isoflavon dalam produk olahan
kedelai per hari adalah 32,92 mg dengan jumlah minimal konsumsi perhari 9 mg
dan jumlah maksimal konsumsi perhari 141 mg.
6. Gambaran tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan pencegahannya
dengan pola konsumsi isoflavon dalam produk olahan kedelai per hari.
Tabel 5.6 menggambarkan distribusi frekuensi pola konsumsi produk olahan
kedelai bedasarkan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan
pencegahannya.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Isoflavon dalam Produk Olahan Kedelai
dengan Tingkat Pengetahuan Responden di SMA Negeri 2 Tangerang Tahun
2011
Pola Konsumsi Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
F % F % F % F %
Kurang (< 30 mg per
hari)
3 1,6 24 13,4 23 12,8 50 27,9
Cukup (≥ 30 mg per
hari)
5 2,7 58 32,4 66 36,8 129 72,1
Total 8 4,4 82 45,8 89 49,7 179 100
Bedasarkan tabel 5.6 distribusi frekuensi pola konsumsi isoflavon per hari
dengan pengetahuan tentang kanker payudara dan pencegahannya menunjukkan
54
responden sebagian besar dengan pengetahuan baik mengonsumsi isoflavon lebih
dari 30 mg per hari sebanyak 66 (36,8%) responden.
55
BAB VI
PEMBAHASAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang gambaran tingkat pengetahuan tentang kanker
payudara dan pencegahannya dengan pola konsumsi isoflavon dalam produk
olahan kedelai per harinya pada siswi SMA Negeri 2 Tangerang. Bab ini
menguraikan pembahasan yang meliputi interpretasi dan deskripsi dari hasil
penelitian, keterbatasan penelitian dan penelitian yang berhubungan dengan
pencegahan kanker payudara.
A. Interpretasi dan Hasil Penelitian
1. Gambaran data demografi siswi SMA Negeri 2 Tangerang
Gambaran usia
Peningkatan usia merupakan faktor resiko terjadinya kanker
payudara. Bedasarkan hasil penelitian rata-rata usia siswi yang menjadi
responden adalah 16,02 tahun. Menurut penelitian yang dilakukan
Maharani, (2010) target untuk menanggulangi terjadinya kanker
payudara pada wanita dapat dicegah saat masih remaja. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Widianti (2007) yang mengatakan
masa remaja merupakan masa yang paling efektif untuk melakukan
pencegahan terhadap kanker payudara. Menurut Imam Rasjidi (2003)
seiring dengan terjadinya pergeseran usia menarche maka meningkat
pula resiko terkena kanker payudara untuk itulah pencegahan kanker
sebaiknya dilakukan saat remaja.
55
2. Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Kanker Payudara dan
Pencegahannya
Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan
merupakan hasil tahu yang didapatkan dari lima penginderaan individu
seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan
perasa terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan diperlukan sebagai
dukungan dalam menimbulkan rasa percaya diri maupun sikap dan
perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Sedangkan menurut Roger (1974) dalam Notoatmodjo
(2003) pengetahuan yang baik tidak selalu diikuti dengan perilaku
yang sesuai dengan pengetahuan tersebut.
Pada penelitian ini diperoleh bahwa hampir sebagian dari
responden atau sebanyak 89 (49,7%) responden mempunyai tingkat
pengetahuan baik mengenai kanker payudara dan pencegahannya.
Sedangkan yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 82
(45,8%) responden dan hanya 8 (4,5%) responden yang mempunyai
tingkat pengetahuan rendah mengenai kanker payudara dan
pencegahannya. Dari hasil jawaban responden sebagian besar
responden mengetahui pengertian kanker payudara 176 (98,3%), tanda
dan gejala kanker payudara 161 (89,9%) dan pencegahan kanker
payudara 171 (95,5%). Namun masih terdapat sebagian besar
responden 143 (79,9%) yang belum mengetahui bahwa usia menarche
<10 tahun dapat meningkatkan resiko kanker payudara
56
Pengetahuan yang baik pada sebagian besar responden
dikarenakan adanya organisasi siswa di bidang kesehatan yang sering
mengadakan sosialialisasi mengenai topik kesehatan salah satunya
mengenai kanker payudara dan pencegahannya. Informasi lainnya
diperoleh dari media cetak dan elektronik. Upaya tersebut membuat
siswi mendapatkan informasi mengenai kanker payudara dan
pencegahannya, hal ini secara langsung akan meningkatkan
pengetahuan siswi di bidang tersebut.
Tingginya tingkat pengetahuan siswi mengenai kanker
payudara dan pencegahannya dapat dipengaruhi juga oleh faktor
pengalaman dan fasilitas yang tersedia. Menurut Notoatmodjo (2003)
yang mengatakan bahwa pengalaman yang diperoleh seseorang dapat
memperluas pengetahuan seseorang. Pengalaman dapat diperoleh dari
pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Dalam hal ini siswi di
SMA Negeri 2 Tangerang sering terpapar dengan adanya pendidikan
kesehatan yang diadakan oleh organisasi siswa di sekolah tersebut.
Tersedianya fasilitas juga mendukung tingginya pengetahuan siswi
mengenai kanker payudara dan pencegahannya. Fasilitas sebagai
sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
adalah majalah, radio, Koran, televise, buku, internet dan lainnya.
Tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan
pencegahannya pada remaja putri SMA Negeri 2 Tangerang yang
tinggi akan mempengaruhi tugas kesehatan yang dimiliki oleh masing-
masing responden, yaitu remaja lebih mengenal masalah kesehatan
yang dimilikinya. Kesadaran akan tumbuh pada tiap individu untuk
57
melakukan pencegahan jika sudah dapat mengenal masalah kesehatan
yang berhubungan dengan kanker payudara (Wahit, 2006).
WHO (1999) dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa
pendekatan edukasi berupa pendidikan kesehatan akan lebih tepat bila
digunakan untuk pembinaan dan peningkatan kesehatan karena dapat
meningkatkan pengetahuan dan menimbulkan kesadaran tentang
kesehatannya serta perubahan yang dicapai dapat bertahan lebih lama.
Peran perawat dalam hal ini sangat diperlukan karena perawat
mempunyai peran dalam upaya pencegahan terhadap kanker payudara
melalui edukasi tentang kanker payudara dan pencegahannya.
3. Gambaran Pola Konsumsi Isoflavon per Hari dalam Produk Olahan
Kedelai Responden
Soegeng santosa dan Anne lies ranti (2004) mengatakan pola
konsumsi adalah berbagai informasi yang menggambarkan mengenai
macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh
seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat
tertentu.
Prinsip pencegahan primer kanker payudara adalah dengan
mencegah sedini mungkin diantaranya dengan mengonsumsi isoflavon
yang terdapat didalam kedelai dan olahannya, kebutuhan tubuh akan
isoflavon perharinya mencapai 30-40 mg. Menurut Trock, dkk (2006)
konsumsi dari isoflavon kedelai dapat mencegah risiko kanker
payudara.
Dari hasil penelitian didapatkan hampir sebagian besar
responden mengonsumsi isoflavon ≥30 mg/hari atau sebanyak 129
58
(72,1%) responden dan hanya 50 (27,9%) responden yang konsumsi
isoflavonnya < 30 mg/hari. Rata-rata konsumsi isoflavon dalam produk
olahan kedelai pada responden per harinya mencapai 32,92 mg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi isoflavon responden
mencukupi untuk kebutuhan tubuh.
Tujuan dari mengonsumsi isoflavon secara dini yang sebagian
besar terdapat dalam kedelai adalah untuk memaksimalkan
perlindungan terhadap kanker payudara (Messina & Wu, 2009).
Penelitian Hopper, dkk (2009) mengungkapkan konsumsi isoflavon
dapat menurunkan kadar hormon FSH dan LH yang dapat
mempengaruhi produksi hormon estrogen. Seperti telah disebutkan
sebelumnya hormon estrogen dapat memicu timbulnya kanker
payudara. Dampak dari kurangnya konsumsi isoflavon pada wanita
dengan kanker payudara meningkatkan angka kematian dan risiko
kekambuhan menurut penelitian Xiao Ou Shu, dkk (2009).
Hal ini sesuai dengan penelitian Faizah (2007) bahwa tinggi
atau rendahnya pola konsumsi terhadap suatu jenis makanan
berhubungan dengan pengetahuan tentang kandungan nutrisi makanan
tersebut. Seperti yang telah disebutkan makanan olahan kedelai
mengandung isoflavon yang berfungsi sebagai estrogen nabati dalam
mencegah kanker payudara. Khomsan (2007) menyebutkan bahwa
pengetahuan gizi menjadi landasan dalam menentukan konsumsi
pangan individu.
Menurut Notoatmodjo (2003) Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
59
suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati secara langsung
atau tidak langsung. Antara pengetahuan, kesadaran, sikap dan
perilaku sangat berhubungan satu sama lain. Apabila penerimaan
perilaku baru didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan
terjadi perilaku yang diharapkan sehingga terjadi perubahan perilaku.
Pengetahuan yang baik tentang kanker payudara dan pencegahannya
akan membuat seseorang berperilaku untuk melakukan tindakan
pencegahan yang diperoleh dari interaksi sosial baik didalam
kelompok maupun diluar kelompok (Sobur, 2003).
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Namun
peningkatan pengetahuan tidak selalu mengambarkan perubahan
perilaku. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
adalah pengetahuan dan sikap, namun pembentukan perilaku itu
sendiri tidak semata-semata berdasarkan hal tersebut tapi masih
dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks. Hal ini sesuai
dengan pendapat Winarno (1993) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pola makan remaja antara lain, tingkat perkembangan
teknologi dan komunikasi, faktor sosial, ekonomi, budaya, religi, serta
penampilan makanan. Sedangkan menurut Khomsan (2003)
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja
salah satunya adalah teman sebaya (peer group) karena sebagian besar
waktu remaja digunakan bersama teman sebaya sehingga hal-hal yang
60
menjadi kebiasaan kelompok akan menjadi kebiasaan juga, body image
atau citra raga, media massa, tingkat ekonomi, suasana dalam keluarga
dan kemajuan industri makanan.
Dari hasil penelitian didapatkan masih terdapat siswi dengan
pengetahuan tentang kanker payudara baik namun dengan pola
konsumsi makanan olahan kedelainya kurang dari 30 mg/hari. Hal
tersebut dapat disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi
pola makan remaja diantaranya, keyakinan, nilai dan norma.
Sediaoetama (1996) menyatakan bahwa kepercayaan atau keyakinan
individu tentang konsepsi kesehatan dan gizi sangat berpengaruh
terhadap pemilihan makanan. Faktor lainnya yaitu pemilihan dan arti
makanan (preferences) menurut Suhardjo (1996) Preference pangan
diasumsikan bahwa sikap seseorang terhadap makanan, suka atau tidak
suka akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan.pangan yang
dikenal dan dipelajari untuk disenangi pada masa kanak-kanak pada
umumnya dilanjutkan menjadi preferensinya sampai tumbuh dewasa.
Fisiologi, perasaan, dan sikap terintegrasi membentuk prefensi
terhadap pangan dan akhirnya membentuk perilaku konsumsi pangan.
Pengaruh teman sebaya (peer group) juga berpengaruh
terhadap pemilihan makanan. Menurut Hurlock (2004) ketika anak
mulai sekolah tekanan teman sebaya mulai mempengaruhi pemilihan
makanan yang menyebabkan pengabaian terhadap kebutuhan gizi.
Remaja mulai peduli dengan penampilan fisik dan perilaku sosial, serta
berusaha untuk mendapatkan penerimaan dari teman sebayanya.
Pemilihan makanan menjadi penting supaya mereka diterima oleh
61
teman sebayanya. Disamping itu peer group juga dapat berpengaruh
terhadap konsumsi jajanan.
Faktor informasi/media massa turut mempengaruhi dalam
pemilihan makanan, menurut Berg (1986) media massa berpengaruh
positif mempromosikan informasi kesehatan dan peningkatan
kesadaran atau pemilihan makanan yang tepat. Remaja paling cepat
dan efektif dalam penyerapan gaya hidup konsumtif, dalam pemilihan
makanan.
Faktor ketersediaan makanan mempengaruhi dalam pemilihan
makanan remaja. Menurut Suhardjo (1989) peranan ibu dalam
meyediakan makanan banyak berpengaruh terhadap pembentukan
kebiasaan makan remaja di dalam rumah, karena ibu yang
mempersiapkan makanan, mulai dari mengatur menu, berbelanja,
memasak, menyiapkan makanan, mendistribusikan makanan serta
mengajarkan tata cara makan terhadap anaknya.
B. Keterbatasan penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
penelitian ini. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Belum ada instrumen pengumpulan data yang baku dalam
penelitian ini, sehingga instrumen dalam penelitian ini disusun
sendiri oleh peneliti bedasarkan literatur yang didapatkan mengenai
62
kanker payudara dan pencegahannya yang sudah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas sebelumnya.
2. Houthrone effect, subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya
sedang diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden
3. Kuesioner pola konsumsi makanan olahan kedelai menggunakan
lembar food frekuensi, kemungkinan responden tidak mengingat
jumlah dan frekuensi makanan yang telah mereka konsumsi.
C. Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan keperawatan dan dijadikan sebagai rujukan tambahan
untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.
2. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan berpengaruh terhadap
peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya peningkatan
kesehatan pada remaja. Promosi kesehatan mengenai pentingnya
dilakukan pencegahan terhadap kanker payudara secara dini juga
perlu ditingkatkan.
3. Implikasi Terhadap Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian
selanjutnya bagi peneliti dan peneliti lainnya.
63
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswi di SMA Negeri 2 Tangerang yang
menjadi responden rata-rata berumur 16,02 tahun, dengan usia minimum 14
tahun dan usia maksimum 18 tahun.
2. Gambaran tingkat pengetahuan responden mengenai kanker payudara dan
pencegahannya sudah baik. Hampir sebagian besar responden (49,7%)
mempunyai tingkat pengetahuan baik. Tingkat pengetahuan responden yang tinggi
dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan perilaku pencegahan kanker
payudara karena pengetahuan merupakan domain terendah dalam pembentukan
perilaku seseorang.
3. Gambaran pola konsumsi isoflavon dalam produk olahan kedelai responden sudah
cukup untuk kebutuhan tubuh per harinya. Hampir sebagian besar responden
(72,1%) mengonsumsi isoflavon ≥ 30 mg per harinya. Mengonsumsi isoflavon 30-
40 mg per harinya bermanfaat dalam mencegah timbulnya kanker payudara.
B. Saran
1. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan diharapkan mampu bekerjasama dengan dinas
pendidikan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada remaja putri dalam
hal kesehatan reproduksi
65
2. Instansi Pendidikan SMA Negeri 2 Tangerang
Instansi pendidikan SMA Negeri 2 Tangerang diharapkan meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita salah satunya tentang kanker
payudara dan pencegahannya agar pengelola UKS dan organisasi siswa dapat
meningkatkan wawasan pengetahuan pada siswi dan diharapkan instansi sekolah
dapat mengadakan kegiatan penyuluhan baik secara individu maupun kelompok
yang bekerja sama dengan tenaga instansi kesehatan setempat.
3. Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan variabel-
variabel lainnya yang berkaitan dengan pencegahan kanker payudara, seperti pola
aktivitas, melakukan SADARI, pola konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran,
serta menggunakan metode yang lebih lengkap, seperti wawancara dan observasi.
Sehingga penelitian-penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat bagi remaja putri.
66
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka
Cipta.
Astawan, Made. Andreas Leomitro Kasih. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Bisri, Hasan. 1995. Remaja Berkualitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Brunner&Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC
Damanik, Nina Munawaroh (Karya Tulis). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan
Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker
Payudara, 2009. Diakses pada tanggal 12 Desember 2010.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21274/4/Chapter%20II.pdf
Darajad, Zakiah. 1990. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang
Darajad, Zakiah. 1995. Remaja Harapan dan Tantangan. Jakarta : Ruhana
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi masyarakat.
2002. Manajemen Laktasi Buku Pedoman bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di
Puskesmas. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. Profil Kesehatan RI 2007. Diakses pada tanggal 7 Januari 2011 dari
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/ProfilKesehatan2007.pdf.
Depkes RI. 2009. Pedoman Penemuan & Penatalaksanaan Penyakit Kanker Tertentu di
Komunitas. Jakarta : Depkes
Harper, L. J. , Deaton. J. A. Driskel. 1985. Pangan, gizi dan pertanian. Jakarta : UI Press
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperwatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Higdon, Jane. Soy Isoflavones. 2006. Diakses pada tanggal 6 April 2011 dari
http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/phytochemicals/soyiso/
Hoskins, William J., Robert C Young, et al. 2005. Breast Cancer in : Principles and Practice
of Gynecologic Oncology fourth edition. Philadelphia : Lippincott
Williams&Wilkins.
Hurlock. 1993. Psikologi Perkembangan Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga
Jochelson, Maxine. Understanding Breast Cancer. 2010. Diakses pada tanggal 6 April 2011
dari http://www.Breastcancer.org
Kaplan& Sadock. 1997. Synopsis psikiatri, ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis jilid I
edisi 7. Jakarta : Bina rupa aksara
Khomsan, Ali. 2004. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Khumaidi, M. 1994. Gizi Masyarakat. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Koswara, Sutrisno. 2006. Isoflavon Senyawa Multi Manfaat dalam Kedelai. Bogor : IPB
Press
Lichtenfeld, J Leonard (Len). Staging. 2010. Diakses pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.cancer.org/Treatment/UnderstandingYourDiagnosis/staging.
Luwia, Melissa S. 2003. Problematik dan Perawatan Payudara. Jakarta : Kawan Pustaka
Maharani. 2010. (Tesis) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara
di SMK BM AP Bina Satria Medan Tahun 2009.
Messina, Mark. Anna H Wu. 2009. Perspective on the Soy-Breast Cancer Relation. 1673S-
1679S.
Monks, F.J. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta: PT Rineka Cipta
--------------------------. 2007. Kesehatan Masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Otto, Shirley E., Jane F. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
Rasjidi, Imam. 2005. 100 Questions and Answers : Kanker pada Wanita. Jakarta : Elex Media
Robert, B.S.W., Williams, S.R. 2000. Nutrition Troughout Life Cycle 4th
Edition. Singapores
: The McGraw-Hill Book Companies. Inc.
Santosa, Soegeng dan Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta
Sarjadi. 2000. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi 2. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Radja Grafindo Persada
Shu, Xiao Ou, dkk. 2009. Soy Food Intake and Breast Cancer Survival. 302(22), 2437-2443.
Soehardjo. 1986. Sosio Budaya Gizi. Bogor: IPB PAU Pangan Dan Gizi.
Sukardja, I Dewa Gede. 2000. Onkologi Klinik edisi 2. Surabaya : Airlangga University
Press
Trock, Bruce J, dkk. 2006. Meta-Analysis of Soy Intake and Breast Cancer Risk. 98(7), 459-
471.
WHO. Insidens Kanker Payudara. 2002. Diambil pada tanggal 21 Desember 2010 dari
http://www.WHO.go.org
Widianti, Efri. Tati Hernawaty, dkk (Tesis). Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan
Psikosomatik dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut 2007. Diakses
tanggal 11 April 2011 dari http://digilib.unila.ac.id./files/disk1/12/latunilapp-gdl-
s2-2006-rinduandarw-564-2005_ts_-1.pdf
Williams, Christine. Staging and Grading for Breast Cancer. 2010. Diakses pada tanggal 6
April 2011 dari
http://www.cancer.ca/Canadawide/About%20cancer/Types%20of%20cancer/Stagi
ng%20and%20grading%20for%20breast%20cancer.aspx?sc_lang=en
Williams, Margaret. 1993. Nutrition For The Growing Years. Edisi 5 California: Pylon Press
Winarno, F. G. 1993. Pangan (Gizi, Teknologi, dan Konsumen). Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Wong, Donna L. Marilyn Hockeberry Eaton, et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik
Ed 6 Volume 1. Jakarta : EGC
World Cancer Report. Morbiditas dan Mortalitas Kanker. 2008. Diakses pada tanggal 2
Februari 2011 dari http://www.worldcancerreport.co.id
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)
Identitas Peneliti :
Nama : Ina Kanita
Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas :
Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang
Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Isoflavon dari Produk Olahan Kedelai. Penelitian ini
akan dilaksanakan pada siswi SMAN 2 Kota Tangerang.
Untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, kami mengharapkan kesediaan
anda untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner mengenai pengetahuan tentang kanker dan
pencegahannya. Semua yang dicantumkan atau dituliskan dalam penelitian ini dijamin
kerahasiannya dan tidak akan berdampak negatif pada siapapun. Bila selama berpartisipasi
dalam penelitian ini responden merasakan ketidaknyamanan maka responden mempunyai hak
untuk berhenti.
Peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak responden dan menjamin kerahasiaan
identitas dan data yang diberikan. Responden dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu
apabila menghendakinya.
Saya menyatakan bersedia/tidak bersedia
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari penjelasan yang telah dilakukan oleh
peneliti dan jawaban seluruh pertanyaan saya tentang penelitian ini, maka saya dapat
memahami tujuan dan manfaat penelitian. Saya juga mengerti bahwa peneliti akan
menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagi responden.
Saya mengerti bahwa data-data yang diperoleh akan dilindungi dan identitas saya akan
dirahasiakan. Saya juga mempunyai hak untuk menolak atau mengundurkan diri dari
penelitian setiap saat tanpa ada sangsi apapun.
Saya menyatakan, bahwa saya telah membaca pernyataan diatas dan setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela.
Tangerang, Agustus 2011
Peneliti Responden
Ina Kanita (………………………)
Lampiran 2
Nomor Responden
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN POLA
KONSUMSI ISOFLAVON DARI PRODUK OLAHAN KEDELAI
PADA SISWI DI SMA NEGERI 2 TANGERANG TAHUN 2011
Studi ini dilakukan oleh mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan untuk mengumpulkan data
sebagai bahan penyusunan tugas akhir (skripsi). Untuk itulah saya mohon kiranya saudari
(sebagai responden studi saya) dapat meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.
Jawaban saudari akan dijaga kerahasiaannya sehingga kejujuran saudari dalam menjawab
kuesioner ini akan sangat saya hargai. Terima kasih banyak atas bantuan dan kerjasama
saudari untuk peran sertanya dalam studi saya
Hormat Saya
Ina Kanita
Nomor Responden
LEMBAR KUESIONER
A. Identitas
1. No responden :……………………….
2. Nama :……………………….
3. Usia :……………………….
4. Kelas :……………………….
5. Alamat :……………………….
B. Pengetahuan Tentang Kanker dan Pencegahannya
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√)
No. Pernyataan Benar Salah
1 Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak
normal
2 Kanker payudara adalah tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara
3 Kanker payudara hanya terjadi pada wanita
4 Usia menstruasi pertama kali <10 tahun merupakan
faktor penyebab kanker payudara
5 Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker
payudara
6 Faktor keturunan dan hormone dapat menjadi
penyebab kanker payudara
7 Tidak pernah menyusui anak berisiko terkena kanker
payudara.
8 Wanita yang pernah menderita kanker payudara tidak
mempunyai risiko terkena kanker payudara kembali.
9 Risiko kanker payudara meningkat seiring dengan
pertambahan usia.
No Pernyataan Benar Salah
10 Benjolan keras tanpa rasa sakit pada payudara
merupakan tanda dan gejala awal kanker payudara.
11 Perubahan bentuk pada payudara merupakan tanda
terkena kanker payudara.
12 Keluarnya cairan pada puting susu merupakan tanda
dan gejala kanker payudara.
13 Mengkonsumsi makanan berlemak tidak
menyebabkan kanker payudara
14 Memberikan ASI pada bayi dapat mencegah kanker
payudara
15 Memperbanyak aktivitas fisik dan berolahraga dapat
mencegah kanker payudara
16 Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama
yang mengandung vitamin C, zat antioksidan dan
fitokimia seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya,
mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan
dan biji-bijian dapat mencegah kanker payudara
17 Mengkonsumsi produk kedelai serta produk
olahannya seperti tahu atau tempe dapat mencegah
kanker payudara
18 Kedelai mengandung flavanoid yang berguna untuk
mencegah kanker dan genestein yang berfungsi
sebagai estrogen nabati (fitoestrogen).
C. Food Frequency
- Beri tanda checklist (√) seberapa sering anda mengkonsumsi tempe, tahu dan susu
kedelai pada kolom frekuensi konsumsi.
- Kemudian isilah berapa jumlah tempe, tahu dan susu kedelai yang biasa anda
konsumsi pada kolom berat
No Nama Bahan
Makanan
Frekuensi Konsumsi Jumlah yang biasa
dikonsumsi
>1x/
hari
1x/
hari
4-6x/
minggu
1-3x/
minggu
1x/
bulan
Tidak
pernah
URT Berat
(gr)
Sumber olahan kedelai
1 Tempe 4 ptg
sedang
2 Tahu 1 bj sdg
3 Susu kedelai 2 gelas
Statistics
usia responden
N Valid 179
Missing 0
Mean 16.02
Median 16.00
Std. Deviation .945
usia responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 14 10 5.6 5.6 5.6
15 45 25.1 25.1 30.7
16 59 33.0 33.0 63.7
17 62 34.6 34.6 98.3
18 3 1.7 1.7 100.0
Total 179 100.0 100.0
kelas responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 41 22.9 22.9 22.9
2 52 29.1 29.1 52.0
3 86 48.0 48.0 100.0
Total 179 100.0 100.0
katpengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang (< 55 % jawaban
benar) 8 4.5 4.5 4.5
cukup (56-75 % jawaban
benar) 82 45.8 45.8 50.3
baik (>76 % jawaban benar) 89 49.7 49.7 100.0
Total 179 100.0 100.0
katpolakonsumsi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang ( < 30 mg per hari) 50 27.9 27.9 27.9
cukup (> 30 mg per hari) 129 72.1 72.1 100.0
Total 179 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
katpolakonsumsi *
katpengetahuan 179 100.0% 0 .0% 179 100.0%
katpolakonsumsi * katpengetahuan Crosstabulation
Count
katpengetahuan
Total
kurang (< 55 %
jawaban benar)
cukup (56-75 %
jawaban benar)
baik (>76 %
jawaban benar)
katpolakonsumsi kurang ( < 30 mg per hari) 3 24 23 50
cukup (> 30 mg per hari) 5 58 66 129
katpolakonsumsi * katpengetahuan Crosstabulation
Count
katpengetahuan
Total
kurang (< 55 %
jawaban benar)
cukup (56-75 %
jawaban benar)
baik (>76 %
jawaban benar)
katpolakonsumsi kurang ( < 30 mg per hari) 3 24 23 50
cukup (> 30 mg per hari) 5 58 66 129
Total 8 82 89 179
usia responden * katpengetahuan Crosstabulation
Count
katpengetahuan
Total
kurang (< 55 %
jawaban benar)
cukup (56-75 %
jawaban benar)
baik (>76 %
jawaban benar)
usia responden 14 0 7 3 10
15 1 17 27 45
16 3 27 29 59
17 4 30 28 62
18 0 1 2 3
Total 8 82 89 179
pengertian kanker
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 4 2.2 2.2 2.2
benar 175 97.8 97.8 100.0
Total 179 100.0 100.0
pengertian kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 3 1.7 1.7 1.7
benar 176 98.3 98.3 100.0
Total 179 100.0 100.0
kejadian kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 66 36.9 36.9 36.9
benar 113 63.1 63.1 100.0
Total 179 100.0 100.0
hubungan usia menarche dengan kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 143 79.9 79.9 79.9
benar 36 20.1 20.1 100.0
Total 179 100.0 100.0
hubungan obesitas dengan kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 88 49.2 49.2 49.2
benar 91 50.8 50.8 100.0
Total 179 100.0 100.0
penyebab kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 38 21.2 21.2 21.2
benar 141 78.8 78.8 100.0
Total 179 100.0 100.0
hubungan menyusui dengan kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 77 43.0 43.0 43.0
benar 102 57.0 57.0 100.0
Total 179 100.0 100.0
kejadian relaps pada kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 39 21.8 21.8 21.8
benar 140 78.2 78.2 100.0
Total 179 100.0 100.0
hubungan faktor usia dengan kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 59 33.0 33.0 33.0
benar 120 67.0 67.0 100.0
Total 179 100.0 100.0
tanda dan gejala kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 18 10.1 10.1 10.1
benar 161 89.9 89.9 100.0
Total 179 100.0 100.0
tanda dan gejala kaker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 89 49.7 49.7 49.7
benar 90 50.3 50.3 100.0
Total 179 100.0 100.0
tanda dan gejala kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 96 53.6 53.6 53.6
benar 83 46.4 46.4 100.0
Total 179 100.0 100.0
hubungan mengonsumsi makanan berlemak dengan kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 60 33.5 33.5 33.5
benar 119 66.5 66.5 100.0
Total 179 100.0 100.0
pemberian ASI dapat mencegah kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 30 16.8 16.8 16.8
benar 149 83.2 83.2 100.0
Total 179 100.0 100.0
olahraga dapat mencegah kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 14 7.8 7.8 7.8
benar 165 92.2 92.2 100.0
Total 179 100.0 100.0
konsumsi buah dan sayuran dapat mencegah kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 2 1.1 1.1 1.1
benar 177 98.9 98.9 100.0
Total 179 100.0 100.0
konsumsi produk kedelai dan olahannya dapat mencegah kanker
payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 8 4.5 4.5 4.5
benar 171 95.5 95.5 100.0
Total 179 100.0 100.0
kandungan flavanoid dan genistein dalam kedelai dapat mencegah kanker
payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid salah 2 1.1 1.1 1.1
benar 177 98.9 98.9 100.0
Total 179 100.0 100.0
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
b1 13.37 13.068 .742 .853
b2 13.37 13.068 .742 .853
b3 13.73 13.099 .313 .869
b4 13.83 12.489 .487 .859
b5 13.57 12.530 .553 .855
b6 13.53 12.809 .487 .858
b7 13.70 12.355 .539 .856
b8 13.57 12.668 .507 .858
b9 13.47 12.740 .595 .854
b10 13.47 12.671 .622 .853
b11 13.53 12.533 .583 .854
b12 13.67 13.471 .217 .873
b13 13.50 13.155 .397 .862
b14 13.40 13.421 .438 .860
b15 13.33 13.540 .684 .858
b16 13.33 13.540 .684 .858
b17 13.37 13.689 .394 .862
b18 13.37 13.689 .394 .862
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.866 18