17
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: AYU NURKHAYATI F 100 100 045 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF ...eprints.ums.ac.id/30536/17/02._Naskah_Publikasi.pdfHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI ... pengetahuan ibu tentang

  • Upload
    lytram

  • View
    244

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF

DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:

AYU NURKHAYATI

F 100 100 045

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ii

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF

DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

AYU NURKHAYATI

F 100 100 045

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

iii

iv

v

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF

DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

AYU NURKHAYATI

Dra. Zahrotul Uyun, M.Si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Memberikan ASI (Air Susu Ibu ) merupakan salah satu kewajiban seorang

ibu yang baru saja melahirkan bayi. Bayi berhak mendapatkan ASI selama 6 bulan

tanpa makanan maupun minuman tambahan, dimulai sejak bayi dilahirkan dan paling

lama satu jam setelah bayi lahir. Untuk mendukung niat yang telah ada, maka

seharusnya seorang ibu harus memperbanyak pengetahuan mengenai ASI dan

menyusui terutama menyangkut keunggulan, komposisi, manfaat, dan

keutamaannya. Pengetahuan tersebut diperlukan agar semakin memantapkan niat ibu

untuk memberikan ASI (Nurani, 2013). Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap

motivasi pemberian ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui

hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian

ASI Eksklusif. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif.

Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita (bayi

dibawah lima tahun) di Kelurahan Talang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,

berjumlah 58 subjek. Metode pengumpulan data menggunakan skala pengetahuan

ibu tentang ASI Eksklusif dengan skala motivasi pemberian ASI Eksklusif. Teknik

analisis data yang digunakan adalah korelasi Kendall’s Tau. Berdasarkan hasil

analisis Kendall’s Tau diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,868; p = 0,000

(p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifakan antara pengetahuan

ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Sumbangan

efektif antara variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi

pemberian ASI Eksklusif sebesar 83,8%. Berdasarkan hasil analisis diketahui

variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif mempunyai rerata empirik (RE)

sebesar 13,10 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 8 yang berarti pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif pada subyek tergolong sedang. Variabel motivasi memberikan

ASI Eksklusif diketahui rerata empirik (RE) sebesar 55,70 dan rerata hipotetik (RH)

sebesar 45 yang berarti motivasi memberikan ASI Eksklusif pada subjek tergolong

sedang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan

motivasi pemberian ASI Eksklusif.

Kata kunci : Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, Motivasi pemberian ASI

Eksklusif.

1

PENDAHULUAN

Masalah pemberian Air Susu Ibu

(ASI) kepada bayi patut menjadi

perhatian serius pemerintah dan

masyarakat, mengingat bahwa ASI

sangat penting bagi bayi. Pemberian

ASI berarti memberikan zat-zat gizi

yang bernilai gizi tinggi yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan syaraf dan otak,

memberikan zat-zat kekebalan

terhadap beberapa penyakit dan

mewujudkan ikatan emosional antara

ibu dan bayinya (Departemen

kesehatan Republik Indonesia [Depkes

RI], 2004).

ASI Eksklusif adalah pemberian

air susu ibu kepada bayi umur 0-6

bulan tanpa diberikan makanan atau

minuman tambahan selain obat untuk

terapi (pengobatan penyakit). ASI

merupakan satu jenis makanan yang

mencukupi unsur kebutuhan bayi.

Pemberian ASI dapat membentuk

perkembangan emosional karena

dalam dekapan ibu selama disusui,

bayi bersentuhan langsung dengan ibu

sehingga mendapatkan kehangatan,

kasih sayang dan rasa aman

(Maryunani, 2012).

Mengingat begitu pentingnya

ASI dan ASI Eksklusif bagi kesehatan

bayi, maka para ahli sedunia

membuat kesepakatan yang tertuang

dalam ‘Deklarasi Innocenti (innocenti

declaration) 1990 yang membicarakan

tentang kesehatan anak dan

hubungannya dengan ASI. Di dalam

deklarasi tersebut disepakati perlunya

kampanye ASI melalui pekan ASI

sedunia yang dilakukan pada setiap

minggu pertama bulan Agustus

2

(World Breast-Feeding Week). Data

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2010 menunjukkan pemberian

ASI di Indonesia saat ini

memprihatinkan, persentase bayi yang

menyusu eksklusif sampai dengan 6

bulan hanya 15,3 persen dari 22,7 juta

jiwa. Hal ini disebabkan kesadaran

masyarakat dalam mendorong

peningkatan pemberian ASI masih

relatif rendah. Tujuan dari (World

Breast-Feeding Week) ini adalah

untuk menyadarkan kembali

masyarakat betapa pentingnya ASI dan

supaya para ibu mau menyusui

bayinya (Maryunani, 2012).

Sebuah penelitian dari Brown

University menemukan beberapa bukti

bahwa pemberian ASI baik untuk otak

bayi. Penelitian tersebut menggunakan

magnetic resonance imaging (MRI)

untuk melihat pertumbuhan otak bayi.

Peneliti menemukan bahwa pada umur

2 tahun, yang mendapat ASI Eksklusif

setidaknya selama tiga bulan,

mengalami perkembangan yang lebih

baik dibandingkan dengan anak yang

hanya diberi susu formula atau

kombinasi pemberian ASI dan susu

formula. Menurut hasil penelitian,

tambahan yang paling menonjol adalah

pada bagian otak yang berhubungan

dengan kemampuan bahasa, emosi,

dan kognitif (Putri, 2013).

Selain bermanfaat bagi bayi,

ASI juga bermanfaat bagi ibu dan

negara. Beberapa manfaat pemberian

ASI bagi ibu adalah: memberikan

ASI Eksklusif adalah cara diet alami

bagi ibu, mengurangi resiko terkena

anemia, mencegah kanker, dan lebih

ekonomis (Maryunani,2012).

3

Besarnya manfaat ASI, baik

bagi bayi, ibu, maupun negara,

beserta berbagai usaha untuk

meningkatkan penggunaannya,

ternyata tidak cukup membuat

banyak ibu termotivasi dan

memutuskan untuk memberikan ASI

kepada bayinya. Faktanya justru

terjadi penurunan jumlah bayi yang

menerima ASI dari tahun ke tahun

(Natia, 2013).

Data dari profil kesehatan

Kabupaten atau kota di Provinsi Jawa

Tengah pemberian ASI Eksklusif

tahun 2008 adalah 28,96%, tahun 2009

pemberian ASI eksklusif sekitar

40,21%, pada tahun 2012 pemberian

ASI Eksklusif sekitar 34,38%, dan

mengalami penurunan kembali pada

tahun 2013 yaitu 30,2%. Berdasarkan

data secara nasional maupun Jawa

Tengah ternyata dirasakan masih

sangat rendah dari status pencapaian

target MDGs (Millenium Development

Goals) pada tahun 2014 sebesar 100%

(Menteri Kesehatan Republik

Indonesia [MENKES RI], 2012) dan

hal ini dirasakan masih sangat rendah

bila dibandingkan dengan target

pencapaian ASI Eksklusif tahun 2014

sebesar 100%. Selanjutnya, survei

yang pernah dilaksanakan pada tahun

2002 oleh nutrition & healt

surveillance system (NSS) kerjasama

dengan badan penelitian dan

pengembangan kesehatan

(Balitbangkes) dan Helen Keller

International di 4 perkotaan (Jakarta,

Surabaya, Semarang, Makassar) dan 8

pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten,

Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel),

menunjukkan bahwa cakupan ASI

Eksklusif 4-5 bulan di perkotaan

4

antara 14%-21% sedangkan di

pedesaan 6%-19% (Kodrat, 2010).

Menurut Briawan (dalam

Nuryanti 2008) banyak faktor yang

menghambat seorang ibu termotivasi

untuk menyusui bayinya yaitu: (1)

faktor pengetahuan ibu tentang

menyusui (2) faktor dukungan

keluarga (3) faktor perubahan gaya

hidup (4) faktor sosial dan budaya

masyarakat (5) faktor ekonomi

keluarga. Pengetahuan menjadi salah

satu faktor yang dapat menimbulkan

motivasi seorang ibu untuk

memberikan ASI Eksklusif kepada

bayi nya. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang dari

pengalaman dan penelitian terbukti

bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan menetap lebih lama

dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Roesli, 2005).

Motivasi pemberian ASI

diartikan sebagai suatu sikap

penciptaan situasi yang merangsang

kegairahan ibu-ibu untuk memberikan

ASI pada bayinya, sehingga dapat

terciptanya manusia yang berkualitas

dan berdaya saing yang tinggi. Kedua

faktor tersebut dimungkinkan memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam

motivasi pemberian ASI Eksklusif.

Jika tingkat pendidikan ibu rendah

maka pengetahuan ibu tentang ASI

juga akan rendah sehingga pemberian

ASI Eksklusif selama 6 bulan tidak

akan tercapai. Apalagi ditambah

dengan ketidaktahuan masyarakat

tentang lama pemberian ASI Eksklusif

yang benar sesuai dengan yang

dianjurkan pemerintah (Roesli, 2005 ).

5

Untuk mendukung niat yang

telah ada, maka seharusnya seorang

ibu harus memperbanyak pengetahuan

mengenai ASI dan menyusui terutama

menyangkut keunggulan, komposisi,

manfaat, dan keutamaannya.

Pengetahuan tersebut diperlukan agar

semakin memantapkan niat ibu untuk

memberikan ASI (Nurani, 2013).

Pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif dapat mempengaruhi ibu

dalam memberikan ASI Eksklusif.

Semakin baik pengetahuan Ibu

tentang manfaat ASI Eksklusif,

maka seorang ibu akan semakin

termotivasi untuk memberikan ASI

Eksklusif pada anaknya. Begitu juga

sebaliknya, semakin rendah

pengetahuan ibu tentang manfaat

ASI Eksklusif, maka semakin sedikit

pula motivasi ibu dalam memberikan

ASI Eksklusif menurut Rulina (dalam

Suryaningtyas, 2010).

Hipotesis penelitian ini

menyatakan terdapat hubungan positif

antara pengetahuan ibu tentang ASI

dengan motivasi pemberian ASI

Eksklusif. Semakin tinggi pengetahuan

maka semakin tinggi motivasi ibu

dalam memberikan ASI Eksklusif.

Begitu pula sebaliknya, semakin

rendah pengetahuan maka semakin

rendah pula motivasi pemberian ASI

Eksklusif.

METODE

Subjek yang diambil dalam

penelitian adalah ibu-ibu di kelurahan

Talang Kecamatan Bayat Kabupaten

Klaten yang memiliki bayi usia 0-5 tahun.

Dengan menggunakan tehnik pengampilan

sampel purposive random sampling.

Metode pengumpulan data menggunakan

skala pengetahuan ibu tentang ASI

6

Eksklusif dan skala motivasi pemberian

ASI Eksklusif. Teknik analisis data

menggunakan korelasi Kendall‘s Tau.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan

analisis Kendall‘s Tau diperoleh nilai

koefisien korelasi r = 0,868; p =

0,000 (p < 0,01). Hasil ini

menunjukkan ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara

pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif dengan motivasi pemberian

ASI Eksklusif. Artinya semakin

tinggi pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif maka semakin tinggi pula

motivasi pemberian ASI Eksklusif.

Adanya pengetahuan tentang

ASI Eksklusif dapat memberikan

motivasi tersendiri kepada seorang ibu

yang sedang atau akan memberikan

ASI selama 6 bulan penuh.

Pengetahuan adalah suatu hal yang

sangat perperan dalam meningkatkan

motivasi kepada ibu-ibu menyusui

dalam memberikan ASI selama 6

bulan penuh. Dalam survey awal yang

dilakukan peneliti terhadap beberapa

ibu di kelurahan talang diketahui

bahwa, ibu yang memberikan ASI

Eksklusif mempunyai pengetahuan

yang baik mengenai apa itu ASI

Eksklusif dari penyuluhan bidan desa.

Pengetahuan ibu yang diperoleh akan

menambah rasa percaya diri dan

memotivasi ibu untuk memberikan

ASI secara Eksklusif. Hal ini sesuai

dengan teori Yoga dalam Setyawati

(2012) yang mengatakan bahwa pada

seseorang yang berpengetahuan luas

akan lebih bisa menerima alasan untuk

memberikan ASI Eksklusif karena

pola pikirnya yang lebih realistis

informasi.

7

Hasil penelitian ini sejalan

dengan Notoatmodjo (1996) yang

mengatakan bahwa pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (overt behavior),

perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada yang tidak. Dengan semakin

tingginya tingkat pengetahuan ibu

maka tentunya ibu akan mempunyai

perilaku yang baik pula dalam

pemberian ASI kepada anaknya.

Hal ini didukung Rulina, Suradi

suharyono (1992) yang mengatakan

bahwa pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif dapat mempengaruhi

pengetahuan ibu dalam memberikan

ASI Eksklusif. Semakin baik

pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif, maka seorang ibu akan

memberikan ASI Eksklusif kepada

anaknya. Begitu juga sebaliknya,

semakin rendah pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif, maka semakin

sedikit pula peluang ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif.

Sumbangan efektif atau peranan

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

terhadap motivasi pemberian ASI

Eksklusif adalah 83,3% yang

ditunjukan oleh koefisien determinan

(r2) sebesar 0,838 ini berarti masih

terdapat 16,2% faktor lain yang

mempengaruhi motivasi pemberian

ASI Eksklusif, seperti yang

dikemukakan Briawan (2004) yaitu

dukungan dari keluarga, perubahan

gaya hidup, sosial dan budaya

masyarakat, kondisi ekonomi keluarga.

Hasil perhitungan variabel

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

8

diperoleh rerata empirik (RE) = 13,10

dan rerata hipotetik (RH) = 8 dengan

standar deviasi hipotetik = 2,6

menunjukkan pengetahuan tentang

ASI Eksklusif pada subjek penelitian

tergolong sedang. Kategori sedang di

sini dapat diartikan bahwa subjek

sudah mempunyai pengetahuan yang

cukup mengenai apa yang dimaksud

dengan ASI Eksklusif, mengetahui

kandungan gizi dalam ASI, manfaat

pemberian ASI Eksklusif, mengetahui

saat yang tepat memberikan MP-ASI,

mengetahui teknik menyusui yang baik

dan benar, mengetahui masalah-

masalah yang dihadapi dalam

menyusui sekaligus cara

mengatasinya, mengetahui mitos-mitos

dalam hal meyusui. Manakala individu

mempunyai pengetahuan yang cukup

maka individu akan lebih mempunyai

kemantapan diri yang baik dalam

menentukan pilihan, dapat

mengembangkan kesadaran diri akan

pentingnya memberikan ASI selama 6

bulan penuh, dan memiliki kemauan

untuk memberikan ASI selama 6 bulan

penuh.

Rerata empirik (RE) variabel

motivasi memberikan ASI Eksklusif =

55,70 dan rerata hipotetik (RH) = 45

dengan standar deviasi hipotetik = 9

hal ini menunjukkan motivasi ibu

dalam memberikan ASI Eksklusif

tergolong sedang. Kondisi sedang di

sini dapat diinterpretasikan bahwa

subjek penelitian secara umum

memiliki kemampuan dalam aspek

faktor individu yaitu minat, sikap

seorang ibu untuk memberikan ASI

selama 6 bulan penuh, aspek

karakteristik perilaku yaitu perilaku

yang memuaskan individu terkait

9

pencapaian hasil, pengakuan,

kemajuan untuk memberikan ASI

selama 6 bulan penuh dan aspek

karakteristik situasi yang menyangkut

lingkungan sosial terdekat dan

tindakan organisasi yang mendorong

keberhasilan memberikan ASI selama

6 bulan penuh. Aspek-aspek tersebut

terintegrasi sebagai bagian dari

karakter motivasi memberikan ASI

Eksklusif yang dapat memotivasi

seorang ibu untuk memberikan ASI

selama 6 bulan penuh.

1. Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan positif yang sangat

signifikan antara pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif dengan

motivasi pemberian ASI Eksklusif.

Namun, ada beberapa keterbatasan

pada penelitian ini, antara lain a)

generalisasi dari hasil-hasil

penelitian ini terbatas pada subjek

tempat penelitian dilakukan

sehingga penerapan pada ruang

lingkup yang lebih luas dengan

karakteristik yang berbeda kiranya

perlu dilakukan penelitian lagi

dengan menggunakan atau

menambah variabel-variabel lain

yang belum disertakan dalam

penelitian ini ataupun dengan

menambah dan memperluas ruang

lingkup penelitian. b) hanya melihat

kondisi pengetahuan ibu tentang

ASI Eksklusif dengan motivasi

memberikan ASI Eksklusif tanpa

melihat faktor-faktor lain yang juga

mempengaruhi motivasi

memberikan ASI Eksklusif seperti

yang dikemukakan Briawan (2004)

yaitu dukungan dari keluarga,

perubahan gaya hidup, sosial dan

budaya masyarakat, kondisi

10

ekonomi keluarga. c) alat ukur yang

digunakan (skala pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif) ada dua

aspek yang masing-masing hanya

diwakili oleh 1 aitem.

SIMPULAN DAN SARAN

a) Simpulan

1. Ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif dengan

motivasi pemberian ASI

Eksklusif. Artinya semakin tinggi

pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif maka akan tinggi pula

motivasi dalam memberikan ASI

Eksklusif. Hasil ini ditunjukan

oleh nilai r sebesar 0.868 dengan

signifikansi 0.000 (p < 0,01).

2. Sumbangan efektif atau peranan

pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif terhadap motivasi

pemberian ASI Eksklusif adalah

83,3% yang ditunjukan oleh

koefisien determinan (r2) sebesar

0,838 ini berarti masih terdapat

16,2% faktor lain yang

mempengaruhi motivasi pemberian

ASI Eksklusif seperti yang

dikemukakan Briawan (2004) yaitu

dukungan dari keluarga, perubahan

gaya hidup, sosial dan budaya

masyarakat, kondisi ekonomi

keluarga.

2. Subjek penelitian memiliki

pengetahuan yang tergolong

sedang, ditunjukan dari hasil

perhitungan rerata empirik

pengetahuan sebesar 13,10 dan

rerata hipotetik sebesar 8.

3. Motivasi memberikan ASI

Eksklusif tergolong sedang,

ditunjukan dari hasil perhitungan

rerata empirik motivasi pemberian

11

ASI Eksklusif sebesar 55,70 dan

rerata hipotetik sebesar 45.

b) Saran

Disarankan dapat menjadikan

hasil penelitian ini sebagai kajian

dalam pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang psikologi

dan memberi kontribusi teoritis

khususnya mengenai hubungan

antara pengetahuan ibu tentang

ASI Eksklusif dengan motivasi

pemberian ASI Eksklusif. Bagi

peneliti selanjutnya untuk

meningkatkan kualitas penelitian

lebih lanjut khususnya yang

berkaitan dengan pengetahuan

ibu tentang ASI Eksklusif dan

motivasi pemberian ASI

Eksklusif, disarankan

menyempurnakan hasil penelitian

ini dengan cara melibatkan

variabel-variabel yang belum

diungkap antara lain : dukungan

sosial suami, lingkungan sekitar,

perubahan gaya hidup, kondisi

sosial budaya masyarakat, dan

ekonomi keluarga.

12

Daftar Pustaka

Departemen kesehatan RI. (2004). Kebijakan Depkes tentang Peningkatan

Pemberian ASI Pekerja Wanita, http:www.dinkes-kota semarang.go.id.

diakses pada 3 desember 2013.

Kodrat, L. (2010). Dahsyatnya ASI dan laktasi untuk buah hati anda. Yogyakarta:

Media baca.

Maryunani, A. (2012). Inisiasi menyusui dini, asi eksklusif dan manajemen laktasi.

Jakarta: CV. Trans Info Media.

Menkes RI. (2012). Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu.

w.w.w.wepkes.go.id.com 2012. Diakses 25 april 2014.

Natia, W, R. (2013). Asi dan panduan ibu menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. (1996). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta:

Rineka cipta.

Nurani, A. (2013). 7 jurus sukses menyusui. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Putri, L. (2013). Studi MRI Menunjukkan Pemberian ASI Mendorong Pertumbuhan

Otak Bayi. http://bocahmipa.wordpress.com. Diakses pada 25 april 2013.

Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya

Rulina,. & Suharyono, S. (1992). ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta:

Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Setyawati, K. (2012). Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan

pemberian ASI Eksklusif di desa Tajuk kecamatan Getasan kabupaten

Semarang. Skripsi. Universitas kristen satya wacana. Salatiga.

Suryaningtyas, A. & Nur, A. W. (2010). Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

dengan perilaku pemberian ASI dipuskesmas Nguter. Jurnal keperawatan

FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta, 3, 112-119.