81
HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEBUGARAN ANAK SEKOLAH DI SDN 2 PASANGGRAHAN PURWAKARTA IRANI RACHMAWATI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

  • Upload
    vuque

  • View
    241

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITASFISIK DENGAN KEBUGARAN ANAK SEKOLAH DI SDN 2

PASANGGRAHAN PURWAKARTA

IRANI RACHMAWATI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2013

Page 2: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Status

Gizi, Asupan Zat Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran Anak Sekolah di

SDN 2 Pasanggrahan Purwakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2013

Irani RachmawatiNIM I14104012

Page 3: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

iii

ABSTRACT

IRANI RACHMAWATI. Relationships between Nutritional Status, Nutrient Intake,and Physical Activity with Fitness of School Children at Pasanggrahan 2Elementary School, Purwakarta. Under the guidance of HIDAYAT SYARIEF andBUDI SETIAWAN.

About 2/3 of children have sedentary lifestyle, especially in developingcountries that will affect fitness level. The purpose of this study was to analyzethe relations of nutritional status, nutrient intake, and physical activity to fitness ofschool children. This study used a case study with a sample of 53 students.Fitness levels were measured through a multi stage run test (bleep test). Dataprocessed by Microsoft Excel 2007 and analyzed using the Statistical Programfor Social Science (SPSS) 16.0 for Windows. There were no significantdifferences (p>0.05) between gender, age, and pocket money of sample withnutritional status and physical activity of sample. While there were a significantdifferences (p<0.05) between sex and age with sufficient levels of vitamin andmineral samples. The results showed that there were a significant correlations (p<0.05) between age and iron intake with the level of fitness. There were asignificant differences (p<0.05) on gender, consumption of vegetables, proteinintake, and physical activity of the samples fit and unfit. Based on linearregression analysis showed that age and iron intake have a significantly affecting(p>0.05) samples fitness level.

Keywords: Physical fitness, nutritional status, nutrient intake, physical activity,school children

Page 4: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

iv

RINGKASAN

IRANI RACHMAWATI. Hubungan Status Gizi, Asupan Zat Gizi, dan AktivitasFisik dengan Kebugaran Anak Sekolah di SDN 2 Pasanggrahan Purwakarta. Dibawah bimbingan HIDAYAT SYARIEF dan BUDI SETIAWAN.

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah menganalisis status gizi,aktivitas fisik, dan asupan zat gizi yang berpengaruh dengan kebugaran anaksekolah di SDN Pasanggrahan 2 Purwakarta. Tujuan khusus dalam penelitian ini,diantaranya menganalisis: 1) Karakteristik contoh; 2) Status gizi contoh; 3)Asupan zat gizi contoh; 4) Aktivitas fisik contoh; 5) Tingkat kebugaran contoh; 6)Hubungan status gizi, aktivitas fisik, dan asupan zat gizi dengan tingkatkebugaran contoh.

Penelitian ini menggunakan desain case study, dilaksanakan pada bulanSeptember – November 2012 di SDN Pasanggrahan 2, Kecamatan Tegalwaru,Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yangberjudul Pengaruh Pemberian PMT-AS terhadap Status Gizi dan Kesehatanpada Siswa SDN 2 Pasanggrahan, yang dilaksanakan oleh BAZNAS bekerjasama dengan Yayasan Nurani Dunia dan Institut Pertanian Bogor. Jumlah siswakelas 4 dan 5 adalah 54 orang dan semuanya dijadikan contoh penelitian. Jenisdata yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan datadilakukan dengan wawancara langsung, pengukuran berat badan dan tinggibadan secara langsung, dan pembagian kuisioner serta dengan melakukan teskebugaran yaitu bleep test atau tes lari multi tahap. Tahapan pengolahan datadimulai dari pengkodean (coding), pemasukan data (entry), pengecekan ulang(cleaning), dan analisis data yang diolah dengan program Microsoft Excel danStatistical Program for Social Science (SPSS) versi 16 for windows.

Terdapat satu anak yang drop out, sehingga tersisa 53 anak yangdijadikan contoh. Contoh laki-laki jumlahnya sebanyak 53% dan contohperempuan jumlahnya sebanyak 47%. Secara keseluruhan rata-rata usia contohadalah 10.2 ± 1.2 tahun dengan kisaran 8 – 12 tahun. Pada penelitian ini contohyang berusia 10 tahun jumlahnya paling banyak (34%), sedangkan sisanyaberusia 9 tahun (32%), 12 tahun (21%), 11 tahun (11%), dan usia 8 tahun (2%).Secara keseluruhan terdapat 39.6% contoh yang mendapat uang saku Rp 2.000dan 37.7% contoh yang mendapat uang saku Rp 1.000.

Pada penelitian ini contoh yang berstatus gizi normal sebesar 53.0%dengan rata-rata z-score IMT/U -1.83 ± 1.17. Contoh berjenis kelaminperempuan yang memiliki status gizi tergolong normal sebanyak 32.1%. Usiacontoh 9-10 tahun sebagian besar (15.1%) memiliki status gizi normal. Sebesar18.9% pada kelompok status gizi normal mempunyai uang saku sebesar Rp1000 dan Rp 2000. Terdapat 7.5% sampel perempuan memiliki tingkatkecukupan energi tergolong defisit ringan dan normal. Dilihat dari usia contoh,28.9% contoh berusia 9 tahun memiliki tingkat kecukupan energi yang tergolongdefisit berat. Contoh yang memiliki uang saku sebesar Rp 1.000 memiliki tingkatkecukupan energi yang tergolong normal sebesar 7.5%. Sebanyak 24.5% contohperempuan memiliki tingkat aktivitas fisik ringan, sedangkan 1.9% contoh laki-lakimemiliki tingkat aktivitas fisik berat.

Pada penelitian ini berdasarkan hasil multi tahap, rata-rata skorkebugaran laki-laki lebih tinggi dibandingkan contoh perempuan. Sebanyak20.8% contoh laki-laki dan 1.9% contoh perempuan memiliki tingkat kebugaranjasmani cukup. Pada contoh yang memiliki tingkat kebugaran jasmani cukup,paling banyak adalah contoh berusia 12 tahun (9.4%), kemudian diikuti contoh

Page 5: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

v

berusia 9 tahun (7.5%), contoh berusia 11 tahun (3.8%) dan 10 tahun (1.9%).Contoh yang memiliki tingkat kebugaran jasmani cukup memiliki uang saku Rp2.000 (11.3%).

Kebiasaan makan contoh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner,terdapat 54.7% contoh memiliki frekuensi makan sebanyak tiga kali setiap hari.Sebanyak 39.6% contoh selalu membiasakan sarapan. Pada penelitian ini hanya5.7% contoh yang mempunyai makanan pantangan. Terdapat 43.4%, 49.4%,dan 45.3% contoh yang jarang mengkonsumsi sayur, protein hewani, sertaprotein nabati. Sebanyak 30.2% contoh tidak pernah mengkonsumsi buah-buahan. Sebagian besar contoh (60.4%) mengkonsumsi air putih 5-8 gelassetiap harinya dan sebanyak 37.7% contoh sering mengkonsumsi susu setiapminggunya. Sebanyak 47.2% contoh sering jajan, yaitu 4-6 kali setiapminggunya.

Pada tingkat kebugaran cukup, 20.8% contoh memiliki tingkat kecukupanenergi tergolong defisit berat. Sebanyak 34% contoh memililki tingkat kecukupanprotein tergolong defisit berat, 28.3% tergolong lebih, 20.8% contoh tergolongnormal, 9.4% tergolong defisit ringan, dan 7.5% contoh tergolong defisit sedang.Pada tingkat kebugaran cukup, 11.3% contoh memiliki tingkat kecukupan proteintergolong defisit berat. Contoh yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kuranghanya terdapat 1.9% sedangkan sisanya (98.1%) memiliki tingkat kecukupanvitamin A cukup. Terdapat 5.7% contoh yang memiliki tingkat kecukupan vitaminB1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memilikitingkat kecukupan vitamin C dan zat besi tergolong cukup. Pada tingkatkebugaran kurang sekali, kurang, dan cukup, sebagian besar contoh memilikitingkat kecukupan vitamin dan mineral tergolong kurang.

Sebanyak 56.6% dan 34% contoh pada penelitian ini memiliki tingkataktivitas fisik ringan dan singat ringan. Pada tingkat kebugaran cukup, 13.2%contoh memiliki aktivitas fisik ringan, sisanya 5.7% memiliki aktivitas sangatringan, 1.9%, dan 1.9% contoh memiliki aktivitas fisik sedang dan berat. Contohyang memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang sekali, kurang, dan cukup,sebagian besar berturut-turut (7.5%, 32.1%, 13.2%) memiliki status gizi normal.

Terdapat perbedaan signifikan (p<0.05) antara jenis kelamin contoh,kebiasaan konsumsi sayuran, kebiasaan konsumsi protein nabati, dan aktivitasfisik dengan kebugaran contoh. Tingkat kebugaran jasmani berhubungansignifikan (p>0.05) dengan usia dan tingkat kecukupan vitamin zat besi contoh.Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa terdapat variabel independen,yaitu usia dan tingkat kecukupan zat besi yang berpengaruh signifikan (p<0.05)terhadap kebugaran contoh.

Page 6: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

vi

HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITASFISIK DENGAN KEBUGARAN ANAK SEKOLAH DI SDN 2

PASANGGRAHAN PURWAKARTA

IRANI RACHMAWATI

SkripsiSebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizidari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2013

Page 7: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME atas berkat-Nya

sehingga skripsi berjudul “Hubungan Status Gizi, Asupan Zat Gizi, dan Aktivitas

Fisik dengan Kebugaran Anak Sekolah di SDN 2 Pasanggrahan Purwakarta”

dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk

dapat memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat,

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Sebagai ungkapan rasa

syukur, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan nasihat dan dukungan kepada penulis selama menjalani

perkuliahan.

2. Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief, MS dan Dr. Ir. Budi Setiawan, MS selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak saran dan masukan

pada skripsi sejak awal penelitian hingga penyelesaian skripsi.

3. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku pemandu seminar dan penguji yang telah

memberikan semangat, kritik, dan saran demi penyempurnaan skripsi.

4. LSM Nurani Dunia dan pihak SDN 2 Pasanggrahan Purwakarta yang telah

memberi kesempatan, kepercayaan, dan kemudahan dalam pelaksanaan

penelitian.

5. Para pembahas seminar Stacey A. Gunawan, Wilda Haerul, Ratu D.

Koerniawati, dan Noviany C. Dewi yang telah memberikan kritik dan saran

sehingga skripsi ini dapat diperbaiki dan disempurnakan.

6. Orangtua dan adik yang senantiasa memberikan doa dan dukungan, baik

berupa materi dan moril serta semangat dalam penyelesaian skripsi.

7. Teman-teman Gizi Alih Jenis angkatan 04 yang telah memberikan dukungan

dan semangat selama dua tahun kuliah.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis. Penulis juga

berharap agar penelitian ini dapat dapat bermanfaat bagi semua.

Bogor, Desember 2012

Penulis

Page 8: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Januari 1989 di Jakarta. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Budi

Rachman dan Ibu Ety Suryatinah, S.Pd. Pendidikan penulis dimulai di TK

Tirtayasa PCI Cilegon pada tahun 1994-1995. Pada tahun 1995 penulis

melanjutkan pendidikan di SD YPWKS 3 Cilegon hingga tahun 2001. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Cilegon hingga tahun 2004,

kemudian di SMA Negeri 1 Cilegon hingga tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis

melanjutkan pendidikan di Jurusan Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi,

Institut Pertanian Bogor.

Penulis pernah melakukan Intership Dietetik dan Manajemen Sistem

Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit di RSUD Margono, Purwokerto dan

Kuliah Kerja Profesi di Desa Cipetung, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten

Brebes, Jawa Tengah. Pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan D3

dan mendapat gelar sebagai Ahli Madya (AMD) dengan tugas akhir berupa karya

tulis ilmiah mengenai penyelenggaraan makanan untuk pasien pasca bedah di

rumah sakit. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Program

Pendidikan Sarjana Alih Jenis Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyrakat,

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Page 9: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR........................... ............................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

PENDAHULUAN........................................................................................... 1Latar Belakang....................................................................................... 1Tujuan................................................................................. .................... 2Hipotesis................................................................................................ .. 2Kegunaan Penelitian.................. ............................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA.............. ..................................................................... 4Anak Sekolah Dasar........................... .................................................... 4Kebugaran Jasmani.................. ............................................................. 4

Pengukuran Tingkat Kebugaran Jasmani... ................................ .. 5Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani........................ 6

Usia……………………………………………………………………... 6Jenis Kelamin………………………………………………………….. 7Status Gizi……………………………………………………………… 7Hereditas……………………………………………………………….. 7Aktivitas Fisik…………………………………………………………. . 7Konsumsi Pangan……………………………………………………. . 8

Status Gizi.......... ................................................................................... 8Penilaian Status Gizi.................................... ................................. 8Pengukuran dan Penilaian Status Gizi secara Antropometri …..... 10

Konsumsi Pangan................. ................................................................. 10Penialain Konsumsi Pangan....... .................................................. 11

Kecukupan Gizi Bagi Anak Sekolah Dasar.................................. ........... 13Aktivitas Fisik.......... ............................................................................... 13

Pengukuran dan Penilaian Aktivitas Fisik.................................... ... 14

KERANGKA PEMIKIRAN........ ..................................................................... 16

METODE PENELITIAN............................................................................ ...... 18Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian......... ......................................... 18Jumlah dan Cara Penarikan Contoh........ .............................................. 18Jenis dan Cara Pengumpulan Data........................................................ 18Pengolahan dan Analisis Data.................................................................. 19Definisi Operasional................................................................................ 23

HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 25Gambaran Umum Sekolah....................................................................... 25Karakteristik Contoh........................................................................ ........ 26

Jenis Kelamin................................................................................. 26Usia………………………………………………………………………. 26Uang Saku...................................................................................... 27

Status Gizi............................................................................................... 28

Page 10: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

x

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi.................................................. 30Tingkat Kecukupan Energi………………………………………….... 30Tingkat Kecukupan Protein…………………………………………... 32Tingkat Kecukupan Vitamin A………………………………………. . 33Tingkat Kecukupan Vitamin B1…………………………………….... 35Tingkat Kecukupan Vitamin C……………………………………….. 36Tingkat Kecukupan Zat Besi…………………………………………. 37Tingkat Kecukupan Kalsium………………………………………… . 39

Aktivitas Fisik................................................................... ....................... 40Kebugaran……………………………………………….............................. 43

Frekuensi Makan berdasarkan Tingkat Kebugaran……………….. 46Kebiasaan Makan berdasarkan Tingkat Kebugaran………………. 47Kebiasaan Konsumsi Sayur dan Buah berdasarkan Tingkat

Kebugaran …………………………… ...................................... 48Kebiasaan Konsumsi Pangan Sumber Protein berdasarkan

Tingkat Kebugaran…………………........................................ . 49Kebiasaan Minum berdasarkan Tingkat Kebugaran………………. 51

Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran ................……………………. 52Hubungan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi dengan Kebugaran... 52

Tingkat Kecukupan Energi dengan Kebugaran………………........ 52Tingkat Kecukupan Protein dengan Kebugaran………………....... 53Tingkat Kecukupan Vitamin A dengan Kebugaran………….. ........ 54Tingkat Kecukupan Vitamin B1dengan Kebugaran…………......... 54Tingkat Kecukupan Vitamin C dengan Kebugaran………….......... 55Tingkat Kecukupan Zat Besi dengan Kebugaran……………......... 56Tingkat Kecukupan Kalsium dengan Kebugaran……………......... 56

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran………………... ................ 57Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kebugaran………………….. 58

KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... .... 59Kesimpulan............................................................................................. . 59Saran...................................................................................................... . 60

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. ...... 61

LAMPIRAN............................................................................................... ...... 65

Page 11: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman1 Kategori status gizi menurut IMT/U…………………………………………. 10

2 Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan per hari bagi anakusia sekolah........................................................................................... 13

3 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL.............................. 15

4 Jenis variabel dan indikator penelitian........................... ......................... 19

5 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi.................................... 20

6 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR ........................................ 21

7 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL.............................. 21

8 Formulir catatan lari multi tahap.............................................................. 22

9 Kategori VO2 max pada hasil bleep test.................. ............................... 22

10 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan usia........ ..................... 27

11 Sebaran contoh berdasarkan status gizi........ ........................................ 29

12 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi........... .............. 31

13 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein......................... 33

14 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin A…………...... 34

15 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin B1.. ............... . 35

16 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin C................... . 37

17 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan zat besi........................ 38

18 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan kalsium........................ 39

19 Sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik. .......................................... . 41

20 Jenis aktivitas fisik, alokasi waktu, dan rata-rata nilai PALcontoh.................................................................................... ........... ...... 42

21 Sebaran usia contoh berdasarkan tingkat kebugaran………………. ...... 45

22 Sebaran uang saku contoh berdasarkan tingkat kebugaran............ ....... 46

23 Sebaran frekuensi makan contoh berdasarkan tingkat kebugaran…….. 47

24 Sebaran kebiasaan makan contoh berdasarkan tingkat kebugaran……. 48

25 Sebaran konsumsi sayur dan buah contoh berdasarkan tingkatkebugaran….. ........................................................................................ 49

26 Sebaran konsumsi pangan sumber protein contoh berdasarkantingkat kebugaran…….. ......................................................................... 50

27 Sebaran kebiasaan minum contoh berdasarkan tingkat kebugaran........ 51

28 Sebaran status gizi contoh berdasarkan tingkat kebugaran…………..…. 52

29 Sebaran tingkat kecukupan energi contoh berdasarkan tingkatkebugaran……………………………………………………………………… 53

Page 12: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

xii

30 Sebaran tingkat kecukupan protein contoh berdasarkan tingkatkebugaran……………………………………………………………………… 54

31 Sebaran tingkat kecukupan vitamin dan mineral contoh berdasarkantingkat kebugaran…………………………………………………………… . 55

32 Sebaran aktivitas fisik contoh berdasarkan tingkat kebugaran……..…… 57

33 Model hasil uji regresi linier………………………………………………….. 58

Page 13: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman1 Kerangka pemikiran hubungan status gizi, asupan zat gizi dan

aktivitas fisik dengan kebugaran anak sekolah di SDN 2Pasanggrahan Purwakarta ................................... .................................. 17

2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin .................. ......................... 26

3 Sebaran contoh berdasarkan usia..................................... ..................... 26

4 Sebaran contoh berdasarkan uang saku...................................... .......... 27

5 Sebaran contoh berdasarkan status gizi......................................... ........ 28

6 Sebaran tingkat kecukupan energi menurut jenis kelamin contoh….. .... 30

7 Sebaran tingkat kecukupan protein menurut jenis kelamin contoh.......... 32

8 Sebaran tingkat kecukupan vitamin A menurut jenis kelamin contoh...... 34

9 Sebaran tingkat kecukupan vitamin B1 menurut jenis kelamin contoh.... 35

10 Sebaran tingkat kecukupan vitamin C menurut jenis kelamin contoh...... 36

11 Sebaran tingkat kecukupan zat besi menurut jenis kelamin contoh........ 38

12 Sebaran tingkat kecukupan kalsium menurut jenis kelamin contoh........ 39

13 Sebaran aktivitas fisik menurut jenis kelamin contoh................... ........... 40

14 Sebaran tingkat kebugaran menurut jenis kelamin contoh...................... 44

Page 14: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Nilai p hasil uji korelasi berbagai variabel terhadap karakteristikcontoh.................................................................................................... 66

2 Nilai p hasil uji korelasi berbagai variabel dengan tingkatkebugaran.............................................................................................. 66

3 Nilai p hasil uji beda berbagai variabel berdasarkan statuskebugaran............................................................................. .................. 66

4 Tabel Penilaian VO2 max......................................................................... 67

Page 15: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

1

PENDAHULUAN

Latar BelakangAnak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah

generasi penerus bangsa. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang

optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik

serta benar. Namun dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi

atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan

sempurna. Masalah yang sering timbul terutama dalam pemberian makanan

yang bergizi dan berimbang yang tidak benar dan menyimpang. Bukan hanya itu

saja, contoh terbiasa melakukan kegiatan dengan bantuan alat-alat yang serba

praktis, sehingga contoh menjadi mudah lelah ketika melakukan kegiatan fisik

yang bersifat aktif (Judarwanto 2005).

Bagi seorang anak, kebugaran sangat penting terutama sebagai modal

utama dalam melaksanakan kegiatan belajar dan bermain. Anak yang bugar

akan memiliki rentang perhatian lebih lama dalam belajar, bermain, atau

berbagai kegiatan lainnya (Sriundy 2009). Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh

beberapa hal, diantaranya asupan zat gizi dan komposisi tubuh.Komposisi tubuh

tersebut dipengaruhi oleh besarnya status gizi seseorang.Namun demikian,

permasalahan yang terjadi terkait dengan kebugaran jasmani contoh saat ini

masih sangat memprihatinkan.Hal ini terlihat dengan banyaknya anak yang

sering terkena berbagai penyakit, seperti penyakit pernafasan, pencernaan,

ataupun penyakit kurang gerak dan menurunnya daya tahan tubuh.

Menurut Riskesdas 2010, prevalensi status gizi menurut IMT/U anak usia

6-12 tahun di Provinsi Jawa Barat adalah 3.5% sangat kurus, 6.7% kurus, 81.4%

normal, dan 8.5% gemuk. Sedangkan, surveitim pengembang Sport

Development Index tahun 2005 meneliti kebugaran jasmani pelajar SD, SMP dan

SMA di seluruh Indonesia. Hasilnya untuk kategori baik sekali 0%, baik 5,66%,

sedang 37,66%, kurang 45,97%, kurang sekali 10,71%. Selain itu pola hidup

kurang gerak (sedentary lifestyle) seperti berlama-lama nonton TV, video, play

station, dialami sekitar 2/3 anak terutama di negara-negara yang sedang

berkembang.

Kebugaran merupakan kemampuan tubuh untuk melaksanakan suatu

kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi, dan daya tahan dengan

efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

serta cadangan energi yang tersisa masih mampu untuk menikmati waktu luang

Page 16: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

2

dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga (Satya 2008). Kebugaran jasmani

adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa menimbulkan

kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. Kebugaran jasmani sangat penting

dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran

jasmani tiap-tiap orang berbeda beda sesuai dengan tugas atau profesinya.

Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

Propinsi Jawa Barat.Desa Pasanggrahan terletak di Kabupaten Purwakarta

bagian utara, Kecamatan Tegal Waru. Kondisi kependudukan Desa

Pasanggrahan, Kecamatan Tegal Waru, pada tahun 2007 untuk kelompok anak

usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun berjumlah 347 orang dan 352 orang. Di Desa

Pasanggrahan hanya terdapat 2 Sekolah Dasar Negeri, yaitu SDN 01

Pasanggrahan dan SDN 02 Pasanggrahan.Selain itu, di Desa Pasanggrahan

tidak terdapat rumah sakit, posyandu ataupun puskesmas.Mengacu pada

permasalahan masih rendahnya kebugaran jasmani di Indonesia, penelitian

tentang hubungan berbagai faktor, seperti status gizi, aktivitas fisik, dan asupan

zat gizi terhadap kebugaran anak sekolah dasar di desa tertinggal menjadi

menarik untuk dikaji lebih dalam.

TujuanTujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis status gizi,

aktivitas fisik, dan asupan zat gizi yang berpengaruh dengan kebugaran anak

sekolah di SDN Pasanggrahan 2 Purwakarta.

Tujuan KhususTujuan khusus dalam penelitian ini, adalah:

1. Menganalisis karakteristik contoh.

2. Menganalisis status gizi contoh.

3. Menganalisis asupan zat gizi contoh.

4. Menganalisis aktivitas fisik contoh.

5. Menganalisis tingkat kebugaran contoh.

6. Menganalisis hubungan status gizi, aktivitas fisik, dan asupan zat gizi dengan

tingkat kebugaran contoh.

Hipotesis1. H0 : Tidak terdapat hubungan yang nyata antara status gizi, aktivitas fisik,

dan asupan zat gizi dengan tingkat kebugarancontoh SDN 2 Pasanggrahan

Purwakarta.

Page 17: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

3

2. H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara status gizi, aktivitas fisik, dan

asupan zat gizi dengan tingkat kebugaran contoh SDN 2 Pasanggrahan

Purwakarta.

Kegunaan PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pentingnya

status gizi, aktivitas fisik, dan asupan zat gizi dengan tingkat kebugaran anak

sekolah dasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pihak sekolah dan orang tua terkait tingkat kebugarancontoh dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya, seperti status gizi, aktivitas fisik, dan asupan zat

gizi serta akan menjadi masukan untuk perbaikan gizi dan kebugaran contoh.

Selain itu juga mampu memberikan gambaran bagi pemerintah (Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga) tentang akibat tingkat kebugaran yang

kurang optimal.Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menjadi rujukan untuk

penelitian selanjutnya.

Page 18: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

4

TINJAUAN PUSTAKA

Anak Sekolah DasarMenurut Soetardjo (2011), kelompok anak menurut usia dibagi dalam tiga

golongan, yaitu usia 1-3 tahun, 4-6 tahun, dan 7-9 tahun. Usia 1-3 tahun dan 4-6

tahun disebut sebagai usia pra sekolah, sedangkan usia 7-9 tahun sebagai usia

sekolah. Anak sekolah berada pada masa pertumbuhan yang sangat cepat dan

kegiatan fisik yang sangat aktif. Anak usia sekolah berusaha mengembangkan

kebebasan dan membentuk nilai-nilai pribadi. Perbedan-perbedaan antar anak

antara lain tampak pada kecepatan tumbuh, pola aktivitas, kebutuhan gizi,

perkembangan kepribadian, dan asupan makanan.

Perbedaan laju pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan

ditemukan juga pada usia sekolah dasar. Pada umur 10-12 tahun, kebutuhan gizi

anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan.Anak laki-laki lebih banyak

melakukan aktivitas fisik, sehingga membutuhkan energi lebih banyak,

sedangkan anak perempuan pada umumnya sudah mulai menstruasi sehingga

memerlukan protein dan zat besi lebih banyak.Kebutuhan yang meningkat ini

harus diimbangi dengan makanan sumber zat gizi yang diperlukan.Pengaturan

makan yang baik bagi anak adalah dengan memberikan makanan kepada anak

yang mengandung minimal tiga kelompok zat gizi yaitu zat gizi sumber energi,

sumber pembangun, dan sumber pengatur dalam jumlah yang cukup sehingga

pertumbuhan dan perkembangan fisik tetap berjalan optimal (Nasoetion & Riyadi

1994).

Kebugaran JasmaniKebugaran adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tugas

atau pekerjaan fisik tidak merasakan kelelahan disaat melakukan pekerjaan atau

tugas tersebut. Kebugaran jasmani akan diperoleh apabila seseorang melakukan

latihan rutin dan berkesinambungan. Kebugaran akan mempengaruhi terhadap

kinerja sehingga tidak akan cepat merasa lelah (Adi 2010). Menurut Satya (2008)

derajat kebugaran dapat menggambarkan seberapa baik penyesuaian fisik

terhadap beban dan tugas fisik yang dilakukan dan seberapa cepat proses pulih

asal dari kelelahannya. Semakin baik tingkat penyesuaian terhadap tugas fisik

dan kecepatan pulih asalnya, maka semakin baik pula tingkat kebugaran yang

dimilikinya.

Kebugaran diuraikan menjadi berbagai komponen yang secara garis

besarnya terbagi menjadi dua golongan yaitu komponen kebugaran yang terkait

Page 19: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

5

dengan kesehatan (health-related fitness) dan komponen kebugaran yang terkait

dengan keterampilan (skill-related fitness).Komponen kebugaran yang terkait

dengan kesehatan secara umum adalah 1)kebugaran jantung-paru, 2)kebugaran

otot (kekuatandan daya tahan otot), 3)fleksibilitas, (kelentukan) dan 4)komposisi

tubuh. Komponen kebugaran yang terkait dengan keterampilan terdiri dari

berbagai macam dan untuk setiap orang bersifat khas, yaitu sangat bergantung

pada profesi seseorang (Sudarsono 2008).

Menurut Sudarsono (2008), berbagai jenis olahraga dapat menjadi pilihan

untukmemelihara kebugaran tubuh. Setiap saat mucul jenis olahraga baru,

exercisebaru yang kelihatan menarik dan modern. Namun, sesungguhnya hal

yang penting diperhatikandalam merencanakan kegiatan berolahraga adalah

memenuhi setidaknya empat criteria, yaitu: F (frequency; frekuensi berolahraga),

I (intensity; intensitas/beratnya latihan), T(type; jenis kegiatan olahraga), dan T

(time/duration; lama waktu berolahraga). Kebugaran tubuh dapat dicapai jika

olahraga yang dilakukan dapat mencapai sasaran berbagai komponen

kebugaran.

Pengukuran Tingkat Kebugaran JasmaniSetiap orang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang berbeda-beda.Hal

ini dapat diketahui dengan menggunakan tes kebugaran jasmani. Tes kebugaran

jasmani ada bermacam-macam, antara lain: 1) Harvard Step Test, 2) Tes

Aerobik, 3) Tes ACSPFT, 4)Bleep Test, 5) Tes Kebugaran Jasmani Indonesia

(TKJI).Bleep test bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan

paru-paru yang ditunjukkan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimum

(maximum oxygen uptake). Alat-alat yang diperlukan dalam pelaksanaan tes

tersebut diantaranya: lintasan datar dan tidak licin, meteran, kaset, formulir bleep

test, dan alat tulis (Nurhasan & Cholil 2007).

Pelaksanaan dari bleep test atau tes lari multi tahap, yaitu: 1) Pertama-

tama diukur jarak sepanjang 20 meter dan diberi tanda pada kedua ujungnya.

Peserta tes dianjurkan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti

tes dan 2) Hidupkan pita suara (kaset), kemudian peserta tes mulai berlari ketika

pita kaset mulai mengeluarkan sinyal suara “TUT”. Jarak antara dua sinyal “TUT”

menandai suatu interval 1 menit. Peserta tes harus meneruskan lari selama

mungkin sampai tidak mampu lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang telah

diatur dalam pita rekaman. Skor-skor peserta tes lari multi tahap dapat digunakan

Page 20: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

6

untuk mengukur kebugaran yang dilihat dari besarnya nilai VO2 max (Nurhasan &

Cholil 2007).

VO2 max atau yang biasa disebut dengan maximal oxygen consumption,

maximal oxygen uptake, peak oxygen uptake atau maximal aerobic capacity

adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan

menggunakan oksigen selama olahraga berintensitas tinggi. VO2 max bisa

diketahui dengan menghitung jumlah oksigen dalam liter per menit (l/menit) atau

nilai relatif oksigen dalam mililiter per kilogram berat tubuh per menit (ml/kg/min).

VO2 max juga bisa dipakai sebagai alat ukur kekuatan aerobik maksimal dan

kebugaran kardiovaskular (Dunia Fitness 2012).

Menurut Nurhasan dan Cholil (2007), tes ini bersifat maksimal dan

progresif, artinya cukup mudah pada permulaannya kemudian meningkat dan

makin sulit menjelang saat-saat terakhir.Peserta tes harus mengerahkan kerja

maksimal saat melakukan tes ini. Setelah melakukan tes, lakukan gerakan-

gerakan pendinginan dengan cara berjalan dan diikuti dengan peregangan-

peregangan otot. Jumlah terbanyak dari level dan balikan sempurna yang behasil

diperoleh dicatat sebagai skor-skor peserta tes.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran JasmaniUsia

Pada usia pertumbuhan kebugaran jasmaninya akan lebih baik,

dikarenakan fungsi organ akan tumbuh dengan optimal. Sedangkan pada orang

tua akan terjadi penurunan kebugaran jasmnani dikarenakan banyak jaringan-

jaringan dalam tubuh yang mengalami kerusakan (Muslichatun 2005).

Tingkat kebugaran jasmani meningkat sampai mencapai maksimal pada

usia 30 tahun, dan setelah usia 30 tahun akan terjadi penurunan kebugaran

secara perlahan (Afriwardi 2002). Hal tersebut terjadi akibat penurunan kapasitas

fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0.8-1% per tahun, tetapi bila rajin

berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya (Depkes

2010).Usia besar pengaruhnya terhadap kebugaran jasmani, misalnya: 1) Daya

tahan jantung dan pembuluh darah, mulai anak-anak meningkat sampai usia

sekitar 20 tahun, dan mencapai maksimal di usia 20-30 tahun, kemudian

menurun sesuai dengan usia, sehingga pada usia 70 tahun hanya memiliki daya

tahan jantung dan pembuluh darah sekitar 50% saja dan 2) Kekuatan Otot, pada

usia kira-kira 25 tahun kekuatan otot mencapai dalam keadaan optimal, setelah

itu terjadi penurunan, hingga pada usia 65 tahun kekuatannya hanya sekitar 65-

Page 21: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

7

70% dari kekuatan yang dimiliki pada usia 25 tahun, sesudah usia 65 tahun

penurunannya akan lebih cepat lagi. Pada anak-anak berusia 15-19 tahun

kekuatan ototnya baru mencapai 70-85% maksimal. Selain itu seluruh nilai

komponen kebugaran jasmani juga akan mengalami penurunan setelah usia kira-

kira 30 tahun.

Jenis KelaminNilai kebugaran jasmani pada laki-laki dan perempuan hampir sama

sampai usia pubertas, tetapi setelah usia tersebut laki-laki mempunyai nilai jauh

lebih besar. Hal ini dapat disebabkan salah satunya pengaruh hormone seks laki-

laki yang mempunyai hormon testoteron 10 kali lebih banyak dari

perempuan.Hormon ini adalah suatu anabolic steroid yang membuat otot jadi

lebih besar dan lebih kuat (rata-rata kekuatan otot perempuan hanya sekitar 2/3

dari kekuatan otot laki-laki) dan bersifat lebih agresif (Afriwardi 2002).

Status GiziStatus gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang

masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output)

akan zat gizi tersebut (Supariasa 2002). Sedangkan zat gizi sendiri dapat

diartikan adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,

yaitu menghasilkan energi, membangun, dan memelihara jaringan, serta

mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier 2006).Status gizi sangat

mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang, karena status gizi

menyebabkan tingkat kesehatan seseorang menjadi baik.

HereditasKomponen kebugaran jasmani sesungguhnya mencakup dua komponen

dasar, yaitu kebugaran organik dan kebugaran dinamik.Kebugaran organik

membahas bagaimana pengaruh garis keturunan dalam mewariskan tingkat

kebugaran pada generasi berikutnya (Satya 2008).

Aktivitas fisikAlmatsier (2004) menjelaskan bahwa aktivitas fisik adalah gerakan yang

dilakukan otot-otot tubuh dan sistem penunjangnya untuk menggerakkan badan.

Latihan fisik tidak sama dengan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan bagian

dari aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, dilakukan berulang-ulang dan

bertujuan untuk memperbaiki atau mempertahankan kebugaran jasmani.Tugas-

tugas rumah tangga dan pekerjaan biasanya dilakukan tanpa

mempertimbangkan aspek kebugaran jasmani. Walaupun demikian seseorang

Page 22: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

8

dapat melaksanakan tugas-tugas rumah tangga dan pekerjaan dengan cara yang

lebih efektif dan menghasilkan kebugaran jasmani pada saat yang sama

pekerjaan terselesaikan.

Konsumsi panganMenurut Suharjana dan Purwanto (2008) untuk mendapatkan kesehatan

dan kebugaran jasmani yang baik, seseorang harus berpola hidup sehat.Untuk

melakukan aktivitas sehari-hari manusia memerlukan energi.Energi tersebut

diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.Proporsi makanan yang

baik adalah karbohidrat 60%, lemak 25% dan protein 15%.Zat-zat gizi dari

makanan mutlak diperlukan agar kebugaran jasmani baik karena zat-zat

teersebut digunakan untuk tenaga atau kalori, pembentukan sel-sel atau

pertumbuhan dan menggiatkan atau mengatur proses-proses dalam tubuh

(Susilowati 2007).

Status GiziMenurut Briawan dan Madanijah (2008), status gizi adalah keadaan tubuh

yang diakibatkan oleh keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan

jumlah yang dibutuhkan (requirement) untuk berbagai fungsi biologis.Status gizi

sangat ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam

kombinasi waktu yang tepat di tingkat sel agar tubuh dapat berkembang dan

berfungsi dengan normal.Nilai status gizi seseorang ditentukan oleh pemenuhan

semua zat gizi yang diperlukan tubuh dari makanan dan berperannya fatktor

yang menentukan besarnya kebutuhan, penyerapan, dan penggunaan zat-zat

gizi tersebut (Supariasa 2002).

Riyadi (2007), mendefinisikan status gizi sebagai keadaan kesehatan

tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi,

penyerapan, dan penggunaan zat-zat gizi makanan.Ukuran fisik seseorang

sangat erat hubungannya dengan status gizi, oleh sebab itu antropometri diakui

sebagai indikator yang baik dan dapat diandalkan dalam penentuan status

gizi.Ditambahkan oleh Hardinsyah et al. (2002), bahwa status gizi baik atau

status gizi optimal terjadi bila tubuh digunakan secara efisien, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan

kesehatan secara umum pada tingkat yang setinggi mungkin.

Penilaian Status GiziTerdapat dua jenis penilaian status gizi, yaitu secara langsung dan tidak

langsung. Penilaian status gizi secara langsung antara lain dengan antropometri,

Page 23: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

9

biokimia, biofisik, dan klinis. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat

dilakukan melalui survey konsumsi makanan, statistik vital, dan penilaian faktor

ekologi (Supariasa 2002). Menurut Gibson (2005), terdapat empat cara untuk

melakukan penilaian status gizi di tingkat individu, yaitu pengukuran klinis atau

fisik, pengukuran konsumsi makanan, pengukuran antropometri, dan pengukuran

biokimia.

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.Ditinjau dari

sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai

macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi.Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi.Ketidakseimbangan ini terlihat

pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan

jumlah air dalam tubuh (Fauzi 2011).

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat.Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.Hal ini dapat dilihat

pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan

mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti

kelenjar tiroid.Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat

(rapid clinical surveys).Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat

tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi (Fauzi

2011).

Menurut Fauzi (2011), penilaian status gizi dengan biokimia adalah

pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain:

darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.Metode

ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan

malnutrisi yang lebih parah lagi. Gejala klinis yang kurang spesifik banyak

ditemui, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan

struktur dari jaringan.Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti

kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan

adalah tes adaptasi gelap (Fauzi 2011).

Page 24: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

10

Pengukuran dan Penilaian Status Gizi secara AntropometriPengukuran antropometrik berasal dari bahasa latinantropos yang berarti

manusia (human being). Antropometrik dapat dilakukan melalui beberapa macam

pengukuran, yaitu pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, dan lingkar

lengan sesuai dengan usia adalah yang paling sering dilakukan dalam survei

gizi.Menurut Riyadi (2004), saat ini pengukuran antropometri (ukuran-ukuran

tubuh) digunakan secara luas dalam penilaian status gizi, terutama bila terjadi

ketidakseimbangan kronik antara intake energi dan protein.

Gibson (2005) menyatakan bahwa pada anak-anak indeks antropometri

yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur (TB/U).Indeks

antropometri dapat dinyatakan dalam istilah z-skor, persentil atau persen

terhadap median.Indikator BB/U tidak spesifik karena berat badan tidak hanya

dipengaruhi oleh umur saja tetapi juga oleh tinggi badan (TB).Indikator TB/U

menggambarkan status gizi ini secara sensitif dan spesifik. Menurut WHO (2007)

pengukuran status gizi pada anak usia 5 hingga 19 tahun sudah tidak

menggunakan indikator BB/TB akan tetapi menggunakan indeks massa tubuh

berdasarkan umur (IMT/U).

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara yang lebih dianjurkan untuk

menentukan status gizi kurus, normal, atau gemuk pada seseorang. IMT

merupakan hasil pembagian berat badan (BB) dalam satuan kilogram dengan

kuadrat tinggi badan (TB2) dalam satuan meter. Indeks ini tidak memerlukan data

usia sehingga merupakan indeks yang independen terhadap usia dan dapat

digunakan untuk menyatakan status gizi saat ini. Kategori status gizi berdasarkan

IMT/U dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1 Kategori status gizi menurut IMT/UKategori IMT/U Baku nilai

Sangat gemuk >+3 SD

Gemuk +2 SD sampai dengan +3 SD

Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

Kurus -3 SD sampai -2 SD

Sangat kurus <-3 SD

Sumber: WHO 2007

Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan

yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.Definisi ini

Page 25: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

11

menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis pangan

yang dikonsumsi dan jumlah pangan yang dikonsumsi.Jenis dan jumlah pangan

merupakan hal yang penting dalam menghitung jumlah zat gizi yang

dikonsumsi.Batasan ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau

berdasarkan aspek jenis pangan dan jumlah pangan yang dikonsumsi (Kusharto

& Sa’adiyah 2008).

Penilaian Konsumsi Pangan

Survey konsumsi atau penilaian konsumsi pangan adalah salah satu

metode yang digunakan dalam penetuan status gizi perorangan atau

kelompok.Supariasa (2002) menjelaskan bahwa dalam survei konsumsi pangan

terdapat tiga metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, metode kuantitatif,

serta gabungan dari keduametode tersebut.Metode kualitatif digunakan untuk

mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan pangan,

dan menggali informasi tentang kebiasaan makan. Metode kuantitaif digunakan

untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung

konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan

(DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga

(URT), Daftar Konversi Mentah Masak (DKMM), dan Daftar Penyerapan Minyak

(DPM).

Metode food recall 24 jam merupakan salah satu metode dalam

melakukan survey konsumsi pangan dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan

makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada

tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap konsumsi pangan. Mengingat kembali dan mencatat

jumlah serta jenis pangan dan minuman yang telah dikonsumsi 24 jam

merupakan metode pengumpulan yang paling banyak digunakan dan paling

mudah dilakukan (Arisman 2004).

Pengukuran konsumsi pangan diawali dengan menanyakan jumlah

pangan dalam URT (Ukuran Rumah Tangga), setelah itu baru dikonversi dalam

satuan berat (Kusharto & Sa’adiyah 2008).Pengukuran food recall 24 jam

sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Pengukuran

sebaiknya minimal dua kali (2x24 jam) tanpa berturut-turut sehingga dapat

menghasilkan gambaran asupan gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi

yang lebih besar tentang intake harian individu (Gibson 2005).

Page 26: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

12

Menurut Gibson (2005), pada metode food recall jumlah makanan yang

dikonsumsi diukur atau diperkirakan dengan ukuran rumah tangga yang

kemudian dikonversi dengan ukuran berat. Metode ini memiliki beberapa

kelebihan, diantaranya: 1) Menunjukkan konsumsi makanan yang akurat

(dibandingkan dengan food frequency); 2) Mengingat dalam jangka waktu yang

pendek (24 jam yang lalu); 3) Mampu memperkirakan asupan zat gizi dari

kelompok; 4) Tidak mengubah kebiasaan makan; dan 5) Wawancara dapat

dilakukan melalui telepon jika responden tidak dapat hadir.

Kelemahan dari metode food recall, yaitu: 1) Mengandalkan ingatan

responden yang mungkin kurang akurat; 2) Responden dapat menambah atau

mengurangi informasi konsumsi makanan yang sebenarnya; dan 3) Estimasi

konsumsi energi menjadi rendah karena konsumsi minuman sering tidak

diperhitungkan.

Metode food frequency didesain untuk memperoleh gambaran informasi

mengenai bahan makanan yang biasa dikonsumsi pada waktu tertentu.Kuisioner

food frequency terdiri dari daftar bahan makanan yang biasa dikonsumsi dan

kategori frekuensi yang digunakan (hari, minggu, bulan atau tahun).Daftar bahan

makanan dibuat berdasarkan kelompok makanan untuk memperkirakan asupan

zat gizi. Kuesioner food frequency harus dibuat secara sederhana sehingga

hanya diperlukan 15-30 menit waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi kuisioner

(Gibson 2005).

Food frequency dibagi menjadi dua macam yaitu Food Frequency

Qualitative (FFQ) dan Food Frequency Semi-Quantitative (FFSQ).FFQ

digunakan untuk melihat kualitas makanan yang dikonsumsi atau melihat

kebiasaan makan sehari-hari. FFSQ digunakan untuk melihat kebiasaan makan,

jumlah makan yang biasa dikonsumsi, menentukan frekuensi dari konsumsi

sejumlah bahan makanan atau makanan jadi dalam suatu periode tertentu

(Gibson 2005).

Menurut Gibson (2005), metode food frequency ini mempunyai kelebihan

dan kekurangan. Kelebihannya antara lain relatif murah, dapat dilakukan sendiri

oleh responden, tidak membutuhkan latihan khusus, dan dapat membantu

menjelaskan hubungan antara penyakit dengan kebiasaan makan.Kekurangan

metode Food Frequency antara lain tidak dapat digunakan untuk menghitung

intake zat gizi sehari, sulit mengembangkan kuisioner pengumpulan data, cukup

menjemukan bagi pewawancara, perlu membuat percobaan pendahuluan untuk

Page 27: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

13

menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuisioner,

serta responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

Kecukupan Gizi Bagi Anak Sekolah DasarPerhitungan asupan gizi seseorang dapat mengacu pada Daftar

Kecukupan Gizi (DKG), yaitu daftar yang memuat angka-angka kecukupan gizi

rata-rata per orang per hari bagi orang sehat Indonesia.Penilaian tingkat

kecukupan zat gizi dilakukan dengan membandingkan konsumsi zat gizi aktual

dengan AKG yang dianjurkan (Hardinsyah & Briawan 1994).Angka kecukupan

gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh untuk

hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi menurut kelompok umur,

jenis kelamin, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui

(Muhilal & Sulaeman 2004).

Untuk pertumbuhan dan perkembangan secara normal, seorang anak

harus mengkonsumsi makanan dengan jumlah yang cukup (Rahmawati 2001).

Apabila makanan yang dikonsumsi oleh anak sekolah dasar tidak mencukupi

kebutuhan gizinya, maka akan dapat mengakibatkan gangguan gizi pada anak

sekolah dasar. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak usia sekolah dasar

mengkonsumsi zat gizi kurang dari kecukupan yang dianjurkan disebabkan

karena jarang sarapan pagi, pemilihan makanan jajanan yang kurang baik serta

jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan (Thoha 2003).Angka

kecukupan gizi yang dianjurkan bagi anak sekolah dasar dapat dilihat pada Tabel

2 berikut.

Tabel 2 Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan per hari bagi anak usiasekolah

Energi dan zat gizi Golongan umur7 – 9 tahun Pria 10 – 12 tahun Wanita 10 – 12 tahun

Energi (kkal) 1800 2050 2050Protein (g) 45 50 50Vitamin A (RE) 500 600 600Vitamin B1 (mg) 0,9 1,1 1,1Vitamin C (mg) 45 50 50Kalsium (mg) 600 1000 1000Zat Besi (mg) 10 13 20Sumber: WKNPG 2004

Aktivitas FisikAktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eskternal adalah suatu rangkaian

gerak tubuh yang menggunakan tenaga atau energi. Jenis aktivitas fisik yang

sehari-hari dilakukan antara lain berjalan, berolahraga, mengangkat benda, dan

mengayuh sepeda. Setiap kegiatan fisik menentukan energi yang berbeda

menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot (FKM-UI 2007). Aktivitas fisik juga

Page 28: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

14

diartikan sebagai gerakan yang dilakukan otot-otot tubuh dan sistem

penunjangnya untuk menggerakan badan.

Aktivitas fisik menentukan kondisi kesehatan seseorang. Kelebihan energi

karena rendahnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kegemukan dan

obesitas. Oleh karena itu, angka kebutuhan energi individu disesuaikan dengan

aktivitas fisik (FAO/WHO/UNU 2001). Aktivitas fisik dan angka metabolisme

basal (AMB) atau basal metabolic rate (BMR) merupakan komponen utama yang

menentukan kebutuhan energi. AMB dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat

badan, dan tinggi badan (Almatsier 2004).

Menurut WHO (2007), aktivitas fisik contoh sekolah dibagi atas beberapa

bagian, yaitu tidur, waktu sekolah, waktu luang (di sekolah dan luar sekolah),

waktu mengerjakan tugas, waktu melakukan perjalanan ke sekolah, dan waktu

olahraga. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar

metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan

tambahan energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh

serta untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang

dibutuhkan tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama,

dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier 2006).

Aktivitas fisik dilaporkan merupakan 20-40% total pengeluaran

energi.Aktivitas fisik rutin dapat memberikan dampak positif bagi kebugaran

seseorang, diantaranya yaitu: 1) peningkatan kemampuan pemakaian oksigen

dan curah jantung, 2) penurunan detak jantung, penurunan tekanan darah,

peningkatan efisiensi kerja otot jantung, 3) mencegah mortalitas dan morbiditas

akibat gangguan jantung, 4) peningkatan ketahanan saat melakukan latihan fisik,

5) peningkatan metabolisme tubuh (berkaitan dengan gizi tubuh), 6)

meningkatkan kemampuan otot, dan 7) mencegah obesitas (Astrand 1992).

Pengukuran dan Penilaian Aktivitas FisikMenurut Riyadi (2006), jika diketahui jumlah energi tubuh yang telah

dikeluarkan selama aktivitas sehari, maka sebenarnya jumlah tersebut

merupakan kebutuhan energi seseorang dengan asumsi aktivitas harian tersebut

merupakan aktivitas normal sehari-hari untuk hidup sehat. Kegiatan fisik dan

olahraga secara teratur dan cukup takarannya, dapat membantu

mempertahankan derajat kesehatan yang optimal. Kegiatan fisik dan olahraga

yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi dapat mengakibatkan berat

badan tidak normal.

Page 29: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

15

FAO/WHO/UNU (2001), menyatakan bahwa aktivitas fisik dan angka

metabolisme basal merupakan variabel utama dalam perhitungan pengeluaran

energi. Pengeluaran energi dapat menjadi gambaran kebutuhan energi

seseorang dapat hidup sejahtera dan berkualitas secara keseluruhan. Tingkat

aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL

(Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL ditentukan dengan rumus

berikut:

Keterangan :

PAL = Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PAR = Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis

aktivitas per satuan waktu tertentu)

Tabel 3 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PALKategori Nilai PAL

Aktivitas Sangat Ringan < 1,40Aktivitas Ringan 1,40- 1,69Aktivitas Sedang 1,70-1,99Aktivitas Berat 2,00-2,40

Sumber: FAO/WHO/UNU (2001)

PAL = ( )24

Page 30: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

16

KERANGKA PEMIKIRAN

Kebugaran adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tugas

atau pekerjaan fisik tidak merasakan kelelahan disaat melakukan pekerjaan atau

tugas tersebut.Kebugaran fisik atau jasmani adalah suatu kualitas atau kondisi

fisiologis dan karena itu jelas berbeda dengan aktivitas fisik serta latihan fisik

yang merupakan tipe perilaku lainnya.Ciri-ciri kebugaran jasmani yang baik yaitu,

tahan jika bekerja dalam waktu yang lama, tidak mudah capai, tidak mudah

terkena stress, tidak mudah terserang penyakit, dan produktivitas kerja yang

tinggi.

Aktivitas fisik merupakan bentuk kegiatan yang melibatkan anggota tubuh

untuk bergerak.Aktivitas fisik dapat diartikan dengan kegiatan yang dilakukan

seseoarng mulai dari bangun sampai tidur kembali.Aktivitas fisik sering identik

dengan melakukan olahraga yang tujuannya untuk mendapatkan kesehatan dan

kebugaran.Anak sekolah memiliki aktivitas fisik yang sangat aktif,maka keadaan

gizi pada masa ini harus diperhatikan dan mempengaruhi keadaan status gizi

dan tingkat kebugarannya.

Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara

tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan

sosiologis.Tujuan mengkonsumsi makanansecara fisiologis untuk memenuhi

keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang

diperlukan tubuh.Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi

kebutuhan gizi yang selanjutnya menentukan status gizi seseorang.

Status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh

derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan

dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri. Status gizi

dapat mempengaruhi komposisi tubuh seseorang.Komposisi tubuh selanjutnya

akan mempengaruhi tingkat kebugaran. Kebugaran jasmani adalah kemampuan

tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental

yang berlebihan. Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas

kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang

berbeda beda sesuai dengan tugas atau profesinya.

Faktor-faktor diatas diduga berpengaruh terhadap tingkat kebugaran

jasmani pada anak usiasekolah. Kerangka pemikiran selengkapnya dapat dilihat

pada Gambar 1.

Page 31: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

17

Keterangan :

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

= hubungan yang diteliti

= hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan status gizi, aktivitas fisik, dan asupanzat gizi terhadap tingkat kebugaran jasmani anak sekolah dasar

Karakteristik Contoh:

Umur Jenis Kelamin Uang Saku

Konsumsi PanganPengetahuan Gizi Ketersediaan

Tingkat Kecukupan: Energi Protein Vitamin dan

mineral

Aktivitas Fisik

Status GiziIMTPenyakit

InfeksiPenyakit Non

Infeksi

Tingkat KebugaranBleep Test

Prestasi Belajar

Page 32: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

18

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan WaktuPenelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di

SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten

Purwakarta.Pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai bulan

November tahun 2012.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Pemilihan sampel di SDN Pasanggrahan 2 Kecamatan Tegalwaru

Kabupaten Purwakarta secara purposive berdasarkan rekomendasi dari

BAZNAS dan LSM Nurani Dunia dengan kriteria sekolah yang berhak menerima

zakat. Pada penelitian ini, diambil 2 kelas, yaitu kelas 4 sebanyak 26 sampel dan

kelas 5 sebanyak 28 sampel dengan total jumlah sampel 54 anak. Kriteria inklusi

contoh adalah yang bersedia dijadikan sampel, tidak sakit dan tidak mendapat

pengobatan.

Jenis dan Cara Pengumpulan DataJenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.Data

primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan contoh dan penyebaran

kuesioner.Data primer ini meliputi data karakteristik sosial ekonomi keluarga

contoh, data pengetahuan gizi dan keamanan pangan, antropometri (tinggi

badan, berat badan), aktivitas contoh, tingkat morbiditas, konsumsi pangan dan

data kebugaran contoh.Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung yang

diambil meliputi gambaran umum lokasi penelitian (jumlah murid dan guru, lama

belajar, serta sarana dan prasarana) diperoleh dari lokasi penelitian.Berbagai

jenis variabel dan indikator penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Data karakteristik contoh dikumpulkan melalui wawancara menggunakan

kuesioner kepada contoh.Data konsumsi pangan diperoleh dengan recall

konsumsi pangan dengan bantuan kuesioner yang dilakukan selama dua kali,

yaitu satu kali pada hari sekolah dan satu hari pada hari libur. Data aktivitas fisik

diperoleh dengan cararecall aktivitas fisik satu hari. Data status gizi diperoleh

dengan pengukuran antropometri dan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT/U)

perhitungan Z-score.Berat badan contoh diukur menggunakan timbangan

dengan kapasitas maksimum 200 kg dan ketelitian0.1 kg.Tinggi badan contoh

diukur menggunakan microtoise dengan kapasitas maksimum 200 cm dengan

ketelitian 0.1 cm.

Page 33: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

19

Tabel 4 Jenis variabel dan indikator penelitianNo Variabel Jenis Data Indikator Cara Pengumpulan Data

1. Karakteristikcontoh

Primer - Usia- Jenis kelamin- Uang saku

Usia, jenis kelamin, danuang saku denganwawancara dankuesioner

2. Konsumsipangan

Primer Konsumsi Wawancara langsungdengan respondendengan menggunakanmetode recall 2x 24 jamdan kuesioner kebiasaanmakan

3. Aktivitas fisik Primer Skor PAL Wawancara dankuesioner

4. Status gizi Primer IMT/U BB ditimbangmenggunakan timbanganinjak, TB diukurmenggunakan microtoise

5. Tingkatkebugaran

Primer Kategori kebugarandilihat dari nilai VO2

max hasilpengukuran

Bleep Test

6. Profil Sekolah Sekunder Laporan sekolah Wawancara

Pengolahan dan Analisis DataProses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan analisis data.

Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul

dari responden.Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah

disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner.Entry

merupakan tahapan memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang

telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi data dasar

untuk dianalisis. Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan

program Microsoft Excel 2007.

Data status gizi ditentukan berdasarkan data yang diperoleh yaitu usia

contoh, berat badan, dan tinggi badan dengan parameter Indeks Massa Tubuh

menurut umur (IMT/U) dengan menggunakan software WHO anthroplus 2007.

Nilai indeks massa tubuh menurut IMT/U dibagi menjadi 5 kategori berdasarkan

WHO (2007) yaitu sangat gemuk (>+3 SD), gemuk (+2 SD sampai dengan +3

SD), normal (-2 SD sampai dengan 2 SD), kurus (-3 sd sampai -2 sd), sangat

kurus (<-3 SD). Dari limakategori, dibagi kembali menjadi 2 kategori kurus (<-3

SD sampai -2 SD) dan normal.

Data konsumsi pangan yang diperoleh dari hasil recall selama 2x24 jam,

kemudian dikonversikan untuk menentukan zat gizi contoh yatu energi, protein,

Page 34: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

20

vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, dan zinc. Data konsumsi pangan dihitung

dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus

sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 2004).

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)

Keterangan:

KGij = Kandungan zat gizi ke-i dalam bahan makanan ke-j

Bj = Berat makanan ke-j yang dikonsumsi

Gij = Kandungan zat gizi ke-i dalam 100 gram BDD bahan makanan ke-j

BDDj = Bagian yang dapat dimakan dalam bahan makanan ke-j

Untuk menentukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) contoh digunakanrumus:

Keterangan:

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh

Ba = Berat badan aktual sehat (kg)

Bs = Berat badan standar (kg)

AKG = Angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan Widya Karya

Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG 2004).

Kecukupan vitamin dan mineral dihitung langsung dengan menggunakan

angka kecukupan tanpa menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan

energi dan protein diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat

gizi tersebut dengan menggunakan rumus.

TKG = (K/AKGI) x 100

TKG = Tingkat kecukupan zat gizi

K = Konsumsi zat gizi

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh

Tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh dinyatakan dalam

persen.Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat giziEnergi dan Zat Gizi Klasifikasi Tingkat KecukupanEnergi dan protein a. Defisit tingkat berat (< 70% angka kebutuhan)

b. Defisit tingkat sedang (70 – 79% angka kebutuhan)c. Defisit tingkat ringan (80 – 89% angka kebutuhan)d. Normal (90 – 119% angka kebutuhan)e. Di atas angka kebutuhan (≥ 120% angka kebutuhan)

Vitamin dan mineral a. Kurang (< 77% angka kebutuhan)b. Cukup (≥ 77% angka kebutuhan)

Sumber : Depkes (1996), Gibson (2005)

AKGI = (Ba/Bs) x AKG

Page 35: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

21

Data aktivitas fisik didapatkan dengan metode wawancara langsung dan

hasilnya akan diolah dengan cara mengalikan bobot nilai per aktivitas dikalikan

dengan lamanya waktu yang digunakan untuk beraktivitas. Menurut

FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam

24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical activity level) atau tingkat aktivitas fisik.

PAL ditentukan dengan rumus berikut:

Keterangan :

PAL = Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PAR = Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis

aktivitas per satuan waktu tertentu)

Jenis aktivitas yang dapat dilakukan dikategorikan menjadi 18 jenis

kategori berdasarkan PAR seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PARKategori Keterangan PARPAL1 Tidur (tidur siang dan malam) 1PAL2 Tidur-tiduran (tidak tidur), duduk diam, dan membaca 1.2PAL3 Duduk sambil menonton TV 1.72PAL4 Berdiri diam, beribadah, menunggu (berdiri), berhias 1.5PAL5 Makan dan minum 1.6PAL6 Jalan santai 2.5PAL7 Berbelanja (membawa beban) 5PAL8 Mengendarai kendaraan 2.4PAL9 Menjaga anak 2.5PAL10 Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih) 2.75PAL11 Setrika pakaian (duduk) 1.7PAL12 Kegiatan berkebun 2.7PAL13 Office worker (duduk di depan meja, menulis, dan mengetik) 1.3PAL14 Office worker (berjalan-jalan mondar-mandirmembawa arsip) 1.6PAL15 Olahraga (badminton) 4.85PAL16 Olahraga (jogging, lari jarak jauh) 6.5PAL17 Olahraga (bersepeda) 3.6PAL18 Olahraga (aerobic, berenang, sepak bola, dan lain-lain) 7.5

Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Selanjutnya PALakan dikategorikan menjadi empat kategori menurut

FAO/WHO/UNU (2001), seperti yang disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PALKategori Nilai PAL

Aktivitas Sangat Ringan < 1,40Aktivitas Ringan 1,40- 1,69Aktivitas Sedang 1,70-1,99Aktivitas Berat 2,00-2,40

Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Data status kebugaran contoh diukur dengan melakukan bleep test yang

bertujuan mengukur fungsi jantung yang merupakan salah satu indikator

PAL = ( )24

Page 36: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

22

kebugaran seseorang.Bleep test atau tes lari multi tahap merupakan jenis tes

kebugaran cardiovascular yang dilakukan dengan cara berlari secara bertahap

dengan isntruksi dari kaset yang diputar dengan jarak lintasan lari sepanjang 20

meter. Setelah melakukan tes, dapat dicatat jumlah oksigen maksimum yang

digunakan selama berlari sesuai dengan nomor tahapan dan nomor balikan

(Nurhasan & Cholil 2007).Formulir catatan lari multi tahap dapat dilihat pada

Tabel 8 di bawah ini, sedangkan prediksi nilai penggunaan oksigen maksimum

dengan tes lari multi tahap dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 8 Formulir catatan lari multi tahapNomor Tahap Nomor Balikan

1 1 2 3 4 5 6 72 1 2 3 4 5 6 7 83 1 2 3 4 5 6 7 84 1 2 3 4 5 6 7 8 95 1 2 3 4 5 6 7 8 96 1 2 3 4 5 6 7 8 9 107 1 2 3 4 5 6 7 8 9 108 1 2 3 4 5 6 7 8 9 109 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1111 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1212 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1213 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1315 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1316 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1417 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1418 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1519 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1520 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1621 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, maka nilai VO2 max yang

diperoleh dari bleep test tersebut kemudian dicocokan dengan kategori VO2 max

pada hasil bleep test pada Tabel 9 di bawah ini

Tabel 9 Kategori VO2 max pada hasil bleep testJenis

Kelamin Kategori VO2 maks

Putra Kurang sekali < 25Kurang 25-33Cukup 34-42Baik 43-52

Baik sekali > 53Putri Kurang sekali <24

Kurang 24-30Cukup 31-37Baik 38-48

Baik sekali >49Sumber: American of Heart Asociation

Page 37: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

23

Data-data yang telah diolah kemudian dianalisis menggunakan Statistical

Program for Social Science (SPSS) 16 for Windows.Analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut: 1) Analisis deskriptif (persentase dan rata-rata) meliputi

data karakteristik contoh, aktivitas fisik contoh, tingkat konsumsi zat gizi contoh,

status gizi contoh, dan tingkat kebugaran jasmani contoh. 2) Uji bedat-test

digunakan untuk menguji perbedaan karakteristik contoh, status gizi, konsumsi

pangan, aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran contoh. 3) Uji bedaMann

Whitney digunakan untuk menguji perbedaan kebiasaan makan dan kebiasaan

minum contoh dengan tingkat kebugaran contoh. 4) Uji korelasi Pearson dan

Spearman digunakan untuk melihat variabel hubungan, yaitu menganalisis

hubungan usia, konsumsi, tingkat kecukupan zat gizi, aktivitas fisik, dan status

gizi pada contoh dengan tingkat kebugaran. 5) Variabel-variabel yang

berpengaruh terhadap kebugaran contoh dianalisis dengan menggunakan uji

regresi linier berganda.

Definisi Operasional

Aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang mulai dari bangun

sampai tidur kembali dan lamanya seseorang melakukan kegiatan fisik

tersebut, seperti bersekolah, menonton tv, tidur, aktivitas ringan (duduk

dan berdiri), aktivitas sedang (bersepeda dan jogging), dan aktivitas berat

(bermain basket dan berenang)

Antropometri adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status

gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan.

Asupan zat giziadalah rata-rata konsumsi setiap jenis pangan per hari yang

dinyatakan dalam satuan berat (gram) dan ukuran rumah tangga, yang

diperoleh dari hasil recall 2 x 24 jam.

Kebugaranadalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari

tanpa mengalami kelelahan yang berarti baik fisik maupun mental.

Contohadalah siswa kelas 4 dan 5 SDN 2 Pasanggrahan, Desa Pasanggrahan,

Kecamatan Tegal Waru, Kabupaten Purwakarta.

Karakterisitik contohadalah data-data contoh yang meliputi usia, jenis kelamin,

uang saku, berat badan, dan tinggi badan.

Status giziadalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara

jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement)

untuk digunakan (utilization) berbagai fungsi biologis.yang ditentukan

melalui Indek Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan dikelompokkan

Page 38: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

24

menjadi 5 kategori: sangat kurus <-3SD, kurus -3 SD s/d <-2 SD, normal

-2 SD s/d 1 SD, gemuk >1 SD s/d 2 SD, sangat gemuk > 2 SD.

Tingkat kebugaran adalah keadaan seseorang yang melakukan aktivitas fisik

tanpa merasakan kelelahan yang nilainya diperoleh berdasarkan tes

keolahragaan.

Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan konsumsi zat gizi actual terhadap

angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG

(2004) yang dinyatakan dalam persen.

VO2 max adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan

menggunakan oksigen selama melakukan tes lari multi tahap (bleep test).

Page 39: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

25

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum SekolahPenelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) Negeri Pasanggrahan 2

Kabupaten Purwakarta Kecamatan Tegalwaru.Pemilihan sampel sekolah ini

dilakukan berdasarkan rujukan dari BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Nurani Dunia dengan kriteria sekolah

yang berhak mendapatkan zakat.Lokasi sekolah yang jauh dari lingkungan

tempat tinggal dan keterbatasan akses transportasi juga menjadi salah satu

alasan pemilihan sampel.

Sekolah Dasar Negeri Pasanggrahan 2 berdiri dan mulai beroperasi sejak

tahun 1974 terletak di Kampung Cilanggohar Desa Pasanggrahan Kecamatan

Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Sekolah ini mendapatkan

jenjang akreditas C. Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Pasanggrahan 2

berlangsung dari hari senin hingga jumat dengan jam belajar berkisar antara 4

hingga 6 jam. Kegiatan belajar mengajar untuk kelas 1 sampai kelas 3 pada hari

Senin sampai Kamis dimulai pada pukul 07.15 sampai dengan pukul 11.00 WIB,

sedangkan pada hari Jumat dimulai pukul 07.15 hingga pukul 10.00. Kegiatan

belajar mengajar untuk kelas 4 sampai kelas 6 pada hari Senin sampai Kamis

dimulai pada pukul 07.15 sampai dengan pukul 13.00 WIB. Pada hari Jumat

kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.15 sampai dengan pukul 10.30

WIB.

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh SDN Pasanggrahan 2 berjumlah

sembilan orang, yang terdiri dari dua orang guru tetap dan tujuh orang tenaga

pengajar tidak tetap. Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yaitu

tujuh unit ruang kelas, satu unit ruang kantor, lapangan olahraga, satu unit kamar

mandi, dan tempat mencuci tangan. Fasilitas yang terdapat di dalam kelas yaitu

meja dan kursi yang disesuaikan dengan jumlah contoh tiap kelas, 1 buah meja

dan kursi guru, 1 buah whiteboarddan papan tulis, 1 buah papan absensi contoh,

1 buah jam dinding, dan tempat sampah di depan ruang kelas. Sekolah ini

mempunyai kegiatan ekstrakulikuler yaitu pramuka dan voley ball, Kegiatan ini

dilaksanakan pada hari Senin, Selasa, dan Sabtu seminggu sekali di luar jam

pelajaran sekolah.

Page 40: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

26

Karakteristik ContohPada penelitian ini, sampel berjumlah 53 contoh yang terdiri dari contoh

kelas 4 sebanyak 27 contoh dan kelas 5 sebanyak 26 contoh. Gambaran umum

contoh dalam penelitian ini, dapat dilihat dari sebaran jenis kelamin, umur, dan

uang saku.

Jenis KelaminSebaran contoh berdasarkan jenis kelamin, dari keseluruhan contoh

proporsi antara laki-laki dan perempuan dari jumlah sampel sebesar 47%contoh

berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar contoh(53%) berjenis kelamin

laki-laki. Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 2

dibawah ini.

Gambar 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin

UsiaUsia contoh pada penelitian ini berkisar antara 8-12 tahun. Umur 9

sampai 12 tahun contohmerupakan masa kelas akhir di SD. Pada masa ini

contoh memiliki kemampuan konkrit operasional yang mampu untuk berpikir

secara sistematik terhadap objek konkrit.Mereka juga sudah dapat mengambil

kesimpulan dari suatu pertanyaan (Hurlock1997).Pada umur tersebut contoh

memiliki pengetahuan gizi yang cukupsehingga diharapkan dapat memilih

makanan yang tepat.Sebaran umur contoh dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah

ini.

Gambar 3 Sebaran contoh berdasarkan usia

53%47% Laki-laki

Perempuan

2%

32%

34%

11%

21%8thn

9thn

10thn

11thn

12thn

Page 41: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

27

Secara keseluruhan rata-rata usia contoh adalah 10.2 ± 1.2 tahun

dengan kisaran 8 – 12 tahun. Pada penelitian ini contoh yang berusia 10 tahun

jumlahnya paling banyak (34%), sedangkan sisanya berusia 9 tahun (32%), 12

tahun (21%), 11 tahun (11%), dan usia 8 tahun (2%). Berikut merupakan Tabel

10 yang menyajikan sebaran contoh menurut jenis kelamin berdasarkan usia.

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan usia

JenisKelamin

UsiaTotal8 tahun 9 tahun 10 tahun 11

tahun 12 tahun

n % n % n % n % n % n %Laki-laki 0 0.0 8 15.1 6 11.3 3 5.7 11 20.8 28 52.8Perempuan 1 1,9 9 17.0 12 22.6 3 5.7 0 0.0 25 47.2Total 1 1.9 17 32.1 18 33.9 6 11.4 11 20.8 53 100.0

Sebagian besar contoh berusia 10 tahun (22.6%) adalah contoh

perempuan sedangkan contoh berusia 12 tahun seluruhnya (20.8%) adalah

contoh laki-laki. Contoh berusia 9 tahun paling banyak adalah contoh perempuan

(17.0%), sedangkan pada contoh berusia 11 tahun jumlah laki-laki dan

perempuannya sama besar (5.7%), dan untuk contoh usia 8 tahun hanya

terdapat pada contoh perempuan (1.9%).

Uang SakuAnak usia sekolah biasanya diberi uang saku oleh orang tuanya baik

anak dari keluarga berpendapatan tinggi maupun keluarga berpendapatan

rendah. Pada penelitian ini, rata-rata uang saku contoh adalah Rp 1839,62 ±

908.16dengan kisaran Rp 1.000 – 5.000. Secara keseluruhan terdapat 38%

contoh yang mendapat uang saku Rp 1.000 dan 4% contoh yang mendapat uang

saku Rp 1.500. Persentase uang saku contoh paling banyak adalah Rp 2000

(39%).Pada penelitian ini hampir semua contoh mengalokasikan uang saku

mereka untuk keperluan jajan.Sebaran contoh berdasarkan uang saku disajikan

dalam Gambar 4 berikut.

Gambar 4 Sebaran contoh berdasarkan uang saku

38%

4%

39%

6% 9%

4%

1000

1500

2000

2500

3000

5000

Page 42: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

28

Status GiziStatus gizi contoh dihitung menggunakan analisis z-score.WHO (World

Health Organization) merekomendasikan penggunaan analisis z-scoreuntuk

mengukur status gizi anak pada negara berkembang.Analisis z-score dapat

dihitung secara akurat dengan menggunakan batas bawah dari data

referensi(Gibson 2005).

Perhitungan z-score dibantu dengan software anthroplus 2007 yang

dikeluarkan WHO 2007.Indikator yang digunakan yaitu IMT (Indeks Massa

Tubuh) dari hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan berdasarkan umur

(IMT/U) untuk penentuan status gizi pada masa kini.Hal tersebut dikarenakan

anak berusia diatas 10 tahun tidak hanya mengalami pertambahan berat badan

tanpa lemak tetapi juga masa tubuh yang lainnya seperti lemak (WHO 2007).

Gambar 5 Sebaran contoh berdasarkan status gizi

Berdasarkan Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar contoh

berstatus gizi normal sebesar 53.0% dengan rata-rata z-score IMT/U -1.83 ±

1.17, nilai minimum z-score -3.86 dan nilai maksimum 1.31. Pada sampel

penelitian masih ditemui masalah gizi pada contoh yaitu kurus (36%), dan sangat

kurus (11%). Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi

status gizi menurut hasil Laporan Riskesdas 2010 di Jawa Barat, pada anak

usia6-12 tahun prevalensi anakdengan status gizi sangat kurus yaitu sebanyak

3.5% dan 6.7% kurus.

Menurut WHO (2007), permasalahan kesehatan masyarakat dapat dilihat

berdasarkan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang dengan 4 kriteria yaitu rendah

(<10%), sedang (10-19.9%), tinggi (20-29.9%) dan sangat tinggi

(>30%).Permasalah kesehatan masyarakat berdasarkan status gizi kurus dan

kurus sekali pada penelitian ini yaitu 36% dan 11% tergolong tinggi. Status gizi

yang kurang optimal akan menimbulkan berbagai permasalahan pada anak,

terutama anak usia sekolah.Anak usia sekolah dengan status gizi yang baik

53%36%

11% normal

kurus

kurus sekali

Page 43: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

29

dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhannya dalam kegiatan belajar

juga beraktifitas fisik secara optimal.

Arisman (2004) juga mengemukakan, bahwa masyarakat yang keadaan

gizinya baik adalah masyarakat yang terbebas dari masalah gizi.Masalah gizi

tersebut, baik masalah gizi kurang dan gizi lebih.Berdasarkan pendapat tersebut

dapat dikatakan bahwa sebagian dari seluruh jumlah contoh mempunyai

masalah gizi.Berikut adalah Tabel 11 sebaran contoh berdasarkan status gizinya.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan status gizi

KarakteristikContoh

Status GiziTotal PKurus

Sekali Kurus Normal

n % n % n % n %Jenis KelaminLaki-laki 3 5.7 14 26.4 11 20.8 28 52.8

0.711Perempuan 3 5.7 5 9.4 17 32.1 25 47.2Total 6 11.3 19 35.8 28 52.8 53 100.0Usia8 tahun 0 0.0 0 0.0 1 1.9 1 1.9

0.938

9 tahun 2 3.8 7 13.2 8 15.1 17 32.110 tahun 2 3.8 8 15.1 8 15.1 18 34.011 tahun 0 0.0 2 3.8 4 7.5 6 11.312 tahun 2 3.8 2 3.8 7 13.2 11 20.8Total 6 11.3 19 35.8 28 52.8 53 100.0Uang Saku1.000 2 3.8 8 15.1 10 18.9 20 37.7

0.617

1.500 0 0.0 1 1.9 1 1.9 2 3.82.000 3 5.7 8 15.1 10 18.9 21 39.62.500 1 1.9 1 1.9 1 1.9 3 5.73.000 0 0.0 0 0.0 5 9.4 5 9.45.000 0 0.0 1 1.9 1 1.9 2 3.8Total 6 11.3 19 35.8 28 52.8 53 100.0

Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak ada berbedaan yang nyata

antara status gizi laki-laki dan perempuan (p>0.05). Pada penelitian sebelumnya,

kecenderungan bahwa laki-laki memiliki peluang lebih besar untuk mengalami

kurang gizi (underweight) dibandingkan perempuan terlihat pada penelitian,

Soekirman et al. (2002)dan Kustiyahet al. (2006).Hasil penelitian Soekirman et al.

(2002) di wilayah Jakarta Barat dan Bogor memperlihatkan bahwa 15,0% anak

laki-laki dan 8,3% anak perempuan mengalami underweight.Pada penelitian

Kustiyah (2005) yang melibatkan 184 siswa SD di Bogor, prevalensi underweight

pada contoh perempuan (25,4%) lebih rendah daripada laki-laki (31,7%).

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa umur siswa 9-10 tahun

sebagian besar siswa (15.1%)dengan status gizi normal, dan sebesar 15.1%

siswa yang berumur 10 tahun dengan status gizi kurus. Hasil uji beda

Page 44: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

30

menyatakan tidak ada perbedaan yang nyata usia contoh antara kelompok status

gizi kurus dan status gizi normal (p>0.05).

Sebagian besar (5.7%) pada kelompok status gizi kurus sekali

mempunyai uang saku sebesar Rp 2000 dan sebesar 18.9% pada kelompok

status gizi normal mempunyai uang saku sebesar Rp 1000 dan Rp 1500. Hasil uji

beda menyatakan bahwa tidak ada perbedaan besar uang saku antara kelompok

status gizi kurus dan status gizi normal (p>0.05).

Uang saku merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga

yang diberikan pada anak untuk jangka waktu tertentu seperti keperluan

harian,mingguan atau bulanan (Napitu 1994).Besar uang saku anak merupakan

salah satu indikator sosial ekonomi keluarga.Semakin besar uang saku, maka

semakin besar peluang anak untuk membeli makanan jajanan baik di kantin

maupun diluar sekolah (Andarwulan et al2008).

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat GiziTingkat Kecukupan Energi

Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan

lemak.Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan,

pengaturan suhu dan kegiatan fisik.Kelebihan energi disimpan sebagai cadangan

energi dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan

dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang (Hardinsyah &

Tambunan 2004).

Asupan energi contoh diperoleh melalui metode recall 2x24 jam yaitu

pada saat hari sekolah dan hari libur. Tujuan dari penggunaan metode recall

2x24 jam agar dapat menghasilkan gambaran mengenai asupan zat gizi contoh

yang lebih optimal. Asupan energi contoh rata-rata adalah 1077 kkal dengan

kisaran 715 – 1592 kkal.Berikut adalah sebaran contoh berdasarkan tingkat

kecukupan energi yang disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6 Sebaran tingkat kecukupan energi menurut jenis kelamin contoh (%)

41,5

11,3

0,0 0,0

26,4

5,7 7,5 7,5

defisit berat defisit sedang defisit ringan normal

Laki-Laki

Perempuan

Page 45: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

31

Tingkat kecukupan energi rata-rata contoh keseluruhan termasuk dalam

kategori defisit tingkat berat (67.9%).Sebagian besar contoh berjenis kelamin

laki-laki memiliki tingkat kecukupan energi tergolong defisit berat (41.5%) dan

defisit sedang (11.3%).Rata-rata sampel perempuan (7.5%) memiliki tingkat

kecukupan energi tergolong defisit ringan dan normal. Hasil uji beda

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara contoh yang

berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berdasarkan tingkat kecukupan

energinya. Berikut Tabel 12 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan tingkat

kecukupan energi.

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi

KarakteristikContoh

Tingkat Kecukupan EnergiTotal PDefisit

BeratDefisit

SedangDefisitRingan Normal

n % n % n % n % n %Usia8 tahun 1 1.9 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 1.9

0.211

9 tahun 15 28.3 0 0.0 1 1.9 1 1.9 17 32.110 tahun 9 17.0 4 7.5 3 5.7 2 3.8 18 34.011 tahun 4 7.5 1 1.9 0 0.0 1 1.9 6 11.312 tahun 7 13.2 4 7.5 0 0.0 0 0.0 11 20.8Total 36 67.9 9 17.0 4 7.5 4 7.5 53 100.0Uang Saku1.000 12 22.6 2 3.8 2 3.8 4 7.5 20 37.7

0.588

1.500 2 3.8 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 3.82.000 15 28.3 4 7.5 2 3.8 0 0.0 21 39.62.500 2 3.8 1 1.9 0 0.0 0 0.0 3 5.73.000 3 5.7 2 3.8 0 0.0 0 0.0 5 9.45.000 2 3.8 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 3.8Total 36 67.9 9 17.0 4 7.5 4 7.5 53 100.0

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa 1.9% contoh berusia 9

tahun memiliki tingkat kecukupan energi yang tergolong defisit ringan, sedangkan

sebagian besar (3.8%) contoh yang berusia 10 tahun tingkat kecukupan

energinya tergolong normal. Berdasarkan uji beda tidak terdapat perbedaan yang

signifikan (p>0.05) antara usia contoh dengan tingkat kecukupan energinya.

Contoh yang memiliki uang saku sebesar Rp 1.000 memiliki tingkat

kecukupan energi yang tergolong normal (7.5%). Hasil uji beda menunjukkan

tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara uang saku contoh dengan

tingkat kecukupan energi contoh. Uang saku dapat menjadi indikator sosial

ekonomi contoh untuk memenuhi konsumsi energi harian contoh. Konsumsi

tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kecukupan energi contoh. Hasil

penelitian yang menunjukkan sedikitnya contoh memiliki tingkat kecukupan

energi tergolong normal sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jumirah

Page 46: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

32

(2008) pada anak SD di Medan yang menunjukkan tingkat kecukupan energi

kurang dan defisit sebanyak 43.3%.

Tingkat Kecukupan ProteinMenurut Almatsier (2004), protein berfungsi untuk pertumbuhan dan

pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur

keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, mengangkat zat-zat gizi, dan

pembentukan antibodi. Gambar 7 merupakan sebaran contoh berdasarkan

tingkat kecukupan protein.

Gambar 7 Sebaran tingkat kecukupan protein menurut jenis kelamin contoh (%)

Secara keseluruhan rata-rata asupan protein contoh adalah 47.0 g

dengan kisaran 18.2 – 251.2 g. Sebanyak 34% contoh memililki tingkat

kecukupan protein tergolong defisit berat, 7.5% contoh tergolong defisit sedang,

9.4% defisit ringan, dan 20.8% tergolong normal, sedangkan sisanya tergolong

lebih (28.3%). Rata-rata tingkat kecukupan protein contoh keseluruhan adalah

132.1%.Pada penelitian ini, contoh yang berjenis kelamin laki-laki rata-rata

memiliki tingkat kecukupan protein yang tergolong normal (13.2%) dan defisit

sedang (5.7%).Contoh yang berjenis kelamin perempuan menunjukkan tingkat

kecukupan protein yang tergolong defisit ringan (9.4%).

Hasil penelitian tersebut berbanding terbalik dengan hasil penelitian

Jumirah et al (2008), mengenai status gizi, tingkat kecukupan energi, dan protein

anak sekolah di Medan yang menunjukkan anak berjenis kelamin laki-laki

memiliki tingkat kecukupan protein yang tergolong kurang dan defisit

dibandingkan dengan contoh perempuan. Berdasarkan hasil uji beda, terdapat

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara contoh berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan dengan kategori tingkat kecukupan protein. Berikut Tabel 13

menunjukkan sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein.

18,9

5,7

0,0

13,215,115,1

1,9

9,47,5

13,2

defisit berat defisitsedang

defisitringan

normal lebih

Laki-Laki

Perempuan

Page 47: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

33

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein

KarakteristikContoh

Tingkat Kecukupan ProteinTotal PDefisit

BeratDefisit

SedangDefisitRingan Normal Lebih

n % n % n % n % n % n %Usia8 tahun 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 1.9 1 1.9

0.167

9 tahun 6 11.3 1 1.9 1 1.9 6 11.3 3 5.7 17 32.110 tahun 5 9.4 3 5.7 2 3.8 3 5.7 5 9.4 18 34.011 tahun 2 3.8 0 0.0 2 3.8 1 1.9 1 1.9 6 11.312 tahun 5 9.4 0 0.0 0 0.0 1 1.9 5 9.4 11 20.8Total 18 34.0 4 7.5 5 9.4 11 20.8 15 28.3 53 100.0Uang Saku1.000 6 11.3 2 3.8 2 3.8 4 7.5 6 11.3 20 37.7

0.602

1.500 1 1.9 0 0.0 0 0.0 1 1.9 0 0.0 2 3.82.000 7 13.2 2 3.8 3 5.7 3 5.7 6 11.3 21 39.62.500 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 1.9 2 3.8 3 5.73.000 3 5.7 0 0.0 0 0.0 1 1.9 1 1.9 5 9.45.000 1 1.9 0 0.0 0 0.0 1 1.9 0 0.0 2 3.8Total 18 34.0 4 7.5 5 9.4 11 20.8 15 28.3 53 100.0

Contoh yang memiliki tingkat kecukupan protein tergolong normal paling

banyak dimiliki oleh contoh yang berusia 9 tahun (11.3%). Sedangkan contoh

dengan tingkat kecukupan protein yang tergolong lebih paling banyak terdapat

pada usia 10 tahun (9.4%) dan 12 tahun (9.4%). Hasil uji beda menunjukkan

tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara usia contoh dengan tingkat

kecukupan proteinnya. Berdasarkan tabel di atas contoh yang memiliki uang

saku Rp 1.000 memiliki tingkat kecukupan protein yang tergolong normal (7.5%)

dan lebih (11.3%). Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan (p>0.05) antara besar uang saku contoh dengan tingkat

kecukupan protein contoh.

Tingkat Kecukupan Vitamin AVitamin A yang berperan dalam proses penglihatan juga berperan dalam

kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, dan pencegahan

penyakit kanker dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung(Almatsier

2004).Daging, unggas, ikan dan telur mengandung vitamin A dalam jumlah yang

lumayan.Sedangkan bahan-bahan nabati seperti buah-buahan (orange), seperti

sayuran berdaun hijau, akar dan umbi-umbian (seperti wortel dan ubi jalar

merah) serta minyak sawit merah mengandung vitamin A dalam bentuk prekursor

atau karotenoid provitamin A (Muhilal & Sulaeman 2004).

Pada penelitian ini contoh yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A

tergolong cukup sebanyak 98.1%, sedangkan sisanya (1.9%) memiliki tingkat

kecukupan vitamin A yang kurang. Rata-rata tingkat kecukupan vitamin A contoh

secara keseluruhan adalah 210.5% dengan kisaran 76.9% – 447.5%.Rata-rata

asupan vitamin A contoh secara keseluruhan adalah 981.5 RE dengan kisaran

Page 48: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

34

384.7 – 2237.5 RE.Berikut adalah sebaran contoh berdasarkan tingkat

kecukupan vitamin A yang disajikan dalam Gambar 8.

Gambar 8 Sebaran tingkat kecukupan vitamin A menurut jenis kelamin contoh (%)

Pada penelitian ini, hanya terdapat satu orang contoh berjenis kelamin

perempuan yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A tergolong kurang. Seluruh

contoh yang berjenis kelamin laki-laki (52.8%) memiliki tingkat kecukupan vitamin

A yang tergolong cukup dan hanya 1.9% contoh berjenis kelamin perempuan

yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A tergolong kurang. Berikut Tabel 14

menunjukkan sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin A.

Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin AKarakteristik

Contoh

Tingkat Kecukupan Vitamin APKurang Cukup Total

n % n % n %Usia8 tahun 0 0.0 1 1.9 1 1.9

0.315

9 tahun 0 0.0 17 32.1 17 32.110 tahun 1 1.9 17 32.1 18 34.011 tahun 0 0.0 6 11.3 6 11.312 tahun 0 0.0 11 20.8 11 20.8Total 1 1.9 52 98.1 53 100.0Uang Saku1.000 0 0.0 20 37.7 20 37.7

0.861

1.500 0 0.0 2 3.8 2 3.82.000 1 1.9 20 37.7 21 39.62.500 0 0.0 3 5.7 3 5.73.000 0 0.0 5 9.4 5 9.45.000 0 0.0 2 3.8 2 3.8Total 1 1.9 52 98.1 53 100.0

Contoh dengan usia 9 dan 10tahun memiliki tingkat kecukupan vitamin A

yang tergolong cukup (32.1%) dan hanya 1 orang contoh (1.9%) yang berusia 10

tahun dengan tingkat kecukupan vitamin A tergolong kurang. Berdasarkan besar

uang saku contoh, sebanyak 37.7% contoh dengan uang saku sebesar Rp 1.000

dan Rp 2.000 memiliki tingkat kecukupan vitamin A tergolong cukup. Hasil uji

beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05)

antara jenis kelamin dengan tingkat kecukupan vitamin A, usia contoh dengan

tingkat kecukupan vitamin A, dan besar uang saku contoh dengan tingkat

kecukupan vitamin A.

0,0

52,8

1,9

45,3

kurang cukup

Laki-Laki

Perempuan

Page 49: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

35

Tingkat Kecukupan Vitamin B1Nama lain vitamin B1 adalah tiamin. Tiamin merupakan koenzim yang

penting pada metabolisme energi dari karbohidrat (Almatsier 2004).Tiamin

terdapat pada seluruh jaringan tubuh, tapi tidak terdapat cadangan tiamin,

sehingga asupan sehari-hari sangat penting untuk mencukupi kebutuhan

tubuh.Jumlah tiamin yang dianjurkan dalam kebutuhan harus berdasarkan pada

jumlah karbohidrat dalam makanan (Setiawan & Rahayuningsih 2004).Gambar 9

merupakan sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin B1.

Gambar 9 Sebaran tingkat kecukupan vitamin B1 menurut jenis kelamin contoh (%)

Sebanyak 94.3% contoh memiliki tingkat kecukupan vitamin B1 tergolong

kurang dan hanya 5.7% contoh yang tergolong cukup.Rata-rata konsumsi vitamin

B1 contoh secara keseluruhan adalah 64.4%.Sebagian besar contoh (50.9%)

berjenis kelamin laki-laki memiliki tingkat kecukupan vitamin B1 yang tergolong

kurang.Sedangkan sebanyak 3.8% contoh perempuan memiliki tingkat

kecukupan vitamin B1 tergolong cukup.Berikut Tabel 15 menunjukkan sebaran

contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin B1.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin B1Karakteristik

Contoh

Tingkat Kecukupan Vitamin B1PKurang Cukup Total

n % n % n %Usia8 tahun 1 1.9 0 0.0 1 1.9

0.686

9 tahun 16 30.2 1 1.9 17 32.110 tahun 16 30.2 2 3.8 18 34.011 tahun 6 11.3 0 0.0 6 11.312 tahun 11 20.8 0 0.0 11 20.8Total 50 94.3 3 5.7 53 100.0Uang Saku1.000 20 37.7 0 0.0 20 37.7

0.063

1.500 2 3.8 0 0.0 2 3.82.000 18 34.0 3 5.7 21 39.62.500 3 5.7 0 0.0 3 5.73.000 5 9.4 0 0.0 5 9.45.000 2 3.8 0 0.0 2 3.8Total 50 94.3 3 5.7 53 100.0Berdasarkan tabel di atas, seluruh contoh yang berusia 8, 11, dan 12

tahun memiliki tingkat kecukupan vitamin B1 yang tergolong kurang (1.9%,

50,9

1,9

43,4

3,8

kurang cukup

Laki-Laki

Perempuan

Page 50: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

36

11.3%, dan 20.8%). Sebanyak 3.8% contoh yang berusia 10 tahun memiliki

tingkat kecukupan vitamin B1 tergolong cukup.Contoh dengan uang saku Rp

2.000 memiliki tingkat kecukupan vitamin B1 yang tergolong cukup sebanyak

5.7%.

Berdasarkan hasil uji beda tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05)

antara usia contoh dengan tingkat kecukupan vitamin B1. Sedangkan terdapat

perbedaan signifikan (p<0.05) antara jenis kelamin contoh dengan tingkat

kecukupan vitamin B1 dan besar uang saku contoh dengan tingkat kecukupan

vitamin B1.Uang saku merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan

keluarga yang diberikan pada anak untuk jangka waktu tertentu seperti keperluan

harian,mingguan atau bulanan (Napitu 1994).Semakin besar uang saku maka

semakin besar peluan contoh untuk meningkatkan konsumsi pangannya.

Tingkat Kecukupan Vitamin CVitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam

berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen, pegangkut lemak,

pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu gusi yang sehat,

pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Sumber terbesar vitamin C

adalah buah-buahan yang masih segar maupun yang sudah berupa minuman

sari buah (Khomsan 2002). Gambar 10 merupakan sebaran contoh berdasarkan

tingkat kecukupan vitamin C.

Gambar 10 Sebaran tingkat kecukupan vitamin C menurut jenis kelamin contoh (%)

Rata-rata asupan vitamin C contoh secara keseluruhan adalah 25.8 mg

dengan kisaran 0.0 mg – 145.2 mg. Pada penelitian ini hanya terdapat 17%

contoh yang memiliki tingkat kecukupan vitamin C tergolong cukup, sisanya

sebanyak 83% contoh memiliki tingkat kecukupan vitamin C tergolong kurang.

Terdapat 41.5 % contoh laki-laki dan 41.5% contoh perempuan yang memiliki

tingkat kecukupan vitamin C tergolong kurang.Contoh berjenis kelamin laki-laki

yang memiliki tingkat kecukupan vitamin C tergolong cukup adalah 11.3% lebih

41,5

11,3

41,5

5,7

kurang cukup

Laki-Laki

Perempuan

Page 51: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

37

banyak dibandingkan contoh perempuan.Berikut Tabel 16 menunjukkan sebaran

contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin C.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin CKarakteristik

Contoh

Tingkat Kecukupan Vitamin CPKurang Cukup Total

n % n % n %Usia8 tahun 1 1.9 0 0.0 1 1.9

0.024

9 tahun 16 30.2 1 1.9 17 32.110 tahun 14 26.4 4 7.5 18 34.011 tahun 5 9.4 1 1.9 6 11.312 tahun 8 15.1 3 5.7 11 20.8Total 44 83.0 9 17.0 53 100.0Uang Saku1.000 19 35.8 1 1.9 20 37.7

0.144

1.500 2 3.8 0 0.0 2 3.82.000 16 30.2 5 9.4 21 39.62.500 1 1.9 2 3.8 3 5.73.000 4 7.5 1 1.9 5 9.45.000 2 3.8 0 0.0 2 3.8Total 44 83.0 9 17.0 53 100.0

Berdasarkan Tabel 16, contoh dengan usia 8 tahun memiliki tingkat

kecukupan vitamin C tergolong kurang. Sedangkan contoh yang berusia 10 dan

12 tahun memiliki tingkat kecukupan vitamin C yang tergolong cukup (7.5% dan

5.7%).Sebagian besar (39.6%) contoh dengan uang saku sebesar Rp 2.000

memiliki tingkat kecukupan vitamin C yang tergolong cukup.

Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

(p<0.05) antara jenis kelamin contoh dengan tingkat kecukupan vitamin C.

Contoh berjenis kelamin laki-laki lebih banyak mengkonsumsi pangan sumber

vitamin C dibandingkan contoh perempuan, sehingga tingkat kecukupannya

tercukupi. Berdasarkan hasil uji beda ada perbedaan yang signifikan (p<0.05)

antara usia contoh dengan tingkat kecukupan vitamin C. Sedangkan hasil uji

beda menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara

besar uang saku contoh dengan tingkat kecukupan vitamin C contoh.

Tingkat Kecukupan Zat BesiZat Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam

tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3 – 5 gram di dalam tubuh manusia

dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh: sebagai alat

angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di

dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan

tubuh (Almatsier 2004). Berikut adalah sebaran contoh berdasarkan tingkat

kecukupan zat besi yang disajikan dalam Gambar 11.

Page 52: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

38

Gambar 11 Sebaran tingkat kecukupan zat besi menurut jenis kelamin contoh (%)

Secara keseluruhan terdapat 30.2% contoh yang memiliki tingkat

kecukupan zat besi tergolong cukup sedangkan sisanya (69.8%) memiliki tingkat

kecukupan zat besi tergolong kurang.Rata-rata tingkat kecukupan zat besi

contoh adalah 99.6% dengan kisaran.Pada penelitian ini terdapat 17.0% contoh

berjenis kelamin laki-laki yang memiliki tingkat kecukupan zat besi yang

tergolong cukup.Berikut Tabel 17 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan

tingkat kecukupan zat besi.

Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan zat besiKarakteristik

Contoh

Tingkat Kecukupan Zat BesiPKurang Cukup Total

n % n % n %Usia8 tahun 0 0.0 1 1.9 1 1.9

0.350

9 tahun 8 15.1 9 17.0 17 32.110 tahun 17 32.1 1 1.9 18 34.011 tahun 5 9.4 1 1.9 6 11.312 tahun 7 13.2 4 7.5 11 20.8Total 37 69.8 16 30.2 53 100.0Uang Saku1.000 14 26.4 6 11.3 20 37.7

0.459

1.500 2 3.8 0 0.0 2 3.82.000 16 30.2 5 9.4 21 39.62.500 1 1.9 2 3.8 3 5.73.000 3 5.7 2 3.8 5 9.45.000 1 1.9 1 1.9 2 3.8Total 37 69.8 16 30.2 53 100.0

Berdasarkan usia contoh, sebagian besar (17.0%) contoh yang berusia 9

tahun memiliki tingkat kecukupan zat besi yang tergolong cukup. Contoh dengan

uang saku Rp 1.500 memiliki tingkat kecukupan zat besi yang tergolong kurang

(3.8%). Sedangkan contoh dengan uang saku Rp 1.000 memiliki tingkat

kecukupan zat besi tergolong cukup (11.3%).Hasil uji beda menunjukkan tidak

terdapat perbedaan signifikan (p>0.05) antara usia dan uang saku contoh

dengan tingkat kecukupan zat besi. Berdasarkan hasil uji beda ada perbedaan

yang signifikan (p<0.05) antara jenis kelamin contoh dengan tingkat kecukupan

zat besinya.

35,8

17,0

34,0

13,2

kurang cukup

Laki-Laki

Perempuan

Page 53: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

39

Tingkat Kecukupan KalsiumHampir seluruh kalsium di dalam tubuh ada dalam tulang yang berperan

sentral dalam struktur dan kekuatan tulang dan gigi.Hanya sedikit sekali (1%)

berada dalam jaringan lunak, cairan ekstra sel dan plasma yang diperlukan

dalam banyak peran metabolisme dan pengaturan.Berikut adalah sebaran

contoh berdasarkan tingkat kecukupan kalsium yang disajikan dalam Gambar 12.

Gambar 12 Sebaran tingkat kecukupan kalsium menurut jenis kelamin contoh (%)

Pada penelitian ini contoh yang memiliki tingkat kecukupan kalsium

tergolong cukup hanya sebesar 5.7% dan sisanya (94.3%) tergolong

kurang.Rata-rata tingkat kecukupan kalsium contoh adalah 33.7% dengan

kisaran 6.7% - 99.4%.Sebanyak 3.8% contoh berjenis kelamin laki-laki dan 1.9%

contoh perempuan memiliki tingkat kecukupan kalsium yang tergolong

cukup.Berikut Tabel 18 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan tingkat

kecukupan kalsium.

Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan kalsiumKarakteristik

Contoh

Tingkat Kecukupan KalsiumPKurang Cukup Total

n % n % n %Usia8 tahun 0 0.0 1 1.9 1 1.9

0.144

9 tahun 17 32.1 0 0.0 17 32.110 tahun 17 32.1 1 1.9 18 34.011 tahun 5 9.4 1 1.9 6 11.312 tahun 11 20.8 0 0.0 11 20.8Total 50 94.3 3 5.7 53 100.0Uang Saku1.000 18 34.0 2 3.8 20 37.7

0.506

1.500 2 3.8 0 0.0 2 3.82.000 21 39.6 0 0.0 21 39.62.500 3 5.7 0 0.0 3 5.73.000 4 7.5 1 1.9 5 9.45.000 2 3.8 0 0.0 2 3.8Total 50 94.3 3 5.7 53 100.0

Berdasarkan Tabel 18, 32.1% contoh berusia 9 tahun dan 10 tahun yang

memiliki tingkat kecukupan kalsium tergolong kurang. Sedangkan contoh berusia

8, 10, dan 11 tahun memiliki tingkat kecukupan kalsium yang tergolong cukup

sebesar 1.9%. Dilihat dari besar uang saku contoh, terdapat 3.8% contoh dengan

49,1

3,8

45,3

1,9

kurang cukup

Laki-Laki

Perempuan

Page 54: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

40

uang saku Rp 1.000 yang memiliki tingkat kecukupan kalsium tergolong cukup.

Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis

kelamin, usia, dan uang saku contoh dengan tingkat kecukupan kalsiumnya.

Aktivitas FisikAktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem

penunjangnya.Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk

metabolisme basal.Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung pada

beberapa banyak otot yang bergerak, berapa lama, dan berapa berat pekerjaan

yang dilakukan (Almatsier 2004). Dalam penelitian ini besarnya aktivitas fisik

yang dilakukan contoh selama 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level

(PAL) atau tingkat aktivitas fisik. Rata-rata skor PAL keseluruhan contoh adalah

1.48 dengan kisaran 1.29 – 2.07.Sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik

menurut PAL disajikan pada Gambar 13 berikut.

Gambar 13 Sebaran aktivitas fisik menurut jenis kelamin contoh (%)

Sebanyak 34.0% contoh pada penelitian ini memiliki tingkat aktivitas fisik

sangat ringan, 56.6% contoh dengan tingkat aktivitas ringan, 7.5% contoh

memiliki tingkat aktivitas sedang, dan hanya 1.9% contoh dengan tingkat aktvitas

berat.Terdapat 18.9% contoh perempuan memiliki tingkat aktivitas fisik sangat

ringan.Sebanyak 3.8% contoh berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang

memiliki aktivitas fisik tergolong sedang.Terdapat 1.9% contoh laki-laki yang

memiliki tingkat aktivitas fisik berat.

Contoh yang berusia 12 tahun memiliki tingkat aktivitas fisik yang

tergolong berat sebanyak 1.9%.Sedangkan sebanyak 3.8% contoh berusia 11

tahun memiliki tingkat aktivitas fisik yang tergolong sedang. Terdapat 1.9%

contoh dengan uang saku Rp 1.000 yang memiliki tingkat aktivitas fisik berat dan

3.8% contoh dengan uang saku Rp 2.000 memiliki tingkat aktivitas fisik sedang.

Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat perbedaan (p>0.05) yang signifikan

antara jenis kelamin, usia, dan uang saku contoh dengan tingkat aktivitas

15,1

32,1

3,8 1,9

18,924,5

3,80,0

sangat ringan ringan sedang berat

Laki-Laki

Perempuan

Page 55: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

41

fisiknya. Berikut Tabel 19 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan aktivitas

fisiknya.

Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik

KarakteristikContoh

Tingkat Aktivitas FisikTotal PSangat

Ringan Ringan Sedang Berat

n % n % n % n % n %Usia8 tahun 0 0.0 1 1.9 0 0.0 0 0.0 1 1.9

0.174

9 tahun 6 11.3 10 18.9 1 1.9 0 0.0 17 32.110 tahun 9 17.0 9 17.0 0 0.0 0 0.0 18 34.011 tahun 1 1.9 3 5.7 2 3.8 0 0.0 6 11.312 tahun 2 3.8 7 13.2 1 1.9 1 1.9 11 20.8Total 18 34.0 30 56.6 4 7.5 1 1.9 53 100.0Uang Saku1.000 11 20.8 7 13.2 1 1.9 1 1.9 20 37.7

0.330

1.500 1 1.9 1 1.9 0 0.0 0 0.0 2 3.82.000 5 9.4 14 26.4 2 3.8 0 0.0 21 39.62.500 0 0.0 2 5.7 1 1.9 0 0.0 3 5.73.000 0 0.0 5 9.4 0 0.0 0 0.0 5 9.45.000 1 1.9 1 1.9 0 0.0 0 0.0 2 3.8Total 18 34.0 30 56.6 4 7.5 1 1.9 53 100.0

Aktivitas umum yang dilakukan contoh adalah tidur, berpakaian, mandi,

istirahat/berbaring, makan, duduk, beribadah, dan berolahraga.Alokasi waktu

terbesar yang dilakukan contoh pada kelompok aktivitas umum, yaitu tidur

dengan alokasi waktu sebanyak 8.80 jam/hari. Puspitorini (2009) menyebutkan

rata-rata individu membutuhkan tidur minimal delapan jam sehari. Menurut

sebuah laporan dari Dayton Veterans Administration Hospital di Ohio,

mengurangi tidur 1.5 jam saja dalam semalam dapat mengurangi kewaspadaan

pada siang hari sampai 33%.

Alokasi waktu terbesar untuk kegiatan transportasi adalah berjalan kaki

dan bersepeda. Sedangkan alokasi waktu terkecil adalah berangkat sekolah naik

motor maupun angkutan umum. Rata-rata alokasi waktu untuk berjalan kaki

adalah sebesar 0.72 jam/hari dengan nilai PAL sebanyak 0.1 atau 5.7% dari total

rata-rata nilai PAL contoh. Kegiatan rumah tangga yang dilakukan contoh

meliputi menyetrika, menyapu, mengepel, dan mengasuh adek.Alokasi waktu

terbesar untuk kegiatan rumah tangga adalah menyapu dan membersihkan

rumah sebesar 0.5 jam/hari dan nilai PAL 0.05.Nilai PAL (Physical Activity Ratio)

untuk tidur adalah sebesar 0.37 atau 21.7% dari total rata-rata nilai PAL

contoh.Jenis aktivitas fisik, alokasi waktu, serta rata-rata nilai PAL contoh dapat

dilihat pada Tabel 20 di bawah ini.

Page 56: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

42

Tabel 20 Jenis aktivitas fisik, alokasi waktu, dan rata-rata nilai PAL contoh

No Aktivitas PARAlokasiwaktu

(jam/hari)PAL

Aktivitas Umum

1 Tidur 1.00 8.80 0.37

2 Berpakaian 2.30 0.28 0.03

3 Mandi 2.30 0.28 0.034 Istirahat. Berbaring 1.20 0.10 0.015 Makan 1.40 0.62 0.04

6 Duduk 1.20 0.62 0.03

7 Beribadah 1.40 0.72 0.048 Olahraga (aerobik, sepakbola, berenang) 7.55 0.90 0.28

Kegiatan Transportasi

8 Berjalan kaki 3.20 0.72 0.10

9 Bersepeda 3.60 0.40 0.06

10 Berangkat sekolah naik motor 1.50 0.00 0.0011 Berangkat sekolah naik bus/angkot 1.20 0.00 0.00Kegiatan Rumah tangga

12 Memasak 2.10 0.00 0.00

13 Mencuci piring 1.70 0.00 0.00

14 Mencuci pakaian 2.80 0.00 0.00

15 Menyetrika 1.70 0.06 0.00

16 Menyapu dan membersihkan rumah 2.30 0.50 0.05

17 Mengepel 4.40 0.01 0.0018 Menjaga adik 2.50 0.49 0.0519 Memandikan adik 3.50 0.00 0.0020 Kegiatan rumah tangga laiinya 2.80 0.00 0.0021 Belanja di pasar 4.60 0.00 0.00Aktivitas Pertanian

22 Menyiangi Sawah/Berkebun 3.70 0.03 0.00

23 Menjemur Padi 5.10 0.00 0.00Kategori Pekerjaan24 Mengikuti pengajian/ Membaca/Belajar 1.50 5.70 0.36

25 Mengemas 2.20 0.00 0.0026 Menjahit 2.50 0.00 0.00Kegiatan Rekreasi27 Menonton TV 1.64 2.86 0.2028 Mendengarkan music 1.43 0.16 0.0129 Mengobrol/Bercerita dengan teman 1.40 0.75 0.04

Jumlah 24.00 1.69

Kegiatan pekerjaan utama contoh adalah belajar di sekolah dan mengaji,

namun sebagian waktu contoh juga dialokasikan untuk melakukan aktivitas

pertanian.Aktivitas pertanian yang dilakukan contoh adalah menyiangi sawah

dengan alokasi waktu 0.03 jam/hari dan nilai PAL 0.00.Sedangkan kegiatan

Page 57: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

43

contoh seperti belajar, membaca, dan mengikuti pengajian membutuhkan alokasi

waktu sebesar 5.7 jam/hari.Nilai PAL dari kegiatan tersebut adalah 0.36 atau

21.1% dari total rata-rata nilai PAL contoh.Kegiatan rekreasi yang paling banyak

dilakukan contoh adalah menonton televisi dengan alokasi waktu 2.86 jam/hari

dan nilai PAL 0.20.

KebugaranKebugaran merupakan kemampuan tubuh untuk melaksanakan suatu

kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi, dan daya tahan dengan

efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

serta cadangan energi yang tersisa masih mampu untuk menikmati waktu luang

dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga (Satya 2008). Kebugaran jasmani

terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang

berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kelompok yang

berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness).

Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan meliputi daya tahan jantung

paru atau kebugaran cardiovascular, kekuatan dan daya tahan otot, komposisi

tubuh dan kelenturan (fleksibilitas).Sedangkan kebugaran yang berkaitan dengan

keterampilan meliputi komponen kecepatan, kecepatan reaksi, daya ledak

(power),kelincahan, keseimbangan,ketepatan, koordinasi dan daya

tahan(Suntoda 2007).

Dalam penelitian ini kebugaran jasmani contoh diukur dengan

menggunakan tes lari multi tahap (bleep test). Dari tes lari multi tahap tersebut

akan diperoleh skor kebugaran yang kemudian akan dikategorikan menjadi

tingkat kebugaran jasmani berdasarkan nilai VO2 max (Nurhasan & Cholil 2007).

Sebagian besar contoh (69.8%) berada pada tingkat kebugaran kurang,

sedangkan sisanya sebanyak 22.6% dan 7.5% contoh berada pada tingkat

kebugaran cukup dan kurang sekali. Dalam penelitian ini tidak terdapat contoh

yang memiliki tingkat kebugaran baik maupun baik sekali. Secara keseluruhan

rata-rata nilai VO2 max sebagai indikator skor kebugaran contoh adalah 28.4

dengan kisaran antara 21.8 – 40.2 berdasarkan hasil tes lari multi tahap (bleep

test). Sebaran contoh berdasarkan tingkat kebugaran disajikan dalam Gambar 14

berikut.

Page 58: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

44

Gambar 14 Sebaran tingkat kebugaran menurut jenis kelamin contoh (%)

Pada penelitian ini berdasarkan hasil tes lari multi tahap (bleep test), skor

kebugaran contoh perempuan berkisar antara 21.8 – 34.6 dengan rata-rata

25.7.Sedangkan skor kebugaran contoh laki-laki berkisar antara 25.0 – 40.2

dengan rata-rata 30.8.Rata-rata skor kebugaran contoh laki-laki lebih tinggi

dibandingkan contoh perempuan.Terdapat contoh laki-laki sebanyak 0.0% dan

7.5% contoh perempuan yang memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang

sekali.Pada tingkat kebugaran jasmani tergolong kurang, terdapat contoh laki-laki

sebanyak 32.1% dan 37.7% contoh perempuan.Sedangkan pada tingkat

kebugaran jasmani tergolong cukup, terdapat contoh laki-laki sebanyak 20.8%

dan 1.9% contoh perempuan.

Berdasarkan hasil uji bedat-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

tingkat kebugaran antara contoh laki-laki dan perempuan (p<0.05). Salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran seseorang adalah jenis

kelamin.Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir

sama dengan anak perempuan. Anak laki-laki biasanya mempunyai nilai

kebugaran yang jauh lebih besar setelah pubertas (Kesehatan Komunitas 2002).

Contoh yang berusia 8 tahun memiliki rata-rata kebugaran 25.0,

sedangkan contoh berusia 9 tahun memiliki rata-rata skor kebugaran 28.4

dengan kisaran 22.1 – 36.7. Contoh berusia 10 tahun memiliki rata-rata skor

kebugaran 26.1 dengan kisaran 21.8 – 33.2.Contoh yang berusia 11 tahun

memiliki rata-rata skor kebugaran 29.7 dengan kisaran 24.3 – 40.2.Sedangkan

contoh berusia 12 tahun memiliki rata-rata skor kebugaran 31.6 dengan kisaran

26.2 – 38.5. Sebaran usiacontoh berdasarkan tingkat kebugarannya disajikan

dalam Tabel 21.

0,0

32,1

20,8

7,5

37,7

1,9

kurang sekali kurang cukup

Laki-Laki

Perempuan

Page 59: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

45

Tabel 21 Sebaran usiacontoh berdasarkan tingkat kebugaran

Usia

Tingkat KebugaranTotal PKurang

Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %8 tahun 0 0.0 1 1.9 0 0.0 1 1.9

0.3580.015

9 tahun 3 5.7 10 18.9 4 7.5 17 32.110 tahun 1 1.9 16 30.2 1 1.9 18 34.011 tahun 0 0.0 4 7.5 2 3.8 6 11.312 tahun 0 0.0 6 11.3 5 9.4 11 20.8Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Pada Tabel 21, terdapat 5.7% contoh berusia 9 tahun dan 1.9% contoh

usia 10 tahun memiliki tingkat kebugaran kurang sekali. Pada tingkat kebugaran

kurang, paling banyak adalah contoh berusia 10 tahun (30.2%), kemudian diikuti

contoh berusia 9 tahun (18.9%), contoh berusia 12 tahun (11.3%), contoh

berusia 11 tahun (7.5%), dan usia 8 tahun (1.9%). Pada tingkat kebugaran

jasmani cukup, paling banyak adalah contoh berusia 12 tahun (9.4%), kemudian

diikuti contoh berusia 9 tahun (7.5%), contoh berusia 11 tahun (3.8%), dan 10

tahun (1.9%). Hasil uji beda menunjukkan tidak ada perbedaan pada usia contoh

dengan tingkat kebugarannya. Berdasarkan hasil uji korelasi

Spearmanmenunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia contoh dengan

tingkat kebugaran (p < 0.05) dan nilai koefisien korelasi adalah 0.336.

Rata-rata usia contoh dengan tingkat kebugaran cukup adalah 10.7 tahun

dengan kisaran 9 – 12 tahun. Rata-rata usia contoh yang memiliki tingkat

kebugaran kurang sekali dan kurang adalah 10.2 tahun dengan kisaran 8 – 12

tahun. Usia sangat berpengaruh terhadap kebugaran jasmani. Kebugaran

jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25 – 30

tahun. Kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh,

kira-kira sebesar 0,8 – 1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini

dapat dikurangi sampai separuhnya (Kesehatan Komunitas 2002).

Pada tingkat kebugaran kurang sekali terdapat 3.8% contoh yang

mendapat uang saku Rp 2.000. Pada tingkat kebugaran kurang terdapat 30.2%

contoh yang mendapat uang saku Rp 1.000 dan 24.5% contoh yang mendapat

uang saku Rp 2.000. Pada tingkat kebugaran cukup terdapat 11.3% contoh yang

mendapat uang saku Rp 2.000.Berdasarkan hasil uji bedat-test tidak terdapat

perbedaan signifikan (p>0.05) uang saku contoh antara contoh berstatus bugar

dan contoh berstatus tidak bugar.Sebaran uang saku contoh berdasarkan tingkat

kebugarannya disajikan dalam Tabel 22.

Page 60: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

46

Tabel 22 Sebaran uang saku contoh berdasarkan tingkat kebugaran

Uang saku

Tingkat KebugaranTotal PKurang

Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %1.000 1 1.9 16 30.2 3 5.7 20 37.7

0.810

1.500 0 0.0 0 0.0 2 3.8 2 3.82.000 2 3.8 13 24.5 6 11.3 21 39.62.500 0 0.0 2 3.8 1 1.9 3 5.73.000 0 0.0 5 9.4 0 0.0 5 9.45.000 1 1.9 1 1.9 0 0.0 2 3.8Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang

dimakan individu atau kelompok dengan tujuan tertentu.Tujuan mengkonsumsi

pangan dalam aspek gizi adalah untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang

diperlukan tubuh.Konsumsi pangan meliputi informasi mengenai jenis pangan

dan jumlah pangan yang dimakan seseorang atau kelompok orang (sekeluarga

atau rumah tangga) pada waktu tertentu (Hardinsyah & Martianto 1992).

Supariasa, Bakri, Fajar(2001) menjelaskan bahwa dalam survei konsumsi

pangan terdapat tiga metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, metode

kuantitatif, serta gabungan dari metode keduanya. Metode kualitatif digunakan

untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan

pangan, dan menggali informasi tentang kebiasaan makan.Metode kuantitatif

digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi individu atau

kelompok.

Frekuensi Makan berdasarkan Tingkat KebugaranFrekuensi makan dan kebiasaan makan contoh digunakan untuk

mengetahui konsumsi pangan secara kualitatif.Frekuensi makan yang diukur

pada penelitian ini adalah dalam satuan kali per hari dengan menggunakan

metode recall.Sebanyak 54.7% contoh memiliki frekuensi makan sebanyak tiga

kali setiap harinya.Sedangkan sisanya memiliki frekuensi makan sebanyak 2 kali

(28.3%), 4 kali (11.3%), dan 1 kali (5.7%).Pada tingkat kebugaran kurang sekali

(5.7%) dan sebagian besar (41.5%) contoh dengan tingkat kebugaran kurang

memiliki frekuensi makan sebanyak tiga kali setiap harinya.Sedangkan pada

tingkat kebugaran cukup terdapat 11.3% contoh memiliki frekuensi makan

sebanyak dua kali setiap harinya.Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat

perbedaan signifikan (p>0.05) frekuensi makan contoh antara contoh berstatus

bugar dengan contoh berstatus tidak bugar. Menurut Khomsan (2002), frekuensi

makan yang baik adalah tiga kali sehari. Frekuensi makan contoh berdasarkan

tingkat kebugaran dapat dilihat pada Tabel 23.

Page 61: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

47

Tabel 23 Sebaran frekuensi makan contoh berdasarkan tingkat kebugaranFrekuensiMakan(kali/hari)

Tingkat KebugaranTotal PKurang

Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %1 kali 0 0.0 3 5.7 0 0.0 3 5.7

0.8822 kali 0 0.0 9 17.0 6 11.3 15 28.33 kali 3 5.7 22 41.5 4 7.5 29 54.74 kali 1 1.9 3 5.7 2 3.8 6 11.3Total 4 7.5 37 68.9 12 22.6 53 100.0

Kebiasaan Makan berdasarkan Tingkat Kebugaran

Kebutuhan gizi secara kuantitas dan kualitas sulit dipenuhi apabila hanya

makan satu kali atau dua kali sehari.Itulah sebabnya makan dilakukan secara

frekuentif yakni tiga kali sehari termasuk sarapan pagi (Khomsan

2002).Kebiasaan makan contoh pada penelitian ini menunjukkan bahwa 39.6%

contoh selalu membiasakan diri untuk sarapan.Pada tingkat kebugaran kurang

sekali sebanyak 5.7% contoh tidak pernah sarapan setiap hari.Sedangkan pada

tingkat kebugaran kurang dan cukup sebanyak 30.2% dan 9.4% contoh selalu

sarapan setiap hari.Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat perbedaan

signifikan (p>0.05) frekuensi sarapan contoh antara contoh berstatus bugar

dengan contoh berstatus tidak bugar.

Menu sarapan yang dikonsumsi oleh contoh pada penelitian ini adalah

sebagian besar berbeda-beda, yang digolongkan ke dalam beberapa menu, yaitu

(1)menu lengkap yang terdiri dari nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah;

(2)nasi, lauk hewani, lauk nabati, dan sayur; (3)nasi dan lauk hewani; serta menu

lain. Terdapat 47.2% contoh mengkonsumsi menu sarapan yang terdiri dari nasi

dan lauk hewani. Sedangkan sisanya, yaitu 24.5% contoh mengkonsumsi menu

lain, 18.9% menu lengkap, dan 9.4% mengkonsumsi nasi, lauk hewani, lauk

nabati, dan sayur.

Pada penelitian ini, sebagian besar contoh yang memiliki tingkat

kebugaran kurang sekali (3.8%), kurang (52.8%), dan cukup (18.9%) tidak

pernah mengkonsumsi supplement. Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat

perbedaan signifikan (p>0.05) frekuensi konsumsi supplement contoh dengan

tingkat kebugarannya.Pada tingkat kebugaran kurang sekali sebanyak 3.8%

contoh jarang jajan.Sedangkan pada tingkat kebugaran kurang dan cukup

sebanyak 35.8% dan 9.4% contoh memiliki kebiasaan jajan yang sering.Jenis

jajanan yang biasanya dikonsumsi, diantaranya chiki (52.8%), mie ayam (26.4%),

bakso (18.9%), dan aneka jajanan lainnya (3.8%).Berdasarkan hasil uji beda

Page 62: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

48

tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05) frekuensi jajan contoh antara contoh

berstatus bugar dengan contoh berstatus tidak bugar.

Selain itu, pada penelitian ini terdapat contoh yang mempunyai makanan

pantangan, seperti pemanis buatan dan ayam.Secara keseluruhan hanya 5.7%

contoh yang mempunyai makanan pantangan.Sebanyak 3.8% contoh pada

tingkat kebugaran kurang sekali memiliki makanan pantangan.Sedangkan

sebagian besar contoh (67.9%) pada tingkat kebugaran kurang tidak memiliki

makanan pantangan dan hanya 1.9% saja yang memiliki makanan

pantangan.Seluruh contoh (22.6%) pada tingkat kebugaran cukup tidak memiliki

makanan pantangan.Sebaran kebiasaan makan contoh berdasarkan tingkat

kebugarannya disajikan dalam Tabel 24 di bawah ini.

Tabel 24 Sebaran kebiasaan makan contoh berdasarkan tingkat kebugaran

Kebiasaan makan

Tingkat KebugaranTotal

PKurangSekali Kurang Cukup

n % n % n % n %Kebiasaan SarapanTidak Pernah 3 5.7 3 5.7 3 5.7 9 17.0

0.274Jarang (< 4 kali/minnggu) 0 0.0 14 26.4 0 0.0 14 26.4Sering (4 – 6 kali/minggu) 1 1.9 4 7.5 4 7.5 9 17.0Selalu (7 kali/mingu) 0 0.0 16 30.2 5 9.4 21 39.6Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Konsumsi SuplemenTidak Pernah 2 3.8 28 52.8 10 18.9 40 75.5

0.928Jarang (< 4 kali/minnggu) 1 1.9 8 15.1 2 3.8 11 20.8Sering (4 – 6 kali/minggu) 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0Selalu (7 kali/mingu) 1 1.9 1 1.9 0 0.0 2 3.8Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Kebiasaan JajanTidak Pernah 0 0.0 3 5.7 1 1.9 4 7.5

0.411Jarang (< 4 kali/minnggu) 2 3.8 14 26.4 4 7.5 20 37.7Sering (4 – 6 kali/minggu) 1 1.9 19 35.8 5 9.4 25 47.2Selalu (7 kali/mingu) 1 1.9 1 1.9 2 3.8 4 7.5Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Makanan PantanganAda 2 3.8 1 1.9 0 0.0 3 5.7

0.180Tidak 2 3.8 36 67.9 12 22.6 50 94.3Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Kebiasaan Konsumsi Sayur dan Buah berdasarkan Tingkat KebugaranSayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik untuk

membantu metabolisme zat gizi serta beberapa mineral penting dalam menjaga

kebugaran dan daya tahan tubuh.Sayuran sering dijadikan musuh oleh sebagian

orang, padahal banyak manfaat positif bila menyukai sayuran.dianjurkan

konsumsi sayuran setiap hari sekitar 200 gram (Khomsan 2002). Pada tingkat

kebugaran kurang sekali, terdapat 3.8% contoh yang jarang dan 3.8% selalu

mengkonsumsi sayur, begitu juga pada tingkat kebugaran kurang, yaitu 24.5%

jarang dan 24.5% selalu mengkonsumsi sayur.

Page 63: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

49

Terdapat 3.8% contoh dengan tingkat kebugaran kurang sekali dan

22.6% contoh dengan tingkat kebugaran kurang selalu mengkonsumsi buah

setiap hari.Sedangkan contoh yang memiliki tingkat kebugaran cukup

menunjukkan 9.4% tidak pernah mengkonsumsi buah dan 9.4% jarang

mengkonsumsi buah. Jenis sayuran dan buah yang sering dikonsumsi,

diantaranya: wortel, bayam, kangkung, jeruk, pisang, dan papaya. Berdasarkan

hasil uji beda tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05) frekuensi konsumsi

buah dengan tingkat kebugaran contoh. Sedangkan hasil uji beda menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05)frekuensi konsumsi sayur contoh

dengan tingkat kebugarannya.Berikut sebaran konsumsi sayur dan buah contoh

berdasarkan tingkat kebugarannya yang disajikan dalam Tabel 25.

Tabel 25 Sebaran konsumsi sayur dan buah contoh berdasarkan tingkatkebugaran

Konsumsi Sayur danBuah

Tingkat KebugaranTotal PKurang

Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %Konsumsi SayuranTidak Pernah 0 0.0 6 11.3 2 3.8 8 15.1

0.025Jarang (< 4 kali/minnggu) 2 3.8 13 24.5 8 15.1 23 43.4Sering (4 – 6 kali/minggu) 0 0.0 5 9.4 1 1.9 6 11.3Selalu (7 kali/mingu) 2 3.8 13 24.5 1 1.9 16 30.2Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Konsumsi BuahTidak Pernah 1 1.9 10 18.9 5 9.4 16 30.2

0.178Jarang (< 4 kali/minnggu) 1 1.9 7 13.2 5 9.4 13 24.5Sering (4 – 6 kali/minggu) 0 0.0 8 15.1 2 3.8 10 18.9Selalu (7 kali/mingu) 2 3.8 12 22.6 0 0.0 14 26.4Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Kebiasaan Konsumsi Pangan Sumber Protein berdasarkan TingkatKebugaran

Protein berfungsi sebagai sumber pembangun yang diperlukan tubuh,

teruatama pada masa pertumbuhan.Protein terbagi menjadi dua, yaitu protein

hewani dan protein nabati. Protein hewani dalam penelitian ini dibedakan

menurut asal jenis pangan, yaitu daging merah, daging putih, telur, dan ikan

segar. Sebanyak 3.8% dan 13.2% contoh pada tingkat kebugaran kurang sekali

dan cukup tidak pernah mengkonsumsi daging merah.Sedangkan 32.1% contoh

pada tingkat kebugaran kurang jarang mengkonsumsi daging merah. Sebanyak

1.9%, 32.1%, dan 17.0% contoh pada tingkat kebugaran kurang sekali, kurang

dan cukup jarang mengkonsumsi daging putih. Berdasarkan hasil uji Mann-

Whitney tidak terdapat perbedaan yang signifikan konsumsi daging merah

(p>0.05) dan konsumsi daging putih (p>0.05) contoh dengan tingkat

kebugarannya.

Page 64: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

50

Pada penelitian ini sebanyak 3.8%, 32.1% dan 15.1% contoh pada tingkat

kebugaran kurang sekali, kurang, dan cukup jarang mengkonsumsi telur.

Sebanyak 35.8% dan 17.0% contoh pada tingkat kebugaran kurang dan cukup

jarang mengkonsumsi ikan segar. Sedangkan 3.8% contoh pada tingkat

kebugaran kurang sekali sering mengkonsumsi ikan segar. Berdasarkan hasil uji

Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan signifikan konsumsi telur (p>0.05) dan

konsumsi ikan segar (p>0.05) dengan tingkat kebugaran contoh. Berikut adalah

sebaran konsumsi pangan protein contoh berdasarkan tingkat kebugaran yang

disajikan dalam Tabel 26.

Tabel 26 Sebaran konsumsi pangan protein contoh berdasarkan tingkatkebugaran

Konsumsi Pangan Protein

Tingkat KebugaranTotal PKurang

Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %Konsumsi Daging MerahTidak Pernah 2 3.8 13 24.5 7 13.2 22 41.5

0.560Jarang (< 4 kali/minnggu) 1 1.9 17 32.1 4 7.5 22 41.5Sering (4 – 6 kali/minggu) 0 0.0 4 7.5 0 0.0 4 7.5Selalu (7 kali/mingu) 1 3.8 3 5.7 1 1.9 5 9.4Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Konsumsi Daging PutihTidak Pernah 1 1.9 5 9.4 1 1.9 7 13.2

0.671Jarang (< 4 kali/minnggu) 1 1.9 17 32.1 9 17.0 27 50.9Sering (4 – 6 kali/minggu) 1 1.9 6 11.3 1 1.9 8 15.1Selalu (7 kali/mingu) 1 1.9 9 17.0 1 1.9 11 20.8Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Konsumsi TelurTidak Pernah 0 0.0 3 5.7 0 0.0 3 5.7

0.341Jarang (< 4 kali/minnggu) 2 3.8 17 32.1 8 15.1 27 50.9Sering (4 – 6 kali/minggu) 0 0.0 7 13.2 2 3.8 9 17.0Selalu (7 kali/mingu) 2 3.8 10 18.9 2 3.8 14 26.4Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Konsumsi Ikan SegarTidak Pernah 1 1.9 1 1.9 2 3.8 4 7.5

0.516Jarang (< 4 kali/minnggu) 1 1.9 19 35.8 9 17.0 29 54.7Sering (4 – 6 kali/minggu) 2 3.8 9 17.0 0 0.0 11 20.8Selalu (7 kali/mingu) 0 0.0 8 15.1 1 1.9 9 17.0Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Konsumsi Protein NabatiTidak Pernah 0 0.0 3 5.7 0 0.0 3 5.7

0.001Jarang (< 4 kali/minnggu) 3 5.7 15 28.3 6 11.3 24 45.3Sering (4 – 6 kali/minggu) 0 0.0 8 15.1 2 3.8 10 18.9Selalu (7 kali/mingu) 1 1.9 11 20.8 4 7.5 16 30.2Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Protein nabati yang umum dikonsumsi oleh contoh, yaitu tahu dan tempe.

Pada penelitian ini, sebanyak 5.7%, 28.3%, dan 11.3% contoh pada tingkat

kebugaran kurang sekali, kurang, dan cukup jarang mengkonsumsi protein

nabati. Berdasarkan hasil uji beda terdapat perbedaan signifikan (p<0.05)

frekuensi konsumsi protein nabati dengan tingkat kebugaran contoh.

Page 65: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

51

Kebiasaan Minum berdasarkan Tingkat KebugaranKonsumsi cairan bagi anak sangat diperlukan untuk menjaga status

hidrasi tubuh.Pemberian cairan bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan untuk

mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.Selain itu, pemberian cairan yang

adekuat ditujukan untuk mencegah panas tubuh yang berlebihan. Kebiasaan

minum contoh menunjukkan bahwa contoh sebagian besar (60.4%)

mengkonsumsi air putih 5-8 gelas setiap harinya, sebanyak 28.3% contoh

mengkonsumsi air putih kurang dari lima gelas sehari, dan sisanya sebanyak

11.3% mengkonsumsi air putih lebih dari delapan gelas setiap harinya. Sebanyak

5.7% dan 49.1% contoh pada tingkat kebugaran kurang sekali dan kurang

mengkonsumsi air putih 5-8 gelas setiap harinya. Sedangkan sebanyak 15.1%

contoh pada tingkat kebugaran cukup mengkonsumsi air putih kurang dari lima

gelas sehari. Tabel 27 merupakan kebiasaan minum contoh berdasarkan tingkat

kebugaran.

Tabel 27 Sebaran kebiasaan minum contoh berdasarkan tingkat kebugaran

Kebiasaan Minum

Tingkat KebugaranTotal PKurang

Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %Konsumsi Air Putih (per hari)< 5 gelas 1 1.9 6 11.3 8 15.1 15 28.3

0.4955 – 8 gelas 3 5.7 26 49.1 3 5.7 32 60.4> 8 gelas 0 0.0 5 9.4 1 1.9 6 11.3Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0Konsumsi SusuTidak Pernah 0 0.0 9 17.0 3 5.7 12 22.6

0.190Jarang (< 4 kali/minnggu) 2 3.8 9 17.0 4 7.5 15 28.3Sering (4 – 6 kali/minggu) 0 0.0 17 32.1 3 5.7 20 37.7Selalu (7 kali/mingu) 2 3.8 2 3.8 2 3.8 6 11.3Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan signifikan

(p>0.05) konsumsi air putih contoh dengan tingkat kebugarannya. Sebagai zat

gizi, air mempunyai fungsi penting bagi tubuh manusia, yaitu sebagai pembentuk

sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, sebagai pelarut, sebagai pelumas

dan bantalan, sebagai media transportasi serta sebagai media eliminasi toksin

dan produk sisa metabolisme (Santoso et all 2011).

Pada konsumsi susu contoh sebanyak 3.8% dan 7.5% contoh pada

tingkat kebugaran kurang sekali dan cukup jarang mengkonsumsi susu.

Sedangkan 32.1% contoh dengan tingkat kebugaran kurang sering

mengkonsumsi susu. Jenis susu yang umumnya dikonsumsi contoh, yaitu susu

cair (49.1%), susu kental manis (43.4%), dan susu bubuk (5.7%). Berdasarkan

Page 66: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

52

hasil uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05) konsumsi

susu dengan tingkat kebugaran contoh.

Hubungan Status Gizi dengan KebugaranPada penelitian ini, sebagian besar contoh berstatus gizi normal sebesar

53.0% dengan rata-rata z-score IMT/U -1.83 standar deviasi 1.17, nilai minimum

z-score -3.86 dan nilai maksimum 1.31. Pada sampel penelitian masih ditemui

masalah gizi pada contoh yaitu kurus (36%), dan sangat kurus (11%).Berikut

adalah sebaran status gizi contoh berdasarkan tingkat kebugarannya yang

disajikan dalam Tabel 28.

Tabel 28 Sebaran status gizi contoh berdasarkan tingkat kebugaran

Status GiziTingkat Kebugaran Total PKurang Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %Kurus Sekali 0 0.0 6 11.3 0 0.0 6 11.3

0.4970.459

Kurus 0 0.0 14 26.4 5 9.4 19 35.8Normal 4 7.5 17 32.1 7 13.2 28 52.8Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Contoh yang memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang sekali, kurang,

dan cukup (7.5%, 32.1%, 13.2%) memiliki status gizi normal.Pada penelitian ini

terdapat 41.7% contoh pada tingkat kebugaran jasmani cukup memiliki status gizi

kurus.Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson tidak terdapat hubungan yang

signifikan (p>0.05) antara status gizi contoh dengan tingkat kebugaran jasmani

contoh dan nilai korelasinya sebesar 0.096. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Hastuti (2003) pada anak SD Majasto 1 Kabupaten Sukaharjo yang

menunjukkan tidak adanya hubungan antara status gizi dengan tingkat

kesegaran jasmani contoh.

Hasil uji bedat-testmenunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan

(p>0.05) status gizi contoh dengan tingkat kebugarannya. Status gizi yang baik

akan menjadikan organ tubuh melakukan fungsi secara optimal sehingga akan

menghasilkan tingkat kebugaran jasmani seseorang (Depkes 1997).

Hubungan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat gizi dengan KebugaranTingkat Kecukupan Energi dengan Kebugaran

Contoh yang memiliki tingkat kebugaran cukup sebagian besar (91.7%)

memiliki tingkat kecukupan energi tergolong defisit berat.Contoh yang memiliki

tingkat kebugaran kurang memiliki tingkat kecukupan energi tergolong defisit

berat (21.5%) dan defisit sedang (15.1%).Sedangkan contoh yang memiliki

tingkat kebugaran kurang sekali memiliki tingkat kecukupan energi tergolong

Page 67: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

53

defisit berat (5.7%) dan sisanya (1.9%) memiliki tingkat kecukupan energi yang

deficit ringan.

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson tidak terdapat hubungan yang

signifikan (p>0.05) antara tingkat kecukupan energi contoh dengan tingkat

kebugaran contoh.Berdasarkan hasil uji t-test tidak terdapat perbedaan signifikan

(p>0.05) tingkat kecukupan energi contoh dengan tingkat kebugarannya.Berikut

adalah tingkat kecukupan energi contoh berdasarkan tingkat kebugarannya yang

disajikan dalam Tabel 29.

Tabel 29Sebaran tingkat kecukupan energi contoh berdasarkan tingkatkebugaran

Tingkat KecukupanEnergi

Tingkat Kebugaran Total PKurang Sekali Kurang Cukupn % n % n % n %

Defisit Berat 3 5.7 22 41.5 11 20.8 36 67.9

0.8630.192

Defisit Sedang 0 0.0 8 15.1 1 1.9 9 17.0Defisit Ringan 1 1.9 3 5.7 0 0.0 4 7.5Normal 0 0.0 4 7.5 0 0.0 4 7.5Lebih 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Energi diperlukan manusia untuk bergerak atau melakukan pekerjaan fisik

dan menggerakkan proses-proses dalam tubuh.Kekurangan energi terjadi bila

asupan energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Tubuh

akan mengalami keseimbangan energi negatif. Bila terjadi pada bayi dan anak-

anak akan menghambat pertumbuhan. Gejala yang ditimbulkan pada anak

adalah kurang perhatian, gelisah, lemah, cengeng, kurang bersemangat dan

penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi (Almatsier 2004).Selain itu,

peranan energi dalam olahraga penting diperhatikan, misalnya tidak cukupnya

ketersediaan energi yang diperlukan dari glikogen otot atau glukosa darah dapat

mengakibatkan kelelahan dan tubuh menjadi tidak bugar.

Tingkat Kecukupan Protein dengan KebugaranPada contoh yang memiliki tingkat kebugaran jasmani cukup sebanyak

11.3% contohnya memiliki tingkat kecukupan protein tergolong defisit berat,

sedangkan sisanya 1.9% contoh tergolong defisit ringan, 3.8% tergolong normal,

dan 5.7% contoh tergolong lebih. Pada tingkat kebugaran kurang sebanyak

22.6% dan 20.8% contohnya memiliki tingkat kecukupan protein tergolong lebih

dan defisit berat. Sedangkan pada tingkat kebugaran kurang sekali sebanyak

5.7% contoh memiliki tingkat kecukupan protein tergolong normal dan 1.9%

contohnya tergolong defisit berat.Tabel 30merupakan sebaran tingkat kecukupan

protein contoh berdasarkan tingkat kebugaran.

Page 68: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

54

Tabel 30 Sebaran tingkat kecukupan protein contoh berdasarkan tingkatkebugaran

Tingkat KecukupanProtein

Tingkat Kebugaran Total PKurang Sekali Kurang Cukupn % n % n % n %

Defisit Berat 1 1.9 11 20.8 6 11.3 18 34.0

0.4140.969

Defisit Sedang 0 0.0 4 7.5 0 0.0 4 7.5Defisit Ringan 0 0.0 4 7.5 1 1.9 5 9.4Normal 3 5.7 6 11.3 2 3.8 11 20.8Lebih 0 0.0 12 22.6 3 5.7 15 28.3Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson tidak terdapat hubungan yang

signifikan (p>0.05) antara tingkat kecukupan protein contoh dengan tingkat

kebugaran jasmani contoh.Berdasarkan hasil uji t-test tidak terdapat perbedaan

signifikan (p>0.05) tingkat kecukupan protein dengan tingkat kebugaran

contoh.Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi

rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan

kwashiorkor pada anak-anak di bawah umur lima tahun (Almatsier 2004).

Tingkat kecukupan vitamin dan mineral dibagi menjadi 2 kategori yaitu

kurang dan cukup (Gibson 2005) dimana kurang yaitu <77% dari AKG, dan

cukup >77% AKG.

Tingkat Kecukupan Vitamin A dengan KebugaranContoh yang memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang sekali (7.5%),

kurang (67.9%), dan cukup (22.6%) secara keseluruhan memiliki tingkat

kecukupan vitamin A tergolong cukup. Sedangkan sisanya sebesar 1.9% contoh

yang tingkat kebugaran jasmaninya kurang memiliki tingkat kecukupan vitamin A

yang tergolong kurang.Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson tidak terdapat

hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kecukupan vitamin A dengan

tingkat kebugaran jasmani contoh.

Berdasarkan hasil uji t-test tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05)

tingkat kecukupan vitamin A contoh dengan tingkat kebugarannya.Vitamin A

sangat berperan penting dalam diferensiasi sel dan kekebalan tubuh (Almatsier

2004), oleh sebab itu intik vitamin A yang cukup sangat diperlukan dalam

pertumbuhan dan daya tahan contoh untuk meningkatkan kebugaran tubuh.

Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan vitamin dan mineral dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tingkat Kecukupan Vitamin B1 dengan KebugaranContoh yang memiliki tingkat kecukupan vitamin B1 tergolong cukup

memiliki tingkat kebugaran jasmani tergolong kurang sekali (1.9%) dan 3.8%

lainnya memiliki tingkat kebugaran yang kurang.Contoh pada kelompok yang

Page 69: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

55

tingkat kebugarannya tergolong cukup (22.6%) dan kurang (66.0%) memiliki

tingkat kecukupan vitamin B1 tergolong kurang.Berdasarkan hasil uji korelasi

Pearson tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat

kecukupan vitamin B1 contoh dengan tingkat kebugaran jasmani contoh.

Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05) tingkat

kecukupan vitamin B1 contoh dengan tingkat kebugarannya. Peranan utama

tiamin adalah dalam metabolisme karbohidrat (Almatsier 2004).Hal tersebut

berperan dalam transportasi oksigen dalam darah yang penting dalam

beraktivitas ataupun berolahraga sehingga tubuh tetap dalam kondisi bugar

(Hanum 2012).

Tabel 31 Sebaran tingkat kecukupan vitamin dan mineral contoh berdasarkantingkat kebugaran

TingkatKecukupan Kategori

Tingkat Kebugaran

PKurangsekali Kurang Cukup Total

n % n % n % n %

Vitamin AKurang 0 0.0 1 1.9 0 0.0 1 1.9

0.6970.482Cukup 4 7.5 36 67.9 12 22.6 52 98.1

Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Vitamin B1Kurang 3 5.7 35 66.0 12 22.6 50 94.3

0.8700.298Cukup 1 1.9 2 3.8 0 0.0 3 5.7

Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Vitamin CKurang 4 7.5 30 56.6 10 18.9 44 83.0

0.8250.386Cukup 0 0.0 7 13.2 2 3.8 9 17.0

Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Zat Besi (Fe)Kurang 1 1.9 26 49.1 10 18.9 37 69.8

0.0460.641Cukup 3 5.7 11 20.8 2 3.8 16 30.2

Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Kalsium (Ca)Kurang 3 5.7 35 66.0 12 22.6 50 94.3

0.4910.180Cukup 1 1.9 2 3.8 0 0.0 3 5.7

Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Tingkat Kecukupan Vitamin C dengan KebugaranPada tingkat kebugaran jasmani tergolong kurang terdapat contoh yang

memiliki tingkat kecukupan vitamin C tergolong cukup (13.2%) sedangkan

sisanya (56.6%) tergolong kurang.Seluruh contoh (7.5%) pada tingkat kebugaran

jasmani tergolong kurang sekali memiliki tingkat kecukupan vitamin C tergolong

kurang.Sedangkan pada contoh dengan tingkat kebugaran cukup sebanyak

Page 70: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

56

18.9% memiliki tingkat kecukupan vitamin C tergolong kurang dan sisanya

(3.8%) tergolong cukup.

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson tidak terdapat hubungan yang

signifikan (p>0.05) antara tingkat kecukupan vitamin C contoh dengan tingkat

kebugaran jasmani contoh.Berdasarkan hasil uji t-test tidak terdapat perbedaan

signifikan (p>0.05) tingkat kecukupan vitamin C dengan tingkat kebugaran

contoh. Kekurangan vitamin C yang berat akan mengakibatkan fungsinya pada

sintesa kolagen terganggu dan akan tampak sebagai perdarahan terutama pada

jaringan lunak seperti gusi. Pada gejala yan lebih ringan, diduga kekurangan

vitamin C berpengaruh pada sistem pertahanan tubuh dan kecepatan

penyebuhan luka (Setiawan & Rahayuningsih 2004).

Tingkat Kecukupan Zat Besi dengan KebugaranPada tingkat kebugaran jasmani tergolong kurang sekali terdapat 1.9%

contoh yang memiliki tingkat kecukupan zat besi tergolong kurang sedangkan

sisanya (5.7%) memiliki tingkat kecukupan zat besi tergolong cukup.Begitu juga

pada contoh dengan tingkat kebugaran jasmani tergolong kurang (49.1%) dan

cukup (18.9%) memiliki tingkat kecukupan zat besi tergolong

kurang.Berdasarkan hasil uji korelasi Pearsonterdapat hubungan yang signifikan

(p<0.05) antara tingkat kecukupan zat besi contoh dengan tingkat kebugaran

jasmani contoh. Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat perbedaan signifikan

(p>0.05) tingkat kecukupan zat besi contoh dengan tingkat kebugarannya.

Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum terdapat,

baik di negara maju maupun di negara berkembang. Defisiensi besi terutama

menyerang golongan rentan seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui

serta pekerja berpenghasilan rendah.Defisiensi besi berpengaruh luas terhadap

kualitas sumberdaya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan

produktivitas kerja, termasuk kebugaran tubuh (Almatsier 2004).

Tingkat Kecukupan Kalsium dengan KebugaranPada penelitian ini seluruh contoh yang memiliki tingkat kebugaran

jasmani cukup (22.6%) memiliki tingkat kecukupan kalsium tergolong

kurang.Contoh yang tingkat kebugarannya kurang sekali (5.7%) dan kurang

(66.0%) memiliki tingkat kecukupan kalsium tergolong kurang.Berdasarkan hasil

uji korelasi Pearson tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara

tingkat kecukupan kalsium contoh dengan tingkat kebugaran jasmani

Page 71: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

57

contoh.Berdasarkan hasil uji t-test tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05)

tingkat kecukupan kalsium contoh dengan tingkat kebugarannya.

Kalsium memiliki dua fungsi, yaitu penyusunan dan pengaturan.Hampir

seluruh kalsium bersama fosfor, berperan sebagai komponen utama tulang dan

gigi.Anak yang masih tumbuh dan kembang memerlukan pembentukan tulang

lebih banyak dari pada orang yang sudah tua.Peningkatan kebutuhan terjadi

pada pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium dan tingkat aktivitas

fisik yang meningkatkan densitas tulang (Almatsier 2004).

Hubungan Aktivitas Fisik dengan KebugaranPada tingkat kebugaran kurang sekali, terdapat 1.9% contoh memiliki

aktivitas fisik sangat ringan. Pada tingkat kebugaran kurang, sebanyak 37.7%

memiliki aktivitas fisik ringan dan 26.4% memiliki aktivitas fisik sangat ringan.

Pada tingkat kebugaran cukup, sebanyak 13.2% contoh memiliki aktivitas fisik

ringan dan 5.7% contoh memiliki aktivitas fisik sangat ringan. Contoh yang

memiliki aktivitas fisik berat (1.9%) mempunyai tingkat kebugaran jasmani cukup,

sedangkan sebanyak 5.7% dan 1.9% contoh yang memiliki aktivitas fisik sedang

menunjukkan kebugaran jasmani yang tergolong kurang dan cukup. Tabel 32

merupakan sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik dan tingkat kebugaran.

Tabel 32Sebaran aktivitas fisik contoh berdasarkan tingkat kebugaran

Aktivitas Fisik

Tingkat KebugaranTotal PKurang

Sekali Kurang Cukup

n % n % n % n %Sangat ringan (< 1,40) 1 1.9 14 26.4 3 5.7 18 34.0

0.6150.015

Ringan (1,40- 1,69) 3 5.7 20 37.7 7 13.2 30 56.6Sedang (1,70-1,99) 0 0.0 3 5.7 1 1.9 4 7.5Berat (2,00-2,40) 0 0.0 0 0.0 1 1.9 1 1.9Total 4 7.5 37 69.8 12 22.6 53 100.0

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson tidak terdapat hubungan yang

signifikan (p>0.05) antara aktivitas fisik contoh dengan tingkat kebugaran

contoh.Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dwiyani (2011)

pada anak SD yang mengalami obesitas dan diberikan intervensi diet dan

olahraga menunjukkan peningkatan aktivitas fisik melalui olaharaga dapat

meningkatkan tingkat kesegaran jasmani namun masih pada kategori kurang

sekali.Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran jasmani contoh.

Hasil uji bedat-testterdapat perbedaan signifikan (p<0.05) aktivitas fisik

contoh dengan tingkat kebugarannya. Menurut Kesehatan Komunitas (2002)

salah satu manfaat fisik atau biologis adalah meningkatkan kebugaran

Page 72: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

58

tubuh.Aktivitas fisik dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit setiap hari dengan

baik dan benar agar bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap KebugaranAnalisis regresi linier dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling

berpengaruh dengan kebugaran contoh. Variabel yang diduga mempengaruhi

kebugaran adalah usia, status gizi, tingkat konsumsi energi dan zat gizi (protein,

vitamin A, vitamin B1, vitamin C, zat besi, dan kalsium), serta aktivitas fisik.

Berikut Tabel 33 yang menunjukkan model hasil uji regresi linier.

Tabel 33 Model hasil uji regresi linier

Variabel Dependen: Kebugaran

Berdasarkan Tabel 33 tersebut dapat diketahui bahwa hasil uji regresi

linier berganda menunjukkan bahwa terdapat dua variabel independen, yaitu usia

dan tingkat kecukupan zat besi yang berpengaruh terhadap kebugaran contoh.

Sedangkan variabel independen lainnya tidak menunjukkan adanya pengaruh

yang signifikan (p>0.05) terhadap kebugaran contoh. Hal tersebut dapat

disebabkan dari variabel-variabel independen yang diuji tidak menunjukkan

adanya hubungan dengan kebugaran contoh dan contoh pada penelitian ini

realtif homogen. Contoh memiliki tingkat kebugaran yang tergolong kurang sekali

dan kurang atau dikatakan tidak bugar, sehingga dapat menjadi penyebab tidak

ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen, yaitu kebugaran.

ModelKoefisein Tidak Standar Koefisien

Standar t Signifikansi KoefisienDeterminasiB Standar

Kesalahan Beta

(Konstanta)Status giziUsiaEnergiProteinVitamin AVitamin B1Vitamin CZat BesiKalsiumAktivitas Fisik

-.830.140

-.297.090.008.095.330.267.151.187.211

1.235.156.092.123.070.735.440.262.239.436.158

.140-.501.122.020.019.113.148.100.064.206

-.672.902

3.230.733

-.121.129.751

-1.017-.634-.430

-1.337

.506

.372

.002

.468

.904

.898

.457

.315

.030

.670

.189

.063

Page 73: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

59

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanStatu gizi contoh dalam penelitian ini sebagian besarnya adalah normal,

yaitu sebesar 53.0% dengan rata-rata z-score IMT/U -1.83 ± 1.17, nilai minimum

z-score -3.86 dan nilai maksimum 1.31.Terdapat 32.1% contoh berjenis kelamin

perempuan yang memiliki status gizi normal.Status gizi yang normal paling

banyak ditemui pada contoh yang berusia 9 dan 10 tahun, yaitu sebesar

15.1%.Sedangkan contoh yang memiliki status gizi normal (18.9%) paling banyak

terdapat pada sampel yang memperoleh uang saku sebesar Rp 1.000 dan Rp

2.000. Berdasarkan hasil uji beda tidak ada perbedaan yang signfikan (p>0.05)

antara jenis kelamin, usia, dan uang saku dengan status gizi contoh.

Tingkat kecukupan energi dan protein contoh sebesar 67.9% dan 34%

masih tergolong defisit berat.Sebagian besar (98.1%) contoh memiliki tingkat

kecukupan vitamin A yang tergolong cukup.Hasil tersebut berbanding terbalik

dengan tingkat kecukupan vitamin dan mineral lainnya yang menunjukkan

sebagian besar contoh tergolong kurang. Berdasarkan hasil uji beda, terdapat

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara contoh berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan dengan kategori tingkat kecukupan protein.Terdapat perbedaan

signifikan (p<0.05) antara jenis kelamin dan besar uang saku contoh dengan

tingkat kecukupan vitamin B1. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara jenis kelamin dan usia contoh dengan

tingkat kecukupan vitamin C. Berdasarkan hasil uji beda ada perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antara jenis kelamin contoh dengan tingkat kecukupan zat

besinya.

Sebanyak 34.0% contoh pada penelitian ini memiliki tingkat aktivitas fisik

sangat ringan dan 56.6% contoh dengan tingkat aktivitas ringan.Sebanyak 18.9%

contoh perempuan memiliki tingkat aktivitas fisik sangat ringan.Terdapat 1.9%

contoh laki-laki yang memiliki tingkat aktivitas fisik berat.Sedangkan sebanyak

3.8% contoh berusia 11 tahun memiliki tingkat aktivitas fisik yang tergolong

sedang.Terdapat 3.8% contoh dengan uang saku Rp 2.000 memiliki tingkat

aktivitas fisik sedang. Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat perbedaan

(p>0.05) yang signifikan antara jenis kelamin, usia, dan uang saku contoh

dengan tingkat aktivitas fisiknya.

Sebagian besar contoh (69.8%) berada pada tingkat kebugaran kurang,

sedangkan sisanya sebanyak 22.6% dan 7.5% contoh berada pada tingkat

Page 74: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

60

kebugaran cukup dan kurang sekali.Pada penelitian ini terdapat perbedaan

signifikan jenis kelamin contoh (p<0.05) dengan tingkat kebugarannya.Kemudian

terdapat perbedaan signifikan konsumsi sayur (p<0.05) dan konsumsi protein

nabati (p<0.05) dengan tingkat kebugaran contoh.Selain itu, terdapat perbedaan

signifikanaktivitas fisik contoh (p<0.05) dengan tingkat kebugarannya.

Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara usia contoh dengan tingkat kebugaran (p< 0.05). Hasil uji

korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara status gizi (p>0.05) dan aktivitas fisik (p>0.05) contoh dengan kebugaran

contoh.Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi Pearson terdapat hubungan

antara asupan zat besi contoh (p<0.05) dengan kebugaran contoh. Hasil uji

regresi linier menunjukkan terdapat variabel independen, yaitu usia dan tingkat

kecukupan zat besi yang signifikan berpengaruh (p<0.05) terhadap kebugaran

contoh.

SaranAsupan zat gizi yang baik dapat meningkatkan status gizi seseorang.

Contoh sebaiknya lebih meningkatkan konsumsi pangan yang tinggi energi,

vitamin B1, dan kalsium dikarenakan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat

konsumsi contoh akan zat gizi tersebut masih tergolong defisit atau kurang.

Tingkat kebugaran jasmani dapat ditingkatkan dengan berbagai macam cara,

salah satunya olahraga. Seseorang dapat terhindar dari ancaman berbagai

macam penyakit infeksi maupun degenerative dengan berolahraga secara

teratur.Selain itu, dengan olahraga tubuh juga dapat melakukan berbagai macam

pekerjaan tanpa harus mengalami kelelahan yang berarti.Saran untuk penelitian

selanjutnya adalah sebaiknya kebiasaan olahraga contoh perlu diteliti sebagai

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran.

Page 75: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

61

DAFTAR PUSTAKA

Adi. 2010. Meningkatkan kebugaran jasmani anak SD melalui latihan kebugaranaerobik. http://blogjurnalkesehatan.com//.html [11 September 2012].

Afriwardi. 2002. Ilmu Kedokteran Olaharaga. Jakarta: EGC.

AlmatsierS. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

________. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Andarwulan N, Madanijah S, Zulaikhah. 2008. Monitoring Verifikasi dan ProfilKeamanan Pangan Makanan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasionaltahun 2008. Seafast Center.

Arisman. 2004. Gizi Daur Dalam Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Astrand 1992.Physical activity and fitness.Am J. Clin-Nutr. 55 (6 Suppl: 1231-6S)

Briawan D, Madanijah S. 2008. Penilaian Status Gizi Cara Antropometri.DiktatMata Kuliah Penilaian Status Gizi Departemen Gizi Masyarakat, Bogor:Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

[DEPKES] Departemen Kesehatan. 1997. Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani.Jakarta: Departemen Kesehatan.

________. 2010. Panduan kesehatan olahraga bagi petugas kesehatan.http://www.depkes.go.id//PanduanKesehatan.pdf [11 September 2012].

Dunia Fitness. 2012. VO2 max dan faktor yang mempengaruhinya.http://duniafitnes.com//vo2maxdanfaktoryangmempengaruhinya.html [11September 2012].

Dwiyani L. 2011. Indeks Massa Tubuh dan Tingkat Kesegaran Jasmani PadaAnak Obesitas Setelah Lepas Intervensi Diet dan Olahraga [skripsi].Semarang: Kedokteran, UNDIP.

FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirement. Rome: FAO/WHO/UNU.

Fauzi. 2011. Penilaian status gizi. http://myblogpoltekespadang.htm [04September 2012].

[FKM-UI] Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2007. Gizi danKesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gibson RS. 2005. Principle of Nutritional Assessment. OXFORD UniversityPress.Second Edition.

Hanum FN. 2011. Hubungan Karakteristik Atlet, Pengetahuan Gizi, KonsumsiPangan, dan Tingkat Kecukupan gizi Terhadap Tingkat Kebugaran AtletBola Basket di SMP/SMA Ragunan Jakarta Selatan [skripsi]. Bogor:Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Page 76: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

62

Hardinsyah, Martianto D. 1992.Menaksir Kecukupan Energi dan Protein SertaPenilaian Mutu Konsumsi Pangan. Jakarta: Wirasari.

______, Briawan D. 1994. Penilaian dan perencanaan asupan pangan.Bogor:Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

______, Briawan D, Retnaningsih, Herwati T, Wijaya R. 2002.Analisis KebutuhanKonsumsi Pangan. Bogor: Pusat Studi Kebijakan Pangan (PSKPG) IPBdan Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan Badan Dina KetahananPangan, Deptan.

______, Tambunan V. 2004. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, danSerat Makanan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta: LIPI.

Hurlock EB. 1997. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Hastuti S. 2003. Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kesegaran Jasmani AnakSekolah Dasar di Sd Negeri Majasto I Kecamatan Tawangsari KabupatenSukoharjo [skripsi]. Semarang: Gizi Kesehatan Masyrakat, UNDIP.

Judarwanto W. 2005. Perilaku makan anaksekolah.http://gizi.depkes.go.id/makalah/ [04 September 2012].

Jumirah, Lubis Z, Aritonang E. 2008. Status Gizi dan Tingkat Kecukupan Energidan Protein Anak Sekolah Dasar di Desa Namo Gajah, KecamatanMedan Tuntungan. Medan: Jurnal Penelitian USU, Juni 2008, 12(1): 1-6.

Kesehatan Komunitas. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi PetugasKesehatan. Jakarta: Kesehatan Komunitas.

Khomsan A. 2002. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan.Bogor:Jurusan GiziMasyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor.

Kusharto CM dan Sa’diyyah NY. 2008. Penilaian Konsumsi Pangan. Bogor:Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB.

Kustiyah L, Syarief H, Hardinsyah, Rimbawan, Suradijono SH. 2006. PengaruhIntervensi Makanan Kudapan terhadap Peningkatan Kadar GlukosaDarah dan Daya Ingat Anak Sekolah Dasar. Bogor: Media Gizi &Keluarga,Juli 2006, 30 (1): 42-57.

Muhilal, Sulaeman A. 2004. Angka Kecukupan Vitamin Larut Lemak.Jakarta:Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.

Muslichatun.2005. Perbandingan Pengaruh Latihan Senam Kesegaran JasmanisUsia Sekolah Dasar Antara Tiga Kali dengan Empat Kali dalam Semingguterhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putri di SD NegeriGunungjati 4 dan Nangkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 [skripsi].Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Page 77: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

63

Napitu N. 1994. Perilaku jajan di kalangan siswa SMA di kota dan pinggiran kotaDKI Jakarta [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut PertanianBogor.

Nasoetion A, Riyadi H. 1994. Gizi Terapan. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat danSumberdaya Keluarga IPB.

Nurhasan H, Cholil H, 2007. Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, UniversitasPendidikan Indonesia.

Puspitorini M. 2009. Cara Mudah dan Murah menjadi Wanita Sehat. Yogyakarta:Bookmarks.

Rahmawati SM. 2001. Pengaruh Program Makanan Tambahan Anak Sekolah(PMT-AS) Terhadap Status Gizi Contoh Sekolah Dasar [tesis]. Bogor:Sekolah Pascasarjana, IPB.

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2010. Status Gizi Anak Usia 6-12 tahunProvinsi Jawa Barat. http://www.riskesda.litbang.depkes.id [11 September2012].

Riyadi H. 2004. Penilaian Status Gizi. Dalam Baliwati YF, Khomsan A, DwirianiCM, editor. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya; hlm78-82.

_______. 2006. Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta: Universitas Terbuka.

Riyadi H, Kohomsan A, Anwar F, Mudjajanto SE. 2007.Studi ImplementasiProgram Gizi. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat IPB.

Satya WI. 2008. Kebugaran jasmani dalam mendukung kinerja. J IQRA, IlmuKependidikan dan Keislaman 4(2):211-222.

Santoso BI, Hardinsyah, Siregar P, Pardede SO. 2011. Air Bagi Kesehatan.Jakarta: Centra Communications.

Setiawan B, Rahayuningsih S. 2004. Angka Kecukupan Vitamin LarutAir.Jakarta: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.

Soekirman, Hardinsyah, Jus’at I, Jahari AB. 2002. Regional study of nutritionalstatus of urban primary school children, West Jakarta and Bogor,Indonesia. Food and Nutrition Bulletin, 23 (1): 31-40.

Soetardjo S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT.Gramedia.

Sriundy MIM. 2009. Profil kebugaran jasmani anak usia 7 – 13 tahun sebagaisasaran evaluasi penjasorkes. Jurnal Pendidikan Dasar 10(1): 92-104.

Sudarsono NC. 2008. Kebugaran. http://kebugaran.myblog.com/2011/07/15/tes-kebugaran-jasmani-indonesia-tkji/ [11 September 2012].

Page 78: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

64

Suharjana F, Purwanto H. 2008. Kebugaran jasmani mahacontoh D II PGSDpenjas FIK UNY.Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia 5(2).

Suntoda A. 2007. Pedoman dan Instrumen Praktikum Tes dan PengukuranOlahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,Universitas Pendidikan Indonesia.

Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2001. Penilaian Status Gizi.Jakarta: BukuKedokteran EGC.

______. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Susilowati. 2007. Faktor-Faktor Risiko Kesegaran Jasmani Pada Polisi LaluLintas di Kota Semarang [tesis]. Semarang: Program Pasca SarjanaDiponegoro, Universitas Diponegoro.

Thoha WH. 2003 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Jajan danMakanan Jajanan pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja dengan KebiasaanJajan Anak Sekolah Dasar [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor.

[WHO] World Health Organization. 2007. BMI for Age (5-19 years).http://www.who.inti/growthhref/who2007bmi-for-age/en/index.html. [04September 2012].

Wulandari AWR. 2004. Hubungan Antara Status Gizi dan Latihan Fisik denganKesegaran Jasmani Lansia di Klub Jantung Sehat Semarang [skripsi].Semarang: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Page 79: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

65

LAMPIRAN

Page 80: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

66

Lampiran 1 Nilai p hasil uji beda karaktersitik contoh dengan status gizi, asupanzat gizi dan aktivitas fisik

KarakteristikContoh

Nilai p Variabel

StatusGizi

Asupan Zat Gizi AktivitasFisikEnergi Protein Vitamin

AVitamin

B1Vitamin

CZatBesi Kalsium

JenisKelamin 0.693 0.693 0.045 0.284 0.000 0.030 0.043 0.187 0.793

Usia 0.938 0.211 0.167 0.315 0.686 0.024 0.350 0.144 0.174Uang Saku 0.617 0.588 0.602 0.361 0.063 0.144 0.459 0.506 0.330

Lampiran 2 Nilai p hasil uji korelasi berbagai variabel dengan tingkat kebugaran

Variabel PUsia 0.015Status gizi 0.497Aktivitas fisik 0.615Tingkat kecukupan energy 0.863Tingkat kecukupan protein 0.414Tingkat kecukupan vitamin A 0.697Tingkat kecukupan vitamin B1 0.870Tingkat kecukupan vitamin C 0.825Tingkat kecukupan zat besi 0.046Tingkat kecukupan kalsium 0.491

Lampiran 3 Nilai p hasil uji beda berbagai variabel berdasarkan status kebugaran

Variabel P Variabel PJenis Kelamin 0.000 Konsumsi daging putih 0.671Uang saku 0.810 Konsumsi telur 0.341Status gizi 0.459 Konsumsi protein nabati 0.001Aktivitas fisik 0.615 Konsumsi air putih 0.495Frekuensi makan 0.882 Konsumsi susu 0.190Kebiasaan sarapan 0.274 Tingkat kecukupan energi 0.192Konsumsi supplement 0.928 Tingkat kecukupan protein 0.969Frekuensi jajan 0.411 Tingkat kecukupan vitamin A 0.482Makanan pantangan 0.180 Tingkat kecukupan vitamin B1 0.298Konsumsi sayuran 0.025 Tingkat kecukupan vitamin C 0.386Konsumsi buah 0.178 Tingkat kecukupan kalsium 0.180Konsumsi daging merah 0.560 Tingkat kecukupan zat besi 0.641Konsumsi ikan 0.516

Page 81: HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN … · B1 dan kalsium tergolong cukup. Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki Terdapat 17% dan 30.2% contoh yang memiliki tingkat kecukupan

67

Lampiran 4 Tabel Penilaian VO2 max

Tabel Penilaian VO2 max Berdasarkan Bleep TestTK BLK VO2max TK BLK VO2max TK BLK VO2max

2 1 20.1 3 1 23 4 1 26.2

2 2 20.4 3 2 23.6 4 2 26.8

2 3 20.7 3 3 23.9 4 3 27.2

2 4 21.1 3 4 24.3 4 4 27.6

2 5 21.4 3 5 24.6 4 5 27.9

2 6 21.8 3 6 25 4 6 28.3

2 7 22.1 3 7 25.3 4 7 28.9

2 8 22.5 3 8 25.7 4 8 29.5

4 9 29.7

TK BLK VO2max TK BLK VO2max TK BLK VO2max

5 1 29.9 6 1 33.2 7 1 36.7

5 2 30.2 6 2 33.6 7 2 37.1

5 3 30.6 6 3 33.9 7 3 37.4

5 4 31 6 4 34.3 7 4 37.8

5 5 31.4 6 5 34.6 7 5 38.1

5 6 31.8 6 6 35 7 6 38.5

5 7 32.1 6 7 35.3 7 7 38.8

5 8 32.5 6 8 35.7 7 8 39.2

5 9 32.9 6 9 36 7 9 39.5

6 10 36.4 7 10 39.9

TK BLK VO2max TK BLK VO2max TK BLK VO2max

8 1 40.2 9 1 43.6 10 1 47.1

8 2 40.5 9 2 43.9 10 2 47.4

8 3 40.8 9 3 44.2 10 3 47.9

8 4 41.1 9 4 44.5 10 4 48.4

8 5 41.4 9 5 44.8 10 5 48.5

8 6 41.8 9 6 45.2 10 6 48.7

8 7 42.1 9 7 45.6 10 7 49

8 8 42.4 9 8 45.9 10 8 49.3

8 9 42.7 9 9 46.2 10 9 49.6

8 10 43 9 10 46.5 10 10 49.9

8 11 43.3 9 11 46.8 10 11 50.2