68
1 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN KADAR KOLESTEROL WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA BANGUN SARI BARU KECAMATAN TANJUNG MORAWA SKRIPSI PERMATA MULONI.Z P01031212058 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV 2018

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN

KADAR KOLESTEROL WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA

BANGUN SARI BARU KECAMATAN TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

PERMATA MULONI.Z

P01031212058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

2018

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

2

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN

KADAR KOLESTEROL WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA

BANGUN SARI BARU KECAMATAN TANJUNG MORAWA

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan

PERMATA MULONI. Z

P01031212058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

2018

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

3

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pola Makan

Dengan Kadar Kolesterol Wanita Usia Subur Di

Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung

Morawa

Nama : Permata Muloni. Z

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214045

Program studi : Diploma IV

Menyetujui :

Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes

Pembimbing Utama

Berlin Sitanggang, SST, M.Kes Riris Oppusunggu S.Pd, M.Kes

penguji I penguji II

Mengetahui :

Ketua Jurusan,

Dr. Oslida Martoni, SKM, M.Kes

NIP : 196403121987031003

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

4

ABSTRAK

PERMATA MULONI Z “HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN KADAR KOLESTEROL WANITA USIA SUBUR DI DESA BANGUN SARI BARU KECAMATAN TANJUNG MORAWA” (DIBAWAH BIMBINGAN ZURAIDAH NASUTION)

Wanita usia subur sebagai ibu rumah tangga, merupakan kelompok rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya. Pengetahuan mengenai pola makan yang baik menyumbangkan pengaruh yang cukup besar terhadap status gizi seseorang. Monica II (1994) kejadian kolesterol didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan, mencapai 200-248 mg/dL atau mencapai 10,9 persen dari total populasi pada tahun 2004. Penderita pada generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki. Sedangkan sikap yang mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap bahan pangan yang di konsumsi.

Desain Penelitian yang digunakan adalah potong lintang atau cross sectional. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi WUS di Desa Bangun Sari. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 08 Juni 2018, dengan menganalisa data menggunakan Uji chi-square.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 81,5% WUS memiliki kadar kolesterol tinggi. Berdasarkan hasil uji univariat Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,287; p>0,05). Namun ada hubungan sikap dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,011; p>0,05). Dan ada hubungan pola makan dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,021; p>0,05).

Kata Kunci : Kadar Kolesterol WUS, Pengetahuan, Sikap, dan Pola Makan

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

5

ABSTRACT

PERMATA MULONI Z "RELATED KNOWLEDGE, ATTITUDE, EATING WITH CHOLESTEROL LEVELS IN FERTILE AGE WOMEN WAKE VILLAGE SARI NEW DISTRICT Tanjung Morawa" (Zuraidah NASUTION GUIDANCE BELOW)

Women of childbearing age as a housewife, a vulnerable group to be aware of their health status. Knowledge of a good diet contributes a considerable influence on nutritional status of a person. Monica II (1994) found the incidence cholesterol increased to 16.2% for women and 14% men. The prevalence of hypercholesterolemia rural communities, reaching 200-248 mg / dL or reached 10.9 percent of the total population in 2004. Patients in the younger generation, namely the age of 25-34 years, at 9.3 percent. Women become the most numerous group suffer from this problem, which is 14.5 percent, or almost double the male group. While the attitude of a portrait of a person's like or dislike of the foodstuffs consumed.

The study design used is A cross-sectional or cross sectional.The sample in this studya part of the population to be studied or partial amount of the characteristics possessed by the population WUS in Bangun Sari. The research was conducted on June 8, 2018, by analyzing the data using chi-square test.

The results showed 81.5% of WUS have high cholesterol levels. Based on the results of univariate No association with cholesterol levels WUS knowledge in Bangun Sari Baru district of Tanjung Morawa (p = 0.287; p> 0.05). However, no association with cholesterol levels WUS attitude in Bangun Sari Baru district of Tanjung Morawa (p = 0.011; p> 0.05). And there is a link diet with cholesterol levels in Bangun Sari WUS New District of Tanjung Morawa (p = 0.021; p> 0.05).

Keywords: Cholesterol WUS, Knowledge, Attitude, and Diet

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi, yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pola Makan Dengan

Kadar Kolesterol Wanita Usia Subur Di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa”

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Oslida Martoni, SKM, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Medan (Periode 2018 s/d 2022) sekaligu yang turut

membantu dalam memberikan saran kepada penulis.

2. Bernike Doloksaribu S.ST, M.Kes . selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Medan (Periode 2014 s/d 2018 ) memberikan saran kepada

penulis

3. Ir. Dr. Zuraidah Nasution, M.Kes selaku dosen pembimbing yang selalu

memberi bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Berlin Sitanggang, S,ST, M.Kes. selaku dosen penguji I yang memberikan

saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Riris Oppusunggu, S.Pd, M.Kes selaku dosen penguji II yang

memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Kepada kedua Orang Tua, dan Keluarga penulis yang selalu memberi

doa, semangat, dukungan, dan dorongan kepada penulis.

7. Rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan

dan penyempurnaan skripsi ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Penulis

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

7

BAB I

PEN DAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan dalam

kehidupan manusia. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan

manusia dapat terjadi dalam bentuk perubahan gaya hidup dan

perubahan pola konsumsi pangan, sehingga menyebabkan peningkatan

kadar kolesterol dalam tubuh hal ini sering terjadi pada wanita usia subur

(WUS), dari umur 15-49 tahun (Wiardani, 2011).

Kolesterol adalah lemak yang berwarna kekuningan, menyerupai lilin

yang penting sekali bagi tubuh, asal tidak berlebihan. Tubuh

menggunakan kolesterol untuk pembentukan hormone seks, hormone

adrenal, penyusun otak, vitamin D, serta asam empedu. Asupan yang

dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan

kolesterol dalam darah yang disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam

jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kematian (Anies, 2015).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan

penduduk di Indonesia tahun 2013 dengan kisaran umur ≥ 15 tahun

memiliki kadar kolesterol total di atas nilai normal sebesar 35,9%, kadar

HDL dibawah normal 22,9%, kadar LDL diatas nilai normal dengan

kategori near optimal dan bordeline 60,3%, kategori tinggi dan sangat

tinggi 15,9% (Kemenkes RI, 2013).

Tingginya kadar kolesterol dapat mengakibatkan penyakit

degeneratif dimana penyakit ini muncul akibat proses kemunduran fungsi

sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Jenis penyakit

tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas,

kardiovaskuler, osteoporosis, dan stroke (Suiraoka, 2012).

Menurut Riskesdas 2013, prevalensi penyakit jantung koroner

secara Nasional sebanyak 1,5% dan di Sumatera Utara sebesar 1,1%

sedangkan prevalensi stroke secara Nasional sebesar 12,1% dan di

Sumatera Utara sebesar 10,3%.

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

8

Pembentukan aterosklerosis berhubungan dengan profil lipid dalam

darah. Profil lipid adalah keadaan lemak darah yang ditinjau dari

kandungan total kolesterol dalam darah, LDL, HDL, dan Trigliserida

(Imam, 2005).

Kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah <200 mg/dl, bila ≥ 200

mg/dl berarti beresiko untuk terjadinya penyakit jantung, tinggi kadar

kolesterol dalam darah yang menyebabkan hiperkolesterolemia yang

lama kelamaan akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit

diantaranya tekanan darah tinggi, arterosklerosis (penyempitan

pembuluh darah), penyakit jantung koroner dan stroke. Kolesterol yang

menempel pada permukaan dinding pembuluh darah semakin lama akan

menyumbat pembuluh darah jantung sehingga menyebabkan jantung

koroner (Nurrahmani, 2014).

Wanita usia subur sebagai ibu rumah tangga, merupakan kelompok

rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya. Kesehatan sangat

penting diperhatikan termasuk sehat dari segala penyakit, salah satunya

yaitu penyakit yang di sebabkan oleh kadar kolestelor, terutama dalam

upaya menjaga kesetabilan kadar kolesterol dalam tubuh (Peristyowati,

2014).

Pengetahuan mengenai pola makan yang baik menyumbangkan

pengaruh yang cukup besar terhadap status gizi seseorang. Tingkat

pengetahuan pola makan seseorang akan mempengaruhi sikap dan

perilaku. Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik

akan mengurangi kemampuan seseorang dalam menerapkan informasi

gizi dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan kata lain, pengetahuan

merupakan komponen dan prasyarat penting terjadinya perubahan sikap

dan perilaku pola makan bergizi untuk menurunkan masalah gizi

(Supariasa, 2014).

Pada Monica II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk

wanita dan 14 % pria. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat

pedesaan, mencapai 200-248 mg/dL atau mencapai 10,9 persen dari

total populasi pada tahun 2004. Penderita pada generasi muda, yakni

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

9

usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi kelompok paling

banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir dua kali

lipat kelompok laki-laki (Anwar, 2004).

Sikap yang mengambarkan suka atau tidak suka seseorang

terhadap bahan pangan yang di konsumsi. Sikap bisa didapat dari

pengetahuan, kebiasaan dan kepercayaan terhadap suatu makanan.

Sikap positif terhadap nilai-nilai makanan yang bergizi baik dan batasan

mengkonsumsi serta pola makan yang baik akan terwujud dalam suatu

tindakan nyata terhadap asupan yang tidak mengakibatkan kenaikan

kadar kolesterol dalam tubuh. (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan penelitian Sunarti, dkk tahun 2010 dengan judul

pengetahuan gizi, sikap dan pola makan dengan profil lipid darah pada

pegawai rumah sakit mata cicendo Bandung didapatkan hasil bahwa

tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan profil

kolesterol total dengan nilai p = 0,200 (nilai p > 0,05) namun analisa

keeratan menunjukkan nilai rasio prevalens sebesar 1,36 yang

menunjukkan responden dengan pengetahuan gizi yang baik memiliki

kecenderungan profil kolesterol total yang normal 1,36 kali lebih besar

dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan yang kurang

baik. Sedangkan hubungan sikap dengan profil kolesterol total

menunjukkan hubungan bermakna dengan nilai p = 0,012 (nilai p ≤0,05).

Pola makan yang mengandung karbohidrat yang tinggi merupakan

salah satu faktor penyebab meningkatnya kadar trigliserida dalam darah.

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Karena

sebagian karbohidrat berada dalam sirkulasi darah. Kelebihan

karbohidrat disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk

glikogen, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan

sebagai cadangan energi di dalam jaringan adiposa. Asupan lemak yang

tinggi akan meningkatkan kadar kolesterol. Semakin banyak konsumsi

makanan berlemak, akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan

kadar kolesterol total sumber lemak tinggi berasal dari lauk hewani (NH,

dkk 2012).

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

10

Pencegahan yang dapat dilakukan dengan Diet REST (Rendah

Energi Seimbang Teratur) diharapkan dapat mengatur pola makan yang

bergizi seimbang, dan aktivitas fisik. Salah satu keunggulan diet rest

adalah tidak mengubah kebiasaan makan seseorang dalam hal jumlah

tetapi menggantinya dengan bahan makanan yang tinggi serat. Makna

dari REST adalah beristirahat dari makanan tinggi gula, garam dan

lemak jenuh serta rendah serat, beristirahat dari kegiatan bermalas

malasan, dan beristirahat dari pola istirahat yang tidak beraturan

(Ramayulis, 2014).

Upaya untuk peningkatan kesehatan sesungguhnya dapat dilakukan

oleh setiap orang melalui kegiatan pengaturan lemak di dalam tubuh

dengan baik. Disamping pengaturan pola makan, aktivitas fisik dan

asupan yang baik merupakan usaha sederhana dan murah untuk

meningkatkan kesehatan, asalkan disertai pengetahuan dan pengertian

tentang kesehatan yang benar (Budiyono 2015).

Jumlah penderita Hipertensi yang di sebabkan oleh kolesterol salah

satunya di Sumatra utara pada tahun 2016 ternyata masih cukup tinggi.

Berdasarkan data yang di terima sumut pos dari Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara, tercatat 5016 orang menderita

Hiperkolestrolemia. Bahkan, jumlah itu belum seluruhnya karena 10

Kabupaten/Kota yakni Medan, Deli serdang, Labuhan Batu Selatan,

Tanjung Balai, Tapanuli Utara, Samosir, Tapanuli Selatan Nias dan Nias

Utara yang belum menyerahkan data ke Dinkes Sumut.

Desa Bangun Sari Baru merupakan desa dengan penduduk

mayoritas petani bunga, salah satunya kelompok ibu rumah tangga.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 20 Oktober dari 313

sampel WUS di Desa Bangun Sari Baru, hasil yang di dapat dari bidan

150 orang ibu rumah tangga dengan kadar kolestrol tinggi (46,6%). Bila

dibandingkan dengan data riskesdes 2013 dengan kisaran umur ≥ 15

tahun memiliki kadar kolesterol total di atas nilai normal sebesar 35,9%.

sehingga peneliti tertarik menjadikan WUS di desa tersebut sebagai

sampel dalam penelitian ini.

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

11

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Pola Makan

dengan Kadar Kolesterol Wanita Usia Subur Di Desa Bangun Sari Baru

Kecamatan Tanjung Morawa”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan

masalah dalam penelitian ini “Apakah Terdapat Hubungan Pengetahuan,

sikap, dan pola makan dengan kadar kolesterol pada Wanita Usia Subur

di desa bangun sari baru kecamatan tanjung morawa?ˮ.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan pola makan

dengan kadar kolesterol pada wanita usia subur di desa bangun sari

baru kecamatan tanjung morawa.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai kadar kolesterol WUS di desa bangun sari

b. Menilai Pengetahuan WUS mengenai kolesterol di Desa Bangun Sari

Baru Kecamatan Tanjung Morawa.

c. Menilai Sikap WUS mengenai kolesterol di Desa Bangun Sari Baru.

d. Menilai pola makan WUS mengenai kadar kolesterol di Desa bangun

sari Baru.

e. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS

di Desa Bangun Sari Baru

f. Menganalisa hubungan sikap dengan kadar kolesterol WUS di desa

bangun sari baru kecamatan tanjung morawa.

g. Menganalisis hubungan pola makan dengan kadar kolesterol WUS di

Desa Bangun Sari Baru

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

12

D. Manfaat Penelitian

a. Sebagai informasi tentang Kadar Kolesterol WUS di desa bangun sari

baru kecamatan tanjung morawa.

b. Sebagai masukan bagi Ibu-ibu agar dapat merubah kebiasaan makan

menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menjaga Kadar

Kolesterol, tetap normal.

c. Sebagai masukan bagi WUS di Desa Bagun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa.

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Wanita usia subur

1. Pengertian

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita dengan usia yang produktif

yang berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin maupun belum kawin

atau janda. Status gizi Wanita Usia Subur perlu di perhatikan terutama

makanan yang baik tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan, maka

perlu di perhatikan asupan dan pola konsumsi sehingga akan

memutuskan siklus masalah gizi pada generasi muda berikutnya. Oleh

karna itu program gizi sebaiknya di lakukan untuk WUS sejak dini

(Fatharani, 2016).

Wanita Usia Subur rentan mengalami gangguan pada organ

reproduksi yang berujung pada infertilitas. Beberapa gaya hidup dapat

mempengaruhi tingkat kesuburan wanita. Narkoba, alkohol, dan rokok

ternyata juga dapat mengurangi kesuburan. Wanita penggemar berat kopi

juga perlu waspada. Konsumsi kopi yang berlebihan (2-3 cangkir/hari)

dapat mengurangi kesuburan wanita sampai 74%.

Perempuan yang berolahraga secara berlebihan memiliki risiko 3 kali

lebih besar mengalami gangguan kesuburan. disebutkan tadi, ternyata

nutrisi juga menjadi faktor penting dalam memelihara kesuburan wanita.

Wanita yang kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi, produksi hormonnya

akan terganggu. Produksi hormon yang tidak mencukupi dapat

mengganggu kesuburan (Nurhayati & Mariyam, 2013).

B. Kolesterol

1. Pengertian

Kolesterol adalah komponen lemak atau lipid yang terdapat pada

pembuluh darah dan di sintesis di dalam hati (liver) bahkan, sekitar 70%

kolesterol dalam darah merupakan hasil sintesis di dalam hati,

sedangkan sisanya berasal dari asupan makanan. Oleh karena itu, tidak

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

14

benar anggapan bahwa sumber utama kolesterol justru berasal dari

makanan. Kolesterol merupakan bahan dasar membuat hormon dan

pembentukan sel. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal

di produksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Namun,

kolesterol dapat meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang

berasal dari lemak hewani, atau makanan junk food atau disebut sebagai

makanan sampah (K. Graha, 2010).

Setelah kita makan bahan-bahan yang mengandung kolesterol, hati

akan menyaring kilomikron yang berada dalam sirkulasi darah. Diantara

waktu makan, hati akan mengeluarkan kembali kolesterol yang sudah di

serap tersebut kembali keperedaran darah. Disini hati memegang

peranan untuk menjaga keseimbangan kolesterol dalam sirkulasi darah.

Peranan hati sangat besar dalam proses ini dan bila hati mengalami

kerusakan maka proses ini juga akan ikut terganggu (Sunaryati, 2014).

2. Metabolisme Kolesterol

Kolesterol merupakan sumber untuk sintesa hormon streroid,

kemudian dieksresikan ke dalam empedu sebagai asam folat atau asam

kenodeooksikolat, kolesterol dipertahankan dalam bentuk sintesa dalam

bentuk larutan didalam empedu oleh garam-garam empedu dan

fosfolipid. Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi di esterifikasikan

di dalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesitin

kolesterol asiltransferase di angkut sebagai High Density Lipoprotein

(HDL) ke hepar (Subinarto, 2015).

3. Batasan Kolesterol

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang 80% dihasilkan

dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat

makanan). Berarti kolesterol berada dalam zat makanan yang kita

konsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Jika

seseorang mengkonsumsi makanan yang sepenuhnya bebas kolesterol,

tubuh sendiri akan memproduksi sekitar 1000 mg kolesterol yang

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

15

dibutuhkan agar berfungsi dengan baik. Tubuh memiliki kemampuan

untuk mengatur jumlah kolesterol dalam darah dengan memproduksinya

lebih banyak ketika makanan tidak menyediakan jumlah cukup.

Pengaturan sintesis atau pembentukan kolesterol adalah suatu proses

yang cerdas yang dikendalikan secara baik oleh tubuh (Nurrahmani,

2014).

Pada hasil pemeriksaan yang diberikan laboratorium atau rumah

sakit biasanya disajikan informasi tentang 4 komponen lemak utama

dalam darah yakni kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida.

Kolesterol LDL yaitu kolesterol jahat yang mengangkut kolesterol

paling banyak di dalam darah dan tingginya kadar LDL menyebabkan

pengendapan kolesterol dalam arteri. Sementara HDL mengangkut

kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena

membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali

ke hati, untuk diproses dan dibuang. Pegelompokan kadar kolesterol

darah adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Pengelompokan Kadar Kolesterol Darah

Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total

Kurang dari 200 mg/Dl

200 - 239 mg/Dl

Normal

Tinggi

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kolesterol LDL

Kurang dari 100 mg/Dl

100-129 mg/dL

130-159 mg/dL

160-189mg/dL

190 mg/dL dan lebih

Optimal

Hampir optimal/ di atas optimal

Ambang batas atas

Tinggi

Sangat tinggi

Kadar Kolesterol HDL Kategori Kolesterol HDL

Kurang dari 40 mg/Dl

60 mg/dL dan lebih

Rendah (berisiko)

Tinggi (melindungi jantung)

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

16

Sumber : National Institutes of Health, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult

Treatment Panel III), September 2002, hlm. II-7.

4. Fungsi Kolesterol

Kolesterol merupakan unsur utama dari lipid plasma. Kolesterol

dalam darah mempunyai fungsi utama yaitu (Mason, 2008) :

a. Kolesterol membantu membentuk selubung luar sel.

b. Kolesterol membentuk asam empedu yang mencerna ma kanan

di usus.

c. Kolesterol memungkinkan tubuh membentuk vitamin D dan

hormon-hormon, seperti esterogen pada wanita dan testosterone

pada pria.

5. Klasifikasi/Jenis Kolesterol

Jenis kolesterol dibedakan menjadi (Lingga, 2012) :

a. Low Density Lipoprotein (LDL)

LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat, karena tingginya kadar

LDL akan berpotensi menumpuk atau menempel pada dinding pembuluh

nadi koroner yang dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan

aliran darah. Akibatnya jantung kesulitan memompakan darah dan

akhirnya berkelanjutan ke gejala serangan jantung mendadak.

b. High Desinty Lipoprotein (HDL)

HDL dikenal sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL adalah

membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk pemprosesan

lebih lanjut. HDL mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam

aliran darah. HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk

diangkut kembali ke hati atau dikeluarkan dari tubuh.

c. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

VLDL adalah lipoprotein yang dibentuk dalam hati. Yaitu lipoprotein

dengan densitas sangat rendah yang terutama terdiri atas trigliserida.

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

17

6. Faktor risiko

Faktor risiko ialah faktor yang mendorong peningkatan terbentuknya

aterosklerosis atau disebut juga atherogenic faktor (Lingga, 2012).

Menurut Harrison‟s dalam bukunya : Principle of Internal Medicine faktor

risiko peningkatan kadar kolesterol darah dibedakan menjadi :

a. Non Reversible

1) Umur : Risiko paling tinggi pada umur 40 tahun keatas

2) Jenis kelamin : Pria mempunyai risiko lebih tinggi dari pada wanita.

3) Wanita Keturunan : Hiperkolesterolemia merupakan faktor genetik.

b. Reversible

1) Perokok

Dari seluruh faktor risiko merokok merupakan peringkat pertama

dalam urutan terjadinya pembentukan arteriklerosis.

2) Tekanan Darah Tinggi

Merupakan peringatan kedua dalam tingkatan pembentukan

erteriklerosis (penelitian di Filiphina)

3) Kegemukan

Menumpuk lemak pada jaringan tubuh memerlukan penggunaan

kolesterol yang lebih tinggi pula.

c. Potensial atau patial-reversible

1) Hiperlipidemia.

Kenaikan kadar lipid dalam darah dalam hal ini termasuk juga

kolesterol dan jenis lemak lainnya.

2) Hiperglikemia dan penyakit gula.

Kenaikan kadar gula dalam darah disertai juga penyakit gula.

3) Kadar rendah dari High Desinty Lipoprotein (HDL).

Penurunan HDL, menyebabkan kolesterol akan meningkat di dalam

darah menyebabkan hiperkolesterolemia.

d. Kemungkinan faktor lainnya

1) Physical-inactivity (kurang bergerak)

2) Emotional stess dan type personality

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

18

Menurut Sir Stanley Davidson, dalam buku Human Nutrition and

Dietetics, faktor risiko meningkatnya kadar kolesterol darah dibedakan

menjadi :

a) Faktor meningkatkan risiko, tetapi tidak dapat diubah : Jenis

Kelamin, Umur, Turunan, Bentuk Badan, Type Personality.

b) Faktor meningkatkan risiko, tetapi dapat diubah : Hiperlipidemia,

Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kegemukan, Hiperuremia dan penyakit

gout, adanya Kelainan Elektrokardiograf.

c) Faktor meningkatnya risiko : sehubungan dengan kebiasaan dan

lingkungan, emosional, peminum, minum kopi yang banyak,

merokok, makan enak, stress, kurang bergerak, lingkungan.

7. Alat ukur kolesterol

Kebanyakan laboratorium mempunyai alat untuk mengukur kadar

kolesterol. Sekarang ini bahkan banyak alat pengukur kolesterol yang di

perjual belikan scara bebas. Beberapa optik besar menjual alat pengukur

kadar kolesterol ini dengan harga yang relatif murah sehingga

kebanyakan orang sanggup membelinya. Seseorang dikatakan

mempunyai kadar kolesterol tinggi bila total kolesterolnya lebih tinggi dari

200 mm/dl. Angka 200 mm/dl masih dapat di tolerir, namun bila melebihi

angka tersebut maka harus segera dicari solusinya. Informasi akurat

tentang kolestrol dai pengukuran yang kita dapat memberi gambaran

mengenai kondisi tubuh kita (Soeryoko 2011).

Berikut ini tabel skala kolesterol menurut (National Cholesterol

Education Program, Adult Treatment Panel III, 2002 (NCEP ATP III))

Tabel 2. Penilaian Kadar Kolesterol Darah

Kadar Kolesterol (mg/dl) Penilaian

< 200 Normal

200 – 239 Tinggi

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

19

8. Kadar Kolesterol total dengan Peranannya pada Beberapa

Penyakit

Kolesterol merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon

steroid. Tubuh memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah kolesterol

dalam darah dengan memproduksinya lebih banyak ketika makanan tidak

menyediakan jumlah cukup. Sebagian besar kolesterol yang ada di dalam

tubuh kita dihasilkan sendiri oleh tubuh. Sekitar 75-80% kolesterol di

sintesis oleh tubuh sedangkan 20-25% sisanya berasal dari luar tubuh.

Tubuh orang dewasa rata-rata menghasilkan 2000-3000 mg kolesterol per

hari (Lingga, 2012).

Diperkirakan dua pertiga dari seluruh kolesterol yang ada dalam tubuh

diproduksi oleh hati. Sepertiga dari seluruh kolesterol dalam tubuh diserap

oleh sistem pencernaan dari makanan yang kita makan. Makanan yang

mengandung kolesterol adalah makanan yang berasal dari hewani antara

lain ayam, telur, daging sapi dan makanan produk susu. Makanan yang

mengandung lemak jenuh tinggi, dapat mempengaruhi kadar total

kolesterol (Wulandari, 2011).

Penelitian (Hariadi, 2005) terhadap 270 sampel menunjukkan bahwa

prevalensi penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya umur seseorang. Hal ini disebabkan semakin

bertambahnya umur seseorang biasanya disertai dengan penyakit

degenerative, Komplikasi kolesterol seperti Penyakit jantung, Stroke,

Hipertensi.

9. LDL dan HDL

Ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa, yakni kolesterol total,

kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida. Tes kolesterol darah tidak

dilakukan untuk mendiagnosis atau memantau penyakit. Kadar kolesterol

tinggi biasanya bukan pertanda bahwa seseorang memiliki penyakit

tertentu, tetapi mengindikasikan bahwa sesorang berisiko lebih tinggi

untuk mendapatkan penyakit-penyakit kardiovaskuler.

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

20

Tingkat kolesterol yang tinggi berkaitan dengan risiko aterosklerosis,

yang berisiko menyebabkan penyempitan atau penyumbatan arteri di

seluruh tubuh, sehingga memicu penyakit jantung, stroke dan penyakit

arteri perifer. Tes kolesterol adalah bagian dari upaya untuk mencegah

masalah-masalah tersebut, karena dengan mengetahui kadar kolesterol

dalam tubuh kita, memberikan sebuah new pressure untuk memperbaiki

life style dan modifikasi lainnya. Kolesterol diperoleh dari makanan dan

disintesis di dalam sebagian besar sel tubuh. Kolesterol adalah komponen

membran sel dan precursor hormon steroid serta garam-garam empedu

yang digunakan untuk menyerap lemak.

Konsentrasi kolesterol dalam darah yang tinggi, terutama koleterol

dalam partikel lipoprotein yang disebut lipoprotein densitas rendah (low

density lipoprotein) LDL, berperan menyebabkan terbentuknya plak

aterosklerotik. Plak-plak ini (endapan lemak pada dinding arteri) dikaitkan

dengan serangan jantung dan stroke.

Kadar lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cenderung

meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah dan berperan

menyebabkan terbentuknya aterosklerosis (Suhardjo, 2003).

a. LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL merupakan kolesterol yang dapat menyebabkan terjadinya

penimbunan plak di dalam saluran pembuluh darah.LDL mempunyai tugas

yang berlawanan dengan HDL. Jika kadar LDL meninggi maka

diperkirakan banyak kolesterol yang berasal dari makanan yang tidak

terangkut ke hati. Hal ini disebabkan ulah LDL yang menahan kolesterol.

Kolesterol ini sering dinyatakan sebagai Kolesterol Total. Jika mempunyai

penyakit hipertensi dan kencing manis, apabila disetai dengan kenaikan

salah satu atau keseluruhan kolesterol maka akan beresiko untuk

terjadinya penyumbatan di dalam pembuluh darah. Penyakit yang akan

timbul jika terjadi sumbatan akibat kenaikan kolesterol adalah stroke

(Badriayah, 2013).

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

21

b. HDL (High Desinty Lipoprotein)

HDL merupakan jenis kolesterol yang berfungsi membawa seluruh

kolesterol ke „pabrik‟ pengolahan yakni hati. HDL juga berfungsi

membawa kolesterol yang telah diolah untuk didistribusikan ke otak,

jantung dan seluruh organ tubuh yang lain. Oleh karena itu, HDL

dikatakan sebagai kolesterol baik. Jika mengonsumsi daging kambing

atau telur (mengandung kolesterol tinggi) maka setelah makanan itu tiba

di usus dan diserap oleh pembuluh darah, HDL akan bertugas mengikat

zat-zat makanan tersebut ke hati untuk diolah. Jika kadar HDL rendah

maka akan banyak kolesterol yang menempel pada pembuluh darah.

Kejadian ini adalah cikal bakal terjadinya tekanan darah tinggi karena

banyak penyumbatan pada pembuluh darah (Bintanah, 2010).

C. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa

dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu

terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya, sehingga

menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek

yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yang telah diketahui dan disadari

sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu

berupa tindakan (Notoatmodjo, 2010).

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

22

2. Tingkat pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2007), pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya dibagi dalam tingkat pengetahuan yaitu.

a. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatau materi yang telah di

pelajari sebelumnya.

b. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secatra benar objek yang diketahui.

c. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk

mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

yang sebenarnya.

d. Analisis (Analysis) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan

materi suatu objek terhadap komponen-komponennya.

e. Sintesis (Syintesis) menunju kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation) hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara yang menyatakan

tentang isi materi yang di ukur dari objek penelitian. Kedalaman

pengetahuan yang ingin di ketahui atau di ukur dapat kita sesuaikan

dengan tingkatan tersebut diatas.

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

(Rianto dan Budiman, 2013) :

a. Pendidikan

b. Informasi atau media masa

c. Sosial

d. Budaya

e. Ekonomi

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

23

f. Lingkungkan

g. Pengalaman

h. Umur, umur adalah rentang kehidupan yang di ukur dengan tahun

sejak manusia dilahirkan dan merupakan prameter untuk mengetahui

umur seseorang (Depkes, 2019).

4. Pengetahuan mengenai kolesterol

Pengetahuan mereka yang mengalami kolesterol tinggi biasanya akan

menimbulkan gejala, seperti pegal pada bagian tengkuk leher belakang,

migrain (sakit kepala sebelah), kesemutan, dan persendian terasa nyeri.

Setelah mengetahui kadar kolesterol darah tinggi maka kita perlu

mencegah, menurunkan, dan menstabilka kembali kadar kolesterol

dalam posisi normal. Cara terbaik dalam menurunkan, mencegah dan

menjaga kesetabilan kolesterol dalam tubuh, hal pertama yang kita

lakukan ialah dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung

lemak jenuh yang banyak yang berasal dari sumber produk hewani.

Penyakit kolestrol membawa dampak buruk bagi tubuh dan menjadi salah

satu media penghantar dari timbulnya penyakit lain, seperti diabetes

mellitus, hipertensi , serangan jantung, stroke, dan penyempitan pembuluh

darah. Ada beberapa tips untuk menurunkan kadar kolestrol tinggi di

antaranya sebagai berikut (Anies, 2015).

a. Makan havermurt saat sarapan pagi dapat menurunkan kolestrol

tinggi

b. Diperbolehkan mengkonsmsi telur, tetapi hanya bagian putih telur.

c. Susu rendah lemak.

d. Mengubah cara masak yang tadinya mengunakan minyak goreng

diganti dengan minyak zaitun atau dengan cara direbus.

D. Sikap

1. Pengertian

Menurut (Azwar, 2007) adalah suatu respon evaluatif. Respon hanya

akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

24

menghendaki adanya reaksi individu. Menurut (Notoatmodjo, 2007)

dalam hal sikap, dapat di bagi dalam berbagai tingkatan, antara lain :

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberika (objek).

b. Merespon (responding) yaitu memberi jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuating), yaitu mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu

masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko.

2. Komponen Sikap

Menurut (Alpert, 1954 dalam Notoatmodjo, 2010) sikap itu terdiri dari

3 komponen pokok yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan ide, dan konsep terhadap objek.

Artinya, bagai mana keyakinan dan pendapat atau pemikiran

seseorang terhadap ojek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. Artinya

bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (jend to behave). Artinya sikap

adalah merupakan komponen mendahului tindakan atau prilaku

terbuka. Sikakap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau

berperilaku terbuka (tindakan).

3. Tingkatan Sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat

berdasarkan intensitanya, yaitu.

a. Menerima (Recerving)

Menerima di artikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima

stimulus yang di berikan (objek).

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

25

b. Menanggapi (Responding)

Menengapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek, yang di hadapi(Notoatmodjo, 2010).

E. Pola Makan

1. Pengertian Pola Makan

Pola konsumsi pangan adalah jenis dan frekuensi beragam pangan

yang biasa dikonsumsi, biasanya berkembang dari pangan setempat

atau dari pangan yang telah ditanam di tempat tersebut untuk jangka

waktu yang panjang (Suhardjo,1996). Menurut Santoso (2004),

Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang

dimakan tiap hari oleh satu orang atau merupakan ciri khas untuk

sesuatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan atau pola konsumsi

pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi

seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Mahdiah, 2004

dalam Anggraeni, 2014).

Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor risiko yang

meningkatkan penyakit kolesterol, kelebihan asupan lemak

mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat, terutama kolestrol

yang menyebabkan kenaikan berat badan

sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih

besar (Ramayulis, 2014)

2. Faktor yang Mempengaruhi

a. Makanan Sehari-hari

Kolesterol umumnya berasal dari lemak hewani semisal daging

kambing, daging babi, atau jeroan. Bahkan telurpun mengandung

kolesterol tinggi. Jadi, sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih

makanan. kita juga disarankan untuk makan tidak berlebihan karena

pola makan yang berlebihan atau bahkan tidak mencukupi kandungan

zat gizinya akan menimbulkan suatu penyakit (Fahad, 2013).

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

26

Makanan cepat saji seperti burger, ayam goreng dan kentang

goreng dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas secara cepat, hal

ini disebabkan jenis-jenis makanan tersebut mengandung tinggi lemak,

garam, dan juga kalori secara keseluruhan. Ukuran atau porsi makan

yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki banyak kalori dalam jumlah

banyak dibandingkan dengan apa yang dianjurkan untuk orang normal

untuk konsumsi sehari-harinya. Makanan cepat saji cenderung

mengandung sedikit serat, tetapi tinggi gula, sehingga kadar gula darah

akan naik dengan cepat (Yatim, 2010).

Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh dan

merupakan komponen nutrient (zat gizi) terbesar dalam kehidupan

sehari-hari. Karbohidrat menyediakan 50-65% dari total energi yang

dibutuhkan. Asupan karbohidrat mempengaruhi metabolisme lemak. Jika

energi dari karbohidrat cukup tersedia atau lebih, lemak tidak dipakai

untuk energi tetapi disintesis dan disimpan (Devi,2010). Karbohidrat

yang tidak mencukupi di dalam tubuh akan digantikan dengan protein

untuk memenuhi kecukupan energi. Apabila karbohidrat tercukupi, maka

protein akan tetap berfungsi sebagai zat pembangun (Almatsier, 2001

dalam Siregar, 2012 ).

a. Sumber energi.

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.Satu

gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Sebagian karbohidrat di dalam

tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan

energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan

jaringan otot, dan sebagian di ubah menjadi lemak untuk kemudian

disimpan sebagai cadangan energi.

b. Pemberi rasa manis pada makanan.

Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya

monosakarida dan disakarida.

c. Penghemat protein.

Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

27

fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat

makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat

pembangun.

d. Pengatur metabolisme lemak.

Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.

e. Membantu pengeluaran feses.

Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur

peristaltik usus dan membentuk pada feses. Selulosa dalam serat

makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan

pectin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga

memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.

(Almatsier, 2009)

Kebutuhan lemak untuk tubuh sekitar 20-30% dari total energi sehari

dengan pembatasan lemak jenuh kurang dari 10% dari total energi.

Asupan lemak jenuh dalam jumlah banyak dapat meningkatkan

kolesterol LDL dan kolesterol total. Asupan lemak dapat dipengaruhi

oleh asupan serat. Serat dapat membantu menghambat absorbsi lemak

yang secara tidak langsung dapat menurunkan kadar kolesterol dalam

darah. Jika asupan serat rendah, maka absorbsi lemak akan meningkat.

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah.

Konsumsi lemak yang dianjurkan sebanyak 25-35% dari energi total.

Energi yang berasal dari lemak sebanyak 9 kkal/gram. Asupan lemak

yang berlebih dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas,

penyumbatan pembuluh darah karena banyak lemak yang menumpuk

dalam pembuluh darah. Lemak yang menumpuk tersebut bisa dalam

bentuk kolesterol. Akibatnya kolesterol akan tinggi, hipertensi dan dapat

menyebabkan jantung koroner dan stroke (Devi, 2010).

Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh – tumbuhan (minyak

kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan

sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan

ayam). Sumber lemak lain adalah kacang- kancangan, biji – bijian, daging

dan ayam, krim, susu, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

28

dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpukat) sangat

sedikit mengandung lem ak Lemak hewani, Lemak nabati (Almatsier,

2009).

Dan juga di lihat dari tingkat perekonomian yang meningkat

menjadikan masyarakat cenderung memilih makanan yang cepat saji

(fast food) yang memang enak, dikemas dalam kemasan yang menarik,

yang ternyata kadar kolesterolnya tinggi (Anwar, 2004).

3. Cara Mengukur Pola Makan

Angka kecukupan gizi hanya digunakan untukk berbagai keperluan

yang sifatnya menyangkut populasi seperti perencanaan dan

menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk

Sehingga digunakan untuk penaksiran angka kecukupan individu

(Almatsir, 2001).

Tabel 3. Angka Kecukupan Gizi

Umur Jk BB (km)

TB (cm)

Energi (Kkal)

Proterin (g)

Lemak (g)

Kh (g)

Serat (g)

Air (ml)

13-15 Pr 40 155 2125 69 71 292 30 2000

16-18 Pr 50 158 2125 59 71 292 30 2100

19-20 Pr 54 159 2250 56 75 309 32 2300

30-49 Pr 55 159 2150 57 60 323 30 2300

Sumber : Angka Kecukupan Gizi 2013

Penilaian untuk mengetahuai tingkat konsumsi zat gizi dilakukan

dengan membandingkan antara konsumsi pangan (nyata) dengan

kecukupan gizi yang di anjukan. Hasil perhitungan kemudian dinyatakan

dalam persen. Secara umum tingkat konsumsi dirumuskan sebagai

berikut. (Hardiansyah dan Briawan, 1994 dalam Wardani, 2008).

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

29

Konsumsi pangan ( aktual ) Tingkat konsumsi pangan : = ------------------------------------ x 100%

Angka kecukupan gizi

F. Metode Food Frekuensi

Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang

frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama

priode tertentu seperti hari, minggu, bulau dan tahun. Selain itu dengan

metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi

bahan makanan secara kualitatif. Kuesioner frekuensi makanan memuat

tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi pengunaan

makanan tersebut pada priode tertentu. Langkah-langkah membuat food

frekuensi yaitu (Supariasa, 2008):

a. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang

tersedia pada kuisioner mengenai frekuensi penggunaannya dan

ukuran porsinya.

b. Lakukan rekapitulasi tentang prekuensi penggunaan jenis-jenis bahan

makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber

zat gizi tertentu selama priode tertentu pula.

Adapun kelebihan dari metode food frekuensi yaitu :

1. Relative murah dan sederhana

2. Dapat di lakukan sendiri oleh responden

3. Tidak membutuhkan latihan khusus

4. Dapat membantu menjelaskan hubungan antara penyakit

dan kebiasaan makan.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

30

G. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : Notoatmojo, 2005

Faktor intrinsik :

Usia, JK, Keyakinan,

Metabolisme tubuh SIKAP

POLA MAKAN

Faktor ekstrinsik :

Sosial ekonomi, Budaya, Pendidikan

Karbidrat, protein, lemak

angka kecukupan/ ambang

batas

Obesitas

Faktor resiko :

a. JK b. Usia c. Aktivitas fisik d. Peny.

Penyerta dan degenerative

e. Perokok f. Genetik g. Obat-obatan

Atherosklerosis KADAR KOLESTEROL

Penyakit jantung koroner

PENGETAHUAN

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

31

H. Kerangka Konsep

Penelitian ini digunakan dengan menggunkan variable bebas

(independent) yaitu pengetahuan, sikap, pola makan dan variable terikat

(dependent) yaitu kadar kolesterol. Kerangka konsep pada penelitian ini

yaitu :

Gambar 2. Kerangka Konsep

Kadar

kolesterol

Pengetahuan

Sikap

Pola Makan

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

32

I. Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan Suatu pemahaman wanita usia subur tentang penggetahuan kolesterol yang diukur dengan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 soal. Jawaban benar diberi nilai 1 Jawaban salah diberi nilai 0

Kuesioner

nilai maksimal

adalah 15 dan

minimal adalah

0.

Kemudian di

kelompokan

menjadi

(Arikunto,

2006)

Baik = 76-

100%

Cukup = 56-

76%

Kurang= <56%

Rasio

2. Sikap Suatu reaksi atau respon wanita usia subur yang diukur dengan kuesioner pernyataan baik dan kurang sebanyak 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Penilaian pernyataan baik : Sangat Setuju : 4 Setuju : 3 Tidak Setuju : 2 Sangat Tidak Setuju : 1 Penilaian pernyataan cukup : Sangat Setuju : 1 Setuju : 2 Tidak Setuju : 3 Cukup Setuju : 4 Sangat Tidak Setuju : 5

Kemudian di

kelompokan

menjadi

(Arikunto,

2006)

Baik =

76 – 100 %

Cukup=

<75,9%.

Rasio

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

33

Kemudian skor dijumlahkan

3. Kadar kolesterol

Jumlah Kadar Kolesterol Wanita usia subur di Desa Bagun Sari Baru di peroleh dengan pengambilan darah Kadar Kolesterol Darah: < 200mg/dL (Normal) 200 >239 mg/dL dan lebih (Tinggi)

Alat

Easy touch

Nominal

4. Pola makan Jumlah rata-rata zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) dari makanan yang sering dikonsumsi, baik makanan rumah maupun makanan diluar rumah, dikumpulkan dengan menggunakan metode food frequency quasioner dan penilain setiap quasioner, >1/hari = 50 1x/hari = 25 4-6x/ minggu = 15 1-3x/minggu = 10 1x/bulan = 1 1x/tahun = 0

Kuesioner

Kemudian di

kelompokan

menjadi

Baik : > 15

Kurang : <15

Rasio

J. Hipotesis

Ha 1 = Ada hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS di

Desa Bangun sari.

Ha 2 = Ada hubungan sikap dengan kadar kolestrol WUS di Desa

Bangun sari.

Ha 3 = Ada hubungan pola makan dengan kadra kolestrol WUS di desa

bangun sari baru.

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Wanita Usia Subur di Desa Bagun Sari

Baru Kecamata Tanjung Morawa. Peninjauan lokasi serta izin penelitian

dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016 sampai mei 2018.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian obsevasional dengan

rancangan cross sectional karna variabel bebas (Penggetahuan, sikap

dan pola makan) dengan variabel terikat (kadar kolesterol) di kumpulkan

dengan priode yang bersamaan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian yang memiliki kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulan (Gunawan, 2013). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh wanita usia subur di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa berjumlah 313 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah bagian dari populasi wanita usia subur di Desa

Bagun Sari Baru (Fajar, 2009) :

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi. Penentuan

sampel dilaksanakan dengan kriteria inklusi sebagai berikut

a. Umur 15 – 49 tahun

b. Sukarela menjadi sampel dan bersedia diteliti

c. Dapat diajak berkomunikasi dengan baik

Setelah dilakukan screening, diperoleh sampel yang memenuhi kriteria

inklusi sebanyak 54 orang.

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

35

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung

dari objek penelitian meliputi : data identitas sampel (nama, umur,

pekerjaan, alamat dan pendidikan), (pengetahuan, sikap, dan pola

makan meliputi kuesioner) FFQ (Food Frequency Quesioner) (nilai kadar

kolesterol total)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan meliputi : gambaran

umum lokasi penelitian.

2. Cara Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti, baik itu data

primer maupun data sekunder maka dilakukan prosedur penelitian yang

akan mempermudah pengambilan data meliputi :

1. Pra Penelitian

1) Mencari lokasi penelitian

2) Melakukan survey pendahuluan dengan melihat lokasi penelitian

3) Meminta izin kepada kepala desa bangun sari

4) Penetuan sampel

5) Menetukan jadwal penelitian

2. Penelitian

1) Data Primer

a) Data Identitas Sampel

Identitas sampel meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidkan Data

identitas diperoleh dengan wawancara.

1. Data pengetahuan diperoleh dari hasil kuesioner pengetahuan yang

diberikan dan langsung dijawab oleh sampel. Kuesioner akan

diberikan sebanyak 1 kali yaitu sebelum pengecekan kolestrol

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

36

2. Data sikap diperoleh dari hasil kuesioner sikap yang diberikan dan

langsung dijawab oleh sampel. Kuesioner akan diberikan sebanyak

1 kali pemberian.

3. Data kolesterol

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan .

b. Mensterilkan tanggan mengunakan alcohol 70%

c. Mengambil sempel darah

d. Menggukur sempel menggunakan easytouch multi check

e. Melihat nilai kadar kolestrol pada layar hingga anggka di

layar berhenti.

4. Data pola konsumsi

Data pola konsumsi responden diperoleh dengan wawancara.

Pengumpulan data dibantu oleh 4 orang enumerator yang berasal dari

mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Medan selama 1 hari penuh. Data

dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner FFQ.

Langkah-langkah pelaksanaan FFQ :

a. Subyek diwawancarai mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis

makanan sumber zat gizi yang ingin diketahui, apakah harian,

mingguan, bulanan atau tahunan.

b. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan

porsinya. Untuk memudahkan subyek menjawab, pewawancara

menggunakan alat bantu photo ukuran bahan makanan.

c. Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subyek ke dalam

ukuran berat (gram).

d. Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk

perhari.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan melalui form pengumpulan data

kemudian diolah secara manual.

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

37

Adapun data yang akan diolah meliputi :

1) Data pengetahuan dengan menggunakan 15 pertanyaan

pengetahuan. Hasil kuesioner dientri dan diolah program komputer,

jika jawaban benar diberikan nilai 1 dan salah nilai 0. Maka

didapatkan total skor tertinggi adalah 10.

2) Data sikap dengan menggunakan 10 pernyataan sikap yaitu 5

pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif dengan kategori sangat

setuju, setuju, tidak setuju, cukup setuju dan sangat tidak setuju.

Hasil kuesioner dientri dan diolah program komputer, jika

pernyataan positif maka nilai untuk pilihan sangat setuju adalah 4,

setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju bernilai 1 sedangkan

pada pernyataan negatif maka nilai untuk pilihan sangat setuju

adalah 1, setuju 2, tidak setuju 3 dan sangat tidak setuju bernilai 4.

Total skor tertinggi adalah 40 dan terendah 10.

3) Data pola konsumsi

Dikumpulkan dengan metode FFQ selama 1 hari penuh, dengan

kuesoner >1/hari 1x/hari 4-6x/ minggu 1-3x/minggu 1x/bulan

1x/tahun sumber konsumsi, setelah terkumpul data maka diperiksa

ulang sebelum data diolah di SPSS.

4) Kadar kolesterol

Hasil pemeriksaan kolesterol diukur dengan metode cek

mengunakan alat Easytouch digital

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi dari

masing-masing variabel yang diteliti baik variabel yang dependent

(pengetahuan, sikap dan pola makan). maupun variabel independent

(kadar kolesterol).

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

38

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

pendidikan, sikap dan pola makan terkait kadar kolesterol pada

Wanita Usia Subur yang mengunakan uji statistik uji Chi Square.

Hasil uji di analisa berdasarkan nilai p, jika nlai p < 0,05 maka Ho

ditolak, Namun jika nilai p > 0,05 maka Ha diterima, artinya ada

hubungan kadar kolesterol wanita usia subur dengan pengetahuan,

sikap dan pola makan di Desa Bagun Sari Baru.

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum

Jalan Bt. Kuis Gg Rotan Dusun 12 Desa Bangun Sari Baru

merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Tanjung Morawa,

Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara

keseluruhan desa bangun sari baru mayoritas penduduk bekerja tani dan

buruh pabrik. Batasan – batasan wilayah desa bagun sari baru

Sebelah Utara : Desa Bangun Sari

Sebelah Timur : Madirsan

Sebelah Barat : Jalan. Batang Kuis, Gg. Rotan

Sebelah Selatan : Perkebunan Nusantara

2. Gambaran Karakteristik Sampel

a. Umur

Umur adalah lamanya waktu menjalani kehidupan yang dimulai sejak

lahir hingga sekarang yang diukur dengan patokan skala tahun. Pada

penelitian ini kelompok umur yang dijadikan sebagai sampel yaitu

umur<49 tahun. Distribusi frekuensi Wanita Usia Subur (WUS)

berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden

Kategori Usia (Tahun) n %

19-29 1 1,9

30-49 53 98,1

Total 54 100.0

Penggolongan usia pada tabel diatas dibagi berdasarkan

penggolongan usia menurut AKG. Pada penelitian ini dapat diketahui

bahwa responden dengan usia 19-29 tahun ada 1 orang (1,9%), dan pada

usia 30-49 tahun ada 53 orang (98,1%). Dilihat dari rentang umur,

masalah gizi sering terjadi pada remaja cenderung berlanjut hingga

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

40

dewasa dan lansia. Berkaitan dengan pertumbuhan fisik, bentuk tubuh

yang ideal dan wajah yang menarik merupakan hal yang didam-idamkan

oleh hampir semua orang. Apalagi bagi banyak remaja yang mulai

mengembangkan konsep diri dan juga ketertarikan dengan lawan jenis.

Untuk itu kecenderungan gemuk atau obesitas dapat mengganggu

sebagian anak pada masa puber dan menjadi sumber keprihatinan

selama bertahun-tahun selama masa remaja (Utomo, 2012).

3. Gambaran Status Kolesterol

Distribusi status kolesterol normal dan tinggi berdasarkan Adult

Treatment Panel III pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol

Status n %

Normal < 200 10 18,5

Tinggi >200 44 81,5

Total 54 100.0

Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa sebanyak 18,5 % memiliki

kolestrol normal, namun terdapat 81,5 % dengan kadar kolesterol tinggi

4. Gambaran Pengetahuan, sikap dan pola makan terhadap kadar

kolesterol.

a. Gambaran Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan menentukan kadar kolestrol, semakin tinggi

tingkat pengetahuan semakin rendah risiko terkena kolesterol bisa kita

lihat dari tabel berikikut :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Pengetahuan

Nilai Pengetahuan n %

Baik 7 13,0

Cukup 5 9,3

Kurang 42 77,8

Total 54 100.0

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

41

Dari tabel 6. Di atas kita dapat menyimpulkan bahwa nilai

pengetahuan yang baik hanya 13,0 % responden, untuk kategori cukup

sebanyak 9,3 % dan sedangkan kategori kurang sebanyak 77,8

pengetahuan.

b. Gambaran Sikap

Dalam penelitian ini, sikap dikategorikan berdasarkan hasil penelitian

Gambaran distribusi frekuensi sipat WUS dapat dilihat dari tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sikap

Nilai Sikap n %

Baik 18 33,3

Kurang 36 66,7

Total 54 100.0

Tabel 7 Menunjukkan bahwa sebanyak 33,3% responden sudah

menerapkan sikap yang baik terhadap makanan yang di konsusmsi, dan

66,7% responden belum menerapkan sikap yang baik terhadap konsumsi

makanan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Gambaran Pola Makan

Dalam penelitian ini, pola makan dikategorikan berdasarkan nilai food

frequensi dalam satu minggu. Gambaran distribusi frekuensi pola makan

pada Wanita Usia Subur dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pola Makan

Nilai Pola makan n %

Baik 43 79,6

Cukup 11 20,4

Total 54 100.0

Tabel 8 Menunjukkan bahwa sebanyak 79,6% responden sering

dikonsumsi makanan penyebab naiknya kadar kolesterol konsumsi,

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

42

sebanyak 20,4% responden kadang menkonsumsi penyebab naiknya

kadar kolesterol.

4. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Pola Makan Terhadap Kadar

Kolesterol

a. Hubungan Pengetahun Dengan Kadar Kolesterol

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan kadar kolestrol

pada WUS disajikan pada tabel 11.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan dengan kadar kolesterol

Pengetahuan Kadar Kolesterol Total p-value

Tinggi

Normal

n % n % n %

Baik 5 71,4 2 1,3 7 100,0 0,287

Cukup 3 60,0 2 9 5 100,0

Kurang 36 85,7 6 14,3 42 100,0

Total 44 271 10 24,6 54 100.0

Berdasarkan tabel 10 hasil analisis hubungan antara pengetahuan

dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru diperoleh bahwa

antara 7 WUS yang bepengetahuan baik (nilai 76-100%) terdapat 5

WUS (71,4%) yang memiliki kadar kolestrol tinggi dan 2 WUS (1,3%)

memiliki kadar kolesterol normal. Sedangkan diantara 5 WUS memiliki

pengetahuan yang cukup (nilai 56-76%) terdapat 3 WUS (60%) yang

meiliki kadar kolesterpl tinggi, namun 2 WUS (9%) memiliki kadar

kolesterol normal, dan diantara 42 WUS memiliki pengetahuan kurang

(>56%) terdapat 36 WUS (85,7%) memiliki kadar kolesterol tinggi dan 6

WUS yang memiliki kadar kolesterol normal. Berdasarkan hasil uji statistik

p=0,287 <0,05, artinya Ha ditolak maka dapat di simpulkan tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan kadar kolesterol.

b. Hubungan Sikap Dengan Kadar Kolesterol

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

43

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan kadar kolestrol pada

WUS disajikan pada tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi hubungan sikap dan kadar kolesterol

Sikap Kadar Kolesterol Total p-value

Tinggi Normal

n % n % n %

Baik 11 61,1 7 38,9 18 100,0 0,011

Kurang 33 91,7 3 8,3 36 100,0

Total 44 100 10 47,2 54 100.0

Berdasarkan tabel 11 hasil analisis hubungan antara Sikap dengan

kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru diperoleh bahwa antara

18 WUS yang sikap yang baik (nilai >76 %) terdapat 11 WUS (61,1%)

yang memiliki kadar kolestrol tinggi dan 7 WUS (38,9%) memiliki kadar

kolesterol normal. Sedangkan diantara 36 WUS memiliki sikap yang

kurang (nilai <76%) terdapat 33 WUS (91,7%) yang meiliki kadar

kolesterpl tinggi, namun 3 WUS (8,3%) memiliki kadar kolesterol normal.

Berdasarkan hasil uji statistik p=0,011 <0,05, artinya Ha diterima maka

dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol.

c. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Kolesterol

Hasil analisis hubungan antara pola makan dengan kadar kolestrol

pada WUS disajikan pada tabel 1.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hubungan Pola Makan dan Kadar Kolesterol

Pola Makan Kadar Kolesterol Total p-value

Tinggi

Normal

n % n % n %

Baik 38 88,4 6 54,5 43 100,0 0,021

Cukup 6 54,5 5 45,5 11 100,0

Total 44 142 11 100 54 100.0

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

44

Berdasarkan tabel 12 mengenai pola makan WUS di Desa Bangun

Sari Baru diperoleh bahwa antara 43 WUS kurang baik dalam

mengkonsumsi makanan (nilai >15%) terdapat 38 WUS (88,4%) yang

memiliki kadar kolestrol tinggi, dan 6 WUS (54,5%) memiliki kadar

kolesterol normal. Sedangkan diantara 11 WUS memiliki pola makan

yang baik (nilai <15%) terdapat 6 WUS ( 54,5%) yang memiliki kadar

kolester tinggi, dan 5 WUS (45,5%) memiliki kadar kolesterol normal.

Jika di lihat dari tabel 13 mengenai pengolahan makanan hasil

analisis hubungan antara pola makan dengan kadar kolesterol WUS di

Desa Bangun Sari Baru diperoleh bahwa antara 42 WUS kurang baik

dalam mengolah bahan makanan (nilai >15%) terdapat 38 WUS (88,4%)

yang kadar kolestrol tinggi dan 6 WUS (54,5%) memiliki kadar kolesterol

normal. Sedangkan diantara 11 WUS melakukan pengolahan makanan

yang baik (nilai <15%) terdapat 6 WUS ( 50,0%) yang memiiki kadar

kolester tinggi, dan 6 WUS ( 50,0%) memiliki kadar kolesterol normal.

Berdasarkan hasil uji statistik p=0,021 dan p=0,005 <0,05, artinya Ha

diterima maka dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan

kadar kolesterol.

B. Pembahasan

1. Gambaran kadar kolestrol

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 81,5 % tinggi kadar

koleterol dan 18,5% kadar kolesterol normal. Tingginya kadar kolesterol

dapat mengakibatkan penyakit degeneratif dimana penyakit ini muncul

akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal

menjadi lebih buruk. Jenis penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung,

diabetes mellitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, dan stroke

(Suiraoka, 2012).

Tubuh menggunakan kolesterol untuk pembentukan hormone seks,

hormone adrenal, penyusun otak, vitamin D, serta asam empedu. Asupan

yang dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

45

kolesterol dalam darah yang disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam

jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kematian (Anies, 2015).

Kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah <200 mg/dl, bila ≥ 200

mg/dl berarti beresiko untuk terjadinya penyakit jantung, tinggi kadar

kolesterol dalam darah yang menyebabkan hiperkolesterolemia yang lama

kelamaan akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit diantaranya

tekanan darah tinggi, arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah),

penyakit jantung koroner dan stroke.

Kolesterol yang Penelitian (Hariadi, 2005) terhadap 270 sampel

menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner semakin

meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Hal ini

disebabkan semakin bertambahnya umur seseorang biasanya disertai

dengan penyakit degenerative, Komplikasi kolesterol seperti Penyakit

jantung, Stroke, Hipertensi.

Mengkonsumsi makanan yang sumber kolestrolnya rendah seperti

mengkonsumsi serat dan memperbanyak buah dan sayur, dapat membuat

kadar kolsetrol tetap normal, Menurut Emilia (2009), pemenuhan sumber

energi dan protein serta lemak berkaitan dengan berat badan dan tinggi

badan yang normal. Jika asupan terpenuhi, dan mengkonsumsi lemak

berlebihan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi namun tidak

ada persdiaan untuk sintesis jaringan baru atau untuk perbaikan jaringan

yang rusak. Keadaan ini dapat menyebabkan penurunan tingkat

pertumbuhan dan massa otot meskipun konsumsi protein cukup. Pada usia

subur kekurangan asupan energi dapat dinilai melalui Indeks Masa.

menempel pada permukaan dinding pembuluh darah semakin lama akan

menyumbat pembuluh darah jantung sehingga menyebabkan jantung

koroner (Nurrahmani, 2014).

Penelitian (Hariadi, 2005) terhadap 270 sampel menunjukkan bahwa

prevalensi penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya umur seseorang. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya

umur seseorang biasanya disertai dengan penyakit degenerative,

Komplikasi kolesterol seperti Penyakit jantung, Stroke, Hipertensi.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

46

Banyak penelitian menemukan fakta bahwa seseorang yang berpengetahuan

baik belum tentu memiliki cara pandang yang sama dengan orang yang

berpengetahuan cukup, makanan yang mahal belum tentu sehat dan makanan

yang murah belum tentu tidak sehat, banyak faktor lain yang mempengaruhi

pengetahuan salah satunya lingkungan, ekonomi, gaya hidup kepercayaa,

mengakibatkan pengetahuan tersebut terhambat untuk menerapkan atau tidak

sejalan dengan pengetahuan yang telah di ketahui. Penelitian dari Sunarti,dkk

(2010).

Menjelaskan bahwa kebiasaan makan seseorang di pengaruhi oleh wawasan

atau cara pandang seseorang terhadap masalah gizi, pegawai rumah sakit

Cicendo Bandung cenderung memiliki wawasan yang baik, namun untuk

menerapkan pola makan yang baik kurang untuk menerapkannya, faktor antara

lain lingkungan dan kesukaan.

2. Hubungan antara pengetahuan dan kadar kolesterol

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 13,0% menunjukan

pengetahuan WUS baik sebesar 9,3% pengetahuan cukup dan 77,8%

pengetahuan kurang. Hasil penggisian kuisioner menujukan sebagian

besar WUS kurang memahami tentang makanan yang sering

dikonsumsi seperti goreng – gorengan dan makanan cepat saji.

Penelitian (Sunarti, 2010) menunjukan nilai pengetahuan gizi

responden yang tertinggi adalah 94,12% dan terendah adalah 58,82%

hasil pengisian kuesioner menunjukan sebagian besar responden

kurang memahamitentang kolesterol sumber kolestrol dan akibat yang di

timbulkannya dari mengkonsumsi kolestrol dan minyak secara

berlebihan serta bahayanya terhadap penyakit jantung.

Pengetahuan WUS yang mengalami kolesterol tinggi biasanya akan

menimbulkan gejala, seperti pegal pada bagian tengkuk leher belakang,

migrain (sakit kepala sebelah), kesemutan, dan persendian terasa nyeri.

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

47

Setelah mengetahui kadar kolesterol darah tinggi maka kita perlu

mencegah, menurunkan, dan menstabilka kembali kadar kolesterol

dalam posisi normal.

Berdasarkan hasil uji statistik p=0,287 <0,05, artinya Ha ditolak

maka dapat di simpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan

dengan kadar kolesterol, sejalan dengan penelitian (Sunarti 2010)

menunjukan p=0,200 (nilai p>0,05) Ha ditolak maka dapat di simpulkan

tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kadar kolesterol.

Pengetahuan mengenai pola makan yang baik menyumbangkan

pengaruh yang cukup besar terhadap status gizi seseorang. Tingkat

pengetahuan pola makan seseorang akan mempengaruhi sikap dan

perilaku. Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik

akan mengurangi kemampuan seseorang dalam menerapkan informasi

gizi dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan kata lain, pengetahuan

merupakan komponen dan prasyarat penting terjadinya perubahan sikap

dan perilaku pola makan bergizi untuk menurunkan masalah gizi

(Supariasa, 2014).

3. Hubungan Sikap Dengan Kadar Kolesterol

Sikap yang mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

bahan pangan yang di konsumsi. Sikap bisa didapat dari pengetahuan,

kebiasaan dan kepercayaan terhadap suatu makanan. Sikap positif

terhadap nilai-nilai makanan yang bergizi baik dan batasan

mengkonsumsi serta pola makan yang baik akan terwujud dalam suatu

tindakan nyata terhadap asupan yang tidak mengakibatkan kenaikan

kadar kolesterol dalam tubuh. (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 33,3% menunjukan sikap

WUS baik dan sebesar 66,7% sikap kurang. Hasil penggisian kuisioner

menujukan sebagian besar WUS kurang memahami tentang pemilihan

makanan yang tepat untuk dikonsumsi seperti ayam dengan kulitnya dan

telur puyuh.

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

48

Sementara penelitian (Sunarti, 2010) memiliki rata-rata sikap sebesar

65,10% dan sebagian besar responden dengan sikap positif sebanyak 38

orang (55,0%) serta masih terdapat responden dengan sikap negatif yaitu

44,9%.

Berdasarkan hasil uji statistik p=0,011 <0,05, artinya Ha diterima maka

dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol,

penelitian sejalan dengan hasil penelitian (Sunarti, 2010)

Menunjukan terdapat hubungan bermakna antar sikap dan pola makan

terhadap kadar kolesterol p=0,001 (nilai p≤0,05) artinya Ha diterima maka

dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol.

4. Hubungan pola makan dengan kadar kolesterol

Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan

jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau selompok orang

pada waktu tertentu (Soedirman 2015).

Umumnya WUS yang berada di desa bagun sari baru mengkonsumsi

makanan sumber kolestrol seperti ayam dengan kulitnya dan pengunaan

santan pada olahan makanan. Hal ini di tandai dengan 79,6% WUS

mengkonsumsi makanan sumber kolesterol tinggi 20,4% WUS

mengkonsumsi makanan yang tidak bersumber kolestrol tinggi.

Umumnya WUS sering (77,8%) mengolah makanan dengan cara di

goreng 1 kali sehari. Namun sebanyak (22,2%) WUS kadang mengolah

bahan makanan dengan cara dibakar dan di rendang dengan frekuensi 1

sampai 3 kali seminggu. Berdasarkan hasil uji statistik p=0,021 dan

p=0,005 <0,05, artinya Ha diterima maka dapat di simpulkan ada

hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol. Hal ini tidak sejalan

dengan penelitian Yoeantafara, (2017) Menggunakan uji statistik chi

square diperoleh p=0,285 (p>0,05) hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara pola makan tinggi lemak dengan kadar kolesterol total,

hal ini di mungkinkan karna cara pengukuran yang berbeda.

Seringnya mengkonsumsi makanan tinggi lemak menjadi penyebab

utama meningkatnya kadar kolesterol total di dalam darah. Terutama

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

49

lemak jenuh yang berasal dari lauk hewnai dan makanan cepat saji, kadar

kolesterol akan berkurang seiring dengan rendahnya asupan makanan

berlemak. Penelitian dari Yoeantafara, (2017) Pola makan tinggi lemak

dalam penelitian ini adalah frekuensi responden dalam mengkonsumsi

makanan yang tinggi akan kandungan lemak. Makanan tinggi lemak pada

penelitian ini meliputi sumber makanan lemak hewani (daging sapi, ayam

goreng, daging kambing, ikan mujair, jeroan sapi, ayam, telur ayam dan

telur bebek), serta produk olahan lainnya.

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai hubungan

pengetahuan, sikap, dan pola makan terhadap kadar kolesterol pada

Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebesar 81,5% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa memiliki kadar kolsterol tinggi

2. Sebesar 87,1% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa memiliki penegtahuan yang cukup dan

3. Sebesar 66,7% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa memiliki sikap yang kurang.

4. Sebesar 79,6% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan

Tanjung Morawa memiliki sering mengonsumi makanan tinggi

kolesterol dan sebesar 77,8% sering mengolah makanan dengan

digoreng.

5. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS

di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,287;

p>0,05).

6. Ada hubungan sikap dengan kadar kolesterol WUS di Desa

Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,011; p>0,05).

7. Ada hubungan pola makan dengan kadar kolesterol WUS di Desa

Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,021; p=0,005

p>0,05).

B. Saran

1. Perlu adanya penyuluhan gizi mengenai kadar kolesterol dan

pengecekan langsung upaya menurunkan kadar kolesterol.

2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi terutama

kepada WUS tentang pentingnya asupan serat dalam mencegah

hiperkolesterolemia dan mencegah terjadinya PJK.

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

51

3. Kurangi mengkonsumsi makanan yang manis dan berlemak serta

perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah.

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

52

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka

Utama,Jakarta. Alpert, 1954 dalam Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.

PT. Rineka Cipta. Jakarta

Anies. 2015. Kolesterol Dan Penyakit Jantung Koroner: Solusi Pencegahan Dari

Anwar TB. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung

Koroner. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran USU. Hal: 1-15 Bintanah, 2010 Bintanah, Sufiati dan Hapsari Sulistya Kusuma. (2010).

Pengaruh Pemberian Bekatul Dan Tepung Tempe TerhadapProfil Gula Darah Pada Tikus Yang Diberi Alloxan, Jurnal Pangan dan Gizi, 1(2).

Chairinniza K. Graha 2010, 100 Questions Dan Answers Kolestrol Pt Alex

Media Komputindo, Jakarta. Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food. PT. Kompas Media Nusantara,

Jakarta Djuwita, Ratna. 2013. Asupan Gizi dan Kadar Low Density Lipoprotein

Kolesterol Darah pada Kalangan Eksklusif. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.

Hariadi, 2005 Hariadi, Arsad R. 2005. Hubungan Obesitas dengan

Beberapa Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di Laboratorium Klinik Prodia Makassar.[Jurnal].Klinik Prodia Makassar. Hal: 1-14.

Imam, S. 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan.

[Jurnal]. Universitas Sumatera Utara. Medan Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Direktur Jendral

Bina Gizi dan KIA. Kemenkes. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional

2007.Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.JakartaKualitas Hidup.Penerbit buku Kompas. Halaman 94-99 Kesehatan Masyarakat. Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

53

Lingga, Lanny. 2012. Sehat dan Sembuh dengan Lemak. PT. Elex Media Computindo. Jakarta

Mahmudah, Solehatul Dkk. 2015, Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru. Jakarta

Mason W. Freeman, M.D. and Christine Junge. 2008. Kolesterol Rendah

Jantung Sehat. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rieneka Cipta :

Jakarta. Notoatmodjo, S.2007.Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku.Rieneka Cipta

: Jakarta.

Nurrahmani, Ulfa, dkk. 2014. Stop Diabetes, Hipertensi, Kolesterol Tinggi,

Jantung koroner. Istana Media. Yogyakarta

Peristyowati, Yuly, dkk. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. Nuha

Medika. Yogyakarta Ramayulis, R. (2014), 101 Tips Berhasil Diet REST ala Rita Ramayulis.

PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ramayulis, R. 2014. Slim is Easy. PENEBAR SWADAYA GRUP, Jakarta

Timur Rianto dan Budiman, 2013. Lipid, Lipoproteins, Apolipoprotein and Other

Cardiovascular Risk Factors. In Tietz Fundamental of Clinical Chemistry 6th Ed., USA, Saunders Elsevier. Page: 30-402

Soeryoko, Hery. 2011. Tanaman obat terpopuler untuk prlangsing dan dan

penurun kolestrol. Yogyakarta Subinarto, Djoko (2015). Bebas Kolesterol Kiat Jitu Sehat Tanpa

Kolesterol. Bandung Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor: Bumi Aksara Suharjana, 2013 Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor:

Bumi Aksara

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

54

Suiraoka, IP. 2012. Penyakit Degeneratif. Nuha Medika. Yogyakarta Sunaryati, Shinta Septi. 2014. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan

Sangat Mematikan. Jogjakarta Supariasa, dkk.Penilaian Status Gizi, Jakarta, Buku Kedokteran EGC

2008 Wiardani, Ni Komang, I Wayan Juni Arsana. (2011), Kejadian Sindroma

Metabolik Berdasarkan Status Obesitas pada Masyarakat Perkotaan di Denpasar, Jurnal Ilmu Gizi, 2(2): 129-138.

Wulandari, Mita dan Erma Handarsari. (2010), Pengaruh Penambahan

Bekatul Terhadap Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Biskuit, Jurnal Pangan dan Gizi, 1(2).

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

55

Lampiran. 2 Output Univariat

Frequensi

kat_penget

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 7 13,0 13,0 13,0

Cukup 5 9,3 9,3 22,2

Kurang 42 77,8 77,8 100,0

Total 54 100,0 100,0

kategori sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 18 33,3 33,3 33,3

Cukup 36 66,7 66,7 100,0

Total 54 100,0 100,0

Kat_Polmak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sering dikonsumsi 43 79,6 79,6 79,6

Kadang dikonsumsi 11 20,4 20,4 100,0

Total 54 100,0 100,0

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

56

Lampiran. 7 Output Bivariat

Kategori pengetahuan uji

Crosstab

kategori kolestrol

Total Tinggi Normal

kat_penget Baik Count 5 2 7

Expected Count 5,7 1,3 7,0

% within kat_penget 71,4% 28,6% 100,0%

Cukup Count 3 2 5

Expected Count 4,1 ,9 5,0

% within kat_penget 60,0% 40,0% 100,0%

Kurang Count 36 6 42

Expected Count 34,2 7,8 42,0

% within kat_penget 85,7% 14,3% 100,0%

Total Count 44 10 54

Expected Count 44,0 10,0 54,0

% within kat_penget 81,5% 18,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2,497a 2 ,287

Likelihood Ratio 2,194 2 ,334

Linear-by-Linear Association 1,522 1 ,217

N of Valid Cases 54

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is ,93.

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

57

Kotegori sikap

Crosstab

kategori kolestrol

Total Tinggi Normal

kategori sikap Baik Count 11 7 18

Expected Count 14,7 3,3 18,0

% within kategori sikap 61,1% 38,9% 100,0%

Cukup Count 33 3 36

Expected Count 29,3 6,7 36,0

% within kategori sikap 91,7% 8,3% 100,0%

Total Count 44 10 54

Expected Count 44,0 10,0 54,0

% within kategori sikap 81,5% 18,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7,425a 1 ,006

Continuity Correctionb 5,538 1 ,019

Likelihood Ratio 7,041 1 ,008

Fisher's Exact Test ,011 ,011

Linear-by-Linear Association 7,287 1 ,007

N of Valid Casesb 54

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,33.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

58

Kategori pola makan

Crosstab

kategori kolestrol

Total Tinggi Normal

Kat_Polmak Sering dikonsumsi Count 38 5 43

Expected Count 35,0 8,0 43,0

% within Kat_Polmak 88,4% 11,6% 100,0%

Kadang dikonsumsi Count 6 5 11

Expected Count 9,0 2,0 11,0

% within Kat_Polmak 54,5% 45,5% 100,0%

Total Count 44 10 54

Expected Count 44,0 10,0 54,0

% within Kat_Polmak 81,5% 18,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6,642a 1 ,010

Continuity Correctionb 4,590 1 ,032

Likelihood Ratio 5,679 1 ,017

Fisher's Exact Test ,021 ,021

Linear-by-Linear Association 6,519 1 ,011

N of Valid Casesb 54

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,04.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 3.

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

59

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Ibu :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut

berpartisipasi menjadi subjek penelitian yang akan dilakukan oleh

Permata Muloni dari Program Studi Diploma IV Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Medan.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakaan

seperlunya

Lubuk Pakam, Januari 2017

Mengetahui,

Peneliti Responden

(Permata Muloni) ( )

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

60

Pertanyaan Pengetahuan

1. Apakah yang di maksud dengan kolestrol ?

a. Menyerupai lemak hasil metabolisme tubuh

b. Lemak

c. Pecahan dari lemak

d. A dan c benar

2. Apa guna dari mengetahui kadar kolesterol?

a. Sarana kesehatan

b. Dapat mencegah penyakit yang sekiranya akan terserang

c. Sekedar tau

d. Waspada terhadap berbagai penyakit

3. Gejala terkena kolesterol ?

a. Migran, sakit pesendian

b. Mingran, kesemutan, tekuk leher belakang

c. Sakit persendian

d. Tekuk leher belakang

4. Ibu sering mengolah makanan dengan cara di?

a. Di goreng

b. Di tumis

c. Rendang

d. Di bakar

5. Barapakah normal total kadar kolestrol dalam tubuh?

a. Kurang 200

b. Lebih dari 200

6. Manakah makanan yang tidak menimbulkan kadar kolestrol

naik?

a. Minum susu

b. Telur puyuh

c. Daging tanpa kulit

d. Seafood

7. Apakah sering mengkonsumsi goreng-gorengan?

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

61

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah dalam seminggu ibu sering mengkonsumsi telur atau

lauk

hewani lainya ?

a. Ya

b. Tidak

9. Kolesterol di sebabkan oleh ?

a. Keturunan

b. Lemak

c. Kegemukan

d. Kegemukan dan keturunan

10. Apa cara ibu untuk menurunkan kolestrol?

a. Mengurangi makanan berlemak baik lauk hewani ataupun

nabati

b. Berolaraga

c. Mengurangi makan gorengan

d. Mengunrangi makanan berlemekak lauk hewani

11. Seberapa penting menurut ibu pemeriksaan kadar

kolestelor?

a. Sangat penting

b. Penting

c. Tidak terlalu penting

d. Tidak mau tau

12. Sebaiknya bagaima cara mengurangi gaya hidup dalam

menurunkan kadar kolesterol?

a. Makanan yang di goreng

b. Makanan cepat saji

c. Mengkonsumsi garam

d. Mengurangi berat badan dan memperbanyak aktifirtas fisik

13. Apakah ibu pernah mendengar kata kolestrol jahat (LDL)

dan

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

62

kolestrol baik ( HDL) di dalam tubuh?

a. Ya

b. Tidak

14. Makanan yang mengandung lemak jenuh adalah ?

a. Daging

b. Minyak jagung

c. Mayones

d. Minyak kedelai

15. Buah dan sayuran apa yang dapat di konsumsi untuk

menurunkan kadar koleterol?

a. Bit dan nanas

b. Jambu dan wortel

c. Apel dan wortel

d. Jeruk dan belimbing

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

63

Pertanyaan Pola Makan

No Nama

makanan

Frekuensi Konsumsi Ket

>1x/

h

1x/h 4-

6x/

m

1-

3x/

m

1x/

bln

1x/

Thn

Hewani

1 Daging ayam

+ kulit

2 Daging Sapi

3 Burger

4 Daging

kambing

5 Jeroan

6 Telur ayam +

kuningnya

7 Udang

8 Kepiting

9 Sosis daging

Produk susu

10 Susu segar

sapi

11 Susu full krim

Karbohidtar / lemak jenuh

12 Santan

13 Produk yang

bersantan

14

Makanan

cepat saji

15 Nasi

16 Bakso

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

64

Frekuensi berdasarkan pengolahan

No Nama

makanan

Frekuensi Konsumsi Ket

>1x/h 1x/h 4-

6x/m

1-

3x/m

1x/

Bln

1x/

Thn

1 Di goreng

2 Di gulai

3 Di rendang

4 Di kalio

5 Di bakar

17 Soto

18 Mie

19 Mentega

20 Telur puyuh

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

65

Pertanyaan Sikap

No Pernyataan Sangat setuju

Setuju Tidak setuju

Cukup Setuju

Sangat tidak setuju

1 Mengurangi makanan yang berlemak dapat menurunkan resiko kolestrol tinggi

2 Mengkonsumsi makanan gorengan sehat bagi tubuh

3 Telur lebih baik di makan kuningnya

4 Makanan cepat saji menyebabkan kolestrol

5 Melakukan pengecekan kolesterol 1 tahun sekali

6 Telur puyuh baik di konsumsi untuk penderita kolesterol

7 Daging ayam dan kulitnya dapat di makan dan baik untuk di makan sehari hari

8 Makanan yang berkuah atau bening itu lebih sehat

9 Kolestrol dapat membahayakan kesehatan

10 koestrol berasal dari makanan lauk hewani

Lampiran 8

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

66

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

67

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN …

68