71
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN FAST FOOD TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMP MUHAMMADIYAH LUBUK PAKAM KAB. DELI SERDANG SKRIPSI SRI KAROLINA LAOWO P01031214055 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI 2018

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKANFAST FOOD TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMPMUHAMMADIYAH LUBUK PAKAM KAB. DELI SERDANG

SKRIPSI

SRI KAROLINA LAOWOP01031214055

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI2018

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKANFAST FOOD TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMPMUHAMMADIYAH LUBUK PAKAM KAB. DELI SERDANG

Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk menyelesaikan

Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Medan

SRI KAROLINA LAOWOP01031214055

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI2018

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN
Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan Fast FoodTerhadap Status Gizi Pada Anak SMP MuhammdiyahLubuk Pakam Kab. Deli Serdang

Nama Mahasiswa : Sri Karolina Laowo

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214055

Program Studi : Diploma IV

Menyetujui :

Dr. Ir. Zuraidah Nasution M. Kes

Pembimbing Utama

Riris Ompusunggu S.Pd, M.Kes Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes

Penguji I Penguji II

Mengetahui :

Ketua Jurusan Gizi

Dr. Oslida Martony SKM, M, Kes

NIP : 196403121987031003

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Pengetahuan dan Pola MakanFast Food Terhadap Status Gizi Pada AnakSMP Muhammadiyah Lubuk Pakam Kab.Deli Serdang

Nama Mahasiswa : Sri Karolina Laowo

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214055

Program Studi : Diploma IV

Menyetujui :

Dr. Ir. Zuraidah Nasution M. Kes

Pembimbing Utama

Riris Oppusunggu S.Pd, M.Kes Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes

Penguji I Penguji II

Mengetahui :

Ketua Jurusan Gizi

Dr. Oslida Martony SKM, M, Kes

NIP. 196403121987031003

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

iv

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI MEDAN

JURUSAN GIZI

SRI KAROLINA LAOWO“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN FAST FOOD

TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMP MUHAMMADIYAHLUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG”

RINGKASAN

Pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang

memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.

Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan

tentang gizi yang akan mengakibatkan timbulnya berbagai masalah gizi

yang akhirnya mempengaruhi status gizi.

Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.

Waktu penelitian dilakukan 12 Oktober 2017- April 2018. Jenis penelitian

ini bersifat observational dengan rancangan cross sectional. Populasi

adalah semua siswa/i SMP sebanyak 120 orang. Sampel sebanyak 93

orang. Teknik pengalaman sampel secara acak sistematik. Data yang

dikumpulkan meliputi pengetahuan, pola makan, dan status gizi. Cara

pengumpulan pengetahuan dan pola makan dengan teknik wawancara

dan status gizi menimbang BB dan mengukur TB. Analisis data dengan

Chi square.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan

pengetahuan dan pola makan fast food terhadap status gizi di SMP

Muhammdiyah di Lubuk Pakam (p=0,74).

Kata Kunci : Pengetahuan, pola Makan, Status Gizi, Siswa/i SMP

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

v

POLYTECHNIC KEMENKES HEALTH FIELD MEDAN

OF THE DEPARTEMENT OF NUTRITION

SRI KAROLINA LAOWO"RELATIONSHIP KNOWLEDGE AND FOOD EATING PATTERN TONUTRITION STATUS IN CHILDREN SMP MUHAMMADIYAH POWDEROF DISTRICT DELI SERDANG"

Abstract

A person's nutritional knowledge influences the attitude and

behavior of choosing food, which determines whether or not someone

understands the benefits of the nutritional content of the food consumed.

Mistakes in choosing food and insufficient knowledge about nutrition that

will lead to a variety of nutritional problems that ultimately affect nutritional

status.

This research was carried out in Lubuk Pakam Muhammadiyah

Middle School. When the study was conducted October 12, 2017 - April

2018. This type of research was observational with a cross sectional

design. The population in this study were students of class VII, VIII, and IX

Muhammadiyah Middle School Lubuk Pakam. The number of students of

Lubuk Pakam Muhammadiyah Middle School is 120 people. Data

obtained directly by interview and examination techniques from samples

that have been collected by filling out the forms that have been provided

and directly observing the location of the study.

The results showed that there was no significant relationship between the

knowledge of fast food diet and nutritional status at Muhammadiyah

Middle School in Lubuk Pakam (p = 0.74).

Keywords: Knowledge, Diet, Nutritional Status, Students

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME, atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul‘’ Hubungan Pengetahuan Dan Pola Makan Fast FoodTerhadap Status Gizi Anak SMP Muhammdiyah Kab. Deli Serdang’’

Dalam penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dorongan dan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bernike Doloksaribu, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Medan

2. Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes selaku dosen pembimbing yang

selalu memberi bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi

ini.

3. Ibu Riris Oppusunggu S.Pd, M.Kes selaku dosen penguji I yang

telah banyak memberikan masukan dan arahan demi perbaikan

skripsi ini.

4. Bapak Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes selaku dosen penguji II

yang telah banyak memberikan masukan dan arahan demi

perbaikan skripsi ini.

5. Kedua orangtua dan keluarga yang telah banyak memberikan doa

dan dukungan kepada saya.

6. Teman-teman mahasiswa D-IV Semester VII atas kerjasama,

motivasi, dukungan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk

itu penulis mengharapkan saran maupun masukan yang berguna untuk

penyempurnaannya skripsi ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan

terimakasih.

Penulis

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Pernyataan Persetujuan ......................................................... iii

Kata Pengantar ...................................................................... vi

Daftar Isi ................................................................................. vii

Daftar Tabel ........................................................................... x

Daftar Gambar ....................................................................... xi

Daftar Lampiran ..................................................................... xii

Bab I Pendahuluan ......................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................... 4

C. Tujuan Penelitian .............................................. 4

1. Tujuan Umum ............................................... 4

2. Tujuan Khusus ............................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................ 5

Bab II Tinjauan Pustaka .................................................. 6

A. Status Gizi ........................................................ 6

1. Pengertian Status Gizi ................................. 6

2. Penilaian Status Gizi..................................... 6

3. Klasifikasi Status Gizi Anak .......................... 8

4. Status Gizi Remaja dan Faktor- Faktor

yang Berhubungan.....................................

8

5. Kebutuhan gizi untuk remaja...................... 10

6. Prinsip Gizi Seimbang Usia remaja ............ 10

B. Pengetahuan .................................................... 11

1. Pengertian Pengetahuan ............................. 12

2. Tingkat Pengetahuan ................................... 12

C. Fast Food ......................................................... 12

1. Pengertian Fast Food ................................... 12

2. Meningkatkan Berat Badan .......................... 13

D. Pola Makan....................................................... 14

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

viii

E. Metode Food Frequency .................................. 14

F. Hubungan pengetahuan Dengan Status Gizi... 15

G.Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi...... 16

H. Kerangka Teori ................................................. 17

I. Kerangka Konsep ............................................. 18

J. Defenisi Operasional ........................................ 19

K. Hipotesis ........................................................... 21

BAB III Metode Penelitian ................................................. 22

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................ 22

B. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................... 22

C. Populasi dan Sampel ....................................... 22

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................. 23

1. Jenis Data .................................................... 23

2. Cara Pengumpulan Data .............................. 24

E. Pengolahan dan Analisis Data ......................... 24

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 27

A. Gambaran Umum........................................ 27

B. Karakteristik Sampel................................... 27

1. Umur ..................................................... 27

2. Jenis Kelamin......................................... 28

3. Kelas ..................................................... 28

C. Hasil Penelitian............................................ 29

1. Pengetahuan Gizi.................................. 29

2. Pola Makan Fast Food........................... 30

3. Status Gizi.............................................. 31

4. Hubungan Pengetahuan Gizi ................ 31

5. Hubungan Pola Makan Fast Food ........ 32

D. Pembahasan .............................................. 34

BAB V Kesimpulan dan Saran .......................................... 37

Daftar Pustaka ....................................................................... 38

Lampiran ................................................................................ 40

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

ix

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Keunggulan dan Keterbatasan Pengukuran

Antropometri ....................................................................

7

2 Defenisi Operasional ....................................................... 19

3. Umur................................................................................. 26

4. Kelas................................................................................. 27

4. Jenis Kelamin .................................................................. 27

5. Pengetahuan Gizi............................................................. 28

6 Distribusi Sampel Pola makan ....................................... 29

7 Tabel Status Gizi............................................................. 30

8 Tabel 8............................................................................. 30

9 Tabel 9............................................................................. 31

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

x

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Kerangka Teori ................................................................ 17

2 Kerangka Konsep ............................................................ 18

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

xi

Daftar Lampiran

No Halaman

1 Lampiran 1 ....................................................................... 40

2 Lampiran 2 ....................................................................... 41

3 Lampiran 3....................................................................... 44

4 Lampiran 4 ....................................................................... 46

5 Lampiran 5 ....................................................................... 54

6 Lampiran 6........................................................................ 55

7 Lampiran 7........................................................................ 55

8 Lampiran 8....................................................................... 58

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang

berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial.

Masa ini merupakan masa peralihan dari anak- anak menuju remaja yang

ditandai dengan banyak perubahan, diantaranya pertambahan massa

otot, jaringan lemak tubuh, dan perubahan hormon. Perubahan

perubahan itu mempengaruhi kebutuhan dan gizi dipengaruhi oleh

perubahan biologi, sosial, psikologi dan pengetahuan (Susetyowaty,

2017).

Masa remaja dibagi berdasarkan kondisi perkembangan fisik,

psikologi, dan sosial. World Health Organization (WHO/United Nations

Childrens Emergency Fund (UNICEF), 2005 membaginya menjadi 3

stase, yaitu : remaja awal yaitu 10-14 tahun, remaja pertengahan yaitu 14-

17 tahun, remaja akhir yaitu 17-21 tahun (Susetyowaty, 2017 ).

Populasi remaja merupakan kelompok penduduk yang cukup besar.

Jumlah penduduk Indonesia usia 10-19 tahun sebesar 22,2% dari total

penduduk. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi

yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki

daya saing, dan status gizi sangat berperan dalam hal tersebut, melalui

asupan energi yang baik dan benar (Atika, 2015 ).

Menurut Riskesdas 2013, Prevalensi kurus pada remaja umur 13-15

tahun di Indonesia sebesar 11,1 % terdiri dari 3,3 % sangat kurus dan 7,8

% kurus. Sedangkan prevalensi gemuk 10,8 %, terdiri dari 8,3% gemuk

dan 2,5% sangat gemuk (obesitas) (Balitbangkes, 2013).

Prevalensi status gizi umur 13-15 tahun Provinsi Sumatera Utara

berdasarkan (IMT/U) tahun 2010 adalah sangat kurus (5,0 %), kurus

(7,0%), normal (77,5%), gemuk sebesar 10,5% sedangkan prevalensi

kurus Sumatera Utara pada remaja umur 13-15 tahun adalah 3 % sangat

kurus dan 6,2% kurus. Prevalensi gemuk Sumatera Utara pada remaja

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

2

13-15 tahun adalah 11,5 % gemuk dan 3,4 % sangat gemuk

(Balitbangkes,2013).

Negara berkembang umumnya mempunyai masalah gizi kurang,

dimana 80% energi makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat berasal

dari karbohidrat. Di Indonesia, masalah gizi yang sedang dihadapi adalah

masalah gizi kurang namun mulai bermunculan masalah gizi lebih secara

bersamaan (double burden). Masalah yang lebih besar lagi yaitu masalah

gizi pada kelompok usia tertentu seperti remaja yang bila dibiarkan akan

diteruskan ke generasi berikutnya (Mokoginta, 2016).

Dari hasil penelitian Erpridawat 2012, Ketidakseimbangan antara

makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan pada remaja akan

menimbulkan masalah gizi kurang atau masalah gizi lebih. Gizi kurang

pada remaja terjadi karena pola makan tidak menentu, perubahan faktor

psikososial yang dicirikan oleh perubahan transisi masa anak-anak ke

masa dewasa dan kebutuhan gizi yang tinggi untuk pertumbuhan cepat.

Kekurangan gizi pada remaja mengakibatkan menurunnya daya tahan

tubuh terhadap penyakit, meningkatkan angka penyakit (morbiditas),

mengalami pertumbuhan tidak normal (pendek), tingkat kecerdasan

rendah, produktivitas rendah dan terhambatnya pertumbuhan organ

reproduksi.

Menurut Hasibuan 2014, Pola makan remaja akan menentukan

jumlah zat-zat gizi yang diperoleh untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangannya. Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang

cukupnya pengetahuan tentang gizi yang akan mengakibatkan timbulnya

berbagai masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status

gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik dan

seimbang.

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap

hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok

masyarakat tertentu. Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya

dengan kebiasaan makan seseorang, pola makan yang seimbang dan

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

3

pemilihan bahan makanan yang tepat merupakan hal yang harus

dilakukan (Verawati, 2015 ).

Pola makan dapat mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat penting

untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang sehari-hari. Tercapainya gizi

seimbang dapat bermanfaat untuk mencegah terjadinya masalah

kesehatan dan gizi (Mokoginta, 2016).

Pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang

memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.

Pengetahuan tentang fast food, baik yang menyangkut apa itu fast food,

jenis-jenis fast food, maupun akibatnya jika mengonsumsi fast food perlu

diketahui banyak orang khususnya bagi remaja guna menghambat

peningkatan angka kejadian penyakit jika mengonsumsi fast food

(Almatsier, 2011 ).

Masalah yang sering timbul adalah perubahan gaya hidup pada

remaja memiliki pengaruh signifikan terhadap kebiasaan makan remaja,

dimana remaja mulai berinteraksi dengan lebih banyak pengaruh

lingkungan dan mengalami pembentukan perilaku, yang menjadikan

remaja lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah, dan mendapat

banyak pengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dimakannya,

remaja juga lebih sering termotivasi mencoba-coba makanan baru, salah

satunya adalah fast food (Imtihani, 2013).

Pada saat jam istrahat siswa dan siswi diberi kebebasan untuk

membeli makanan jajanan yang siap saji di kantin, seperti : mie instan,

sosis tanpa merek, bakso sambal, roti bakar, saus tanpa merek, nasi

goreng dengan porsi kecil yang murah, burger, makanan kemasan

(snack), minuman tanpa merek, minuman pop ice.

Namun diketahui siswa dan siswi selain membeli makanan jajanan

kantin sekolah, mereka juga membeli makanan jajanan diluar pagar

sekolah pada saat pulang sekolah. Disamping itu makanan jajanan

sebagian besar mengandung energi dan lemak yang tinggi seperti, burger

dengan roti yang tidak ada label, bakso sambal dengan saus yang tidak

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

4

berlebel, sosis tidak berlebel, roti bakar yang dengan menggunakan

margarin yang tidak bermerek, mie instant, bakso bakar, stick kentang

goreng, mie ayam, gorengan, siomay, pangsit, donat, sosis, ayam goreng

kentucky, coca cola, minuman bersoda lainnya.

Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan terdapat 120 siswa/i

SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam. Dengan kategori IMT menurut Umur,

sebanyak 11 dari 120 orang siswa/i dengan status gizi kurus ( 9,16%) dan

persentase ini lebih tinggi dari persentase kurus secara Nasional sebesar

7,8%, 11 dari 120 orang dengan status gizi gemuk (9.16%) dan

persentase ini lebih tinggi dari persentase Nasional (8,3%).

Berdasarkan latar belakang diatas, tentang keadaan gizi remaja dan

pola konsumsi makanan saji, ,kemudian penulis tertarik untuk mengetahui

apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Fast

Food (siap saji) Terhadap Status Gizi Pada Anak SMP Muhammadiyah

Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.

B. Perumusan Masalah

Adakah Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Fast

Food Terhadap Status Gizi Pada Anak SMP di Muhammadiyah Lubuk

Pakam Kab. Deli Serdang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan dan pola makan fast food

terhadap status gizi anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai pengetahuan tentang fast food anak SMP Muhammadiyah

Lubuk Pakam.

b. Menilai pola makan fast food anak SMP Muhammadiyah Lubuk

Pakam.

c. Menilai status gizi anak SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

5

d. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang fast food dengan

status gizi anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.

e. Menganalisi hubungan pola makan fast food dengan status gizi

anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sampel

Sebagai informasi tentang pentingnya pengetahuan dan pola

makan terhadap status gizi anak SMP Muhamadiyah Lubuk

Pakam Kab. Deli Serdang.

2. Bagi Peneliti

a. Pengembangan kemampuan peneliti untuk melakukan riset

atau penelitian tentang gizi.

b. Menambah wawasan terkait konsumsi pola makan fast food

pada anak sekolah.

3. Bagi Instansi Terkait

Sebagai masukan atau informasi mengenai masalah gizi yang

dihadapi anak SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam Kab. Deli

Serdang.

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status adalah posisi atau peringkat yang di defenisikan secara sosial

yang diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Gizi

adalah subtansi pangan dan bagian dari substansi tubuh manusia. Gizi

berhubungan dengan bagaimana makanan dapat memengaruhi dan

mempertahankan tubuh dari risiko penyakit (Hardiansyah, 2017).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi dan status kesehatan yang dihasilkan oleh

keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien (Wahyuningsih,2

013).

2. Penilaian Status Gizi

a. Pengertian Antropometri

Antropometri berasal dari kata Anthropos (tubuh) dan metros

(ukuran). Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh

manusia. Dalam bidang gizi, antropometri berhubungan dengan berbagai

macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2014).

b. Prosedur Pengukuran Antropometri

Pengukuran yang digunakan peneliti dalam menentukan status gizi

anak remaja anak pengukuran antropometri dengan pengukuran berat

badan, tinggi badan dan umur.

Pengukaran Berat Badan (Supariasa, 2014 ), yaitu :

1. Siapkan timbangan digital.

2. Letakkan timbangan digital pada lantai yang datar

3. Upaya penimbangan dilakukan dengan pakaian seminimal mungkin

(tanpa sepatu, jaket, topi dan lain sebagainya).

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

7

4. Sampel yang diukur berdiri pada tempat yang ditentukan, pandangan

lurus kedepan dalam keadaan tenang dan sikap tegap.

5. Membaca angka hasil penimbangan.

6. Catat berat badan dengan seakurat.

Pengukuran Tinggi Badan (Supariasa, 2014 ), yaitu :

1. Tempelkan microtoa pada dinding yang lurus datar setinggi 2 meter.

2. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar.

3. Lepaskan sepatu dan sandal.

4. Sampel berdiri tegak, kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan bagian

kepala bagian belakang menempel, pada dinding dan muka

mengahdap lurus kedepan.

5. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku

harus lurus menempel pada dinding.

6. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan

mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi yang diukur.

c. Tabel Keunggulan dan Kelebihan Antropometri

Tabel 1. Keunggulan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri

Keunggulan Kelemahan

Prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan pada jumlah sampel yang besar.

Tidak sensitif, yang mengandung arti dari metode tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat.

Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat agar dapat melakukan pengukuran antropometri.

Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat memengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat didaerah setempat.

Kesalahan alat atau alat tidak ditera.

Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi kurang dan gizi buruk karena sudah terdapat ambang batas yang jelas.

Analisis dan asumsi yang keliru.

Sumber : Supariasa , 2017

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

8

3. Klasifikasi Status Gizi Anak

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau

perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu ( Supariasa,

2014). Gizi baik adalah keadaan tubuh yang mencerminkan

keseimbangan antara konsumsi dan penggunaan gizi oleh tubuh

(Hasdianah, 2014).

Berdasarkan nilai zscore status gizi anak dikategorikan sebagai

berikut ( Balitbangkes, 2013 ) :

1. Klasifikasi Indikator IMT/U :

a. Kurus : Zscore ≥-3,0 s/d 2,0

b. Normal : Zscore ≤-2,0 s/d ≤1,0

c. Gemuk : Zscore>1,0 s/d ≤2,0

4. Status Gizi Remaja dan Faktor- Faktor yang Berhubungan

Hingga saat ini penelitian terkait status gizi pada remaja sangat

diperlukan untuk mengetahui angka prevalensi defisiensi zat gizi remaja,

dan mengetahui tingkat pemenuhan zat gizi terhadap kebutuhannya.

Data USDA tahun 1977-1978 menunjukkan kurangnya asupan beberapa

zat gizi pada remaja laki-laki dan perempuan dibandingkan dengan

kebutuhannya. Berikut ini adalah faktor- faktor yang berhubungan dengan

status gizi pada remaja adalah :

a. Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga atau tersedianya uang dalam keluarga

menentukan berapa banyak kebutuhan sandang, pangan, yang dapat

dibeli dan dimiliki. Secara umum pola penggunaan sumber keuangan ini

sangat dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga. Keluarga dengan

pendapatan yang baik akan memiliki anggota keluarga sengan status gizi

yang baik. Walaupun demikian, tidak selalu pendapatan tinggi menjamin

terpenuhinya kecukupan gizi karena selain pendapatan keluarga, status

gizi juga dipengaruhi oleh banyak hal seperti pengetahuan, pola

makan/diet, masalah kesehatan, dan lain hal. Oleh karena itu yang harus

diperhatikan dalam menjaga status gizi remaja misalnya pengetahuan gizi

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

9

dan kesehatan remaja bukan terbatas hanya kemampuan membeli

makanan untuk dikonsumsi ( Fikawati, 2017 ).

b. Pola Diet

Umumnya pola diet menggambarkan tentang pendidikan dan

pengetahuan gizi serta penerimaan remaja terhadap makanan. Remaja

mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik, seperti suka melewatkan

waktu makan dan memakan apa saja yang tersedia ketika lapar walaupun

tidak bergizi. Contohnya, pemilihan orange juice sebagai pilihan terbaik

untuk remaja yang melewatkan sarapan sehingga kebutuhan vitamin C

dapat terpenuhi (Fikawati, 2017)

c. Masalah Kesehatan

Kekurangan gizi dapat menyebabkan masalah- masalah kesehatan

lainnya, seperti penyakit TBC pada remaja yang underweight. Masalah–

masalah pada remaja ini sudah ada selama beberapa waktu sebelumnya,

tetapi masih menjadi masalah dalam beberapa tahun terakhir.

Kegemukan menambahkan risiko kesehatan untuk remaja dan orang yang

lebih tua, serta diabetes umumnya terjadi pada orang gemuk.

d. Kekurangan gizi

Asupan zat besi yang rendah umumnya terjadi pada remaja

perempuan menyebabkan anemia disertai dengan lelah, lesu, dan tidak

ada motivasi belajar serta kurangnya interaksi sosial. Pada laki-laki juga

terdapat masalah defisensi zat besi sehubungan dengan kebutuhan yang

meningkat (suplai darah dan perubahan fisik khusunya kematangan

seksual ). Kekurangan gizi pada laki-laki adalah tidak berkembangnya

tinggi badan pada usia remaja. Anemia karena defisiensi zat besi tidak

secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, tetapi ada

beberapa faktor lainnya yang memengaruhi seperti penyerapan, atau

karena penyakit.

e. Pola gizi yang berlebihan

Di USA, protein yang diterima dari makanan cenderung tinggi

terutama daging. Hal ini karena adanya asumsi yang berkembang bahwa

mengonsumsi sumber hewani secara berkala terkait protein tinggi baik

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

10

untuk tubuh yang atletis. Namun, konsumsi protein yang tinggi cenderung

mengakibatkan kegemukan karena juga terdapat lemak di dalamnya.

Asupan energi tinggi ini biasanya didapat dari makanan yang

digoreng, susu, dan gula. Selain itu juga anak sering jajan dan

mengonsumsi makanan cepat saji (fast food ). Komposisi makanan cepat

saji adalah energi yang tinggi, lemak, garam, dan rendah serat(Sartika,

2011 dalam Fikawati, 2017 ).

5. Kebutuhan Gizi Untuk Remaja

Pemenuhan kebutuhan zat gizi pada masa remaja perlu diperhatikan

karena :

a. Terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi untuk mendukung

pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis.

b. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada remaja

memengaruhi kebutuhan dan asupan zat gizi

c. Kebutuhan zat gizi khusus perlu diperhatikan,terutama pada

kelompok remaja dengan aktifitas olahraga tinggi, kehamilan,

gangguan perilaku makan, diet ketat konsumsi alkohol,dan obat-

obatan.

Zat gizi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan selama

bayi, balita, hingga remaja, dengan kebutuhan gizi pada masa remaja

lebih besar dibandingkan dua masa sebelumnya. Kebutuhan gizi pada

remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan pada masa pubertas. Kebutuhan

gizi yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat

(Susetyowati, 2017).

6. Prinsip Gizi Seimbang Usia Remaja

a. Makan makanan yang beranekaragam

Pada usianya ,remaja harus membiasakan menyukai makanan yang

beraneka ragam, seperti halnya karbohidrat tidak hanya nasi, tetapi bisa

juga semangkuk mie, ubi jalar rebus, serta olahan kentang.

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

11

b. Biasakan pola hidup yang bersih

Kebiasaan hidup bersih pda remaja harus ditanamkan sejak kecil,

terutama cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan mulut dan gigi,

menutup makanan, memilih jajanan makanan dan minuman yang aman,

bergizi, tidak banyak lemak, dan tidak terlalu manis.

c. Untuk hidup sehat sebaiknya remaja tidak merokok, tidak

menggunakan narkoba, dan tidak mengonsumsi minuman yang

berakohol. Semua itu akan berpengaruh pada pola makan, perkembangan

kognitif psikis, dan tentu akan merugikan kesehatan.

d. Aktifitas fisik

Aktifitas fisik sangat diperlukan untuk menjaga berat badan ideal dan

kebugaran tubuh. Untuk itu remaja disarankan melakukan aktifitas fisik

yang bermanfaat dan menyehatkan. Pola makan harus disesuaikan

dengan aktifitas sehingga perlu diimbangi dengan istirahatyang cukup

seperti tidur 8 jam /hari ( Susilowati, 2016 ).

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui panca indra yang dimilikinya, seperti

mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan merupakan suatu

proses pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap

saat mengalami reorganisasi karena masuknya pemikiran-pemikiran baru

(Riyanto dan Budiman, 2013).

Banyak remaja yang kurang mengetahui pentingnya zat gizi yang

terkandung dalam makanan serta fungsinya terhadap tubuh. Remaja

kadang tidak peduli terhadap kandungan zat gizi dalam makanan

sehingga ia akan kesulitan memilih jenis makanan yang sesuai dengan

kebutuhan tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya zat gizi

tertentu (Fikawati, 2017).

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

12

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2010 dibagi 6 tingkat pengetahuan yaitu :

a. Tahu (know ) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

b. Memahami (comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskansecara benar tentang objek yang diketahui

c. Aplikasi (application) diartikan sebagi kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi

yang sebenarnya.

d. Analisis (Analysis) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan

materi suatu objek terhadap komponen-komponen ,tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut, masih ada kaitanya satu

sama lain.

e. Sintesis (synthesis) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation) berkaitan dengan kemmpuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

C. Fast Food

1. Pengertian fast food

Secara harafiah, fast food merupakan makanan cepat saji artinya

makanan ini tidak memerlukan waktu yang lama dalam

penyajiannya. Menurut Aan 2016, Fast food dibagi menjadi 3

kategori, yaitu :

a. Fast food banyak mengandung garam, lemak, dan gula yang tinggi.

Fast food jenis ini lah yang sering dianggap sebagai makanan fast

food

b. Fast food yang tidak memberikan dampak baik dan buruk bagi tubuh.

c. Fast food yang baik bagi tubuh.

Dari ketiga kategori diatas, ternyata tidak semua fast food buruk bagi

kesehatan tubuh, misalnya gado-gado dan pecel. Makanan tradisional ini

masuk ke dalam kategori fast food karena waktu penyajiannya tidak

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

13

membutuhkan waktu yang lama. Namun makanan jenis ini menyehatkan

bagi tubuh karena mengandung banyak sayuran (Aan, 2016).

2. Meningkatkan Berat Badan

Fast food mengandung banyak karbohidrat dan lemak. Jika

mengkonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga maka tubuh

akan mengalami kenaikan berat badan yang tidak sehat. Kandungan

lemak yang terdapat pada fast food tidak dapat digunakan dengan baik.

3. Dampak Negatif Dari Fast Food

a. Pemicu Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif dapat berupa serangan jantung, diabetes dan

tekanan darah tinggi. Garam mengandung natrium, saat kadar natrium

dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, maka volume

darah akan meningkat karena natrium menarik dan menahan air. Hal ini

menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke

seluruh tubuh sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.

Remaja yang memiliki uang saku lebih, cenderung akan memilih

makanan yang cepat saji atau fast food dengan alasan lebih enak dan

makanan yang berkelas. Berdasarkan penelitian Aini 2012, besarnya uang

saku berkaitan erat dengan pemilihan jenis makanan jajanan yang

dikonsumsi.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imtihani,

2013 yaitu menunjukkan bahwa uang saku berpengaruh terhadap

frekuensi konsumsi makanan cepat saji yaitu semakin tinggi uang saku

maka semakin tinggi frekuensi konsumsi makanan cepat saji atau fast

food Konsumsi fast food secara berlebihan akan menyebabkan

kegemukan karena fast food mengandung tinggi kalori, karbohidrat, lemak

dan gula.

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

14

D. Pola Makan

a. Pengertian pola makan

Pola makan merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap

status gizi. Pola makan dapat dinilai secara langsung dari kualitas dan

kuantitas hidangan. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh,

maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan yang sebaik-baiknya dan

keadaan gizi yang baik pun dapat tercapai (Miko, 2016 ).

Umumnya kelompok usia remaja, merupakan periode rentan gizi

karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan yang pesat.

Selain itu pada remaja dibutuhkan energi yang cukup untuk melakukan

aktivitas fisik yang beragam. Pola asupan yang buruk akan berdampak

pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal, serta lebih

rentan terhadap penyakit (Mokoginta, 2016)

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa puncak pertumbuhan

remaja puteri di Bangladesh tertunda dikarenakan mengonsumsi lebih

sedikit kalori dibandingkan kelompok remaja laki-laki. Tingkat konsumsi

kalori juga dipengaruhi oleh usia. Semakin tinggi kelompok usia maka

semakin rendah konsumsi kalorinya. Kelompok remaja obesitas dan

kelompok non obesitas terbukti memiliki perbedaan yang bermakna pada

frekuensi makan, pola konsumsi makanan cepat saji, pola konsumsi

kudapan atau makanan ringan, serta tingkat konsumsi energi,

karbohidrat, protein, dan lemak (Mokoginta , 2016).

E. Metode Food Frequency

Prinsip dasar food frequency questionnaire ( FFQ ) adalah untuk

memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan

atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan

atau tahun (Supariasa, 2014). SQ-FFQ digunakan untuk memperoleh

kebiasaan konsumsi makanan serta dapat memperoleh informasi nilai gizi

yang diasup dalam lembar FFQ semikuantitatif tersebut karena

tersedianya kolom ukuran rumah tangga (Suparjo dkk, 2013).

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

15

Langkah- langkah yang dilakukan dalam pengisian formulir frequensi

makanan ( Sirajuddin, 2013 ) adalah :

a. Lihat formulir FFQ, Sebelum wawancara, lakukan prosedur baku

berupa perkenalan, penyampaian tujuan, dan minta kesediaan

responden untuk berpartisipasi dalam kegiatan survey dengan

menandatangani form persetujuan setelah penjelasan (PSP). Hal ini

terkait etika dan riset.

b. Pada saat wawancara, tanyakan setiap makanan dalam daftar FFQ,

lalu tanyakan frequensi konsumsi secara tepat.

c. Perhatikan bahwa daftar makanan atau bahan makanan yang ada

dalam FFQ tidak dapat ditambah selain yang sudah diputuskan pada

studi pendahuluan.

Kelebihan metode Food Frequency adalah (Supariasa, 2014)

a. Relatif murah dan sederhana

b. Dapat dilakukan oleh responden sendiri

c. Tidak membutuhkan keahlian khusus

d. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan

kebiasaan makan.

Kekurangan metode Food Frequency (Supariasa, 2014) adalah :

a. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari

b. Sulit mengembangkan kuesioner pengembangan data

c. Cukup menjemukkan bagi pewawancara

d. Responden harus jujur dan mempunyai motififasi tinggi.

F. Hubungan Pengetahuan Dengan Status Gizi

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada saat penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi adalah pengetahuan

gizi yang rendah dan kebiasaan makan yang salah. Pengetahuan dan

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

16

praktik gizi yang rendah antara lain seperti perilaku menyimpang dalam

memilih makanan. Pengetahuan gizi menentukan mudah tidaknya

seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang

dikonsumsi (Imtihani, 2013).

Pengetahuan yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi

makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula.

Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih

makanan akan berpengaruh terhadap status gizi (Sediaoetama, 2000).

Penelitian ini juga terdapat pada penelitian Erpridawati (2012)

Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Dengan Status Gizi Siswa SMP Di

Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar. Kemudian, Penelitian Imtihani

(2013) Hubungan Pengetahuan,Uang Saku Dan Peer Group Frekuensi

Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Remaja Putri. Penelitian Khasanah,

2014 Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Konsumsi Western Fast Food

(Frekuensi Dan Sumbangan Energi) Dengan Status Gizi Remaja Di SMP

Muhammadiyah 10 Surakarta.

G. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan

kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi

tingkat kesehatan individu dan masyarakat (Kemenkes, 2014)

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap

hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok

masyarakat tertentu (Verawati, 2015).

Penelitian yang sama Zuhdi (2015) Aktivitas Fisik, Pola Makan dan

Status Gizi Pelajar Putri SMA di Denpasar Utara. Penelitian ini juga

dilakukan Verawati, (2015) Hubungan Antara Body Image Dengan Pola

Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di Smp Al Islam 1 Surakarta.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

17

H. Kerangka Teori

A. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

(Sumber : Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2010)

Faktor Predisposisi

- Pendidilkan - Pengetahuan - Sikap

Pola Makan

Fast Food

Status Gizi Remaja Faktor Pendukung

- Lingkungan - Ketersediaan

Faktor Pendorong

- Gaya Hidup - Uang saku - Kesukaan - Pengaruh

Teman Sebaya

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

18

I. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan

tentang fast food

Pola konsumsi

fast food

Status gizi

remaja

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

19

J. Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Mengukur Alat Ukur Skala

1 Pengetahuan

Pemahaman siswa SMP tentang fast food

Penentuan skor pengetahuan dilakukan secara manual dengan alat bantu kuesioner 10 pertanyaan dengan kategori penilaian Data diklasifikasikan menjadi (Arikunto 2006 dalam Mizwar, 2013) : 1. Baik : 76%-

100% 2. Cukup : 56%-

75% 3. Kurang : <56%

Kuesioner Ordinal

2 Pola Makan

Gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap hari.

setiap quesioner, >1/hari = 50 ≤1-3x/minggu = 15 ≤1x/bulan = 0 Dikategorikan menjadi : a. Tidak baik

(>1/hari) b. Kurang baik (≤1-

3x/minggu ) c. Baik (≤1x/bulan) (Widajayanti,2009)

Form Food Frequency

Ordinal

3 Status Gizi Keadaan Tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan gizi.

Klasifikasi indikator IMT/U a. Kurus

: Zscore ≥-3,0 s/d 2,0

b. Normal : Zscore ≤-2,0 s/d ≤1,0

c. Gemuk : Zscore>1,0 s/d ≤2,0

(Balitbangkes,2013)

Timbangan Analitik dan Microtoise

Ordinal

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

20

K. Hipotesis

Ha1 Ada hubungan pengetahuan tentang pola makan fast food

terhadap status gizi di SMP Muhammdiyah di Lubuk Pakam

Ha2 Ada hubungan pola makan fast food terhadap status gizi di

SMP Muhammdiyah di Lubuk Pakam

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.

Penelusuran data/survei pendahuluan dilakukan 12 Oktober 2017 dan

penelitian dilakukan pada bulan April 2018.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat observational dengan rancangan cross

sectional. Dimana semua data yang meliputi variabel indenpendent dan

dependent dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

2012).

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah siswa/i kelas VII, VIII, dan IX

SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam. Jumlah siswa/i SMP Muhammdiyah

Lubuk Pakam sebanyak 120 orang.

2. Sampel

a. Sampel adalah sebagian dari populasi. Pengambilan sampel secara

sengaja. Sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :

n

Keterangan : N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,05)

=

= 93 orang

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

22

Dengan menggunakan rumus ini besar sampel berjumlah 93 orang.

b. Cara penentuan sampel dan cara acak sistematik.

Dengan rumus :

K =

Dimana : K = kelipatan

N = Populasi

n = Besar Sampel

Maka K=

= 1,29 = 2

Penentuan sampel setiap kelas dilakukan secara proporsional .

jumlah sampel setiap kelas adalah :

VII-A : (93/120) X 21 = 16

VII-B : (93/120)X 18 = 14

VIII-A : (93/120)X 22 = 17

VIII-B : (93/120)X 22 = 17

IX-A : (93/120)X 17 = 13

IX-B : (93/120)X 20 = 16

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan

teknik wawancara dan pemeriksaan dari sampel yang telah dikumpulkan

dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan diobservasi langsung

kelokasi penelitian.

a. Identitas sampel meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin,

alamat, kelas, tinggi badan dan berat badan.

b. Data pengetahuan

Pengambilan data pengetahuan dengan alat bantu kuesioner

tentang pengetahuan terhadap fast food.

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

23

c. Data pola makan dilakukan dengan cara mewawancara langsung

dengan alat bantu kuesioner berupa FFQ.

d. Status gizi

Status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran antropometri berat

badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh. Dalam pengumpulan

data dibantu oleh 2 orang mahasiswa gizi semester VIII jurusan gizi.

1) Pengukuran berat badan hendaknya dilakukan sebelum makan.

2) Letakkan alat timbangan berat badan ditempat yang datar.

3) Sebelum melakukan penimbangan, hendaknya timbangan digital

dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan berat standar. Jika

hasilnya sesuai maka alat timbang dapat digunakan.

4) Setelah alat siap mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki

(sepatu dan kaos kaki), asesoris yang digunakan (jam,cincin,gelang

dll) dan pakaian luar seperti jaket.

5) Setelah itu mintalah subjek untuk naik keatas timbangan, kemudian

berdiri tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan

lurus kedepan.

6) Pastikan subjek dalam keadaan rileks/tidak bergerak

7) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg

8) Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram

Cara pengukuran tinggi badan :

1. Pilih bidang vertikal yang datar sebagai tembok untuk meletakan

microtoise

2. Pasang microtoice pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara

meletakkannya didasar bidang/lantai, kemudian tarik ujung meteran

hingga 2 meter keatas secara vertical /lurus hingga microtoice

menunjukkan angka nol

3. Pasang penguat seperti paku, dan lakban pada ujung microtoice

agar posisi alat tdak bergeser

4. Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki

(sepatu dan kaos kaki) dan melonggarkan ikatan rambut bila ada

5. Persilahkan subjek untuk berdiri tepat dibawah microtoice

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

24

6. Pasytikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus kedepan, kedua

lengan berada disamping, posisi lutut tegak /tidak menekuk, dan

telapak tangan menghadap kepaha (posisi siap)

7. Setelah itu pastikan pula kepala, punggung dan bongkong, betis,

tumit menempel pada bidang vertical /tembok/dinding dan subjek

dalam keadaan rileks.

8. Turunkan microtoice hingga mengenai/menyentuh rambut subjek

namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi

microtoice tegak lurus

9. Pengukuran mempunyai ketelitian 0,1 cm

10. Catat hasil pengukuran

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah ini dikumpulkan berdasarkan informasi yang

telah dikumpulkan dari gambaran umum lokasi penelitian dan gambaran

umum populasi penelitian.

1. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolaan Data

Seluruh data diolah secara manual melalui tahapan-tahapan proses

dimulai secara Editing, Coding, Entri Data dan Tabulasi kemudian di

analisi dengan alat bantu komputer (Budiarto, 2012).

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Memeriksa data dengan cara melihat pengumpulan data, baik isi

maupun wujud alat pengumpul data yakni :

1. Mengecek jumlah lembar pertanyaan.

2. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden.

3. Mengecek macam isian data.

b. Entry data

Entry data adalah kegiatan memasukan data yang diperoleh

menggunakan fasilitator komputer.

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

25

c. Memberi Kode (Coding)

Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka untuk

mempermudah pengolahan data yang dilakukan dengan cara

memberikan kode atau simbol sebagai panduan entri dan

pengolahan data pada semua variabel dalam program komputer

untuk mempermudah pengolahan data responden.

d. Cleaning

Setelah dilakukan entri data dan koding data, sebaiknya dilakukan

cleaning data yang bertujuan untuk memastikan tidak ada kesalahan

dalam memasukkan data, atau pengecekan dan perbaikan terhadap

data yang sudah masuk.

e. Penyusunan Data

Tabulasi yaitu menyusun data dari hasil penelitian yang sudah

dimasukkan dalam komputer yang telah dikategorikan untuk

disajikan dalam bentuk tabel frekuensi atau tabel batang maupun

diagram batang sehingga data lebih mudah dianalisis dan dibaca.

Adapun data yang diolah yaitu :

1. Status gizi

Data status gizi diperoleh dengan pengukuran Body mass Index atau

indeks Mass Tubuh (IMT) yaitu perbandingan berat badan (dalam

kilogram ) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Hasil

pengukuran diolah dengan antopometri plus kemudian dibandingkan

dengan (SK Menkes, 2010) :

a. Kurus : Zscore ≥-3,0 s/d 2,0 b. Normal : Zscore ≤-2,0 s/d ≤1,0 c. Gemuk : Zscore>1,0 s/d ≤2,0 1) Pengukuran Berat Badan :

I. Siapkan timbangan

II. Letakkan timbangan pada lantai datar

III. Upaya penimbangandilakukan dengan pakaian seminimal

mungkin (tanpa sepatu, jaket, topi, dan lain sebagainya)

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

26

IV. Sampel yang diukur berdiri pada tempat yang ditentukan,

pandangan lurus kedepan dalam keadaan tenang dan sikap

tegap

V. Catat berat badan dengan seakurat mungkin. Baca hasil angka

penimbangan.

2) Pengukuran Tinggi Badan

Data TB diperoleh dengan mengukur menggunakan microtoice

yang memiliki ketelitian 0,1 cm. Tempelkan microtoa pada

dinding yang lurus datar setinggi 2 meter. Angka 0 pada lantai

datar rata.

I. Lepaskan sandal dan sepatu

II. Sampel berdiri tegak, kaki lurus, pantat, punggung dan bagian

kepalabagian belakang, menepel pada dinding dan muka

menghadap lurus dengan pandangan kedepan.

III. Turunkan microtoa sampai rapat pada bagian kepala atas, siku

harus lurus menempel pada dinding.

IV. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam

microtoa.

Cara mengukur Indeks Massa Tubuh

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan(m2)

2. Data pengetahuan diperoleh dengan memberi skor pada setiap

jawaban dengan skor tinggi 2 dan skor terendah 0 dan di jumlahkan

lalu dihitung dengan rumus :

Data diklasifikasikan menjadi (Mizwar, 2013):

a. Baik : 76%-100%

b. Cukup :56%-75%

c. Kurang :<56%.

3. Pola Makan

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

27

a. Data pola konsumsi

Dikumpulkan dengan metode FFQ selama 1 hari penuh,

dengan kuesioner pola makan, setelah terkumpul data maka

diperiksa ulang sebelum data diolah di SPSS. Menurut Widajayanti,

2009 dikelompokkan dengan kategori :

a. Tidak baik (>1x/hari,)

b. Kurang baik (≤1-3x/minggu)

c. Baik (≤1x/bulan)

2. Analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik

setiap variabel penelitian. Analisis univariat dalam penelitian ini

menggunakan distribusi frekuensi yang bertujuan untuk

mengidentifikasi karakteristik setiap variabel penelitian. Adapun

variabel yang di analisis adalah pengetahuan, pola makan fast food

dan status gizi .

b. Analisis Bivariat

Dilakukan Uji Chi Square untuk menganalis pengetahuan, pola

makan dan status gizi siswa/siswi dengan ketentuan berdasarkan

nilai p. Jika p <0,005 maka Ha diterima, artinya ada hubungan

pengetahuan, dan pola makan Fast Food siswa/i SMP

Muhammdiyah Lubuk Pakam.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

28

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Yayasan Perguruan SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam terletak di

Jln.Ra Kartini Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Sekolah didirikan pada

tahun 1950 dan memiliki luas lahan tanah 2.280 m2. Data ruang kelas

SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam berjumlah 6 ruang kelas dan

dilengkapi dengan ruang perpustakaan.

Jumlah murid SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam :

1. Kelas VII : 39 Siswa/i

2. Kelas VIII : 44 Siswa/i

3. Kelas IX : 37 Siswa/i

B. Karakteristik Sampel

1. Umur

Umur merupakan waktu hidup seseorang mulai sejak lahir hingga

sekarang diukur dengan skala waktu, bulan dan tahun disebut umur

(usia). Usia responden pada penelitian ini adalah berkisar antara 12

sampai dengan 17 tahun.

Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan Umur

No Umur n %

1 12 1 1,1

2 13 20 21,5

3 14 32 34,4

4 15 30 32,3

5 16 7 7,5

6 17 3 3,2

Total 93 100

Tabel 2. Menujukkan bahwa distribusi umur sampel yang paling

banyak adalah pada umur 14 tahun yaitu sebesar 34,4% dengan jumlah

32 orang, dan umur sampel yang paling sedikit 12 tahun yaitu sebesar

1,1% dengan jumlah 1 orang.

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

29

2. Jenis Kelamin

Data karakteristik responden dikelompokkan menurut jenis kelamin.

Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 49 52,7

Perempuan 44 47,3

Total 93 100

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah sampel siswa lebih

banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 49 orang (52,7%)

dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 44 orang

(47,3%).

3. Kelas

Data karakteristik responden dikelompokkan menurut tingkatan kelas

Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Distribusi Sampel berdasarkan Kelas

Berdasarkan Tabel 4 Jumlah sampel yang paling banyak yaitu dari

kelas VIII.A dan VIII B sebanyak 17 orang (18,3%) dan jumlah yang paling

kecil yaitu dari kelas IX.A sebanyak 13 orang (14.0%). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.

No Kelas n %

1 VII.A 16 17,2

2 VII.B 14 15,1

3 VIII.A 17 18,3

4 VIII.B 17 18,3

5 IX.A 13 14,0

6 IX.B 16 17,2

Total 93 100

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

30

C. Hasil Penelitian

1. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi terkait mengkonsumsi fast food anak SMP

Muhammadiyah Lubuk Pakam. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Gizi Siswa/i SMP

Muhammadiyah Lubuk Pakam

Pengetahuan n %

Baik 14 15,1

Cukup 35 37,6

Kurang 44 47,3

Total 93 100,0

Tabel 5. Berdasarkan pengetahuan gizi terkait mengkonsumsi fast

food didapatkan hasil dengan kategori kurang sebagian besar sebanyak

44 orang (47,3 %), sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 35

orang (37,6%) dan berpengetahuan baik dengan jumlah 14 orang

(15,1%).

2. Pola Makan Fast Food

Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan

jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang

pada waktu tertentu. Data kategori pola makan responden dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Distribusi Sampel berdasarkan Tingkat Pola Makan

Fast Food

Pola Makan n %

Tidak Baik 78 83,9

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

31

Kurang Baik 11 11,8

Baik 4 4,3

Total 93 100,0

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan dari 93 sampel diketahui

bahwa frekuensi pola makan fast food yang tidak baik sebanyak 78 orang

(83,9%), dibandingkan dengan yang baik mengkonsumsi makanan fast

food dengan jumlah yang sedikit 4 orang (4,3%). Pola makan Fast food

dipengaruhi berbagai hal antara lain penyajian makanan,pengaruh

lingkungan, faktor kesukaan dan besarnya uang saku.

Pola makan fast food anak sekolah SMP Muhammadiyah Lubuk

Pakam masih banyak terdapat jajanan yang banyak diminati karena faktor

ajakan teman, dan harganya juga sangat terjangku. Jajanan yang banyak

diminati di lingkungan sekolah seperti mie panas yang disajikan dalam

wadah plastik, roti bakar, bakso bakar, dan minuman segar lainnya sperti

nutrisari, jas jus, pop ice dan teh manis dingin. Penelitian yang telah saya

lakukan di sekolah tersebut dengan wawancara dengan siswa/i tersebut

bahwasanya selalu lebih banyak jajan di waktu istirahat atau pada jam

kosong. Hal tersebut juga dipengaruhi karena faktor tidak sarapan di

rumah, ajakan teman, pengaruh lingkungan.

3. Status Gizi

Asupan makanan disertai dengan pemilihan makanan yang baikakan

mendapatkan status gizi yang baik. Hubungan status gizi dapat

dilihat pada tabel.

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

32

Tabel 7 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Pada

SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam

Variabel n %

Kurus 12 12,9

Normal 66 71

Gemuk 15 16,1

Total 93 100,0

Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa dari 93 sampel yang

diteliti sebanyak 66 orang (71%) memiliki status gizi normal dan yang

memliki status gizi kurus sebanyak 12 orang (12,9 %) Sering

mengkonsumsi fast food dapat mengakibatkan terjadinya pola makan

yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol yang

berdampak meningkatkan gizi lebih.

4. Hubungan Pengetahuan Gizi Terhadap Status Gizi

Kecenderungan seseorang untuk memiliki motivasi berperilaku kesehatan

yang baik dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilannya.

Oleh karena itu apabila mempunyai pengetahuan gizi baik diharapkan

mempunyai status gizi yang baik pula.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

33

Tabel 8 Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Terhadap Status

Gizi Di SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam

Pengetahuan

Gizi

Kategori Status Gizi Total P.Value

Kurus Normal Gemuk

n % n % n % n %

0,4

Baik 3 21,4 10 71.4 1 7.1 14 100

Cukup 4 11.4 24 68.6 7 20,0 35 100

Kurang 5 11.4 32 72,7 7 15,9 44 100

Total 12 12,9 66 71,0 15 16,1 93 100

Tabel 8 menjelaskan bahwa dari dari 93 sampel mempunyai

pengetahuan gizi yang baik sebanyak 10 orang (71,4 %) kategori normal ,

5 orang (11,4%) kategori kurus dan gemuk 7 orang (20,0 %) kategori

gemuk . Sebaliknya pengetahuan gizi kurang sebanyak 32 orang (72,7 %)

kategori normal.

Hasil ini diperkuat dengan uji statistik dengan Uji Chi-Square

diperoleh p=2.004>0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan gizi pada SMP Muhammadiyah Lubuk

Pakam. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hanum,

dkk. Hal ini disebabkan karena adanya faktor meniru orang lain,

pergaulan, ajakan teman untuk mengkonsumsi makanan fast food.

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan

kebiasaan makan pada masa remaja adalah pengetahuan gizi yang

rendah . pengetahuan gizi dapat diartikan sebagai kepandaian memilih

makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam

memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi remaja sangat

berpengaruh terhadap pemilihan makanan. Seorang remaja akan

mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang mereka makan mampu

menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan tubuh ( Sadiaoetama, 2003).

5. Hubungan Pola Makan Fast Food Terhadap Status Gizi

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

34

Pola makan fast food anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam dengan mengkonsumsi makanan dengan nilai gizi yang tidak seimbang bila sudah terlanjur menjadi pola makan akan berdampak negatif pada keadaan gizi. Pola makan karena sering mengkonsumsi jajanan di lingkungan sekolah sehingga menyebabkan kecenderungan untuk mengalami status gizi tidak baik akan semakin tinggi.

Tabel 9 Hubungan Pola Makan Fast Food Terhadap Status Gizi Pada

SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam

Tabel 9 menjelaskan bahwa dari 93 sampel pola makan fast food

yang tidak baik sebanyak 57 orang (73,1%) kategori Normal, 11 orang

(14,1 %) kategori kurus. Kebiasaan makan atau pola makan dapat

menggambarkan frekuensi makan dalam kesehariannya.

Hasil ini diperkuat dengan uji statistik dengan Uji Chi-Square

diperoleh p=2.471 >0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan

yang signifikan antara pola makan fast food terhadap status gizi pada

SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.

Hal ini bergantung pada kebiasaan makan dirumah maupun

dilingkungan sekolah. Pola makan sangat berkaitan dengan gizinya,

karena semakin sering mengkonsumsi makanan fast food dalam

kesehariannya, maka kecenderungan untuk mengalami status gizi tidak

normal akan semakin tinggi. Berdasarkan penelitian yang sudah saya

lakukan di SMP Muhammadiyah pola makan fast food kategori tidak baik

masih banyak terdapat disekolah tersebut disebabkan karena di

lingkungan sekolah masih banyak terdapat jajanan cepat saji maupun di

luar lingkungan sekolah tersebut.

Pola Makan

Kategori Status Gizi Total P.Value

Kurus Normal Gemuk

n % n % n % n %

0,4

Tidak Baik 10 12,8 57 73,1 11 14,1 78 100

Kurang Baik 2 18,2 6 54,5 3 27,3 11 100

Baik 0 0.0 3 75,0 1 25,0 4 100

Total 12 12,9 66 71,0 15 16,1 93 100

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

35

Di dalam lingkungan sekolah yaitu terdapat kantin yang menjual

jajanan fast food seperti roti bakar, nasi goreng dengan saus tambahan,

nugget, mie panas yang disajikan dalam wadah plastik. Sedangkan diluar

lingkungan sekolah terdapat jajanan siap saji yang menjual bakso bakar

yang dengan saus disajikan dalam wadah plastik , bakso goreng dan

burger. Minuman juga dijual dalam kemasan seperti nutrisari, dan

minuman cendol yang warna-warni yang mencolok. Siswa siswa sangat

tertarik mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut karena harganya

murah dan warna makanannya menarik.

D. Pembahasan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui panca indra yang dimilikinya, seperti

mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan merupakan suatu

proses pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

36

saat mengalami reorganisasi karena masuknya pemikiran-pemikiran baru

(Riyanto dan Budiman, 2013).

Pengetahuan terhadap jajanan fast food sangat kurang sehingga

masih banyak siswa/i yang mengkonsumsi jajanan tanpa memikirkan

dampak atau akibat dari jajanan yang dikonsumsinya tersebut. Banyak

remaja yang kurang mengetahui pentingnya zat gizi yang terkandung

dalam makanan serta fungsinya terhadap tubuh. Remaja kadang tidak

peduli terhadap kandungan zat gizi dalam makanan sehingga ia akan

kesulitan memilih jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan

tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya zat gizi tertentu

(Fikawati, 2017).

Tabel 5. Menunjukkan pengetahuan gizi terkait pola makan fast

food didapatkan hasil dengan kategori kurang sebagian besar sebanyak

44 orang (47,3 %), sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 35

orang (37,6%) dan berpengetahuan baik dengan jumlah 14 orang

(15,1%). Jajanan pola makan yang sering yaitu mie instan, sosis tanpa

merek, bakso sambal, roti bakar, saus tanpa merek, nasi goreng dengan

porsi kecil yang murah, burger, makanan kemasan (snack), minuman

tanpa merek, minuman pop ice.

Namun diketahui siswa dan siswi selain membeli makanan jajanan

kantin sekolah, mereka juga membeli makanan jajanan diluar pagar

sekolah pada saat pulang sekolah. Disamping itu makanan jajanan

sebagian besar mengandung energi dan lemak yang tinggi seperti, burger

dengan roti yang tidak ada label, bakso sambal dengan saus yang tidak

berlebel, sosis tidak berlebel, roti bakar yang dengan menggunakan

margarin yang tidak bermerek, mie instant, bakso bakar, stick kentang

goreng, mie ayam, gorengan, siomay, pangsit, donat, sosis, ayam goreng

kentucky, coca cola, minuman bersoda lainnya.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakkan Uji Chi-Square

diperoleh nilai p value =2.004>0.05, dengan demikian dapat dinyatakan

tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi tentang fast

food terhadap status gizi pada SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam. Hal ini

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

37

disebabkan karena adanya faktor meniru orang lain, pergaulan, ajakan

teman untuk mengkonsumsi makanan fast food dan perilaku memilih

jajanan makanan juga lebih sering termotivasi mencoba-coba makanan

baru, salah satunya adalah fast food, yang menentukan mudah tidaknya

seseorang dalam memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang

dikonsumsi seperti makanan fast food atau siap saji. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanum, dkk (2017) yang

menyatakan tidak ada hubungan pengetahuan terhadap status gizi.

Pola makan merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap

status gizi. Pola makan dapat dinilai secara langsung dari kualitas dan

kuantitas hidangan. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh,

maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan yang sebaik-baiknya dan

keadaan gizi yang baik pun dapat tercapai (Miko, 2016 ).

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan dari 93 sampel diketahui bahwa

frekuensi pola makan fast food yang tidak baik sebanyak 78 orang

(83,9%), dibandingkan dengan yang baik mengkonsumsi makanan fast

food dengan jumlah yang sedikit 4 orang (4,3%). Pola makan dapat

mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat penting untuk memenuhi

kebutuhan gizi seimbang sehari-hari.

Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dari 93 sampel yang diteliti

sebanyak 66 orang (71%) memiliki status gizi normal dan yang memliki

status gizi kurus sebanyak 12 orang (12,9 %) dan status gizi gemuk yaitu

BB lebih dengan jumlah 15 orang (16,1%).

Hasil ini diperkuat dengan uji statistik dengan Uji Chi-Square

diperoleh p value =2.471 >0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara pola makan fast food terhadap status gizi

pada SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam. Setelah dilakukan penelitian

bahwa anak SMP Muhammadiyah lebih banyak mengkonsumsi makanan

jajanan fast food yang berada disekolahnya seperti kantin,di luar pagar

sekolah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh ajakan dari teman,

faktor perilaku, pergaulan dan lingkungan. Selain frekuensi konsumsi fast

food, banyak faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kegemukan

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

38

seperti faktor lingkungan, makan yang berlebihan, riwayat keluarga,

infeksi dan aktivitas fisik.

Kebiasaan makan atau pola makan dapat menggambarkan

frekuensi makan anak SMP dalam kesehariannya. Hal ini bergantung

pada kebiasaan mengkonsumsi makan dirumah maupun dilingkungan

sekolah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hanum, dkk (2017) yang menyatakan tidak ada hubungan pola makan

terhadap status gizi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan tentang fast food anak SMP Muhammadiyah dengan

sebagian besar sebanyak 47,3 %. kategori kurang.

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

39

2. Menilai pola makan fast food anak SMP Muhammadiyah dengan

kategori lebih dari 73,1% yang tidak baik

3. Status gizi anak SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam yang diteliti

sebanyak 71%, memiliki status gizi normal dan yang memiliki status

gizi kurus sebanyak 12,9 % dan status gizi gemuk yaitu BB lebih

dengan jumlah 16,1%.

4. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang fast food dengan

status gizi anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam pengetahuan

gizi yang baik sebanyak 10 orang (71,4 %) kategori normal.

5. Menganalisi hubungan pola makan fast food dengan status gizi anak

SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam pola makan fast food yang tidak

baik sebanyak 57 orang (73,1%) kategori Normal.

B. Saran

1. Bagi anak sekolah agar membatasi mengkonsumsi makanan fast

food dan lebih ditingkatkan lagi pengetahuan tentang jajanan fast

food disekolah

2. Sebaiknya perlu diadakan penyuluhan disekolah secara berkala dari

UKS sekolah tentang gizi seimbang untuk meningkatkan status gizi

yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aan. 2016. 29 Resep Ala FastFood. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Almatsier. 2005. Prinsi Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama

Jakarta.

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

40

Anggota Ikapi. 2008. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, Edisi 2. EGC.

Jakarta

Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi, Edisi

2. EGC. Jakarta.

Atika, dkk. 2015. Hubungan Antara Asupan Energi dan Zat Gizi Makro

Dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Negeri 13 Kota Manado.

Jurnal Ilmiah Farmasi. Universitas Sam Ratulangi.

Braithwaite, 2017. Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Indeks Massa

tubuh pada Ank-anak dan Remaja : studi Cross –Secsional

Internasional. Studi Cross- Secsional Multinegara (Studi

Internasional Aama dan Alergi pada Anak (ISAAC). Jurnal

Internasional.

Braithwaite, 2017. Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Indeks Massa

Tubuh Pada Anak-anak dan Remaja : studi Cross-Secsional Internasional.

Jurnal Internasional.

Dahlan, 2010. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, deskriptif,

bivariat, dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan

spss. Salema Medika. Jakarta.

Dewi, dkk. 2017. Ilmu Gizi Untuk Praktisi kesehatan. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Fikawati, dkk. 2017. Gizi Anak Dan Remaja. PT. Raja Grafindo

Persada, Depok.

Hanum, dkk. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan

Mengkonsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja .

Departement Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu

Keperawaratan. Universitas Riau.

Hariwiaya. 2007. Metodologi dan Teknik Penulisan SKRIPSI, TESIS

DAN DISERTASI. elMATERA Publishing. Yogyakarta.

Imtihani dan Noer. 2013. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, Dan Peer

Group Dengan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada

Remaja Putri. Journal of Nutrition College. Universitas Diponegoro.

Moehji. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi 2. Pustaka Kemang. Jakarta

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

41

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Perpustakaan

Nasional RI. 2012.

Oktaviani, dkk. 2012. Hubungan Kebiasaan konsumsi Fast Food,

Aktifitas Fisik, Pola Komsumsi, Karakteristik Remaja dan Orangtua

Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Study Kasus Pada Siswa SMA

Negeri 9 Semarang Tahun 2012). Journal Undip. Universitas

Diponegoro.

Pakar Gizi Indonesia. 2017. Ilmu Gizi : Teori dan Aplikasi. EGC. Jakarta

Puput, 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan

Balita Terhadap Status Gizi Balita Kabupaten Karanyar. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah.

Rahmat, 2015. Metodologi Penelitian Gizi & Kesehatan. EGC. Jakarta.

Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Supariasa, dkk. 2014. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta

Susetyowaty, 2017. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. EGC. Jakarta.

Widajanti, Laksini. 2009. Survey Konsumsi Universitas . Diponegoro.

Widajanti, L, Buku Petunjuk Praktikum Survey Konsumsi Gizi. Bagian

Prodi Magister Gizi Masyarakat Program Pasca Sarjana Undip.

(Semarang, 2009).

Retno Wahyuningsih. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Lampiran 1

PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT )

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : ...................................................................................

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

42

Tempat Tgl Lahir : ...................................................................................

Alamat :....................................................................................

No Telepon/ Hp :....................................................................................

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian

dengan judul ‘’ Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan Fast Food

Terhadap Status Gizi Anak SMP Muhammdiyah Kab. Lubuk Pakam’’

yang dilakukan oleh :

Nama : Sri Karolina Laowo

Alamat : Jln. Petapahan Lubuk Pakam

Instansi : Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Program

D-IV

No HP : 082166818827

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya

tanpa ada paksaan dari siapapun.

Lubuk Pakam......................2017

Peneliti Responden

( Sri Karolina Laowo ) (..........................................)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN FAST FOOD

TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMP MUHAMMADIYAH

LUBUK PAKAM KAB. DELI SERDANG

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

43

A. IDENTITAS RESPONDEN

NAMA :

TEMPAT/TANGGAL LAHIR :

JENIS KELAMIN :

ALAMAT :

KELAS :

TB : (cm)

BB : (kg)

B. PENGETAHUAN TENTANG FAST FOOD

1. Apakah yang dimaksud dengan makanan fast food ?

a. Makanan yang disajikan secara cepat, praktis, waktu

persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta

rendah serat dan tinggi lemak.

b. Makanan yang enak dan penyajiannya cepat

c. Minum jamu

2. Seberapa sering anda mengemil / mengkonsumsi snack?

a. Sering (4-7 kali/minggu)

b. Tidak sering (≤3 kali/ minggu )

c. Pada saat jam istirahat

3. Seberapa sering anda mengkonsumsi makanan jadi/ jajanan fast

food?

a. Sering (4-7 kali/minggu)

b. Pada saat jam istirahat

c. Tidak sering (≤3 kali/ minggu )

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

44

4. Makanan cepat saji pada umumya makanan yang mengandung

zat gizi?

a. Kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi

b. Serat dan lemak

c. Lemak dan vitamin

5. Apa saja yang termasuk jenis-jenis dari makanan cepat saji

adalah

a. Kentang goreng, mie goreng, mie instant, bakso bakar, mie

ayam, gorengan, siomai, pangsit, donat, sosis, ayam goreng

Kentucky.

b. Daging - dagingan

c. Makanan ringan.

6. Apakah makanan cepat saji seperti mie instant, bakso bakar, mie

ayam, gorengan, siomai, pangsit, donat, sosis ayam goreng

kentucky baik untuk kesehatan ?

a. Baik, jika dikonsumsi tidak lebih dari 2x sebulan

b. Baik, jika dikonsumsi tidak lebih dari 2x seminggu

c. Tidak baik

7. Apakah dampak dari mengkonsumsi makanan cepat saji yang

secara terus-menerus?

a. Dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes melitus,

hipertensi, kanker, stroke dan kolestrol tinggi

b. Dapat memicu faktor kegemukan

c. Penurunan fungsi paru-paru

8. Bagaimana cara mengatasi dampak dari mengkonsumsi

makanan cepat saji?

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

45

a. Dengan cara mengimbangi dengan pola makan lain yang

sehat. misalnya dengan memperbanyak sayuran dan buah-

buahan untuk mengganti kadar serat yang minim.

b. Harus diimbangi dengan olah raga.

c. Banyak minum obat-obatan

9. Pada umumnya makanan fast food (mie instant, bakso bakar, mie

ayam, gorengan, siomai, pangsit, donat, sosis ayam goreng

Kentucky) mengandung zat gizi ?

a. Serat dan vitamin

b. Karbohidrat dan lemak

c. Vitamin

10. Faktor yang menyebabkan terjadinya gizi lebih/kegemukan

adalah

a. Sayuran

b. Aktifitas fisik (olah raga ) secara teratur

c. Konsumsi jajanan yang berlebihan

Lampiran 3

Pertanyaan Pola Makan

No Jenis

Makanan

Frekuensi Konsumsi URT

(gr)

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

46

>1x/hari ≤ 1-3x/minggu ≤ 1x/ bln

A. Makanan

1 Sosis

2 Roti Bakar

3 Kentucky

4 Mie Instan

5 Nasi goreng

7 Bakso bakar

8 Bakso goreng

9 Nugget

10 Donat

11 Siomay

12 Mie Ayam

13. Dll. ...

B.

Minuman

1 Pop Ice

2 Teh Manis

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

47

3 Soft Drink

4 Nutri Sari

5. Susu Frisian

Flag

6. Dll...

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

48

LAMPIRAN 4

MASTER TABEL

SAMPEL SMP MUHAMADIYAH LUBUK PAKAM

No. NAMA TANGGAL LAHIR

UMUR JK ALAMAT KELAS TB BB IMT STATUS GIZI

Pengetahuan gizi Pola Makan

Score Kategori Score Kategori

1 JANA DABARIBA 08-Oct-2004

14

Laki-laki

jl.RA.Kartini 05

VII-A

151.0 40.4 -0.43 Normal 50 Kurang 6,1 tidak pernah

2 MAUDY APRILIA 04-Mar-04

14

Perempuan

jl.Ahmad Dahlan

VII-A

145.3 48.8 1.08 Gemuk 80 Baik 6,2

Sering

dikonsumsi

3 PINKAN CAHYA 25-Jun-05

13

Perempuan

Jln.Wr Supratman

VII-A

158.0 38.0 -1.74 Normal 80 Baik 6,1

Sering

dikonsumsi

4 ADELIA REVA 13-Sep-05

13

Perempuan

jl.Galang

VII-A

154.0 42.2 -0.28 Normal 80 Baik 8,4

Sering

dikonsumsi

5 VENI SEFFANI 21-Sep-04

14

Perempuan

jl.Supratman

VII-A

162.0 39.4 -2.14 Kurus 80 Baik 6,7

Sering

dikonsumsi

6

TASYA KOMALA BINTANG 19-Mar-05

13

Perempuan

Tj. Mulia

VII-A

160.0 33.7 -3.35 Kurus 70 Cukup 6,7

Sering

dikonsumsi

7

ALYA ANDINI IRMAWAN 11-Sep-05

13

Perempuan

Pembangunan

VII-A

158.0 35.1 -2.48 Kurus 70 Cukup

6,7

Sering

dikonsumsi

8 Hanifa Fatiha 24-Oct-2004

14

Perempuan

Bakaran Batu

VII-A

148.0 42.0 0.00 Normal 70 Cukup 7,3

Sering

dikonsumsi

9

ABDUL MALIK KARINA 19-Jun-05

13

Laki-laki

Sekip

VII-A

141.5 29.9 -1.93 Normal 70 Cukup 9,0 kadang-kadang

10 CINTA NOFITRI 07-Oct-2005

13

Perempuan

Pasar Miring

VII-A

150.0 51.0 1.36 Gemuk 30 Kurang 8,9

Sering

dikonsumsi

11

MHD RANGGA ASRIKA 20-Mar-05

13

Laki-laki

Bakaran Batu

VII-A

159.0 35.4 -2.84 Kurus 40 Kurang 13,5 kadang-kadang

12 MOHAMAD YAZID 03-Apr-05

13

Laki-laki

jln.Sultan Hasanudin

VII-A

154.0 38.2 -1.17 Normal 50 Kurang 15,8 Sering

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

49

dikonsumsi

13 IRWANDY TARIGAN 12-Apr-04

14

Laki-laki

jl.RA.Kartini

VII-A

146.0 37.5 -0.68 Normal 30 Kurang 12,7

Sering

dikonsumsi

14 M.AIDIL SYAHPUTRA 19-Oct-2004

14

Laki-laki

jl.RA.Kartini

VII-A

160.0 45.1 -0.47 Normal 40 Kurang 16,4 kadang-kadang

15 Muhammad Riziki 03-Feb-06

12

Laki-laki

jl.Galang

VII-A

162.5 50.6 0.66 Normal 30 Kurang 12,2 kadang-kadang

16 M.Yusuf 18-Sep-05

13

Laki-laki

jl. Galang

VII-A

157.0 42.7 -0.30 Normal 40 Kurang 1,0

Sering

dikonsumsi

17 ARISKA DWI 25-Sep-05

13

Perempuan

jl.Galang

VII-B

148.0 33.4 -1.63 Normal 70 Cukup 11,8

Sering

dikonsumsi

18

NAILA SYAITRA ABDI

25-Aug-2005

13

Perempuan

jl.Thamrin

VII-B

149.0 33.0 -1.91 Normal 70 Cukup 12,7

Sering

dikonsumsi

19 WINDA KHARANI 10-Jun-05

13

Perempuan

Harmoni

VII-B

152.0 59.4 1.94 Gemuk 70 Cukup 14,9

Sering

dikonsumsi

20 NURSYARI AISYAH

05-Aug-2004

14

Perempuan

jl.KH Ahmad Dahlan

VII-B

146.0 55.2 1.79 Gemuk 60 Cukup 12,2 kadang-kadang

21 AISAYAH SABRINA 11-Jan-05

13

Perempuan

Lubuk Pakam

VII-B

155.0 36.4 -1.95 Normal 50 Kurang 13,4

Sering

dikonsumsi

22 DWI ICHSAN 30-Mar-05

13

Laki-laki

Desa Tanjung Baru

VII-B

151.0 46.1 0.78 Normal 60 Cukup 13,4

Sering

dikonsumsi

23 SALSABIL EKA 12-Nov-05

13

Perempuan

GALANG

VII-B

156.0 56.0 1.47 Gemuk 42 Kurang 13,9

Sering

dikonsumsi

24 NURAINI 26-Nov-04

14

Perempuan

jl. Agus Salin

VII-B

159.0 48.8 0.08 Normal 40 Kurang 11,2 kadang-kadang

25 TOMINGSE MANALU 03-Feb-04

14

Laki-laki

jl.Ra.Kartini

VII-B

155.0 49.9 0.62 Normal 30 Kurang 12,7

Sering

dikonsumsi

26 RIYAN DABARIBA 09-Sep-04

14

Laki-laki

Ra.Kartini

VII-B

150.0 39.9 -0.45 Normal 40 Kurang 13,2

Sering

dikonsumsi

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

50

27

MHD Sunaidy Siagian 23-Jun-05

13

Laki-laki

Perbarakan

VII-B

141.0 48.8 2.00 Gemuk 40 Kurang 12,2 kadang-kadang

28 Farhan Abdillah

21-Aug-2005

13

Laki-laki

Pasar Baru

VII-B

145.5 35.8 -0.55 Normal 60 Cukup 8,9 kadang-kadang

29 Difan Faza Tanjung 17-Oct-2004

14

Laki-laki

dsn Melayu

VII-B

149.1 38.2 -0.71 Normal 60 Cukup 16,1

Sering

dikonsumsi

30 Yessy Tanjung

22-Dec-2003

15

Perempuan

jl. Pelak Ds Sekip

VII-B

138.0 33.9 -0.82 Normal 40 Kurang 11,2

Sering

dikonsumsi

31 Giska Dwi Amanda 02-Oct-2004

14

Perempuan

Pasar Miring

VIII-A

158.0 36.2 -2.49 Kurus 60 Cukup 6,17 kadang-kadang

32 May Sarah Chaniago

18-May-2004

14

Perempuan

jl.Bakaran Batu

VIII-A

144.8 47.8 1.04 Gemuk 60 Cukup 6,7 tidak pernah

33

Laila Mansuriyani Pr 19-Apr-04

14

Perempuan

jl.Kh Agus Salim

VIII-A

148.0 44.6 0.29 Normal 80 Baik 3,4

Sering

dikonsumsi

34 Diah Ayu Alfian

22-May-2003

15

Perempuan

Jl.Karya Bakti

VIII-A

154.3 43.0 -0.84 Normal 80 Baik 4,4

Sering

dikonsumsi

35 Nuraina 24-Apr-04

14

Perempuan

jl.Galang

VIII-A

149.0 36.8 -1.33 Normal 50 Kurang 3,3

Sering

dikonsumsi

36 Nurul Bintang Keysa 22-Jul-04

14

Perempuan

Ds.Pasar Miring

VIII-A

150.0 36.8 -1.38 Normal 80 Baik 6,7

Sering

dikonsumsi

37 Sundari Julita 08-Dec-2004

14

Perempuan

gg.Mesjid

VIII-A

154.0 51.4 0.87 Normal 70 Cukup 6,2 tidak pernah

38 Fatwan Fahri 10-Jan-04

14

Laki-laki

Ds.Tanjung Mulia

VIII-A

164.0 48.0 -0.63 Normal 20 Kurang 6,7

Sering

dikonsumsi

39 Mhd Syari 01-Feb-02

16

Laki-laki

gg. Spoor

VIII-A

165.2 58.5 0.30 Normal 90 Baik 6,2

Sering

dikonsumsi

40 Mhd Arif Dermawan 26-Jan-04

14

Laki-laki

Ds Suka Mandi

VIII-A

184.0 70.3 0.61 Normal 60 Cukup 3,9

Sering

dikonsumsi

41 Rizki Aditya 11-Dec-2003

15

Laki-laki

jl.Lestari

VIII-A

173.0 58.1 0.06 Normal 70 Cukup 6,2

Sering

dikonsumsi

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

51

42 Juni Sartika 18-Jun-03

15

Perempuan

jl.sedar Merbau

VIII-A

154.0 46.4 -0.20 Normal 70 Cukup 6,2

Sering

dikonsumsi

43 Kanjul Ilmi Siregar 01-Apr-04

14

Laki-laki

Tanjung Morawa

VIII-A

153.0 37.4 -1.66 Normal 80 Baik 3,4

Sering

dikonsumsi

44 Tegar Pratama 12-Jul-04

14

Laki-laki

Tanjung Morawa

VIII-A

148.0 37.4 -0.87 Normal 60 Cukup 6,2

Sering

dikonsumsi

45 Amelia 28-Oct-2004

14

Perempuan

Pagar Merbau III

VIII-A

148.0 36.0 -1.25 Normal 80 Baik 9,4

Sering

dikonsumsi

46 Fiqih Fadtonah 24-Jul-05

13

Laki-laki

jl.medan

VIII-A

136.0 40.4 1.38 Gemuk 10 Kurang 4,4

Sering

dikonsumsi

47 Nayla CAhaya Putri 10-Sep-05

13

Perempuan

Lubuk Pakam

VIII-A

147.0 42.3 0.42 Normal 60 Cukup 6,7

Sering

dikonsumsi

48 Nunung Triana 25-Jun-03

15

Perempuan

jl.galang

VIII-B

151.0 36.0 -2.00 Kurus 80 Baik 6,7

Sering

dikonsumsi

49 Diva Ikawati 27-Dec-2003

15

Perempuan

jl.bakaran Batu

VIII-B

150.5 37.6 -1.35 Normal 50 Kurang 6,1

Sering

dikonsumsi

50 Seiviana Marhamah 29-Mar-04

14

Perempuan

jl.Perjuangan

VIII-B

152.0 44.7 -0.09 Normal 60 Cukup 4,5

Sering

dikonsumsi

51 M.Helmi 08-Jun-03

15

Laki-laki

Lubuk Pakam

VIII-B

172.5 58.7 0.03 Normal 40 Kurang 6,7

Sering

dikonsumsi

52 Muhammad Ibrahim 01-Apr-04

14

Laki-laki

Jl.pelita

VIII-B

163.0 47.8 -0.48 Normal 60 Cukup 6,1

Sering

dikonsumsi

53 Suci Wulandari 06-Jan-03

15

Perempuan

jl.Tengku Fahrudin

VIII-B

150.0 35.6 -2.08 Kurus 50 Kurang 6,1

Sering

dikonsumsi

54 Sandya Dela Agustin

03-Aug-2004

14

Perempuan

jl.Jati sari

VIII-B

154.0 43.5 -0.40 Normal 50 Kurang 6,2

Sering

dikonsumsi

55 Yusmarlina Priatini 29-Feb-04

14

Perempuan

Jl.Sempurna gg.Buntu

VIII-B

152.0 40.4 -1.25 Normal 40 Kurang 3,9

Sering

dikonsumsi

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

52

56 Ahmad Tegar Rekadaya 23-Jan-03

15

Laki-laki

jl.Sultan Hasanudin

VIII-B

154.0 39.3 -1.71 Normal 30 Kurang 6,2

Sering

dikonsumsi

57 Safrijal Dabariba

09-May-2002

16

Laki-laki

jl.RA Kartini

VIII-B

164.4 48.7 -1.10 Normal 10 Kurang 6,1

Sering

dikonsumsi

58 S.A Safry Saing 19-Sep-03

15

Laki-laki

jl.PA Kartini

VIII-B

148.7 41.3 -0.34 Normal 70 Cukup 3,9 kadang-kadang

59 Muhammad Rafiq Hrp

09-May-2004

14

Laki-laki

jln.Galang

VIII-B

137.9 31.6 -1.20 Normal 60 Cukup 6,2

Sering

dikonsumsi

60 Arif Satria Tarigan

12-Aug-2004

14

Laki-laki

jl.Utama Punden Rejo

VIII-B

165.0 82.5 2.74 Gemuk 70 Cukup 6,1

Sering

dikonsumsi

61 Aldy Ramadhan

27-Dec-2003

15

Laki-laki

Tanjung Morawa

VIII-B

147.0 51.0 1.42 Gemuk 70 Cukup 6,2 kadang-kadang

62 Rico Ramadhani 01-Feb-04

14

Laki-laki

Paluh kemiri

VIII-B

155.0 41.5 -0.92 Normal 40 Kurang 4,0

Sering

dikonsumsi

63 Yurinaldi 11-Mar-02

16

Laki-laki

Ds.Pagar Jati

VIII-B

151.0 41.5 -1.05 Normal 60 Cukup 3,4

Sering

dikonsumsi

64 Febri Andika 10-Jun-03

15

Laki-laki

Petapahan

VIII-B

140.0 45.0 1.12 Gemuk 50 Kurang 6,2

Sering

dikonsumsi

65 Aris Darmawan 03-Mar-03

15

Laki-laki

Sidodadi Baru

IX-A

163.0 40.5 -2.60 Kurus 80 Baik 14,9

Sering

dikonsumsi

66 Novia 03-Nov-03

15

Perempuan

Paluh Kemiri

IX-A

149.0 46.1 0.31 Normal 70 Cukup 14,4

Sering

dikonsumsi

67 Gerald 04-Apr-03

15

Laki-laki

jl.Pantai labu

IX-A

166.0 39.0 -3.43 Kurus 30 Kurang 10,7

Sering

dikonsumsi

68 Syarani Febriani 22-Feb-03

15

Perempuan

Ds.Parbarakan

IX-A

156.0 42.2 -1.23 Normal 70 Cukup 15,4

Sering

dikonsumsi

69 Wita 01-Aug-2003

15

Perempuan

jl.ST Hasanudin Psr 3

IX-A

153.0 37.0 -1.97 Normal 80 Baik 13,4

Sering

dikonsumsi

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

53

70 FAuzi Angga Syahputr 07-Nov-03

15

Laki-laki

ds. Sekip

IX-A

162.0 45.0 -1.08 Normal 60 Cukup 11,2

Sering

dikonsumsi

71 Niko 06-Sep-01

17

Laki-laki

Jl.RA Kartini L.Pakam

IX-A

156.0 44.3 -1.19 Normal 70 Cukup 11,7

Sering

dikonsumsi

72 Defin 01-Mar-02

16

Laki-laki

Batu 8

IX-A

163.0 63.9 1.12 Gemuk 60 Cukup 7,9

Sering

dikonsumsi

73 Atria Ayu Lestari 20-Jun-03

15

Perempuan

jln.Pematang Siantar

IX-A

157.0 45.0 -0.79 Normal 30 Kurang 11,2

Sering

dikonsumsi

74 Boby Ananda 21-Jul-03

15

Laki-laki

Jln.Pematang Siantar

IX-A

160.0 53.9 0.56 Normal 50 Kurang 9,9

Sering

dikonsumsi

75 Jefri 15-Apr-03

15

Laki-laki

jl.Sekip

IX-A

157.2 44.6 -0.82 Normal 40 Kurang 12,9

Sering

dikonsumsi

76 Rizky kurniawan 25-Jul-03

15

Laki-laki

RA Kartini

IX-A

160.0 49.2 -0.14 Normal 20 Kurang 8,9

Sering

dikonsumsi

77 Dimas Ramadani 23-Jun-05

13

Laki-laki

jl.Galang

IX-A

153.0 42.3 -0.01 Normal 90 Baik 12,7 tidak pernah

78 Putri Agustina

21-Aug-2002

16

Perempuan

Perbarakan

IX-B

153.0 43.5 -0.76 Normal 30 Kurang 14,4

Sering

dikonsumsi

79

Sherly Hemalia Delvi 22-Jun-02

16

Perempuan

Pagar Jati

IX-B

158.2 48.1 -0.52 Normal 30 Kurang 17,1

Sering

dikonsumsi

80 Adina 21-Apr-04

14

Perempuan

Beringin Sidodadi

IX-B

154.0 41.0 -1.97 Normal 70 Cukup 20,8

Sering

dikonsumsi

81 Agustina Sikumbang

18-Aug-2003

15

Perempuan

Lubuk Pakam

IX-B

154.4 59.7 1.43 Gemuk 70 Cukup 19,1

Sering

dikonsumsi

82 Habib 06-Apr-03

15

Laki-laki

Ds Sekip

IX-B

162.3 42.0 -2.05 Kurus 70 Cukup 15,4

Sering

dikonsumsi

83 Sidiq Wacana 07-Jun-03

15

Laki-laki

ds Sekip

IX-B

152.0 54.9 1.33 Gemuk 50 Kurang 12,2

Sering

dikonsumsi

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

54

84 Heni 02-Jul-03

15

Perempuan

Tanjung Morawa

IX-B

148.0 37.2 -1.11 Normal 40 Kurang 15,9

Sering

dikonsumsi

85 martogi 10-Oct-2002

16

Laki-laki

Jl.Galang

IX-B

153.4 43.1 -1.01 Normal 30 Kurang 17,6

Sering

dikonsumsi

86 Nurika Aulia 24-Apr-03

15

Perempuan

Pagar merbau

IX-B

158.0 43.3 -1.19 Normal 50 Kurang 12,2

Sering

dikonsumsi

87 Al Nizar 02-Sep-03

15

Laki-laki

Lubuk Pakam

IX-B

172.0 93.0 2.74 Gemuk 40 Kurang 11,7

Sering

dikonsumsi

88 Faiz Ardana 11-Feb-04

14

Laki-laki

Jl.RA Kartini

IX-B

159.0 48.8 0.07 Normal 30 Kurang 14,9

Sering

dikonsumsi

89 M.Ismail 22-Mar-01

17

Laki-laki

Lubuk Pakam

IX-B

154.0 40.3 -1.98 Normal 60 Cukup 15,9

Sering

dikonsumsi

90 Manik-manik 10-Aug-2003

15

Laki-laki

Jl.Paluh Kemiri

IX-B

151.0 37.0 -1.73 Normal 40 Kurang 14,7

Sering

dikonsumsi

91 Nia Yusnita 17-Jan-01

17

Perempuan

jl.Tanjung Morawa

IX-B

145.0 32.1 -2.65 Kurus 30 Kurang 19,8

Sering

dikonsumsi

92 Yusti Amira 16-Feb-03

15

Perempuan

jl.Pematang Terang

IX-B

155.0 35.0 -2.88 Kurus 40 Kurang 15,4

Sering

dikonsumsi

93 Muhammad Rhido Ilahi 17-Sep-04

14

Laki-laki

RA Kartini Pasar V

IX-B

149.0 39.0 -0.53 Normal 30 Kurang 18,1

Sering

dikonsumsi

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

55

Lampiran 6

Tabel Kategori Skor Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 14 15.1 15.1 15.1

Cukup 35 37.6 37.6 52.7

Kurang 44 47.3 47.3 100.0

Total 93 100.0 100.0

Tabel kategori jumlah skor nilai pola makan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak baik 78 83.9 83.9 83.9

kurang baik 11 11.8 11.8 95.7

baik 4 4.3 4.3 100.0

Total 93 100.0 100.0

Tabel kategori _imt

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurus 12 12.9 12.9 12.9

Normal 66 71.0 71.0 83.9

Gemuk 15 16.1 16.1 100.0

Total 93 100.0 100.0

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

56

Lampiran 7 Tabel Analisis Statistik Hubungan Pengetahuan Gizi, Pola Makan Fast Food A. Tabel Analisis Statistik Hubungan Pengetahuan Gizi Terhadap

Status Gizi

Kategori Score Pengetahuan Gizi * kat_imt

Kategori _imt

Total Kurus Normal Gemuk

Kategori Skor

Pengetahuan Gizi

Baik Count 3 10 1 14

% within Kategori Skor

Pengetahuan 21.4% 71.4% 7.1% 100.0%

Cukup Count 4 24 7 35

% within Kategori Skor

Pengetahuan 11.4% 68.6% 20.0% 100.0%

Kurang Count 5 32 7 44

% within Kategori Skor

Pengetahuan 11.4% 72.7% 15.9% 100.0%

Total Count 12 66 15 93

% within Kategori Skor

Pengetahuan 12.9% 71.0% 16.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.004a 4 .735

Likelihood Ratio 2.040 4 .728

Linear-by-Linear Association .651 1 .420

N of Valid Cases 93

a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,81.

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

57

B. Tabel Analisis Statistik Hubungan Pengetahuan Gizi

Terhadap Status

pola makan * kat_imt

kat_imt

Total Kurus Normal Gemuk

kategori jumlah skor

nilai pola makan

tidak baik Count 10 57 11 78

% within kategori jumlah skor

nilai pola makan

12.8% 73.1% 14.1% 100.0%

kurang baik Count 2 6 3 11

% within kategori jumlah skor

nilai pola makan

18.2% 54.5% 27.3% 100.0%

baik Count 0 3 1 4

% within kategori jumlah skor

nilai pola makan

.0% 75.0% 25.0% 100.0%

Total Count 12 66 15 93

% within kategori jumlah skor

nilai pola makan

12.9% 71.0% 16.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.471a 4 .650

Likelihood Ratio 2.829 4 .587

Linear-by-Linear Association .843 1 .359

N of Valid Cases 93

a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is ,52.

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN

58

Lampiran 8

Bukti Bimbingan Skripsi

Nama : Sri Karolina Laowo

NIM : P01031214055

Judul : Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan Fast

Food terhadap status Gizi Anak SMP

Muhammdiyah Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang.

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes

No Hari /

Tanggal

Topik Bimbingan Tanda

Tangan

Mahasis

wa

Tanda

Tangan

Pembimbing

1. 28

September

2017

Perkenalan kepada dosen

pembimbing dan menentukan judul

topik

2. 2 Oktober

2017

Diskusi tentang Judul, tujuan,

rumusan masalah ( latar belakang )

4. 12 Oktober

2017

Meminta Izin kepada kepala sekolah

untuk melakukan penelitian disekolah

tersebut.

5. 18 Oktober

2017

Pemeriksaan BAB I serta perbaikan

BAB I dalam penulisan tanda baca.

7. 22 Oktober

2017

Acc BAB I, BAB II, BAB III

revisi kuesioner.

8. 25 Oktober

2017

Salah penulisan ketikan,

penambahan daftar pustaka statistik.