HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKANFAST FOOD TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMPMUHAMMADIYAH LUBUK PAKAM KAB. DELI SERDANG
SKRIPSI
SRI KAROLINA LAOWOP01031214055
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI2018
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKANFAST FOOD TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMPMUHAMMADIYAH LUBUK PAKAM KAB. DELI SERDANG
Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk menyelesaikan
Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan
SRI KAROLINA LAOWOP01031214055
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI2018
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan Fast FoodTerhadap Status Gizi Pada Anak SMP MuhammdiyahLubuk Pakam Kab. Deli Serdang
Nama Mahasiswa : Sri Karolina Laowo
Nomor Induk Mahasiswa : P01031214055
Program Studi : Diploma IV
Menyetujui :
Dr. Ir. Zuraidah Nasution M. Kes
Pembimbing Utama
Riris Ompusunggu S.Pd, M.Kes Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes
Penguji I Penguji II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Gizi
Dr. Oslida Martony SKM, M, Kes
NIP : 196403121987031003
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Pola MakanFast Food Terhadap Status Gizi Pada AnakSMP Muhammadiyah Lubuk Pakam Kab.Deli Serdang
Nama Mahasiswa : Sri Karolina Laowo
Nomor Induk Mahasiswa : P01031214055
Program Studi : Diploma IV
Menyetujui :
Dr. Ir. Zuraidah Nasution M. Kes
Pembimbing Utama
Riris Oppusunggu S.Pd, M.Kes Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes
Penguji I Penguji II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Gizi
Dr. Oslida Martony SKM, M, Kes
NIP. 196403121987031003
iv
POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI MEDAN
JURUSAN GIZI
SRI KAROLINA LAOWO“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN FAST FOOD
TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMP MUHAMMADIYAHLUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG”
RINGKASAN
Pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang
memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan
tentang gizi yang akan mengakibatkan timbulnya berbagai masalah gizi
yang akhirnya mempengaruhi status gizi.
Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.
Waktu penelitian dilakukan 12 Oktober 2017- April 2018. Jenis penelitian
ini bersifat observational dengan rancangan cross sectional. Populasi
adalah semua siswa/i SMP sebanyak 120 orang. Sampel sebanyak 93
orang. Teknik pengalaman sampel secara acak sistematik. Data yang
dikumpulkan meliputi pengetahuan, pola makan, dan status gizi. Cara
pengumpulan pengetahuan dan pola makan dengan teknik wawancara
dan status gizi menimbang BB dan mengukur TB. Analisis data dengan
Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
pengetahuan dan pola makan fast food terhadap status gizi di SMP
Muhammdiyah di Lubuk Pakam (p=0,74).
Kata Kunci : Pengetahuan, pola Makan, Status Gizi, Siswa/i SMP
v
POLYTECHNIC KEMENKES HEALTH FIELD MEDAN
OF THE DEPARTEMENT OF NUTRITION
SRI KAROLINA LAOWO"RELATIONSHIP KNOWLEDGE AND FOOD EATING PATTERN TONUTRITION STATUS IN CHILDREN SMP MUHAMMADIYAH POWDEROF DISTRICT DELI SERDANG"
Abstract
A person's nutritional knowledge influences the attitude and
behavior of choosing food, which determines whether or not someone
understands the benefits of the nutritional content of the food consumed.
Mistakes in choosing food and insufficient knowledge about nutrition that
will lead to a variety of nutritional problems that ultimately affect nutritional
status.
This research was carried out in Lubuk Pakam Muhammadiyah
Middle School. When the study was conducted October 12, 2017 - April
2018. This type of research was observational with a cross sectional
design. The population in this study were students of class VII, VIII, and IX
Muhammadiyah Middle School Lubuk Pakam. The number of students of
Lubuk Pakam Muhammadiyah Middle School is 120 people. Data
obtained directly by interview and examination techniques from samples
that have been collected by filling out the forms that have been provided
and directly observing the location of the study.
The results showed that there was no significant relationship between the
knowledge of fast food diet and nutritional status at Muhammadiyah
Middle School in Lubuk Pakam (p = 0.74).
Keywords: Knowledge, Diet, Nutritional Status, Students
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME, atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul‘’ Hubungan Pengetahuan Dan Pola Makan Fast FoodTerhadap Status Gizi Anak SMP Muhammdiyah Kab. Deli Serdang’’
Dalam penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bernike Doloksaribu, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Medan
2. Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes selaku dosen pembimbing yang
selalu memberi bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi
ini.
3. Ibu Riris Oppusunggu S.Pd, M.Kes selaku dosen penguji I yang
telah banyak memberikan masukan dan arahan demi perbaikan
skripsi ini.
4. Bapak Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes selaku dosen penguji II
yang telah banyak memberikan masukan dan arahan demi
perbaikan skripsi ini.
5. Kedua orangtua dan keluarga yang telah banyak memberikan doa
dan dukungan kepada saya.
6. Teman-teman mahasiswa D-IV Semester VII atas kerjasama,
motivasi, dukungan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan saran maupun masukan yang berguna untuk
penyempurnaannya skripsi ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Pernyataan Persetujuan ......................................................... iii
Kata Pengantar ...................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................. vii
Daftar Tabel ........................................................................... x
Daftar Gambar ....................................................................... xi
Daftar Lampiran ..................................................................... xii
Bab I Pendahuluan ......................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................... 4
C. Tujuan Penelitian .............................................. 4
1. Tujuan Umum ............................................... 4
2. Tujuan Khusus ............................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................ 5
Bab II Tinjauan Pustaka .................................................. 6
A. Status Gizi ........................................................ 6
1. Pengertian Status Gizi ................................. 6
2. Penilaian Status Gizi..................................... 6
3. Klasifikasi Status Gizi Anak .......................... 8
4. Status Gizi Remaja dan Faktor- Faktor
yang Berhubungan.....................................
8
5. Kebutuhan gizi untuk remaja...................... 10
6. Prinsip Gizi Seimbang Usia remaja ............ 10
B. Pengetahuan .................................................... 11
1. Pengertian Pengetahuan ............................. 12
2. Tingkat Pengetahuan ................................... 12
C. Fast Food ......................................................... 12
1. Pengertian Fast Food ................................... 12
2. Meningkatkan Berat Badan .......................... 13
D. Pola Makan....................................................... 14
viii
E. Metode Food Frequency .................................. 14
F. Hubungan pengetahuan Dengan Status Gizi... 15
G.Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi...... 16
H. Kerangka Teori ................................................. 17
I. Kerangka Konsep ............................................. 18
J. Defenisi Operasional ........................................ 19
K. Hipotesis ........................................................... 21
BAB III Metode Penelitian ................................................. 22
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................ 22
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................... 22
C. Populasi dan Sampel ....................................... 22
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................. 23
1. Jenis Data .................................................... 23
2. Cara Pengumpulan Data .............................. 24
E. Pengolahan dan Analisis Data ......................... 24
BAB IV Hasil Dan Pembahasan 27
A. Gambaran Umum........................................ 27
B. Karakteristik Sampel................................... 27
1. Umur ..................................................... 27
2. Jenis Kelamin......................................... 28
3. Kelas ..................................................... 28
C. Hasil Penelitian............................................ 29
1. Pengetahuan Gizi.................................. 29
2. Pola Makan Fast Food........................... 30
3. Status Gizi.............................................. 31
4. Hubungan Pengetahuan Gizi ................ 31
5. Hubungan Pola Makan Fast Food ........ 32
D. Pembahasan .............................................. 34
BAB V Kesimpulan dan Saran .......................................... 37
Daftar Pustaka ....................................................................... 38
Lampiran ................................................................................ 40
ix
DAFTAR TABEL
No Halaman
1 Keunggulan dan Keterbatasan Pengukuran
Antropometri ....................................................................
7
2 Defenisi Operasional ....................................................... 19
3. Umur................................................................................. 26
4. Kelas................................................................................. 27
4. Jenis Kelamin .................................................................. 27
5. Pengetahuan Gizi............................................................. 28
6 Distribusi Sampel Pola makan ....................................... 29
7 Tabel Status Gizi............................................................. 30
8 Tabel 8............................................................................. 30
9 Tabel 9............................................................................. 31
x
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kerangka Teori ................................................................ 17
2 Kerangka Konsep ............................................................ 18
xi
Daftar Lampiran
No Halaman
1 Lampiran 1 ....................................................................... 40
2 Lampiran 2 ....................................................................... 41
3 Lampiran 3....................................................................... 44
4 Lampiran 4 ....................................................................... 46
5 Lampiran 5 ....................................................................... 54
6 Lampiran 6........................................................................ 55
7 Lampiran 7........................................................................ 55
8 Lampiran 8....................................................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang
berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial.
Masa ini merupakan masa peralihan dari anak- anak menuju remaja yang
ditandai dengan banyak perubahan, diantaranya pertambahan massa
otot, jaringan lemak tubuh, dan perubahan hormon. Perubahan
perubahan itu mempengaruhi kebutuhan dan gizi dipengaruhi oleh
perubahan biologi, sosial, psikologi dan pengetahuan (Susetyowaty,
2017).
Masa remaja dibagi berdasarkan kondisi perkembangan fisik,
psikologi, dan sosial. World Health Organization (WHO/United Nations
Childrens Emergency Fund (UNICEF), 2005 membaginya menjadi 3
stase, yaitu : remaja awal yaitu 10-14 tahun, remaja pertengahan yaitu 14-
17 tahun, remaja akhir yaitu 17-21 tahun (Susetyowaty, 2017 ).
Populasi remaja merupakan kelompok penduduk yang cukup besar.
Jumlah penduduk Indonesia usia 10-19 tahun sebesar 22,2% dari total
penduduk. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi
yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki
daya saing, dan status gizi sangat berperan dalam hal tersebut, melalui
asupan energi yang baik dan benar (Atika, 2015 ).
Menurut Riskesdas 2013, Prevalensi kurus pada remaja umur 13-15
tahun di Indonesia sebesar 11,1 % terdiri dari 3,3 % sangat kurus dan 7,8
% kurus. Sedangkan prevalensi gemuk 10,8 %, terdiri dari 8,3% gemuk
dan 2,5% sangat gemuk (obesitas) (Balitbangkes, 2013).
Prevalensi status gizi umur 13-15 tahun Provinsi Sumatera Utara
berdasarkan (IMT/U) tahun 2010 adalah sangat kurus (5,0 %), kurus
(7,0%), normal (77,5%), gemuk sebesar 10,5% sedangkan prevalensi
kurus Sumatera Utara pada remaja umur 13-15 tahun adalah 3 % sangat
kurus dan 6,2% kurus. Prevalensi gemuk Sumatera Utara pada remaja
2
13-15 tahun adalah 11,5 % gemuk dan 3,4 % sangat gemuk
(Balitbangkes,2013).
Negara berkembang umumnya mempunyai masalah gizi kurang,
dimana 80% energi makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat berasal
dari karbohidrat. Di Indonesia, masalah gizi yang sedang dihadapi adalah
masalah gizi kurang namun mulai bermunculan masalah gizi lebih secara
bersamaan (double burden). Masalah yang lebih besar lagi yaitu masalah
gizi pada kelompok usia tertentu seperti remaja yang bila dibiarkan akan
diteruskan ke generasi berikutnya (Mokoginta, 2016).
Dari hasil penelitian Erpridawat 2012, Ketidakseimbangan antara
makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan pada remaja akan
menimbulkan masalah gizi kurang atau masalah gizi lebih. Gizi kurang
pada remaja terjadi karena pola makan tidak menentu, perubahan faktor
psikososial yang dicirikan oleh perubahan transisi masa anak-anak ke
masa dewasa dan kebutuhan gizi yang tinggi untuk pertumbuhan cepat.
Kekurangan gizi pada remaja mengakibatkan menurunnya daya tahan
tubuh terhadap penyakit, meningkatkan angka penyakit (morbiditas),
mengalami pertumbuhan tidak normal (pendek), tingkat kecerdasan
rendah, produktivitas rendah dan terhambatnya pertumbuhan organ
reproduksi.
Menurut Hasibuan 2014, Pola makan remaja akan menentukan
jumlah zat-zat gizi yang diperoleh untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangannya. Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang
cukupnya pengetahuan tentang gizi yang akan mengakibatkan timbulnya
berbagai masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status
gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik dan
seimbang.
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap
hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu. Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya
dengan kebiasaan makan seseorang, pola makan yang seimbang dan
3
pemilihan bahan makanan yang tepat merupakan hal yang harus
dilakukan (Verawati, 2015 ).
Pola makan dapat mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang sehari-hari. Tercapainya gizi
seimbang dapat bermanfaat untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan gizi (Mokoginta, 2016).
Pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang
memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Pengetahuan tentang fast food, baik yang menyangkut apa itu fast food,
jenis-jenis fast food, maupun akibatnya jika mengonsumsi fast food perlu
diketahui banyak orang khususnya bagi remaja guna menghambat
peningkatan angka kejadian penyakit jika mengonsumsi fast food
(Almatsier, 2011 ).
Masalah yang sering timbul adalah perubahan gaya hidup pada
remaja memiliki pengaruh signifikan terhadap kebiasaan makan remaja,
dimana remaja mulai berinteraksi dengan lebih banyak pengaruh
lingkungan dan mengalami pembentukan perilaku, yang menjadikan
remaja lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah, dan mendapat
banyak pengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dimakannya,
remaja juga lebih sering termotivasi mencoba-coba makanan baru, salah
satunya adalah fast food (Imtihani, 2013).
Pada saat jam istrahat siswa dan siswi diberi kebebasan untuk
membeli makanan jajanan yang siap saji di kantin, seperti : mie instan,
sosis tanpa merek, bakso sambal, roti bakar, saus tanpa merek, nasi
goreng dengan porsi kecil yang murah, burger, makanan kemasan
(snack), minuman tanpa merek, minuman pop ice.
Namun diketahui siswa dan siswi selain membeli makanan jajanan
kantin sekolah, mereka juga membeli makanan jajanan diluar pagar
sekolah pada saat pulang sekolah. Disamping itu makanan jajanan
sebagian besar mengandung energi dan lemak yang tinggi seperti, burger
dengan roti yang tidak ada label, bakso sambal dengan saus yang tidak
4
berlebel, sosis tidak berlebel, roti bakar yang dengan menggunakan
margarin yang tidak bermerek, mie instant, bakso bakar, stick kentang
goreng, mie ayam, gorengan, siomay, pangsit, donat, sosis, ayam goreng
kentucky, coca cola, minuman bersoda lainnya.
Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan terdapat 120 siswa/i
SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam. Dengan kategori IMT menurut Umur,
sebanyak 11 dari 120 orang siswa/i dengan status gizi kurus ( 9,16%) dan
persentase ini lebih tinggi dari persentase kurus secara Nasional sebesar
7,8%, 11 dari 120 orang dengan status gizi gemuk (9.16%) dan
persentase ini lebih tinggi dari persentase Nasional (8,3%).
Berdasarkan latar belakang diatas, tentang keadaan gizi remaja dan
pola konsumsi makanan saji, ,kemudian penulis tertarik untuk mengetahui
apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Fast
Food (siap saji) Terhadap Status Gizi Pada Anak SMP Muhammadiyah
Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
B. Perumusan Masalah
Adakah Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Fast
Food Terhadap Status Gizi Pada Anak SMP di Muhammadiyah Lubuk
Pakam Kab. Deli Serdang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan pola makan fast food
terhadap status gizi anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai pengetahuan tentang fast food anak SMP Muhammadiyah
Lubuk Pakam.
b. Menilai pola makan fast food anak SMP Muhammadiyah Lubuk
Pakam.
c. Menilai status gizi anak SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam
5
d. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang fast food dengan
status gizi anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.
e. Menganalisi hubungan pola makan fast food dengan status gizi
anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sampel
Sebagai informasi tentang pentingnya pengetahuan dan pola
makan terhadap status gizi anak SMP Muhamadiyah Lubuk
Pakam Kab. Deli Serdang.
2. Bagi Peneliti
a. Pengembangan kemampuan peneliti untuk melakukan riset
atau penelitian tentang gizi.
b. Menambah wawasan terkait konsumsi pola makan fast food
pada anak sekolah.
3. Bagi Instansi Terkait
Sebagai masukan atau informasi mengenai masalah gizi yang
dihadapi anak SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam Kab. Deli
Serdang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
Status adalah posisi atau peringkat yang di defenisikan secara sosial
yang diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Gizi
adalah subtansi pangan dan bagian dari substansi tubuh manusia. Gizi
berhubungan dengan bagaimana makanan dapat memengaruhi dan
mempertahankan tubuh dari risiko penyakit (Hardiansyah, 2017).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi dan status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien (Wahyuningsih,2
013).
2. Penilaian Status Gizi
a. Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata Anthropos (tubuh) dan metros
(ukuran). Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh
manusia. Dalam bidang gizi, antropometri berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2014).
b. Prosedur Pengukuran Antropometri
Pengukuran yang digunakan peneliti dalam menentukan status gizi
anak remaja anak pengukuran antropometri dengan pengukuran berat
badan, tinggi badan dan umur.
Pengukaran Berat Badan (Supariasa, 2014 ), yaitu :
1. Siapkan timbangan digital.
2. Letakkan timbangan digital pada lantai yang datar
3. Upaya penimbangan dilakukan dengan pakaian seminimal mungkin
(tanpa sepatu, jaket, topi dan lain sebagainya).
7
4. Sampel yang diukur berdiri pada tempat yang ditentukan, pandangan
lurus kedepan dalam keadaan tenang dan sikap tegap.
5. Membaca angka hasil penimbangan.
6. Catat berat badan dengan seakurat.
Pengukuran Tinggi Badan (Supariasa, 2014 ), yaitu :
1. Tempelkan microtoa pada dinding yang lurus datar setinggi 2 meter.
2. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar.
3. Lepaskan sepatu dan sandal.
4. Sampel berdiri tegak, kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan bagian
kepala bagian belakang menempel, pada dinding dan muka
mengahdap lurus kedepan.
5. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku
harus lurus menempel pada dinding.
6. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi yang diukur.
c. Tabel Keunggulan dan Kelebihan Antropometri
Tabel 1. Keunggulan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri
Keunggulan Kelemahan
Prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan pada jumlah sampel yang besar.
Tidak sensitif, yang mengandung arti dari metode tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat.
Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat agar dapat melakukan pengukuran antropometri.
Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat memengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat didaerah setempat.
Kesalahan alat atau alat tidak ditera.
Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi kurang dan gizi buruk karena sudah terdapat ambang batas yang jelas.
Analisis dan asumsi yang keliru.
Sumber : Supariasa , 2017
8
3. Klasifikasi Status Gizi Anak
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau
perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu ( Supariasa,
2014). Gizi baik adalah keadaan tubuh yang mencerminkan
keseimbangan antara konsumsi dan penggunaan gizi oleh tubuh
(Hasdianah, 2014).
Berdasarkan nilai zscore status gizi anak dikategorikan sebagai
berikut ( Balitbangkes, 2013 ) :
1. Klasifikasi Indikator IMT/U :
a. Kurus : Zscore ≥-3,0 s/d 2,0
b. Normal : Zscore ≤-2,0 s/d ≤1,0
c. Gemuk : Zscore>1,0 s/d ≤2,0
4. Status Gizi Remaja dan Faktor- Faktor yang Berhubungan
Hingga saat ini penelitian terkait status gizi pada remaja sangat
diperlukan untuk mengetahui angka prevalensi defisiensi zat gizi remaja,
dan mengetahui tingkat pemenuhan zat gizi terhadap kebutuhannya.
Data USDA tahun 1977-1978 menunjukkan kurangnya asupan beberapa
zat gizi pada remaja laki-laki dan perempuan dibandingkan dengan
kebutuhannya. Berikut ini adalah faktor- faktor yang berhubungan dengan
status gizi pada remaja adalah :
a. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga atau tersedianya uang dalam keluarga
menentukan berapa banyak kebutuhan sandang, pangan, yang dapat
dibeli dan dimiliki. Secara umum pola penggunaan sumber keuangan ini
sangat dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga. Keluarga dengan
pendapatan yang baik akan memiliki anggota keluarga sengan status gizi
yang baik. Walaupun demikian, tidak selalu pendapatan tinggi menjamin
terpenuhinya kecukupan gizi karena selain pendapatan keluarga, status
gizi juga dipengaruhi oleh banyak hal seperti pengetahuan, pola
makan/diet, masalah kesehatan, dan lain hal. Oleh karena itu yang harus
diperhatikan dalam menjaga status gizi remaja misalnya pengetahuan gizi
9
dan kesehatan remaja bukan terbatas hanya kemampuan membeli
makanan untuk dikonsumsi ( Fikawati, 2017 ).
b. Pola Diet
Umumnya pola diet menggambarkan tentang pendidikan dan
pengetahuan gizi serta penerimaan remaja terhadap makanan. Remaja
mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik, seperti suka melewatkan
waktu makan dan memakan apa saja yang tersedia ketika lapar walaupun
tidak bergizi. Contohnya, pemilihan orange juice sebagai pilihan terbaik
untuk remaja yang melewatkan sarapan sehingga kebutuhan vitamin C
dapat terpenuhi (Fikawati, 2017)
c. Masalah Kesehatan
Kekurangan gizi dapat menyebabkan masalah- masalah kesehatan
lainnya, seperti penyakit TBC pada remaja yang underweight. Masalah–
masalah pada remaja ini sudah ada selama beberapa waktu sebelumnya,
tetapi masih menjadi masalah dalam beberapa tahun terakhir.
Kegemukan menambahkan risiko kesehatan untuk remaja dan orang yang
lebih tua, serta diabetes umumnya terjadi pada orang gemuk.
d. Kekurangan gizi
Asupan zat besi yang rendah umumnya terjadi pada remaja
perempuan menyebabkan anemia disertai dengan lelah, lesu, dan tidak
ada motivasi belajar serta kurangnya interaksi sosial. Pada laki-laki juga
terdapat masalah defisensi zat besi sehubungan dengan kebutuhan yang
meningkat (suplai darah dan perubahan fisik khusunya kematangan
seksual ). Kekurangan gizi pada laki-laki adalah tidak berkembangnya
tinggi badan pada usia remaja. Anemia karena defisiensi zat besi tidak
secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, tetapi ada
beberapa faktor lainnya yang memengaruhi seperti penyerapan, atau
karena penyakit.
e. Pola gizi yang berlebihan
Di USA, protein yang diterima dari makanan cenderung tinggi
terutama daging. Hal ini karena adanya asumsi yang berkembang bahwa
mengonsumsi sumber hewani secara berkala terkait protein tinggi baik
10
untuk tubuh yang atletis. Namun, konsumsi protein yang tinggi cenderung
mengakibatkan kegemukan karena juga terdapat lemak di dalamnya.
Asupan energi tinggi ini biasanya didapat dari makanan yang
digoreng, susu, dan gula. Selain itu juga anak sering jajan dan
mengonsumsi makanan cepat saji (fast food ). Komposisi makanan cepat
saji adalah energi yang tinggi, lemak, garam, dan rendah serat(Sartika,
2011 dalam Fikawati, 2017 ).
5. Kebutuhan Gizi Untuk Remaja
Pemenuhan kebutuhan zat gizi pada masa remaja perlu diperhatikan
karena :
a. Terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis.
b. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada remaja
memengaruhi kebutuhan dan asupan zat gizi
c. Kebutuhan zat gizi khusus perlu diperhatikan,terutama pada
kelompok remaja dengan aktifitas olahraga tinggi, kehamilan,
gangguan perilaku makan, diet ketat konsumsi alkohol,dan obat-
obatan.
Zat gizi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan selama
bayi, balita, hingga remaja, dengan kebutuhan gizi pada masa remaja
lebih besar dibandingkan dua masa sebelumnya. Kebutuhan gizi pada
remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan pada masa pubertas. Kebutuhan
gizi yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat
(Susetyowati, 2017).
6. Prinsip Gizi Seimbang Usia Remaja
a. Makan makanan yang beranekaragam
Pada usianya ,remaja harus membiasakan menyukai makanan yang
beraneka ragam, seperti halnya karbohidrat tidak hanya nasi, tetapi bisa
juga semangkuk mie, ubi jalar rebus, serta olahan kentang.
11
b. Biasakan pola hidup yang bersih
Kebiasaan hidup bersih pda remaja harus ditanamkan sejak kecil,
terutama cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan mulut dan gigi,
menutup makanan, memilih jajanan makanan dan minuman yang aman,
bergizi, tidak banyak lemak, dan tidak terlalu manis.
c. Untuk hidup sehat sebaiknya remaja tidak merokok, tidak
menggunakan narkoba, dan tidak mengonsumsi minuman yang
berakohol. Semua itu akan berpengaruh pada pola makan, perkembangan
kognitif psikis, dan tentu akan merugikan kesehatan.
d. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik sangat diperlukan untuk menjaga berat badan ideal dan
kebugaran tubuh. Untuk itu remaja disarankan melakukan aktifitas fisik
yang bermanfaat dan menyehatkan. Pola makan harus disesuaikan
dengan aktifitas sehingga perlu diimbangi dengan istirahatyang cukup
seperti tidur 8 jam /hari ( Susilowati, 2016 ).
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui panca indra yang dimilikinya, seperti
mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan merupakan suatu
proses pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap
saat mengalami reorganisasi karena masuknya pemikiran-pemikiran baru
(Riyanto dan Budiman, 2013).
Banyak remaja yang kurang mengetahui pentingnya zat gizi yang
terkandung dalam makanan serta fungsinya terhadap tubuh. Remaja
kadang tidak peduli terhadap kandungan zat gizi dalam makanan
sehingga ia akan kesulitan memilih jenis makanan yang sesuai dengan
kebutuhan tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya zat gizi
tertentu (Fikawati, 2017).
12
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2010 dibagi 6 tingkat pengetahuan yaitu :
a. Tahu (know ) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskansecara benar tentang objek yang diketahui
c. Aplikasi (application) diartikan sebagi kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan
materi suatu objek terhadap komponen-komponen ,tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut, masih ada kaitanya satu
sama lain.
e. Sintesis (synthesis) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation) berkaitan dengan kemmpuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
C. Fast Food
1. Pengertian fast food
Secara harafiah, fast food merupakan makanan cepat saji artinya
makanan ini tidak memerlukan waktu yang lama dalam
penyajiannya. Menurut Aan 2016, Fast food dibagi menjadi 3
kategori, yaitu :
a. Fast food banyak mengandung garam, lemak, dan gula yang tinggi.
Fast food jenis ini lah yang sering dianggap sebagai makanan fast
food
b. Fast food yang tidak memberikan dampak baik dan buruk bagi tubuh.
c. Fast food yang baik bagi tubuh.
Dari ketiga kategori diatas, ternyata tidak semua fast food buruk bagi
kesehatan tubuh, misalnya gado-gado dan pecel. Makanan tradisional ini
masuk ke dalam kategori fast food karena waktu penyajiannya tidak
13
membutuhkan waktu yang lama. Namun makanan jenis ini menyehatkan
bagi tubuh karena mengandung banyak sayuran (Aan, 2016).
2. Meningkatkan Berat Badan
Fast food mengandung banyak karbohidrat dan lemak. Jika
mengkonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga maka tubuh
akan mengalami kenaikan berat badan yang tidak sehat. Kandungan
lemak yang terdapat pada fast food tidak dapat digunakan dengan baik.
3. Dampak Negatif Dari Fast Food
a. Pemicu Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif dapat berupa serangan jantung, diabetes dan
tekanan darah tinggi. Garam mengandung natrium, saat kadar natrium
dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, maka volume
darah akan meningkat karena natrium menarik dan menahan air. Hal ini
menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke
seluruh tubuh sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
Remaja yang memiliki uang saku lebih, cenderung akan memilih
makanan yang cepat saji atau fast food dengan alasan lebih enak dan
makanan yang berkelas. Berdasarkan penelitian Aini 2012, besarnya uang
saku berkaitan erat dengan pemilihan jenis makanan jajanan yang
dikonsumsi.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imtihani,
2013 yaitu menunjukkan bahwa uang saku berpengaruh terhadap
frekuensi konsumsi makanan cepat saji yaitu semakin tinggi uang saku
maka semakin tinggi frekuensi konsumsi makanan cepat saji atau fast
food Konsumsi fast food secara berlebihan akan menyebabkan
kegemukan karena fast food mengandung tinggi kalori, karbohidrat, lemak
dan gula.
14
D. Pola Makan
a. Pengertian pola makan
Pola makan merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap
status gizi. Pola makan dapat dinilai secara langsung dari kualitas dan
kuantitas hidangan. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh,
maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan yang sebaik-baiknya dan
keadaan gizi yang baik pun dapat tercapai (Miko, 2016 ).
Umumnya kelompok usia remaja, merupakan periode rentan gizi
karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan yang pesat.
Selain itu pada remaja dibutuhkan energi yang cukup untuk melakukan
aktivitas fisik yang beragam. Pola asupan yang buruk akan berdampak
pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal, serta lebih
rentan terhadap penyakit (Mokoginta, 2016)
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa puncak pertumbuhan
remaja puteri di Bangladesh tertunda dikarenakan mengonsumsi lebih
sedikit kalori dibandingkan kelompok remaja laki-laki. Tingkat konsumsi
kalori juga dipengaruhi oleh usia. Semakin tinggi kelompok usia maka
semakin rendah konsumsi kalorinya. Kelompok remaja obesitas dan
kelompok non obesitas terbukti memiliki perbedaan yang bermakna pada
frekuensi makan, pola konsumsi makanan cepat saji, pola konsumsi
kudapan atau makanan ringan, serta tingkat konsumsi energi,
karbohidrat, protein, dan lemak (Mokoginta , 2016).
E. Metode Food Frequency
Prinsip dasar food frequency questionnaire ( FFQ ) adalah untuk
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan
atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan
atau tahun (Supariasa, 2014). SQ-FFQ digunakan untuk memperoleh
kebiasaan konsumsi makanan serta dapat memperoleh informasi nilai gizi
yang diasup dalam lembar FFQ semikuantitatif tersebut karena
tersedianya kolom ukuran rumah tangga (Suparjo dkk, 2013).
15
Langkah- langkah yang dilakukan dalam pengisian formulir frequensi
makanan ( Sirajuddin, 2013 ) adalah :
a. Lihat formulir FFQ, Sebelum wawancara, lakukan prosedur baku
berupa perkenalan, penyampaian tujuan, dan minta kesediaan
responden untuk berpartisipasi dalam kegiatan survey dengan
menandatangani form persetujuan setelah penjelasan (PSP). Hal ini
terkait etika dan riset.
b. Pada saat wawancara, tanyakan setiap makanan dalam daftar FFQ,
lalu tanyakan frequensi konsumsi secara tepat.
c. Perhatikan bahwa daftar makanan atau bahan makanan yang ada
dalam FFQ tidak dapat ditambah selain yang sudah diputuskan pada
studi pendahuluan.
Kelebihan metode Food Frequency adalah (Supariasa, 2014)
a. Relatif murah dan sederhana
b. Dapat dilakukan oleh responden sendiri
c. Tidak membutuhkan keahlian khusus
d. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan.
Kekurangan metode Food Frequency (Supariasa, 2014) adalah :
a. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
b. Sulit mengembangkan kuesioner pengembangan data
c. Cukup menjemukkan bagi pewawancara
d. Responden harus jujur dan mempunyai motififasi tinggi.
F. Hubungan Pengetahuan Dengan Status Gizi
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada saat penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).
Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi adalah pengetahuan
gizi yang rendah dan kebiasaan makan yang salah. Pengetahuan dan
16
praktik gizi yang rendah antara lain seperti perilaku menyimpang dalam
memilih makanan. Pengetahuan gizi menentukan mudah tidaknya
seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang
dikonsumsi (Imtihani, 2013).
Pengetahuan yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi
makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula.
Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih
makanan akan berpengaruh terhadap status gizi (Sediaoetama, 2000).
Penelitian ini juga terdapat pada penelitian Erpridawati (2012)
Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Dengan Status Gizi Siswa SMP Di
Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar. Kemudian, Penelitian Imtihani
(2013) Hubungan Pengetahuan,Uang Saku Dan Peer Group Frekuensi
Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Remaja Putri. Penelitian Khasanah,
2014 Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Konsumsi Western Fast Food
(Frekuensi Dan Sumbangan Energi) Dengan Status Gizi Remaja Di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta.
G. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat
mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan
kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi
tingkat kesehatan individu dan masyarakat (Kemenkes, 2014)
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap
hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu (Verawati, 2015).
Penelitian yang sama Zuhdi (2015) Aktivitas Fisik, Pola Makan dan
Status Gizi Pelajar Putri SMA di Denpasar Utara. Penelitian ini juga
dilakukan Verawati, (2015) Hubungan Antara Body Image Dengan Pola
Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di Smp Al Islam 1 Surakarta.
17
H. Kerangka Teori
A. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori
(Sumber : Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2010)
Faktor Predisposisi
- Pendidilkan - Pengetahuan - Sikap
Pola Makan
Fast Food
Status Gizi Remaja Faktor Pendukung
- Lingkungan - Ketersediaan
Faktor Pendorong
- Gaya Hidup - Uang saku - Kesukaan - Pengaruh
Teman Sebaya
18
I. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
tentang fast food
Pola konsumsi
fast food
Status gizi
remaja
19
J. Defenisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Mengukur Alat Ukur Skala
1 Pengetahuan
Pemahaman siswa SMP tentang fast food
Penentuan skor pengetahuan dilakukan secara manual dengan alat bantu kuesioner 10 pertanyaan dengan kategori penilaian Data diklasifikasikan menjadi (Arikunto 2006 dalam Mizwar, 2013) : 1. Baik : 76%-
100% 2. Cukup : 56%-
75% 3. Kurang : <56%
Kuesioner Ordinal
2 Pola Makan
Gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap hari.
setiap quesioner, >1/hari = 50 ≤1-3x/minggu = 15 ≤1x/bulan = 0 Dikategorikan menjadi : a. Tidak baik
(>1/hari) b. Kurang baik (≤1-
3x/minggu ) c. Baik (≤1x/bulan) (Widajayanti,2009)
Form Food Frequency
Ordinal
3 Status Gizi Keadaan Tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan gizi.
Klasifikasi indikator IMT/U a. Kurus
: Zscore ≥-3,0 s/d 2,0
b. Normal : Zscore ≤-2,0 s/d ≤1,0
c. Gemuk : Zscore>1,0 s/d ≤2,0
(Balitbangkes,2013)
Timbangan Analitik dan Microtoise
Ordinal
20
K. Hipotesis
Ha1 Ada hubungan pengetahuan tentang pola makan fast food
terhadap status gizi di SMP Muhammdiyah di Lubuk Pakam
Ha2 Ada hubungan pola makan fast food terhadap status gizi di
SMP Muhammdiyah di Lubuk Pakam
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.
Penelusuran data/survei pendahuluan dilakukan 12 Oktober 2017 dan
penelitian dilakukan pada bulan April 2018.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat observational dengan rancangan cross
sectional. Dimana semua data yang meliputi variabel indenpendent dan
dependent dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
2012).
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah siswa/i kelas VII, VIII, dan IX
SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam. Jumlah siswa/i SMP Muhammdiyah
Lubuk Pakam sebanyak 120 orang.
2. Sampel
a. Sampel adalah sebagian dari populasi. Pengambilan sampel secara
sengaja. Sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n
Keterangan : N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,05)
=
= 93 orang
22
Dengan menggunakan rumus ini besar sampel berjumlah 93 orang.
b. Cara penentuan sampel dan cara acak sistematik.
Dengan rumus :
K =
Dimana : K = kelipatan
N = Populasi
n = Besar Sampel
Maka K=
= 1,29 = 2
Penentuan sampel setiap kelas dilakukan secara proporsional .
jumlah sampel setiap kelas adalah :
VII-A : (93/120) X 21 = 16
VII-B : (93/120)X 18 = 14
VIII-A : (93/120)X 22 = 17
VIII-B : (93/120)X 22 = 17
IX-A : (93/120)X 17 = 13
IX-B : (93/120)X 20 = 16
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan
teknik wawancara dan pemeriksaan dari sampel yang telah dikumpulkan
dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan diobservasi langsung
kelokasi penelitian.
a. Identitas sampel meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat, kelas, tinggi badan dan berat badan.
b. Data pengetahuan
Pengambilan data pengetahuan dengan alat bantu kuesioner
tentang pengetahuan terhadap fast food.
23
c. Data pola makan dilakukan dengan cara mewawancara langsung
dengan alat bantu kuesioner berupa FFQ.
d. Status gizi
Status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran antropometri berat
badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh. Dalam pengumpulan
data dibantu oleh 2 orang mahasiswa gizi semester VIII jurusan gizi.
1) Pengukuran berat badan hendaknya dilakukan sebelum makan.
2) Letakkan alat timbangan berat badan ditempat yang datar.
3) Sebelum melakukan penimbangan, hendaknya timbangan digital
dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan berat standar. Jika
hasilnya sesuai maka alat timbang dapat digunakan.
4) Setelah alat siap mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki
(sepatu dan kaos kaki), asesoris yang digunakan (jam,cincin,gelang
dll) dan pakaian luar seperti jaket.
5) Setelah itu mintalah subjek untuk naik keatas timbangan, kemudian
berdiri tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan
lurus kedepan.
6) Pastikan subjek dalam keadaan rileks/tidak bergerak
7) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
8) Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram
Cara pengukuran tinggi badan :
1. Pilih bidang vertikal yang datar sebagai tembok untuk meletakan
microtoise
2. Pasang microtoice pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara
meletakkannya didasar bidang/lantai, kemudian tarik ujung meteran
hingga 2 meter keatas secara vertical /lurus hingga microtoice
menunjukkan angka nol
3. Pasang penguat seperti paku, dan lakban pada ujung microtoice
agar posisi alat tdak bergeser
4. Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki
(sepatu dan kaos kaki) dan melonggarkan ikatan rambut bila ada
5. Persilahkan subjek untuk berdiri tepat dibawah microtoice
24
6. Pasytikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus kedepan, kedua
lengan berada disamping, posisi lutut tegak /tidak menekuk, dan
telapak tangan menghadap kepaha (posisi siap)
7. Setelah itu pastikan pula kepala, punggung dan bongkong, betis,
tumit menempel pada bidang vertical /tembok/dinding dan subjek
dalam keadaan rileks.
8. Turunkan microtoice hingga mengenai/menyentuh rambut subjek
namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi
microtoice tegak lurus
9. Pengukuran mempunyai ketelitian 0,1 cm
10. Catat hasil pengukuran
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah ini dikumpulkan berdasarkan informasi yang
telah dikumpulkan dari gambaran umum lokasi penelitian dan gambaran
umum populasi penelitian.
1. Pengolahan Dan Analisis Data
1. Pengolaan Data
Seluruh data diolah secara manual melalui tahapan-tahapan proses
dimulai secara Editing, Coding, Entri Data dan Tabulasi kemudian di
analisi dengan alat bantu komputer (Budiarto, 2012).
a. Pemeriksaan Data (Editing)
Memeriksa data dengan cara melihat pengumpulan data, baik isi
maupun wujud alat pengumpul data yakni :
1. Mengecek jumlah lembar pertanyaan.
2. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden.
3. Mengecek macam isian data.
b. Entry data
Entry data adalah kegiatan memasukan data yang diperoleh
menggunakan fasilitator komputer.
25
c. Memberi Kode (Coding)
Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka untuk
mempermudah pengolahan data yang dilakukan dengan cara
memberikan kode atau simbol sebagai panduan entri dan
pengolahan data pada semua variabel dalam program komputer
untuk mempermudah pengolahan data responden.
d. Cleaning
Setelah dilakukan entri data dan koding data, sebaiknya dilakukan
cleaning data yang bertujuan untuk memastikan tidak ada kesalahan
dalam memasukkan data, atau pengecekan dan perbaikan terhadap
data yang sudah masuk.
e. Penyusunan Data
Tabulasi yaitu menyusun data dari hasil penelitian yang sudah
dimasukkan dalam komputer yang telah dikategorikan untuk
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi atau tabel batang maupun
diagram batang sehingga data lebih mudah dianalisis dan dibaca.
Adapun data yang diolah yaitu :
1. Status gizi
Data status gizi diperoleh dengan pengukuran Body mass Index atau
indeks Mass Tubuh (IMT) yaitu perbandingan berat badan (dalam
kilogram ) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Hasil
pengukuran diolah dengan antopometri plus kemudian dibandingkan
dengan (SK Menkes, 2010) :
a. Kurus : Zscore ≥-3,0 s/d 2,0 b. Normal : Zscore ≤-2,0 s/d ≤1,0 c. Gemuk : Zscore>1,0 s/d ≤2,0 1) Pengukuran Berat Badan :
I. Siapkan timbangan
II. Letakkan timbangan pada lantai datar
III. Upaya penimbangandilakukan dengan pakaian seminimal
mungkin (tanpa sepatu, jaket, topi, dan lain sebagainya)
26
IV. Sampel yang diukur berdiri pada tempat yang ditentukan,
pandangan lurus kedepan dalam keadaan tenang dan sikap
tegap
V. Catat berat badan dengan seakurat mungkin. Baca hasil angka
penimbangan.
2) Pengukuran Tinggi Badan
Data TB diperoleh dengan mengukur menggunakan microtoice
yang memiliki ketelitian 0,1 cm. Tempelkan microtoa pada
dinding yang lurus datar setinggi 2 meter. Angka 0 pada lantai
datar rata.
I. Lepaskan sandal dan sepatu
II. Sampel berdiri tegak, kaki lurus, pantat, punggung dan bagian
kepalabagian belakang, menepel pada dinding dan muka
menghadap lurus dengan pandangan kedepan.
III. Turunkan microtoa sampai rapat pada bagian kepala atas, siku
harus lurus menempel pada dinding.
IV. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam
microtoa.
Cara mengukur Indeks Massa Tubuh
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan(m2)
2. Data pengetahuan diperoleh dengan memberi skor pada setiap
jawaban dengan skor tinggi 2 dan skor terendah 0 dan di jumlahkan
lalu dihitung dengan rumus :
Data diklasifikasikan menjadi (Mizwar, 2013):
a. Baik : 76%-100%
b. Cukup :56%-75%
c. Kurang :<56%.
3. Pola Makan
27
a. Data pola konsumsi
Dikumpulkan dengan metode FFQ selama 1 hari penuh,
dengan kuesioner pola makan, setelah terkumpul data maka
diperiksa ulang sebelum data diolah di SPSS. Menurut Widajayanti,
2009 dikelompokkan dengan kategori :
a. Tidak baik (>1x/hari,)
b. Kurang baik (≤1-3x/minggu)
c. Baik (≤1x/bulan)
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik
setiap variabel penelitian. Analisis univariat dalam penelitian ini
menggunakan distribusi frekuensi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi karakteristik setiap variabel penelitian. Adapun
variabel yang di analisis adalah pengetahuan, pola makan fast food
dan status gizi .
b. Analisis Bivariat
Dilakukan Uji Chi Square untuk menganalis pengetahuan, pola
makan dan status gizi siswa/siswi dengan ketentuan berdasarkan
nilai p. Jika p <0,005 maka Ha diterima, artinya ada hubungan
pengetahuan, dan pola makan Fast Food siswa/i SMP
Muhammdiyah Lubuk Pakam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Yayasan Perguruan SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam terletak di
Jln.Ra Kartini Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Sekolah didirikan pada
tahun 1950 dan memiliki luas lahan tanah 2.280 m2. Data ruang kelas
SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam berjumlah 6 ruang kelas dan
dilengkapi dengan ruang perpustakaan.
Jumlah murid SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam :
1. Kelas VII : 39 Siswa/i
2. Kelas VIII : 44 Siswa/i
3. Kelas IX : 37 Siswa/i
B. Karakteristik Sampel
1. Umur
Umur merupakan waktu hidup seseorang mulai sejak lahir hingga
sekarang diukur dengan skala waktu, bulan dan tahun disebut umur
(usia). Usia responden pada penelitian ini adalah berkisar antara 12
sampai dengan 17 tahun.
Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan Umur
No Umur n %
1 12 1 1,1
2 13 20 21,5
3 14 32 34,4
4 15 30 32,3
5 16 7 7,5
6 17 3 3,2
Total 93 100
Tabel 2. Menujukkan bahwa distribusi umur sampel yang paling
banyak adalah pada umur 14 tahun yaitu sebesar 34,4% dengan jumlah
32 orang, dan umur sampel yang paling sedikit 12 tahun yaitu sebesar
1,1% dengan jumlah 1 orang.
29
2. Jenis Kelamin
Data karakteristik responden dikelompokkan menurut jenis kelamin.
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin
Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 49 52,7
Perempuan 44 47,3
Total 93 100
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah sampel siswa lebih
banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 49 orang (52,7%)
dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 44 orang
(47,3%).
3. Kelas
Data karakteristik responden dikelompokkan menurut tingkatan kelas
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Distribusi Sampel berdasarkan Kelas
Berdasarkan Tabel 4 Jumlah sampel yang paling banyak yaitu dari
kelas VIII.A dan VIII B sebanyak 17 orang (18,3%) dan jumlah yang paling
kecil yaitu dari kelas IX.A sebanyak 13 orang (14.0%). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.
No Kelas n %
1 VII.A 16 17,2
2 VII.B 14 15,1
3 VIII.A 17 18,3
4 VIII.B 17 18,3
5 IX.A 13 14,0
6 IX.B 16 17,2
Total 93 100
30
C. Hasil Penelitian
1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi terkait mengkonsumsi fast food anak SMP
Muhammadiyah Lubuk Pakam. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Gizi Siswa/i SMP
Muhammadiyah Lubuk Pakam
Pengetahuan n %
Baik 14 15,1
Cukup 35 37,6
Kurang 44 47,3
Total 93 100,0
Tabel 5. Berdasarkan pengetahuan gizi terkait mengkonsumsi fast
food didapatkan hasil dengan kategori kurang sebagian besar sebanyak
44 orang (47,3 %), sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 35
orang (37,6%) dan berpengetahuan baik dengan jumlah 14 orang
(15,1%).
2. Pola Makan Fast Food
Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang
pada waktu tertentu. Data kategori pola makan responden dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. Distribusi Sampel berdasarkan Tingkat Pola Makan
Fast Food
Pola Makan n %
Tidak Baik 78 83,9
31
Kurang Baik 11 11,8
Baik 4 4,3
Total 93 100,0
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan dari 93 sampel diketahui
bahwa frekuensi pola makan fast food yang tidak baik sebanyak 78 orang
(83,9%), dibandingkan dengan yang baik mengkonsumsi makanan fast
food dengan jumlah yang sedikit 4 orang (4,3%). Pola makan Fast food
dipengaruhi berbagai hal antara lain penyajian makanan,pengaruh
lingkungan, faktor kesukaan dan besarnya uang saku.
Pola makan fast food anak sekolah SMP Muhammadiyah Lubuk
Pakam masih banyak terdapat jajanan yang banyak diminati karena faktor
ajakan teman, dan harganya juga sangat terjangku. Jajanan yang banyak
diminati di lingkungan sekolah seperti mie panas yang disajikan dalam
wadah plastik, roti bakar, bakso bakar, dan minuman segar lainnya sperti
nutrisari, jas jus, pop ice dan teh manis dingin. Penelitian yang telah saya
lakukan di sekolah tersebut dengan wawancara dengan siswa/i tersebut
bahwasanya selalu lebih banyak jajan di waktu istirahat atau pada jam
kosong. Hal tersebut juga dipengaruhi karena faktor tidak sarapan di
rumah, ajakan teman, pengaruh lingkungan.
3. Status Gizi
Asupan makanan disertai dengan pemilihan makanan yang baikakan
mendapatkan status gizi yang baik. Hubungan status gizi dapat
dilihat pada tabel.
32
Tabel 7 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Pada
SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam
Variabel n %
Kurus 12 12,9
Normal 66 71
Gemuk 15 16,1
Total 93 100,0
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa dari 93 sampel yang
diteliti sebanyak 66 orang (71%) memiliki status gizi normal dan yang
memliki status gizi kurus sebanyak 12 orang (12,9 %) Sering
mengkonsumsi fast food dapat mengakibatkan terjadinya pola makan
yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol yang
berdampak meningkatkan gizi lebih.
4. Hubungan Pengetahuan Gizi Terhadap Status Gizi
Kecenderungan seseorang untuk memiliki motivasi berperilaku kesehatan
yang baik dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilannya.
Oleh karena itu apabila mempunyai pengetahuan gizi baik diharapkan
mempunyai status gizi yang baik pula.
33
Tabel 8 Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Terhadap Status
Gizi Di SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam
Pengetahuan
Gizi
Kategori Status Gizi Total P.Value
Kurus Normal Gemuk
n % n % n % n %
0,4
Baik 3 21,4 10 71.4 1 7.1 14 100
Cukup 4 11.4 24 68.6 7 20,0 35 100
Kurang 5 11.4 32 72,7 7 15,9 44 100
Total 12 12,9 66 71,0 15 16,1 93 100
Tabel 8 menjelaskan bahwa dari dari 93 sampel mempunyai
pengetahuan gizi yang baik sebanyak 10 orang (71,4 %) kategori normal ,
5 orang (11,4%) kategori kurus dan gemuk 7 orang (20,0 %) kategori
gemuk . Sebaliknya pengetahuan gizi kurang sebanyak 32 orang (72,7 %)
kategori normal.
Hasil ini diperkuat dengan uji statistik dengan Uji Chi-Square
diperoleh p=2.004>0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan gizi pada SMP Muhammadiyah Lubuk
Pakam. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hanum,
dkk. Hal ini disebabkan karena adanya faktor meniru orang lain,
pergaulan, ajakan teman untuk mengkonsumsi makanan fast food.
Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan
kebiasaan makan pada masa remaja adalah pengetahuan gizi yang
rendah . pengetahuan gizi dapat diartikan sebagai kepandaian memilih
makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam
memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi remaja sangat
berpengaruh terhadap pemilihan makanan. Seorang remaja akan
mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang mereka makan mampu
menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan tubuh ( Sadiaoetama, 2003).
5. Hubungan Pola Makan Fast Food Terhadap Status Gizi
34
Pola makan fast food anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam dengan mengkonsumsi makanan dengan nilai gizi yang tidak seimbang bila sudah terlanjur menjadi pola makan akan berdampak negatif pada keadaan gizi. Pola makan karena sering mengkonsumsi jajanan di lingkungan sekolah sehingga menyebabkan kecenderungan untuk mengalami status gizi tidak baik akan semakin tinggi.
Tabel 9 Hubungan Pola Makan Fast Food Terhadap Status Gizi Pada
SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam
Tabel 9 menjelaskan bahwa dari 93 sampel pola makan fast food
yang tidak baik sebanyak 57 orang (73,1%) kategori Normal, 11 orang
(14,1 %) kategori kurus. Kebiasaan makan atau pola makan dapat
menggambarkan frekuensi makan dalam kesehariannya.
Hasil ini diperkuat dengan uji statistik dengan Uji Chi-Square
diperoleh p=2.471 >0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara pola makan fast food terhadap status gizi pada
SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam.
Hal ini bergantung pada kebiasaan makan dirumah maupun
dilingkungan sekolah. Pola makan sangat berkaitan dengan gizinya,
karena semakin sering mengkonsumsi makanan fast food dalam
kesehariannya, maka kecenderungan untuk mengalami status gizi tidak
normal akan semakin tinggi. Berdasarkan penelitian yang sudah saya
lakukan di SMP Muhammadiyah pola makan fast food kategori tidak baik
masih banyak terdapat disekolah tersebut disebabkan karena di
lingkungan sekolah masih banyak terdapat jajanan cepat saji maupun di
luar lingkungan sekolah tersebut.
Pola Makan
Kategori Status Gizi Total P.Value
Kurus Normal Gemuk
n % n % n % n %
0,4
Tidak Baik 10 12,8 57 73,1 11 14,1 78 100
Kurang Baik 2 18,2 6 54,5 3 27,3 11 100
Baik 0 0.0 3 75,0 1 25,0 4 100
Total 12 12,9 66 71,0 15 16,1 93 100
35
Di dalam lingkungan sekolah yaitu terdapat kantin yang menjual
jajanan fast food seperti roti bakar, nasi goreng dengan saus tambahan,
nugget, mie panas yang disajikan dalam wadah plastik. Sedangkan diluar
lingkungan sekolah terdapat jajanan siap saji yang menjual bakso bakar
yang dengan saus disajikan dalam wadah plastik , bakso goreng dan
burger. Minuman juga dijual dalam kemasan seperti nutrisari, dan
minuman cendol yang warna-warni yang mencolok. Siswa siswa sangat
tertarik mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut karena harganya
murah dan warna makanannya menarik.
D. Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui panca indra yang dimilikinya, seperti
mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan merupakan suatu
proses pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap
36
saat mengalami reorganisasi karena masuknya pemikiran-pemikiran baru
(Riyanto dan Budiman, 2013).
Pengetahuan terhadap jajanan fast food sangat kurang sehingga
masih banyak siswa/i yang mengkonsumsi jajanan tanpa memikirkan
dampak atau akibat dari jajanan yang dikonsumsinya tersebut. Banyak
remaja yang kurang mengetahui pentingnya zat gizi yang terkandung
dalam makanan serta fungsinya terhadap tubuh. Remaja kadang tidak
peduli terhadap kandungan zat gizi dalam makanan sehingga ia akan
kesulitan memilih jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan
tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya zat gizi tertentu
(Fikawati, 2017).
Tabel 5. Menunjukkan pengetahuan gizi terkait pola makan fast
food didapatkan hasil dengan kategori kurang sebagian besar sebanyak
44 orang (47,3 %), sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 35
orang (37,6%) dan berpengetahuan baik dengan jumlah 14 orang
(15,1%). Jajanan pola makan yang sering yaitu mie instan, sosis tanpa
merek, bakso sambal, roti bakar, saus tanpa merek, nasi goreng dengan
porsi kecil yang murah, burger, makanan kemasan (snack), minuman
tanpa merek, minuman pop ice.
Namun diketahui siswa dan siswi selain membeli makanan jajanan
kantin sekolah, mereka juga membeli makanan jajanan diluar pagar
sekolah pada saat pulang sekolah. Disamping itu makanan jajanan
sebagian besar mengandung energi dan lemak yang tinggi seperti, burger
dengan roti yang tidak ada label, bakso sambal dengan saus yang tidak
berlebel, sosis tidak berlebel, roti bakar yang dengan menggunakan
margarin yang tidak bermerek, mie instant, bakso bakar, stick kentang
goreng, mie ayam, gorengan, siomay, pangsit, donat, sosis, ayam goreng
kentucky, coca cola, minuman bersoda lainnya.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakkan Uji Chi-Square
diperoleh nilai p value =2.004>0.05, dengan demikian dapat dinyatakan
tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi tentang fast
food terhadap status gizi pada SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam. Hal ini
37
disebabkan karena adanya faktor meniru orang lain, pergaulan, ajakan
teman untuk mengkonsumsi makanan fast food dan perilaku memilih
jajanan makanan juga lebih sering termotivasi mencoba-coba makanan
baru, salah satunya adalah fast food, yang menentukan mudah tidaknya
seseorang dalam memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang
dikonsumsi seperti makanan fast food atau siap saji. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanum, dkk (2017) yang
menyatakan tidak ada hubungan pengetahuan terhadap status gizi.
Pola makan merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap
status gizi. Pola makan dapat dinilai secara langsung dari kualitas dan
kuantitas hidangan. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh,
maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan yang sebaik-baiknya dan
keadaan gizi yang baik pun dapat tercapai (Miko, 2016 ).
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan dari 93 sampel diketahui bahwa
frekuensi pola makan fast food yang tidak baik sebanyak 78 orang
(83,9%), dibandingkan dengan yang baik mengkonsumsi makanan fast
food dengan jumlah yang sedikit 4 orang (4,3%). Pola makan dapat
mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan gizi seimbang sehari-hari.
Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dari 93 sampel yang diteliti
sebanyak 66 orang (71%) memiliki status gizi normal dan yang memliki
status gizi kurus sebanyak 12 orang (12,9 %) dan status gizi gemuk yaitu
BB lebih dengan jumlah 15 orang (16,1%).
Hasil ini diperkuat dengan uji statistik dengan Uji Chi-Square
diperoleh p value =2.471 >0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara pola makan fast food terhadap status gizi
pada SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam. Setelah dilakukan penelitian
bahwa anak SMP Muhammadiyah lebih banyak mengkonsumsi makanan
jajanan fast food yang berada disekolahnya seperti kantin,di luar pagar
sekolah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh ajakan dari teman,
faktor perilaku, pergaulan dan lingkungan. Selain frekuensi konsumsi fast
food, banyak faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kegemukan
38
seperti faktor lingkungan, makan yang berlebihan, riwayat keluarga,
infeksi dan aktivitas fisik.
Kebiasaan makan atau pola makan dapat menggambarkan
frekuensi makan anak SMP dalam kesehariannya. Hal ini bergantung
pada kebiasaan mengkonsumsi makan dirumah maupun dilingkungan
sekolah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hanum, dkk (2017) yang menyatakan tidak ada hubungan pola makan
terhadap status gizi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan tentang fast food anak SMP Muhammadiyah dengan
sebagian besar sebanyak 47,3 %. kategori kurang.
39
2. Menilai pola makan fast food anak SMP Muhammadiyah dengan
kategori lebih dari 73,1% yang tidak baik
3. Status gizi anak SMP Muhammdiyah Lubuk Pakam yang diteliti
sebanyak 71%, memiliki status gizi normal dan yang memiliki status
gizi kurus sebanyak 12,9 % dan status gizi gemuk yaitu BB lebih
dengan jumlah 16,1%.
4. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang fast food dengan
status gizi anak SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam pengetahuan
gizi yang baik sebanyak 10 orang (71,4 %) kategori normal.
5. Menganalisi hubungan pola makan fast food dengan status gizi anak
SMP Muhammadiyah Lubuk Pakam pola makan fast food yang tidak
baik sebanyak 57 orang (73,1%) kategori Normal.
B. Saran
1. Bagi anak sekolah agar membatasi mengkonsumsi makanan fast
food dan lebih ditingkatkan lagi pengetahuan tentang jajanan fast
food disekolah
2. Sebaiknya perlu diadakan penyuluhan disekolah secara berkala dari
UKS sekolah tentang gizi seimbang untuk meningkatkan status gizi
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aan. 2016. 29 Resep Ala FastFood. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Almatsier. 2005. Prinsi Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
40
Anggota Ikapi. 2008. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, Edisi 2. EGC.
Jakarta
Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi, Edisi
2. EGC. Jakarta.
Atika, dkk. 2015. Hubungan Antara Asupan Energi dan Zat Gizi Makro
Dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Negeri 13 Kota Manado.
Jurnal Ilmiah Farmasi. Universitas Sam Ratulangi.
Braithwaite, 2017. Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Indeks Massa
tubuh pada Ank-anak dan Remaja : studi Cross –Secsional
Internasional. Studi Cross- Secsional Multinegara (Studi
Internasional Aama dan Alergi pada Anak (ISAAC). Jurnal
Internasional.
Braithwaite, 2017. Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Indeks Massa
Tubuh Pada Anak-anak dan Remaja : studi Cross-Secsional Internasional.
Jurnal Internasional.
Dahlan, 2010. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, deskriptif,
bivariat, dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan
spss. Salema Medika. Jakarta.
Dewi, dkk. 2017. Ilmu Gizi Untuk Praktisi kesehatan. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Fikawati, dkk. 2017. Gizi Anak Dan Remaja. PT. Raja Grafindo
Persada, Depok.
Hanum, dkk. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan
Mengkonsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja .
Departement Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu
Keperawaratan. Universitas Riau.
Hariwiaya. 2007. Metodologi dan Teknik Penulisan SKRIPSI, TESIS
DAN DISERTASI. elMATERA Publishing. Yogyakarta.
Imtihani dan Noer. 2013. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, Dan Peer
Group Dengan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada
Remaja Putri. Journal of Nutrition College. Universitas Diponegoro.
Moehji. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi 2. Pustaka Kemang. Jakarta
41
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Perpustakaan
Nasional RI. 2012.
Oktaviani, dkk. 2012. Hubungan Kebiasaan konsumsi Fast Food,
Aktifitas Fisik, Pola Komsumsi, Karakteristik Remaja dan Orangtua
Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Study Kasus Pada Siswa SMA
Negeri 9 Semarang Tahun 2012). Journal Undip. Universitas
Diponegoro.
Pakar Gizi Indonesia. 2017. Ilmu Gizi : Teori dan Aplikasi. EGC. Jakarta
Puput, 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan
Balita Terhadap Status Gizi Balita Kabupaten Karanyar. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah.
Rahmat, 2015. Metodologi Penelitian Gizi & Kesehatan. EGC. Jakarta.
Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Supariasa, dkk. 2014. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta
Susetyowaty, 2017. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. EGC. Jakarta.
Widajanti, Laksini. 2009. Survey Konsumsi Universitas . Diponegoro.
Widajanti, L, Buku Petunjuk Praktikum Survey Konsumsi Gizi. Bagian
Prodi Magister Gizi Masyarakat Program Pasca Sarjana Undip.
(Semarang, 2009).
Retno Wahyuningsih. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Lampiran 1
PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT )
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : ...................................................................................
42
Tempat Tgl Lahir : ...................................................................................
Alamat :....................................................................................
No Telepon/ Hp :....................................................................................
Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian
dengan judul ‘’ Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan Fast Food
Terhadap Status Gizi Anak SMP Muhammdiyah Kab. Lubuk Pakam’’
yang dilakukan oleh :
Nama : Sri Karolina Laowo
Alamat : Jln. Petapahan Lubuk Pakam
Instansi : Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Program
D-IV
No HP : 082166818827
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya
tanpa ada paksaan dari siapapun.
Lubuk Pakam......................2017
Peneliti Responden
( Sri Karolina Laowo ) (..........................................)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN FAST FOOD
TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SMP MUHAMMADIYAH
LUBUK PAKAM KAB. DELI SERDANG
43
A. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :
TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
JENIS KELAMIN :
ALAMAT :
KELAS :
TB : (cm)
BB : (kg)
B. PENGETAHUAN TENTANG FAST FOOD
1. Apakah yang dimaksud dengan makanan fast food ?
a. Makanan yang disajikan secara cepat, praktis, waktu
persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta
rendah serat dan tinggi lemak.
b. Makanan yang enak dan penyajiannya cepat
c. Minum jamu
2. Seberapa sering anda mengemil / mengkonsumsi snack?
a. Sering (4-7 kali/minggu)
b. Tidak sering (≤3 kali/ minggu )
c. Pada saat jam istirahat
3. Seberapa sering anda mengkonsumsi makanan jadi/ jajanan fast
food?
a. Sering (4-7 kali/minggu)
b. Pada saat jam istirahat
c. Tidak sering (≤3 kali/ minggu )
44
4. Makanan cepat saji pada umumya makanan yang mengandung
zat gizi?
a. Kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi
b. Serat dan lemak
c. Lemak dan vitamin
5. Apa saja yang termasuk jenis-jenis dari makanan cepat saji
adalah
a. Kentang goreng, mie goreng, mie instant, bakso bakar, mie
ayam, gorengan, siomai, pangsit, donat, sosis, ayam goreng
Kentucky.
b. Daging - dagingan
c. Makanan ringan.
6. Apakah makanan cepat saji seperti mie instant, bakso bakar, mie
ayam, gorengan, siomai, pangsit, donat, sosis ayam goreng
kentucky baik untuk kesehatan ?
a. Baik, jika dikonsumsi tidak lebih dari 2x sebulan
b. Baik, jika dikonsumsi tidak lebih dari 2x seminggu
c. Tidak baik
7. Apakah dampak dari mengkonsumsi makanan cepat saji yang
secara terus-menerus?
a. Dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes melitus,
hipertensi, kanker, stroke dan kolestrol tinggi
b. Dapat memicu faktor kegemukan
c. Penurunan fungsi paru-paru
8. Bagaimana cara mengatasi dampak dari mengkonsumsi
makanan cepat saji?
45
a. Dengan cara mengimbangi dengan pola makan lain yang
sehat. misalnya dengan memperbanyak sayuran dan buah-
buahan untuk mengganti kadar serat yang minim.
b. Harus diimbangi dengan olah raga.
c. Banyak minum obat-obatan
9. Pada umumnya makanan fast food (mie instant, bakso bakar, mie
ayam, gorengan, siomai, pangsit, donat, sosis ayam goreng
Kentucky) mengandung zat gizi ?
a. Serat dan vitamin
b. Karbohidrat dan lemak
c. Vitamin
10. Faktor yang menyebabkan terjadinya gizi lebih/kegemukan
adalah
a. Sayuran
b. Aktifitas fisik (olah raga ) secara teratur
c. Konsumsi jajanan yang berlebihan
Lampiran 3
Pertanyaan Pola Makan
No Jenis
Makanan
Frekuensi Konsumsi URT
(gr)
46
>1x/hari ≤ 1-3x/minggu ≤ 1x/ bln
A. Makanan
1 Sosis
2 Roti Bakar
3 Kentucky
4 Mie Instan
5 Nasi goreng
7 Bakso bakar
8 Bakso goreng
9 Nugget
10 Donat
11 Siomay
12 Mie Ayam
13. Dll. ...
B.
Minuman
1 Pop Ice
2 Teh Manis
47
3 Soft Drink
4 Nutri Sari
5. Susu Frisian
Flag
6. Dll...
48
LAMPIRAN 4
MASTER TABEL
SAMPEL SMP MUHAMADIYAH LUBUK PAKAM
No. NAMA TANGGAL LAHIR
UMUR JK ALAMAT KELAS TB BB IMT STATUS GIZI
Pengetahuan gizi Pola Makan
Score Kategori Score Kategori
1 JANA DABARIBA 08-Oct-2004
14
Laki-laki
jl.RA.Kartini 05
VII-A
151.0 40.4 -0.43 Normal 50 Kurang 6,1 tidak pernah
2 MAUDY APRILIA 04-Mar-04
14
Perempuan
jl.Ahmad Dahlan
VII-A
145.3 48.8 1.08 Gemuk 80 Baik 6,2
Sering
dikonsumsi
3 PINKAN CAHYA 25-Jun-05
13
Perempuan
Jln.Wr Supratman
VII-A
158.0 38.0 -1.74 Normal 80 Baik 6,1
Sering
dikonsumsi
4 ADELIA REVA 13-Sep-05
13
Perempuan
jl.Galang
VII-A
154.0 42.2 -0.28 Normal 80 Baik 8,4
Sering
dikonsumsi
5 VENI SEFFANI 21-Sep-04
14
Perempuan
jl.Supratman
VII-A
162.0 39.4 -2.14 Kurus 80 Baik 6,7
Sering
dikonsumsi
6
TASYA KOMALA BINTANG 19-Mar-05
13
Perempuan
Tj. Mulia
VII-A
160.0 33.7 -3.35 Kurus 70 Cukup 6,7
Sering
dikonsumsi
7
ALYA ANDINI IRMAWAN 11-Sep-05
13
Perempuan
Pembangunan
VII-A
158.0 35.1 -2.48 Kurus 70 Cukup
6,7
Sering
dikonsumsi
8 Hanifa Fatiha 24-Oct-2004
14
Perempuan
Bakaran Batu
VII-A
148.0 42.0 0.00 Normal 70 Cukup 7,3
Sering
dikonsumsi
9
ABDUL MALIK KARINA 19-Jun-05
13
Laki-laki
Sekip
VII-A
141.5 29.9 -1.93 Normal 70 Cukup 9,0 kadang-kadang
10 CINTA NOFITRI 07-Oct-2005
13
Perempuan
Pasar Miring
VII-A
150.0 51.0 1.36 Gemuk 30 Kurang 8,9
Sering
dikonsumsi
11
MHD RANGGA ASRIKA 20-Mar-05
13
Laki-laki
Bakaran Batu
VII-A
159.0 35.4 -2.84 Kurus 40 Kurang 13,5 kadang-kadang
12 MOHAMAD YAZID 03-Apr-05
13
Laki-laki
jln.Sultan Hasanudin
VII-A
154.0 38.2 -1.17 Normal 50 Kurang 15,8 Sering
49
dikonsumsi
13 IRWANDY TARIGAN 12-Apr-04
14
Laki-laki
jl.RA.Kartini
VII-A
146.0 37.5 -0.68 Normal 30 Kurang 12,7
Sering
dikonsumsi
14 M.AIDIL SYAHPUTRA 19-Oct-2004
14
Laki-laki
jl.RA.Kartini
VII-A
160.0 45.1 -0.47 Normal 40 Kurang 16,4 kadang-kadang
15 Muhammad Riziki 03-Feb-06
12
Laki-laki
jl.Galang
VII-A
162.5 50.6 0.66 Normal 30 Kurang 12,2 kadang-kadang
16 M.Yusuf 18-Sep-05
13
Laki-laki
jl. Galang
VII-A
157.0 42.7 -0.30 Normal 40 Kurang 1,0
Sering
dikonsumsi
17 ARISKA DWI 25-Sep-05
13
Perempuan
jl.Galang
VII-B
148.0 33.4 -1.63 Normal 70 Cukup 11,8
Sering
dikonsumsi
18
NAILA SYAITRA ABDI
25-Aug-2005
13
Perempuan
jl.Thamrin
VII-B
149.0 33.0 -1.91 Normal 70 Cukup 12,7
Sering
dikonsumsi
19 WINDA KHARANI 10-Jun-05
13
Perempuan
Harmoni
VII-B
152.0 59.4 1.94 Gemuk 70 Cukup 14,9
Sering
dikonsumsi
20 NURSYARI AISYAH
05-Aug-2004
14
Perempuan
jl.KH Ahmad Dahlan
VII-B
146.0 55.2 1.79 Gemuk 60 Cukup 12,2 kadang-kadang
21 AISAYAH SABRINA 11-Jan-05
13
Perempuan
Lubuk Pakam
VII-B
155.0 36.4 -1.95 Normal 50 Kurang 13,4
Sering
dikonsumsi
22 DWI ICHSAN 30-Mar-05
13
Laki-laki
Desa Tanjung Baru
VII-B
151.0 46.1 0.78 Normal 60 Cukup 13,4
Sering
dikonsumsi
23 SALSABIL EKA 12-Nov-05
13
Perempuan
GALANG
VII-B
156.0 56.0 1.47 Gemuk 42 Kurang 13,9
Sering
dikonsumsi
24 NURAINI 26-Nov-04
14
Perempuan
jl. Agus Salin
VII-B
159.0 48.8 0.08 Normal 40 Kurang 11,2 kadang-kadang
25 TOMINGSE MANALU 03-Feb-04
14
Laki-laki
jl.Ra.Kartini
VII-B
155.0 49.9 0.62 Normal 30 Kurang 12,7
Sering
dikonsumsi
26 RIYAN DABARIBA 09-Sep-04
14
Laki-laki
Ra.Kartini
VII-B
150.0 39.9 -0.45 Normal 40 Kurang 13,2
Sering
dikonsumsi
50
27
MHD Sunaidy Siagian 23-Jun-05
13
Laki-laki
Perbarakan
VII-B
141.0 48.8 2.00 Gemuk 40 Kurang 12,2 kadang-kadang
28 Farhan Abdillah
21-Aug-2005
13
Laki-laki
Pasar Baru
VII-B
145.5 35.8 -0.55 Normal 60 Cukup 8,9 kadang-kadang
29 Difan Faza Tanjung 17-Oct-2004
14
Laki-laki
dsn Melayu
VII-B
149.1 38.2 -0.71 Normal 60 Cukup 16,1
Sering
dikonsumsi
30 Yessy Tanjung
22-Dec-2003
15
Perempuan
jl. Pelak Ds Sekip
VII-B
138.0 33.9 -0.82 Normal 40 Kurang 11,2
Sering
dikonsumsi
31 Giska Dwi Amanda 02-Oct-2004
14
Perempuan
Pasar Miring
VIII-A
158.0 36.2 -2.49 Kurus 60 Cukup 6,17 kadang-kadang
32 May Sarah Chaniago
18-May-2004
14
Perempuan
jl.Bakaran Batu
VIII-A
144.8 47.8 1.04 Gemuk 60 Cukup 6,7 tidak pernah
33
Laila Mansuriyani Pr 19-Apr-04
14
Perempuan
jl.Kh Agus Salim
VIII-A
148.0 44.6 0.29 Normal 80 Baik 3,4
Sering
dikonsumsi
34 Diah Ayu Alfian
22-May-2003
15
Perempuan
Jl.Karya Bakti
VIII-A
154.3 43.0 -0.84 Normal 80 Baik 4,4
Sering
dikonsumsi
35 Nuraina 24-Apr-04
14
Perempuan
jl.Galang
VIII-A
149.0 36.8 -1.33 Normal 50 Kurang 3,3
Sering
dikonsumsi
36 Nurul Bintang Keysa 22-Jul-04
14
Perempuan
Ds.Pasar Miring
VIII-A
150.0 36.8 -1.38 Normal 80 Baik 6,7
Sering
dikonsumsi
37 Sundari Julita 08-Dec-2004
14
Perempuan
gg.Mesjid
VIII-A
154.0 51.4 0.87 Normal 70 Cukup 6,2 tidak pernah
38 Fatwan Fahri 10-Jan-04
14
Laki-laki
Ds.Tanjung Mulia
VIII-A
164.0 48.0 -0.63 Normal 20 Kurang 6,7
Sering
dikonsumsi
39 Mhd Syari 01-Feb-02
16
Laki-laki
gg. Spoor
VIII-A
165.2 58.5 0.30 Normal 90 Baik 6,2
Sering
dikonsumsi
40 Mhd Arif Dermawan 26-Jan-04
14
Laki-laki
Ds Suka Mandi
VIII-A
184.0 70.3 0.61 Normal 60 Cukup 3,9
Sering
dikonsumsi
41 Rizki Aditya 11-Dec-2003
15
Laki-laki
jl.Lestari
VIII-A
173.0 58.1 0.06 Normal 70 Cukup 6,2
Sering
dikonsumsi
51
42 Juni Sartika 18-Jun-03
15
Perempuan
jl.sedar Merbau
VIII-A
154.0 46.4 -0.20 Normal 70 Cukup 6,2
Sering
dikonsumsi
43 Kanjul Ilmi Siregar 01-Apr-04
14
Laki-laki
Tanjung Morawa
VIII-A
153.0 37.4 -1.66 Normal 80 Baik 3,4
Sering
dikonsumsi
44 Tegar Pratama 12-Jul-04
14
Laki-laki
Tanjung Morawa
VIII-A
148.0 37.4 -0.87 Normal 60 Cukup 6,2
Sering
dikonsumsi
45 Amelia 28-Oct-2004
14
Perempuan
Pagar Merbau III
VIII-A
148.0 36.0 -1.25 Normal 80 Baik 9,4
Sering
dikonsumsi
46 Fiqih Fadtonah 24-Jul-05
13
Laki-laki
jl.medan
VIII-A
136.0 40.4 1.38 Gemuk 10 Kurang 4,4
Sering
dikonsumsi
47 Nayla CAhaya Putri 10-Sep-05
13
Perempuan
Lubuk Pakam
VIII-A
147.0 42.3 0.42 Normal 60 Cukup 6,7
Sering
dikonsumsi
48 Nunung Triana 25-Jun-03
15
Perempuan
jl.galang
VIII-B
151.0 36.0 -2.00 Kurus 80 Baik 6,7
Sering
dikonsumsi
49 Diva Ikawati 27-Dec-2003
15
Perempuan
jl.bakaran Batu
VIII-B
150.5 37.6 -1.35 Normal 50 Kurang 6,1
Sering
dikonsumsi
50 Seiviana Marhamah 29-Mar-04
14
Perempuan
jl.Perjuangan
VIII-B
152.0 44.7 -0.09 Normal 60 Cukup 4,5
Sering
dikonsumsi
51 M.Helmi 08-Jun-03
15
Laki-laki
Lubuk Pakam
VIII-B
172.5 58.7 0.03 Normal 40 Kurang 6,7
Sering
dikonsumsi
52 Muhammad Ibrahim 01-Apr-04
14
Laki-laki
Jl.pelita
VIII-B
163.0 47.8 -0.48 Normal 60 Cukup 6,1
Sering
dikonsumsi
53 Suci Wulandari 06-Jan-03
15
Perempuan
jl.Tengku Fahrudin
VIII-B
150.0 35.6 -2.08 Kurus 50 Kurang 6,1
Sering
dikonsumsi
54 Sandya Dela Agustin
03-Aug-2004
14
Perempuan
jl.Jati sari
VIII-B
154.0 43.5 -0.40 Normal 50 Kurang 6,2
Sering
dikonsumsi
55 Yusmarlina Priatini 29-Feb-04
14
Perempuan
Jl.Sempurna gg.Buntu
VIII-B
152.0 40.4 -1.25 Normal 40 Kurang 3,9
Sering
dikonsumsi
52
56 Ahmad Tegar Rekadaya 23-Jan-03
15
Laki-laki
jl.Sultan Hasanudin
VIII-B
154.0 39.3 -1.71 Normal 30 Kurang 6,2
Sering
dikonsumsi
57 Safrijal Dabariba
09-May-2002
16
Laki-laki
jl.RA Kartini
VIII-B
164.4 48.7 -1.10 Normal 10 Kurang 6,1
Sering
dikonsumsi
58 S.A Safry Saing 19-Sep-03
15
Laki-laki
jl.PA Kartini
VIII-B
148.7 41.3 -0.34 Normal 70 Cukup 3,9 kadang-kadang
59 Muhammad Rafiq Hrp
09-May-2004
14
Laki-laki
jln.Galang
VIII-B
137.9 31.6 -1.20 Normal 60 Cukup 6,2
Sering
dikonsumsi
60 Arif Satria Tarigan
12-Aug-2004
14
Laki-laki
jl.Utama Punden Rejo
VIII-B
165.0 82.5 2.74 Gemuk 70 Cukup 6,1
Sering
dikonsumsi
61 Aldy Ramadhan
27-Dec-2003
15
Laki-laki
Tanjung Morawa
VIII-B
147.0 51.0 1.42 Gemuk 70 Cukup 6,2 kadang-kadang
62 Rico Ramadhani 01-Feb-04
14
Laki-laki
Paluh kemiri
VIII-B
155.0 41.5 -0.92 Normal 40 Kurang 4,0
Sering
dikonsumsi
63 Yurinaldi 11-Mar-02
16
Laki-laki
Ds.Pagar Jati
VIII-B
151.0 41.5 -1.05 Normal 60 Cukup 3,4
Sering
dikonsumsi
64 Febri Andika 10-Jun-03
15
Laki-laki
Petapahan
VIII-B
140.0 45.0 1.12 Gemuk 50 Kurang 6,2
Sering
dikonsumsi
65 Aris Darmawan 03-Mar-03
15
Laki-laki
Sidodadi Baru
IX-A
163.0 40.5 -2.60 Kurus 80 Baik 14,9
Sering
dikonsumsi
66 Novia 03-Nov-03
15
Perempuan
Paluh Kemiri
IX-A
149.0 46.1 0.31 Normal 70 Cukup 14,4
Sering
dikonsumsi
67 Gerald 04-Apr-03
15
Laki-laki
jl.Pantai labu
IX-A
166.0 39.0 -3.43 Kurus 30 Kurang 10,7
Sering
dikonsumsi
68 Syarani Febriani 22-Feb-03
15
Perempuan
Ds.Parbarakan
IX-A
156.0 42.2 -1.23 Normal 70 Cukup 15,4
Sering
dikonsumsi
69 Wita 01-Aug-2003
15
Perempuan
jl.ST Hasanudin Psr 3
IX-A
153.0 37.0 -1.97 Normal 80 Baik 13,4
Sering
dikonsumsi
53
70 FAuzi Angga Syahputr 07-Nov-03
15
Laki-laki
ds. Sekip
IX-A
162.0 45.0 -1.08 Normal 60 Cukup 11,2
Sering
dikonsumsi
71 Niko 06-Sep-01
17
Laki-laki
Jl.RA Kartini L.Pakam
IX-A
156.0 44.3 -1.19 Normal 70 Cukup 11,7
Sering
dikonsumsi
72 Defin 01-Mar-02
16
Laki-laki
Batu 8
IX-A
163.0 63.9 1.12 Gemuk 60 Cukup 7,9
Sering
dikonsumsi
73 Atria Ayu Lestari 20-Jun-03
15
Perempuan
jln.Pematang Siantar
IX-A
157.0 45.0 -0.79 Normal 30 Kurang 11,2
Sering
dikonsumsi
74 Boby Ananda 21-Jul-03
15
Laki-laki
Jln.Pematang Siantar
IX-A
160.0 53.9 0.56 Normal 50 Kurang 9,9
Sering
dikonsumsi
75 Jefri 15-Apr-03
15
Laki-laki
jl.Sekip
IX-A
157.2 44.6 -0.82 Normal 40 Kurang 12,9
Sering
dikonsumsi
76 Rizky kurniawan 25-Jul-03
15
Laki-laki
RA Kartini
IX-A
160.0 49.2 -0.14 Normal 20 Kurang 8,9
Sering
dikonsumsi
77 Dimas Ramadani 23-Jun-05
13
Laki-laki
jl.Galang
IX-A
153.0 42.3 -0.01 Normal 90 Baik 12,7 tidak pernah
78 Putri Agustina
21-Aug-2002
16
Perempuan
Perbarakan
IX-B
153.0 43.5 -0.76 Normal 30 Kurang 14,4
Sering
dikonsumsi
79
Sherly Hemalia Delvi 22-Jun-02
16
Perempuan
Pagar Jati
IX-B
158.2 48.1 -0.52 Normal 30 Kurang 17,1
Sering
dikonsumsi
80 Adina 21-Apr-04
14
Perempuan
Beringin Sidodadi
IX-B
154.0 41.0 -1.97 Normal 70 Cukup 20,8
Sering
dikonsumsi
81 Agustina Sikumbang
18-Aug-2003
15
Perempuan
Lubuk Pakam
IX-B
154.4 59.7 1.43 Gemuk 70 Cukup 19,1
Sering
dikonsumsi
82 Habib 06-Apr-03
15
Laki-laki
Ds Sekip
IX-B
162.3 42.0 -2.05 Kurus 70 Cukup 15,4
Sering
dikonsumsi
83 Sidiq Wacana 07-Jun-03
15
Laki-laki
ds Sekip
IX-B
152.0 54.9 1.33 Gemuk 50 Kurang 12,2
Sering
dikonsumsi
54
84 Heni 02-Jul-03
15
Perempuan
Tanjung Morawa
IX-B
148.0 37.2 -1.11 Normal 40 Kurang 15,9
Sering
dikonsumsi
85 martogi 10-Oct-2002
16
Laki-laki
Jl.Galang
IX-B
153.4 43.1 -1.01 Normal 30 Kurang 17,6
Sering
dikonsumsi
86 Nurika Aulia 24-Apr-03
15
Perempuan
Pagar merbau
IX-B
158.0 43.3 -1.19 Normal 50 Kurang 12,2
Sering
dikonsumsi
87 Al Nizar 02-Sep-03
15
Laki-laki
Lubuk Pakam
IX-B
172.0 93.0 2.74 Gemuk 40 Kurang 11,7
Sering
dikonsumsi
88 Faiz Ardana 11-Feb-04
14
Laki-laki
Jl.RA Kartini
IX-B
159.0 48.8 0.07 Normal 30 Kurang 14,9
Sering
dikonsumsi
89 M.Ismail 22-Mar-01
17
Laki-laki
Lubuk Pakam
IX-B
154.0 40.3 -1.98 Normal 60 Cukup 15,9
Sering
dikonsumsi
90 Manik-manik 10-Aug-2003
15
Laki-laki
Jl.Paluh Kemiri
IX-B
151.0 37.0 -1.73 Normal 40 Kurang 14,7
Sering
dikonsumsi
91 Nia Yusnita 17-Jan-01
17
Perempuan
jl.Tanjung Morawa
IX-B
145.0 32.1 -2.65 Kurus 30 Kurang 19,8
Sering
dikonsumsi
92 Yusti Amira 16-Feb-03
15
Perempuan
jl.Pematang Terang
IX-B
155.0 35.0 -2.88 Kurus 40 Kurang 15,4
Sering
dikonsumsi
93 Muhammad Rhido Ilahi 17-Sep-04
14
Laki-laki
RA Kartini Pasar V
IX-B
149.0 39.0 -0.53 Normal 30 Kurang 18,1
Sering
dikonsumsi
55
Lampiran 6
Tabel Kategori Skor Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 14 15.1 15.1 15.1
Cukup 35 37.6 37.6 52.7
Kurang 44 47.3 47.3 100.0
Total 93 100.0 100.0
Tabel kategori jumlah skor nilai pola makan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak baik 78 83.9 83.9 83.9
kurang baik 11 11.8 11.8 95.7
baik 4 4.3 4.3 100.0
Total 93 100.0 100.0
Tabel kategori _imt
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurus 12 12.9 12.9 12.9
Normal 66 71.0 71.0 83.9
Gemuk 15 16.1 16.1 100.0
Total 93 100.0 100.0
56
Lampiran 7 Tabel Analisis Statistik Hubungan Pengetahuan Gizi, Pola Makan Fast Food A. Tabel Analisis Statistik Hubungan Pengetahuan Gizi Terhadap
Status Gizi
Kategori Score Pengetahuan Gizi * kat_imt
Kategori _imt
Total Kurus Normal Gemuk
Kategori Skor
Pengetahuan Gizi
Baik Count 3 10 1 14
% within Kategori Skor
Pengetahuan 21.4% 71.4% 7.1% 100.0%
Cukup Count 4 24 7 35
% within Kategori Skor
Pengetahuan 11.4% 68.6% 20.0% 100.0%
Kurang Count 5 32 7 44
% within Kategori Skor
Pengetahuan 11.4% 72.7% 15.9% 100.0%
Total Count 12 66 15 93
% within Kategori Skor
Pengetahuan 12.9% 71.0% 16.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.004a 4 .735
Likelihood Ratio 2.040 4 .728
Linear-by-Linear Association .651 1 .420
N of Valid Cases 93
a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,81.
57
B. Tabel Analisis Statistik Hubungan Pengetahuan Gizi
Terhadap Status
pola makan * kat_imt
kat_imt
Total Kurus Normal Gemuk
kategori jumlah skor
nilai pola makan
tidak baik Count 10 57 11 78
% within kategori jumlah skor
nilai pola makan
12.8% 73.1% 14.1% 100.0%
kurang baik Count 2 6 3 11
% within kategori jumlah skor
nilai pola makan
18.2% 54.5% 27.3% 100.0%
baik Count 0 3 1 4
% within kategori jumlah skor
nilai pola makan
.0% 75.0% 25.0% 100.0%
Total Count 12 66 15 93
% within kategori jumlah skor
nilai pola makan
12.9% 71.0% 16.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.471a 4 .650
Likelihood Ratio 2.829 4 .587
Linear-by-Linear Association .843 1 .359
N of Valid Cases 93
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,52.
58
Lampiran 8
Bukti Bimbingan Skripsi
Nama : Sri Karolina Laowo
NIM : P01031214055
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan Fast
Food terhadap status Gizi Anak SMP
Muhammdiyah Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang.
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes
No Hari /
Tanggal
Topik Bimbingan Tanda
Tangan
Mahasis
wa
Tanda
Tangan
Pembimbing
1. 28
September
2017
Perkenalan kepada dosen
pembimbing dan menentukan judul
topik
2. 2 Oktober
2017
Diskusi tentang Judul, tujuan,
rumusan masalah ( latar belakang )
4. 12 Oktober
2017
Meminta Izin kepada kepala sekolah
untuk melakukan penelitian disekolah
tersebut.
5. 18 Oktober
2017
Pemeriksaan BAB I serta perbaikan
BAB I dalam penulisan tanda baca.
7. 22 Oktober
2017
Acc BAB I, BAB II, BAB III
revisi kuesioner.
8. 25 Oktober
2017
Salah penulisan ketikan,
penambahan daftar pustaka statistik.