Upload
dodieu
View
236
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL
DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF
FISIKA KELAS X SMA
Skripsi
Skripsi
Oleh :
Rini Setyaningsih
K2307047
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL
DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF
FISIKA KELAS X SMA
Oleh :
Rini Setyaningsih
K2307047
Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Rini Setyaningsih. HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI
SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF
FISIKA KELAS X SMA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui ada atau tidak adanya
hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan kognitif
Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (2)
mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara interaksi sosial
dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (3) Untuk mengetahui ada atau tidak adanya
hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan interaksi sosial dalam
keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X sejumlah 347 siswa
dengan sampel 43 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Cluster
Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
dokumentasi, sedangkan teknik analisis datanya adalah teknik analisis regresi linier
ganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1). Ada hubungan
yang signifikan antara Motivasi Belajar dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa
kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (2). Ada hubungan yang
signifikan antara Interaksi sosial dalam keluarga dengan Kemampuan Kognitif
Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (3). Ada
hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar dan Interaksi sosial dalam
keluarga secara bersama-sama dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X
SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
Temuan lain yang dapat dilaporkan dalam penelitian ini adalah persamaan
garis regresi linier Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0, 350 X2. Hal ini berarti bahwa rata-
rata tingkat kemampuan awal kognitif fisika siswa (Y) sebesar -14,704 akan
meningkat atau menurun sebesar 0,351 untuk setiap peningkatan atau penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
satu unit motivasi belajar (X1) dan juga akan meningkat atau menurun sebesar
0,350 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit interaksi sosial dalam
keluarga (X2). Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel
adalah: (1) Sumbangan relatif motivasi belajar (X1) terhadap kemampuan kognitif
Fisika (Y) sebesar 64,64%; (2) Sumbangan relatif interaksi sosial dalam keluarga
(X2) terhadap kemampuan kognitif Fisika (Y) sebesar 35,36%; (3) Sumbangan
efektif motivasi belajar (X1) terhadap kemampuan kognitif Fisika (Y) sebesar
14,86%; (4) Sumbangan efektif interaksi sosial dalam keluarga (X2) terhadap
kemampuan kognitif Fisika (Y) sebesar 9,583%.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Interaksi Sosial dalam Keluarga dan Kemampuan
Kognitif Fisika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Rini Setyaningsih. THE RELATION OF LEARNING MOTIVATION AND
SOCIAL INTERACTION IN A FAMILY WITH STUDENT’S COGNITIVE
CAPABILITY OF PHYSIC SENIOR HIGH SCHOOL SUBJECT GRADE X.
Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty , Sebelas Maret
University, July 2011.
The purpose of this study ARE to: (1) Determine whether there is a
significant relation between motivation to learn with student’s cognitive capability
of physic subject of grade x at senior high school Integrated 2 Sukoharjo school
year 2010/2011; (2) Determine whether there is a significant relation between
social interaction in families with student’s cognitive capability of physic subject of
grade x at senior high school Integrated 2 Sukoharjo school year 2010/2011; (3)
Determine whether there is a significant relations between learning motivation and
social interaction in families with student’s cognitive capability of physic subject of
grade x at senior high school Integrated 2 Sukoharjo school year 2010/2011.
Research method applied is quantitative descriptive of correlation. The
population in this study are all students in grade X some 347 students with a sample
of 43 students. The sampling technique with cluster random sampling technique is
by lottery. Data collection techniques are questionnaires and documentation, while
the data analysis technique used is multiple linear regression analysis techniques.
Based on this research it can be concluded that; (1). There is significant
influence between motivation to learn with student’s cognitive capability of physic
(Y) class X students SMA N 2 Sukoharjo School Year 2010/2011; (2). There is
significant influence between social interaction within the family (X2) on student’s
cognitive capability of physic (Y) class X students SMA N 2 Sukoharjo School
Year 2010/2011; (3). There is significant influence between motivation to learn
(X1) and social interactions within families (X2) with student’s cognitive capability
of physic (Y) class X students SMA N 2 Sukoharjo School Year 2010/2011.
Other findings can be reported in this study is the linear regression line
equation Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0, 350 X2. This means that on average one unit
of student’s cognitive capability of physic (Y) by -14,704 will increase or decrease
by 0,351 for every one unit increase or decrease motivation to learn (X1) and will
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
also be increased or decreased by 0,350 for each increase or decrease of one unit of
social interaction in the family (X2). The amount of donations given by each of the
variables are: (1) the relative contribution of motivation to learn (X1) on student’s
cognitive capability of physic (Y) of 64,64%; (2) the relative contribution of social
interaction within the family (X2) on student’s cognitive capability of physic (Y) of
35,36%; (3) Contributions effective motivation to learn (X1) on student’s cognitive
capability of physic (Y) of 14,867%; (4) Contributions effective social interaction
within the family (X2) on learning achievement (Y) of 9,583%.
Keywords : Learning Motivation, Social Interaction In Families, and student’s
cognitive capability of physic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“(1) Demi masa, (2) sesungguhnya manusia kerugian, (3) melainkan yang
beriman dan beramal sholeh” (QS. Ashr)
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai
(dari suatu urusan) , kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyirah: 6-8 )
“Setiap perbuatan mengandung dan mengundang konsekuensi di dalamnya,
maka harus dipikirkan sebelum bertindak.” (Penulis).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibu (Suwartinah), Bapak (Dari), Mas Siswanto,
Mbak Jatun, Dek Yuli, Mbah, dan seluruh
keluarga tercinta.
2. Teman-teman kost “ Hanifah”, terkhusus Three
Angel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat
teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si, Pembimbing Akademik (PA) yang
senantiasa memberikan semangat.
5. Bapak Drs. Edy Wiyono, M.Pd, Dosen Pembimbing I Program Fisika Jurusan
P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
6. Ibu Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Bambang Suryono, Dipl. Ed, Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Dra. Ary Setyani, guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 2 Sukoharjo yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan
penelitian.
9. Siswa-siswi kelas X.2 dan X.6 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Terima kasih atas
bantuan dan kerjasamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
10. Ibu, Bapak, Mas, Nenek, dan segenap keluarga yang telah memberikan do’a
restu serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
11. Teman-teman Fisika terkhusus angkatan 2007.
12. Mak Yem, Pak Harso, Bu Sri, Mbak Dewi, Mbak Tun yang telah membantu
saya.
13. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Dalam skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan
maka sangat diharapkan atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga karya ini bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. x
KATA PENGANTAR ................................................................................ xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6
1. Motivasi Belajar ....................................................................... 6
a. Pengertian Belajar ................................................................ 6
b. Pengertian Motivasi .............................................................. 6
c. Pengertian Motivasi Belajar................................................... 8
d. Macam-macam Motivasi........................................................ 9
e. Fungsi, Ciri-ciri dan Bentuk-bentuk
Motivasi dalam Belajar........................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
f. Cara Memotivasi Siswa Belajar............................................. 13
2. Interaksi Sosial dalam Keluarga ............................................... 15
a. Pengertian keluarga............................................................... 15
b. Interaksi Sosial dalam Keluarga............................................ 16
3. Kemampuan Kognitif Fisika ..................................................... 18
a. Pengertian kemampuan Kognitif ......................................... 18
b. Pengertian Fisika ................................................................ 21
4. Listrik Dinamis......................................................................... 22
a. Arus Listrik ........................................................................ 22
b. Beda Potensial .................................................................... 23
c. Hukum Ohm.......................................................................... 23
d. Rangkaian Hambatan Listrik................................................. 24
1) Rangkaian Hambatan Seri ............................................. 24
2) Rangkaian Hambatan paralel ......................................... 25
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 26
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 28
D. Perumusan Hipotesis ...................................................................... 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 31
A. Jenis dan Desain penelitian............................................................... 31
B. Tempat dan Waktu penelitian ......................................................... 31
1. Tempat Penelitian ..................................................................... 31
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 32
D. Variabel penelitian ......................................................................... 34
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 35
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35
a. Angket .................................................................................. 35
b. Dokumentasi ........................................................................ 36
2. Instrumen pengumpulan Data..................................................... 36
a. Menetapkan Tujuan............................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
b. Menyusun Kisi-kisi angket................................................... 36
c. Menyusun Angket................................................................. 37
F. Validitas dan Reliabilitas Data ....................................................... 37
1. Validitas ................................................................................... 37
2. Reliabilitas ............................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 39
1. Uji Prasyarat Hipotesis.................................................................. 40
a. Uji Normalitas............................................................................ 40
b. Uji Linearitas ............................................................................ 41
c. Uji Independensi....................................................................... 44
2. Pengujian Hipotesis....................................................................... 44
3. Uji Kontribusi............................................................................... 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 47
A. Deskripsi Data ............................................................................... 47
1. Deskripsi Data Motivasi Belajar .................................................. 47
2. Deskripsi Data Interaksi Sosial Dalam Keluarga.......................... 49
3. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Fisika................................ 51
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data .................................................. 52
1. Uji Normalitas .......................................................................... 52
2. Uji Lineartitas dan Keberartian ................................................. 53
3. Uji Independensi ...................................................................... 55
C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 55
1. Tabulasi Data ........................................................................... 56
2. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana X1 dengan Y
serta X2 dengan Y ..................................................................... 56
3. Koefisien Korelasi Bersama-sama X1 dan X2 dengan Y ............ 57
4. Melakukan Uji Signifikansi Korelasi X1 dan X2 dengan Y ........ 57
5. Menghitung Harga dari Persamaan-Persamaan
Garis Regresi Linear Multipel................................................... 57
6. Menghitung Sumbangan relatif dan Sumbangan efektif
X1 dan X2 dengan Y ................................................................. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
D. Pembahasan ................................................................................... 58
1. Motivasi Belajar............................................................................. 58
2. Interaksi Sosial Dalam Keluarga.................................................... 60
3. Kemampuan Kognitif Fisika.......................................................... 61
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 62
A. Simpulan ........................................................................................ 62
B. Implikasi ........................................................................................ 63
C. Saran .............................................................................................. 64
1. Komite Sekolah ........................................................................ 64
2. Guru Mata Pelajaran Fisika ...................................................... 64
3. Siswa ........................................................................................ 64
4. Orang tua..................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 66
LAMPIRAN ............................................................................................... 68
PERIJINAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo ............... 32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ....................................... 48
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial dalam keluarga ................ 49
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Fisika ..................... 50
Tabel 4.4 Harga Statistik Uji Normalitas .................................................. 52
Tabel 4.5 Rangkuman Anava Regresi Sederhana 142.083,19ˆ XY ....... 52
Tabel 4.6 Rangkuman Anava Regresi Sederhana 250.098,10ˆ XY ....... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Aliran elektron yang melewati luasan A ............................... 22
Gambar 2.2 Aliran Muatan pada Medium Volume Tertentu .................... 23
Gambar 2.3 Rangkaian Hambatan Seri .................................................... 25
Gambar 2.4 Rangkaian Hambatan Paralel ................................................ 26
Gambar 2.5 Paradigma Penelitian ............................................................ 30
Gambar 4.1 Diagram Motivasi Belajar .................................................... 48
Gambar 4.2 Diagram Interaksi Sosial dalam Keluarga ............................. 50
Gambar 4.3 Diagram Kemampuan Kognitif Fisika .................................. 51
Gambar 4.4 Grafik Motivasi Belajar (X1) Terhadap
Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................................... 54
Gambar 4.5 Grafik Interaksi Sosial dalam Keluarga (X2) terhadap
Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Jadwal Penelitian ................................................................ 68
Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket Try Out..................................................... 69
Lampiran 3 Angket Try Out .................................................................... 71
Lampiran 4 Lembar Jawaban Angket ...................................................... 85
Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket penelitian .................................................. 87
Lampiran 6 Angket Penelitian................................................................. 89
Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ......... 103
Lampiran 8 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
Interaksi Sosial dalam Keluarga ........................................... 108
Lampiran 9 Tabulasi Data Motivasi Belajar ............................................ 113
Lampiran 10 Tabulasi Data Interaksi Soaial dalam Keluarga ..................... 118
Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Harian Sub Bab Rangkaian
Hambatan Seri dan Paralel .................................................. 122
Lampiran 12 Tabel kerja Analisis Data ..................................................... 124
Lampiran 13 Uji Normalitas Motivasi Belajar ........................................... 126
Lampiran 14 Uji Normalitas Interaksi Sosial dalam Keluarga ................... 128
Lampiran 15 Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Fisika ........................ 130
Lampiran 16 Tabel Kerja Uji Linearitas Motivasi Belajar (X1)
Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................... 131
Lampiran 17 Perhitungan Uji Linearitas Motivasi Belajar (X1)
Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................... 133
Lampiran 18 Tabel Kerja Uji Linearitas Interaksi Sosial dalam Keluarga
(X2) Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .................. 135
Lampiran 19 Perhitungan Uji Linearitas Interaksi Sosial dalam Keluarga
(X2) Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) ................... 137
Lampiran 20 Uji Independensi .................................................................. 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Lampiran 21 Uji Hipotesis ........................................................................ 140
Lampiran 22 Perhitungan Koefisien Regresi Linier Ganda ........................ 144
Lampiran 23 Uji Kontribusi ...................................................................... 147
Lampiran 24 Tabel Statistik ...................................................................... 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam lingkup pendidikan di sekolah, guru bertindak sebagai orang tua
kedua bagi seorang siswa. Sedangkan orang tua siswa dalam ruang lingkup
pendidikan di sekolah berperan sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi
seorang siswa dalam lingkungan keluarga. Lingkungan masyarakat menjadi pihak
yang menilai atau mengevaluasi terhadap peningkatan mutu dan perkembangan
dunia pendidikan, menjadi wadah dimana siswa berinteraksi sosial, bersosialisasi,
dan menerapkan pendidikan yang telah diterima di lingkungan sekolah, maupun
lingkungan keluarga.
Berdasarkan pada berbagai pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah, menunjukkan adanya kenyataan bahwa tidak semua siswa mempunyai
kemampuan kognitif yang baik. Hal ini dapat dicontohkan pada mata pelajaran
Fisika di tingkat SMA. Mata pelajaran Fisika seharusnya menjadi bahan belajar
yang menarik dan menyenangkan untuk dipelajari oleh siswa, karena sebagian
besar gejala Fisika dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Pada
kenyataannnya, mata pelajaran Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang
kurang disenangi dan bahkan ditakuti siswa karena dianggap sulit. Berdasarkan
pengamatan di beberapa sekolah, siswa sering mengeluh ketika harus
mengerjakan soal-soal Fisika. Di samping itu, dilihat dari hasil tes mata pelajaran
Fisika siswa, nilai rata-rata siswa untuk mata pelajaran Fisika cenderung lebih
rendah dari mata pelajaran lain.
Terdapat dua faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa di
sekolah sehingga dapat menyebabkan bervariasinya pencapaian prestasi belajar
siswa. Menurut Ngalim Purwanto (2010: 102), dua faktor yang mempengaruhi
berhasil atau tidaknya proses belajar, yaitu:
1. Faktor yang ada pada individu itu sendiri yang disebut faktor individual,
meliputi antara lain: intelegensi, bakat, minat, kecerdasan, motivasi,
kematangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, meliputi
antara lain: keluarga, guru dan cara mengajarnya, serta alat-alat yang
digunakan dalam proses belajar-mengajar
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi
harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga
seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
semangat. Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23), ”Hakikat motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
mengadakan perubahan tingkah laku”. Hal itu mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar.
Selain motivasi belajar, interaksi sosial dalam keluarga juga turut
memegang peranan dalam menentukan prestasi belajar siswa. Secara umum
interaksi sosial terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan antar
kelompok. Menurut Gillin dalam Soerjono Soekanto (2003: 71), “Ada dua macam
proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial adalah
1. Proses yang asosiatif (Processes of assosiation) yang terbagi ke dalam
bentuk khusus lagi yakni:
a. Akomodasi
b. Asimilasi dan akulturasi
2. Proses yang diasosiatif ((Processes of assosiation) yang mencakup:
a. Persaingan
b. Persaingan yang meliputi kontroversi dan pertentangan atau pertikaian
(conflict).
Interaksi sosial dalam keluarga dapat menjadi penentu tingkat
keberhasilan prestasi belajar anak. Secara langsung maupun tidak langsung,
bentuk-bentuk interaksi dalam keluarga dapat berhubungan dengan proses belajar-
mengajar. Bila interaksi berjalan baik, akan terjalin suatu kerjasama yang sehat,
ada ketenangan dan dapat menciptakan konsentrasi yang tinggi pada pribadi anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dalam belajar. Sehingga proses belajar akan berjalan dengan lancar dan hasil yang
dicapai akan maksimal.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan
dengan judul “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI
SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF
FISIKA KELAS X SMA.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas dapat ditemukan
berbagai masalah yang ada kaitanya dengan usaha meningkatkan kualitas belajar
siswa, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Tidak semua siswa mempunyai kemampuan kognitif yang baik.
2. Siswa hanya menaruh minat yang besar pada mata pelajaran tertentu saja,
sedangkan mata pelajaran yang lain misalnya Fisika kurang disenangi.
3. Mata pelajaran Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang
disenangi dan bahkan ditakuti siswa karena dianggap sulit.
4. Siswa yang motivasi belajarnya rendah tidak memikirkan kompetisi untuk
mencapai prestasi yang lebih tinggi atau bersaing dengan siswa yang lain.
5. Kurangnya interaksi sosial anak dalam keluarga dapat menghambat prestasi.
6. Pengaruh positif dari keluarga akan meningkatkan prestasi belajar, namun
tidak semua pengaruh keluarga bersifat positif tetapi ada yang bersifat negatif.
C. Pembatasan Masalah
Karena luasnya cakupan permasalahan seperti yang diuraikan diatas
maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada :
1. Motivasi belajar siswa adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-
siswa yang sedang belajar mengadakan perubahan tingkah laku.
2. Interaksi sosial dalam keluarga dibatasi pada hubungan antara ayah dan ibu,
ayah dan anak, ibu dan anak, dan antar anak.
3. Kemampuan kognitif Fisika siswa yang diambil dari nilai ulangan Sub Bab
Rangkaian Hambatan Seri dan Paralel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran
2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan
kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran
2010/2011?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam keluarga
dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo
tahun ajaran 2010/2011?
3. Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan interaksi sosial
dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA
Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
E. Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara
motivasi belajar dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA
Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara
interaksi sosial dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa
kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
3. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara
motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga kemampuan kognitif
Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi penulis, untuk memecahkan masalah yang diteliti.
2. Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dan orang tua siswa
agar mereka dapat berfungsi sebagai motivator bagi siswa-siswa untuk
mencapai kemampuan kogitif yang tinggi.
3. Bagi siswa, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain motivasi belajar dan interaksi
sosial dalam keluarga. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
belajarnya terhadap mata pelajaran Fisika khususnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya (Hamzah B. Uno, 2010: 22).
Belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dapat
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai
sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam
berbagai aspek kehidupan.
Drischoll dalam Hamzah B. Uno (2010: 15), menyatakan ada dua hal
yang perlu diperhatikan dalam belajar antara lain :1) Belajar adalah suatu
perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang. 2) Hasil belajar yang muncul
dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan
lingkungan.
Pada prinsipnya dalam belajar terdapat empat komponen kegiatan
(Hamzah B. Uno, 2010: 18) yaitu :
1) Melakukan persepsi terhadap stimulus
2) Menggunakan pengetahuan prasyarat
3) Merencanakan respon
4) Pelaksanaan respon yang dipilih
Belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku terjadi setelah siswa
mengikuti atau mengalami suatu proses belajar mengajar yaitu hasil belajar dalam
bentuk penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan, belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi
bisa.
b. Pengertian Motivasi
Menurut Pintrich & Schunk dalam Julia Gamon (Journal of Agricultural
Education 12 Volume 42, Issue 4, 2001), “Motivation influences how and why
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
people learn as well as how they perform”. Motivasi mempengaruhi bagaimana
dan mengapa orang belajar serta bagaimana mereka melakukan. Jadi orang yang
mempunyai motivasi yang tinggi atau yang mempunyai motif untuk mendekat
yang tinggi, jika dihadapkan dengan suatu tugas yang harus dilakukan dalam
situasi yang memaksa, akan menunjukkan motivasi yang terkuat jika kesukaran
tugas itu sedang, jika dihadapkan pada tugas yang lebih sukar atau lebih mudah,
motivasi yang ditunjukkan akan lebih lemah.
Menurut Mc. Donald dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008: 148)
mengatakan bahwa, “motivation is a energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”. Motivasi
adalah suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Misalkan
jika seorang siswa termotivasi karena ingin berprestasi, maka pada setiap mata
pelajaran yang ia tempuh sehingga selalu berusaha membaca buku pada malam
hari sesuai dengan mata pelajaran yang esoknya diajarkan oleh guru. Kebutuhan
yang ingin ia penuhi adalah berprestasi; kebutuhan seperti ini adalah kebutuhan
yang timbul dari dalam diri siswa tanpa pengaruh dari luar.
Sedangkan Winkel (1996: 150) mengemukakan bahwa, “Motivasi belajar
ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan”. Oleh karena itu, motivasi belajar
memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam
belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk
melakukan kegiatan belajar.
Dari beberapa pengertian tentang motivasi di atas dapat disimpulkan
bahwa Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi
tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
tersebut. Jadi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang, namun adanya
motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar. Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar dapat tercapai.
c. Pengertian Motivasi Belajar
Pembelajaran akan berhasil apabila siswa memiliki motivasi dalam
belajar. Hal ini sesuai dengan Muhammad Asdam dalam jurnal pendidikan dan
kebudayaan No. 066 tahun ke-13 Mei 2007 dikatakan bahwa “Motivasi belajar
adalah keseluruhan atau sesuatu yang mendorong siswa untuk melakukan
aktivitas belajar, baik yang berasal dari dalam diri maupun yang disebabkan oleh
rangsangan dari luar sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan”. Dalam
menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan tugas dan tanggung jawab guru.
Menurut James A. Middleton dan Photini A. Spanias dalam Journal for
Research in Mathematics Education 1999, Vol. 30, No 1 Hal. 67 mengatakan
bahwa “Motivations help guide children’s activity; they provide a structure for
evaluating the outcomes of activity; and they help determine whether or not
children will engage in future mathematical activity”. Motivasi membantu
mengendalikan aktivitas anak; menyediakan struktur untuk menilai aktivitas
outcomes; dan membantu menentukan ada tidaknya penggunaan aktivitas
matematika di masa depan.
Di dalam motivasi belajar terdapat indikator-indikator agar dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Menurut Hamzah B. Uno (2010: 23) Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2)
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita
masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Sedangkan menurut Muhammad Asrori dalam Suparman Arif (jurnal
Ilmu-ilmu Sosial Vol. 7 No. 2 September 2010 hal 137), indikator untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengetahui mahasiswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran,
diantaranya:
1). Memiliki gairah yang tinggi
2). Penuh semangat
3). Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi
4). Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta mahasiswa mengerjakan
sesuatu
5). Memiliki rasa percaya diri
6). Memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi
7). Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi
8). Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan
untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan
bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat
resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai
dengan tuntutan pembelajaran. Sebaliknya siswa-siswa yang tidak atau kurang
memiliki motivasi, umumnya kurang mampu bertahan untuk belajar lebih lama,
kurang sungguh-sungguh di dalam mengerjakan tugas. Sikap yang kurang positif
di dalam belajar ini semakin nampak ketika tidak ada orang lain (guru, orang tua)
yang mengawasinya. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah
dalam belajar, karena hal ini memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar
yang diharapkan.
d. Macam-macam Motivasi
Menurut Sardiman (2004: 86), Motivasi diantaranya dapat dilihat dari
sudut pandang: 1). Motivasi Intrinsik. 2). Motivasi Ekstrinsik
Berikut penjelasan dari uraian di atas:
1). Motivasi Intrinsik
Adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar. Karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
Menurut S. Nasution (2000: 77) mengatakan bahwa “Intrinsic
motivations are inherent in the learning situations and meet pupil needs and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
purpose.”. Motivasi instrinsik adalah melekat di situasi belajar dan memenuhi
kebutuhan dan tujuan murid.
Dari pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari diri sendiri untuk melakukan
sesuatu.
2). Motivasi Ekstrinsik
Menurut Sardiman A.M (2004: 86) mengatakan bahwa:
Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Keberadaan motivasi ekstrinsik juga
diperlukan dalam kegiatan belajar, sebab kemungkinan besar keadaan siswa
itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen- komponen lain
dalam proses pembelajaran ada yang kurang menarik bagi siswa. Di dalam
kegiatan belajar dan mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dapat disimpulkan Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari
luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik pada umumnya
muncul dari kesadaran sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar simbol dan
pengaruh motivasi instrinsk lebih kuat dalam mendorong seseorang untuk belajar
daripada motivasi ekstrinsik. Namun demikian motivasi ekstrinsik ini juga harus
ditimbulkan karena tidak semua siswa memiliki kesadaran sendiri manfaat belajar.
e. Fungsi, Ciri- ciri dan Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar
siswa kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang
studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti
akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman
(2004: 84) yang mengatkan bahwa, ”Fungsi motivasi dalam belajar yaitu:
mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi
perbuatan”.
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:
157) “Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa
yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar”.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Di samping itu, ada juga fungsi- fungsi yang lain. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang
yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang
siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Menurut Sardiman (2004 : 83) motivasi memiliki ciri- ciri sebagai
berikut:
1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja secara terus- menerus alam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya.
3). Menunjukkan minat terhadap bermacam- macam masalah untuk orang
dewasa (politik, penentangan terhadap tindak kriminal, amoral dan
sebagainya)
4). Lebih senang bekerja mandiri
5). Cepat bosan pada tugas- tugas rutin (hal- hal yang bersifat mekanis,
berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
6). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu
8). Senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal.
Menurut Sardiman (2004: 91), “Bentuk- bentuk untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah adalah memberi angka, hadiah,
saingan atau kompetisi, ego- involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui”. Bentuk-bentuk
tersebut dapat penulis jabarkan sebagai berikut.
1). Memberi angka
Pemberian angka- angka bagi siswa bisa dijadikan motivasi yang kuat.
Angka- angka sering dikaitkan dengan nilai mata pelajaran yang diajarkan. Nilai
tersebut tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
2). Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, akan tetapi tidak selalu
demikian. Sebagai contoh hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat pada pekerjaan itu.
3). Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4). Ego- involvement
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi
yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah
simbol kebanggaan dan harga diri.
5). Memberi ulangan.
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh
karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
6). Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasi
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan
suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7). Pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan
motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
8). Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu seorang guru
harus memahami prinsp- prinsip pemberian hukuman.
9). Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada motivasi untuk
belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10). Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat.
11). Tujuan yang diakui
Dengan memahami tujuan yang harus dicapai akan menimbulkan gairah
untuk terus belajar.
f. Cara Memotivasi Siswa Belajar
Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena
fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar.
Karena itu, prinsip-prinsip penggerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya
dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Menurut Oemar Hamalik (2001: 156-
161 ), “Ada beberapa prinsip belajar dan motivasi yaitu kebermaknaan,
modelling, komunikasi terbuka, prasyarat, novelty, latihan/ praktek yang aktif dan
bermanfaat, latihan terbagi, kurangi secara sistematik paksaan belajar, kondisi
yang menyenangkan”. Dibawah ini akan diuraikan beberapa prinsip belajar dan
motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan pengajaran
khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.
1). Kebermaknaan
Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari
mengandung makna tertentu baginya. Kemaknaan sebenarnya bersifat personal
karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi diri seseorang. Ada
kemungkinan pelajaran yang disajikan oleh guru tidak dirasakan sebagai
bermakna berusaha menjadikan pelajarannya dengan makna bagi semua siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2). Modelling
Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru
mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model,bukan dengan hanya
menceramahkan/menceritakannya secara lisan.
3). Komunikasi Terbuka
Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur supaya pesan-pesan
guru terbuka pengawasan siswa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk
melaksanakan komunikasi terbuka, yaitu sebagai berikut. a). Kemukakan tujuan
yang hendak dicapai kepada para siswa agar mendapat perhatian mereka. b).
Tunjukkan hubungan-hubungan, kunci agar siswa benar-benar memahami apa-apa
yang sedang diperbincangkan. c). Jelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan
menggunakan media instruksional sehingga lebih menjelaskan masalah yang
sedang dibahas.
4). Prasyarat
Untuk mengenali apakah siswa telah memiliki prasyarat yang dibutuhkan
itu, maka guru dapat melakukan analisis terhadap tugas, topik, dan tujuan-tujuan
yang dicapau. Kemudian guru memberikan tes mengenai prasyarat tersebut.
Bertitik tolak dari keadaan siswa tersebut, guru akan lebih mudah mengyesuaikan
pelajarannya sehingga membangkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi di
kalangan siswa.
5). Novelty
Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-
penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Sesuatu gaya dan alat yang baru
atau masing-masing bagi siswa akan lebih menarik perhatian mereka untuk
belajar, misalnya yang belum pernah dilihat sebelumnya.
6). Latihan/ Praktek yang Aktif dan Bermanfaat
Siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam
latihan/ praktek untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktek secara aktif berarti
siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat pada
buku tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7). Latihan Terbagi
Siswa lebih senang belajar jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah
kurun waktu yang pendek. Latihan-latihan secara demikian akan lebih
meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan
sekaligus dalam jangka waktu yang panjang. Cara yang terakhir itu akan
melelahkan siswa, bahkan mungkin menyebabkan mereka tidak menyenangi
pelajaran, serta mengalami kekeliruan dalam mempraktekkannya.
8). Kurangi secara sistematik Paksaan Belajar.
Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau
pemompaan. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka
secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan akhirnya lambat laun siswa dapat
belajar sendiri.
9). Kondisi yang Menyenangkan
Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran
menyenangkan. Kondisi menyenangkan ini terjadi jika terdapat media atau alat
peraga dalam menyampaikan materi. Dalam kondisi tersebut, dimungkinkan siswa
dapat lebih memahami materi pelajaran.
Menurut Aunurrahman (2009: 118), Agar motivasi belajar siswa dapat
tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha:
1). Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik
2). Mengkondisikan proses belajar aktif
3). Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan
4). Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dala belajar (misalnya
kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan dsb)
5). Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi
6). Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin
pula memberitahukan hasilnya kepada siswa
7). Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan
menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari.
2.Interaksi Sosial dalam Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Menurut Ravik Karsidi (2005: 49) “Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama, karena inilah anak pertama-tama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mendapatkan didikan dan bimbingan”. Lingkungan yang utama karena sebagian
besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang
paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Menurut Abu Ahmadi (1991: 108) “Keluarga adalah wadah yang sangat
penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang
pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya”.
Dalam setiap masyarakat pasti akan dijumpai keluarga batih (“nuclear
family”). Soerjono Soekanto (2004: 22) ,”Keluarga batih terdiri dari suami/ayah,
istri/ibu dan anak-anak yang belum menikah”. Keluarga batih tersebut lazimnya
juga disebut rumah tangga, yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat
sebagai wadah dan proses pergaulan hidup.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan satuan
terkecil dalam masyarakat yang memiliki ikatan darah, serta tanggung jawab
utama terhadap anak dalam pendidikan maupun pemenuhan kebutuhan.
b. Interaksi Sosial dalam Keluarga
Menurut Abu Ahmadi (1991: 100) “Interaksi Sosial adalah pengaruh
timbal balik antara individu dengan golongan di dalam usaha mereka untuk
memecahkan persoalan yang dihadapinya dan di dalam usaha mereka untuk
mencapai tujuannya.”
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari orang lain,
karena disamping sebagai mekhluk individu manusia sekaligus merupakan
makhluk sosial. Di situ manusia akan bergaul, berbicara bahkan bermusuhan
dengan orang lain. Tindakan inilah yang disebut interaksi. Interaksi sosial selalu
mengikutsertakan pengaruh dua arah yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
Hal tersebut sesuai dengan H. Bonner yang dikutip oleh W.A Gerungan (1996:
57) yang menyatakan, “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau
lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lainnya, atau sebaliknya”.
Menurut Celine Darnon (2007: 127), “In which social interaction is seen
as a privileged context for progress and learning, because it allows for the
confrontation of divergent solution”. Interaksi sosial dilihat sebagai konteks yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
istimewa untuk kemajuan dan belajar, karena menyediakan konfrontasi dari solusi
yang berbeda.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial
mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang
terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini ditekankan
pada interaksi sosial anak dengan orangtua dalam keluarga.
Hubungan dengan anggota keluarga, menjadi landasan sikap terhadap
orang, benda dan kehidupan secara umum. Mereka juga meletakkan landasan bagi
pola penyesuaian dan belajar berpikir tentang diri mereka sebagaimana dilakukan
anggota keluarga mereka. Akibatnya, mereka belajar menyesuaikan pada
kehidupan atas dasar landasan yang dilketakkan ketika lingkungan untuk sebagian
besar terbatas pada rumah.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1999 : 200) “Dengan meluasnya lingkup
sosial dan adanya kontak dengan teman sebaya dan orang di luar rumah, landasan
awal ini yang diletakkan di rumah, mungkin berubah dan dimodifikasi, namun
tidak pernah akan hilang sama sekali. Sebaliknya, landasan ini mempengaruhi
pola sikap dan perilaku di kemudian hari.”
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya “ Pola Komunikasi
Orang Tua dan Anak dalam Keluarga” ( 2004: 49), Ada beberapa bentuk interaksi
dalam keluarga, yaitu interaksi antara suami dan istri, interaksi antara ayah, ibu
dan anak, interaksi ibu dan anak, interaksi antara ayah dan anak, interaksi antara
anak dan anak.
Hubungan dengan anggota keluarga sangat dipengaruhi keadaan rumah
tangga-pola kehidupan di rumah, macam orang yang mewarnai kehidupan
kelompok dirumah, status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat
dan kondisi lain yang memberi suara rumah tangga suatu karakter yang
khusus. Beberapa dari kondisi tersebut menunjang hubungan keluarga yang
baik dan yang lain menimbulkan hubungan keluarga yang buruk.
( Elizabeth B. Hurlock : 1999, 212)
Hubungan orang tua-anak juga sangat dipengaruhi persepsi anak
terhadap pelatihan yang dialaminya dan interpretasinya terhadap motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
hukuman dari orang tua. Semakin otoriter pendidikan anak, semakin mendendam
anak itu dan semakin besar kemungkinan anak akan senang melawan dan tidak
patuh secara sengaja. Perilaku menentang sangat besar perannya dalam
memburuknya hubungan orang tua-anak dengan bertambahnya usia anak.
3. Kemampuan Kognitif Fisika
a. Pengertian Kemampuan Kognitif
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal
dan diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Menurut Neiser dalam Muhibbin Syah (2006: 66), istilah Cognitive
berasal dari conition yang mempunyai sinonim knowing yang artinya
mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) aialah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan Dalam perkembangannya istilah kognitif menjadi
popular sebagai salah satu domain atau ranah kemampuan psikologi manusia yang
meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan, dan
keyakinan. Kemampuan kejiwaan yang berpusat di otak ini berhubungan dengan
konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa. Ranah
kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk
dikuasai karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi
penguasaan ilmu pengetahuan.
Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk
menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan
masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Itulah sebabnya
pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para
siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Tanpa kemampuan
kognitif, mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap pesan-pesan
moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti.
Benyamin S. Bloom dalam Djaali (2006: 77) telah mengembangkan
taksonomi untuk domain kogntif. Taksonomi adalah metode untuk membuat
urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental,
dengan enam tahap sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1). Pengetahuan (knowledge) ialah kemampuan untuk menghafal, mengingat,
atau mengulangi informasi yang pernah diberikan.
2). Pemahaman (comprehension) ialah kemampuan untuk menginterpretasi
atau mengulan informasi dengan mengguakan bahasa sendiri.
3). Aplikasi (application) ialah kemampuan menggunakan informasi, teori,
dan aturan pada situasi baru.
4). Analisis (analysis) ialah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks,
dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya.
5). Sintesis (synthesis) ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang
sama guna membentuk suatu pola pemikiran yang baru.
6). Evaluasi (evaluation) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
Anderson memperbaiki taksonomi Bloom dengan mengklasifikasikan
proses kognitif menjadi enam kategori. Menurut P. Siahaan (2011: 2) perbaikan
taksonomi Bloom meliputi:
1) Mengingat ialah menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan, dan
pengenalan.
2) Memahami ialah menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan,
menyederhanakan, dan membuat perhitungn
3) Menerapkan ialah Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan
mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda
atau berlainan.
4) Menganalisis ialah Memecahkan ke dalam bagian, bentuk, dan pola.
5) Menilai ialah kemampuan untuk memeriksa dan mengkritik berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
6) Menciptakan ialah kemampuan Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk
atau pola yang sebelumnya kurang jelas.
Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008: 202) “Ada tiga
kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan
kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah
proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukannya lewat indranya, yaitu indra
penglihatan, pendengar, peraba,perasa, dan pencium.
Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara
menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele kepada anak
didik, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik. Kemungkinan
kecilnya kesalahan persepsi anak bila penjelasan yang diberikan itu mendekati
objek yang sebenarnya. Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan
semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi pelajaran yang
disajikan. Seorang anak yang telah memiliki kemampuan persepsi ini berarti telah
mampu menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek
yang dihadapi, entah objek itu orang, benda, atau kejadian/peristiwa.
Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, di mana orang menyadari
bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan
yang diperoleh di masa yang lampau. Terdapat dua bentuk mengingat yang paling
menarik perhatian, yaitu mengenal kembali dan mengingat kembali. Dalam
mengenal kembali, orang berhadapan dengan suatu objek dan pada saat itu dia
menyadari bahwa objek itu pernah dijumpai di masa yang lampau. Dalam
mengenal kembali, aktivitas mengingat ternyata terikat pada kontak kembali
dengan objek; seandainya tidak ada kontak, juga tidak terjadi mengingat.
Teringatnya kembali kesan-kesan dilampau itu karena kesan-kesan yang berada di
alam bawah sadar dengan cara “asosiasi”. Oleh karena itu, dalam mengenal
kembali, orang tahu bahwa objek yang dijumpainya sekarang ini cocok dengan
suatu gagasan, pikiran atau tanggapan yang tersimpan dalam ingatannya, sejak
bertemu dengan objek itu untuk pertama kali di masa lalu. Kegiatan mengingat
kembali ini merupakan kegiatan yang terbanyak dilakukan anak didik di sekolah.
Materi pelajaran yang bersifat hafalan sangat memerlukan kegiatan mengingat
kembali ini. Konsentrasi tingkat tinggi sangat dituntut kepada anak didik untuk
mendukung usaha mengingat kembali materi yang sudah dihafal.
Perkembangan berpikir seorang anak bergerak dari kegiatan berpikir
konkret menuju berpikir abstrak. Perubahan berpikir ini bergerak sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
meningkatnya usia seorang anak. Seorang guru perlu memahami kemampuan
berpikir anak sehingga tidak memaksakan materi-materi pelajaran yang tingkat
kerusakannya tidak sesuai dengan usia anak untuk diterima dan dicerna oleh anak.
Bila hal ini terjadi, maka anak mengalami kesukaran untuk mencerna gagasan-
gagasan dari materi pelajaran yang diberikan. Materi pelajaran jelas tak dapat
dikuasai anak didik dengan baik. Maka gagallah usaha guru untuk membelajarkan
anak didik.
Menurut Muhibbin Syah (2006: 85) “Sekurang-kurangnya ada dua
macam kecakapan kogniitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera
khususnya oleh guru, yakni: 1) Strategi belajar memahami isi materi pelajaran; 2)
strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap
pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.” Tugas guru
dalam hal ini ialah menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan para
siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang
mendalam terhadap isi materi pelajaran.
b. Pengertian Fisika
Pengertian Fisika didefinisikan oleh beberapa ahli, seperti halnya yang
dikutip oleh Herbert Druxes (1986: 3) antara lain:
1) Menurut Brockhaus, Fisika adalah pelajaran tentang kejadian dalam
alam, yag memungkinkan penelitian dalam percobaan, pengukuran apa
yang didapat, penyajian serta matematis dan berdasarkan pengetahuan
umum.
2) Menurut Gerthsen, Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-
gejala alam yang sederhana dan berusaha menemukan hubungan antara
pernyataan-pernyataan. Prasyarat dasar untuk memecahkan persoalan
ialah mengamati gejala-gejala tersebut.
Belajar Fisika pada hakikatnya adalah suatu aktivitas mental yang tinggi
untuk memahami arti dari struktur-struktur, hubungan-hubungan, dan simbol-
simbol, kemudian menerapkan konsep-konsep yang dihasilkan ke situasi yang
nyata sehingga menyebabkan suatu perubahan tingkah laku. Kemampuan kognitif
Fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan siswa terhadap
kompetensi minimal dalam mata pelajaran Fisika yang meliputi ranah kognitif .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Menurut Muhibbin Syah (2006: 154), “Mengukur keberhasilan siswa
yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik
dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.” Khusus untuk mengukur
kemampuan analisis dan sintesis siswa, lebih dianjurkan untuk menggunakan tes
esai, karena tes ini adalah satu-satunya ragam instrumen evaluasi yang paling
tepat untuk mengevaluasi dua jenis kemampuan akal siswa tadi. Jadi peneliti
menggunakan tes pilihan ganda yang diperoleh dari guru untuk pengukuran
kemampuan kognitif tersebut.
4. Listrik Dinamis
a. Arus Listrik
Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan
potensial. Jika dua titik yang dihubungkan mempunyai potensial yang sama
maka tidak ada aliran muatan listrik positif sehingga tidak terjadi arus listrik.
Menurut Serway-Jewett (2004:832) arus listrik dapat dianalogikan dengan
aliran air yang mengalir.
Gambar 2.1 aliran elektron yang melewati luasan A
Arus digambarkan sebagai muatan bergerak tegak lurus terhadap luas
permukaan 𝐴 setiap sekonnya, sesuai dengan Gambar 2.1. Arus listrik
merupakan besarnya muatan yang mengalir melalui luasan 𝐴 tiap satu sekon.
Jika ∆𝑄 merupakan besar muatan yang melalui area 𝐴 pada selang waktu ∆𝑡
dan kuat arus rata-rata 𝐼𝑎𝑣 , maka :
𝐼𝑎𝑣 =∆𝑄
∆𝑡
2.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 2.2 Aliran Muatan pada Medium Volume Tertentu
Arus dapat dihubungkan dengan perpindahan muatan berdasarkan
penggambaran model mikroskopik. Arus mengalir melalui penampang 𝐴
sepanjang ∆ 𝑥 (sesuai dengan Gambar 2.2). Jika 𝑛 melambangkan banyaknya
muatan tiap 𝑚3, 𝑞 merupakan besar muatan, 𝑣𝑑 merupakan kecepatan aliran
muatan, dan ∆𝑡 merupakan selang waktu yang dibutuhkan untuk melalui
penampang, maka:
∆𝑄 = 𝑛. 𝐴. 𝑣𝑑 . ∆𝑡 . 𝑞 2.2
𝐼 =∆𝑄
∆𝑡= 𝑛. 𝑣𝑑 . 𝑞. 𝐴
2.3
b. Beda Potensial
Beda potensial listrik (tegangan) merupakan kerja yang dilakukan oleh
gaya listrik untuk memindahkan muatan dari titik satu ke titik yang lain. Satuan
beda potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda
potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis beda potensial dapat
dituliskan sebagai berikut.
𝑉 =𝑊
𝑞 2.4
Keterangan :
V : beda potensial (V)
W : usaha/energi (J)
q : muatan listrik (C)
c. Hukum Ohm
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar,
seperti pada lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan
dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. besar beda
potensial yang ditimbulkan, maka kuat arus yang mengalir makin besar pula.
Besarnya perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama
(konstan). Jadi, beda potensial sebanding dengan kuat arus (V ~ I). Persamaan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
𝐼 =𝑉
𝑅 2.5
Keterangan:
V : beda potensial atau tegangan (V)
I : kuat arus (A)
R : hambatan listrik ( Ω)
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat
arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap.”
d. Rangkaian hambatan listrik
1). Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan
(segaris). Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber
tegangan, besar kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama.
Jadi, semua hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik
yang besarnya sama. Bila salah satu hambatan ada yang putus, maka arus listrik
pada rangkaian tersebut juga putus/tidak mengalir.
Ketika dua hambatan atau lebih dirangkai seri sesuai dengan Gambar 2.3,
muatan yang mengalir pada R1, R2, dan R3 sama.
Gambar 2.3 Rangkaian Hambatan Seri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
∆𝐕 = 𝐕𝟏 + 𝐕𝟐 + 𝐕𝟑
Yang menunjukkan bahwa hambatan yang dirangkai diatas dialiri arus
yang sama besarnya. Sehingga :
∆V = 𝐼 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 2.6
Persamaan 2.6 menunjukkan hambatan yang dirangkai seri setara dengan
penjumlahan linear hambatan dan selalu lebih besar daripada rangkaian
tunggal apapun. Pada rangkaian seri jika salah satu rangkaian dalam
keadaan terbuka maka rangkaian hambatan yag lainnya tidak akan
beroperasi.
2). Rangkaian Hambatan Paralel
Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara berdampingan/
berjajar. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan dengan suatu sumber
tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah sama. Sesuai
dengan Hukum I Kirchoff, jumlah kuat arus yang mengalir pada masing-masing
hambatan sama dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar utama. Pada dua
hambatan atau lebih yang dirangkai parallel, ketika arus mencapai titik a sesuai
gambar yang disebut daerah percabangan, arus tersebut akan terpecah melalui R1 ,
R2, dan R3. Karena arus listrik merupakan konservasi, maka total arus (I) yang
keluar percabangan sama dengan total arus yang masuk percabangan.
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
Dapat dilihat pada Gambar 2.4, ketika resistor dirangkai parallel,
memiliki beda potensial yang sama pada tiap percabangannya maka :
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 =∆𝑉
𝑅1+
∆𝑉
𝑅2+
∆𝑉
𝑅3= ∆𝑉.
1
𝑅1+
1
𝑅2+
1
𝑅3
1
𝑅=
1
𝑅1+
1
𝑅2+
1
𝑅3
2.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 2.4 Rangkaian Hambatan Paralel
Invers dari hambatan total yang dirangkai paralel sama dengan
penjumlahan invers hambatan tersebut. Sehingga besar hambatan total akan
selalu lebih kecil dari pada hambatan terkecil pada rangkaian. Rangkaian listrik
rumah tangga menggunakan rangkaian listrik paralel. Kerena jika salah satu alat
listrik pada keadaan terbuka, maka alat listrik yang lainnya masih dapat
dioperasikan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan yang dapat mendukung dalam penelitian ini
adalah penelitian dari :
Widoretno dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan antara motivasi
belajar dan kondisi keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas II Semester 3
Rumpun Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.” Menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas
II. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2006/
2007. Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik
analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment yang
dikonsultasikan r - tabel pada tingkat signifikansi 5% dan n=45. Hasil analisis
ditunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas II. Terbukti dengan hasil analisis data diperoleh r hitung > r
tabel, atau 0,635 > 0,294 pada taraf signifikansi 5% yang artinya siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa
yang memiliki motivasi belajar yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Risma Mery Siskawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap minat melanjutkan ke
perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Negeri I Ponorogo tahun 2007/2008.
Penelitian tersebut dilaksanakan di SMK Negeri I Ponorogo tahun 2007/2008.
Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear ganda dimana r - tabel
pada tingkat signifikansi 5% dan n=60. Hasil analisis ditunjukkan ada pengaruh
yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap minat melanjutkan ke
perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Negeri I ponorogo tahun 2007/2008.
Hal ini ditunjukkan dengan harga r hitung > r tabel, atau 0,506 > 0,254 . Ini berarti
minat melanjutkan ke perguruan tinggi meningkat jika perhatian orang tua yang
diberikan ke anak juga meningkat.
Dwi Rahayu Widiyati dalam skripsinya yang meneliti tentang hubungan
antara motivasi belajar siswa kelas II pada mata pelajaran ekonomi menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas II pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian tersebut
dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar tahun ajaran 2002/ 2003.
Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif koreasional. Teknik analisis
data yang digunakan adalah korelasi product moment yang dikonsultasikan r -
tabel pada tingkat signifikansi 5% dan n=70. Hasil analisis ditunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
kelas II pada mata pelajaran ekonomi. Terbukti dengan hasil analisis data
diperoleh r hitung > r tabel, atau 0,523 > 0,235 pada taraf signifikansi 5% yang
artinya siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi prestasi belajarnya lebih baik
daripada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.
Kaniya F Triasari dalam skripsinya yang meneliti tentang hubungan
antara motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar peserta
didik kelas II SMK Negeri 1 Wonogiri Tahun Diklat 2006/2007. Pada penelitian
tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas II. Penelitian tersebut
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wonogiri Tahun Diklat 2006/2007. Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang
digunakan adalah korelasi dan regresi ganda. r - tabel pada tingkat signifikansi 5%
dengan n =60. Hasil analisis ditunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas II.Terbukti dengan
hasil analisis data diperoleh r hitung > r tabel, atau 0,426 > 0,254 pada taraf
signifikansi 5% yang artinya siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi prestasi
belajarnya lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.
Terdapat pula adanya hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar
dimana diperoleh r hitung > r tabel, atau 0,373 > 0,254 . Hal ini berarti prestasi
belajar peserta didik akan meningkat jika perhatian orang tua terhadap peserta
didik meningkat.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut:
Kegiatan utama dalam dunia pendidikan adalah proses belajar-mengajar.
untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah tercapai dapat dilakukan
dengan melihat prestasi belajar yang diraih siswa. Semua siswa dan guru
menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi. Prestasi belajar meliputi
kemampuan kognitif yang merupakan salah satu indikator keberhasilan proses
belajar mengajar. Banyak faktor yang kemungkinan berhubungan dengan prestasi
belajar siswa secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa (intern) dan faktor yang berasal dari luar diri
siswa (ekstern) .
Prestasi belajar yang meliputi kemampuan kognitif berhubungan dengan
motivasi belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorngan kebutuhan belajar, harapan akan
cita-cita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Selain faktor di atas kemampuan kognitif juga berhubungan dengan
lingkungan/faktor sosial, yaitu interaksi sosial dalam keluarga. Keluarga
merupakan lingkungan yang pertama bagi anak untuk bersosialisasi. Disinilah
anak mengenal arti cinta kasih dan simpati, mendapat bimbingan dan pertolongan
terutama dari kedua orang tua atau walinya. Adanya interaksi yang baik dalam
keluarga akan menciptakan hubungan yang harmonis, saling terbuka satu sama
lain, saling pengertian, penuh kasih sayang dan hubungan antar anggotanya sangat
intim. Belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi maka dengan suasana
keluarga yang tenang dan harmonis, kemungkinan anak dapat belajar dengan baik
dan berprestasi dengan baik pula.
Dari uraian di atas dimungkinkan bahwa siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi memiliki kemampuan kognitif yang tinggi. Siswa yang
berinteraksi sosial dengan baik dalam keluarga akan memiliki kemampuan
kognitif yang baik pula. Dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi belajar
yang tinggi, dan berinteraksi sosial dengan baik dalam keluarga dimungkinkan
mempunyai kemampuan kognitif yang baik pula.
Untuk memperjelas hubungan antar variabel dalam penelitian ini, maka
dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.5.Paradigma Penelitian
Motivasi belajar
X1
Interaksi sosial
dalam keluarga
X2
Kemampuan
kognitif Fisika
Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Keterangan gambar
a. X1 :Motivasi belajar
b. X2 : Interaksi sosial dalam keluarga
c. Y : Kemampuan kognitif Fisika
D.Perumusan Hipotesis
Berdasarkan dari tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran maka
dapat dikemukakan hipotesis alternatif sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan
kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran
2010/2011.
2. Ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam keluarga dengan
kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
ajaran 2010/2011.
3. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan interaksi sosial
dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA
Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Sesuai dengan masalah dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional. Alasan
peneliti menggunakan metode ini adalah:
1. Permasalahan yang dihadapi adalah merupakan permasalahan yang masih
ada pada masa sekarang.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis.
3. Hasil penelitian ini nantinya merupakan suatu gambaran hasil penelitian
secara sistematis, nyata, dan cermat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Tahun Ajaran 2010/2011 yang
bertempat di SMA Negeri 2 Sukoharjo karena
a. Tersedianya data yang diperlukan dalam penelitian ini.
b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah sehingga memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data yang diperlukan dalam masalah yang diteliti.
c. Di SMA Negeri 2 Sukoharjo belum pernah diadakan penelitian dengan
masalah yang sama.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap pada bulan November 2010
sampai Juli tahun 2011 dengan jadwal terlampir pada lampiran 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
“Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian” (Saifuddin Azwar, 1999: 77). Populasi dibatasi
sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu
sifat yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengatakan bahwa,
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian atau individu yang mempunyai paling sedikit satu
sifat yang sama. Populasi harus dibatasi dan ditegaskan sampai pada batas- batas
tertentu yang dapat dipergunakan untuk menentukan sampel. Hal ini ditegaskan
lagi bahwa suatu hal yang diperhatikan keadaan homogenitasnya. Apabila
keadaan populasi itu homogen maka pengambilan sampel akhir tidak ada
permasalahan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri
2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah
total siswa sebanyak 347 siswa. Berikut datanya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Data Jumlah Siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo
No Kelas Jumlah
1. X1 45
2. X2 40
3. X3 45
4. X4 44
5. X5 45
6. X6 43
7. X7 41
8. X8 44
Jumlah 347
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Sampel Penelitian
Saifuddin Azwar (1999: 79) berpendapat, “Sampel adalah sebagian dari
populasi”. Menurut Iskandar (2008: 69) “Sampel adalah sebagian dari populasi
yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau
bagian kecil yang diamati”. Karena sampel merupakan bagian dari populasi, maka
harus memilih ciri- ciri yang dimiliki oleh populasinya. Proporsi jumlah sampel
yang diambil tergantung pada sifat populasi, artinya jika keadaan populasi
homogen, sampel tidak perlu terlalu banyak, tetapi jika keadaan populasi
heterogen maka sampel seyogyanya dalam jumlah yang banyak. Homogenitas
sampel pada penelitian ini yaitu kelas. Karena kelas merupakan kelompok teman
sebaya yang ada di sekolah dan keberadaan anggotanya bersifat tetap. Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
yang akan diteliti.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Iskandar (2008: 69), “Teknik sampling merupakan penelitian
yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya
sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian”. Pada prinsipnya
ada dua macam teknik yang digunakan dalam penelitian, yaitu probability
samplingPada penelitian ini penelitian menggunakan teknik cluster random
sampling. Pengambilan sampel dengan cara klaster (cluster random sampling)
adalah melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara
individual yang dalam hal ini kelompok kelas.
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25
% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :
a. kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit luasnya pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut
banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang
risikonya besar tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik.
(Suharsimi Arikunto, 2006: 134)
Dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel sebesar 15 % dari
populasi kelas X yaitu sebanyak 1 kelas yaitu kelas X6 yang berjumlah 43 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Kelas X6 ini dianggap cukup bisa mewakili karakteristik dari populasi yaitu
seluruh siswa kelas X.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan kognitif
siswa dalam mata pelajaran Fisika
1) Definisi Operasional : hasil yang dicapai siswa dalam pelajaran Fisika,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru sebagai akibat
dari upaya-upaya yang dilakukannya.
2) Skala Pengukuran : Interval
3) Indikator : Nilai ulangan mata pelajaran Fisika Bab Listrik Dinamis Sub
Bab rangkain seri paralel.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga :
a. Motivasi Belajar
1) Definisi Operasional : segala daya pendorong/ penggerak baik dari dalam
diri maupum luar siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
2) Kategori :
Motivasi belajar tinggi jika skor dari angket motivasi belajar lebih atau
sama dari skor rata- rata angket tersebut.
Motivasi belajar rendah jika skor dari angket motivasi belajar kurang
dari skor rata- rata angket tersebut.
3) Skala Pengukuran : interval
b. Interaksi Sosial dalam Keluarga
1) Definisi Operasional : suatu proses hubungan timbal balik antar anggota
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, beserta anak-anaknya.
2) Kategori :
Interaksi sosial dalam keluarga tinggi jika nilai siswa lebih dari atau
sama dengan nilai rata-rata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Interaksi sosial dalam keluarga rendah jika nilai siswa kurang dari nilai
rata-rata.
3) Skala Pengukuran : interval
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
menggunakan angket, dan dokumentasi.
a. Angket
Metode angket atau kuesioner merupakan metode untuk memperoleh data
dengan cara memberikan pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar yang harus
dijawab secara tertulis oleh subjek penelitian atau responden. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 151) yang menyatakan bahwa
“Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui.”
Peneliti memilih teknik angket ini untuk mendapatkan data variabel bebas,
yaitu motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga. Dalam penelitian ini
untuk mendapatkan data yang sesuai dengan variabel motivasi belajar dan
interaksi sosial dalam keluarga digunakan jenis angket tertutup, langsung dengan
bentuk pilihan ganda yaitu angket yang berupa daftar pertanyaan yang disediakan
untuk responden agar mereka menjawab tentang dirinya sendiri, yang jawabannya
sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih satu jawaban pada lembar
jawaban yang menunjukkan tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju. Alasan peneliti memakai metode angket adalah sebagai berikut.
1). Dalam waktu singkat angket dapat disebarkan pada responden sehingga
menghemat biaya, waktu dan tenaga.
2). Angket memberikan kemudahan dalam proses penggolongan data karena
adanya keseragaman dan memberikan pertanyaan dan jawaban tersebut sudah
dirumuskan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3). Kemungkinan unsur subjektifitas peneliti dapat diperkecil.
b. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) mengemukakan bahwa
“Metode dokumentasi yaitu cara mencari data menganai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prestasi, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya.” Dalam teknik pengumpulan data yang berupa
dokumentasi ini akan diperoleh sumber data yang berupa dokumen kemampuan
kognitif Fisika dari siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat
mengumpulkan data sebagi berikut:
1). Dokumen lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2). Sumber dokumen adalah data yang lengkap.
3). Lebih efisien dan hemat waktu.
4). Dapat dilihat kembali apabila diperlukan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data motivasi belajar dan interaksi sosial dalam
keluarga berupa angket. Adapun langkah- langkah penyusunan angket :
a. Menetapkan tujuan
Dari penelitian ini, penulis menyusun angket untuk memperoleh informasi
tentang motivasi siswa dan interaksi sosial dalam keluarga terhadap mata
pelajaran Fisika serta.
b. Menyusun kisi-kisi angket
Kisi-kisi angket disusun dengan menjabarkan variabel motivasi siswa dan
interaksi sosial dalam keluarga menjadi sub variabel yang akan diteliti.
Masing- masing sub variabel dijabarkan lagi menjadi deskriptor dan
selanjutnya dijabarkan dalam bentuk item.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Menyusun angket
a. Membuat pengantar yang berisi permohonan kesediaan mengisi
angket, tujuan pengisian angket dan ucapan terimakasih atas
kesediaan responden mengisi angket.
b. Membuat petunjuk pengisian angket.
c. Membuat item pernyataan sekaligus membuat alternatif jawaban.
d. Menentukan bobot jawaban menggunakan skala Likert yang
dimodifikasi menjadi skala 1 sampai 4
Item yang mengarahkan jawaban positif pemberian skor
ditunjukkan sebagai berikut:
Skor 4 : Sangat setuju
Skor 3 : Setuju
Skor 2 : Tidak setuju
Skor 1 : Sangat tidak setuju
Item yang mengarahkan jawaban negatif pemberian skor
ditunjukkan sebagai berikut:
Skor 4 : Sangat tidak setuju
Skor 3 : Tidak setuju
Skor 2 : Setuju
Skor 1 : Sangat setuju
F. Validitas dan Reliabilitas Data
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid atau
kesahihan alat pengukur. Saifuddin Azwar (2003: 5), berpendapat bahwa:
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi unurnya.
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Untuk mengetahui valid tidaknya suatu alat pengukur data, peneliti
menggunakan rumus uji Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh
Pearson yaitu:
𝑟𝑥𝑦 = )(.)(.
))((.
2222 yyNxxN
yxxyN
Dimana:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi
x : Skor masing-masing item
y : Skor total
𝑥𝑦: jumlah penelitian x dan y
𝑥2 : jumlah kuadrat dari x
𝑦2 : jumlah kuadrat dari y
N : Jumlah subjek
( Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Untuk mengadakan interprestasi mengenai validitas suatu soal digunakan
cara dengan melihat ke tabel harga r product moment untuk mengetahui apakah
instrumen valid atau tidak, dengan kriteria:
r hitung ≥ r tabel berarti item valid
r hitung < r tabel berarti item tidak valid
2. Reliabilitas
Menurut Hammersley dalam David Silverman (2002: 225), “Reability
refers to degree of consistency with which instances are assigned to the same
category by different observers or by the same observer on different occasions”.
Reliabilitas mengacu pada derajat ketetapan yang mana saat digunakan pada
kategori yang sama, oleh peneliti yang sama ataupun berbeda dalam
kondisi/waktu yang berbeda). Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi
hasil ukuran yang sama walaupun pada waktu yang berbeda dan peneliti yang
berbeda pula. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 156) “Reliabilitas
menunjukkan pada satu pengetian bahwa sesuatu instrument cukup dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dipercaya untuk digunakan seperti alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik.”
Dari kedua pengertian di atas, maka suatu alat ukur dikatakan reliabel, jika
dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat ukur tersebut dikarenakan
pada subjek yang sama tetapi tempatnya berbeda atau pada waktu yang berbeda
tetapi tempatnya sama. Untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan rumus alpha.
2
2
11 11
t
b
k
kr
Dengan: 11r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b : jumlah varian butir
2
t : varian total
( Suharsimi Arikunto, 2006: 195)
Kriteria reliabilitas :
11r < 0,20 : alat tes mempunyai reliabilitas sangat rendah
0,20 11r < 0,40 : alat tes mempunyai reliabilitas rendah
0,40 11r < 0,60: alat tes mempunyai reliabilitas cukup
0,60 11r < 0,80: alat tes mempunyai reliabilitas tinggi
0,80 11r 1,00: alat tes mempunyai reliabilitas sangat tinggi
( Suharsimi Arikunto, 2006: 197)
G.Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka data tersebut harus dianalisis untuk
menguji kebenaran dari hipotesis dan untuk memperoleh kesimpulan. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi
linear ganda. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 295) mengemukakan bahwa
“Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu perluasan dari teknik regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi
terhadap variabel terikat.”
1. Uji Prasyarat Hipotesis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diambil/ diperoleh dari sampel penelitian berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas menggunakan uji “ Liliefors” dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menetapkan hipotesis
Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Dipilih α = 5%
2) Statistik uji
ii ZSZFmaksL
Keterangan:
ZzzPzF ii , ~ N(0,1)
i321i zyangz,z,zcacah proporsizS
n
zzzzzS i
i
yang,,Banyaknya 321
s
XXzz i
ii
manadistandarskor
sampeldeviasistandars
3) Daerah kritik (Dk)
nLLLDk /:
nLL ; yang diperoleh dari tabel Lilieforss pada tingkat
signifikansi α= 5% dan derajat kebebasan n (ukuran sampel)
4) Keputusan uji
Ho ditolak jika LDK atau diterima jika LDK
(Sudjana, 2005: 466-467)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Uji Linearitas
Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah hubungan antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dalam penelitian bersifat
linier. Sebelum menggunakan uji linieritas, terlebih dahulu dicari
persamaan regresinya. Dalam mencari persamaan regresi digunakan
metode kuadrat terkecil.
1) Uji linieritas untuk satu variabel bebas dan satu variabel terikat
Persamaan regresi adalah bXaY ˆ
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus:
22
2
ii
iiiii
XXn
YXXXYa
22
ii
iiii
XXn
YXYXnb
Langkah-langkah dalam uji linieritas:
a) Hipotesis
Ho = model regresi linier
Ha = model regresi tidak linier
b) Statistik Uji
)(
)(
GRJK
TCRJKF
c) Komputasi
ni
YYXGJK
2
2
1)(
JK (TC) = JK (S) – JK (G), dimana :
JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
22
2
2
,)/(
)(
)(
ii
ii
i
i
XXn
YXYXnb
n
YXYXbabJK
n
YaJK
YTJK
dk (TC) = k – 2
dk (G) = n – k
)(
)()(
TCdk
TCJKTCRJK
)(
)()(
Gdk
GJKGRJK
d) Daerah Kritik
knkFFF ;2;
e) Keputusan Uji
Ho ditolak jika FDK
2) Uji linieritas untuk dua variabel bebas dan satu variabel terikat
Seperti halnya dalam regresi linier sederhana, sebelum
regresi linier yang diperoleh digunakan untuk membuat
kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa mengenai kelinieran dan
keberartian regresinya. Untuk regresi linier ganda pemeriksaannya
hanya dilakukan terhadap keberartian regresi dengan menerima
kenyataan bahwa bentuknya sudah linier.
Persamaan regresi
22110ˆ XbXbbY
Jika YYyXXxXXx ,, 222111 , maka 210 dan, bbb
dapat dicari dengan rumus
2110 XbXbYb
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
221
2
2
2
1
2211
2
2
1
xxxx
yxxxyxxb
221
2
2
2
1
1212
2
1
2
xxxx
yxxxyxxb
Langkah-langkah dalam uji keberartian regresi linier ganda
a) Hipotesis
Ho = koefisien arah regresi tidak berarti
Ha = koefisien arah regresi berarti
b) Statistik Uji
1/)(
/
knSJK
kregJKF
c) Komputasi
yxbyxbregJK 2211
regJKySJK 2
n
YYy
2
22
d) Daerah Kritik
1;;; knkFFF
e) Keputusan Uji
Ho ditolak jika harga FDK
Keterangan:
JK (reg) = jumlah kuadrat regresi
JK (G) = jumlah kuadrat galat
JK (TC) = jumlah kuadrat tuna cocok
JK (S) = jumlah kuadrat sisa
RJK (reg) = varians regresi
RJK (S) = varians sisa
RJK (G) = varians kekeliruan
RJK (TC) = varians tuna cocok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
n = cacah sampel
k = cacah variabel bebas
c. Uji Independensi
Uji indepedensi digunakan untuk mengetahui antara variabel bebas yang
satu dengan yang lain tidak saling mempengaruhi dengan menggunakan rumus
koefisien sederhana antara dua variabel X1 dan X2. Rumus koefisien korelasi
sederhana adalah sebagai berikut:
rx1x2=
(Sudjana, 2005: 369)
Untuk menyelidiki kaitan antara variabel bebas dengan melihat ke tabel
harga r product moment dengan kriteria:
r hitung ≥ r tabel berarti antara variabel bebas saling terkait
r hitung < r tabel berarti antara variabel bebas tidak terkait
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 72)
2. Pengujian Hipotesis
a. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari satu variabel bebas
dengan satu variabel terikat
1) Hipotesis
Ho = 0. iy (koefisien korelasi tidak berarti)
Ha = 0. iy (koefisien korelasi berarti)
2) Statistik Uji
21
2
r
nrt
3) Komputasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2222,
iiii
iii
iy
YYnXXn
YXYXnr
4) Daerah kritik
2,2/ nttt
5) Keputusan uji
Ho ditolak jika DKt
(Sudjana, 2005: 379-380)
b. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari dua atau lebih variabel
bebas dengan satu variabel terikat
1) Hipotesis
Ho : 0...2,1. ky (koefisien korelasi tidak berarti)
Ha : 0,...2,1. ky (koefisien korelasi berarti)
2) Statistik uji
1
1 2
2
knR
kR
F
3) Komputasi
2
2
iy
regJKR
n
YYy
2
22
4) Daerah kritik
1; knkFFFDK
5) Keputusan uji
Ho ditolak jika DKF
(Sudjana, 2005: 385)
3. Uji Kontribusi
a. Menghitung Sumbangan Relatif (SR) X1 dan X2 Terhadap Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Rumus yang digunakan yaitu
%10011
1 xJK
yxaSR
reg
X
%10022
2 xJK
yxaSR
reg
X
b. Menghitung Sumbangan Efektif (SE) X1 dan X2 Terhadap Y
2
22
2
11
%
%
RSRSE
RSRSE
XX
XX
Keterangan:
SR : sumbangan relatif masing-masing prediktor
SE : sumbangan efektif masing-masing prediktor
R : koefisien antara X1 dan X2 dengan Y
(Sutrisno Hadi, 2001: 46)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan
interaksi sosial dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X
SMA” terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
1. Motivasi belajar sebagai variabel bebas X1
2. Interaksi sosial dalam keluarga sebagai variabel bebas X2
3. Kemampuan kognitif Fisika sebagai variabel terikat Y
Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan
teknik dokumentasi. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data
motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga sedangkan teknik
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan kognitif Fisika
siswa.
Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji coba atau try out terhadap siswa kelas X SMA negeri 2 Sukoharjo
sebanyak 40 siswa di luar sampel. Try out ini dimaksudkan untuk mengetahui
adanya item-item yang tidak memenuhi validitas dan reliabilitas.
Dari hasil uji validitas angket tentang motivasi belajar yang berjumlah 50
item, ada 5 item angket yang tidak valid yaitu soal nomor 8, 9, 30, 39, 44
(lampiran 7). Hasil uji validitas angket tentang interaksi sosial dalam keluarga
sebanyak 50 butir item, terdapat 9 item yang tidak valid yaitu 2, 25, 26, 29, 31,
35, 40, 47, 50 (lampiran 8). Jadi keseluruhan item yang tidak valid dari 100 soal
yang di-tryoutkan ada 14 butir soal. Untuk nomor-nomor item angket yang tidak
valid tidak akan digunakan untuk mengambil data penelitian, karena sudah
terwakili oleh item soal yang lain. Hasil perhitungan reliabilitas angket tentang
motivasi belajar = 0,957 (lampiran 7), reliabilitas angket interaksi sosial dalam
keluarga = 0,928 (lampiran 8), dan Karena harga reliabilitas lebih besar dari rtabel
(0,444), maka hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa angket sudah
reliabel untuk dijadikan alat penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Deskripsi Data Motivasi Belajar
Motivasi Belajar merupakan variabel bebas pertama (X1) dalam
penelitian ini. Data variabel ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket
yang disebarkan kepada 43 Responden, yaitu siswa kelas X6 SMA Negeri 2
Sukoharjo.
Dari data yang telah terkumpul dapat diketahui:
1. Nilai terendah : 104
2. Nilai tertinggi : 152
3. Nilai Rata-rata : 128,02
Bila dihitung dengan persentase, maka skor tertinggi Motivasi Belajar =
Jumlah Pertanyaan x Alternative jawaban = 45 x 4 = 180. Dengan jumlah
responden sebanyak 43 siswa, maka skor tertinggi dari variabel Motivasi Belajar
adalah 43 x 180 = 7740, jumlah skor variabel Motivasi Belajar berdasarkan hasil
pengumpulan data yang telah dilakukan adalah 1X = 5505. Dengan demikian
Motivasi Belajar pada siswa kelas X6 SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah5505 :
7740 = 0,71 atau 71 %.
Tabel distribusi frekuensi dan histogram frekuensi masing-masing data
disajikan dengan menentukan banyaknya kelas dalam pembuatan tabel distribusi
bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut
Banyaknya kelas = 43log3.31
= 39,6 (banyaknya kelas dibuat 7)
Panjang kelas interval X1 = 85,67
104152
(panjang kelas interval dibuat 7)
Berikut ini adalah distribusi frekuensi data motivasi belajar siswa disertai dengan
histogram/grafik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar
Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
104-110 6 13,95%
111-118 2 4,65%
119-126 10 23,26%
127-134 11 25,58%
135-141 8 18,60%
142-149 5 11,63%
150-156 1 2,33%
Jumlah 43 100,00%
0
2
4
6
8
10
12
Gambar 4.1. Diagram Motivasi Belajar
2. Deskripsi Data Interaksi sosial dalam keluarga
Interaksi sosial dalam keluarga merupakan variabel bebas kedua (X2)
dalam penelitian ini. Data variabel ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
angket yang disebarkan kepada 43 responden, yaitu siswa kelas X6 SMA Negeri 2
Sukoharjo.
Dari data yang telah terkumpul dapat diketahui :
a. Nilai terendah : 107
b. Nilai tertinggi : 141
c. Nilai Rata-rata : 124,28
Apabila dihitung dengan persentase, maka skor tertinggi interaksi sosial
dalam keluarga dari tiap siswa = jumlah pertanyaan x alternative jawaban = 41 x 4
= 164. Dengan jumlah responden sebanyak 43 siswa, maka skor tertinggi dari
104-110
111-118 119-126
127-134 135-141
142-149
150-156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
variabel interaksi sosial dalam keluarga adalah 43 x 164 = 7052. Jumlah skor
variabel interaksi sosial dalam keluarga berdasarkan hasil pengumpulan data yang
dilakukan adalah 2X = 5344. Dengan demikian tingkat interaksi sosial dalam
keluarga pada siswa adalah 5344 : 7052 = 0,76 atau 76 %.
Tabel distribusi frekuensi dan histogram frekuensi masing-masing data
disajikan dengan menentukan banyaknya kelas dalam pembuatan tabel distribusi
bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut
Banyaknya kelas = 43log3.31
= 39,6 (banyaknya kelas dibuat 7)
Panjang kelas interval X2 = 85,47
107141
(panjang kelas interval dibuat 5)
Berikut ini adalah distribusi frekuensi data Interaksi Sosial dalam Keluarga
disertai dengan histogram/grafik.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial dalam Keluarga
Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
107-111 5 11,63%
112-116 2 4,65%
117-121 10 23,26%
122-126 5 11,63%
127-131 12 27,91%
132-136 8 18,60%
137-141 1 2,32%
Jumlah 43 100,00%
0
2
4
6
8
10
12
Gambar 4.2. Diagram Interaksi Sosial dalam Keluarga
107-111
112-116 117-121
122-126 127-131
132-136
137-141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Fisika
Kemampuan Kognitif Fisika siswa merupakan variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini. Data mengenai Kemampuan Kognitif Fisika diperoleh dengan
teknik dokumentasi, yang diperoleh dari nilai ulangan harian Bab Listrik Dinamis.
Dari data yang terkumpul dapat diketahui:
a. Nilai terendah : 50
b. Nilai tertinggi : 90
c. Nilai rata-rata : 73,7
Skor tertinggi yang dicapai oleh setiap siswa pada variabel Kemampuan
Kognitif Fisika (Y) adalah 100. Dengan jumlah responden sebanyak 43 siswa,
maka skor tertinggi dari variabel Kemampuan Kognitif Fisika siswa adalah 43 x
100 = 4300. Jumlah skor variabel Kemampuan Kognitif Fisika berdasarkan
pengumpulan data yang telah dilakukan adalah Y = 3170. Dengan demikian
tingkat Kemampuan Kognitif Fisika siswa adalah 3170/4300 = 0,74 atau 74%.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Fisika
Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
50-59 1 2,32%
60-69 10 23,26%
70-79 13 30,23%
80-89 10 23,26%
90-99 9 20,93%
Jumlah 43 100,00%
0
2
4
6
8
10
12
14
Gambar 4.3. Diagram Kemampuan Kognitif Fisika
50-59
60-69 70-79
80-89 90-99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti terlihat pada
lampiran. Selanjutnya dianalisis untuk membuktikan apakah hipotesis alternatif
diterima atau ditolak. Syarat analisis data dengan menggunakan teknik analisis
regresi ganda adalah :
1. Populasi harus berdistribusi normal.
2. Antara variabel bebas dan variabel terikat harus menunjukkan kelinearannya.
3. Tidak ada hubungan yang berarti antara variabel-variabel bebas (independen).
Adapun langkah-langkah persyaratan analisis regresi ganda dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah metode Lilliefors yang bertujuan untuk
mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Distribusi normal yang dimaksud adalah penyebaran nilai-nilai dari sampel yang
dimiliki oleh masing-masing variabel dapat mencerminkan populasinya. Hasil uji
normalitas dengan metode Liliefors diperoleh harga statistik uji Lobs untuk taraf
signifikansi 5% pada masing-masing variabel baik variabel bebas maupun
variabel terikat yakni sebagai berikut :
Tabel 4.4. Harga Statistik Uji Normalitas
No Variabel Statistik Uji Lobs Harga Kritik
1.
2.
3.
Motivasi belajar
Interaksi sosial dalam keluarga
Kemampuan kognitif fisika
0,0790
0,1343
0,1149
0,1351
0,1351
0,1351
Dari tabel tampak bahwa harga Lobs dari masing-masing variabel tidak
melebihi batas harga kritiknya ( Lobs < Ltabel ), maka dapat disimpulkan bahwa
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 13-15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2. Uji Linearitas dan Keberartian
Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah ada hubungan yang linear
antara variabel yang diukur. Kelinearan yang dimaksud adalah setiap kenaikan
nilai variabel bebas akan diikuti pula oleh kenaikan variabel terikat.
a. Uji Linearitas X1 dengan Y
Berikut adalah tabel kerja uji linearitasnya:
Tabel 4.5. Rangkuman Anava Regresi Sederhana 142.083,19ˆ XY
Sumber Variasi Dk JK RJK F
Total 43 239100
Koefisien (a) 1 233695,35
5,5273 Regresi ab 1 1135,04 1135,04
Sisa 41 4269,61 205,35
Tuna Cocok 24 2669,61 111,233
1.1818
Galat 17 1600 94,117
Dari hasil perhitungan diperoleh harga FTC = 1.1818. Sedangkan harga
Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 24 dan dk penyebut
17 adalah 2,19. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan
dapat disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan
juga didapat harga Freg = 5,5273. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi
α : 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 41 adalah 4,075. Sehingga
didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah berarti. Perhitungan selengkapnya
disajikan pada lampiran 17. Berikut adalah gambar persamaan garis linear X1
dengan Y:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 4.4. Grafik Motivasi Belajar (X1) terhadap Kemampuan Kognitif
Fisika (Y)
b. Uji Linearitas X2 dengan Y
Setelah dibuat tabel kerja dan dilakukan perhitungan sesuai dengan
rumus diperoleh harga-harga sebagai berikut:
Tabel 4.6. Rangkuman Anava Regresi Sederhana 250.098,10ˆ XY
Sumber Variasi Dk JK RJK F
Total 43 239100
Koefisien (a) 1 233695,349
6,552705 Regresi ab 1 744,753331 744,753331
Sisa 41 4659,89 113,655854
Tuna Cocok 21 -1865,102 -88,81
-0,272 Galat 20 6525 326,25
Dari hasil perhitungan diperoleh harga FTC = -0,272. Sedangkan harga
Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut
20 adalah 2,1. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat
disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga
didapat harga Freg = 6,552705. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α
: 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 41 adalah 4,075. Sehingga
didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah berarti. Perhitungan selengkapnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
disajikan pada lampiran 19. Berikut adalah gambar persamaan garis linear X1
dengan Y:
Gambar 4.5. Grafik Interaksi Sosial dalam Keluarga (X2) terhadap
Kemampuan Kognitif Fisika (Y)
3. Uji Independensi
Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antar kedua variabel bebas yaitu motivasi belajar dan interaksi sosial dalam
keluarga dengan menggunakan korelasi Product-Moment.
Dari perhitungan diperoleh hasil rhitung (rx1x2) : 0,297. Harga tersebut
dikonsultasikan dengan harga r product-momen dengan taraf signifikansi α : 5%
karena dan n = 43 diperoleh r tabel = 0.301. Karena rx1x2 < r tabel yaitu 0,297 < 0,301
. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa antara variabel X1 dan X2 tidak
menunjukkan adanya hubungan yang berarti. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 20.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
telah diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis akan diterima apabila data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
telah terkumpul dapat membuktikan pernyataan di dalam hipotesis. Sebaliknya,
hipotesis akan ditolak apabila data yang telah terkumpul tidak dapat membuktikan
pernyataan di dalam hipotesis.
1. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan langkah awal dari analisis data adalah terlebih
dahulu membuat tabulasi data Motivasi Belajar (X1), interaksi sosial dalam
keluarga (X2) dan Kemampuan Kognitif Fisika (Y). Dari hasil perhitungan
diperoleh harga-harga sebagai berikut :
N = 43 2
2X = 667070
1X = 5505 2Y = 239100
2X = 5344 YX1 = 408530
Y = 3170 YX 2 = 395440
2
1X = 711173 21 XX = 685443
Setelah dilakukan tabulasi data mengenai variabel-variabel yang terdapat
dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien korelasi
sederhana. Data mengenai perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 13.
2. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana X1 dengan Y serta X2 dengan Y
a. Koefisien korelasi sederhana X1 dengan Y
Sesuai langkah yang ada dan rumus yang telah ditetapkan dari hasil
perhitungan (Lampiran 21) diperoleh hasil sebagai berikut:
rx1y = 0,458
r tabel = 0,301
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih
besar dari r tabel atau 0,458 > 0,301 maka signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa antara X1 dan Y terdapat hubungan yang berarti. ehingga
hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi
Belajar dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X”, terbukti. Dengan
demikian hipotesis diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Koefisien korelasi sederhana X2 dengan Y
Sesuai langkah yang ada dan rumus yang telah ditetapkan dari hasil
perhitungan (Lampiran 16 ) diperoleh hasil sebagai berikut :
rx2y = 0,371
r tabel = 0,301
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih
besar dari r tabel atau 0,371 > 0,301 maka signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa antara X2 dan Y terdapat hubungan yang berarti. Sehingga
hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial
dalam keluarga dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X”, terbukti.
Dengan demikian hipotesis diterima.
3. Koefisien Korelasi Bersama-sama X1 dan X2 dengan Y
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Ry(1,2) sebesar
0,520 dengan sampel sebanyak 43 orang. Sedangkan koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,230. Lihat lampiran 21. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
bahwa Motivasi Belajar dan interaksi sosial dalam keluarga secara bersama-
sama mempunyai pengaruh terhadap Kemampuan Kognitif Fisika siswa. Hal
ini ditunjukkan dengan F hitung lebih besar dari F tabel atau 7,43 > 3,23 sehingga
hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi
Belajar dan interaksi sosial dalam keluarga secara bersama-sama dengan
Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X”, terbukti. Dengan demikian
hipotesis diterima.
4. Melakukan Uji Signifikasi Korelasi X1 dan X2 dengan Y
Dari perhitungan dengan teknik analisis varian diperoleh harga F hitung
sebesar 7,43 yang nilainya lebih besar dari F tabel pada taraf signifikasi 5%
sebesar 3,23 atau 7,43 > 3,23, maka signifikan sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengaruh X1 dan X2 terhadap Y adalah signifikan atau berarti. Lihat
lampiran 21.
5. Menghitung Harga dari persamaan-persamaan Garis Regresi Linear Multipel
Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan sebagai berikut :
Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0,350 X2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dari persamaan tersebut diatas dapat ditafsirkan bahwa rata-rata tingkat
kemampuan awal kognitif fisika siswa (Y) sebesar -14,704 akan meningkat
atau menurun sebesar 0,351 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit
Motivasi Belajar (X1) dan juga akan meningkat atau menurun sebesar 0,350
untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit interaksi sosial dalam
keluarga (X2). Lihat lampiran 22.
6. Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif X1 dan X2 dengan Y
Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui sebagai berikut :
a. Sumbangan relatif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif
Fisika (Y) sebesar 64,64 %.
b. Sumbangan relatif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan
Kemampuan Kognitif Fisika (Y) sebesar 35,36%.
c. Sumbangan efektif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif
Fisika (Y) sebesar 14,867%.
d. Sumbangan efektif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan
Kemampuan Kognitif Fisika (Y) sebesar 9,583%.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan di atas, maka
dilakukan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan hasil analisis penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil pengumpulan data, setelah diolah skor rata-rata
Motivasi Belajar adalah sebesar 71%. Ini berarti Dengan rata-rata skor tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar yang dilakukan selama ini masih
perlu ditingkatkan lagi. Motivasi belajar yang monoton dapat menimbulkan rasa
jenuh atau bosan pada siswa. Selain itu kurangnya guru dalam memperhatikan
faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan motivasi belajar sehingga penyajian
motivasi belajar yang digunakan guru masih kurang dipahami oleh siswa.
Motivasi belajar bisa didapat dari berbagai sumber yang ada. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
adanya pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, belajar
dengan rajin dapat meningkatkan prestasi belajar yang maksimal terkhusus untuk
kemampuan kognitif. Prestasi yang baik merupakan suatu hal yang diharapkan
oleh setiap siswa. Apalagi dengan kemampuan yang dimilikinya dapat digunakan
untuk membantu teman yang memiliki kesulitan dalam belajarnya. Dengan begitu
siswa akan dapat memiliki rasa puas dan senang akan hasil belajarnya yang dapat
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Siswa kurang dapat menguasai materi dalam kegiatan belajar mengajar
disekolah hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar yang diberikan
oleh guru. Selain itu karena siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya
kepada guru. Hendaknya guru dapat mengetahui tentang kebiasaan siswa, agar
dapat menciptakan kelas yang aktif dalam belajar. Dengan keadaan kelas yang
aktif, keberanian siswa untuk bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang
kurang jelas dapat meningkatkan motivasi belajar yang baik. Karena terbina
hubungan yang baik antara guru dan siswa.
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, guru dapat memberikan
pemecahan untuk menghindarkan kebiasaan siswa menyontek waktu ulangan.
Selain itu hendak guru tidak bosan untuk mengingatkan siswa untuk mengulangi
pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Seorang guru hendaknya dapat
memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya tentang materi yang
telah disampaikan kurang jelas. Agar kegiatan pencapain prestasi belajar dapat
tercapai dengan maksimal. Dalam memberikan pekerjaan rumah hendaknya guru
dapat mengingatkan siswa untuk mengerjakan dan memberikan penjelasan akan
pentingnya pekerjaan rumah untuk siswa. Dengan belajar yang dilakukan siswa
dalam setiap waktu dapat meningkatkan motivasi belajar untuk dapat mencapai
prestasi belajar. Setiap siswa yang dimintai bantuan untuk menjelaskan materi
yang kurang dipahami dalam penjelasan guru, akan merasa senang dan bangga.
Dengan demikian siswa akan meningkatkan belajarnya agar dapat
mempertahankan prestasi belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Interaksi Sosial dalam Keluarga
Berdasarkan hasil pengumpulan data, setelah diolah skor rata-rata
interaksi sosial dalam keluarga adalah sebesar 76%. Ini berarti rata-rata tingkat
interaksi sosial dalam keluarga pada siswa kelas X berada pada taraf 76%.
Dengan tingkat interaksi sosial dalam keluarga tersebut dapat dikatakan bahwa
interaksi sosial dalam keluarga menurut siswa masih perlu ditingkatkan.
Interaksi sosial dalam keluarga sangat diperlukan dalam penyampaian
masalah dalam keluarga, misalnya adanya masalah dalam sekolah dapat
disampaikan kepada keluarga agar dapat dicari pemecahannya. Selain itu
perhatian yang diberikan oleh orang tua dapat menunjang prestasi dalam hal ini
kemampuan kognitif. Perhatian orang tua dapat dilakukan dengan menggunakan
adanya menayakan kegiatan belajar mengajar disekolah, tugas-tugas yang didapat
dan penyelesainnya dan bagaimana prestasi yang didapat dari proses belajar
mengajar tersebut. Agar dalam setiap hambatan belajar yang ada dapat
dihindarkan.
Masalah selanjutnya dalam interaksi sosial dalam keluarga, itu dapat
berasala dari bagaimana cara orang tua mendidik anaknya. Cara yang dilakukan
hendaknya dapat disesuaikan dengan keaadaan anak dalam keluarga. Orang tua
hendaknya memberikan peringatan atau menegur anak jika mereka melakukan
kesalahan. Orang tua juga harus bersikap adil kepada semua anaknya. Untuk itu
diperlukan adanya interaksi sosial dalam keluarga, agar semua anggota keluarga
dapat menyampaikan pendapat mereka dalam menyelesaikan masalah.
Adanya suatu ejekan dalam keluarga dapat mempengaruhi pola berfikir
anak dalam pertumbuhannya. Misalnya adik selalu di ejek oleh kakaknya karena
nilai ulangannya kurang baik. Dengan adanya ejekan itu adek menemukan suatu
motivasi untuk lebih meningkatkan belajarnya. Selain itu dengan adannya
pemberian pujian dan hadiah oleh orang tua dapat meningkatkan motivasi belajar.
Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi yang diperoleh dalam lingkungan
keluarga prestasi belajar yang diharapkan akan tercapai dengan mudah. Interaksi
sosial dalam keluargapun dapat tercapai dengan baik.
Masalah lain dalam interaksi sosial dalam keluarga adalah adanya uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
saku yang sedikit yang tidak dapat mencukupi kebutuhan anak dalam sekolah.
Mereka merasa tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan itu dapat
menjadikan siswa malas belajar dirumah maupun disekolah ataupun siswa dapat
melakukan hal-hal yang kurang baik. Untuk itu orang tua perlu memperhatikan
kebutuhan yang diperlukan oleh anaknya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan hambatan-hambatan yang
ada dalam interaksi sosial dalam keluarga yang dapat menganggu kegiatan belajar
anak. Orang tua juga harus dapat memberikan contoh yang baik kepada anaknya
agar mereka dapat menjadi anak yang baik. Pengertian dan perhatian orang tua
sangat diperlukan dalam bimbingan belajar anaknya. Disamping itu orang tua
hendaknya mengenal betul tentang sifat-sifat anaknya agar dapat mengetahui
tindakan apa yang akan diambil jika anak melakukan kesalahan. Orang tua juga
harus membiasakan mengawasi tindakan anaknya dalam bergaul dan memilih
teman.
3. Kemampuan Kognitif Fisika
Berdasarkan pengumpulan data, hasilnya skor rata-rata kemampuan
kognitif fisika pada Sub bab rangkain seri paralel adalah 75%. Dengan pencapaian
tingkat kemampuan kognitif fisika pada Sub bab rangkain seri paralel tersebut
sudah cukup baik, akan tetapi akan lebih apabila ditingkatkan lagi. Di SMA
Negeri 2 Sukoharjo batas kelulusan untuk mata pelajaran fisika khususnya bab
Listrik Dinamis adalah 60, jadi apabila ada siswa yang nilainya di bawah 60 maka
harus melakukan remidi untuk meningkatkan nilainya sampai 60. Selain kedua
variabel di atas, masih ada beberapa faktor lain yang berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Sesuai dengan permasalahan yang ada dan data yang telah dikumpulkan,
serta hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar dengan Kemampuan
Kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran
2010/2011.
2. Ada hubungan yang signifikan antara Interaksi sosial dalam keluarga dengan
Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
ajaran 2010/2011.
3. Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar dan Interaksi sosial
dalam keluarga secara bersama-sama dengan Kemampuan Kognitif Fisika
siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
Dari data yang telah terkumpul dan hasil analisis data yang telah
dilakukan dapat juga diperoleh temuan lain yang berhubungan dengan ketiga
variabel penelitian tersebut. Temuan lain tersebut antara lain :
1. Tingkat persentase Motivasi Belajar sebesar 71%, tingkat interaksi sosial
dalam keluarga 76% dan Kemampuan Kognitif Fisika siswa 75%.
2. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan garis regresi.
Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0, 350 X2
Artinya bahwa rata-rata tingkat kemampuan awal kognitif fisika siswa (Y)
sebesar -14,704 akan meningkat atau menurun sebesar 0,351 untuk setiap ada
peningkatan atau penurunan satu unit motivasi belajar (X1) dan akan
mengalami peningkatan atau penurunan sebesar 0,350 untuk setiap ada
peningkatan atau penurunan satu unit interaksi sosial dalam keluarga (X2).
3. Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel adalah:
a. Sumbangan relatif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif
Fisika siswa (Y) sebesar 64,64 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Sumbangan relatif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan
Kemampuan Kognitif Fisika siswa (Y) sebesar 35,36%.
c. Sumbangan efektif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif
Fisika (Y) sebesar 14,867%.
d. Sumbangan efektif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan
Kemampuan Kognitif Fisika (Y) sebesar 9,583%.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan, maka berikut
peneliti akan memaparkan implikasi hasil penelitian. Implikasi dari hasil
penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bahwa kemampuan
kognitif fisika siswa berhubungan dengan penggunaan motivasi belajar yang
sesuai dan dengan adanya interaksi sosial yang baik. Hasil penelitian ini juga
dapat digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di sekolah, sehingga prestasi belajar siswa tinggi.
2. Bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian tentang permasalahan yang
berhubungan dengan penggunaan motivasi belajar, interaksi sosial dalam
keluarga, dan prestasi belajar siswa, maka hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber pemikiran dan teori yang dapat
digunakan sebagai materi penunjang dalam penelitian yang dilakukannya.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk
memperbaiki kemampuan kognitif fisika siswa bab sub bab rangkaian seri
paralel dengan cara yang efektif antara lain dengan lebih mengefektifkan
penggunaan motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga dalam proses
belajar mengajar, memberikan perhatian dan penjelasan lebih kepada siswa.
C. Saran
Berdasarkan Berdasarkan pembahasan hasil data dan simpulan, penelitian
dapat memberikan manfaat bagi lembaga yang terkait. Adapun saran-saran yang
dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1. Kepada Komite Sekolah
a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa
fasilitas dan media pendukung mata pelajaran fisika kurang dapat
memenuhi, untuk itu sebaiknya diadakan peninjauan ulang tentang fasilitas
yang telah ada.
b. Komite sekolah hemdaknya menambah fasilitas yang telah ada, agar
kegiatan belajar mengajar dapat tercapai maksimal.
c. Komite sekolah hendaknya memeriksa kelayakan fasilitas yang telah ada,
agar siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat dengan adanya rasa
ingin tau.
2. Kepada Guru Mata Pelajaran Fisika
a. Berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa guru kurang perhatian
terhadap kondisi maupun lingkungan yang ada di dalam kelas khususnya,
maka guru sebaiknya lebih memperhatikan kondisi kelas pada saat
sebelum pelajaran dimulai, sehingga penggunaan motivasi belajar akan
lebih efektif dan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.
b. Guru sebaiknya mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga
waktu yang dibutuhkan dalam menyampaikan materi pelajaran tidak
berkurang dan materi yang disampaikan selesai tepat pada waktu yang
sudah ditentukan.
3. Kepada siswa
a. Dari hasil angket menunjukkan bahwa siswa kurang perhatian terhadap
materi yang disampaikan dan memahami materi yang disampaikan guru.
b. Sebaiknya siswa lebih aktif dan perhatian terhadap materi yang
disampaikan guru, serta meyakini manfaat dari materi pelajaran tersebut.
c. Siswa hendaknya berusaha untuk memperoleh prestasi yang maksimal
dalam suatu mata pelajaran dan menyadari pentingnya suatu prestasi
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
4. Kepada orang tua
a. Orang tua hendaknya memperhatikan kegiatan belajar anak. Supaya dalam
pencapaian prestasi dapat maksimal. Dan hendaknya orang tua dapat
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh anaknya.
b. Interaksi sosial dalam keluarga hendaknya dapat dilaksanakan dengan
sebaik mungkin. Agar dalam lingkungan keluarga tercapai keharmonisan
dan terjalin interaksi yang baik.