26
1. INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL A. Interaksi Sosial Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”. “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216). Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. 1. Macam-macam interaksi Sosial Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Interaksi antara individu dan individu Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan). b. Interaksi antara individu dan kelompok

Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

1. INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL

A. Interaksi Sosial

Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau

hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau

antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan

Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu

proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya

memungkinkan pembentukan struktur sosial”.

“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai,

menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216).

Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial

adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik

itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

1. Macam-macam interaksi Sosial

Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam,

yaitu:

a. Interaksi antara individu dan individu

Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika

jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal

balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).

b. Interaksi antara individu dan kelompok

Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi

sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.

c. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok

Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak

pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

2. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial

Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke

dalam dua bentuk, yaitu :

a. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif

Page 2: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

Interaksi sosial yang bersifat asosiatif yakni mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi

(hubungan atau gabungan) seperti :

1) Kerja sama

Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai

tujuan bersama.

2) Akomodasi

Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-

kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.

3) Asimilasi

Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang

kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga

lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk

kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

4) Akulturasi

Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan

suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing

sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah

ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu

sendiri.

b. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk

pertentangan atau konflik seperti:

1) Persaingan

Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu,

agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman

atau benturan fisik di pihak lawannya.

2) Kontravensi

Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau

konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun

secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap

unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian

akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

3) Konflik

Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat

adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan

Page 3: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka

yang bertikai tersebut.

3. Ciri - Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain:

a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang

b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial

c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas

d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

4. Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat

berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu:

a. Kontak sosial

Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya

interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain

meski tidak harus bersentuhan secara fisik.

b. Komunikasi

Maksud dari komunikasi tersebut adalah berhubungan langsung dengan orang lain.

5. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial

Interaksi sosial terbentuk oleh factor – factor berikut ini :

a. Tindakan Sosial

Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang

pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam. Menurut MAX

WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi

individu – individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4

macam yaitu :

1) Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan

memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk

mendapatkan nafkah yang cukup .

2) Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan

nilai – nilai dasar dalam masyarakat . Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio –

magis .

Page 4: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

3) Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan

Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan

kebudayaan leluhur .

4) Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok

orang berdasarkan perasaan \ emosi

b. Kontak Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara:

1) Menurut cara berkomunikasi

a) Kontak Langsung: Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung

kepada pihak komunikan.

b) Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak

komunikan melalui perantara pihak ketiga.

2) Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi. Ada 2 macam

kontak sosial:

a) Kontak Primer

b) Kontak Sekunder

c. Komunikasi Sosial

Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang

menyampaikan komunikasi disebut komunikator, orang yang menerima komunikasi disebut

komunikan. Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik

apabila proses komunikasinya tidak berlangsung secara komunikatif.

Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas, berbelit – belit, bahkan mungkin sama

sekali tidak dapat dipahami.

• Bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga, kelompok dan

organisasi sosial:

1) Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya.

a) Interaksi antara individu dan individu

Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu

lainnya. Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-

cakap/mungkin bertengkar.

b) Interaksi antara individu dan kelompok

Page 5: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok. Misalnya: Seorang ustadz sedang

berpidato didepan orang banyak. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan

individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .

c) Interaksi antara Kelompok dan Kelompok

Bentuk interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok

lain. Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain.

2) Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya:

a) Imitasi

Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh :

Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya.

b) Identifikasi

Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya.

Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka

mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayahnya.

c) Sugesti

Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada

kelompok, kelompok kepada seorang individu.

Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat

kenakalan tanpa memikirkan akibatnya kelak.

d) Motivasi

Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok. Contoh : Pemberian

tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah

satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung

jawab.

e) Simpati

Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang/ kelompok orang atau

suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul

dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan

cinta kasih / kasih sayang.

f) Empati

Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita

melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati

menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.

Page 6: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

B. PENGERTIAN PELAPISAN SOSIAL

Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut

Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam

kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-

kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.

Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara

hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka

menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota

masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai

hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.

Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat

mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut

bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya

pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan,

ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga

dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat

lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.

Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang

dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya.

Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam

perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan

wewenang

Aspek Positif dan Negatif dari Sistem Pelapisan Sosial

Sistem pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat sangatlah mungkin terjadi, karena adanya

tingkatan kesenjangan-kesenjangan yang didasari dari beberapa hal misalnya dari segi

Ekonomi, ini akan menimbulkan stratifikasi sosial yang sangat mencolok. Masyarakat dan

lingkungan sosialnya menjadi elemen yang tak dapat terpisahkan sehingga akan

menimbulkan efek-efek tertentu sesuai dengan pola pikir dan lingkungan masyarakt sosial itu

sendiri.

Beberapa aspek yang akan timbul akan menimbulkan kesenjangan sosial dan diskriminasi, aspek

negatif ini bisa saja terjadi pada daerah-daerah pedesaan, pasalnya pedesaan yang umumnya

Page 7: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

petani akan senantiasa lebih dikuasai oleh tengkulak-tengkulak yang memainkan harga pasar

yang cenderung seringkali merugikan para petani, contohnya para petani daun bakau untuk

pembuatan rokok, harga bakau harus ditentukan oleh tengkulak yang sudah bekerja sama

dengan produsen rokok yang telah memiliki nama. Tingkatan ekonomi lah yang membuat

stratifikasi sosial ini muncul, belum lagi karena jabatan dan tingkat pendidikan.

Aspek lain dari pelapisan sosial ini bisa saja menjadi hal yang menguntugkan bagi sebagian

orang, aspek positif ini dapat kita jumpai di berbagai tempat contohnya jika kita seorang

pejabat pemerintah kita mungkin akan sedikit lebih mudah dalam urusan birokrasi, karena

adanya bantuan orang dalam yang memiliki jabatan. Plapisan sosial di pedesaan mungkin

akan menimbulkan hal baik bagi para pencari modal apabila seseorang yang memilik tingkat

ekonomi menengah ke atas berpendidikan tinggi juga mempunyai jabatan dapat bekerja sama

dengan masyarakat ke bawah untuk saling membantu dengan mendirikan koperasi kecil-

kecilan dengan modal yang sudah di danai oleh orang yang mempunyai pengaruh kuat di

daerah itu.

Pelapisan sosial pastilah terjadi dimanapun kita berada, namun tergantung dari bagaimana kita

menyikapi dan menjaganya agar tidak adanya kecemburuan, kesenjangan, dan diskriminasi

sosial pada masyarakat dalam tingkatan apapun, entah menengah ke atas atau ke bawah,

semua manusia dengan derajat yang sama, yang membedakan tinggi rendah hanyalah akhlak

yang mulia. Jika kita beruntung menjadi seorang yang tinggi di mata sosial, maka jangan

menyalahgunakan kedudukan tinggi tersebut, dan jika kita berada dalam tingkatan rendah,

maka berusahalah agar hidup kita menjadi bermakna bagi orang lain meski kita hanya orang

biasa yang selalu tertindas.

Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar

belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-

kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan

masyarakat atau masyarakat yang berstrata.

Jika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan

bahwa:

a) Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;

b) Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar

masyarakatnya.

Page 8: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau

masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)”.

Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan

Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam

sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak,

pengaruh, dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu

kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini

menyempit ke atas.

2. STRATIFIKASI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL

1   Pengertian Dan Dimensi Stratifikasi Sosial

Menurut Aristoteles (Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur,yaitu

mereka kaya sekali, melarat dan berada di tengah-tengahnya. Sehigga pada zaman itu ataupun

sebelumnya orang sudah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan

bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.

Menurut Pitirim A.Sorokin pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri

yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barang siapa yang

memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat

berkedudukan dalam lapisan atasan. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki

sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.

Menurut Pitirim juga diantara lapisan yang atasan dan yang rendah itu, ada lapisan

yang jumlahnya dapat ditentukan sendiri oleh mereka yang hendak mempelajari sistem

lapisan masyarakat itu. Biasanya golongan yang berada dalam lapisan atasan tidak hanya

memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang

tinggi itu bersifat kumulatif. Mereka yang memiliki uang banyak akan mudah sekali

mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan, sedangkan mereka yang

mempunyai kekuasaan besar mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan.

Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut dalam sosiologi disebut social stratification.

Jadi sosial stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-

kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah (hierarkis). Selanjutnya menurut Pitirim, dasar

dan inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan tanggung

Page 9: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat. Dalam sistem

lapisan masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan bersifat terbuka

(open social stratification).

Ada  banyak  dimensi yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan  stratifikasi  sosial

yang ada dalam suatu kelompok  sosial  atau komunitas  (Svalastoga,1989), misalnya:

dimensi pemilikan kekayaan (diteorikan Koentjaraningrat), sehingga ada strata wong sugih

dan wong cilik. Awalnya,di-mensi ini digunakan untuk melakukan identifikasi pada

masyarakat Jawa, maka yang disebut pemilikan kekayaan akan ter -fokus pada simbol-simbol

ekonomi yang lazim dihargai masyarakat Jawa. Misalnya, pemilikan tanah (rumah,

pekarangan atau sawah).

Dimensi distribusi  sumber daya diteorikan  oleh  Gerhard  Lensky,  di mana  ada strata

tuan tanah, strata petani bebas, strata pedagang, strata pegawai,  strata petani, strata pengrajin,

strata pengangguran, dan strata pengemis. Dimensi  ini  pada awalnya diberlakukan pada

masyarakat pra industri di mana  sistem  stratifikasi  sosialnya belum sekompleks masyarakat

industri. Ada tujuh dimensi stratifikasi  sosial (diteor ikan  Bernard  Baber), yaitu:

occupational  prestige, authority and power ranking, income or wealth, educational and

knowledge, religious and ritual purity, kinship, ethnis group, and local community. Ketujuh

dimensi ini, baik  secara  terpisah maupun  bersama-sama,  akan  bisa  membantu  dalam 

mendes -kripsikan  bagaimana  susunan stratifikasi sosial suatu kelompok sosial (komunitas)

dan faktor yang menjadi dasar terbentuknya stratifikasi sosial tersebut.

Samuel Huntington mengemukakan bahwa ada dimensi modernisasi untuk 

menjelaskan stratifikasi sosial, yaitu: strata sosial (baru) yang mampu merealisasi aspirasinya

(the new have) dan strata sosial yang tidak mampu merealisasi  aspirasinya atau mereka kalah

dalam memperebutkan posisi strata dalam komunitasnya ( the  looser). Dimensi ini lebih

terfokus pada stratifikasi sosial yang pembentukannya didasarkan pada berbagai simbol gaya

hidup. Teorisasi Huntington  ini dalam beberapa  hal  berhimpitan  dengan  teori Leisure

Class-nya  dari Thorstein Veblen. Inti pengertian stratifikasi sosial :

Pengertian Stratifikasi Sosial

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau

pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Adapun pengertian

stratifikasi menurut para ahli adalah :

a. Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke

dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

Page 10: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

b. Drs. Robert M.Z. Lawang, stratifikasi adalah penggolongan orang-orang yang

termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut

dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

c. P.J. Bouman, Stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara

hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu menuntut

gengsi kemasyarakatan.

d. Soerjono Soekanto, Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau

kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

e. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, Stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan

status yang berlaku dalam suatu masyarakat

2. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial

Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian,

kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama

manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan

menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan

masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau

lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak

memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.

Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin pasti

menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai

tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula

ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya.

Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia

menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai

ketrampilan apapun.

Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan

kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas

lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat.

Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, pokok-pokok sebagai berikut

dapat dijadikan pedoman :

1.      Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem

demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang

menjadi objek penyelidikan.

Page 11: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

2.      Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur antara lain:

a.       Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya;penghasilan, kekayaan,

keselamatan, (kesehatan, laju angka kejahatan) wewenang dan sebagainya.

b.      Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan)

c.       Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi,

keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik wewenang atau kekuasaan.

d.      Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,

keanggotaan pada suatu organisasi

e.       Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan

f.       Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki

kedududkan yang sama dalam system sosial masyarakat seperti;

1)      Pola-pola interaksi-interaksi (struktur klik, keanggotaan organisasi, perkawinan dan

sebagainya)

2)      Kesamaan atau ketidaksamaan system kepercayaan, sikap dan nilai-nilai

3)      Kesadaran akan kedudukan masing-masing

4)      Aktivitas sebagai organ kolektif

Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut :

  Terjadinya secara otomatis, karena factor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya :

Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam

masyarakat.

  Terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan

wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, Seperti Pemerintah, Partai politik,

Perusahaan, Perkumpulan, Angkatan Bersenjata.

Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan

masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang

menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia,

sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi

sosial.Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas

vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas antar generasi.

Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu

stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup.

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota

masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan

Page 12: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya.

Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa mengubah penampilan serta strata sosialnya

menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik

dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia

mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan penghasilan yang tinggi.

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut

tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh

stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada

golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa

seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat atau bangsawan darah biru.

Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas social cukup besar,

sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.

3     Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan

sosial adalah sebagai berikut.

1. Ukuran kekayaanKekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat

ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak

mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula

sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang

rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, kepemilikan

hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau, lahan persawahan dan sebagainya. Orang-orang

yang mempunyai hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau mempunyai pandangan bahwa

siapa yang bisa untuk membeli hewan ternak itu adalah hanya orang-orang yang kaya atau

mampu saja, bahkan dengan adanya hewan ternak tersebut si pemilik atau peternak bisa

membiayai untuk kebutuhan hidupnya.

2. Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan

teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran

kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat

biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan

wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Page 13: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

3. Ukuran kehormatanUkuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-

orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial

masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya

mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para

orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.

4. Ukuran ilmu pengetahuanUkuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai

ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati

lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu

pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi

yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktor ataupun gelar profesional

seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar

yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak

orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan,

misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan seterusnya.

Unsur-unsur stratifikasi :

1. Kedudukan (Status) Yaitu kedudukan sebagai tempat/posisi seseorang dalam suatu kelompok

sosial

2. Peranan (Role) Yaitu Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seperti peranan

peternak kambing sebagai penggerak roda perekonomian yang secara langsung untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial :1.  Ascribed Status

Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta,

golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2.  Achieved Status

Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang

dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti peternak kambing yang bisa menjadi

sukses karena keuletan dan kegigihannya sehingga bisa mengangkat derajat kehidupannya,

harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.

3.  Assigned Status

Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan

masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan

Page 14: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh,

dan sebagainya.

Bentuk stratifikasi sosial diantaranya sebagai berikut :

    Sistem Kasta (tertutup)

            Sistem kasta memilki karakteristik sistem kelas yang horizontal (strata) yang

merefresentasikan area-area fungsional yang terdapat dalam masyarakat. Area-area tersebut

meliputi religi (agama), pendidikan, pemerintahan dan bisnis. Masing-masing area kemudian

disusun berdasarkan atas tingkat kepentingan fungsional dalam masyarakatnya.

    Sistem Estate (tertutup)

            Bentuk kedua dari stratifikasi sosial adalah sistem estate yang pada dasarnya juga

berdasarkan pada sistem kelas tertutup, tetapi lebih luas bila dibandingkan dengan sistem

kasta. Sistem estate mencapai masa kejayaannya pada masa feodalisme di eropa dan masih

digunakan oleh beberapa negara yang tetap mempertahankan sistem aristokrasi atau

kepemilikan tanah secara turun temurun (feodalis Eropa). Istilah ”estate” berasal dari istilah

feodal Eropa.

    Sistem Kelas (terbuka)

            Status sosial yang mereka peroleh dari ukuran ekonomi yaitu seberapa besar kekayaan

yang dipunyai. Ketiga kelas tersebut adalah kelas atas (kelas kaya), kelas bawah (kelas

miskin) dan kelas yang ketiga, yang berada diantara kelas kaya dan kelas miskin tersebut

yakni kelas menengah. Contoh dalam dunia peternakan seperti para peternak kambing yang

terdiri dari beberapa lapisan/stratifikasi baik kelas atas maupun kelas bawah, karena rata-rata

peternak kambing di pedesaan keadaan ekonominya masih jauh dari mencukupi.

4     Fungsi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :

    Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan,

keselamatan, dan wewenang pada jabatan, pangkat, kedudukan seseorang.

    Sistem pertanggaan (Tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut

prestise dan penghargaan, Misalnya: Pada seorang yang menerima anugerah penghargaan

gelar kebangsawanan,dsb.

    Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah di dapat melalui kualitas pribadi keanggotaan

kelompok, kerabat tertentu, kepemilikikan, wewenang atau kekuasaan.

    Penentuan lambang-lambang (Simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara

berpakaian dan bentuk rumah.

    Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.

Page 15: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

    Alat solidaritas di antara individu-individu/ kelompok yang menduduki system sosial yang

sama dalam masyarakat.

Fungsi Stratifikasi Sosial di dalam bidang Peternakan : Mempermudah dalam proses

penyuluhan maupun proses penggolongan, apakah itu penggolongan berdasarkan ekonomi

maupun pendidikan.

5. Unsur-unsur stratifikasi sosial

a. Kedudukan (Status)

Yaitu kedudukan sebagai tempat posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial

b. Peranan (Role)

Yaitu peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan

6. Dasar-dasar stratifikasi sosial

Bibit yang menumbuhkan straifikasi yaitu barang yang dihargai misalnya :

a. Uang

b. Harta

c. Tanah

d. Kekuasaan

e. Ilmu pengetahuan

7. Sifat-sifat Stratifikasi

a. Bersifat Tertutup

Yaitu membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang

lain, baik gerak keatas maupun gerak kebawah bila akan menjadi anggota biasanya

berdasarkan kelahiran (contoh : kasta dalam agama hindu, sistem feodal, sistem rasial).

b. Bersifat Terbuka (Open stratification)

Yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan

kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung untuk jatuh dari

lapisan atas ke lapisan bawahnya.

8. Macam-macam atau Jenis-jenis Stratifikasi

Macam-Macam/ Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial :

a. Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut

tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh

Page 16: Interaksi Sosial Dan Pelapisan Sosial

stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada

golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa

seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota

masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan

yang lain.Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya.

Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya

menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik

dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia

mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

9. Macam-macam Kedudukan Stratifikasi Sosial

a. Ascribed status

Yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan

rohaniah dan kemampuan.

Contoh : kedudukan berdasarkan kasta/feodalis

b. Acchieved status

Yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan sengaja.

Contoh : pendidikan

c. Assigned status

Yaitu kedudukan yang diberikan kepada tokoh masyarakat/orang yang berjasa.

10. Contoh Stratifikasi pada Masyarakat Bali

a. Menurut garis keturunan laki-laki dapat kita lihat pada gelar nama yang dipakai

b. Kasta Brahmana Ida Bagus

c. Kasta Satria Tjokorda, Dewa Ngahan

d. Kasta Vesia Bagus, Ida Gusti, Gusti

e. Kasta Sudra Pande.Kban, Pasek