85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA KELAS X SMA Skripsi Skripsi Oleh : Rini Setyaningsih K2307047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

  • Upload
    doanbao

  • View
    241

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL

DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF

FISIKA KELAS X SMA

Skripsi

Skripsi

Oleh :

Rini Setyaningsih

K2307047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL

DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF

FISIKA KELAS X SMA

Oleh :

Rini Setyaningsih

K2307047

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan

Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Rini Setyaningsih. HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI

SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF

FISIKA KELAS X SMA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui ada atau tidak adanya

hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan kognitif

Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (2)

mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara interaksi sosial

dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2

Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (3) Untuk mengetahui ada atau tidak adanya

hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan interaksi sosial dalam

keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun

ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X sejumlah 347 siswa

dengan sampel 43 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Cluster

Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan

dokumentasi, sedangkan teknik analisis datanya adalah teknik analisis regresi linier

ganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1). Ada hubungan

yang signifikan antara Motivasi Belajar dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa

kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (2). Ada hubungan yang

signifikan antara Interaksi sosial dalam keluarga dengan Kemampuan Kognitif

Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011; (3). Ada

hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar dan Interaksi sosial dalam

keluarga secara bersama-sama dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X

SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

Temuan lain yang dapat dilaporkan dalam penelitian ini adalah persamaan

garis regresi linier Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0, 350 X2. Hal ini berarti bahwa rata-

rata tingkat kemampuan awal kognitif fisika siswa (Y) sebesar -14,704 akan

meningkat atau menurun sebesar 0,351 untuk setiap peningkatan atau penurunan

Page 6: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

satu unit motivasi belajar (X1) dan juga akan meningkat atau menurun sebesar

0,350 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit interaksi sosial dalam

keluarga (X2). Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel

adalah: (1) Sumbangan relatif motivasi belajar (X1) terhadap kemampuan kognitif

Fisika (Y) sebesar 64,64%; (2) Sumbangan relatif interaksi sosial dalam keluarga

(X2) terhadap kemampuan kognitif Fisika (Y) sebesar 35,36%; (3) Sumbangan

efektif motivasi belajar (X1) terhadap kemampuan kognitif Fisika (Y) sebesar

14,86%; (4) Sumbangan efektif interaksi sosial dalam keluarga (X2) terhadap

kemampuan kognitif Fisika (Y) sebesar 9,583%.

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Interaksi Sosial dalam Keluarga dan Kemampuan

Kognitif Fisika

Page 7: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Rini Setyaningsih. THE RELATION OF LEARNING MOTIVATION AND

SOCIAL INTERACTION IN A FAMILY WITH STUDENT’S COGNITIVE

CAPABILITY OF PHYSIC SENIOR HIGH SCHOOL SUBJECT GRADE X.

Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty , Sebelas Maret

University, July 2011.

The purpose of this study ARE to: (1) Determine whether there is a

significant relation between motivation to learn with student’s cognitive capability

of physic subject of grade x at senior high school Integrated 2 Sukoharjo school

year 2010/2011; (2) Determine whether there is a significant relation between

social interaction in families with student’s cognitive capability of physic subject of

grade x at senior high school Integrated 2 Sukoharjo school year 2010/2011; (3)

Determine whether there is a significant relations between learning motivation and

social interaction in families with student’s cognitive capability of physic subject of

grade x at senior high school Integrated 2 Sukoharjo school year 2010/2011.

Research method applied is quantitative descriptive of correlation. The

population in this study are all students in grade X some 347 students with a sample

of 43 students. The sampling technique with cluster random sampling technique is

by lottery. Data collection techniques are questionnaires and documentation, while

the data analysis technique used is multiple linear regression analysis techniques.

Based on this research it can be concluded that; (1). There is significant

influence between motivation to learn with student’s cognitive capability of physic

(Y) class X students SMA N 2 Sukoharjo School Year 2010/2011; (2). There is

significant influence between social interaction within the family (X2) on student’s

cognitive capability of physic (Y) class X students SMA N 2 Sukoharjo School

Year 2010/2011; (3). There is significant influence between motivation to learn

(X1) and social interactions within families (X2) with student’s cognitive capability

of physic (Y) class X students SMA N 2 Sukoharjo School Year 2010/2011.

Other findings can be reported in this study is the linear regression line

equation Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0, 350 X2. This means that on average one unit

of student’s cognitive capability of physic (Y) by -14,704 will increase or decrease

by 0,351 for every one unit increase or decrease motivation to learn (X1) and will

Page 8: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

also be increased or decreased by 0,350 for each increase or decrease of one unit of

social interaction in the family (X2). The amount of donations given by each of the

variables are: (1) the relative contribution of motivation to learn (X1) on student’s

cognitive capability of physic (Y) of 64,64%; (2) the relative contribution of social

interaction within the family (X2) on student’s cognitive capability of physic (Y) of

35,36%; (3) Contributions effective motivation to learn (X1) on student’s cognitive

capability of physic (Y) of 14,867%; (4) Contributions effective social interaction

within the family (X2) on learning achievement (Y) of 9,583%.

Keywords : Learning Motivation, Social Interaction In Families, and student’s

cognitive capability of physic

Page 9: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“(1) Demi masa, (2) sesungguhnya manusia kerugian, (3) melainkan yang

beriman dan beramal sholeh” (QS. Ashr)

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai

(dari suatu urusan) , kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan

hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyirah: 6-8 )

“Setiap perbuatan mengandung dan mengundang konsekuensi di dalamnya,

maka harus dipikirkan sebelum bertindak.” (Penulis).

Page 10: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu (Suwartinah), Bapak (Dari), Mas Siswanto,

Mbak Jatun, Dek Yuli, Mbah, dan seluruh

keluarga tercinta.

2. Teman-teman kost “ Hanifah”, terkhusus Three

Angel.

Page 11: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi

sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini.

Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat

teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si, Pembimbing Akademik (PA) yang

senantiasa memberikan semangat.

5. Bapak Drs. Edy Wiyono, M.Pd, Dosen Pembimbing I Program Fisika Jurusan

P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

6. Ibu Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Bambang Suryono, Dipl. Ed, Kepala Sekolah SMA Negeri 2

Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Dra. Ary Setyani, guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 2 Sukoharjo yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan

penelitian.

9. Siswa-siswi kelas X.2 dan X.6 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Terima kasih atas

bantuan dan kerjasamanya.

Page 12: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

10. Ibu, Bapak, Mas, Nenek, dan segenap keluarga yang telah memberikan do’a

restu serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

11. Teman-teman Fisika terkhusus angkatan 2007.

12. Mak Yem, Pak Harso, Bu Sri, Mbak Dewi, Mbak Tun yang telah membantu

saya.

13. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Dalam skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan

maka sangat diharapkan atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga karya ini bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 13: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. ix

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. x

KATA PENGANTAR ................................................................................ xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 3

D. Perumusan Masalah ....................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6

1. Motivasi Belajar ....................................................................... 6

a. Pengertian Belajar ................................................................ 6

b. Pengertian Motivasi .............................................................. 6

c. Pengertian Motivasi Belajar................................................... 8

d. Macam-macam Motivasi........................................................ 9

e. Fungsi, Ciri-ciri dan Bentuk-bentuk

Motivasi dalam Belajar........................................................... 10

Page 14: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

f. Cara Memotivasi Siswa Belajar............................................. 13

2. Interaksi Sosial dalam Keluarga ............................................... 15

a. Pengertian keluarga............................................................... 15

b. Interaksi Sosial dalam Keluarga............................................ 16

3. Kemampuan Kognitif Fisika ..................................................... 18

a. Pengertian kemampuan Kognitif ......................................... 18

b. Pengertian Fisika ................................................................ 21

4. Listrik Dinamis......................................................................... 22

a. Arus Listrik ........................................................................ 22

b. Beda Potensial .................................................................... 23

c. Hukum Ohm.......................................................................... 23

d. Rangkaian Hambatan Listrik................................................. 24

1) Rangkaian Hambatan Seri ............................................. 24

2) Rangkaian Hambatan paralel ......................................... 25

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 26

C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 28

D. Perumusan Hipotesis ...................................................................... 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 31

A. Jenis dan Desain penelitian............................................................... 31

B. Tempat dan Waktu penelitian ......................................................... 31

1. Tempat Penelitian ..................................................................... 31

2. Waktu Penelitian ...................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 32

D. Variabel penelitian ......................................................................... 34

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 35

1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35

a. Angket .................................................................................. 35

b. Dokumentasi ........................................................................ 36

2. Instrumen pengumpulan Data..................................................... 36

a. Menetapkan Tujuan............................................................... 36

Page 15: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

b. Menyusun Kisi-kisi angket................................................... 36

c. Menyusun Angket................................................................. 37

F. Validitas dan Reliabilitas Data ....................................................... 37

1. Validitas ................................................................................... 37

2. Reliabilitas ............................................................................... 38

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 39

1. Uji Prasyarat Hipotesis.................................................................. 40

a. Uji Normalitas............................................................................ 40

b. Uji Linearitas ............................................................................ 41

c. Uji Independensi....................................................................... 44

2. Pengujian Hipotesis....................................................................... 44

3. Uji Kontribusi............................................................................... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 47

A. Deskripsi Data ............................................................................... 47

1. Deskripsi Data Motivasi Belajar .................................................. 47

2. Deskripsi Data Interaksi Sosial Dalam Keluarga.......................... 49

3. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Fisika................................ 51

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data .................................................. 52

1. Uji Normalitas .......................................................................... 52

2. Uji Lineartitas dan Keberartian ................................................. 53

3. Uji Independensi ...................................................................... 55

C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 55

1. Tabulasi Data ........................................................................... 56

2. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana X1 dengan Y

serta X2 dengan Y ..................................................................... 56

3. Koefisien Korelasi Bersama-sama X1 dan X2 dengan Y ............ 57

4. Melakukan Uji Signifikansi Korelasi X1 dan X2 dengan Y ........ 57

5. Menghitung Harga dari Persamaan-Persamaan

Garis Regresi Linear Multipel................................................... 57

6. Menghitung Sumbangan relatif dan Sumbangan efektif

X1 dan X2 dengan Y ................................................................. 58

Page 16: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

D. Pembahasan ................................................................................... 58

1. Motivasi Belajar............................................................................. 58

2. Interaksi Sosial Dalam Keluarga.................................................... 60

3. Kemampuan Kognitif Fisika.......................................................... 61

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 62

A. Simpulan ........................................................................................ 62

B. Implikasi ........................................................................................ 63

C. Saran .............................................................................................. 64

1. Komite Sekolah ........................................................................ 64

2. Guru Mata Pelajaran Fisika ...................................................... 64

3. Siswa ........................................................................................ 64

4. Orang tua..................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 66

LAMPIRAN ............................................................................................... 68

PERIJINAN

Page 17: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo ............... 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ....................................... 48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial dalam keluarga ................ 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Fisika ..................... 50

Tabel 4.4 Harga Statistik Uji Normalitas .................................................. 52

Tabel 4.5 Rangkuman Anava Regresi Sederhana 142.083,19ˆ XY ....... 52

Tabel 4.6 Rangkuman Anava Regresi Sederhana 250.098,10ˆ XY ....... 53

Page 18: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Aliran elektron yang melewati luasan A ............................... 22

Gambar 2.2 Aliran Muatan pada Medium Volume Tertentu .................... 23

Gambar 2.3 Rangkaian Hambatan Seri .................................................... 25

Gambar 2.4 Rangkaian Hambatan Paralel ................................................ 26

Gambar 2.5 Paradigma Penelitian ............................................................ 30

Gambar 4.1 Diagram Motivasi Belajar .................................................... 48

Gambar 4.2 Diagram Interaksi Sosial dalam Keluarga ............................. 50

Gambar 4.3 Diagram Kemampuan Kognitif Fisika .................................. 51

Gambar 4.4 Grafik Motivasi Belajar (X1) Terhadap

Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................................... 54

Gambar 4.5 Grafik Interaksi Sosial dalam Keluarga (X2) terhadap

Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................................... 55

Page 19: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Jadwal Penelitian ................................................................ 68

Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket Try Out..................................................... 69

Lampiran 3 Angket Try Out .................................................................... 71

Lampiran 4 Lembar Jawaban Angket ...................................................... 85

Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket penelitian .................................................. 87

Lampiran 6 Angket Penelitian................................................................. 89

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ......... 103

Lampiran 8 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Interaksi Sosial dalam Keluarga ........................................... 108

Lampiran 9 Tabulasi Data Motivasi Belajar ............................................ 113

Lampiran 10 Tabulasi Data Interaksi Soaial dalam Keluarga ..................... 118

Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Harian Sub Bab Rangkaian

Hambatan Seri dan Paralel .................................................. 122

Lampiran 12 Tabel kerja Analisis Data ..................................................... 124

Lampiran 13 Uji Normalitas Motivasi Belajar ........................................... 126

Lampiran 14 Uji Normalitas Interaksi Sosial dalam Keluarga ................... 128

Lampiran 15 Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Fisika ........................ 130

Lampiran 16 Tabel Kerja Uji Linearitas Motivasi Belajar (X1)

Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................... 131

Lampiran 17 Perhitungan Uji Linearitas Motivasi Belajar (X1)

Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .......................... 133

Lampiran 18 Tabel Kerja Uji Linearitas Interaksi Sosial dalam Keluarga

(X2) Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) .................. 135

Lampiran 19 Perhitungan Uji Linearitas Interaksi Sosial dalam Keluarga

(X2) Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika (Y) ................... 137

Lampiran 20 Uji Independensi .................................................................. 139

Page 20: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Lampiran 21 Uji Hipotesis ........................................................................ 140

Lampiran 22 Perhitungan Koefisien Regresi Linier Ganda ........................ 144

Lampiran 23 Uji Kontribusi ...................................................................... 147

Lampiran 24 Tabel Statistik ...................................................................... 148

Page 21: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam lingkup pendidikan di sekolah, guru bertindak sebagai orang tua

kedua bagi seorang siswa. Sedangkan orang tua siswa dalam ruang lingkup

pendidikan di sekolah berperan sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi

seorang siswa dalam lingkungan keluarga. Lingkungan masyarakat menjadi pihak

yang menilai atau mengevaluasi terhadap peningkatan mutu dan perkembangan

dunia pendidikan, menjadi wadah dimana siswa berinteraksi sosial, bersosialisasi,

dan menerapkan pendidikan yang telah diterima di lingkungan sekolah, maupun

lingkungan keluarga.

Berdasarkan pada berbagai pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar

di sekolah, menunjukkan adanya kenyataan bahwa tidak semua siswa mempunyai

kemampuan kognitif yang baik. Hal ini dapat dicontohkan pada mata pelajaran

Fisika di tingkat SMA. Mata pelajaran Fisika seharusnya menjadi bahan belajar

yang menarik dan menyenangkan untuk dipelajari oleh siswa, karena sebagian

besar gejala Fisika dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Pada

kenyataannnya, mata pelajaran Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang

kurang disenangi dan bahkan ditakuti siswa karena dianggap sulit. Berdasarkan

pengamatan di beberapa sekolah, siswa sering mengeluh ketika harus

mengerjakan soal-soal Fisika. Di samping itu, dilihat dari hasil tes mata pelajaran

Fisika siswa, nilai rata-rata siswa untuk mata pelajaran Fisika cenderung lebih

rendah dari mata pelajaran lain.

Terdapat dua faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa di

sekolah sehingga dapat menyebabkan bervariasinya pencapaian prestasi belajar

siswa. Menurut Ngalim Purwanto (2010: 102), dua faktor yang mempengaruhi

berhasil atau tidaknya proses belajar, yaitu:

1. Faktor yang ada pada individu itu sendiri yang disebut faktor individual,

meliputi antara lain: intelegensi, bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

kematangan.

Page 22: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, meliputi

antara lain: keluarga, guru dan cara mengajarnya, serta alat-alat yang

digunakan dalam proses belajar-mengajar

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang

saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan

akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,

lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi

harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga

seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan

semangat. Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23), ”Hakikat motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar

mengadakan perubahan tingkah laku”. Hal itu mempunyai peranan besar dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar.

Selain motivasi belajar, interaksi sosial dalam keluarga juga turut

memegang peranan dalam menentukan prestasi belajar siswa. Secara umum

interaksi sosial terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan antar

kelompok. Menurut Gillin dalam Soerjono Soekanto (2003: 71), “Ada dua macam

proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial adalah

1. Proses yang asosiatif (Processes of assosiation) yang terbagi ke dalam

bentuk khusus lagi yakni:

a. Akomodasi

b. Asimilasi dan akulturasi

2. Proses yang diasosiatif ((Processes of assosiation) yang mencakup:

a. Persaingan

b. Persaingan yang meliputi kontroversi dan pertentangan atau pertikaian

(conflict).

Interaksi sosial dalam keluarga dapat menjadi penentu tingkat

keberhasilan prestasi belajar anak. Secara langsung maupun tidak langsung,

bentuk-bentuk interaksi dalam keluarga dapat berhubungan dengan proses belajar-

mengajar. Bila interaksi berjalan baik, akan terjalin suatu kerjasama yang sehat,

ada ketenangan dan dapat menciptakan konsentrasi yang tinggi pada pribadi anak

Page 23: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dalam belajar. Sehingga proses belajar akan berjalan dengan lancar dan hasil yang

dicapai akan maksimal.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan

dengan judul “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI

SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF

FISIKA KELAS X SMA.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas dapat ditemukan

berbagai masalah yang ada kaitanya dengan usaha meningkatkan kualitas belajar

siswa, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Tidak semua siswa mempunyai kemampuan kognitif yang baik.

2. Siswa hanya menaruh minat yang besar pada mata pelajaran tertentu saja,

sedangkan mata pelajaran yang lain misalnya Fisika kurang disenangi.

3. Mata pelajaran Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang

disenangi dan bahkan ditakuti siswa karena dianggap sulit.

4. Siswa yang motivasi belajarnya rendah tidak memikirkan kompetisi untuk

mencapai prestasi yang lebih tinggi atau bersaing dengan siswa yang lain.

5. Kurangnya interaksi sosial anak dalam keluarga dapat menghambat prestasi.

6. Pengaruh positif dari keluarga akan meningkatkan prestasi belajar, namun

tidak semua pengaruh keluarga bersifat positif tetapi ada yang bersifat negatif.

C. Pembatasan Masalah

Karena luasnya cakupan permasalahan seperti yang diuraikan diatas

maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada :

1. Motivasi belajar siswa adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-

siswa yang sedang belajar mengadakan perubahan tingkah laku.

2. Interaksi sosial dalam keluarga dibatasi pada hubungan antara ayah dan ibu,

ayah dan anak, ibu dan anak, dan antar anak.

3. Kemampuan kognitif Fisika siswa yang diambil dari nilai ulangan Sub Bab

Rangkaian Hambatan Seri dan Paralel.

Page 24: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran

2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan

kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran

2010/2011?

2. Adakah hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam keluarga

dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo

tahun ajaran 2010/2011?

3. Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan interaksi sosial

dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA

Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

E. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan

dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara

motivasi belajar dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA

Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara

interaksi sosial dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa

kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

3. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara

motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga kemampuan kognitif

Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

Page 25: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi penulis, untuk memecahkan masalah yang diteliti.

2. Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dan orang tua siswa

agar mereka dapat berfungsi sebagai motivator bagi siswa-siswa untuk

mencapai kemampuan kogitif yang tinggi.

3. Bagi siswa, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain motivasi belajar dan interaksi

sosial dalam keluarga. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan motivasi

belajarnya terhadap mata pelajaran Fisika khususnya.

Page 26: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya

interaksi antara individu dengan lingkungannya (Hamzah B. Uno, 2010: 22).

Belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dapat

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai

sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam

berbagai aspek kehidupan.

Drischoll dalam Hamzah B. Uno (2010: 15), menyatakan ada dua hal

yang perlu diperhatikan dalam belajar antara lain :1) Belajar adalah suatu

perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang. 2) Hasil belajar yang muncul

dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan

lingkungan.

Pada prinsipnya dalam belajar terdapat empat komponen kegiatan

(Hamzah B. Uno, 2010: 18) yaitu :

1) Melakukan persepsi terhadap stimulus

2) Menggunakan pengetahuan prasyarat

3) Merencanakan respon

4) Pelaksanaan respon yang dipilih

Belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku terjadi setelah siswa

mengikuti atau mengalami suatu proses belajar mengajar yaitu hasil belajar dalam

bentuk penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu.

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan, belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi

bisa.

b. Pengertian Motivasi

Menurut Pintrich & Schunk dalam Julia Gamon (Journal of Agricultural

Education 12 Volume 42, Issue 4, 2001), “Motivation influences how and why

Page 27: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

people learn as well as how they perform”. Motivasi mempengaruhi bagaimana

dan mengapa orang belajar serta bagaimana mereka melakukan. Jadi orang yang

mempunyai motivasi yang tinggi atau yang mempunyai motif untuk mendekat

yang tinggi, jika dihadapkan dengan suatu tugas yang harus dilakukan dalam

situasi yang memaksa, akan menunjukkan motivasi yang terkuat jika kesukaran

tugas itu sedang, jika dihadapkan pada tugas yang lebih sukar atau lebih mudah,

motivasi yang ditunjukkan akan lebih lemah.

Menurut Mc. Donald dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008: 148)

mengatakan bahwa, “motivation is a energy change within the person

characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”. Motivasi

adalah suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Misalkan

jika seorang siswa termotivasi karena ingin berprestasi, maka pada setiap mata

pelajaran yang ia tempuh sehingga selalu berusaha membaca buku pada malam

hari sesuai dengan mata pelajaran yang esoknya diajarkan oleh guru. Kebutuhan

yang ingin ia penuhi adalah berprestasi; kebutuhan seperti ini adalah kebutuhan

yang timbul dari dalam diri siswa tanpa pengaruh dari luar.

Sedangkan Winkel (1996: 150) mengemukakan bahwa, “Motivasi belajar

ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah

pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan”. Oleh karena itu, motivasi belajar

memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam

belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk

melakukan kegiatan belajar.

Dari beberapa pengertian tentang motivasi di atas dapat disimpulkan

bahwa Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi

tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,

maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka

tersebut. Jadi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang, namun adanya

motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

Page 28: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar dapat tercapai.

c. Pengertian Motivasi Belajar

Pembelajaran akan berhasil apabila siswa memiliki motivasi dalam

belajar. Hal ini sesuai dengan Muhammad Asdam dalam jurnal pendidikan dan

kebudayaan No. 066 tahun ke-13 Mei 2007 dikatakan bahwa “Motivasi belajar

adalah keseluruhan atau sesuatu yang mendorong siswa untuk melakukan

aktivitas belajar, baik yang berasal dari dalam diri maupun yang disebabkan oleh

rangsangan dari luar sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan”. Dalam

menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan tugas dan tanggung jawab guru.

Menurut James A. Middleton dan Photini A. Spanias dalam Journal for

Research in Mathematics Education 1999, Vol. 30, No 1 Hal. 67 mengatakan

bahwa “Motivations help guide children’s activity; they provide a structure for

evaluating the outcomes of activity; and they help determine whether or not

children will engage in future mathematical activity”. Motivasi membantu

mengendalikan aktivitas anak; menyediakan struktur untuk menilai aktivitas

outcomes; dan membantu menentukan ada tidaknya penggunaan aktivitas

matematika di masa depan.

Di dalam motivasi belajar terdapat indikator-indikator agar dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Menurut Hamzah B. Uno (2010: 23) Indikator motivasi belajar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2)

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita

masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Sedangkan menurut Muhammad Asrori dalam Suparman Arif (jurnal

Ilmu-ilmu Sosial Vol. 7 No. 2 September 2010 hal 137), indikator untuk

Page 29: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mengetahui mahasiswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran,

diantaranya:

1). Memiliki gairah yang tinggi

2). Penuh semangat

3). Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi

4). Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta mahasiswa mengerjakan

sesuatu

5). Memiliki rasa percaya diri

6). Memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi

7). Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi

8). Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan

untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan

bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat

resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai

dengan tuntutan pembelajaran. Sebaliknya siswa-siswa yang tidak atau kurang

memiliki motivasi, umumnya kurang mampu bertahan untuk belajar lebih lama,

kurang sungguh-sungguh di dalam mengerjakan tugas. Sikap yang kurang positif

di dalam belajar ini semakin nampak ketika tidak ada orang lain (guru, orang tua)

yang mengawasinya. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah

dalam belajar, karena hal ini memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar

yang diharapkan.

d. Macam-macam Motivasi

Menurut Sardiman (2004: 86), Motivasi diantaranya dapat dilihat dari

sudut pandang: 1). Motivasi Intrinsik. 2). Motivasi Ekstrinsik

Berikut penjelasan dari uraian di atas:

1). Motivasi Intrinsik

Adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar. Karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu.

Menurut S. Nasution (2000: 77) mengatakan bahwa “Intrinsic

motivations are inherent in the learning situations and meet pupil needs and

Page 30: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

purpose.”. Motivasi instrinsik adalah melekat di situasi belajar dan memenuhi

kebutuhan dan tujuan murid.

Dari pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari diri sendiri untuk melakukan

sesuatu.

2). Motivasi Ekstrinsik

Menurut Sardiman A.M (2004: 86) mengatakan bahwa:

Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Keberadaan motivasi ekstrinsik juga

diperlukan dalam kegiatan belajar, sebab kemungkinan besar keadaan siswa

itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen- komponen lain

dalam proses pembelajaran ada yang kurang menarik bagi siswa. Di dalam

kegiatan belajar dan mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun

ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Dapat disimpulkan Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari

luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik pada umumnya

muncul dari kesadaran sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar simbol dan

pengaruh motivasi instrinsk lebih kuat dalam mendorong seseorang untuk belajar

daripada motivasi ekstrinsik. Namun demikian motivasi ekstrinsik ini juga harus

ditimbulkan karena tidak semua siswa memiliki kesadaran sendiri manfaat belajar.

e. Fungsi, Ciri- ciri dan Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa

menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar

siswa kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang

studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti

akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman

(2004: 84) yang mengatkan bahwa, ”Fungsi motivasi dalam belajar yaitu:

mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi

perbuatan”.

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

Page 31: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:

157) “Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa

yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar”.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Di samping itu, ada juga fungsi- fungsi yang lain. Motivasi dapat

berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang

melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik

dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan

adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang

yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang

siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Menurut Sardiman (2004 : 83) motivasi memiliki ciri- ciri sebagai

berikut:

1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja secara terus- menerus alam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak cepat puas

dengan prestasi yang telah dicapainya.

3). Menunjukkan minat terhadap bermacam- macam masalah untuk orang

dewasa (politik, penentangan terhadap tindak kriminal, amoral dan

sebagainya)

4). Lebih senang bekerja mandiri

5). Cepat bosan pada tugas- tugas rutin (hal- hal yang bersifat mekanis,

berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)

7). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu

8). Senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal.

Menurut Sardiman (2004: 91), “Bentuk- bentuk untuk menumbuhkan

motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah adalah memberi angka, hadiah,

saingan atau kompetisi, ego- involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil,

Page 32: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui”. Bentuk-bentuk

tersebut dapat penulis jabarkan sebagai berikut.

1). Memberi angka

Pemberian angka- angka bagi siswa bisa dijadikan motivasi yang kuat.

Angka- angka sering dikaitkan dengan nilai mata pelajaran yang diajarkan. Nilai

tersebut tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

2). Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, akan tetapi tidak selalu

demikian. Sebagai contoh hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat pada pekerjaan itu.

3). Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun

persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4). Ego- involvement

Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi

yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah

simbol kebanggaan dan harga diri.

5). Memberi ulangan.

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh

karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

6). Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila kalau terjadi kemajuan, akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasi

belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7). Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan

motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar.

Page 33: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

8). Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan

secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu seorang guru

harus memahami prinsp- prinsip pemberian hukuman.

9). Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada motivasi untuk

belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10). Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat.

11). Tujuan yang diakui

Dengan memahami tujuan yang harus dicapai akan menimbulkan gairah

untuk terus belajar.

f. Cara Memotivasi Siswa Belajar

Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena

fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar.

Karena itu, prinsip-prinsip penggerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya

dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Menurut Oemar Hamalik (2001: 156-

161 ), “Ada beberapa prinsip belajar dan motivasi yaitu kebermaknaan,

modelling, komunikasi terbuka, prasyarat, novelty, latihan/ praktek yang aktif dan

bermanfaat, latihan terbagi, kurangi secara sistematik paksaan belajar, kondisi

yang menyenangkan”. Dibawah ini akan diuraikan beberapa prinsip belajar dan

motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan pengajaran

khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.

1). Kebermaknaan

Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari

mengandung makna tertentu baginya. Kemaknaan sebenarnya bersifat personal

karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi diri seseorang. Ada

kemungkinan pelajaran yang disajikan oleh guru tidak dirasakan sebagai

bermakna berusaha menjadikan pelajarannya dengan makna bagi semua siswa.

Page 34: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2). Modelling

Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru

mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model,bukan dengan hanya

menceramahkan/menceritakannya secara lisan.

3). Komunikasi Terbuka

Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur supaya pesan-pesan

guru terbuka pengawasan siswa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk

melaksanakan komunikasi terbuka, yaitu sebagai berikut. a). Kemukakan tujuan

yang hendak dicapai kepada para siswa agar mendapat perhatian mereka. b).

Tunjukkan hubungan-hubungan, kunci agar siswa benar-benar memahami apa-apa

yang sedang diperbincangkan. c). Jelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan

menggunakan media instruksional sehingga lebih menjelaskan masalah yang

sedang dibahas.

4). Prasyarat

Untuk mengenali apakah siswa telah memiliki prasyarat yang dibutuhkan

itu, maka guru dapat melakukan analisis terhadap tugas, topik, dan tujuan-tujuan

yang dicapau. Kemudian guru memberikan tes mengenai prasyarat tersebut.

Bertitik tolak dari keadaan siswa tersebut, guru akan lebih mudah mengyesuaikan

pelajarannya sehingga membangkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi di

kalangan siswa.

5). Novelty

Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-

penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Sesuatu gaya dan alat yang baru

atau masing-masing bagi siswa akan lebih menarik perhatian mereka untuk

belajar, misalnya yang belum pernah dilihat sebelumnya.

6). Latihan/ Praktek yang Aktif dan Bermanfaat

Siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam

latihan/ praktek untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktek secara aktif berarti

siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat pada

buku tulis.

Page 35: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

7). Latihan Terbagi

Siswa lebih senang belajar jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah

kurun waktu yang pendek. Latihan-latihan secara demikian akan lebih

meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan

sekaligus dalam jangka waktu yang panjang. Cara yang terakhir itu akan

melelahkan siswa, bahkan mungkin menyebabkan mereka tidak menyenangi

pelajaran, serta mengalami kekeliruan dalam mempraktekkannya.

8). Kurangi secara sistematik Paksaan Belajar.

Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau

pemompaan. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka

secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan akhirnya lambat laun siswa dapat

belajar sendiri.

9). Kondisi yang Menyenangkan

Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran

menyenangkan. Kondisi menyenangkan ini terjadi jika terdapat media atau alat

peraga dalam menyampaikan materi. Dalam kondisi tersebut, dimungkinkan siswa

dapat lebih memahami materi pelajaran.

Menurut Aunurrahman (2009: 118), Agar motivasi belajar siswa dapat

tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha:

1). Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik

2). Mengkondisikan proses belajar aktif

3). Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan

4). Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dala belajar (misalnya

kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan dsb)

5). Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi

6). Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin

pula memberitahukan hasilnya kepada siswa

7). Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan

menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari.

2.Interaksi Sosial dalam Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Menurut Ravik Karsidi (2005: 49) “Lingkungan keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena inilah anak pertama-tama

Page 36: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mendapatkan didikan dan bimbingan”. Lingkungan yang utama karena sebagian

besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang

paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

Menurut Abu Ahmadi (1991: 108) “Keluarga adalah wadah yang sangat

penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang

pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya”.

Dalam setiap masyarakat pasti akan dijumpai keluarga batih (“nuclear

family”). Soerjono Soekanto (2004: 22) ,”Keluarga batih terdiri dari suami/ayah,

istri/ibu dan anak-anak yang belum menikah”. Keluarga batih tersebut lazimnya

juga disebut rumah tangga, yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat

sebagai wadah dan proses pergaulan hidup.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan satuan

terkecil dalam masyarakat yang memiliki ikatan darah, serta tanggung jawab

utama terhadap anak dalam pendidikan maupun pemenuhan kebutuhan.

b. Interaksi Sosial dalam Keluarga

Menurut Abu Ahmadi (1991: 100) “Interaksi Sosial adalah pengaruh

timbal balik antara individu dengan golongan di dalam usaha mereka untuk

memecahkan persoalan yang dihadapinya dan di dalam usaha mereka untuk

mencapai tujuannya.”

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari orang lain,

karena disamping sebagai mekhluk individu manusia sekaligus merupakan

makhluk sosial. Di situ manusia akan bergaul, berbicara bahkan bermusuhan

dengan orang lain. Tindakan inilah yang disebut interaksi. Interaksi sosial selalu

mengikutsertakan pengaruh dua arah yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi.

Hal tersebut sesuai dengan H. Bonner yang dikutip oleh W.A Gerungan (1996:

57) yang menyatakan, “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau

lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,

mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lainnya, atau sebaliknya”.

Menurut Celine Darnon (2007: 127), “In which social interaction is seen

as a privileged context for progress and learning, because it allows for the

confrontation of divergent solution”. Interaksi sosial dilihat sebagai konteks yang

Page 37: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

istimewa untuk kemajuan dan belajar, karena menyediakan konfrontasi dari solusi

yang berbeda.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial

mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan

masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.

Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang

terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini ditekankan

pada interaksi sosial anak dengan orangtua dalam keluarga.

Hubungan dengan anggota keluarga, menjadi landasan sikap terhadap

orang, benda dan kehidupan secara umum. Mereka juga meletakkan landasan bagi

pola penyesuaian dan belajar berpikir tentang diri mereka sebagaimana dilakukan

anggota keluarga mereka. Akibatnya, mereka belajar menyesuaikan pada

kehidupan atas dasar landasan yang dilketakkan ketika lingkungan untuk sebagian

besar terbatas pada rumah.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1999 : 200) “Dengan meluasnya lingkup

sosial dan adanya kontak dengan teman sebaya dan orang di luar rumah, landasan

awal ini yang diletakkan di rumah, mungkin berubah dan dimodifikasi, namun

tidak pernah akan hilang sama sekali. Sebaliknya, landasan ini mempengaruhi

pola sikap dan perilaku di kemudian hari.”

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya “ Pola Komunikasi

Orang Tua dan Anak dalam Keluarga” ( 2004: 49), Ada beberapa bentuk interaksi

dalam keluarga, yaitu interaksi antara suami dan istri, interaksi antara ayah, ibu

dan anak, interaksi ibu dan anak, interaksi antara ayah dan anak, interaksi antara

anak dan anak.

Hubungan dengan anggota keluarga sangat dipengaruhi keadaan rumah

tangga-pola kehidupan di rumah, macam orang yang mewarnai kehidupan

kelompok dirumah, status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat

dan kondisi lain yang memberi suara rumah tangga suatu karakter yang

khusus. Beberapa dari kondisi tersebut menunjang hubungan keluarga yang

baik dan yang lain menimbulkan hubungan keluarga yang buruk.

( Elizabeth B. Hurlock : 1999, 212)

Hubungan orang tua-anak juga sangat dipengaruhi persepsi anak

terhadap pelatihan yang dialaminya dan interpretasinya terhadap motivasi

Page 38: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

hukuman dari orang tua. Semakin otoriter pendidikan anak, semakin mendendam

anak itu dan semakin besar kemungkinan anak akan senang melawan dan tidak

patuh secara sengaja. Perilaku menentang sangat besar perannya dalam

memburuknya hubungan orang tua-anak dengan bertambahnya usia anak.

3. Kemampuan Kognitif Fisika

a. Pengertian Kemampuan Kognitif

Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal

dan diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Menurut Neiser dalam Muhibbin Syah (2006: 66), istilah Cognitive

berasal dari conition yang mempunyai sinonim knowing yang artinya

mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) aialah perolehan, penataan,

dan penggunaan pengetahuan Dalam perkembangannya istilah kognitif menjadi

popular sebagai salah satu domain atau ranah kemampuan psikologi manusia yang

meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,

pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan, dan

keyakinan. Kemampuan kejiwaan yang berpusat di otak ini berhubungan dengan

konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa. Ranah

kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk

dikuasai karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi

penguasaan ilmu pengetahuan.

Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk

menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan

masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Itulah sebabnya

pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para

siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Tanpa kemampuan

kognitif, mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap pesan-pesan

moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti.

Benyamin S. Bloom dalam Djaali (2006: 77) telah mengembangkan

taksonomi untuk domain kogntif. Taksonomi adalah metode untuk membuat

urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental,

dengan enam tahap sebagai berikut.

Page 39: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1). Pengetahuan (knowledge) ialah kemampuan untuk menghafal, mengingat,

atau mengulangi informasi yang pernah diberikan.

2). Pemahaman (comprehension) ialah kemampuan untuk menginterpretasi

atau mengulan informasi dengan mengguakan bahasa sendiri.

3). Aplikasi (application) ialah kemampuan menggunakan informasi, teori,

dan aturan pada situasi baru.

4). Analisis (analysis) ialah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks,

dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya.

5). Sintesis (synthesis) ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang

sama guna membentuk suatu pola pemikiran yang baru.

6). Evaluasi (evaluation) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan.

Anderson memperbaiki taksonomi Bloom dengan mengklasifikasikan

proses kognitif menjadi enam kategori. Menurut P. Siahaan (2011: 2) perbaikan

taksonomi Bloom meliputi:

1) Mengingat ialah menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan, dan

pengenalan.

2) Memahami ialah menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan,

menyederhanakan, dan membuat perhitungn

3) Menerapkan ialah Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan

mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda

atau berlainan.

4) Menganalisis ialah Memecahkan ke dalam bagian, bentuk, dan pola.

5) Menilai ialah kemampuan untuk memeriksa dan mengkritik berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan.

6) Menciptakan ialah kemampuan Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk

atau pola yang sebelumnya kurang jelas.

Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008: 202) “Ada tiga

kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan

kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah

proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.

Page 40: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan

lingkungannya. Hubungan ini dilakukannya lewat indranya, yaitu indra

penglihatan, pendengar, peraba,perasa, dan pencium.

Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara

menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele kepada anak

didik, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik. Kemungkinan

kecilnya kesalahan persepsi anak bila penjelasan yang diberikan itu mendekati

objek yang sebenarnya. Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan

semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi pelajaran yang

disajikan. Seorang anak yang telah memiliki kemampuan persepsi ini berarti telah

mampu menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek

yang dihadapi, entah objek itu orang, benda, atau kejadian/peristiwa.

Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, di mana orang menyadari

bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan

yang diperoleh di masa yang lampau. Terdapat dua bentuk mengingat yang paling

menarik perhatian, yaitu mengenal kembali dan mengingat kembali. Dalam

mengenal kembali, orang berhadapan dengan suatu objek dan pada saat itu dia

menyadari bahwa objek itu pernah dijumpai di masa yang lampau. Dalam

mengenal kembali, aktivitas mengingat ternyata terikat pada kontak kembali

dengan objek; seandainya tidak ada kontak, juga tidak terjadi mengingat.

Teringatnya kembali kesan-kesan dilampau itu karena kesan-kesan yang berada di

alam bawah sadar dengan cara “asosiasi”. Oleh karena itu, dalam mengenal

kembali, orang tahu bahwa objek yang dijumpainya sekarang ini cocok dengan

suatu gagasan, pikiran atau tanggapan yang tersimpan dalam ingatannya, sejak

bertemu dengan objek itu untuk pertama kali di masa lalu. Kegiatan mengingat

kembali ini merupakan kegiatan yang terbanyak dilakukan anak didik di sekolah.

Materi pelajaran yang bersifat hafalan sangat memerlukan kegiatan mengingat

kembali ini. Konsentrasi tingkat tinggi sangat dituntut kepada anak didik untuk

mendukung usaha mengingat kembali materi yang sudah dihafal.

Perkembangan berpikir seorang anak bergerak dari kegiatan berpikir

konkret menuju berpikir abstrak. Perubahan berpikir ini bergerak sesuai dengan

Page 41: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

meningkatnya usia seorang anak. Seorang guru perlu memahami kemampuan

berpikir anak sehingga tidak memaksakan materi-materi pelajaran yang tingkat

kerusakannya tidak sesuai dengan usia anak untuk diterima dan dicerna oleh anak.

Bila hal ini terjadi, maka anak mengalami kesukaran untuk mencerna gagasan-

gagasan dari materi pelajaran yang diberikan. Materi pelajaran jelas tak dapat

dikuasai anak didik dengan baik. Maka gagallah usaha guru untuk membelajarkan

anak didik.

Menurut Muhibbin Syah (2006: 85) “Sekurang-kurangnya ada dua

macam kecakapan kogniitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera

khususnya oleh guru, yakni: 1) Strategi belajar memahami isi materi pelajaran; 2)

strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap

pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.” Tugas guru

dalam hal ini ialah menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan para

siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang

mendalam terhadap isi materi pelajaran.

b. Pengertian Fisika

Pengertian Fisika didefinisikan oleh beberapa ahli, seperti halnya yang

dikutip oleh Herbert Druxes (1986: 3) antara lain:

1) Menurut Brockhaus, Fisika adalah pelajaran tentang kejadian dalam

alam, yag memungkinkan penelitian dalam percobaan, pengukuran apa

yang didapat, penyajian serta matematis dan berdasarkan pengetahuan

umum.

2) Menurut Gerthsen, Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-

gejala alam yang sederhana dan berusaha menemukan hubungan antara

pernyataan-pernyataan. Prasyarat dasar untuk memecahkan persoalan

ialah mengamati gejala-gejala tersebut.

Belajar Fisika pada hakikatnya adalah suatu aktivitas mental yang tinggi

untuk memahami arti dari struktur-struktur, hubungan-hubungan, dan simbol-

simbol, kemudian menerapkan konsep-konsep yang dihasilkan ke situasi yang

nyata sehingga menyebabkan suatu perubahan tingkah laku. Kemampuan kognitif

Fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan siswa terhadap

kompetensi minimal dalam mata pelajaran Fisika yang meliputi ranah kognitif .

Page 42: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Menurut Muhibbin Syah (2006: 154), “Mengukur keberhasilan siswa

yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik

dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.” Khusus untuk mengukur

kemampuan analisis dan sintesis siswa, lebih dianjurkan untuk menggunakan tes

esai, karena tes ini adalah satu-satunya ragam instrumen evaluasi yang paling

tepat untuk mengevaluasi dua jenis kemampuan akal siswa tadi. Jadi peneliti

menggunakan tes pilihan ganda yang diperoleh dari guru untuk pengukuran

kemampuan kognitif tersebut.

4. Listrik Dinamis

a. Arus Listrik

Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari

potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan

potensial. Jika dua titik yang dihubungkan mempunyai potensial yang sama

maka tidak ada aliran muatan listrik positif sehingga tidak terjadi arus listrik.

Menurut Serway-Jewett (2004:832) arus listrik dapat dianalogikan dengan

aliran air yang mengalir.

Gambar 2.1 aliran elektron yang melewati luasan A

Arus digambarkan sebagai muatan bergerak tegak lurus terhadap luas

permukaan 𝐴 setiap sekonnya, sesuai dengan Gambar 2.1. Arus listrik

merupakan besarnya muatan yang mengalir melalui luasan 𝐴 tiap satu sekon.

Jika ∆𝑄 merupakan besar muatan yang melalui area 𝐴 pada selang waktu ∆𝑡

dan kuat arus rata-rata 𝐼𝑎𝑣 , maka :

𝐼𝑎𝑣 =∆𝑄

∆𝑡

2.1

Page 43: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 2.2 Aliran Muatan pada Medium Volume Tertentu

Arus dapat dihubungkan dengan perpindahan muatan berdasarkan

penggambaran model mikroskopik. Arus mengalir melalui penampang 𝐴

sepanjang ∆ 𝑥 (sesuai dengan Gambar 2.2). Jika 𝑛 melambangkan banyaknya

muatan tiap 𝑚3, 𝑞 merupakan besar muatan, 𝑣𝑑 merupakan kecepatan aliran

muatan, dan ∆𝑡 merupakan selang waktu yang dibutuhkan untuk melalui

penampang, maka:

∆𝑄 = 𝑛. 𝐴. 𝑣𝑑 . ∆𝑡 . 𝑞 2.2

𝐼 =∆𝑄

∆𝑡= 𝑛. 𝑣𝑑 . 𝑞. 𝐴

2.3

b. Beda Potensial

Beda potensial listrik (tegangan) merupakan kerja yang dilakukan oleh

gaya listrik untuk memindahkan muatan dari titik satu ke titik yang lain. Satuan

beda potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda

potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis beda potensial dapat

dituliskan sebagai berikut.

𝑉 =𝑊

𝑞 2.4

Keterangan :

V : beda potensial (V)

W : usaha/energi (J)

q : muatan listrik (C)

c. Hukum Ohm

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik

mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar,

seperti pada lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala

Page 44: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan

dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. besar beda

potensial yang ditimbulkan, maka kuat arus yang mengalir makin besar pula.

Besarnya perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama

(konstan). Jadi, beda potensial sebanding dengan kuat arus (V ~ I). Persamaan

tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

𝐼 =𝑉

𝑅 2.5

Keterangan:

V : beda potensial atau tegangan (V)

I : kuat arus (A)

R : hambatan listrik ( Ω)

Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat

arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial

antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap.”

d. Rangkaian hambatan listrik

1). Rangkaian Hambatan Seri

Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan

(segaris). Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber

tegangan, besar kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama.

Jadi, semua hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik

yang besarnya sama. Bila salah satu hambatan ada yang putus, maka arus listrik

pada rangkaian tersebut juga putus/tidak mengalir.

Ketika dua hambatan atau lebih dirangkai seri sesuai dengan Gambar 2.3,

muatan yang mengalir pada R1, R2, dan R3 sama.

Gambar 2.3 Rangkaian Hambatan Seri

Page 45: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

∆𝐕 = 𝐕𝟏 + 𝐕𝟐 + 𝐕𝟑

Yang menunjukkan bahwa hambatan yang dirangkai diatas dialiri arus

yang sama besarnya. Sehingga :

∆V = 𝐼 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3

𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 2.6

Persamaan 2.6 menunjukkan hambatan yang dirangkai seri setara dengan

penjumlahan linear hambatan dan selalu lebih besar daripada rangkaian

tunggal apapun. Pada rangkaian seri jika salah satu rangkaian dalam

keadaan terbuka maka rangkaian hambatan yag lainnya tidak akan

beroperasi.

2). Rangkaian Hambatan Paralel

Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara berdampingan/

berjajar. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan dengan suatu sumber

tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah sama. Sesuai

dengan Hukum I Kirchoff, jumlah kuat arus yang mengalir pada masing-masing

hambatan sama dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar utama. Pada dua

hambatan atau lebih yang dirangkai parallel, ketika arus mencapai titik a sesuai

gambar yang disebut daerah percabangan, arus tersebut akan terpecah melalui R1 ,

R2, dan R3. Karena arus listrik merupakan konservasi, maka total arus (I) yang

keluar percabangan sama dengan total arus yang masuk percabangan.

𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3

Dapat dilihat pada Gambar 2.4, ketika resistor dirangkai parallel,

memiliki beda potensial yang sama pada tiap percabangannya maka :

𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 =∆𝑉

𝑅1+

∆𝑉

𝑅2+

∆𝑉

𝑅3= ∆𝑉.

1

𝑅1+

1

𝑅2+

1

𝑅3

1

𝑅=

1

𝑅1+

1

𝑅2+

1

𝑅3

2.7

Page 46: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 2.4 Rangkaian Hambatan Paralel

Invers dari hambatan total yang dirangkai paralel sama dengan

penjumlahan invers hambatan tersebut. Sehingga besar hambatan total akan

selalu lebih kecil dari pada hambatan terkecil pada rangkaian. Rangkaian listrik

rumah tangga menggunakan rangkaian listrik paralel. Kerena jika salah satu alat

listrik pada keadaan terbuka, maka alat listrik yang lainnya masih dapat

dioperasikan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yang dapat mendukung dalam penelitian ini

adalah penelitian dari :

Widoretno dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan antara motivasi

belajar dan kondisi keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas II Semester 3

Rumpun Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.” Menunjukkan bahwa ada

hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas

II. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2006/

2007. Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik

analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment yang

dikonsultasikan r - tabel pada tingkat signifikansi 5% dan n=45. Hasil analisis

ditunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar siswa kelas II. Terbukti dengan hasil analisis data diperoleh r hitung > r

tabel, atau 0,635 > 0,294 pada taraf signifikansi 5% yang artinya siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa

yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

Page 47: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Risma Mery Siskawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap minat melanjutkan ke

perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Negeri I Ponorogo tahun 2007/2008.

Penelitian tersebut dilaksanakan di SMK Negeri I Ponorogo tahun 2007/2008.

Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis

data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear ganda dimana r - tabel

pada tingkat signifikansi 5% dan n=60. Hasil analisis ditunjukkan ada pengaruh

yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap minat melanjutkan ke

perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Negeri I ponorogo tahun 2007/2008.

Hal ini ditunjukkan dengan harga r hitung > r tabel, atau 0,506 > 0,254 . Ini berarti

minat melanjutkan ke perguruan tinggi meningkat jika perhatian orang tua yang

diberikan ke anak juga meningkat.

Dwi Rahayu Widiyati dalam skripsinya yang meneliti tentang hubungan

antara motivasi belajar siswa kelas II pada mata pelajaran ekonomi menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar siswa kelas II pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian tersebut

dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar tahun ajaran 2002/ 2003.

Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif koreasional. Teknik analisis

data yang digunakan adalah korelasi product moment yang dikonsultasikan r -

tabel pada tingkat signifikansi 5% dan n=70. Hasil analisis ditunjukkan ada

hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

kelas II pada mata pelajaran ekonomi. Terbukti dengan hasil analisis data

diperoleh r hitung > r tabel, atau 0,523 > 0,235 pada taraf signifikansi 5% yang

artinya siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi prestasi belajarnya lebih baik

daripada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

Kaniya F Triasari dalam skripsinya yang meneliti tentang hubungan

antara motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar peserta

didik kelas II SMK Negeri 1 Wonogiri Tahun Diklat 2006/2007. Pada penelitian

tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas II. Penelitian tersebut

dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wonogiri Tahun Diklat 2006/2007. Penelitian

Page 48: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang

digunakan adalah korelasi dan regresi ganda. r - tabel pada tingkat signifikansi 5%

dengan n =60. Hasil analisis ditunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas II.Terbukti dengan

hasil analisis data diperoleh r hitung > r tabel, atau 0,426 > 0,254 pada taraf

signifikansi 5% yang artinya siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi prestasi

belajarnya lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

Terdapat pula adanya hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar

dimana diperoleh r hitung > r tabel, atau 0,373 > 0,254 . Hal ini berarti prestasi

belajar peserta didik akan meningkat jika perhatian orang tua terhadap peserta

didik meningkat.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut:

Kegiatan utama dalam dunia pendidikan adalah proses belajar-mengajar.

untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah tercapai dapat dilakukan

dengan melihat prestasi belajar yang diraih siswa. Semua siswa dan guru

menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi. Prestasi belajar meliputi

kemampuan kognitif yang merupakan salah satu indikator keberhasilan proses

belajar mengajar. Banyak faktor yang kemungkinan berhubungan dengan prestasi

belajar siswa secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri siswa (intern) dan faktor yang berasal dari luar diri

siswa (ekstern) .

Prestasi belajar yang meliputi kemampuan kognitif berhubungan dengan

motivasi belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Motivasi dan belajar merupakan dua hal

yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorngan kebutuhan belajar, harapan akan

cita-cita.

Page 49: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Selain faktor di atas kemampuan kognitif juga berhubungan dengan

lingkungan/faktor sosial, yaitu interaksi sosial dalam keluarga. Keluarga

merupakan lingkungan yang pertama bagi anak untuk bersosialisasi. Disinilah

anak mengenal arti cinta kasih dan simpati, mendapat bimbingan dan pertolongan

terutama dari kedua orang tua atau walinya. Adanya interaksi yang baik dalam

keluarga akan menciptakan hubungan yang harmonis, saling terbuka satu sama

lain, saling pengertian, penuh kasih sayang dan hubungan antar anggotanya sangat

intim. Belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi maka dengan suasana

keluarga yang tenang dan harmonis, kemungkinan anak dapat belajar dengan baik

dan berprestasi dengan baik pula.

Dari uraian di atas dimungkinkan bahwa siswa yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi memiliki kemampuan kognitif yang tinggi. Siswa yang

berinteraksi sosial dengan baik dalam keluarga akan memiliki kemampuan

kognitif yang baik pula. Dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi belajar

yang tinggi, dan berinteraksi sosial dengan baik dalam keluarga dimungkinkan

mempunyai kemampuan kognitif yang baik pula.

Untuk memperjelas hubungan antar variabel dalam penelitian ini, maka

dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.5.Paradigma Penelitian

Motivasi belajar

X1

Interaksi sosial

dalam keluarga

X2

Kemampuan

kognitif Fisika

Y

Page 50: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Keterangan gambar

a. X1 :Motivasi belajar

b. X2 : Interaksi sosial dalam keluarga

c. Y : Kemampuan kognitif Fisika

D.Perumusan Hipotesis

Berdasarkan dari tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran maka

dapat dikemukakan hipotesis alternatif sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan

kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran

2010/2011.

2. Ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam keluarga dengan

kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun

ajaran 2010/2011.

3. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan interaksi sosial

dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA

Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

Page 51: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Sesuai dengan masalah dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional. Alasan

peneliti menggunakan metode ini adalah:

1. Permasalahan yang dihadapi adalah merupakan permasalahan yang masih

ada pada masa sekarang.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis.

3. Hasil penelitian ini nantinya merupakan suatu gambaran hasil penelitian

secara sistematis, nyata, dan cermat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Tahun Ajaran 2010/2011 yang

bertempat di SMA Negeri 2 Sukoharjo karena

a. Tersedianya data yang diperlukan dalam penelitian ini.

b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah sehingga memudahkan peneliti dalam

mengumpulkan data yang diperlukan dalam masalah yang diteliti.

c. Di SMA Negeri 2 Sukoharjo belum pernah diadakan penelitian dengan

masalah yang sama.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap pada bulan November 2010

sampai Juli tahun 2011 dengan jadwal terlampir pada lampiran 1.

Page 52: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

“Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian” (Saifuddin Azwar, 1999: 77). Populasi dibatasi

sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu

sifat yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengatakan bahwa,

“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian atau individu yang mempunyai paling sedikit satu

sifat yang sama. Populasi harus dibatasi dan ditegaskan sampai pada batas- batas

tertentu yang dapat dipergunakan untuk menentukan sampel. Hal ini ditegaskan

lagi bahwa suatu hal yang diperhatikan keadaan homogenitasnya. Apabila

keadaan populasi itu homogen maka pengambilan sampel akhir tidak ada

permasalahan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah

total siswa sebanyak 347 siswa. Berikut datanya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Data Jumlah Siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo

No Kelas Jumlah

1. X1 45

2. X2 40

3. X3 45

4. X4 44

5. X5 45

6. X6 43

7. X7 41

8. X8 44

Jumlah 347

Page 53: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Sampel Penelitian

Saifuddin Azwar (1999: 79) berpendapat, “Sampel adalah sebagian dari

populasi”. Menurut Iskandar (2008: 69) “Sampel adalah sebagian dari populasi

yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau

bagian kecil yang diamati”. Karena sampel merupakan bagian dari populasi, maka

harus memilih ciri- ciri yang dimiliki oleh populasinya. Proporsi jumlah sampel

yang diambil tergantung pada sifat populasi, artinya jika keadaan populasi

homogen, sampel tidak perlu terlalu banyak, tetapi jika keadaan populasi

heterogen maka sampel seyogyanya dalam jumlah yang banyak. Homogenitas

sampel pada penelitian ini yaitu kelas. Karena kelas merupakan kelompok teman

sebaya yang ada di sekolah dan keberadaan anggotanya bersifat tetap. Dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi

yang akan diteliti.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Iskandar (2008: 69), “Teknik sampling merupakan penelitian

yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya

sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian”. Pada prinsipnya

ada dua macam teknik yang digunakan dalam penelitian, yaitu probability

samplingPada penelitian ini penelitian menggunakan teknik cluster random

sampling. Pengambilan sampel dengan cara klaster (cluster random sampling)

adalah melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara

individual yang dalam hal ini kelompok kelas.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25

% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :

a. kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut

banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang

risikonya besar tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik.

(Suharsimi Arikunto, 2006: 134)

Dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel sebesar 15 % dari

populasi kelas X yaitu sebanyak 1 kelas yaitu kelas X6 yang berjumlah 43 orang.

Page 54: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kelas X6 ini dianggap cukup bisa mewakili karakteristik dari populasi yaitu

seluruh siswa kelas X.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan kognitif

siswa dalam mata pelajaran Fisika

1) Definisi Operasional : hasil yang dicapai siswa dalam pelajaran Fisika,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru sebagai akibat

dari upaya-upaya yang dilakukannya.

2) Skala Pengukuran : Interval

3) Indikator : Nilai ulangan mata pelajaran Fisika Bab Listrik Dinamis Sub

Bab rangkain seri paralel.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga :

a. Motivasi Belajar

1) Definisi Operasional : segala daya pendorong/ penggerak baik dari dalam

diri maupum luar siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

2) Kategori :

Motivasi belajar tinggi jika skor dari angket motivasi belajar lebih atau

sama dari skor rata- rata angket tersebut.

Motivasi belajar rendah jika skor dari angket motivasi belajar kurang

dari skor rata- rata angket tersebut.

3) Skala Pengukuran : interval

b. Interaksi Sosial dalam Keluarga

1) Definisi Operasional : suatu proses hubungan timbal balik antar anggota

keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, beserta anak-anaknya.

2) Kategori :

Interaksi sosial dalam keluarga tinggi jika nilai siswa lebih dari atau

sama dengan nilai rata-rata.

Page 55: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Interaksi sosial dalam keluarga rendah jika nilai siswa kurang dari nilai

rata-rata.

3) Skala Pengukuran : interval

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

menggunakan angket, dan dokumentasi.

a. Angket

Metode angket atau kuesioner merupakan metode untuk memperoleh data

dengan cara memberikan pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar yang harus

dijawab secara tertulis oleh subjek penelitian atau responden. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 151) yang menyatakan bahwa

“Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui.”

Peneliti memilih teknik angket ini untuk mendapatkan data variabel bebas,

yaitu motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga. Dalam penelitian ini

untuk mendapatkan data yang sesuai dengan variabel motivasi belajar dan

interaksi sosial dalam keluarga digunakan jenis angket tertutup, langsung dengan

bentuk pilihan ganda yaitu angket yang berupa daftar pertanyaan yang disediakan

untuk responden agar mereka menjawab tentang dirinya sendiri, yang jawabannya

sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih satu jawaban pada lembar

jawaban yang menunjukkan tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat

tidak setuju. Alasan peneliti memakai metode angket adalah sebagai berikut.

1). Dalam waktu singkat angket dapat disebarkan pada responden sehingga

menghemat biaya, waktu dan tenaga.

2). Angket memberikan kemudahan dalam proses penggolongan data karena

adanya keseragaman dan memberikan pertanyaan dan jawaban tersebut sudah

dirumuskan peneliti.

Page 56: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3). Kemungkinan unsur subjektifitas peneliti dapat diperkecil.

b. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) mengemukakan bahwa

“Metode dokumentasi yaitu cara mencari data menganai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prestasi, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya.” Dalam teknik pengumpulan data yang berupa

dokumentasi ini akan diperoleh sumber data yang berupa dokumen kemampuan

kognitif Fisika dari siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat

mengumpulkan data sebagi berikut:

1). Dokumen lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2). Sumber dokumen adalah data yang lengkap.

3). Lebih efisien dan hemat waktu.

4). Dapat dilihat kembali apabila diperlukan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data motivasi belajar dan interaksi sosial dalam

keluarga berupa angket. Adapun langkah- langkah penyusunan angket :

a. Menetapkan tujuan

Dari penelitian ini, penulis menyusun angket untuk memperoleh informasi

tentang motivasi siswa dan interaksi sosial dalam keluarga terhadap mata

pelajaran Fisika serta.

b. Menyusun kisi-kisi angket

Kisi-kisi angket disusun dengan menjabarkan variabel motivasi siswa dan

interaksi sosial dalam keluarga menjadi sub variabel yang akan diteliti.

Masing- masing sub variabel dijabarkan lagi menjadi deskriptor dan

selanjutnya dijabarkan dalam bentuk item.

Page 57: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Menyusun angket

a. Membuat pengantar yang berisi permohonan kesediaan mengisi

angket, tujuan pengisian angket dan ucapan terimakasih atas

kesediaan responden mengisi angket.

b. Membuat petunjuk pengisian angket.

c. Membuat item pernyataan sekaligus membuat alternatif jawaban.

d. Menentukan bobot jawaban menggunakan skala Likert yang

dimodifikasi menjadi skala 1 sampai 4

Item yang mengarahkan jawaban positif pemberian skor

ditunjukkan sebagai berikut:

Skor 4 : Sangat setuju

Skor 3 : Setuju

Skor 2 : Tidak setuju

Skor 1 : Sangat tidak setuju

Item yang mengarahkan jawaban negatif pemberian skor

ditunjukkan sebagai berikut:

Skor 4 : Sangat tidak setuju

Skor 3 : Tidak setuju

Skor 2 : Setuju

Skor 1 : Sangat setuju

F. Validitas dan Reliabilitas Data

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid atau

kesahihan alat pengukur. Saifuddin Azwar (2003: 5), berpendapat bahwa:

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi unurnya.

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas

yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut.

Page 58: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Untuk mengetahui valid tidaknya suatu alat pengukur data, peneliti

menggunakan rumus uji Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh

Pearson yaitu:

𝑟𝑥𝑦 = )(.)(.

))((.

2222 yyNxxN

yxxyN

Dimana:

𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi

x : Skor masing-masing item

y : Skor total

𝑥𝑦: jumlah penelitian x dan y

𝑥2 : jumlah kuadrat dari x

𝑦2 : jumlah kuadrat dari y

N : Jumlah subjek

( Suharsimi Arikunto, 2006: 170)

Untuk mengadakan interprestasi mengenai validitas suatu soal digunakan

cara dengan melihat ke tabel harga r product moment untuk mengetahui apakah

instrumen valid atau tidak, dengan kriteria:

r hitung ≥ r tabel berarti item valid

r hitung < r tabel berarti item tidak valid

2. Reliabilitas

Menurut Hammersley dalam David Silverman (2002: 225), “Reability

refers to degree of consistency with which instances are assigned to the same

category by different observers or by the same observer on different occasions”.

Reliabilitas mengacu pada derajat ketetapan yang mana saat digunakan pada

kategori yang sama, oleh peneliti yang sama ataupun berbeda dalam

kondisi/waktu yang berbeda). Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi

hasil ukuran yang sama walaupun pada waktu yang berbeda dan peneliti yang

berbeda pula. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 156) “Reliabilitas

menunjukkan pada satu pengetian bahwa sesuatu instrument cukup dapat

Page 59: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dipercaya untuk digunakan seperti alat pengumpul data karena instrument

tersebut sudah baik.”

Dari kedua pengertian di atas, maka suatu alat ukur dikatakan reliabel, jika

dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat ukur tersebut dikarenakan

pada subjek yang sama tetapi tempatnya berbeda atau pada waktu yang berbeda

tetapi tempatnya sama. Untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan rumus alpha.

2

2

11 11

t

b

k

kr

Dengan: 11r : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b : jumlah varian butir

2

t : varian total

( Suharsimi Arikunto, 2006: 195)

Kriteria reliabilitas :

11r < 0,20 : alat tes mempunyai reliabilitas sangat rendah

0,20 11r < 0,40 : alat tes mempunyai reliabilitas rendah

0,40 11r < 0,60: alat tes mempunyai reliabilitas cukup

0,60 11r < 0,80: alat tes mempunyai reliabilitas tinggi

0,80 11r 1,00: alat tes mempunyai reliabilitas sangat tinggi

( Suharsimi Arikunto, 2006: 197)

G.Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka data tersebut harus dianalisis untuk

menguji kebenaran dari hipotesis dan untuk memperoleh kesimpulan. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi

linear ganda. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 295) mengemukakan bahwa

“Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu perluasan dari teknik regresi

Page 60: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi

terhadap variabel terikat.”

1. Uji Prasyarat Hipotesis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diambil/ diperoleh dari sampel penelitian berdistribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas menggunakan uji “ Liliefors” dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Menetapkan hipotesis

Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

Dipilih α = 5%

2) Statistik uji

ii ZSZFmaksL

Keterangan:

ZzzPzF ii , ~ N(0,1)

i321i zyangz,z,zcacah proporsizS

n

zzzzzS i

i

yang,,Banyaknya 321

s

XXzz i

ii

manadistandarskor

sampeldeviasistandars

3) Daerah kritik (Dk)

nLLLDk /:

nLL ; yang diperoleh dari tabel Lilieforss pada tingkat

signifikansi α= 5% dan derajat kebebasan n (ukuran sampel)

4) Keputusan uji

Ho ditolak jika LDK atau diterima jika LDK

(Sudjana, 2005: 466-467)

Page 61: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Uji Linearitas

Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah hubungan antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dalam penelitian bersifat

linier. Sebelum menggunakan uji linieritas, terlebih dahulu dicari

persamaan regresinya. Dalam mencari persamaan regresi digunakan

metode kuadrat terkecil.

1) Uji linieritas untuk satu variabel bebas dan satu variabel terikat

Persamaan regresi adalah bXaY ˆ

Harga a dan b dapat dicari dengan rumus:

22

2

ii

iiiii

XXn

YXXXYa

22

ii

iiii

XXn

YXYXnb

Langkah-langkah dalam uji linieritas:

a) Hipotesis

Ho = model regresi linier

Ha = model regresi tidak linier

b) Statistik Uji

)(

)(

GRJK

TCRJKF

c) Komputasi

ni

YYXGJK

2

2

1)(

JK (TC) = JK (S) – JK (G), dimana :

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)

Page 62: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

22

2

2

,)/(

)(

)(

ii

ii

i

i

XXn

YXYXnb

n

YXYXbabJK

n

YaJK

YTJK

dk (TC) = k – 2

dk (G) = n – k

)(

)()(

TCdk

TCJKTCRJK

)(

)()(

Gdk

GJKGRJK

d) Daerah Kritik

knkFFF ;2;

e) Keputusan Uji

Ho ditolak jika FDK

2) Uji linieritas untuk dua variabel bebas dan satu variabel terikat

Seperti halnya dalam regresi linier sederhana, sebelum

regresi linier yang diperoleh digunakan untuk membuat

kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa mengenai kelinieran dan

keberartian regresinya. Untuk regresi linier ganda pemeriksaannya

hanya dilakukan terhadap keberartian regresi dengan menerima

kenyataan bahwa bentuknya sudah linier.

Persamaan regresi

22110ˆ XbXbbY

Jika YYyXXxXXx ,, 222111 , maka 210 dan, bbb

dapat dicari dengan rumus

2110 XbXbYb

Page 63: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

221

2

2

2

1

2211

2

2

1

xxxx

yxxxyxxb

221

2

2

2

1

1212

2

1

2

xxxx

yxxxyxxb

Langkah-langkah dalam uji keberartian regresi linier ganda

a) Hipotesis

Ho = koefisien arah regresi tidak berarti

Ha = koefisien arah regresi berarti

b) Statistik Uji

1/)(

/

knSJK

kregJKF

c) Komputasi

yxbyxbregJK 2211

regJKySJK 2

n

YYy

2

22

d) Daerah Kritik

1;;; knkFFF

e) Keputusan Uji

Ho ditolak jika harga FDK

Keterangan:

JK (reg) = jumlah kuadrat regresi

JK (G) = jumlah kuadrat galat

JK (TC) = jumlah kuadrat tuna cocok

JK (S) = jumlah kuadrat sisa

RJK (reg) = varians regresi

RJK (S) = varians sisa

RJK (G) = varians kekeliruan

RJK (TC) = varians tuna cocok

Page 64: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

n = cacah sampel

k = cacah variabel bebas

c. Uji Independensi

Uji indepedensi digunakan untuk mengetahui antara variabel bebas yang

satu dengan yang lain tidak saling mempengaruhi dengan menggunakan rumus

koefisien sederhana antara dua variabel X1 dan X2. Rumus koefisien korelasi

sederhana adalah sebagai berikut:

rx1x2=

(Sudjana, 2005: 369)

Untuk menyelidiki kaitan antara variabel bebas dengan melihat ke tabel

harga r product moment dengan kriteria:

r hitung ≥ r tabel berarti antara variabel bebas saling terkait

r hitung < r tabel berarti antara variabel bebas tidak terkait

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 72)

2. Pengujian Hipotesis

a. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari satu variabel bebas

dengan satu variabel terikat

1) Hipotesis

Ho = 0. iy (koefisien korelasi tidak berarti)

Ha = 0. iy (koefisien korelasi berarti)

2) Statistik Uji

21

2

r

nrt

3) Komputasi

Page 65: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2222,

iiii

iii

iy

YYnXXn

YXYXnr

4) Daerah kritik

2,2/ nttt

5) Keputusan uji

Ho ditolak jika DKt

(Sudjana, 2005: 379-380)

b. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari dua atau lebih variabel

bebas dengan satu variabel terikat

1) Hipotesis

Ho : 0...2,1. ky (koefisien korelasi tidak berarti)

Ha : 0,...2,1. ky (koefisien korelasi berarti)

2) Statistik uji

1

1 2

2

knR

kR

F

3) Komputasi

2

2

iy

regJKR

n

YYy

2

22

4) Daerah kritik

1; knkFFFDK

5) Keputusan uji

Ho ditolak jika DKF

(Sudjana, 2005: 385)

3. Uji Kontribusi

a. Menghitung Sumbangan Relatif (SR) X1 dan X2 Terhadap Y

Page 66: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Rumus yang digunakan yaitu

%10011

1 xJK

yxaSR

reg

X

%10022

2 xJK

yxaSR

reg

X

b. Menghitung Sumbangan Efektif (SE) X1 dan X2 Terhadap Y

2

22

2

11

%

%

RSRSE

RSRSE

XX

XX

Keterangan:

SR : sumbangan relatif masing-masing prediktor

SE : sumbangan efektif masing-masing prediktor

R : koefisien antara X1 dan X2 dengan Y

(Sutrisno Hadi, 2001: 46)

Page 67: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan

interaksi sosial dalam keluarga dengan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X

SMA” terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:

1. Motivasi belajar sebagai variabel bebas X1

2. Interaksi sosial dalam keluarga sebagai variabel bebas X2

3. Kemampuan kognitif Fisika sebagai variabel terikat Y

Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan

teknik dokumentasi. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data

motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga sedangkan teknik

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan kognitif Fisika

siswa.

Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu

dilakukan uji coba atau try out terhadap siswa kelas X SMA negeri 2 Sukoharjo

sebanyak 40 siswa di luar sampel. Try out ini dimaksudkan untuk mengetahui

adanya item-item yang tidak memenuhi validitas dan reliabilitas.

Dari hasil uji validitas angket tentang motivasi belajar yang berjumlah 50

item, ada 5 item angket yang tidak valid yaitu soal nomor 8, 9, 30, 39, 44

(lampiran 7). Hasil uji validitas angket tentang interaksi sosial dalam keluarga

sebanyak 50 butir item, terdapat 9 item yang tidak valid yaitu 2, 25, 26, 29, 31,

35, 40, 47, 50 (lampiran 8). Jadi keseluruhan item yang tidak valid dari 100 soal

yang di-tryoutkan ada 14 butir soal. Untuk nomor-nomor item angket yang tidak

valid tidak akan digunakan untuk mengambil data penelitian, karena sudah

terwakili oleh item soal yang lain. Hasil perhitungan reliabilitas angket tentang

motivasi belajar = 0,957 (lampiran 7), reliabilitas angket interaksi sosial dalam

keluarga = 0,928 (lampiran 8), dan Karena harga reliabilitas lebih besar dari rtabel

(0,444), maka hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa angket sudah

reliabel untuk dijadikan alat penelitian.

Page 68: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1. Deskripsi Data Motivasi Belajar

Motivasi Belajar merupakan variabel bebas pertama (X1) dalam

penelitian ini. Data variabel ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket

yang disebarkan kepada 43 Responden, yaitu siswa kelas X6 SMA Negeri 2

Sukoharjo.

Dari data yang telah terkumpul dapat diketahui:

1. Nilai terendah : 104

2. Nilai tertinggi : 152

3. Nilai Rata-rata : 128,02

Bila dihitung dengan persentase, maka skor tertinggi Motivasi Belajar =

Jumlah Pertanyaan x Alternative jawaban = 45 x 4 = 180. Dengan jumlah

responden sebanyak 43 siswa, maka skor tertinggi dari variabel Motivasi Belajar

adalah 43 x 180 = 7740, jumlah skor variabel Motivasi Belajar berdasarkan hasil

pengumpulan data yang telah dilakukan adalah 1X = 5505. Dengan demikian

Motivasi Belajar pada siswa kelas X6 SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah5505 :

7740 = 0,71 atau 71 %.

Tabel distribusi frekuensi dan histogram frekuensi masing-masing data

disajikan dengan menentukan banyaknya kelas dalam pembuatan tabel distribusi

bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut

Banyaknya kelas = 43log3.31

= 39,6 (banyaknya kelas dibuat 7)

Panjang kelas interval X1 = 85,67

104152

(panjang kelas interval dibuat 7)

Berikut ini adalah distribusi frekuensi data motivasi belajar siswa disertai dengan

histogram/grafik.

Page 69: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar

Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

104-110 6 13,95%

111-118 2 4,65%

119-126 10 23,26%

127-134 11 25,58%

135-141 8 18,60%

142-149 5 11,63%

150-156 1 2,33%

Jumlah 43 100,00%

0

2

4

6

8

10

12

Gambar 4.1. Diagram Motivasi Belajar

2. Deskripsi Data Interaksi sosial dalam keluarga

Interaksi sosial dalam keluarga merupakan variabel bebas kedua (X2)

dalam penelitian ini. Data variabel ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik

angket yang disebarkan kepada 43 responden, yaitu siswa kelas X6 SMA Negeri 2

Sukoharjo.

Dari data yang telah terkumpul dapat diketahui :

a. Nilai terendah : 107

b. Nilai tertinggi : 141

c. Nilai Rata-rata : 124,28

Apabila dihitung dengan persentase, maka skor tertinggi interaksi sosial

dalam keluarga dari tiap siswa = jumlah pertanyaan x alternative jawaban = 41 x 4

= 164. Dengan jumlah responden sebanyak 43 siswa, maka skor tertinggi dari

104-110

111-118 119-126

127-134 135-141

142-149

150-156

Page 70: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

variabel interaksi sosial dalam keluarga adalah 43 x 164 = 7052. Jumlah skor

variabel interaksi sosial dalam keluarga berdasarkan hasil pengumpulan data yang

dilakukan adalah 2X = 5344. Dengan demikian tingkat interaksi sosial dalam

keluarga pada siswa adalah 5344 : 7052 = 0,76 atau 76 %.

Tabel distribusi frekuensi dan histogram frekuensi masing-masing data

disajikan dengan menentukan banyaknya kelas dalam pembuatan tabel distribusi

bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut

Banyaknya kelas = 43log3.31

= 39,6 (banyaknya kelas dibuat 7)

Panjang kelas interval X2 = 85,47

107141

(panjang kelas interval dibuat 5)

Berikut ini adalah distribusi frekuensi data Interaksi Sosial dalam Keluarga

disertai dengan histogram/grafik.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial dalam Keluarga

Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

107-111 5 11,63%

112-116 2 4,65%

117-121 10 23,26%

122-126 5 11,63%

127-131 12 27,91%

132-136 8 18,60%

137-141 1 2,32%

Jumlah 43 100,00%

0

2

4

6

8

10

12

Gambar 4.2. Diagram Interaksi Sosial dalam Keluarga

107-111

112-116 117-121

122-126 127-131

132-136

137-141

Page 71: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Fisika

Kemampuan Kognitif Fisika siswa merupakan variabel terikat (Y) dalam

penelitian ini. Data mengenai Kemampuan Kognitif Fisika diperoleh dengan

teknik dokumentasi, yang diperoleh dari nilai ulangan harian Bab Listrik Dinamis.

Dari data yang terkumpul dapat diketahui:

a. Nilai terendah : 50

b. Nilai tertinggi : 90

c. Nilai rata-rata : 73,7

Skor tertinggi yang dicapai oleh setiap siswa pada variabel Kemampuan

Kognitif Fisika (Y) adalah 100. Dengan jumlah responden sebanyak 43 siswa,

maka skor tertinggi dari variabel Kemampuan Kognitif Fisika siswa adalah 43 x

100 = 4300. Jumlah skor variabel Kemampuan Kognitif Fisika berdasarkan

pengumpulan data yang telah dilakukan adalah Y = 3170. Dengan demikian

tingkat Kemampuan Kognitif Fisika siswa adalah 3170/4300 = 0,74 atau 74%.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Fisika

Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

50-59 1 2,32%

60-69 10 23,26%

70-79 13 30,23%

80-89 10 23,26%

90-99 9 20,93%

Jumlah 43 100,00%

0

2

4

6

8

10

12

14

Gambar 4.3. Diagram Kemampuan Kognitif Fisika

50-59

60-69 70-79

80-89 90-99

Page 72: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti terlihat pada

lampiran. Selanjutnya dianalisis untuk membuktikan apakah hipotesis alternatif

diterima atau ditolak. Syarat analisis data dengan menggunakan teknik analisis

regresi ganda adalah :

1. Populasi harus berdistribusi normal.

2. Antara variabel bebas dan variabel terikat harus menunjukkan kelinearannya.

3. Tidak ada hubungan yang berarti antara variabel-variabel bebas (independen).

Adapun langkah-langkah persyaratan analisis regresi ganda dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah metode Lilliefors yang bertujuan untuk

mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Distribusi normal yang dimaksud adalah penyebaran nilai-nilai dari sampel yang

dimiliki oleh masing-masing variabel dapat mencerminkan populasinya. Hasil uji

normalitas dengan metode Liliefors diperoleh harga statistik uji Lobs untuk taraf

signifikansi 5% pada masing-masing variabel baik variabel bebas maupun

variabel terikat yakni sebagai berikut :

Tabel 4.4. Harga Statistik Uji Normalitas

No Variabel Statistik Uji Lobs Harga Kritik

1.

2.

3.

Motivasi belajar

Interaksi sosial dalam keluarga

Kemampuan kognitif fisika

0,0790

0,1343

0,1149

0,1351

0,1351

0,1351

Dari tabel tampak bahwa harga Lobs dari masing-masing variabel tidak

melebihi batas harga kritiknya ( Lobs < Ltabel ), maka dapat disimpulkan bahwa

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 13-15.

Page 73: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Uji Linearitas dan Keberartian

Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah ada hubungan yang linear

antara variabel yang diukur. Kelinearan yang dimaksud adalah setiap kenaikan

nilai variabel bebas akan diikuti pula oleh kenaikan variabel terikat.

a. Uji Linearitas X1 dengan Y

Berikut adalah tabel kerja uji linearitasnya:

Tabel 4.5. Rangkuman Anava Regresi Sederhana 142.083,19ˆ XY

Sumber Variasi Dk JK RJK F

Total 43 239100

Koefisien (a) 1 233695,35

5,5273 Regresi ab 1 1135,04 1135,04

Sisa 41 4269,61 205,35

Tuna Cocok 24 2669,61 111,233

1.1818

Galat 17 1600 94,117

Dari hasil perhitungan diperoleh harga FTC = 1.1818. Sedangkan harga

Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 24 dan dk penyebut

17 adalah 2,19. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan

dapat disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan

juga didapat harga Freg = 5,5273. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi

α : 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 41 adalah 4,075. Sehingga

didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan

bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah berarti. Perhitungan selengkapnya

disajikan pada lampiran 17. Berikut adalah gambar persamaan garis linear X1

dengan Y:

Page 74: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 4.4. Grafik Motivasi Belajar (X1) terhadap Kemampuan Kognitif

Fisika (Y)

b. Uji Linearitas X2 dengan Y

Setelah dibuat tabel kerja dan dilakukan perhitungan sesuai dengan

rumus diperoleh harga-harga sebagai berikut:

Tabel 4.6. Rangkuman Anava Regresi Sederhana 250.098,10ˆ XY

Sumber Variasi Dk JK RJK F

Total 43 239100

Koefisien (a) 1 233695,349

6,552705 Regresi ab 1 744,753331 744,753331

Sisa 41 4659,89 113,655854

Tuna Cocok 21 -1865,102 -88,81

-0,272 Galat 20 6525 326,25

Dari hasil perhitungan diperoleh harga FTC = -0,272. Sedangkan harga

Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut

20 adalah 2,1. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat

disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga

didapat harga Freg = 6,552705. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α

: 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 41 adalah 4,075. Sehingga

didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan

bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah berarti. Perhitungan selengkapnya

Page 75: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

disajikan pada lampiran 19. Berikut adalah gambar persamaan garis linear X1

dengan Y:

Gambar 4.5. Grafik Interaksi Sosial dalam Keluarga (X2) terhadap

Kemampuan Kognitif Fisika (Y)

3. Uji Independensi

Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antar kedua variabel bebas yaitu motivasi belajar dan interaksi sosial dalam

keluarga dengan menggunakan korelasi Product-Moment.

Dari perhitungan diperoleh hasil rhitung (rx1x2) : 0,297. Harga tersebut

dikonsultasikan dengan harga r product-momen dengan taraf signifikansi α : 5%

karena dan n = 43 diperoleh r tabel = 0.301. Karena rx1x2 < r tabel yaitu 0,297 < 0,301

. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa antara variabel X1 dan X2 tidak

menunjukkan adanya hubungan yang berarti. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 20.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis akan diterima apabila data yang

Page 76: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

telah terkumpul dapat membuktikan pernyataan di dalam hipotesis. Sebaliknya,

hipotesis akan ditolak apabila data yang telah terkumpul tidak dapat membuktikan

pernyataan di dalam hipotesis.

1. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan langkah awal dari analisis data adalah terlebih

dahulu membuat tabulasi data Motivasi Belajar (X1), interaksi sosial dalam

keluarga (X2) dan Kemampuan Kognitif Fisika (Y). Dari hasil perhitungan

diperoleh harga-harga sebagai berikut :

N = 43 2

2X = 667070

1X = 5505 2Y = 239100

2X = 5344 YX1 = 408530

Y = 3170 YX 2 = 395440

2

1X = 711173 21 XX = 685443

Setelah dilakukan tabulasi data mengenai variabel-variabel yang terdapat

dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien korelasi

sederhana. Data mengenai perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 13.

2. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana X1 dengan Y serta X2 dengan Y

a. Koefisien korelasi sederhana X1 dengan Y

Sesuai langkah yang ada dan rumus yang telah ditetapkan dari hasil

perhitungan (Lampiran 21) diperoleh hasil sebagai berikut:

rx1y = 0,458

r tabel = 0,301

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih

besar dari r tabel atau 0,458 > 0,301 maka signifikan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa antara X1 dan Y terdapat hubungan yang berarti. ehingga

hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi

Belajar dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X”, terbukti. Dengan

demikian hipotesis diterima.

Page 77: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b. Koefisien korelasi sederhana X2 dengan Y

Sesuai langkah yang ada dan rumus yang telah ditetapkan dari hasil

perhitungan (Lampiran 16 ) diperoleh hasil sebagai berikut :

rx2y = 0,371

r tabel = 0,301

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih

besar dari r tabel atau 0,371 > 0,301 maka signifikan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa antara X2 dan Y terdapat hubungan yang berarti. Sehingga

hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial

dalam keluarga dengan Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X”, terbukti.

Dengan demikian hipotesis diterima.

3. Koefisien Korelasi Bersama-sama X1 dan X2 dengan Y

Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Ry(1,2) sebesar

0,520 dengan sampel sebanyak 43 orang. Sedangkan koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,230. Lihat lampiran 21. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

bahwa Motivasi Belajar dan interaksi sosial dalam keluarga secara bersama-

sama mempunyai pengaruh terhadap Kemampuan Kognitif Fisika siswa. Hal

ini ditunjukkan dengan F hitung lebih besar dari F tabel atau 7,43 > 3,23 sehingga

hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi

Belajar dan interaksi sosial dalam keluarga secara bersama-sama dengan

Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X”, terbukti. Dengan demikian

hipotesis diterima.

4. Melakukan Uji Signifikasi Korelasi X1 dan X2 dengan Y

Dari perhitungan dengan teknik analisis varian diperoleh harga F hitung

sebesar 7,43 yang nilainya lebih besar dari F tabel pada taraf signifikasi 5%

sebesar 3,23 atau 7,43 > 3,23, maka signifikan sehingga dapat disimpulkan

bahwa pengaruh X1 dan X2 terhadap Y adalah signifikan atau berarti. Lihat

lampiran 21.

5. Menghitung Harga dari persamaan-persamaan Garis Regresi Linear Multipel

Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan sebagai berikut :

Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0,350 X2

Page 78: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari persamaan tersebut diatas dapat ditafsirkan bahwa rata-rata tingkat

kemampuan awal kognitif fisika siswa (Y) sebesar -14,704 akan meningkat

atau menurun sebesar 0,351 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit

Motivasi Belajar (X1) dan juga akan meningkat atau menurun sebesar 0,350

untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit interaksi sosial dalam

keluarga (X2). Lihat lampiran 22.

6. Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif X1 dan X2 dengan Y

Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui sebagai berikut :

a. Sumbangan relatif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif

Fisika (Y) sebesar 64,64 %.

b. Sumbangan relatif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan

Kemampuan Kognitif Fisika (Y) sebesar 35,36%.

c. Sumbangan efektif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif

Fisika (Y) sebesar 14,867%.

d. Sumbangan efektif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan

Kemampuan Kognitif Fisika (Y) sebesar 9,583%.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan di atas, maka

dilakukan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan hasil analisis penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil pengumpulan data, setelah diolah skor rata-rata

Motivasi Belajar adalah sebesar 71%. Ini berarti Dengan rata-rata skor tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar yang dilakukan selama ini masih

perlu ditingkatkan lagi. Motivasi belajar yang monoton dapat menimbulkan rasa

jenuh atau bosan pada siswa. Selain itu kurangnya guru dalam memperhatikan

faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan motivasi belajar sehingga penyajian

motivasi belajar yang digunakan guru masih kurang dipahami oleh siswa.

Motivasi belajar bisa didapat dari berbagai sumber yang ada. Dengan

Page 79: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

adanya pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, belajar

dengan rajin dapat meningkatkan prestasi belajar yang maksimal terkhusus untuk

kemampuan kognitif. Prestasi yang baik merupakan suatu hal yang diharapkan

oleh setiap siswa. Apalagi dengan kemampuan yang dimilikinya dapat digunakan

untuk membantu teman yang memiliki kesulitan dalam belajarnya. Dengan begitu

siswa akan dapat memiliki rasa puas dan senang akan hasil belajarnya yang dapat

bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Siswa kurang dapat menguasai materi dalam kegiatan belajar mengajar

disekolah hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar yang diberikan

oleh guru. Selain itu karena siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya

kepada guru. Hendaknya guru dapat mengetahui tentang kebiasaan siswa, agar

dapat menciptakan kelas yang aktif dalam belajar. Dengan keadaan kelas yang

aktif, keberanian siswa untuk bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang

kurang jelas dapat meningkatkan motivasi belajar yang baik. Karena terbina

hubungan yang baik antara guru dan siswa.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, guru dapat memberikan

pemecahan untuk menghindarkan kebiasaan siswa menyontek waktu ulangan.

Selain itu hendak guru tidak bosan untuk mengingatkan siswa untuk mengulangi

pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Seorang guru hendaknya dapat

memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya tentang materi yang

telah disampaikan kurang jelas. Agar kegiatan pencapain prestasi belajar dapat

tercapai dengan maksimal. Dalam memberikan pekerjaan rumah hendaknya guru

dapat mengingatkan siswa untuk mengerjakan dan memberikan penjelasan akan

pentingnya pekerjaan rumah untuk siswa. Dengan belajar yang dilakukan siswa

dalam setiap waktu dapat meningkatkan motivasi belajar untuk dapat mencapai

prestasi belajar. Setiap siswa yang dimintai bantuan untuk menjelaskan materi

yang kurang dipahami dalam penjelasan guru, akan merasa senang dan bangga.

Dengan demikian siswa akan meningkatkan belajarnya agar dapat

mempertahankan prestasi belajarnya.

Page 80: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Interaksi Sosial dalam Keluarga

Berdasarkan hasil pengumpulan data, setelah diolah skor rata-rata

interaksi sosial dalam keluarga adalah sebesar 76%. Ini berarti rata-rata tingkat

interaksi sosial dalam keluarga pada siswa kelas X berada pada taraf 76%.

Dengan tingkat interaksi sosial dalam keluarga tersebut dapat dikatakan bahwa

interaksi sosial dalam keluarga menurut siswa masih perlu ditingkatkan.

Interaksi sosial dalam keluarga sangat diperlukan dalam penyampaian

masalah dalam keluarga, misalnya adanya masalah dalam sekolah dapat

disampaikan kepada keluarga agar dapat dicari pemecahannya. Selain itu

perhatian yang diberikan oleh orang tua dapat menunjang prestasi dalam hal ini

kemampuan kognitif. Perhatian orang tua dapat dilakukan dengan menggunakan

adanya menayakan kegiatan belajar mengajar disekolah, tugas-tugas yang didapat

dan penyelesainnya dan bagaimana prestasi yang didapat dari proses belajar

mengajar tersebut. Agar dalam setiap hambatan belajar yang ada dapat

dihindarkan.

Masalah selanjutnya dalam interaksi sosial dalam keluarga, itu dapat

berasala dari bagaimana cara orang tua mendidik anaknya. Cara yang dilakukan

hendaknya dapat disesuaikan dengan keaadaan anak dalam keluarga. Orang tua

hendaknya memberikan peringatan atau menegur anak jika mereka melakukan

kesalahan. Orang tua juga harus bersikap adil kepada semua anaknya. Untuk itu

diperlukan adanya interaksi sosial dalam keluarga, agar semua anggota keluarga

dapat menyampaikan pendapat mereka dalam menyelesaikan masalah.

Adanya suatu ejekan dalam keluarga dapat mempengaruhi pola berfikir

anak dalam pertumbuhannya. Misalnya adik selalu di ejek oleh kakaknya karena

nilai ulangannya kurang baik. Dengan adanya ejekan itu adek menemukan suatu

motivasi untuk lebih meningkatkan belajarnya. Selain itu dengan adannya

pemberian pujian dan hadiah oleh orang tua dapat meningkatkan motivasi belajar.

Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi yang diperoleh dalam lingkungan

keluarga prestasi belajar yang diharapkan akan tercapai dengan mudah. Interaksi

sosial dalam keluargapun dapat tercapai dengan baik.

Masalah lain dalam interaksi sosial dalam keluarga adalah adanya uang

Page 81: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

saku yang sedikit yang tidak dapat mencukupi kebutuhan anak dalam sekolah.

Mereka merasa tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan itu dapat

menjadikan siswa malas belajar dirumah maupun disekolah ataupun siswa dapat

melakukan hal-hal yang kurang baik. Untuk itu orang tua perlu memperhatikan

kebutuhan yang diperlukan oleh anaknya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan hambatan-hambatan yang

ada dalam interaksi sosial dalam keluarga yang dapat menganggu kegiatan belajar

anak. Orang tua juga harus dapat memberikan contoh yang baik kepada anaknya

agar mereka dapat menjadi anak yang baik. Pengertian dan perhatian orang tua

sangat diperlukan dalam bimbingan belajar anaknya. Disamping itu orang tua

hendaknya mengenal betul tentang sifat-sifat anaknya agar dapat mengetahui

tindakan apa yang akan diambil jika anak melakukan kesalahan. Orang tua juga

harus membiasakan mengawasi tindakan anaknya dalam bergaul dan memilih

teman.

3. Kemampuan Kognitif Fisika

Berdasarkan pengumpulan data, hasilnya skor rata-rata kemampuan

kognitif fisika pada Sub bab rangkain seri paralel adalah 75%. Dengan pencapaian

tingkat kemampuan kognitif fisika pada Sub bab rangkain seri paralel tersebut

sudah cukup baik, akan tetapi akan lebih apabila ditingkatkan lagi. Di SMA

Negeri 2 Sukoharjo batas kelulusan untuk mata pelajaran fisika khususnya bab

Listrik Dinamis adalah 60, jadi apabila ada siswa yang nilainya di bawah 60 maka

harus melakukan remidi untuk meningkatkan nilainya sampai 60. Selain kedua

variabel di atas, masih ada beberapa faktor lain yang berpengaruh terhadap

kemampuan kognitif siswa.

Page 82: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Sesuai dengan permasalahan yang ada dan data yang telah dikumpulkan,

serta hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar dengan Kemampuan

Kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran

2010/2011.

2. Ada hubungan yang signifikan antara Interaksi sosial dalam keluarga dengan

Kemampuan Kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun

ajaran 2010/2011.

3. Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar dan Interaksi sosial

dalam keluarga secara bersama-sama dengan Kemampuan Kognitif Fisika

siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

Dari data yang telah terkumpul dan hasil analisis data yang telah

dilakukan dapat juga diperoleh temuan lain yang berhubungan dengan ketiga

variabel penelitian tersebut. Temuan lain tersebut antara lain :

1. Tingkat persentase Motivasi Belajar sebesar 71%, tingkat interaksi sosial

dalam keluarga 76% dan Kemampuan Kognitif Fisika siswa 75%.

2. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan garis regresi.

Ŷ = -14,704 + 0,351 X1 + 0, 350 X2

Artinya bahwa rata-rata tingkat kemampuan awal kognitif fisika siswa (Y)

sebesar -14,704 akan meningkat atau menurun sebesar 0,351 untuk setiap ada

peningkatan atau penurunan satu unit motivasi belajar (X1) dan akan

mengalami peningkatan atau penurunan sebesar 0,350 untuk setiap ada

peningkatan atau penurunan satu unit interaksi sosial dalam keluarga (X2).

3. Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel adalah:

a. Sumbangan relatif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif

Fisika siswa (Y) sebesar 64,64 %.

Page 83: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b. Sumbangan relatif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan

Kemampuan Kognitif Fisika siswa (Y) sebesar 35,36%.

c. Sumbangan efektif Motivasi Belajar (X1) dengan Kemampuan Kognitif

Fisika (Y) sebesar 14,867%.

d. Sumbangan efektif interaksi sosial dalam keluarga (X2) dengan

Kemampuan Kognitif Fisika (Y) sebesar 9,583%.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan, maka berikut

peneliti akan memaparkan implikasi hasil penelitian. Implikasi dari hasil

penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bahwa kemampuan

kognitif fisika siswa berhubungan dengan penggunaan motivasi belajar yang

sesuai dan dengan adanya interaksi sosial yang baik. Hasil penelitian ini juga

dapat digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar di sekolah, sehingga prestasi belajar siswa tinggi.

2. Bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian tentang permasalahan yang

berhubungan dengan penggunaan motivasi belajar, interaksi sosial dalam

keluarga, dan prestasi belajar siswa, maka hasil dari penelitian ini dapat

dijadikan sebagai salah satu sumber pemikiran dan teori yang dapat

digunakan sebagai materi penunjang dalam penelitian yang dilakukannya.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk

memperbaiki kemampuan kognitif fisika siswa bab sub bab rangkaian seri

paralel dengan cara yang efektif antara lain dengan lebih mengefektifkan

penggunaan motivasi belajar dan interaksi sosial dalam keluarga dalam proses

belajar mengajar, memberikan perhatian dan penjelasan lebih kepada siswa.

C. Saran

Berdasarkan Berdasarkan pembahasan hasil data dan simpulan, penelitian

dapat memberikan manfaat bagi lembaga yang terkait. Adapun saran-saran yang

dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:

Page 84: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

1. Kepada Komite Sekolah

a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

fasilitas dan media pendukung mata pelajaran fisika kurang dapat

memenuhi, untuk itu sebaiknya diadakan peninjauan ulang tentang fasilitas

yang telah ada.

b. Komite sekolah hemdaknya menambah fasilitas yang telah ada, agar

kegiatan belajar mengajar dapat tercapai maksimal.

c. Komite sekolah hendaknya memeriksa kelayakan fasilitas yang telah ada,

agar siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat dengan adanya rasa

ingin tau.

2. Kepada Guru Mata Pelajaran Fisika

a. Berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa guru kurang perhatian

terhadap kondisi maupun lingkungan yang ada di dalam kelas khususnya,

maka guru sebaiknya lebih memperhatikan kondisi kelas pada saat

sebelum pelajaran dimulai, sehingga penggunaan motivasi belajar akan

lebih efektif dan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.

b. Guru sebaiknya mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga

waktu yang dibutuhkan dalam menyampaikan materi pelajaran tidak

berkurang dan materi yang disampaikan selesai tepat pada waktu yang

sudah ditentukan.

3. Kepada siswa

a. Dari hasil angket menunjukkan bahwa siswa kurang perhatian terhadap

materi yang disampaikan dan memahami materi yang disampaikan guru.

b. Sebaiknya siswa lebih aktif dan perhatian terhadap materi yang

disampaikan guru, serta meyakini manfaat dari materi pelajaran tersebut.

c. Siswa hendaknya berusaha untuk memperoleh prestasi yang maksimal

dalam suatu mata pelajaran dan menyadari pentingnya suatu prestasi

belajar.

Page 85: HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL … · HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL ... keluarga kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 ... terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

4. Kepada orang tua

a. Orang tua hendaknya memperhatikan kegiatan belajar anak. Supaya dalam

pencapaian prestasi dapat maksimal. Dan hendaknya orang tua dapat

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh anaknya.

b. Interaksi sosial dalam keluarga hendaknya dapat dilaksanakan dengan

sebaik mungkin. Agar dalam lingkungan keluarga tercapai keharmonisan

dan terjalin interaksi yang baik.