113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA NEGERI I KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : INTAN KURNIA JATI X 6406021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN MOTIVASI

BELAJAR PKn SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA NEGERI I

KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

INTAN KURNIA JATI

X 6406021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGAJUAN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN MOTIVASI

BELAJAR PKn SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA NEGERI I

KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

INTAN KURNIA JATI

X 6406021

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Intan Kurnia Jati. HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA NEGERI I KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

yang positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri I Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011, namun yang diajar oleh guru yang telah memiliki sertifikat sertifikasi guru. Populasi penelitian terdiri dari 3 kelas sebanyak 133 siswa. Sampel diambil dengan teknik Proporsional Random Sampling, dan diperoleh sampel sebanyak 33 siswa. Teknik pengumpulan data untuk variabel kompetensi guru PKn (X) dan variabel motivasi belajar PKn (Y), keduanya menggunakan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan yang positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011 yang dapat dibuktikan dengan hasil analisa yaitu diperoleh harga r = 0,369 dan pada taraf

signifikansi 5% dengan N=33 diperoleh r = 0,344, karena r > r yaitu

0,369 > 0,344 , maka menunjukkan ada hubungan yang positif antara variabel X dengan variabel Y. Sedangkan harga thitung=2,211 dan pada taraf signifikansi 5% dengan N=33 diperoleh ttabel=2,03, karena thitung>ttabel yaitu 2,211 > 2,03 maka antara variabel X dengan variabel Y terdapat hubungan yang signifikan atau berarti. Adapun persamaan garis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y=67.7090+0.2204X, berdasarkan persamaan regresi menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit atau adanya kenaikan satu angka pada variabel kompetensi guru PKn maka diikuti kenaikan variabel motivasi belajar PKn sebesar kemiringan gradien garis regresi sebesar 0,2204.

xy

tabel xy tabel

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Intan Kurnia Jati. The Correlation between the Competence of the Civics Teacher and the Learning Motivation in Civics of the 11th-grade Students Majoring in Social Sciences of SMA Negeri 1 Kartasura of Sukoharjo Regency in the Academic Year of 2010/2011. Skripsi: the Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta. February, 2011.

The objective of this research is to investigate whether or not there is a

positive correlation between the competence of the Civics teacher and the learning motivation in Civics of the 11th-grade students majoring in Social Sciences of SMA Negeri 1 Kartasura in the academic year of 2010/2011.

This research used a descriptive quantitative correlational method. The population of this research was all of the 11th-grade students majoring in Social Sciences of SMA Negeri 1 Kartasura in the academic year of 2010/2011, who were taught by the certificate of teacher certification. The population of the research consisted of 3 classes as many as 133 students. The samples of the research consisted of 33 students, and were taken by using a proportional random sampling technique. The data of both variables, the competence of the Civics teacher (X) and the learning motivation in Civics (Y), were gathered through questionnaire. The data were then analyzed by using a simple correlational technique of analysis.

The result of this research shows that there is a positive correlation between the competence of the Civics teacher and the learning motivation in Civics among the 11th-grade students majoring in Social Sciences of SMA Negeri 1 Kartasura in the academic year of 2010/2011, indicated by the value of r xy = 0.369 at the significance level of 5%, and with N = 33 that that of r table = 0.344. Because r xy = 0.369 > r table = 0.344, this indicates that there is a positive correlation between the X variable and the Y variable. Meanwhile, the analysis also shows that the value of tcount is 2.211 at the significance level of 5%, and with N = 33 that of ttable is 2.03. Since tcount = 2.211 > ttable= 2.03, this indicates that there is a significant correlation between the X variable and the Y variable. The equation of the linear regression equation is Y = 67.7090 + 0.2204X. The regression equation signifies that if there is an increase in one unit or the rise of one number at the variable of the competence of the Civics teacher, it is followed by an increase in the variable of the learning motivation in Civics by the gradient declivity of regression line or as much as 0.2204.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Ing ngarso sung tulodho. Ing madya mangun karsa. Tut wuri handayani”.

(Di depan memberikan teladan. Di tengah menggerakan. Di belakang memberikan

dorongan).

Ki Hadjar Dewantara

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan

segalanya, semoga Allah SWT memberikan

kebaikan dan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Adik Nur Rahma Akbarina dan Adik Aulia Sofa

yang selalu membantu kakak.

Didik Haryanto yang selalu memberiku doa dan

dorongan untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman dekat: Asih, Eka, Nana (Smart

Girl ).

Arum Dwi Lestari, Maya, Eliza, Rini, Tifany,

Erlina, Arif Che, Triji yang telah membantu

menyusun skripsi dari tahap awal sampai akhir.

Teman-teman PPKn angkatan 2006.

Almamater.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan berkah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk

bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

ijin penelitian guna menyusun skripsi ini

2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

ijin penelitian guna menyusun skripsi ini

3. Drs. Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini.

4. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FKIP UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

5. Dr. Sri Haryati, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun

skripsi.

6. Dra. Rusnaini, M.Si, Pembimbing I yang telah sabar memberikan pengarahan,

bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Drs. Suyatno, M.Pd Pembimbing II yang telah sabar memberikan bimbingan,

pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini

8. Muh. Hendry N, S.Pd pembimbing akademik yang telah memberikan

bimbingan serta pengarahan

9. Drs. Juari, M.M Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura yang telah

memberikan ijin penelitian

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga

penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan penulis. Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan juga dunia pragmatika.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACK..................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 10

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 10

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 12

1. Tinjauan tentang Variabel Kompetensi Guru Pkn ...................... 12

a. Kompetensi Guru .................................................................. 12

1) Pengertian Kompetensi .................................................... 12

2) Pengertian Guru ................................................................ 13

3) Pengertian Profesi ............................................................ 16

4) Pengertian Kompetensi Guru ........................................... 18

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

a) Kompetensi Pedagogik .............................................. 20

b) Kompetensi Profesional ............................................ 27

b. Definisi Konseptual Kompetensi Guru .................................. 33

c. Definisi Operasional Kompetensi Guru ................................ 33

2. Tinjauan tentang Variabel Motivasi Belajar Pkn ........................ 33

a. Pengertian Belajar .......................................................................... 33

b. Masalah-Masalah Belajar .............................................................. 34

c. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................... 38

d. Fungsi Motivasi ............................................................................. 41

e. Tujuan Motivasi Belajar ................................................................ 42

f. Ciri-Ciri Siswa Yang Memiliki Motivasi ...................................... 42

g. Jenis-Jenis Motivasi ....................................................................... 44

h. Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah ............................................. 44

i. Nilai Motivasi Dalam Pembelajaran .............................................. 48

j. Definisi Konseptual Motivasi Belajar ........................................... 49

k. Definisi Operasional Motivasi Belajar .......................................... 49

3. Teori penghubung antara kompetensi guru PKn dengan

motivasi belajar PKn .................................................................. 49

4. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan .................................... 51

B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 58

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 59

D. Perumusan Hipotesis ......................................................................... 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 64

B. Metode Penelitian ............................................................................. 65

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 66

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 68

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 76

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ................................................................................... 80

1. Deskripsi Data Kompetensi Guru PKn.................. ..................... 80

2. Deskripsi Data Motivasi Belajar PKn ......................................... 81

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................ 83

1. Uji Normalitas ........................................................................... 83

2. Uji Linieritas ............................................................................... 83

C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 84

1. Pengujian Hasil Analis Data ....................................................... 84

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis ................................................. 85

3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ................................................ 86

4. Pembahasan Hasil Analisis data ................................................. 86

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 89

B. Implikasi ........................................................................................... 89

C. Saran ................................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91

LAMPIRAN ..................................................................................................... 95

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Waktu kegiatan penelitian .................................................................................... 64

2. Sampel penelitian .................................................................................................. 68

3. Distribusi frekuensi data kompetensi guru PKn ................................................... 81

4. Distribusi frekuensi data motivasi belajar PKn .................................................... 82

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka berpikir ............................................................................. 62

2. Histogram kompetensi guru PKn ............................................................... 81

3. Histogram motivasi belajar PKn ................................................................ 82

4. Garis linier X terhadap Y ........................................................................... 86

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar nilai siswa yang remidi pada ulangan harian I dan II

............................................................................................. 94

Lampiran 2 Daftar nama sampel penelitian ........................................... 96

Lampiran 3 Daftar nama siswa uji coba ................................................. 97

Lampiran 4 Kisi-kisi angket uji coba kompetensi guru PKn (X) ........... 98

Lampiran 5 Lembar angket uji coba kompetensi guru PKn ................... 99

Lampiran 6 Kisi-kisi angket uji coba motivasi belajar PKn (Y) ............ 103

Lampiran 7 Lembar angket uji coba motivasi belajar PKn .................... 104

Lampiran 8 Data hasil uji validitas dan reliabilitas variabel kompetensi

guru PKn (X) ..................................................................... 108

Lampiran 9 Data hasil uji validitas dan reliabilitas motivasi belajar

PKn (Y) ............................................................................... 111

Lampiran 10 Contoh perhitungan uji validitas angket kompetensi guru

PKn (X) ................................................................................ 114

Lampiran 11 Contoh perhitungan uji validitas angket motivasi belajar

PKn (Y) ............................................................................... 117

Lampiran 12 Contoh perhitungan uji reliabilitas angket variabel

kompetensi guru PKn ........................................................ 120

Lampiran 13 Contoh perhitungan uji reliabilitas angket variabel

motivasi belajar PKn ........................................................... 121

Lampiran 14 Kisi-kisi angket penelitian kompetensi guru PKn (X) ......... 122

Lampiran 15 Lembar angket penelitian kompetensi guru PKn ................ 123

Lampiran 16 Kisi-kisi angket penelitian motivasi belajar PKn (Y) ......... 126

Lampiran 17 Angket penelitian motivasi belajar PKn ............................. 127

Lampiran 18 Rekapitulasi data penelitian ................................................ 131

Lampiran 19 Tabel uji normalitas kompetensi guru PKn ........................ 132

Lampiran 20 Tabel uji normalitas motivasi belajar PKn ......................... 135

Lampiran 21 Tabel distribusi z ................................................................. 138

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 22 Tabel nilai kritik uji lilliefors .............................................. 140

Lampiran 23 Tabel uji linieritas dan independen kompetensi guru PKn

(X) terhadap motivasi belajar PKn (Y) ............................... 141

Lampiran 24 Penghitungan uji linieritas dan independen kompetensi

guru PKN (X) terhadap motivasi belajar PKN (Y) ............ 142

Lampiran 25 Tabel distribusi f ................................................................. 146

Lampiran 26 Koefisien korelasi sederhana antara kompetensi guru PKn

(X) dan motivasi belajar PKn (Y) ....................................... 148

Lampiran 27 Tabel nilai-nilai r product moment ..................................... 149

Lampiran 28 Uji keberartian koefisien korelasi ....................................... 150

Lampiran 29 Tabel distribusi t ................................................................. 151

Lampiran 30 Garis regresi sederhana motivasi belajar PKn (Y) atas

kompetensi guru PKn (X) ................................................... 152

Lampiran 31 Sertifikat Pendidik .............................................................. 153

Lampiran 32 Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan

FKIP UNS ........................................................................... 154

Lampiran 33 Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Menyusun

Skripsi ................................................................................. 155

Lampiran 34 Surat Permohonan Ijin Researsch/Try Out Kepada Kepala

SMA Negeri 1 Kartasura .................................................... 156

Lampiran 35 Surat keterangan telah mengadakan research / try out dari

SMA Negeri 1 Kartasura .................................................... 157

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan komponen utama yang paling menentukan dalam sistem

pendidikan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama.

Sehubungan dengan itu, guru akan menjadi sorotan yang strategis ketika

membicarakan masalah pendidikan karena guru selalu terkait dengan komponen

manapun dalam sistem pendidikan. Guru merupakan pemegang peran utama

dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal

di sekolah. Selain itu, guru merupakan faktor penentu keberhasilan peserta didik,

terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Hal ini menunjukkan

bahwa guru sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan

yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang

signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan

mengadakan sertifikasi pendidik, hal tersebut wujud penerapan dari Undang-

Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 8 adalah “Guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

nasional” (Anonim, 2009: 5). Melalui Pasal 8 guru diminta untuk memiliki

kompetensi guru yang nantinya akan dijadikan bekal dalam mengajar anak

didiknya. Oleh karena itu, guru yang profesional harus mendapat pengakuan dari

pemerintah dengan diberikannya sertifikat sertifikasi atau sertifikat pendidik. Hal

ini dikuatkan oleh Pasal 1 ayat 11 dan 12 UU No. 14 Tahun 2005 bahwa

“Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan Dosen.

Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada

guru dan dosen sebagai tenaga profesional” (Anonim, 2009: 3). Sertifikat

sertifikasi merupakan bukti otentik yang diberikan oleh pemerintah kepada guru-

guru yang telah lulus sertifikasi. Guru yang lulus sertifikasi dianggap telah

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

memiliki kompetensi guru yang ditetapkan oleh pemerintah. Adapun arti

kompetensi itu sendiri menurut UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10 yang

mana “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan” (Anonim, 2009: 3). Pasal tersebut

menekankan bahwa dalam melaksanakan tugas mulianya guru harus memiliki

kompetensi atau kemampuan yang nantinya akan berperan dalam mendidik

siswanya kelak. Kompetensi yang dimiliki oleh guru haruslah rasional atau dapat

dikatakan harus memiliki arah dan tujuan sebab kompetensi guru tersebut akan

berdampak pada perilaku anak didiknya dalam situasi dan waktu yang lama.

Selanjutnya, kompetensi yang diterapkan oleh pemerintah dan harus

dimiliki oleh guru meliputi empat kompetensi. Hal ini telah dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) pasal 28 ayat 3 bahwa:

Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a. Kompetensi pedagogik; b. Kompetensi kepribadian; c. Kompetensi profesional; dan d. Kompetensi sosial. (Anonim, 2006: 11)

Adapun yang perlu dilakukan guru dalam menerapkan kompetensi

pedagogik adalah guru dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dalam proses

pengembangan peserta didik dengan cara mengawasi pelaksanaan programnya.

Menurut E. Mulyasa (2007, 77-78) mengenai pelaksanaan program guru adalah

“guru berperan dalam pembentukan kompetensi siswa dan cara pencapaian tujuan

yang diinginkan. Dalam membuat program sesorang guru harus menyesuaikan

dengan perkembangan kurikulum yang ada, sistem pembelajaran yang dibuat oleh

guru harus sesuai dengan silabus. Setelah itu silabus dikembangkan melalui RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dari RPP itulah seorang guru berperan

dalam melaksanakan program pembelajaran. Pengembangan RPP harus

disesuaikan dengan karakter masing-masing siswa. Menurut Dubrin (1990), jika

guru ingin sukses dalam mencapai rencana pembelajaran yang dibuatnya, maka

guru harus mengkondisikan siswanya dengan memberikan stimulus. Selanjutnya,

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

stimulus yang diberikan oleh guru akan direspon oleh siswanya, kemudian

timbulah keinginan siswa untuk belajar atau yang disebut dengan motivasi

belajar”. Oleh karena itu, tugas guru sebagai pelaksana dalam proses

pembelajaran harus dapat menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi

belajar peserta didiknya untuk belajar supaya tercapai tujuan pembelajaran yang

ditargetkan oleh guru.

Kompetensi selanjutnya adalah kompetensi kepribadian yang mana

dalam kompetensi tersebut guru dapat membentuk kepribadian peserta didik.

Pembentukan kepribadian anak didik dilakukan guru dengan cara memberikan

contoh yang baik pada setiap anak didiknya karena sikap guru menjadi cermin

anak didiknya dalam bermasyarakat. Bertitik pada kemampuan dan daya pikir

tersebut, maka Syaiful Sagala (2009: 34) mengadopsi pendapat Usman (2004)

mengenai kompetensi pribadi yang meliputi “(1) kemampuan mengembangkan

kepribadian, (2) kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, dan (3) kemampuan

melaksanakan bimbingan dan penyuluhan”. Berdasarkan pendapat Usman, Guru

merupakan manusia dewasa yang berperan mengarahkan peserta didiknya dalam

segala hal dengan cara berkomunikasi dengan siswanya. Oleh karena itu, guru

dituntut untuk bertindak konsisten sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat, sikap guru yang arif dan bijaksana dapat ditunjukkan melalui

keterbukaan guru pada peserta didiknya. Hal ini menunjukkan bahwa peran pada

kompetensi kepribadian hanyalah mengarahkan dan memberi contoh sikap kepada

siswa supaya memiliki kepribadian yang tangguh, sehingga segala tingkah laku

siswa di masyarakat masih dalam batas norma yang telah ditentukan.

Selain kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian, guru juga

harus memiliki kompetensi profesional. Pada kompetensi ini guru dituntut dalam

pengembangan materi dengan berbagai cara penerapannya, setelah itu untuk

mengetahui apakah guru tersebut sudah berhasil atau belum dalam kegiatan

belajar mengajarnya guru harus dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

Selanjutnya, ketika pemberian materi pada siswa harus sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan peserta didiknya untuk kelancaran proses belajar pembelajaran.

Namun, dalam menentukan materi pembelajaran harus mencakup beberapa syarat

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menurut Hasan (2004) dalam E. Mulyasa (2007: 139) yang sedikitnya mencakup

lima hal yaitu “validitas, keberartian, relevansi, kemenarikan, kepuasan”. Dari

kelima syarat materi pembelajaran tadi yang berhubungan dengan motivasi adalah

syarat kemenarikan. Menurut Hasan (2004) dalam E. Mulyasa (2007 : 139)

mengenai syarat kemenarikan sebagai berikut:

Kemenarikan (interes), pengertian menarik di sini bukan hanya sekedar menarik perhatian peserta didik pada saat mempelajari suatu materi pelajaran. Lebih dari itu materi yang diberikan hendaknya mampu memotivasi peserta didik sehingga peserta didik mempunyai minat untuk mengenali dan mengembangkan keterampilan lebih lanjut dan lebih mendalam dari apa yang diberikan melalui proses belajar mengajar di sekolah.

Berdasarkan uraian diatas pokok dari sebuah pembelajaran terletak pada

materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Sehubungan dengan itu, guru harus

memiliki cara bagaimana agar peserta didiknya dapat mengembangkan materi

melalui keterampilan dan merasa materi tersebut sangat berguna untuk masa

depannya kelak. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa peran dari kompetensi

profesional guru yaitu untuk mengembangkan motivasi belajar peserta didik pada

mata pelajaran yang ia pelajari sesuai dengan kompetensi peserta didik.

Kompetensi terakhir ini adalah kompetensi sosial. Guru merupakan

makhluk sosial yang setiap saat berinteraksi dalam kehidupannya, sehingga guru

dituntut untuk memahami masyarakat yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu,

nilai, norma, moral yang ada di masyarakat adalah hal yang paling utama dan

harus dipatuhi oleh guru sebab dalam kehidupan bermasyarakat guru harus

mempertanggungjawabkan atas apa yang dia perbuat. Menurut E. Mulyasa (2007:

173) kemampuan yang harus dimiliki oleh guru pada kompetensi sosial adalah

“a) berkomunikasi secara lisan, tulisan, isyarat; b) menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi secara fungsional; c) bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, peserta

didik; d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar”.

Selanjutnya, sebagai individu yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan, guru dituntut untuk memiliki kepribadian yang luwes dengan siapa

saja dan harus mengenal nilai-nilai yang berkembang di masyarakat sekitarnya”.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Meskipun demikian, dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial tidak

berhubungan dengan motivasi belajar sebab kompetensi sosial lebih mengarah

kepada hubungan guru dengan masyarakat.

Keempat kompetensi guru tersebut dapat berpengaruh pada

tanggungjawab guru ketika mengajar. Dalam berbagai hal guru sebagai

pembimbing perjalanan pembelajaran siswanya, yang mana guru tidak hanya

menjalankan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual. Oleh karena itu

untuk menuju kelancaran, guru harus memberikan motivasi yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didiknya disetiap apa yang direncanakan dan dilaksanakannya.

Hal ini telah dijelaskan dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 1 bahwa “Yang

dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada

ketentuan ini adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator,

pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik” (Anonim, 2006: 15).

Berbagai peran guru sebagai agen pembelajaran tersebut, terutama sebagai

motivator dapat diterapkan dalam kompetensi pedagogik dan profesional. Dalam

hal ini guru harus dapat membuat bagaimana seorang siswa menumbuhkan dan

memiliki semangat belajar atau yang lebih disebut dengan motivasi belajar.

Pada perjalanannya sebagai seorang pendidik, guru berperan sebagai

motivator peserta didiknya yang mana tugas guru disini adalah membangkitkan

belajar siswanya. Motivasi yang diberikan oleh guru dipercaya akan

meningkatkan antusiasme dari peserta didik saat mengikuti pelajaran sehingga

akan menumbuhkan rasa keingintahuan siswa pada apa yang sedang dipelajarinya.

Menurut E. Mulyasa (2007: 58) bahwa “pembangkitan nafsu atau selera belajar

sering disebut motivasi belajar”. Oleh sebab itu guru yang profesional harus dapat

menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik untuk melakukan sesuatu yang

bertujuan dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal. Peserta didik yang

termotivasi akan memiliki perubahan energi sehingga dalam melaksanakan

sesuatu lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh, sehingga dapat

meningkatkan keingintahuan peserta didik terhadap apa yang sedang ia pelajari.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pada dasarnya motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong

kegiatan individu, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang

mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai

suatu tujuan. Selanjutnya, motivasi dapat bersifat internal (intrinsik) dan eksternal

(ekstrinsik). Menurut Aunurrahman (2009: 115), motivasi internal adalah

“motivasi internal atau motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri individu

untuk melakukan suatu aktivitas”. Seseorang yang memiliki motivasi dalam

dirinya akan melakukan dengan semangat dan mampu mewujudkan cita-citanya

melalui rasa ingin tahu mengenai sesuatu yang sedang ia pelajari. Motivasi dalam

diri seseorang pun tidak cukup jika tidak ada motivasi dari pihak lain.

Aunurrahman menambahkan kembali mengenai motivasi eksternal, “motivasi

eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu”. Motivasi eksternal

dapat berupa pujian, hadiah, nilai, dan penghargaan. Peserta didik yang telah

termotivasi memiliki keinginan untuk mendapatkan hadiah atau pujian, melalui

hadiah dan pujian tersebut mereka berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik

dengan belajar giat. Motivasi eksternalpun dapat berubah menjadi motivasi

internal sebab dengan adanya dorongan dari luar, seorang siswa akan terbiasa

untuk memperoleh hasil yang biasanya ia peroleh ketika ia mendapat hadiah.

Berdasarkan uraian diatas guru yang sudah mengikuti sertifikasi guru dan

lulus sertifikasi, dinilai guru tersebut sudah menjadi guru yang profesional, dalam

arti telah menguasai empat kompetensi. Keempat kompetensi tersebut antara lain

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial, dengan keempat kompetensi tersebut diyakini guru dapat

menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa terutama dengan kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional. Kedua kompetensi tersebut sangat

berpengaruh dalam meningkatkan semangat belajar dalam diri siswa sebab kedua

kompetensi tersebut bertitik pada cara penyampaian materi yang dilakukan oleh

guru pada siswa sehingga membuat siswa menyukai pelajaran yang diajarkan oleh

guru tersebut. Namun, pada kenyataannya tidak sejalan dengan apa yang

seharusnya terjadi, penulis menemukan masih banyak siswa yang remidi pada

ulangan yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dikaji melalui hasil perolehan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

nilai dari 133 populasi di SMA Negeri 1 Kartasura kelas XI IPS Tahun Ajaran

2010/2011, yang memiliki nilai rendah ulangan harian PKN 1 dan 2 pada

semester 1 dari 3 kelas jurusan IPS sebagaimana nilai yang standar yang telah

ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Kelas IPS 1 yang nilainya di bawah standar dari

45 siswa ada 14 anak (31.11%), kelas IPS 2 tidak ada yang remidi semua

memenuhi kriteria, kelas IPS 3 dari 44 siswa ada 1 siswa (2,27%). Kemudian,

pada ulangan harian PKn yang ke 2 kelas IPS 1 sebanyak 8 siswa (17,78%), kelas

IPS 2 sebanyak 18 siswa (40,91%), dan kelas IPS 3 sebanyak 4 siswa (9,09%).

(Daftar nilai siswa yang remidi pada ulangan harian I dan II, lihat pada lampiran

1).

Seharusnya, guru yang telah lulus uji sertifikasi memiliki kompetensi

profesional dan kompetensi pedagogik. Hal ini telah dibenarkan oleh David

Wijaya (2009: 74), dalam jurnal pendidikannya yang berjudul “Manajemen

Sumber Daya Manusia Pendidikan Berbasis Kompetensi Guru Dalam Rangka

Membangun Keunggulan Bersaing Sekolah”, dari hasil penelitian yang dilakukan

setelah pemerintah mengadakan sertifikasi adalah nilai yang diperoleh guru dalam

pengelolaan pembelajaran (dalam penyusunan RPP, pelaksanaan interaksi

pembelajaran, pengelolaan kelas, pemahaman potensi peserta didik, penggunaan

alat bantu pembelajaran, penilaian prestasi belajar peserta didik, dan pelaksanaan

tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik) sebagian besar

mendapatkan kategori baik. Sehingga, dari pendapat diatas dapat ditarik

kesimpulan guru yang telah lulus sertifikasi dianggap telah memiliki kompetensi

guru terutama kompetensi yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik

dengan kompetensi profesional. Sebab kedua kompetensi tersebut berhubungan

dengan pengelolaan pembelajaran.

Selanjutnya, berkaitan dengan cara guru untuk meningkatkan motivasi

belajar siswanya, seperti yang ada dalam “Teori Belajar Asosiasi” yang telah

dikemukakan oleh Herman Ebinghaus dalam Thoifuri (2008: 101-102) bahwa

“pada teori ini guru dapat meningkatkan hasil belajar dengan memberikan

stimulus yang menarik pada siswanya dengan cara memberikan hadiah atau

reward, karena dengan begitu siswa akan merespon dengan baik stimulant-

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

stimulant itu dengan cara belajar dengan giat dan rajin mencari informasi

mengenai hal-hal yang sedang dipelajarinya sekarang”.

Motivasi belajar merupakan masalah penting ketika siswa belajar dan

berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya. Motivasi belajar siswa yang

menurun dapat berdampak pada hasil belajar, oleh karena itu guru yang telah lulus

sertifikasi dipercaya oleh pemerintah untuk meningkatkan hasil belajar siswanya

dengan menumbuhkan motivasi belajar dalam dirinya, dengan kompetensi yang

dimilikinya terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi professional

Alasan dipilihnya guru SMA karena pada jenjang pendidikan SMA,

peserta didik mulai belajar untuk berpikir kritis tentang masalah-masalah

kewarganegaraan dan belajar menganalisa tentang masalah-masalah

kewarganegaraan. Oleh karena itu diperlukan guru yang memiliki kompetensi

profesional dan kompetensi pedagogik dengan ditunjang kelulusan uji sertifikasi

untuk meningkatkan hasil belajar siswanya. Adapun dipilihnya sekolah negeri

karena guru-guru di sekolah negeri lebih berkompeten sehingga menarik untuk

diteliti. Kemudian, alasan dipilihnya siswa IPS karena siswa IPS yang lebih

membutuhkan perhatian dari guru karena selama ini siswa IPS adalah siswa yang

kurang memperhatikan pelajaran di sekolah. Pelanggaran-pelanggaranpun sering

dilakukan oleh anak IPS. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan

menghasilkan sumber daya yang berkualitas siswa selalu diarahkan dan dibimbing

oleh guru dengan kompetensi yang dimilikinya sebagaimana yang telah

diterapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

penerapan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PKN sebagai

agen pembelajaran dalam menumbuhkan motivasi belajar PKN di sekolah. Oleh

karena itu, peneliti mengambil judul “Hubungan Antara Kompetensi Guru

PKN Dengan Motivasi Belajar PKN Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA

Negeri I Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, muncul berbagai permasalahan yang perlu

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kompetensi guru PKN berhubungan dengan motivasi belajar PKN.

2. Kompetensi yang berhubungan dengan motivasi belajar adalah kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional.

3. Dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru, maka guru PKN dapat

meningkatkan motivasi belajar PKN.

4. Motivasi belajar PKN yang diberikan oleh guru dapat mempengaruhi hasil

belajar PKN.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang terkait dengan judul di atas sangat luas sehingga

tidak mungkin di lapangan permasalahan yang ada itu dapat terjangkau dan

terselesaikan semua. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah sehingga

persoalan yang akan diteliti menjadi jelas. Adapun masalah yang dikaji dalam

penelitian ini adalah

“Hubungan Antara Kompetensi Guru PKn Dengan Motivasi Belajar PKn

Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri I Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Tahun Ajaran 2010 / 2011”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah yang penulis sebutkan diatas, maka dalam penelitian ini

dapat dirumuskan permasalahan “Adakah hubungan positif antara kompetensi

guru PKN (kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional) dengan motivasi

belajar PKN siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura Kabupaten

Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011?”.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

E. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui:

Hubungan antara kompetensi guru PKN dengan motivasi belajar PKN siswa

Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun

Ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian seperti tersebut pada perumusan masalah

dan tujuan penelitian, diharapkan akan memperoleh manfaat penelitian sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang pendidikan dan pengajaran, khususnya

pendidikan Kewarganegraan yang berkaitan dengan kompetensi guru PKn dan

motivasi belajar PKn sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

PKn.

b. Menambah pengetahuan bagi guru khususnya mengenai kompetensi guru dan

motivasi belajar.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada guru untuk memberikan motivasi belajar

kepada siswa secara menarik sehingga menumbuhkan semangat belajar siswa

terutama pada pelajaran PKn.

b. Sebagai bahan untuk memecahkan berbagai masalah bagi guru PKn dalam

proses belajar mengajar.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis sebagai calon pendidik sehingga

menjadi bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Variabel Kompetensi Guru PKn

a. Kompetensi Guru

1) Pengertian Kompetensi

Menurut E. Mulyasa (2007: 26) bahwa kompetensi diartikan dan

dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan

eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta

memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang

menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan

efisien.

Hal ini telah sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10 Tentang Guru

dan Dosen yang menyatakan bahwa “kompetensi adalah seperangkat

sepengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan” (Anonim, 2009: 3).

Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kompetensi

mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh

melalui pendidikan sebab seseorang yang benar-benar memiliki

kompetensi mampu menguasai pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap yang mampu direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak ketika melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Sehubungan

dengan itu, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan

dan kecakapan yang harus dimiliki guru berupa ketrampilan,

pengetahuan, sikap, kecerdasan, kepemimpinan untuk mencapai

tujuan organisasi. Menurut Spencer and Spencer dalam (Hamzah B,

2008: 63) seseorang yang berkompeten dalam suatu bidang memiliki

lima karakteristik kompetensi yaitu:

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu.

b) Sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan konsistensi terhadap situasi atau informasi.

c) Konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan image diri seseorang. d) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. e) Keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang

berkaitan dengan fisik dan mental.

Kaitannya dengan guru adalah guru tersebut dikatakan memiliki kompetensi

jika sudah memenuhi lima karakteristik kompetensi di atas. Guru yang berkompeten

selalu memberikan hal yang terbaru dengan bereksplorasi, dan selalu mencari informasi

agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Setiap guru harus

memiliki kompetensi yang telah ditetapkan oleh organisasi guru yaitu PGRI sebab guru di

bawah naungan PGRI, jadi untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan dari PGRI, guru harus

berkompeten dalam bidangnya.

2) Pengertian Guru

Menurut Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon

dalam Hamzah B. Uno (2008: 15), “Teacher is professional person

who conducts classes. Selanjutnya Hamzah B. Uno (2008: 15)

berpendapat bahwa “Guru adalah orang dewasa yang secara sadar

bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing

peserta didik”. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa guru adalah seseorang yang telah matang dalam

segala hal sehingga dapat mengatur kelas dan dapat memberikan

pengetahuan yang luas untuk bekal dikemudian hari. Selain itu,

seorang guru juga harus bisa mengarahkan anak didiknya kearah yang

benar dan baik dengan pengetahuan dan kompetensi yang ia miliki.

Selain dua pendapat di atas, kita dapat menambahkan

kembali pengertian guru yang terdapat pada Undang-Undang No. 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada Pasal 1 ayat 1 sebagai

berikut: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”

(Anonim, 2009: 2). Berdasarkan dari beberapa pengertian guru tadi

kita dapat menarik kesimpulan bahwa guru adalah seseorang yang

profesional dalam mendidik, mengajar, membimbing siswa dalam

segala hal dengan memberikan pengetahuan yang ia miliki

berdasarkan perkembangan zaman. Pengetahuan dan ilmu yang

dimiliki oleh guru dapat digunakan sewaktu-waktu untuk merubah

zaman, sehingga akan tercipta penemuan, pengetahuan dan teknologi

yang baru dan bermanfaat untuk masyarakat luas.

Adapun tugas guru yang lebih utama dalam pendidikan

adalah mendidik anak didiknya untuk menghadapi perkembangan

jaman. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hamzah B. Uno (2008:

20) mengenai tugas guru adalah “Tugas guru sebagai suatu profesi

meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai

hidup”. Berdasarkan pendapat tersebut guru haruslah memberikan

contoh yang baik, serta memberikan keterampilan yang dibutuhkan

untuk siswanya. Sehingga, siswa akan merasa bahwa dirinya mampu

bersaing di zaman modern terutama di era globalisasi ini yang semua

hal dilakukan dengan tekhnologi yang canggih. Kemudian, Hamzah

B. Uno menambahkan kembali bahwa tugas guru tidak hanya itu saja,

“guru berkewajiban mencerdaskan bangsa Indonesia seutuhnya

berdasarkan Pancasila”. Sehubungan dengan peran guru dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa, maka guru Indonesia harus

berpegang teguh pada Pancasila agar pengetahuan yang guru berikan

pada siswa tidak menyimpang nilai-nilai yang tertera di Pancasila.

Peran guru pun tidak hanya berhenti di sekolah saja, akan tetapi guru

juga berperan dalam kegiatan masyarakat. Menurut E. Mulyasa (2007: 19)

kaitannya peran guru dalam kehidupan masyarakat adalah

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sebagai anggota masyarakat: bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

Profesi guru di mata masyarakat adalah suatu pekerjaan yang mulia,

karena guru adalah pahlawan bangsa yang berperan dalam mencerdaskan anak

bangsa. Guru sangat dihormati oleh masyarakat sehingga guru dituntut untuk bisa

membawa diri dimanapun dia berada dan dapat dikatakan guru adalah cermin

masyarakat. Oleh sebab itu, guru harus menguasai psikologi sosial dengan

harapan guru mampu menelaah apa saja yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat

sebab untuk saat ini masyarakat haus akan pegangan hidup, masyarakat

membutuhkan penuntun hidup dan panutan hidup.

Menurut Adams dan Dickey dalam Oemar Hamalik (2003: 123),

sesungguhnya peranan guru itu luas, meliputi: “1) guru sebagai pengajar (teacher

as instructor), 2) guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor), 3) guru

sebagai ilmuwan (teacher as scientist), 4) guru sebagai pribadi (teacher as

person)”. Peranan guru jika ditinjau satu persatu yaitu:

a) Guru sebagai pengajar

Tugas guru adalah memberikan pengajaran di sekolah. Guru

menyampaikan pelajaran di depan kelas agar murid memahami atas apa yang

telah disampaikannya. Untuk mempermudah tugas guru, maka guru harus

menguasai metode dan teknik mengajar yang tepat dan sesuai dengan kondisi

muridnya.

b) Guru sebagai pembimbing

Guru wajib mengarahkan siswa jika menemui masalah dan wajib

memberikan bantuan dalam pemecahan masalah. Sehingga siswa akan mandiri

dalam pemecahan masalah berikutnya, dan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c) Guru sebagai ilmuwan

Siswa memandang guru sebagai orang yang pandai, berpengetahuan luas.

Oleh karena itu guru harus mengembangkan keterampilan yang dimilikinya dan

mengembangkan pengetahuannya. Pengembangan itu dapat melalui: kursus,

mengarang buku, mengadakan penelitian-penelitian, membuat tulisan-tulisan

ilmiah.

d) Guru sebagai pribadi

Sebagai seorang pribadi yang yang selalu diperhatikan bahkan ditiru oleh

masyarakat, guru harus memiliki sifat yang disenangi oleh murid, rekan kerjanya,

masyarakat.

3) Pengertian Profesi

Setelah melihat tugas dan peran dari seorang guru, dapat disimpulkan

bahwa pekerjaan guru merupakan suatu profesi. Kata “Profesi” dalam Syaiful

Sagala (2009: 2), “kata profesi berasal dari bahasa Yunani “pbropbaino” yang

berarti menyatakan secara publik dan dalam bahasa latin “professio” yang

digunakan untuk menunjukkan pernyataan publik yang dibuat oleh seseorang

yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik”.

Namun, menurut Piet A. Sahertian (1994: 26) “profesi merupakan suatu

pernyataan janji terbuka, yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan

dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil

untuk menjabat pekerjaan itu”.

Mengenai makna profesi Everet Hughes dalam Piet A. Sahertian, (1994:

26) berpendapat bahwa “profesi merupakan symbol dari suatu pekerjaan dan

selanjutnya menjadi pekerjaan itu sendiri”. Sebagai simpulan, pengertian profesi

itu adalah seseorang yang mengabdikan dirinya pada suatu jabatan sesuai dengan

keahliannya karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu

dan melakukannya dengan sepenuh hatinya.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Guru merupakan suatu profesi sebab memiliki beberapa ciri-ciri menurut

para ahli. Ciri-ciri profesi menurut Chandler dalam Syaiful Sagala, (2009: 4)

adalah

a) Lebih meningkatkan layanan kemanusiaan melebihi dari kepentingan pribadi;

b) Masyarakat mengakui bahwa profesi itu punya status yang tinggi; c) Praktek profesi itu didasarkan suatu penguasaan pengetahuan yang

khusus; d) Profesi ditantang untuk memiliki keaktifan intelektual; e) Hak untuk memiliki standar kualifikasi professional ditetapkan dan

dijamin oleh kelompok organisasi profesi.

Ciri-ciri profesi menurut More yang dikutip Syaiful Sagala (2009: 4)

yaitu sebagai berikut:

a) Seorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaanya;

b) Ia terikat oleh suatu panggilan hidup, dalam hal ini ia memperlakukan pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku;

c) Ia anggota organisasi profesional yang formal; d) Ia menguasai pengetahuan yang berguna dan atas dasar latihan

spesialisasi atau pendidikan yang amat khusus; e) Ia terkait oleh syarat-syarat kompetensi khusus; f) Ia memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknis yang tinggi.

Berdasarkan ciri-ciri profesi menurut para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa pekerjaan guru dapat disebut sebagai profesi diantaranya:

a) Lebih mementingkan kepentingan umum atau kepentingan sosial dari pada

kepentingan pribadi, dengan meluangkan waktu untuk memberikan

pengetahuan pada orang lain guru dapat disebut makhluk sosial;

b) Guru memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dia miliki untuk

masyarakat, agar masyarakat mempunyai pegangan hidup berupa ketrampilan

untuk hari depan;

c) Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus yang sesuai

dengan bidangnya;

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d) Keterampilan/keahlian yang khusus yang dimiliki dari pemecahan masalah

dengan menggunakan teori dan metode ilmiah;

e) Keahlian tersebut diperoleh dari perguruan tinggi dengan waktu yang cukup

lama;

f) Proses menempuh pendidikan tersebut berasal dari aplikasi dan sosialisasi

nilai-nilai professional itu;

g) Seorang guru harus berpegang teguh pada kode etik keguruan yang mengatur

keanggotaan guru dan penerapan kode etik tersebut diawasi langsung oleh

organisasi yang menaunginya yaitu PGRI;

h) Memperoleh otonomi baik untuk menyelesaikan terhadap permasalahan

profesi, maupun ketika praktek melayani masyarakat;

i) Guru anggota organisasi profesional yang formal dan dianggap mempunyai

prestise yang tinggi dalam masyarakat maka guru berhak memperoleh

imbalan yang tinggi.

4) Pengertian Kompetensi Guru

Ketika menjalankan tugasnya guru dituntut memiliki kemampuan yang

lebih berguna untuk pengembangan kariernya, pengembangan pengetahuan

dengan cara menjelajahi atau menyelidiki penemuan baru. Oleh sebab itu, dengan

kompetensi yang dimiliki seorang guru dalam mengembangkan kariernya dinilai

layak untuk menjadi guru profesional. Kewajiban seorang guru untuk memiliki

kompetensi sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

pada Pasal 8 yaitu “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional” (Anonim, 2009: 5). Arti kompetensi itu

sendiri menurut E. Mulyasa (2007: 26) yaitu:

Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan analisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, pengertian kompetensi menurut UU RI No. 14

Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10 bahwa “Kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan” (Anonim: 2009: 3). Sejalan dengan beberapa

pengertian tadi, dalam makalahnya yang telah disampaikan dalam

Seminar Nasional Pendidikan Dewan Pendidikan Kabupaten

Wonogiri, Ravik Karsidi berpendapat bahwa :

Profesionalisme guru harus didukung oleh kompetensi yang standar

yang harus dikuasai oleh para guru profesional. Kompetensi tersebut adalah

pemilikan kemampuan atau keahlian yang bersifat khusus, tingkat

pendidikan minimal, dan sertifikasi keahlian haruslah dipandang perlu

sebagai prasyarat untuk menjadi guru profesional. (Ravik Karsidi, 2005: 11)

Berdasarkan dari beberapa pernyataan di atas maka, dapat

diambil kesimpulan bahwa kompetensi guru itu sangat diperlukan

dalam prakteknya. Kompetensi yang dimiliki oleh guru bukan hanya

dari orang lain saja, namun dari penemuannya sendiri bahkan guru

bisa menggabungkan antara penemuan yang didapatkannya dengan

pengetahuan yang dipelajarinya. Setelah itu, guru akan menerapkan di

depan kelas yang pada akhirnya menjadi pengetahuan untuk

muridnya. Menurut Hamzah B. Uno (2008: 64) bahwa “Kompetensi

guru adalah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan

pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru

tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang

pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar”. Oleh

sebab itu, kompetensi guru dapat dijadikan sebagai alat seleksi dalam

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

penerimaan calon guru dan dapat digunakan sebagai alat untuk

mengembangkan kompetensi guru.

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat 1

menjelaskan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” (Anonim,

2009: 5). Guru adalah pendidik formal yang tugasnya memberi pelajaran pada

siswanya, memberi keterampilan, serta mendewasakan siswanya agar menjadi

pribadi yang siap untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, seorang guru

wajib memiliki kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bekal

untuk mendidik siswanya. Menurut Hamzah B. Uno (2008: 69) sepuluh

kemampuan dasar yang sebagai syarat untuk menjadi seorang guru adalah:

a) Menguasai bahan, b) Mengelola program belajar mengajar, c) Mengelola kelas, d) Menguasai media atau sumber belajar, e) Menguasai landasan kependidikan, f) Mengelola interaksi belajar mengajar, g) Menilai prestasi siswa, h) Mengenal fungsi dan program bimbingan penyuluhan, i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian untuk

keperluan pendidikan dan pengajaran.

10 kemampuan dasar di atas harus dimiliki oleh seorang guru

dalam mengembangkan keempat kompetensi guru yang telah

ditetapkan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1.

Peran guru yang sebagai pendidik dan sebagai agen pembelajaran

tidak akan lepas dari caranya dalam menerapkan kompetensi yang

diatur juga dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 28 ayat 3, sebagai berikut:

Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

a. Kompetensi pedagogik;

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Kompetensi kepribadian; c. Kompetensi profesional; d. Kompetensi sosial. (Anonim, 2006: 21)

Berdasarkan uraian di atas kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorang guru sebagai agen pembelajaran yaitu ada empat,

sedangkan makna dari agen pembelajaran menurut Penjelasan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 ayat 1 yaitu “Yang

dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning

agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik antara lain sebagai

fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi

peserta didik” (Anonim, 2006: 81). Sejalan dengan makna agen

pembelajaran, pada penelitian ini hanya akan membahas antara

kompetensi guru yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa.

Adapun kompetensi yang berhubungan dengan motivasi belajar yaitu

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional berikut penjelasan

mengenai masing-masing kompetensi tersebut:

a) Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan pada Penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a bahwa:

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Anonim, 2006: 81)

Sedangkan menurut Penjelasan UU RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 ayat

1, menjelaskan bahwa: “Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik” (Anonim, 2009: 32).

Hal ini menunjukkan kompetensi pedagogik sangat perlu untuk dikuasai

oleh guru sebab kemampuan yang sering diabaikan oleh guru adalah kemampuan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

seorang guru dalam mengelola pembelajaran. Seorang guru terkadang hanya

fokus pada bagaimana dia dapat menyampaikan materi dengan baik dan

bagaimana materi yang diberikan dapat selesai tepat waktu. Sebagian besar guru

hanya beranggapan bahwa peserta didik diibaratkan sebagai bejana yang akan

diisi dengan air (ilmu) oleh gurunya, guru cenderung menyampaikan materi

dengan metode ceramah dan menguasai kelas. Hal ini yang menyebabkan siswa

menjadi pribadi pasif yang hanya mampu menerima apa yang disampaikan oleh

guru tanpa memiliki kemampuan untuk menyampaikan sesuatu. Agar proses

pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil

yang maksimal maka diperlukan manajemen sistem pembelajaran yang terfokus

pada siswa.

Selanjutnya, untuk mewujudkan pelaksanaan pembelajaran yang efektif

dan efisien, pada kompetensi ini guru diharapkan membimbing dan mengarahkan

pengembangan kurikulum dan pembelajaran efektif, serta melakukan pengawasan

dalam pelaksanaannya. Kaitannya dengan pengembangan program yang telah

dibuat oleh guru dalam pembelajaran, guru harus memperhatikan tiga fungsi

manajerial karena guru adalah seorang manajer dalam pendidikan. Ketiga fungsi

tersebut adalah “perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian”. (E. Mulyasa 2007:

77).

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan sebagai berikut:

(1) Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi serta

memperkirakan cara mencapainya. Dalam hal ini, guru sebagai manajer

pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk

mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber

belajar untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan

pembelajaran;

(2) Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses yang

memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber

daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan. E. Mulyasa

juga menambahkan pendapat Dubrin (1990), bahwa fungsi pelaksanaan

merupakan fungsi manajerial yang mempengaruhi pihak lain dalam upaya

mencapai tujuan, yang akan melibatkan berbagai proses antarpribadi,

misalnya bagaimana memotivasi dan memberikan ilustrasi kepada peserta

didik agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran dan membentuk

kompetensi pribadinya secara optimal;

(3) Pengendalian atau ada juga yang menyebut evaluasi dan pengendalian,

bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana dan tujuan

yang telah ditetapkan. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil

langkah-langkah atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan yang

signifikan atau adanya kesenjangan antara proses pembelajaran aktual di

dalam kelas dengan yang telah direncanakan.

Berdasarkan uraian di atas bahwa motivasi belajar yang dilakukan guru

pada siswa terletak pada fungsi pelaksanaan atau fungsi manajerial sebab guru

sebagai manajer pendidikan dituntut untuk memotivasi peserta didiknya dalam

meningkatkan hasil belajar atau tujuan lain yang ingin dicapainya. Dalam hal ini

tugas guru adalah sebagai pengembang kurikulum, sehingga yang melaksanakan

kurikulum adalah guru. Pengembangan kurikulum tidak akan berjalan lancar jika

peserta didiknya tidak memiliki minat dan semangat untuk menggali pelajaran

yang diberikan oleh gurunya. Oleh karena itu, maju dan tidaknya pembelajaran

berada ditangan guru.

Sehingga, dalam penerapannya guru dituntut untuk memiliki kompetensi

yang memadai yaitu kompetensi pedagogik, dalam mengelola pembelajaran dan

mengubah paradigma pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta

didik sebab dalam proses pencapaian hasil yang maksimum, diperlukan kegiatan

manajemen sistem pembelajaran sebagai keseluruhan proses untuk melaksanakan

kegiatan secara efektif dan efisien. Pengelolaan sistem pembelajaran akan berhasil

jika guru dapat membangkitkan motivasi belajar dalam diri siswa. Motivasi akan

meningkat jika ada tekad yang kuat dan keuletan untuk bereksplorasi mengenai

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pengetahuan yang menyangkut tentang apa yang ia pelajari saat ini, dengan begitu

tanpa mereka sadari, mereka dapat membuat keterampilan sesuai dengan

kemampuannya dan pengalaman mereka masing-masing.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan pada Penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a Kemampuan

mengelola pembelajaran atau kompetensi pedagogik meliputi:

(1) Kemampuan Guru Memahami Peserta Didik

Kemampuan memahami peserta didik merupakan salah satu kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Pemahaman terhadap peserta didik

merupakan hal yang perlu dilakukan oleh setiap guru untuk mendapatkan

keberhasilan saat proses belajar mengajar. Seorang guru tentunya harus

menangani berbagai sifat dan sikap, serta kemampuan yang dimiliki oleh setiap

individu. Menurut E. Mulyasa (2007: 86) ada beberapa cara untuk mengatasi

perbedaan tersebut yaitu “Guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang

memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya, antara

lain dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan

proyek”, dengan begitu dalam pengembangan bakat maupun kreativitas setiap

siswa akan berjalan sesuai dengan pengalaman belajar yang ia miliki sendiri.

Akan tetapi, guru harus senantiasa memberikan arahan pada setiap siswa yang

mengalami kesulitan. Bukan hanya perbedaan kemampuan otak saja yang harus

guru pahami dalam proses pembelajaran, keterbatasan fisik juga merupakan hal

yang perlu disoroti oleh seorang guru. Sehubungan dengan peserta didik yang

mengalami hambatan ini, Ornstein dan Levine (1986) membuat pernyataan

berikut :

(a) Orang-orang yang mengalami hambatan, bagaimanapun hebatnya ketidakmampuan mereka, harus diberi kebebasan dan pendidikan yang cocok;

(b) Penilaian terhadap mereka harus adil dan menyeluruh; (c) Orang tua atau wali harus adil dan boleh memprotes keputusan yang

dibuat oleh kepala sekolah;

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(d) Rencana pendidikan individual, yang meliputi pendidikan jangka panjang dan jangka pendek harus diberikan. Harus pula diadakan tinjauan ulang terhadap tujuan dan metode yang dipilih;

(e) Layanan pendidikan diberikan dalam lingkungan yang agak terbatas; untuk memberikan layanan yang tepat, pada saat tertentu anak-anak bisa ditempatkan di kelas khusus atau terpisah. (E. Mulyasa, 2007: 95)

Adapun yang harus dilakukan guru berkaitan dengan perbedaan fisik

yaitu memberikan kenyamanan serta keadilan yang bisa dirasakan oleh siswanya,

karena siswa yang memiliki perbedaan fisik dengan temannya mungkin akan

merasa minder. Dari sinilah peran guru sangat diperlukan untuk membantu proses

kelancaran belajar siswanya. Dengan begitu akan terwujud suasana kelas yang

kondusif dan menyenangkan untuk proses pembelajaran.

(2) Kemampuan Merancang dan Pelaksanaan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran yang terdiri dari identifikasi kebutuhan,

perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Mengenai

muara dari perancangan pembelajaran yaitu:

(a) Identifikasi kebutuhan

Menurut E. Mulyasa (2007: 100) “Identifikasi kebutuhan bertujuan

antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan

belajar dirasakan sebagai bagian dari kehidupan dan mereka merasa

memilikinya”. Berdasarkan pendapat di atas peserta didik didorong untuk

menyadari bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, dan untuk memenuhi

kebutuhan belajarnya siswa didorong untuk mengenali lingkungan.

(b) Identifikasi Kompetensi

Kompetensi adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh peserta didik

dan bagian yang pertama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran sebab

kompetensi memiliki peran penting dalam menentukan pembelajaran. Masih

dalam E. Mulyasa pembentukan kompetensi melibatkan intelegensi question

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(IQ), emosional inteligensi (EI), creativity inteligensi (CI), yang secara

keseluruhan harus tertuju pada pembentukan spiritual inteligensi (SI).

Dengan demikian ada hubungan antara tugas-tugas yang harus diemban oleh

peserta didik dengan kemampuan yang diperlukannya kelak untuk hidup di

masyarakat.

(c) Penyusunan Program Pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran bermuara pada pelaksanaan

pembelajaran yang ada dalam RPP. Dalam RPP telah mencakup komponen

program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.

Menurut Joni dalam Sugeng Hamka (2010: 17) bahwa Kemampuan merencanakan program belajar mengajar mencakup kemampuan: (1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran; (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar; (3) merencanakan pengelolaan kelas; (4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran; dan (5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, merencanakan program belajar mengajar

merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama

pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan

deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai

media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan.

Pada kemampuan merancang dan pelaksanaan pembelajaran, Venti Dano

Karsa (2009: 5) berpendapat bahwa :

Disini guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan

PBM tersebut dengan memerhatikan berbagai komponen dalam sistem

pembelajaran yang meliputi : membuat dan merumuskan bahan ajar;

menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,

perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa,

komprehensif,sistematis, dan fungsional efektif; merancang metode yang

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa; menyediakan sumbeer

belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pengajaran;

media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan

memerhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif, efisien, kesesuaian

dengan metode, serta pertimbangan praktis.

Jadi dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat

merancang dan mempersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif

dan efisien. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai

tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai landasan dari perencanaan.

(3) Kemampuan Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Join Commite dalam Wirawan sebagaimana yang telah

dikutip oleh Sugeng Hamka (2010: 21) bahwa “Tujuan utama melaksanakan

evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi

yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa,

sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan”.

Sejalan dengan pendapat yang diambil oleh Sugeng Hamka, Venti Dano

Karsa (2009: 5) juga berpendapat bahwa “Tujuan utama penilaian adalah untuk

melihat tingkat keberhasilan, efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.

Selain itu untuk mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya”.

Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses belajar mengajar

merupakan bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut

hasil belajar siswa. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru

hendaknya secara terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai

siswanya dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan

menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Selanjutnya, umpan balik

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

yang ada akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan

pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian proses pembelajaran akan terus

menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal

(4) Kemampuan Pengembangan Peserta Didik

Pengembangan peserta didik dilakukan untuk mengaktualisasikan potensi

atau bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat

dilakukan dengan cara diberi arahan dalam bimbingan dan konseling pendidikan,

namun untuk mengasah langsung potensi tersebut siswa diarahkan untuk

mengikuti ekstra kurikuler sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-

masing siswa.

Menurut uraian di atas kompetensi guru dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa. Banyak cara yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa antara lain dengan cara pengembangan peserta didik, evaluasi hasil

belajar, dan pemahaman peserta didik. Guru yang dapat memahami peserta didik

tentu dapat memberikan motivasi belajar siswa sebab guru tersebut mengetahui

seberapa besar tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa. Cara guru dengan

melakukan Evaluasi belajar dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi

belajar siswa sebab siswa akan berlomba-lomba untuk meraih hasil belajar yang

terbaik.

b) Kompetensi Profesional

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan pada Penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c, sebagai berikut:

“Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

Standar Nasional Pendidikan” (Anonim, 2006: 82). Sedangkan dalam Penjelasan

UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat 1, menjelaskan

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

bahwa: “Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan

materi pelajaran secara luas dan mendalam” (Anonim, 2009: 32).

Kompetensi ini mutlak untuk dipenuhi oleh seorang guru sebab

kompetensi ini menyangkut penyampaian materi. Pada kompetensi profesional,

guru harus mampu menentukan secara tepat materi yang relevan dan menarik

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Selain itu, penguasaan

materi yang akan disampaikan dapat diuraikan dengan urut dan jelas karena sesuai

dengan ketepatan metode saat menyampaikan materi. Ketepatan metode yang

dipakai oleh guru, merupakan kunci utama untuk memfokuskan perhatian siswa

serta dapat menghilangkan kejenuhan saat mengikuti pelajaran. Selanjutnya, yang

tidak dapat dilupakan oleh guru adalah pengalokasian waktu dalam penyampaian

materi. Hal ini ditujukan agar materi dapat selesai tepat waktu dan mampu

mencapai hasil yang memuaskan. Selain pengalokasian waktu dengan benar

penguasaan bahan ajar pokok, bahan ajar pengayaan, dan bahan ajar penunjang

dengan baik untuk keperluan pengajarannya juga tidak kalah pentingnya.

Penerapan teori belajar harus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa

agar terjadi keseimbangan.

Menurut Sugeng Hamka (2010: 17), konsep kompetensi

profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dasar melaksanakan

tugas keguruan yang dapat dilihat dari kemampuan merencanakan

program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan atau mengelola

proses belajar mengajar, dan kemampuan menilai proses belajar

mengajar.

Adapun maksud dari masing-masing pendapat Sugeng

Hamka yaitu

(1) Kemampuan guru dalam merencanakan program belajar mengajar

Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar dalam

pelaksanaannya pembelajaran berlangsung dengan baik dan dapat

mencapai hasil yang diharapkan. Setiap perencanan selalu berkenaan

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dengan pemikiran tentang apa yang akan dilakukan. Perencanaan

program belajar mengajar memperkirakan mengenai tindakan apa

yang akan dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran. Sugeng

Hamka (2010: 18) menambahkan kembali pendapatnya bahwa “Isi

perencanaan yaitu mengatur dan menetapkan unsur-unsur

pembelajaran, seperti tujuan, bahan atau isi, metode, alat dan sumber,

serta penilaian”.

Guru yang profesional, dalam pengembangan bahan ajarnya

harus dapat menggunakan alat, media dan fasilitas lain yang

menunjang. Selain itu dalam pengolahan bahan pembelajaran, guru

harus memperhatikan kriteria-kriteria apa saja yang perlu

dipertimbangkan.

Sejalan dengan pendapat Sugeng Hamka, Hasan (2004),

dalam E. Mulyasa (2007: 139-140) berpendapat mengenai kriteria-

kriteria tersebut mencakup sedikitnya 5 macam yaitu: “validitas,

keberartian, relevansi, kemenarikan, kepuasan”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

(a) Validitas (validity) atau tingkat ketepatan materi. Materi yang akan diberikan

kepada siswa, sebelumnya harus dipastikan oleh guru bahwa materi tersebut

memang benar dan sudah teruji kebenarannya. Pengujian materi dapat

menghindarkan siswa dari salah konsep, salah tafsir dan salah pemakaian;

(b) Keberartian atau tingkat kepentingan materi tersebut dikaitkan dengan

kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Kebermanfaatan materi dapat

dilihat melalui terpakainya dalam mengembangkan kemampuan akademis

baik disegala bidang. Oleh karena itu materi harus relevan dengan keadaan

dan kebutuhan siswa;

(c) Relevansi (relevance) artinya materi yang diberikan kepada siswa tidak

terlalu sulit dan disesuakan dengan tingkat kemampuan peserta didik.

Sehingga, siswa dapat menggunakannya dikemudian hari;

(d) Kemenarikan (interest), pengertian menarik di sini adalah siswa merasa

termotivasi atau mempunyai minat untuk mempelajari pelajaran lebih

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

mendalam. Sehingga, siswa dapat mengembangkan pelajaran melalui

keterampilan yang dimilikinya;

(e) Kepuasan (satisfacation) artinya hasil pembelajaran dapat dirasakan secara

langsung manfaatnya. Sehingga, siswa dapat bekerja atau mengembangkan

keterampilan melalui materi yang telah diberikan oleh gurunya.

Materi pembelajaran sangat penting dalam proses

pembelajaran, sebab materi pembelajaran merupakan akses untuk

mencapai tujuan dalam pembentukan kompetensi peserta didik. Oleh

karena itu, dalam pemberian materi pembelajarn guru harus

memasukkan lima kriteria yang harus ada dalam materi pembelajaran.

Dari kelima kriteria tersebut yang berhubungan dengan peningkatan

motivasi belajar peserta didik adalah kemenarikan (interest). Materi

belajar harus dikemas sedemikian rupa untuk mengambil alih

perhatian peserta didik, sehingga menimbulkan antusiasme yang

tinggi saat memperhatikan guru mengajar. Peserta didik yang

memiliki motivasi belajar tinggi akan mengalami perubahan yaitu

dengan cara memperhatikan guru, penggalian materi yang diajarkan

oleh guru melalui berbagai sumber, dan rasa ingin tahu siswa pada apa

yang telah diajarkan oleh gurunya.

Peran guru pada motivasi belajar dalam memilih dan

menentukan materi pembelajaran, dapat menjadikan peserta didik

menggantungkan pada guru. Ada enam faktor yang perlu diperhatikan

guru dalam menentukan materi pembelajaran dan memilih materi

pembelajaran. Menurut E. Mulyasa (2007: 168) faktor-faktor tersebut

adalah : “1) lingkungan pembelajaran, 2) tingkat ketergantungan pada

guru, 3) ketersediaan materi, 4) cakupan pembelajaran, 5) individual

atau kelompok, 6) besarnya kelompok sasaran”. Dari keenam faktor

tersebut yang berhubungan pada peran guru dalam mengembangkan

motivasi belajar siswa adalah tingkat ketergantungan pada guru.

Materi pembelajaran akan membawa tingkat ketergantungan kepada guru yang berbeda-beda. Materi dapat bebas sama sekali dari ketergantungan

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kepada guru jika mencakup semua komponen strategi pembelajaran dan petunjuk bagi peserta didik. Seringkali ada topik yang memerlukan motivasi lisan, ceramah atau latihan, sehingga menyebabkan kombinasi ketergantungan kepada guru dan materi merupakan jalan terbaik. Kombinasi yang paling umum adalah: petunjuk satuan pembelajaran oleh guru, motivasi oleh guru, ceramah dengan rekaman, latihan dengan buku, penilaian oleh guru, dan tindak lanjut direncanakan oleh guru. (E. Mulyasa, 2007: 168)

Dalam pengembangan materi ada materi yang guru perlu mencontohkan

pada peserta didik. Contoh guru yang menarik dapat memberikan inspirasi pada

peserta didik, sehingga secara tidak langsung guru telah menjalankan perannya

sebagai motivator. Terjunnya guru dalam proses pembelajaran menandakan

bahwa tingkat ketergantungan siswa pada guru tinggi.

(2) Melaksanakan proses belajar mengajar

Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap

pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini

kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru menciptakan dan

menumbuhkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan rencana yang

telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar

penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan,

apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang,

manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar mengajar,

pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan

keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar,

penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan

keterampilan menilai hasil belajar siswa. Sri Jutmini (1992) dalam

Sugeng Hamka (2010: 20) mengemukakan bahwa:

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Persyaratan kemampuan yang harus di miliki guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar meliputi kemampuan: (a)

menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang

sesuai dengan tujuan pelajaran; (b) mendemonstrasikan penguasaan mata

pelajaran dan perlengkapan pengajaran; (c) berkomunikasi dengan siswa;

(d) mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan (e) melaksanakan

evaluasi proses belajar mengajar.

Sugeng Hamka (2010: 20) menambahkan kembali dengan hal

serupa yang dikemukakan oleh Baharuddin Harahap (1983), yang

menyatakan bahwa:

Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan

program mengajar adalah mencakup kemampuan: (a) memotivasi siswa

belajar sejak saat membuka sampai menutup pelajaran; (b) mengarahkan

tujuan pengajaran; (c) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang

relevan dengan tujuan pengajaran; (d) melakukan pemantapan belajar;

(e) menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik dan benar;

(f) melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan; (g) memperbaiki

program belajar mengajar; dan (h) melaksanakan hasil penilaian belajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan

pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara

terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa

secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi

karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan

merespon setiap perubahan perilaku siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa melaksanakan proses belajar mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana

berlangsung hubungan antara manusia, dengan tujuan membantu perkembangan

dan menolong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pada dasarnya

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

melaksanakan proses belajar mengajar adalah menciptakan lingkungan dan

suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para siswa.

(3) Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar

Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk

mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang

telah disusun dan dilaksanakan.

Menurut Oteng Sutisna (1985) dalam Sugeng Hamka (2010:

21) bahwa, “Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan

betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk

mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan”. Selanjutnya

Sugeng Hamka menambahkan kembali pendapatnya Joint Commite

dalam Wirawan, bahwa “evaluasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan

menyebarkan pemahaman dan perbaikan pendidikan, sedangkan

evaluasi yang salah akan merugikan pendidikan”.

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan

mengenai tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar

mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai

tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak

lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Dengan

demikian, melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan

bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat

diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa. Dari uraian tentang

kompetensi profesional guru di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi profesional guru merupakan kemampuan dasar seorang

guru yang memiliki keahlian khusus mengenai bidang keguruan

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik sebagai pengajar

maupun pendidik dengan penuh rasa tanggung jawab dan layak.

Masih dalam Sugeng Hamka (2010: 22) menurut

pendapatnya bahwa

Kompetensi profesional guru dikelompokkan ke dalam dua

bagian yaitu kompetensi substantif dan non substantif. Kompetensi

substantif diartikan sebagai kemampuan dalam melaksanakan tugas

keguruan yang dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program

belajar mengajar, mengelola dan melaksanakan proses belajar mengajar,

dan melakukan evaluasi hasil proses belajar mengajar. Kompetensi non

substantif diartikan sebagai kemampuan dalam hal landasan dan

wawasan pendidikan, serta kepribadian, profesi dan pengembangan dari

guru yang bersangkutan.

Kompetensi profesional guru sangat diperlukan guna

mengembangkan kualitas dan aktivitas tenaga kependidikan dalam hal

ini guru. Guru merupakan faktor penentu mutu pendidikan dan

keberhasilan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, tingkat

kompetensi profesional guru di suatu sekolah dapat dijadikan

barometer bagi mutu dan keberhasilan pendidikan di sekolah.

b. Definisi Konseptual Kompetensi Guru

Kompetensi Guru PKN adalah kemampuan guru PKN membelajarkan

siswa dengan kegiatan di kelas dengan cara mengelola pembelajaran agar

terarah, melalui penguasaan materi pembelajaran yang akan diberikan pada

siswa dengan didukung pemahaman karakteristik peserta didik, perancangan

program pembelajaran dengan metode dan strategi pembelajaran yang tepat,

serta kecakapan guru menilai kemampuan siswa.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

c. Definisi Operasional Kompetensi Guru

1) Kemampuan penguasaan bidang studi atau bahan ajar;

2) Kemampuan memahami karakteristik peserta didik;

3) Kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran;

4) Kemampuan penguasaan metode dan strategi pembelajaran;

5) Kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar siswa.

2. Variabel Motivasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (1995: 2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Selanjutnya, menurut pendapat Davies (1991) dalam Aunurrahman

(2009: 113-114), mengenai penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses

pembelajaran, yaitu : “1) segala sesuatu yang diperoleh oleh murid, tidak

seorangpun mengetahui hal apa yang dibutuhkan dalam pembelajarannya. Sebab

setiap orang memiliki kebutuhan untuk belajar yang berbeda; 2) Oleh sebab itu,

dibutuhkan waktu belajar yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan

siswa; 3) Penguatan (reinforcement) sangat diperlukan dalam pembelajaran, sebab

siswa akan lebih memahami suatu materi yang diberikan oleh guru jika ada

penguatan; 4) Siswa harus memahaminya secara penuh dan mendalam, setiap

langkah-langkah pembelajaran yang diberikan oleh guru; 5) Setiap pembelajaran

yang dilakukan oleh kehendak siswa sendiri asal bertanggungjawab atas apa yang

telah dipelajarinya, maka ia akan merasa lebih termotivasi sebab siswa diberi

keleluasaan untuk bereksplorasi. Sehingga, pelajaran yang telah dipelajarinya

sendiri lebih mudah diingatnya, karena siswa melakukan pembelajaran menurut

caranya sendiri”.

Atas dasar prinsip-prinsip belajar di atas, maka seseorang yang belajar

harus mengerti dan memahami lebih dahulu prinsip-prinsip belajar demi

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

keberhasilan belajarnya. Selain itu seseorang akan belajar giat jika ia memiliki

motivasi belajar untuk maju dalam dirinya. Dalam hal ini peran guru sangat

dibutuhkan dalam menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. Dengan

demikian yang dimaksud dengan belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan

setiap individu yang melalui usaha untuk memperoleh perubahan pada dirinya

yang dipengaruhi oleh fisik dan psikis.

b. Masalah-masalah Belajar

Masalah dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Masalah belajar dapat terjadi sebelum proses belajar berlangsung,

maupun ketika proses belajar terjadi.

Menurut Aunurrahman (2009: 178-187) faktor internal masalah belajar

adalah “1) Ciri khas/karakteristik siswa; 2) Sikap terhadap belajar; 3) Motivasi

belajar; 4) Konsentrasi belajar; 5) Mengolah bahan belajar; 6) Menggali hasil

belajar; 7) Rasa percaya diri; 8) Kebiasaan belajar”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Ciri khas/karakteristik siswa.

Dalam persoalan ini siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap

mata pelajaran yang berkaitan akan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum

pelajaran dimulai, bahkan mereka akan mencatat segala sesuatu yang

diterangkan oleh gurunya jika dirasa penting untuk dicatat. Pengalaman yang

dimiliki oleh masing-masing siswa juga menentukan munculnya masalah

belajar sebelum kegiatan belajar dimulai. Selain itu siswa yang memiliki

pengalaman yang mendukung materi pelajaran yang bersangkutan akan lebih

antusias untuk mengikuti pelajaran.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2) Sikap terhadap belajar

Sikap ini berhubungan dengan emosional siswa terhadap mata pelajaran

yang akan dihadapinya. Seorang siswa merespon pelajaran tersebut dengan

cara berusaha mengikuti pelajaran dengan sebaik mungkin.

3) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan dalam diri siswa untuk mengikuti

pelajaran. Oleh karena itu, motivasi belajar merupakan hal yang sangat

penting, sebab untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa yang telah memiliki

motivasi belajar tinggi akan menunjukkan sikap belajar yang tekun, ulet,

kesungguhan dalam menyimak pelajaran, serta ketelatenan dalam mengerjakan

tugas. Hal itu tidak lepas dari peran seorang guru untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa, sebab mereka yang mengawasi pola belajar siswa. Oleh

sebab itu motivasi adalah hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

4) Konsentrasi belajar

Konsentrasi saat mengikuti pelajaran merupakan hal pokok yang perlu

dilakukan oleh siswa saat mengikuti pelajaran. Kesulitan konsentrasi

merupakan masalah yang sering dihadapai siswa. Oleh karena itu untuk

membantu hambatan dalam mencapai hasil belajar, dibutuhkan ketelatenan dari

guru dalam membimbing siswanya, dengan cara memfokuskan perhatian siswa

pada pelajaran yang sedang diajarkannya.

5) Mengolah bahan belajar

Jika seorang siswa mengalami kesulitan dalam mengolah pesan dari

gurunya, maka berarti ada kendala dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Dalam hal ini bantuan guru dibutuhkan untuk mendorong

siswanya agar memiliki kemampuan yang berupa keterampilan tersendiri

dalam mengolah bahan belajar.

6) Menggali hasil belajar

Kesulitan seorang siswa dalam hal memahami pelajaran yang telah

diajarkan oleh guru, memiliki keterkaitan dengan proses penerimaan,

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pengolahan bahan yang telah diajarkan oleh guru, dan proses penyimpanan hal

yang telah ia pelajari. Oleh sebab itu, untuk menggali keaktifan siswa maka

dapat dilakukan melalui pemberian tugas, latihan-latihan yang dikerjakan di

rumah, serta rumus singkat yang dapat memudahkan siswa dalam memahami

soal.

7) Rasa percaya diri

Rasa percaya diri akan timbul jika ada pengakuan dari pihak lain dan dari

lingkungannya. Oleh sebab itu dalam proses pendidikan dan pembelajaran,

seorang guru dan orang tua harus menggunakan prinsip pedagogis secara tepat.

Menumbuhkan rasa percaya diri dapat dilakukan dengan memberikan hadiah

atau pujian. Namun lain halnya dalam mendidik dengan cemoohan atau celaan,

seorang anak akan merasa minder, bahkan anak akan berpikir bahwa semua

yang akan ia lakukan dianggap salah oleh lingkungannya.

8) Kebiasaan belajar

Ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik

dalam belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti : a) Belajar

tidak teratur; b) Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa); c)

Belajar bilamana menjelang ulangan atau pujian; d) Tidak memiliki catatan

pelajaran yang lengkap; e) Tidak terbiasa membuat ringkasan; f) Tidak

memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran; g) Senang menjiplak

pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas;

h) Sering datang terlambat; i) Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya

merokok).

Adapun faktor eksternal masalah belajar menurut Aunurrahman (2009:

188-196) adalah : “1) Faktor guru; 2) Lingkungan sosial (termasuk teman sebaya);

3) Kurikulum sekolah; 4) Sarana Sekolah”.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor guru

Peran guru dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan oleh siswa,

walaupun kemajuan teknologi telah pesat. Dalam hal ini ada beberapa faktor

yang terkait dengan pentingnya tugas guru terhadap keterampilan yang harus ia

kuasai dan harus dimiliki oleh guru antara lain yaitu:

a) Faktor pertama

Seorang guru harus dapat memilah materi, topik, dan aktivitas yang sesuai

dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu pengembangan strategi

pembelajaran yang dikemas semenarik mungkin oleh guru dapat mendorong

para siswa untuk lebih giat belajar.

b) Faktor kedua

Adanya perubahan pandangan di dalam masyarakat yang memiliki

penerapan pada upaya-upaya pengembangan pendekatan terhadap siswa.

Dalam hal ini keterampilan sebagai seorang guru untuk memotivasi

siswanya agar belajar dengan giat dengan memberi bekal keterampilan dan

pengetahuan para siswanya.

c) Faktor ketiga

Perkembangan teknologi baru yang mampu menyajikan berbagai informasi

lebih cepat dan menarik. Perkembangan teknologi dapat membantu guru

dalam penguasaan sejumlah keterampilan para siswanya, serta dapat meraih

perhatian dari siswa untuk meningkatkan proses pembelajaran. Seharusnya

dengan adanya perkembangan teknologi, guru dapat mengembangkan

aspek-aspek afektif (sikap) yang tugasnya sebagai seorang guru sebagai

model para siswa.

Menurut Shulman dan Socket dalam Aunurrahman (2009: 190)

menjelaskan bahwa “guru yang baik harus menggunakan penilaian terhadap

tindakan situasi kelas secara khusus. Penilaian dan tindakan-tindakan guru

terhadap situasi harus mencakup tindakan-tindakan siswa sebagai sumber-sumber

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(agen) moral”. Sehingga secara tidak langsung pengembangan pembelajaran yang

baik adalah pengembangan afektif (sikap) dengan diiringi pengembangan moral.

2) Lingkungan sosial (termasuk teman sebaya)

Sebagai makhluk sosial setiap siswa berinteraksi dengan lingkungan dan

teman-teman sebayanya. Lingkungan sosial yang baik dapat mempengaruhi

sikap positif siswa yang ditunjukkan ketika ia belajar. Banyak siswa

mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebayanya yang

mampu memberikan motivasi dalam dirinya untuk berusaha lebih baik dengan

cara belajar atau mengubah tingkah lakunya.

3) Kurikulum sekolah

Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai acuan untuk

mengembangkan proses pembelajaran. Kurikulum yang baik disusun

berdasarkan perkembangan masyarakat, namun perubahan pada sisi lain

kurikulum juga menimbulkan masalah. Menurut Dimyati dan Mujiono dalam

Aunurrahman (2009: 195) masalah-masalah itu adalah

a) Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah; bila pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar juga berubah.

b) Isi pendidikan berubah; sehingga akan ada perubahan buku acuan yang digunakan dan berdampak pada anggaran yang dikeluarkan oleh orang tua siswa.

c) Kegiatan belajar mengajar berubah; sehingga guru dituntut untuk memilih strategi, metode, teknik dan pendekatan mengajar yang baru. Hal ini menuntut siswa untuk beradaptasi kembali dengan kebiasaan-kebiasaan yang baru.

d) Evaluasi berubah; guru harus menggunakan metode dan teknik evaluasi belajar yang baru. Sehingga siswa harus mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan tuntutan tersebut.

4) Sarana dan Prasarana

Ketersedian sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran akan

memberikan dampak pada terciptanya pembelajaran yang lebih kondusif.

Selain itu siswa akan merasa diberi kemudahan dalam mendapatkan informasi,

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

sehingga mendorong siswa berkembangnya motivasi dalam diri untuk

mencapai hasil yang lebih baik dengan fasilitas yang ada.

c. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald sebagaimana yang telah dikutip oleh Martinis

Yamin (2006: 172) “motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan”. Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2007: 1), “motivasi adalah

dorongan dasar merupakan perubahan yang ada dalam diri seseorang setelah ia

mendapat dorongan dari orang lain”. Dorongan tersebut dapat berupa tindakan,

yang mana tindakan itu dapat mempengaruhi tingkah laku orang yang mendapat

motivasi, sehingga mentalnya akan terbentuk suatu keyakinan bahwa ia sanggup

atau bisa untuk melaksanakan sesuatu yang dimotivasikan kepadanya.

Motivasi berasal dari kata “motif”, yang berarti kekuatan yang terdapat

dalam diri individu, yang menyebakan individu tersebut bertindak atau berbuat.

Menurut Hamzah B. Uno (2007: 3) arti kata motif yang telah ia kutip dari W. S.

Winkel, “Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu”. Hamzah B. Uno (2007: 3)

menambahkan kembali bahwa motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1) Motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya. Misal lapar, haus, istirahat.

2) Motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang-orang tersebut berada. Misal, keinginan mendengarkan musik.

3) Motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya. Misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Daya penggerak dapat berupa biologis, sosiologis, dan

teologis yang jika terbentuk dengan baik maka akan tercapai tujuan

hidup seseorang. Dengan demikian motivasi adalah suatu dorongan

dalam diri seseorang untuk mengubah tingkah laku yang lebih baik

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan arti motivasi menurut

Zahera (2000: 26) adalah “suatu proses untuk menggiatkan motif-

motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan”.

Menurut Jere Brophy (1998: 3) bahwa “Motivation refers to

students’ subjective experiences, especially their willingness to

engage in lessons and learning activities and their reasons for doing

so”. Arti dari pendapat Jere Brophy adalah motivasi mengacu pada

pengalaman subyektif siswa, khususnya keinginan mereka untuk

terlibat dalam kegiatan belajar dan pembelajaran serta alasan mereka

untuk melakukannya. Sehingga, dari pendapat Jere Brophy tersebut,

pengalaman subyektif siswa merupakan titik awal timbulnya

keinginan dan alasan mereka untuk terlibat dan melakukan proses

pembelajaran.

Berdasarkan pengertian-pengertian motivasi di atas, tersirat

tiga elemen penting, yaitu:

1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu

manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto

1995: 2). Setelah seseorang belajar maka akan memperoleh perubahan dari

dirinya, dimana perubahan itu bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta

mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti keterampilan motorik atau

keterampilan berbicara. Perubahan eksternal seseorang dapat langsung diamati,

sedangkan perubahan internalnya tidak dapat langsung diamati. Sebab, yang

mengetahui orang telah berubah setelah belajar adalah dirinya sendiri,

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dari pengertian belajar dan motivasi dapat digabungkan sehingga

menjadi pengertian motivasi belajar. Motivasi belajar adalah suatu dorongan baik

dari dalam diri seseorang maupun dari faktor eksternal dan hasil dari dorongan

tersebut adalah tercapainya suatu tujuan dengan ditandai perubahan baik

perubahan kogntif maupun afeksi.

Motivasi mengacu pada pengalaman siswa subjektif, terutama keinginan

mereka untuk terlibat dalam pelajaran dan kegiatan pembelajaran dan alasan

mereka untuk melakukannya. Jadi dengan motivasi belajar yang diberikan oleh

guru kepada siswanya, maka siswa akan seperti yang diinginkan oleh gurunya.

Motivasi belajar dapat diberikan dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa akan

mudah menangkap atas apa yang digambarkan oleh gurunya.

d. Fungsi Motivasi

Menurut Oemar Hamalik (2003: 161) ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Pendapat Oemar Hamalik menegaskan bahwa suatu perbuatan akan

timbul jika mendapat motivasi dari orang yang dipercaya. Sebab guru tahu apa

yang dibutuhkan oleh siswanya dan siswa akan menuruti apa yang dikatakan oleh

gurunya karena guru telah memiliki banyak pengalaman. Selain itu dengan

motivasi belajar, siswa lebih giat untuk mencari pengetahuan karena guru telah

mengarahkan bahwa mereka butuh wawasan dari luar selain wawasan yang

dimiliki oleh guru meraka. Dengan begitu siswa akan bergerak seperti apa yang

diinginkan gurunya, dan sesuai hasil akhir dari apa yang diharapkan oleh guru

yaitu pencapaian prestasi yang maksimal.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sedangkan Jere Brophy (1998:7) berpendapat bahwa “when people are

motivated, they intend to accomplish something and undertake goal-oriented

action to do so”. Artinya bahwa motivasi membuat seseorang akan cenderung

merampungkan suatu garapan dan mengambil langkah-langkah yang berorientasi

pada tujuan dari garapan tersebut. Dari pendapat Jere Brophy tersebut, keberadaan

motivasi jika diterapkan dalam pembelajaran, berfungsi sebagai pendorong agar

siswa mau melakukan langkah-langkah dalam proses pembelajaran sehingga

proses pembelajaran tersebut rampung dan siswa mampu mencapai tujuan dari

proses pembelajaran.

Berdasarkan fungsi-fungsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari motivasi, maka seseorang

yang belajar akan mendapat prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang

sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.

Ketiga fungsi di atas guna mengukur indikator dari motivasi belajar yaitu

sebagai berikut, mendorong untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan

menyeleksi perbuatan. Selanjutnya, dengan melihat fungsi motivasi di atas dapat

diketahui bahwa motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas

belajar sehingga tercapai tujuan belajar yang diharapkan. Motivasi juga

menentukan arah perbuatan yaitu kearah perwujudan suatu tujuan dan cita-cita.

Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan berjuang keras untuk

dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Selain itu, motivasi yang ada

dalam diri seseorang dapat menyeleksi perbuatannya, yang artinya menentukan

perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan guna mencapai tujuan itu dengan

mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

e. Tujuan Motivasi Belajar

Menurut Ngalim Purwanto (2003: 73) “Dapat dikatakan bahwa tujuan

motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh

hasil atau mencapai tujuan tertentu”.

Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan siswa

agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan hasil belajarnya

sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan

ditetapkan di dalam kurikulum.

f. Ciri -Ciri Siswa yang Memiliki Motivasi

Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas pututs asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya).

4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. (Sardiman A. M,

2010: 83)

Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2007: 27-28) bahwa “seseorang

yang telah memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam dirinya dengan ditandai

rasa ingin tahu yang tinggi, dapat dipahami bahwa terjadi penguatan belajar pada

sesesorang. Selanjutnya, seseorang yang memiliki motivasi belajar akan tertarik

untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui

atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Seorang anak yang telah termotivasi untuk

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

belajar sesuatu, berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik.”

Menurut pendapat di atas siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

akan selalu berusaha untuk mencari hal-hal baru yang dapat menambah khasanah

pengetahuannya. Sikap ingin mencoba hal-hal yang baru atau bereksperimen

dibutuhkan keuletan, kegigihan dan rasa percaya diri, serta tidak mudah putus asa.

Keyakinannya dalam mempertahankan pendapatnya adalah kunci utama dalam

eksperimennya tersebut, sebab ia memiliki satu prinsip yang kuat dalam

pemecahan persoalan. Pemecahan persoalan dapat dilakukan dengan cara

membaca buku dan peran guru dalam hal ini adalah membimbing dan

mengarahkan siswanya dalam pemecahan persoalan. Sehingga, dapat ditarik

kesimpulan motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar

maka dia tidak tahan untuk belajar.

g. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Oemar Hamalik (2003: 162) mengemukakan bahwa motivasi

dibedakan menjadi dua yaitu: “1) Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang

tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan

murid; 2) Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor

dari luar situasi belajar”.

Menurut Woodworth dan Marquis dalam Sardiman A. M (2010: 134)

menyebutkan bahwa jenis motivasi ada tiga, yaitu:

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi: makan, minum, bernapas, seksual, beristirahat.

2) Motif-motif darurat, meliputi: untuk berusaha, untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk belajar. Motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

3) Motif-motif obyektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, menaruh minat, melakukan manipulasi.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Motivasi muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif, muncul dari dalam.

Bila peserta didik sebelum mempelajari sesuatu telah mempunyai

motivasi intrinsik pada dirinya maka ia secara sadar akan melakukan sesuatu

kegiatan yang diminatinya. Peserta didik yang mempunyai motivasi intrinsik

selalu ingin maju dan berprestasi dalam belajar. Keinginan tersebut dilatar

belakangi oleh pemikiran yang positif bahwa materi pelajaran yang dipelajarinya

karena kebutuhannya.

h. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

Peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan oleh

pelajar, sebab seorang pelajar yang memiliki motivasi untuk belajar akan lebih

memelihara ketekunannya dalam belajar serta lebih mengembangkan kegiatan

yang menunjang proses belajarnya. Dalam mengembangkan motivasi belajar

dalam diri siswa, guru harus memberikan motivasi dalam bentuk dan cara yang

sesuai dalam kegiatan belajar di sekolah.

Menurut Sardiman A. M (2010: 92-95) ada beberapa bentuk dalam

memberikan motivasi terhadap siswa yaitu “1) Memberi angka; 2) Hadiah; 3)

Saingan kompetensi; 4) Ego-involvement; 5) Memberi ulangan; 6) Mengetahui

hasil; 7) Pujian; 8) Hukuman; 9) Hasrat untuk belajar; 10) Minat; 11) tujuan yang

diakui”.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Memberi angka

Angka merupakan simbol dari nilai kegiatan belajar siswa. Dengan angka

seorang siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar demi mendapatkan nilai

yang lebih bagus dari teman-temannya. Selain memiliki segi positif, nilai juga

memiliki pengaruh yang negatif untuk siswa. Bisa saja seorang siswa

menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik, sebab ia merasa

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

malu dengan teman-temannya jika mendapatkan nilai yang jelek atau di bawah

rata-rata. Sehingga boleh dikatakan hasil belajar atau nilai yang diperoleh

siswa belum menunjukkan hasil yang sebenarnya diperoleh siswa.

2) Hadiah

Hadiah mungkin bisa digunakan sebagai alat untuk menumbuhkan motivasi

dalam diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan agar sesuai tujuan yang

diinginkan. Namun pemberian hadiah tidak selalu menarik untuk seseorang

yang tidak menyukai bakat tersebut.

3) Saingan/kompetisi

Persaingan yang sehat dalam proses belajar sangat membantu siswa untuk

meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga saingan atau kompetisi dapat

digunakan sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa. Menurut Erly F. P,

Jenny L. S, dan Wiriana (2008: 151) sebagaimana telah mengutip dari

pendapat Slameto dan Sardiman bahwa :

Teman dapat menjadi faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik bagi diri siswa, sebaiknya teman yang jelek pasti akan mempengaruhi sifat buruk pula.

Kompetisi atau persaingan dengan teman sekelas juga dapat menumbuhkan motivasi untuk membangkitkan minat belajar siswa. Dalam hal ini teman ikut mempengaruhi motivasi untuk belajar.

Oleh sebab itu, tugas guru dalam kelas harus membangkitkan semangat belajar

siswanya dengan meningkatkan persaingan nilai. Persaingan nilai dapat

dilakukan dengan cara guru memberikan pertanyaan bonus. Sehingga, siswa

yang belum bisa menjawab pertanyaan bonus akan berusaha untuk belajar agar

dikemudian hari bisa mendapat nilai tambahan dari pertanyaan bonus tadi.

4) Ego-involvement

Dapat diartikan sebagai penumbuhan kesadaran dengan cara memberikan

tanggungjawab yang kuat pada siswa. Sehingga mereka akan merasa harus

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mempertahankan harga dirinya dari tanggungjawab tersebut dengan cara

meningkatkan hasil belajar.

5) Memberi ulangan

Pemberian ulangan merupakan sarana motivasi, sebab siswa akan

mempersiapkan diri untuk menghadapi ulangan dengan giat belajar. Namun

ulangan juga harus diberi waktu dengan maksud ulangan tidak dilakukan setiap

hari agar siswa tidak merasa jenuh dan tidak merasa ulangan adalah suatu

rutinitas. Keterbukaan seorang guru pada siswanya ketika akan melaksanakan

ulangan sangat membantu siswa dalam mempersiapkan ulangan.

6) Mengetahui hasil

Motivasi dalam diri siswa dapat dibantu dengan memberikan hasil ulangan

atau nilai. Sebab dengan mengetahui kemajuan perolehan hasil ulangan dapat

membantu siswa untuk lebih giat belajar, bahkan dapat meningkatkan belajar

mereka dengan suatu harapan hasil belajar yang akan datang lebih bagus dari

pada hasil belajar yang telah diperolehnya saat ini.

7) Pujian

Selain hadiah, pujian juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan

motivasi dalam diri siswa. Pujian harus dilakukan dengan tepat untuk

menumbuhkan suasana yang menyenangkan, selain itu pujian dapat

membangkitkan harga diri seseorang dan kepercayaan diri di muka umum.

8) Hukuman

Prinsip-prinsip pemberian hukuman yang tepat dapat membantu siswa untuk

menumbuhkan motivasi dalam dirinya. Motivasi dapat menumbuhkan dampak

negatif bagi siswa, sebab bisa jadi siswa akan kecewa dengan pemberian

hukuman yang diberikan oleh guru. Sehingga, siswa akan menghalalkan

berbagai cara agar selamat dari hukuman. Selain itu, dari kekecewaan yang

dimiliki oleh siswa dapat menghambat tujuan guru untuk memberikan motivasi

pada siswanya.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

9) Hasrat untuk belajar

Keinginan belajar dalam diri siswa merupakan suatu kesengajaan untuk

belajar. Sehingga siswa yang memiliki hasrat belajar yang tinggi, maka dalam

diri mereka ada motivasi belajar yang tinggi pula.

10) Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan dari pihak yang terkait (siswa). Siswa

yang memiliki minat belajar yang tinggi otomatis dalam dirinya terdapat

motivasi untuk belajar yang kuat.

Menurut Sardiman A. M (2010: 95) minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara

sebagai berikut: “a) membangkitkan adanya suatu kebutuhan; b)

menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau; c) memberi

kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; d) Menggunakan berbagai

macam bentuk mengajar”.

11) Tujuan yang diakui

Tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa, merupakan alat

motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus

dicapai, yang dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul

semangat dalam dirinya untuk belajar terus.

Sedangkan menurut Zahera (2000: 26) ada beberapa cara yang dapat

dilakukan guru untuk memotivasi siswa antara lain:

a) Guru harus memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai; guru harus menggunakan metode belajar yang bervariasi; membuat situasi persaingan; mengadakan evaluasi yang berkesinambungan; guru harus membuat contoh yang baik.

b) Kompetisi, pace moking, tujuan yang jelas, kesempatan untuk sukses, minat yang besar, dan mengadakan penilaian antar tes.

c) Cara yang dipakai untuk memotivasi adalah dengan pendekatan cemeti dan pendekatan pemikat.

Dari cara-cara di atas yang mempunyai kewajiban untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa adalah seorang guru atau pendidik. Dengan melakukannya

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

diharapkan seorang siswa dapat termotivasi untuk giat belajar sehingga hasil

belajar yang dicapai dapat meningkat.

i. Nilai Motivasi dalam Pembelajaran

Seorang pendidik sangat bertanggungjawab dalam melaksanakan sistem

pembelajaran, agar berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

membangkitkan motivasi belajar.

Menurut Oemar Hamalik (1992: 52), motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut: 1) Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal; 2) Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya adalah pembelajarn yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa; 3) Pembelajaran yang bermotivasi menurut kreativitas dan imajinasi guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi, guru membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa; 4) Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas; 5) Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang essensial dalam proses belajar dan pembelajaran.

Berdasarkan pernyataan di atas motivasi belajar merupakan salah satu

faktor penting dalam mencapai prestasi belajar. Dalam hal ini yang dimaksud

motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan

belajar, demi mencapai tujuan. Motivasi belajar ini mempunyai peran khas dalam

membangkitkan gairah, rasa senang, dan semangat untuk belajar.

Dalam penelitian ini motivasi belajar dilihat dari kegiatan belajar, usaha

untuk belajar, kemauan untuk belajar, menyukai tantangan, dan harapan untuk

berhasil yang dalam diri siswa, namun tidak lepas dorongan dari seorang guru.

Sebab guru memiliki dua kompetensi yaitu kompetensi profesional dan

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kompetensi pedagogik, yang keduanya berperan dalam membangkitkan motivasi

belajar dalam diri siswa.

j. Definisi Konseptual Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah suatu dorongan baik dari dalam diri

seseorang maupun dari faktor eksternal dan hasil dari dorongan

tersebut adalah tercapainya suatu tujuan dengan ditandai perubahan

baik perubahan perasaan dan sikap.

k. Definisi Operasional Motivasi Belajar

1) Memberi angka

2) Memberi hadiah

3) Membuat situasi persaingan

4) Ego-envolvement

5) Memberi ulangan

6) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai

7) Memberikan penghargaan pujian

8) Memberikan hukuman

9) Membuat hasrat untuk belajar

10) Menumbuhkan minat untuk belajar

11) Menjelaskan tujuan yang hendak dicapai.

3. Teori Penghubung Antara Kompetensi Guru Dengan Motivasi Belajar

Berdasarkan uraian antara kompetensi guru dan motivasi belajar, teori

yang sesuai adalah “Teori Belajar Asosiasi”

Penggagas teori ini adalah Hermann Ebinghaus. Menurut Thoifuri (2008:

102) dalam teori menekankan tiga hal yaitu:

a) Siswa adalah respons dan guru sebagai stimulannya;

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b) Pengajaran hendaknya memuaskan pada siswa dengan seperangkat stimulant yang ditampilkan guru;

c) Pengajaran dianjurkan untuk lebih memberikan reward (ganjaran/hadiah), dari pada punishment (hukuman), karena hukuman dapat menjadi salah satu sebab siswa tidak mau memberikan suatu respons.

Teori ini menitik beratkan pada stimulant dan respon, sesuatu yang

dilakukan guru harus dapat merangsang siswanya untuk lebih mengembangkan

keterampilan yang ia miliki dengan cara memberikan hadiah pada siswanya.

Hadiah merupakan suatu penguat untuk hubungan antara S-R sebab dengan

diberikannya hadiah, siswa akan merasa puas terhadap hasil yang ia peroleh. Cara

yang dilakukan guru dengan memberikan hadiah dapat didahului dengan

mengadakan evaluasi pembelajaran atau ulangan, ulangan juga dapat dijadikan

sebagai cara alternatif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Siswa akan

merasa memiliki kewajiban untuk belajar agar tidak mendapat hukuman selain itu

ada motivasi lain yang mungkin berupa ingin mendapatkan pujian, hadiah dari

gurunya atau bahkan ingin bersaing dengan temannya.

Selain hadiah atau reward pengajaran yang dinilai siswa sangat menarik

atau memuaskan dapat menumbuhkan sikap ingin belajar dan ingin mengetahui

tentang apa yang telah diterangkan oleh guru tersebut. Dalam hal ini guru harus

pandai-pandai menerapkan model pembelajaran dan penggunaan media serta

sumber belajar. Kreatifitas guru ketika memberikan materi pada siswa sangat

diperlukan oleh karena itu guru harus menerapkan kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional. Penerapan kreatifitas yang dimiliki oleh guru harus

disesuaikan dengan kemampuan serta kondisi siswanya.

Sehingga sebagai simpulan kreatifitas merupakan alat yang digunakan

oleh guru untuk mengambil respon dari siswa. Selain kreatifitas penggunaan

sumber belajar dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dapat

menumbuhkan semangat belajar dalam dirinya. Kemudian ulangan yang diberikan

oleh guru adalah salah satu cara untuk membangkitkan motivasi belajar dalam diri

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

siswa, dengan motivasi siswa akan mendapatkan tujuan yang ingin diraihnya atau

siswa akan belajar karena dia takut akan hukuman yang diberikan oleh gurunya

jika mendapat nilai yang jelek.

4. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk membangun

bangsa Indonesia melalui generasi mudanya, karena pendidikan

memberikan arti penting dalam masa perkembangan generasi muda.

Khususnya dalam perkembangan sikap dan perilaku guna memberikan

arah dan penentuan pandangan hidupnya. Pendidikan memiliki

hakikat mengajarkan manusia untuk menjunjung etika, moral, akhlak,

budi pekerti serta perilaku manusia yang dapat menciptakan suatu

kehidupan yang baik. Salah satu mata pelajaran yang berperan dalam

pembentukan moral, akhlak, budi pekerti, dan etika adalah Pendidikan

Kewarganegaraan.

Menurut Nils Rosemann (2006: 73) mengatakan bahwa,” Education was

designed in order to make those educated able to act in accordance with their

knowledge either to restrain from violations or to claim human right for their

protection”. Pendidikan dirancang untuk membuat orang-orang berpendidikan dan

mampu bertindak sesuai dengan pengetahuan mereka baik untuk menahan dari

pelanggaran atau untuk mengklaim hak-hak manusia untuk perlindungan mereka.

Sedangkan menurut Numan Sumantri (2001) dalam Winarno dan

Wijianto (2010: 4) pengertian pendidikan kewarganegaraan untuk konteks

Indonesia yaitu :

Pendidikan Kewarganegaraan yang kiranya cocok dengan Indonesia adalah sebagai program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua yang kesemua itu diproses guna melatih para siswa untuk berfikir kritis, analitis,

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasar Pancasila dan UUD 1945.

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan kewarganegaraan

adalah suatu pendidikan yang mengembangkan semangat kebangsaan dan

kesadaran bernegara untuk bela Negara sebab dengan pelajaran PKN siswa akan

diajarkan mencintai tanah air yang berdasarkan atas Pancasila. Rasa cinta tanah

air sangat dibutuhkan untuk tetap tegaknya NKRI. Kewarganegaraan (citizenship)

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang

beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya, Winarno dan Wijianto

(2010: 7) menambahkan kembali pendapatnya mengenai tujuan PKn sekarang ini

adalah membentuk peserta didik agar memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan;

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi;

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

Dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan dipersiapkan untuk masa

depan generasi muda agar menjadi warga negara yang terdidik dengan etika dan

norma-norma yang berlaku di masyarakat. Selain itu dengan Pendidikan

Kewarganegaraan generasi muda akan memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah

air, sehingga mereka akan menyumbangkan pikirannya dalam dunia pendidikan

yang maju dan modern.

Menurut pendapat Rusnaini (2009: 59) yang mengatakan bahwa

UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 1, sejalan dengan pemikiran “civic education” tentang pendidikan untuk kewarganegaraan atau pendidikan membangun jati diri kewarganegaraan berimplikasi pada

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pendidikan yang bukan hanya menekankan pada pengetahuan kewarganegaraan, tetapi pada pengembangan nilai, keterampilan dan pengertian.

Oleh karena itu, di dalam pendidikan yang ada di Indonesia harus

berimplikasi pada pendidikan kewarganegaraan sebab di Indonesia memiliki

beragam kebudayaan dan beragam nilai-nilai yang terkandung di masyarakat.

Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang ada di sekolah dimaksudkan

untuk memanfaatkan kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar, agar mereka

dapat menghargai hasil jerih payah pengorbanan para leluhurnya dalam

mempertahankan kebudayaan Indonesia.

Sedangkan, menurut Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 16

Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

bahwa kompetensi guru mata pelajaran PKn pada SMP/MTs, SMA/MA,

SMK/MAK yaitu

a. Memahami materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan;

b. Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills);

c. Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (Anonim, 2009: 169).

Berawal dari penjelasan di atas, pendidikan kewarganegaraan dapat

memberikan dampak yang positif pada kehidupan siswa. Menurut Kokom

Komalasari dan Dasim Budimansyah (2008: 77) bahwa “Globalisasi menuntut

Pendidikan kewarganegaraan mengembangkan civic competence yang meliputi

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan

(civic skills), dan watak kewarganegaraan (civic disposition) yang

multidimensional”. Adapun yang dimaksud dalam komponen-komponen civic

competence adalah

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)

Pengetahuan kewarganegaraan pada prinsipnya pengetahuan yang harus

diketahui oleh warga Negara dan berhubungan dengan hak dan kewajiban sebagai

warga negara. Dalam kurikulum 2006 konsep-konsep kunci yang harus

dikembangkan melalui Pendidikan Kewarganegaraan meliputi persatuan dan

kesatuan, norma, hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga

negara, konstitusi negara, kekuasaan dan politik, demokrasi dan sistem politik,

Pancasila, dan globalisasi. Menurut Branson (1990) berdasarkan National

Standards And Civics Framework For The 1988 National Assesmenst Of

Educational Progress (NAEP), komponen pengetahuan kewarganegaraan ini

diwujudkan dalam bentuk lima pertanyaan penting yaitu:

1) Apa kehidupan kewarganegaraan, politik dan pemerintahan?; 2) Apa fondasi-fondasi sistem politik?; 3) Bagaimana pemerintah yang dibentuk oleh konstitusi

mengejawantahkan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan prinsip demokrasi?; 4) Hubungan antara suatu negara dan negara lain dan posisinya dalam

masalah internasional; 5) Apa peran warga negara dalam demokrasi? (Kokom Komalasari dan

Dasim Budimansyah, 2008: 84).

Menurut Dasim Budimansyah dan Udin S. Winataputra (2007: 186-188)

yang membahas mengenai lima pertanyaan tentang komponen pengetahuan

kewarganegaraan, yaitu “1) Apa kehidupan kewarganegaraan, politik dan

pemahaman; 2) Apa fondasi-fondasi sistem politik; 3) Bagaimana pemerintahan

yang dibentuk oleh konstitusi mengejawantahkan tujuan–tujuan, nilai–nilai dan

prinsip-prinsip demokrasi Indonesia?; 4) Bagaimana hubungan antara Indonesia

dengan negara-negara lain di dunia?; 5) Apa peran warga negara dalam demokrasi

Indonesia?”.

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan sebagai berikut :

1) Apa kehidupan kewarganegaraan, politik, pemerintahan?.

Berdasarkan pertanyaan di atas, hendaknya mengembangkan pemahaman lebih

besar akan hakikat pentingnya civil society atau jaringan kompleks dari

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

asosiasi-asosiasi politik, sosial dan ekonomi yang dibentuk dengan bebas dan

sukarela yang merupakan komponen essensial dari demokrasi konstitusional.

Civil society yang telah maju dapat membantu pemerintah untuk mengentaskan

penyelewengan kekuasaan yang berlebihan. Organisasi-organisasi civil society

pun dapat digunakan sebagai laboratorium publik, yang warga negara dapat

belajar sambil praktek.

2) Apa fondasi-fondasi sistem politik?.

Inti dari pertanyaan di atas yang dibahas adalah mengenai nilai-nilai dan

prinsip-prinsip yang ditegaskan dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945.

Adapun nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam demokrasi dikenal

sebagai kesepuluh pilar demokrasi, yang mana isi dari sepuluh pilar tersebut

adalah (a) Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa; (b) Demokrasi

dengan kecerdasan; (c) Demokrasi yang berkedaulatan rakyat; (d) Demokrasi

dengan rule of law; (e) Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan dan system

saling mengawasi dan mengimbangi (checks and ballances); (f) Demokrasi

dengan hak asasi manusia; (g) Demokrasi dengan pengadilan yang bebas; (h)

demokrasi dengan otonomi daerah; (i) Demokrasi dengan kemakmuran; dan (j)

Demokrasi yang berkeadilan sosial. Pendidikan di sekolah haruslah berakar

pada semangat cita-cita sebagaimana yang telah terkandung dalam pembukaan

pasal-pasal UUD 1945. Segala yang ada dalam UUD 1945 dapat dijadikan

sebagai alat ukur untuk cara dan tujuan pemerintah atau kelompok-kelompok

yang merupakan bagian dari civil society.

3) Bagaimana pemerintahan yang dibentuk oleh konstitusi mengejawantahkan

tujuan–tujuan, nilai–nilai dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia?.

Pertanyaan ini membantu warganegara untuk memahami dan mengevaluasi

pemerintahan yang meliputi pembagian kekuasaan dan penyebaran yang

dilakukan oleh pemerintah. Maksud dari pembatasan, penyebaran dan

pembagian kekuasaan adalah dengan memahami tujuan tersebut maka setiap

warganegara akan mengetahui akan hak dan kewajiban warganegara baik di

tingkat lokal, daerah maupun nasional. Sehingga, mereka bisa

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

mengembangkannya melalui partisipasi dan pengembangan hukum dalam

sistem politik Indonesia.

4) Bagaimana hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia?.

Dengan memahami pertanyaan di atas masyarakat dapat mengukur peran

Indonesia saat ini di mata Internasional karena perkembangan teknologi

komunikasi dan informasi. Masyarakat pun dapat mengukur peran Indonesia

ke arah mana kebijakan politik luar negeri yang harus diarahkan dan elemen-

elemen penting hubungan internasional.

5) Apa peran warga negara dalam demokrasi Indonesia?.

Setiap warganegara merupakan anggota yang setara dari suatu komunitas

otonom dan memiliki hak-hak fundamental dan tanggung jawab. Keterlibatan

wraganegara dalam kehidupan politik dan civil society dapat membantu

meningkatkan kualitas hidup di lingkungan sekitar mereka.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berkaitan dengan

pengetahuan yang harus dikuasai warga negara seperti pengetahuan

tentang system politik, pemerintahan, konstitusi, undang-undang, hak

dan kewajiban sebagai warga negara, dan sebagainya. Artinya, guru

harus mengembangkan pengetahuan siswa melalui pelajaran yang

diterangkannya.

b. Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)

Civic skills merupakan implementasi yang dikembangkan dari

pengetahuan kewarganegaraan agar siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan The National Standards For Civics and Government Dan

The Civics Framework For 1988 National Assessment Of Educational Progress

(NAEP), Kokom Komalasari dan Dasim Budimansyah (2008: 84-85) menegaskan

bahwa “keterampilan berpikir kritis meliputi keterampilan mengidentifikasi,

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

mengagambarkan/mendeskrisikan, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi,

menentukan, dan mempertahankan pendapat yang berkenaan dengan masalah-

masalah publik”.

Sedangkan menurut Rusnaini (2009: 63) bahwa “kecakapan

kewarganegaraan yang dikembangkan dari pengetahuan

kewarganegaraan, meliputi kecakapan-kecakapan intelektual

(intellectual skills) dan kecakapan partisipasi (participation skills)”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecakapan-kecakapan

intelektual penting untuk terbentuknya warga negara yang

berperpengetahuan, efektif, dan bertanggung jawab. Dalam

pembelajaran PKN, siswa diajak untuk pandai dalam menyelesaikan

masalah-masalah publik yang akan mereka dihadapi dalam negara,

agar mereka dapat berpikir kritis. Kemudian dari situlah akan tumbuh

kesadaran dalam diri siswa untuk cinta tanah air.

c. Watak-watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)

Menurut Quigley, dkk (1991) dalam Kokom Komalasari dan Dasim

Budimansyah (2008: 85) merumuskan mengenai civic disposition adalah

Sikap dan kebiasaan berpikir warga negara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum dari sistem demokrasi. Secara konseptual civic disposition meliputi sejumlah karakteristik kepribadian, yakni: “civility (respect and civil discourse), individual responsibility, self-discipline, civic mindedness, open-mindedness (openness, skepticism, recognition of ambiguity), compromise (conflict of principles, compassion, generosity, and loyalty to the nation and its principles”. Artinya kesopanan yang mencakup penghormatan dan interaksi manusiawi tanggung jawab, disiplin diri, kepedulian terhadap masyarakat, keterbukaan pikiran yang mencakup keterbukaan, skeptisimisme, pengenalan terhadap kemenduaan, sikap kompromi yang mencakup prinsip-prinsip konflik dan batas-batas kompromi, toleransi pada keagamaan, kesabaran dan keajekan, keharuan, kemurahan hati, dan kesetiaan terhadap bangsa dan segala prinsipnya.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Karakter privat yang mana seseorang wajib menjaga nama baiknya

masing-masing dimanapun ia berada, sedangkan karakter publik yaitu seorang

warga negara harus tanggap dengan keadaan sekitar dan peduli dengan masakah

yang sedang dihadapi negara. Watak-watak kewarganegaraan yang dibentuk

dalam PKN haruslah dapat dikembangkan oleh siswa melalui materi yang

diajarkan oleh guru.

Berdasarkan Civic Center Education (CCE) dalam Winarno dan Wijianto

(2010: 11) karakter kewarganegaraan (civic disposition) diantaranya yaitu :

1) Menjadi anggota masyarakat yang independen (mandiri). 2) Memenuhi tanggungjawab personal kewarganegaraan di bidang

ekonomi dan politik. 3) Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu. 4) Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara bijaksana

dan efektif. 5) Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional yang sehat.

Berangkat dari pendapat di atas, sehingga dapat dikembangkan dalam

pembelajaran PKN untuk membentuk watak-watak kewarganegaraan dalam diri

siswa. Pada dasarnya bangsa ini membutuhkan warga negara yang mampu

berpartisipasi dalam urusan kewarganegaraan sebab hasil dari pikiran merekalah

Indonesia dapat berkembang seperti saat ini. Warga negara yang mandiri dan

memiliki tanggung jawab penuh di bidang politik dan ekonomi, dinilai dapat

membantu bangsa kita dalam mengentaskan masalah yang ada. Selain itu, setiap

warga negara wajib menjaga harga diri mereka dimanapun berada dan wajib

menjaga nama baik NKRI di muka Internasional. Pengembangan watak

kewarganegaraan tidak hanya berhenti disitu saja, namun dalam hal demokrasi

konstitusional juga perlu untuk dikembangkan yang artinya bahwa setiap warga

negara wajib mentaati peraturan yang ada.

Berdasarkan uraian di atas civic education yang ada di sekolah perlu

dikembangkan melalui motivasi belajar, sebab dalam menumbuhkan watak-watak

kewarganegaraan seorang guru perlu memberikan contoh dengan masalah yang

ada di sekitarnya. Kemudian, dalam menumbuhkan civic skills dalam diri siswa

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

seorang guru dituntut untuk aktif dengan menyisipkan masalah yang ada ketika

menyusun bahan ajar. Selanjutnya, dalam mempertahankan pendapatnya pada

soal yang diberikan oleh guru, siswa perlu mengetahui hal-hal yang berhubungan

dengan masalah kewarganegaraan. Oleh sebab itu, dalam meningkatkan kualitas

civic education di sekolah tidak pernah lepas dari peran guru yang selalu

memberikan motivasi belajar dalam diri siswa dan tidak lepas dari kompetensi

yang berhubungan dengan motivasi belajar yaitu kompetensi pedagogik dan

kompetensi professional. Kedua kompetensi tersebut dinilai dapat meningkat hasil

belajar dari civic education sebab berhubungan dengan cara guru menyampaikan

materi atau dengan kata lain berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam bagian ini akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang

mempunyai relevansi dengan penelitian ini:

1. Erna Wahyuni (2009) yang berjudul Kompetensi Guru Pasca Sertifikasi (Studi

Kasus Guru Bersertifikat Pendidik Profesional di SMPN Kota Blitar), dari

analisis datanya dapat disimpulkan: (1) Terjadi peningkatan kompetensi

pedagogik pada guru-guru bersertifikat pendidik di Kota Blitar, (2) Terjadi

peningkatan kompetensi profesional pada guru yang sudah bersertifikat

pendidik yang ditunjukkan dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban.

2. Dian Winanti (2007) yang berjudul “Kompetensi Guru Dan Kesiapan Siswa

Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pada Mata Diklat Akuntansi

Program Keahlian Khusus Akuntansi Di SMK Batik 1 Surakarta Tahun Diklat

2006/2007”. Berdasarkan penelitiannya disimpulkan bahwa kompetensi

pedagogik dan kompetensi professional dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa. Motivasi dari seseorang guru sangat diperlukan oleh siswa, sebab

motivasi dapat menimbulkan semangat dalam diri siswa sehingga mereka akan

berantusias untuk belajar mengenai apa yang diterangkan oleh gurunya.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3. Afif Susanto yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Siswa Dan

Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Kualitas Pembelajaran Sosiologi Di

Kelas X SMA N 1 Sleman Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi berprestasi siswa dan kompetensi pedagogik guru sosiologi dengan

kualitas pembelajaran sosiologi. Yang dikatakan dapat semakin tinggi motivasi

siswa untuk berprestasi dan semakin tinggi kompetensi pedagogik yang

dikuasai guru maka akan semakin tinggi pula kualitas pembelajaran sosiologi

yang dilaksanakan.

4. Eko Putro Widoyoko yang berjudul “Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap

Motivasi Belajar Siswa”. Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs)

menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang sangat

tinggi pada umumnya berasal dari kelas yang gurunya mempunyai kinerja

sangat baik (8,7%) dibandingkan dengan kelas yang gurunya mempunyai

kinerja yang cukup (3,7%). Menurut hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja

guru mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar. Adapun

kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik

dan kompetensi professional, sebab kedua kompetensi tersebut berpengaruh

terhadap motivasi belajar.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan penalaran untuk dapat

sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan,

mengacu pada permasalahan dan kajian teori di atas, maka kerangka pemikiran

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Hubungan kompetensi guru Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) dengan motivasi belajar.

Guru sebagai pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar

yang mempunyai tugas yaitu mendidik, membimbing dan mengarahkan siswa

agar menjadi sumber daya yang berkualitas dan mampu mengembangkan potensi

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

diri dan juga kemampuan-kemampuan yang diperoleh dari hasil belajar.

Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 Tentang guru dan Dosen ada empat

kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik

yaitu kompetensi yang berperan dalam pemahaman peserta didik, evaluasi belajar,

perancangan pembelajaran dan pengembangan peserta didik. Kompetensi

pedagogik berhubungan dengan motivasi belajar sebab dalam kompetensi tersebut

guru berperan sebagai manajer dalam pendidikan yang melaksanakan dan

mengelola materi pembelajaran. Dalam pelaksanaannya untuk mencapai hasil

belajar yang optimal, guru harus memberikan motivasi belajar.

Selain kompetensi pedagogik, yang dapat meningkatkan motivasi belajar

peserta didik adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Pada

dasarnya kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional. Pada kompetensi ini penguasaan materi guru dituntut untuk tidak asal-

asalan namun harus mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan peserta didiknya.

Karena setiap siswa memiliki tingkat IQ dan kreatifitas yang berbeda-beda. Untuk

menyamakan hasil peserta didik yang memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi dan

yang rendah maka guru harus mengemas bahan materi pembelajaran dengan

menarik. Karena dengan kemenarikan itulah seluruh peserta didik dapat

meningkatkan motivasi belajar mereka sendiri-sendiri.

Untuk mewujudkan tujuan dari pembelajaran seorang guru harus

meningkatkan motivasi belajar siswa baik motivasi intrinsik maupun motivasi

ekstrinsik dengan cara memiliki kedua kompetensi tersebut. Berdasarkan uraian

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang telah dihubungkan

dengan teorinya Herman Ebinghauss yang mana meliputi 1) guru sebagai stimulus

dan siswa sebagai respon; 2) pengajaran hendaknya memuaskan siswa dengan

seperangkat stimulant yang diberikan oleh guru; 3) pengajaran sebaiknya

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

menggunakan reward (penghargaan) bukan menggunakan punishment (hukuman)

maka dapat disimpulkan bahwa kedua kompetensi tersebut berhubungan dengan

motivasi belajar. Hal ini dapat ditunjukan dengan pemberian materi yang menarik

dapat memberikan motivasi pada siswa dengan cara pemberian evaluasi belajar

yang diadakan oleh guru, pemanfaatan media pembelajaran, pengolahan materi

yang sesuai dengan keadaan siswa. Semua itu berhubungan dengan kompetensi

pedagogik dan kompetensi professional.

Selain meningkatkan hasil belajar, pengembangan kompetensi guru

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga berperan dalam pengembangan sikap

peserta didik di masyarakat. Pengembangan sikap siswa di masyarakat

dimasukkan dalam civic skills sebab komponen civic skills dapat membuat siswa

untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah kewarganegaraan. Civic skills

yang ada dapat mengembangkan watak-watak kewarganegaraan (civic

disposition) sehingga siswa akan berbuat sesuai dengan yang diamanatkan dalam

Pancasila. Kedua komponen civic education tidak lepas dari peran civic

knowledge, sebab dengan civic knowledge siswa akan mengetahui untuk apa ia

berbuat sesuai dengan Pancasila dan bersikap disiplin. Oleh sebab itu, motivasi

sangat penting perananannya dalam menentukan segala tindakan manusia,

demikian juga dalam belajar PKn. Jika guru mampu menguasai kompetensi guru

yang dapat meningkatkan mata pelajaran PKn maka guru dapat meningkatkan

hasil belajar siswanya. Untuk memperjelas kerangka pemikiran ini data

digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Gambar 1: Skema Kerangka Berpikir

Keterangan: Garis Hubungan

Kompetensi profesional

Kompetensi Sosial

M

O

T

I

V

A

S

I

B

E

L

A

J

A

Kompetensi

Kepribadian

Berdasarkan UU

No.14 Tahun 2005

Penerapan

Kompetensi Guru

(X)

Kompetensi Pedagogik

Peraturan Pemerintah

No. 19 Tahun 2005

Tentang Standar

Nasional Pendidikan

Yaitu kompetensi

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang sebenarnya masih akan diuji secara empiris dengan melalui berbagai

pengujian. Atas dasar pengertian di atas maka peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

“Ada hubungan yang positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar

PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura Kabupaten Sukoharjo

tahun ajaran 2010/2011”.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kartasura. Pemilihan tempat penelitian tersebut

dilakukan karena di sekolah tersebut terdapat permasalahan serta tujuan penelitian

yang dilakukan.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai

dengan Maret 2011, yang selanjutnya dapat diperlihatkan pada perincian berikut:

Tabel 1. Waktu Kegiatan Penelitian

Keterangan 2010 2011

Feb Mar Apr Mei Juni Des Jan Feb

Pengajuan

judul

Penyusunan

proposal

Perijinan

Penyusunan

instrumen

Pengumpulan

data

Analisis data

Penyusunan

laporan

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

B. Metode Penelitian

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 52) “Metode penelitian

merupakan rangkuman cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari

oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian adalah “Studi yang

dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat”. (Winarno Surakhmad,

1998: 131)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam suatu studi melalui

penyelidikan terhadap suatu masalah sehingga mendapat pemecahan masalah

yang tepat.

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

kuantitatif bersifat korelasional. Adapun alasan peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif kuantitatif karena peneliti memusatkan diri pada pemecahan

masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual dan data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini disusun, dijalankan, kemudian dianalisis untuk

disimpulkan. Bersifat korelasional maksudnya adalah untuk menentukan tingkat

hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Disini, peneliti

berusaha meneliti hubungan antara dua variabel.

Penelitian ini bermaksud untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi

pada suatu faktor, berhubungan dengan satu variasi atau lebih faktor lain

berdasarkan koefisien korelasinya. Dengan kata lain penelitian ini bermaksud

mengungkapkan bentuk hubungan timbal balik antara variabel yang diselidiki

yaitu hubungan antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

C. Populasi dan Sampel

Pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari populasi dan sampel karena

merupakan subjek dalam penelitian. Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan

baik, maka populasi dan sampel diambil secara tepat. Sampel yang diambil harus

representatif, yakni mewakili populasi.

1. Populasi Penelitian

Sebelum menetapkan populasi, kiranya terlebih dahulu dikemukakan

tentang pengertian populasi. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010: 117)

bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas

XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011 yang diajar oleh

guru yang telah memiliki sertifikat sertifikasi yang berjumlah 133 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2010: 118) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat

jumlah populasi ada 133 orang, maka peneliti hanya akan mengambil sebagian

dari jumlah populasi yang menggunakan sampel. Penentuan besarnya sampel

yang akan diambil dalam penelitian ini, akan menggunakan acuan pendapatnya

Suharsimi Arikunto (2006: 134) sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semuanya, sehingga penelitinya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjek besarnya telah lebih dari 100 maka diambil antara

10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan data;

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data;

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang

resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar hasilnya akan lebih

baik.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan pada pendapat di atas, maka peneliti menentukan besar

sampel sebanyak 33 orang yang diperoleh 25% dari seluruh kelas XI jurusan IPS

SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 133 siswa.

Kemudian teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

proporsional random sampling.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sutrisno Hadi (2004: 83) menyatakan, ”Pada dasarnya teknik sampling

dapat dibagi menjadi dua yaitu teknik random sampling dan teknik non-random

sampling”

Adapun macam dari teknik sampling seperti penjelasan di atas adalah :

1) Teknik Random Sampling Prosedur random sampling meliputi:

a) Cara Undian, yaitu pengambilan sampel secara undian. b) Cara Ordinal, yaitu memilih nomor genap atau ganjil atau kelipatan

tertentu. c) Cara Randomisasi dari tabel bilangan random.

2) Teknik Non-Random Sampling meliputi: a) Teknik proportional sampling yaitu cara pengambilan sampel dari

tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi. b) Teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel apabila

populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat. c) Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

d) Teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada quantum.

e) Teknik double sampling yaitu cara pengambilan sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar.

f) Teknik area probability sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan cara pembagian sampel berdasarkan pada pembagian area.

g) Teknik cluster sampling yaitu pembagian sampel berdasarkan atas kelompok yang ada pada populasi.

Untuk teknik pengambilan sampel penulis melakukan secara

proporsional random sampling yang artinya tehnik pengambilan sampel ini

dilakukan dengan mendasarkan pada sub-sub atau bagian-bagian yang ada dalam

populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel secara random sebesar 25% dari

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

jumlah siswa, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 33 siswa. Adapun

pengambilan sampel dengan perhitungan sebagai berikut :

Jumlah siswa setiap kelas x jumlah sampel

Jumlah populasi

44 x 33 = 10, 917 = 11

133

Karena hasilnya tidak bulat maka pembagian sampel tiap kelas adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Sampel penelitian

NO KELAS JUMLAH SISWA

SAMPEL

1. XI IPS 1 17,1133

133

45 =× 11

2. XI IPS 2 92,1033

133

44 =× 11

3. XI IPS 3 92,1033

133

44 =× 11

TOTAL 33,01 33

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 33 siswa.

Nama subyek penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Data yang akan dikumpulkan adalah data dari variabel bebas dan variabel

terikat yaitu:

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

a. Variabel bebas

Variabel bebas yaitu kompetensi guru PKN.

1) Definisi Variabel

Kompetensi Guru PKN adalah kemampuan guru PKN membelajarkan

siswa dengan kegiatan di kelas dengan cara mengelola pembelajaran agar

terarah, melalui penguasaan materi pembelajaran yang akan diberikan

pada siswa dengan didukung pemahaman karakteristik peserta didik,

perancangan program pembelajaran dengan metode dan strategi

pembelajaran yang tepat, serta kecakapan guru menilai kemampuan siswa.

2) Indikator dari kompetensi guru PKN antara lain:

a) Kemampuan penguasaan bidang studi atau bahan ajar;

b) Kemampuan memahami karakteristik peserta didik;

c) Kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran;

d) Kemampuan penguasaan metode dan strategi pembelajaran;

e) Kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar siswa.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah motivasi belajar PKN.

1) Definisi Variabel

Motivasi belajar adalah suatu dorongan baik dari dalam diri

seseorang maupun dari faktor eksternal dan hasil dari dorongan tersebut

adalah tercapainya suatu tujuan dengan ditandai perubahan baik perubahan

perasaan dan sikap.

2) Indikator motivasi belajar PKN antara lain:

a) Memberi angka; b) Memberi hadiah; c) Membuat situasi

persaingan; d) Ego-envolvement; e) Memberi ulangan; f) Memberitahukan

hasil kerja yang telah dicapai; g) Memberikan penghargaan pujian; h)

Memberikan hukuman; i) Membuat hasrat untuk belajar; j)Menumbuhkan

minat untuk belajar; k) Menjelaskan tujuan yang hendak dicapai.

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik

pengumpulan data berupa teknik komunikasi tak langsung. Untuk menjaring data

kompetensi guru PKN dan motivasi belajar PKN maka menggunakan instrumen

angket.

2. Metode Angket

Menurut Riduwan (2009: 52) “Angket (questionnaire) adalah daftar

pertanyaan yang diberikan kepada orang lain, bersedia memberikan respons

(responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Menurut Suharsimi Arikunto

(2006: 151) “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui”.

Sedangkan Sonny Sumarsono (2004: 81) menyatakan “Daftar pertanyaan

atau kuesioner diartikan sebagai suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis.”

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket/kuesioner

adalah suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain mengenai suatu

hal tertentu untuk dijawab. Peneliti menggunakan teknik angket untuk

mendapatkan data variabel bebas yaitu sikap integrasi nasional.

a. Macam-macam Angket/Kuesioner

Tentang macam kuisioner (angket), dapat ditinjau dari berbagai segi,

yaitu:

“Dipandang dari cara menjawab terdiri dari Kuisioner terbuka dan

kuisioner tertutup, dipandang dari jawaban yang diberikan ada kuisioner

langsung dan kuisioner tidak langsung, dipandang dari bentuknya terdiri dari

kuisioner pilihan ganda,kuisioner isian, check list dan rating scale” (Suharsimi

Arikunto, 2006: 152).

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

a) Kuisioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b) Kuisioner tertutup, yaitu kuisioner yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

a) Kuisioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuisioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang

lain.

3) Dipandang dari bentuknya maka ada:

a) Kuisioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuisioner

tertutup.

b) Kuisioner isian, yang dimaksud adalah kuisoner terbuka.

c) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda

check (�) pada kolom yang sesuai.

d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai

dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,

yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden

diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya

dengan cara memberikan tanda check (�). Adapun langkah-langkah

penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1) Melakukan spesifikasi data-data sumber

Spesifikasi data dan sumbernya merupakan langkah awal dan

utama sebelum penyusunan angket. Hal ini dilakukan agar dapat

mengetahui aspek-aspek yang akan diukur dan siapa-siapa yang akan

dijadikan responden. Adapun yang akan diukur adalah :

a) Kompetensi guru PKN sebagai variabel X

b) Motivasi belajar PKN sebagai variabel Y

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2) Menyusun angket

Cara-cara yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah sebagai

berikut:

a) Membuat item-item pertanyaan berdasarkan pada aspek yang akan

diukur

b) Penentuan bobot nilai

Penilaian alternatif jawaban menggunakan angka 1 – 5, dilanjutkan

dengan pemberian skor positif dan negatif.

Adapun kategori alternatif jawaban, sesuai dengan pendapat Nana

Syaodih Sukmadinata (2006 : 226) adalah “ Sangat setuju, setuju, ragu-

ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju”.

Adapun pedoman penilaian dalam angket ini adalah

Pemberian bobot pernyataan positif adalah :

1) Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi nilai 5

2) Jawaban S (Setuju) diberi nilai 4

3) Jawaban R (Ragu-ragu) diberi nilai 3

4) Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi nilai 2

5) Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi nilai 1

Sedangkan bobot pernyataan negatif adalah :

1) Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi nilai 1

2) Jawaban S (Setuju) diberi nilai 2

3) Jawaban R (Ragu-ragu) diberi nilai 3

4) Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi nilai 4

5) Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi nilai 5

b. Mengadakan Uji coba angket

Adapun instrumen yang akan diujicobakan dalam penelitian ini adalah

instrumen angket kompetensi guru PKn dan angket motivasi belajar PKn.

Ujicoba atau tryout dilaksanakan tanggal 10 Januari 2011. Uji coba instrumen

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

ini diberikan kepada siswa di luar sampel yaitu siswa kelas XI jurusan IPS

SMA Negeri I Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011, yang

mana telah ditentukan sebanyak 30 siswa dengan maksud untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat validitas dan

reabilitas. Adapun daftar siswa yang digunakan dalam ujicoba atau tryout dapat

dilihat pada lampiran 3.

1) Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010: 176) ”Instrumen yang nontest yang

digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi

(construct validity)”. Riduwan menambahkan kembali pendapatnya dari

Sutrisno Hadi (1986) bahwa :

Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi, jika

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai

dengan yang didefinisikan. Untuk melahirkan definisi, maka

diperlukan teori-teori. Bila bangunan teorinya sudah benar, maka

hasil pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada

teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis validitas

konstruksi karena menggunakan angket yang terdiri dari beberapa indikator

untuk mengukur setiap aspek berfikir seperti yang tersebut dalam konsep

yaitu kompetensi guru PKN dan motivasi belajar PKN pada siswa kelas XI

jurusan IPS SMA Negeri I Kartasura.

Dari indikator tersebut kemudian disusun butir angket berdasarkan

kisi-kisi uji coba angket kompetensi guru PKn (lihat lampiran 4) dan lembar

uji coba angket kompetensi guru PKn (lihat lampiran 5). Sedangkan kisi-

kisi Uji coba angket motivasi belajar PKn (lihat lampiran 6) dan lembar uji

coba angket motivasi belajar PKn (lihat lampiran 7).

Untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan

rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X : Skor masing-masing item

∑Y : Skor total

∑XY : Jumlah penelitian X dan Y

∑X2 : Jumlah kuadrat dari X

∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah subjek

Hasil validitas nilai korelasi item kemudian dikonsultasikan dengan

tabel tabelr dalam taraf signifikansinya 5%. Item dinyatakan valid apabila

rr tabelhitung> , sebaliknya item dinyatakan tidak valid apabila tabelhitung rr < .

Berdasarkan hasil uji coba angket untuk variabel kompetensi guru

PKn dapat dilihat pada lampiran 8, diperoleh butir pernyataan yang valid

sebanyak 27 butir, yaitu butir no: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 20, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33. Demikian juga untuk hasil

uji coba angket variabel motivasi belajar PKn dapat dilihat pada lampiran 9,

diketahui dari 40 butir yang diujicobakan diperoleh butir pernyataan yang

valid sebanyak 35 butir, yaitu butir no: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14,

15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 40. Adapun contoh hasil perhitungan validitas salah satu item angket

kompetensi guru PKn dapat dilihat pada lampiran 10, sedangkan contoh

hasil perhitungan validitas salah satu item angket motivasi belajar PKn

dapat dilihat pada lampiran 11.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010: 173) ”Instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

})(.}{)(.{

))((.2222 YYNXXN

YXYXNrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sama, akan menghasilkan data yang sama”. Adapun mencari reliabilitas

menurut Suharsimi Arikunto (2006: 180) adalah ”(1) rumus Spearman

Brown, (2) rumus Fl

K-R21, (6) rumus Hoyt, (7) dan rumus Alpha”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur reliabilitas angket. Teknik

korelasi yang digunakan adalah Korelasi

dengan menggunakan ru

Suharsimi Arikunto (2006: 196) dengan rumus :

Keterangan:

r11

k

Setelah diperoleh harga

pengkategorian harga r dalam Suharsimi Arikunto (2006: 276) sebagai

berikut:

a) Antara 0,8 sampai 1,0b) Antara 0,6 sampai 0,8 dikategorikan tinggi.c) Antara 0,4 sampai 0,6 d) Antara 0,2 sampai 0,4 dikategorikan rendah.e) Antara 0,0 sampai 0,2 dikategorikan sangat rendah/tidak

berkorelasi.

Apabila dilihat dengan ketentuan koefisien korelasi maka angket

tersebut dikatakan reliabilitasnya

reliabilitas angket tentang kompetensi guru PKn diperoleh nilai r

dapat dilihat pada lampiran 12. sedangkan pada motivasi belajar PKn

diperoleh nilai r

δ 2

t

sama, akan menghasilkan data yang sama”. Adapun mencari reliabilitas

menurut Suharsimi Arikunto (2006: 180) adalah ”(1) rumus Spearman

Brown, (2) rumus Flanagan, (3) rumus Rulon, (4) rumus K-

R21, (6) rumus Hoyt, (7) dan rumus Alpha”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur reliabilitas angket. Teknik

korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product Moment

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto (2006: 196) dengan rumus :

r11 =

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir soal

= jumlah varians butir

= jumlah varians total

Setelah diperoleh harga 11r , kemudian dikonsultasikan dengan

pengkategorian harga r dalam Suharsimi Arikunto (2006: 276) sebagai

Antara 0,8 sampai 1,0 dikategorikan sangat tinggi.Antara 0,6 sampai 0,8 dikategorikan tinggi. Antara 0,4 sampai 0,6 dikategorikan cukup. Antara 0,2 sampai 0,4 dikategorikan rendah. Antara 0,0 sampai 0,2 dikategorikan sangat rendah/tidak berkorelasi.

Apabila dilihat dengan ketentuan koefisien korelasi maka angket

tersebut dikatakan reliabilitasnya sangat tinggi. Hasil perhitungan dari uji

reliabilitas angket tentang kompetensi guru PKn diperoleh nilai r

dapat dilihat pada lampiran 12. sedangkan pada motivasi belajar PKn

diperoleh nilai r11 = 0,908 lihat pada lampiran 13.

−−

−∑δδ

2

2

11

t

b

k

k

79

sama, akan menghasilkan data yang sama”. Adapun mencari reliabilitas

menurut Suharsimi Arikunto (2006: 180) adalah ”(1) rumus Spearman

-R.20, (5) rumus

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur reliabilitas angket. Teknik

Product Moment, dilanjutkan

yang dikemukakan oleh

, kemudian dikonsultasikan dengan

pengkategorian harga r dalam Suharsimi Arikunto (2006: 276) sebagai

Antara 0,0 sampai 0,2 dikategorikan sangat rendah/tidak

Apabila dilihat dengan ketentuan koefisien korelasi maka angket

sangat tinggi. Hasil perhitungan dari uji

reliabilitas angket tentang kompetensi guru PKn diperoleh nilai r11 = 0,906

dapat dilihat pada lampiran 12. sedangkan pada motivasi belajar PKn

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Revisi Angket

Dari hasil uji coba angket dijadikan dasar untuk merevisi angket yang

akan digunakan sebagai angket penelitian. Revisi angket ini dilakukan dengan

jalan menghilangkan item-item yang tidak valid. Adapun mengenai kisi-kisi

angket penelitian kompetensi guru PKn dapat dilihat pada lampiran 14 dan

lembar angket penelitian dapat dilihat pada lampiran 15. Sedangkan kisi-kisi

angket penelitian data motivasi belajar PKn dapat dilihat pada lampiran 16 dan

lembar angket penelitian dapat dilihat pada lampiran 17.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengolah data hasil penelitian. Ada dua teknik analisis data dalam suatu

penelitian, yaitu teknik statistik dan non statistik. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik statistik karena data diambil merupakan data kuantitatif.

Adapun prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel diambil

dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors

dengan cara menggunakan penafsir rata-rata (X) dan simpangan baku. Adapun

langkah-langkah dalam uji Lilliefors adalah sebagai berikut:

1)

zi = Angka baku

X = Rata-rata

S = Simpangan baku

( )S

XXizi

−=

N

Xi∑

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

hitung peluang:

3)

4) Hitung selisih tentukan harga mutlaknya

5) Cari nilai yang terbesar dari selisih jadikan Lhitung atau

Lhit

6) Kesimpulannya:

a) Jika Lhit ≥ Ltabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak

normal.

b) Jika Lhit < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal.

(Hassan Suryono, 2005:79)

b. Uji Linieritas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

dengan varibel terikat terdapat hubungan yang linier atau tidak. Jika

Fhitung<Ftabel maka terima Ho berarti korelasinya linier, tetapi apabila

Fhitung>Ftabel maka tolak Ho berarti korelasinya tidak linier. Pengujian linieritas

menggunakan SPSS 14 dan rumus menurut Sudjana (2001:15) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

( )( )( )1

22

−−

= ∑ ∑NN

XiXN i

)()( zizPziF ≤=

N

ziyangzzBanyaknyazziS ni ≤= ,....,

)( 2

( ) ( )ziSziF −

( ) ( )ziSziF −

∑= 2)( YTJK

( )n

YaJK

2

)( ∑=

( )( )

−= ∑ ∑∑n

YXXYbabJK )/(

( )( )( )∑ ∑

∑ ∑∑−

−= 22 XXn

YXXYn

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Keterangan:

JK : Jumlah kuadrat-kuadrat

JK(T) : Jumlah kuadrat total

JK(a) : Jumlah kuadrat koefisien

JK(b/a) : Jumlah kuadrat regresi

JK(S) : Jumlah kuadrat siswa

JK(TC) : Jumlah kuadrat tuna cocok

JK(G) : Jumlah kuadrat galat

c. Uji Independen

Uji ini memberi informasi apakah kriterium benar-benar tergantung

pada predictor atau tidak. Hasil pengujian meyakinkan jika Y dependen pada

X, demikian sebaliknya.

Maka langkah-langkah yang harus dikerjakan antara lain :

1) Menghitung

a) ∑= 2YJKT

b) JKreg (a) = ( )N

Y∑ 2

c) JKreg(b/a) ( )( )

−= ∑ ∑∑

N

YXXYb

d) JKres = JK(T) - JKreg(a) - JKreg(b/a)

Catatan : ( )( )

( )∑ ∑∑ ∑∑

−=

2XXN

YXXYNb

)/()()()( abJKaJKTJKSJK −−=

( )∑ ∑ ∑

−=iX in

YYGJK

2

2)(

)()()( GJKSJKTCJK −=

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

2) Menghitung

a) dFreg (a) = banyak prediktor = 1

b) dFreg (b/a) = banyak prediktor = 1

c) dFres = N – (dFreg (a) + dFreg (b/a))

3) Menghitung

a) RJKreg (a) = )(

)(

adFreg

aJKreg

b) RJKreg (b/a) = ( )( )abdFreg

abJKreg

/

/

c) RJKreg = dFreg

aJKreg )(

d) RJKreg = ( )

RJKreg

abRJKreg /

4) Ftabel (1-α) (1.N-2)

a) Jika Fhit ≥ Ftabel Ho ditolak.

Berarti Y tidak independen atau dependen pada X.

Jadi X dapat memprediksi Y.

b) Jika Fhit ≤ Ftabel Ho diterima.

Berarti yang independen pada X.

Jadi X tidak dapat memprediksi Y.

(Hasan Suryono, 2005: 83)

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat telah dipenuhi maka dapat dilakukan pengujian

hipotesis yang telah diajukan. Untuk membuktikan hipotesis yang telah

dikemukakan maka diperlukan adanya pengolahan data selama penelitian, dalam

penelitian ini digunakan teknik analisis korelasi sederhana, dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Mencari koefisien korelasi sederhana antara X dan Y, menggunakan rumus

Product Moment dari Pearson sebagai berikut :

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

r =

( Suharsimi Arikunto, 2006: 274)

Keterangan:

r : Koefisien korelasi antara X dan Y

: Jumlah perkalian X dan Y

: Jumlah perkalian X dan Y

: Skor masing-masing item

: Skor total

: Jumlah kuadrat dari X

: Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah responden

Apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubugan antara X dan Y (H0

ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel maka tidak terdapat

hubungan antara X dan Y (Ho diterima dan Ha ditolak).

b. Uji Keberartian Koefisiensi Korelasi

(Suharsimi Arikunto, 2006: 294)

Keterangan:

t : uji keberartian

r : koefisien korelasi

N : jumlah sampel

Jika maka koefisien korelasinya berarti, sebaliknya jika

maka koefisien korelasinya tidak berarti.

xy

∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−2222 )(}{)({

))((

YYNXXN

YXXYN

xy

∑XY

∑XY

X

Y

2X

2Y

( )2

2

1

1

r

rt

−−Ν=

tabelhitung tt >

tabelhitung tt ≤

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

c. Persamaan garis regresi (y= a + bX) dengan harga a dan b diperoleh melalui:

( )( ) ( )( )( ) ( )22

2

∑∑∑∑∑∑

−=

XXN

XYXXYa

∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

=22 )(

))(()(

XXN

YXXYNb

Apabila harga b positif, maka variabel motivasi belajar PKn (Y) akan mengalami

kenaikan atau pertambahan, sehingga hubungan fungsionalnya menjadi positif,

sebaliknya apabila harga b negative, maka variabel motivasi belajar PKn (Y) akan

mengalami penurunan sehingga hubungan fungsionalnya menjadi negatif.

(Husaini Usman dan Purnomo Setyadi Akbar (2003: 216).

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kompetensi guru PKn

sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar PKn sebagai variabel terikat (Y).

Adapun tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel kompetensi

guru PKn dan variabel motivasi belajar PKn menggunakan metode angket yang

skala pengukurannya menggunakan skala likert.

Sebelum mengumpulkan data dengan menggunakan angket, terlebih

dahulu dilakukan try out angket terhadap 33 siswa diluar sampel yang

dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2011. Try out digunakan untuk menguji

validitas dan reabilitas angket sebagai instrumen pengumpulan data. Setelah

dilakukan try out terdapat enam item angket kompetensi guru PKn dan lima item

angket motivasi belajar PKn yang tidak memenuhi syarat validitas maupun

reabilitas. Peneliti kemudian membuang item-item tersebut karena masing-masing

indikator sudah terwakili dengan item-item yang lain.

Setelah data dari kedua variabel dikumpulkan, ditentukan tabulasinya

serta dilakukan analisis, maka peneliti dapat memberikan gambaran atau deskripsi

data mengenai kompetensi guru PKn (X) dan motivasi belajar PKn (Y) sebagai

berikut:

1. Deskripsi Data Kompetensi Guru PKn

Data kompetensi guru PKn diperoleh melalui angket. Berdasarkan

rekapitulasi data diketahui jumlah responden (N) = 33, Nilai tertinggi = 96, Nilai

terendah = 46, Mean= 71,30 dan didapat standar deviasi (SD) = 11,68. Untuk

lebih jelas dapat dilihat dalam lampiran 18. Untuk mendapatkan kelas interval,

terlebih dahulu dicari interval (R) diperoleh dari perhitungan R= data max – data

min yaitu 96-46 hasilnya adalah 50. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat

diperoleh dengan rumus K= 1+3,3 x log N (33) hasilnya 6,011 dapat dibulatkan

menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I=R : K hasilnya

adalah 8,3. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Guru Pkn

Interval

46.00 54.40 62.80 71.20 79.60 88.00

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

nilai yang terbanyak

dengan frekuensi 10 dan nilai terendah terdapat pada interval 46.00

61.70 dan 88.00-95.30 dengan frekuensi 3. Selengkapnya mengenai hasil dari

pengumpulan data tentang kompetensi guru PK

grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 2. Histogram Kompetensi Guru PKn

2. Deskripsi

Data motivasi belajar PKn diperoleh melalui angket. Berdasarkan data

hasil penelitian dapat diketahu

Nilai terendah = 69, Mean= 83,42 dan didapat standar deviasi (SD) = 6,98. Untuk

lebih jelas dapat dilihat dalam lampiran 18. Untuk mendapatkan kelas interval,

terlebih dahulu dicari interval (R) diperoleh d

min yaitu 100-69 hasilnya adalah 31. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat

50.15

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Guru Pkn

Interval Nilai Tengah Fmutlak Fkomu

54.30 50.15 3 3 62.70 58.55 3 6 71.10 66.95 10 16 79.50 75.35 10 26 87.90 83.75 4 30 96.30 92.15 3 33

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

nilai yang terbanyak muncul adalah pada interval 62.80-70.10 dan 71.20

dengan frekuensi 10 dan nilai terendah terdapat pada interval 46.00

95.30 dengan frekuensi 3. Selengkapnya mengenai hasil dari

pengumpulan data tentang kompetensi guru PKn dapat disajikan dalam bentuk

grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 2. Histogram Kompetensi Guru PKn

Deskripsi Data Tentang Motivasi Belajar PKn

Data motivasi belajar PKn diperoleh melalui angket. Berdasarkan data

hasil penelitian dapat diketahui jumlah responden (N)=33, Nilai tertinggi= 100,

Nilai terendah = 69, Mean= 83,42 dan didapat standar deviasi (SD) = 6,98. Untuk

lebih jelas dapat dilihat dalam lampiran 18. Untuk mendapatkan kelas interval,

terlebih dahulu dicari interval (R) diperoleh dari perhitungan R= data max

69 hasilnya adalah 31. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat

50.15 58.55 66.95 75.35 83.75 92.15

3 3

10 10

4

87

komulatif

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

70.10 dan 71.20-78.50

dengan frekuensi 10 dan nilai terendah terdapat pada interval 46.00-53.30; 54.40-

95.30 dengan frekuensi 3. Selengkapnya mengenai hasil dari

n dapat disajikan dalam bentuk

Gambar 2. Histogram Kompetensi Guru PKn

Data motivasi belajar PKn diperoleh melalui angket. Berdasarkan data

i jumlah responden (N)=33, Nilai tertinggi= 100,

Nilai terendah = 69, Mean= 83,42 dan didapat standar deviasi (SD) = 6,98. Untuk

lebih jelas dapat dilihat dalam lampiran 18. Untuk mendapatkan kelas interval,

ari perhitungan R= data max – data

69 hasilnya adalah 31. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat

92.15

3

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diperoleh dengan rumus K= 1+3,3 x log N (33) hasilnya 6,011 dapat dibulatkan

menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I=R : K h

adalah 5,1. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar PKn

Interval

69.074.279.484.689.895.0

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

nilai yang terbanyak muncul adalah pada interval 84,60

12 dan nilai terendah terdapat pada interval 89,80

Selengkapnya mengenai hasil dari pengumpulan data tentang motivasi belajar

PKn dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 3. Histogram Motivasi Belajar PKn

71.6

3

diperoleh dengan rumus K= 1+3,3 x log N (33) hasilnya 6,011 dapat dibulatkan

menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I=R : K h

Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar PKn

Interval Nilai

Tengah Fmutlak Fkomulatif

69.0 74.1 71.6 3 3 74.2 79.3 76.8 8 11 79.4 84.5 82.0 7 18 84.6 89.7 87.2 12 30 89.8 94.9 92.4 1 31 95.0 100.1 97.6 2 33

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

nilai yang terbanyak muncul adalah pada interval 84,60-89,70 dengan frekuensi

12 dan nilai terendah terdapat pada interval 89,80-94,90 dengan frekuensi 1.

Selengkapnya mengenai hasil dari pengumpulan data tentang motivasi belajar

PKn dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 3. Histogram Motivasi Belajar PKn

76.8 82.0 87.2 92.4 97.6

87

12

12

88

diperoleh dengan rumus K= 1+3,3 x log N (33) hasilnya 6,011 dapat dibulatkan

menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I=R : K hasilnya

komulatif

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

89,70 dengan frekuensi

dengan frekuensi 1.

Selengkapnya mengenai hasil dari pengumpulan data tentang motivasi belajar

PKn dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

97.6

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian persyaratan analisis meliputi dua hal yaitu pengujian

normalitas data dan pengujian linieritas data. Rincian pelaksanaan kedua

pengujian tersebut adalah seperti di bawah ini.

1. Pengujian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan uji Lilliefors. Apabila Lhit < Ltabel maka sampel diambil dari

distribusi normal, sedangkan apabila Lhit > Ltabel maka sampel diambil dari

distribusi tidak normal.

a. Uji Normalitas Kompetensi Guru PKn

Dari uji normalitas data tentang kompetensi guru PKn yang telah

dilakukan diperoleh Lhitung =0,1210 dan pada taraf signifikasi 5%,

Ltabel=0,1542 . Karena harga Lhitung lebih kecil dari Ltabel atau 0,1210 < 0,1542

maka dapat disimpulkan bahwa nilai kompetensi guru PKn adalah normal.

Perhitungannya secara rinci dapat dilihat pada lampiran 19.

b. Uji Normalitas Motivasi Belajar PKn

Dari uji normalitas data tentang motivasi belajar PKn yang telah

dilakukan diperoleh Lhitung=0,1060 dan pada taraf signifikasi 5%,

Ltabel=0,1542. Karena Lhitung lebih kecil dari Ltabel atau 0,1060 < 0,1542 maka

dapat disimpulkan bahwa nilai motivasi belajar PKn adalah normal.

Perhitungannya secara rinci dapat dilihat pada lampiran 20.

Sebelum mendapatkan nilai Ltabel, pada penghitungan uji liliefors

dibutuhkan tabel nilai Z. Tabel nilai Z dapat dilihat pada lampiran 21,

sedangkan tabel nilai kritik uji liliefors dapat dilihat pada lampiran 22.

Adapun ketentuan untuk menentukan Ltabel adalah taraf signifikansi 5% dan

jika n > 30 maka dalam menentukannya menggunakan cara sebagai berikut

1542,033886,0886,0 =÷=÷ n . Sehingga, diperoleh Ltabel sebesar 0,1542.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2. Pengujian Linieritas

Uji linieritas diperlukan untuk mengetahui adanya hubungan linier antara

variabel X terhadap variabel Y. Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji regresi linier. Jika Fhitung < Ftabel maka terima Ho berarti linier,

namun apabila Fhitung > Ftabel maka tolak Ho berarti tidak linier. Adapun uji

linieritas antara data kompetensi guru PKn terhadap motivasi belajar PKn adalah

dengan membuat tabel kerja linieritas yang terlampir pada lampiran 23.

Berdasarkan hasil perhitungan uji linieritas variabel kompetensi guru

PKn terhadap motivasi belajar PKn diperoleh harga-harga sebagai berikut:

JK(T) = 231225 JK(a) = 229666,94

JK(b/a) = 212,19 JK(S) = 1345,87

JK(G) = 794,00 JK(TC ) = 551,87

dk(TC) = 23 dk(G) = 8

RJK(TC) = 23,99 Fhit = 0,24

Penghitungan uji linieritas variabel kompetensi guru PKn terhadap

motivasi belajar PKn, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24. Setelah

dilakukan penghitungan, menunjukkan bahwa pada taraf signifikasi 5% dengan dk

pembilang 23 dan dk penyebut 8 diperoleh Ftabel 3,12). Karena Fhitung lebih kecil

dari Ftabel atau 0,24 < 3,12 maka dinyatakan kompetensi guru PKn linier terhadap

motivasi belajar PKn.

3. Uji Independen

Uji Independen dilakukan untuk membuktikan, bahwa antar variabel

bebas tidak berhubungan atau independen.berdasarkan hasil perhitungan yang

telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai Fhitung = 4,89 (penghitungan dapat

dilihat pada lampiran 24). Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai

Ftabel dengan N = 33 dan taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh nilai Ftabel sebesar

3,12 (tabel distribusi F dapat dilihat pada lampiran 25). Karena Fhitung > Ftabel atau

4,89 > 3,12 maka dapat dikatakan bahwa X dependen terhadap Y, jadi X dapat

memprediksi Y.

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk mengkaji

apakah persyaratan yang akan dikemukakan dalam perumusan hipotesis bisa

diterima kebenarannya atau ditolak kebenarannya. Hipotesis diterima apabila data

yang didapat mendukung persyaratan dalam hipotesis yang diajukan. Dan

sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris yang ada tidak dapat mendukung

persyaratan dalam hipotesis yang diajukan.

1. Pengujian Hasil Analis Data

Setelah dilakukan uji nomalitas dan linieritas hasilnya menunjukkan

normal dan linier, kemudian langkah selanjutnya mengadakan uji hipotesis yaitu

dengan analisis regresi melalui korelasi dari pearson. Perhitungannya secara rinci

dapat dilihat pada lampiran 26.

Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisiensi korelasi antara X

dan Y dengan nilai rxy=0,369. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai r tabel

dengan N=33 dan db=N-2= 31 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,344 (tabel

nilai r product moment dapat dilihat pada lampiran 27). Karena rhitung > rtabel atau

0,369 > 0,344 maka Ho ditolak dengan kata lain Ha diterima berarti ada hubungan

antara kompetensi guru PKn (X) dengan motivasi belajar PKn (Y).

Untuk menentukan apakah hubungan itu berarti atau tidak maka perlu

diadakan uji keberartian atau signifikansi terhadap koefisiensi korelasi yang

telah diperoleh dengan menggunakan rumus t. Dari hasil perhitungan diperoleh t

hitung sebesar 2,211 (penghitungan dapat dilihat pada lampiran 28) dan

dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikasi 5% dengan N=33 dan

db=N-2= 31 sebesar 2,03 (tabel dapat dilihat pada lampiran 29). Jadi, dari

perhitungan yang dilakukan maka thitung > ttabel atau 2,211 > 2,03 maka Ho

ditolak dengan kata lain Ha diterima sehingga koefisien korelasi antara X dan Y

berarti atau signifikan.

Persamaan garis regresi antara kompetensi guru PKn (X) dengan

motivasi belajar PKn (Y) ialah Y = a+bx dan dari hasil perhitungan diperoleh Y =

67,7090+0,2204X (Penghitungan dapat dilihat pada lampiran 30). Karena harga b

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

positif, maka hubungan antara kompetensi guru PKn (X) dengan motivasi belajar

PKn (Y) adalah positif. Ini berarti hipotesis ini menyatakan ada hubungan yang

positif antara kompetensi guru PKn (X) dan motivasi belajar PKn (Y).

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis

Langkah selanjutnya setelah melakukan analisis data adalah melakukan

penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel yang telah dianalisis yaitu

sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh r xy = 0,369 dengan sampel 33

siswa dan db=31 pada taraf signifikasi 5 % diperoleh r tabel = 0,344. Selanjutnya

dengan demikian rhitung > r tabel atau 0,369 > 0,344 sehingga dapat ditafsirkan

ada hubungan antara kompetensi guru PKn (X) dengan motivasi belajar PKn (Y)

siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2010-2011.

Untuk uji keberartian koefisiensi korelasi sederhana dengan uji t diperoleh thitung >

ttabel atau 2,211 > 2,03 sehingga hubungan antara kompetensi guru PKn (X) dan

motivasi belajar PKn (Y) adalah berarti atau signifikan.

Persamaan garis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y=a+bx

atau Y=67,7090+0,2204X. Jadi dari persamaan regresi yang didapat

menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit atau adanya kenaikan satu angka

pada variabel kompetensi guru PKn (X) maka diikuti kenaikan motivasi belajar

PKn (Y) sebesar kemiringan gradien garis regresi yaitu 0,2204.

y = 0.2204x + 67.7090

50556065707580859095

100

40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

Mot

ivas

i Bel

ajar

PK

N (

Y)

Kompetensi Guru PKN (X)

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Gambar 4. Garis Linier X terhadap Y

3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan analisis data dan penafsiran terhadap pengujian

hipotesis selanjutnya dapat ditarik kesimpulan dari pengujian hipotesis tersebut,

yaitu adanya hubungan yang positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi

belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran

2010-2011.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan analisa dan interprestasi hasil analisa data antara variabel

kompetensi guru PKn (X) dengan motivasi belajar PKn (Y), maka dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Hipotesis yang berbunyi “Terdapat hubungan yang positif antara

kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn Siswa Kelas XI Jurusan IPS

SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011”, dinyatakan diterima. Hal ini

disebabkan karena rhitung > rtabel, yaitu 0,369 > 0,344, selanjutnya dengan uji t

diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,211 > 2,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kompetensi guru PKn dengan

variabel motivasi belajar PKn Siswa Kelas XI jurusan IPS Sekolah Menegah Atas

Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011

Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa

kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn mempunyai hubungan yang

erat. Dimana kompetensi guru PKn menjadi tolak ukur yang penting dalam rangka

membangun motivasi belajar PKn pada siswa.

Kompetensi guru PKn sangat diperlukan untuk membangun serta

meningkatkan motivasi belajar PKn. Motivasi sangat diperlukan dalam proses

belajar mengajar, hal ini dikarenakan dengan adanya motivasi belajar maka

antusias belajar siswa akan semakin meningkat sehingga pencapaian dalam

penguasaan maupun pemahaman terhadap materi pembelajaran dapat optimal.

Salah satu faktor terpenting kaitannya dengan motivasi belajar adalah

kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, khususnya kompetensi pedagogik

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

dan professional. Dimana, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional ini

merupakan kemampuan seorang guru dalam memahami dan membimbing peserta

didik untuk dapat menguasai suatu materi serta mengembangkan kemampuan

yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini sejalan dengan teori belajar asosiasi dari

Herman Ebinghaus. Teori ini menitik beratkan pada stimulant dan respon, yang

mana siswa sebagai respon dan guru sebagai stimulan. Dalam memberikan

stimulan kepada siswa seorang guru harus memperhatikan keadaan dan kebutuhan

siswa. Selain itu, sesuatu yang dilakukan guru harus dapat merangsang siswanya

untuk lebih mengembangkan keterampilan atau potensi yang dimilikinya. Dengan

demikian, pendekatan serta strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru

sangat berperan dalam proses pembelajaran.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai hubungan antara

kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn Siswa Kelas XI Jurusan IPS

Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran

2010/2011diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn Siswa SMA Negeri 1

Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011.

Adanya kesimpulan tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang

selanjutnya diperoleh r sebesar 0,369, dimana hasil ini menunjukkan r lebih

besar dari r atau rhitung > rtabel yaitu 0,369 > 0,344 pada taraf signifikasi sebesar

5%. Besaranya hubungan menunjukkan keterangan bahwa variabel kompetensi

guru PKn mempunyai hubungan yang positif atau kuat terhadap variabel motivasi

guru PKn. Sedangkan signifikansi atau keberartian hubungan kedua variabel

dibuktikan dengan harga thitung lebih besar dari ttabel atau thitung > ttabel yaitu 2,211 >

2,03. Selanjutnya naik turunnya atau besar kecilnya motivasi belajar PKn siswa,

dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y=67,7090+0,2204X.

B. Implikasi

Berdasarkan landasan teori serta kesimpulan penelitian dapat

disampaikan implikasi sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri I

Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011 dapat dipengaruhi oleh kompetensi guru PKn

di SMA tersebut dengan didukung kompetensi yang dimilikinya, yaitu

kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Hal ini dapat diketahui dari

hasil penelitian bahwa ada hubungan positif antara kompetensi guru PKn dengan

motivasi belajar PKn. Dengan adanya hubungan tersebut, maka implikasi

xy xy

The image part with relationship ID rId97

was not found in the file.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU PKn DENGAN … · positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

teoritisnya adalah semakin tinggi kompetensi guru PKn yang dimiliki seorang

guru berarti semakin tinggi pula motivasi belajar PKn yang dimiliki seorang

siswa. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan siswa yang diajar oleh guru yang

tidak melaksanakan kompetensi guru yang berhubungan dengan motivasi belajar.

2. Implikasi Praktis

Melihat dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa ada

hubungan positif antara kompetensi guru PKn dengan motivasi belajar PKn.

Ternyata kompetensi guru PKn mempunyai peranan dalam menumbuhkan

motivasi belajar PKn siswa. Maka diharapkan guru mampu mengembangkan

kompetensinya terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang

sangat berperan dalam mengembangkan motivasi belajar siswa..

C. Saran

Sesuai dengan hasil kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan di

atas, maka dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran penulis

menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat merespon setiap stimulus / rangsangan yang

diberikan oleh guru dalam membangun motivasi belajarnya sehingga siswa dapat

meningkatkan motivasi belajar dalam dirinya.

2. Bagi Guru

Setiap pendidik atau guru hendaknya lebih mengembangkan

kompetensinya dengan menunjukkan kreativitas dalam mengajar serta dapat

membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dapat

menunjukkan partisipasi aktif dalam kegiatan belajar-mengajar.

3. Bagi Sekolah

Lingkungan sekolah memberikan nilai yang besar bagi guru dan siswa dalam

mengawasi proses belajar-mengajar. Oleh sebab itu disarankan kepada pihak

sekolah untuk dapat meningkatkan kompetensi guru serta mampu menumbuhkan

motivasi belajar siswa melalui program pelaksanaan pengajaran yang baik.