Upload
dinhkien
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KOMPETENSI GURU PKn BERSERTIFIKASI DALAM
MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI SMP
NEGERI KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Oleh:
KARTIKA SARI NURI WARDANI
NIM: K6405022
PROGRAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
KOMPETENSI GURU PKn BERSERTIFIKASI DALAM
MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI SMP
NEGERI KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh:
KARTIKA SARI NURI WARDANI
NIM: K6405022
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
PROGRAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Ch. Baroroh, Msi Drs. H. Utomo, M.Pd
NIP.19520706 198004 2 001 NIP.19491108 197903 1 001
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Machmud AR, SH, M.Si ……………..
Sekretaris : RimaVien PH, SH, MH ……………..
Anggota I : Dra. Ch. Baroroh, M.Si …………......
Anggota II: Drs. H. Utomo, M.Pd ……….........
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. PdNIP. 19600727 198702 1 001
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Kartika Sari Nuri Wardani. KOMPETENSI GURU PKn
BERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010, Skripsi. Surakarta: Mei 2011.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimanapenerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. (2) Untuk mengetahui kendala-kendalayang dihadapi guru PKn bersertifikasi dalam penerapan kompetensi guru. (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru PKn bersertifikasi dalam
meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif denganmenggunakan strategi studi kasus tunggal terpancang dalam arti lokasi yangditeliti adalah SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar. Sumber data yang
digunakan berupa informan, dokumen dan arsip, serta tempat dan peristiwa.Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data
penelitian adalah dengan teknik pengamatan atau observasi, wawancara, dandokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Untuk memperoleh validitas data dalam penelitian ini digunakan trianggulasi data serta
informan review. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis data model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Kompetensiguru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar melalui
penerapan kompetensi profesional dengan menguasai materi, konsep dan pola pikir keilmuan; menguasai standar kompetensi dan komptensi dasar;
mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif; mengembangkankeprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif;memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kompetensi kepribadian
dilaksanakan melalui bertindak sesuai dengan norma; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik; menampilkan
diri sebagai pribadi yang mantap, stabil dewasa, arif dan berwibawa;menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru. Pelaksanaan kompetensi pedagogik melalui penguasaan karakteristik peserta
didik; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; memanfaatkan TIK; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik;
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik;menyelenggarakan penilaian untuk kepentingan pembelajaran; melakukantindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Sedangkan
kompetensi sosial diterapkan dengan bersikap inklusif; bertindak objektif serta tidak diskriminatif; berkomunikasi dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
orang tua dan masyarakat; berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri. Guru
PKn bersertifikasi di SMP N di Kecamatan Karanganyar telah dapat menerapkan kompetensi yang guru dengan baik. (2) Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PKn bersertifikasi dalam upaya menerapkan kompetensi guru antara lain: (a)
Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi profesional yaitu kurangnyaalat media pembelajaran atau pengadaan sarana dan prasarana sekolah masih
kurang, tidak semua guru dapat mengikuti perkembangan IPTEK dengan cepat. (b) Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi pedagogik yaitu: masih terbatasnya guru dalam penguasaan TIK (Teknis Informatika dan Komunikasi),
sarana media pembelajaran yang masih terbatas disekolah khususnya yangberkaitan dengan TIK, adanya pemahaman yang keliru dari siswa dan orang tua
siswa bahwa mata pelajaran yang tidak UAN tidak penting. (3) Upaya-upayayang dilakukan oleh guru PKn bersertifikasi dalam upaya meningkatkankeberhasilan belajar siswa melalui: mengadakan remidi, penugasan baik individu
maupun kelompok, melakukan bimbingan dan pendekatan kepada siswa, peran guru sebagai penunjuk jalan kepada nara sumber.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Kartika Sari Nuri Wardani. THE COMPETENCE OF PKn TEACHER
WHICH CERTIFICATE TO INCREASE OF STUDENT LEARNING SUCCESS IN SMP N KARANGANYAR OF KARANGANYAR REGENCY AT YEAR ACADEMIC
2009/2010, Skripsi. Surakarta: May, 2011. Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University Surakarta.
The aim of this study are: (1) to know the application of PKn Teacher competence which has certificated in SMP N Karanganyar of Karanganyar
regency, (2) to know the obstacles which found by PKn teacher who hascertificated at the application teacher competence, (3) to know the means whichPKn teacher which has certificated must do to increase of student learning
success.
This research uses descriptive qualitative method by using the strategy of minded whole case study which means that SMP N Karanganyar of Karanganyar regency is the only location analyzed. The sources of data used are informants,
documents and archives, place and events. The techniques of data collecting used to obtain and arrange the research data are observation, interview and
documentation techniques. The technique of sampling used is purposive sampling technique. Data triangulation and the informant review are used to gain data validity of the research. The analysis technique used is interactive analysis.
Based on the result of the research, it can be concluded: (1) The
competence of PKn teacher which had certificate in SMP N Karanganyar of Karanganyar regency by means of application professional competence with take in hand and developed study which be their responsibility also application of
variation learning method, used of medium and method also source of learning which had relevancies. Personality competence realization by means of teacher
character which had steady personalities, charismatic, have a certain character and can be a leader. Realization of pedagogy competence by means of teacher character as a planner, developer of student potential, learning implementer.
Whereas social competence implementation realized with cultivate a goodrelationship with society, school community, and had a good consideration. PKn
teacher who had certificate in SMP N Karanganyar of Karanganyar regencyalready realized a teacher competence with good. (2) The obstacle which found by PPKn teacher who had certificate inside of means realized teacher competence
are: (a) the obstacle which found inside of released professional competence are: time for learning average limited only 2x40 minutes of week, limited of learning
medium or supplying of school tool and infrastructure, not at all teacher had a abilities about IPTEK. (b) The obstacle which found inside of realized pedagogy competence are: not at all teacher had enough abilities of TIK (Technique,
Information, and Communicate), tool of learning medium which still limited at school specifically for TIK, misunderstanding from student and parents of student
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
that suspicion for study which not UAN are not important. (3)The means which
did by the PKn teacher who had certificate inside of means to increase of success student learning pass through: make a remediation, give an individual and group assignment, carry out of guidance and approach at student, teacher character as
a guidance which give some advice for research source.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“Tegak rumah karena sendi runtuh sendi rumah maka binasalah, tegaklah bangsa
karena budi rusak budi runtuhlah bangsa”
( Hamka )
Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya
kemudahan dalam segala urusannya”
( Q.S. Ath- Tholaq: 4 )
“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat melintasinya melainkan
dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)”.
( Q.S. Ar Rohman :33)
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan Kepada:
1. Suami Tercinta
2. Ibu, Ayah danKakak Tercinta,
3. Keponakan kecil Nayla
4. Sahabat-sahabat Hegar, BG, Rong-rong,
Siwi, Lis, Ria, Dita, Mbahe
5. Teman-teman angkatan 2005
6. Almamater
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
Tuhan yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak mengalami hambatan,
tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi.
Oleh karena itu dengan tersusunnya skripsi ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah
menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Sri Haryati, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberi ijin dalam penyusunan skripsi ini. Dan
sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Ch. Baroroh, M.Si, selaku Pembimbing I dan Drs. H. Utomo, M.Pd,
selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dorongan moril
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan
kepada penulis.
6. Seluruh Kepala Sekolah di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar yang telah
memberi ijin mengadakan penelitian.
7. Seluruh Guru PKn Bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar
yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi yang tak dapat
disebutkan semuanya.
Semoga amal baik dari Bapak, Ibu dan semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
skripsi ini. Meski demikian penulis berharap dan memohon kepada Allah SWT,
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk penulis, bagi
masyarakat pada umumnya, kalangan pendidikan pada khususnya dan terutama
bagi pembaca yang budiman.
Surakarta, Mei 2011
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
JUDUL……………..…………………………………………………………. i
PERSETUJUAN……………..………………………………………………. iii
PENGESAHAN………………………..……………………………………. iv
ABSTRAK……………………………………………..…………………….. v
ABSTRACT………………………………………………………………..... vii
MOTTO………………………………………………………………………. ix
PERSEMBAHAN…………………………………………………………… x
KATA PENGANTAR…………………………………...……………….….. xi
DAFTAR ISI………………………………………………………............... xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xvi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xviii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………...6
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………...7
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….7
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………..8
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….……...8
1. Tinjauan Tentang Kompetensi…………………………………….8
a. Pengertian Kompetensi………………………………………..8
b. Kompetensi yang harus ada pada seorang guru……………….9
c. Cara-cara meningkatkan kompetensi………………………...17
2. Tinjauan Tentang Guru…………………………………………..18
a. Pengertian dan tugas guru……………………………………18
b. Guru profesional……..……………………………………….19
c. Guru sebagai agen perubahan………………………………..20
d. Guru PKn berkompeten………………………………………20
1) Guru berkompetensi……………………………………...20
2) Guru PKn berkompeten…………………………………..21
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
3. Tinjauan tentang Sertifikasi……………………………………...22
a. Pengertian, sasaran dan tujuan sertifikasi……………………22
b. Manfaat sertifikasi……………………………………………26
c. Prinsip sertifikasi……………………………………………..27
d. Guru bersertifikasi……………………………………………28
4. Tinjauan tentang Pendidikan Kewarganegaraan…………………29
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan……………………29
b. Sejarah dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan…………..31
c. Kepribadian Warga Negara yang baik….………………...….32
d. Sumbangan PKn dalam keberhasilan belajar………………...34
5. Tinjauan tentang Keberhasilan Belajar Siswa……………………35
a. Pengertian belajar dan keberhasilan belajar………………….37
b. Kriteria keberhasilan belajar…………………………………37
c. Penilaian hasil belajar………………………………………..38
B. Kerangka Berpikir……………………………………………………39
BAB III METODOLOGI………………………………………………………...42
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………..……………...42
1. Tempat penelitian………………………………………………...42
2. Waktu penelitian…………………………………………………42
B. Bentuk dan Strategi Penelitian……………………………………….43
1. Bentuk penelitian………………………………………………...43
2. Strategi penelitian………………………………………………...43
C. Sumber Data...………………………………………………………..44
1. Informan………………………………………………………….45
2. Dokumen dan arsip………………………………………………46
3. Tempat dan peristiwa…………………………………………….46
D. Teknik Sampling (Cuplikan)…………………………………………47
E. Teknik Pengumpulan Data…...………………………………………47
1. Observasi…………………………………………………………47
2. Wawancara……………………………………………………….48
3. Dokumentasi dan arsip…………………………………………...49
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
F. Validitas Data…..……………………………………………………49
G. Analisis Data…..…………………………………………………….50
H. Prosedur Penelitian…………………………………………………..52
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………….54
A. Deskripsi Lokasi Pene litian…..……………………………………...54
1. Letak dan profil SMP N di Kecamatan Karanganyar……………54
a. Profil SMP Negeri 1 Karanganyar…………………………...54
b. Profil SMP Negeri 2 Karanganyar…………………………...56
c. Profil SMP Negeri 3 Karanganyar…………………………...57
d. Profil SMP Negeri 4 Karanganyar…………………………...58
e. Profil SMP Negeri 5 Karanganyar…………………………...59
2. Kondisi Umum Guru PKn Bersertifikasi...……...……………….60
a. Pendidikan……………………………………………………61
b. Pengalaman mengajar………………………………………..62
c. Status…………………………………………………………62
B. Deskripsi Hasil Penelitian……...…………………………………….63
1. Kompetensi Guru PKn Bersertifikasi……………………….……63
2. Kendala-kendala yang dihadapi guru PKn bersertifikasi……….128
3. Upaya-upaya guru PKn bersertifikasi dalam meningkatkan …….
Keberhasilan belajar…………………………………………….131
C. Temuan Studi……………....…………………………………….…140
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN…………….…………...143
A. Kesimpulan…………………………………………………………143
B. Implikasi…………………..………………………………………..145
C. Saran……...…………………………………………………………146
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..147
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………….. 150
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Jadwal Penelitian…………………………………………….…….…...43
Tabel 2: Kondisi guru SMP Negeri 1 Karanganyar……………………………...55
Tabel 3: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau………...
profesionalisme di SMP Negeri 1 Karanganyar………………………...55
Tabel 4: Kondisi guru SMP Negeri 2 Karanganyar………...…………………....56
Tabel 5: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau………...
profesionalisme di SMP Negeri 2 Karanganyar………………………...56
Tabel 6: Kondisi guru SMP Negeri 3 Karanganyar………...…………………....57
Tabel 7: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau………...
profesionalisme di SMP Negeri 3 Karanganyar………………………...58
Tabel 8: Kondisi guru SMP Negeri 4 Karanganyar………...…………………....58
Tabel 9: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau…………
profesionalisme di SMP Negeri 4 Karanganyar………………………...59
Tabel 10: Kondisi guru SMP Negeri 5 Karanganyar………...…………………..59
Tabel 11: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau……….
profesionalisme di SMP Negeri 5 Karanganyar…………………..…...60
Tabel 12: Jumlah guru PKn bersertifikasi SMP Negeri di Kecamatan…………..
Karanganyar…………………………...……………………...……….61
Tabel 13: Jenjang Pendidikan guru PKn bersertifikasi SMP Negeri di…………
Kecamatan Karanganyar………...…………………………………….61
Tabel 14: Lama mengajar dan tahun lulus sertifikasi guru PKn SMP Negeri di..
Kecamatan Karanganyar……………………………………………..62
Tabel 15: Status guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan ……………
Karanganyar…………………………………………………………..63
Tabel 16: Data hasil angket siswa yang menerangkan tentang penmguasaan…..
materi guru PKn……………………………………………………….67
Tabel 17: Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran yang diampu………………………….………...…………..69
Tabel 18: Kemampuan guru mengembangkan materi pelajaran yang diampu….71
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Tabel 19: Keprofesionalan dan tindakan reflektif guru………………………….73
Tabel 20: Pemanfaatan Teknologi informasi…………………………………….75
Tabel 21: Tabulasi akhir angket siswa mengenai kompetensi profesional guru….
PKn bersertifikasi di SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar ………
tahun ajaran 2009/2010……………………………………………….78
Tabel 22: Hasil observasi mengenai kompetensi profesional……………………79
Tabel 23: Hasil angket siswa terhadap tindakan guru sesuai dengan norma…….81
Tabel 24: Hasil angket siswa terhadap pribadi guru yang jujur dan menjadi …
teladan bagi peserta didik……………………………………...………84
tabel 25: Hasil angket siswa terhadap pribadi guru yang dewasa, arif dan ……..
berwibawa……………………………………………………………...87
Tabel 26: Hasil angket siswa terhadap etos kerja, dan rasa tanggung jawab ……
guru pada waktu mengajar…………………………………………….89
Tabel 27: Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi kepribadian…
guru PKn……………………………………………………………...91
Tabel 28: Hasil observasi mengenai kompetensi kepribadian…………………...92
Tabel 29: Hasil angket siswa terhadap penguasaan karakteristik peserta didik….95
Tabel 30: Hasil angket siswa tentang penguasaan materi dan prinsip-prinsip…
Pembelajaran…………………………………………………………..98
Tabel 31: Hasil angket siswa terhadap pengembangan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran yang diampu …………………………………100
Tabel 32: Hasil angket siswa terhadap guru dalam menyelenggarakan………..
pembelajaran yang mendidik………………………………………...103
Tabel 33: Hasil angket siswa terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan…
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran………………………..105
Tabel 34: Hasil angket siswa terhadap kemampuan guru dalam memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik……………………………..….107
Tabel 35:Hasil angket siswa terhadap kemampuan guru dalam berkomunikasi
secara efektif terhadap peserta didik…….. …………………………...109
Tabel 36: Hasil angket siswa terhadap penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar siswa………………………………………..111
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Tabel 37: Hasil angket siswa terhadap pemanfaatan hasil penilaian dan ……..
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran ………………...……….113
Tabel 38: Hasil angket siswa terhadap tindakan reflektif guru untuk……………
meningkatkan kualitas pembelajaran………...………………………115
Tabel 39: Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi pedagogik…
guru PKn SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran …..
2009/2010……………………………………………………………116
Tabel 40: Hasil observasi mengenai kompetensi pedagogik…………………...117
Tabel 41: Hasil angket siswa terhadap sikap guru yang inklusif, bertindak……
objektif, serta tidak diskriminatif terhadap siswa……………...…….121
Tabel 42: Hasil angket siswa terhadap sikap guru yang berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga …….
kependidikan, orang tua dan masyarakat……………………...….. 124
Tabel 42: Hasil angket siswa terhadap sikap guru yang mampu berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan sopan dengan sesama pendidik,…………
orang tua dan masyarakat…………………………………………….124
Tabel 43: Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi sosial………
guru PKn SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran……
2009/2010……………………………………………………...…….127
Tabel 44: Hasil observasi……………………………………………………….127
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Skema Kerangka Berfikir…………………………………………….41
Gambar 2: Skema Model Interaktif……………………………………………...52
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Daftar Infoman……………………………………..…………..151
Lampiran 2 : Pedoman wawancara ……….....………………………….........155
Lampiran 3 : Catatan Lapangan ………..……..………………………...........159
Lampiran 4 : Nilai Hasil Belajar……………………...…………..……...…..302
Lampiran 5 : Hasil angket siswa………………………...…………………….326
Lampiran 6 : Foto Penelitian…………………………………………….. …...346
Lampiran 7 : Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan
FKIP UNS………………………………………………………348
Lampiran 8 : Surat Keputusan Ijin Penulisan Skripsi Dekan FKIP UNS…......349
Lampiran 9 : Surat Permohonan Ijin Research Kepada Kepala Sekolah
Di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar………………………350
Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala
SMP Negeri Di Kecamatan Karanganyar………………………355
Lampiran 11: Surat Keterangan dari Kesbang Pol dan Linmas………………360
Lampiran 12: Surat Keterangan dari Bapeda Kra…………………………… 361
Lampiran 13 : Surat Keterangan dari Dikpora Kra…………...……………….362
xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era Globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,
menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk
senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut menunjukkan pentingnya
upaya peningkatan kualitas pendidikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas
yang harus dilakukan secara terus-menerus, sehingga pendidikan sebagai wahana
dalam membangun watak bangsa (nation character building). Hal tersebut sesuai
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) berikut ini:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka bekembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut dalam tatanan mikro
pendidikan harus mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan
profesional. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia pembangunan,
pendidikan tidak bisa hanya terfokus pada kebutuhan material jangka pendek,
tetapi harus menyentuh dasar dalam memberikan watak pada visi dan misi
pendidikan yaitu perhatian mendalam pada etika moral dan spiritual yang luhur.
Dalam hal ini, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik
terhadap seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan
pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar,
sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta
serta didukung oleh kebijakan pemerintah baik pusat maupun di daerah. Dari
semua itu, guru merupakan komponen yang paling menentukan, karena di tangan
gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, iklim pembelajaran
menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama
dan utama. Guru akan menjadi sorotan yang strategis ketika membicarakan
masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam
sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan
pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru yang
menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses
belajar mengajar. Guru sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu perbaikan apapun yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Sebagai tenaga profesional, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
dan keterampilan atau kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10 “
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugasnya”.
Kompetensi guru harus dimiliki oleh setiap guru mengingat beban yang dipikul
oleh guru semakin berat. Dengan kompetensi yang dimiliki diharapkan seorang
guru dapat mendidik dan mengajar dengan baik yang ditunjukkan dengan
peningkatan prestasi belajar siswa.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru diantaranya adalah
kompetensi pedagogik meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; kompetensi
kepribadian: kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia; kompetensi profesional: merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencangkup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; dan
kompetensi sosial: merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga pendidik, orang tua/
wali peserta didik dan masyarakat sekitar. (Daryanto, 2009:299-305)
Namun disis i lain profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan
orang, atau masih dipertanyakan orang, baik dikalangan para pakar pendidikan
maupun di luar pakar pendidikan. Masyarakat atau orang tua murid pun kadang-
kadang mencemoohkan dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan
sebagainya, manakala putra-putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya.
Dari kalangan bisnis atau industrialis pun memprotes para guru karena kualitas
para lulusan dianggapnya kurang memuaskan bagi kepentingan perusahaannya.
Tentu saja tuduhan dan protes dari kalangan tersebut akan menurunkan wibawa
guru, bahkan cepat atau lambat juga akan menurunkan martabat guru.
Pengakuan masyarakat terhadap profesi guru masih sangat rendah. Kita
akui bahwa profesi guru paling mudah tercemar dalam arti masih ada saja orang
yang memaksakan diri menjadi guru walaupun sebenarnya yang bersangkutan
tidak dipersiapkan untuk menjadi guru.
Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi gurudisebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapatmenjadi guru asalkan ia berpengetahuan.
2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untukmenjadi guru.
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan
pribadinya, sehingga wibawa guru semakin merosot. (Nana Sudjana dalam Uzer Usman, 2009:2)
Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada diri guru itu sendiri, di
antaranya, rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan
terhadap materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar.
Oleh karena itu sudah saatnya kompetensi guru ditingkatkan. Dalam
rangka peningkatan kompetensi guru di Indonesia, salah satu terobosan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dilakukan pemerintah adalah melakukan standar kompetensi dan sertifikasi guru
yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang diperkuat dengan adanya Undang-Undang No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam program standar kompetensi dan
sertifikasi guru tersebut, guru diuji secara berkala kinerja guru terus meningkat
dan dapat memenuhi syarat profesional yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan fungsi dan tujuan pendidikan sekolah khususnya dan serta tujuan
pendidikan nasional pada umumnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
tututan zaman.
Dengan adanya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 maka keberadaan
guru akan lebih diakui oleh masyarakat, dan profesi guru akan menjadi profesi
yang diinginkan oleh banyak orang. Dengan adanya sertifikasi guru maka harus
diikuti dengan peningkatan kompetensi guru. Tidak hanya kompetensi profesional
saja yang harus ditingkatkan tetapi juga kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus dimiliki
oleh seorang guru, apalagi guru yang bersertifikasi. Seorang guru bersertifikasi
akan memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, baik guru negeri
maupun guru swasta akan dibayar pemerintah. Maka dituntut juga adanya
peningkatan kompetensi agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
lebih berkualitas.
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara dua unsur
manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang
mengajar. Proses belajar mengajar yang terjadi dikatakan berhasil apabila siswa
yang belajar menunjukkan hasil yang optimal.
Prestasi belajar siswa ditentukan oleh siswa itu sendiri dan keberhasilan
dalam proses belajar mengajar artinya hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh karakteristik individu dan kualitas pengajaran. Karakteristik
individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa merupakan faktor yang berasal
dari dalam diri siswa, terdiri dari usia, kematangan, kesehatan, kelelahan, suasana
hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. Sedangkan kualitas pengajaran
merupakan faktor yang bersumber dari luar siswa yang berkaitan dengan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dari komponen-komponen pengajaran. Komponen pengajaran yang berhubungan
langsung dengan proses belajar mengajar adalah guru, kurikulum, metode, sarana,
dan prasarana. Sebagai salah satu komponen pengajaran, guru berperan amat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa karena guru adalah pihak
yang berinteraksi langsung dengan murid dalam proses belajar-mengajar di
sekolah, maka guru diharapkan selalu berusaha meningkatkan kemampuan
profesionalnya.
Mutu pendidikan sangat tergantung dari keberhasilan belajar anak didik.
Sementara keberhasilan belajar anak didik ditentukan oleh kemampuan atau
kompetensi yang dimiliki oleh guru, jadi guru menjadi faktor penting untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sungguhpun untuk mempersiapkan guru telah diupayakan sedemikian,
kenyataan menunjukkan, bahwa tidak semua guru di sekolah-sekolah kita betul-
betul profesional dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat dilihat dari
fenomena sebagai berikut:
1. Seringnya guru meninggalkan kelas tanpa alasan jelas dan kurang
memprioritaskan siswa.
2. Seringya siswa mengeluhkan cara mengajar guru yang kurang variatif
3. Masih belum dapat dijaminnya mutu pendidikan sebagaimana yang
dikehendaki.
Ternyata yang disoroti rendahnya mutu bukan sekedar guru ditingkat
dasar saja, melainkan juga sekolah menengah umum maupun kejuruan, baik
pertama maupun atas. Sederetan kritik yang yang dilontarkan terhadap mutu
pendidikan selama ini tertuju hampir seluruh jenjang pendidikan. Rendahnya nilai
siswa sekolah menengah, banyaknya lulusan sekolah menengah yang tidak dapat
bekerja sesuai bidangnya, senjangnya kesempatan kerja yang tersedia adalah
sedikit dari persoalan yang bersentuhan dengan kualitas pendidikan.
Berdasarkan kenyataan itu maka guru harus terus mengasah
kemampuannya atau kompetensi yang dimilikinya. Dengan itu maka guru dapat
mengajar dengan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Kecamatan Karanganyar memiliki 5 SMP Negeri yaitu SMP N 1
Karanganyar, SMP N 2 Karanganyar, SMP N 3 Karanganyar, SMP N 4
Karanganyar, dan SMP N 5 Karanganyar. Setiap sekolah mempunyai tujuan yang
sama yaitu berusaha menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. SMP
N di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar mempunyai 6 guru PKn
bersertifikasi. SMP N 1 Karanganyar mempunyai 1 guru PKn bersertifikasi, SMP
N 2 Karanganyar mempunyai 2 guru PKn bersertifikasi, SMP N 3 Karanganyar
mempunyai 1 guru PKn bersertifikasi, SMP N 4 Karanganyar mempunyai 1 guru
PKn bersertifikasi, dan SMP N 5 Karanganyar mempunyai 1 guru PKn
bersertifikasi. Pelajaran PKn yang telah diberikan kepada siswa sejak kelas VII
seharusnya dapat memberikan bekal agar siswa dapat memahami PKn baik secara
teori maupun penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Peranan guru PKn sangat
dibutuhkan untuk memberikan pemahaman tentang pelajaran tersebut, tapi guru
PKn tidak hanya memberikan kontribusi positif kepada siswa dalam
meningkatkan keberhasilan belajar baik dilihat dari segi nilai mata pelajaran PKn
yang diraih siswa maupun dari segi etika dan moral siswa.
Inilah yang melatarbelakangi peneliti mengambil judul ”Kompetensi
Guru PKn Bersertifikasi dalam Meningkatkan Keberhasilan Belajar siswa
SMP Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun
ajaran 2009/2010”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mencoba meninjau
masalah yang berkaitan dengan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP
Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Adapun perumusan
masalah antara lain yaitu :
1. Bagaimana penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar?
2. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi guru PKn bersertifikasi dalam
penerapan kompetensi guru?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan guru PKn bersertifikasi dalam
meningkatkan keberhasilan belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi
di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru PKn bersertifikasi
dalam penerapan kompetensi guru.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru PKn bersetifikasi dalam
meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pendidikan dan pengajaran, khususnya
pendidikan Kewarganegaraan yang berkaitan dengan kompetensi guru PKn
bersertifikasi dan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa
sehingga dapat menambah pengetahuan bagi guru, serta menambah khasanah
pustaka.
2. Praktis
a. Bagi guru dapat dijadikan sarana untuk selalu meningkatkan kompetensi
keguruan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi pendidikan.
b. Bagi siswa dapat digunakan sarana untuk selalu menumbuhkan potensi diri
agar dapat bermanfaat di masa datang dengan arahan dan bimbingan guru.
c. Bagi sekolah dengan tersedianya guru yang mempunyai kompetensi
profesional dapat meningkatkan kualitas siswa kemudian mampu
menghasilkan lulusan yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kompetensi
a. Pengertian Kompetensi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10, menjelaskan bahwa : “Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalanya”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti
“(Kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal”.
Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Pendapat Mc. Leod yang juga dikutip Uzer Usman (1990: 14)
“Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”.
Dari uraian diatas mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu
yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru menunjuk pada
performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu
dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidik.
Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di
samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam
prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai
sebagai perangkat yang efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi,
menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi
yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
Kompetensi guru diperlukan dalam rangka mengembangkan dan
mendemonstrasikan perilaku pendidikan, bukan sekedar mempelajari
keterampilan-keterampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan dan pengetahuan yang saling
bertautan dalam bentuk perilaku nyata.
Dari gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya.
b. Kompetensi yang Harus Ada Pada Seorang Guru
Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007, Standar Kompetensi Guru
Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK meliputi:
1) Kompetensi Pedagogik
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
(1) Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan
aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar
belakang sosial-budaya.
(2) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu.
(3) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
(4) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
(1) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
(2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
(1) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(2) Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
(3) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diampu.
(4) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
(5) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai pendekatan
yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
(6) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
(1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik.
(2) Mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran.
(3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
(4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
(5) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
releven dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu untuk mecapai tujuan pembelajaran secara utuh.
(6) Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang
diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
(1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran yang diampu
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
(1) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(2) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
(1) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/ atau bentuk lain.
(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara
siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik
untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan
contoh, (b) reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan
seterusnya.
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
(1) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
(2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan evalusi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
(3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
(4) Mengembangkan instrument penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
(5) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument.
(6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.
(7) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evalusi untuk kepentingan
pembelajaran.
(1) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evalusi untuk
menentukan ketuntasan belajar.
(2) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evalusi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.
(3) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evalusi kepada
pemangku kepentingan.
(4) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
j) Melakukan tindakan reflektif untuk kepentingan kualitas
pembelajaran.
(1) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
(2) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir a dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaanpembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Mulyasa
,2007: 75).
2) Kompetensi Profesional
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
(1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(2) Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (ncivic knowledge), nilai dan sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan
kewarganegaraan (civic skiils).
(3) Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraa
b) Menguasai standar kompetesi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu.
(1) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
(2) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
(3) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
(1) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
(2) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
(1) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus- menerus.
(2) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
(4) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
(1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
(2) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah “Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan”.
E. Mulyasa (2006:135) menjelaskan ruang lingkup kompetensiprofesional guru meliputi:
a) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjaditanggung jawabnya.
b) Mampu mengembangkan dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
c) Mampu mengembangkan dan menggunakan alat, media, dan sumber
belajar yang relevan.
3. Kompetensi Kepribadian
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
(1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut,
suku, adapt- istiadat, derah asal, dan gender.
(2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial
yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia
yang beragam.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
(1) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
(2) Berperilaku yang mencerminkan ketaqwaan dan akhlak mulia.
(3) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota
masyarakat di sekitarnya.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
(1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
(2) Menampilkan diri sebagai sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru dan rasa percaya diri.
(1) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(2) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
(3) Bekerja mandiri secara profesional.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
(1) Memahami kode etik profesi guru.
(2) Menerapkan kode etik profesi guru.
(3) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
4 Kompetensi Sosial
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
(1) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat
dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.
(2) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat,
orang tua peserta didik dan lingkungan sekplah karena perbedaan
agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status
sosial.
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan sopan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
(1) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya
secara santun, emaptik dan efektif.
(2) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran
dan kemajuan peserta didik.
(3) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta
didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c) Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
(1) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.
(2) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kulitas pendidikan di daerah
yang bersangkutan.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
(1) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas
ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
(2) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi sendiri secara lisan atau tulisan maupun bentuk
lain.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Dari pengertian tersebut dapat kita rincikan kompetensi guru
kedalam 3 bagian, yaitu :
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua
atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Berkaitan dengan tangung jawab; guru harus mengetahui, serta
memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran
disekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai individu yang berkecimpung dalam dunia pendidikan,
guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.
Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus
mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang dimasyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
c. Cara-Cara Meningkatkan Kompetensi
Menurut Daryanto (2009:383) “Peningkatan kompetensi kepribadian
dan sosial dilakukan secara terpadu dengan kegiatan dalam diklat, antara lain
melalui: (1) Pelaksanaan pelatihan yang profesional, dan (2) Pembiasaan
berperilaku sebagai guru yang memiliki kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial”.
Menurut Maantja, yang dipetik pada hari Jum’at jam 14.00 WIB
(www.freewebs.com) Peningkatan kompetensi guru merupakan indikatorpeningkatan profesionalitas guru itu sendiri. Manajemen pengembangankompetensi guru dapat diartikan sebagai usaha yang dikerjakan untuk
memajukan dan meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilanguru demi kesempurnaan tugas pekerjaannya. Pengembangan kompetensi
guru didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan:1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya arus
globalisasi dan informasi,
2) Menutupi kelemahan-kelemahan yang tak tampak pada waktu seleksi,3) Mengembangkan sikap profesional,
4) Mengembangkan kompetensi profesional, dan5) Menumbuhkan ikatan batin antara guru dan kepala sekolah.
Secara teknis, kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi guru adalah: Bimbingan dan tugas, Pendidikan dan pelatihan,Kursus-kursus, Studi lanjut, Promosi, Latihan jabatan, Rotasi jabatan,
Konferensi, Penataran, Lokakarya, Seminar, dan Pembinaan profesional.Manajemen peningkatan kompetensi guru bermuara pada
pertumbuhan manusiawi dan profesionalisme guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Guru
a. Pengertian Guru dan Tugas Guru
1) Pengertian Guru
Moh. Uzer Usman (1994:1) mengemukakan bahwa,“Guru
merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru”.
Pendapat lain menyatakan bahwa “Guru adalah salah satukomponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”. (Sardiman, 1996:123)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guru dapat
menunjuk kepada jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus atau
dapat pula berarti orang yang berprofesi sebagai pengajar dan pendidik
yang menjadikan bidang pendidikan tidak sekedar sumber penghidupan
tetapi juga sarana pengabdian. Guru merupakan pribadi dewasa yag
mempersiapkan diri secara khusus melalui lembaga pendidikan guru,
menggunakan keahliannya, mengajar sekaligus mendidik siswanya
menjadi warga negara yang baik, berilmu, produktif, sosial, sehat dan
mampu berperan aktif dalam peningkatan Sumber Daya Manusia.
2) Tugas Guru
Sardiman AM (1996:148) menyatakan bahwa, “Tugas guru adalah
mendidik, membimbing anak didik agar menjadi manusia berpribadi”.
Seseorang dapat dikatakan sebagai guru tidak cukup tahu sesuatu materi
yang akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang
yang memang memiliki kepribadian guru dengan segala ciri tingkat
kedewasaan. Berarti untuk menjadi pendidik atau guru seseorang harus
berpribadi.
Menurut User Usman (2009:6)”Tugas guru dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu; tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan
tugas dalam bidang kemasyarakatan”. Tugas guru dalam bidang profesi
meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru dalam bidang
kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kedua dan harus mampu menarik simpati peserta didik sehingga menjadi
idola para siswa, pelajaran yang diberikan hendaknya dapat menjadi
motivasi bagi siswa dalam belajar. Tugas guru dalam bidang
kemasyarakatan guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
c. Guru Profesional
Profesional merupakan jenis tugas, pekerjaan atau jabatan yang
memerlukan standar kualifikasi keahlian tertentu.
Menurut Daryanto (2009:254) Guru profesional adalah” Guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap,
keterampilan profesional baik bersifat pribadian, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampumelakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampaun maksimal.”
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10,
dijelaskan bahwa:
Pasal 8 : Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 9 : Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program
diplomat empat.
Pasal 10 : (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Guru merupakan jabatan yang memerlukan standar kualifikasi tertentu sebagai
tenaga profesional guru mempunyai kompetensi yang diperlukan untuk
mengajar sebagai penerapan profesionalisme.
d. Guru Sebagai Agen Perubahan
Pendidikan pertama diperoleh seorang anak adalah dari keluarga
yaitu orang tua. Orang tua yang mempunyai pengalaman yang lebih banyak
mengamalkan nilai-nilai kepada anak mereka. Nilai-nilai yang ditanamkan
oleh orang tua ada yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang didapat anak
disekolah. Oleh karena itu guru sebagai agen pembaharuan harus mampu
menjembatani para peserta didik. Tugas guru adalah memahami bagaimana
keadaan yang berbeda itu dengan menjelaskan kepada siswa melalui bahasa
yang merupakan alat untuk berpikir, melalui pengamatan yang dilakukan dan
menyusun kata-kata serta menyimpan dalam otak. Sehingga terjadilah
pemahaman sebagai hasil belajar. Perubahan inilah yang dilakukan melalui
pendidikan yang dapat memberikan hasil yang positif.
Tugas guru sebagai agen perubahan adalah “Menerjemahkan
kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa
modern yang akan diterima oleh peserta didik. Oleh karena itu, sebagai
jembatan antara generasi tua dan generasi muda, yang juga menerjemahkan
pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik”. (Martinis dan Maisah,
2009:112-113)
e. Guru PKn Berkompetensi
1) Guru Berkompetensi
Menurut Furqon, (2007:20) menyatakan bahwa “Guru yang
berkompeten adalah seorang guru yang dapat mengemban amanah,
memiliki keahlian dan profesional”.
Dalam bidang pendidikan, seorang pendidik dikatakan
berkompeten jika memiliki seperangkat kompetensi. Kaitannya dengan
LPTK yang outputnya menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
maka perlu memperhatikan kompetensi lulusan yang relevan dengan
LPTK tersebut. Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dinyatakan dalam pasal 28 ayat (3) bahwa: kompetensi sebagai
agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi Pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
2) Guru PKn Berkompeten
Berangkat dari uraian diatas seorang Guru PKn dapat dikatakan
berkompeten apabila merupakan lulusan dari LPTK program studi yang
sesuai yaitu program studi Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu guru
PKn juga harus memiliki seperangkat kompetensi seperti:
a) Kompetensi Pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
b) Kompetensi kepribadian, kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, mandiri dan berakhlak mulia.
c) Kompetensi sosial, kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d) Kompetensi Profesional, kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan. (Furqon, 2007:22-24)
Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia No. 19 Tahun 2005
pasal 19 (10 menyatakan:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Seorang guru PKn berkompeten harus mampu menciptakan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif seperti yang tertuang pada PP
No. 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat (1) diatas.
Dijelaskan bahwa dalam paikem (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terdapat beberapa unsur antara lain:
1) Peserta didik dan guru sama-sama aktif dan kreatif
2) Menarik minat peserta didik dan menyenangkan
3) Tingkat penguasaan materi lebih optimal (Daryanto, 2009:209)
Guru PKn berkompeten harus mampu mengaktifkan peserta didik,
mendorong kreativitas peserta didik dan menciptakan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan.
3. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi, Sasaran, dan Tujuan
1) Pengertian Sertifikasi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan
sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikasi adalah
prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan
tertulis bahwa sesuatu produk, proses atau jasa telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan (Nataamijaya dalam Mulyasa, 2007:34).
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan
sebagai proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan
kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
Suyatno (2008:2) menyatakan bahwa sertifikasi guru adalah
proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik
diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesi guru.
Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam
dokumen itu adalah benar adanya. Sertifikasi adalah proses pembuatan
dan pemberian dokumen tersebut. Guru yang telah mendapatkan sertifikat
berarti telah mempunyai kualifikasi mengajar seperti yang dijelaskan
dalam sertifikat itu.
Adapun dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan
sertifikasi guru adalah:
a) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
b) Undang-Undang No. 14 Tahun Tentang Guru dan Dosen.
c) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.(Daryanto,
2009:361)
2) Sasaran Sertifikasi
Undang-Undang Rebuplik Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, Undang-Undang Rebuplik Indonesia No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah Rebuplik
Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menyatakan guru adalah pendidik profesional, termasuk guru bimbingan
konseling (guru BK) yang pada uraian ini selanjutnya disebut guru. Untuk
itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana
atau Diploma IV (SI / D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi
sebagaimana dituntut oleh Undang-Undang Guru dan Dosen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru yang diikuti
dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan meningkatkan mutu layanan bimbingan dan
konseling bagi guru BK yang pada akhirnya meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. (Daryanto, 2009:359)
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
Pasal 90 menyatakan:
“Peserta didik pendidik informal dapat memperoleh sertifikat
kompetensi yang setara dengan sertifikat kompetensi dari pendidikan
formal setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri/
profesi sesuai ketentuan yang berlaku. Peserta pendidikan informal dapat
memperoleh ijazah yang setara dengan ijazah dari pendidikan dasar dan
menengah jalur formal setelah lulus uji kompetensi dan ujian nasional
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pencapaian suatu kompetensi akhir tenaga profesional dibuktikan atau
dinyatakan dengan suatu sertifikat kompetensi ataupun dokumen ijazah di
mana sertifikat kompetensi tersebut diterbitkan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk
oleh organisasi profesi yang diakui pemerintah sebagai tanda bahwa
peserta didik yang bersangkutan telah lulus uji kompetensi.
Jurnal National Commission on Educational Services (NCES)
yang dikutip oleh Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru (2007:34) menyatakan” Certification ia
a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher
candidate`s credential an provides him or her a license to teach”. Artinya
sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang guru
layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Berdasarkan rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa sertifikasi
guru merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang
telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan
pada suatu pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Oleh karena itu, proses
sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh
sertifikat kompetensi sesuai standar yang telah ditetapkan. Representasi
pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi
kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai
bukti pengakuan atas kompetensi guru yang memenuhi standar untuk
melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan
tertentu.
Dari uraian diatas dijelaskan bahwa sasaran dari sertifikasi adalah
pendidik profesional, termasuk guru bimbingan dan konseling (guru BK).
Dimana seorang guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademis
minimal Sarjana atau Diploma (SI atau D-IV).
3) Tujuan Sertifikasi
Banyak sekali tujuan sertifikasi guru. Tujuan utama sertifikasi
guru adalah:
a) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.b) Meningkatkan proses dan mutu hasil pend idikan.c) Meningkatkan martabat guru.
d) Meningkatkan profesionalitas guru. (Suyatno, 2008:3)
Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007:35) mengungkapkan
sertifikasi guru bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
a) Melindungi profesi pendidik dan tenaga pendidikan.b) Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak berkompeten
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.c) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.e) Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan
tenaga pendidikan.
Ibrahim Bafaadal (2003:53-54) menyatakan“ Program sertifikasi
bertujuan untuk tenaga guru dan kependidikan yang lebih berkualitas
sehingga kemampuan guru dapat meningkat dan memiliki standar
kualifikasi”. Atau dengan kata lain target akhir sertifikasi ini sebagai
berikut:
a) Tersedianya tenaga guru terdidik atau terlatih yang memiliki standar
kualifikasi dan kompetensi.
b) Meningkatkanya pengetahuan dan keterampilan tenaga guru.
Berdasarkan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
sertifikasi sebagai salah satu upaya peningkatan mutu atau kualifikasi
kompetensi dan kesejahteraan guru yang berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru serta meningkatkan proses dan mutu hasil
pendidikan secara berkelanjutan.
b. Manfaat Sertifikasi Guru
1) Manfaat sertifikasi guru bagi guru itu sendiri antara lain:
a) Melindungi profesi guru dari parktek yang tidak berkompeten yangdapat merusak profesi citra guru.
b) Meningkatkan kesejahteraan guru. (Suyatno,2008:3)c) Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru.d) Merupakan alat seleksi penerimaan guru.
e) Untuk mengelompokkan guru.f) Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum.
g) Merupakan alat pembinaan guru.h) Mendorong kegiatan dan hasil belajar. (Mulyasa, 2007:191-194)
Berdasarkan rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa sertifikasi
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih mengacu
kepada pengawasan dan penjamin mutu tenaga pendidik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Manfaat sertifikasi guru bagi siswa
a) Melindungi masyarakat dari praktek-praktek pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.( Suyatno,2008:3)
b) Adanya proses pengembangan profesiona lisme dan evaluasi terhadap
kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan
pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta
anggotanya dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan
jaminan atau melindungi para pelanggan atau penggunan. (Wibowo
dalam Mulyasa, 2007:35-36)
c. Prinsip Sertifikasi Guru
Menurut Ditjen PMPTK dalam Pedoman Penetapan Peserta
Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2007, 4-5) mengungkapkan
bahwa prinsip sertifikasi antara lain:
1) Dilaksankan secara objektif, transparan, dan akuntabel
Objektif, yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikasi pendidik yang impartial, tidak diskriminaif, dan memenuhi standar pendidikan nasional.
Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikanpeluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untukmemperoleh akses informasi tentang proses sertifikasi. Akuntabel
merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepadapemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan
akademik.2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan
guru dan kesejahteraan guru.
Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang
telah lulus uji sertifikasi akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkankesejahteraan guru. Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru
maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutupendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
3) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhiamanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.4) Dilaksanakan secara terencana dan sitematis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru.
Kompetensi guru mencangkup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standarkompetensi guru mencangkup kompetensi inti guru.
5) Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.Jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya
ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkanpemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
d. Guru Bersertifikasi
Guru bersertifikasi harus memenuhi kriteria profesionalisme guru
yang akan menjadi rambu-rambu uji kompetensi dalam rangka standar dan
sertifikasi kompetensi guru.
Guru dapat dikatakan bersertifiaksi apabila telah memenuhi rambu-
rambu sebagai berikut: Menguasai pendidikan makro; menguasai lingkungan
akademis kampus, menguasai kurikulum KTSP; menguasai bahan ajar;
menguasai silabus; menguasai RPP; menguasai teori belajar; menguasai teori
pembelajaran; penguasaan merancang pembelajaran; kemahiran mengajar
dengan menguasai keterampilan seperti (bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
membimbing diskusi kelompok, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil,
dan perorangan); menguasai mekanisme seperti (merancang instrument,
menganalisis data, menganalisis data, kemahiran menggunakan hasil
penilaian), kemampuan merekonstruksi program keberhasilan mengikuti studi
lanjut; memiliki misi karier profesi, semangat etos kerja dan disiplin;
ketekunan, keuletan dan kerajinan; kemampuan sosial seperti (kemampuan
memahami dan menerima peserta didik; kepedulian pada peserta didik;
kemampuan bergaul dengan sejawat; kemampuan hidup bermasyarakat;
kegiatan produktif diluar profesi; partisipasi dalam organisasi profesi sebagai
(anggota, pengurus, tokoh); kegiatan sosial (keterlibatan dalan berbagai
lembaga masyarakat). (Mulyasa, 2007:195-196)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah “Pendidikan yang
mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air.” (Penjelasan pasal
37 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional).
Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai pendidikan
demokrasi, yang strategis dan mutlak bagi perwujudan masyarakat dan negara
demokrasi. Demokrasi dalam suatu negara hanya akan tumbuh subur apabila
dijaga oleh warga negara yang demokratis. Warga Negara yang demokratis
bukan hanya dapat menikmati hak kebebasan individu, tetapi juga harus
memikul tanggung jawab secara bersama-sama dengan orang lain untuk
membentuk masa depan yang cerah. Sesungguhnya, kehidupan yang
demokratis adalah cita-cita yang dicerminkan dan diamanatkan oleh para
pendiri bangsa dan negara ketika mereka pertama kali merumuskan Pancasila
dan UUD 1945.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 tahun
1989 pasal 39 menjelaskan bahwa:
“ Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha membekali peserta
didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan denganhubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan bela negara
agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Pada jenjang pendidikan tinggi, pendidikan bela Negara diselenggarakanantara lain melalui pendidikan kewarganegaraan.” (Sumarso, dkk 2002:6)
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar setiap warga
Negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta
tanah air berdasarkan Pancasila, semua itu diperlukan demi tetap utuh dan
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil, akan membuahkan
sikap mental bersifat cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik
dengan perilaku yang:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati
nilai-nilai falsafah bangsa.
2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat, bangsa dan Negara.
3) Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai
warga Negara.
4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara.
Melalui pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan mampu untuk
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negaranya secara bekesinambungan dan konsisten
dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan
UUD 1945.
Dari uraian tersebut diatas bahan dalam mengisi kemerdekaan
mengahadapi pengaruh global, maka setiap warga negara harus tetap pada jati
dirinya yang berjiwa patriotik dan cinta tanah air di dalam perjuangan non
fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing di dalam semua aspek
kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna
memiliki daya saing atau kompetitif, transparan dan memelihara serta
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, berpikir obyektif, rasional dan
mandiri, sehingga menjadi bangsa yang dapat diperhitungkan dalam
percaturan global dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh, tegak
dan jaya sepanjang masa.
Pendidikan Kewarganegaraan berkaitan dengan misi dan tugasnya
memiliki fungsi:
1) Membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan.2) Membentuk peserta didik memiliki rasa cinta tanah air.3) Membentuk peserta didik untuk menerapkan kebersamaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnyapersatuan dan persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(Mulyasa, 2006:97)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Sejarah dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia mengalami
perkembangan dan perubahan seiring dengan tuntutan zaman dan pergantian
rezim.
“Pendidikan kewarganegaraan dimulai dengan mata pelajaranKewarganegaraan (1957), Civic (1961), Pendidikan Kewargaan Negara(1968), Pendidikan Moral Pancasila / PMP (1975 dan 1984), Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan/ PPKn (1994) dan pelajaran PendidikanKewarganegaraan (2004).” (Winarno, 2005:8)
“Pendidikan Kewarganegaraan yang kita kenal sekarang telah
mengalami perjalanan panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an
yang dikenal dengan mata pelajaran “Civic” di sekolah dasar dan merupakan
embrio dari “ Civic Education” sebagai “ the body of knowledge”. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai instrument pengetahuan diarahkan untuk
membangun masyarakat demokrasi yang beradab”. (Syahrial, 2006:3)
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki beberapa tujuan yaitu:
1) Ilmu pendidikan kewarganegaraan sebagai disiplin ilmu yang
menyediakan deskripsi mengenai warga negara dan perananya. Tujuan Ilmu Kewarganegaraan (IKn) mengembangkan konsep-konsep teoritis mengenai peranan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
negara. Pendidikan kewarganegaraan sebagai program pendidikanbertugas membina peranan tersebut.
2) Tujuan umum pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik (good citizen) menurut ukuran negara yangbersangkutan.
3) Negara umumnya menggunakan ideologi serta konstitusi negarasebagai ukuran atau tolak ukur warga negara yang baik. Jadi warga
negara yang baik menurut ideologi, pandangan dan konstitusi negara. Bahkan disalahgunakan untuk kepentingan rezim politik negara.
4) Pendidikan kewarganegaraan (PKn) di Indonesia adalah pendidikan
politik yang fokus materinya peranan warga negara dalam kehidupanbernegara dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai
dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. (Cholisin,2000:97)
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untukmenumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang
cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta Ketahanan Nasional dari warga negara Negara Republik Indonesia.(Sumarsono dkk, 2002:4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,
sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan dari mata Pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk
memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam hal:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.2) Berpartisipasi secara bermutu dan tanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasi. (Winarno, 2003:11)
Sejalan dengan itu maka kompetensi yang diharapkan adalah: 1)
menguasai pengetahuan kewarganegaraan; 2) memilki keterampilankewarganegaraan; dan 3) menghayati dan mengembangkan karakterkewarganegaraan. Tiga komponen kompetensi tersebut menjadi kekuatan dari
kuikulum dan pengajaran yang berkenaan dengan kewarganegaraan dan juga menjadi ciri atau karakteristik dari mata pelajaran kewarganegaraan.
(Winarno, 2003:12)
Maka dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk
mendidik generasi muda agar menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, yang berpartisipasi aktif dalam rangka
membangun sistem pendidikan yang maju dan modern.
c. Kepribadian Warga Negara yang Baik
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
Mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan,
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi,
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya,
4) Berinterkasi dengan bangsa-bangsa lainnya dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengna memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap
mental yang cerdas dan penuh taggung jawab antara lain:
1) Manusia yang beri Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat, bangsa dan Negara.
3) Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai
warga Negara.
4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara.
5) Aktif memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta seni untuk
kepentingan bangsa dan negara.
Dengan Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki
wawasan kesadaran bernegara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan
perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila,
semua itu diperlukan demi tetap untuk dan tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (www.riolisan.blogspot.com/2009/04)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Sebagai warga negara Indonesia yang baik harus menghindari
sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk
menjalankan prinsip-prinsip demokratis dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah, dan
organisasi-organisasi non pemerintah perlu dikenal, dipahami, dan diterapkan
demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu juga
perlu ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab
sosial, ketaatan hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku
anti korupsi, kolusi dan nepotisme.
d. Sumbangan PKn dalam Keberhasilan Belajar
Peran PKn dalam membangun karakter bangsa memiliki kedudukan
yang sangat strategis karena bidang ini memfokuskan proses pembelajaran
pada perilaku individu warga, keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah.
Beranjak dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa PKn dapat mendukung
keberhasilan belajar karena:
1) Dengan PKn perilaku warga sebagai individu, keluarga, masyarakat,
sekolah dan pemerintahan difokuskan sehingga siswa dapat memperoleh
pengetahuan tentang perilaku warga Negara. Jika perilaku tersebut sudah
terealisasikan dalam kehidupan siswa terutama dalam pembelajaran,
sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan dalam belajar.
2) PKn bersifat interdisipliner (antar bidang ilmu), karena substansi kajian
yang membangun PKn diambil dari berbagai disiplin ilmu, seperti hukum,
politik, sosiologi, administrasi Negara, ekonomi pembangunan, sejarah
perjuangan bangsa dan filsafat. Oleh karena itu pembahasan dan
pengembanannya juga memerlukan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu
tersebut. Dengan uraian diatas dapat dikatakan bahwa dengan sifat PKn
yang interdisipliner maka memberikan sumbangan terhadap keberhasilan
belajar siswa, karena pada dasarnya PKn itu memberikan pengetahuan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pengetahuan ilmu yang mendukungnya, secara otomatis dengan
mempelajari PKn maka siswa sudah belajar ilmu-ilmu yang lainnya
menambah pengetahuan siswa terhadap bidang ilmu yang lain, jika
pengetahuan dalam bidang lainnya bertambah maka dapat dikatakan
bahwa PKn dapat memberikan sumbangan terhadap keberhasilan dalam
bidang ilmu yang lainnya. (Haryono, 2006:4)
Disamping disiplin ilmu politik, administrasi Negara, ekonomi
pembangunan obyek studi PKn menurut Numan Soematri dalam buku
Kansil dan Christine (hal 7:2002) adalah: ”Warga negara dalam
hubungannya denga organisasi bermasyarakat, sosial, ekonomi, agama,
kebudayaan, dan negara temasuk dalam obyek studi ini adalah: Tingkah
laku, tipe pertumbuhan, berpikir, potensi yang ada dalam sikap diri warga
Negara, hak dan kewajiban, cita-cita, aspirasi, kesadaran (patriotisme,
nasionalisme, pengertian internasional, moral pancasila) dan usaha,
kegiatan, partisipasi, serta tanggung jawab”. (Kansil dan Christine,
7:2002)
Jadi dengan demikian pembelajaran PKn dapat memberikan
sumbangan terhadap kajian ilmu yang lainnya karena dengan
dimasukkannya obyek studi diatas secara tidak langsung siswa dapat sadar
akan hak dan kewajibannya sebagai siswa sehingga terdorong untuk
belajar lebih giat dan secara otomatis dapat meningkatkan keberhasilan
belajar.
5. Keberhasilan Belajar Siswa
a. Pengertian Belajar dan Keberhasilan Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (1991:78) yaitu” Belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan
tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah
sebagai berikut:
a) Perubahan yang terjadi secara sadar
Bahwa individu yang belajar, akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya, pengetahuan
bertambah, kecakapan bertambah, kebiasaannya berubah.
b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan bertuju
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetapkan atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku ini terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari.
f) Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku dalam
sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. (Slameto, 1991:79-
80)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2) Pengertian Keberhasilan Belajar
Menurut Oemar Hambalik (2003:155) “Keberhasilan belajar
adalah Hasil belajar yang nampak sebagai perubahan tingkah laku pada
diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dalam pengembangan yang lebih baik
dibandingkan sikap sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi
tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya”.
b. Kriteria Keberhasilan Pengajaran
Menurut Nana Sudjana (2009:35-39) criteria sebagai ukuranataupun
patokan dalam menentukan keberhasilan pengajaran antara lain:
1) Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya (by process)
Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat
dikaji melalui beberapa persoalan dibawah ini:
a) Pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru
dengan melibatkan siswa secara sistemik.b) Kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan
kegiatan belajar dengan penuh kesadaran, kesungguhan dan tanpa
paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan pengetahuan,kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari pengajaran itu sendiri.
c) Siswa menempuh beberapa kegiatan belajar sebagai akibatpenggunaan multi metode dan multi media yang dipakai guru. Aneka ragam kegiatan siswa akan membawa banyak manfaat yang diperoleh,
sehingga dapat mencapai hasil yang menyeluruh dan terpadu bagipribadinya. Siswa tidak hanya mengetahui fakta tetapi juga
mengetahui bagaimana prosedur memperoleh fakta. Ini hanya bisadicapai bila siswa melakukan berbagai kegiatan belajar.
d) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai
sendiri hasil belajar yang dicapainya. Pengajaran adalah proses yang demokratis, objektif dan koreksi diri. Proses pengajaran hendaknya
menumbuhkan kegiatan mandiri. Artinya, ia sendiri yang belajar dan ia sendiri yang menilai dirinya, apakah benar ataukah salah, apakah ia telah melakukan pekerjaan dengan tepat atau tidak. Jika ia salah, ia
harus dapat memperbaiki dan dapat memecahkan persoalannya.e) Proses pengajaran yang dapat melibatkan semua sisswa dalam kelas.
Interaksi dinamis antara guru dan siswa, siswa dan siswa, merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan pengajaran yang berhasildengan tidak mengesampingkan adanya perbedaan individual dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kemampuan dan minatnya. Proses pengajaran haruslah memberikan
kesempatan pada setiap siswa melakukan kegiatan belajar sesuaikapasitasnya.
f) Suasana pengajaran atau proses belajar mengajar cukup
menyenangkan dan merangsang siswa belajar.g) Kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya sehingga menjadi
laboratorium belajar. Kelas yang miskin dengan sumber belajarmenyebabkan belajar siswa tergantung pada guru semata-mata.Kegiatan belajar siswa menjadi terbatas dan akhirnya menjemukan.
Suasana seperti ini musthil dapat memperoleh keberhasilan belajar.2) Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapai (by product)
a) Hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampakdalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang terdiri atas unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terpadu pada diri
siswa.b) Hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran mempunyai
daya dan dapat diaplikasi dalam kehidupan siswa, terutama dalampemecahan masalah yang dihadapinya baik dalam kehidupan disekolah maupun dalam dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan
keluarganya.c) Hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap
dalam pikirannya serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya.d) Yakin bahwa perubahan yang ditunjukan oleh siswa merupakan akibat
dari proses pengajaran.
Menurut Nana Sudjana (2009:53)” Kriteria keberhasilan belajar
afektif dapat dilihat dari berbagai tingkah laku siswa seperti atensi atau
perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru
dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain- lain”.
Selain dalam bidang afektif hasil belajar yang dapat diamati
adalah dalam bidang psikomotor. Menurut Nana Sudjana (2009:54)” Hasil
belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill),
kemampaun bertindak individu (seseorang)”.
c. Penilaian Hasil Belajar
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran perlu
dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Menurut Nana Sudjana
(2009:111) Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah” Memberikan
pertimbangan harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sedangkan penilaian menurut Abdul Majid (2008:186) adalah”
Proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik
yang mampu mengungkapkan pembuktian, atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar
dikuasai dan dicapai.”
B. Kerangka Berfikir
Penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri
Kecamatan Karanganyar, dalam pelaksanaan kompetensi profesional yaitu
dengan menguasai materi; menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar;
mengembangkan materi pembelajaran; mengembangkan keprofesionalan;
memanfaatkan tekhnologi. Kompetensi kepribadian dilaksanakan dengan
bertindak sesuai dengan norma; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan, menampilkan pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa; menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi;
menjunjung tinggi kode etik. Pelaksanaan kompetensi pedagogik guru menguasai
karakteristik peserta didik; menguasai teori belajar; mengembangkan kurikulum;
menyelenggarakan pendidikan; memanfaatkan TIK dengan peserta didik;
memnfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; berkomunikasi secara efektif.
Sedangkan kompetensi sosial diterapkan dengan bersikap inklusif, bertindak
objektif serta tidak diskriminatif; berkomunikasi dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat; berkomunikasi dengan komunitas
profesi sendiri.
Dalam penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi mengalami
beberapa kendala yang dihadapi. Adapun kendala-kendala tersebut antara lain
seperti waktu pembelajaran yang relatif sempit yaitu dalam waktu satu minggu
hanya mempunyai waktu 2 X 40 jam, kurangnya atau terbatasnya kepemilikan
alat media pembelajaran seperti OHP atau LCD yang dimiliki oleh sekolah sedikit
dan kurang mencukupi, keterbatasan penguasaan Teknis Informasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Komunikasi (TIK) oleh guru yang lanjut usianya. Guru kesulitan mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan cepat
Guru berupaya untuk meminimalisir kendala yang ada agar prestasi
belajar siswa dapat prestasi belajar menjadi lebih baik. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar
dalam meningkatkan keberhasilan belajar PKn yaitu antara lain: melakukan
remidiasi, melakukan penugasan kelompok maupun individu, melakukan
bimbingan, dan pendekatan kepada siswa, melaksanakan peran guru sebagai
penunjuk jalan kepada narasumber belajar.
Hasil belajar merupakan kompetensi siswa terhadap materi pelajaran
sebagai akibat dari perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar
berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil belajar itu akan diukur
dengan sebuah tes. Belajar itu menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang
berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan
nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas
sebagai hasil belajar.
Sebagai gambaran pemikiran untuk memecahkan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gbr. 1 Kerangka berfikir
K.Pedagogik K. Kepribadian K. SosialK.Profesional
? Penguasaan materi
? Menguasai SK dan DK
? Mengembangkanmateri
? Mengembangkankeprofesionalan
? Memanfaatkan TIK
? Menguasai karakteristikpeserta didik
? Menguasai teori belajar
? Mengembangkan kurikulum
? Menyelenggarakanpembelajaran yang mendidik
? Memanfaatkan TIK
? Memfasilitasi
pengembangan potensi siswa
? Berkomunikasi secaraefekif
? Menyelenggarakan penilaian
? Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas
? Bertindak sesuai norma
? Pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan menjadi teladan
? Pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
? Etos kerja,
tanggung jawab yang t inggi
? Menjunjung kode
etik guru
? Bersikap inklusif, objektif, dan tidak diskriminatif
? Berkomunikasi
secara efektif, empatik, santun, sesame peserta
didik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat
? Berkomunikasi
dengan komunitas
profesi sendiri
Menghasilkan
kemampuan
kognitif
Menghasilkan
skill/ psikomotor
Menghasilkan
kemampuan
afektif/sikap
Menghasilkan
sikap
Keberhasilan belajar tercapai
Kompetensi Guru PKn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan lokasi yang akan dijadikan objek
penelitian berkaitan erat dengan data-data atau informasi yang bisa diperoleh
sesuai dengan permasalahan atau objek penelitian. Sesuai dengan masalah yang
diteliti yakni mengenai peningkatan kompetensi guru PKn bersertifikasi SMP
Negeri di Kecamatan Karanganyar, maka peneliti memilih lokasi di wilayah
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
a. Adanya data yang tersedia di lokasi tersebut sehingga memudahkan peneliti
untuk melakukan penelitian.
b. Lokasi yang mudah dijangkau peneliti.
c. Lokasi tersebut belum pernah diteliti untuk judul penelitian yang sama.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah kapan penelitian itu berlangsung dari
penyusunan proposal sampai penulisan laporan. Penelitian ini dilaksanakan
setelah usulan penelitian disetujui oleh pembimbing skripsi. Adapun pembagian
waktu dan jadwal kegiatannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan 2009 2010
Apl Mei Jn Ags-Sep Jan-Apl Mei-Jl
1 Pengajuan judul
2 Pembuatan Proposal
3 Perijinan Penelitian
4 Pengumpulan data
5 Analisis data
6 Pembuatan Laporan
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Dalam penelitian ini berdasarkan jenis data yang diperlukan maka
bentuk penelitiannya adalah deskriptif kualitatif artinya pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif karena memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga, atau
lainnya berdasarkan fakta). Menurut Bogdan dan Tylor yang dikutip Lexy
J.Moleong (2004:4) yang mengemukakan,” Metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.
Dari definisi diatas maka penelitian ini merupakan penelitian yang
berbentuk kualitatif karena deskripsi permasalahannya yang dijabarkan dalam
bentuk data. Data kualitatif seperti wawancara dari siswa yang diajar oleh guru
bersertifikasi, guru bersertifikasi, dan kepala sekolah di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar.
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian deskriptif ada empat macam strategi penelitian yang
dapat digunakan untuk menyusun penelitian, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Studi KasusTunggal terpancang
“ Studi yang memusatkan pada variabel yang telah ditentukan terlebih
dahulu atau dengah istilah (Embeded Case Study)”. (Sutopo, HB, 1996:10)
kemudian hanya menggunakan satu lokasi penelitian saja.
b. Ganda terpancang
Sedang strategi penelitian ganda terpancang yang membedakan hanya lokasi
penelitian, dimana ada dua lokasi penelitian yang digunakan.
c. Tunggal holistik
Studi yang mengarahkan pada subyeknya secara menyeluruh dengan
berdasarkan aspek .
d. Ganda holistik
Studi yang mengarahkan pada dua subyeknya secara menyeluruh dengan
berbagai aspek.
Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah tunggal terpancang,
dimana peneliti hanya ingin mengungkapkan berbagai masalah yang berhubungan
dengan peningkatan kompetensi guru PKn bersertifikasi secara utuh sebagai satu
kesatuan. Untuk itu maksud dari strategi penelitian tunggal terpancang dalam
penelitian mengandung pengertian sebagai berikut: tunggal yang artinya hanya
ada satu lokasi yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Karanganyar. Sedangkan terpancang yaitu hanya pada tujuan untuk mengetahui
Penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Dengan demikian proses pengumpulan
data dan analisis data akan lebih terarah pada permasalahan yang sudah
ditentukan.
C. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (1993:114) yang dimaksud dengan sumber
data adalah “ subjek dari mana data dapat diperoleh.”
Adapun sumber data yang dipreoleh dalam penelitian kualitatif dapat
berupa “manusia, peristiwa, atau aktivitas, tempat atau lokasi, dokumen dan arsip
serta berbagai benda lain”. (HB. Sutopo 2002:50)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah:
1. Informan
Pengertian informan menurut Suharsimi Arikunto (1993:114) adalah “
Sumber data yang memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau
jawaban tertulis melalui angket”. Informan diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti.
Dalam penelitian ini informan yang diwawancarai adalah:
a. Guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar yaitu
1) Dwi Sulisyani, S.Pd guru PKn SMP N 1 Kra, sertifikasi tahun 2007
2) Herly Hastuti, S.Pd guru PKn SMP N 2 Kra sertifikasi tahun 2008
3) Wahyu Widayati, S.Pd guru PKn SMP N 2 Kra, sertifikasi tahun 2008
4) Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP N 3 Kra, sertifikasi tahun 2007
5) Suheksi, S.Pd guru PKn SMP N 4 Kra, sertifikasi tahun 2008
6) Sri Martanti, S.Pd guru PKn SMP N 5 Kra, sertifikasi tahun 2008
b. Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar
1) Drs.Widodo, M.Pd, Kepala Sekolah SMP N 1 Kra
2) Dra. Sri wuryati, Kepala Sekolah SMP N 2 Kra
3) Hj. Sri Murni Pudyastuti, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMP N 3 Kra
4) Sukinto, S.IP, S.Pd,MM, Kepala Sekolah SMP N 4 Kra
5) Hj. Sukarti, S.Pd, Kepala Sekolah SMP N 5 Kra
c. Siswa yang diajar oleh guru PKn Bersertifikasi
1) Kelas IX A-G SMP N 1 Karanganyar berjumlah 7 kelas
2) Kelas VII D-G dan VIII A-G SMP N 2 Karanganyar berjumlah 11 kelas
3) Kelas VII A-C dan IX A-G SMP N 2 Karanganyar berjumlah 10 kelas
4) Kelas IX A-I SMP N 3 Karanganyar berjumlah 9 kelas
5) Kelas IX A-F SMP N 4 Karanganyar berjumlah 6 kelas
6) Kelas VII A-G SMP N 5 Karanganyar berjumlah 7 kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pengambilan sampel informan secara acak dengan diambil informan tiap
siswa yang diajar guru bersertifikasi sebanyak 5 siswa, jumlah keseluruhan
siswa sebagai informan yaitu 30 siswa.
2. Dokumen dan Arsip
Dokumen ada dua yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi, dokumen
pribadi yaitu tulisan tentang diri seseorang yang ditulisnya sendiri, sedang
dokumen resmi adalah dokumen yang dikeluarkan suatu instansi. Sumber arsip
merupakan informasi yang dapat diperoleh peneliti tentang subjek yang akan
diteliti. Macam-macam dokumen yang digunakan disini meliputi seluruh
dokumen resmi tentang hal-hal yang terkait dengan Penerapan kompetensi guru
PKn di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar yaitu antara lain:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
c. Profil guru PKn SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar
d. RPP guru PKn Bersertifikasi
e. Daftar hasil belajar siswa SMP Negeri Karanganyar
c. Tempat dan peristiwa
Kegiatan penelitian kualitatif tidak lepas dari wawancara dan observasi
yang akan melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa yang terjadi. Hal ini dilakukan
agar peneliti dapat berhasil sesuai dengan tujuan. Melalui tempat dan peristiwa
peneliti dapat memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu
dengan menggunakan wawancara maupun observasi di SMP N di Kecamatan
Karanganyar.. Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah
kelas yang diajar oleh guru PKn Bersertifikasi di SMP N Kecamatan
Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Dalam penelitian kualitatif sampel ditentukan oleh peneliti sendiri
dengan mempertimbangkan bahwa sampel untuk mengetahui masalah yang
diteliti,jujur, dapat dipercaya, dan datanya bersifat obyektif.
Sehingga dalam penelitian kualitatif, teknik cuplikan yang biasa
digunakan adalah teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan
pertimbangan konsep teoritis yang digunakan dan keingintahuan pribadi peneliti.
Oleh karena itu, cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
sampling.
Dalam Goetz dan Le Comte dalam HB. Sutopo (2002:185) “ Purposive
sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih individu- individu
yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data.”
Populasi merupakan sampel. Apabila yang menjadi populasi adalah
siswa kelas yang diajar guru PKn bersertifikasi SMP N 1 Karanganyar berjumlah
280 siswa, SMP N 2 Karanganyar berjumlah 440 dan 400 siswa, SMP N 3
Karanganyar berjumlah 360 siswa, SMP N 4 Karanganyar berjumlah 240 siswa
dan SMP N 5 Karanganyar berjumlah 280 siswa. Maka sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah 30 siswa yang diambil secara proporsional dengan
sampel setiap sekolahan yang diajar oleh guru PKn bersertifikasi berjumlah 5
siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi
Menurut Lexy J. Moleong 2001:117) mengemukakan bahwa ciri khas
penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dan pengamatan berperan serta, namun
peran penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Pengamatan
berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang
dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Soetardi (1996:72)” Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki”.
Teknik observasi yang peneliti gunakan adalah observasi berperan pasif
yang peneliti lakukan dikelas dimana guru PKn bersertifikasi melakukan kegiatan
belajar mengajar. Peneliti hanya sebagai pengamat tempat dan peristiwa
pelaksanaan kompetensi guru PKn bersertifikasi dan perannya dalam
meningkatkan keberhasilan belajar siswa di SMP Negeri di Kecamatan
Karanganyar.
2. Wawancara
Wawancara adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang membebankan jawaban
atas pertanyaan itu”. (Moleong, 2004: 135)
Dalam kegiatan wawancara ini yang utama dalam membuat daftar
pertanyaan agar sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji. Kemudian
didalam pelaksanaanya mencatat hal-hal yang penting dalam wawancara. Dalam
wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan yang telah
dipilihnya dan dianggap mengetahui secara jelas terhadap permasalahan yang
akan diteliti.
Adapun narasumber dari penelitian ini adalah:
a. Dwi Sulisyani, S.Pd guru PKn SMP N 1 Karanganyar
b. Herly Hastuti, S.Pd guru PKn SMP N 2 Karanganyar
c. Wahyu Widayati, S.Pd guru PKn SMP N 2 Karanganyar
d. Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP N 3 Karanganyar
e. Suheksi, S.Pd guru PKn SMP N 4 Karanganyar
f. Sri Martanti, S.Pd guru PKn SMP N 5 Karanganyar
g. Drs.Widodo, M.Pd, Kepala Sekolah SMP N 1 Karanganyar
h. Dra. Sri wuryati, Keapala Sekolah SMP N 2 Karanganyar
i. Hj. Sri Murni Pudyastuti, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMP N 3 Karanganyar
j. Sukinto, S.IP, S.Pd,MM, Kepala Sekolah SMP N 4 Karanganyar
k. Hj. Sukarti, S.Pd, Kepala Sekolah SMP N 5 Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Dokumentasi dan arsip
Dokumentasi dan arsip merupakan sumber data yang sangat penting
artinya dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasarannya sangat berkaitan
dengan peristiwa yang sedang dipelajari dalam penelitian ini, penulis membuat
beberapa dokumentasi yang berupa gambar (cetak foto) yang menggammbarkan
keadaan kelas dalam proses belajar mengajar.
Sumber arsip merupakan informasi yang dapat diperoleh peneliti tentang
subyek yang diteliti. Adapun bahan-bahan tulisan yang ada hubungannya dengan
penelitian ini antara lain:
a) Mencatat data siswa dan hasil belajar siswa di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar
b) Mencatat data guru PKn bersertifikasi di SMP N Kecamatan Karanganyar.
F. Validitas Data
Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data dari
kancah peneliti. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan maksud supaya hasil
penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena validitas data
menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian. Data yang
telah dikumpulkan, diolah, dan diuji kesahihannya melalui teknik pemeriksaan
tertentu.
Agar data yang diperoleh benar-benar valid, maka pemeriksaan
keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi. Dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif, H.B Sutopo (2002:78-82) menyebutkan bahwa ada empat
trianggulasi yaitu:
a. Trianggulasi data, artinya data yang sama atau sejenis atau lebih mantap kebenarannya bisa digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
b. Trianggulasi metode, jenis triangulasi ini biasanya dilakukan oleh seorang
peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakanteknik dan metode pengumpulan data yang berbeda.
c. Trianggulasi penelitian, adalah hasil peneliti yang baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya daribeberapa peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
d. Trianggulasi teori, trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. (H.B Sutopo, 2002:78-82)
Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data dalam
penelitian ini adalah trianggulasi data. Adapun yang menjadi alasan peneliti
memilih trianggulasi data adalah untuk menutup kemungkinan adanya kekurangan
data dari sumber yang lain. Peneliti memanfaatkan jenis informasi dari
narasumber yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam
yaitu mewawancarai dengan pertanyaan yang sama dari narasumber yang berbeda
yaitu guru PKn bersertifikasi di SMP N Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Karanganyar. Dengan demikian informasi dari narasumber yang satu bisa
dibandingkan informasi dari narasumber yang lain.
G. Analisis Data
Menurut Lexy J. Moleong (2004:280)” Analisis data adalah proses
pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori, dan satun uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data”. Sedangkan menurut H.B Sutopo (2003:91) berpendapat
bahwa” Dalam proses analisis data tredapat empat komponen utama yang harus
dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah:
(1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan
atau verifikasi”.
1. Pengumpulan Data
Merupakan kegiatan memperoleh informan yang berupa kalimat-kalimat
yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumen. Data
yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan
analisis agar data menjadi teratur.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Selama pengumpulan data berlangsung
terjadilah proses reduksi yang kemudian membuat ringkasan, megkode,
menelusuri tema, menguatkan data yang diperoleh dan menentukan batas-batas
permasalahan. Proses ini terus-menerus samapai pada laporan akhir penelitian
selesai
H.B Sutopo (2002:92) berpendapat bahwa” Reduksi data adalah bagian
dari proses analis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang
hal-hal yang tidak penting, dan menyatukan data sedemikian rupa sehingga
simpulan penelitian dapat dilakukan”.
3. Sajian Data
Alur penting dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Suatu
penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tidakan. Penyajian yang sering
digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif.
Proses analisis selanjutnya adalah penyajian data yang mengorganisir
informasi secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam menggabungkan
dan merangkai keterkaitan antar data dalam menyusun penggambaran proses serta
memahami fenomena yang ada pada obyek penelitian. Melalui penyajian data
akan memungkinkan peneliti untuk menginterprestasikan fenomena-fenomena
tersebut. Penyajian data disajikan dalam bentuk label dan teks yang naratif yang
berupa catatan lapangan.
4. Penarikan Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dilapangan, sejak awal peneliti sudah menarik
kesimpulan. Kesimpulan mula-mula masih belum jelas dan masih bersifat
sementara kemudian meningkat sampai pada kesimpulan yang mantap yaitu
pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis data yang
dilaksanakan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan dokumen dapat segera ditarik kesimpulan yan bersifat sementara.
Agar kesimpulan tersebut lebih mantap maka peneliti memperjuangkan pada
waktu observasi. Dari observasi tersebut dapat ditemukan data baru yang dapat
mengubah kesimpulan sementara, sehingga diperoleh kesimpulan yang mantap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Proses analisis dengan model interaktif dapat ditujukkan dengan bagan sebagai
berikut:
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 2. Model Interaktif (H.B Sutopo,2002:96)
H. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahapan yaitu:”
(1) Persiapan, (2) Pengumpulan data, (3) Analisis data, (4) Penyusunan laporan
penelitian”. H.B Sutopo.2002:187-190)
Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan
Tahap persiapan ini dilakukan dari pembuatan rancangan penelitian,
memilih informan penelitian, mengurus perijinan dan menyiapkan perlengkapan.
2. Pengumpulan data
Tahap dilakukan untuk mengumpulkan dan menggali data yang relevan
dengan tujuan penelitian. Dalam tahap ini peneliti sudah mulai terjun ke lapangan
yakni mulai memahami latar belakang penulisan dan persiapan diri memasuki
lapangan
3. Analisis data
Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di
lapangan. Sedangkan analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap
cukup untuk mendukung maksud dan tujuan penelitian. Pada tahap ini merupakan
usaha untuk menemukan tema-tema yang relevan dengan masalah penelitian, data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tersebut kemudian dianalisis kembali secara intensif dan mendalam untuk
kemudian ditarik kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan tersebut.
4. Penyusunan laporan
Tahap penulisan laporan yaitu peneliti mulai menyusun laporan setelah
membuat data, yang kemudian data tersebut diperbanyak sesuai kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
1. Letak dan Profil SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Karanganyar
Kecamatan Karanganyar merupakan salah satu Kecamatan dari 12
Kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Jarak dari ibu kota Kabupaten 1
KM arah timur.
Wilayah Kecamatan Karanganyar berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kecamatan Mojogedang
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Jumantono
Sebelah Barat : Kecamatan Tasikmadu dan Kecamatan Jaten
Sebelah Timur : Kecamatan Karangpandan dan Kecamatan Matesih
dalam bidang pendidikan, Kecamatan Karanganyar memiliki sekolah baik
TK, SD, SMP, SMA, maupun SMK. Kecamatan Karanganyar memiliki 37 buah
Taman Kanak-Kanank (TK), 36 buah SD Negeri dan 3 buah SD Swasta, 5 buah
SMP Negeri dan 3 buah SMP Swasta, 2 buah SMU Negeri dan 2 buah SMU
Swasta, 2 buah SMK Negeri dan 8 buah SMK Swasta. Dan data dari Kantor
Depag Kecamatan Karanganyar jumlah sekolah MI 5 buah, MTS 2 buah, dan
MAN 1 buah.
Kecamatan Karanganyar memiliki 5 buah SMP Negeri dan 3 buah SMP
Swasta. 5 SMP Negeri tersebut yaitu: SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP Negeri 2
Karanganyar, SMP Negeri 3 Karanganyar, SMP Negeri 4 Karanganyar, dan SMP
Negeri 5 Karanganyar. Sedangkan 3 SMP Swasta yaitu: SMP Muhamadiyah 2
Karanganyar, SMP Satya Karya, SMP Kanisius Barata. Adapun profil dari SMP
Negeri di Kecamatan Karanganyar antara lain:
a. Profil SMP Negeri 1 Karanganyar
1) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karanganyar
2) No. Statistik Sekolah : 201031309001
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3) Alamat : Jl. Ir. H Juanda No. 18, Karanganyar
4) No Telp : (0271) 495450
5) Status Sekolah : Negeri
6) Nilai Akreditasi Sekolah : A
7) Kepala Sekolah : Drs. Widodo, M.Pd
8) Kondisi Guru :
Tabel.2 Kondisi Guru SMP Negeri 1 Karanganyar
No Tingkat Pendidikan Jumlah dan Status Guru Jumlah
GT/PNS GTT/Guru bantu
L P L P
1 S2 2 - - 1 3
2 S1 14 23 2 5 44
3 D3 - 3 - - 3
4 D2 - 1 - - 1
5 < SMA / Sederajat 1 - - - 1
Jumlah 17 27 2 6 52
Sumber : Kepala Tata Usaha SMP Negeri 1 Karanganyar
9) Data Siswa tahun ajaran 2009/2010
Kelas VII sebanyak 228 siswa, kelas VIII berjumlah 309 siswa, dan siswa
kelas IX sebanyak 285 siswa. Jadi total siswa sebanyak 882 siswa.
10) Pengembangan Kompetensi atau Profesionalisme Guru
Tabel. 3 Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atauprofesionalisme di SMP Negeri 1 Karanganyar
No Jenis Pengembangan Jml yang mengikuti
L P Jmlh
1 Penataran KBK 7 6 13
2 Penataran Metode Pembelajaran(termasuk CTL) 5 11 16
3 Penataran PTK 1 - 1
4 Penataran Karya Tulis Ilmiah 1 - 1
5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 5 13 18
6 Penataran PTBK - 1 1
Sumber: Kepala Tata Usaha SMP Negeri 1 Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Profil SMPNegeri 2 Karanganyar
1) Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
2) No. Statistik Sekolah : 201031309002
3) Alamat : Jl. Lawu No. 203 Karanganyar
4) No Telp : (0271) 495070
5) Status Sekolah : Negeri
6) Nilai Akreditasi Sekolah : A
7) Kepala Sekolah : Dra. Sri wuryanti
8) Kondisi Guru :
Tabel.4 Kondisi Guru SMP Negeri 2 Karanganyar
No Tingkat Pendidikan Jumlah dan Status Guru Jumlah
GT/PNS GTT/Guru bantu
L P L P
1 S2 1 - - 1
2 S1 18 29 1 2 49
3 D3 2 2 - 1 5
Jumlah 20 31 1 3 55
Sumber : Kepala Tata Usaha SMP Negeri 2 Karanganyar
9) Data Siswa tahun ajaran 2009/2010
Kelas VII sebanyak 274 siswa, untuk kelas VIII sebanyak 280 siswa dan
untuk kelas IX sebnayak 279 siswa. Jadi total siswa sebanyak 833 siswa.
10) Pengembangan Kompetensi atau Profesionalisme Guru
Tabel. 5 Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau
profesionalisme di SMP Negeri 2 Karanganyar
No Jenis Pengembangan Jml yang mengikuti
L P Jml
1 Penataran KBK 21 34 55
2 Penataran Metode Pembelajaran(termasuk CTL) 21 34 55
3 Penataran PTK 21 34 55
4 Penataran Karya Tulis Ilmiah 8 12 20
5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 14 15 29
6 Penataran PTBK 1 1 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
7 Penataran lainnya:
Profesionalisme Guru
20 28 48
Sumber: Kepala Tata Usaha SMP Negeri 2 Karanganyar
c. Profil SMP Negeri 3 Karanganyar
1) Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Karanganyar
2) No. Statistik Sekolah : 201031309068
3) Alamat : Jl. Lawu Harjosari, Popongan, Karanganyar
4) No Telp : (0271) 495297
5) Status Sekolah : Negeri
6) Nilai Akreditasi Sekolah : A
7) Kepala Sekolah : Hj. Sri Murni Pudyastuti, S.Pd, M.pd
8) Kondisi Guru :
Tabel.6 Kondisi Guru SMP Negeri 3 Karanganyar
No Tingkat Pendidikan Jumlah dan Status Guru Jumlah
GT/PNS GTT/Guru bantu
L P L P
1 S2 5 - - - 5
2 S1 20 19 2 5 46
3 D4 - 1 - - 1
4 D3 2 6 - - 8
5 D2 1 1 - - 2
6 D1 2 1 - - 3
Jumlah 30 28 2 5 65
Sumber : Kepala Tata Usaha SMP Negeri 3 Karanganyar
9) Data Siswa tahun ajaran 2009/2010
Kelas VII sebanyak 314 siswa, untuk kelas VIII sebanyak 361 siswa, dan
untuk kelas IX SMP N 3 Karanganyar tahun ajaran 2008/2009 sebanyak1029
10) Pengembangan Kompetensi atau Profesionalisme Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel. 7 Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau
profesionalisme di SMP Negeri 3 Karanganyar
No Jenis Pengembangan Jml yang mengikuti
L P Jml
1 Penataran KBK 20 18 38
2 Penataran Metode Pembelajaran(termasuk CTL) 25 30 55
3 Penataran PTK 15 13 28
4 Penataran Karya Tulis Ilmiah 13 10 23
5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 13 13 6
6 Penataran PTBK 12 1 25
Sumber: Kepala Tata Usaha SMP Negeri 3 Karanganyar
d. Profil SMP Negeri 4 Karanganyar
1) Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
2) No. Statistik Sekolah : 20103130986
3) Alamat : Jl.Yos Sudarso No. 27 Bejen, Karanganyar
4) No Telp : (0271) 495827
5) Status Sekolah : Negeri
6) Nilai Akreditasi Sekolah : A
7) Kepala Sekolah : Sukinto,S.IP, S.Pd,MM
8) Kondisi Guru :
Tabel.8 Kondisi Guru SMP Negeri 4 Karanganyar
No Tingkat Pendidikan Jumlah dan Status Guru Jumlah
GT/PNS GTT/Guru bantu
L P L P
1 S2 - 1 - - 1
2 S1 14 32 5 - 51
3 D3 - 1 - - 1
4 D2 - 1 - - 1
Jumlah 14 35 5 - 54
Sumber : Kepala Tata Usaha SMP Negeri 4 Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
9) Data Siswa tahun ajaran 2009/2010
Kelas VII sebanyak 245 siswa, untuk kelas VIII sebanyak 251 siswa, dan
untuk kelas IX sebanyak 231 siswa. Jadi total siswa 727 siswa
10) Pengembangan Kompetensi atau Profesionalisme Guru
Tabel. 9 Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atauprofesionalisme di SMP Negeri 4 Karanganyar
No Jenis Pengembangan Jml yang mengikuti
L P Jml
1 Penataran KBK 19 35 54
2 Penataran Metode Pembelajaran(termasuk CTL) 1 1 2
3 Penataran PTK - 1 1
4 Penataran Karya Tulis Ilmiah 1 - 1
5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 8 11 19
6 Penataran PTBK 2 7 9
Sumber: Kepala Tata Usaha SMP Negeri 4 Karanganyar
e. Profil SMP Negeri 5 Karanganyar
1) Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Karanganyar
2) No. Statistik Sekolah : 2010313090500
3) Alamat : Jl. Lawu No. 368, Karanganyar
4) No Telp : (0271) 495213
5) Status Sekolah : Negeri
6) Nilai Akreditasi Sekolah : A
7) Kepala Sekolah : Hj.Sukarti, S.Pd
8) Kondisi Guru :
Tabel.10 Kondisi Guru SMP Negeri 5 Karanganyar
No Tingkat Pendidikan Jumlah dan Status Guru Jumlah
GT/PNS GTT/Guru bantu
L P L P
1 S2 1 - - - 1
2 S1 11 21 7 3 42
3 Diploma - 2 1 1 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Jumlah 13 23 8 4 47
Sumber : Kepala Tata Usaha SMP Negeri 5 Karanganyar
9) Data Siswa tahun ajaran 2009/2010
Kelas VII sebanyak 282 siswa, kelas VIII sebanyak 275 siswa dan kelas IX
sebanyak 258 siswa. Jadi total siswa sebanyak 815 siswa.
10) Pengembangan Kompetensi atau Profesionalisme Guru
Tabel. 11 Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atauprofesionalisme di SMP Negeri 5 Karanganyar
No Jenis Pengembangan Jml yang mengikuti
L P Jml
1 Penataran KBK 18 24 42
2 Penataran Metode Pembelajaran(termasuk CTL) 18 24 42
3 Penataran PTK 15 13 28
4 Penataran Karya Tulis Ilmiah 13 10 23
5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 5 10 15
6 Penataran PTBK 12 1 25
Sumber: Kepala Tata Usaha SMP Negeri 5 Karanganyar
2. Kondisi Umum Guru PKn Bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar
Kecamatan Karanganyar mempunyai 5 SMP Negeri. Kelima SMP
Negeri tersebut adalah SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP Negeri 2 Karanganyar,
SMP Negeri 3 Karanganyar, SMP Negeri 4 Karanganyar, dan SMP Negeri 5
Karanganyar. Setiap SMP Negeri memiliki minimal satu guru PKn bersertifikasi,
bahkan ada satu SMP Negeri yang memiliki 2 sekaligus guru PKn bersertifikasi.
Jumlah guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar,
Kabupaten Karanganyar adalah enam orang. SMP Negeri 1 Karanganyar memiliki
1 guru PKn bersertifikasi, SMP Negeri 2 Karanganyar memiliki 2 guru PKn
bersertifikasi, SMP Negeri 3 Karanganyar memiliki 1 guru PKn bersertifikasi,
SMP Negeri 4 Karanganyar memiliki 1 guru PKn bersertifikasi, dan SMP Negeri
5 Karanganyar memiliki 1 guru PKn bersertifikasi.Untuk lebih jelasnya lihat tabel
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel. 12 Jumlah guru PKn bersertifikasi SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar
Nama Sekolah Jml Guru
PKn
Bersertifikasi
Nama guru
PKn
Bersertifikasi
Jenis
Kela
min
Th
Sertifikasi
SMP Negeri 1 Kra 1 Dwi Sulisyani,S.Pd P 2007
SMP Negeri 2 Kra 2 Herly Hastuti, S.Pd P 2008
Wahyu Widayati,S.Pd P 2008
SMP Negeri 3 Kra 1 Sundarumaya, SPd L 2007
SMP Negeri 4 Kra 1 Suheksi,S.Pd P 2008
SMP Negeri 5 Kra 1 Sri Martanti, S.Pd P 2008
Sumber: Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten Karanganyar
a. Pendidikan
Enam guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar
rata-rata telah mempunyai gelar Sarjana atau telah lulus Sarjana. Dari Enam guru
PKn bersertifikasi tersebut semuanya telah lulus sesuai dengan bidangnya yaitu
Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Gelar Sarjana diperoleh
dari LPTK perguruan tinggi Negeri yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta ada
2 guru, dari LPTK perguruan tinggi Swasta Universitas Verteran Bantara
Sukoharjo sebanyak 3 guru. Dan dari LPTK perguruan tinggi Negeri swasta
Universitas Widiya Dahrma, Klaten sebanyak 1 guru
Tabel 13. Jenjang Pendidikan guru PKn bersertifikasi SMP Negeri di Kecamatan
Karanganyar
No Nama SMP Nama Guru Jenjang
Pendidikan
Perguruan
tinggi
1 SMP N 1 Kra Dwi Sulisyani, S.Pd S1 PPKN UNS
2 SMP N 2 Kra Herly Hastuti, S.Pd S1 PPKN UWIDA
Wahyu Widayati,S.Pd S1 PMP KN UNIVET
3 SMP N 3 Kra Sundarumaya, S.Pd S1PMP KN UNIVET
4 SMP N 4 Kra Suheksi, S.Pd S1 PMP KN UNIVET
5 SMP N 5 Kra Sri Martanti, S.Pd S1 PPKN UNS
Sumber: Guru PKn SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar yang bersertifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar dapat dilihat dari lama guru tersebut mengajar.
Guru PKn yang lolos sertifikasi memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun
dalam bidangnya. Guru-guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar mempunyai pengalaman mengajar antara 18 tahun- 28 tahun.
Tabel. 14. Lama mengajar dan tahun lolos sertifikasi guru PKn SMP N di Kec.
Karanganyar.
Nama Sekolah Nama Guru Jenis
Kelamin
Lama
Mengajar
Tahun
sertifikasi
SMP N 1 Kra Dwi Sulisyani,S.Pd P 24 2007
SMP N 2 Kra Herly Hastuti,S.Pd P 28 2008
Wahyu Widayati,SPd P 23 2008
SMP N 3 Kra Sundarumaya,S.Pd L 28 2007
SMP N 4 kra Suheksi, S.Pd P 26 2008
SMP N5 Kra Sri Martanti, S.Pd P 18 2008
Sumber: Guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Kra
c. Status
Status guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar
sebagai Pegawai Negeri Sipil. Status guru di sekolah merupakan jaminan bagi
guru karena kalau berstatus guru tetap dan PNS maka komitmen untuk sekolah
bisa diharapkan karena mempunyai komitmen lebih untuk mendidik siswa.
Disamping itu juga dengan status PNS, maka kesejahteraan guru terjamin.
Status guru dalam artian lain bisa berarti bahwa sudah berkeluarga atau
belum. Bagi guru PKn yang sudah berkeluarga peran guru lebih kepada peran
orang tua yang memberikan bimbingan dan arahan agar anaknya sukses dengan
prestasi baik. Sedangkan bagi guru yang belum berkeluarga peran guru lebih
kepada sahabat yang selalu membantu apabila temannya kesusahan dan selalu
menginginkan yang terbaik untuk temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel. 15 Status guru PKn bersertifikasi SMP N di Kecamatan Karanganyar
Nama Sekolah Nama Guru Status
Pekerjaan
Status Keluarga
SMP N 1 Kra Dwi Sulisyani,S.Pd PNS Berkeluarga
SMP N 2 Kra Herly Hastuti,S.Pd PNS Berkeluarga
Wahyu Widayati,SPd PNS Berkeluarga
SMP N 3 Kra Sundarumaya,S.Pd PNS Berkeluarga
SMP N 4 kra Suheksi, S.Pd PNS Berkeluarga
SMP N5 Kra Sri Martanti, S.Pd PNS Berkeluarga
Sumber: Guru PKn bersertifikasi SMP N di Kecamatan Karanganyar
B. Diskripsi Hasil Penelitian
1. Penerapan Kompetensi Guru PKn Bersertifikasi di SMP Negeri
Kecamatan Karanganyar
Setiap guru bersertifikasi diharapkan menjadi pendidik yang profe sional
dan berkompetensi sebagai agen pembelajaran. Peningkatan mutu guru lewat
program sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya
adalah apabila kompetensi guru yang bagus yang diikuti dengan penghasilan
bagus, diharapkan kinerja juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBMnya
yang diharapkan dapat membuahkan pendidikan yang bermutu. Maka dari itu
guru perlu sertifikasi.
Program sertifikasi bertujuan untuk tenaga guru dan kependidikan agar
lebih berkualitas sehingga kemampuan guru atau kompetensi guru dapat
ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
Semua guru bersertifikasi dituntut untuk profesional dalam melaksanakan
tugasnya, dan dituntut untuk dapat menerapkan kompetensi yang dimiliki oleh
seorang guru. Ada 4 kompetensi guru yaitu kompetensi profesional, kepribadian,
pedagogik, dan sosial. Penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP
Negeri Kecamatan Karanganyar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
a. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional pada dasarnya adalah suatu kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan guru membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi dimana substansi standar kompetensi itu tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007.
Guru yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan,
pengajaran dan pelatihan yang efektif dan efisien. Guru yang profesional
diyakini mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam
kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan.
Penerapan kompetensi profesional guru PKn bersertifikasi di SMP
Negeri Kecamatan Karanganyar yaitu:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
Sebagai seorang pendidik profesional guru harus menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
PKn. Dan dia juga harus mampu mengembangkan ilmu yang dimilikinya
tersebut.
Guru yang bersertifikasi adalah guru yang profesional yang harus
menunjukkan bahwa ia ahli dalam bidangnya dan memiliki kesesuian
antara bidang mengajar dengan latar belakang pendidikan yang
diperolehnya dari LPTK sewaktu masih duduk di bangku perkuliahan, dan
juga pengalaman mereka mengajar. Hal tersebut sebagai penunjang dalam
melaksanakan tugasnya karena dengan diperolehnya teori serta konsep
mengenai Pendidikan Kewarganegaraan secara otomatis guru PKn akan
dapat memahami dan mampu untuk menstransfer pengetahuan kepada
siswa karena pengetahuan yang didapat guru telah sesuai untuk mengajar
didang PKn. Guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar berjumlah enam. Dari keenam guru tersebut dua diantaranya
telah mendapatkan gelar sarjana program Pendidikan Kewarganegaraan
dari LPTK negeri yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan tiga yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
lain juga dari program PMP/ KN dari LPTK swasta Universitas Veteran
Bantara Sukoharjo, dan satu dari program PKn dari LPTK swasta
Universitas Widya Dharma Klaten.
Teori-teori yang telah didapatkan guru selanjutnya diberikan
kepada siswa melalui pengajaran. Guru yang berkompeten harus memiliki
pengetahuan tentang cara mengajar juga keterampilan dalam mengajar dan
tidak hanya menguasai isi pelajaran yang diajarkan tetapi juga mampu
menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang diajarkan. Pemahaman
konsep dapat dikuasai guru apabila guru juga memahami psikologi belajar
yang membentuk guru menguasai subjek belajar dalam memahami konsep
tentang apa yang diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu
menyampaikan pesan-pesan didik melalui penanaman nilai dan moral
materi pelajaran PKn.
Mengajarkan pengetahuan kepada siswa ini banyak cara yang bisa
dilakukan guru antara lain: dengan memberikan materi sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, menggunakan metode dan media pembelajaran
yang dinamis dan bervariasi, dan menggunakan sumber belajar yang
bervariasi dan mengadakan pembelajaran secara kontekstual yang materi
pelajaran dikaitkan dengan dunia nyata atau informasi di masyarakat atau
secara kontekstual.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar pada hari Rabu, 9 September 2009
pukul 09.15 WIB menyatakan bahwa:
“Saya selalu membaca buku dan mencari bahan-bahan barusebelum saya mengajar. Selain materi yang saya dapat waktu saya sekolah
dulu saya menambahkan bahan dari buku pendamping atau informasiterbaru.”
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Saya dalam memberikan materi pelajaran baik saya sesuaikan
dengan kurikulum yang berlaku, materi yang saya sampaikan merupakan saringan dari buku-buku materi yang ada”. (wawancara hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Kesesuain materi pelajaran yang akan diajarkan dengan kurikulum
yang berlaku mempunyai tujuan bahwa materi yang akan diberikan kepada
siswa tidak akan melenceng atau keluar dari batas-batas tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Guru harus dapat menguasai dan
memahami materi pelajaran yang disampaikan pada peserta didik di kelas
baik sebelum ataupun setelah sertifikasi, selain itu guru juga harus mampu
melakukan seleksi terhadap materi pelajaran agar penjabaran dan
penyesuaian kemampuan dasar tidak melebar.
Mengenai kemampuan guru PKn dalam menguasai materi
disampaikan oleh Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP Negeri 3
Karanganyar, beliau meyatakan bahwa:
“Materi pelajaran yang saya berikan sesuai dengan kurikulumyang berlaku, dimana sebelum saya mengajar saya selalu mengadakan
perencanaan mengenai hal-hal yang akan saya ajarkan kepada siswa. Saya selalu mengajarkan materi pelajaran secara kontekstual yaitu denganmemberikan materi pelajaran dengan objek materi berasal dari dunia
nyata. Selain itu dalam menyampaikan materi saya juga menyisipkanpesan-pesan mengenai nilai dan moral. Dengan keteladanan dan
penanaman kristalisasi nilai-nilai dari materi pokok PKn yang sayaajarkan kepada siswa.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang diwawancarai pada hari Jum’at, 16
Oktober 2009, pukul 09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Saya dalam memberikan materi pelajaran yaitu saya sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, menggunakan metode dan media yang
bervariasi dan dinamis untuk mengatasi kebosanan siswa dalam menerima materi pelajaran. Penanaman nilai dan moral saya berikan melalui
penyisipan ke dalam materi pelajaran dan mengaplikasikan ke dalammateri pelajaran dengan contoh dan teladan yang ada di masyarakat.
Sedangkan Ibu Heksi, S.Pd guru PKn SMP Negeri 4 Karanganyar
berpendapat bahwa:
“Saya dalam menyampaikan materi yaitu:berdasarkan disiplinilmu yang saya miliki, bersumber dari berbagai referensi dan saya
kembangkan berdasarkan teori dan praktek dalam kehidupan nyata, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Disamping itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
juga dalam menanamkan moral dan nilai kepada siswa juga berasal dari
contoh dan teladan di masyarakat dan pribadi saya sendiri”. (wawancara pada hari Kamis, 10 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Martanti, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 5 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Dalam menyampaikan materi saya: memberikan konsep-konsepmateri pelajaran dan mengajurkan siswa untuk selalu menggali informasi
dari berbagai media baik media cetak maupun elektronik seperti internet, saya juga menggunakan media dan metode yang bervariasi sehingga dapat
mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima materi pelajaran. Masalah penanaman nilai moral saya berikan kepada siswa dengan memberikan contoh dan teladan mengenai baik dan buruk segala sesuatu yang ada
dimasyarakat yang saya sisipkan ke materi pelajaran”. (wawancara pada hari Senin, 8 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Dari hasil wawancara yang diperoleh dari keenam guru PKn
bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar mengenai
penguasaan materi sesuai dengan Standar Kompetensi guru mata pelajaran
yang tertuang pada Permendiknas No.16 Tahun 2007 yaitu, memahami
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, disamping itu juga memahami ubstansi Pendidikan
Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), nilai dan
sikap kewarganegaraan (civic skills), dan menunjukkan manfaat mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Tabel. 16 data hasil angket siswa yang menerangkan tentang penguasaan materi guru PKn
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 70% 30% 0%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 40% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 20% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 66% 26% 8%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 66% siswa
menjawab bahwa guru mereka telah menguasai mata pelajaran yang
diampunya.
b) Sedangkan sejumlah 26% siswa menyatakan bahwa guru tidak
menguasai mata pelajaran secara mendalam kurang memahami materi
pelajaran.
c) Sebanyak 8% siswa tidak memberikan peryataannya
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar pada hari Rabu, 9 September 2009
pukul 09.15 WIB menyatakan bahwa:
“Memang benar seorang guru yang berkompeten harus memahami
SK dan KD serta memahami tujuan pembelajaran yang diampu. Sayaselalu menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa saat mengajar
dikelas agar siswa lebih memahami materi dengan baik.
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Memahami tujuan pelajaran sangat penting agar pembelajarandapat tercapai dan siswa mendapatkan nilai yang memuaskan”.(wawancara hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP Negeri 3 Karanganyar.
Beliau meyatakan bahwa:
“Guru memang harus dapat memahami standar kompetensi mata
pelajaran yang diampu, begitupun saya sendiri. Saya juga selalumenyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa perlu memahami juga tentang
tujuan pembelajaran.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang diwawancarai pada hari Jum’at, 16
Oktober 2009, pukul 09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Saya selalu menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa setiap pembelajaran.”
Sedangkan Ibu Heksi, S.Pd guru PKn SMP Negeri 4 Karanganyar
berpendapat bahwa:
“Saya selalu memahami dan menyampaikan tujuan pembelajaran
pada siswa ”. (Wawancara pada hari Kamis, 10 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Martanti, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 5 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Pemahaman guru mengenai SK dan KD memang sangat penting
karena hal itu digunakan untuk mengembangkan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran”. (wawancara pada hari Senin, 8 September 2010pukul 09.00 WIB)
Tabel. 17 penguasaan SK dan KD mata pelajaran yang diampu
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 40% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 50% 30% 20%
3 SMP N 3 Karanganyar 40% 20% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 20% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 40% 20% 40%
Jumlah 46% 22% 20%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 46% siswa
menjawab bahwa guru mereka menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
b) Sedangkan sejumlah 22% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampunya.
c) Sebanyak 20% siswa tidak memberikan pernyataannya
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar pada hari Rabu, 9 September 2009
pukul 09.15 WIB menyatakan bahwa:
“Dalam pemilihan materi yang akan saya sampaikan kepada siswa saya pilih sesuai dengan kurikulum dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Jika mengangkat kasus sosial saya beri contoh yang ringan
yang mudah dipahami peserta didik taraf SMP”.
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Dalam menyampaikan materi pelajaran saya rangkai dengansederhana agar siswa dapat memahami dengan baik materi yang saya
sampaikan” (wawancara hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP Negeri 3 Karanganyar.
Beliau meyatakan bahwa:
“Materi yang saya ajarkan merupakan materi yang saya buatsederhana, mudah dipahami oleh peserta didik sehingga peserta didikmudah memahami pelajaran yang disampaikan.” (wawancara pada Senin,
5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang diwawancarai pada hari Jum’at, 16
Oktober 2009, pukul 09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Pemilihan bahan pelajaran yang saya ajarkan saya sesuiakan
dengan kemampuan anak didik saya, yang ringan tapi mengena tujuannya. Dalam penyampaianyapun saya gunakan metode yang bervariasi agar
tidak bosan terhadap pelajaran”
Sedangkan Ibu Heksi, S.Pd guru PKn SMP Negeri 4 Karanganyar
berpendapat bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
“ Dalam mengolah materi yang akan saya sampaikan saya buat
sesuai dengan kemampuan siswa, contoh yang saya berikan dimulai dari lingkungan terdekat agar siswa mudah memahaminya ”. (wawancara pada hari Kamis, 10 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Martanti, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 5 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Materi pelajaran yang saya sampaikan merupakan rangkuman dari
berbagai sumber yang saya olah sedemikian. Diharapkan agar siswamudah memahami pelajaran yang saya sampaikan”. (wawancara pada hari
Senin, 8 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Disamping hasil wawancara diatas terdapat data berupa hasil
angket mengenai pengembangan materi.
Tabel. 18 kemampuan guru mengembangkan materi pelajaran yangdiampunya
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 70% 20% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 20% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 20% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 40% 0%
Jumlah 66% 24% 10%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 66% siswa
menjawab bahwa guru mereka telah mengembangkan materi pelajaran
yang diampu dengan menggunakan berbagai sumber untuk mengetahui
informasi guna meningkatkan keprofesionalan guru.
b) Sedangkan sejumlah 24% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang dalam mengembangkan materi yang diampunya.
c) Sebanyak 10% siswa tidak memberikan pernyataannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar pada hari Rabu, 9 September 2009
pukul 09.15 WIB menyatakan bahwa:
“Untuk mengembangkan keprofesionalan saya selalu mengikuti
kemajuan-kemajuan zaman dengan selalu mengakses informasi- informasidari media elektronik ataupun dari media massa untuk perkembanganmateri yang saya sampaikan pada siswa”
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Untuk mengembangkan keprofesionalan saya, saya melakukan
penelitian tindakan kelas. Selain dapat meningkatkan keprofesionalan juga mengetahui metode yang pas diterapakan pada peserta didik”. (wawancara
hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP Negeri 3 Karanganyar.
Beliau meyatakan bahwa:
“Saya selalu melakukan refleksi terhadap kinerja saya sendiridengan begitu saya dapat menilai kinerja saya pengembangankeprofesionalan saya.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul
09.20 WIB)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang diwawancarai pada hari Jum’at, 16
Oktober 2009, pukul 09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Saya selalu melakukan penilaian terhadap kinerja saya, yang
kurang saya perbaiki yang sudah baik saya pertahankan agar prestasibelajar siswa baik”
Sedangkan Ibu Heksi, S.Pd guru PKn SMP Negeri 4 Karanganyar
berpendapat bahwa:
“Untuk mengembangkan keprofesionalan saya lebih sering
melakukan penelitian tindakan kelas”. (Wawancara pada hari Kamis, 10 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Martanti, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 5 Karanganyar menyatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
“Saya selalu mengikuti perkembangan kemajuan zaman dengan
belajar dari berbagai sumber untuk mengembangkan keprofesionalan.Dengan belajar dari berbagai sumber saya mengetahui informasi terbaru yang nantinya saya sisipkan pada materi pelajaran ”. (wawancara pada hari
Senin, 8 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
pengembangan profesional oleh guru PKn diperoleh dari hasil angket
siswa dimana hasilnya sebagai berikut. Lihat tabel berikut ini:
Tabel. 19 keprofesionalan dan tindakan reflektif guru
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 20% 0%
2 SMP N 2 Karanganyar 60% 20% 20%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 0% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 40% 0%
Jumlah 68% 20% 12%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 68% siswa
menjawab bahwa guru telah mengembangkan keprofesionalan
b) Sedangkan sejumlah 20% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang dalam mengembangkan keprofesionalan.
c) Sebanyak 12% siswa tidak memberikan pernyataannya.
5) Memanfaatkan t eknologi informasi untuk pengembangan diri
Seorang guru yang berkompeten harus mampu memanfaatkan
teknologi untuk pengembangan diri. Hal ini penting, agar yang dipelajari
sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 1 Karanganyar pada hari Rabu, 9 September 2009 pukul
09.15 WIB menyatakan bahwa:
“ Teknologi yang saya manfaatkan seperti media internet selain itu tv.”
Hal senada disampaikan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 5 Karanganyar menyatakan bahwa;
“Kejadian-kejadian faktual yang ada dalam masyarakat saya cari
lewat media masa ataupun media internet. Itulah media yang sayagunakan untuk mencari informasi”. (wawancara hari Senin, 8 September
2009 pukul 09.00 WIB)
Begitu juga yang diungkapkan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang telah disertifikasi pada tahun 2008
lalu. Beliau menyatakan bahwa :
“Saya lebih sering menggunakan media internet selain itu juga
media massa seperti koran atau majalah. Media elektronik seperti tv dan radio.” (wawancara pada Jum’at, 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Begitu pula dengan hasil wawancara denga Ibu Heksi S.Pd guru
PKn SMP Negeri 4 Karanganyar yang diwawancarai pada Kamis, 10
September 2009 pukul 09.00 WIB. Menyatakan bahwa:
“Teknologi Informatika yang saya sering gunakan untukmenambah pengetahuan yaitu internet selain itu juga koran dan tv”.
Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP Negeri 3 Karanganyar
dalam hasil wawancaranya menyatakan bahwa:
“Pemanfaatan teknologi untuk pengembangan materi saya sering menggunakan tv untuk mengetahui berita-berita faktual, selain itu juga
menggunakan internet ”. (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Hal serupa disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 2 Karanganyar dimana hasil wawancaranya menyatakan
bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
“Saya lebih sering menggunakan internet untuk menambah materi
yang akan saya sampaikan”. (wawancara pada Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
pemanfaatan teknologi oleh guru PKn diperoleh dari hasil angket siswa
dimana hasilnya sebagai berikut:
Tabel. 20 pemanfaatan teknologi informasi
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 20% 0%
2 SMP N 2 Karanganyar 80% 10% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 20% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 72% 18% 10%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 72% siswa
menjawab bahwa guru telah memanfaatkan teknologi informasi seperti
memanfaatkan internet untuk penugasan siswa.
b) Sedangkan sejumlah 18% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang dalam memanfaatkan teknologi
c) Sebanyak 10% siswa tidak memberikan pernyataannya
Berdasarkan hasil wawancara untuk kompetensi profesional guru PKn
bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar yang dilaksanakan
melalui kriteria menguasai materi, menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar, mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan keprofesionalan, dan memanfaatkan TIK
mengindikasikan bahwa guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Kecamatan Karanganyar telah menerapkan atau melaksanakan kompetensi
profesinal dengan baik. Hal ini diperkuat adanya pendapat dari Kepala
sekolah masing-masing SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar yang
dilakukan melalui wawancara oleh peneliti. Adapun hasil wawancara
dengan Drs. Widodo, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Karanganyar mengenai kompetensi profesional guru PKn menyatakan
bahwa:
“Kinerja guru PKn di SMP N 1 Karanganyar terutama dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas sangat baik, saya sampaikan disinisangat baik karena setiap bulan saya mengevaluasi guru dalam proses
belajar mengajar di kelas. Dimana evaluasi tersebut saya lakukan tiba-tibadengan masuk ke kelas ketika guru PKn mengajar lalu saya lihatbagaimana cara guru tersebut mengajarkan materi, bagaimana keaktifan
siswa ketika di dalam kelas, bagaimana metode mengajar dan media yang digunakan, dan sejauh ini penilaian saya terhadap Ibu Dwi Sulisyani
sangat baik dalam menyampaikan materi, penggunaan metode dan media yang bervariasi sehingga saya lihat siswa aktif dan tidak mengalamikejenuhan dalam belajar”. (wawancara Rabu, 9 September 2009 pukul
11.00WIB)Hal senada juga disampaikan oleh Dra. Sri Wuryani, Kepala
sekolah SMP N 2 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh Ibu
Wahyu Widayati dan Ibu Herly Hastuti menurut penilaian saya sudahbaik. Baik dalam arti sesuai pengamatan saya iklim pembelajaran yang
diciptakan guru PKn di sekolah kami sudah kondusif, dimana sumber belajar sudah dipenuhi siswa, guru juga dalam menyampaikan materipelajaran malas untuk belajar PKn maka semangat siswa bertambah
dengan dengan menggunakan variasi metode dan media sehingga adanya kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Saya setiap waktu
selalu memantau kegiatan guru di kelas, bagaimana guru tersebutmengajar, bagaimana keaktifan siswa, penggunaan media dan metode dll. Selain itu juga keterampilan mengajar guru PKn di sekolah kami tidak
diragukan lagi karena beliau sudah memiliki pengalaman mengajar yangcukup lama sehingga dapat mengetahui karakteristik dari anak didiknya,
selain itu juga disini kedua guru sudah bersertifikasi”.(wawancara hariSelasa, 13 Oktober 2009, pukul 11.00 WIB)
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Hj. Sri Murni
Pudyastuti, S.Pd, M.Pd, kepala sekolah SMP Negeri 3 Karanganyar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
diwawancarai pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 12.00 WIB yang
menyatakan bahwa:
“Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak Sundarumaya
sudah sangat baik, dimana Bapak Ndaru ini selalu menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa tidak bosan. Media
yang digunakan juga bervariasi dengan memanfaatkan media cetakataupun elektronik sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih bervariatif. Hal itu saya ketahui ketika saya setiap saat memantau kinerja
guru dalam proses kegiatan belajar di dalam kelas. Saya nilai kinerja guru PKn di SMP Negeri 3 Karanganyar sudah baik dan memuaskan”.
Sedangkan hasil wawancara dari Ibu Hj.Sukarti, S.Pd Kepala
sekolah SMP N 5 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak
Sundarumaya, S.Pd sudah sangat baik, dimana Bapak Ndaru ini selalu menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan membuatsiswa tidak bosan. Media yang digunakan juga bervariasi dengan
memanfaatkan media cetak ataupun elektronik sehingga pembelajaranlebih menyenangkan dan lebih bervariatif. Hal itu saya ketahui ketika saya
setiap saat memantau kinerja guru dalam proses kegiatan belajar di dalam kelas. Saya nilai kinerja guru PKn di SMP Negeri 3 Karanganyar sudah baik dan memuaskanr”. (wawancara pada hari Senin, 8 September 2009,
pukul12.00 WIB)
Sedangkan hasil wawancara dengan Sukinto, S.IP, S.Pd Kepala
sekolah SMP Negeri 4 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Kinerja guru PKn SMP N 4 Karanganyar secara keseluruhan baik diterapkan dalam proses belajar mengajar karena setiap kali saya
mengamati dan mengevaluasi guru PKn dalam mengajar yang sayalakukan beberapa kali dalam satu semester saya selalu melihat
karakteristik masing-masing individu guru dalam mengajar yangmenerapkan pola pengajaran yang menuntut peran siswa menjadi aktif demi tercapainya suasana yang kondusif dalam pembelajaran. Untuk Ibu
Heksi di dalam mengajar selalu menekankan pada suasana yangmenyenangkan dengan melakukan variasi metode dan media pengajaran
yang membuat siswa termotivasi dalam proses belajar”. (wawancara pada Jum’at, 11 September 2009, pukul 08.00WIB)
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri di
Kecamatan Karanganyar dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
memberikan nilai kepada guru dalam kegiatan belajar-mengajar, dalam
penampilan, dan bersikap, dan keaktifan dalam kegiatan sekolah.
Dari pendapat yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala
sekolah SMP N di Kecamatan Karanganyar menyebutkan bahwa secara
keseluruhan kinerja guru PKn khususnya bersertifikasi dalam kegiatan
belajar mengajar sangat baik, hal ini dapat dilihat dari buku yang
digunakan, penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariatif
sehingga menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, yang
berdampak baik pada siswa yaitu kejenuhan dan rasa bosan siswa dalam
mempelajari mata pelajaran PKn menjadi berkurang dengan adanya
kreatifitas guru dalam pembelajaran.
Selain didukung dari hasil wawancara dari kepala sekolah SMP
Negeri di Kecamatan Karanganyar, penerapan atau pelaksanaan
kompetensi guru PKn besertifikasi di SMP Negeri di Kecamatan
Karanganyar ini baik berdasarkan hasil tabulasi akhir angket siswa SMP
Negeri di Kecamatan Karanganyar untuk kompetensi profesional guru
yang dapat dilihat di dalam tabel dibawah ini:
Tabel 21.Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi
profesional guru PKn SMP N di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran 2009/2010
No Kompetensi profesional guru Presentase (%)
SMP
1
SMP
2
SMP
3
SMP
4
SMP
5
1 Penguasaan materi 60 70 60 80 60
2 Penguasaan SK dan KD 40 50 40 60 40
3 Pengembangan materi 60 70 80 60 60
4 Pengembangan keprofesional 80 60 60 80 60
5 Pemanfaatan TIK 80 80 60 80 60
Jumlah rata-rata 64 66 60 72 56
Sumber: data primer
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa menjawab setiap soal
angket yang peneliti sebarkan dengan rata-rata menjawab iya (A), dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
presentase yang tinggi untuk siswa SMP N 1 Karanganyar rata-rata menjawab iya
(A) sebesar 64%, untuk siswa SMP N 2 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 66% untuk siswa SMP N 3 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 60%, untuk siswa SMP N 4 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 72 %, sedangkan untuk siswa SMP N 5 Karanganyar rata-rata menjawab
iya (A) sebesar 56%. Secara tidak langsung siswa menyatakan bahwa guru PKn
mereka telah melaksanakan kompetensi profesional.
Selain data diatas terdapat juga hasil observasi pada saat pembelajaran
berlangsung. Adapun data observasi mengenai kompetensi profesional guru
sebagai berikut:
Tabel 22. Hasil observasi dalam ruang kelas oleh observer.
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
1 Penguasaan materi pembelajaran X
2 Pemahaman substansi PKn X
3 Kejelasan penyampaian materi pelajaran X
4 Pemanfaatan teknologi informasi X
5 Ketersediaan materi pembelajaran X
Keterangan nilai:
1 = Sangat kurang 3 = cukup/ sedang2 = kurang 4 = baik
Berikut adalah keterangan hasil pengamatan observer mengenai
kompetensi profesional.
(1) Guru menguasai materi, hal tersebut dikarenakan guru yang bersangkutan
merupakan lulusan dari LPTK Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) yang sudah mempunyai pengalaman dibidangnya.
(2) Pemahaman mengenai substansi PKn cukup baik karena pada dasarnya guru
PKn bersangkutan merupakan lulusan dari Program Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
(3) Penyampaian materi oleh guru dapat dikatakan cukup, sebab materi yang
disampaikan sesuai dengan kompetensi yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
(4) Guru yang bersangkutan belum begitu memanfaatkan teknologi informasi
(5) Materi yang diberikan oleh guru Pkn kepada siswa berupa buku materi, LKS
dan UUD 1945 yang telah diamandemen
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam Permendiknas No.16 tahun 2007 kompetensi kepribadian
guru meliputi: bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berahlak
mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; menampilkan diri
sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa;
menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri; menjunjung tinggi kode etik.
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
Kompetensi kepribadian guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri
kecamatan Karanganyar melalui kompetensi bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan antara lain berdasarkan hasil
wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd guru PKn SMP Negeri 1
Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya dalam melakukan sua tu tindakan selalu mematuhi peraturan norma yang berlaku baik norma hukum ataupun sosial. Saya sendiri adalah guru PKn jadi saya harus disiplin, taat pada norma. (wawancara pada, 9
September 2009 pukul 09.15 WIB)
Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 5 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Norma hukum dan sosial itu ada untuk ditaati, begitupun saya sebagai warga yang baik saya selalu mentaatinya.”(wawancara pada Senin,
8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Heksi guru
SMP N 4 Karanganyar menyampaikan hal yang hampir sama menyatakan
bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
“Saya selalu mematuhi norma yang ada baik itu norma hukum
ataupun sosial apalagi norma agama.”(wawancara pada Kamis, 10September 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal yang senada disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd guru
SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Jum’at, 16 Oktober 2009
pukul 09.00 WIB. Menyatakan bahwa:
“Mengenai norma saya patuh pada norma yang ada. Dengan patuh pada norma yang ada hidup terasa tenang”.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Wahyu Widayati, guru SMP N 2
Karanganyar, beliau menyatakan bahwa:
“Norma-norma yang berlaku saya selalu mentaatinya dengan baik, baik norma hukum, sosial, agama ataupun kesusilaan”. (wawancara pada
hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Sedangkan menurut Bapak Sundarumaya, S.Pd guru SMP N 3
Karanganyar mentakan bahwa:
“Soal norma tentu saya taati semua peraturan yang ada, norma yang berlaku dimasyarakat baik norma agama, sosial, adat kesusilaan”.
(wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
sikap guru yang sesuai dengan norma oleh guru PKn diperoleh dari hasil
angket siswa dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel. 23 hasil angket siswa terhadap tindakan guru sesuai dengan norma
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 70% 10% 20%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 0% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 66% 14% 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 66% siswa
menjawab bahwa guru mereka telah menaati norma yang berlaku.
b) Sedangkan sejumlah 14% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang menaati norma yang berlaku.
c) Sebanyak 20% siswa tidak memberikan pernyataannya
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berahlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat
Banyak peserta didik yang berlaku kurang senonoh dimasyarakat
terlibat VCD porno, narkoba, dan pelanggaran lainnya berangkat dari
pribadi yang kurang disiplin. Oleh karena itu peserta did ik harus belajar
disiplin, dan gurulah harus memulainya. Sebagai guru harus memiliki
pribadi yang disiplin, arif dan berwibawa. Hal ini penting, karena masih
sering kita melihat dan mendengar peserta didik yang perilakunya tidak
sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik. Misalnya
merokok, rambut gondrong, membolos, tidak mengerjakan PR, membuat
keributan di kelas, melawan guru, berkelahi, bahkan tindakan yang
menjurus pada hal-hal yang bersifat kriminal. Kondisi inilah yang
menuntut guru untuk bersikap lebih disiplin, arif, dan berwibawa dalam
segala tindakan dan perilakunya, serta mendisiplinkan peserta didik.
Dalam pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai
dengan pribadi guru yang disiplin, arif dan berwibawa. Disiplin harus di t
ujukan untuk membantu peserta didik mengatasi, mencegah timbulnya
masalah disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan
bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mentaati peraturan yang ditetapkan.
Kompetensi kepribadian guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri
Kecamatan Karanganyar melalui kriteria kepribadian yang disiplin, arif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dan berwibawa antara lain berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi
Sulisyani, S.Pd guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Sikap disiplin yang saya terapkan seperti mengajar tepat waktu,
Mengadakan perencanaan sebelum mengajar, Mengajarkan materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku, Melaksanakan evalusi, memberi
remidiasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dan melaksanakan ketuntasan belajar. Dalam bersikap saya berusaha selalu ramah kepada siswa, mengontrol emosi, memotivasi siswa, berpenampilan yang
sederhana.” (wawancara pada, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 5 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Disiplin dalam menyampaikan materi pelajaran sesuai dengankurikulum maupun disiplin dalam mengajar tepat waktu, memberikan
evaluasi dan tindak lanjut, menjadikan guru sebagai teladan dalamberperilaku, berpenampilan dan bersikap, sering memberikan ulangan-ulangan harian untuk mengukur pemahaman siswa, saya lebih sering
memberi ulangan-ulangan harian untuk mengukur pemahaman materiyang selama ini saya sampaikan. Dalam berpenampilan saya selalu rapi
sederhana. Bersikap ramah, mudah bergaul tapi juga disegani oleh siswa, bersikap terbuka sehingga menerima kritik dan saran dari guru lainnya ataupun dari siswa.” (wawancara pada Senin, 8 September 2009 pukul
09.00 WIB)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Heksi guru
SMP N 4 Karanganyar menyampaikan hal yang hampir sama menyatakan
bahwa:
“Sikap disiplin yang saya terapkan: berusaha melakukan
pembelajaran dengan baik, melakukan penilaian dan pengamatan,
menindaklanjuti hasil penilaian, melaksanakan evaluasi dan memberi
remidi, disiplin menyampaikan materi sesuai dengan kurikulum. Dalam
bersikap saya tipe orang yang mudah bergaul pada siapa saja, saya selalu
membina hubungan yang baik dengan siswa, berpenampilan yang rapi dan
rajin. ” (wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal yang berbeda disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd guru
SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Jum’at, 16 Oktober 2009
pukul 09.00 WIB. Menyatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
“Wujud disiplin yang saya terapkan seperti: memberi ulangan
harian, akhir bulan, tengah semester tugas-tugas, disiplin dalammenyampaikan materi pelajaran, mengadakan perencanaan, berpenampilan yang sederhana dan rapi, dan bersikap sopan dan mudah bergaul dan
sering mengadakan remidi, pengayaan dan analisis kepada anak didik”.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Wahyu Widayati, guru SMP N 2
Karanganyar, beliau menyatakan bahwa:
“Wujud disiplin saya terapkan dalam menyampaikan materipelajaran sesuai kurikulum yang berlaku maupun disiplin dalam mengajar
tepat waktu, memberikan evaluasi dan tindak lanjut, bersikap ramah, supel dan disegani siswa, berpenampilan sopan, rapi dan sederhana”.( wawancara pada hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Sedangkan menurut Bapak Sundarumaya, S.Pd guru SMP N 3
Karanganyar menyatakan bahwa:
“Adapun wujud disiplin yang saya terapkan pada anak didik antara
lain: melaksanakan tugas belajar mengajar sesuai dengan jadwal danwaktu yang telah ditentukan, melaksanakan pengelolaan kelas sesuai
metode dan strategi pembelajaran, memotivasi siswa untuk dapat belajar dengan baik dalam rangka mencapai prestasi yang diharapkan, membuat kontrak belajar atau kesempatan bersama antar saya dan siswa sehingga
dapat meningkat tanggung jawab dalam pembelajaran, selain itu juga saya mengadakan evaluasi dan tindak lanjut. Dalam hal penampilan saya selalu
berpenampilan yang rapi, sopan dan sederhana. Bersikap mudah bergaul dan membina hubungan baik antara siswa dan guru lainnya.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
sikap guru yang sesuai dengan norma oleh guru PKn diperoleh dari hasil
angket siswa dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel. 22 hasil angket siswa terhadap pribadi guru yang jujur dan menjadi teladan bagi peserta didik
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 0% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 80% 10% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 0% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 0% 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 76% 6% 18%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 76% siswa
menjawab bahwa guru mereka baik, patut menjadi teladan bagi siswa
selalu memotivasi siswa untuk belajar dan berprestasi, ramah dan
dapat mengontrol emosi dengan baik.
b) Sedangkan sejumlah 6% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang baik kurang ramah terhadap siswa.
c) Sebanyak 18% siswa tidak memberikan pernyataannya
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa
Kompetensi kepribadian guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri
kecamatan Karanganyar melalui kriteria kepribadian yang mantap, stabil
dan dewasa antara lain berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi
Sulisyani, S.Pd guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya dalam melakukan suatu tindakan selalu mematuhi peraturan
norma yang berlaku baik norma hukum ataupun sosial. Saya sendiri adalah guru PKn jadi saya harus disiplin, taat pada norma. Mengenai etos kerja saya merupakan tipe orang ulet memiliki etos kerja yang tinggi hal ini
karena saya senang dan bangga menjadi guru. Saya harus konsistendengan pekerjaan saya sebagai guru. (wawancara pada, 9 September 2009
pukul 09.15 WIB)Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 5 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Norma hukum dan sosial itu ada untuk ditaati, begitupun saya
sebagai warga yang baik saya selalu mentaatinya. Saya bangga menjadi guru hal ini saya tujukkan dengan konsistensi sebagai guru, menunjukkan sikap mandiri, dan etos kerja yang tinggi.” (wawancara pada Senin, 8
September 2009 pukul 09.00 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Heksi guru
SMP N 4 Karanganyar menyampaikan hal yang hampir sama menyatakan
bahwa:
“Saya selalu mematuhi norma yang ada baik itu norma hukum ataupun sosial. Cita-cita saya menjadi guru dengan begitu saya sangat
bangga menjadi guru. Saya selalu konsisten dengan apa yang sayalakukan. Saya merupakan orang yang memiliki etos kerja yang tinggi.”
(wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal yang senada disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd guru
SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Jum’at, 16 Oktober 2009
pukul 09.00 WIB. Menyatakan bahwa:
“Saya konsisten dengan pekerjaan saya, hal ini saya tunjukkan
dengan etos kerja baik sehingga prestasi belajar siswa selalu baik. Saya bertindak secara mandiri dalam pekerjaan yang saya tekuni. Mengenainorma saya patuh pada norma yang ada. Dengan patuh pada norma yang
ada hidup terasa tenang”.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Wahyu Widayati, guru SMP N 2
Karanganyar, beliau menyatakan bahwa:
“Norma-norma yang berlaku saya selalu mentaatinya baik, baik norma hukum, sosial, agama ataupun kesusilaan. Tentu saja saya bangga
menjadi guru karena guru mencerdaskan kehidupan bangsa dengan begitu saya harus konsisten dengan pekerjaan saya sebagai guru dan memiliki etos kerja yang bagus”. ( wawancara pada hari Selasa, 13 Oktober 2009
pukul 09.20 WIB)
Sedangkan menurut Bapak Sundarumaya, S.Pd guru SMP N 3
Karanganyar mentakan bahwa:
“Saya merupakan orang yang memiliki etos kerja yang tinggi,kemandirian, konsisten dengan apa yang saya lakukan. Soal norma tentu
saya taati semua peraturan yang ada”. (wawancara pada senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
sikap guru yang sesuai dengan norma oleh guru PKn diperoleh dari hasil
angket siswa dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel. 23 hasil angket siswa terhadap pribadi guru yang dewasa, arif dan berwibawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 0% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 80% 10% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 0% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 0% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 76% 6% 18%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 76% siswa
menjawab bahwa guru mereka adalah guru yang dewasa memberi
contoh yang baik, arif dan bijaksana terhadap siswa
b) Sedangkan sejumlah 6% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang berwibawa
c) Sebanyak 18% siswa tidak memberikan pernyataannya
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Mengenai etos kerja saya merupakan tipe orang ulet memiliki
etos kerja yang tinggi hal ini karena saya senang dan bangga menjadi guru. Saya harus konsisten dengan pekerjaan saya sebagai guru.” (wawancara
pada, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 5 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Saya bangga menjadi guru hal ini saya tujukkan dengankonsistensi sebagai guru, menunjukkan sikap mandiri, dan etos kerja yang tinggi.” (wawancara pada Senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Heksi guru
SMP N 4 Karanganyar menyampaikan hal yang hampir sama menyatakan
bahwa:
“Saya merupakan orang yang memiliki etos kerja yang tinggi hal
ini saya buktikan dengan disiplin waktu dan materi waktu mengajar.”(wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal yang senada disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd guru
SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Jum’at, 16 Oktober 2009
pukul 09.00 WIB. Menyatakan bahwa:
“Saya konsisten dengan pekerjaan saya, hal ini saya tunjukkan dengan etos kerja baik sehingga prestasi belajar siswa selalu baik. Saya
bertindak secara mandiri dalam pekerjaan yang saya tekuni.”
Dari hasil wawancara dengan Ibu Wahyu Widayati, guru SMP N 2
Karanganyar, beliau menyatakan bahwa:
“Tentu saja saya bangga menjadi guru karena guru mencerdaskan kehidupan bangsa dengan begitu saya harus konsisten dengan pekerjaan saya sebagai guru dan memiliki etos kerja yang bagus”. ( wawancara pada
hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Sedangkan menurut Bapak Sundarumaya, S.Pd guru SMP N 3
Karanganyar mentakan bahwa:
“Saya merupakan orang yang memiliki etos kerja yang tinggi,kemandirian, konsisten dengan apa yang saya lakukan”. (wawancara pada
senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
sikap guru yang sesuai dengan norma oleh guru PKn diperoleh dari hasil
angket siswa dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel. 24 hasil angket siswa terhadap etos kerja, dan rasa tanggung jawab guru pada waktu mengajar
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 0% 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2 SMP N 2 Karanganyar 80% 10% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 0% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 0% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 76% 6% 18%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 76% siswa
menjawab bahwa guru mereka memiliki etos kerjayang bagus, selain
itu juga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Hal ini terlihat
waktu mulain dan mengakhiri pelajaran tepat waktu.
b) Sedangkan sejumlah 6% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab.
c) Sebanyak 18% siswa tidak memberikan pernyataannya
Berdasarkan wawancara dengan guru PKn bersertifikasi di SMP N
Kecamatan Karanganyar dapat disimpulkan bahwa kepribadian guru
secara langsung maupun tidak langsung menjadi contoh bagi siswanya,
kepribadian yang baik akan menjadikan siswanya baik pula sedangkan
kepribadian yang buruk akan menjadikan kepribadian siswa menjadi
buruk. Oleh karena itu baik buruknya kepribadian siswa salah satunya
dipengaruhi oleh kepribadian gurunya.
Selain beberapa pendapat diatas yang menyatakan bahwa
penerapan kompetensi kepribadian oleh guru PKn bersertifikasi di SMP
Negeri Kecamatan Karanganyar, didukung juga pendapat dari Kepala
Sekolah SMP Negeri 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
“ Saya sebagai kepala sekolah selalu menekankan kepada warga
sekolah untuk selalu disiplin kepada warga sekolah baik waktu kerja.Guru PKn sendiri mengajarkan mengenai kedisiplinan kepada siswa
secara otomatis guru PKn sebagai contoh harus mampu menanamkandisiplin dari diri sendiri baik dalam mengajar dan dalam kegiatan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Jadi menurut saya guru PKn SMP N 1 Kra menerapkan disiplin yang
tinggi karena beliau mempunyai kesadaran bahwa segala sesuatu yang ada dalam diri guru tersebut akan menjadi contoh bagi siswanya tak terkecuali dalam menerapkan kedisiplinan yang merupakan tanggung jawab guru”.
(wawancara hari Rabu, 9 September 2009, pukul 11.00 WIB)
Selain itu juga guru PKn bersertifikasi di SMP N 2 Kra juga
mempunyai kedisiplinan yang tinggi sebagai wujud tanggung jawab guru
yang diperkuat oleh pendapat dari Dra. Sri Wuryati, selaku Kepala
Sekolah SMP N 2 Kra yang menyatakan bahwa:
“Kedisiplinan merupakan hal yang harus diterapkan kepada
seluruh anggota sekolah. Guru PKn SMP N 2 Kra menurut penilaian saya dalam hal mengajar dan dalam hal pencapaian materi pelajaran yangdisiplin disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, maksudnya dalam
dalam menyampaikan materi guru melakukannya dengan tepat waktu,selain itu juga guru PKn di sekolah kami juga mempunyai disiplin yang
tinggi dalam mengajar selalu tepat waktu, tidak ijin mengajar apabila tidak ada kegiatan yang lebih penting yang tidak dapat ditinggalkan.”(wawancara pada Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 11.00 WIB)
Sedangkan menurut Hj.Sukarti, S.Pd Kepala Sekolah SMP N 5
Kra yang menyatakan bahwa:
“Guru PKn di SMP N 5 Kra selalu menerapkan kedisiplinan yang
baik dalam mengajar maupun dalam kegiatan sekolah. Karena aspekkedisiplinan yang dilakukan guru dalam segala hal merupakan salah satu
bentuk tauladan bagi siswanya dalam kehidupan sehari-hari. Dan dengan kedisiplinan segala tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.”(wawancara Senin, 8 September 2009 pukul 12.00 WIB)
Dari cuplikan beberapa pendapat Kepala Sekolah SMP N di
Kecamatan Karanganyar dapat disimpulkan bahwa wujud tanggung jawab
sebagai bagian dari pelaksanaan kompetensi kepribadian antara lain
dengan menerapkan disiplin kerja dan disiplin dalam pencapaian materi
pelajaran sehingga kompetensi pembelajaran dapat tercapai, melakukan
perencanaan sebagai wujud tanggung jawab guru dalam mengajar,
bertanggung jawab terhadap segala perilaku yang dilakukan oleh guru itu
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Selain beberapa tersebut diatas yang menyatakan bahwa guru PKn
bersertifikasi telah melaksanakan kompetensi kepribadian guru sebagai
model atau contoh dan bertanggung jawab, diperkuat dengan adanya
tabulasi hasil angket siswa yang telah diisi oleh sampel siswa sebanyak 30
siswa di lima SMP N di Kabupaten Karanganyar. Adapun hasil tabulasi
akhir untuk kompetensi kepribadian dapat dilihat dalam table dibawah ini:
Tabel 25.Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi kepribadianguru PKn SMP N di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran 2009/2010
No Kompetensi kepribadian guru Presentase (%)
SMP
N
SMP
N
SMP
N
SMP
N
SMP
N
1 Bertindak sesuai dengan norma 60 70 60 80 60
2 Kepribadian yang jujur, berahlak
mulia, teladan
80 80 80 80 60
3 Pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa
80 80 80 80 60
4 Etos dan tanggung jawab 80 80 80 80 60
Jumlah rata-rata 75 77,5 75 80 60
Sumber: data primer
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa menjawab setiap soal
angket yang peneliti sebarkan dengan rata-rata menjawab iya (A), dapat dilihat
presentase yang tinggi untuk siswa SMP N 1 Karanganyar rata-rata menjawab iya
(A) sebesar 75%, untuk siswa SMP N 2 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 77,5% untuk siswa SMP N 3 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 75%, untuk siswa SMP N 4 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 80%, sedangkan untuk siswa SMP N 5 Karanganyar rata-rata menjawab
iya (A) sebesar 60%. Hal ini secara tidak langsung siswa menyatakan bahwa guru
PKn mereka telah melaksanakan kompetensi kepribadian dan mampu dijadikan
teladan bagi siswanya. Ini ditunjukkan dengan presentase yang besar pada
jawaban iya (A).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Selain data diatas terdapat juga hasil observasi pada saat pembelajaran
berlangsung. Adapun data observasi mengenai kompetensi kepribadian guru
sebagai berikut:
Tabel 26: Hasil observasi mengenai kompetensi kepribadian
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
1 Penampilan guru di depan kelas X
2 Interaksi antara guru dan siswa X
3 Aspek simpatik (keramahan) guru X
4 Pengucapan salam setiap pembukaan dan
penutupan pelajaran
X
5 Disiplin waktu (masuk dan keluar ruangan) X
Keterangan nilai:1 = Sangat kurang 3 = cukup/ sedang
2 = kurang 4 = baik
Berikut adalah keterangan hasil pengamatan observer mengenai
kompetensi Kepribadian:
1) Penampilan guru di depan kelas rapi, sederhana. Guru memperhatikan apa
yang disampaikan siswa dan sebaliknya siswa mamperhatikan apa yang
dijelaskan guru.
2) Interakasi antara guru dan siswa dapat dikatakan baik, guru bersangkutan
berinteraksi secara baik dengan siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan
komunikasi sebelum berlangsungnya pelajaran dan komunikasi saat dan
setelah pelajaran.
3) Sangat baik, dapat ditunjukkan dengan adanya komunikasi senyuman
(tidak galak)
4) Salam pembukaan dan penutupan selalu diucapkan oleh guru
bersangkutan.
5) Baik, hal tersebut dapat ditunjukkan denagn ketepatan masuk dan keluar
kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
c. Kompetensi Pedagogik
Untuk lebih memahami kompetensi pedagogik lebih mendalam
dalam penjabaran kompetensi pedagogik peneliti menggunakan teori yang
tertuang pada Permendiknas No.16 tahun 2007 mengenai Standar Kompetensi
guru mata pelajaran.
Penerapan kompetensi pedagogik oleh guru PKn bersertifikasi di
SMP Negeri Kecamatan Karanganyar dilaksanakan melalui beberapa kriteria
antara lain:
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, cultural, emosional, dan intelektual
Seorang guru yang baik harus menguasai karakteristik peserta
didik baik dilihat dari fisiknya, moral, emosional dan intelektualnya. Hal
ini dapat diamati guru pada saat proses belajar-mengajar berlangsung
apakah siswa mereka tingkat kecerdasaannya cukup atau kurang,
bagaimana kreatifitas siswa. Hal tersebut seperti yang dilontarkan pada
wawancara dibawah ini:
“Anak-anak yang saya asuh merupakan anak-anak yang memiliki
tingkat kecerdasan yang cukup. Mereka cepat menangkap apa yang saya ajarkan, menunjukkan rasa ingin tahu dengan bertanya apa yang mereka
belum paham. Saya menilai bahwa anak didik saya cukup kreatif mereka berani mengungkapkan pendapat. (wawancara pada Rabu, 9 Sepetember 2009 pukul 09.15 WIB)
Dalam hal pemahaman peserta didik Ibu Wahyu Widayati, beliau
menyatakan dalam wawancaranya bahwa:
“Murid saya merupakan siswa yang kreatif mereka mampu
memcahan masalah yang saya berikan dengan berdiskusi. Mudahmenangkap pelajaran, dan memiliki rasa ingin tahu dengan cara bertanya
kepada saya.” (wawancara pada hari, Selasa 13 Oktober 2009, pukul 09.20 WIB)
Hal yang sama dinyatakan oleh Ibu Herly Hastuti S.Pd guru PKn
SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Jum’at 16 Oktober 2009
pukul 09.00WIB menyatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
“Saya melihat bahwa anak didik saya cukup kreatif saat pelajaran.
Banyak pertanyaan yang mereka ajukan sehingga kelas cukup hidu. Hal ini memperlihatkan bahwa mereka cukup cerdas”.
Sedangkan menurut bapak Sundarumaya, S.Pd guru SMP N 3
Karanganyar meyatakan bahwa :
“Mengena i kecerdasan anak didik saya cukup baik, karena mereka sanggup menerima materi yang saya berikan dengan cukup baik, mereka
menunjukkan rasa ingin tahu yang cukup besar dengan bertanya apa yang mereka belum paham.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul
09.20 WIB)
Hasil wawancara yang diperoleh dari Ibu Heksi, S.Pd guru SMP
Negeri 4 Karanganyar beliau menyatakan bahwa:
“Anak didik saya cukup kreatif dalam kegiatan belajar mengajar hal ini ditunjukkan dengan memberikan kritikan atau saran kepada saya dalam hal mengajar. Saya berusaha menjadi guru hangat dan
bersemangat”. (wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Sri Martanti, S.Pd mengenai pemahaman
peserta didik, beliau menyatakan bahwa:
“Saya selalu mengembangkan tugas-tugas yang dapat merangsang
tumbuhnya kreatifitas anak didik seperti mencari informasi di internrt, media massa, selain itu juga saya melibatkan siswa secara optimal dalam proses pembelajaran. Saya menghargai perbedaan pendapat yang yang
cukup kreatif dari anak didik.” (wawancara pada Senin, 8 september 2009 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 27: hasil angket siswa terhadap penguasaan karakteristik peserta didik
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 70% 10% 20%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 0% 40%
5 SMP N 5 Karanganyar 80% 20% 0%
Jumlah 66% 14% 20%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 66% siswa
menjawab bahwa guru mereka menguasai karaktersitik peserta didik
dimana siswa yang memiliki kelemahan penglihatan ditempatkan
posisi duduk didepan agar penglihatannya jelas. Selalu menayakan
kesulitan belajar siswa dan menjelaskan kembali hal-hal yang belum
jelas.
b) Sedangkan sejumlah 14% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang menguasai karakteristik siswa.
c) Sebanyak 20% siswa tidak memberikan pernyataannya.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
Sedangkan dalam menyampaikan materi pelajaran guru harus
memiliki variasi mengajar agar tidak menoton yang dapat dilihat dari
media dan metode mengajar yang dilakukan. Berdasarkan wawancara
dengan Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP Negeri 3 Karanganyar
menyatakan bahwa:
“Saya mengunakan metode belajar ceramah, tanya jawab, dan
diskusi. Saya juga menambahkan dengan metode tugas-tugas, presentasi yang mengacu kepada pembelajaran yang bermakna, CTL, diskusi
kelompok. Sedangkan media yang saya gunakan sejak dulu adalahmenggunakan rubrik perpustakaan, media elektronik seperti kaset, radio, OHP, kertas-kertas kerja (han out). ”(wawancara pada Senin, 5 Oktober
2009 pukul 09.20 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Berbeda dengan penggunaan media dan metode yang digunakan
oleh Ibu Herly Hastuti S.Pd, Guru SMP N 2 Karanganyar yang
diwawancarai pada Jum’at, 16 Oktober 2009 pukul 09.00WIB. Beliau
menyatakan bahwa:
“Didalam mengajar saya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, diskusi jarang saya lakukan jika ada waktu senggang saja. Saya
berusaha menciptakan pembelajaran yang dinamis sehingga murid-muridtidak bosan dalam menerima pelajaran dari saya. Saya buat suasana
pembelajaran yang semenarik mungkin dengan variasi metode mengajar yang saya terapkan antara lain metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan meyenangkan (PAIKEM). Media yang saya gunakan seperti
media gambar dari media massa.”
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 1 Karanganyar mengenai metode pembelajaran yang
digunakan beliau menyatakan bahwa:
“Di dalam mengajar saya selalu menggunakan metode mengajar
yang dinamis sehingga siswa tidak menjadi bosan ketika menerimapelajaran dari saya, saya buat suasana pembelajaran yang semenarik
mungkin denagn variasi metode mengajar yang saya terapkan antara lain metode diskusi, ceramah, tanya jawab, bermain peran. Sedangkan media yang saya gunakan dalam mengajar yaitu: media massa, media papan
tulis, OHP, media elektronik”. (wawancara pada hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Pernyataan hampir sama terlontar dari hasil wawancara dengan Ibu
Wahyu Widayati, S.Pd guru PKn SMP Negeri 2 Karanganyar, beliau
menyatakan bahwa:
“Saya menggunakan metode diskusi, ceramah, tanya jawab,demonstrasi, bermain peran. Sedangkan media yang saya gunakan dalam
mengajar yaitu: media massa, media papan tulis, OHP, media elektronik.” (wawancara pada hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Metode yang sama juga digunakan oleh Ibu Heksi, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 4 Karanganyar dari hasil wawancara yang dilakukan pada
hari Selasa, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB beliau menyatakan
bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
“Saya menggunakan metode diskusi, ceramah tanya jawab.
Sedangkan media yang saya gunakan dalam mengajar yaitu; media massa, media papan tulis, OHP, media elektronik”
Hal serupa juga diutarakan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd dimana
beliau menyatakan bahwa:
“Saya menggunakan metode diskusi, ceramah, tanya jawab dalam pembelajaran PKn, sedangkan media yang saya gunakan dalam mengajar
seperti media massa, media papan tulis, dan media elektronik lainnya.”(wawancara pada hari Senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Penggunaan metode dan media yang bervariasi mempunyai tujuan
agar pembelajaran tidak monoton yang menjadi penyebab kejenuhan
siswa dalam belajar. Metode mengajar ceramah digunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran yang bersifat fakta atau kenyataan atau
pendapat yang tidak dapat ditemukan melalui bacaan, biasanya metode
ceramah digunakan guru untuk jumlah murid yang banyak misal lebih dari
30 anak dimana SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar tiap kelas rata-
rata untuk setiap kelas berjumlah 40 siswa. Disamping itu digunakan guru
untuk pemberian motivasi agar siswa bersemangat dalam mengerjakan
pekerjaannya dan untuk menyampaikan pokok-pokok bahasan yang baru.
Metode tanya jawab digunakan untuk mengetahui atau menanyakan
sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang telah diberikan oleh guru
serta mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Metode diskusi
merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang mana guru
memberikan perbincangan ilmiah, mengemukakan pendapat, dan
menyusun kesimpulan atau menemukan berbagai alternatif pemecahan
masalah.
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 28: hasil angket siswa terhadap penguasaan materi dan prinsip-prinsip pembelajaran
No Nama Sekolah Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 20% 0%
2 SMP N 2 Karanganyar 80% 10% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 20% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 80% 0% 20%
Jumlah 76% 14% 10%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 76% siswa
menjawab bahwa guru mereka menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran dengan menggunakan mtode yang variasi tidak
menoton.
b) Sedangkan sejumlah 14% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran.
c) Sebanyak 10% siswa tidak memberikan pernyataannya.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu
Penerapan kompetensi pedagogik guru PKn bersertifikasi di SMP
Negeri Kecamatan Karanganyar tentang kemampuan mengembangkan
kurikulum pembelajaran dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu
Dwi Sulisyani S.Pd, guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar menyatakan
bahwa:
“Saya selalu membuat RPP setiap mengajar karena didalam RPP saya sudah menetapkan tujuan pembelajaran, menata materi yang akan
saya sampaikan ” (wawancara pada hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Hal senada juga dilontarkan oleh Bapak Sundarumaya, S.Pd guru
SMP N 3 Karanganyar. Beliau menyatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
“Saya lakukan seperti membuat RPP sebelum melakukan
pengajaran, membuat kalender pendidikan agar pembelajaran berjalansesuai jadwal yang dibuat. Melakukan pencatatan kemajuan belajar peserta didik, dan melakukan evaluasi pendidikan.” ( wawancara pada Senin, 5
Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Ibu Herly Hastuti,
S.Pd guru SMP Negeri 2 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya selalu membuat silabus. Selain itu juga saya membuatProgram Semester, Program tahunan. Saya ketika mengajar selalu
menyampaikan tujuan mempelajari materi pelajaran kepada siswa agar siswa dapat mengetahui manfaat mempelajari materi pelajaran tersebut
dan dapat mengambil nilai positif mempelajari mata pelajaran tersebut dan dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ditambah selalumenyiapkan kalender akademik dan rincian minggu lain efektif.”
(wawancara pada Jum’at 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Senada dengan pendapat yang disampaikan oleh Ibu Heksi, S.Pd
guru PKn SMP Negeri 4 Karanganyar yang diwawancarai pada Kamis, 10
September 2009 pukul 09.00 WIB. Beliau menyatakan bahwa:
“Saya selalu menyiapkan Silabus dan RPP sebagai penjabaran dari
isi kurikulum secara terperinci, yang dikembangkan sesuai tujuan dankompetensi yang telah ditetapkan, melakukan evalusi hasil belajar,
membuat laporan prestasi belajar siswa”.
Sedangkan menurut pendapat Ibu Sri Martanti S.Pd guru SMP
Negeri 5 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Yang saya lakukan dalam pembelajaran yaitu dengan membuat RPP yang merupakan penjabaran dari silabus disamping itu juga selalu menyiapkan materi dari berbagai sumber belajar, media yang akan saya
pakai dan metode yang akan saya gunakan ketika saya mengajar nanti, selain itu juga melakukan penyusunan kalender akademik dan jadwal
pembelajaran”. (wawancara pada Senin, 8 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Ibu Wahyu Widayati, S. Pd guru SMP Negeri 2 Karanganyar
dalam pembelajaran, beliau menyatakan dalam wawancaranya sebagai
berikut:
“Saya selalu membuat perencanaan sebelum mengajar yang saya
wujudkan dalam pembuatan RPP yang merupakan penjabaran dari silabus, Saya juga selalu menyisipkan materi dari berbagai sumber belajar, saya juga menyiapkan media yang akan saya pakai, mempersiapkan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
yang saya gunakan ketika mengajar nantinya. Menentukan tujuan
mempelajari materi pelajaran agar jelas tujuan dan kompetensi yanghendak dicapai.” (wawancara pada Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Berdasarkan wawancara dengan guru PKn bersertifikasi di SMP
Negeri Kecamatan Karanganyar dapat disimpulkan bahwa, proses belajar
mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, perlu adanya
pengembangan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu. Guru
diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan
pembelajaran secara efektif, serta melakukan pengawasan dalam
pelaksanannya. Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan
sistem pembelajaran, guru harus menjabarkan isi kurikulum secara rinci
dan operasional kedalam program pembelajaran melalui silabus dan RPP
yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di
dalam kelas, membuat kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran.
Sedangkan Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target
pencapaian kompetensi dasar, silabus merupakan uraian yang lebih rinci
mengenai kompetensi dasar, materi standar dan hasil belajar yang harus
dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran.
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 29: hasil angket siswa terhadap pengembangan kurikulum yangterkait dengan mata pelajaran yang diampu
No Nama Sekolah Persentase
iya tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 40% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 50% 10% 40%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 40% 40% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Jumlah 50% 22% 24%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 50% siswa
menjawab bahwa guru mereka dapat mengembangkan kurikulum
seperti menata materi dengan baik, mengembangkan materi sesuai
tujuan.
b) Sedangkan sejumlah 22% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
c) Sebanyak 24% siswa tidak memberikan pernyataannya.
4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP N 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
”Dalam pelaksanaan pembelajaran saya selalu berusaha
menerapkan metode mengajar yang saya anggap paling sesuai untukditerapkan kepada peserta didik agar prestasi belajar peserta didik menjadi
lebih baik, karena hasil belajar inilah yang menjadi acuan saya dalammenentukan metode mengajar saya” .(wawancara pada hari Rabu, 9September 2009 pukul 09.15 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Wahyu Widayati S.Pd guru SMP N 2
Karanganyar menyatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan pembelajaran yang terpenting yaitu
pengelolaan kelas sebagai wewenang guru dalam mengajar, menggunakan media dan metode yang dinamis, serta penyampaian materi yang
merupakan otonomi dari guru. Saya lebih mengajak siswa untukberkompetisi dengan temannya sehingga berusaha untuk bisa.”(wawancara pada Selasa, 13 Otober 2009 pukul 09.00 WIB)
Dalam wawancara dengan Ibu Herly mengenai pelaksanaan
pembelajaran beliau menyatakan bahwa:
“Pelaksanaan pembelajaran yang saya terapkan ketika mengajar
yaitu dengan pengelolaan kelas yang menjadi tanggung jawab danwewenang saya serta memadukan materi pelajaran dengan lingkungan
disamping itu juga dengan mempersiapkan diri dengan membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
perencanaan mengajar, dan penguasaan materi sebelum mengajar,
melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai tujuan yang diinginkan. Saya selalu mengusahakan penemuan metode dan strategi yang inovatif yang mengacu pada pembelajaran aktif.” (wawancara pada Jum’at 16
Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal berbeda diungkapkan oleh Bapak Sundarumaya S.Pd dalam
wawancaranya hari Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 menyatakan
bahwa:
“Pelaksanaan pembelajaran yang saya terapkan ketika mengajar yaitu dengan pengelolaan kelas yang menjadi tanggung jawab danwewenang saya serta memadukan materi pelajaran dengan lingkungan
disamping itu juga dengan mempersiapkan diri dengan membuatperencanaan mengajar, dan penguasaan materi sebelum mengajar,
melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai tujuan yang diinginkan. Saya selalu mengusahakan penemuan metode dan strategi yang inovatif yang mengacu pada pembelajaran aktif selain itu saya juga berusaha selalu
mengembangkan pembelajaran yang aktif meskipun waktu pembelajaran relatif sempit.”
Dalam pelaksanaan pembelajarannya Ibu Heksi, S.Pd
menerangkan dalam wawancaranya bahwa beliau:
“Pelaksanaan pembelajaran yaitu saya berusaha menggunakan
sumber bahan mengajar dari referensi lain yang relevan sehingga apabila ada kekurangan maka sumber belajar yang lain akan melengkapi.”(wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Sri Martanti, S.Pd guru SMP Negeri 5
Karanganyar beliau menyatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan pembelajaran saya bertanggung jawab dalam
pengelolaan kelas disamping itu juga saya mempersiapkan diri denganmempersiapkan diri dengan membuat perencanaan mengajar, dan
penguasaan materi sebelum mengajar, melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai tujuan yang ingin dicapai serta mengadakan tindaklanjut.”(wawancara pada senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 30: hasil angket siswa terhadap terhadap guru dalammenyelenggarakan pembelajaran yang mendid ik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
No Nama Sekolah Persentase
iya Tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 0% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 70% 10% 20%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 20% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 20% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 0% 20%
Jumlah 70% 10% 16%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 70% siswa
menjawab bahwa guru mereka telah menyelenggarakan pembelajaran
dengan baik dengan memacu keaktifan siswa.
b) Sedangkan sejumlah 10% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang dalam menyelenggarakan pembelajaran.
c) Sebanyak 16% siswa tidak memberikan penryataannya.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran
Penggunaan tekhnologi dalam pendidikan dan pembelajaran
dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan
pembelajaran. Dalam ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan
menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu
jaringan computer yang dapat diakses oleh peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP N 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
”Dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran saya menerapkankepada siswa untuk menggunakan internet mencari tugas-tugas yang saya
berikan.” (wawancara pada hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Sedangkan menurut Ibu Wahyu Widayati S.Pd guru SMP N 2
Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya selalu memberi penugasan kepada siswa untuk mencari
permasalahan sosial yang ada dimasyarakat melalui koran ataupun internet selain itu juga menganalisis berita-berita melalui tv atau media massa.”
(wawancara pada Selasa, 13 Otober 2009 pukul 09.00 WIB)
Dalam wawancara dengan Ibu Herly mengenai pelaksanaan
pembelajaran beliau menyatakan bahwa:
“Dalam pembelajaran saya memanfatkan internet untuk menunjang kreatifitas siswa dengan mencari tugas-tugas di internet. Selain internet saya juga menggunakan Koran atau majalah berkaitan dengan materi
pelajaran. Terkadang saya menggunakan OHP atau LCD.” (wawancara pada Jum’at 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal senada diungkapkan oleh Bapak Sundarumaya S.Pd dalam
wawancaranya hari Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 menyatakan
bahwa:
“Pemanfaatan tekhnologi yang saya gunakan seperti internet,menggunakan radio, LCD walaupun jarang karena waktunya yang sempit
dan keterbatasan alat.”
Dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran Ibu Heksi, S.Pd
menerangkan dalam wawancaranya bahwa beliau:
“Internet saya pilih sebagai salah satu media elektronik yang saya gunakan. Karena dengan mencari tugas di internet siswa lebih kreatif dan
terbuka dengan dunia luar. Selain internet saya juga memanfaatkan koran.” (wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Sri Martanti, S.Pd guru SMP Negeri 5
Karanganyar beliau menyatakan bahwa:
“Dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran saya menggunakan koran karena lebih mudah dicari selain itu juga murah. Disamping koran
juga internet karena dengan mengakses melalui internet pengetahuan siswa bertambah.” (wawancara pada senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel. 31: hasil angket siswa terhadap terhadap pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
No Nama Sekolah Persentase
iya Tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 50% 40% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 40% 40% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 40% 60% 0%
Jumlah 50% 36% 14%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 50% siswa
menjawab bahwa guru telah memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi seperti internet untuk memenuhi tugas.
b) Sedangkan sejumlah 36% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk pembelajaran
c) Sebanyak 14% siswa tidak memberikan peryataannya
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
Menyediakan berbaga i kegiatan pembelajaran untuk mendorong
peserta didik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru.
Hal tersebut diperuntukkan dalam mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki peserta didik seperti diskusi kelompok, pemberian tugas kliping
dan sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan guru
PKn bersertifikasi dibawah ini:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP N 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
”Saya lebih sering memberikan penugasan kepada siswa untuk
mencari bahan-bahan tugas dari internet yang nantinya akan didiskusikan di dalam kelas”. (wawancara pada hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Wahyu Widayati S.Pd guru SMP N 2
Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya memberi penugasan kepada siswa untuk mencari
permaslahan sosial yang ada dimasyarakat melalui koran ataupun internet selain itu juga menganalisis berita-berita melalui tv atau media massa.”
(wawancara pada Selasa, 13 Otober 2009 pukul 09.00 WIB)
Dalam wawancara dengan Ibu Herly mengenai pelaksanaan
pembelajaran beliau menyatakan bahwa:
“Tugas kelompok yang sering saya berikan berupa analisi kasus yang dikerjakan secara berkelompok yang kadang siswa saya ajakberdiskusi di ruang perpustakaan. Terkadang saya menggunakan OHP atau
LCD.” (wawancara pada Jum’at 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal senada diungkapkan oleh Bapak Sundarumaya S.Pd dalam
wawancaranya hari Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 menyatakan
bahwa:
“Saya setiap pembelajaran telah menyiapkan metode yangbervariasi, diskusi kelompok. Mengajak siswa mendengarkan rekaman suara bung karno pada waktu membacakan teks proklamasi”.
Ibu Heksi, S.Pd menerangkan dalam wawancaranya bahwa
beliau:
“Internet saya pilih sebagai salah satu media elektronik yang saya
gunakan. Karena dengan mencari tugas di internet siswa lebih kreatif dan terbuka dengan dunia luar. Selain internet saya juga memanfaatkan koran.”
(wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)Sedangkan menurut Ibu Sri Martanti, S.Pd guru SMP Negeri 5
Karanganyar beliau menyatakan bahwa:
“Saya lebih sering mengajak siswa keperpus mengkaji buku yang
yang sesuai dengan materi pelajaran.” (wawancara pada senin, 8September 2009 pukul 09.00 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 32: hasil angket siswa terhadap kemampuan guru dalammemfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
No Nama Sekolah Persentase
Iya Tdk Tdk tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 60% 30% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 60% 20% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 40% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 40% 60% 0%
Jumlah 56% 34% 10%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 56% siswa
menyatakan bahwa guru mereka telah memfasilitasi pengembangan
potensi peserta didik.
b) Sedangkan sejumlah 34% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang dalam memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
c) Sebanyak 10% siswa tidak memberikan pernyataannya
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
Seperti yang diungkap oleh Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd guru PKn
SMP N 1 Karanganyar. Beliau menyatakan bahwa komunikasi dengan
anak didik sebagai berikut:
“ Saya selalu menjalin komunikasi dengan siswa dengan baik, saya
selalu menanamkan keakraban dengan siswa agar siswa dapat sharingdengan saya apabila ada permasalahan atau segala sesuatu dalam kegiatan
belajar mengajar, sehingga keakraban terbangun maka suasana belajarakan lebih menyenangkan”. (wawancara hari Rabu, 9 September 2009pukul 09.15 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Peryataan sama diungkapkan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd Guru
PKn SMP N 2 Karanganyar yang diwawancara pada hari Jum’at, 16
Oktober 2009 pukul 09.00 WIB. Beliau menyatakan bahwa:
“Komunikasi dengan siswa sangat baik dan saya sangat berharap ada korelasi positif antara hubungan saya dengan peserta didik maksudnya dengan terjadinya hubungan yang baik akan memberikan manfaat yang
baik satu dengan yang lain. Sehingga efeknya akan tercipta proses belajar mengajar yang kondusif sesuai dengan yang diharapkan.”
Dari hasil wawancara dengan Ibu Wahyu Widayati, S.Pd yang juga
merupakan guru PKn SMP Negeri 2 Karanganyar, beliau menyatakan
bahwa:
“Saya selalu membina hubungan baik dengan siswa dan sayasangat berharap tercipta hubungan yang harmonis antara siswa dengan
saya baik didalam dan diluar jam pelajaran, sehingga memberi manfaat yang baik satu dengan yang lain. Sehingga tercipta proses belajar mengajar yang kondusif.”(wawancara hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20
WIB)Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak Sundarumaya, S.Pd
guru SMP Negeri 3 Karanganyar, beliau menyatakan bahwa:
“Komunikasi saya dengan siswa sangat baik dan membina
keakraban dengan siswa. Hubungan saya dengan siswa selalu enjoy danmenyenangkan tetapi juga tegas dengan prinsip dan aturan yang ada.
Siswa sela lu respek dengan saya sebagai guru PKn.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Sedangkan Ibu Heksi, S.Pd menyatakan bahwa hubungannya
dengan siswanya adalah sebagai berikut:
“Saya selalu berkomunikasi baik dengan siswa, membinakeakraban dalam kegiatan belajar mengajar jadi siswa tidak canggung
untuk menyampaikan apa yang menjadi ganjalan dalam belajar misalnya ingin bertanya, berkonsultasi tentang kesulitan belajar, dan lain- lain.”
(wawancara hari Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Begitu pula yang diungkapkan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd, yang
merupakan guru PKn SMP Negeri 5 Karanganyar, beliau menyatakan
bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
“Komunikasi dengan siswa, membina keakraban dalam kegiatan
dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga efeknya akan tercipta proses belajar mengajar yang kondusif sesuai yang diharapkan.” (wawancara hari Senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 33: hasil angket siswa terhadap kemampuan guru dalamberkomunikasi secara efektif terhadap peserta didik
No Nama Sekolah Persentase
Iya Tdk Tdk
tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 20% 0%
2 SMP N 2 Karanganyar 90% 10% 0%
3 SMP N 3 Karanganyar 100% 0% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 20% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 80% 20% 0%
Jumlah 86% 14% 0%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 86% siswa
menyatakan bahwa guru mereka dapat berkomunikasi secara efektif
terhadap peserta didik.
b) Sedangkan sejumlah 14% siswa menyatakan bahwa guru tidak atau
kurang dalam berkomunikasi terhadap peserta didik.
c) Sebanyak 0% siswa tidak memberikan pernyataannya
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Evalusi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan
dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP N 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
”Saya selalu mengadakan evaluasi hasil belajar seperti
mengadakan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulanganharian saya lakukan setiap selesai pembelajaran dalam kompetensitertentu, kalau ulangan umum dilaksanakan setiap kahir semester .”
(wawancara pada hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Wahyu Widayati S.Pd guru SMP N 2
Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya selalu memberi penilaian kepada siswa dengan mengadakan evaluasi belajar. Minimal saya melakukan ulangan harian 3 kali dalam
setiap semester, selain itu juga setiap selesai mengajar saya mencobabertanya kepada siswa mengevaluasi materi yang saya sampaikan apakah mereka sudah paham atau belum”. (wawancara pada Selasa, 13 Otober
2009 pukul 09.00 WIB)
Dalam wawancara dengan Ibu Herly mengenai evaluasi
pembelajaran beliau menyatakan bahwa:
“Evaluasi saya lakukan terus selesai mengajar, setiap selesai proses pembelajaran kompetensi tertentu, ataupun setiap akhir semester.
“(wawancara pada Jum’at 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal senada diungkapkan oleh Bapak Sundarumaya S.Pd dalam
wawancaranya hari Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 menyatakan
bahwa:
“Saya selalu mengadakan ulangan setiap materi pelajaran selesai,
selain itu saya juga mengadakan kuis setiap selesai menyampaikan materi pelajaran di kelas dengan begitu saya mengetahui kemampuan siswa
dalam menangkap pelajaran apakah sudah paham atau belum .”
Ibu Heksi, S.Pd menerangkan dalam wawancaranya mengenai
evalusi pembelajaran yang dilakukan, bahwa beliau:
“Dalam pemebelajaran saya selalu mengadakan evalusi kepadaanak didik untuk mengetahui tingkat pemahaman pelajaran yang saya sampaikan selama proses pembelajaran. Untuk evalusi saya mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
ulangan harian sekitar 2 sampai 3 kali selama satu semester, selain itu juga
semesteran yang dilakukan diakhir semester.” (wawancara pada Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Sri Martanti, S.Pd guru SMP Negeri 5
Karanganyar beliau menyatakan bahwa:
“Saya selalu mengadakan penilaian sebagai evaluasi pembelajaran yang saya lakukan terhadap peserta didik. Saya memberikan penilaian
terhadap sikap siswa dalam dalam menerima pelajaran. Selain itu juga saya memberikan kuis setiap akhir penyampaian materi. Saya juga
mengadakan ulangan harian. Selain itu juga setiap kahir semester juga ada ulangan akhir semester.” (wawancara pada senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 34: hasil angket siswa terhadap penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar siswa
No Nama Sekolah Persentase
Iya Tdk Tdk
tahu
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 20% 0%
2 SMP N 2 Karanganyar 80% 10% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 20% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 20% 20%
5 SMP N 5 Karanganyar 80% 20% 0%
Jumlah 76% 18% 6%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 76% siswa
menyatakan bahwa guru mereka telah menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
b) Sedangkan sejumlah 18% siswa menyatakan bahwa guru kurang
dalam menyelenggarakan menyelenggarakan penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar.
c) Sebanyak 6% siswa tidak memberikan peryataannya
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani,
S.Pd guru PKn SMP N 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
”Adapun terhadap siswa yang mengalami masalah terhadapprestasi belajar saya memberi bimbingan dengan berkoordinasi denganguru BK”. (wawancara pada hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15
WIB)
Sedangkan menurut Ibu Wahyu Widayati S.Pd guru SMP N 2
Karanganyar menyatakan bahwa:
“Kepada siswa yang mengalami masalah saya selalu memberipengarahan serta bimbingan. Mencari akar permasalahan apa yang
menyebabkan siswa prestasi belajarnya jelek. Biasanya saya bekerja sama dengan BP.” (wawancara pada Selasa, 13 Otober 2009 pukul 09.00 WIB)
Dalam wawancara dengan Ibu Herly mengenai penguasaan
karakteristik peserta didik beliau menyatakan bahwa:
“Saya selalu memberikan perlakuan yang khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui kegiatan remedial. Selain itu
saya juga memberikan bimbingan kepada siswa yang bermasalah dengan berdiskusi kepada guru BK.” (wawancara pada Jum’at 16 Oktober 2009
pukul 09.00 WIB)
Hal senada diungkapkan oleh Bapak Sundarumaya S.Pd dalam
wawancaranya hari Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 menyatakan
bahwa:
“saya lakukan dengan memberikan remidi kepada siswa yang
nilainya jelek dan memberi bimbingan secara khusus kepada mereka agar dapat termotiavasi sehingga prestasi belajarnya tinggi”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Ibu Heksi, S.Pd menerangkan dalam wawancaranya mengenai
karakteristi peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan, bahwa
beliau:
“Saya senantiasa berkoordinasi dengan guru BP dalam mengatasi siswa yang mengalami masalah belajar terutama menyangkut mata
pelajaran yang saya ampu. Saya juga mengadakan remidi untuk siswa yang mendapat nilai belum memuaskan.” (wawancara pada Kamis, 10
September 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan menurut Ibu Sri Martanti, S.Pd guru SMP Negeri 5
Karanganyar beliau menyatakan bahwa:
“Saya selalu menggali potensi peserta ddik setiap pembelajaran,seperti penyamapaian pendapat, diskusi. Bagi siswa yang mengalamikesulitan belajar saya memberi bimbingan baik secara individual ataupun
kelompok. ” (wawancara pada senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel. 35: hasil angket siswa terhadap pemanfaatan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
No Nama Sekolah Persentase
Iya Tdk Tdk dijawab
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 20% 20%
2 SMP N 2 Karanganyar 70% 20% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 20% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 40% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 80% 0% 20%
Jumlah 70% 20% 10%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 70% siswa
menyatakan bahwa guru mereka telah memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
b) Sedangkan sejumlah 20% siswa menyatakan bahwa guru kurang
dalam memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
c) Sebanyak 10% siswa tidak memberikan pernyataannya.
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP Negeri 1 Karanganyar pada hari Rabu, 9 September 2009
pukul 09.15 WIB menyatakan bahwa:
“Saya selalu melakukan refleksi terhadap pembelajarana yangtelah saya laksanakan dengan begitu saya dapat memperbaiki hal-hal yang kiranya belum baik dan belum sesuai saya terapkan pada peserta didik”
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Saya melakukan penelitian tindakan kelas. Selain dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran juga mengetahui metode yang pas diterapakan pada peserta didik”. (wawancara hari Selasa, 13 Oktober 2009
pukul 09.20 WIB)
Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP Negeri 3 Karanganyar.
Beliau meyatakan bahwa:
“Saya selalu melakukan refleksi terhadap kinerja saya sendiridengan begitu saya dapat menilai kinerja saya dalam meningkatkankualitas pembelajaran .” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul
09.20 WIB)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti S.Pd guru
PKn SMP Negeri 2 Karanganyar yang diwawancarai pada hari Jum’at, 16
Oktober 2009, pukul 09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Saya selalu melakukan penilaian terhadap kinerja saya, yang
kurang saya perbaiki yang sudah baik saya pertahankan agar prestasibelajar siswa baik”
Sedangkan Ibu Heksi, S.Pd guru PKn SMP Negeri 4 Karanganyar
berpendapat bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
“Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran saya lebih sering
melakukan penelitian tindakan kelas, disamping itu saya melakukanrefleksi terhadap pembelajaran yang telah saya laksanakan sebagaievaluasi kinerja saya”. (wawancara pada hari Kamis, 10 September 2010
pukul 09.00 WIB)
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Martanti, S.Pd guru
PKn SMP Negeri 5 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya selalu memanfaatkan hasil dari evaluasi kinerja saya untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang
saya ampu”. (wawancara pada hari Senin, 8 September 2010 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
guru yang menguasai karakteristik peserta didik PKn diperoleh dari hasil
angket siswa.
Tabel.36 : hasil angket siswa terhadap tindakan reflektif guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
No Nama Sekolah Persentase
Iya Tdk Tdk dijawab
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 20% 0%
2 SMP N 2 Karanganyar 70% 20% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 100% 0% 0%
4 SMP N 4 Karanganyar 80% 20% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 78% 16% 6%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 78% siswa
menyatakan bahwa guru telah melakukan tindakan reflektif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun tindakan tersebut seperti
melakukan remidi.
b) Sedangkan sejumlah 16% siswa menyatakan bahwa guru kurang
dalam melakukan tindakan reflektif
c) Sebanyak 6% siswa tidak memberikan pernyataannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Tabel 37.Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi pedagogik guru
PKn SMP N di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran 2009/2010
No Kompetensi pedagogik guru Presentase (%)
SMP
1
SMP
2
SMP
3
SMP
4
SMP
5
1 Menguasai karakteristik peserta
didik
60 70 60 60 80
2 Menguasai teori belajar 80 80 60 80 80
3 Mengembangkan kurikulum 40 50 60 40 60
4 Menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik
80 70 80 60 60
5 Memanfaatkan TIK 60 50 60 40 40
6 Memfasilitasi pengembangan
potensi siswa
60 60 60 60 40
7 Berkomunikasi dengan siswa 80 90 100 80 80
8 Menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi
80 80 80 60 80
9 Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi
60 70 80 60 80
10 Melakuakn tindakan reflektif 80 70 100 80 60
Jumlah rata-rata 68 69 74 62 66
Sumber: data primer
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa menjawab setiap soal
angket yang peneliti sebarkan dengan rata-rata menjawab iya (A), dapat dilihat
presentase yang tinggi untuk siswa SMP N 1 Karanganyar rata-rata menjawab iya
(A) sebesar 68%, untuk siswa SMP N 2 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 69%, untuk siswa SMP N 3 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 74%, untuk siswa SMP N 4 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 62% sedangkan untuk siswa SMP N 5 Karanganyar rata-rata menjawab
iya (A) sebesar 66% Secara tidak langsung siswa menyatakan bahwa guru PKn
mereka telah melaksanakan kompetensi pedagogik ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
kemampuan guru yang mampu mengelola kegiatan belajar mengajar dan
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.
Selain data diatas terdapat juga hasil observasi pada saat pembelajaran
berlangsung. Adapun data observasi mengenai kompetensi kepribadian guru
sebagai berikut:
Tabel 38: Hasil observasi mengenai kompetensi pedagogik
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
1 Kecukupan sarana dan prasarana X
2 Penggunaan media X
3 Pemanfaatan teknologi informasi X
4 Penguasaan teori belajar X
5 Penggunaan metode pembelajaran X
6 Daya tarik metode pembelajaran X
7 Penguasaan dan pemilihan materi
pembelajaran
X
8 Variasi metode pembelajaran X
9 Penguasaan kelas X
10 Pemberian pertanyaan X
11 Pemberian kesempatan untuk bertanya/
mengemukakan pendapat
X
12 Memberikan penghargaan terhadap individu
atau kelompok
X
13 Penggunaan evaluasi X
14 Menyimpulkan materi X
Keterangan nilai:
1 = Sangat kurang 3 = cukup/ sedang2 = kurang 4 = baik
Berikut adalah keterangan hasil pengamatan observer mengenai
kompetensi pedagogik:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
a) Di dalam ruang kelas terdapat fasilitas seperti kursi, meja, papan tulis,
kipas angin.
b) Guru yang bersangkutan hanya menggunakan media papan tulis karena
keterbatasan LCD dan OHP yang dimiliki sekolah
c) Guru bersangkutan belum mempergunakan teknologi informasi
d) Guru yang bersangkutan menguasai teori, hal itu dikarenakan guru yang
bersangkutan merupakan lulusan dari program studi Pendidikan Pancasila
dan Pendidikan Kewarganegaraan
e) Guru yang bersangkutan menggunakan metode ceramah bervariasi yang
sesekali memberikan pertanyaan dan kesempatan bertanya kepada siswa
f) Daya tarik metode pembelajaran masih kurang dikarenakan yang dipakai
baru metode ceramah bervariasi
g) Penguasaan materi oleh guru cukup baik karena latar belakang pendidikan
guru merupakan lulusan dari LPTK Program studi PPKn
h) Masih kurang
i) Penguasaan kelas dapat dipandang cukup, selain duduk guru juga
menjelaskan sambil berdiri, berjalan mendekati siswa
j) Sangat baik, guru disela-sela penjelasan selalu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
k) Sangat baik, guru disela-sela penjelasan materi memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
l) Cukup
m) Bentuk evaluasi yang juga digunakan guru adalah keaktifan siswa dikelas
yang menjadi nilai tambahan bagi siswa
n) Guru menyimpulkan materi pada saat akan menutup materi pelajaran.
d. Kompetensi Sosial
Penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP N Kecamatan
Karanganyar melalui kompetensi sosial yang dilaksanakan melaui beberapa
criteria berdasarkan Permendiknas No. 16 tahun 2007 yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga dan status sosial
Hubungan guru dengan atau anak didik di dalam proses belajar
mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun
baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya
metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa tidak
harmonis, maka dapat menciptakan keluaran yang tidak diinginkan.
Dalam hubungan ini, salah satu cara adalah menyediakan jam-jam
tertentu bertemu dengan siswa diluar kegiatan belajar mengajar. Guru
dapat menanyai dan mengungkap keadaan siswa dan sebaliknya siswa
memajukan berbagai persoalan-persoalan dan hambatan yang sedang
dihadapi.
Namun demikian, kegiatan seperti itu belum banyak dikembangkan
karena hal-hal tertentu seperti masih ada sikap otoriter dari guru, sikap
tertutup dari guru, siswa yang pasif, jumlah siswa yang terlalu besar,
system pendidikan, keadaan dan latar belakang dari guru sendiri dan
siswa. Untuk mengatasi itu semua perlu dikembangkan sikap demokrasi
dan terbuka dari para guru, perlu keaktifan dari pihak siswa, guru harus
bersikap ramah, siswa juga harus sopan, saling hormat menghormati.
Apabila hal-hal tersebut dapat terpenuhi maka akan tercipta komunikasi
yang selaras antara guru dan siswa.
Seperti yang diungkap oleh Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd guru PKn
SMP N 1 Karanganyar. Beliau menyatakan bahwa hubungannya dengan
anak didik sebagai berikut:
“ Saya selalu menjaga hubungan dengan siswa dengan baik, saya
selalu menanamkan keakraban dengan siswa agar siswa dapat sharingdengan saya apabila ada permasalahan atau segala sesuatu dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga keakraban terbangun maka suasana belajar
akan lebih menyenangkan.saya tidak membeda-bedakan siswa dalampembelajaran”. (wawancara hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15
WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Pernyataan sama diungkapkan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd Guru
PKn SMP N 2 Karanganyar yang diwawancara pada hari Jum’at, 16
Oktober 2009 pukul 09.00 WIB. Beliau menyatakan bahwa:
“Saya dalam membangun hubungan dengan siswa sangat baik dan saya sangat berharap ada korelasi positif antara hubungan saya dengan
peserta didik maksudnya dengan terjadinya hubungan yang baik akanmemberikan manfaat yang baik satu dengan yang lain. Sehingga efeknya
akan tercipta proses belajar mengajar yang kondusif sesuai dengan yang diharapkan.”
Dari hasil wawancara dengan Ibu Wahyu Widayati, S.Pd yang juga
merupakan guru PKn SMP Negeri 2 Karanganyar, beliau menyatakan
bahwa:
“Saya selalu membina hubungan baik dengan siswa dan sayasangat berharap tercipta hubungan yang harmonis antara siswa dengan saya baik didalam dan diluar jam pelajaran, sehingga memberi manfaat
yang baik satu dengan yang lain. Sehingga tercipta proses belajar mengajar yang kondusif.” (wawancara hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20
WIB)Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak Sundarumaya, S.Pd
guru SMP Negeri 3 Karanganyar, beliau menyatakan bahwa:
“Saya dalam membangun hubungan dengan siswa sangat baik dan
membina keakraban dengan siswa. Hubungan saya dengan siswa selalu enjoy dan menyenangkan tetapi juga tegas dengan prinsip dan aturan yang ada. Siswa selalu respek dengan saya sebagai gurun PKn, bahkan pernah 2
kali menjadi guru idola ketika diakhir semester atau kenaikan kelas.”(wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Sedangkan Ibu Heksi, S.Pd menyatakan bahwa hubungannya
dengan siswanya adalah sebagai berikut:
“Saya selalu menanamkan hubungan baik dengan siswa, membina
keakraban dalam kegiatan belajar mengajar jadi siswa tidak canggunguntuk menyampaikan apa yang menjadi ganjalan dalam belajar misalnya ingin bertanya, berkonsultasi tentang kesulitan belajar, dan lain- lain.”
(wawancara hari Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Begitu pula yang diungkapkan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd, yang
merupakan guru PKn SMP Negeri 5 Karanganyar, beliau menyatakan
bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
“Saya selalu menjalin hubungan baik dengan siswa, membina
keakraban dalam kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar. Sehinggaefeknya akan tercipta proses belajar mengajar yang kondusif sesuai yang diharapkan.” (wawancara hari Senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
sikap guru yang inklusif, dan bertindak objektif serta tidak diskriminatif
diperoleh dari hasil angket siswa sebagai berikut:
Tabel.39: hasil angket siswa terhadap sikap guru inklusif, bertindakobjektif, serta tidak diskriminatif terhadap siswa
No Nama Sekolah Persentase
Iya Tdk Tdk dijawab
1 SMP N 1 Karanganyar 80% 20% 0%
2 SMP N 2 Karanganyar 80% 10% 10%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 0% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 40% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 72% 18% 5%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 72% siswa
menyatakan bahwa guru telahtelah bersikap inklusif, dan bertindak
objektif serta tidak diskriminatif.
b) Sedangkan sejumlah 18% siswa menyatakan bahwa guru kurang
objektif dalam pemberian penilaian.
c) Sebanyak 5% siswa tidak memberikan pernyataannya
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat
Guru sebagai warga sekolah harus membina hubungan yang baik
dengan warga sekolah di sekolah tempat guru mengajar, masyarakat
sekitar tempat tinggal dan menjalin hubungan dengan orang tua siswa .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Selain itu juga di lingkungan sekolah, guru harus melakukan interaksi
dengan baik dengan warga sekolah, dan harus selalu bekerjasama dalam
kegiatan di sekolah.
Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd guru
PKn SMP N 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya selalu menjaga hubungan baik dengan guru dan karyawan
serta rekan sejawat, karena tanpa rekan-rekan kantor segala sesuatunya tidak akan berjalan dengan baik dan saya menganggap guru dan karyawan SMP N 1 Karanganyar sebagai keluarga besar saya, disamping itu juga
selalu membina hubungan baik dengan masyarakat di dekat tempat tinggal saya, walaupun saya tinggal di kompleks perumahan yang identik dengan
individualisme, akan tetapi saya selalu aktif dalam kegiatan di masyarakat tempat tinggal saya, seperti arisan PKK, kerja bakti, rewang tempat orang punya kerja dll. Untuk hubungan dengan orang tua siswa. Saya selalu
melaporkan hasil belajar siswa kepada orang tua siswa setiap setengah semester, dan saya selalu memberi penyuluhan kepada orang tua siswa”.
(wawancara hari Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Hal senada juga disampaikan Ibu Heksi S.Pd guru SMP N 4
Karanganyar yang diwawancarai pada Kamis, 10 September 2009 pukul
09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Saya membina hubungan baik dengan karyawan dan guru-guru di
SMP N 4 Karanganyar sejak awal saya masuk menjadi guru disini. Saya menganggap guru SMP N 4 Karanganyar merupakan rekan kerja yangmendukung karier saya. Saya sebagai warga masyarakat selalu membina
hubungan baik dengan warga masyarakat di sekitar tempat tinggal saya karena ada rasa ketergantungan satu denagn yang lain antar warga
masyarakat yang satu dengan yang lain misal apabila ada yang punya hajatan maka bantuan dari warga masyarakat disekitar tempat tinggalsangat dibutuhkan. Mengenai hubungan dengan orang tua siswa saya
selalu menghadirkan oarng tua siswa ketika pengambilan raport siswa,Jadi saya bisa berkomunikasi secara langsung dengan orang tua siswa,
memberikan masukan-masukan agar prestasi belajar lebih baik”.(wawancara hari Kamis, 10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Dalam wawancaranya Bapak Sundarumaya, S.Pd guru SMP N 3
Karanganyar juga menyapaikan bahwa:
“Saya membina hubungan yang baik dengan guru dan karyawan di SMP N 3 Karanganyar, karena saya menganggap guru dan karyawan
merupakan rekan kerja yang mendukung karier saya. Saya selalu membina hubungan baik dengan masyarakat karena saya sebagai manusia tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
dapat hidup tanpa orang lain tak kecuali sebagai anggota masyarakat,
disamping itu juga saya di masyarakat dipercaya sebagai ketua RT dan selalu mengkoodinir segala kegiatan dimasyarakat tempat tinggal saya sesuai kemampuan saya dan dengan bantuan dari anggota masyarakat
lainnya . Saya selalu melakukan pendekatan dengan orang tua siswa yang bermasalah mengenai prestasi belajar. Selain itu juga saya selalu
mengingatkan agar orang tua siswa selalu aktif memantau kegiatan belajar anaknya.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Pendapat dari hasil wawancara dengan Ibu Sri Martanti, S.Pd
guru SMP N 5 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Saya membina hubungan yang baik dengan guru dan karyawan di SMP N 5 Karanganyar, karena adanya rasa ketergantungan satu dengan
yang lainya. Saya selalu membina hubungan baik dengan wargamasyarakat tempat tinggal saya karena sebagai makhluk sosial tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain, untuk itu kita sebagai anggota masyarakat harus dapat membina hubungan yang baik dengan masyarakat tempattinggal kita terutama tanpa kecuali . Saya juga selalu menjalin hubungan
dengan orang tua siswa dengan cara melakukan komunikasi dengan orang tua siswa, selalu melaporkan hasil belajar dan perkembangannya kepada
orang tua siswa secara langsung”. (wawancara hari Senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan pendapat dari Ibu Herly, S.Pd beliau menyatakan
bahwa hubungannya dengan guru dan karyawan lainnya sebagai berikut:
“Saya membina hubungan yang baik dengan warga sekolah karena ada hubungan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Saya sudah
sejak berpuluh-puluh tahun hidup dan tinggal di desa tempat tinggal saya, saya selalu aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti yang mbak tahu
bahwa di desa sangat kental dengan gotong royong dalam kegiatankemasyarakatan lainnya. Selain aktif dalam kegiatan kemasyarakatan saya juga aktif menjadi pengurus RT yaitu menjadi bendahara arisan PKK di
RT tempat tinggal saya. Saya selalu menjaga hubungan baik dengan orang tua siswa dengan melaporkan setiap perkembangan pendidikan dan hasil
belajar siswa, selain itu melakukan pendekatan kepada orang tua siswa yang bermasalah”. (wawancara hari Jum’at, 16 Oktober 2009 pukul09.00 WIB)
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru
SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Selasa 13 Oktober 2009
pukul 09.20 WIB beliau menyatakan bahwa:
“Saya selalu membina hubungan baik dengan guru dan karyawan di SMP Negeri 2 Karanganyar ini. Saya selalu membina hubungan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
dengan warga masyarakat disekitar tempat tingggal saya karena ada rasa
ketergantungan satu dengan warga masyarakat yang satu dengan yanglainnya misalnya apabila ada yang punya hajatan maka bantuan dari warga masyarakat sekitar tempat tinggal sangat dibutuhkan. Untuk itu sebagai
makhluk sosial perlu membina hubungan yang baik antar anggotamasyarakat . Saya selalu aktif berdialog dengan orang tua siswa saat
orang tua siswa mengambil laporan hasil belajar siswa, dan memberikan penyuluhan agar selalu memberi motivasi belajar anaknya”. (wawancara hari Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Selain dari hasil wawancara keenam guru PKn diatas mengenai
sikap guru yang efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat diperoleh dari hasil angket
siswa sebagai berikut:
Tabel.40: hasil angket siswa terhadap sikap guru inklusif, bertindakobjektif, serta tidak diskriminatif terhadap siswa
No Nama Sekolah Persentase
Iya Tdk Tdk dijawab
1 SMP N 1 Karanganyar 60% 0% 40%
2 SMP N 2 Karanganyar 60% 20% 20%
3 SMP N 3 Karanganyar 80% 0% 20%
4 SMP N 4 Karanganyar 60% 40% 0%
5 SMP N 5 Karanganyar 60% 20% 20%
Jumlah 64% 16% 20%
Berikut adalah penjelasan atau analisis dari data yang telah berhasil
diperoleh tersebut diatas:
a) Sebanyak 30 angket telah tersebar di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar. Hasil angket menunjukkan sebanyak 64% siswa
menyatakan bahwa guru telah berkomunikasi baik dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
b) Sedangkan sejumlah 16% siswa menyatakan bahwa guru kurang
dalam berkomunikasi terhadap sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua dan masyarakat.
c) Sebanyak 20% siswa tidak memberikan pernyataannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
3) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan atau bentuk lain
Salah satu tugas dari organisasi profesi ialah menciptakan rasa
kesejawatan, sehingga ada rasa aman dan perlindungan jabatan. Kode etik
profesi dikembangkan melalui organisasi profesi. Melalui organisasi
profesi diciptakan rasa kesejawatan. Semangat korps dikembangkan agar
harkat dan martabat guru dijunjung tinggi, baik oleh korps maupun
masyarakat pada umumnya. Peningkatan kompetensi guru PKn
bersertifikasi melalui penerapan kompetensi sosial melalui rasa
kesejawatan antara lain ikut dan aktifnya guru dalam keanggotaan
organisasi profesi yang dapat memberikan pengalaman bagi guru, ajang
bertukar pikiran dengan guru yang lain, menambah pengetahuan bagi guru
mata pelajaran itu sendiri.
Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Dwi sulisyani, S.Pd guru PKn
SMP N 1 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Saya sudah lama aktif mbak dalam organisasi profesi seperti
MGMP PKn se Kabupaten Karanganyar, dan PGRI”. (wawancara Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15)
Senada seperti yang disampaikan oleh Ibu Wahyu, S.Pd guru PKn
SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Selasa, 13 Oktober 2009
pukul 09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Saya selalu aktif dalam organisasi profesi baik sebelum saya disertifikasi, apalagi setelah saya sertifikasi saya masih aktif sekali mbak. Organisasi yang saya ikuti seperti MGMP PKn Se Kabupaten
Karanganyar, dan PGRI. Bahkan saya aktif sebagai pengurus MGMP PKn se Kabupaten Karanganyar”.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Sundarumaya, S.Pd
guru PKn SMP N 3 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Saya aktif dalam organisasi antara lain MGMP PKn Se
Kabupaten Karanganyar, PGRI. Sebelum saya sertifikasi saya sudah aktif sebagai ketua MGMP PKn SeKabupaten Karanganyar. Setelah sertifikasi
saya juga masih aktif menjadi ketua MGMP PKn Kabupaten Karanganyar. Kegiatan dalam organisasi profesi memberikan kontribusi yang positifkepada saya dalam mengembangkan karier saya, menambah pengalaman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
bertukar pikiran dan menambah rasa kesejawatan antara guru mata
pelajaran khususnya mata pelajaran PKn.” (wawancara pada Senin, 5Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Herly Hastuti, S.Pd guru PKn
SMP N 2 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Ya, saya aktif dalam organisasi profesi antara lain MGMP PKn se Kabupaten Karanganyar dan PGRI”. (wawancara Jum’at, 16 Oktober
2009 pukul 09.00)
Senada seperti yang disampaikan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd guru
PKn SMP N 2 Karanganyar yang diwawancarai pada Senin, 8 September
2009 pukul 09.00 WIB yang menyatakan bahwa:
“Ya, saya aktif dalam organisasi profesi antara lain MGMP PKn
seKabupaten karanganyar, dan PGRI. Kegiatan dalam organisasi profesi memberi manfaat yang berguna kepada saya seperti menambah
pengetahuan, dapat bertukar pikiran, dan menambah rasa kesejawatanantara guru mata pelajaran PKn”.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Heksi, S.Pd guru PKn
SMP N 4 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Ya, saya aktif dalam organisasi profesi antara lain MGMP PKn
seKabupaten Karanganyar, dan PGRI. Kegiatan dalam organisasi profesimemberi kontribusi yang positif kepada saya dalam mengembangkankarier saya.” (wawancara pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Berdasarkan wawancara dengan guru PKn bersertifikasi di SMP N
Kecamatan Karanganyar mengenai penerapan kompetensi sosial maka
dapat disimpulkan bahwa guru PKn bersertifikasi di SMP N Karanganyar
selalu membina hubungan baik dengan peserta didik, membina hubungan
baik dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, membina
hubungan baik dengan warga masyarakat, membina hubungan baik
dengan orang tua wali murid.
Adapun peryataan bahwa kompetensi sosial guru PKn SMP N di
Kecamatan Karanganyar baik diterapan dengan adanya tabulasi hasil
angket siswa yang berjumlah 30 siswa di SMP N di Kecamatan
Karanganyar, yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Tabel 41.Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi sosial guru
PKn SMP N di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran 2009/2010
No Kompetensi kepribadian guru Presentase (%)
SMP
N
1
SMP
N
2
SMP
N
3
SMP
N
4
SMP
N
5
1
2
Bersikap tidak diskriminatif
terhadap siswa
Berkomunikasi sesama pendidik,
orang tua dan masyarakat
80
60
80
60
80
80
60
60
60
60
Jumlah Rata-rata 70 70 80 60 60
Sumber: data primer
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa menjawab setiap soal
angket yang peneliti sebarkan dengan rata-rata menjawab iya (A), dapat dilihat
presentase yang tinggi untuk siswa SMP N 1 Karanganyar rata-rata menjawab iya
(A) sebesar 70%, untuk siswa SMP N 2 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 70%, untuk siswa SMP N 3 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 80%, untuk siswa SMP N 4 Karanganyar rata-rata menjawab iya (A)
sebesar 60% sedangkan untuk siswa SMP N 5 Karanganyar rata-rata menjawab
iya (A) sebesar 60% Secara tidak langsung siswa menyatakan bahwa guru PKn
mereka telah melaksanakan kompetensi sosial ditunjukkan dengan kemampuan
guru yang mampu bergaul dengan guru lain dan karyawan lain.
Selain data diatas terdapat juga hasil observasi pada saat pembelajaran
berlangsung. Adapun data observasi mengenai kompetensi sosial guru sebagai
berikut:
Tabel 42: Hasil observasi mengenai kompetensi sosial
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
1 Komunikasi dengan peserta didik di dalam
kelas
X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
2 Komunikasi dengan peserta didik diluar kelas X
3 Komunikasi dengan guru lain X
4 Komunikasi dengan tenaga kependidikan yang
lain
X
Keterangan nilai:
1 = Sangat kurang 3 = cukup/ sedang2 = kurang 4 = baik
Berikut adalah keterangan hasil pengamatan observer mengenai
kompetensi sosial:
a) Komunikasi dengan peserta didik di dalam kelas cukup baik. Interaksi
berjalan dengan baik dan lancer.
b) Komunikasi dengan peserta didik diluar kelas juga cukup baik seperti
seperti memberikan nasehat-nasehat, bertegur sapa ketika berpapasan
dijalan.
c) Komunikasi dengan guru lain cukup baik, mereka bersalaman ketika
bertemu, saling tersenyum dan saling menyapa ketika berpapasan.
d) Komunikasi dengan tenaga kependidikan lainnya cukup baik, saling
bertegur sapa ketika bertemu.
2. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Menerapkan Kompetensi Guru
PKn Bersertifikasi
Seorang guru dituntut professional dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, ada 4 kompetensi yang harus dilaksanakan dalam
melaksanakan tugasnya. Dalam penerapan kompetensi pastilah ada kendala-
kendala yang dihadapi oleh masing-masing guru seperti yang dikemukakan oleh
Bapak Sunadrumaya, S.Pd guru PKn SMP N 3 Karanganyar yang diwawancarai
pada Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB yang menyatakan bahwa:
“Pada kompetensi profesional ada kendala yang dihadapi diantaranyaadalah yang pertama waktu pembelajaran PKn relatif sempit hanya 2 X 40 menit
satu minggu, kedua kurangnya alat atau media pembelajaran atau pengadaansarana. Sedangkan dalam kompetensi kepribadian hampir tidak ada kendala yang
dihadapi guru. Pada kompetensi pedagogik ada beberapa kendala diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
masih terbatasnya dalam penguasaan TIK (Teknis Informasi dan Komunikasi),
sarana media pembelajaran yang masih terbatas disekolah khususnya berkaitan dengan TIK, yang terakhir adanya pemahaman yang keliru dari siswa dan orang tua bahwa mata pelajaran yang tidak masuk UAN dianggap kurang penting.
Sedangkan pada kompetensi sosial sama sekali tidak ada kendala yang dihadapi”.
Hal senada disampaikan oleh Ibu Herly Hastuti guru SMP N 2
Karanganyar, menyatakan bahwa:
“Dalam kompetensi profesional saya mendapat kendala antara lain : jam pelajaran yang cukup singkat, kemudian keterbatasan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolahan seperti OHP terbatas. Sedangkan dalam kompetensikepribadian tidak ada masalah yang harus saya hadapi, tetapi pada kompetensi
pedagogik ada beberapa kendala seperti keterbatasan media dan keterbatasanpenguasaan tekhnologi. Untuk kompetensi sosial sama sekali tidak ada masalah”. (wawancara Jum’at, 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan Bu Sri Martanti, S.Pd mengemukakan pendapat yang berbeda
mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kompetensi guru.
Dalam wawancaranya beliau mengemukakan bahwa:
“Menurut saya dalam kompetensi profesional ada kendala yang sayahadapi yaitu semakin cepatnya perkembangan teknologi tidak semua guru bisa
mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Sedangkan kendala pada kompetensi kepribadian adalah faktor lingkungan yang paling mempengaruhi. Kendala yang
dihadapi pada kompetens i pedagogik adalah keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah, selain itu juga keterbatasan penguasaan teknologi. Sedangkan pada kompetensi sosial tidak ada kendala yang saya hadapi”.
(wawancara Senin, 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Pada wawancara yang disampaikan oleh Ibu Heksi, S.Pd mengenai
kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kompetensi guru PKn
bersertifikasi beliau menyatakan bahwa:
“Pada kompetensi profesional ada kendala yang dihadapi diantaranya
adalah kurangnya alat atau media pembelajaran atau pengadaan sarana.Sedangkan dalam kompetensi kepribadian hampir tidak ada kendala yang
dihadapi guru. Masih rendahnya dalam penguasaan TIK (Teknis Informasi dan Komunikasi), sarana media pembelajaran yang masih terbatas disekolahkhususnya berkaitan dengan TIK.” (wawancara pada Kamis 10 September
2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan dalam wawancara yang disampaikan oleh Ibu Dwi
Sulisyani, S.Pd guru SMP N 1 Karanganyar mengenai kendala-kendala yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
dihadapi dalam melaksanakan kompetensi dimana beliau menyatakan
bahwa:
“Ada beberapa kendala yang saya hadapi dalam penerapan
kompetensi guru seperti terbatasnya media LCD yang dimiliki sekolahan, kurang kesadaran siswa untuk mempunyai reverensi buku lainnya. Secara
garis besar tidak ada kendala yang berarti.” (wawancara pada Rabu 9September 2009 pukul 09.15 WIB)
Pendapat dari Ibu Wahyu Widayati, SPd yang diwawancarai pada
Selasa 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB beliau menyatakan bahwa:
”Dalam kompetensi profesional saya mendapat kendala antara lain: jam pelajaran yang cukup singkat, kemudian keterbatasan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh sekolahan seperti OHP terbatas.Sedangkan dalam kompetensi kepribadian tidak ada masalah yang
harus saya hadapi, tetapi pada kompetens i pedagogik ada beberapakendala seperti keterbatasan media dan keterbatasan penguasaantekhnologi. Untuk kompetensi sosial sama sekali tidak ada masalah.”
Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi profesional
1) Waktu pembelajaran PKn relatif sempit rata-rata hanya 2 X 40 menit
satu minggu.
2) Kurangnya alat media pembelajaran atau pengadaan sarana oleh
sekolah.
3) Tidak semua guru mengikuti perkembangan IPTEK dengan cepat.
b. Kendala yang dihadapi dalam upaya penerapan kompetensi kepribadian,
adalah pengaruh lingkungan.
c. Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi pedagogik
1) Masih terbatasnya dalam penguasaan TIK (Teknis Informasi dan
Komunkasi).
2) Sarana media pembelajaran yang masih terbatas disekolah khususnya yang
berkaitan dengan TIK
3) Adanya pemahaman yang keliru dari siswa dan orang tua siswa bahwa
mata pelajaran yang tidak UAN dianggap tidak penting.
d. Pada kompetensi Sosial tidak ada kendala yang dihadapi oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
3. Upaya-upaya Guru PKn Bersertifikasi dalam Meningkatkan
Keberhasilan Belajar Siswa
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta
didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan data sebagai
informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik atau cara, seperti penilaian
unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil
test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja
atau karya peserta didik (portopolio), dan penilaian diri.
Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan
yang dilkaukan terhadap penampilan peserta didik dari suatu kompetensi. Nilai
yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu kegiatan unjuk kerja adalah skor
pencapaian dibagi skor maksimm dikali 10 (untuk skala 0-10). Data penilaian
sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan atau
observasi guru mata pelajaran yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan unjuk
kerja peserta didik baik positif maupun negatif. Data penilaian tertulis adalah skor
yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta
didik.Soal bentuk pilihan ganda diskor dengan memberi angka 1 (satu) bagi
jawaban benar dan 0 (nol) bagi jawaban yang salah. Data penilaian diri adalah
data yang diperoleh dari hasil penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau
penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh peserta didik sendiri, sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Nilai siswa tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) karena memang PKn
merupakan mata pelajaran non eksak. Selain itu juga dalam penilaiannya
didasarkan pada penilaian sikap, penilaian unjuk kerja, data penilaian test tertulis
data penialaian diri oleh karena itu mengapa nilai PKn tidak ada yang 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
(seratus). Karena data-data penilian tersebut diatas diolah menjadi satu sehingga
menjadi nilain PKn.
Peningkatan prestasi belajar siswa merupakan salah satu indikator
keberhasilan guru dalam mengajar selain perubahan pola tingkah laku pada diri
siswa. Guru akan selalu memberikan yang terbaik bagi siswa agar prestasi belajar
siswa meningkat dari yang buruk menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih
baik. Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan prestasi belajar
merupakan peranan yang harus dilakukan oleh guru.
Upaya-upaya yang dilakukan guru PKn dalam meningkatkan
keberhasilan belajar siswa diantaranya melalui:
a. Mengadakan remidiasi
Program ini merupakan pelengkap atau penjabaran dari program
mingguan dan harian seorang guru dalam memberikan penilaian. Berdasarkan
hasil analisis terhadap kegiatan belajar dan terhadap tugas-tugas, hasil tes, dan
ulangan dapat diperoleh hasil yang berupa tingkat kemampuan belajar siswa.
Hasil analisis ini dipadukan dengan catatan-catatan yang pada program
mingguan dan harian, untuk digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Program remidiasi juga
mengidentifikasikan materi yang perlu diulang, peserta didik yang wajib
mengikuti remedial dan mengikuti program pengayaan.
Guru PKn wajib memberikan perlakuan khusus terhadap peserta
didik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial. Peserta
didik yang cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap mempertahankan
kecepatan belajarnya melalui kegiatan pengayaan. Program remidiasi
dilakukan oleh guru untuk mengetahui dan memahami kemajuan belajar
setiap peserta didik.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Herly Hastuti, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 2 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Upaya yang saya lakukan dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa yaitu; dengan memberikan remidiasi kepada siswa, memberikan
penugasan untuk mencari di internet, selalu menanamkan kedisiplinan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
tanggung jawab kepada siswa”. (wawancara Jum’at, 16 Oktober 2009 pukul
09.00 WIB)
Sedang menurut Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP N 3 Kra
menyatakan bahwa:
“Ada banyak upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu; memberikan materi pelajaran dengan variasi metode dan media mengajar, melakukan penugasan, melakukan remedial, selalu
menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab kepada siswa, memberimotivasi belajar yang benar”. (wawancara Senin, 5 Oktober 2009 pukul
09.20 WIB) Berdasarkan wawancara dengan Ibu Heksi, S.Pd yang dilakukan
pada Kamis 10 September 2009, pukul 09.00 WIB)
“ Ada banyak upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa yaitu: memberikan materi pelajaran dengan variasi metode danmedia mengajar, melakukan penugasan kelompok dan individu,melakukan remedial, melakukan kuis atau responsi di akhir penyampaian
sub pokok bahasan, sebagai wujud kemandirian dan tanggung jawabsiswa”
Hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd mengenai upaya
yang dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa melalui hasil
wawancaranya beliau menyatakan bahwa:
“Ada banyak upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasibelajar siswa yaitu: memberikan contoh di masyarakat, melakukan penugasan,
melakukan remedial, melakukan inovasi dalam hal penyampaian materimaupun dalam penggunaan metode dan media yang bervariasi”. (wawancara pada Rabu 9 September 2009 pukul 09.15WIB)
Sedangkan Ibu Wahyu, S.Pd guru PKn SMP N 2 Karanganyar
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn beliau
menyatakan bahwa:
“Ada banyak upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa yaitu: memberikan materi pelajaran denagn variasi metode dan media mengajar, melakukan penugasan kelompok dan individu, melakukan remedial, melakukan kuis atau response di akhir penyampaian sub pokok
bahasan, sebagai wujud kemandirian dan tanggung jawab siswa.” (wawancara pada Selasa 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Sedangakan menurut Ibu Sri Martanti, S.Pd guru PKn SMP N 5
Karanganyar beliau menyatakan sebagai berikut:
“Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
yaitu: memberikan materi pelajaran dengan variasi metode dan mediamengajar, melakukan penugasan kelompok dan individu, melakukan remedial,
melakukan kuis atau response sebagai wujud kemandirian dan tanggung jawab siswa.” (wawancara pada Senin 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Berdasarkan wawancara dengan guru PKn SMP N di Kecamatan
Karanganyar dapat diketahui bahwa salah satu upaya yang dilakukan guru
PKn dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa yaitu melalui remedial.
Program remedial biasa dilakukan guru apabila ada siswa yang memperoleh
nilai bawah standar tuntas yang telah ditetapkan yaitu untuk SMP negeri di
Kecamatan Karanganyar batas minimal standar ketuntasan nilai 7. Hal
tersebut diatas diperkuat dengan adanya hasil wawancara yang menyatakan
bahwa guru PKn mereka melakukan remedial atau pengayaan apabila ada
siswa yang mendapatkan nilai buruk.
b. Penugasan individu maupun kelompok
Penugasan merupakan salah satu upaya-upaya yang dilakukan guru
PKn dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa. Penugasan merupakan
salah satu bentuk tagihan dalam sistem penilaian dan evaluasi yaitu dalam
bentuk:
1) Pertanyaan lisan
Pertanyaan lisan dalam proses belajar mengajar diajukan terhadap
peserta didik untuk mengetahui pemahaman tentang hal-hal yang berupa
konsep-konsep maupun prinsip-prinsip tertentu dari materi pokok
bahasan.
2) Kuis
Kuis merupakan bentuk penilaian yang berupa isian singkat dan
menanyakan hal-hal yang penting saja. Bentuk penilaian kuis ini
dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
terhadap pokok bahasan baik yang akan maupun yang telah diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Pemberian kuis dilakukan pada awal sebelum pelajaran dimulai atau
diakhiri
3) Tugas kelompok
Tugas kelompok meskipun tidak sering diberikan, tetapi kadang-
kadang juga juga diberikan misalnya terhadap suatu tema tertentu dalam
diskusi kelompok. Setelah tema didiskusikan kemudian dipresentasikan di
depan kelas dan hasil diskusi kelompok tersebut diserahkan kepada guru.
4) Tugas individu
Merupakan suatu jenis tagihan yang biasanya juga digunakan
dalam penilaian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu berupa
pengerjaan soal-soal yang terdapat dalam LKS (Lembar Kegiatan Siswa).
5) Ulangan harian
Ulangan harian dilakukan minimal 3-4 kali dalam satu semester.
Kemudian akan dilanjutkan denagn ulangan akhir semester (UAS) setelah
selang beberapa minggu.
Upaya yang dilakukan guru PKn dalam meningkatkan prestasi
belajar PKn siswa yaitu dengan penugasan kelompok dan individu, dan
penugasan tersebut sering dilakukan untuk menambah keterampilan siswa
dalam mengerjakan soal dan menambah kreatifitas siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd
guru PKn SMP N 1 Karanganyar menyatakan bahwa:
“Prestasi belajar siswa untuk materi pelajaran PKn secarakeseluruhan baik, karena di sekolahan ini menerapkan standar tuntas
dengan ketentuan minimal 7. Cara meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan penugasan baik kelompok maupun individu, dengan memberikan remedial apabila ada siswa yang belum memenuhi standar
tuntas, memberikan bimbingan baik di dalam kelas maupun diluar kelas dengan bantuan BP, memberikan materi dengan memberi contoh di
masyarakat”. (wawancara Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
Wawancara dengan Ibu Sri Martanti, S.Pd juga diperoleh hasil
yang sama dimana beliau menyatakan bahwa:
“Prestasi belajar siswa untuk materi pelajaran PKn secarakeseluruhan baik, karena di sekolah ini menerapkan standar tuntas dengan ketentuan minimal nilai 7. Cara meningkatkan prestasi belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
dengan memberi penugasan baik kelompok maupun individu, bagi siswa
yang nilainya buruk.”(wawancara pada Senin 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Begitu juga yang disampaikan oleh Bapak Sundarumaya, S.Pd
mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Beliau
menyatakan sebagai berikut:
“Prestasi belajar siswa untuk materi pelajaran PKn secarakeseluruhan baik, di sekolah ini menerapkan standar tuntas denganketentuan minimal 7. Cara meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu
dengan memberi penugasan baik kelompok maupun individu, melakukan remedial bagi siswa yang prestasinya buruk dan melakukan pendekatan
kepada siswa yang bermasalah.” (wawancara pada Senin 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd
dimana beliau menyatakan bahwa:
“Prestasi belajar siswa untuk materi pelajaran PKn secarakeseluruhan sudah baik, di sekolah ini menerapkan standar tuntas dengan
ketentuan minimal nilai 7. Cara meningkatkan prestasi belajar siswadengan memberi penugasan baik kelompok maupun individu, melakukan
remedial bagi siswa yang prestasinya buruk.” (wawancara pada Selasa 13 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB)
Wawancara dengan Ibu Herly Hastuti, S.Pd beliau menyatakanbahwa:
“Prestasi belajar siswa khususnya untuk materi pelajaran PKnsecara keseluruhan baik, di sekolahan ini menerapkan standar tuntasdengan ketentuan minimal nilai 7. Cara meningkatkan prestasi belajar
siswa dengan memberikan penugasan baik kelompok maupun individu, memberikan bimbingan dan melakukan pendekatan baik pendekatan
individu, pendekatan sosial ekonomi keluarga, sehingga ada dukungan dari keluarga untuk memantau siswa.” (wawancara pada Jum’at 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan wawancara dengan Ibu Heksi, S.Pd pada Kamis 10
September 2009 pukul 09.00 WIB.
Prestasi belajar siswa untuk materi pelajaran PKn secara
keseluruhan baik, karena di sekolah ini menerapkan standar tuntas dengan ketentuan minimal nilai 7 bila nilai di bawah 7 maka siswa mengulang dan
guru memberi remidi agar nilainya bagus minimal 7. Cara meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberi penugasan baik kelompok maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
individu, melakukan remedial, melakukan pendekatan individual maupun
keluarga apabila ada anak yang mengalami kesulitan belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn SMP Negeri di
Kecamatan Karanganyar dapat diketahui bahwa salah satu upaya yang
dilakukan guru PKn dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa yaitu
melalui penugasan individu ataupun penugasan secara kelompok. Hal ini
dapat diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan siswa yang
menyatakan bahwa guru PKn mereka melakukan penugasan baik
penugasan baik penugasan individu maupun penugasan kelompok.
c. Mengadakan bimbingan dan pendekatan kepada siswa
Salah satu upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri di
Kecamatan Karanganyar dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa
yaitu dengan memberikan bimbingan dan pendekatan kepada siswa.
Guru berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar antara lain yang
dinyatakan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd guru PKn SMP N 2 Karanganyar
sebagai berikut:
“Kesulitan yang dialami siswa yaitu antara lain: siswa pasif dan masa bodoh, siswa malas membaca dan mencatat, kurang motivasi siswa dalam belajar, kurangnya kemandirian siswa dalam belajar dan mengerjakan tugas.”
(wawancara Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Hal senada juga dinyatakan oleh Ibu Sri Martanti, S.Pd guru PKn
SMP Negeri 5 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Secara keseluruhan siswa tidak mengalami kesulitan belajar yang berarti, hanya masih ada siswa yang kurang termotivasi belajar PKn serta
sumber belajar siswa yaitu berupa buku pegangan yang belum dipenuhi siswa karena kurang kesadaran siswa akan pentingnya sumber belajar yang
menunjang belajar, tetapi prosentasenya hanya kecil sebagian besar memang sudah mempunyai sumber belajar yang memadai.” (wawancara Senin, 8September 2009 pukul 09.00 WIB)
Sedangkan dari hasil wawancara dengan Ibu Heksi S.Pd beliau
menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
“Kesulitan belajar yang dialami siswa yaitu antara lain: siswa yang
kurang termotivasi belajar PKn, serta sumber bela jar siswa yaitu berupa buku pegangan yang belum dipenuhi siswa karena kurang kesadaran siswa sajatentang pentingnya sumber belajar yang menunjang belajar, kurangnya arahan
dari orang tua siswa untuk belajar.” (wawancara pada Kamis,10b September 2009 pukul 09.00 WIB)
Menurut pendapat Bapak Sundarumaya, S.Pd yang diwawancarai pada
Senin, 5 Oktober 2009 pukul 09.20 WIB yang menyatakan bahwa:
“Kesulitan yang dialami siswa yaitu antara lain penerapan dari
ilmu yang diperoleh dengan pembelajaran secara kontekstual”
Sedangkan dari hasil wawancara dengan Ibu Dwi Sulisyani S.Pd
beliau menyatakan bahwa :
“Kesulitan yang dialami siswa yaitu antara lain: kesulitan menghafal dan memahami materi pelajaran, siswa malas belajar, kurang perhatian dari orang tua. Tetapi kesulitan tersebut hanya dialami oleh siswa tertentu saja, secara
keseluruhan siswa tidak mengalami kesulitan belajar yang berarti.”(wawancara pada Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB
Sedangkan dari hasil wawancara dengan Ibu Herly Hastuti S.Pd
beliau menyatakan bahwa:
“Kesulitan yang dialami siswa yaitu kurangnya waktu belajar siswa di
rumah karena waktu dihabiskan untuk bermain dan sering tidak ada pantauan dari orang tua karena bekerja” (wawancara Jum’at, 16 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB)
Dari hasil wawancara tersebut menyebutkan bahwa kesulitan belajar
yang dialami siswa pada umumnya adalah:
a) Siswa pasif atau masa bodoh dalam mengikuti pelajaran
b) Kurang motivasi siswa dalam belajar PKn
c) Kurangnya kesadaran akan pemenuhan sumber belajar yang diupayakan
siswa dalam menunjang kegiatan belajarnya
Berdasarkan kesulitan belajar siswa tersebut maka guru harus
melakukan upaya yaitu dengan memberikan bimbingan di dalam kelas
maupun diluar kelas melalui bantuan BP dan melakukan pendekatan kepada
siswa baik secara personal maupun sosial ekonomi keluarga. Untuk itu guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
PKn harus senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi dengan guru bimbingan
dan konseling secara rutin dan berkesinambungan.
Program bimbingan dilakukan oleh guru PKn baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Tadi telah disebutkan di atas bahwa bimbingan yang
dilakukan di luar kelas melalui kerjasama dengan guru BP tetapi apabila
bimbingan di dalam kelas dilakukan di sela-sela kegiatan belajar dengan
memberikan nasehat, contoh yang baik dan buruk, dan melakukan pendekatan
personal.
Seperti yang dinyatakan oleh Bapak Sundarumaya, S.Pd guru PKn SMP
Negeri 3 Karanganyar yang menyatakan bahwa:
“Saya akan melakukan pendekatan personal maupun sosial keluarga apa
yang menjadi penyebab siswa tersebut bermasalah dan dengan bantuan guru BP apabila upaya yang saya lakukan kurang memberikan penyelesaian bagi masalah yang dihadapi siswa”. (wawancara Senin, 5 Oktober 2009 pukul
09.20 WIB)
Hal senada juga dinyatakan oleh Ibu Wahyu Widayati, S.Pd yang
menyatakan bahwa:
“Saya akan melakukan pendekatan personal maupun sosial keluarga apa yang menjadi penyebab siswa tersebut bermasalah dan dengan bantuan guru
BP apabila upaya yang saya lakukan kurang memberikan penyelesaian bagi masalah yang dihadapi siswa”. (wawancara Senin, 13 Oktober 2009 WIB)
Pendapat Ibu Herly Hastuti yang diwawancarai pada Jum’at 16 Oktober
2009 pukul 09.00 WIB beliau menyatakan bahwa:
“Perlu ada pengkajian terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab prestasi belajar siswa buruk kemudian setelah itu dicari solusinya perlu
pendekatan yang harus dilakukan guru baik secara pendekatan personal maupun pendekatan keluarga siswa apabila yang menjadi penyebab
prestasi belajar menurun adalah faktor keluarga, biasanya apabila masalah belum terselesaikan maka saya bekerjasama dengan guru BP.”
Sedangkan menurut Ibu Dwi Sulisyani, S.Pd beliau menyatakan bahwa:
“Apabila ada anak didik yang mengalami kesulitan belajar maka saya akan melihat dulu kesulitan belajar apa yang dialami kemudianmembantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya tersebut.”
(wawancara pada Rabu, 9 September 2009 pukul 09.15 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Sedangkan menurut Ibu Heksi, S.Pd beliau menyatakan bahwa:
“Saya melakukan pendekatan personal maupun sosial keluarga apa yang menjadi penyebab siswa tersebut bermasalah dan dengan bantuan
guru BP apabila upaya yang saya lakukan kurang memberikanpenyelesaian bagi masalah yang dihadapi siswa.” (wawancara pada Kamis
10 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Dalam wawancara dengan Ibu Sri Martanti beliau menyatakan
bahwa:“Saya melakukan pendekatan personal apa yang menjadi penyebab
siswa tersebut bermasalah dan berusaha memberikan penyelesaian bagi masalah yang dihadapi siswa.” (wawancara pada Senin 8 September 2009 pukul 09.00 WIB)
Berdasarkan uraian tersebut diatas yang merupakan hasil wawancara
dari wawancara beberapa guru PKn maka dapat disimpulkan bahwa:
bimbingan dan pendekatan merupakan upaya yang efektif yang dilakukan oleh
guru dalam mengatasi kesulitan belajar PKn siswa. Bimbingan dapat
dilakukan di dalam kelas maupun diluar kelas. Di dalam kelas dilakukan oleh
guru dengan memberi nasehat dan pendekatan personal atau individu,
sedangkan bimbingan yang dilakukan diluar kelas dilakukan dengan
melaksankan pendekatan sosial ekonomi keluarga dengan bantuan guru BP.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
Dalam subbab ini peneliti menganalisis informasi yang berhasil
dikumpulkan di lapangan sesuai dengan perumusan masalah dan selanjutnya
dikaitkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang
dihubungkan dengan kajian teori makan peneliti menemukan beberapa hal
yang penting yaitu sebagai berikut:
Kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan
Karanganyar dilaksanakan dengan memenuhi kualifikasi akademik yaitu
dari enam guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Karanganyar
kesemuanya lulusan sarjana pendidikan, Keenamnya guru diantaranya
merupakan lulusan dari program Pendidikan Kewarganegaraan.
Disamping itu juga penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
pelaksanaan kompetensi profesional dengan menguasai materi, menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar; mengembangkan materi
pembelajaran; mengembangkan keprofesionalan; memanfaatkan
tekhnologi. Kompetensi kepribadian dilaksanakan bertindak sesuai denagn
norma; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berahlak mulia, dan
teladan; menampilkan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa; menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi;
menjunjung tinggi kode etik. Pelaksanaan kompetensi pedagogik guru
menguasai karakteristik peserta didik; menguasai teori belajar;
mengembangkan kurikulum; menyelenggarakan pendidikan;
memanfaatkan TIK dengan peserta didik; memfasilitasi pengembangan
potensi peserta didik; berkomunikasi secara efektif. Sedangkan kompetensi
sosial diterapkan dengan bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak
diskriminatif; berkomunikasi dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat; berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri. Hal ini sesuai dengan Permend iknas 16 tahun
2007.
2. Upaya-upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri di Kecamatan
Karanganyar dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa yaitu melalui
upaya-upaya antara lain:
a. Mengadakan remidiasi
b. Penugasan individu maupun kelompok
c. Melakukan bimbingan dan pendekatan kepada siswa
Upaya-upaya tersebut diatas sesuai dengan pendapat dari P3G (Proyek
Pembinaan Pendidikan Guru) yaitu:
Ada sepuluh kompetensi guru menurut P3G terdiri dari:
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program pembelajaran
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media atau sumber belajar
5) Menguasai landasan kependidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
6) Mengelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi belajar
8) Mengenal fungsi dan pelayanan bimbingan penyuluhan
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran
Berdasarkan kajian teori dan temuan studi tentang kompetensi guru PKn
bersertifikasi dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa maka terdapat
kesamaan hasil, jadi hasil penelitian ini relevan dengan kajian teori yang telah
dibahas dimuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Sekecamatan
Karanganyar melalui penerapan kompetensi profesional dengan menguasai
mater; menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar; mengembangkan
materi pembelajaran; mengembangkan keprofesionalan; memanfaatkan
tekhnologi. Kompetensi kepribadian dilaksanakan bertindak sesuai denagn
norma; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berahlak mulia, dan
teladan; menampilkan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa; menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi;
menjunjung tinggi kode etik. Pelaksanaan kompetensi pedagogik guru
menguasai karakteristik peserta didik; menguasai teori belajar;
mengembangkan kurikulum; menyelenggarakan pendidikan; memanfaatkan
TIK denagn peserta didik; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik;
berkomunikasi secara efektif. Sedangkan kompetensi sosial diterapkan dengan
bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif; berkomunikasi
dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat;
berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri. Guru PKn bersertifikasi di
SMP N di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran 2009/2010 baik diterapkan.
Hal ini dapatvdibuktikan dengan adanya data-data hasil penelitian yang berupa
hasil angket siswa yang menyatakan bahwa:
a. Pelaksanaan kompetensi profesional guru PKn bersertifikasi baik
diterapkan dengan presentase sebagai berikut:
1) Untuk SMP N 1 Karanganyar 64%
2) Untuk SMP N 2 Karanganyar 66%
3) Untuk SMP N 3 Karanganyar 60%
4) Untuk SMP N 4 Karanganyar 72%
5) Untuk SMP N 5 Karanganyar 56%
143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
b. Pelaksanaan kompetensi kepribadian guru PKn bersertifikasi baik
diterapkan dengan presentase sebagai berikut:
1) Untuk SMP N 1 Karanganyar 75 %
2) Untuk SMP N 2 Karanganyar 77,5%
3) Untuk SMP N 3 Karanganyar 75%
4) Untuk SMP N 4 Karanganyar 80%
5) Untuk SMP N 5 Karanganyar 60%
c. Pelaksanaan kompetensi pedagogik guru PKn bersertifikasi baik
diterapkan dengan presentase sebagai berikut:
1) Untuk SMP N 1 Karanganyar 68 %
2) Untuk SMP N 2 Karanganyar 69%
3) Untuk SMP N 3 Karanganyar 74%
4) Untuk SMP N 4 Karanganyar 62%
5) Untuk SMP N 5 Karanganyar 66%
d. Pelaksanaan kompetensi sosial guru PKn bersertifikasi baik diterapkan
dengan presentase sebagai berikut:
1) Untuk SMP N 1 Karanganyar 70%
2) Untuk SMP N 2 Karanganyar 70%
3) Untuk SMP N 3 Karanganyar 80%
4) Untuk SMP N 4 Karanganyar 60%
5) Untuk SMP N 5 Karanganyar 60%
2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PKn bersertifikasi dalam upaya
menerapkan kompetensi guru antara lain:
a. Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi profesional
1) Waktu pembelajaran yang rerlatif sempit rata-rata hanya 2 X 40 menit
seminggu.
2) Kurangnya alat media pembelajaran atau pengadaan sarana dan
prasarana sekolah masih kurang.
3) Tidak semua guru dapat mengikuti perkembangan IPTEK dengan
cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
b. Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi pedagogik
1) Masih terbatasnya guru dalam penguasaan TIK (Teknis Informatika
dan Komunikasi).
2) Sarana media pembelajaran yang masih terbatas disekolah khususnya
yang berkaitan dengan TIK.
3) Adanya pemahaman yang keliru dari siswa dan orang tua siswa bahwa
mata pelajaran yang tidak UAN dianggap tidak penting.
3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru PKn bersertifikasi dalam upaya
meningkatkan keberhasilan belajar siswa melalui: mengadakan remidi,
penugasan baik individu maupun kelompok, melakukan bimbingan dan
pendekatan kepada siswa, peran guru sebagai penunjuk jalan kepada nara
sumber.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitan diatas, selanjutnya dikemukakan
implikasi hasil penelitian. Implikasi hasil penelitian dapat berupa hasil teori
terhadap usaha pengembagan ilmu pengetahuan dan penerapan secara praktis
dalam memecahkan masalah dalam penelitian:
1. Karena guru telah dapat menerapkan kompetensi guru dengan baik, maka guru
harus dapat lebih mengoptimalkan lagi dalam menerapkan kompetensi yang
dimilikinya termasuk kompetensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
2. Karena waktu pembelajaran yang relatif sempit hanya 2 X 40 menit seminggu
maka guru harus lebih dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam
memberikan materi, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Karena
kurangnya alat dan media pembelajaran maka guru harus kreatif dalam
menggunakan media atau alat dalam proses pembelajaran seperti membuat
media pembelajaran sendiri contoh peta konsep, gambar atau bagan sesuai
kreatifitas guru. Karena tidak semua guru dapat mengikuti perkembangan
IPTEK maka diharapkan guru diharapan belajar teknologi agar tidak gagap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
terhadap teknologi, sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan
baik.
3. Karena adanya upaya guru seperti mengadakan remidi, penugasan-penugasan,
mengadakan bimbingan dan pendekatan kepada siswa, diharapkan prestasi
belajar siswa dapat meningkat, maka upaya-upaya tersebut diatas harus dapat
ditingkatkan lagi untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal dari peserta
didik.
C. Saran
1. Bagi Bapak dan Ibu Guru PKn
a. Keseimbangan dalam sistem belajar antara klasikal dan individual perlu
lebih ditingkatkan kuantitasnya. Hal ini terutama dalam membantu siswa
dalam mengatasi kesulitan belajar.
b. Pembaharuan dalam menggunakan metode mengajar pada proses belajar
mengajar untuk mengurangi kejenuhan.
c. Penggunaan media mengajar yang inovatif dengan cara-cara sederhana
dapat dikembangkan untuk mengatasi kurangnya sarana yang tersedia di
sekolah.
2. Bagi Siswa
a. Memberikan masukan dengan cara baik kepada guru demi kepribadian
mengajar juga sebagai upaya peningkatan keberhasilan belajar
b. Peningkatan motivasi belajar PKn melalui kesunggujhan dalam menerima
pelajaran akan dapat meningkatkan keberhasilan belajar
3. Bagi sekolah
a. Perbaikan sarana dan prasarana bagi kelancaran guru mengajar di sekolah
perlu diupayakan lebih baik lagi oleh sekolah.
b. Perlunya pengawasan terhadap penerapan kompetensi guru.