Hub.pengetahuan Dan Kebiasaan Merokok Skripsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi hubungan pengetahuan dengan kebiasaan merokok pada murid SMA

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Merokok merupakan hal yang biasa bagi kebanyakan masyarakat Indonesia khususnya kaum lelaki dewasa. Menurut data sepuluh tahun terakhir, konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia.1Dari analisis data sebelumnya diperoleh Hasil penelitian menunjukkan bahwa 110 remaja putra berpengetahuan baik dan 18 remaja putra berpengetahuan kurang baik, sebanyak 91 remaja putra bersikap positif dan 37 remaja putra bersikap negatif, sebanyak 52 remaja putra memiliki perilaku merokok dan 76 remaja putra tidak berperilaku merokok. Nilai probabilitas hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar 0,015, sedangkan hubungan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri I Tompasobaru.2Penelitian ini dilakukan pada murid SMA dikarenakan peneliti ingin mengambil pada usia remaja dan yang sudah mempunyai pengetahuan yang cukup. Pada penelitian ini juga dilakukan pada murid IPS saja bukan IPA karena murid IPS tidak mendapatkan pelajaran tentang kandungan rokok yang berbahaya bagi tubuh seperti yang diberikan kepada murid IPA. Perilaku merokok dipengaruhi oleh faktor pendahulu, yang meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, nilai, faktor pemungkin, yang meliputi ketersediaan sumber-sumber/fasilitas, dan faktor penguat/pendorong yang meliputi sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya.3 , 4 Tingkat pengetahuan mengenai rokok dan bahayanya merupakan faktor yang mungkin mempengaruhi sikap dan perilaku merokok seorang individu.23

Dari penelitian sebelumnya bedasarkan tingkat pendidikan, prevalensi merokok pada siswa-siswi SMA sebesar 31,7%.12 Melihat prevalensi pengetahuan dan merokok yang tinggi di Indonesia, maka dari itu penulis melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan kebiasaan merokok pada murid siswa kelas 3 IPS SMA 42 Halim Perdana Kusuma.1.2 Perumusan Masalah

Apakah pengetahuan tentang bahaya merokok berhubungan dengan perilaku merokok ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan merokok terhadap perilaku merokok.

1.3.2 Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok.1.4 Hipotesis

Ada hubungan antara pengetahuan tentang bahay merokok dengan perilaku merokok.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Manfaat penelitian ini untuk ilmu pengetahuan adalah agar mengetahui faktor penyebab peningkatan prevalensi merokok pada remaja. Banyak yang telah dilakukan untuk mengurangi prevalensi merokok pada remaja, tetapi hasil yang didapatkan adalah sebaliknya. Sehingga perlu dikaji ulang faktor penyebab sebenarnya pada kalangan remaja yang merokok.1.5.2 Manfaat untuk profesi

Pada bidang kedokteran, penyakit yang disebabkan oleh rokok merupakan masalah penting yang tidak bisa diabaikan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, dan masih banyak lagi. Maka penting bagi profesi dokter untuk mengetahui faktor penyebab peningkatan merokok pada kalangan remaja.

1.5.3 Manfaat untuk masyarakat

Pentingnya pengetahuan yang cukup bagi masyarakat tentang bahaya merokok, dan faktor penyabab lainnya agar masyarakat dapat berupaya melindungi diri sendiri dan sekitarnya dari akibat merokok itu sendiri. Sehingga akan terjadi penurunan prevalensi merokok setiap tahunnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Pengertian RokokRokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.52.1.2 Jenis Rokok

Pembagian rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis5:

1. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.2. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyanyang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :

1. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. 2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.2.1.3 Kandungan Rokok

Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut5 :1. NikotinKomponen ini paling banyak dijumpai didalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat. Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti. Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam Nicotoana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya.52. Karbon Monoksida (CO)Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. 53. TarTar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbonaromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg.5

4. Timah Hitam (Pb)Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. 55. AmoniakAmoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 56. Hidrogen Sianida (HCN)Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianidadimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. 57. Nitrous OxideNitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. 58. FenolFenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim. 59. Hidrogen sulfide

Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen). 52.1.4 Kategori Perokok1. Perokok PasifPerokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok (Pasive Smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbonmonoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin. 52. Perokok AktifPerokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. 52.1.5 Jumlah Rokok Yang Dihisap.Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :101. Perokok Ringan : Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.

2. Perokok Sedang : Disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari.

3. Perokok Berat : Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang.2.2 Konsumsi rokokMenurut Baldwin sumber stres pada remaja laki-laki dan perempuan pada umumnya sama, namun dampak beban ini berbeda pada remaja perempuan dan laki-laki. Remaja perempuan lebih peka terhadap lingkungannya. Menurut penelitian prestasi mereka lebih baik dibanding remaja laki-laki.13 Hal tersebut berhubungan dengan pengguna rokok di kalamngan remaja. Bedasarkan data tobacco atlas, diketahui pada tahun 2002 Indonesia mengkonsumsi 182 milyar batang rokok, menduduki peringkat ke 5 konsumsi rokok terbesar setelah China (1.697 milyar batang), Amerika Serikat (464 milyar batang), Rusia (375 milyar batang) dan Jepang (299 milyar batang). Tobacco Atlas 2009 menunjukkan bahwa peringkat Indonesia pada tahun 2007 tetap pada posisinya yaitu peringkat ke 5.6

Sumber : Tobacco AtlasGambar 1. Lima Negara dengan Konsumsi Rokok Terbesar (milyar batang)6Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan di Indonesia pada tahun 2002 yaitu 182, dan pada tahun 2009 yaitu 239. Pada data tahun 2008 menunjukkan konsumsi rokok sebesar 240 milyar batang, meningkat tajam setelah tahun 2005 sebesar 214 milyar batang (Gambar 2).62.3 Prevalensi Merokok2.3.1 Prevalensi Merokok Dewasa Menurut Jenis KelaminPrevalensi merokok pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Prevalensi merokok pada laki-laki meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 prevalensi merokok laki-laki dewasa meningkat dari 62,2% tahun 2001 menjadi 65,6%. Demikian juga proporsi perempuan perokok dewasa meningkat 4 kali lipat dari 1,3% menjadi 5,2% selama kurun waktu 2001 - 2007 (Gambar 2). 7

Gambar 2. Prevalensi Merokok Penduduk Umur > 15 Tahun Berdasarkan Jenis Kelamin, Indonesia Tahun 1995, 2001, 2004, dan 2007Sumber : Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Tahun 1995, 2001,2004 dan Riskesdas 2007.12, 142.4 Bahaya merokok terhadap kesehatanPengaruh rokok terhadap paru-paru

Seorang perokok baik itu perokok pasif ataupun perokok aktif dapat mengalami resiko serangan penyakit paru-paru, penyakit paru paru ini biasanya akan mengakibatkan seseorang sulit untuk bernafas ( sesak nafas). Memang sebenarnya penyakit ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh namun seseorang biasanya tidak menyadari bahwa dirinya sudah terkena gejala paru-paru dan mereka baru menyadarinya setelah dirinya benar-benar parah. Pengaruh rokok terhadap tulangBahaya yang ditimbulkan oleh rokok banyak terjadi pada seorang wanita, karena jika menurut penelitian dan beberpa artikel yang pernah saya baca, hampir 6-10 persen kaum wanita yang meokok akan mengalami rapuh tulang (osteoporosis).Pengaruh rokok terhadap jantung

Adanya zat kimia karbon monoksida dalam sebuntung rokok dapat mengakibatkan seseorang terkena serangan penyakit stroke & jantung . karbon monoksida yang dihasilkan dari asap rokok inilah yang akan membahayakan tubuh dan nantinya akan berdampak pada menumpuknya kolestrol di setiap arteri.Pengaruh rokok terhadap gigi dan mulutSalah satu penyebab Gigi seseorang menjadi kuning ialah kebanyakan menghisap rokok, tak hanya gigi kuning bahkan bau mulutpun juga akan kita alami jika terlalu banyak menghisap rokok. Jika hanya menyebabkan mulut bau mungkin masih bisa diatasi dengan cara alami namun jika lama-kalamaan menghisap rokok maka akan menyebabkan kanker lidah, bibir dan tenggorokan.Pengaruh rokok terhadap kulitDengan terlalu banyak orang menghisap rokok, hal ini bisa mengurangi oksigen yang diperlukan oleh kulit, sehingga dapat mempercepat kerutan pada kulit tubuh.Rokok dapat menyebabkan kankerRokok dapat memicu seseorang terserang penyakit Kanker, kanker yang bisa diakibatkan oleh asap rokok dan materi bahan lainnya adalah kanker lidah, kanker paru-paru, Kanker lambung dan yang terakhir kanker nasofaring.Dampak psikologis merokokDampak psikologis dari merokok adalah timbulnya pengaruh terhadap pikiran, perasaan dan perilaku perokok. Dampak psikologis tersebut adalah:

1. Adiktasi ( ketagihan )

Nikotin dalam asap rokok merupakan bahan yang menimbulkan efek ketagihan (adiktif), sebagaimana kelompok zat adiktif lainnya seperti heroin ( putau ), morfin, cannabis (ganja)amfetamin (Extasy, shabu, inex ), alkhohol dan psikotropika lainnya.

2. Toleransi dan dependsi

Efek ketagihan (adiktif) akan berkembang secara fisiologis mennjadi efek toleransi (penambahan dosis ). Orang yang sudah bertahun-tahun menjadi perokok, kadar toleransi nikotin dalam tubuhnya telah cukup tinggi.

Dan akhirnya secara psikologis perokok akan menimbulkan efek dependsi (ketergantungan) yang menyebabkan perokok mengalami reaksi putus zat apabila di hentikan secara mendadak.

3. Gaya hidup perokok

Kondisi umum perokok di Indonesia saat ini adalah mulai merokok pada usia muda (15-19 tahun), sebagai gaya hidup supaya trendi , cool, macho, gaul dan lain-lain.Hal ini sangat mempengaruhi kondisi psikologis kelompok remaja.2.5 Prevalensi Merokok di SMA Negeri 1 TompasobaruUMURN (%)

15 TAHUN

16 TAHUN

17 TAHUN

18 TAHUN22

62

39

717,2

48,4

30,5

3,9

TOTAL128100

Tabel 1 prevalensi merokok di SMA Negeri 1 TompasobaruPrevalensi merokok umur di SMA Negeri 1 TompasobaruSumber : data primer.2

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 1995, 2001, 2005, prevalensi merokok meningkat setiap tahunnya tetapi berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan yang prevalensinya menurun setiap tingkat pendidikan. Dari tabel tersebut didapatkan presentasi populasi merokok pada reamaja SMA. 12BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

///

Gambar 3 kerangka konsep

3.2 Variabel penelitian3.2.1 Variabel tergantung :Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok adalah hal biasa dalam kalangan remaja sekarang ini. Banyak faktor yang menyebabkan peningkatan merokok setiap tahunnya. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang rokok pada remaja, Selain itu, dipengaruhi juga oleh usia remaja, dimana berkaitan dengan psikologi remaja tersebut. Dimana diketahui bahwa usia remaja dalah masa mencari jati diri, muncul kesadaran terhadap diri, dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya.

Kebutuhan interaksi dan persahabatan pada masa remaja lebih luas terhadap teman sejenis dan lawan jenis, oleh karena itu lingkungan sangat berpengaruh pada kehidupan remaja.3.2.2 Variabel bebasPengetahuan tentang bahaya merokok

Pengetahuan tentang bahaya merokok sangat mudah didapatkan oleh masyarakat. Baik dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan. Berbagai media juga memperkenalkan bahaya merokok terhadap masyarakat. Namun karena kurangnya kepedulian masyarakat terutama remaja maka pengetahuan tentang bahay merokok seringkali diabaikan.

3.3 Definisi operasional

Peneliti dalam hal ini melakukan kunjungan ke SMA 42 Halim perdanakusuma, untuk kemudian melihat kondisi lingkungan di SMA tersebut. Setelah itu peneliti melakukan survei dengan meminta informasi mengenai jumlah anak kelas 3 SMA di SMA tersebut.

Kemudian peneliti melakukan perhitungan siswa-siswi yang merokok dengan membagikan kuisioner dan wawancara.

Tabel 2 Variabel penelitian dan definisi operasional

NoNo VariabelDefinisi operasionalCara pengukuranSkala data

1.Pengetahuan bahaya tentang rokokMenilai pengetahuan reponden terhadap bahaya tentang rokok.

Kuisioner-tinggi : Responden mengetahui bahaya rokok dengan baik. Jika skor resopnden lebih dari nilai rata-rata dari uji analisa deskriptif yaitu 31.

-rendah : Responden mengetahui bahaya rokok kurang baik. Jika skor responden kurang dari nilai rata-rata dari uji analisa deskriptif yaitu 31Nominal

>31 : tinggi

49 : positif

15 tahun.

Setuju mengisi kuisioner dan mengikuti wawancara.

Kriteria Eksklusi :

Tidak setuju mengisi kuisioner dan mengikuti wawancara.///n = (Z( + Z() 2/ 0,5 In 1+r+ 3

1-r

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Z (= kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 % hipotesis satu arah sehingga Z( = 1.64

Z( = kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10% maka Z ( = 1,28r = korelasi minimal antara pengetahuan (tingkat pendidkan) dengan kebiasaan merokok yang dianggap bermakna ditetapkan sebesar 0,32.12///n = (1,64 + 1,28) 2/ 0,5 In 1+0,32+ 3

1-0,32

= 804.4 Bahan dan instrumen penelitian

Dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukakan beberapa kegiatan, yaitu antara lain:4.4.1 KuisionerKuisioner yang berisi pertanyaan pertanyaan yang valid diberikan langsung kepada siswa-siswi diberikan lebih dari jumlah sampel minimal. Sebelumnya siswa-siswi diberi penjelassan maksud dari penelitian dan diberi pengarahan tentang bagaiman mengisi kuisioner yang diberikan.

4.5 Analisis data

Data-data yang sudah terkumpul akan di teliti dahulu apakah sudah sesuai atau sudah lengkap sebelum dikelola lebih lanjut. Jika ada beberapa data yang belum lengkap maka akan dilengkapi dengan melakukan kunjungan kembali ke lokasi penelitian.

Data yang didapat kemudian akan dilakukan editing, dan coding. Kemudian data tersebut dianalisis seccara uni variat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk menilai validitas dan reabilitas variabel bebas (penegtahuan merokok) dengan variabel tergantung (pengetahuan tentang bahaya merokok) menggunakan uji Chisquare.19

Untuk menguji kemaknaan digunakan nilai p-value dengan menggunakan tingkat kemaknaan sebesar 5%, dan derajat kemaknaan 95%. Sehingga apabila p-value 0,05% maka menunjukan tidak adanya hubungan antara variabelbebas dan variabel tergantung dari penelitian.

4.6 Alur kerja penelitianLangkah pada studi cross-sectional17 :

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai.

2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung.

3. Menetapkan subyek penelitian.

4. Melaksanakan pengukuran.

5. Melakukan analisis

/

////

//

/

Gambar 4 alur kerja penelitian4.7 Penjadwalan penelitian

Kegiatan Waktu

TabelTahun

Bulan

678910111212

Persiapan dan pengumpulan data

Penyusunan proposal

Penyerahan dan ujian proposal

Pengajuan dan persetujuan kaji etik

Pengumpulan da perhitungan data sampel

Penyususnan dan penyelesaian skripsi

BAB V

HASIL PENELITIAN5.1Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah usia 15-17 tahun sebanyak 80 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian. Penelitian dilakukan pada siswa-siswi kelas 3 IPS SMA HALIM PERDANA KUSUMA.

5.2Analisis Univariat

1. Pengetahuan tentang bahaya merokok

Bedasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 80 sampel siswa-siswi kelas 3 IPS SMA 42 HALIM PERDANA KUSUMA yang mempunyai pengetahuan rendah sebanyak 41,3 %, sedangkan yang mempunyai pengetahuan tinggi sebanyak 58,8 %.

Tabel 2 Hasil Analisis Univariat Pengetahuan tentang bahaya merokok

Pengetahuan

tentang bahaya merokokJumlahN(%)

Tinggi

Rendah

Total 47

33

8058,8%

41,3%

100

2. Perilaku MerokokBedasarkan tabel 3 perilaku merokok di dapatkan hasil bahwa dari sampel 80 siswa-siswi kelas 3 IPS SMA 42 HALIM PERDANA KUSUMA yang mempunyai perilaku merokok ke arah positif sebanyak 48,8 % dan yang mempunyai perilaku merokok ke arah negatif sebanyak 51,3%.Tabel 3 Hasil Analisis Univariat Perilaku merokokPerilaku merokokJumlahN(%)

Positif

Negatif

Total 41

39

8051,3%

48,8%

100

5.3Analisis Bivariat

1. Pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok

Bedasarkan tabel 4 dapat disimpulkan, bahwa pada siswa-siswi yang pengetahuannya rendah mempunyai perilaku merokok sebanyak 15 orang yang menunujukan ke arah negatif dan 18 orang yang menunjukan ke arah positif. Pada siswa-siswi yang mempunyai pengetahuan tentang bahaya merokok yang tinggi mempunyai perilaku merokok sebanyak 24 orang yang menunjukan ke arah negative dan 23 orang yang menunujukan ke arah positif.

Tabel 4 Hasil Analisis Bivariat Pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok

Perilaku merokok

PositifNegatifP

Pengetahuan tentang bahaya merokokTinggi

Rendah231824150. 621

2. Hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok.

Dari tabel 4 diatas di dapat p = 0,621 maka interpretasinya adalah karena (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan antara pengetahuan bahaya rokok dan perilaku merokok.

5.4Analisis Deskriptif StatisktkPenelitian pada bulan September Desember 2013 yang dilakukan di SMA 42 HALIM PERDANA KUSUMA dengan sampel siswa-siswi kelas 3 IPS secara Non- Random Sampling dengan metode Consecutive Sampling. Mendapatkan hasil rata-rata nilai pengetahuan adalah 31,19 dengan SD 2,91. Di dapatkan rata-rata nilai sikap adalah 48,91 dengan SD 12,55.Tabel 5 Hasil Analisis Deskriptif StatistikNMAXMINMEAN

Pengetahuan tentang bahaya merokok

Perilaku merokok80

8035

6523

1731,18

48,91

Tabel 6 Distribusi variabel pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa-siswi 15tahun

Distribusi variabelN(%)pr

Pengetahuan tentang bahaya merokok80

Tinggi47(58,8)

Rendah33(41,3)

Kebiasaan merokok

Positif 41(51,3)

Negatif39(48,8)

Pengetahuan tentang bahaya merokok dengan kebiasaan merokok0,621

: uji Chi-square

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan kebiasaan merokok pada siswa-siswi kelas 3 IPS SMA HALIM PERDANA KUSUSMA Jakarta Timur. Jumlah responden penelitian adalah 80 orang dengan usia 15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi penelitian. Dari hasil penelitian ini di dapatkan prevalensi kebiasaan merokok 50% pada siswa dan 3% pada siswi.

Hasil pengelitian sebelumnya menyatakan bahwa 110 remaja putra berpengetahuan baik dan 18 remaja putra berpengetahuan kurang baik, sebanyak 91 remaja putra bersikap positif dan 37 remaja putra bersikap negatif, sebanyak 52 remaja putra memiliki perilaku merokok dan 76 remaja putra tidak berperilaku merokok. Nilai probabilitas hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar 0,015, sedangkan hubungan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri I Tompasobaru.2Dari hasil penelitian peneliti pada tahun 2013 di SMA HALIM PERDANA KUSUMA pada siswa-siswi kelas 3 IPS yaitu prevalensi merokok pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Prevalensi merokok pada laki-laki menurun dari 65,6% pada tahun 2007 menjadi 50%. Demikian juga proporsi perempuan perokok dewasa menurun dari 5,2 % pada tahun 2007 menjadi 3%.

Hubungan antara responden yang mempunyai pengetahuan tinggi maupun rendah tentang bahaya merokok dengan responden yang mempunyai kebiasaan merokok positif maupun negatif. Responden yang pengetahuannya rendah mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 15 orang yang menunujukan ke arah negatif dan 18 orang yang menunjukan ke arah positif. Pada siswa-siswi yang mempunyai pengetahuan tentang bahaya merokok yang tinggi mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 24 orang yang menunjukan ke arah negative dan 23 orang yang menunujukan ke arah positif. Dapat diartikan bahwa baik responden yang memiliki pengetahuan tinggi maupun rendah tidak mempengaruhi kebiasaan merokok responden.

Pada uji korelasi Spearmen di dapatkan hasil yang dapat di artikan yaitu tidak terdapat korelasi yang bermakna antara pengetahuan bahaya merokok dengan kebiasaan merokok. Dengan arah korelasi positif, kekuatan korelasi sangat rendah.

Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hipotesis peneliti dan penelitian sebelumnya yaitu ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada murid kelas 3 IPS. Hasil yang didapat dipengaruhi oleh banyak hal, bahwa selain pendidikan tentang bahaya merokok, perilaku merokok juga dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga sangat berperan penting pada perkembangan social dan psikologis anak. Perilaku yang dikenalkan dari dini seperti anak yang di asuh dengan keluarga yang perokok akan menganggap merokok itu hal yang memang harus dilakukan, berbeda dengan anak yang di asuh dengan keluarga yang tidak perokok. Faktor lingkungan sekolah juga penting untuk ditelaah, karena remaja adalah masa mencari jati diri sehingga rasa penasaran yang tinggi membuat mereka ingin mencoba hasl yang baru salah satu nya adalah merokok. Dan juga dipengaruhi oleh gengsi dalam pergaulan, merokok dianggap sesuatu yang membuktikan bahwa mereka telah beranjak dewasa sehingga walaupun mengetahui bahaya kandungan rokok, tidak mempengaruhi perilaku merokok mereka. Faktor masyarakat dimana juga berperan penting dalam meningkatnya prevalensi merokok, karena merokok sudah menjadi hal yang biasa, baik pada dewasa maupun remaja. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang kotor dan kesehatan terganggu yang disebabkan oleh rokok itu sendiri.

Kesulitan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kurang nya waktu untuk meneliti, ketidaksesuaian jadwal atau waktu antara responden dengan peneliti. Sehingga responden mengerjakan kuisioner dengan tergesa-gesa dan kurang mencerna tiap kalimat dalam kuisioner.BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang berjudul Hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan kebiasaan merokok pada siswa-siswi kelas 3 IPS SMA 42 HALIM PERDANA KUSUMA adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan kebiasaan merokok yaitu baik responden yang memiliki pengetahuan tinggi maupun rendah tentang bahaya merokok tidak mempengaruhi kebiasaan merokok responden. Dengan arah korelasi positif, kekuatan korelasi sangat rendah.7.2Saran

Penelitian dengan sampel siswa-siswi SMA mempunyai kesulitan yaitu penyebaran tidak merata dikarenakan waktu peneliti dan responden tidak sesuai. Banyak siswa-siswi juga yang mengerjakan kuisioner tidak sungguh-sungguh karena terburu-buru oleh waktu yang diberikan. Saran pada penelitian ini adalah diharapkan waktu yang lebih lama dalam mengerjakannya sehingga dapat dilakukan pendekatan terlebih dahulu terhadap responden dan mempunyai waktu yang sesuai dengan responden.DAFTAR PUSTAKA

1. Amalia R, Salawati T. Perilaku Merokok di kalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang. 2010; 172-3.2. Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok SMA Negeri 1 Topasobaru. Available from : http://ejournal.unsrat.ac.id/. Accessed July 24, 20133. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.

4. DEPKES RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Bab 1 Konsumsi rokok dan prevalensi merokok. Available from : URL : http://www.litbang.depkes.go.id/.../media/.../ch.1march.ino_SB1.mar04.pdf. Accessed July 24, 2013.

5. Kemala IN. Perilaku Merokok Pada Remaja. Medan, Agustus 2007; 5-6.

6. Konsumsi Rokok dan prevalensi merokok. Available at ; http://www.ino.searo.who.int/LinkFiles/Tobacco_Initiative_Bab_1-Rokok_dan_Prevalensi_Merokok.doc.doc. Accessed July 13, 2013.7. Prevalence of Tobacco Use. Available at ; http://www.who.int/gho/tobacco/use/en/. Accessed July 24, 2013.

8. Dahlan M. S. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran Dan Kesehatan Seri 3 : Memilih Desain Penelitian. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto ; 2012; 65-9.

9. Dahlan M. S. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran Dan Kesehatan Seri 3 : Menentukan Besar Sampel. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto ; 2012; 83-4.

10. Rokok. Available at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21518/4/Chapter%20II.pdf. Accessed July 24, 2013.11. Etika penelitian. Available at : www.nih.gov/sigs/bioethics/IRB.html. Accessed July, 19, 2013.12. Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Tahun 1995, 2001,2004 dan Riskesdas 2007.

13. Nasution, I.K. Perilaku merokok pada remaja. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 200714. Nusantaranews. 10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbesar di Dunia.Available at : http://nusantaranews.wordpress.com/2009/05/31/10-negara jumlah-perokok-terbesar-di-dunia/.Nusantaranews. Accessed July 19, 2013.

15. Riwidikdo. Metodologi penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2007

16. Mutadin. Remaja dan Rokok. Available at : http://www.e-psikologi.com/remaja/050602. Accessed July 19, 2013.

17. Ismael S, Satroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis : Studi Cross-sectional. Edisi 4. Jakarta : Sagung Seto : 2011 : 132.

18. Ismael S, Satroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis : Studi Cross-sectional. Edisi 4. Jakarta : Sagung Seto : 2011 : 142

19. Ismael S, Satroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis : Studi Cross-sectional. Edisi 4. Jakarta : Sagung Seto : 2011 : 138.

20. Kuisioner pengetahuan tentang merokok. Available at : http://repository.maranatha.edu/1604/2/0310066_Appendices.pdf. Accessed July 20, 2013.

21. Hubungan antara iklan rokok dengan sikap dan perilaku merokok pada remaja. Available at : http://eprints.undip.ac.id/37163/. Accessed January 09, 2014.

22. Kandungan rokok dan bahayanya. Available at : http://www.fakultaskedokteran.com/2013/03/jurnal-kandungan-rokok-dan-bahayanya/. Accessed December 15, 2013

23. Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Available at : http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok_avin.pdf. Accesssed January 04, 2014.

24. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA NEGERI 1 TOMPASOBARU. Availabe at: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2176. Accessed December 30, 2014

25. Pengalaman menghentikan kebiasaan merokok pada mantan perokok. Available at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/141/149. Accessed January 12, 201426. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. Available at : http://www.artikelkedokteran.com/search/jurnal-hubungan-antara-kebiasaan-merokok-dengan-kejadian-hipertensi. Accesssed December 25, 2014

27. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok dengan tindakan pencegahan merokok siswa di sekolah. Available at : http://androskripsi.hostei.com/hubungan-antara-tingkat-pengetahuan-dan-sikap-tentang-bahaya-rokok-dengan-tindakan-pencegahan-merokok-siswa-di-sekolah-kode079/. Accessed January 22, 201428. Peningkatan pengetahuandan sikap terhadap bahaya rokok bagi kesehata. Available at: http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=51354&obyek_id=4. AccessedDecember 30, 2014

29. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok di SMA NEGERI1 Mnado. Available at : http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2186. Accessed January 15, 2014.30. Hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokokpada remaja di RW 01 TEGALSARI KOTA TEGAL JAWA TENGAH. Availabe at : http://www.ummi.ac.id/lppm/konvert_pdf.php?kode=VFZSTk1nPT0=. Accessed January 21, 2014Siswa-siswi kelaas 3 IPS SMA 42 HALIM PERDANA KUSUMA

Pengetahuan tentang rokok

Kebiasaan merokok

Siswa-siswi kelas 3

Pengumpulan data

Kuisioner

Analisis data

PAGE 27