7
Hernia inguinalis S: 1. Benjolan hilang timbul didaerah inguinal, terutama bila pasien mengejan, pada anak paling sering hernia indirek. 2. Hernia Inkarserasi: isi kantong hernia tidak dapat masuk kembali kerongga peritoneal, bila terjadi gangguan pasase usus dan gangguan aliran darah , hernia strangulasi 3. Timbul nyeri hebat bila terjadi strangulasi 4. Benjolan hilang saat tiduran, hernia reponibilis 5. Hernia inguinalis bias bersamaan dengan hidrokel 6. Bayi dengan hernia berhubunan dengan prematuritas, undensensus testis, epispadia, blader ektopik, dan keturunan. 7. insiden tertinggi pada anak-anak 8. Hernia inguinalis lateralis insiden tertinggi pada anak laki-laki 9. Pada pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan 1% sebagai hernia umbilicalis. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi pada daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus O : 1. Hernia inguinalis lateralis : masuk skrotum

Hernia inguinalis baru.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hernia inguinalis baru.docx

Hernia inguinalis

S:

1. Benjolan hilang timbul didaerah inguinal, terutama bila pasien mengejan, pada anak

paling sering hernia indirek.

2. Hernia Inkarserasi: isi kantong hernia tidak dapat masuk kembali kerongga peritoneal,

bila terjadi gangguan pasase usus dan gangguan aliran darah , hernia strangulasi

3. Timbul nyeri hebat bila terjadi strangulasi

4. Benjolan hilang saat tiduran, hernia reponibilis

5. Hernia inguinalis bias bersamaan dengan hidrokel

6. Bayi dengan hernia berhubunan dengan prematuritas, undensensus testis, epispadia,

blader ektopik, dan keturunan.

7. insiden tertinggi pada anak-anak

8. Hernia inguinalis lateralis insiden tertinggi pada anak laki-laki

9. Pada pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan

1% sebagai hernia umbilicalis. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi pada

daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus

O :

1. Hernia inguinalis lateralis : masuk skrotum

Indirect , berbentuk lonjong dari lateral ke medial

Zieman test: benjolan diatas annulus internus

Finger tes: dorongan pada ujung jari

Thumb tes: saat mengejan tidak keluar benjolan

2. Hernia inguinalis medialis: direct, langsung keluar dari annulus inguinalis superfisial

Tidak pernah masuk keskrotum

Zieman tes:benjolan diatas annulus eksternus

Finger tes: dorongan pada medial jari

Thumb tes: saat mengejan keluar benjolan

Page 2: Hernia inguinalis baru.docx

3. Hernia femoralis: benjolan dibawah ligamnetum innguinalis, pada fossa ovalis

Zieman tes : benjolan diatas fossa ovalis

4. Hernia umbilikalis: benjolan pada umbilicus, masuk dalam funikulus umbilikalis

Pemeriksaan penunjang:

1. Laboratorium darah rutin, terjadi leukositosis shift to the left dapat

menunjukkan adanya strangulasi

2. Urinalisis untuk menyingkirkan adanya gangguan genitourinaria

3. Pemeriksaan elektrolit, BUN dan kreatinin utk melihat kondisis

pasien yang muntah-muntah dan dehidrasi

4. USG dilakukan untuk membedakan adanya massa dileipat paha

dan dinding abdomen dan membedakan penyebab pemsesaran

testis. Untuk melihat hernia yang sulit dinilai secara klinis

DD:

1. Hernia inguinalis latelaris: bentuk lonjong, dapat sampai skrotum

2. Hernia inguinalis medialis: bentuk bulat

3. Hidrokel testis: tes transiluminasi positif, nyeri negatif

4. Lymfadenopati inguinalis: : tes transiluminasi positif, nyeri positif

5. Varicocel: benjolan tidak keluar masuk, pembuluh darah testis

berkelok-kelok, benjolan langsung membesar didaerah skrotum,.

6. Tumor testis: benjolan tidak keluar masuk

7. Torsio testis: sangat nyeri

Page 3: Hernia inguinalis baru.docx

P:

Terapi konservatif pada hernia inguinalis inkarserasi atau strangulasi:

1. Pasien dipuasakan

2. Pasang infus dan sonde lambung

3. Berikan sedative, pasien ditidurkan terlentng tanpa bantal

4. Pasien tertidur tekanan intraperitonial akan normal kembali da nisi kantong akan

kembali kerongga peritoneal lalu lakukan herniotomi elektif segera.

5. Bila dalam 6 jam tidak berhasil tereduksi , herniotomi segera dilakukan.

Pada pasien anak hanya dilakukan herniotomi: dengan membuang kantong hernia karena tidak

terdapat kelemahan dinding perut.

Langkah- langkah herniotomi:

1. Pasien tidur dalam posisi terlentang. Dilakukan antisepsis pada daerah sekitar lipat

paha sesisi hernia.

2. Pasien sudah teranastesi, dilakukan sayatan sepanjang 10 cm terbawah diantara kedua

benjolan memotong kutis dan subkutis.

3. Fasia dibersihkan lalu disayat, segera tampak aponeurosis m. Oblikus abdominis

eksternus dengan krural medial dan lateral yang merupakan cincin luar kanalis

inguinalis. Belah aponeurosis m. Abdominis oblikus eksternus hingga anulus

inguinalis ikut terbelah.

4. Kemudian funikulus spermatikus yang diselubungi m. Kremaster dicari dan

dibebaskan. Bebaskan pula ligamentum inguinale yang tebal dan mengkilat di

lateralnya dan conjoined area (karena conjoined tendon hanya terdapat 5 % populasi)

di sebelah medial.

5. Funikulus spermatikus dipreparasikan lalu ditarik dengan kasa steril yang

dilingkarkan mengelilinginya ke arah lateral. Nervous ileoinguinal yang telah

dibebaskan juga diamankan ke lateral. Kantong hernia dicari dengan bantuan dua

buah pinset anatomis yang dicubitkan pada lapisan jaringan yang meliputinya, lalu

Page 4: Hernia inguinalis baru.docx

digunting dengan hati-hati dan dibebaskan lapis demi lapis sampai akhirnya tammpak

lapisan yang berwarna biru abu-abu dan kuat. Ini berarti kita telah mencapai prosesus

vaginalis peritonei yang merupakan pembungkus kantong hernia.

6. Kantong hernia kemudian dibuka 3-4 cm untuk melihat isinya. Kemudian kantong

hernia dibebaskan secara melingkar penuh dengan arah melintang pada sumbunya

dari jaringan sekitarnya, yaitu m. Kremaster dan semua jaringan ikat dan vaskuler

yang meliputinya. Tindakan ini harus dilakukan scara hati-hati untuk menghindari

pendarahan. Lalu dimasukan satu jari ke dalam kantong hernia dan dipegang dengan

perantaraan sebuah kasa steril, lalu dengan tangan yang lain dibebasan lapisan

jaringan yang meliputinya dengan kasa steril pula. Jari yang memegang kantong

digeserkan sedikit demi sedikit mengikuti arah jari yang membebaskan kantong

tersebut dari luar. Arah pembebasan harus sedemikian rupa sehingga dari medial ke

lateral dapat bertemu dalam jarak yang terpendek. Setelah berhasil, maka dinding

kantong hernia dipegang dengan beberapa klem, kemudian dinding kantong tersebut

dibebaskan lagi dari jaringan yang meliputinya sejauh mungkin ke proksimal sampai

dapat ditemukan lapisan lemak preperitoneal. Kantong hernia dijepit pada batas ini,

lalu distalnya dipotong melintang dengan gunting

7. Perdarahan dirawat dan dinding perut kemudian ditutup lapis demi lapis.

8. Fasia dijahit dengan sutra, subkuts dengan catgut, dan kutis dengan sutra.

9. Luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kassa steril.

Page 5: Hernia inguinalis baru.docx

Daftar Pustaka

Oldham, Keith T.; Colombani, Paul M.; Foglia, Robert P.; Skinner, Michael A.. Principles and

Practice of Pediatric Surgery, 4th Edition. 2005

Robert M. Arensman .Pediatric Surgery. 2000

Oldham, Keith T. Principles and Practice of Pediatric Surgery, 4th Edition

Widjaja, H, Anatomi abdomen, Jakarta, EGC, 2007, Hal : 21-25.