Author
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
GEJALA DEPRESI MENURUT AL-QUR’AN
(KAJIAN TEMATIK)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Pensyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S. 1) dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh:
SITI ZULAIHA BINTI ZAKARIA
NIM: 301180001
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
Drs. H. Lahmuddin, M.Ag Jambi, 05 Jun 2020
M. Ali Mubarak, S.IP.,M.Si
Alamat: Fak Ushuluddin dan Studi Kepada Yth. Agama UIN
STS Jambi Bapak Dekan
Jl. Raya Jambi-Ma Bulian Fak. Ushuluddin dan studi
Simp. Sungai Duren Agama UIN STS Jambi
Muaro Jambi. di-
JAMBI
NOTA DINAS
Assalamu’alaikumWr. Wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan pensyaratan
yang berlaku di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudari Siti Zulaiha Binti Zakaria yang berjudul “Gejala
Depresi Menurut al-Qur’an (Kajian Tematik)” telah dapat diajukan untuk
dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu (S. 1) Jurusan Ushuluddin dan Studi Agama dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalam.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Lahmuddin, M.Ag M. Ali Mubarak, S.IP.,M.Si
NIP. 196302011991031001 NIP. 025057902
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Zulaiha Binti Zakaria
Nim : IAT 301180001
Tempat/Tanggal lahir : Kedah / 27 Julai 1998
Konsentrasi : Ilmu al-Qur’an Dan Tafsir
Alamat :No.02, Jl. Pakis 03, RT 27, RW 08, Kelurahan
Simpang IV Sipin, Telanaipura, 36124, Jambi
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul
“Gejala Depresi Menurut al-Qur’an (Kajian Tematik)” adalah benar karya asli
saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan
yang berlaku. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka
saya sepenuhnya bertanggungjawab sesuai dengan hukum yang berlaku di
Indonesia dan ketentuan di Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi, termasuk
pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.
Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Jambi, 5 Jun 2020
Penulis,
SitiZulaiha Binti Zakaria
IAT 301180001
iv
v
MOTTO
ه ٱ ِمۡسِب يمه ٱ لّرَِنَٰمۡحٱ لّلَ لرَّحه
نُتُم َولَاَۡعلَۡونَ ٱتَههُنواْ َولَا تَۡحَزنُواْ َوأ
َۡؤمهنهيَن لۡأ ٩٣١إهن ُكنُتم ّمُ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman” (QS al-Imran: 139)1
1 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 67.
vi
ABSTRAK
Setiap manusia pasti menginginkan ketenangan dan kebahagiaan hidup di
dunia ini. Tiada seorang manusia yang mahu hidup dalam kegelisahan, ketakutan
dan sebagainya. Pada era kemodenan ini banyak manusia yang mengalami masalah
jiwa yaitu depresi. Ia adalah gangguan jiwa yang serius karena ia melibatkan
pikiran, perasaan bahkan sekiranya dibiarkan ia akan mengganggu kehidupan
seharian dan menghancurkan masa depannya sendiri. Namun, setiap masalah
kehidupan manusia pasti ada jalan keluar untuk mencegah dan merawat penyakit
depresi ini.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam kajian ini adalah penelitian
kepustkaan (library research) penelitian yang dilakukan terhadap literatur-literatur
yang ada di perpustakaan terutama yang berkaitan dengan kitab-kitab tafsir, buku-
buku, dan literature-literatur tentang gejala depresi serta mengkaji sumber-sumber
tertulis yang telah dipublikasikan atau pun belum dipublikasikan. Penulis meneliti
dan mengkaji tentang gejala depresi yang terdapat dalam kandungan Al-Qur’an
dengan pendekatan metode maudhui (tematik)
Antara hasil kajian yang penulis dapat adalah di dalam al-Qur’an terdapat
beberapa kata yang menunjukkan gejala depresi secara psikis. Antaranya adalah
Ta’sa, Bakhi’un, Tab’isu dan Asafa. Perkataan ini membawa maksud sedih, rasa
ingin membunuh diri, sedih yang bersangatan dan marah. Para mufassir juga
menjelaskan makna dan ayat al-Qur’an yang berkaitan. Para mufassir banyak
menceritakan tentang kisah-kisah para nabi terdahulu yang terlalu sedih karena
keingkaran kaumnya untuk mengikuti agama Allah SWT. Namun, Allah SWT
memujuk para nabi-Nya untuk sentiasa sabar dan tidak terlalu sedih. Meskipun ada
manusia yang memiliki gejala depresi ini, Islam telah memberi panduan kepada
manusia agar bisa pulih daripada depresi ini dan juga mengamalkan gaya hidup
yang benar agar terhindar daripada gejala depresi. Selain daripada itu, sokongan
daripada orang sekeliling penderita depresi juga amat diperlukan bagi membantu
golongan bergejala ini agar mereka sentiasa kuat dan positif untuk terus melawan
penyakit depresi ini.
vii
PERSEMBAHAN
الحمد الله رب العالمين
Ku persembahkan skripsi ini
Kepada insan-insan tersayang
Keluarga Tercinta
Ayahanda terhormat Zakaria Bin Senapi, Ibunda tercinta Rohimah Binti
Hussain yang telah mendidik anakanda daripada kecil sehingga dewasa. Tidak
lupa juga kepada adik beradik saya yang sentiasa memberikan semangat dan
dorongan dalam menyiapkan skripsi ini serta motivasi agar tabah dalam menjalani
hidup sebagai mahasiswa.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur tiada henti-hentinya kehadrat Allah
SWT, yang telah menganugerahi penulis dengan sedikit ilmu pengetahuan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan alam, yakni
Nabi besar Muhammad SAW, seorang Nabi yang pernah memberi angin
segar kepada umatnya disaat umatnya tenggelam dalam lautan
kemusyrikan, hingga menjadi pantai yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun maksud dan tujuan penulis ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir pada Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Tak lupa pula rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis
ucapkan kepada yang terhormat.
1. Bapak Drs. H. Lahmuddin, M.Ag sebagai pembimbing I dan Bapak M. Ali Mubarak, S.IP.,M.Si sebagai pembimbing II yang telah sabar
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Bambang Husni Nugroho, S. Th.I., M.HI. selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
3. Bapak Dr. Abdul Halim, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
4. Bapak Dr. Masiyan M. Syam S.Ag., M.Ag, Dr. Edy Kusnadi, S.Ag.,M.Phll, serta Bapak M. Led Al-Munir, S. Ag, M. Hum selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum dan Perencanaan dan Keuangan, serta Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Dan Kerjasama Luar Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari MA. Ph.D, Rektor UIN STS Jambi, Indonesia, Ibu Rofiqoh Ferawati, SE., M.EI Wakil Rektor I, Bapak Dr.
As’ad Isma, M.Pd Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulu, S.Ag,
MA Wakil Rektor III
6. Bapak Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang memberi ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Pimpinan Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta staf- stafnya.
9. Teman-teman yang memberikan semangat serta motivasi yaitu Aisyah Izzati, Nazatul Azira, Fatimah, Hidayah Asrah, Nur Adibah, Mariana,
Muhamad Muaz dan Redha Hasan serta teman-teman lain yang
bergabung dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia
ix
Cabang Jambi dan sahabat-sahabat dari jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
10. Serta semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga Allah SWT.,
membalasnya. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Jambi, 05 Jun 2020
Penulis,
Siti Zulaiha Binti Zakaria
IAT301180001
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….i
NOTA DINAS…………………………………………………………….......ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI…………………….iii
PENGESAHAN……………………………………………………………...iv
MOTTO…………………………………………………………………….....v
ABSTRAK……………………………………………………………………vi
PERSEMBAHAN………………………………………………………...…vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….....x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………....xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................1 B. Permasalahan........................................................................6 C. Batasan Masalah...................................................................6 D. Tujuan Penelitian..................................................................6 E. Kegunaan Penelitian.............................................................7 F. Tinjauan Pustaka..................................................................7 G. Metode Penelitian...............................................................10 H. Sistematika Penulisan.........................................................11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPRESI
A. Definisi Depresi..................................................................12 B. Faktor Berlakunya Depresi.................................................13 C. Gejala Depresi.....................................................................18 D. Depresi Menurut Pandangan Islam.....................................20
BAB III AYAT-AYAT TENTANG GEJALA DEPRESI
A. Lafaz Dan Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Gejala Depresi................................................................................24
B. Asbab An.-Nuzul Dan Munasabah Ayat.............................28 C. Penafsiran Ayat Tentang Gejala Depresi............................33
BAB IV KAIDAH PENCEGAHAN DAN MERAWAT DEPRESI
A. Secara Individu...................................................................45 B. Secara Sosial.......................................................................55
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................59 B. Saran...................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
CURRICULUM VITAE
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
ṭ ط , ا
ẓ ظ b ب
ʻ ع t ت
gh غ th ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م dh ذ
n ن r ر
h ه z ز
w و s س
, ء sh ش
ي ṣ ص
y
ḍ ض
xiii
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
ī ىا ِ ā ا a ا
aw وِا á ىِا u ا
ay ىِا ū وِا i ا ِ
C. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:
1. Tā’ Marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, makan
transliterainya adalah /h/.
Arab Indonesia
Ṣalāh صالة
Mir’āh مراة
2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dhammah, maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
Wizārat al-Tarbiyah ةيبالتررةِاوز
Mir’āt al-zaman مراةِالزمن
3. Ta Marbutah yang berharakat tanwin maka translitnya adalah
/tan/tin/tun.
Arab Indonesia
Faji’tan ِِفجئة
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang sempurna dan diturunkan kepada
nabi-Nya yang terakhir yaitu nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman.1 Al-Qur’an
juga merupakan panduan kepada manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari
agar manusia bisa hidup dengan tenang dan bahagia. Kebahagiaan dan ketenangan
itu bisa dinikmati jika kita mengikut apa yang telah digariskan dalam al-Qur’an dan
al-hadith. Kebahagiaan bukan berarti manusia tidak perlu merasa susah dalam
menjalani kehidupan, tetapi bahagia dan tenang itu hadir melalui cobaan yang
diberikan oleh Allah SWT dan bagaimana kita menghadapi masalah yang datang.
Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik kejadian
sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-Qur’an:
ۡحَسِن َتۡقوِيٖم لۡإِنَسَٰنَ ٱلََقۡد َخلَۡقَنا َ ٤فِٓي أ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya”.(QS. At-Tin : 4)2
Berdasarkan ayat di atas, penulis ingin menjelaskan bahwa sebaik-baik ciptaan
itu bukanlah bentuk fisik yang sempurna, tetapi diciptakan juga hati yang memiliki
berbagai perasaan. Misalnya manusia akan merasa tertekan, gembira, sedih, dan
sebagainya. Sudah menjadi lumrah ketika kita ditimpa cobaan pasti merasa sedih
dan sebagainya. Namun, segala perasaan itu perlu dijaga agar tidak berlebihan
karena ia akan memberi kesan dalam diri manusia yang bisa menimbulkan suatu
1 Prajudi Atmosudirdjo, Al-Qur’an Sumber Segala Disiplin Ilmu, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996), 11. 2Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007),597.
2
penyakit. Oleh itu, kita harus bersederhana dalam segala hal agar tidak mendapat
kesan sampingan.
Di kehidupan zaman sekarang, banyak manusia yang mengalami pelbagai
penyakit yang bukan hanya dari segi fisik tetapi dari segi jiwa atau mental manusia.
Pada zaman ini, generasi baru perlu menghadapi arus globalisasi yang sama sekali
baru. Perubahan yang berlaku dari segi teknologi komunikasi yang merupakan
“penguasa” zaman modern, makin mempercepatkan perubahan, bukan hanya aspek
material tetapi karakteristik kehidupan manusia secara keseluruhan, keluarga,
pendidikan, pekerjaan dan kehidupan beragama.3 Disebabkan perubahan inilah,
banyak yang menghadapi gejala depresi.
Menurut Dandang Hawari dalam bukunya al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa
dan Kesehatan Jiwa menyatakan:
“Sebagai dampak modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pola gaya hidup masyarakat dan negara maju sudah berubah, dimana
nilai moral, etika, agama, dan tradisi lama ditinggalkan karena dianggap usang.
Kemakmuran materi yang diperoleh ternyata tidak selamanya membawa
kepada kesejahteraan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat negara maju
telah kehilangan aspek spiritual yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap
manusia, apakah ia seorang beragama ataupun orang yang sekuler sekali pun
kekosongan spiritual, kerohanian dan kehampaan keagamaan inilah yang
menimbulkan permasalahan dibidang kesehatan jiwa, sehubungan dengan itu
para ahli kini berpendapat bahwa manusia bukanlah makhluk biopsiko sosial
melainkan juga biopsiko spiritual.”4
Depresi ini adalah gangguan perasaan seseorang yang menyebabkan perasaan
sedih berkepanjangan sehingga hilang minatnya dalam aktivititas keseharian
sehingga dua minggu. Menurut kriteria diagnostik American Psychiatric
Associalation gangguan depresi ini bisa mucul apabila seseorang mengalami lima
atau lebih gejala depresi fisik atau psikologis selama lebih dari 2 minggu berturut-
turut.5 Antara gejala yang bisa dilihat adalah terus menerus merasa sedih, gelisah,
3 Badruddin Hsubky, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman, (Jakarta, Gema Insani
Press, 1995). 4 Rahmi Meldayati, Mental Disorder Dalam Al-Quran, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2010), 2. 5Tim Smart Patien, “depression”(jakarta, hopital authority,2018), 2.
3
merasa tidak ada harapan, pikiran akan bunuh diri, mudah marah dan sebagainya.6
Penyakit ini bisa dihadapi oleh siapapun tanpa dibatasi umur, gender dan
sebagainya.7Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan depresi terjadi,
diantaranya adalah faktor psikologis dan sosial.
Menurut kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus kematian banyak
terjadi pada mereka yang berumur 15 hingga 29 tahun. Hasil statistik, satu kematian
berlaku pada setiap 40 detik menjadikan hampir 800,000 orang mati setiap tahun
akibat bunuh diri. Oleh itu, pihak WHO telah memutuskan bahwa 10 Oktober setiap
tahun dinyatakan sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Pada tahun 2019, tema
Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah “Sayangi Nyawa Hidupkan Harapan”.8
Menurut kajian WHO juga, depresi ini bakal menduduki peringkat pertama pada
tahun 2030.9
Menurut statistik yang telah dilakukan oleh pihak WHO, hal ini tidak bisa
dipandang remeh karena menurut kajian kasus bunuh diri berada di peringkat kedua
setelah kematian disebabakan sakit fisik. Masyarakat kini belum ada kesadaran
dalam soal depresi ini karena kurangnya pengetahuan mengenai hal tersebut dan
menganggap depresi ini berkaitan dengan iman seseorang. Banyak di antara kita
menyatakan bahwa orang yang mengalami penyakit depresi ini menginginkan
perhatian dan juga lemahnya iman. Ada juga sebagian masyarakat berfikir bahwa
depresi tidak terkait dengan iman seseorang karena mereka melihat banyak juga
orang yang sering bermaksiat dan lemah imannya tidak menghidap penyakit depresi
ini. Terdapat juga sebagian masyarakat yang menyangka bahwa orang yang
mengidap penyakit depresi ini adalah orang gila. Oleh karena itu, janganlah kita
mudah menghukum orang yang yang sedang diuji oleh Allah SWT tetapi kita coba
membantu mereka supaya tidak berputus asa. Bahkan dalam Islam kita dianjurkan
6Site default, “depresi dalam psikologi”, diakses melalui alamat https://dosenpsikologi.
com/depre si-dalam-psikologi tanggal 10 januari 2020. 7 Ministry of Health, “apa itu kemurungan?”, diakses melalui alamat www.moh.my tanggal
2 Januari 2020. 8 Zulkifli Mohamad al-Bakri, Bayan Linnas Siri ke-216, diakses melalui alamat
https://tinyurl.com/yybwndd 8 tanggal 18 November 2019. 9 Abd Jalaluddin, Ketenangan Jiwa Menurut Fakhr Al-Din Al Razi Dalam Tafsir Mafatih
Al-Ghayb”, Tesis (Jakarta: Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra Jakarta, 2018), 37
http://www.moh.my/https://tinyurl.com/yybwndd%208
4
untuk membantu golongan yang sedang berada dalam kesulitan. Sebagaimana al-
hadith Rasulullah SAW:
حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا ليث عن عقيل عن الزهري عن سالم عن ابيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال اْلمٌسِلُم أَُخو اْلمُسِلِم ََل يَظِلُمهُ َوََل يُسِلُمهُ َمن َكاَن فِي َحاَجِة أَِخيِه
جَ َج َعن ُمسِلٍم ُكربَةً فَرَّ الله َعنهُ بَِها ُكربَةً ِمن ُكَربِ يَوِم الِقيَاَمِة َكاَن الله فِي َحاَجتِِه َو َمن فَرَّ َوَمْن َستََر ُمسِلًما َستََرهُ الله يَوَم الِقيَاَمةِ
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said, telah menceritakan kepada
kami Laits dari Uqail dari Az Zuhri dari Salim dari Bapaknya bahwa Rasulullah
SAW bersabda: seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Ia
tidak boleh berbuat zalim dan aniaya kepada saudaranya yang muslim.
Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi
kebutuhannya. Barangsiapa membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan,
maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan
barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya
pada hari kiamat kelak”10
Di dalam al-hadith ini menjelaskan bahwa beban yang berat mengakibatkan
seseorang menderita dan sedih. Kita perlu meringankan beban tersebut dengan cara
menghilangkan beban penderita dari penderitaan sehingga kesedihan dan
kesusahannya sirna. Sebagai seorang muslim, kita perlu tahu peristiwa penting yang
berlaku kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Isra’ Mi’raj. Peristiwa ini terjadi
karena baginda ditimpa beberapa cobaan dan kesedihan. Baginda telah kehilangan
orang yang selalu membelanya dalam menyampaikan dakwah yaitu isterinya
Saidatina Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Oleh karena itu, Allah SAW
menghiburkan Nabi Muhammad SAW dengan Isra’ Mi’raj.11
Meskipun banyak pendapat tentang depresi ini, namun dalam al-Qur’an ada
menyebutkan tentang gejala depresi ini berlaku dan dinyatakan juga jalan
penyelesaian untuk mengobati gejla ini. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam
al-Quran:
10 Javanlabs, “Al-hadith menolong”, diakses melalui alamat http s://tafsirq.com/al-hadith/
muslim/4677 tanggal 1 Januari 2020. 11 CNN Indonesia, “Kisah Nabi Muhammad dan Hikmah Isra Mi’raj”, diakses melalui
alamathttp://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190402201146-284-383025/kisah-nabi-muhamm
ad -dan-hikmah-isra-miraj tanggal 10 Januari 2020.
https://tafsirq.com/hadits/muslim/4677https://tafsirq.com/hadits/muslim/4677http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190402201146-284-383025/kisah-nabi-muhamm%20ad%20-dan-hikmah-isra-miraj%20tanggal%2010%20Januari%202020http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190402201146-284-383025/kisah-nabi-muhamm%20ad%20-dan-hikmah-isra-miraj%20tanggal%2010%20Januari%202020
5
ُِل َٰلِِمينَ ٱَما ُهَو ِشَفآءٞ َورَۡحَمةٞ ل ِلُۡمۡؤِمنِيَن َولَا يَزِيُد لُۡقۡرَءانِ ٱِمَن َوُنَنز إِل َا لظ َ ٢٨َخَساٗرا
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. al-Isra’ : 82)12
Ayat al-Qur’an di atas membuktikan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.
Kesembuhan itu bisa dinikmati setelah kita berusaha mengobatinya. Sesungguhnya
al-Quran tidak memberikan cara praktis secara detail tetapi ia memberi panduan
kepada umat manusia cara untuk merawatnya. Hal ini karena al-Quran itu ibarat
permata yang memberi keindahan dari berbagai sisi. Perumpaan ini bermaksud
walaupun al-Quran dilihat pada sisi yang lain tetap akan memberikan jawaban
karena setiap ilmu yang berkembang pada masa kini berawal daripada al-Quran
yang mulia.
Dari uraian di atas, bahasan tentang “Gejala Depresi Menurut al-Qur’an
(kajian tematik)” dianggap penting mengingat belum ada yang membuat penelitian
tentang hal ini. Di samping itu juga, peneliti ingin mengetahui pandangan ulama
tafsir berkaitan ayat-ayat gejala depresi serta kaidah yang bisa dilakukan oleh orang
yang menghadapi gejala depresi dan peranan masyarakat dalam membantu orang
yang menghadapi gejala depresi. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan
kajian tentang permasalahan tersebut.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah pokok yang diangkat sebagai
kajian utama dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Gejala Depresi menurut
Perspektif al-Qur’an?.” Dalam upaya menguatkan pokok masalah tersebut,
beberapa rumusan masalah yang akan diangkat yaitu:
12Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 290.
6
1. Bagaimanakah ayat-ayat al-Qur’an berkaitan dengan gejala depresi?
2. Bagaimanakah pandangan ulama tafsir berkaitan dengan ayat-ayat
gejala depresi?
3. Bagaimanakah solusi yang dianjurkan dalam Islam berkaitan gejala
depresi?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan judul yang penulis angkat, pembahasan yang menjadi tumpuan
agar tidak menyimpang dari bahasan adalah penulis hanya meneliti ayat al-Qur’an
berkenaan gejala depresi dari segi psikis dan pandangan ulama tafsir. Selanjutnya,
meneliti solusi atau kaidah yang dianjurkan dalam Islam ketika menghadapi
masalah gejala depresi secara peribadi dan masyarakat.
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui ayat-ayat al-Qur’an tentang gejala depresi.
2. Untuk mengetahui pandangan ulama tafsir tentang gejala depresi.
3. Untuk menjelaskan solusi yang dianjurkan dalam Islam berkaitan
depresi.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kajian ini dapat memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa penyakit
depresi bukan perkara yang bisa dipandang remeh.
2. Menjadi panduan untuk seseorang yang terkena depresi agar dapat
mengubah cara hidup dengan panduan yang telah diberikan.
3. Menambah pengetahuan tentang depresi dan mempraktekkannya untuk
membantu orang disekitar yang mengalami depresi.
F. Tinjauan Pustaka
Sepanjang telaah penulis belum penulis temukan penelitian gejala depresi
secara ilmiah yang khusus mengkaji penafsiran al-Qur’an dan mencari panduan
merawat gejala depresi dalam al-Qur’an. Karya ilmiah yang menyinggung
permasalahan depresi pernah dikaji oleh Ditsar Ramadhan berjudul “Mengatasi
7
Depresi Dengan Psikoterapi Islami (Membaca dan Mengkaji al-Qur’an). Karya
ilmiah ini menjelaskan tentang simptom dan gejala depresi. Beliau juga
menfokuskan kepada metode psikoterapi berdasarkan ilmu psikologi untuk
mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Beliau menjelaskan rawatan
terapi dengan membaca al-Qur’an. Kaidah terapi ini dapat dijadikan satu alternatif
baru dalam dunia psikologi. Antara surah-surah yang difokuskan dalam kajiannya
adalah al-Fatihah, ayat-ayat pilihan al-Baqarah, al-Jin, al-Ikhlas, al-Falaq dan
sebagainya.13
Selain itu, kajian ilmiah yang lain judulnya ialah “Mental Disoder Dalam al-
Qur’an” oleh Rahmi Meldayati. Fokus skripsi ini ialah penjelasan jenis mental
disoder di dalam al-Qur’an. Selain itu, dejelaskan tentang penyebab gangguan
mental dalam al-Qur’an. Penulis juga menjelaskan dengan lebih mendalam tentang
manusia secara basyar dan insan. Seterusnya, penulis mengkaji makna manusia
menurut tinjauan psikologi dan ruhani. Antara mental disoder yang diberikan
adalah neorosis, psikosi, psikomatik dan depresi. Justeru, skripsi ini lebih
menfokuskan kepada penyakit mental disoder di dalam al-Qur’an. 14
Selanjutnya, kajian ilmiah daripada jurnal psikologi yang berjudul “Membaca
al-Fatihah Reflektif Intuitif untuk Menurunkan Depresi dan Meningkatkan
Imunitas” oleh pelajar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Jurnal ini
menjelaskan tentang penelitian mereka untuk menurunkan depresi dan
meningkatkan imunitas melalui pelatihan membaca al-Fatihah reflektif intuitif.
Penelitiannya menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest control
group design. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing terdiri
dari 10 siswa pondok pasantren. Pengikuran tingkat stres menggunakan Depression
Anxiety Stress Scale (DASS) dan pengukuran imunitas menggunakan alat
hematology analyzer dengan metode slide mikroskopis. Hasil daripada penelitian
13 Ditsar Ramadhan, “Mengatasi Depresi Dengan Psikoterapi Islami”, Universitas
Muhammadiyah, Malang, 2016 14Rahmi Meldayati, Mental Disorder Dalam Al-Quran, Tesis (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2010).
8
membaca al-Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan depresi dan meningkatkan
imunitas.15
Terdapat juga bahan ilmiah daripada buku yang berjudul “Depresi: Terpuruk
Rasa Ingin Mati” karya Dr.Zul Azlin Razali. Buku ini menceritakan tentang faktor
berlaku depresi, cara mengatasi penyakit depresi, kajian kedoktoran, kajian statistik
dunia dan sebagainya. Ia menceritakan depresi menurut agama Islam, psikiatri,
psikologi dan perawatan Islam. Perubahan cara hidup dan perubahan merupakan
sebab berlaku depresi ini karena sekarang merupakan zaman millenials yaitu
generasi Y dan Z. Di dalamnya juga menjelaskan perbandingan antara sedih dan
juga depresi. Buku ini bagus untuk mengetahui apa itu depresi namun ia tidak
menjelaskan atau menceritakan depresi itu menurut al-Qur’an.16
Kajian ilmiah yang seterusnya adalah kajian dari Abdul Hamid yaitu dosen
agama Islam FKIP universitas Tadulako. Judul kajian beliau adalah “Agama dan
Kesehatan Mental dalam Perspektif Psikologi Agama”. Di dalam kajiannya, beliau
menjelaskan tentang konsep kesehatan mental berdasarkan agama yang memiliki
konsep jangka panjang dan tidak hanya berorientasi pada masa kini. Agama juga
dapat memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk
kesehatan. Oleh itu, beliau menjelaskan tentang terapi agama yaitu dengan
mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental
seseorang dapat dilihat dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri
dengan lingkungan dan mampu mengembangkan potensi dalam dirinya semaksimal
yang mungkin untuk menggapai ridha Allah SWT.17
Akhir sekali, kajian ilmiah yang saya temukan adalah skripsi daripada
Ayudiah Uprianingsih yang berjudul “Pengaruh Terapi Murottal al-Qur’an
Terhadap Tingat Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala
15Tim PS Psikologi Fakultas ilmu Sosial dan Humaniora, “Membaca al-Fatihah Reflektif
Intuitif untuk Menurunkan Depresi dan Meningkatkan Imunitas”, Jurnal Psikologi, Volume 42, No.1
(2015) 34-46. 16 Zul Azlin Azali, Depresi Terpuruk Rasa Ingin Mati (Selangor: Dubook Press, 2018). 17 Abdul hamid, “Agama dan Kesehatan Mental dalam Perspektif Psikologi Agama”, Jurnal
Kesehatan Tadulako, Volume 3, No.1 (2017) 1-84.
9
Kota Makassar.” Kajian ini berbentuk lapangan untuk melihat respon pengurangan
depresi dengan mendengarkan bacaan al-Qur’an daripada golongan lansia di
Kelurahan Bantua Kacamatan Manggaa Kota Makassar. Ia menggunakan quasi
experimental one group pretest and post test design. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling sehingga memperoleh sampel sebanyak 20
orang lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi. Alat ukur yang digunakan adalah
quisioner BDI (Beck Depression Inventory). Hasil kjiannya membuktikan bahwa
terapi al-Qur’an berpengaruh terhadap tingkat depresi pada Lansia di Kelurahan
Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.18
Dari penelusuran pustaka yang dilakukan terhadap beberapa karya tersebut,
dapat diketahui bahwa belum ada penelitian yang secara khusus membahas tentang
gejala depresi menurut al-Qur’an kajian tematik sebagaimana yang akan dikaji
dalam skripsi ini. Penulis akan lebih menfokuskan kepada ayat-ayat al-Qur’an
tentang gejala depresi serta memasukkan pandangan ulama tafsir.
G. Metode Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian tafsir (Tafsir
Tematik) dengan pendekatan penelitian pustaka (Library Research) dengan
menggunakan:
1. Sumber dan Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, karena itu sumber data dalam
penelitian ini adalah data-data literature, dokumentasi, atau berbagai sumber tertulis
lainnya seperti buku ilmiah, majalah ilmiah, sumber arsip dokumen peribadi
ataupun artikel. Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian skripsi ini
bersifat data primer dan data sekunder.
18Ayudiah Uprianingsih, “Pengaruh Terapi Murottal al-Qur’an Terhadap Tingat Depresi
Pada Lansia Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar”, Skripsi (Makassar:
Program Sarjana Universitas Islam Negeri Alauddin,2013).
10
a. Data primer ialah data literatur yang secara langsung memiliki hubungan
secara langsung denan topik perbahasan penelitian. Maka sumber primer
yang digunakan dalam penelitian ini adalah al-Qur’an.
b. Data sekunder ialah data yang mendukung dan memperkuat data primer.
Data ini bersumber dari literatur-literatur yang ada relevansinya dengan
masalah yang dibahas. Antara kitab-kitab yang ditulis oleh ahli tafsir adalah
seperti kitab Ibn Katsir, al-Maragi dan sebagainya. Antara buku-buku yang
dijadikan bahan rujukan kajian penulis adalah Depresi Terpuruk Rasa Ingin
Mati, Kaunseling Islamdan buku-buku yang berkaitan dengan judul
penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data pustaka ini, penulis berupaya mengumpulkan
buku-buku pustaka yang ada relevansinya dengan pembahasan menggunakan
teknik analisis data.
3. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperolehi dari data-data literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan
bahasan penelitian. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui metode maudhu’i.
Langkah-langkah penerapan metode maudhu’i adalah:
1. Menetapkan masalah yang akan dibahas topik/tema
2. Menghimpunkan masalah yang dibahas dan menghimpunkan ayat-ayat al-
Qur’an yang membicarakannya.
3. Mempelajari ayat demi ayat yang berbicara tentang tema yang dipilih sambil
melihat Asbab an-Nuzul nya.
4. Menyusun runtutan ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan ayat-ayat yang
sesuai dengan masa turunnya, khususnya jika berkaitan kronologi kejadian
berkaitan dengan kisah sehingga tergambar peristiwanya dari awal sehingga
akhir.
5. Menyusun perbahasan dalam kerangka yang sempurna, sistematis dan utuh
11
6. Melengkapi penjelasan ayat dan al-hadith, riwayat sahabat, dan lain-lain
yang relevan bila dipandang perlu, sehingga perbahasan menjadi semakin
jelas.
7. Setelah tergambar keseluruhan kandungan ayat-ayat yang dibahas, langkah
berikutnya adalah menghimpunkan masing-masing ayat pada kelompok
uraian ayat dengan menyisihkan yang terwakili atau mengompromikan
antara yang umum dan khusus, Muthlaq dan Muqayyad, atau yang pada
lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya bertemu dalam satu muara,
tanpa ada pemaksaan sehingga lahir satu simpulan tentang pandangan al-
Qur’an menyangkut pada tema yang dibahas.
H. Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan ini adalah sebagai gambaran agar mudah memahami isi
skripsi ini dan menfokuskan kepada bahasan penelitian. Adapun sistematika
penulisannya sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang mana dalam bab ini memaparkan
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua, membahas tinjauan umum tentang depresi yang berisi definisi
depresi, faktor, gejala, jenis-jenis depresi, kesan mengahadapi depresi dan depresi
menurut Islam.
Bab ketiga, memaparkan ayat-ayat dan lafaz dalam al-Qur’an yang berkaitan
dengan gejala depresi. Klasifikasi Asbab al-Nuzul dan meletakkan penafsiran para
ulama tafsir.
Bab keempat akan dibahaskan tentang solusi yang dianjurkan oleh agama
Islam untuk merawat gejala depresi secara peribadi dan juga orang sekeliling.
Bab kelima adalah penutup dalam penelitian yang berisikan
kesimpulanyang telah didapati melalui analisis kajian, saranan serta harapan yang
sebaiknya dilakukan untuk mengembangkan penelitian tentang tema ini.
12
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG DEPRESI
Depresi adalah salah satu penyakit gangguan jiwa atau masalah mental yang
bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal batas usia, status, ras, etnis, atau strata
sosial. Depresi ini disebabkan dua faktor yaitu internal dan eksternal. Penderita
depresi akan mengalami perubahan pola hidup yang tidak normal selama lebih dua
minggu berturut-turut. Tanda-tandanya bisa dilihat dari segi fisik dan cara berfikir
penderita depresi yang dipenuhi dengan perkara negatif. Setiap manusia memiliki
tahap yang berbeda dalam mengatasi masalah yang datang karena budaya dan
lingkungan serta proses belajar setiap manusia berbeda. Oleh karena itu, depresi
mempunyai beberapa tahap yaitu ringan, sederhana dan berat. Namun, depresi pada
pandangan Islam adalah bergantung kepada tahap keyakinan manusia kepada
pencipta.
A. Definisi Depresi
Depresi adalah kata yang memiliki banyak arti. Diantaranya adalah menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Depresi merupakan gangguan mental umum
yang muncul dengan suasana hati yang tertekan, kehilangan minat atau kesenangan,
penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, menghadapi gangguan tidur
atau nafsu makan, dan konsentrasi yang buruk.19 Definisi lain bagi depresi adalah
suatu keadaan yang berhubungan dengan suasana hati yang dapat diindikasikan
dalam semua aspek perilaku baik itu afeksi, kognisi maupun konasi.20
Terdapat pelbagai definisi depresi menurut ahli psikologi. Menurut Rice PL
(1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang
mewarnai seluriuh proses mental (berpikir, berperasaan, berperilaku) seseorang.
Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya
dan kehilangan harapan. Menurut Iyus Yosep (2007), depresi adalah salah satu
19Marina Marcus, “Depression”, diakses melalui alamat https://www.scribd.com/
document/389 234451/who-paper-depression-wfmh-2012-pdf tanggal 17 Maret 2020. 20Ahmad Razak, “Terapi Spiritual Islam: Suatu Model Penanggulan Gangguan Depresi”,
Jurnal Ilmiah Psikologi,IJIP 6(2)(2014), 70.
https://www.scribd.com/%20document/389%20234451/who-paper-depression-wfmh-2012-pdfhttps://www.scribd.com/%20document/389%20234451/who-paper-depression-wfmh-2012-pdf
13
bentuk gangguan jiwa pada perasaan yang ditandai kemurungan, kesedihan,
kelesuan kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya,
perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan berputus asa.21
Melalui definisi yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa depresi adalah
gangguan jiwa yang dapat diketahui melalui gejala yang berlaku kepada penderita
depresi. Dapat kita lihat bahwa depresi ini adalah gangguan jiwa yang bertentangan
dengan definisi kesehatan mental. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu menyadari
potensi dirinya sendiri, sehingga dapat mengatasi tekanan yang normal dalam
kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik, serta mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.22
Oleh itu, dapat disimpulkan bahwa depresi ini adalah gangguan jiwa yang
menganggu kehidupan sehariannya menjadi tidak produktif serta cara berfikir
penderita depresi menjadi negatif dan menurun.
B. Faktor Terjadi Depresi
Penderita depresi bisa diakibatkan oleh kombinasi dua faktor yaitu internal dan
eksternal. Kedua faktor ini saling berhubung dalam mengakibatkan seseorang bisa
mengalami depresi.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri dan
biasanya berupa sikap juga sifat yang ada pada diri individu tersebut.23 Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), internal adalah menyangkut bagian
21 Aries Dirgayunita, “Depresi, Penyebab dan Penangannya”, Jurnal An-Nafs, Vol.1 No.1
(2016), 4. 22Ikhwan Fuad, “Menjaga Kesehatan Mental Perspektif Al-Qur’an dan Al-hadith”, Jurnal
An-Nafs, Vol.1 No.1 (2016), 34. 23Tim, “Apa Yang Dimaksud dengan Faktor Internal Dan Eksternal”, diakses melalui
https://brainly.co.id/tugas/2520902 tanggal 18 Maret 2020.
https://brainly.co.id/tugas/2520902
14
dalam tubuh, diri dan sebagainya.24 Diantara faktor internal yang
mempengaruhi penderita depresi adalah:
a. Pengaruh Biologi
Beberapa penelitian menemukan bahwa gangguan depresi dipengaruhi
oleh faktor biologi yang ditemui oleh ahli bidang genetika. Hasil yang
ditemukan adalah faktor keturunan dari orang tua dapat mempengaruhi
seseorang mengalami depresi. Hal ini bisa kita temukan dalam masyarakat
kita bahwa banyak orang mengalami depresi yang menurut sejarah
silsilahnya.25Hasil analisis beberapa kajian daripada Levinson, ahli keluarga
dekat kepada penderita depresi mempunyai risiko 15-25% ditimpa penyakit
yang sama yaitu depresi.26
Selain faktor genetika, banyak pakar dan sarjana seperti McIntosh,
Sussman dan Goodwin bersepakat mengatakan bahwa pengambilan
narkoba akan menjadikan manusia kepada masalah emosi seperti
kemurungan major. Hal ini berlaku jika penagih keputusan barang yang
ditagih karena narkoba atau kelakuan menagih yang berpanjangan akan
merubah struktur mikro otak.27
b. Gila Jabatan dan Stoke
Gila jabatan dikenali sebagai Post Power Syndrome. Setelah tidak
berkuasa lagi atau turun jabatan ia bisa megalami gangguan keseimbangan
emosional dan ini dapat memunculkan berbagai keluhan somatik,
kecemasan maupun depresi. Tindakan yang dilakukan oleh golongan ini,
mereka gemar mengkritik pemerintahan yang kadang nampak berlebihan
dan sok reformasi.28
24KBBI, “Arti Kata Internal”, diakses melalui https://kbbi.web.id tanggal 18 Maret 2020. 25 Zaenal Abidin, “Studi Agama: Upaya Terapi Depresi Secara Islami”, Jurnal Komunika,
Vol.11, No.1 (2017), 78. 26 Zul Azlin Razali, Depresi Terpuruk Rasa ingin Mati (Selangor, Dubook Press,2018),46. 27Ibid. 47 28Unair News, “Mewaspadai Sindrom Kekuasaan”, diakses melalui http://news.unair.
ac.id/2016/08/12/mewaspadai-sindrom-kekuasaan/ tanggal 18 Maret 2020.
https://kbbi.web.id/
15
Pasca stroke pula adalah kelainan neuropsikologis yang menjadikan
kelumpuhan pada organ dan otot secara fisik serta kerusakan pada susunan
saraf otak sehingga terjadi depresi dan menganggu penyesuaian diri dengan
lingkungan.29 Beratnya depresi ini mempunyai kaitan dengan lokasi lesi di
otak dan depresi memberi dampak negatif terhadap penyembuhan stroke.30
Selain dari itu, orang yang mengalami stroke menghadapi depresi karena
adanya gangguan disforik mood yaitu perasaan tidak enak, merendahkan
diri, tertekan batinnya, perasaan tidak berguna, perasaan berdosa dan
sebagainya.
2. Faktor Eksternal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) eksternal adalah
menyangkut bagian luar tubuh atau diri.31 Selain dari faktor dalaman, seseorang
itu juga bisa mengalami depresi diakibatkan oleh berbagai faktor luarannya.
Terutama orang yang mengalami tekanan berbagai persoalan hidup yang berat,
sedang dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup. hal
ini bisa terjadi karena setiap manusia memiliki kemampuannya tersendiri yang
dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan yang diterima dan sebagainya.
Diantara faktor luaran yang mempengaruhi adalah:
a. Faktor Sosial
Faktor sosial bisa dikenali sebagai faktor lingkungan hidup. Kebutuhan
sosial antara lain berupa kebutuhan seksual, bekerja, belajar, mencari teman,
berkumpul, berkeluarga dan sebagainya. Kepribadian manusia merupakan
satu sistem psikofisis yang dinamis, yang dipenuhi ketegangan untuk
memenuhi kebutuhannya. Ketegangan ini akan berkurang bila kebutuhan
kehidupan dipenuhi. Sebagai contoh ketegangan yang berlaku seperti
29 Zaenal Abidin, “Studi Agama: Upaya Terapi Depresi Secara Islami”, Jurnal Komunika,
Vol.11, No.1 (2017), 78. 30 Jeanette R. Suwantara, “Depresi Pasca-Stroke: Epidiomologi, Rehabilitasi dan
Psikoterapi”, Jurnal Kedokter Trisakti, Vol. 23, No. 4 (2004). 31KBBI, “Arti Kata Eksternal”, diakses melalui https://kbbi.web.id tanggal 18 Maret 2020.
https://kbbi.web.id/
16
masalah keuangan, masalah keluarga, menghadapi bencana, trauma semasa
kecil dan sebagainya.
Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan struktur sokongan antara
orang lain. Dalam hal ini, setiap orang dicintai dan mencintai, ingin dihargai
sesama manusia dan ingin mendapat posisi dan status sosial yang baik.32
Perkara inilah yang mewujudkan keyakinan pada dirinya sendiri. Jika
kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain tidak terpenuhi ia akan
berisiko tinggi untuk mengalami depresi.
b. Faktor Psikologi
Selain daripada faktor biologi dan soisal, faktor psikologi juga
disepakati oleh ilmuwan-ilmuwan neurosains dan psikiatri bahwa ia juga
antara punca berlakunya depresi. Faktor psikologi berkait dengan individu
itu sendiri, yaitu cara pandang seseorang terhadap dunia yang sudah tentu
dipengaruhi oleh cara seseorang dibesarkan dan adat budaya yang
memayunginya. Hal ini bermaksud bahwa seseorang itu mudah mengalami
depresi melalui cara seseorang itu menangani atau menghadapi cabaran yang
mendatang karena ia bergantung kepada kepribadian dan personaliti
seseorang.33
Selain itu, banyak manusia yang merasa tidak brguna dan rendah diri
yang berlebihan. Menurut teori Coleman, bahwa kondisi ini merupakan
kritik diri dan rasa tidak mampu diri adalah dua sifat yang paling sering
menimbulkan rasa bersalah dalam diri seseorang.seseorang yang dalam
hidupnya hanya berorientasi terhadap rasa tak berguna, rasa bersalah, merasa
tak bermakna, rasa rendah diri, sudah pasti kondisi psikologisnya menjadi
tidak aman dan tertekan sepanjang hidupnya, bahkan tidak merasakan
32 Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKK,
(Bandung, Pustaka Setia, 1999), 39. 33 Zul Azlin Razali, Depresi Terpuruk Rasa ingin Mati (Selangor, Dubook Press,2018),48.
17
kebahagiaan hidup. Ia selalu menyibukkan diri berdialog dengan diri sendiri,
yang selanjutnya akan terjadi disorientasi terhadap lingkungan.
c. Faktor Spiritual
Faktor spiritual juga adalah perkara yang bisa mempengaruhi
seseorang itu mengalami depresi. Hal ini banyak diperkatakan oleh
kebanyakan ahli psikologi dan pakar psikiatri. Faktor ini seharusnya
dibincangkan dalam faktor sosial tetapi banyak sarjana menarik keluar faktor
agama supaya ia dapat berdiri dengan sendiri dan dapat diperhalusi lagi
pembahasannya.34
Agama merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak manusia yang mengalami depresi karena kurang keyakinan
terhadap agama terutama ketika menghadapi masalah. Perlu difahami bahwa
hubungan antara kejiwaan dan agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa,
terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan
Yang Maha Esa. Sikap pasrah ketika diduga akan mewujudkan sikap positif,
seperti rasa bahagia, rasa puas, sukses, merasa aman dan sebagainya. Kondisi
inilah yang menjadikan manusia sesuai dengan fitrah kejadiannya yaitu sehat
jasmani dan ruhani.35
Pada hakikatnya, agama telah mengajar dan memberi panduan kepada
kita cara menghadapi masalah yang datang melalui al-Qur’an dan al-hadith.
Nilai-nilai murni telah dicontohi oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa Baginda SAW adalah manusia yang
menerima dugaan yang sangat besar yang menjadikan Baginda SAW kuat
untuk menyampaikan risalah Islam. Sebagaimana firman Allah SWT:
34Ibid. 48. 35Abdul Hamid, “Agama Dan Kesehatan Mental Dalam Perspektif Psikologi Agama”,
Jurnal Kesehatan Tadulako, Vol.3, No. 1 (2017), 7.
18
ِ ٱ َكاَن لَُكۡم فِي رَُسولِ ل ََقدۡ ْ لل َ ۡسَوةٌ َحَسَنةٞ ل َِمن َكاَن يَرُۡجواَُ ٱأ لل َ
َ ٱَوَذَكَر ٓأۡلِخرَ ٱلَۡيۡومَ ٱوَ ٨٢َكثِيٗرا لل َ“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullahitu suri tauladan yang baik bagimu yaitu
bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang
banyak mengingat Allah”. (QS.Al-Ahzab:21).36
C. Gejala Depresi
Gejala atau ciri-ciri depresi yang timbul bukan hanya sekadar rasa sedih
semata. Tetapi ia dapat dilihat melalui berbagai gejala yang dizahirkan oleh
penderita depresi. Penderita depresi bisa dikenal pasti jika ia mengalami lima atau
lebih gejala selama dua minggu dan menunjukkan perubahan prilaku berbanding
masa lepas. Individu yang mengalami depresi akan menunjukkan gejala dari segi
psikis, fisik dan sosial. Gejalanya adalah seperti berikut:
1. Gejala Psikis
Psikis adalah rohani dan jiwa.37Menurut Fatahillah, seseorang yang sedang
mengalami depresi akan mengalami gejala psikis seperti manifestasi emosional.
Individu yang mengalami depresi memiliki perasaan yang tidak menyenangkan,
perasaan negatif terhadap diri secara berlebihan, merasa putus asa, merasa tidak
berguna, mudah marahatau muda sensitif, merasa bersalah serta menjauhkan
diri dari orang sekeliling.
Selanjutnya, manifestasi kognitif yaitu penderita depresi mempunyai
persepsi dan penilaian yang sangat rendah terhadap diri sendiri secara
berlebihan hampir setiap hari. Ia juga gagal untuk memberi fokus sehingga
sukar untuk mereka membuat sesuatu keputusan. Hal ini terjadi karena
konsertasi pikirannya sudah sangat terganggu, serta munculnya persepsi negatif
terhadap dirinya sendiri. Misalnya, merasa tidak berguna, tidak memiliki
kemampuan apa-apa, merasa berdosa dan merasa terhukum.
36 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 420. 37Windy Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya,Kashiko Press), 366.
19
Motivasi mereka juga akan berkurang karena telah dipenuhi dengan
pemikiran yang negatif terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Selain mereka
menyerah dalam menjalani kehidupan, mereka juga kehilangan minat untuk
beraktivitas sama ada secara individu atau berkelompok. Perkara yang banyak
penderita depresi akan merasai adalah perasaan ingin bunuh diri untuk
menghilangkan penderitaan yang ditanggung atau mendengar halusinasi
sendiri.
2. Gejala Fisik
Penderita depresi tidak hanya dikesan melalui gejala psikis sahaja. Ia juga
bisa mempengaruhi fisik seseorang itu. Antara gejala yang bisa dilihat adalah
penderita depresi kehilangan atau bertambah berat badan yaitu ia mengalami
perubahan 5% daripada berat badan dalam masa sebulan. Hal ini karena selera
makan penderita depresi berubah sama ada bertambah atau berkurang hampir
setiap hari.38
Selain itu, mereka juga bisa mempengaruhi secara negatif fungsi dan cara
kerja organ tubuh. Hal ini ditandai dengan simptom-simptom seperti pergerakan
fisik menjadi lemban, lemah, lesu serta kurang energik. Selain itu, mereka
sering mengeluh rasa sakit kepala, pusing, insomnia atau hipersomnia. Perkara
yang paling jelas terlihat adalah menurunnya tingkat aktivitas seperti
kehilangan minat atas hobi atau aktivitas yang sebelumnya disukai.
Meskipun gejala-gejala diatas dimiliki oleh seseorang, namun, ia dapat
diidentifikasi setelah mengalami gejala ini melebihi masa selama dua minggu
berturut-turut. Perlu ditekankan juga bahwa tidak semua gejala ini dialami oleh
penderita depresi. Gejala yang mucul tergantung kepada tingkat keparahan
depresi yang dialami. Tingkat keparahan depresi terbahagi kepada tiga yaitu
ringan, sederhana dan berat. Misalnya, depresi ringat bisa menyebabkan
aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial terganggu, sedangkan penderita
38Firdaus Mukhtar dan Tan Po Oei, Terapi Kognitif Tingkah Laku Bagi Rawatan
kemurungan (Selangor,Pecetakan Info Meditasi, 2013), 21.
20
depresi berat benar-benar tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan
membina hubungan dengan orang lain.39
D. Depresi Menurut Pandangan Islam
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa depresi adalah sebahagian
gangguan mental atau gangguan jiwa. Melalui definisi depresi daripada para ahli
psikologi kita sudah bisa mengetahui bahwa depresi ini dimulai dari jiwa
seseorang. Sebelum penulis meneruskan tentang depresi menurut Islam, penulis
akan memberikan definisi Islam terlebih dahulu. Islam berasal dari kata salima
yang bermaksud selamat dan sejahtera. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya
menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Dari kata aslama itulah terbentuk kata
Islam.40
Dihubungkan dengan pengertian Islam bahwa kesehatan mental dari
perspektif Islam merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengelola
terwujudnya keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian
dengan diri sendiri serta lingkungan sekitarnya secara dinamis berdasarkan al-
Qur’an dan as-Sunnah. Konsep kesehatan mental atau altibb al-ruhani pertama kali
diperkenalkan dalam dunia kedoktoran Islam oleh seorang dokter yang bernama
Abu Zayd Ahmed Ibnu Sahl al-Balki. Beliau menggunakan istilah Tibb al-Qalb
untuk menjelaskan kesehatan mental. Menurut beliau, badan dan jiwa bisa sehat
dan sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Misalan
ketidakseimbangan dalam tubuh bisa menyebabkan demam, sakit kepala, dan
sebagainya. Ketidakseimbangan jiwa pula akan menyebabkan kemarahan,
kegelisahan, kesedihan dan gejala-gejala yang berhubung dengan kejiwaan.41
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa agama merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini karena, hubungan antara agama
39Tjin Willy,”Gejala depresi”, diakses melalui alamat https://www.alodokter.com/depresi
/gejala tanggal 20 Maret 2020. 40 Misbahuddin Jamal, “Konsep al-Islam Dalam al-Qur’an”, Jurnal al-Ulum, Vol.11, No.2,
(2011), 285 41Ersya Siti Dzulisa, “Kesehatan Mental Dalam Perspektif Islam”, diakses melalui alamat
https://www.kompasiana.com/ershadzulisa/5dfe06e4097f364c6a6aa442/kesehatan-mental-dalam-
perspektif-islam tanggal 22 Maret 2020.
https://www.alodokter.com/depresi%20/gejalahttps://www.alodokter.com/depresi%20/gejalahttps://www.kompasiana.com/ershadzulisa/5dfe06e4097f364c6a6aa442/kesehatan-mental-dalam-perspektif-islamhttps://www.kompasiana.com/ershadzulisa/5dfe06e4097f364c6a6aa442/kesehatan-mental-dalam-perspektif-islam
21
sebagai suatu keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri
seseorang terhadap suatu kuasa Yang Maha Esa. Namun, pengingkaran manusia
terhadap agama mungkin karena faktor kepribadian maupun lingkungan masing-
masing. Terdapat beberapa kasus yang membuktikan bahwa adanya hubungan
antara faktor keyakinan dengan kesehatan jiwa atau mental. Antara pernyataan
oleh seorang ilmuwan yaitu Carel Gustay beliau menyatakan bahwa “[d]iantara
pasien saya setengah baya, tidak seorang pun yang penyebab penyakit kejiwaannya
tidak dilatarbelakangi oleh aspek agama”.42
Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa dalam diri manusia yaitu qalbu
bertindak sebagai raja dan akal sebagai perdana menteri yang akan menginterpretasi
dan melaksanakan apa yang menjadi keinginan sang raja. Selain itu, Gymnastir
menyebutkan bahwa munculnya konflik, stress, depresi dan ketidakbahagiaan
adalah karena adanya keresahan, kegelisahan dan ketidak tenangan dalam hati. Bila
hati sedang sakit maka tindak dan perilaku manusia akan menyimpang atau mental
menjadi tidak sehat karena hati merupakan pangkal dari segala perbuatan.43
Dalam diri manusia ada tiga bagian potensi yaitu akal, qalb dan nafsu. Qalbu
adalah sentral penentu baik buruknya diri manusia. Di dalam qalbu terdapat empat
lapisan yaitu shadar, qalbu, fuad dan lubb. Lapisan pertama adalah shadar,yaitu
suatu tempat dimana terjadinya tarik-menarik antara kutub kebaikan dan kutub
kefasikan. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an yang berbunyi:
لَۡهَمَهاَََٰها فَأ ٢فُُجورََها َوَتۡقَوى
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya”. (QS as-Syams: 8).44
42Abdul Hamid, “Agama Dan Kesehatan Mental Dalam Perspektif Psikologi Agama”,
Jurnal Kesehatan Tadulako, Vol.3, No. 1 (2017), 7. 43Ahmad Razak, “Terapi Spiritual Islam: Suatu Model Penanggulan Gangguan Depresi”,
Jurnal Ilmiah Psikologi,IJIP 6(2)(2014), 70. 44 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 595.
22
Lapisan kedua adalah qalbu, yaitu tempat memancarnya cahaya imaniah.
Lapisan ini ketiga adalah fuad, yaitu wilayah qalbu yang lebih dalam tempat dimana
terpancarnya cahaya makrifah. Sedangkan lapisan yang paling dalam adalah lubb,
yaitu merupakan pusat kekuatan spiritual manusia karena disinilah tersimpan
kekuatan ilahiyah. Apabila kutub kebaikan lebih kuat pada shadar maka praktis
qalbu dan fuad semakin bersinar. Ini akan membuat qalbu manusia sehat. Qalbu
yang sehat menyebabkan cara berpikir (akal) manusia menjadi baik dan secara
otomatis perilakunya menjadi terarah dan terkontrol dengan baik. Begitu juga
sebaliknya jika kutub keburukan lebih kuat pada lapisan shadar karena ia akan
menjadikan perilakunya tidak sehat.
Sesungguhnya, di dalam al-Qur’an tidak dinyatakan ayat yang khusus dengan
depresi. Tetapi terdapat fenomena yang membawa arti kesedihan yang teramat
sehingga efek kehidupan manusia dari segi fisik dan mental. Antara fenomena yang
terjadi dalam Islam adalah ‘amul huzni yaitu tahun kesedihan bagi Nabi
Muhammad SAW karena kehilangan istri tercinta yaitu saidatina Khadijah dan
pamannya Abu Talib. Oleh itu Allah SWT datangkan Isra’ Mikraj kepada Nabi
untuk menghiburkan Baginda Nabi SAW.
Antara ayat al-Qur’an yang bisa kita kaitkan dengan gejala depresi adalah
daripada surah Yusuf. Firman Allah SWT:
ََٰبنِي َ ْ ٱ َي ُسواْ مِ ۡذَهُبوا ِخيهِ َولَا تَاْۡي َفَتَحس ََۡوِ ن يُوُسَف َوأ ِه ٱُسواْ ِمن ر َ ۥّن َهُ إِ لل َ
ۡوِ لَا يَاْۡي ِ ٱ ُُس ِمن ر َ َٰفُِرونَ ٱ لَۡقۡومُ ٱإِل َا لل َ ٢٨ لَۡك“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS Yusuf: 87)
Allah SWT memberitakan kepada nabi Ya’qub bahwa dia menyuruh anak-
anakya untuk mencari berita tentang Yusuf dan saudaranya Bunyamin. Dia
membangkitkan semangat, memberi kabar gembira dan menyuruh mereka agar
tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT dan agar terus berharap dan memohon
23
kepada Allah SWT supaya tercapai maksud dan tujuan mereka, karena hanya
orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah SWT.
Selain itu, kisah Maryam yang mengandung dan melahirkan Nabi Isa AS yaitu
beliau telah memencilkan diri dan kandungannya ke tempat yang jauh. Di saat
beliau ingin melahirkan ia hampir berputus asa dan telah dipujuk oleh Jibril AS agar
tidak bersedih hati. Sebagaimana firman Allah SWT:
َجآَءَهاَقَالَۡت َيَٰلَۡيتَنِي ِمت ُ َقۡبَل َهََٰذا َوُكنُت لن َۡخلَةِ ٱإِلَيَٰ ِجۡذِع لَۡمَخاُض ٱ فَأ
ا نِسي ٗ ٨٢نَۡسٗيا م َ“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal
pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan
aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan"
Dalam keadaan lemah dan kesakitan itu, Allah pun memerintahkan Maryam
untuk menggegarkan pohon tamar supaya dapat menikmati bertenaga semula untuk
meneruskan hidup. Begitulah Allah Taala mengajar Maryam untuk berusaha serta
bertawakal walau apapun yang berlaku kerana itu merupakan sunatullah.
Oleh itu, agama juga adalah antara faktor yang mempengaruhi seseorang
mengalami depresi meskipun ia bukanlah faktor yang major. Sebagaimana kita lihat
dalam al-Qur’an orang yang beriman juga merasakan sedih dan berputus asa.
Namun, indahnya Islam karena memberi panduan agar kita tidak terus jatuh dan
berputus asa dari rahmat Allah SWT.
24
BAB III
AYAT-AYAT TENTANG GEJALA DEPRESI DALAM AL-QUR’AN
A. Lafaz dan Ayat-ayat yang Berkaitan dengan Gejala Depresi
1. Lafaz Ta’sa )تأس(
a. Surah al-Maa’idah Ayat 26
ۛۡ يَتِيُهوَن فِي قَاَل ۡرَبعِيَن َسَنٗةَۡرِض ٱفَإِن ََها ُمَحر ََمٌة َعلَۡيِهۡمۛۡ أ
ََس َعلَ لۡأ
ۡي فَلَا تَأ
٨٢ لَۡفَِٰسقِينَ ٱلَۡقۡومِ ٱ“Allah berfirman, "Jika demikian, maka sesungguhnya negeri itu terlarang buat
mereka selama empat puluh tahun, selama itu, mereka akan berputar-putar
kebingungan di bumi. Maka janganlah kamu bersedih hati memikirkan nasib
orang-orang yang fasik itu.”45
b. Surah al-Maa’idah Ayat 68
ۡهَل قُۡل َأ ْ لِۡكَتَٰبِ ٱَيَٰٓ َٰةَ ٱ لَۡسُتۡم َعلَيَٰ َشۡيٍء َحت َيَٰ تُقِيُموا َمآ وَ لۡإِّنِجيَل ٱوَ لت َۡوَرى
ب َِك ّنزَِل إِلَۡيَك مِن ر َُٓ أ ا ِۡنُهم م َ ب ُِكۡمۗۡ َولََيزِيَدن َ َكثِيٗرا م ِن ر َ ّنزَِل إِلَۡيُكم م
ُأ
َس َعلَي َٰۡفِرِينَ ٱِم لَۡقوۡ ٱُطۡغَيَٰٗنا َوُكۡفٗراه فَلَا تَأ ٢٢ لَۡك
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun
hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan al-Qur’an yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan
kekafiran kepada kebanyakan dari mereka, maka janganlah kamu bersedih hati
terhadap orang-orang yang kafir itu.”46
45 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 112. 46 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 119.
25
c. Surah al-Hadid Ayat 23
َُٰكۡمۗۡ وَ ل َِكۡيلَا َسۡواْ َعلَيَٰ َما فَاتَُكۡم َولَا َتۡفرَُحواْ بَِمآ َءاتَىُۡ ٱتَأ ل َ لَا يُِحب ُ كُ لل َ
٨٢ُمۡخَتاٖل فَُخوٍر “Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid: 23)47
2. Lafaz Tab’isu )تبئس)
a. Surah Hud Ayat 36
وِحيَ ُّن َهُ َوأ
َن قَۡد َءاَمَن فَلَا تَبَۡتئ ُِۡس بَِما لَن يُۡؤِمَن ِمن قَۡوِمَك إِل َا مَ ۥإِلَيَٰ ّنُوٍ أ
٢٢َكاّنُواْ َيۡفَعلُوَن “Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di
antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah
kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan” (QS Hud: 36)48
b. Surah Yusuf Ayat 69
ا ُخوَك فَلَا تَبَۡتئ ُِۡس بَِما َولَم ََّنَا۠ أ
َه قَاَل إِّن ِٓي أ َخاهُ
ََدَخلُواْ َعلَيَٰ يُوُسَف َءاَوىَٰٓ إِلَۡيهِ أ
٢٦َكاّنُواْ َيۡعَملُوَن “Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya
(Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku (ini) adalah
saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka
kerjakan” (QS Yusuf: 69)49
47 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 540. 48Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 225. 49 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 243.
26
3. Lafaz Bakhi’un )بخع(
a. Surah As-Syua’ara Ayat 3
ل َ لََعل ََك َ ٢ا يَُكوّنُواْ ُمۡؤِمنِيَن َبَِٰخٞع ن َۡفَسَك أ
“Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka
tidak beriman” (QS As-Syu’ara: 3)50
b. Surah al-Kahfi Ayat 6
َسًفا لَۡحِديِث ٱَبَِٰخٞع ن َۡفَسَك َعلَيَٰٓ َءاَثَٰرِهِۡم إِن ل َۡم يُۡؤِمُنواْ بَِهََٰذا فَلََعل ََك َ ٢أ
“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati
setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini
(Al-Qur’an)” (QS Al-Kahfi: 6)51
4. Lafaz ‘Asafa )أسف( a. Surah al-A’raf Ayat 150
ا ِسٗفا قَاَل بِۡئَسَما َخلَۡفُتُموِِن ِمۢن َبۡعِدٓيۖٓ ۦ يَٰ قَۡوِمهِ رََجَع ُموَسيَٰٓ إِلَ َولَم َََغۡضَبََٰن أ
لَۡقي َۡمَر َرب ُِكۡمه َوأ
ََعِجلُۡتۡم أ
َلَۡوا َ ٱأ
َهُ لۡأ ِخيهِ يَُجر ُ
َِس أ
َۡخَذ بَِرأ
َ ۡبنَ ٱإِلَۡيهِ قَاَل ۥٓ َوأ
م َ إِن َ ُْ َيۡقُتلُوّنَنِي فَ ۡسَتۡضَعُفوِِن ٱلَۡقۡومَ ٱأ ۡعَدآءَ ٱلَا تُۡشِمۡت بَِي َوََكُدوا
ََولَا لۡأ
َٰلِِمينَ ٱلَۡقۡومِ ٱتَۡجَعلۡنِي َمَع ٢٥١ لظ َ“Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati
berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah
kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun
melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya
(Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku,
sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka
membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira
50 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 367. 51 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 294.
27
melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang
yang zalim” (QS Al-A’raf: 150)52
b. Surah Yusuf Ayat 84
ََٰسَفيَٰ َعلَيَٰ يُوُسَف وَ َوتََول َ
َأ ۡت ٱَعۡنُهۡم َوقَاَل َيَٰٓ ُهَو فَ لُۡحۡزنِ ٱَعۡيَناهُ ِمَن ۡبَيض َ
٢٤َكِظيٞم “Dan Ya´qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai
duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena
kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-
anaknya)” (QS Yusuf: 84)53
c. Surah Taha Ayat 86
لَۡم يَعِۡدُكۡم َرب ُُكۡم وَۡعًدا ۦ ُموَسيَٰٓ إِلَيَٰ قَۡوِمهِ فَرََجعَ َََٰقۡوِم أ ِسٗفاۚ قَاَل َي
ََغۡضَبََٰن أ
َفَطاَل َعلَۡيُكُم َۚ أ ِن ۡهدُ لۡعَ ٱَحَسًنا ن يَِحل َ َعلَۡيُكۡم َغَضٞب م
ََردت ُۡم أ
َۡم أ
َأ
وِۡعِدي ۡخلَۡفُتم م ََب ُِكۡم فَأ ٢٢ر َ
“Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu
suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu
atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu
melanggar perjanjianmu dengan aku?” (QS Taha: 86)54
5. Lafaz ‘Asaa)آسى( a. Surah al-a’araf Ayat 93
َِٰ َوّنََصۡحُت لَُكۡمه َعۡنُهۡم َوقَاَل َيََٰقوۡ َفَتَول َ َلَِٰت َرّب ۡغُتُكۡم رَِسَٰ
بۡلََِم لََقۡد أ
٦٢فََكۡيَف َءاَسيَٰ َعلَيَٰ قَۡوٖم َكَٰفِرِيَن “Maka Syu´aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku,
sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan
52 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 169. 53 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 243. 54 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 254
28
aku telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati
terhadap orang-orang yang kafir?” (QS Al-A’raf)55
B. Asbab an-Nuzul Dan Munasabah Ayat
Asbab an-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa turunnya
ayat, baik sebelum maupun sesudah turunnya, di mana kandungan ayat tersebut
berkaitan dengan peristiwa tersebut. Peristiwa yang dimaksudkan adalah kejadian
tertentu yang berupa pertanyaan yang diajukan serta ia terjadi pada masa turunnya
al-Qur’an dalam rentang waktu dua puluh dua tahun.56 Perkara yang disebabkan
olehnya diturunkan suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebabnya,
jawaban terhadap Sesuatu sebab atau menerangkan hukumnya pada saat terjadinya
peritiwa itu.57
Munasabah ayat dari segi bahasa bermakna kedekatan. Menurut pendapat
ulama munasabah ayat adalah hubungan kedekatan antara ayat atau kumpulan ayat
al-Qur’an satu dengan lainnya. Namun, ia mencakup banyak ragam dan yang akan
digunakan oleh penulis adalah hubungan ayat dengan ayat sesudahnya.58
Di sini, penulis akan berusaha memberikan Asbab an-Nuzul ayat bagi setiap
ayat yang telah diberikan sebanyak 11 ayat serta menjelaskan munasabah ayat
sebelum, atau ayat sesudahnya.
1. Surah al-Maa’idah Ayat 26
Surah al-Maa’idah ini adalah surah madaniyyah yang terdiri dari 120 ayat.
Surah ini juga dinamakan al-‘Uqud yaitu perjanjian dan al-Munqidah yaitu
penyelamat. Di dalam surah ini terdapat beberapa persesuaian antara surah ini
dengan sesudahnya yaitu surah an-Nisa’. Diantaranya adalah sebagian besar
surah ini memberi sanggahan terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani, di
55 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:
Pustaka Darul Iman, 2007), 162. 56Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang, Lantera Hati, 2013), 235. 57Wahyuddin, “Asbabun Nuzul Sebagai Langkah Awal Menafsirkan al-Qur’an”, Jurnal
Sosial Humaniora,Vol.3, No.1(2010), 192. 58Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang, Lantera Hati, 2013), 244.
29
samping menerangkan sedikit tentang orang-orang munafik dan kaum
musyrikin, yang sering dibicarakan dalam surah an-Nisa’.59
Ayat sebelumnya menceritakan tentang Nabi Musa mengajak kaumnya
yaitu bani Israil untuk berjihad dan memasuki Baitul Maqdis yang dahulunya
berada di tangan mereka di masa Nabi Ya’qub. Sampai mereka keluar, mereka
mendaptkan di Baitul Maqdis orang-orang raksasa yang gagah perkasa telah
menguasainya. Tetapi bani Israil menolak ajakan Nabi Musa dan berkata
“pergilah bersama Tuhan untuk berperang dan kami tunggu duduk di sini”.
Karena keingkaranmereka dihukum oleh Allah SWT dengan diharamkan kota
itu atas mereka selama 40 tahun.Oleh itu, Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT
agar dipisahkan ia dan Nabi Harun daripada orang fasik. Namun, di dalam ayat
ini asbab an-Nuzul belum ditemukan.
2. Surah Al-Maa’idah Ayat 68
Pada ayat ini menceritakan tentang golongan ahli kitab yang tidak
dipandang beragama sehingga mereka menegakkan ajaran Taurat dan Injil. Dan
banyak golongan mereka yang ingkar dan durhaka kepada Nabi Muhammad
SAW. Oleh itu, pada ayat seterusnya Allah SWT menyatakan bahwa orang
mukmin, yahudi dan shabi’in serta orang nasrani yang beriman dan percaya
kepada Allah SWT akan dijamin keamanan kepada mereka sehingga tidak ada
rasa takut atau kesusahan bagi mereka baik di dunia atau di akhirat. Namun, di
dalam ayat ini asbab an-Nuzul belum ditemukan.
3. Surah Al-Hadid Ayat 23
Surah ini memiliki 29 ayat dan merupakan surah makiyyah. Maksud surah
ini adalah besi. Sebelum ayat ini Allah SWT menceritakan tentang takdir-Nya
yang telah ditetapkan terhadap makhluk-Nya sebelum Dia memulai penciptaan-
59 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir al-Maragi, Diterjemahkan dari buku
aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Bahrun Abubakar (Semarang, PT.Karya Toha Putra
Semarang, 1993), 76.
30
Nya. Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: Aku
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
السموات واألض بخمسين ألف سنة قدر الله المقادير قبل أن يخلق
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan takdir-takdir makhluk lima puluh
ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan.”60
Pada ayat ini Allah SWT mengingatkan agak kita agar tidak berduka cita
terhadap apa yang telah luput dari kita dan Dia juga mengingatkan agar kita
tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan. Sesungguhnya Allah
SWT tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
Pada ayat selanjutnya, Allah SWT menyambung bahwa mereka adalah
orang yang mengerjakan kemunkaran dan mendorong orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Namun, pada ayat ini juga, penulis belum
menemukan asbab an-Nuzul.
4. Surah Hud Ayat 36
Surah ini terdapat 123 ayat dan merpakan ayat Makiyyah. Pada ayat ini
Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh bahwa kaumnya tidak akan beriman
kepadanya. Ada yang mengatakan, ada seorang laki-laki dari kaum Nabi Nuh
yang membawa anaknya di atas pundaknya, anak itu meminta batu dari ayahnya
lalu melemparkannya kepada Nabi Nuh hingga berdarah, lalu Allah SWT
menurunkan ayat ini kepadanya.61
Pada ayat selanjutnya, Allah SWT memerintahkan agar Nabi Nuh segera
membuat kapal atau bahtera yaitu di bawah pimpinan Allah SWT dengan
wahyu bagaimana cara membuat kapal itu.
60 Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul “Lubabut
Tafsir Min Ibn Katsir” oleh Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan, (Indonesia, Pustaka Imam Syafi’i,2017)
389. 61 Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi Jilid 9, Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul
“Al-Jami’ li Ahkaam al-Qur’am” oleh Sudi Rosadi et. al (Jakarta, Pustaka Azzam, 2008), 70.
31
5. Surah Yusuf Ayat 69 dan 84
Surah ini tergolong dalam surah Makiyyah dan memiliki ayat sebanyak
111 ayat. Surah ini menceritakan tentang kisah Nabi Yusuf daripada kecil
sehingga umur dewasa sehingga diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Pada ayat
68 menceritakan tentang anak-anak Nabi Ya’kub masuk ke Mesir menurut apa
yang telah diperintahkan oleh ayah mereka yaitu masuk pintu gerbang yang
berbeza. Hal ini karena agar mereka dapat berhati-hati. Namun, sekiranya Allah
SWT mendatangkan bahaya kepada mereka, tetap ia akan datang.
Pada ayat ini, diceritakan pula bahwa Nabi Yusuf bertemu dengan
saudaranya yaitu Bunyamin dan diberitahu bahwa dia adalah saudara kepada
Bunyamin yang telah terpisah sekian lama. Nabi Yusuf juga memsan kepada
adiknya agar tidak berkecil hati atas perbuatan saudara-saudaranya memisahkan
mereka dengan perbuatan amat jahat 25 tahun yang lalu.
Pada ayat 84 berkisahkan kesabaran Nabi Ya’kub yang kecewa dengan
anak-anaknya membuat ia kehilangan anaknya kali kedua yaitu Bunyamin. Ia
berharap agar anaknya Nabi Yusuf dan Bunyamin tidak mati.
Pada ayat selanjutnya, anak-anaknya itu mencoba menenangkan hati Nabi
Ya’kub yang sudah sakit sehingga putih matanya dan tidak kuat lagi
pengelihatannya. Mereka juga takut ayah mereka meninggal dalam keadaan
makan hati berulam jantung. Namun, pada kedua ayat ini, tidak dijumpai asbab
an-Nuzulnya.
6. Surah Al-A’raf Ayat 93 dan 150
Surah ini secara keseluruhan adalah Makiyyah dan memiliki 205 ayat.
Surah ini banyak persamaan dengan surah sebelumnya al-An’am yang banyak
membahaskan tentang dasar-dasar umum agama dan surah ini menerangkan dan
menjelaskan hal yang telah dinyatakan dengan ringkas di dalam surah
sebelumnya. Terutama kisah-kisah rasul-rasul sebelumnya dengan keadaan
kaum masing-masing.
32
Pada ayat 93 Nabi Syu’aib mempersoalkan mengapa ia perlu bersedih
memikirkan kaumnya yang telah dibinasakan oleh Allah SWT karena ingkar
terhadap keesaan Allah SWT dan mendustakan Rasul-Nya. Ayat ini sangat
berkait dengan ayat selepasnya.
Ayat sebelumnya membicarakan tentang dalam mengikuti ajaran-Nya ada
sunnatullah yang berlaku kepada hamba-Nya yaitu Allah SWT akan mengutus
guru untuk memimpin umat menunjukkan jalan yang selamat dan berbahaya.
Allah SWT juga menguji kesusahan dan kesenangan supaya kembali tunduk,
mengakui kebesaran dan takut serta patuh pada-Nya.
Di dalam ayat 150 surah al-A’raf menceritakan tentang Nabi Musa yang
amat marah dan sedih dengan perbuatan kaumnya yang menyembah berhala
berupa anak sapi ketika ditinggal selama ia bermunajat kepada Allah SWT.
Pada ayat seterusnya, Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT agar mengampuni
dosa-dosa dia dan saudaranya serta memasuki mereka dalam rahmat-Nya.
Kedua ayat ini juga, belum ditemukan asbab an-Nuzul.
7. Surah As-Syu’ara Ayat 3
Surah as-Syu’ara ini tergolong surah Makiyyah dan terdiri dari 227 ayat.
Ayat ini tentang Nabi Muhammad SAW akan membinasakan diri karena sedih
melihat kaumnya yang enggan beriman atau karena keinginannya yang keras
melihat kaumnya menerima risalahnya. Pada ayat selanjutnya, Allah SWT
memujuk Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa jika Dia
kehendaki, Dia akan menurunkan sesuatu mukjizat dari langit yang akan
memaksa orang kafir dan musyrik itu tunduk kepada kekasih-Nya dan beriman.
Akan tetapi Allah SWT inginkan orang beriman dan menerima risalah Nabi
Muhammad SAW karena keyakinan dan kesadaran, bukan karena paksa atay
ketakutan.62 Namun, di dalam ayat ini belum ditemukan asbab an-nuzulnya.
62 Ibn Katsir, Terjemahan Singkat Tafsir Ibn Katsir Jilid 3, (Surabaya, PT Bina Ilmu, 2002),
39.
33
8. Surah Al-Kahfi Ayat 6
Surah al-Kahfi tergolong dalam surah Makiyyah dan terdiri dari 110 ayat.
Di dalam ayat ini Allah SWT menghiburkan Nabi SAW yang bersedih hati
akibat kaumnya enggan beriman dengannya. Pada ayat selanjutnya, Allah SWT
menyebutkan bahwa apa yang dijadikan di atas muka bumi ini adalah sebagai
perhiasan untuk menguji siapakah yang berbuat baik dan siapakah yang berbuat
buruk. Namun, pada ayat ini belum ditemukan asbab an-Nuzul.
9. Surah Taha Ayat 86
Surah Taha ini terdiri daripada 135 ayat dan tergolong dalam surah
Makiyyah. Pada ayat ini menceritakan tentang Nabi Musa yang murka akan
samiri yang telah menipu dan kepada kaumnya yang tidak mau mengerti serta
kepada saudaranya Nabi Harun karena lemah. Ia sangat sedih karena kaumnya
melupakan apa yang telah diajarkan tentang kepercayaan kepada Allah SWT
beberapa hari sebelum ia meninggalkan kaumnya.
Pada ayat selanjutnya, kaumnya menjawab bahwa mereka melanggar janji
buka atas kemauan mereka sendiri tetapi mereka diajak memikul beban-beban
perhiasan kaum itu. Setelah barang-barang itu dikumpulkan, Samiri membuat
satu lobang dan dilemparkan barang-barang itu ke dalamnya. Lalu, dibakar dan
dijadikan berhala yang menyerupai anak lembu. Pada ayat ini juga tidak
ditemukan asbab an-Nuzul.
C. Penafsiran Ayat Tentang Gejala Depresi
1. Surah al-Maa’idah Ayat 26
Menurut tafsir Ibn Katsir, ketika bani Israil benar-benar tidak mahu
berjihad sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT, maka Nabi Musa berdoa
supaya Allah SWT menghukum mereka. Ibn Abbas r.a berkata: Bani Israil
telah merantau empat puluh tahun, maka matilah saat itu Nabi Musa dan Nabi
Harun dan semua orang yang usianya lebih dari empat puluh tahun, kemudian
sesudah itu, Yusya’ sebagai khalifah pengganti Nabi Musa mengajak bani Israil
memasuki kota Baitul Maqdis sehingga dapat membukanya dan mendapat
34