Upload
divika-shilvana
View
150
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1
Presented by : Dr. Dadang Mulyawan
Nomenklatur Larutan
1 Mol = 6,02 x 1023 molekul Molaritas (M)
jumlah mol dari zat terlarut per liter larutan Molalitas (m)
mol/konsentrasi dari zat terlarut per kilogram pelarut
Ekuivalensi (Eq) unit pengukuran aktivitas ionik = berat ion
dalam gram yang menggantikan atau berkombinasi dengan satu gram (mol) ion H+ monovalen
∑ Eq = ∑mol x valensi (muatan)2
Nomenklatur Larutan Osmosis : pergerakan air melewati
membran semipermeabel akibat perbedaan konsentrasi antara dua sisi dari zat yang non difusif
Tekanan osmotik : tekanan pada satu sisi dari sejumlah zat terlarut untuk mencegah perge-rakan air mengikuti perbedaan konsentrasi . tergatung dari jml partikel zat terlarut yang non difusif.
1 osmol = 1 mol zat yg tak dapat dipisahkan
3
Nomenklatur Larutan
Osmolaritas = ∑ osmol / ltr larutan Osmolalitas = ∑ osmol / kg pelarut Tonisitas menggambarkan efek
larutan terhadap volume sel Larutan isotonik Larutan hipo/hipertonik
4
KOMPARTEMEN CAIRAN
Jumlah air tubuh ♀ 50% BB , ♂ 60% BB
Kompartemen : Extraseluler : intravaskuler &
interstitial Intraseluler
5
6
Table 28–1. Body Fluid Compartments (Based on Average 70-kg Male).
Compartment Fluid as Percent Body Weight (%)
Total Body Water (%)
Fluid Volume (L)
Intracellular 40 67 28Extracellular Interstitial 15 25 10.5 Intravascular 5 8 3.5Total 60 100 42
CAIRAN INTRASELULER Berperan pada proses : menghasilkan,
menyimpan, penggunaan energi dan perbaikan sel
Pompa `membrane bound ATP-dependent` mempertukarkan Na dgn K (ratio 3:2)
K intraseluler → tekanan osmotik intraseluluer Na extraseluler → tekanan osmotik
extraseluler Gangguan pada aktifitas pompa Na-K-ATPase
akan menyebabkan pembengkakan sel
7
CAIRAN EXTRASELULER
CAIRAN INTERSTITIAL Cairan bebas & bentuk gel Protein yang masuk ruang interstitial akan
dikembalikan ke sistim vaskuler melalui sistim limfatik.
CAIRAN INTRAVASKULERBerbentuk sebagai plasmaIkatan antarsel endotel mencegah keluarnya protein dari intravaskuler plasma protein (albumin) satu2nya zat terlarut secara osmotik aktif tidak terjadi pertukaran cairan plasma dan cairan interstitial
8
Table 28–2. The Composition of Fluid Compartments.
Extracellular
Gram-Molecular Weight
Intracellular (mEq/L)
Intravascular (mEq/L)
Interstitial (mEq/L)
Sodium 23.0 10 145 142
Potassium 39.1 140 4 4
Calcium 40.1 < 1 3 3
Magnesium 24.3 50 2 2
Chloride 35.5 4 105 110
Bicarbonate 61.0 10 24 28
Phosphorus 31.01
75 2 2
Protein (g/dL) 16 7 2
9
Pertukaran Cairan Antar Kompartemen
Difusi : gerakan acak dari molekul yang disebabkan energi kinetik nya dan
bertanggungjawab terhadap pertukaran cairan dan larutan antar kompartemen
Kecepatan difusi tergantung pada :1. permeabilitas zat terhadap
membran2. perbedaan konsentrasi3.perbedaan tekanan4. potensial listrik
10
Difusi melalui Membran Sel
Mekanisme : 1. Langsung, melewati lapisan lemak bilayer pada
membran sel (O2 , CO2, air, zat terlarut dalam lemak)
2. Melewati protein channel dalam membrane (kation Na+ dan K+ )
3. Melalui ikatan dengan protein carrier yang reversible yang dapat melalui membran (difusi dengan fasilitasi) glukosa & asam amino
Perpindahan cairan dari kompartemen yang hipoosmolar kompartemen yang hiperosmolar
11
Difusi melalui Endotel KapilerDinding kapiler tebalnya 0,5μm, satu
lapis sel endotel, dapat ditembus langsung oleh O2, CO2, air, zat larut dalam lemak
Celah interseluler endotel 6-7nm, dapat dilalui oleh Na, Cl, K, Glucose
Pertukaran cairan dipengaruhi tekanan hidrostatik dan daya osmotik, besarnya berbeda untuk tiap jaringan
12
Gangguan Keseimbangan CairanKeseimbangan air normal
Intake 2500 mldaily water loss 2500ml
1500 ml melalui urin400 ml penguapan di saluran
nafas400 ml penguapan di kulit100 ml keringat100 ml melalui feces
13
HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI SODIUM PLASMA, OSMOLALITAS EXTRASELULER & OSMOLALITAS INTRASELULER
- Osmolalitas ECF ~ jumlah konsentrasi seluruh larutan
- Na+ & anion merupakan 90% ECF- ICF & ECF dalam kesetimbangan osmotik- Konsentrasi [Na+]plasma menunjukkan total
osmolalitas tubuh- Sodium & potassium merupakan kation
utama intra & extraseluler
14
Osmolalitas plasma : 280-290mOsm/L Diatur oleh osmoreseptor di
hypothalamus, melalui sekresi ADH dan Mekanisme haus.
osmolalitas plasma ↗ sekresi ADH reabsorpsi air di tubulus kolektivus renal
Stimulasi pelepasan ADH non osmotik : Baroreseptor carotis Peregangan reseptor atrial Nyeri Tekanan emosional Hipoksia
15
Rasa haus
- mengatasi hiperosmolalitas & hipernatremia
- hanya pada orang sadar- diatur pada osmoreseptor di area
preoptik lateral hipothalamus
16
HIPEROSMOLALITAS & HIPERNATREMIAPasen dengan hipernatremia dapat
memiliki total sodium dalam tubuh yang rendah, normal, atau tinggi
Major Causes of Hypernatremia Impaired thirst : penurunan kesadaran Osmotic diuresis: diabetic ketoacidosis,
nonketotic hyperosmolar, coma, mannitol administration
Excessive water losses Renal : Neurogenic diabetes insipidus,
Nephrogenic diabetes insipidus Extrarenal : Sweating Combined disorders
Coma plus hypertonic nasogastric feeding
17
Hipernatremia & kadar Sodium tubuh rendah
Terjadi kehilangan air > sodiumRenal : diuresis osmotikEkstra renal : diare, keringatTanda-tanda hipovolemia
Hipernatremia & kadar sodium tubuh normal
Hilangnya cairan melalui kulit, saluran nafas, ginjal & diabetes insipidus
18
a. Diabetes insipidus sentral * kerusakan area hipothalamus atau pituitary neurosurgical, trauma kepala
b. Diabetes insipidus nefrogenik* penyakit ginjal kronik, hipokalemia, hiperkalsemia, hipoproteinemia, sickle cell disease, efek samping obat (manitol, amphoterisin B, dll) sekresi ADH normal kegagalan ginjal merespon ADH
19
Hipernatremia & kadar sodium tubuh meningkat
Sering akibat pemberian larutan saline hypertonik berlebihan
Hiperaldosteronism, cushing syndrome
MANIFESTASI KLINISgelisah, letargi, hiperreflex, kejang, koma
Berhubungan dengan kecepatan air keluar dari otak volume otak ↘ ruptur vena serebral fokal intra serebral atau perdarahan subarachnoid
20
21
PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA
Koreksi defisit cairan dgn Dextrose 5% dalam air dalam waktu > 48 jam
Koreksi secara cepat : kejang, edema otak, kerusakan neurologis permanen, kematian
Pemeriksaan serial osmolalitas NaPenurunan konsentrasi Na < 0,5 mEq/L/jam
• Hipernatremi dgn Na ↘ lar.isotonik untuk mengembalikan volume
plasma lar.hipotonik
Hipernatremi dgn Na ↗ loop diuretik dan dextrose 5% i.v
22
23
ALGORITMA PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA
Menghitung defisit cairan Normal TBW x Normal [Na+]= TBW saat ini
x [Na+]saat ini Defisit cairan = Normal TBW-TBW saat ini
HIPOOSMOLALITAS & HIPONATREMIA
Hipoosmolalitas hampir selalu berhubungan dengan
hiponatremia (Na < 135 mEq/L)
Hiponatremia dengan sodium total tubuh Normal
- Pada insuf.glukokortikoid, hipotiroidism, terapi obat klorpropamid& siklofosfamid, SIADH
24
Hiponatremia & kadar total sodium tubuh rendah
Defisit intravaskuler aktivasi sekresi ADH bila pengurangan volume berlanjut penekanan ADH
*Renal : penggunaan diuretik thiazid Na urin > 20 mEq/L
*Extra renal : muntah, diare, perdarahan, luka bakar, pankreatitis
Na urinn < 10 mEq/L
25
Hiponatremia dengan kadar total sodium tubuh meningkat
- Kegagalan fungsi ginjal untuk mengekresikan air
- Mekanisme pelepasan ADH nonosmotik
- Penurunan transport cairan menuju segmen distal nefron
- Pada CHF, sirosis, gagal ginjal, sindroma nefrotik
26
MANIFESTASI KLINIS HIPONATREMIA- Ringan – sedang (Na >125 mEq/L) :
asimptomatik, nausea, kelemahan tubuh- Berat (Na < 120 mEq/L) : edema serebral,
letargi, konfusion,kejang,koma, kematian
TERAPI HIPONATREMIA sesuai dengan gangguan dasar
Defisit Na+ = TBW x ([Na+] diinginkan -
[Na+]saat ini)27
28
GANGGUAN KESEIMBANGAN SODIUM
Volume ECF ~ total sodium tubuh [Na+] plasma indikatif terhadap
keseimbangan cairan tubuh
Mekanisme kontrol A. Sensor volume
pada baroreseptor sinus karotikus perubahan tekanan darah simpatis & sekresi ADH non osmotik
Apparatus juxtagolmerulus sistem angiotensin-aldosteron
Reseptor regangan pada atrium pelepasan hormon natriuretikatrial & ADH
29
B. Efektor perubahan volume
1. renin angiotensin-aldosteron 2. atrial natriuretik peptide
vasodilatasi & meningkatkan excresi sodium urin dan air
meningkatkan GFR3. Pressure natriuresis4. Aktivitas sistim saraf simpatik5. GFR ~ konsentrasi sodium plasma6. Keseimbangan tubuloglomerular7. Hormon antidiuretik
30
Perpindahan potasium interkompartemen diikuti :
Perubahan pHAsidosis K ↑plasma & ekstrasel Alkalosis K ↓ plasmaPerubahan K plasma 0,6 ( 0,2-1,2)mEq/L merubah
pH arterial 0,1 unit Level insulin sirkulasi aktivasi Na-K ATPase uptake K ↑ dalam hati &
sel otot skeletAktivitas katekolamin sirkulasi
aktivasi β2 adrenegik Na-K-ATP ase ↑ Peningkatan osmolalitas plasma K plasma
↑ Hipotermia uptake seluler ↑ K plasma ↓
HIPOKALEMIA : K < 3,5 mEq/L
Penyebab : 1. Perpindahan K interkompartemen
K ECF ICF pada : akut alkalosis, hipokalemik periodik paralisis, barium ingestion, terapi insulin, terapi B12, tirotoksiksis
2. Peningkatan hilangnya potasium# ekses renal loss : primary hyperaldosteronism (Conn`s Syndrome), renovascular hypertension, Batter’s syndrom, Liddle’s syndrome , diuresis, kronik metabolik alkalosis, antibiotik, renal tubular asidosis# gastrointestinal loss : muntah, penghisapan NGT, diare sekretorik
3. Asupan potasium yang inadekuat 33
Manifestasi klinis hipokalemia Cardiovascular Electrocardiographic changes/arrhythmias,
Myocardial dysfunction
Neuromuscular Skeletal muscle weakness, Tetany,
Rhabdomyolysis, Ileus
Renal Polyuria (nephrogenic diabetes insipidus)
Hormonal Decreased insulin secretion
Metabolic Encephalopathy in patients with liver disease
34
Terapi hipokalemia :1.Per oral 60-80 mEq/hr2.Intraveva :
- mengeluarkan pasein dr keadaan bahaya- iv perifer 8 mEq/jam- KI pemberian larutan dextrose- iv sentral 10-20 mEq/jam- iv femoral dgn kateter- max 240 mEq/hari
35
HIPERKALEMIA : K plasma > 5,5 meq/L
Penyebab hiperkalemia :Pseudohyperkalemia : Red cell hemolysis, Marked
leukocytosis/thrombocytosisIntercompartmental shifts : Acidosis,
Hypertonicity , Rhabdomyolysis, Excessive exercise, Periodic paralysis, Succinylcholine
Decreased renal potassium excretion : Renal failure, Decreased mineralocorticoid activity and impaired Na+ reabsorptio , Acquired immunodeficiency syndrome,
Competitive potassium-sparing diuretics ( Spironolactone ), ACE1 inhibitors, Nonsteroidal antiinflammatory drugs, Trimethoprim
Enhanced Cl– reabsorption : Gordon's syndrome, Cyclosporine
Increased potassium intake : Salt substitutes36
Manifestasi klinis hiperkalemia :-Kelemahan otot skeletal, K > 8 mEq/L
Pemanjangan depolarisasi dan inaktivasi Na channel di membran sel
- Pada otot jantung perlambatan depolarisasi,
K > 7 mEq/L, Gelombang T tinggi, interval QT memendek QRS melebar interval PR memanjang gelombang P hilang amplitudo R hilang depresi ST segmen progresi menjadi Ventrikel fibrilasi dan asistole
37
Terapi Hiperkalemia :-Pemberian mineralokortikod pada hiperaldosteronism-Kurangi intake potassium-Pemberian Calcium antagonis efek hiperkalemia terhadap jantung-Pemberian Sodium bikarbonat bila terjadi asidosis
metabolik-Agonis β2 adrenergik-Epenefrin dosis rendah menurunkan K plasma & inotropik-Pemberian infus glukosa dan insulin intravena-Furosemid meningkatkan ekskresi melalui urine-Hemodialisa
38
GANGGUAN KESEIMBANGAN KALSIUM
Keseimbangan Normal Kalsium- Intake rata-rata orang dewasa 600-800mg/hr- Absorpsi terutama di usus kecil bag.proximal- 80% dibuang melalui feses- Ekskresi mll ginjal 100mg/hr (50-300mg/hr)- 90% direabsorpsi di tubulus proximal &
ascending loop of Henle- Di tubulus distal reabsorpsi tergantung
hormon paratiroid
39
Normal : 8,5-10,5 mg/dl (2,1-2,6 mmol/L) 50% bentuk ion bebas (terpenting) 40% terikat protein (albumin) 10% membentuk komplex dgn anion (sitrat & asam amino)
Ca akan keluar ECF melalui : deposisi kedalam tulang, ekskresi melalui urin, sekresi ke saluran cerna, pembentukan keringat
40
Regulasi Ca ekstrasel :
1.Hormon paratiroidCa plasma ↘ sekresi PTH mobilisasi Ca dari tulang, reabsorpsi di tubulus distal, meningkatkan Ca intestinal
2.Vitamin D (1,25 dihidroxykolekalsierol) absorpsi di intestinal, fasilitasi PTH di tulang, menambah reabsorpsi di tubulus distal
3. Kalsitonin inhibisi reabsorpsi oleh tulang meningkatkan ekskresi melalui urine
41
HIPERKALSEMIA Hyperparathyroidism Malignancy Excessive vitamin D intake Paget's disease of bone Granulomatous disorders (sarcoidosis,
tuberculosis) Chronic immobilization Milk-alkali syndrome Adrenal insufficiency Drug-induced Thiazide diuretics Lithium
42
Manifestasi Klinis :*Anoreksia, mual , muntah, kelemahan,
poliuria, ataxia, iritabilitas, letargi, konfusi, koma
*Hipertensi sebelum terjadi hipovolemia*EKG : ST segmen memendek, interval QT
memendek
TERAPI HIPERKALEMIA :- Diuresis cepat : infus saline dan loop diuretik- Dialisis bila terdapat gagal ginjal atau
jantung
43
HIPOKALSEMIA
Hypoparathyroidism Pseudohypoparathyroidism Vitamin D deficiency :
Nutritional, Malabsorption Hyperphosphatemia Precipitation of calcium :
Pancreatitis, Rhabdomyolysis, Fat embolism
Chelation of calcium : Multiple rapid red blood transfusions or
rapid infusion of large amounts of albumin
44
Manifestasi Klinis Hipokalsemia- parestesia, konfusi, laryngospasme,
carpopedal spasme (trousseu’s sign), masseter spasme (chovstek’s sign), kejang
- Aritmia, gagal jantung, hipotensi- EKG : interval QT memanjang
TERAPI HIPOKALSEMIA- CaCl intravena 3-5 ml larutan 10%- Ca glukonas 10-20 ml larutan 10%- Oral CaCO3 dan vitamin D
45
GANGGUAN KESEIMBANGAN PHOSFOR
Penting dalam :1.Sintesa fosfolipid dan fosfoprotein pada
membran sel dan organela intraseluler2.Fosfonukleitida dalam sintesa protein
dan reproduksi3.Sintesa ATP
0,1% dlm ECF, 85% dlm tulang, 15% intraseluler
46
Intake fosfor rata-rata : 800-1500mg/dL Vit D meningkatkan absorpsi PTH meningkatkan ekskresi mll urine
menghambat reabsorpsi di tubulus proximal Fosfor plasma :organik : phospholipidanorganik : H2PO4
- dan HPO4-
Normal : dws 2,5-4,5 mg/dL (0,8-1,45 mmol/L) anak-anak 2,5-6 mg/dL
47
HIPERFOSFATEMIA Intake meningkat Penurunan ekskresi (pada insufisiensi renal) Lisis sel yang masif (setelah kemoterapi pada
limfoma atau leukimia)
MANIFESTASI KLINISMenandakan Ca yang rendah melalui
presipitasi dan deposisi kalsium fosfat dalam tulang dan jaringan lunak
TERAPI HIPERFOSFATEMIA Fosfat binding antacid : Al hidroksida atau Al
karbonat
48
HIPOFOSFATEMIA
Akibat pergeseran interkompartemen,pada alkalosis, setelah makan karbohidrat, pemberian insulin
Pemberian antasid, luka bakar berat, ketoasidosis diabetik, alkohol withdrawal, alkalosis respiratorik
Manifestasi Klinis : - ringan (1,5-2,5 mg/dL) asimptomatik- berat (<1 mg/dL) kardiomyopathy, hemolisis, gagal fungsi leukosit, disfungsi platelet, ensefalopathy, myopathy skeletal, gagal pernafasan, rhabdomyolisis, demineralisasi skeletal, asidosis metabolik, disungsi hepar
TERAPI HIPOFOSFATEMIA :- Oral : Sodium fosfat (2-5 mg elemen fosfat per Kg) secara
lambat selama 6-12 jam
49
GANGGUAN KESEIMBANGAN MAGNESIUMIntake rata-rata : 20-30 mEq/hr (240-370 mg/hr)
Reabsorpsi di tubulus proximal (25%), loop of Henle pars ascenden (50-60%) meningkat : hipomagnesia, PTH, hipokalsemia, deplesi ECF, alkalosis metabolik
Ekskresi ginjal meningkat : hipermagnesia, expansi volume akut, hiperaldosteronism, hiperkalsemia, ketoasidosis, diuretik, deplesi fosfat, minum alkohol
Normal : 1,5-2,1 mEq/L 50-60% dalam bentuk bebas, mudah berdifusi
50
HIPERMAGNESEMIA- Intake berlebihan- Gagal ginjal (GFR < 30ml/mnt)- Hipertensi gestasional yang diobati dgn MgSO4- Insufisiensi adrenal, hipotiroid, rhabdomyolisis,
pemberian lithium
MANIFESTASI KLINIS Neurologis : hiporeflex, sedasi, kelemahan otot skeletal Kardiak : vasodilatasi, bradikardi, hipotensi EKG : PR interval memanjang, komplex QRS melebar Respiratory arrest
TERAPI HIPERMAGNESEMIA Kalsium glukonas 1gr intravena Loop diuretik dengan ½ normal saline dalam dextrose
5% Dialisa 51
HIPOMAGNESEMIA
Berhubungan dengan defisiensi komponen interaseluler lain (potasium dan fosfor)
Penyebab : Inadequate intake : Nutritional Reduced gastrointestinal
absorption Malabsorption syndromes, Small bowel
or biliary fistulas, Prolonged nasogastric suctioning, Severe diarrhea
52
Penyebab :
Increased renal losses : Diuresis, Diabetic ketoacidosis , Hyperparathyroidism, Drugs, Hyperaldosteronism, Hypophosphatemia
Postobstructive diuresis
Multifactorial : Chronic alcoholism, Protein–calorie malnutrition, Hyperthyroidism,
Pancreatitis, Burns
53
MANIFESTASI KLINIS HIPOMAGNESEMIA- Kebanyakan asimptomatis- Anoreksia, kelemahan, fasikulasi,
paresthesia, konfusi, ataxia, kejang- Sering berhubungan dengan hipokalsemia
(kegagalan sekresi PTH), dan hipokalemia (pembuangan renal)
TERAPI HIPOMAGNESEMIA- Per oral : Mg oksida, Mg sulfat heptahidrat- Intramuskuler : Mg sulfat- Intravena : Mg sulfat 1-2 gr (8-16 mEq)
bila kejang
54
TERIMA KASIH
55