Gangguan Bipolar Referat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    1/18

    DEFINISI

    Gangguan afektif bipolar bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya dua

    episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu

    terjadi peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau

    hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi danaktivitas (depresi). (1)

    Menurut DSM-IV-TR, membutuhkan adanya suatu periode mood abnormal yang

    khas dan bertahannya sedikitnya selama 1 minggu dan mencakup diagnosis gangguan

    bipolar I yang terpisah satu episode manik dan jenis episode berulang khusus, berdasarkan

    gejala episode terkini. Gangguan bipolar I didefinisikan sebagai gangguan dengan

    perjalanan klinis satu atau lebih episode manik dan kadang-kadang episode depresif berat.

    Gangguan bipolar I sinonim dengan gangguan bipolar yang gejala mania terjadi selama

    perjalanan gangguan ini. DSM-IV-TR juga merumuskan kriteria gangguan bipolar II, yang

    ditandai dengan episode depresif dan hipomanik selama perjalanan gangguan.

    Kekambuhan ditunjukkan oleh perpindahan polaritas dari episode atau terdapatnya

    interval diantara episode-episode paling sedikit 2 bulan tanpa adanya gejala atau episode

    sempurna.(2)

    EPIDEMIOLOGI(2)

    Insiden dan Prevalensi

    Gangguan bipolar I prevalensi seumur hidup sekitar 0,4-1,6% dan gangguan bipolar II

    sekitar 0,5%. Sedangkan gangguan bipolar I atau bipolar II dengan siklus cepat memiliki

    prevalensi 5-15% orang dengan gangguan bipolar.

    Seks

    Gangguan bipolar I memiliki prevalensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Episode

    manik lebih sering terjadi pada laki-laki dan episode depresif lebih sering pada perempuan.

    Bila episode manik terjadi pada perempuan, lebih mungkin terjadinya gambaran campuran

    dibandingkan laki-laki. Perempuan juga memiliki angka yang lebih tinggi untuk terjadinya

    siklus cepat, yaitu mengalami empat atau lebih episode manik dalam waktu 1 tahun.

    Usia

    Awitan gangguan bipolar I terjadi pada usia dini. Awitan usia berkisar dari masa kanak-

    kanak (5-6 tahun) sampai 50 tahun atau ada juga pada usia lebih tua namun jarang. Usia

    rata-rata saat terjadinya awitan pada usia 30 tahun.

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    2/18

    ETIOLOGI(2) (3)

    Sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap gangguan bipolar, atau penyakit manic-

    depressive (MDI), termasuk faktor genetik, biokimia, psikodinamik, dan lingkungan.

    1.

    Faktor Genetik

    Gangguan bipolar, terutama bipolar tipe I (BPI) gangguan, memiliki

    komponen genetik utama, dengan keterlibatan ANK3, CACNA1C, dan gen JAM. Bukti

    menunjukkan peran genetik pada gangguan bipolar mengambil beberapa bentuk.

    Kerabat tingkat pertama dari orang-orang dengan BPI sekitar 7 kali lebih

    mungkin untuk mengembangkan BPI daripada populasi umum. Selain itu,

    keturunan dari orang tua dengan gangguan bipolar memiliki kesempatan 50%

    memiliki gangguan kejiwaan utama lainnya. Studi kembar menunjukkan

    konkordansi dari 33-90% untuk BPI pada kembar identik. Sebagai kembar identik

    berbagi 100% dari DNA mereka, studi ini juga menunjukkan bahwa faktor

    lingkungan yang terlibat, dan tidak ada jaminan bahwa seseorang akan

    mengembangkan gangguan bipolar, bahkan jika mereka membawa gen kerentanan.

    Studi Adopsi membuktikan bahwa lingkungan umum bukanlah satu-satunya

    faktor yang membuat gangguan bipolar terjadi dalam keluarga. Anak-anak yang

    orang tua biologis baik BPI atau gangguan depresi berat juga dapat meningkatkan

    risiko gangguan afektif, bahkan jika mereka dibesarkan di rumah dengan orang tua

    angkat yang tidak terpengaruh.

    2. Faktor Biokimia

    Beberapa jalur biokimia kemungkinan berkontribusi terhadap gangguan

    bipolar, yang mengapa mendeteksi satu kelainan tertentu sulit. Sejumlah

    neurotransmiter telah dikaitkan dengan gangguan ini, sebagian besar didasarkan

    pada respon pasien untuk agen psikoaktif seperti dalam contoh berikut.

    Tekanan darah reserpin obat, yang menghabiskannya katekolamin dari

    terminal saraf, tercatat kebetulan menyebabkan depresi. Hal ini menyebabkanhipotesis katekolamin, yang menyatakan bahwa peningkatan epinefrin dan

    norepinefrin menyebabkan mania dan penurunan epinefrin dan norepinefrin

    menyebabkan depresi.

    Obat yang digunakan untuk mengobati depresi dan penyalahgunaan obat

    (misalnya, kokain) yang meningkatkan kadar monoamina, termasuk serotonin,

    norepinefrin, dopamin atau, bisa semua berpotensi memicu mania, melibatkan

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    3/18

    semua neurotransmiter ini dalam etiologi. Obat lain yang memperburuk mania

    termasuk L-dopa, yang berimplikasi dopamin dan serotonin reuptake inhibitor-,

    yang pada gilirannya melibatkan serotonin.

    Semakin terbukti dari kontribusi glutamat baik gangguan bipolar dan depresi

    berat. Sebuah studi postmortem dari lobus frontal individu dengan gangguan inimenunjukkan bahwa tingkat glutamat meningkat.

    Calcium channel blockers telah digunakan untuk mengobati mania, yang

    mungkin juga akibat dari gangguan regulasi kalsium intraseluler dalam neuron

    seperti yang disarankan oleh percobaan dan genetik data. Gangguan yang diusulkan

    regulasi kalsium dapat disebabkan oleh berbagai penghinaan neurologis, seperti

    transmisi glutaminergic berlebihan atau iskemia. Menariknya, valproate khusus

    meregulasi ekspresi protein pendamping kalsium, GRP 78, yang mungkin menjadi

    salah satu mekanisme utamanya perlindungan selular.

    Ketidakseimbangan hormon dan gangguan dari sumbu hipotalamus-

    hipofisis-adrenal yang terlibat dalam homeostasis dan respon stres juga dapat

    berkontribusi pada gambaran klinis dari gangguan bipolar.

    3.

    faktor neurofisiologis

    Selain studi neuroimaging struktural yang melihat perubahan volumetrik di

    daerah otak tanpa aktivitas otak, studi neuroimaging fungsional dilakukan untuk

    menemukan daerah otak, atau jaringan kortikal tertentu, yang baik hypoactive atau

    hiperaktif pada penyakit tertentu. Misalnya meta-analisis oleh Houenou dkkmenemukan penurunan aktivasi dan pengurangan materi abu-abu di jaringan otak

    kortikal-kognitif, yang telah dikaitkan dengan regulasi emosi pada pasien dengan

    gangguan bipolar. Peningkatan aktivasi di limbik ventral daerah otak yang

    menengahi pengalaman emosi dan generasi tanggapan emosional juga ditemukan.

    Hal ini memberikan bukti perubahan fungsional dan anatomi di gangguan bipolar

    dalam jaringan otak yang berhubungan dengan pengalaman dan regulasi emosi.

    4. faktor psikodinamik

    Banyak praktisi melihat dinamika penyakit manik-depresif sebagai

    dihubungkan melalui jalur umum tunggal. Mereka melihat depresi sebagai

    manifestasi dari kerugian (yaitu, hilangnya harga diri dan rasa tidak berharga). Oleh

    karena itu, mania berfungsi sebagai pertahanan terhadap perasaan depresi. Melanie

    Klein adalah salah satu pendukung utama dari formulasi ini.

    5.

    Kelainan Tidur

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    4/18

    Insomnia inisial dan terminal, sering terbangun, hipersomnia adalah gejala yang

    klasik dan lazim pada depresi dan penurunan kebutuhan tidur merupakan gejala

    klasik insomnia. Para peneliti telah lama mengenali bahwa EEG pada banyak pasien

    dengan depresi mengalami kelainan. Kelainan yang lazim adalah awitan tidur yang

    tertunda, pemendekan latensi Rapid Eye Movement (REM), peningkatan lama

    periode REM pertama, serta tidur delta abnormal.

    GEJALA KLINIS

    Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode depresi

    dan episode mania.

    Episode manic:

    Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood

    yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih

    gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:a. Grandiositas atau percaya diri berlebihan

    b.

    Berkurangnya kebutuhan tidur

    c.

    Cepat dan banyaknya pembicaraan

    d. Lompatan gagasan atau pikiran berlomba

    e.

    Perhatian mudah teralih

    f. Peningkatan energy dan hiperaktivitas psikomotor

    g.

    Meningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan sekolah)

    h.

    Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan

    yang matang).

    Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengam penderitaan, gambaran psikotik,

    hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya Gangguan fungsi

    sosial dan pekerjaan. Pasien hipomania kadang sulit didiagnosa sebab beberapa

    pasien hipomania justru memiliki tingkat kreativitas dan produktivitas yang tinggi.

    Pasien hipomania tidak memiliki gambaran psikotik (halusinasi, waham atau

    perilaku atau pembicaraan aneh) dan tidak memerlukan hospitalisasi.

    Episode Depresi Mayor

    Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat symptom atau tanda

    yaitu :a. Mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang

    b.

    Menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan

    c.

    Sulit atau banyak tidur

    d. Agitasi atau retardasi psikomotor

    e.

    Kelelahan atau berkurangnya tenaga

    f. Menurunnya harga diri

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    5/18

    g.

    Ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi

    h. Pesimis

    i.

    Pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa rencana)

    atau tindakan bunuh diri.

    Gejala-gejala diatas menyebabkan penderitaan atau mengganggunya fungsi

    personal, sosial, pekerjaan.

    Episode Campuran

    Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi

    yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood

    disforik), iritabel, marah, serangan panic, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide

    bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan

    kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan

    perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran

    psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial dan pekerjaan.

    Episode Hipomanik

    Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan mood,

    ekspansif atau irritable yang ringan, paling sedikit terjadi gejala (empat gejala bila

    mood irritable) yaitu:

    a. Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri

    b.

    Berkurangnya kebutuhan tidur

    c. Meningkatnya pembicaraan

    d.

    Lompat gagasan atau pemikiran berlombae.

    Perhatian mudah teralih

    f. Meningkatnya aktifitas atau agitasi psikomotor

    g.

    Pikiran menjadi lebih tajam

    h. Daya nilai berkurang

    Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau prilaku atau pembicaraan

    aneh) tidak membutuhkan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi personal,

    sosial, dan pekerjaan. Sering kali dilupakan oleh pasien tetapi dapat dikenali oleh

    keluarga.

    Sindrom Psikotik

    Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling

    sering yaitu:

    a.

    Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)

    b. Waham

    Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan

    waham nihilistic terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom psikotik tidak

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    6/18

    serasi dengan mood. Pasien dengan Gangguan bipolar sering didiagnosis sebagai

    skizofrenia. Ciri psikotik biasanya merupakan tanda prognosis yang buruk bagi

    pasien dengan Gangguan bipolar. Faktor berikut ini telah dihubungkan dengan

    prognosis yang buruk seperti: durasi episode yang lama, disosiasi temporal antara

    Gangguan mood dan gejala psikotik, dan riwayat penyesuaian social pramorbid

    yang buruk. Adanya ciri-ciri psikotik yang memiiki penerapan terapi yang penting,

    pasien dengan symptom psikotik hampir selalu memerlukan obat anti psikotik di

    samping anti depresan atau anti mania atau mungkin memerlukan terapi

    antikonvulsif untuk mendapatkan perbaikan klinis.

    a.

    Kriteria diagnosis

    Pembagian menurut DSM-IV:

    Gangguan mood bipolar I

    Gangguan mood bipolar I, episode manic tunggal

    A. Hanya mengalami satu kali episode manic dan tidak ada rwayat depresi

    mayor sebelumnya.

    B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif,

    Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan.

    C.

    Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medic

    umum

    D.

    Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

    atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan dan aspek fungsi penting

    lainnya.

    Gangguan mood bipolar I, episode manic sekarang ini

    A.

    Saat ini dalam episode manic

    B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,

    depresi, atau campuran.

    C.

    Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak

    bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham,

    atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    7/18

    D.

    Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi

    medik umum.

    E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

    atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan dan aspek fungsi penting

    lainnya.

    Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini

    A.

    Saat ini dalam episode campuran

    B.

    Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi atau

    campuran

    C.

    Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif

    dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizifreniform, Gangguan

    waham, atau Gangguan psikotik yang tidak diklasifikasikan

    D.

    Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi

    medik umum

    E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

    atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.3,4

    Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat ini

    A.

    Saat ini dalam episode hipomanik

    B.

    Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manic atau

    campuran

    C.

    Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna

    atau hendaya social, pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya

    D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai

    skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

    Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan.

    Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini

    A.

    Saat ini dalam episode depresi mayor

    B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik dan campuran

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    8/18

    C.

    Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai

    skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

    Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan.

    D.

    Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi

    medik umum

    E.

    Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

    atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.

    Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini

    A.

    Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,

    campuran atau episode depresi.

    B.

    Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau

    campuran.

    C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai

    skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

    Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan di tempat lain.

    D.

    Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

    atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.

    Ganggguan Mood Bipolar II

    Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu

    episode hipomanik.

    Gangguan Siklotimia

    A.

    Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan

    gejala-gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala

    depresi yang tidak memenuhi criteria untuk Gangguan depresi mayor.

    Untuk anak-anak dan remaja durasinya paling sedikit satu tahun.

    B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari

    gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    9/18

    C.

    Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran,

    selama dua tahun Gangguan tersebut

    Catatan: setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih

    dengan manic atau episode campuran (diagnosis GB I dan Gangguan

    siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi mayor (diagnosis GB II

    dengan Gangguan siklotimia dapat ditegakkan)

    D.

    Gejala-gejala pada criteria A bukan skizoafektif dan tidak

    bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham,

    atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.

    E.

    Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau

    kondisi medic umum

    F.

    Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup

    bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan atau aspek

    fungsi penting lainnya..

    Pembagian menurut PPDGJ III:

    F31 Gangguan Afek bipolar

    a.

    Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua

    episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,

    pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan

    energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa

    penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang

    khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.

    Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsug antara 2

    minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih

    lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun

    kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali

    terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental

    lainnya (adanya stress tidak esensial untuk penegakan diagnosis).

    b.

    Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresif

    Tidak termasuk: Gangguan bipolar, episode manic tunggal (F30).

    F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    10/18

    a.

    Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30);

    dan

    b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,

    manik , depresif, atau campuran) di masa lampau.

    F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

    a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa

    gejala psikotik (F30.1); dan

    b.

    Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,

    manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

    F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik

    a.

    Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan

    gejala psikotik (F30.2); dan

    b.

    Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,

    manik, depresif atau campuran) di masa lampau.

    F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang

    a.

    Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi

    ringan (F32.0) atau pun sedang (F32.1); dan

    b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,

    atau campuran di masa lampau.

    F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala

    psikotik

    a.

    Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif

    berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan

    b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,

    atau campuran di masa lampau.

    F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala

    Psikotik

    a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif

    berat dengan gejala psikotik (F32.3);dan

    b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,

    atau campuran dimasa lampau.

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    11/18

    F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran

    a.

    Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan

    depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala

    mania/hipomania dan depresif yang sama-sama mencolok selama masa

    terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung

    sekurang-kurangnya 2 minggu); dan

    b.

    Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,

    atau campuran di masa lampau.

    F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi

    Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa

    bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu

    episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan

    ditambah sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,

    manik, depresif atau campuran).

    F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

    F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT.

    Terapi

    Litium(4)

    Lihium merupakan galangan alkali paling ringan (golongan Ia); garam dari kation

    monovalen ini mempunyai beberapa karakteristik dengan Na+dan K+.

    Pada sistem saraf pusat, kerja selektif lithium adalah menghambat jalur inositol

    monofosfat, kemudian mengganggu jalur fosfatdilinositol dan menurunkan aktivasi

    PKC, terutama isoform dan , dengan cara menurunkan inositol serebral.

    Dalam sistem berkala litium merupakan unsur padat yang pertama (nomo atom 3)

    setelah hydrogen dan helium yang berbentuk gas. Litium digunakan dalam pengobatan

    berbentuk garam, seperti litium karbonat, litium asetat, dan litium sitrat. Di Amerika

    preparat standar adlah litium karbonat 300 mg dan litium sitrat yang berbentuk cairan

    dalam 5 ml mengandung 8,1 mEq litium.

    Litium yang diberikan secara oral di absorsi diusus dengan cepat dan sempurna,

    kadar litium serum mencapai puncak dalam 1,5 2 jam dan dalam 4 4,5 jam preparat

    litium dilepaskan secara lambat. Litium tidak terikat pada protein plasma dan tidak

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    12/18

    mempunyai metabolit. Sebagian besar eksresinya melalui ginjal dan sebagian kecil melalui

    keringat dan faeces. Distribusi di dalam tubuh meluas didalam tubuh dengan kecepatan

    berbeda-beda. Konsentrasinya di dalam ginjal dantiroid melebihi kadarnya di dalam

    plasma. Sedangkan di dalam sel darah merah, cairan spinal dan otak biasanya tidak ada.

    Waktu paruh pengeluaran litium kira-kira 24 jam.

    Mekanisme kerja litium pada gangguan bipolar dipengaruhi oleh kadar litium

    serum. Jika kadar litium serum rendah aktivitasnya akan kurang, jika kadarnya terlalu

    tinggi dapat menyebab intoksikasi. Kadar efektif litium bervariasi menurut berbagai

    kepustakaan antara 0,4 1,4 mEq/ 1. Mengenal bagaiman kerja litium dalam pengobatan

    litium belum diketahui secara pasti. Ada bebrapa hipotesa yanag menerangkan peran

    litium mengatasi gangguan afektif bipolar berdasarkan percobaan hewan.

    Pada keadaan depresi diperkirakan litium meningkatkan aktivitas serotergenik

    seperti halnya obat antidepresan. Kebanyakan obat antidepresan seperti golongan trisiklik,

    MAO inhibator berhubungan dengan down regulation dari reseptor B. Ditunjukkan pada

    penelitian hewan dan manusia bahwa satu keutuhan sistem serotonin perlu pada down-

    regulation dari reseptor B.

    Terhadap keadaan manik litium diduga bekerja dalam hal :

    1. Memblokir manifestasi tingkah laku dalam perkembangan terhadap

    supersensitifitas reseptor DA (dopamine)

    2. Meningkatkan aktivitas muskaranik-koligenerik. Hal ini diobservasi oleh

    Janowsky dan Davis bahwa physostigmin dapat menghasilkan remisi akut

    pada simpton manik.3.

    Litium menghamabat proses mediasi second messenger siklus AMP.

    4.

    Litium menghambat fosfoinositol fosfat yang mengarah kepada penumpukan

    garam fosfat yang dapata mengakibatkan penghambatan efek

    neutrotransmitter.

    Farmakologi

    Sejumlah kecil litium terikat dengan protein. Litium diekskresikan dalam bentuk

    utuh hanya melalui ginjal.

    Indikasi

    Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi

    rumatan gangguan bipolar.

    Dosis

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    13/18

    Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi dosis

    hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan

    terjadi dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi

    keadaan akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan terapi rumatan. Untuk terapi

    rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEq/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektif

    sebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi bila dosis 1,5

    mEq/L.

    Efek samping

    Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen,

    penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan

    ensefalopati dapat pula terjadi akibat litium. Neurotoksisitas bersifat irreversible.

    Akibat intoksikasi litium, deficit neurologi permanen dapat terjadi misalnya, ataksia,

    deficit memori, dan gangguan pergerakan. Untuk mengatasi intoksikasi litium,

    hemodialisis harus segera dilakukan. Litium dapat merusak tubulus ginjal. Factor resiko

    kerusakan ginjal adalah intoksikasi litium, polifarmasi dan adanya penyakit fisik yang

    lainnya. Pasien yang mengkonsumsi litium dapat mengalami poliuri. Oleh karena itu,

    pasien dianjurkan untuk banyak meminum air.

    Pemeriksaan laboratorium

    Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan fungsi tiroid,

    harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas 40 tahun,

    pemeriksaan EKG harus dilakukan. Fungsi ginjal harus diperiksa Setiap Setiap 2-3 bulan

    dan fungsi tiroid dalam enam bulan pertama. Setelah enam bulan, fungsi ginjal dan

    tiroid diperiksa sekali dalam 6-12 bulan atau bila ada indikasi.

    Wanita hamil

    Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi janin.

    Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini. Wanita

    dengan gangguan bipolar yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat

    melanjutkan litium selama kehamilan bila ada indikasi klinis. Kadar litium darahnya

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    14/18

    harus dipantau dengan seksama. Pemeriksaan USG untuk memantau janin, harus

    dilakukan. Selama kehamilannya, wanita tersebut harus disupervisioleh ahli kebidanan

    dan psikiater. Sebelum kehamilan terjadi, risiko litium terhadap janin dan efek putus

    litium terhadap ibu harus didiskusikan.

    Valproat(4)

    Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai

    antimania. Valproat tersedia dalam bentuk:

    1. Preparat oral;

    a.

    Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antara asam valproat dan sodium

    valproat adalah sama (1:1)

    b.

    Asam valproat

    c.

    Sodium valproat

    d.

    Sodium divalproat, kapsul yang mengandung partikel-partikel salut yang

    dapat dimakan secara utuh atau dibuka dan ditaburkan ke dalam makanan.

    e.

    Divalproat dalam bentuk lepas lambat, dosis sekali sehari.

    2.

    Preparat intravena

    3. Preparat supositoria

    Farmakologi

    Terikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral.

    Konsentrasi puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua jam

    sedangkan sodium divalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi divalproat lepas lambat

    lebih cepat bila dibandingkan dengan tablet biasa. Absorbsi menjadi lambat bila obat

    diminum bersamaan dengan makanan. Ikatan valproat dengan protein meningkat bila

    diet mengandung rendah lemak dan menurun bila diet mengandung tinggi lemak.

    Dosis

    Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum

    berkisar antara 45 -125 mg/mL. Untuk gangguan bipolar II dan siklotimia diperlukan

    divalproat dengan konsentrasi plasma < 50 mg/mL. Dosis awal untuk mania dimulai

    dengan 15-20 mg/kg/hari atau 250 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    15/18

    mencapai konsentrasi serum 45- 125 mg/mL. Efek samping, misalnya sedasi,

    peningkatan nafsu makan, dan penurunan leukosit serta trombosit dapat terjadi bila

    konsentrasi serum > 100 mg/mL. Untuk terapi rumatan, konsentrasi valproat dalam

    plasma yang dianjurkan adalah antara 75-100 mg/mL.

    Indikasi

    Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi

    rumatan gangguan bipolar, mania sekunder, gangguan bipolar yang tidak berespons

    dengan litium, siklus cepat, gangguan bipolar pada anak dan remaja, serta gangguan

    bipolar pada lanjut usia.

    Efek Samping

    Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi, misalnya

    anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim

    transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal pengobatan

    dan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya waktu. Efek samping

    gastrointestinal lebih sering terjadi pada penggunaan asam valproat dan valproat

    sodium bila dibandingkan dengan tablet salut sodium divalproat.

    Pemilihan obat mood stabilizer lini pertama pada gangguan bipolar

    Meta-analisis yang komprehensif terhadap toksisitas lithium didapatkan bahwa

    lithium meningkatkan risiko poliuria, hipotiroidisme, hiperparatiroidisme, dan berat

    badan; pada penelitian didapatkan penggunaan lithium didapatkan beberapa pasien yang

    mengalami gangguan fungsi renal. Selain itu juga terdapat risiko teratogenik pada bayi.

    Namun, masih ada beberapa ketidakpastian risiko untuk perempuan yang ingin hamil,

    menunjukkan bahwa pasien, dalam hubungannya dengan dokter , harus menyeimbangkan

    risiko tersebut antara bahaya pada bayi dan kesehatan mental ibu sebelum melanjutkanatau menghentikan pengobatan lithium.(5)

    Pada penelitian juga tercatat bahwa toksisitas lithium akut (dosis di atas 1,2 mM)

    itu terjadi, terutama pada pasien membuat rentan setelah operasi, gagal ginjal, gagal

    jantung, atau bahkan penyakit berat yang mengakibatkan diare dan muntah. Oleh karena

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    16/18

    itu, untuk menghindari toksisitas lithium, setiap 3 bulan dianjurkan melakukan

    pemeriksaan kadar serum lithium. (5)

    Kadar lithium optimal dalam plasma berkisar 0,4-1,0 mM yang direkomendasikan

    saat ini dalam mengobati gangguan bipolar. Penelitian terbaru melaporkan bahwa

    penggunaan lithium pada akhir-hidup gangguan bipolar tidak hanya efektif dalammengobati gejala manik dan depresif, juga memberikan manfaat yang mengurangi tingkat

    penurunan kognitif dan bunuh diri. Namun perlu dicermati pula ketika pemantauan dosis

    pada pasien yang lebih tua, karena kadar lithium pada plasma dan otak tidak berkorelasi

    pada pasien yang lebih tua dengan cara yang sama seperti pada pasien yang lebih muda.

    Selain itu, tingkat lithium otak yang lebih tinggi ditemukan berkorelasi dengan kedua

    disfungsi lobus frontal dan peningkatan gejala depresi pada orang dewasa yang lebih tua

    dengan gangguan bipolar. (5)

    Menurut meta-analisis pada efek toksisitas pada valproat didapatkan terjadinya

    kenaikan berat badan, penurunan potensi reproduksi, dan peningkatan tiga kali lipat dalam

    cacat lahir (spina bifida, anencephaly, cacat jantung, fitur dismorfik, sindrom valproate, dan

    kraniofasial, tulang, atau cacat anggota badan). (5)Valproat juga dikontraindikasikan pada

    wanita dengan usia subur. Penggunaan valproat dapat meningkatkan prevalensi terjadinya

    sindrom polikistik ovarium.(6)

    Dalam sebuah tinjauan terbaru survei perawatan obat untuk gangguan mood

    selama kehamilan, dilaporkan bahwa penggunaan valproat harus dihindari. Sebaliknya,

    lithium risiko terjadinya teratogenik tidak signifikan, sehingga berpotensi cocok untuk

    mengobati pasien hamil. Namun lithium kontraindikasi pada pasien dengan kehamilan

    trimester awal.(5) (7)

    Efek samping lain dari pengobatan dengan valproat, termasuk penurunan IQ pada

    anak-anak setelah paparan janin. Ada juga terdapat laporan hepatotoksisitas dan

    kerusakan hematopoietik (trombositopenia, disfungsi trombosit, defisiensi faktor XIII,

    hipofibrinogenemia, dan kekurangan vitamin faktor tergantung K) setelah pengobatan

    dengan valproat. Yang menarik, lithium disarankan untuk digunakan dalam mengobati

    defisit hematopoietik melalui peningkatan colony-stimulating factor. Valproat juga

    dilaporkan meningkatkan prevalensi penyakit von Wilbrant, kelainan koagulasi yang

    mengalami peningkatan kecenderungan perdarahan dalam bentuk mudah memar,mimisan, dan gusi berdarah, dan peningkatan sembilan kali lipat pada anemia aplastik,

    suatu kondisi di mana pasien memiliki sel darah merah yang lebih rendah, sel darah putih,

    dan trombosit karena sumsum tulang tidak memproduksi sel-sel baru yang cukup.

    Sehingga pemilihan penggunaan lithium dan valproat harus dipertimbangkan keuntungan

    dan kekurangannya.(5)

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    17/18

    BAB III

    Penutup

    Kesimpulan

    Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai

    oleh gejala-gejala manik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung

    seumur hidup. Angka morbiditas dan mortalitasnya cukup tinggi. Gangguan mood ini

    disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor genetik, biologik, dan psikososial.

    Dalam perjalanan penyakitnya, gangguan bipolar ini berbeda-beda, tergantung pada tipe

    dan waktunya. Onsetnya biasanya pada usia 30 tahun. Wanita dan pria memiliki

    kesempatan yang sama. Semakin muda seseorang terkena bipolar, maka makin besar

    kemungkinannya untuk mengalami gejala psikotik dan semakin jelas terlihat hubungangenetiknya. Dalam pemilihan lini pertama terapi pada gangguan bipolar dapat

    menggunakan lithium atau valproat yang sudah jelas efektif. Namun pemilihannya dalam

    penggunaan lithium ataupun valproat harus diperhatikan keadaan pasien, kelebihan, dan

    kekurangannya. Lithium lebih baik digunakan pada pasien yang sedang hamil,

    dibandingkan valproat yang efek sampingnya pada janin serta dapat meningkatkan enzim

    hati dan anemia aplastik. Penggunaan lithium juga dapat berdampak pada fungsi ginjal

    yang terganggu. Sehingga penggunaan obat-obatan, lithium maupun valproat harus

    dilakukan pemeriksaan rutin setelah pemberian obat.

  • 5/19/2018 Gangguan Bipolar Referat

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Maslim, Rusdi.Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta : PT NUH, 2003.

    2. Sadock.Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : EGC, 2014.

    3. Soreff, Stepen.Bipolar Affective Disorder. Medscape. [Online] Agustus 18, 2014. [Cited: Oktober

    6, 2014.] emedicine.medscape.com.

    4. Gilman, Goodman.Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta : EGC, 2011.

    5. Therapeutic Potential of Mood Stabilizers Lithium and Valproic Acid : Beyond Bipolar Disorder.

    Chiu, Chi-Tso.Maryland : Pharmacological review, 2013, Vol. 65.

    6. Polycystic ovary syndrome in women using valproate: A review. Bilo, Leonilda.Napoly, Italy :

    Pubmed, 2008.

    7. Lithium (Rx). Medscape. [Online] [Cited: Oktober 7, 2014.] emedicine.medscape.com.