Author
gunawan-cahyo-s
View
88
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vfdhdsd
Gangguan Anxietas & Gangguan Neurotik
dr. Iwan Sys, SpKJ
Topik terkait anxietas/ kecemasan:– Gangguan Neurotik – Gangg. Somatoform – Gangg. Terkait Stres
Ketiganya dijadikan 1 kelompok krn ada persamaan & hub. dg. perkembangan konsep terjadinya gangg. neurotik– Cat:
Istilah neurotik sudah tidak dipakai di PPDGJ/ DSM, tp msh sering digunakan sehari2
Kecemasan Normal vs patologis
Kecemasan= normal
Saat pertumbuhan, perubahan, hadapi pengalaman baru:
anak2 hari pertama sekolah,
remaja kencan pertama,
orang dewasa merenung usia tua & kematian,
saat sakit serius.
Gejala:– Perasaan tak nyaman, takut, was2, khawatir– simptom2 otonomik:
pusing, perspirasi, palpitasi, rasa “tight” di dada, rasa tak nyaman di lambung, gelisah, mondar-mandir, tak bisa tenang
Kecemasan patologis: Bila respons kecemasan yang muncul tidak
sesuai dengan stimulus, baik intensitas maupun durasinya. tdp. penderitaan bermakna + gg. fungsi akibat kecemasan
Anxietas (cemas) vs takut (fear)
Cemas = signal untuk menyadarkan individu akan adanya “ancaman bahaya” yang menuntut individu untuk mengambil langkah mengatasinya
“Ancaman bahaya” ini sumbernya tak jelas, samar2, berasal dari internal & konfliktual.
Mis: akan menemui orang/ lingk.asing.
Akan perform menyanyi, pidato
Takut = respons dari suatu ancaman yang berasal dari eksternal, jelas, tak bersifat konflik psikologis
Mis. akan menyeberangi lalin padat & cepat.
Mau masuk hutan takut harimau
Di kegelapan takut hantu
Teori Biokimia
NorepinefrinLocus Ceruleus (lokasi norepinefrin di pons):– Stimulasi: respons ketakutan >>– Ablasi: respons takut<<.
Obat2an agonis beta-adrenergik (mis. isoproterenol), & antagonis alfa2 adrenergik (mis. yohimbin), mencetus serangan panik yang parah.
Sebaliknya, agonis alfa 2 adrenergik (mis. clonidine), & beta bloker: kecemasan <<.
Serotonin– Obat2an antidepresan peningkat serotonin (mis.
SSRI), atau agonis serotonin (Buspiron): cemas <<
GABA– Obat2an benzodiazepin: tingkatkan aktivitas GABA
kecemasan serta panik <<. – Sebaliknya, antagonis benzodiazepin (BCCA/ beta-
carboline-3-carboxylic acid, flunazenil): memicu gejala2 otonomik kecemasan yang parah
Genetika
>> orang tua gangg cemas
>> keturunan derajat 1
Juga pd jenis2 gangguan cemas dengan manifestasi lain:
fobia, obsesi-kompulsi, gangguan panik, agorafobia.
Psikodinamik
Freud: – Cemas = signal kpd ego: tdp “unconscious
conflict or impulse” (dorongan yg tak dpt diterima yg minta “dilepaskan” atau “diwakilkan”).
– Kecemasan = indikasi adanya konflik psikis tersembunyi.
– Kecemasan = signal yang menuntut ego segera mengambil tindakan defensif terhadap “tekanan dari dalam” ini.
Idealnya dg represi saja sdh terjadi keseimbangan psikologis tanpa terjadi gejala, (karena represi berhasil “menahan” tekanan tadi ke alam bawah
sadar).
Jika represi tak berhasil sbg “pertahanan”, pakai mekanisme pertahanan lain (MPE), yg bila masih gagal muncul manifestasi gx cemas lain: gg neurotik (mis konversi/ dissosiasi, fobia, obsesi-
kompulsi dsb).
Jika kecemasan >>, melebihi tingkat karakteristik sebagai signal saja: cemas muncul “full blown”: serangan panik.
Teori Perilaku
Classical conditioning :
Kecemasan = respons yg dipelajari/ dibiasakan terhadap suatu stimulus tertentu.
GAD (General Anxiety Disorders) = bentuk respons cemas terhadap unpredictable stimulus, dimana penderita tidak mengetahui stimulus dan respons mana yang efektif.
Bisa terjadi, cemas pd stimulus “normal” yg berasosiasi/ “berpasangan” dengan stimulus lain yang mencemaskan Lama2 cemas thd stimulus normal tadi.
Orang yg tdk alergi kerang mengalami sakit set makan kerang fobia kerang.
Atau ia lalu cemas berlebihan terhadap “kontaminasi” berperilaku aneh: berkali2 mencuci tangan, selalu merasa tak bersih: gg obsesi kompulsi.
Klinis berbeda2, tgt manifestasi:kecemasan >>, melebihi tingkat karakteristik sebagai signal saja: cemas “full blown”: Gangguan Panik (Panic Attack)Cemas terikat pd benda/ keadaan ttt : fobia
1. Agora phobia2. Social phobia3. Spesific Phobia
Cemas mengambang bebas, merup. bentuk respons cemas terhadap unpredictable stimulus, Px tak tahu stimulus & respons mana yang efektif. : Gg cemas menyeluruh/ GADCemas manifest ke syaraf otonomik/ vegetatif: gg. psikosomatikCemas manifest ke somatosensorik/ motorik: reaksi konversi (kini: = Gg. Disosiatif)Cemas diatasi dg pikiran & perbuatan iteratif: Obsesi-kompulsi
PsikodinamikaStressor
Kecemasan
Sadar Tak sadar
Orientasi MPE
Pd tugas Represi tapi tdk efektif
MPE lain: konversi,salah pindah,regresi
Gangg. Neurotik
Gangguan Panik & Agora fobia
Gangguan/ Serangan Panik
= Serangan panik spontan & tidak terduga kecemasan >>, melebihi tingkat karakteristik sebagai signal saja: cemas muncul “full blown”Berupa suatu periode kecemasan atau ketakutan yang kuat Terjadi relatif singkat Disertai gejala somatik berupa palpitasi dan takhipneu. Misdiagnosis AMI, Thyroid storm, colic ab
Terrorized: Px merasa “akan mati”
Sangat uncomfy: merasa “akan gila”
Umumnya disertai agorafobia: ketakutan berada sendirian di tempat2 umum: mall, supermarket.
– Agorafobia = komplikasi gangguan panik, khawatir akan alami serangan panik di tempat publik dimana ia mgk sulit cari jalan keluar/ pertolongan.
Epidemiologi
Prevalensi: 1,5 – 3%,
Wanita 2-3x >>.
Semua usia bisa terkena, tersering dewasa muda (sekitar 25 tahun).
Etiologi
Faktor BiologisAbnormalitas neurotransmiter norepinefrin, serotonin & GABA (Gamma Amino Butyric Acid).
Panic inducing substance:Respiratory panic inducing substance:
– stimulasi respirasi: terganggunya keseimbangan asam-basa: CO2, natrium laktat dan bikarbonat.
Substan neurokimiawi lain: kerja pd neurotransmiter spesifik:
– yohimbin (antagonis reseptor adrenergik alfa2) – fenfluramin (pelepas serotonin), – kafein, dan beberapa lainnya.
Brain imaging: Atrofi hipokampus
PET (Positron Emission Tomography): disregulasi aliran darah serebral.
Faktor genetika
Peningkatan resiko 4-8x keturunan derajat pertama gg. panik.
Kembar monozigot: konkordansi lebih besar
Faktor psikososial
Teori Cognitive behaviour – Kecemasan = respons yang dipelajari.
modelling orang tua atau melalui ‘classic conditioning’.
Proses panik berlanjut agorafobia : – stimulus ‘berbahaya’ (serangan panik) bersamaan
stimulus netral (berada dalam bus), penghindaran stimulus netral. perilaku menghindari bus.
Teori Psikoanalitik – Serangan panik = ‘pertahanan yg tdk berhasil’ dalam
usaha melawan impuls yg sebabkan cemas. – Impuls yg biasanya timbulkan cemas ringan, berubah
jadi ketakutan berat lengkap dg gx somatik.
Teori Lain– Perpisahan traumatik masa kanak2: ganggu perk
sist. syaraf anak kelainan di locus ceruleus rentan thd kecemasan saat dewasa.
– Trigger: Peristiwa kehidupan (saat dws) yg penuh ketegangan, khususnya kehilangan, penderitaan berat: gangguan cemas, gg panik.
Agora fobia
Px secara kaku menghindari situasi yg ia merasa akan sulit mendapatkan bantuan – keramaian, pertokoan atau ruang tertutup:
terowongan, jembatan, lift, kereta api, bus, pesawat
Lebih suka (/lebih ‘aman’) ditemani Khas: Housebound: Sumber pertengkaran bahkan perceraian>> Px takut jadi gila
>> depresi dan risiko bunuh diri
>> comorbid obsesi-kompulsi.
Akibat sosial lain: – waktu kerja terbuang – kesulitan finansial (kehilangan / menurunnya
kerja)– penyalahgunaan zat dan alkohol
Teori Psikoanalitik agorafobia: Tdp traumatic separation anxiety/ kematian orang tua saat anak2. ganggu perk sist syaraf anak proneSaat dewasa: keadaan sendirian di tempat ramai menghidupkan kembali kecemasan masa kanak (merasa ditelantarkan). mekanisme pembelaan ego: represi, displacement, avoidance dan symbolization
Terapi
Obat2an:– Obat Trisiklik:
Clomipramin/ Anafranil, Imipramin/ Tofranil – Tetrasiklik– MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitor) – SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor)
dipertahankan hingga 8-12 bulan. >> kronis dan seumur hidup eksaserbasi: benzodiazepin yg mendadak distop (withdrawal).
Kegagalan Terapi
Lama terapi biasanya 8-12 bulanJika tak respons:– ganti gol. lain, mis.
dari trisiklik ke MAOIkombinasi trisiklik dg SSRI. kombinasi mood stabilizer: mis. carbamazepine/ valproate.
Jika gagal juga pertimbangkan – misdiagnosis – compliance – komplikasi psikiatrik:
depresi, penyalahgunaan zat dan alkohol.
Cognitive Behaviour Therapy
Efektif dikombinasikan farmako Tx
Dua hal utama terapi Kognitif:
Pembelokan kepercayaan yang salah – Px salah mengintepretasikan serangan panik:
sensasi ringan diangap ancaman kematian atau ‘kiamat’
Pemberian informasi yang benar– Memberi penjelasan ttg terjadinya serangan panik – Serangan panik = terbatas dan tak berbahaya
Relaksasi– Relaksasi otot + bayangkan situasi relax.
Pernafasan– Latihan kendalikan hiperventilasinya
Invivo Exposure– Pemaparan bertahap thd obyek panik/ stimulus yang
ditakuti. – Terjadi disensitisasi pengalaman.
Awalnya stimuli eksternal (suasana di bus, pesawat, mall)
Lalu internal (keadaan saat serangan: takhipneu, dyspneu, tachicardi, dan keadaan ketakutan itu sendiri).
Terapi Psikososial Lain
Family Tx:– Pahami keadaan Px & dukung Tx
Insight Oriented Psycho therapy– Menyadarkan Px
arti simbolik bawah sadar dari kecemasan Px
simbolisme situasi yang dihindari
secondary gain
Gg. Cemas Menyeluruh = GAD: General Anxiety Disorders
Cemas mengambang bebas Merup. bentuk respons cemas terhadap unpredictable stimulus, Px tak tahu stimulus pemicu & respons mana yang efektif.Kronis: >6bl Gx>> & melemahGejala:
Cemas: Hyperalert, khawatir nasib buruk, “spt diujung tanduk”, konsentrasi<<Ketegangan motorik: gelisah, tak santai, gerak>>, lelah, Hiperaktif otonomik: palpitasi,telapak lembab, diaforesis, sering napas panjang sp.dyspneu, dyspepsia, cephalgia, dry mouth, diare, polimiksi,
Cend. menurun genetisEtiologi stres: tak jelas>40% Px dihub.dg.fobia sos.& depresi suicide risk.
MPE: represi tapi tak efektif
Prognosis:– >50% Px bisa asimptomatik seiring waktu (bulanan-
tahunan)– Sisanya menetap dg. hendaya bermakna– Bantu Px memahami kekronisannya & siap mental
hidup dg. gejala sisa.
Penanganan:Medikasi & psikoterapi sangat membantu– Kombi Antianxietas + antidepresan
Antianxietas: Alprazolam, KlonazepamAntidepresan: SSRI, Trisiklik (Amitriptilyne, Imipramin, Desipramine)Hati2 penggunaan BDZ
Psikoterapi:– Dorong self esteem– Aktivitas kognitif produktif dg reality based– Teknik relaksasi: biofeedback meditasi,
otohipnosis
Fobia
Cemas terikat pd benda/ keadaan tttTdp rasa takut yg kuat & menetap yg tak sesuai stimulus, tak rasional (bahkan bagi Px), yg menyebabkan penghindaran obyek/ situasi stimulus tsb. hingga menimbulkan penderitaan/ ketakmampuan
Cat: Bila ringan, umum, tp sementara: bukan fobia (kegelapan, ketinggian, ular)
3 tipe:– Agorafobia (sdh dibahas di topik Gg. Panik)– Fobia Sosial– Fobia Khas/ Terisolasi
Pd perjalanan penyakitnya, fobia bisa berkembang menyeluruh.– Mis. fobia pd. toko jalan depan toko
seluruh area perbelanjaan
Rasa takut muncul:– Saat obyek/ situasi fobia dihadapkan langsung– Saat membayangkan obyek/ situasi fobia
Diikuti rasa lega saat berhasil melarikan diri
Terjadi pola penghindaran
Bisa bulanan-puluhan tahun
Bisa menjadi gangguan depresi
Berrisiko penyalahgunaan obat & alkohol (usaha self help)
>12% populasi, <1% ketakmampuan
>> wanita, 15-30 th
MPE: Displacement (“salah pindah”).
Fobia Sosial
Perasaan takut diperhatikan orang lain ketika di depan umum ( bicara di depan umum, makan, ke kamar mandi umum dsb). – Takut dipermalukan/dihina
Bbrp hanya terbatas pd keadaan tertentu, yg. lain bisa pada situasi sosial apapun
Px menghindari keadaan2 tsb jd hendaya sosial
Rentan depresi & penyalahgunaan zat
Jika sejak awal kehidupan: Pertimbangkan Gg. Kepribadian Menghindar
Prevalensi 6 bulan: 2-3%
Wanita >>
Onset belasan th – 35 th
Fobia Khas/ Spesifik/Terisolasi
Monofobia, hanya thd. mis. binatang tertentu, badai, ketinggian, darah, jarum dsb
Umumnya sejak masa kecil
> 10% populasi
Wanita >>
Gejala: ~ Gx fobia
Penatalaksanaan:
Terapi Kognitif-Perilaku:Object Exposing (Pemajanan) + pembalikan kepercayaan (Kognisi Terapi)
Desensitisasi Sistematik– Hierarki bertingkat pemberian stimulus
Flooding (dibanjiri)– Hadapi obyek sec. langsung
Implosion (diberondong)– Diberi gambaran jelas ttg konsekwensi buruk dr obyek
Psikoterapi suportif
Medikasi:– Antianxietas: Alprazolam (Spt. Tx Gg. Panik):
sementara utk bantu melawan– Betabloker: untuk Gx otonomik pd. fobia
sosial, mis. jelang pidato, presentasi, menyanyi
– MAOI: Fobia sosial– TCA– Setelah panik teratasi: tappering down
Gangg. Obsesi-kompulsi
Obsesi:Gagasan/ pikiran / perasaan/ sensasi yang mendesak dlm pikiran yg berulang2, sngt mengganggu, & Px tak mampu menghentikannya.– Mis. Menghitung, memeriksa, menghindari– Kdg menakutkan/ membahayakan
mis: dorongan melompat didepan kereta api, pikiran menyerang pasangan
Px menyadari irasionalitas pikirannyaBerusaha utk menahan/melawan Timbulkan penderitaan & hendaya fungsi sehari2
Kompulsi:Ritual perbuatan berulang utk menghilangkan kecemasan akibat obsesi(obsesi yg dimanifestasikan)
Muncul pd 75% kasus obsesiSrg bersifat magis– mis: Anak saya selamat kalau saya hentakkan kaki
30x• Sngt menghabiskan waktu penderitaan, gg fs
pek, sos, hub kel sp perceraianMPE: isolasi, represi, undoing & reaction formation.
Mengenai 2-3% populasi, 10% poli psy • = gg tersering ke 4 setlh fobia, zat, & depresi brt
Laki2 = wanita, remaja: laki2 >beberapa bisa remisi spontan80% mengalami depresiOnset usia 20 thBeda dg. Skizofrenia:
Sizofrenia:– Obsesinya bizare & “Ego Syntonic” (Px merasa nyaman)– Gg. Obsesi-kompulsi: “Ego Dystonic” (Px terganggu dg.
pikiran2nya)
Pola OCD:
1. Obsesi thd Kontaminasi:Terbanyak
Berupa: – Penghindaran: thd urin, debu, gagang pintu– Mencuci tangan/lainnya
2. Obsesi Keragu2an:• Mengecek (kompor, pintu)• Penasaran nama artis yg terlupa• Self doubt: rasa salah krn lupa/lakukan sesuatu tadi
3. Obsesi tanpa kompulsi
4. Obsesi simetrisitas/ketepatan:– Shaving berjam2, tata baju/sepatu, mandi anggota tbh
Causa: belum jelas. Diduga: – Gg. serotonin– Kerusakan anatomis SSP krn trauma kepala,
cortex orbitofrontal, nucl. caudatus, striatum, globus palidus & thalamus
– Banyak kesamaan dg. Depresi:EEG penurunan latensi REMPenurunan neuroendokrin:
– Non-suppressive pd DxMethasone suppr tes– Penurunan sekresi GH pd infus clonidine
– Faktor genetis: 15% anggota kel. anxietas
Penanganan:Medikasi: efisien: 60% kasus membaik– Antidepresan: Klomipramin, Fluoxetine– Plus Antianxietas: Buspiron, Clonazepam
Behavioural Therapy:– Paparan thd situasi pemicu + pencegahan
tindakan respon– Bila hanya obsesi: Paparan imajinasi
menakutkan, & tiba2 teriakkan “Stop!”
Bedah: Utk kasus resisten– Singulotomi, Capsulotomy anterior
Gangg. Disosiatif
Disosiasi=
Terpecahnya aktivitas mental yg spesifik dr sisa kesadaran normal, mis. Terpecahnya pikiran/ perasaan dr perilaku
– mis: Bosan kul, melamun, tp tak sadar catatan bs lengkap = disosiasi minor = normal
Gangg. Disosiasi:
Gg. Bermakna & ganggu fungsi sehari2
Khas didapatkan:
Primary gain (keuntungan primer):Kecemasan direpresi, dikonversi (dirubah) jd Gx fisik kecemasan hilang
Gx yg muncul mewakili konflik simbolik.– Mis. Ibu yg lalai hingga anaknya terbakar alami anestesi di bg
spt luka anaknya
Secondary gain:Dpt dispensasi sosial: perhatian, bebas tugas
Insight buruk meski dijelaskan hub.nya
Tdp. “La belle Indifference”
MPE: Isolasi
Meliputi:– Amnesia disosiatif
– Kehilangan memory anterograde set stres mental/ fisik– Hati2 GMO: intox/ wthdrwl zat, demensia, metab (DM), contusio,
epilepsi, infeksi– Fugue disosiatif
– Stres akut memory loss brttinggalkan rmh jd org lain– Gg. Identitas disosiatif (PPDGJ: Gg. Kepribadian multipel)– Gg. Depersonalisasi (+ Derealisasi)
– Merasa diri tak nyata, + lingk tak nyata– Gg. Stupor disosiatif– Trans & kesurupan– Gg. Motorik disosiatif: Tak bisa gerak– Konvulsi disosiatif– Anestesia/ kehilangan sensorik disosiatif
Penanganan:– Antidepresan: Fluoxetine– Antianxietas– Psikoterapi: kurang ok.
Gangg. Somatoform & Somatisasi
Tdp. 1/ sejumlah keluhan fisik, samar, dramatis
Px bersikeras minta berbagai pemeriksaan
Telah dibuktikan hasil pem negatif
Px menyangkal hub. dg. mslh psikisnya
Gangguan Terkait Stres Merup. konsekuensi langsung stres brt/ trauma berkelanjutan (fisik/ mental)– Mis: perkosaan,kecelakaan, kekerasan,
disaster, perang, dipenjara dsb)
Merup. maladaptive response, dimana coping mechanism tak mampu atasiBisa berupa:– Reaksi Stres Akut– Gangguan Penyesuaian– Gangguan Stres Pasca Trauma
Reaksi Stres Akut
Tdp Gx awal “daze” (“terpaku”)Plus campuran Gx: marah, kecewa, anxietas, depresi, social withdrawalTerjadi segera setelah kejadian stresor (bbrp menit)Saat sumber stres hilang: membaik dlm bbrp jamBila sumber stres msh ada: Gx mereda 1-3 hari
Gangg. Penyesuaian
Manifestasi bervariasi: anxietas, depresi
Tdp disability dlm kegiatan sehari2
Onset: 1 bulan setelah stressful event
Max remisi 6 bulan, kecuali menjadi reaksi depresi berkepanjangan
Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD: Post Traumatic Stress Disorder)
Point: Didahului peristiwa stresful luar biasaOnset: 6 bulan setelah traumatic stressBisa terjadi “sequelae” (Gx menahun) = Perubahan kepribadian setelah katastrofa
Gx Awal:– Anxietas– Iritabel & konsentrasi<<– Respons terkejut berlebihan– Insomnia & nitemare– Preokupasi thd peristiwa traumatis tsb– “Flash back”– Menghindari hal2 yg berhub. dg. trauma– Emosi menumpul: ganggu sehari2
Gx sisa/ lanjut: depresi, emosional insulation, preokupasi thd traumatic event tsb
Penanganan:– Dimulai sejak awal di UGD (terut perkosaan)– Medikamentosa:
BDZ
Antidepresan: Trisiklik, MAOI, SSRI
Carbamazepine: Utk flashback, nightmare, preokup
Propanolol: atasi gangg. syaraf simpatetik
Klonidin: sympathetic hyperarrousal & flashback
– Psikoterapi:CBT, Tx suportif