Neurotik Edit

Embed Size (px)

Citation preview

GANGGUAN NEUROTIKKelompok I Pembimbing : dr.Ayesha Devina, Sp.KJ

Neurotik suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional krn tdk dpt diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Penderita : - msh bs menilai realitas - memahami bahwa ia terganggu - jarang membahayakan diri sendiri atau masyarakat - fungsi sosial tidak terganggu

Klasifikasi : 1. Gangguan Anxietas Fobik a. Agorafobia tanpa gangguan panik dengan gangguan panik b. Fobia sosial c. Fobia khas (terisolasi) d. Gangguan anxietas fobik lainnya e. Gangguan anxietas fobik YTT 2. Gangguan Anxietas Lainnya a. gangguan panik b.gangguan anxietas menyeluruh c. gangguan campuran anxietas dan depresif d. gangguan anxietas campuran lainnya e. gangguan anxietas lainnya YDT f. gangguan anxietas YTT

3. Gangguan Obsesif Kompulsif a. Predominan pikiran obsesif atau pengulangan b. Predominan tindakan kompulsif c. Campuran pikiran dan tindakan obsesif d. Gangguan obsesif-kompulsif lainnya e. Gangguan obsesif-kompulsif YTT 4. Reaksi terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian a. Reaksi stres akut b. Gangguan stres pasca trauma c. Gangguan penyesuaian d. Reaksi stres berat lainnya e. Reaksi stres berat YTT

5. Gangguan Disosiatif (Konversi) a. Amnesia disosiatif b. Fugue disosiatif c. Stupor disosiatif d. Gangguan trans dan kesurupan e. Gangguan motorik disosiatif f. Konvulsi disosiatif g. Anestesia dan kehilangan sensori disosiatif h. Gangguan disosiatif campuran i. Gangguan disosiatif lainnya - sindrom Ganser - gangguan kepribadian multiple - gangguan disosiatif sementara - gangguan disosiatif konversi lainnya j. Gangguan disosiatif YTT

6. Gangguan Somatoform a. Gangguan somatisasi b. Gangguan somatoform tak terinci c. Gangguan hipokondrik d. Disfungsi otonomik somatoform e. Gangguan nyeri somatoform menetap f. Gangguan somatoform lainnya g. Gangguan somatoform YTT 7. Gangguan Neurotik lainnya a. Neurastenia b. Sindrom depersonalisasi dan derealisasi c. Gangguan neurotik lainnya YDT d. Gangguan neurotik YTT

GANGGUAN ANXIETAS FOBIKAnxiety is a complex feeling of apprehension, fear, and worry often accompanied by pulmonary, cardiac, and other physical sensations. Cemas merupakan satu rx N thdp perubahan dilingkungannya yang membawa ciri alam perasaan yang tidak nyaman & menggugah orangnya seolah ada bahaya thd nyawanya & perlu dielakkan.

GANGGUAN ANXIETAS FOBIK

Dicetuskan oleh adanya situasi/objek yang jelas (dari luar individu) yang sebenarnya tidak membahayakan Akibatnya objek dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam Anxietas fobik sering kali berbarengan dengan depresi

GANGGUAN ANXIETAS FOBIKAGORAFOBIA Pedoman Diagnostik (PPDGJ III) gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya anxietas yang timbul harus terbatas pada setidaknya 2 dari situasi berikut : banyak orang/kermaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, bepergian sendiri menghindari situasi fobik

GANGGUAN ANXIETAS FOBIKFOBIA SOSIAL Pedoman Diagnostik (PPDGJ III) gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu (outside the family circle) menghindari situasi fobik

GANGGUAN ANXIETAS FOBIKFOBIA KHAS Pedoman Diagnostik (PPDGJ III) gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu (highly specific situations) menghindari situasi fobik

GANGGUAN PANIKA panic attack is defined as the abrupt onset of intense fear that reaches a peak within a few minutes and includes at least four of the following symptoms:

y

y y y y y

y y

a feeling of imminent danger or doom the need to escape heart palpitations sweating trembling shortness of breath or a smothering feeling a feeling of choking chest pain or discomfort

y y y

y

y y y

nausea or abdominal discomfort dizziness or lightheadedness a sense of things being unreal, depersonalization a fear of losing control or "going crazy" a fear of dying tingling sensation chills or heat flush

GANGGUAN PANIKUntuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan: pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya. tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya. dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan-serangan panik

GANGGUAN CEMAS MENYELURUHGeneralized anxiety disorder is characterized by persistent, excessive, and unrealistic worry about everyday things. Physical symptoms of generalized anxiety disorder include the following: muscle tension fatigue restlessness difficulty sleeping irritability edginess gastrointestinal discomfort or diarrhea

Secara subjektif penderita mengeluh adanya : - rasa gelisah - tangan selalu dikepal - jalan mondar-mandir - Tic - tidur terganggu - sukar konsentrasi - hilangnya daya ingat

Gejala psikologik :rasa was-was Khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Prihatin dengan pikiran orang mengenai dirinya.

Orang yang cenderung menjadi cemas biasanya sudah menunjukkan kepribadiaan yang tidak mantap & rasa rendah diri, menyangsikan kemampuaannya untuk melaksanakan sesuatu.

GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIFGejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut: disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita perasaan lega dari ketegangan gagasan,bayangan,pikiran atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan.

Compulsions ritualistic behaviors and routines to ease anxiety or distress Cleaning Repeatedly washing ones hands, bathing, or cleaning household items, often for hours at a time. Checking Checking and re-checking several to hundreds of times a day that the doors are locked, the stove is turned off, the hairdryer is unplugged, etc. Repeating Inability to stop repeating a name, phrase, or simple activity (such as going through a doorway over and over). Hoarding Difficulty throwing away useless items such as old newspapers or magazines, bottle caps, or rubber bands. Touching and arranging Mental rituals Endless reviewing of conversations, counting; repetitively calling up good thoughts to neutralize bad thoughts or obsessions; or excessive praying and using special words or phrases to neutralize obsessions.

REAKSI TERHADAP STRES BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN

Karakteristik : tidak hanya diidetifikasi atas dasar simptomatologi, tetapi juga terdapat salah satu dari 2 faktor pencetus, yaitu : 1. suatu stress kehidupan yang luar biasa 2. suatu perubahan penting dalam kehidupan Merupakan konsekuensi langsung dari stres akut yang berat atau trauma yang berkelanjutan Dianggap sebagai respons maladaptif terhadap stres berat atau stres berkelanjutan

REAKSI TERHADAP STRES BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIANREAKSI STRES AKUT Pedoman diagnostik (PPDGJ III) : Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman stressor luar biasa (fisik atau mental) dgn onset dari gejala, biasanya beberapa menit atau segera setelah kejadian Ditemukan gejala-gejala : - keadaan terpaku (daze), depresi, anxietas, kemarahan, kecewa, overaktif, penarikan diri -pada kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stressornya, gejala dapat menghilang dengan cepat

REAKSI TERHADAP STRES BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIANREAKSI STRES AKUT Pedoman diagnostik (PPDGJ III) : Diagnosis ini tidak boleh digunakan untuk keadaan kambuhan mendadak dari gejala-gejala pada individu yang sudah menunjukkan gangguan psikiatrik lainnya Kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya atau beratnya suatu reaksi stres akut

REAKSI TERHADAP STRES BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA Bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadiaan traumatik berat. Bayang-bayang atau mimpi-mimpi dari kejadiaan traumatik tsb secara berulang-ulang.

Cemas adalah gejala yang juga dialami oleh 90% pasien depresi. Dalam beberapa studi ditemukan bahwa 84% pasien depresi mengalami gangguan untuk berkonsentrasi dan 67% mengalami gangguan dalam berfikir.

GANGGUAN DISOSIATIFAmnesia

disosiatif Hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadiaan penting yang baru terjadi yang bukan disebabkan oleh GMO dan terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atau atas dasar kelelahan. Fugue disosiatif melakukan perjalanan tertentu melampaui hal yang umum dilakukannya sehari-hari.

GANGGUAN DISOSIATIFdisosiatif sangat berkurangnya atau hilangnya gerakangerakan volunter dan respon normal terhadap rangsangan luar seperti misalnya cahaya, suara, dan perabaan (sedangkan kesadaran tidak hilang) adanya kejadiaan baru yang stressful. gangguan trans dan kesurupan Adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya; dalam beberapa kejadiaan individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadiaan lain, kekuatan gaib, malaikat atau kekuatan lain.Stupor

GANGGUAN DISOSIATIF Gangguan

motorik disosiatif ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh atau sebagian dari anggota gerak. Konvulsi disosiatif sangat mirip dengan kejang epileptik dalam hal gerakan-gerakannya, akan tetapi sangat jarang disertai lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat serangan dan mengompol. Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran. Anestesia dan kehilangan sensorik disosoatif

GANGGUAN SOMATOFORMGANGGUAN SOMATISASI Adanya

banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelaianan fisik. Terdapat disabilitas dalam fungsinya dimasyarakat dan keluarganya yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya.

GANGGUAN SOMATOFORMGANGGUAN HIPOKONDRIK Keyakinan yang menetap adanya sekurangkurangnya satu penyakit fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya. Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhannya.

GANGGUAN NEUROTIK LAINNYANEURASTENIA Adanya keluhan-keluhan yang menetap dan mengganggu berupa meningkatnya rasa lelah setelah suatu kegiatan mental, atau keluhan mengenai kelemahan badaniyah dan kehabisan tenaga hanya setelah kegiatan ringan saja. Paling sedikit ada 2 dari hal-hal tersebut dibawah ini: Perasaan sakit dan nyeri otot-otot Pusing kepala Sakit kepala Gangguan tidur Tidak dapat bersantai Peka/mudah tersinggung Dispepsia

GANGGUAN NEUROTIK LAINNYASINDROM DEPERSONALISASI DAN DEREALISASI Gejala depersonalisasi, yaitu individu merasa bahwa perasaanya dan atau pengalamannya terlepas dari dirinya, jauh, bukan dari dirinya, hilang. Gajala gejala derealisasi yaitu objek, orang dan atau lingkungan menjadi seperti tidak sesungguhnya (unreal),jauh, semu, tanpa warna, tidak hidup. Hal tersebut merupakan perubahan spontan dan subjektif dan bukan disebabkan oleh kekuatan luar atau orang lain. Penginderaan tidak terganggu.