30
PSIKODINAMIK DAN PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI PSIKOPATOLOGI Prinsip yang kita pegang Prinsip yang kita pegang sebagai sebagai pedoman untuk memahami pedoman untuk memahami gangguan gangguan jiwa adalah bahwa setiap jiwa adalah bahwa setiap tindakan tindakan atau kelakuan manusia itu atau kelakuan manusia itu mempunyai mempunyai motivasi dan setiap tindakan motivasi dan setiap tindakan atau atau kelakuan individu itu selalu kelakuan individu itu selalu terpengaruh atau terdorong

PSIKODINAMIK&GANGGUAN NEUROTIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

errer

Citation preview

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGIPrinsip yang kita pegang sebagai pedoman untuk memahami gangguanjiwa adalah bahwa setiap tindakanatau kelakuan manusia itu mempunyaimotivasi dan setiap tindakan ataukelakuan individu itu selaluterpengaruh atau terdorong olehberbagai proses psikik.

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT....)Pengetahuan sistematik tentang hal ikhwal motivasi dan dorongan2 dalam proses psikik itu sehingga terjelma tindakan atau tingkah laku manusia, disebut : PsikodinamikMencoba mempelajari mekanisme (perjalanan) timbulnya gangguan jiwa, berarti kita mencoba memahami psikodinamik gangguan jiwa tersebut. Psikodinamik dapat disamakan dengan patogenesis pada gangguan/penyakit fisik.

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT....)

    Psikopatologi adalah pengetahuan sistemik tentang etiologi, hakekat, perkembangan, pembahagian dan saling hubungan dari kelainan tingkah laku dan meliputi hipotesis dan definisi tentang kelainan tingkah laku tersebut.

    Sebahagian besar kelakuan manusia bersifat jenis2 tingkah laku yang telah dipelajari sebelumnya.

    -Berdasarkan pengalaman2 diperoleh manusia selama hidupnya, ia telah memilih cara tertentu yang dianggapnya paling cocok untuk mengatasi masalah atau problem yang dihadapi.

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT....)-Cara atau pola tersebut merupakan sesuatu yang khas bagi individu tersebut disebut : kepribadian.-Kelakuan manusia selalu dicetuskan oleh rangsangan (stimulus) yang mengenai individu tersebut.-Jika manusia hidup dalam satu lingkungan, maka manusia tersebut akan selalu terangsang oleh manusia lain yang hidup dalam lingkungannya (manusia akan dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya).

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)Pengaruh lingkungan terhadap diri manusia sebagai rangsangan (stimulus) dan manusia memberikan reaksi (respons) sebagai ikhtiar untuk mempengaruhi lingkungan.

    -Reaksi (respons) tampak keluar sebagai kelakuan manusia. S (stimulus) ---- I (individu) ---- R (respons)

    -Tiap respons selalu ada tujuan yang hendak dicapai (goal) dan senantiasa ada motif (alasan).

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)Tujuan (goal) dapat berupa suatu benda atau keadaan.

    Motif dapat timbul karena adanya suatu kebutuhan (need) baik biologik atau psikologik. Tanpa suatu motif tidak akan terjadi suatu perbuatan (kelakuan), kecuali perbuatan (kelakuan) yang berupa refleks (refleks merupakan respons tanpa motif).

    -Motif tidak sama dengan stimulus. Motif mungkin ada sebelum suatu stimulus, sedangkan selanjutnya stimulus dapat menimbulkan suatu motif. Misalnya : rasa haus sebagai motif untuk minum sebelum adanya suatu stimulus dalam bentuk segelas air.

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT.)Sebelum terjadi suatu tindakan/perbuatan selalu ada persiapan2 tertentu baik bersifat mental, fisiologik atau fisik (somatik).Bidang mental : - cara berpikir dipertajam - pikiran dikonsentrasikan - penjelmaan emosi yang adekuatBidang fisiologik : - sekresi adrenalin meningkat ; denyut jantung meningkat, tekanan darah naik, kadar glukosa meningkat. - nafas dipercepat.Bidang somatik : - tonus otot rangka meningkat. - daya tangkap panca indra dipertajam.Perubahan2 tersebut untuk mempertinggi efisiensi setiap tindakan (aksi).Ditinjau secara bio kimia untuk mempersiapkan suatu aksi terjadi proses katabolik.

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)

    Sebaliknya proses2 yang tidak langsung berhubungan dengan aksi akan dihentikan. Ditinjau secara bio kimia terjadi proses anabolik.

    Sesudah tercapai suatu maksud (aksi) maka proses2 katabolik ditiadakan sehingga individu kembali pada keadaan semula dan proses anabolik dapat berlangsung seperti semula.

    Perlu diperhatikan bahwa selama motif masih ada, semua persiapan untuk suatu tindakan (aksi) masih tetap berlangsung.

    -Proses persiapan yang terus menerus akhirnya dirasakan/terlihat sebagai suatu gejala atau gangguan tertentu :- Bila gejala mental yang dominan psikoneurosis (neurosis)- Bila gejala fisiologik yang dominan psikofisiologik (psikosomatik)- Bila gejala somatik yang dominan gangguan konversi

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI(CONT .)Terkait kebutuhan psikologik, maka individu akan berupaya (memiliki dorongan atau motivasi) untuk mencapainya (tujuan).Kadang2 tujuan yang diinginkan tidak tercapai karena adanya rintangan, disebut : Konflik Psikik. Konflik psikik adalah pertentangan dua keadaan (dorongan) yang terjadi secara tidak sadar (unconscious level).Rintangan dapat berasal dari dalam diri sendiri (prinsip diri) atau dari luar diri.Rintangan yang bersumber dari luar diri, antara lain : - tata tertib yang berlaku. - nilai/norma yang tidak boleh dilanggar. - peraturan-peraturan. - adat-istiadat/kebiasaan/tradisi.

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)

    Konflik psikik

    Frustrasi (kecewa)

    Takut,malu, khawatir (real anxiety)

    Diselesaikan secara sadar (fight, menarik diri, kompromi)

    Tidak berhasil

    Repressif

    Ansietas bebas mengambang (sbg kumannya gangguan jiwa)

    Mekanisme defensif spesifik

    Keluhan/gejala tertentu

    Gangguan jiwa tertentumengambang (free floating anxiety), sebagai

  • PSIKODINAMIK DAN PSIKOPATOLOGI (CONT .)

    Proyeksi (waham+halusinasi) gangguan paranoid.Introversi (melamun/autisme) gangguan skizofrenia.Gembira dan aktifitas >> gangguan maniakal.Menurunkan aktifitas gangguan depresif.Konversi (gangguan fungsi organ/kepribadian) gangguan histerik.Displacement (pergeseran) gangguan fobik.Regresi (berat) gangguan skizofrenia hebefrenik.Undoing (peniadaan) gangguan obsesif-kompulsif.

  • GANGGUAN NEUROTIK (NEUROSIS) Merupakan gangguan jiwa dengan tanda-tanda : - keluhan yang dirasakan sebagai keluhan subyektif. - tidak terdapat dasar organik yang dapat dibuktikan. - discriminative insight (daya tilik, kesadaran diri terhadap penyakitnya) masih relatif baik. - kemampuan daya nilai realitas (reality testing ability) masih baik (berbeda dengan gangguan psikotik, dimana kemampuan daya nilai realitas sudah terganggu secara berat sehingga timbul waham, halusinasi, autisme, inkoherensi, tingkah laku kacau dsb).Insidens : Insidens berkisar antara 20 60 per 1000 penduduk.

  • GANGGUAN NEUROTIK (CONTINOUS .)

    Gejala-gejala : -pada umumnya penderita masih menyadari dirinya terganggu, walau dia tidak memahami kenapa dirinya menjadi demikian. -gejala utama terdapat kecemasan yang bebas mengambang (free floating anxiety) yang dapat dirasakan langsung atau telah dirubah oleh berbagai mekanisme defensif spesifik. -gejala kecemasan yang telah diubah oleh sistem mekanisme pertahanan diri akan terlihat atau dirasakan sebagai gejala atau keluhan yang akan menentukan pula jenis gangguan tersebut.

  • TIPE/JENIS GANGGUAN NEUROTIK (NEUROSIS)

    Neurosis Cemas (neurosis ansietas).Neurosis Obsesif-kompulsif.Neurosis Fobik (fobia).Neurosis Histerik.Neurosis Depresif (gangguan distimik).

  • NEUROSIS ANSIETAS

    Mekanisme defensif digunakan tidak spesifik.Gejala dominan adalah ansietas yang tidak terikat pada suatu benda atau keadaan (free floating anxiety). Bila kecemasan memuncak (hebat) timbul gangguan panik.Kecemasan sering bermanifestasi sebagai :Ketegangan somatik (gemetar, tegang, gelisah, tidak bisa santai dsb).Hiperaktif SSO (berkeringat, jantung berdebar, telapak tangan basah dsb).Khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang (cemas, khawatir, membayangkan akan terjadi kemalangan pada dirinya atau orang lain).- Kewaspadaan yang berlebihan (mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga perhatian mudah teralih, sukar berkonsentrasi, tidak sabar dsb).

  • NEUROSIS OBSESIF-KOMPULSIFObsesif : paksaan mengulang-ulang suatu ide/pikiran, bila tidak diulang timbul perasaan cemas (ansietas).

    Kompulsif : paksaan mengulang-ulang suatu perbuatan, bila tidak diulang timbul perasaan cemas (ansietas).

    Biasanya adanya pikiran obsesif akan diikuti oleh perbuatan kompulsif.

  • NEUROSIS OBSESIF-KOMPULSIFPada neurosis obsesif-kompulsif mekanisme defensif utama digunakan adalah undoing, dimana kecemasan yang ada dihilangkan dengan mengulang-ulang pikiran dan/perbuatan.

    Gejala2 yang bisa diperlihatkan : - mencuci tangan berulang-ulang. - mengunci pintu berulang-ulang. - menukar pakaian berulang-ulang. - menghitung nomor setiap mobil yang lewat. - mencabut-cabut rambut/bulu (trikopillomania). - mencuri (kleptomania). - hubungan seks (nymphomania). - dsb.

  • NEUROSIS FOBIK (FOBIA)

    Fobik (fobia) adalah ketakutan menetap dan tidak rasional (irrasional) terhadap suatu obyek, aktifitas atau situasi spesifik dan menimbulkan keinginan mendesak untuk menghindari obyek, aktifitas atau situasi tersebut.

    Obyek, aktifitas atau situasi tersebut sering terkait dengan kejadian/peristiwa menyakitkan/menakutkan dimasa lampau.

    -Mekanisme defensif utama digunakan pada gangguan ini adalah displacement (pergeseran).

  • NEUROSIS FOBIK (FOBIA)

    Fobia dinamai sesuai obyek, aktifitas atau situasinya : - agorafobia (takut tempat luas). - aichmofobia (takut benda tajam ; pisau, gunting dsb). - acrofobia (takut tempat tinggi). - klaustrofobia (takut tempat tertutup). - nekrofobia (takut mayat). - zoofobia (takut binatang). - bacterofobia (takut bakteri). - dsb.

  • NEUROSIS HISTERIKMekanisme defensif dominan digunakan adalah konversi (kecemasan dihilangkan dengan gangguan fungsi organ atau kepribadian).

    -Pada gangguan histerik fungsi badaniah atau mental hilang tanpa dikehendaki penderita. Gejalanya sering timbul secara tiba2 bila penderita menghadapi keadaan emosi (perasaan cemas) yang hebat. Dengan mengkonversi kecemasan kepada gangguan fungsi organ atau mental, maka penderita menjadi tenang. Ini merupakan keuntungan primer (primary gains). Akibat gangguan fungsi organ atau mental, maka penderita mendapat pula bbrp keuntungan, seperti : - mendapat perhatian berlebihan. - mendapat bbrp fasilitas/dispensasi. - diberikan cuti atau istirahat. - dsb. Keuntungan ini disebut keuntungan sekunder (secondary gains). Akibat 2 keuntungan tersebut, maka seolah-oah penderita enggan sembuh dari gangguan.

  • NEUROSIS HISTERIKNeurosis histerik dibedakan menjadi 2 bagian :Reaksi konversi (Neurosis histerik jenis histerik). Kecemasan dikonversi dengan gangguan fungsi sensori-motorik (lumpuh, kaku, anestesia, analgesia, buta, tuli dsb).Reaksi dissosiasi (Neurosis histerik jenis dissosiatif). Kecemasan dikonversi dengan pemisahan fungsi kepribadian (amnesia, perubahan kesadaran, kepribadian ganda, kesurupan dsb).

  • NEUROSIS DEPRESIFDisini terjadi gangguan afek (mood) berupa afek depresif, tetapi tidak menunjukkan tanda2 psikosis (seperti : waham,halusinasi, gangguan berat dalam kemampuan daya nilai realitas lainnya).

    Gejala-gejala yang sering diperlihatkan : - insomnia atau hipersomnia. - lesu, lelah, perasaan tidak mampu, minder, mencela diri sendiri. - aktifitas/produktifitas menurun. - menarik diri dari pergaulan. - kurang bicara. - mudah tersinggung. - murung, sedih, pesimistik. - hilang minat terhadap semua/hampir semua aktifitas/hobi yang biasanya menyenangkan. - putus asa, berpikir bunuh diri dsb

  • DIAGNOSIS

    -Diagnosis gangguan neurotik tidak hanya dilihat dari gejala2nya, tetapi harus juga dipahami bagaimana terjadinya (psikodinamik).Karenanya harus dicari sumber konfliknya, mekanisme defensif digunakan, faktor kepribadian, faktor2 konstitusi dsb.Dengan memahami dinamiknya maka penanganan akan lebih pada penyelesaian konfliknya.

  • TERAPITerapi atau pengobatan gangguan neurotik dilakukan dengan pendekatan2 :

    1. Terapi meikamentosa (obat-obatan) Dalam kondisi kecemasan hebat diberikan obat-obat anti cemas (benzodiazepin), tetapi perlu dihindarkan pemberian benzodiazepin dalam jangka panjang karena dapat menimbulkan ketergantungan. Pada neurosis depresif diberikan obat-obat anti depressant (amitriptilin, imipramin, maproptilin, mianserin, SSRI, MAOI dsb.2. Psikoterapi Bila kecemasan ringan atau sesaat dengan terapi supportif enderita dapat tenang. Tetapi bila gangguan neurosis didasari gangguan kepribadian maka psikoterapi yang lebih dalam (psikoanalisis) perlu dilakukan untuk merubah persepsi subyektif individu kearah persepsi yang lebih rasional (asuk akal).3.Terapi sosial (sosioterapi) dan manipulasi lingkunga Bila faktor2 stressor psikosossial atau lingkungan bermakna bagi timbulnya gangguan, maka terapi sosial atau manipulasi lingkungan sangat membantu penyembuhan.

  • GANGGUAN PSIKOFISIOLOGIK (GANGGUAN PSIKOSOMATIK)

    Seperti dikemukakan sebelumnya karena frustrasi akan timbul ansietas. Ansietas tersebut akan dihilangkan dengan mekanisme defensif. Bila gejala atau gangguan fungsi organ/alat sebagai pengganti ansietas disebut gangguan psikofisiologik (gangguan psikosomatik)Hubungan antara emosi dan soma sukar untuk dipisahkan.

  • Harus disadari bahwa bila memeriksa seseorang dari mula2 dibiasakan memperhatikan 3 kemungkinan :Penderita menunjukkan gejala2 somatik, tetapi pada alat tubuh (organ) tidak dijumpai kelainan organik, diseut : gangguan fungsional.Pada penderita ditemukan kelainan pada alat tubh (organ), meskipun demikian asal mulanya karena suatu kelainan emosional. Karena terjadi gangguan faal terlalu lama, maka timbullah kelainan anatomik yang irreversibel.Penderita menunjukan kelainan pada alat tiubuh (organ), tetapi gejala yang diperlihatkan tidak sesuai dengan kelainan organik. Kelebihan gejala kemungkinan memiliki dasar emosional.

    Jadi menegakkan diagnosis gangguan psikofisiologik (gangguan psikosomatik) janganlah per exclosionem.

  • EtiologiEtiologi gangguan psikosomatik adalah karena adanya ansietas. Dan gejala/gangguan psikofisiologik merupakan salah satu mekanime defensif terhadap ansietas.

    Tentang terkenanya alat tertentu bila mengalami ansietas ada 2 hipotesis :Locus minorus resistensi ; alat/bagian terkena adalah alat/bagian yang mempunyai daya tahan terlemah.Ansietas tertentu menyebabkan gangguan tertentu pula. Misalnya : - kolitis ulseratif --- ansietas rasa bersalah dan berdosa menyebabkan gangguan defekasi, diare berlendir dan mengandung mukosa usus, anoreksia dan lelah. - anoreksia nervosa --- rasa permusuhan terhadap saudara/orang tua menyebabkan nafsu makan hilang, muntah sehingga menjadi sangat kurus. - menopause --- ansietas rasa tertekan, terasing dan terbatas dalam hubungan sosial menyebabkan berhentinya menstruasi (menopause).

  • Beberapa gangguan psikofisiologik (psikosomatik)1. Sistem kardiovaskuler ansietas hebat (tu kekhawatiran akan kematian) --- perhatian tertuju pada jantung, dirasakan menderita penyakit jantung.2. Astenia sirkularis ansietas dikonversi dengan kelelahan fisik.3. Hipertensi vaskularis ketegangan --- vasokonstruksi --- hipertensi.4. Sistem gastrointestinal anoreksia, rasa mual, nyeri ulu hati, nyeri dada.5. Ulkus peptikum emosi --- ulkus peptikum.6. Kolitis ulseratif ansietas rasa bersalah/berdosa --- gangguan defekasi, bab mengandung lendir dan selaput lendir, anoreksia dan lelah.

  • 7. Anoreksia nervosa nafsu makan hilang sehingga menjadi kurus karena ada perasaan permusuhan terhadap saudara/orang tua. 8. Sistem respiratorik --- asma bronkial. 9. Sistem endokrin kehilangan/ancama kehilangan orang dekat --- tyrotoksikosis.10. Menopause terkekang, terasing, terbatas dalam hubungan sosial menyebabkan berhentinya haid (menopause).11. Kulit (dermatitis) rasa malu menyebab dermatitis atopik.12. Sistem urogenital kesulitan dalam perkembangan seksual --- dismenore, dispareunia, impotensia, frigiditas.