40
GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE SKRIPSI RAHMA RONITA NIM: 09C10104022 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM

HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE

TENGAH KABUPATEN SIMEULUE

SKRIPSI

RAHMA RONITA

NIM: 09C10104022

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2014

Page 2: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI

DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH

KABUPATEN SIMEULUE

Skripsi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

RAHMA RONITA

NIM: 09C10104022

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2014

Page 3: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan

pribadi, serta kemampuan fisik. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui

kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang bersama - sama sering

disebut sebagai "Segitiga Kesehatan" (Bascom, 2009).

Hening (1992), menyebutkan ada beberapa tanda dan gejala senam hamil

harus dihentikan yakni, timbul rasa nyeri terutama nyeri dada, nyeri kepala dan

nyeri pada persendian, kontraksi rahim yang lebih sering (interval < 20 menit),

pendarahan pervagina, keluarnya cairan ketuban, nafas pendek yang berlebihan,

denyut jantung yang meningkat ( >140 x /menit), mual dan muntah yang menetap,

kesulitan jalan, pembengkakan yang menyeluruh, aktifitas janin yang berkurang.

Primadi dalam Roosytasari (2009) salah satu bentuk latihan atau olahraga

bagi ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil merupakan suatu program

latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan

menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam peroses persalinan,

serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri

dalam menghadapi persalinan.

Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil

untuk mempersiapkan dirinya baik fisik maupun mental dalam menghadapi

Page 4: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

2

persalinan. Ibu hamil sangat membutuhkan tubuh yang sehat dan bugar. Oleh

karena itu, selain makan secara teratur, ibu hamil harus cukup istirahat dan

berolahraga sesuai dengan kebutuhannya, salah satu olahraga yang baik untuk ibu

hamil adalah senam hamil. Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap ibu hamil,

karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat

membuat ibu hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari - hari, sehingga

stres akibat rasa cemas menjelang persalinan akan dapat diminimalkan (Indiarti,

2008).

Pergerakan dan latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang

ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya.

Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir

kepadanya melalui plasenta, yaitu melalui darah ibunya kedalam aliran darah bayi

yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah

di seluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui

plasenta juga akan menjadi lancar (Widianti, 2010).

Latihan senam hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila penyajiannya

tidak disusun secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai

saat umur kehamilan 28 minggu. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur

dan intensif, wanita tetsebut akan menjaga kesehatan tubuhnya dan janin yang

dikandungnya secara optimal (Evariny, 2007).

Meskipun tubuh cukup sehat dan dapat menyesuaikan diri dengan adanya

perubahan-perubahan yang terjadi tapi akan sangat membantu jika melakukan

olahraga atau senam hamil. Biasanya proses pemulihan setelah melahirkan pun

Page 5: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

3

akan lebih cepat dibandingkan tubuh yang kondisinya kurang baik. Dengan

berlatih senam hamil secara teratur, tingkat kesadaran secara keseluruhan terhadap

hakekat hidup bertambah, kelelahan pun akan berkurang dan ini akan membuat

semangat bertambah.(Musbikin, 2009).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Oetomo, Sofoewan (1998) juga

menunjukkan bahwa 100 wanita primigravida, didapat bahwa kejadian partus

lama lebih kecil secara bermakna (1,9%-15%). Dikalangan wanita hamil yang

melakukan senam hamil juga lama persalinan kala II nya juga bermakna lebih

singkat dari pada yang tidak melakukan senam hamil. Secara statistik resiko

relatifnya 0,125; artinya resiko partus lama pada ibu yang melakukan senam hamil

0,125 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil.

(Supriatmaja, 2012)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Lamayang Kecamatan

Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue ibu hamil berjumlah 15 responden, yang

melakukan senam hamil 9 responden dengan usia kehamilan pada masa tua

trimester III (7 - 9 bulan), sedangkan yang tidak melakukan senam hamil 4

reponden usia kehamilan masa yang dapat digolongkan ke dalam masa mudah

trimester II (4 - 6 bulan), dan 2 responden usia kehamilan masa mudah trimester I

(0-3 bulan) karena usia kehamilannya masih belum cukup umur untuk melakukan

senam hamil. Bedanya trimester II (4-6 bulan) merupakan suatu priode

pertumbuhan yang cepat pada priode ini bunyi jantung janin sudah dapat di

dengar, gerakan janin jelas panjang janin kurang lebih 30 cm dan beratnya 600

gram. Sedangkan usia kehamilan trimester I (0-3 bulan) dalam masa kehamilan

Page 6: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

4

trimester pertama terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada sel telur yang

telah dibuahi dan terbagi dalam 3 fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase

janin. Fase ovum sejak proses pembuahan sampai proses implantasi pada dinding

uterus, kemudiaan disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10-14

hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan proses pembentukan

organ – organ utama, fase ini berlangsung dari 8 minggu sampai tiba waktunya

kelahiran, pada fase ini tidak ada lagi proses pembentukan melainkan proses

pertumbuhan dan perkembangan. (Bobak, 2011).

Dengan melakukan latihan atau gerakan yang dilakukan dalam senam hamil

akan memiliki tujuan dan manfaat tertentu seperti yang dikemukakan oleh

Mellyna Huliana, (2009) menyatakan bahwa senam hamil mempunyai tujuan

mempersiapkan mental ibu hamil yaitu tercapainya ketenangan rohani dan

terbentuknya kepercayaan diri.

Pada wanita hamil, selama pengawasan antenatal diperiksa tentang

kehamilanya dan diberikan nasehat-nasehat serta dibeberapa rumah sakit telah

dilakukan senam hamil. Sesungguhnya senam hamil bukanlah suatu hal yang aneh

dan luar biasa karena wanita-wanita di negara maju sangat menyukai senam dan

latihan fisik, baik saat hamil maupun diluar kehamilan, untuk menjaga kondisi

fisik dan mentalnya. Di Indonesia hal ini baru disadari oleh sekelompok

masyarakat kota - kota besar yang modern dan maju demikian pula halnya,

dengan latihan senam hamil (Mochtar, 2010).

Kurangnya pengetahuan ibu terhadap senam hamil mengakibatkan

kurangnya minat dan keinginan ibu untuk melakukan kegiatan senam hamil

Page 7: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

5

tersebut. Sehingga berdampak negatif terhadap keadaan ibu dan janinnya.

Dampak tersebut meliputi, terjadinya perdarahan pervagina, memperlambat

proses persalinan, rentan terhadap kelahiran prematur, adanya tanda kelainan pada

janin, eklamsi / pre eklamsi dan sebagainya (Bobak, 2011).

Dampak yang akan terjadi dapat dicegah jika latihan senam hamil tersebut

dilakukan secara teratur baik ditempat latihan maupun di rumah dalam waktu

senggang dapat menuntun ibu hamil ke arah persalinan yang fisiologis selama

tidak ada keadaan patologis yang menyertai kehamilan. Ibu hamil yang

melakukan senam hamil secara teratur selama masa kehamilannya dilaporkan

dapat memberikan keuntungan pada saat persalinan yaitu pada masa kala aktif

(kala II) menjadi lebih pendek, mencegah terjadinya letak sungsang (miring) dan

mengurangi terjadinya insiden sectio caesaria.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa terdorong untuk mengambil

judul penelitian ini yakni “Gambaran Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil

di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue”.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan uraian latar belakang di atas, di tetapkan rumusan

masalah penelitian ini yaitu” Bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil

Page 8: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

6

Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Hamil

Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam

bidang Pengetahuan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue

Tengah Kabupaten Simeulue.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam

bidang Sikap Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue

Tengah Kabupaten Simeulue.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap

Tindakan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai memperkaya khasanah acuan bagi peneliti selanjutnya untuk

mengatahui secara mendalam gambaran perilaku ibu hamil tentang senam hamil.

Page 9: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

7

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yaitu dapat memberikan masukan yang berarti bagi ibu

hamil dalam meningkatkan pengetahuan sehubungan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Simeulue.

Sebagai temuan yang dapat dijadikan standar bagi pembina masyarakat

khususnya ibu hamil di Kabupaten Simeulue.

2. Bagi Instansi Dinas Kesehatan.

Sebagai tolak ukur dalam memberikan pelayanan dan usulan yang baik bagi

Ibu hamil.

3. Bagi Ibu Hamil.

Agar ibu hamil dapat memperoleh pemahaman yang optimal tentang cara

menjaga kesehatan ibu hamil.

Page 10: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perilaku

Notoatmodjo (2007), Perilaku dipandang dari segi bologis adalah suatu

kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada

hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku dan

gejala yang tampak pada organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik

(keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan faktor genetik dan

lingkungan merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup termasuk dari

manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau

modal untuk perkembangan perilaku mahluk hidup itu selanjutnya. Sedangkan

faktor lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk

perkembangan perilaku tersebut.

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap

stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini bersifat

fasif (tanpa tindakan) maupun aktif disertai tindakan (Notoatmodjo, 2007)

Page 11: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

9

2.1.1. Bentuk Perilaku

Notoatmodjo (2007), secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu

respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek.

Respon dibedakan menjadi 2 (dua) :

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap yang terjadi orang menerima stimulus

tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam tindakan atau

praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh

sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktek (practice) contoh

seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau bidan praktik

swasta.

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner (1938) dalam Notoatmodjo

(2007), maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)

Page 12: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

10

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang uantuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:

a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif,

maka dari orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat

kesehatan yang seoptimal mungkin.

c) Perilaku gizi (makanan dan minuman) , makanan dan minuman dapat

memelihara dan dan meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan

seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung

pada prilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencaharian dan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau

disebut perilaku pencaharian pengobatan ( health seeking behavior).

3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah merespons lingkungan, baik lingkungan

fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya,sehingga lingkungan tersebut

tidak mempengaruhi kesehatannya.

2.2. Domain Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia sangat kompleks dam mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli psikologi

pendidikan membagi prilaku itu kedalam 3 domain ( ranah / kawasan ), meskipun

Page 13: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

11

kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas.

Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa

dalam tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga

domain prilaku tersebut, yang tediri dari : ranah kognitif (cognitive domain), ranah

afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Dalam

perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan

pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain itu diukur dari: pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude ), dan praktik atau tindakan (Practik ).

2.2.1. Pengetahuan

Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atua kognitif merupakan domian yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

Page 14: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

12

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus (objek).

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogert menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini di dasari oleh

pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang

tercakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajadi

sebelumnya. Termasuk mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik

dari seluru bahan yang di pelajari atau ransangan yang telah di terima.

Oleh sebab itu, “ Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

Page 15: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

13

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

teleh dipelajari pada situasi kondisi yang real (sebenarnya).

4. Analisa (analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesia (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.

2.2.2 Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) Sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum

Page 16: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

14

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku.

Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan

bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan( keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional untuk evaluasi emosional terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak ( Trend to behave )

Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan

evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang

menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap

komponen afektifnya. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari

sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John

karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas." Akhirnya, perasaan bisa

menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap

merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap

seseorang atau sesuatu (Notoatmodjo, 2007).

Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan

perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi

sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap dengan perilaku, peninjau

menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling

banyak, hanya berhubungan sedikit. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap

memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan

Page 17: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

15

semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan

memperhitungkan variabel-variabel pengait (Notoatmodjo, 2007).

2.2.3. Tindakan

Tindakan yaitu suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan (over behavior) jadi untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan

yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan ,

antara lain ada fasilitas yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2007)

Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan (overt behaviour) untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas. Selain faktor fasilitas juga diperlukan juga diperlukan

faktor dukungan (Support) dari pihak lain antara lain:

a. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil merupakan paktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (Guided respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan

contoh adalah indikator praktik tingkat dua.

c. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomasis atau

sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik

tingkat tiga.

Page 18: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

16

d. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi

kebenaran tindakannya tersebut.

2.3. Senam Hamil

2.3.1. Pengertian Senam Hamil

Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,

secara fisik ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan

spontan. Senam hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di

lakukan saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28 minggu

kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk

meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan.

Gerakan senam hamil diatur secara bertahap untuk dilakukan pada setiap

perkembangan usia kehamilan, disesuaikan pula dengan kebutuhan. (Mandriwati,

2008).

2.3.2. Sejarah Singkat Senam Hamil

Suatu evolusi ke arah penanggulangan aspek-aspek fisik dari persalinan

dan pemeliharaan pre-postnatal yang bertujuan melindungi ubu dan anak telah

dirintis sejak 300 tahun yang lalu. Pada permulaan abad ke - 20 tercapailah suatu

kemajuan yang memberikan kesempatan kepada wanita untuk memperoleh

persalinan yang fisiologis dengan memberikan bimbingan baik fisik maupun

psikis.

Page 19: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

17

Yang menjadi pelopor Prenatal Care ini adalah Europa. Buku pertama

mengenai prenatal care ini adalah “Birth Mankid” yang diterbitkan oleh Thomas

Tasynald pada tahun 1540. Selanjutnya Thomas Bull (tahun 1837) menulis buku

tentang “Kesehatan Wanita Hamil” yang membahas pemeliharaan buah dada,

senam hamil, defekasi dan sebagainya. Di amerika pun terjadi evolusi dalam

bidang prenatal care ini. Seorang physiothetapist berkebangsaan Inggris menulis

buku “A Way To Natural Childbirth’’ yang mempopulerkan senam hamil.

Akhirnya Read yang terkenel dengan lingkaran setannya yaitu Ear tension-Paind

syndrome, telah mempopulerkan senam hamil dalam teorinya “Natural

Childbirth’’.

Di Indonesia pun pre postnatal care ini berkembang. Masyarakat mulai

sakit bersalin yang telah memasukkan latihan senam hamil ini kedalam kegiatan

bagian Obstetri. Pada tahun 1972 R.S. dr. Hasan Sadikin di Bandung mulai

meningkatkan pelayanannya dalam bidang Obstetri dengan memberikan latihan

senam kepada pasien-pasiennya dan pasien lainnya yang dikirim dari luar rumah

sakit tersebut. Latihan senam hamil ini telah disusun secara metodis dan

disesuaikan dengan tujuan prenatal care dan kepentingan wanita hamil (Widianti,

2010).

2.3.3. Tujuan Senam Hamil

Mandriwati (2008, hal 81) menyebutkan ada sebelas tujuan senam hamil

antara lain, 1.menguasai teknik pernapasan, 2.memperkuat elastisitas otot,

3.mengurangi keluhan, 4.melatih relaksasi, 5.menghindari kesulitan,

6.memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar

Page 20: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

18

panggul yang penting dalam proses persalinan, 7.mengurangi kecemasan dan

ketegangan selama kehamilan, 8.melatih berbagai tehnik pernafasan,

9.memperlancar persalinan normal secara fisik dan mental, 10.meningkatkan

mood dan pola tidur ibu dan, 11.mempercepat penurunan berat badan ibu setelah

melahirkan. Sebelas tujuan tersebut semata-mata diarahkan untuk memperkuat

otot perut sehingga, persalinan jadi lancar.

Selain itu, senam hamil melatih ibu memiliki sikap tubuh yang prima

sehingga terbukti mampu mengurangi beberapa keluhan seputar kehamilan seperti

nyeri pinggang, punggung, dan sesak nafas. Tak kalah pentingnya, dalam latihan

ini ibu akan diajarkan bagaimana cara menghadapi kontraksi dan relaksasi, tehnik

pernapasan, serta mengatur ketenangan psikologis saat persalinan. Tak jarang

pula, beberapa gerakan senam hamil terbukti ampuh mengubah posisi janin yang

menyungsang.

2.3.4. Syarat-Syarat Senam Hamil

Mandriwati (2008) juga menyebutkan tentang syarat-syarat senam hamil

yakni, 1 kehamilan berjalan normal dengan rekomendasi dari dokter atau bidan, 2

kehamilan berusia minimal 7 bulan, 3 diutamakan pada kehamilan yang pertama

atau kehamilan berikutnya yang mengalami kesulitan persalinan atau melahirkan

prematur, 4 latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana tenang, 5

berpakaian cukup longgar, 6 menggunakan kasur atau matras jangan di lantai.

Enam syarat ini tentu harus dipenuhi secara mutlak dengan demikian syarat

dipenuhi untuk menghindari resiko ibu hamil.

Page 21: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

19

2.3.5. Manfaat Senam Hamil

Selain syarat- syarat senam di atas untuk ibu hamil juga harus memperoleh

manfaat senam seperti, 1. mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri

punggung, 2. memperbaiki sirkulasi darah, 3. membuat tubuh segar dan kuat

dalam aktivitas sehari-hari, 4. tidur lebih nyenyak, 5. mengurangi resiko kelahiran

premature, 6. mengurangi stress, 7. membantu mengembalikan bentuk tubuh

lebih cepat setelah melahirkan, 8. tubuh lebih siap dan kuat di saat proses

persalinan, 9. bertemu dengan calon ibu lain bila ibu melakukannya kelas senam

hamil. Manfaat tersebut sangat diperlukan oleh ibu hamil karna menyangkut

mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung, memberbiki sirkulasi

darah, membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari, tidur lebih

nyenyak dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil resiko bagi

seorang ibu hamil. (Mellyna Huliana, 2009).

2.3.6. Tahapan Senam Hamil

Senam bagi ibu hamil memiliki dua tahapan latihan yaitu, latihan

pendahuluan dan latihan inti, baik latihan pendahuluan maupun latihan inti

masing-masing memiliki tujuan, 1. latihan pendahuluan, 2. latihan inti. Latihan

pendahuluan tujuannya untuk melemaskan otot-otot supaya tidak terjadi kekakuan

pada otot sebelum memulai senam hamil, latihan pendahuluan dilakukan kurang

lebih 5 menit. Latihan inti tujuannya untuk membentuk sikap tubuh, dan untuk

melatih pernapasan ibu.

Latihan Inti pada senam hamil terdiri dari beberapa gerakan yaitu, 1 latihan

membentuk sikap tubuh, 2 latihan kontraksi dan relaksasi, 3 latihan pernafasan.

Page 22: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

20

Latihan membentuk sikap yaitu latihan untuk memperoleh sikap tubuh yang baik,

latihan kontraksi dan relaksasi yaitu latihan untuk memperoleh dan mengatur

sikap tubuh yang relax pada saat diperlukan, latihan pernapasan yaitu latihan

untuk menguasi berbagai teknik pernapafasan sehingga pada saatnya dapat

digunakan sesuai dengan kepentingannya (Evariny, 2007).

2.3.7. Tahap-Tahap Gerakan

Selain tahapan senam hamil di atas untuk ibu hamil juga harus

memperoleh tahap-tahap gerakan senam seperti gerakan tegak lurus dan

menunduk datar (dorsi fleksi dan plantar fleksi), gerakan menutup dan membuka

(inversi dan eversi), gerakan memutar (sirkulasi duksi), gerakan tegak lurus dan

menunduk datar adalah tegakkan kedua telapak kaki, posisi lutut bagian

belakang menekan kasur sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa sakit,

tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya pada posisi datar

lakukan beberapa kali ulangan. Gerakan menutup dan membuka adalah tegakkan

kedua telapak kaki, hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain, posisi lutut

tetap menghadap ke atas, lalu tegakkan kembali, gerakan telapak kaki ke bawah,

buka kesamping, tegakkan lalu kembalikan ke posisi semula (posisi telapak kaki

tetap berhadapan). Gerakan memutar adalah tegakkan kedua telapak kaki,

tundukkan ke bawah, buka ke samping secara memutar, lalu tegakkan

kembali, tegakkan kedua telapak kaki, buka dari atas ke samping secara

memutar, tundukkan kedua telapak kaki, dan tegakkan kembali, lakukan setiap

gerakan 3-4 kali dalam 1 kali latihan (1hari). Jika terjadi pembengkakan,

lakukan gerakan ini sebanyak mungkin (Mellyna Huliana, 2009).

Page 23: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

21

Senam hamil juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun senam ini harus

dilakukan secara teratur, dengan kondisi yang tenang dan menggunakan pakaian

yang longgar. Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil yaitu,

latihan penguatan dan pelemasan otot tujuan latihan adalah melatih otot perut,

punggung, pinggang, dasar panggul, dan tungkai agar tidak tegang dan

mengurangi nyeri di lokosi tersebut:

Ibu telentang di matras,ganjal bahu dengan bantal, lutut ditekuk dan tangan

disamping badan. Kerutkan otot-otot yang ada di kedua paha hingga dengan

sendirinya pantat terlepas dari alat tidur. Jangan melakukan gerakan mengangkat

paha dengan sengaja agar latihan ini efektif. Kemudian, lepaskan kerutan pelan-

pelan sehingga pantat kembali menyentuh alas tidur. Lakukann sebanyak 2 x 8

hitungan.

Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, kedua lutut ditekuk, lalu

tangan di samping badan. Angkat kedua tungkai, kemudian gerakkan pergelangan

kaki ke depan dan belakang, luruskan kembali dalam hitungan 2 x 8 hitungan.

Lakukan hal yang sama pada kedua tungkai bergantian.

Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, lutut kiri di tekuk dan

tungkai kanan lurus, sementera tangan di samping badan. Gerakan tungkai secara

rata dengan alas tidur ke arah pantat (sehingga tungkai seperti pendek) dan arah ke

arah mata kaki (sehingga tungkai seperti panjang) dalam hitungan 2 x 8. Lakukan

hal yang sama pada tungkai kiri dengan menekuk lutut kanan.

Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, satu lutut di tekuk dan

kedua lengan membuka di samping badan, kemudian gulingkan lutut bergantian

Page 24: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

22

ke kanan dan kiri dengan menjaga badan tetap pada posisinya sebanyak 2 x 8

hitungan.

Ibu dengan duduk tangan bertumpu di belakang badan, kedua tungkai lurus

terbuka selebar bahu. Gerakkan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang

bergantian, dalam hitungan 2 x 8 hitungan.

Latihan Pernafasan tujuan latihan pernafasan adalah melatih pernafasan

dada dan diafragma. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, lutut

ditekuk dan tangan terjalin di atas dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang

mungkin sambil kedua tangan menekan dada pada hitungan 5-6-7-8. Kemudian,

tarik nafas dalam dengan mengembungkan dada pada hitungan 1-2-3-4. Lakukan

sebanyak 2 x 8 hitungan. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal,

kedua lutut ditekuk. Kali ini tangan terjalin di atas perut. Tiupkan nafas dari mulut

sepanjang mungkin sambil kedua tangan menekan perut atas pada hitungan 5-6-7-

8. Kemudian terik nafas dalam dengan mengembungkan perut atas pada hitungan

1-2-3-4. Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan (Saifuddin, 2011).

Latihan koreksi sikap tujuan latihan untuk mengurangi beban yang harus

disangga pinggang selama ibu mengandung. Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus,

tetapi rileks. Agar posisi ibu tidak terlalu tegak maka aturlah agar dada dan perut

agak terdorong ke belakang dan pantat agak ke depan. Pertahankanlah posisis ini

semampu mungkin setiap saat. (Brock, 2007).

2.3.8. Tahap-tahap Istirahat Mental

Ada beberapa tahap-tahap istirahat mental yang harus dipenuhi oleh ibu agar

dapat melakukan latihan ini secara aman antara lain, 1. Bengkokkan jari-jari

Page 25: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

23

kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu lepaskan, lakukan sebanyak 2

kali ulangan, 2. Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat posisi telapak tegak

tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan dan lepaskan, lakukan

sebanyak dua kali ulangan, 3. Bengkokkan jari - jari kaki dengan kuat posisi

telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan rapatkan bahu

ke badan genggam jari-jari tangan dengan kuat tahan dan lepaskan, lakukan

sebanyak dua kali ulangan, 4. Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat posisi

telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan rapatkan bahu

ke badan genggam jari-jari tangan dengan kuat tahan pejamkan mata,

kerutkan alis dengan kuat rapatkan rahang dengan kuat tahan dan lepaskan,

lakukan sebanyak 3-4 kali ulangan, 5. Jika kondisi jasmani sudah lelah,

konsentrasikan pikiran pada proses pernafasan saja jangan memikirkan hal-hal

yang lainnya, 6. Setelah selesai, keluarkan nafas dari mulut (tiup), kemudian

tarik nafas dengan mulut terbuka sebanyak tiga kali ulangan, tiup nafas

panjang-panjang, lalu tarik nafas dengan mulut terbuka, 7. lanjutkan pernafasan

dengan irama yang semakin panjang dan lambat sampai anda tertidur, saat

terjaga jangan langsung bangun, tetapi tidur terlentang dulu dan

konsentrasikan pikiran lalu bangun, 8. lakukan latihan ini 1 kali sehari sesudah

makan siang atau malam sebelum tidur (Ana, 2012).

2.3.9. Kontra Indikasi Senam Hamil

Larangan atau kontra indikasi mengikuti senam hamil seharusnya dapat

dikuti oleh semua wanita hamil yang tanpa komplikasi atau kelainan. Tetapi

beberapa kondisi pada ibu hamil tetap tidak dianjurkan melakukan senam hamil

Page 26: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

24

seperti ibu hamil dengan 1. penyakit jantung, 2. paru-paru, 3. bayi kembar, 4. ibu

yang pernah mengalami pendarahan saat kehamilan, 5. adanya riwayat keguguran,

6. servix inkompeten (servix membuka), 7. kelainan letak ari-ari seperti pelasenta

previa, 8. adanya tekanan darah tinggi, 9. menderita anemia berat, 10. riwayat

diabetes melitus, 11. kegemukan yang sangat hebat (obesitas), 12. penyakit-

penyakit dengan riwayat operasi, 13. perokok berat, 14. serta bila bobot badan ibu

terlalu kurus di bawah normal. Para ibu hamil dengan kondisi di atas sebaiknya

tidak melakukan senam hamil karena dapat menimbulkan resiko yang

membahayakan baik untuk ibu maupun janinnya (Musbikin, 2009).

Senam hamil sebaiknya secara rutin dilakukan dua kali dalam satu minggu

sejak usia kehamilan menginjak 28 minggu. Hal lain yang harus diperhatikan

adalah, gunakanlah pakaian yang longgar dan matras sebagai alas saat latihan,

pastikan pula ibu sedang dalam kondisi yang sehat saat latihan. Lakukan setiap

sesi latihan secara serius tetapi santai. Hentikan latihan bila ibu merasa lelah

karena senam hamil dilakukan untuk membuat ibu menjadi lebih sehat, bukan

malah membuat ibu menjadi sakit. (Widianti, 2010).

2.2.10. Relaksasi

Tujuan gerakan relaksasi untuk mencapai rileksasi bagi otot-otot perut dan

tungkai yang merupakan otot-otot yang sangat berperan selama ibu mengandung.

Dalam melakukan gerakan yang juga disebut pendinginan ini, ibu bisa sambil

mendengarkan musik jazz atau instrumen yang santai untuk membantu pikiran ibu

menjadi rileks.

Page 27: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

25

1. Ibu tidur terlentang di atas matras dengan kepala disanggga bantal hingga

punggung dan kedua tungkai bersila. Atur napas perlahan, tarik lewat hidung

sebanyak 4 hitungan dan keluarkan lewat mulut sebanyak 4 hitungan, 2. Ibu tidur

miring ke kiri (lebih baik) di atas matras, kepala disangga bantal, tungkai kanan

ditekuk di atas tungkai kiri yang diluruskan, ganjal guling di sela-sela paha. Atur

nafas perlahan, tarik lewat hidung sebanyak 4 hitungan dan keluarkan lewat mulut

sebanyak 4 hitungan. Lakukan hal yang sama dengan posisi tidur miring ke arah

kanan, 3. Ibu berbaring miring di atas matras, sebaiknya ke arah kiri. Ganjal

kepala dengan bantal, kedua lutut ditekuk ke arah perut, kedua tangan ditekuk di

bawah bantal, dan pejamkan mata. Tarik napas panjang sebanyak 4 hitungan

melalui mulut. Lakukan hal yang sama ke arah kanan. Tehnik relaksasi ini sangat

dibutuhkan untuk mengatasi mulas pada saat persalinan (Ana, 2012).

2.4. Landasan Teori

Adapun landasan teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

teori Benyamin Bloom yang dikutip oleh Notoadmodjo (2007), yang mengatakan

bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindaraan terhadap objek tertentu. Sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Tindakan yaitu

suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior)

jadi untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain ada fasilitas

yang memungkinkan. Sedangkan untuk teori senam hamil penulis menggunakan

Page 28: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

26

teori Mandriwati, (2008). Mengatakan bahwa senam hamil adalah terapi latihan

gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik ataupun mental, untuk

menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Peneliti mencatat beberapa penelitian yang serupa yang berkaitan dengan

penelitian - penelitian yang peneliti lakukan yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoiriyah tahun 2007 dengan judul

“Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Klinik Bidan Praktek

Swasta Hj. Endang Purwanti Am. Keb di Yogyakarta”. Metode Penelitian

yang digunakan deskriptif dan pendekatan cross sectional. Teknik

pengambilan sampel dengan accidental sampling. Hasil dari penelitian

tersebut pada kategori baik dengan persentase 78,5 %.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarni tahun 2003 dengan judul “Gambaran

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Rumah Bersalin Dwi

Hastuti Bugisan Prambanan Klaten”. Metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kuantitatif serta dengan metode pendekatan cross sectional.

Hasil penelitian yang disajikan dengan cara deskriptif dengan hasil

pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di Rumah Bersalin Dwi Hastuti

Bugisan Prambanan Klaten”. Pada kategori cukup baik sebanyak 65%.

3. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku

Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue

Tengah Kabupaten Simeulue”. Ibu yang melakukan senam hamil berjumlah 9

responden umur kehamilan trimester III (7 - 9 bulan).

Page 29: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

27

2.5. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin

diteliti, (Notoatmodjo, 2007)

Untuk memberikan arah pengetahuan ini, maka disusun kerangka konsep

sebagai berikut:

Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Senam Hamil

Page 30: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

28

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif. Deskriptif adalah pengumpulan informasi mengenai status

gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimasukkan untuk menguji hipotesa tertentu,

tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau

keadaan. (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk

menggambarkan gambaran perilaku ibu hamil tentang senam hamil di Desa

Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue pada tanggal 3 sampai dengan 16 Mei tahun 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berjumlah 15

orang ibu hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten

Simeulue.

Page 31: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

29

3.3.2. Sampel

Pengamambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total

populasi. Menurut Arikunto (2008) apabila sampel kurang dari 100 maka dapat

diambil dari seluruh jumlah populasi yaitu berjumlah 15 orang ibu hamil, dari usia

kehamilan 2 orang trimester pertama I (0 - 3 bulan), 4 orang trimester kedua II (4

- 6 bulan) dan 9 orang trimester ketiga III (7 - 9 bulan). Dari usia kehamilan 0 - 3

bulan dan usia kehamilan 4-6 bulan tidak bisa melakukan senam hamil sedangkan

yang bisa melakukan senam hamil adalah usia kehamilan 7 - 9 bulan di Desa

Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (Terlampir 6).

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung ibu hamil dengan teknik

wawancara melalui alat ukur kuesioner untuk mengetahui gambaran prilaku ibu

hamil tentang senam hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue.

3.4.2. Data Skunder

Data Skunder adalah data yang diperoleh dari catatan, laporan dan profil

Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue untuk

mengetahui jumlah ibu hamil beserta usia kehamilan di Desa Lamayang

Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

Page 32: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

30

3.5. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (Independen)

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan Segala sesuatu Wawancara Kuesioner 1. Tinggi Ordinal

yang diketahui 2. Rendah

ibu hamil tentang

senam hamil

2. Sikap Reaksi atau Wawancara Kuesioner 1. Positif Ordinal

respon yang 2. Negatif

masih tertutup

terhadap stimulan

atau objek dalam

melakukan aktifitas

3. Tindakan Suatu perbuatan Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal

yang dilakukan 2. Kurang

ibu hamil dalam baik

menghadapi persalinan

Variabel Terikat (Dependen)

3. Senam Hamil Upaya yang dilakukan Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal

ibu hamil untuk 2. Kurang

melancarkan baik

persalinan

3.6. Aspek Pengukuran Variabel

1. Pengetahuan

Untuk tingkat pengetahuan responden adalah :

a. Tingkat pengetahuan tinggi jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan

b. Tingkat pengetahuan rendah jika nilai skor responden ≤ 5 dari pertanyaan

Page 33: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

31

2. Sikap

Ukuran penilaian sikap adalah:

a. Untuk sikap positif jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan

b. Untuk sikap negatif jika nilai skor responden ≤ 5 dari pertanyaan

3. Tindakan

Ukuran penilaian Tindakan adalah:

a. Untuk tindakan baik jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan

b. Untuk tindakan kurang baik jika nilai skor responden ≤ 5 dari pertanyaan

4. Senam Hamil

a. Untuk tindakan baik jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan

b. Untuk tindakan kurang baik jika nilai skor responden ≤ 5 dari pertanyaan

3.7. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui angket atau kuesioner, maka dilakukan

pengolahan data yang melalui berupa tahapan sebagai berikut:

1. Editing yaitu melakukan pengecekan terhadap hasil pengisian kuisioner yang

meliputi kelengkapan identitas dan jawaban yang diberikan oleh responden.

2. Coding yaitu memberikan kode berupa angka-angka untuk setiap hasil

jawaban pada kuisioner.

3. Transfering yaitu memindahkan jawaban atau kode jawaban dalam media

tertentu

4. Tabulating yaitu mengelompokkan nilai responden berdasarkan kategori yang

telah dibuat untuk tiap-tiap variable dan selanjutnya dimasukan kedalam tabel

distribusi frekuensi.

Page 34: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

32

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat yaitu

data yang mendeskripsikan atau menggambarkan data tersebut dalam bentuk

persentase dengan formula. Untuk mempresentasikan jumlah jawaban maka

digunakan rumus sebagai berikut :

𝑝 = 𝑓

n x 100 %

Keterangan :

p = persentase

f = frekuensi

n = jumlah seluruh responden (Arikunto, 2010).

Page 35: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah yang merupakan suatu desa

yang sumber pendapatan masyarakatnya bertumpu dari hasil pertanian adalah

suatu daerah pemukiman dengan jumlah penduduk 213 jiwa yang terdiri dari 110

jiwa penduduk laki-laki dan 103 jiwa penduduk dengan jenis kelamin perempuan.

Potensi Desa Lamayang cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan secara

maksimal.

Secara adminstratif Desa Lamayang mempunyai batas - batas wilayah

sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Desa Sigulai

- Sebelah Selatan berbatas dengan Desa Kuta Baru / Kampung Aie

- Sebelah Timur berbatas dengan Desa Latitik

- Sebelah Barat berbatas dengan Desa Sibulu

4.1.2. Karakteristik Umur Responden

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Desa

Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 < 20 2 13,3

2 20-34 12 80

3 > 34 1 6,7

Total 15 100

Sumber: Data Primer,diolah dari kuesioner

Page 36: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan
Page 37: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Pengetahuan tentang Senam

Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup tinggi. Hal

ini terbukti bahwa 8 responden (53,3%) memiliki pengetahuan rendah, dan

7 responden (46,%) memiliki pengetahuan tinggi.

2. Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Sikap tentang Senam Hamil di

Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup negatif. Hal ini

terbukti bahwa 10 responden (66,6%) memiliki sikap negatif, dan 5

responden (33,4%) memiliki sikap positif.

3. Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap Tindakan Senam Hamil di Desa

Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup baik. Hal ini terbukti bahwa

6 responden (40%) memiliki tindakan kurang baik, dan 9 responden (60,%)

memiliki tindakan baik .

5.2 Saran

1. Sehubungan dengan rendahnya sikap ibu hamil terhadap senam hamil, maka

diperlukan peran Petugas Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan

dan Sosialisasi bagi Ibu Hamil yang ada di Desa Lamayang khususnya dan

Simeulue pada umumnya.

Page 38: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

42

2. Bagi ibu hamil

Sebaiknya ibu hamil menambah pengetahuan tentang senam hamil agar ibu

dapat melaksanakan senam hamil sehingga kehamilan dan persalinan ibu

dapat berlangsung dengan lancar.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan penelitian yang berbeda dan jumlah populasi yang berbeda sehingga

akan diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 39: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

43

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ana, 2012. Panduan Calon Ibu Untuk Menjalani Kehamilan dan Persalinan Yang

Menyenangkan, Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Bobak, 2011. Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo.

Brock, 2007. Senam Hamil. Jakarta : Rineka Cipta.

Bascom, 2009. Konsep Perilaku Kesehatan. Jakarta : Al Fabeta.

Evariny, 2007. Kesehatan Wanita Hamil. Yokyakarta : Knisius.

Huliana Mellyna, 2009. Perawatan Ibu Hamil, Yogyakarta Fitramaya.

Hening, 1992. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta EGC.

Indriarti, 2008. Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo.

Khoiriyah, S,. 2007. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Klinik

Bidan Praktek Swasta Hj. Endang Purwati Yogyakarta. Yogyakarta.

Lamayang, 2014. Profil Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten

Simeulue.

Musbikin, 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil), Yokyakarta: Knisius.

Mandriwati, 2008. Senam Kesehatan. Yokyakarta : Nuha Medika.

Mochtar, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.

Notoadmodjo, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta.

Roosytasary, 2009. Ragam Senam Hamil. Jakarta : Al Fabeta.

Saifuddin, 2011. Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo.

Supriatmaja, 2012. Senam Hamil Bisa Lancarkan Persalinan,Yokyakarta: Knisius.

Page 40: GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI …repository.utu.ac.id/658/1/BAB I_V.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

44

Suwarni, 2003. Gambaran Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Rumah Bersalin

Bugisan Prambanan Klaten. Klaten.

Widianti, A,. A., Garry, and Proverawati, 2010. Panduan Lengkap Senam Hamil

Sehat Khusus Ibu Hamil. Yogyakarta : Power Book.