41
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI RETRIBUSI SAMPAH TERHADAP RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH SYARIFAH ROSMAWAR NIM: 10C20101062 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONTRIBUSI RETRIBUSI SAMPAH

TERHADAP RETRIBUSI DAERAH

DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

SYARIFAH ROSMAWAR

NIM: 10C20101062

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2014

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia sejak diterapkannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999

mengenai otonomi daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 mengenai

desentralisasi fiskal, terdapat perbedaan mendasar dalam masalah alokasi

keuangan pemerintah daerah antara sebelum diterapkannya kedua undang-undang

tersebut dengan sejak mulai diterapkannya undang-undang tersebut.

Dalam menggambarkan perubahan tersebut dengan istilah Financial

Follows function, atau keterkaitan antara kewenangan dengan keuangan. Adanya

Financial follows Function terlihat dengan jelas pada perilaku makro Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/kota. Dimana sebelumnya,

APBD tingkat II berasal dari pusat, propinsi, dan tingkat II sendiri, dengan porsi

kewenangan pusat dan propinsi yang sangat besar dibandingkan kewenangan

tingkat II. Namun, sejak kedua undang-undang tersebut diberlakukan, APBD

tingkat II, yang dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 disebut

kabupaten/kota terdiri dari dana perimbangan (pusat dan propinsi), dana darurat,

dan pinjaman daerah. Dimana dalam pola ini kewenangan keuangan terbesar

diletakkan pada kabupaten/kota (Koswara 2004, h.42).

Konsekuensi dari perbedaan tersebut, pemerintah daerah harus mengelola

pembangunan ekonomi dan keuangan daerahnya dengan lebih baik dan berhasil

guna dibandingkan dengan sebelumnya. Pembangunan ekonomi daerah harus

berhasil misalnya dalam bentuk peningkatan kesempatan kerja.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

2

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sumber

Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah Sendiri, yang terdiri dari

Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang sah, dan Dana Perimbangan.

Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah menetapkan ketentuan-ketentuan pokok yang memberikan pedoman

kebijaksanaan dan arahan bagi Daerah dalam pelaksanaan pemungutan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah juga menetapkan pengaturan yang cukup rinci untuk

menjamin prosedur umum perpajakan dan Retribusi Daerah. Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah sebagai subsistem Pemerintah Negara dimaksudkan untuk

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintah dan

pelayanan Masyarakat sebagai Daerah Otonomi.

Rangka mengoptimalisasikan Pendapatan Asli Daerah, Provinsi Aceh

menjadikan sektor Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai sumber keuangan

yang paling diandalkan. Sektor pajak daerah tersebut meliputi pajak hotel, pajak

restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak

pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C serta retribusi daerah yang

terdiri: retribusi jasa umum antara lain pelayanan kesehatan dan pelayanan

persampahan, jasa usaha dan retribusi perijinan merupakan sektor yang sangat

besar untuk digali dan diperluas pengelolaannya.

Salah satu problema yang dihadapi oleh sebagian Daerah

Kabupaten/Kota di Indonesia adalah berkisar pada upaya peningkatan Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Problema ini muncul karena adanya kecenderungan berpikir

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

3

dari sebagian kalangan birokrat di daerah yang menganggap bahwa parameter

utama yang menentukan kemandirian suatu daerah diera otonomi adalah terletak

pada besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar didapatkan dari sektor pajak

daerah dan retribusi daerah. Dimana pajak daerah adalah pemungutan pemerintah

daerah dimana pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terhadap

orang/badan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna

pembiayaan rumah tangga daerahnya. Sedangkan pengertian retribusi daerah

merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya

kontra prestasi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tersebut didasarkan atas

prestasi/pelayanan yang diberikan Pemda yang langsung dinikmati secara

perseorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaannya didasarkan atas

peraturan yang berlaku.

Banyaknya Jumlah Penduduk merupakan salah satu penyebab semakin

banyaknya pemungutan retribusi oleh masyarakat di Kabupaten Nagan Raya.

Jumlah penduduk di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1

Jumlah Penduduk di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2006-2012

No Tahun

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

1 2006 123.953

2 2007 124.141

3 2008 124.340

4 2009 125.425

5 2010 139.663

6 2011 142.861

7 2012 152.130 Sumber: Nagan Raya.BPS.go.id (Data Diolah 2013)

Berdasarkan tabel 1 di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa adanya

peningkatan Jumlah Penduduk di Kabupaten Nagan Raya secara umum setiap

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

4

tahunnya. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Nagan Raya mencapai 123.953 jiwa,

sedangkan pada tahun 2010 jumlah penduduk Nagan Raya terus meningkat

mencapai 139.664 jiwa, hingga pada tahun 2012 mencapai 152.130 jiwa.

Pertambahan penduduk merupakan suatu potensi yang cukup besar bagi

pemerintah Kabupaten Nagan Raya untuk menggali potensi retribusi daerah, salah

satunya yaitu retribusi kebersihan sampah rumah tangga. Hal ini dikarenakan

ketika jumlah penduduk naik maka permintaan naik. Semakin banyaknya jumlah

rumah yang ada merupakan suatu peluang dalam pengenaan tarif retribusi

kebersihan sampah rumah tangga. Studi kasus potensi retribusi kebersihan sampah

rumah tangga dalam penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Nagan Raya.

Perkembangan pendapatan perkapita disetiap tahunnya di Kabupaten

Nagan Raya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2

Pendapatan Perkapita Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2006 – 2011 ( Rupiah)

No

Tahun

Pendapatan Perkapita

Nilai (Rupiah) Pertumbuhan (%)

1

2

3

4

5

6

2006

2007

2008

2009

2010

2011

6.121.907

6.301.975

6.374.224

6.438.216

6.558.160

6.711.961

1,73

2,94

1,15

1,00

1,86

2,35

Sumber: Nagan Raya.BPS.go.id (Data Diolah 2013)

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2006

Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Nagan Raya tercatat sebesar

6.121.907 rupiah, atau sebesar 1,73 persen. sedangkan pada tahun 2010

pendapatan perkapita ADHK penduduk Kabupaten Nagan Raya mencapai

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

5

6.558.160 rupiah atau 1,86 persen dan pada tahun 2011 pendapatan perkapita

ADHK penduduk Kabupaten Nagan Raya terus meningkat yaitu sebanyak

6.711.961 rupiah atau 2,35 persen

Pendapatan salah satunya dari penerimaan sektor retribusi daerah yang

diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan daerah dalam

menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan meningkatkan dan

memeratakan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya.

Retribusi daerah merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah

sebagai akibat adanya kontra prestasi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah

tersebut didasarkan atas prestasi/pelayanan yang diberikan Pemda yang langsung

dinikmati secara perseorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaannya

didasarkan atas peraturan yang berlaku.

Salah satu cara untuk meningkatkan PAD adalah dengan meningkatkan

pendapatan dari retribusi yang dalam hal ini adalah semua retribusi yang dapat

dipungut dari daerah. Di pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya ada

beberapa retribusi yang dipungut. Dari berbagai macam retribusi yang dipungut

oleh Pemkab Nagan Raya salah satunya adalah retribusi sampah (kebersihan).

Usaha pengembangan penerimaan retribusi sampah pada tiap tahunnya

mengalami kendala dan hambatan diantaranya menyangkut perilaku wajib

retribusi sampah seringkali melakukan penunggakan pembayaran retribusi dengan

berbagai alasan dan belum meratanya pengutipan retribusi di setiap wilayah di

kabupaten Nagan Raya. Permasalah itulah yang kemudian mengakibatkan

penunggakan pembayaran retribusi sampah yang akan berimbas pada menurunnya

total penerimaan retribusi sampah tiap tahunnya. Retribusi daerah ikut

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

6

memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu,

sumbangan retribusi daerah juga berperan terhadap Pendapatan Asli Daerah yang

salah satu jenis retribusi tersebut adalah retribusi sampah.

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya melalui Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah ( DPPKAD) melakukan usaha-usaha

peningkatan retribusi sampah secara optimal untuk mengisi kas daerah yang

membiayai pembangunan. Karena dinilai retribusi sampah ini merupakan salah

satu pendapatan daerah yang cukup potensial sebagai pemasukan daerah dan

diyakini mampu menyerap dana karena didasarkan pada presentase tertentu atas

pendapatan retribusi sampah, maka retribusi ini dapat diandalkan pada masa yang

akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap Retribusi Daerah Di Kabupaten Nagan Raya.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan

penelitiannya adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kotribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Penulis

Manfaat bagi penulis untuk memenuhi syarat gelar sarjana perguruan tinggi dan

sebagai wacana dalam mengembangkan teori-teori yang pernah diperoleh

selama perkuliahan, khususnya mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah.

b. Lingkungan Akademik

Hasil ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi mahasiswa (i)

selanjutnya yang melakukan penelitian dengan masalah yang sama

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini bagi Pemerintah Daerah khususnya

Kabupaten Nagan Raya atau instansi-instansi terkait lainnya adalah dapat

mengembangkan ekonomi daerah dan penerapan retribusi secara menyeluruh

khususnya di Kabupaten Nagan Raya.

1.5 Sistematika Pembahasan

Berdasarkan penelitian ini bagian pertama berisi tentang latar belakang

masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi retribusi sampah

terhadap retribusi daerah di Kabupaten Nagan Raya, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika dari pembahasan.

Bagian kedua merupakan tinjauan pustaka yang berisi pengertian dan

pembahasan tentang pendapatan perkapita, jumlah penduduk dan retribusi daerah,

penelitian terdahulu dan perumusan hipotesis.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

8

Bagian ketiga merupakan metode penelitian yang berisi tentang ruang

lingkup penelitian, data penelitian, model analisis data, definisi operasional

variabel dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat merupakan hasil dan pembahasan yang berisi tentang

statistik deskriptif variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis, hasil akhir dan

pembahasan hasil.

Bagian kelima merupakan simpulan dan saran yang berisi mengenai

simpulan dan saran- saran.

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah

Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini tentunya disesuaikan dengan

peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti UU No. 34/2000

tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pada Undang-undang ini lebih

leluasa dalam menarik pajak daerah dan retribusi daerah di wilayah yurisdiksinya,

dengan mengeluarkan peraturan daerah, sepanjang tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagai operasionalisasi dari

Undang undang ini, pemerintah juga telah mengeluarkan PP No. 66/2001 tentang

Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2001 tentang

retribusi daerah. daerah, baik pemerintah propinsi maupun di pemerintah

kabupaten/kota. Dari ketentuan tersebut maka pendapatan daerah dapat

dipengaruhi oleh retribusi daerah.

Menurut Tarigan (2007, h.45) mengemukakan bahwa retribusi

mempengaruhi keuangan daerah baik dari pendapatan asli daerah ataupun dari

retribusi daerah seperti retribusi kebersihan, retribusi pelayanan, retribusi

perizinan, retribusi kesehatan dan sebagainya.

Menurut Wirnano (2008, h.19) mengemukakan bahwa kontribusi

retribusi sangat mempengaruhi retribusi daerah. Hal ini dikarenakan setiap

pembayaran atau iuran dari masyarakat akan mengalir kepada pendapatan daerah

setiap tahunnya. Sehingga baik retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan

retribusi perizinan akan mempengaruhi pendapatan daerah.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

10

2.2. Penduduk

2.2.1. Pengertian Penduduk

Menurut Mansuri (2008, h.66) penduduk adalah orang-orang yang

mendiami suatu tempat atau wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah,

tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.

Menurut Badan Pusat Statistik (2008, h.16) penduduk adalah semua

orang yang berdomisili di wilayah geografis Nagan Raya selama 6 bulan atau

lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk

menetap.

Menurut Purba (2003, h.52) penduduk adalah orang-orang yang berada

didalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling

berinteraksi satu sama lain secara terus menerus.

2.3. Pendapatan Perkapita

2.3.1. Pengertian Pendapatan Perkapita

Menurut Kuncoro (2004, h.203) pendapatan perkapita merupakan

indikator untuk melihat daya beli suatu daerah. Pendapatan perkapita yang tinggi

pada suatu daerah artinya daya beli masyarakat daerah tersebut juga tinggi. Hal

ini berarti menunjukan pasar domestik yang efektif terutama untuk berinvestasi.

Oleh karena itu pendapatan perkapita suatu daerah juga merupakan salah satu hal

yang dipertimbangkan para investor untuk berinvestasi.

Selanjutnya menurut Malthus (2005, h.239) pendapatan perkapita

adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan

perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara

dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita sering digunakan

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

11

sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara,

semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.

Lebih jauh lagi menurut Arsyad (2007, h.59) pendapatan perkapita

adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu,

yang biasanya satu tahun. Pendapatan perkapita bisa juga diartikan sebagai jumlah

dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu

negara pada suatu periode tertentu.

Sebagaimana konsep yang telah dijelaskan diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata

penduduk dalam suatu wilayah tertentu yang dihasilkan dalam kurun waktu satu

tahun. negara pada suatu periode tertentu yang didapatkan dari hasil pembagian

pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.

2.3.2. Kegunaan Pendapatan Perkapita

Menurut Sukirno (2003, h.47) kegunaan pendapatan perkapita yaitu

sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu

negara. Pendapatan perkapita dihitung secara berkala (Periodik) biasanya satu

tahun. Manfaat dari perhitungan pendapatan perkapita antara lain sebagai berikut:

1. Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara

dari tahun ke tahun.

2. Sebagai data perbandingan kesejahteraan suatu negara dengan negara lain. Dari

pendapatan perkapita masing-masing negara dapat dilihat tingkat kesejahteraan

tiap negara.

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

12

3. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara

lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun,

dapat disimpulkan apakah pendapatan perkapita suatu negara rendah (bawah),

sedang atau tinggi.

4. Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan

perkapita dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil

langkah di bidang ekonomi.

Selanjutnya pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur

kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara, semakin besar pendapatan

perkapitanya, semakin makmur negara tersebut. Konsep pendapatan nasional yang

biasa dipakai dalam menghitung pendapatan perkapita pada umumnya adalah

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).

2.3.3. Ketimpangan Pendapatan Perkapita antar Daerah

Menurut Yani (2004, h.51) selain ketimpangan pendapatan internal

dalam satu daerah, juga terdapat ketimpangan pendapatan perkapita antar daerah.

Ketimpangan ini timbul sebagai akibat dari kondisi alam, alokasi dan

pemanfaatan sumberdaya yang tidak sama antara satu daerah dengan daerah lain.

Salah satu model yang biasa dan dianggap cukup representatif untuk mengukur

tingkat ketimpangan pendapatan perkapita itu adalah indeks ketimpangan daerah.

Dari perhitungan yang dilakukan di beberapa negara terlihat bahwa

ketimpangan antar daerah itu cenderung berubah mengikuti suatu trend yang

disebut sebagai U-shape atau bentuk U. Yakni, pada tahap awal pembangunan

derajat ketimpangan pendapatan antar daerah meningkat (increasing), kemudian

mengalami masa stabil, seterusnya menjadi berkurang (decrease). Namun

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

13

demikian untuk negara-negara tertentu, bentuk U tersebut tidak sepenuhnya

berlaku demikian. Ada variasi-variasi tertentu yang bersifat khusus.

2.4. Kontribusi

2.4.1. Pengertian Kontribusi

Pengertian kontribusi adalah keikutsertaan, keterlibatan , melibatkan diri

maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau

tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan

pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama.Kontribusi dalam pengertian

sebangai tindakan yaitu berupa prilaku yang dilakukan oleh individu memberikan

dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh,

seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana

asli di daerah tempat tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk

maupun pendatang. (http:/Feprints.uny.ac.id) diakses 20 November 2013.

2.5. Retribusi Daerah

2.5.1. Pengertian Retribusi Daerah

Menurut Siahaan (2005, h.5) retribusi daerah adalah pembayaran wajib

dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh

negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan

bersifat langsung, yaitu hanya membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari

negara. Hal berarti hak mendapat jasa dari pemerintah didasarkan pada

pembayaran retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah dan dipenuhi

oleh orang yang menginginkan jasa tersebut.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

14

Selanjutnya menurut Kaho (2003, h.171) retribusi daerah adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa

pekerjaan, usaha atau milik daerah untuk kepentingan umum atau karena jasa

yang diberikan oleh daerah baik langsung maupun tidak langsung.

Menurut Munawir (2003, h.151) retribusi adalah adalah iuran kepada

pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk.

Paksaan ini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik

dari pemerintah ia tidak akan dikenakan iuran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa retribusi

daerah merupakan pambayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang

menggunakan jasa-jasa negara atau iuran kepada pemerintah sesuai dengan

peraturan-peraturan yang berlaku di daerah tersebut.

2.5.2. Peraturan Pemerintah Tentang Retribusi Daerah

Peraturan yang memuat tentang retribusi daerah adalah Undang-

Undang No 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,

direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak dan

retribusi daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2001 tentang retribusi daerah, dalam peraturan-peraturan ini diatur

hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan retribusi daerah. Seperti jenis-jenis

retribusi daerah, tata cara dan sarana pemungutan retribusi, perhitungan

besarnya retribusi terutang dan beberapa ketentuan lainnya.

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

15

Adapun menurut UU No 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah, golongan retribusi daerah ada tiga yaitu retibusi jasa umum, retribusi jasa

usaha dan retribusi perijinan.

Menurut UU No 28 Tahun 2009 objek retribusi jasa umum adalah

pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan

kepentingan dan pemanfaatan secara umum serta dapat dinikmati oleh pribadi

atau badan.

Kriteria retribusi jasa umum menurut Siahaan ( 2005, h. 438 )

berdasarkan UU No 34 Tahun 2000 pasal 18 ayat 3 huruf a adalah :

a. Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi

perizinan tertentu

b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka

pelaksanaan asas desentralisasi

c. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang

diharuskan membayar retribusi, di samping untuk melayani kepentingan dan

kemanfaatan umum

d. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi

e. Penyelenggaraan retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional

f. Dapat dipungut secara efektif dan efisien serta merupakan sumber pendapatan

daerah yang potensial

g. Adanya pemungutan retribusi memberikan perbaikan pada kualitas pelayanan

yang lebih baik

Adapun jenis-jenis retribusi jasa umum menurut UU No 28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah adalah:

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

16

a. Retribusi pelayanan kesehatan

b. Retribusi pelayanan persampahan / kebersihan

c. Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil

d. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

e. Retribusi pelayanan pasar

f. Retribusi pengujian kendaraan bermotor

g. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran

h. Retribusi penggantian biaya cetak peta

i. Retribusi penyediaan dan / penyedotan kaskus

j. Retribusi pengolahan limbah cair

k. Retribusi pelayanan pendidikan

2.5.3. Perhitungan Retribusi Daerah

Menurut Mardiosmo (2003, h.100) besarnya retribusi yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu

dihitung dengan cara mengalikan tarif retribusi dengan tingkat penggunaan

jasa. Dengan demikian, besarnya retribusi yang terutang dihitung berdasarkan

tarif retribusi dan tingkat penggunaan jasa.

a. Tingkat Penggunaan Jasa

Tingkat penggunaan jasa dapat dinyatakan sebagai kuantitas penggunaan

jasa sebagai dasar alokasi beban biaya yang dipikul daerah untuk penyelenggaraan

jasa yang bersangkutan, misalnya beberapa kali masuk tempat rekreasi, berapa

kali/berapa jam parkir kendaraan, dan sebagainya. Akan tetapi, ada pula

penggunaan jasa yang tidak dapat dengan mudah diukur. Dalam hal ini

tingkat penggunaan jasa mungkin perlu ditaksir berdasarkan rumus tertentu

yang didasarkan atas luas tanah, luas lantai bangunan, jumlah tingkat

bangunan dan rencana penggunaan bangunan.

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

17

b. Tarif Retribusi Daerah

Tarif retribusi daerah adalah nilai rupiah atau persentase tertentu yang

ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi daerah yang terutang. Tarif

dapat ditentukan seragam atau dapat diadakan perbedaan golongan tarif

sesuai dengan sasaran dan tarif tertentu, misalnya perbedaan Retribusi

Tempat Rekreasi antara anak dan dewasa. Tarif retribusi ditinjau kembali

secara berkala dengan memperhatikan prinsip dan sasaran penetapan tarif

retribusi, hal ini dimasudkan untuk mengantisipasi perkembangan

perekonomian daerah berkaitan dengan objek retribusi yang bersangkutan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 ditetapkan bahwa tarif

retribusi ditinjau kembali paling lama lima tahun sekali.

2.5.4. Sarana dan Tata Cara Pengumutan Retribusi Daerah

Menurut Mahenrazulfan (2010, h.6) pemungutan retribusi daerah tidak

dapat diborongkan, artinya seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi

tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Namun, dalam pengertian ini

tidak berarti bahwa pemerintah daerah tidak boleh bekerja sama dengan

pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi,

pemerintah daerah dapat mengajak bekerja sama badan-badan tertentu yang

karena profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian

tugas pemungutan jenis retribusi tertentu secara lebih efisien. Kegiatan

pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerja samakan dengan pihak ketiga

adalah kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang terutang, pengawasan

penyetoran retribusi, dan penagihan retribusi.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

18

Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi

Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRD adalah surat

ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi. Dokumen

lain yang dipersamakan antara lain, berupa karcis masuk, kupon dan kartu

langganan. Jika wajib retribusi tertentu tidak membayar retribusi tepat pada

waktunya atau kurang membayar, ia dikenakan sanksi administrasi berupa

bunga sebesar dua persen setiap bulan dari retribusi terutang yang tidak

atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan

Retribusi Daerah (STRD).

STRD surat untuk melakukan tagihan retribusi dan sanksi administrasi

berupa bunga atau denda. Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi

daerah ditetapkan oleh kepala daerah.

2.5.5. Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan

Menurut Putranto (2007, h.14) retribusi pelayanan persampahan

merupakann pembayaran atau iuran kepada pemerintah terhadap mereka yang

menggunakan jasa pelayanan kebersihan/persampahan.

Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten yang sedang

tumbuh dan berkembang di provinsi Aceh. Kabupaten yang terletak di pesisir

pantai-barat selatan ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari kabupaten Aceh

Barat dan terbentuk secara definitive berdasarkan UU Nomor 4 tahun 2002 dan

telah ditetapkan pula Suka Makmue sebagai Ibu kota Kabupaten Nagan Raya.

Perkembangan waktu dan pertambahan penduduk berhubungan erat dengan

jumlah timbulan sampah dan ketersediaan lahan yang ada. Ini membutuhkan

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

19

kinerja sistem pengelolaan sampah yang berorientasi pada nilai-nilai estetika

lingkungan, perlindungan kesehatan masyarakat, perlindungan pencemaran

lingkungan, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan

nilai sosial budaya masyarakat.

Retribusi sampah adalah pungutan yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan

Hidup dan Kebersihan terhadap masyarakat yang menggunakan sarana, prasarana

sampah di Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu tertentu yang di ukur

dalam rupiah.

Fasilitas persampahan yang paling sering digunakan di wilayah studi adalah

tong sampah 89.91 persen dan masyarakat 45.68 persen menyenangi pelayanan

sampah dengan sistem door to door (dari pintu ke pintu). Rata-rata jarak terdekat

ke fasilitas sampah adalah 51 m dan yang terjauh adalah 2.7 km. Profil sampah di

wilayah studi adalah 59 persen sampah organik, 16 persen kertas, 1 persen kaleng,

dan 23 persen plastik.

Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi

Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRD adalah surat

ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi. Jika wajib

retribusi tidak membayar retribusi tepat pada waktunya atau kurang

membayar, ia dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar dua

persen setiap bulan dari retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar

dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

20

2.5.6. Tarif Retribusi Kebersihan Sampah Berdasarkan Objek Retribusi di

Kabupaten Nagan Raya

Besarnya tarif retribusi kebersihan Sampah di Kabupaten Nagan Raya

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3

Ketentuan Tarif Retribusi Kebersihan/Sampah Kabupaten Nagan Raya

Berdasarkan Objek Retribusi

No Objek Retribusi Tarif

Hari Bulan

1. Rumah Tangga - 5000

2. Pasar / Kios 150 -

3. Los terbuka 100 -

4. Tempat ibadah 1000 - Sumber: Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan (Data Diolah 2013)

Berdasarkan tabel 3 maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pada

masyarakat rumah tangga dipungut biaya retribusi Rp 5.000/ bulan, sedangkan

dalam lingkungan pasar kios /vak Rp 150/ hari, los / dasaran terbuka Rp100 /hari

dan badan sosial/ tempat ibadah : Rp 1.000/ hari. Bagi yang membuang sampah

langsung ke TPA (tempat pembuangan sampah akhir) dikenakan tarif retribusi

sebesar Rp 2.500/M3 (Dinas Kebersihan 2013) .

2.5.7. Sistem Pemungutan Retribusi Kebersihan Sampah di Kabupaten

Nagan Raya

Menurut Putranto (2007, h.17) pemungutan retribusi kebersihan sampah

dilakukan pada tiap -tiap bulan, setiap minggu atau setiap hari oleh petugas yang

ditunjuk oleh petugas yang bersangkutan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan untuk melaksanakan

pemungutan retribusi kebersihan baik secara langsung maupun melakukan

kerja sama dengan dinas/ instansi lain, perusda, badan usaha swasta yang

ditunjuk

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

21

2. Petugas pasar dibawah koordinasi Kepala Unit Pengelolaan pasar

memungut retribusi kebersihan sampah dilingkungan pasar di wilayah

kabupaten Nagan Raya

3. Pemerintah gampong/lembaga masyarakat tingkat kelurahan dibawah

koordinasi camat memungut retribusi kebersihan objek rumah tangga.

2.6. Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian telah dilakukan berkaitan dengan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di

Kabupaten Nagan Raya diantaranya sebagai berikut:

a. Hasil penelitian Rinny, Asva (2011) melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh Retribusi Kebersihan dan Kontribusinya terhadap Retribusi

Daerah (Studi Kasus di Kota Baubau)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

retribusi kebersihan mempengaruhi retribusi daerah.

b. Hasil penelitian dari Sutarso, Eko (2010) melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah di Kota

Pekanbaru”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi retribusi daerah yang terdiri dari retribusi kebersihan

berpengaruh signifikan terhadap retribusi daerah.

2.7. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian dari penelitian ini, diduga bahwa Jumlah penduduk

dan Pendapatan Perkapita berpengaruh positif terhadap Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini meliputi Jumlah Penduduk,

Pendapatan Perkapita dan Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah

di Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2006-2012.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah,

baik dalam bentuk angka atau uraian. Data sekunder yang diperlukan dalam

penelitian ini antara lain: literature yang relavan dengan judul penelitian seperti

buku-buku, artikel, makalah, jurnal, waktu/periode petunjuk teknis dan lain-lain

yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder yaitu pembentukan Pendapatan Perkapita, Retribusi Sampah dan data

Retribusi Daerah dalam ( rupiah ) serta data Jumlah Penduduk dalam ( jiwa ) pada

Tahun 2006-2012 yang diambil dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah ( DPPKAD ) Nagan Raya,

Perpustakaan Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan di

kabupaten Nagan Raya.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Selama proses penelitian, peneliti menggunakan teknik kuantitatif dengan

mendatangi instansi-instansi yang relevan yaitu kantor BPS, DPPKAD,

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

23

Perpustakaan Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan untuk

memperoleh data yang akan diolah dalam penelitian ini.

3.3. Model Analisis Data

Untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis regresi berganda, analisis korelasi, uji t, dan uji F

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis besarnya hubungan dan pengaruh

variabel independen yang jumlahnya lebih dari 2 (dua) menurut Suryadi dan

Purwanto (2004, h.508) persamaan regresi berganda yang dijabarkan dalam

bentuk semilog (loglin) sebagai berikut:

y = b0 + b1 LnX1 + b2 LnX2 + e................................................. (1)

Dimana :

Y = Kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah (variabel

terikat) yang diukur dalam persen

X1 = Jumlah Penduduk (variabel bebas) yang diukur dalam jiwa

X2 = Pendapatan Perkapita (variabel bebas) yang diukur dalam rupiah

a = Koefisien regresi

b1 = Koefisien regresi faktor X1

b2 = Koefisien regresi faktor X2

e = error term (kesalahan pengganggu)

2. Analisis Korelasi

Korelasi linier berganda merupakan alat ukur mengenai hubungan yang

terjadi antara variabel terikat (Y) dan beberapa variabel bebas (X1, X2... Xn).

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

24

Analisis korelasinya menurut Hasan (2003, h.270-279) menggunakan 4 (empat)

koefisien korelasi yaitu :

a. Koefisien Determinasi Berganda

Koefisien determinasi berganda, disimbolkan dengan R2

merupakan

ukuran kesesuaian garis regresi linier berganda terhadap suatu data.

b. Koefisien Korelasi Berganda

Koefisien Korelasi Berganda disimbolkan r merupakan ukuran

keeratan hubungan antar variabel terikat dan semua variabel bebas secara

bersama-sama.

c. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien Korelasi Parsial merupakan koefisien dua variabel, jika

variabel lainnya konstan.

d. Koefisien Determinasi Parsial

Koefisien Determinasi Parsial ini dapat menghitung besarnya

sumbangan satu variabel bebas terhadap variasi (naik turunnya) nilai

variabel terikat, jika variabel bebas lainnya dianggap konstan.

3. Uji t

Uji signifikasi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat

signifikasi dari pengaruh variabel bebas (Jumlah penduduk dan Pendapatan

Perkapita) terhadap variabel terikat (Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah) secara individual.

4. Uji F

Menurut Nachrowi dan Usman (2006, h.16-17) uji hipotesis ini berguna

untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

25

atau tidak. Uji F ini diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien regresi

secara bersamaan yaitu antara X1, dan X2 terhadap Y.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Agar tidak menimbulkan pengertian ganda tentang variabel-variabel utama

pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing-masing variabel sebagai

berikut :

a. Jumlah Penduduk ( X1 ) adalah jumlah orang-orang yang mendiami suatu

tempat atau wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan

berkembang dalam wilayah tertentu pula dalam kurun waktu 2006-2012

yang diukur dalam jiwa.

b. Pendapatan Perkapita ( X2 ) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu

negara/daerah pada suatu periode tertentu atau jumlah dari nilai barang dan

jasa yang tersedia bagi setiap penduduk di wilayah Kabupaten Nagan Raya

dalam kurun waktu 2006-2012 yang di hitung dalam rupiah .

c. Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah ( Y ) adalah

pembayaran-pembayaran kepada negara/daerah yang dilakukan oleh mereka

yang menggunakan jasa-jasa negara di Kabupaten Nagan Raya dalam kurun

waktu 2006-2012 yang diukur dalam rupiah.

3.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian hipotesis ini maka, apabila :

a. H0 ; β = 0, Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita yang diteliti secara

bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kontribusi

Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

26

b. H1 ; β ≠ 0, Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita yang diteliti secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

Kriteria uji-t, hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya secara parsial

terdapat pengaruh yang signifikan antara Jumlah Penduduk dan Pendapatan

Perkapita terhadap Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah

di Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila thitung< ttabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Jumlah Penduduk dan Pendapatan

Perkapita terhadap Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah

di Kabupaten Nagan Raya.

Kriteria uji-F, hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila Fhitung>Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya secara

bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan antara Jumlah Penduduk

dan Pendapatan Perkapita terhadap Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila Fhitung<Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya secara

bersamaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Jumlah

Penduduk dan Pendapatan Perkapita terhadap Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Bagian ini peneliti akan membahas tentang Jumlah penduduk dan

Pendapatan Perkapita, Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah

yang menjadi variabel penelitian didalam skripsi ini di Kabupaten Nagan Raya

dalam kurun waktu 2006-2012.

4.1.1. Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk di Kabupaten Nagan Raya memiliki penduduk yang

banyak didominasi oleh jenis kelamin perempuan dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4

Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin

Di Kabupaten Nagan Raya Tahun2006-2012

NO Tahun Penduduk

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 2006 61513 62440 123953

2 2007 61815 62326 124141

3 2008 61914 62426 124340

4 2009 62426 62999 125425

5 2010 70606 69057 139663

6 2011 72223 70638 142861

7 2012 76164 75966 152130 Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya (Data Diolah 2014)

Berdasarkan tabel diatas peneliti dapat menguraikan pada Tahun 2006

jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya sebanyak 123.953 jiwa yang terdiri dari

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 61.513 jiwa dan penduduk perempuan

sebanyak 61.815 jiwa. Dan pada Tahun 2012 penduduk kabupaten Nagan Raya

terus mengalami peningkatan sebanyak 152.130 jiwa dengan penduduk laki-laki

sebanyak 76.164 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 75.966 jiwa. Jika kita

amati jumlah penduduk di Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, baik itu dari penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

28

4.1.2. Pendapatan Perkapita

Perkembangan Pendapatan Perkapita Kabupaten Nagan Raya dari tahun

2006-20012 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Pendapatan Perkapita di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2006-2012

NO Tahun Pendapatan perkapita

( Rp )

Pertumbuhan

( %)

1 2006 6.121.907 1,73

2 2007 6.301.975 2,94

3 2008 6.374.224 1,15

4 2009 6.438.216 1,00

5 2010 6.558.146 1,86

6 2011 6.711.961 2,35

7 2012 6.866.592 2,30 Sumber:BPS Kabupaten Nagan Raya (Data Diolah 2014)

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat simpulkan bahwa Pendapatan Perkapita

Kabupaten Nagan Raya meningkat, pada Tahun 2006 Pendapatan Perkapita

Nagan Raya sebesar 1,73 persen yaitu dengan perolehan 6.121.907 rupiah. Pada

Tahun 2011 Pendapatan Perkapita di Kabupaten Nagan Raya dengan

pertumbuhan 2,35 persen dengan perolehan sebesar 6.711.961 rupiah. Dan pada

Tahun 2012 Pendapatan Perkapita Kabupaten Nagan Raya dengan pertumbuhan

2,30 persen dengan perolehan sebesar 6.866.592 rupiah. Hal ini menunjukkan

bahwa Pendapatan Perkapita di Nagan Raya semakin membaik.

4.1.3. Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah

Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten

Nagan Raya dihitung dengan membandingkan jumlah penerimaan Retribusi

Sampah dengan jumlah penerimaan Retribusi Daerah. Besarnya Kontribusi

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

29

Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 6

Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2006-2012

NO Tahun

Realisasi Penerimaan

Retribusi Sampah

(Rp)

Realisasi

Penerimaan

Retribusi Daerah

(Rp)

Kontribusi

(persen)

1 2006 28.592.500 581.189.000 4,92

2 2007 29.389.000 1.055.379.000 2,78

3 2008 31.050.000 1.123.293.000 2,76

4 2009 36.952.000 1.816.652.000 2,03

5 2010 45.089.500 1.373.144.000 3,28

6 2011 57.375.000 1.285.234.000 4,46

7 2012 63.126.000 1.536.340.000 4,11 Sumber: DPPKAD dan BPS Kabupaten Nagan Raya (Data Diolah 2014)

Tabel 6 menjelaskan kontribusi retribusi sampah di Kabupaten Nagan

Raya selama 7 tahun terakhir. Pada tahun 2006 retribusi sampah memberikan

kontribusi terhadap retribusi daerah sebesar 4,92 persen. Sedangkan ditahun 2010

retribusi sampah kembali mengalami peningkatan kontribusi sebesar 3,28 persen.

Namun pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan dengan besaran

kontribusi sebesar 4,11 persen. Jika kita amati dalam kurun waktu 2006-2012

yang memberikan kontribusi terbesar adalah di Tahun 2006 yaitu sebesar 4,92

persen. Dan kontribusi terendah adalah tahun 2009 yaitu sebesar 2,03 persen.

4.2. Hasil Pengujian Hipotesis

Bagian ini peneliti akan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan

oleh faktor-faktor yang mempengaruhi Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya, yang akan dianalisis dengan

menggunakan model analisis regresi linear berganda yang akan diolah melalui

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

30

program Statistik SPSS 20. Dari hasil penelitian di peroleh hasil akhirnya sebagai

berikut:

Tabel 7

Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi

Variabel Rata-rata Standar

deviasi

N

Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah 3,4771 1,04736 7

Jumlah Penduduk 1179,7143 8,42050 7

Pendapatan Perkapita 1568,5714 3,73529 7

Sumber: Hasil Regresi (Data Diolah 2014)

Berdasarkan Tabel 7 di atas peneliti dapat menjelaskan bahwa rata-rata

Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah (Y) di Kabupaten Nagan

Raya Selama kurun waktu 2006-2012 adalah 3,4771 dengan standar deviasi

1,04736.Sedangkan rata-rata variabel Jumlah Penduduk (X1) sebesar 1179,7143

dengan standar deviasi 8,42050, dan untuk rata- rata variabel Pendapatan

Perkapita (X2) dengan tahun yang sama sebesar 1568,5714 dengan standar deviasi

3,73529.

4.3.Hasil Akhir

4.3.1. Uji Regresi Linear Berganda

Hasil perhitungan analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 513,303 199,392 2,574 ,062

Jpenduduk ,267 ,080 2,148 3,348 ,029

Pperkapita -,526 ,180 -1,876 -2,923 ,043

Sumber: Hasil Regresi ( Data Diolah 2014)

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

31

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka diperoleh persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut:

y = b0 + b1 LnX1 + b2LnX2 + e

y = 513,303 + 0,267X1 -0,526X2

Persamaan regresi linear berganda di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa nilai konstanta

(b0) sebesar 513,303. Nilai konstanta ini menyatakan apabila Jumlah

Penduduk dan Pendapatan Perkapita sama dengan nol maka Kontribusi

Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah sebesar 513,303 rupiah.

b Koefisien Regresi Variabel Jumlah Penduduk( X1 )

Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai Jumlah

Penduduk (X1) sebesar 0,267. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan

Jumlah Penduduk sebesar 1 jiwa, maka Kontribusi Retribusi Sampah

terhadap Retribusi Daerah mengalami peningkatan sebesar 0,267 rupiah

c.. Koefisien Regresi Variabel Pendapatan Perkapita ( X2 )

Bedasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai Pendapatan

Perkapita (X2) sebesar -0,526. Hal ini menyatakan bahwa setiap penurunan

Pendapatan Perkapita sebesar 1 rupiah mengakibatkan Kontribusi

Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah akan mengalami penurunan

sebesar -0,526 persen karena pendapatan masyarakat tidak semuanya di

gunakan untuk berbelanja yang menghasilkan sampah misalnya membeli

mobil, laptop, handphone, juga barang mewah lainnya.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

32

4.3.2. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

Analisis koefisien korelasi dan determinasi digunakan untuk mengukur

keeratan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 9

Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil Regresi (Data Diolah 2014)

Berdasarkan tabel 9 di atas terlihat bahwa koefisien korelasi variabel

bebas (Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita) diperoleh R = 0,860 secara

positif menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Jumlah Penduduk

(X1) dan Pendapatan Perkapita (X2) terhadap Kontribusi Retribusi Sampah (Y)

dengan keeratan hubungan 86 persen.

Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat diketahui pengaruh Jumlah

Penduduk (X1) dan Pendapatan Perkapita (X2) terhadap Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap Retribusi Daerah (Y) Kabupaten Nagan Raya.

Variabel

Kontribusi

retribusi

sampah

terhadap

retribusi

daerah

Pendapatan

perkapita

Jumlah

penduduk

Pearson

Correlation

Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap

Retribusi Daerah

1,000 ,095 ,427

Jumlah Penduduk ,427 ,917 1,000

Pendapatan Perkapita ,095 1,000 9,17

Model

Koefisien Korelasi (R)

Koefisien Determinasi

adjusted

koefisienDeterminasi

(R2)

,860

,609

,739

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

33

Adapun koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan

menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

Koefisien determinasi = r2 x 100%

Koefisien determinasi = (0,860)2

x 100%

Koefisien determinasi = 73,96 %

Berdasarkan perhitungan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien

determinasi adjusted bernilai 60,9 persen dan menghasilkan R square (R2) sebesar

73,96 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas ( Jumlah Penduduk dan

Pendapatan Perkapita ) memberi sumbangan sebesar 26,04 persen ini dipengaruhi

oleh variabel yang terdapat diluar model regresi penelitian ini.

4.3.3. Uji t ( Uji Parsial / Individual)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar

variabel bebas Jumlah Penduduk (X1) dan Pendapatan Perkapita (X2) terhadap

variabel terikat Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah (Y) secara

individual dengan tingkat kepercayaan (level of confidence 95 persen) pada taraf

nyata alfa = 0,05 yaitu :

Tabel 10

Hasil Perhitungan Nilai t-hitung

Sumber : Hasil Regresi (Data Diolah 2014)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. 95,0% Confidence Interval for B

Correlations

B Std. Error

Beta Lower Bound

Upper Bound

Zero-order

Partial Part

1

(Constant) 513,303 199.392 2.574 .062 -40.299 1066.905

Jumlah

Penduduk ,267 ,080 2,148 3,348 ,029 ,046 ,489 ,427 ,858 ,855

Pendapatan

Perkapita -,526 ,180 -1,876 -2,923 ,043 -1,026 -,026 ,095 -,825 -,746

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

34

Berdasarkan tabel 10 nilai thitung dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jumlah Penduduk (X1)

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa untuk variabel Jumlah Penduduk

nilai thitung sebesar 3,348 lebih besar dari ttabel sebesar 2,776 dikarenakan nilai

probabilitas (0,029 < 0.05) maka secara individual variabel Jumlah Penduduk

mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

b. Pendapatan Perkapita (X2)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel Pendapatan

Perkapita dengan t-hitung sebesar -2,574 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,776

dikarenakan nilai probalitasnya lebih besar dari 0,05 (0,043 > 0,05) maka secara

individual Pendapatan Perkapita berpengaruh nyata terhadap Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

4.3.4. Uji F ( Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji semua variabel bebas yaitu Jumlah

Penduduk (X1) dan Pendapatan Perkapita (X2) secara bersama-sama terhadap

variabel terikat yaitu Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah (Y).

Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 11

Hasil Regresi uji F

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 4.866 2 2.433 5.673 .068b

Residual 1.716 4 .429

Total 6.582 6

Sumber : Hasil Regresi (Data Diolah 2014)

Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Fhitung sebesar 5,673 lebih besar dari

Ftabel sebesar 4,32456 dikarenakan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,10.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

35

Maka variabel Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita secara bersama-sama

(simultan) terdapat pengaruh yang nyata terhadap Kontribusi Retribusi Sampah

terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

4.4. Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil penelitian ternyata Jumlah Penduduk dan Pendapatan

Perkapita berpengaruh nyata terhadap Kontribusi Retribusi Sampah terhadap

Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya. Artinya Jumlah Penduduk dan

Pendapatan Perkapita mengalami peningkatan dari tahun ketahun hal ini

menunjukkan bahwa Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita memberikan

Kontribusi yang nyata terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

Namun untuk uji t hanya variabel Jumlah Penduduk yang mempunyai pengaruh

nyata terhadap Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di

Kabupaten Nagan Raya, sedangkan variabel Pendapatan Perkapita tidak

berpengaruh nyata.

Sedangkan Pendapatan Perkapita berpengaruh positif terhadap Kontribusi

Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya sehingga

apabila Pendapatan Perkapita meningkat maka Kontribusi juga akan meningkat,

meskipun tidak signifikan, karena pendapatan seseorang tidak semuanya di

gunakan untuk berbelanja yang menghasilkan sampah misalnya membeli mobil,

laptop, handphone, juga barang mewah lainnya.

Selanjutya untuk uji F kedua variabel Jumlah Penduduk (X1) dan

Pendapatan Perkapita (X2) secara bersama-sama mempengaruhi variabel

Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah (Y) pada alfa (0,10).

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian yang dilakukan tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya,

di tentukan oleh beberapa kesimpulan yaitu :

a. Jumlah rata-rata Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di

Kabupaten Nagan Raya, dalam kurun waktu 2006-2012 sebesar 3,4771 untuk

rata- rata Jumlah Penduduk dalan kurun waktu 7 (tujuh) tahun adalah sebesar

1179,7143,dan jumlah rata-rata untuk Pendapatan Perkapita dalam waktu yang

sama sebesar 1568,5714.

b. Hasil yang di peroleh untuk variabel Jumlah Penduduk nilai thitung sebesar 3,348

< ttabel 2,776,maka secara individual Jumlah Penduduk mempunyai pengaruh

yang nyata terhadap Kontribusi Retribusi Sampah di Kabupaten Nagan Raya,

sedangkan untuk variabel Pendapatan Perkapita nilai thitung sebesar -2,923 lebih

kecil dari ttabel sebesar 2,776 dikarenakan nilai probalitasnya lebih besar dari 0,05

derajat signifikan yaitu (0,043 > 0,05 ), maka, secara individual Pendapatan

Perkapita mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Kontribusi Retribusi

Sampah terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Nagan Raya.

c. Dari hasil penelitian hipotesis ini maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,673 >

Ftabel sebesar 4,32456 dikarenakan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,10

Maka H0 ditolak H1 di terima, sehingga variabel Jumlah Penduduk dan

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

37

Pendapatan Perkapita secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh yang

nyata terhadap Kontribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di

Kabupaten Nagan Raya.

5.2. Saran- Saran

Berdasarkan hasil analisis data, adapun beberapa saran untuk pihak-pihak

terkait, yaitu:

a. Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya dalam upaya meningkatkan

Pendapatan Retribusi Daerah salah satunya Retribusi Sampah agar lebih

mengutamakan pengembangan sektor unggulan dengan tidak mengabaikan

sektor dan sub sektor lain dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

b. Pemerintah daerah dalam hal Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan

Kabupaten Nagan Raya ini harus memperlengkap dan melakukan validasi data-

data yang dimiliki oleh daerah, khususnya data-data tentang Retribusi Sampah.

c. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah. Kabupaten Nagan

Raya harus melakukan perhitungan ulang terhadap penetapan target karena target

yang ditetapkan lebih besar dari penerimaan retribusi daerah maupun pendapatan

asli daerah tujuannya agar sesuai dengan potensi riil yang dimiliki.

d. Penelitian ini masih terbatas pada tahapan melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi Kotribusi Retribusi Sampah terhadap Retribusi Daerah di

Kabupaten Nagan Raya, kepada peneliti lainnya disarankan untuk melanjutkan

penelitian tentang dua sektor yang tergabung Pendapatan Perkapita (X1) dan

dalam Jumlah Penduduk (X2).

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2007.Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. CAPS. Yogyakarta.

BPS. (2006-2012). Nagan Raya Dalam Angka, Kabupaten Nagan Raya.

Sukamakmue.

DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Asset Daerah). Kabupaten Nagan

Raya. Sukamakmue. 2014.

Hasan, Ikbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistika Inferensif). Edisi

Kedua. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Jonny Purba . 2003. Pertumbuhan Ekonomi dan Kependudukan. Edisi Kelima. PT

Bumi Aksara. Jakarta.

Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Kabupaten Nagan Raya.

Sukamakmue. 2014.

Kaho, Riwu. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Koswara, E. 2004. Otonomi Daerah: Untuk Demokrasidan Kemandirian Rakyat,

Yayasan Pariba, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Pendapatan Nasional. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Mahenrazulfan. 2010. Fungsi Retribusi dalam meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Malthus, Thomas. 2005. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan. PT Bumi

Aksara. Jakarta.

Mardiasmo, Munawir.2003.Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. ANDI.

Yogyakarta.

Mansuri. 2008. Pengantar Ekonomi dan Kependudukan . PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Nachrowi, Nachrowi Djalal dan Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan

Praktis Ekonometrika. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

39

Putranto.2007. Retribusi Daerah. PT Eresco. Bandung.

Rinny, Asva. 2011. Analisis Pengaruh Retribusi Kebersihan dan Kontribusinya

terhadap Retribusi Daerah (Studi Kasus di Kota Baubau). Universitas

Indonesia. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2003. Makro Ekonomi: Teori Pengantar. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Siahaan, Marihot . 2005. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Edisi Pertama. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta

Suryadi dan Purwanto. 2004. Statistic untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Salemba Empat. Jakarta.

Sutarso, Eko. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah

di Kota Pekanbaru. Institut Pertanian Bogor.

Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. PT

Bumi Aksara. Jakarta.

Wirnano, Sigit. 2008. Kebijakan Retribusi Daerah. Pustaka Grafika. Bandung.

Yani, Ahmad. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah.

No.34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah

No.28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah

_____________ No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sumber

pendapatan Daerah

____________ No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

_____________ No.22 tahun 1999 mengenai otonomi daerah

_____________ No.25 tahun 1999 mengenai desentralisasi fiskal

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI …repository.utu.ac.id/737/1/BAB I_V.pdf · 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retribusi Daerah Pemberlakuan jenis-jenis retribusi ini

40

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang

retribusi daerah

Nagan Raya.BPS.go.id diakses 12 November 2013

www.republika.co.iddiakses 14 November 2013

(http:/Feprints.uny.ac.id)diakses 20 November 2013