63
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH SKRIPSI OLEH AYU ANDANI M. NIM : 08C10104036 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYAK …repository.utu.ac.id/406/1/BAB I_V.pdf · BIODATA PENULIS Nama : Ayu Andani M. JenisKelamin : Perempuan TempatTanggalLahir : Meulaboh,

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYASISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP

DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD CUTNYAK DHIEN MEULABOH

SKRIPSI

OLEH

AYU ANDANI M.

NIM : 08C10104036

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH2013

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYASISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP

DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD CUTNYAK DHIEN MEULABOH

SKRIPSI

OLEH

AYU ANDANI M.NIM : 08C10104036

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH2013

iii

LEMBAR PENGESAHAN

JudulSkripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHITERJADINYA SISA MAKANAN PADAPASIEN RAWAT INAP DI RUANG PENYAKITDALAM RSUD CUT NYAK DHIENMEULABOH.

NamaMahasiswa : AYU ANDANI M.NIM : 08C10104036Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Menyetujui,KomisiPembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Afrizal, DNCom, SE Arham, SKMNIDN. 0115036102

Mengetahui :

DekanFakultasKesehatan Ketua Program StudiMasyarakat IlmukesehatanMasayarakat

Sufyan Anwar, SKM, MARS Citra OvalisaRahmi, SKMNIDN. 0121067602

iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYASISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP

DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD CUTNYAK DHIEN MEULABOH

Yang Disusun Oleh:Nama Mahasiswa : AYU ANDANI M.

NIM : 08C10104036

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 23 September 2013

dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. HJ. Afifah, SKM, M.Kes …………………………………( Dosen Pembimbing Ketua)

2. Itza Mulyani, SKM …………………………………(Dosen Pembimbing Anggota)

3. Evi Darni, S.Kep, MKM …………………………………(Dosen Penguji I)

4. Kiswanto, M.Si …………………………………(Dosen Penguji II)

Alue Peunyareng, 23 September 2013Ketua Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Citra Ovalisa Rahmi, SKM

v

ABSTRAK

AyuAndani M. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Sisa MakananPada Pasien Rawat Inap Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak DhienMeulaboh. Dibimbing oleh Afrizal,DNCom, SE dan Arham, SKM.

Pelayanan Gizi Rumah Sakit sangat berpengaruh dalam menyediakan makananbagi orang sakit, sehingga tujuan penyelenggaraan makanan di Rumah Sakitadalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat penyembuhandan memperpendek hari rawat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Yang DiRawatInap Di Ruang Penyakit Dalam Di RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohTahun 2013.Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, pengumpulan datadilakukan mulai tanggal 22 sampai dengan 28 Mei 2013 di RSUD Cut NyakDhien Meulaboh. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh pasien di RuangPenyakit Dalam dengan jumlah sampel 46 orang yang diambil dengan teknikAccidental Sampling. Uji statistik menggunakan Chi-square test pada tarafsignifikan 95%.Hasil penelitian didapatkan bahwa sisa makanan kategori tidak bersisa sebanyak41,3%, pada kategori sisa serempat sebanyak 39,1%, pada kategori sisa sebagiansebanyak 8,7%, dan pada kategori tidak dimakan sebanyak 10,9%. Dari ujistatistik diperoleh adanya pengaruh yang bermakna antara kebiasaan makanpasien dengan sisa makanan dimana nilai p-value 0,024 yang berarti lebih kecildari α (0,05),ada pengaruh antara rasa makanan dengan sisa makanan dimana p-value 0,011 berarti lebih kecil dari α (0,05), tidakada pengaruh antara kebersihandengan sisa makanan dimana p-value 0,679 yang berarti lebih besar dari α (0,05).Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada penyelenggara makananrumah sakit dan petugas gizi untuk meningkatkan pelayanan gizi rumah sakit dantetap memperhatikan keadaan pasien serta memotivas ipasien agar dapatmengkonsumsi makanan dengan baik.

Kata Kunci :Sisa Makanan, Pasien Rawat Inap Ruang Penyakit Dalam.

vi

BIODATA PENULIS

Nama : Ayu Andani M.JenisKelamin : PerempuanTempatTanggalLahir : Meulaboh, 05April 1990Agama : IslamStatus : Belum MenikahAlamatRumah : Jl.blangpulo 1 Lr.poka Kelurahan Ujong Baroh

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten AcehBarat

Alamat Email : [email protected]

Nama Ayah : M.Uni (alm)NamaIbu : WarniahAlamat Orang Tua : Jl.blangpulo 1 Lr.pokat KelurahanUjongBaroh

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten AcehBarat

PendidikanFormal :1996- 2002 : SD N 9 Meulaboh2002- 2005 : SMP N 1 Meulaboh2005- 2008 : SMA N 2 Meulaboh2008 - 2013 : FKM–UTU

Organisasi : - Anggota KPUM Universitas Teuku Umar2009-2010 - Anggota BEM FKM UTU

- Anggota PEMA

vii

Bismillahirrahmannirrahim

Ya Allah sepercik ilmu telah Engkau berikan kepada kuHanya sedikit yang aku ketahui dari yang Engkau miliki

“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, Dan lautandijadikan tinta ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan

habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allahmaha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

(QS. Lukman: 27)

KetikaakumulaidenganbismillahAkusadarakupastibisa

MeskiakanadatantanganMeskiakuakanmerasaterbangdandijatuhkan

TapiakumenyadariinilahperjuanganInilahjalan yang haruskutempuh

Dan inilah yang bisaakupersembahkan

KaryainikupersembahkanuntukKedua orang tuakuAbangdankakakkutercintaSahabatkutersayangDan orang-orang yang sudahmendukungkudengantulusDan ikhlas

Alhamdulillah...Sebuah langkah usai sudah, satu cita telah ku gapai, namun itu bukan akhirdari perjalanan melainkan awal dari satu perjuangan...

Ibunda....Do’a mu menjadikan ku bersemangat, kasih sayangmu yang membuat ku jadikuat, hingga aku selalu bersabar melalui ragam cobaan yangmengejar,berkatusahadanpengorbananmu kini cita2 dan harapan telah kugapai...

viii

AlmarhumAyahanda...Petuahmu bak pelita, menuntun ku dijalan-Nya, Peluhmu bagai air,menghilangkan haus dahaga hingga darahku tak membeku dan raga ku belumberubah kaku,walaupunakubelumsempatmembahagiakanmutapiakuyakindarijauhsanaengkautersenyummelihatsemuaini...

Ayahanda & Ibunda Tersayang...Ku tata masa depan dengan do’a mu ku gapai cita dan impian denganpengorbananmu...

Untukkeluargaku, terimakasihatascintanya,semogakaryainidapatmengobatibeban kalian, walaupunhanyasejenak,semuajasa-jasakalian takkandapatterlupakan. Semoga Allah besertakitasemua..

Untuk tulusnya persahabatan yang telah terjalin, spesial buatnyasahabat-sahabatku Linda, Ana, Risma, Nana, Shintadan semua teman-temanFKM-UTU Let ’08. Terima kasih Semoga persahabatan kita menjadipersaudaraan yang abadi selamanya, Bersama kalian warna indah dalamhidupku, suka dan duka berbaur dalam kasih. Kesuksesan bukanlah suatukesenangan, bukan juga suatu kebanggaan, Hanya suatu perjuangan dalammenggapai sebutir mutiara keberhasilan. Semoga Allah memberikan rahmatdan karunia-Nya. Amiin…

AyuAndani M.

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Ruang

Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala

tersebut dapat diatasi penulis berkata dan bantuan, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tuasaya, AyahandaM.Uni (Alm) danIbundaWarniah yang

senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang, menyumbangkan

fikiran secara moral, emosional dan finansial yang tak terhingga, mau

mendengarkan keluhan beserta doa.

2. BapakDrs. Alfian Ibrahim, MS. Selaku Rektor Universitas Teuku Umar

Meulaboh.

3. BapakSufyan Anwar, SKM, MARS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.

4. Bapak Afrizal, DNCom, SE, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dalam membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

x

5. Bapak Arham, SKM, selaku pembimbing II yang telah membantu dan

meluangkan waktu dalam membimbing penulis dalam menyusun skripsi

ini.

6. IbuCitra Ovalisa Rahmi, SKM, selaku ketua jurusan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.

7. Ibu Evi Darni S.Kep, MKM dan Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS

selaku penguji yang sudah banyak membantu memberikan kritikan dan

saran terhadap perbaikan skripsi ini.

8. Bapak Kepala RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, beserta stafnya.

9. Dosen dan Staf Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Teuku Umar Meulaboh

10. Semua teman-teman yang selalu menyemangati demi kelancaran skripsi

ini dan selalu memberikan motivasi, Juga semua pihak yang banyak

memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Harapan penulis

skripsi ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca dan masyarakat semua.

Amin.

Meulaboh, Juli 2013

Penulis

xi

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL LUAR ....................................................................... iHALAMAN JUDUL DALAM ................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ivABSTRAK ................................................................................................... vBIODATA PENULIS .................................................................................. viKATA MUTIARA........................................................................................ viiKATA PENGANTAR.................................................................................. ixDAFTAR ISI................................................................................................. xiDAFTAR TABEL .......................................................................................xiiiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................xivDAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xv

BAB IPENDAHULUAN1.1. LatarBelakang........................................................................... 11.2. RumusanMasalah...................................................................... 6

1.3. TujuanPenelitian ............................................................................... 61.3.1 TujuanUmum.............................................................. 61.3.2 TujuanKhusus ............................................................. 7

1.4. ManfaatPenelitian ............................................................................. 71.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................... 71.4.2 Manfaat Praktis ........................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. PelayananGiziRumahSakit........................................................ 92.2. Makanan.................................................................................... 10

2.2.1. Menu Makanan............................................................ 112.2.2. Bentuk-BentukMakanan di RumahSakit........................ 112.2.3. SanitasiMakanan ........................................................... 122.2.4. PenyehatanMakanan ..................................................... 13

2.3. HigieneSanitasiMakanan........................................................... 142.3.1. PemilihanBahanMakanan ........................................... 142.3.2. PenyimpananBahanMakanan...................................... 152.3.3. PengolahanBahanMakanan ......................................... 152.3.4. PenyimpananMakananJadi............................................ 182.3.5. PengangkutanMakanan ............................................... 192.3.6. PenyajianMakanan ...................................................... 19

2.4. SisaMakanan ............................................................................. 202.4.1. Faktor-faktor Yang MempengaruhiSisaMakanan....... 212.4.2. EvaluasiSisaMakanan ................................................. 23

2.5 RumahSakitdanPasien............................................................... 232.5.1. DefinisiRumahSakit .................................................... 232.5.2. DefinisiPasien ............................................................. 24

2.6. KerangkaTeori........................................................................... 26

xii

2.7 KerangkaKonsep ....................................................................... 26

2.8 Hipotesis.................................................................................... 27

BAB III METODELOGI PENELITIAN3.1 Jenisdan Rancangan Penelitian................................................. 283.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 28

3.2.1. Lokasi............................................................................ 283.2.2. Waktu............................................................................ 28

3.3. Populasi dan Sampel.................................................................. 293.3.1. Populasi......................................................................... 293.3.2. Sampel .......................................................................... 29

3.4 Metode Pengumpulan Data....................................................... 293.4.1. Data Primer ................................................................... 293.4.2. Data Sekunder............................................................... 30

3.5 Definisi Operasional ................................................................. 313.6. Aspek Pengukuran ..................................................................... 323.7. Teknik Analisis Data ................................................................. 32

3.7.1. Analisa Univariat .......................................................... 323.7.2. Analisa Bivariat ............................................................ 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................... 344.2. Hasil Penelitian ......................................................................... 37

4.2.1. Analisis Univariat .......................................................... 374.2.2. Analisis Bivariat ............................................................. 39

4.3. Pembahasan .............................................................................. 424.3.1. Pengaruh Kebiasaan Makan Pasien

Dengan Terjadinya Sisa Makanan ................................ 424.3.2. Pengaruh Rasa Makanan

Dengan Terjadinya Sisa Makanan ................................ 424.3.3. Pengaruh Kebersihan

DenganTerjadinya Sisa Makanan ................................. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan .............................................................................. 455.2 Saran ........................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 31

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kareteristik Berdasarkan UmurPasien di RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohKabupaten Aceh Barat ................................................................. 35

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan JenisKelaminPasien di RSUD Cut Nyak DhienMeulaboh Kabupaten Aceh Barat ............................................... 35

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan DiagnosaPenyakitPasien di RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohKabupaten Aceh Barat ................................................................. 36

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan KebiasaanMakanPasien di RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohKabupaten Aceh Barat ................................................................. 37

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rasa Makanandi RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohKabupaten Aceh Barat ................................................................. 37

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihandi RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohKabupaten Aceh Barat ................................................................. 38

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan SisaMakanandi RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohKabupaten Aceh Barat ................................................................. 38

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara KebiasaanMakanPasien Dengan SisaMakanandi RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh KabupatenAceh Barat .................................................................................... 39

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Rasa Makanan Dengan SisaMakanandi RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh KabupatenAceh Barat ..................................................................................... 40

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Kebersihan Dengan SisaMakanandi RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh KabupatenAceh Barat .................................................................................... 41

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 26

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 26

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisoner

2. Tabelskor

3. Tabel master

4. Frekuensi table dan out hasil pengolahan data

5. Daftar Menu Bangsal Penyakit Dalam

6. Surat izin penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasTeuku

Umar

7. Surat keterangan sudah melakukan penelitian dari RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

8. Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju indonesia sehat 2015 adalah

meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud,

melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh

wilayah Republik Indonesia. (Depkes, 2009).

Saat ini pelayanan gizi mulai dijadikan tolok ukur mutu pelayanan di

rumah sakit karena makanan merupakan kebutuhan dasar manusia dan sangat

dipercaya menjadi faktor pencegah dan membantu penyembuhan suatu

penyakit.Citra rumah sakit sangat tergantung dari mutu pelayanan yang diberikan

termasuk mutu makanan yang disajikan pada pasien. Penyelenggaraan makanan di

Rumah Sakit merupakan salah satu upaya peningkatan kesehatan dan gizi

masyarakat.

Tujuannya agar penderita yang dirawat memperoleh makanan yang sesuai

dengan kebutuhan gizinya, serta dapat mempercepat penyembuhan penyakit

pasien dan memperpendek hari perawatan (Depkes, 2003).

2

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikandengan

keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi danstatus metabolisme

tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruhpada proses penyembuhan

penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakitdapat berpengaruh terhadap

keadaan gizi pasien (DepKes RI, 2006).

Salah satu kegiatan pelayanan gizirumah sakit adalah penyelenggaraan

makanan untuk penderita maupunkaryawan rumah sakit. Makanan yang

memenuhi kebutuhan gizi dantermakan habis akan mempercepat penyembuhan

dan memperpendek harirawat (Almatsier, 2004).

Berbagai departemen/instansi pemerintah yang bersangkutan dengan

pelaksanaan Inpres No. 20 tahun 1979, telah mengadakan latihan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para petugas gizi dalam

merencanakan dan mengelola program gizi yang sesuai dengan standar kesehatan

bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka penting diterapkan manajemen dalam

penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan makanan yang bermutu dan

kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan (Rachmat, dkk, 2004).

Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaiankegiatan

mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusianmakanan kepada

konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatanyang optimal melalui

pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasukkegiatan pencatatan, pelaporan

dan evaluasi (Depkes RI, 2006).

3

Makanan bagi pasien di rumah sakit berfungsi untuk mempertahankan

daya tahantubuh dan membantu mempercepat prosespenyembuhan. Makanan

yang disajikan harusmemenuhi kebutuhan baik kualitas maupunkuantitasnya.

Hidangan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan terkonsumsi habisakan

mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari perawatan.

Pasien yang dirawat di rumah sakit berarti memisahkan diri darikebiasaan

hidupnya sehari-hari terutama dalam hal makanan, bukan sajamacam makanan

yang disajikan tetapi juga cara makanan dihidangkan,tempat, waktu makan, rasa

makanan, besar porsi dan jenis makanan yangdisajikan.

Penilaian hidanganmerupakan salah satu proses evaluasi pelayanan gizi

dan sisa makanan pasien dapat di jadikan indikator keberhasilan pelayanan gizidi

rumah sakit (Adi dan Waskitorini, 2003).

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu komponen

sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Upaya untuk meningkatkan mutu

makanan di rumah sakit telah banyak di lakukan, namun sampai saat ini masih

banyak di jumpai adanya keluhan-keluhan tentang ketidakpuasan pasien terhadap

makanan yang di sajikan. Hal itu dapat di lihat dari masih banyaknya terdapat

sisa-sisa makanan di ruang rawat inap.

Kegagalan dan keberhasilan suatu pengelolaan makanan akan terlihat dari

sisa makanan yang disajikan. Upaya khusus harus dilakukan untuk meningkatkan

daya terima makanan yang disajikan di rumah sakit. Langkah utama dalam

meningkatkan daya terima pasien terhadap makanan yangdisajikan adalah dengan

meningkatkan mutu pelayanan (Almatsier, 2007).

4

Data Sisa makanan umumnya digunakan untuk mengevaluasi efektifitas

program penyuluhan gizi, penyelenggaraan dan pelayanan makanan, serta

kecukupan konsumsi makanan pada kelompok atau perorangan.

Dari pengamatan yang peneliti lakukan di dapur RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh, Proses pelaksanaan pengolahan bahan makanandiawali dengan

Pengadaan bahan makanan dapat yang dibeli di pasar atau pusat perbelanjaan.

Dalam pengadaan bahan makanan, sangat perlu diperhatikan kualitas bahan

makanan dan harga bahan makanan terlebih lagi jika makanan tersebut akan

disajikan di rumah sakit.

Bahan makanan yang telah dibeli harus segera disimpan setelah diterima,

kecuali jika bahan tersebut harus segera diolah. Bahan makanan kering seperti

beras, gula atau tepung harus disimpan di gudang penyimpanan dengan suhu

kamar (tidak lembab), sedang bahan makanan segar harus disimpan dalam lemari

pendingin. Menyiapkan makanan meliputi kegiatan membersihkan dan

menghilangkan bagian-bagian bahan yang tidak dimakan, memotong,

menghaluskan, menggiling, mencampur, membentuk serta kegiatan lainnya yang

harus dikerjakan sebelum bahan makanan siap diolah.Persiapan yang sempurna

terhadap bahan makanan sangat penting dan tidak hanya ditinjau dari segi gizi,

tetapi juga dari segi biaya operasionalnya.Selain itu, bagian ini perlu diawasi

untuk mencegah terjadinya pembuangan bahan makanan, misalnya pengupasan

yang terlalu tebal.

Agar diperoleh hasil makanan yang baik kualitasnya, maka salah satu hal

yang perlu diperhatikan adalah pengolahan makanan. Macam-macam proses

5

pengolahan makanan yang dapat diterapkan antara lain yaitu; merebus, mengukus,

mengetim, menggoreng, mendinginkan dan menghidangkan, dimana hal ini dapat

dilakukan sesuai kebutuhan. Makanan yang telah diolah, selanjutnya disajikan

berdasarkan kebutuhan dan keinginan. Di rumah sakit, sistem pelayanan yang

ditempuh tentu dengan cara mengantar makanan ke kamar pasien dengan

menggunakan baki yang berpetak-petak (piring ompreng).

Sebelum peneliti melakukan penelitian di Ruang Penyakit Dalam terlebih

dahulu peneliti melalukan observasi dan pengambilan data awal yaitu jumlah

pasien rawat inap di Ruang Penyakit Dalam pada tahun 2012 sebanyak 2167

orang yang peneliti dapatkan dari ruang Rekam Medis dan menu makanan

bangsal penyakit dalam dari Instalasi Gizi. Peneliti juga menanyakan kepada

petugas di ruang tersebut yaitu lamanya pasien dirawat inap. Petugas tersebut

menjawab Lama rawat inap pasien tergantung pada penyakit yang diderita pasien

misalnya pasien diare bisa 3-4 hari, pasien anemia bisa lebih dari seminggu,

pasien gastritis 3-5 hari, penyakit paru bisa lebih dari seminggu dan penyakit

lainnya. Jadi peneliti menyimpulkan lama pasien dirawat inap di ruang penyakit

dalam rata-rata selama 3-7 hari.

Pada saat melalukan observasi peneliti melihat masih banyaknya sisa

makanan pasien di ruang penyakit dalam, padahal makanan sangat penting bagi

pasien untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu mempercepat

proses penyembuhan.Pada saat itu peneliti mencoba menanyakan kepada beberapa

pasien, mengapa pasien tidak menghabiskan makanannya. Pasien menjawab rasa

makanan yang disajikan oleh rumah sakit tidak sesuai dengan yang pasien

6

inginkan dan berbagai alasan lainnya.Karena mendengar jawaban dari pasien

tersebut dan melihat masih banyaknya makanan yang bersisa yaitu nasi lunak,

gulai ikan dan sayur, maka peneliti pun tertarik melakukan penelitian di ruang

penyakit dalam ini. Tujuan peneliti untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi terjadinya sisa makanan di ruang penyakit dalam.

Pada bulan mei tahun 2013 peneliti pun melakukan penelitian selama satu

minggu pada tanggal 22-28. Pada saat melakukan penelitian, peneliti dibantu oleh

rekan-rekan memberikan kuesioner kepada pasien, kuesioner tersebut ada yang

diisi sendiri oleh pasien dan ada yang diisi oleh peneliti berdasarkan jawaban

pasien sekaligus peneliti melakukan wawancara.Pada awalnya beberapa pasien

merasa takut untuk mengisi kuesioner tetapi setelah peneliti menjelaskan kepada

pasien, mereka pun mengerti dan mau mengisi kuesioner tersebut.Setiap harinya

peneliti melakukan wawancara sebanyak 6 atau 7 orang pasien.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah adalah “faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi terjadi nya sisa makanan pada pasien rawat inap di

ruang penyakit dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh”.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa

makanan pada pasien yang di rawat inap di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

7

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh Kebiasaan Makan Pasien dengan sisa

makanan pada pasien rawat inap di ruang penyakit dalam RSUD Cut Nyak

Dhien Meulaboh

2. Untuk mengetahui pengaruh Rasa Makanan dengan sisa makanan pada

pasien rawat inap di ruang penyakit dalamRSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh.

3. Untuk mengetahui pengaruh Kebersihan dengan sisa makanan pada pasien

rawat inap di ruang penyakit dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1ManfaatTeoristis.

1) Untuk menambah wawasan penulis karena dapat mengimplementasikan

ilmu yang diperoleh selama kuliah, serta penulis dapat melakukan analisis

secara nyata untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di ruang penyakit dalam

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

8

2) Hasil penelitian diharapkan mampu menambah pengetahuan pembaca

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan di

Rumah Sakit.

1.4.2 Manfaat Praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan data, khususnya

sebagai bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan makanan serta sebagai masukan

dan pertimbangan bagi rumah sakit dalammenyediakan makanan sehingga mutu

rumah sakit akan meningkat dan masyarakat lebih memilih pelayanan kesehatan

di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan

keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan statusmetabolisme

tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada prosespenyembuhan

penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapatberpengaruh terhadap

keadaan gizi pasien (Depkes, 2003).Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah

satu pelayananpenunjang medik dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit

yangterintegrasi dengan kegiatan lainnya, mempunyai peranan penting

dalammempercepat pencapaian tingkat kesehatan baik bersifat promotif,

preventif,kuratif maupun rehabilitatif.

Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satukegiatan

yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diet pasien hinggapelaksanaan

evaluasi di ruang perawatan.Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit

adalah pasien.Pemberianmakanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis

termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan dan

memperpendek harirawat inap (Depkes, 2006).

Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit yaitu :

1. Penyelenggaraan Makanan

Proses kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi perencanaan menu

sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian

10

status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.

2. Pelayanan gizi di ruang rawat

Serangkaian proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan hingga evaluasi

diet pasien di ruang rawat. Pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi diruang rawat

meliputi : membaca catatan medik pasien dan menganamnesa makanan,

merancang diet, penyuluhan konsultasi gizi, pemesanan makanan ke dapur utama,

monitoring dan evaluasi diet, pengiriman daftar permintaan makanan dari

ruangan, melakukan pengawasan, pencatatan dan pelaporan ke unit terkait.

3. Penyuluhan konsultasi dan rujukan gizi

Serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi yangdirencanakan dan

dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkanpengertian sikap serta

perilaku positif pasien dan lingkungannya terhadapupaya peningkatan gizi dan

kesehatan.

4. Penelitian dan Pengembangan Gizi

Kegiatan penelitian dan pengembangan adalah serangkaiankegiatan instalasi

gizi dalam upaya mendapatkan cara yang berdaya gunadan berhasil guna dalam

meningkatkan kualitas pelayanan gizi, denganmelibatkan dan menggunakan dana

dan sarana yang tersedia.

2.2 Makanan

Menurut WHO, makanan adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh

tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang

11

digunakan untuk pengobatan. Air tidak termasuk dalam makanan karena

merupakan elemen yang vital bagi kehidupan manusia ( Chandra,2006).

2.2.1 Menu Makanan

Dalam perencanaan menu makanan rumah sakit menurut Pelayanan Gizi

Rumah Sakit yaitu salah satu yang perlu diperhatikan adalah perbaikan menu

sebelum diusulkan kepada pengambil keputusan (sesuai dengan struktur

oragnisasi) (Depkes RI, 2003).

2.2.2 Bentuk – bentuk Makanan di Rumah Sakit

Bentuk makanan di rumah sakit disesuaikan dengan keadaan pasien.

Menurut Almatsier (2004) makanan orang sakit dibedakan dalam : makanan

biasa, makanan lunak, makanan saring dan makanan cair.

1. Makanan biasa

Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beranekaragam,

bervariasi dengan bentuk, tekstur dengan aroma yang normal.Susunan makanan

mengacu pada pola makanan seimbang dan angkakecukupan gizi (AKG) yang

dianjurkan bagi orang dewasa sehat.Makanan biasa diberikan kepada pasien yang

tidak memerlukan dietkhusus berhubungan dengan penyakitnya, makanan

sebaiknya diberikandalam bentuk yang mudah cerna, dan tidak merangsang

saluran cerna.

2. Makanan lunak

Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah

dikunyah, ditelan dan dicerna, makanan ini cukup kalori, proteindan zat-zat gizi

lainnya. Menurut keadaan penyakitnya makanan lunakdapat diberikan langsung

12

kepada pasien atau sebagai perpindahan darimakanan saring ke makanan biasa.

Makanan lunak diberikan kepadapasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan

penyakit infeksi dengankenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi.

3. Makanan saring

Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyaitekstur lebih

halus dari makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dandicerna. Makanan

saring diberikan kepada pasien sesudah mengalamioperasi tertentu, pada infeksi

akut termasuk infeksi saluran cerna, sertapada pasien dengan kesulitan

mengunyah dan menelan. Menurut keadaanpenyakit, makanan saring dapat

diberikan langsung kepada pasien atauperpindahan dari makanan cair kental ke

makanan lunak.

4. Makanan cair

Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cairhingga

kental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalamigangguan

mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yangdisebabkan oleh

menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah.Pasca pendarahan saluran

cerna, serta pra dan pasca bedah makanan dapatdiberikan secara oral atau

parenteral (Almatsier, 2007).

2.2.3 Sanitasi Makanan

Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan

dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit

13

pada manusia. Adapun tujuan yang sebenarnya dari upaya higiene sanitasi

makanan (Chandra, 2006) yaitu :

1. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan

2. Mencegah penularan wabah penyakit

3. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat

4. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan

Prinsip-prinsip dasar sanitasi penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit

pada dasarnya tidak berbeda dengan tempat-tempat penyelenggaraan makanan

lain, tetapi standar kebersihan dan higiene pelayanan makanannya lebih tinggi

karena rentannya pasien yang masuk Rumah Sakit dan ancaman penyebaran

kuman pathogen yang tinggi di lingkungan Rumah Sakit (Aprilandini, 2011).

2.2.4 Penyehatan Makanan

Penyehatan makanan adalah upaya mengendalikan

faktormakanan,orang,tempat,dan perlengkapan yang dapat atau menimbulkan

penyakit ataugangguan kesehatan lainnya (Depkes RI,2003).Didalam upaya

penyehatan makanan, terdapat beberapa tahapan yang harusdiperhatikan

(Chandra,2006) :

1. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang diproduksi

2. Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan

3. Keamanan terhadap penyediaan air

4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran

5. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan

penyajian dan penyimpanan

14

6. Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan

2.3 Higiene Sanitasi Makanan

Faktor-faktor dalam higiene dan sanitasi makanan adalah tempat,

peralatan,personal (orang) dan makanan. Dalam upaya untuk mengendalikan

faktor tempat,peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin

menimbulkan gangguankesehatan atau keracunan makanan, maka perlu dilakukan

analisis terhadap rangkaian dari faktor-faktor tersebut secara rinci.

Adapun ke enam higiene sanitasi makanantersebut adalah :

1. Pemilihan Bahan Makanan

2. Penyimpanan Bahan Makanan

3. Pengolahan Makanan

4. Penyimpanan Makanan Jadi

5. Pengangkutan Makanan

6. Penyajian Makanan

2.3.1 Pemilihan Bahan Makanan

Pemilihan bahan makanan adalah semua bahan baik terolah maupun

tidaktermasuk bahan tambahan makanan dan bahan penolong ( Kepmenkes

RINo.1098/Menkes/SK/VII/2003). Bahan tambahan disebut aman bila memenuhi

4(empat ) kriteria, yaitu :

1. Tingkat kematangan sesuai dengan yang diinginkan

2. Bebas dari pencemaran pada tahapan proses berikutnya

3. Bebas dari adanya perubahan secara fisik/kimia akibat faktor-faktor luar

15

4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit penyebab penyakit

2.3.2 Penyimpanan Bahan Makanan

Bahan makanan sangat penting dalam penyimpanan terutama dari yang

mudahmembusuk. Syarat-syarat penyimpanan bahan makanan menurut

Kepmenkes RI No.1098/Menkes/SK/VII/2003 adalah :

1. Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dan dalam keadaan

bersih

2. Penempatannya terpisah dengan makanan jadi

3. Penyimpanan bahan makanan diperlukan untuk setiap jenis bahan makanan

yaitu:

a. Dalam suhu yang sesuai

b. Ketebalan bahan makanan padat tidak lebih dari 10 cm

c. Kelembaban penyimpanan alam ruangan 80-90%

4. Bila bahan makanan disimpan di gudang, cara penyimpanannya tidak

menempelpada langit-langit, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jarak makanan dengan lantai 15 cm

b. Jarak makanan dengan dinding 5 cm

c. Jarak makanan dengan langit-langit 60 cm

5. Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak

sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan.

2.3.3 Pengolahan makanan

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah

16

menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah

yangmengikuti kaidah dari prinsip-prinsip higiene dan sanitasi. Dalam istilah

asing dikenaldengan sebutan Good Manufacturing Practice (GMP) atau Cara

Produksi Makananyang Baik (CPMB) (Depkes,2001).

Persyaratan pengolahan makanan menurut Kepmenkes R No. 1098/

Menkes/SK/VII/2003 adalah:

1. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung

dari kontak langsung antara penjamah dengan makanan.

2. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan :

a. Sarung tangan plastik

b. Penjepit makanan

c. Sendok, garpu dan sejenisnya

3. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekerja harus memakai:

a. Celemek

b. Tutup rambut

c. Sepatu dapur

d. Tidak merokok

e. Tidak makan/mengunyah

f. Tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin yang tidak berhias/polos

g. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan sesudah keluar dari kamar kecil

h. Selalu memakai pakaian kerja yang bersih

4. Tenaga pengolah makanan harus memiliki sertifikat kesehatan.

17

Terdapat 4 (empat) faktor yang memungkinkan terjadinya penularan

penyakit di rumah sakit melalui makanan yakni perilaku yang tidak higienis,

adanya sumber penyakit menular, adanya media (makanan, minuman) dan

resipien (Triatmodjo, 1993).

Pekerja memegang peranan yang penting dalam kelancaran proses

produksi karena pekerja merupakan perencana, pelaksana dan pengelola dalam

suatu penyelenggaraan makanan. Pekerjaan dapat diselesaikan dengan sebaik-

baiknya apabila dalam diri pekerja memiliki sikap positif yaitu sikap jujur,

disiplin, tanggung jawab, hati-hati, cermat dan teliti, senang akan kebersihan serta

menjaga kesehatan (Endrah, 2010).

Faktor kebersihan penjamah atau petugas makanan dalam istilah

populernya disebut higiene perorangan merupakan prosedur menjaga kebersihan

dalam pengelolaan makanan yang aman dan sehat (Depkes RI, 2001).

Kebersihan dan kesehatan diri merupakan syarat utama pengolah

makanan. Test kesehatan terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada

untuk melihat paru-paru dan saluran pernapasan sebaiknya dilakukan setiap 6

bulan sekali, terutama pengolah makanan di dapur rumah sakit. Ada beberapa

kebiasaan yang perlu dikembangkan oleh para pengolah makanan untuk

menjamin keamanan makanan yang diolah yaitu berpakaian harus selalu bersih

dan memakai pakaian kerja atau celemek yang tidak bermotif agar pengotoran

pada pakaian mudah terlihat.Pekerja harus memakai sepatu yang tidak terbuka dan

dalam keadaan bersih, rambut harus selalu dicuci secara periodik dan selama

mengolah makanan harus dijaga agar rambut tidak jatuh ke dalam makanan

18

disarankan menggunakan topi atau jala rambut. Pekerja yang sedang sakit flu,

demam atau diare sebaiknya tidak dilibatkan terlebih dahulu dalam proses

pengolahan makanan, sampai gejala-gejala penyakit tersebut hilang. Pekerja yang

memiliki luka pada tubuhnya harus menutup lukanya dengan pelindung kedap air

(Hiasinta A, 2001).

2.3.4 Penyimpanan Makanan Jadi

Penyimpanan makanan dimaksudkan untuk mengusahakan makanan agar

dapatawet lebih lama. Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi

oleh suhu,dimana terdapat titik rawan untuk perkembangbiakan bakteri pathogen

dan pembusukpada suhu yang sesuai dengan kondisinya.

Tujuan dari penyimpanan makanan adalah :

1. Mencegah pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri pathogen

2. Mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan adalah :

1. Makanan yang disimpan diberi tutup.

2. Lantai atau meja yang digunakan untuk menyimpan makanan harus dibersihkan

terlebih dahulu.

3. Makanan tidak boleh disimpan dekat dengan saluran air limbah (selokan).

4. Makanan yang disajikan sebelum diolah (timun,tomat,dan sebagainya ) harus

dicuci dengan air hangat.

5. Makanan yang dipak dengan karton jangan disimpan dekat air atau tempat yang

basah.

19

2.3.5 Pengangkutan makanan

Makanan yang telah diolah dan disimpan dengan cara higienis akan

menjaditercemar kalau cara pengangkutannya tidak baik. Makanan perlu

diperhatikan dalamcara pengangkutannya, yaitu sebagai berikut :

1. Makanan jadi tidak diangkut bersama dengan bahan makanan mentah

2. Makanan diangkut dalam wadah tertutup sendiri-sendiri

3. Pengisian wadah tidak sampai penuh agar tersedia udara untuk ruang gerak

4. Penempatan wadah dalam kendaraan harus tidak saling mencemari

ataumenumpahi

5. Alat pengangkut yang tertutup khusus dan permukaan dalamnya mudah

dibersihkan (Depkes RI,2000).

2.3.6 Penyajian Makanan

Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan.

Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap. Makanan yang siap

santap harus layak santap ( Depkes,2001).

Menurut Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003, persyaratan

penyajianmakanan adalah sebagai berikut :

1. Harus terhindar dari pencemaran.

2. Peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya.

3. Harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan yang bersih.

4. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih.

20

5. Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Ditempat yang bersih

b. Meja ditutup dengan kain putih atau plastik

c. Asbak tempat abu rokok setiap saat dibersihkan

d. Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah

dicuci.

Dalam penyajian makanan kepada konsumen, tenaga penyaji

haruslahmemperhatikan persyaratan umum penjamah makanan, sebagai berikut :

1. Menjaga kesopanan.

2. Penampilan dan temperamen yang baik.

3. Cara menghidangkan, teknis dan pengaturan diatas meja harus ditata dengan

sebaik-baiknya.

2.4 Sisa Makanan

Menurut Hirch (1979) dalam Carr (2001), sisa makanan adalah jumlah

makanan yang tidak habis dikonsumsi setelah makanan disajikan.

Sisa makanan adalah volume atau persentasi makanan yang tidak habis

termakan dan dibuang sebagai sampah dan dapat digunakan untuk mengukur

efektivits menu (komalawati, 2005).Di Indonesia sisa makanan masih sering

terjadi di berbagai rumah sakit. Bahkan, sisa makanan di berbagai rumah sakit

tersebut sudah tinggi dengan melihat banyaknya pasien yang meninggalkan sisa

makanan >25%.

21

2.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Makanan

Sisa makanan terjadi karena makanan yang disajikan tidak

habisdikonsumsi. Faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan

dapatberupa faktor yang berasal dalam diri pasien (Faktor Internal), faktor dari

luar pasien (Faktor Eksternal) serta faktor lain yang mendukung (Almatsier,

dkk,2004)

1. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari pasien yang meliputi :

a. Psikologis

Faktor psikologis merupakan rasa tidak senang, rasa takut karena sakit dan

ketidakbebasan karena penyakitnya sehingga menimbulkan rasa putus asa.

Manifestasi rasa putus asa tersebut sering berupa hilangnya nafsu makan sehingga

penderita tersebut tidak dapat menghabiskan makanan yang disajikan.

b. Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan pasien dapat mempengaruhi pasien dalam menghabiskan

makanan yang disajikan. Bila kebiasaan makan sesuai dengan makanan yang

disajikan baik dalam susunan menu maupun besar porsi, maka pasien cenderung

dapat menghabiskan makanan yang disajikan. Sebaliknya bila tidak sesuai dengan

kebiasaan makan pasien, maka akan dibutuhkan waktu untuk penyesuaian.

c. Kebosanan

Rasa bosan biasanya timbul bila pasien mengkonsumsi makananyang

kurang bervariasi sehingga sudah hafal dengan jenis makanan yang disajikan.

22

Rasa bosan juga dapat timbul bila suasana lingkungan pada waktu makan tidak

berubah. Untuk mengurangi rasa bosan tersebut selain meningkatkan variasi menu

juga perlu adanya perubahan suasana lingkungan pada waktu makan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan meliputi :

a. Penampilan makanan

Penampilan makanan terdiri dari warna makanan, tekstur makanan, dan

besar porsi.

b. Rasa makanan

Rasa makanan dipengaruhi oleh suhu dari setiap jenis hidangan yang

disajikan, rasa dari setiap jenis hidangan yang disajikan dan keempukan

serta tingkat kematangan.

3. Faktor Lain

Faktor lain yang dapat menyebabkan sisa makanan antara lain penampilan

alat makan, sikap petugas pengantar makanan. Cara penyajian merupakan faktor

yang perlu mendapat perhatian dalam mempertahankan penampilan dari makanan

yang disajikan. Penyajian makanan berkaitan dengan peralatan yang digunakan,

serta sikap petugas yang menyajikan makanan termasuk kebersihan peralatan

makan maupun kebersihan petugas yang menyajikan makanan.

Adanya makanan dari luar rumah sakit yang dimakan oleh pasien

disebabkan oleh budaya membawa oleh- oleh ketika membesuk ke pasien, di

rumah sakit serta tidak adanya manajemen yang jelas untuk mengendalikan diet

terapy di rumah sakit seperti larangan mambawa makanan atau minuman tertentu

23

pada pasien yang belum tentu sama dengan nilai gizi yang dikandung oleh

makanan yang disajikan dari rumah sakit itu sendiri. (Budiyanto, 2002).

2.4.2 Evaluasi sisa makanan

Evaluasi sisa makanan juga merupakan salah satu cara untuk

mengevaluasi mutu pelayanan gizi yang dapat dilakukan dengan mencatat

banyaknya makanan yang tersisa. Oleh karena itu, sisa makanan adalah salah satu

indikator keberhasilan pelayanan gizi di ruang rawat inap (Djamaluddin, dkk,

2005).

Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen. Evaluasi

ini bertujuan menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan

kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat dicapaisasaran yang dikehendaki.

Melalui penilaian, pengelola dapat memperbaiki rencana yang lalu bila perlu,

ataupun membuat rencana program yang baru. Pada kegiatan evaluasi, tekanan

penilaian dilakukan terhadapmasukan, proses, luaran, dampak untuk menilai

revelansi kecukupan, kesesuaian dan kegunaan. Dalam hal ini diutamakan luaran

atau hasil yang dicapai (Depkes RI, 2003).

2.5 Rumah Sakit dan Pasien

2.5.1 Definisi Rumah Sakit

RumahSakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

24

menyediakanpelayananrawatinap,rawatjalan,dangawatdarurat(PermenkesRINo.14

7/Menkes/Per/I/2010) .

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secaraparipurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan

kesehatan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang meliputi

promotif, preventif dan rehabilitatif (Hartono B, 2010).

2.5.2 Definisi pasien

Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi

masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan

baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter.

a) Hak-Hak Pasien

Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-

undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah :

1) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;

2) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

3) Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

4) Menolak tindakan medis; dan

5) Mendapatkan isi rekam medis.

b) Kewajiban-Kewajiban Pasien

25

Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29

Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ini adalah:

1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya

2) Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi

3) Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan

4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

26

2.6 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(Sumber : Almatsier, dkk,2004)

2.7 Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel Dependen

Kebiasaan makan

Rasa makanan

Kebersihan

Sisa makanan

Faktor internal :

a. Psikologib. kebiasan

makan

Faktor Eksternal :

a. Penampilanmakan

b. Rasamakanan

c. Kebosanan

Faktor lain :a. Cara penyajianb. Sikap petugas

pengantar makananc. Kebersihan

peralatan makand. Kebersihan petugas

yang menyajikanmakanan

Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinyasisa makanan

27

Gambar 2.2 Kerangka Konsep(Sumber : Almatsier, dkk,2004)

2.8 Hipotesis

Ha: Ada pengaruh antara kebiasaan makan dengan terjadinya sisa makanan

Ha: Ada pengaruh antara rasa makanan dengan terjadinya sisa makanan

Ha: Ada pengaruh antara kebersihan dengan terjadinya sisa makanan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survei

analitik yang bertujuan untuk melihat atau mencari hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yaitu hubungan kebiasaan makan, rasa

makanan dan kebersihan dengan terjadinya sisa makanan sebagaimana yang

terdapat dalam kerangka konsepsional.

Metode survei analitik ini menggunakan desain cross sectionalyaitu suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan

efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (point time approach) (Notoatmojdo, 2005).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Ruang Penyakit Dalam di RSUD

Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22-28 Mei.

29

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat inap di

ruang Penyakit Dalam di RSUD Cut Nyak Dhien Meulabohpada Tahun 2013.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini diambil secaraAccidental

sampling. Pengambilan sampel secara aksidental (accidental) ini dilakukan

dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu

tempat sesuai dengan konteks penelitian. Sampel pada penelitian ini yaitu pasien

yang dirawat inap di Ruang Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Cut

Nyak Dhien Meulaboh sebanyak 46 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan berkaitan langsung dengan

permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini, yaitu meliputi kebiasaan makan,

rasa makanan, kebersihan dan sisa makanan, pengumpulan data di lakukan dengan

wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi.

30

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah pengumpulan data dan informasi yang diperoleh

melalui arsip yang ada di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu jumlah pasien

Rawat Inap di Ruang Penyakit Dalam, daftar menu bangsal penyakit dalam dan

standar makanan di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.

31

3.5 Definisi Operasional variabel

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No Variabel Independen1 Variabel : Kebiasaan Makan

Definisi :

Cara ukur :Alat ukur :Hasil ukur :

Skala ukur :

Pola makanan sehari-hari yang biasa dikonsumsioleh responden.Wawancara.Kuesioner.1. Baik2. Kurang

Ordinal.

2 Variabel : Rasa MakananDefinisi :

Cara ukur :Alat ukur :

Hasil ukur :Skala ukur :

Suatu cara pemilihan makanan melalui pengecaprasa yang dirasakan oleh responden.

WawancaraKuesioner1. Enak2. Kurang

Ordinal

3 Variabel : KebersihanDefinisi :

Cara ukur :Alat ukur :Hasil ukur :

Skala ukur :

Mencakup kebersihan makanan yang disajikan,kebersihan peralatan makan, kebersihan petugaspengantar makanan.Wawancara.Kuesioner.1. Bersih2. Kurang

Ordinal.

Variabel Dependen

4 Variabel : Sisa MakananDefinisi :

Cara ukur :Alat ukur :Hasil ukur :

Skala ukur :

Jumlah makanan yang tidak habis dikonsumsisetelah makanan disajikan.Observasi .Observasi .

1. Tidak bersisa2. Sisa seperempat3. Sisa sebagian4. Tidak dimakan

Ordinal.

32

3.6 Aspek Pengukuran Variabel

3.6.1 Kebiasaan makan

Baik : Apabila Responden dapat menjawab pertanyaan > 2,5

Kurang : Apabila Responden hanya menjawab pertanyaan ≤2,5

3.6.2 Rasa makanan

Enak : Apabila Responden dapat menjawab pertanyaan > 3,5

Kurang : Apabila Responden hanya menjawab pertanyaan ≤ 3,5

3.6.3 Kebersihan

Bersih : Apabila Responden dapat menjawab pertanyaan >2,5

Kurang : Apabila Responden hanya menjawab pertanyaan ≤ 2,5

3.6.4 Sisa makanan

Tidak bersisa : Apabila Responden menghabiskan semua makanannya

Sisa seperempat : Apabila Responden menyisakan ¼ dari makanannya

Sisa sebagian : Apabila Responden menyisakan ½ dari makanannya

Tidak dimakan : Apabila Responden menyisakan semua makanannya

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau

pervariabel. Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan

masing-masing variabel yang diteliti dalam bentuk distribusi frekuensi dari setiap

variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa besar proporsi

variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel.

33

Analisis ini juga digunakan untuk mendapatkan gambaran terjadinya sisa

makanan pasien rawat inap berdasarkan kebiasaan makan dan rasa makanan, dan

kebersihan.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan

hubungan antara dua variabel yang diteliti dengan menggunakan uji statistik Chi-

Square Test.

Adapun ketentuan yang dipakai dalam uji statistik ini adalah :

1. Ho diterima bila P Value < α artinya ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

2. Ho ditolak bila P Value > α artinya tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

3. Confidence level (Cl) = 95%, α = 0,05

4. Derajat kebebasan (df) = (b-1) (k-1)

5. Apabila tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3, dsb, maka digunakan

uji “Pearson Chi-Square”

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh merupakan satu-

satunya rumah sakit pemerintah kabupaten Aceh Barat yang melayani masyarakat

Aceh Barat di bidang kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien

Meulaboh menyediakan fasilitas pelayanan rawat inap yang terdiri dari 7 (tujuh)

ruangan, 1 (satu) instalansi Gawat Darurat dan 8 (delapan) pelayanan Poliklinik

serta pelayanan penunjang lainnya. Dengan fasilitas dan pelayanan yang semakin

baik, Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh juga menjadi rumah

sakit rujukan bagi runah sakit yang ada di kabupaten lain yang bertertangga

dengan kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Barat setelah pemekaran terletak pada 04o06-04o47

Lintang Utara dan 95o52-96o30 Bujur Timur dengan luas wilayah 2.927,95 Km2

(292.795 hektar). Kabupaten Aceh Barat berbatasan dengan :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Nagan Raya

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Pidie

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Aceh Jaya Sebelah Barat berbatasan

dengan Samudra Indonesia

Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah rumah

Sakit milik pemerintah yang berada dalam wilayah Aceh Barat dengan status type

C dan berlokasi di Jalan Gajah Mada No 1 Kelurahan Drien Rampak Kecamatan

35

Johan Pahlawan Meulaboh. Adapun batasan Rumah Sakit Umum Daerah

Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Sekolah MIN/MANPK

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Sisingamangaraja

3. Sebelah selatan bebatasan dengan Lorong Banteng/Komplek Perumahan

Dokter

4. Sebelah Barat berbatasan dengan jalan Gajah Mada.

Penelitian ini dilakukan di Ruang Penyakit Dalam.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur pasien diRuang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun2013

Sumber: Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang

menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan umur pada

kategori dewasa awal sebanyak 15 orang (32,6%), kategori dewasa tengah

sebanyak 23 orang (50%) dan kategori dewasa akhir sebanyak 8 orang (17,4%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Jenis KelaminPasiendi Ruang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak DhienMeulaboh Tahun 2013

Sumber: Data Primer diolah tahun 2013

No Umur Frekuensi Persentase (%)1. Dewasa awal (21-40 thn) 15 32,6%2. Dewasa tengah (40-60 thn) 23 50 %3. Dewasa akhir (≥ 61 thn) 8 17,4%

Jumlah 46 100 %

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)1. Laki-laki 17 37%2. Perempuan 29 63 %

Jumlah 46 100 %

36

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang

menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan

jeniskelamin adalah yang berjenis kelamin Laki-laki sebanyak 17 orang (37%),

dan yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 29 orang (63)%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Diagnosa Penyakit Pasien diRuang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh 2013

No Nama Penyakit Frekuensi Persentase (%)1 Gastritis 9 19,6%2 Diabetes Mellitus 5 11%3 Hipertensi 3 6,5%4 TB Paru 3 6,5%5 Suspensi Thypoid 2 4,3%6 Jantung 2 4,3%7 Dyspepsia 7 15,2%8 Asma 3 6,5%9 Retensi Urin 1 2,2%10 Hepatitis 2 4,3%11 Diare 4 8,7%12 Usus Inflamatorik 1 2,2%13 Asam Urat 4 8,7%

Jumlah 100%Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang

menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan diagnose

panyakit adalah Gastritis sebanyak 9 orang (19,6%), Diabetes Mellitus sebanyak 5

orang (11%), Hipertensi sebanyak 3 orang (6,5%), TB Paru sebanyak 3 orang

(6,5%), Suspensi Thypoid sebanyak 2 orang (4,3%), Jantung 2 orang (4,3%),

Dyspepsia sebanyak 7 orang (15,2%), Asma sebanyak 3 orang (6,5%), Retine

Urin sebanyak 1 orang (2,2%), Hepatitis sebanyak 2 orang (4,3%), Diare

sebanyak 4 orang (8,7%), Usus Inflamatorik sebanyak 1 orang (2,2%), dan Asam

Urat sebanyak 4 orang (8,7%)

37

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Penyakit Dalam di RSUD Cut Nyak

Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, dari tanggal 22Mei sampai dengan 28

Mei 2013. Dari data yang dikumpulkan terdapat 46 sampel dari populasi yang

ada. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dan diolah

komputerisasi dengan metode uji Chi-square Test.

4.2.1 Analisis Univariat

4.2.1.1 Kebiasaan Makan Pasien

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan MakanPasien diRuang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun2013

Sumber: Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang

menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Kebiasaan

Makan Pasien, terbanyak berada pada kategori baik dengan jumlah 31 orang

(67,4%), sedangkan pada kategori kurang sebanyak 15 orang (32,6%).

4.2.1.2 Rasa Makanan

Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rasa Makanan di RuangPenyakit Dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013

Sumber : Data Primer Diolah tahun 2013

No Kebiasaan Makan Frekuensi Persentase (%)1. Baik 31 67,4%2. Kurang 15 32,6 %

Jumlah 46 100 %

No Rasa Makanan Frekuensi Persentase (%)1. Enak 22 47,8%2. Kurang 24 52,2 %

Jumlah 46 100 %

38

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang

menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Rasa

Makanan,pada kategori enak dengan jumlah 22 orang (47,8%), sedangkan pada

kategori kurang sebanyak 24 orang (52,2%).

4.2.1.3 Kebersihan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan di Ruang PenyakitDalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013

Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang

menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan kebersihan,

terbanyak berada pada kategori baik dengan jumlah 25 orang (54,3%),

sedangakan pada kategori kurang sebanyak 21 orang (45,7%).

4.2.1.4Sisa Makanan

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sisa Makanan di RuangPenyakit Dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013

No Sisa Makanan Frekuensi Persentase (%)1. Tidak bersisa1941,3%2. Sisa seperempat1839,1%3. Sisa sebagian 48,7%4. Tidak dimakan 5 10,9%

Jumlah 46 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang

menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Sisa

Makanan, pada kategori tidak bersisasebanyak 19orang(41,3%), kategori sisa

No Kebersihan Frekuensi Persentase (%)1. Bersih 25 54,3%2. Kurang 21 45,7 %

Jumlah 46 100 %

39

seperempat sebanyak 18 orang (39,1%), kategori sisa sebagian sebanyak 4 orang

(8,7%) dan pada kategori tidak dimakan sebanyak 5 orang (10,9%).

4.2.2 Analisis Bivariat

4.2.2.1 PengaruhKebiasaan Makan Pasien dengan Sisa Makanan

Tabulasi silang hubungan antara pengaruh kebiasaan makan pasien dengan

sisa makanan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, dapat

dilihat dari tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara Kebiasaan Makan Pasien Dengan SisaMakanan di Ruang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak DhienMeulaboh Tahun 2013

No

Kebiasaanmakan

Sisa Makanan Ujistatistik

Tdkbersisa

Sisa 1/4 Sisa 1/2 Tdkdimakan Jumlah

P

n % n % n % n % n % 0,024

1 Baik 17 54,8 8 25,8 2 6,5 4 12,9 31 1002 Kurang 2 13,3 10 66,7 2 13,3 1 6,7 15 100

Jumlah 19 18 4 5 46

Dari data Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden,

diketahui responden pada kategori kebiasaan makan baik dari 31 orang terdapat 8

orang (25,8%) yang makanannya bersisa, sedangkan pada kategori kurang dari 15

orang terdapat 10 orang (66,7%) yang makanannya bersisa.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 3, diperoleh nilai p-value 0,024 yang berarti

40

lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh antara kebiasaan makan pasien dengan sisa makanan.

4.2.2.2 PengaruhRasa Makanan dengan Sisa Makanan.

Tabulasi silang hubungan antara rasa makanan dengan sisa makanan di

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel

4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Rasa Makanan Dengan Sisa Makanan diRuang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohTahun 2013

No

RasaMakanan

Sisa Makanan Ujistatistik

Tdkbersisa

Sisa ¼ Sisa 1/2 Tdkdimakan Jumlah

P

n % n % n % n % n % 0,011

1 Enak 14 63,6 7 31,8 1 4,5 0 0 22 1002 Kurang 5 20,8 11 45,8 3 12,5 5 20,8 24 100

Jumlah 19 18 4 5 46

Dari data Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden,

diketahui responden pada kategori rasa makanan enak dari 22 orang terdapat7

orang (31,8%) yangsisa makanannya seperempat, sedangkan pada kategori kurang

dari 24 orang terdapat 11 orang (45,8%) yang makanannya bersisa.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 3, diperoleh nilai p-value 0,011 yang berarti

lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh antara rasa makanan dengan sisa makanan.

41

4.2.2.3 Pengaruh Kebersihan dengan Sisa Makanan

Tabulasi silang hubungan antara kebersihan dengan sisa makanan di

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel

4.10 di bawah ini:

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Kebersihan Dengan Sisa Makanan diRuang Penyakit Dalam RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohTahun 2103

No

Kebersihan

Sisa Makanan Ujistatistik

Tdkbersisa

Sisa ¼ Sisa 1/2 Tdkdimakan Jumlah

P

n % n % n % n % n % 0,679

1 Bersih 10 40,0 9 36,0 2 8,0 4 16,0 25 1002 Kurang 9 42,9 9 42,9 2 9,5 1 4,8 21 100

Jumlah 19 18 4 5 46

Dari data Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 responden,

diketahui responden pada kategori kebersihan yang bersih dari 25 orang terdapat4

orang (16,0%) yang makanannya tidak dimakan, sedangkan pada kategori

kebersihan yang kurang dari 21 orang terdapat 1 orang (4,8) yang makanannya

tidak dimakan.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 3, diperoleh nilai p-value 0,679 yang berarti

lebih besar dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh antarakebersihan dengan sisa makanan.

42

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Kebiasaan Makan Pasien dengan Terjadinya Sisa Makanan

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kebiasaan makan pasien

berpengaruh dengan terjadinya sisa makanan, karena kebiasaan makan pasien

sehari-hari sangat berbeda dengan Rumah Sakit. Misalnya saja dilihat dari waktu

makan, berapa kali pasien makan dalam sehari, besar porsi dan menu makanan

yang biasanya pasien konsumsi.Hasil penelitian ini yang telah dilakukan dengan

menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,024 menunjukkan bahwa nilai ini

lebih kecil dari level of significan α = 0,05 (p-value < 0,05), Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kebiasaan makan pasien dengan

terjadinya sisa makanan di Ruang Penyaki Dalam di RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh, hal ini terlihat dengan banyaknya pasien yang kebiasaan makannya

baik (67,4%) dan makanan yang di makan tidak bersisa (54,8%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mengatakankebiasaan makan

pasien dapat mempengaruhi pasien dalammenghabiskan makanan yang disajikan.

Bila kebiasaan makan sesuaidengan makanan yang disajikan baik dalam susunan

menu maupunbesar porsi, maka pasien cenderung dapat menghabiskan

makananyang disajikan. Sebaliknya bila tidak sesuai dengan kebiasaan

makanpasien, maka akan dibutuhkan waktu untuk penyesuaian (Mukrie,1990).

4.3.2 Pengaruh Rasa Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan

43

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa rasa makanan berpengaruh

dengan terjadinya sisa makanan, karena dari beberapa responden mengatakan rasa

makanan yang disajikan rumah sakit kurang enak, tidak sesuai selera dan tingkat

kematangannya kurang serta jika dilihat dari rasa makanan pasien lebih memilih

makanan dari luar daripada yang disediakan rumah sakit.Hasil penelitian ini yang

telah dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,011

menunjukkan bahwa nilai ini lebih kecil dari level of significan α = 0,05 (p-value

< 0,05), Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara rasa makanan dengan

terjadinya sisa makanan di Ruang Penyakit Dalam di RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh, hal ini terlihat dengan banyaknya pasien yang mengatakan

makanannya enak (47,8%) dan makanan yang di makan tidak bersisa (63,6%).

Penelitian ini sejalan dengan teori Moehyi yang mengatakan cita rasa

makanan mencakup dua aspek utama, yaitu penampilan makanan sewaktu

dihidangkan dan rasa makanan waktu di makan. Makanan yang memiliki cita

rasa tinggi adalah makanan yang disajikan dengan menarik, menyebarkan bau

yang sedap, dan memberikan rasa yang lezat sehingga memuaskan bagi yang

memakannya (Moehyi, 1992).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Khairunnas (2001) pada

Rumah Sakit di Sumatera Barat dimana terdapat hubungan yang bermakna antara

cita rasa makanan dengan sisa makanan.Begitu pula dengan penelitian juju juriah

(2007) yang menyatakan ada perbedaan yang bermakna antara sisa makanan

dengan cita rasa makanan.

4.3.3 Pengaruh Kebersihan dengan Terjadinya Sisa Makanan

44

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kebersihan tidak berpengaruh

dengan terjadinya sisa makanan. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan dengan

menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,679 menunjukkan bahwa nilai ini

lebih besar dari level of significan α = 0,05 (p-value < 0,05), Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara kebersihan dengan terjadinya sisa

makanan di Ruang Penyakit Dalam di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, hal ini

terlihat dari pasien yang mengatakan kurang bersih (45,7%) namun banyak juga

pasien yang menghabiskan makanan tersebut dilihat dari kategori yang tidak

bersisa (42,9%) dibandingkan dengan kategori tidak dimakan (4,8%).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Ruang Penyakit Dalam di

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya sisa makanan, maka penulis mengambil kesimpulan dan saran sebagai

berikut:

5.1 Kesimpulan

1. Adanya pengaruh antara kebiasaan makan pasien dengan sisa makanan

dengan nilai p-value 0,024 yang berarti lebih kecil dari α 0,05.

2. Adanyapengaruh antara rasa makanan dengan sisa makanan dengan p-

value 0,011 yang berarti lebih kecil dari α 0,05.

3. Tidak ada pengaruh antara kebersihan dengan sisa makanan dengan p-

value 0,679 yang berarti lebih besar α 0,05.

5.2 Saran-Saran

1. Diharapkan kepada penyelengara makanan rumah sakit (petugas masak,

petugas penyajian makanan, petugas gizi dan keperawatan) untuk

meningkatkan pelayanan gizi rumah sakit.

2. Diharapkan kepada petugas gizi untuk tetap memperhatikan keadaan pasien

dan memotivasi pasien agar dapat mengkonsumsi makanan dengan baik.

46

3. Memberikan penyuluhan kepadapasien tentang pentingnya mengkonsumsi

makanan yang telah disediakan oleh rumah sakit karena makanan yang

disajikan oleh rumah sakit sesuai dengan penyakit yang diderita pasien

DAFTAR PUSTAKA

Adi, A.C., Waskitorini, H. 2003, Hubungan antara Faktor Menu, PasiendanLingkungan dengan Besarnya Sisa Makanan (Studi di RSUDKertosono Nganjuk), Abstrak, Bagian GiziKesmas FKM Unair, PINDiitetik Update,Yogyakarta

Almatsier, 2004. Penuntun Diet, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

__________S. 2007.Penuntun Diet, Gramedia, jakarta.

Aprilandini, W. (2011).Higiene Pengolah Makanan Rumah Sakit (online),(http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfileartikel/4264836234_abs) Diunduh14 juni 2013

Budiyanto M. AK , Gizi dan Kesehatan , Penerbit Malang. 2002

Carr, Deborah.et.al.2001. Plate Waste Studies. National Food ServiceManagement.(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1812/1/LIZA%20ELLIZABET%20AULA-FKIK.PDF) Diunduh 1 sepetember 2013.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta.

Depkes RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit,Departemen Kesehatan RI , Jakarta

__________. 2001. Ditjen PPM dan PL. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

__________. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. DirektoratGiziMasyarakat. Jakarta.

__________. 2006. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. DirektoratGiziMasyarakat. Jakarta.

__________. 2009. Rencana Pembangunan Jangka PanjangBidangKesehatan,Jakarta

Djamaluddin, Muhir. Et. Al. 2005, Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa MakananPada Pasien Dengan Makanan Biasa.Jurnal Gizi KlinikIndonesia.Volume 1.Nomor 3. Maret 2005: 108-112.(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1812/1/LIZA%20ELLIZABET%20AULA-FKIK.PDF) Diunduh 1 sepetember 2013.

Endrah.Higiene Pekerja. (Serial online) 2010 Maret (diambil 10 Juni 2011).Tersedia dari : http : // endrah.blogspot.com/2010/03/higiene-pekerja.html.

Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit,Rineka Cipta, Jakarta

Hiasinta A.Purnawijayanti, 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerjadalam Pengolahan Makanan.Kanisius.Yogyakarta.

Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003. Tentang Higieni sanitasi makanan(http://repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf) Diunduh 28Agustus 2013.

Komalawati, Dewi.dkk, 2005, Pengaruh Lama Rawat Inap Terhadap SisaMakanan Pasien Anakdi Rumah Sakit Umum Dr. Soeradji TirtonegoroKlaten, Nutrisia Vol. 6 2005 : 1(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1812/1/LIZA%20ELLIZABET%20AULA-FKIK.PDF) Diunduh 1 sepetember 2013.

Laporan Tahunan RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2011.

Notoatmodjo Soekidjo.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

Permenkes RI No.147/Menkes/Per/I/2010. Tentang Rumah Sakit

Rachmat, R. dkk.(2004). Hygiene Penyelenggaraan Makanan di RumahSakit.Erlangga. Jakarta.

Triatmodjo P, 1993.Tinjauan Mikrobiologi Makanan, Minuman, dan Air padaBeberapa Rumah Sakit di Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit