3
A. FORMULASI I. PERMASALAHAN 1. Sediaan infus termasuk sediaan steril yang berarti bebas dari mikrorganisme baik dalam bentuk vegetatif ataupun non vegetatif (Lukas, 2006). 2. Selain bebas dari mikroorganisme, sediaan infus harus terbebas dari pirogen dan partikel asing (Lukas, 2006) II. PENGATASAN MASALAH 1. Agar terbebas dari mikroba dilakukan sterilisasi akhir sediaan infus normal saline 2. Untuk membebaskan sediaan dari pirogen tidak dapat digunakan suhu tinggi, sehingga dapat digunakan absorbing agent yaitu karbon aktif yang akan mengabsorbsi pirogen dari larutan. Karbon aktif ditambahkan sebanyak 0,1 %, dikocok selama 5 hingga 10 menit (Anief, 2010). III. MACAM-MACAM FORMULA STANDAR IV. FORMULA YANG DIAJUKAN 1.1 Formula yang akan digunakan: R/ Natrium Chloride 0,9% Karbon aktif 0,1% Aqua pro injeksi ad 100 mL

Formulasi jurnal awal praktikum steril 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ini membahas mengenai pra formulasi sediaan steril infus normal saline

Citation preview

Page 1: Formulasi jurnal awal praktikum steril 2015

A. FORMULASI

I. PERMASALAHAN

1. Sediaan infus termasuk sediaan steril yang berarti bebas dari mikrorganisme baik dalam

bentuk vegetatif ataupun non vegetatif (Lukas, 2006).

2. Selain bebas dari mikroorganisme, sediaan infus harus terbebas dari pirogen dan

partikel asing (Lukas, 2006)

II. PENGATASAN MASALAH

1. Agar terbebas dari mikroba dilakukan sterilisasi akhir sediaan infus normal saline

2. Untuk membebaskan sediaan dari pirogen tidak dapat digunakan suhu tinggi,

sehingga dapat digunakan absorbing agent yaitu karbon aktif yang akan mengabsorbsi

pirogen dari larutan. Karbon aktif ditambahkan sebanyak 0,1 %, dikocok selama 5

hingga 10 menit (Anief, 2010).

III. MACAM-MACAM FORMULA STANDAR

IV. FORMULA YANG DIAJUKAN

1.1 Formula yang akan digunakan:

R/ Natrium Chloride 0,9%

Karbon aktif 0,1%

Aqua pro injeksi ad 100 mL

(Niazi, 2004)

1.2 Perhitungan Bahan

Membuat sediaan sebanyak 3 botol (1 botol = 100 mL) dengan penambahan bobot

ekstra 10%.

a. Natrium klorida = 0,9% (zat aktif)

Untuk 1 botol sediaan (100 mL) =

Untuk 2 botol sediaan (300 mL) = 3 x 0,9 g

= 2,7 g

Page 2: Formulasi jurnal awal praktikum steril 2015

Penambahan bobot 10 % = 2,7 g + (10% x 2,7 g)

= 2,97 g

b. Karbon Aktif (adsorbing agent) = 0,1% dari total sediaan

Untuk 1 botol sediaan (100 mL) =

Untuk 2 botol sediaan (200 mL) = 3 x 0,1g

= 0,3 g

= 300 mg

Penambahan bobot 10 % = 300 mg + (10% x 300 mg)

= 330 mg

c. Air untuk injeksi (pelarut)

Untuk 1 botol sediaan (100 mL) = 100 mL + (10 % x 100 mL) = 110 mL

Untuk 2 botol sediaan (300 mL) = 300 mL + (10 % x 300 mL) = 330 mL

Perhitungan Tonisitas NaCl untuk 1 sediaan (100 mL) :

Tonisitas =

gramLiterNaCl

BMNaClx1000 xjumlahIonNaCl

=

0,9 gr0,1 L

58 , 44 gr /molx1000 x2

= 308 M.osmol/L

Berdasarkan perhitungan tonisitas tersebut, dikatakan bahwa infus NaCl yang dibuat

sudah bersifat isotonis dengan plasma darah (rentang isotonis = 270-328 M.osmol/L).

Penimbangan bahan :

No Bahan FungsiPenimbangan

(1 botol)

Penimbangan

(2 botol)

1 Natrium Klorida Zat Aktif 0,99 gr 1,98 g

2 Karbon Aktif Adsorben 110 mg 110 mg

3 Air untuk injeksi Pelarut/ Ad 110 ml Ad 220 ml

Page 3: Formulasi jurnal awal praktikum steril 2015

Pembawa