Upload
ngodung
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM
DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR RIDHO SEMARANG
DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM
SKRIPSIDiajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh
AGUS THOHIR
3103176
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
Dra. Muntholi’ah, M. PdH. Mursid, M. AgDosen Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi An. Agus Thohir
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudara:
Nama : Agus Thohir NIM : 3103176
Judul Skripsi : Implementasi Model Sekolah Alam di PendidikanAnak Usia Dini Ar-Ridho Semarang DalamTinjauan Pendidikan Islam
Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi tersebut di atas dapat segeradimunaqasahkan.Demikian harap maklum adanya.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Semarang, 22 Juni 2010Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Muntholi’ah, M. Pd H. Mursid, M. AgNIP. 19670319 199303 2001 NIP.19670305 2001121 001
PENGESAHAN
N a m a : Agus ThohirN I M : 3103176
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAIJudul Skripsi : IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM DI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR RIDHOSEMARANG DALAM TINJAUAN PENDIDIKANISLAM
Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:
02 Juli 2010Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Semarang, 12 Juli 2010
Dewan PengujiKetua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dr. H. Muslih, MA. Dra. Ani Hidayati, M.Pd.NIP. 15027692 600000 1 000 NIP. 196111205 199303 2 001
Penguji I, Penguji II,
Ahwan Fanani, M.Ag. Hj. Tuti Qurratul Aini, M.SI.NIP. 19780930 200312 1 001 NIP. 19721016 199703 2 001
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Muntholi’ah, M. Pd H. Mursid, M. Ag.NIP. 19670319 199303 2001 NIP. 19670305 2001121 001
ABSTRAK
Agus Thohir (NIM. 3103176) Implementasi Model Sekolah Alam diPendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho Semarang dalam TinjauanPendidikan Islam. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 JurusanPendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Implementasi konsepmodel sekolah alam di pendidikan anak usia dini Ar Ridho Semarang, 2)Penerapan model sekolah alam di pendidikan anak usia dini Ar RidhoSemarang dalam tinjauan pendidikan Islam. Metode penelitian inimenggunakan metode penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi,dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul kemudiandianalisis menggunakan pendekatan empirik phenomenologik-induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pembelajaran yangdilaksanakan menggunakan metode pendekatan spider web. Sekolah alamatau yang lebih di kenal dengan School Of Universe, merupakanpendidikan alternatif dengan menggunakan konsep pembelajaran integrasiterpadu yang dilakukan melalui tema.
Tema yang dibangun dapat membangkitkan minat anak danbersifat kontekstual. Metode belajarnya menggunakan lingkungan alamsekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyekobservasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran.(learning experience). Model pembelajaran yang berpusat pada anak (childcentered learning) merupakan pembelajaran dengan menggunakansepasang perspektif yang berpusat pada anak dan mengetahui kondisiperkembangan mental dan emosional anak
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Implementasi modelsekolah alam di merupakan proses penerapan ide, konsep dan inovasipembelajaran yang mengedepankan model alam. Dari manajemen danpengelolaannya menggunakan desain site plann berciri khas pada desainramah lingkungan
Penerapan model sekolah alam di Pendidikan Anak Usia Dini ArRidho Semarang menjadi bukti bahwa pendidikan yang berlandaskan nilaiIslam menjadi penting untuk terus dikaji dan dikembangkan. TermasukPAUD Ar Ridho, dalam proses pembelajarannya menjadikan alamsebagai basis media untuk mengakrabkan peserta didik terhadap nilai-nilaiIslam. Anak terbiasa bersahabat dengan alam dan tertanamkan rasatanggung jawab dengan kelangsungan kehidupan disekitarnya lebih dinitanpa mengesampingkan pengembangan kecerdasan majemuk (multipleintelligence).
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahaninformasi dan masukan bagi civitas akademika, para mahasiswa, guru danlainnya memberi dorongan pada khalayak akademisi intelektual agarsenantiasa melakukan kajian dan penelitian ilmiah.
MOTTO
žcÎ)’ÎûÈ,ù=yzÏNºuq» yJ ¡¡9$#ÇÚö‘F{ $#urÉ#»n=ÏF÷z $#urÈ@øŠ©9$#Í‘$pk]9$#ur;M» tƒ Uy’Í<'rT[{É=» t6 ø9F{ $#
ÇÊÒÉÈ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berakal (Q.S. Ali-Imran: 190)1
Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah amalnyakecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholehyang mendo akan kedua orang tuanya (H.R.Muslim)
Pendidikan yang sempurna ialah membangkitkan sifat-sifat diri kita sendiriyang terbaik, mana ada buku yang lebih baik dari pada buku ummat manusia. 2
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahannya, (Semarang:CV Andi Gravika, 1994), hlm. 951
2 Mahatma Gandhi, All Men Are Brothers: Life And Thoughts Of Mahatma Gandhi AsTold In His Own Words, Diterjemahkan oleh Kusniyati Mochtar,Semua Manusia Bersaudara:Kehidupan dan Gagasan Mahatma Gandhi Sebagaimana Diceritakannya Sendiri, Cet. II (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2009) hlm. 186.
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 20 Juni 2010
Deklarator,
Agus ThohirNIM. 3103176
PERSEMBAHAN
Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis
penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala
kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk
q Ayahanda Bapak Karsono dan Ibunda Suyatmi Tercinta yang telah mendidik dan
membesarkanku serta mencurahkan kasih sayangnya.
q Saudara-saudaraku (Ali Musthofa dan Amin Kholil) yang senantiasa memberi
inspirasi untuk selalu semangat dalam hidupku.
q Keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan doa yang tulus.
q Keluarga besar HMI Cabang Semarang.
q Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
q Guru kehidupan yang Super.
q Dan tak lupa pembaca budiman sekalian
Semoga amal dan Baik mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Yang
Maha Kuasa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,
tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta
inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada
sang revolusioner Muhammad Rasulullah SAW, yang dengan keteladanan,
keberanian dan kesabarannya membawa risalah Islamiyah yang sampai sekarang
telah mengangkat derajat manusia dan bisa kita rasakan buahnya.
Skripsi berjudul “Implementasi Model Sekolah Alam Di Pendidikan
Anak Usia Dini Ar Ridho Semarang Dalam Tinjauan Pendidikan Islam”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana (S.1) pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril
maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan
ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Muntholi’ah, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan bapak H. Mursid,
M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ahmad Muthohar M.Ag dan Bapak Rahardjo, M.Ed.sT sebagai wali
studi penulis yang turut memberi masukan dan arahan selama belajar di
kampus hijau.
4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
5. Ibu Mia Inayati R, A.Md, selaku Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
6. Ibu Indah Wijayanti, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK Alam Ar-Ridho beserta
guru yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini, juga
Mbak Septri dan Pak Lendo sebagai inspirator sekolah alam di Indonesia.
7. Ayahanda Bapak karsono dan Ibunda Suyatmi tercinta yang rela ikhlas
mendo’akan dan merestui penulis selama menuntut ilmu sehingga
memudahkan dalam menjalaninya, serta telah memberikan materi yang tiada
henti tanpa mengharap balasan.
8. Adik-adikku (Ali Musthofa dan Amin Kholil) yang saya sayangi kalianlah
yang selalu memberikan banyak inspirasi dan membuat saya terus tanpa henti
untuk memberikan yang terbaik sebagai uswah kalian, kalianlah yang saya
banggakan, semoga kalian menjadi anak yang sholeh sehingga kelak mampu
menjadi generasi bangsa yang berguna bagi keluarga, ummat, agama, negara
dan bangsa.
9. Keluarga besar dari simbah Sahid-Karsiyem, simbah Suparman-Rantiyem,
paman, bibi dan yang lainnya tanpa bisa saya sebutkan satu persatu karena
telah mengajarkan ilmu kehidupan pada penulis, untuk setia dan konsisten
dalam menjalani hidup agar tetap tegar dan sabar.
10. Keponakan-keponakanku, dik Yono, Yanti, Tin, Nurus, Laili, Sinta, Ratih,
Gatha beserta keponakan kecil Munir, Ulil, Ulul Azmi, Aulia dan lainnya
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
11. Ikhwan-akhwat seperjuangan di HMI Cabang Semarang dan kader-kader HMI
semuanya yang menggulirkan semangat untuk tetap pada konsistensi
idealisme dalam perjuangan dan terima kasih atas segala bantuan dan
motivasinya.
12. Sahabat-sahabatku dalam perjuangan Huda, Jay, Tasropi, Yusuf, Muhaz, Din,
Juki, Sindi, Sigit, Mas Koko Mbak Naning, Mbak Umami, Ninik, Yanti, Ii’,
Heri, Mas Chozin, Mas Ilyas, Mbah, Mas Imam, Ridwan, Habibi, Samsul,
Muslim, Subhi, Maksum, Topeng, Gun, Taqim dan lainnya yang selalu
membantu banyak hal bahkan memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran
dalam proses penulisan skripsi ini. Serta ikhwan-akhwat yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Kawan-kawan mahasiswa senasib seperjuangan di kampus, UKM Amanat,
WEC, Nafilah, BITA dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
14. Beserta semua kawan-kawan gerakan mahasiswa yang telah menggulirkan
keteguhan dalam menyusuri dan menapaki jalan dialektika perjuangan dan
berkorban mencapai kristalisasi diri menuju karakter ulul albab untuk
mengabdikan diri dijalan-Nya membela kaum yang tertindas (Mustadh afien) .
Mereka semua dari PMII, IMM, LMND, GMNI, SMI, GMKI, KAMMI,
PMKRI, HMI DIPO, HIKMAH BUDHI, LBH, KP2KKN, KNPI, PII beserta
gerakan buruh, LSM, ORMAS dan kawan-kawan lain yang tidak saya
sebutkan satu persatu dalam skripsi ini.
15. Sedulur Purwodadi (IMPG, PERMADI, IKAMAPUR, KIMIGAYO) dan
AMSI yang selalu mengingatkan banyak tentang daerah Purwodadi-
Grobogan.
16. Wabil Khusus untuk orang-orang yang selalu mengajarkan arti kehidupan,
kesederhanaan dan kerendahan hati untuk penulis agar mengikhlaskan segala
yang telah diperjuangkan untuk menjadi insan paripurna.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis berdo’a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat
pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari
kesempurnaan yang ideal, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dan kesempurnaan dalam berkarya dikemudian hari. Akhirnya, hanya
kepada Allah penulis berdo’a, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita
semuanya dan mendapat ridho dari-Nya. Amin. Amin Ya Rabbal Alamiin.
Semarang, 20 Juni 2010
Penulis
Agus Thohir
NIM. 3103176
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................................... iv
MOTTO............................................................................................................................ v
PERNYATAAN ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Penegasan Istilah ....................................................................................... 7
C. Rumusan Masalah...................................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 8
E. Kajian Pustaka ........................................................................................... 9
F. Metodologi Penelitian................................................................................ 11
BAB II : KONSEP SEKOLAH ALAM UNTUK ANAK USIA DINI
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Konsep Sekolah Alam................................................................................ 15
1. Latar Belakang Sekolah Alam.............................................................. 15
2. Pengertian Sekolah Alam ..................................................................... 16
3. Pembelajaran Sekolah Alam................................................................. 17
4. Tujuan Sekolah Alam........................................................................... 20
B. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. ................................................ 22
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini................................................. 22
2. Pinsip Pendidikan Anak Usia Dini. ...................................................... 23
3. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini........................................... 25
4. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. ............................................... 26
5. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini. ..................................................... 28
C. Konsep Dasar Pendidikan Islam................................................................. 29
1. Pengertian Pendidikan Islam. ............................................................... 29
2. Dasar-dasar Pendidikan Islam. ............................................................. 31
3. Nilai-nilai Pendidikan Islam. ................................................................ 33
4. Tujuan Pendidikan Islam...................................................................... 38
BAB III : GAMBARAN UMUM DAN IMPLEMENTASI MODEL
SEKOLAH ALAM DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-
RIDHO SEMARANG
A. Gambaran Umum Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) Ar-Ridho Semarang ..................................................................... 43
1. Tinjauan Historis ................................................................................. 43
2. Letak Geografis.................................................................................... 44
3. Visi dan Misi ....................................................................................... 45
4. Struktur Organisasi .............................................................................. 46
5. Keadaan Guru ...................................................................................... 47
6. Keadaan Siswa..................................................................................... 47
7. Sarana dan Prasarana............................................................................ 48
B. Sistem Pembelajaran Umum Model Sekolah Alam di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang ............................................ 49
C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-
Ridho Semarang ........................................................................................ 53
BAB IV : ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM DI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-RIDHO SEMARANG
DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM
A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Model Sekolah Alam Di
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang.......................... 60
B. Analisis Penerapan Model Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang ............................................................. 67
C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho
Dalam Tinjauan Pendidikan Islam.............................................................. 75
BAB V : KESIMPULAN
A. Kesimpulan................................................................................................ 78
B. Saran-Saran ............................................................................................... 79
C. Penutup...................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat
menghasilkan perubahan di segala hal termasuk perilaku, sikap dan perubahan
intelektualnya. Pendidikan sebagai usaha untuk membantu mencapai
kedewasaan pola pikir dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju dengan cepat,
yang cenderung tak terkendali, bahkan hampir-hampir tak mampu dielakkan
oleh dunia pendidikan, maka lembaga pendidikan dituntut untuk berbenah diri
agar lebih berkualitas.
Seiring dengan perubahan dunia yang begitu mencekam dan telah di
dominasi oleh sistem kapitalisme, menyebabkan dehumanisasi sebab
meletakkan pendidikan sebagai komoditas untuk mengakumulasi kapital dan
mendapatkan keuntungan.3 Dalam hal ini, sistem pendidikan di era kekinian
lebih banyak dibangun atas dekrit kebijakan yang mereproduksi ideologi
penguasa kaum borjuis, bukan lahir dari “rahim” kesadaran pembangunan
masyarakat baru secara “revolusioner” dan “visioner”.4 Melihat realitas
pendidikan yang cenderung liberatif diperlukan dasar penanaman nilai yang
kuat untuk membentengi moralitas peserta didik.
Tantangan globalisasi yang menggurita hingga dalam ranah kebijakan
pendidikan menjadi semakin terasa, sehingga perlunya manusia dibentengi
dengan nilai-nilai luhur agama, mengingat pengaruhnya yang besar terhadap
manusia. Pengesampingan unsur jasmani dan rohani dapat menyeret manusia
pada kelalaian, kealpaan, dan lupa yang disebabkan oleh kesibukan-kesibukan
3 Mansour Fakih, “Komodifikasi Pendidikan Sebagai Ancaman Kemanusiaan”, dalampengantar buku Francis X Wahono, Kapitalisme Pendidikan; Antara kompetisi dan Keadilan,(Yogyakarta: Insist Press, Cindelaras bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2001), hlm. xi
4 Imam Tholkah dan Ahmad Barizi, membuka jendela pendidikan; Mengurai AkarTradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),hlm.130
sehingga manusia butuh pendidikan.5 Dengan pendidikan (Islam) akan
mengarahkan manusia kepada pembentukan insan kamil, yakni khalifah Allah
yang pada hakekatnya ialah manusia shaleh, manusia yang dapat menjadi
rahmat bagi semesta alam.6
Pendidikan nilai menjadi sangat diperlukan untuk kemajuan
pendidikan, karena sekarang pendidikan hanya difokuskan pada kognitif saja,
seperti yang diungkapkan Djohar bahwa pendidikan moral hanya sebatas
moral kognitif bukan moral learning.7 Apalagi di era globalisasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia
dalam kemudahan. Ilmu yang telah digelar oleh Allah lewat ayat-ayatnya
(qouliyah dan qouniyah) memang dipersiapkan oleh Allah sesuai dengan fitrah
manusia artinya memenuhi dorongan asasi manusia yaitu keingintahuan
(curiosity) terhadap segala sesuatu (realitas). 8
Perilaku kehidupan pada era informasi ini juga telah merambah
kehidupan domestik dan personal. Maraknya kasus-kasus perceraian,
pengunaan obat-obat terlarang, depresi, psikopat, skizofrenia dan bunuh diri
yang di sebut oleh Frijof Capra sebagai “penyakit-penyakit peradaban”. 9
Ternyata perkembangan sains dan teknologi yang spektakuler pada abad ke-20
tidak selalu berkorelasi positif dengan kesejahteraan umat manusia.
Persoalan krisis global semakin kompleks dan multidimensional salah
satu masalah serius yakni kerusakan ekologi atau lingkungan hidup10, telah
5 Ibid, hlm. 1376 Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al-Ghozali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 1998), hlm. 132.7 Djohar, Masalah Pendidikan Strategik; Alternatif Untuk Masa Depan, Editor: Andy
Dermawan, (Yogyakata: LESFI, 2003), hlm.1388 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), hlm.1259 Husain Heriyanto, Paradigma Holistik, Dialog Filsafat, Sains dan Kehidupan Menurut
Shadra dan Whitehead, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), hlm. 29710 Problem lingkungan yang sudah terjadi di semesta memang sangat komplek, akan
tetapi jika diteliti secara seksama sebenarnya bersumber pada 5 aspek yaitu aspek dinamikakependudukan, pengembangan sumber daya alam dan energi, pertumbuhan ekonomi,perkembangan science dan teknologi dan benturan terhadap lingkungan. Kelima persoalan tersebutsaling kait mengkait satu dengan lainnya sehingga menjadi problem serius. Lihat: M.T. Zein ed.,Menuju Kelestarian Lingkungan, Gramedia, cet. II, Jakarta, 1980, hlm. 2 dst. Baca: Mujiono
menjadi isu global yang melibatkan cara pandang manusia modern terhadap
alam. Alam telah dipandang sebagai sesuatu yang harus dinikmati semaksimal
mungkin. Memang dominasi terhadap alamlah yang menyebabkan masalah
bencana, lahan semakin sempit, kurangnya ruang bernafas, pengurasan jenis
sumber alam, hancurnya keindahan alam.
Dominasi atas alam dan konsepsi materialistik tentang alam yang
dianut manusia modern ini telah didukung dengan nafsu dan ketamakan yang
semakin banyak menuntut lingkungan.11 Semua ini dalam pandangan filosofis
akibat dari cara pandang yang dualistik-mekanistik dan materialistik12. Cara
pandang ini menyebabkan terjadinya dikotomik atau diversitas (pembedaan)
seperti; subyek-obyek, manusia-alam, manusia-Tuhan, suci-sekuler, timur-
barat.13
Cara pandang dikotomik ini menyebabkan tidak harmonis antara
manusia, Tuhan, dan alam yang telah dihancurkan. Semua ini terkait dengan
ketidakseimbangan yang disebabkan oleh hancurnya harmoni antara Tuhan
dan manusia.14 Anak terlahir putih bersih dan fitrahnya sangat tergantung
kepada pendidikan, pengarahan dan bimbingan orang tua, apalagi usia kanak-
kanak merupakan masa bagi seorang anak memiliki kemampuan sangat besar
untuk menghafal, meniru dan masa cinta bersemi.
Bila anak dididik dengan akhlak, nilai-nilai, dan kebiasaan mulia akan
sangat mudah sang anak diarahkan untuk dididik kepada kebaikan dan
kemuliaan. Oleh karena itu para filosof Islam merasakan betapa pentingnya
periode kanak-kanak dalam pendidikan budi pekerti dan membiasakan anak-
anak pada tingkah laku yang baik sejak kecilnya. Mereka sependapat bahwa
pendidikan anak-anak sejak kecil harus mendapat perhatian penuh, pepatah
lama mengatakan bahwa “ belajar di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu,
Abdillah, Disertasi, Teologi Lingkungan Islam, Program Pascasarjana (PPs) S.3 IAIN SyarifHidayatullah Jakarta
11 Seyyed Hossein Nasr, Antara Tuhan, Manuisa dan Alam, (Yogyakarta: Icisod, 2003),hlm 29
12 Keyakinan bahwa realitas yang ada hanya materi (fisik), untuk dapat diyakini adanya(eksistensi) segala sesuatu harus dapat diamati dan diukur.
9 Husein Hariyanto, op. cit., hlm ix14 Seyyed Hossein Nasr, op. cit., hlm 31
sedangkan belajar di waktu besar, ibarat mengukir di atas air”.15 Dengan
melihat pada pepatah di atas, terlihat akan pentingnya pendidikan pada masa
kanak-kanak atau yang sering di kenal dengan anak usia dini. Ini sesuai realita
bahwa usia dini merupakan the golden age (masa emas) dimana anak
mengalami kepekaan belajar yang luar biasa.
Perilaku keseharian anak didik khususnya di sekolah akan terkait erat
dengan lingkungan yang ada, sangat ironi atau bahkan akan menjadi mustahil
terwujud jika anak di tuntut berperilaku terpuji sementara lingkungan di
sekolah terlalu banyak elemen yang tercela.16 Fase anak usia dini merupakan
fase yang akan dialami setiap anak setelah masa menyusui. Pada fase ini
merupakan fase eksplorasi bagi anak yang mengalami perkembangan
berbicara, ingin selalu bergerak dan senantiasa ingin memiliki segala sesuatu
dengan egois.17
Sedangkan anak usia dini merupakan fase bagi anak mulai sensitif
untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa
kepekaan merupakan masa terjadinya pematangan fungsi fisik dan psikis yang
siap merespon stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini untuk
meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemempupan fisik,
kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni,
moral dan nilai-nilai agama.18
Dengan demikian anak harus dididik supaya mereka dapat hidup layak,
berguna bagi persekutuan (masyarakat), menjaga diri segala kompleksitas
fenomena yang ada di lingkungannya. Maka diperlukan partisipasi dan kerja
sama dari berbagai pihak, untuk menanamkan nilai lingkungan hidup bagi
anak usia dini, hal ini sesuai filosofi yang mendasarinya.
15. Muhammad ‘Athiyah Al –Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 2003),hlm.115
16 A. Qodri A Azizy, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Sosial, MendidikAnak Sukses Masa Depan, (Semarang: Aneka Ilmu, 2002), Cet II, hlm 108
17. Ummu Rasyidah, Pendidikan Pra Sekolah Untuk Si Kecil, (Solo:Yayasan LajnahIstiqomah, 2004), hlm.52
18. Draf Final Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan RadhotulAthfal, (Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hlm.4
Karena proses pendidikan di taman kanak-kanak memfokuskan pada
penerapan nilai-nilai, sebab anak merupakan sentral dari seluruh proses
pendidikan. Kreativitas adalah berkaitan dengan imajinasi atau manifestasi
kecerdikan dalam beberapa pencarian yang bernilai. Lebih lanjut dikatakan
kreativitas tidak mengikat pada hasil akhir, tetapi lebih mengedepankan
proses. Karena proses yang dilakukan beberapa orang dapat dianggap sebagai
kreatif.19
Pendidikan sendiri bervisi utama untuk mencerdaskan anak bangsa
dan mengembangkan nalar kreatif dan nalar intelektual. Sebagai gambaran
yang riil adalah lahirnya tipe mechanic student dimana anak didik sudah
diposisikan pada orientasi pasar.20 Demikian halnya suatu wadah atau lembaga
diharapkan mampu berperan dalam menginternalisasikan kecakapan berbasis
bakat dan nilai-nilai lingkungan hidup berbasis alam sekitarnya, sehinggga
membentuk anak lebih menghargai terhadap alam. Sehingga diperlukan
alternatif baru untuk merealisasikan visi guna menghadapi persaingan mondial
menuju masa depan perbaikan bangsa.
Taman kanak-kanak (TK) atau Raudhotul Athfal (RA) merupakan
lembaga formal yang sesuai untuk anak usia dini. Ini selaras dengan yang
telah di cantumkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 ayat 1 yang
termasuk anak usia dini dalah anak yang masuk dalam rentang 0-6 tahun.
Diantaranya menyebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini pada jalur
formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudhotul Athfal (RA) atau
bentuk lain yang sederajat.21 Sementara itu kajian rumpun PAUD dan
penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8
tahun.22 Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.
19 Anna Craft, Membangun Kreativitas Anak, (Inisiasi Press: Depok, 2001), hlm. 1120 Bahruddin, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah (LkiS: Yogyakarta, 2009), hlm. v21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS,
(Bandung:Citra Umbara,2006), hlm.8822 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogakarta : Diva Press, 2009), hlm.17
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
pasal 4, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,
beristirahat, berkreasi dan belajar dalam suatu pendidikan. Termasuk
pendidikan dengan model pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi
potensi sesuai dengan daya cipta anak untuk pertumbuhan dan perkembangan
melalui bermain, sehingga suasana belajar terasa lebih menyenangkan dan
tidak merasa dipenjara.23 Untuk membangun dan mengeksplorasi kecerdasan
yang ada dibutuhkan pendekatan holistik untuk mengembangkan potensi anak
mencapai hasil yang maksimal.
Salah satu bentuk sistem pendidikan saat ini mulai berkembang di
Indonesia adalah pendidikan sekolah alam. Sistem pendidikan sekolah ini
berbeda dari sekolah formal umumnya. Sistem pendidikan dan pembelajaran
di sekolah ini memadukan teori dan penerapannya, bahkan dalam metode
mengajar banyak dan bermacam-macam, masing-masing memiliki kelebihan
dan kelemahan dalam penggunaannya, maka metode satu dan yang lainnya
saling melengkapi.24
Sekolah Alam Ar-Ridho merupakan sekolah alam di Semarang yang
menjadi alternatif dalam menerapkan pembelajaran berbasis penanaman nilai
lingkungan (ekologi). Selain itu dari desain fisik sekolah yang ada
memperlihatkan perbedaan nyata, sehingga menjadi sebuah ketertarikan
sendiri untuk di observasi Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan
penelitian bagaimana implementasi Model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho.
Penilaian tersebut mempengaruhi penulis sehingga tertarik untuk
menyajikan kajian tentang pendidikan berbasis pada nilai-nilai lingkungan
hidup kepada anak didik yang diharapkan tertanam kesadaran berperilaku
sesuai dengan kaidah moral, etika dan akhlak sesuai ajaran agama Islam yang
mendekatkan diri pada Alam. Setidaknya dari apa yang telah ada menjadi
sesuatu yang perlu dikaji konsep dan latar belakangnya, kenapa dan
bagaimana penerapan dalam proses pembelajarannya dengan model sekolah
23 Lara Fridani, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo, 2009), hlm.viii
24Sudirman, Ilmu pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1991), hal. 111.
alam sebagai pendidikan alternatif pendidikan untuk mewujudkan investasi
masa depan genersi bangsa yang lebih unggul dan cakap.
Berpijak dari latar belakang tersebut, maka penulis mengadakan
penelitian tentang masalah tersebut dengan judul “IMPLEMENTASI MODEL
SEKOLAH ALAM DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR RIDHO
SEMARANG DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM”.
B. PENEGASAN ISTILAH
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memberikan interprestasi
serta mempermudah dalam pemahaman, maka perlu dijelaskan beberapa
istilah yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini.
1. Implementasi
Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pelaksanaan, penerapan.25
2. Model
Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.26 Selain itu juga dapat
dipahami sebagai tipe desain atau diskripsi yang dari suatu sistem yang
disederhanakan agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk
aslinya.27
3. Sekolah Alam
Sekolah alam28 adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang
menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa
didiknya.29
25 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarata; BalaiPustaka, 2002), hlm. 427
26 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet. 5,hlm. 175
27 Komaruddin, Kamus Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 15228 Sekolah alam berdiri dilatar belakangi sebuah gagasan bagaimana menciptakan sistem
belajar mengajar yang menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengankualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak didik untuk terus belajar.
29 http://sekolahalampadang.blogspot.com/2010/03/apa-sih-sekolah-alam.html
4. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu petumbuhan
dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalu fomal,
nonfomal, dan infomal.30
5. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah dasar, tujuan-tujuannya
dan prinsip-prinsip dalam melaksanakan pendidikan didasarkan atas nilai-
nilai dasar Islam yang terkandung dalam al Qur’an dan al Hadits.31
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho Semarang?
2. Bagaimana penerapan model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho Semarang
dalam tinjauan pendidikan Islam?
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Berangkat dari permasalahan dia atas, maka tujuan penulisan dan
manfaat yang di harapkan :
A. Tujuan penelitian :
a. Untuk mengetahui model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho
Semarang
b. Untuk mengetahui penerapan model Sekolah Alam di PAUD Ar-
Ridho Semarang dalam tinjauan pendidikan Islam.
30 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogakarta : Diva Press, 2009), hlm.15.31 Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum, (
Solo Ramadhani, 1991), hlm. 35.
B. Manfaat penelitaian :
a. Secara metodologi penelitian ini untuk memberikan kontribusi bagi
khazanah ilmu pengetahuan dan secara psikologis memberikan ruang
kesadaran arti penting sekolah alam sebagai basis pembiasaan
karakter dan penanaman nilai-nilai lingkungan.
b. Sebagai tambahan informasi untuk memperluas wawasan tentang
model sekolah alam, lingkungan hidup dan pendidikan pendidikan
anak usia dini (PAUD) di era globalisasi. Informasi tersebut
diharapkan bermanfaat bagi upaya-upaya pemecahan masalah yang
dihadapi oleh lembaga pendidikan, pemerintah dan masyarakat pada
umumnya
E. KAJIAN PUSTAKA
Kajian tentang sekolah alam sangatlah sulit di temukan, karena
paradigma yang dipakai berbeda. Namun kajian pembahasan yang hampir
menyerupai dengan kerangka teori yang disampaikan penulis antara. Lain
1. Maimunah Hasan dengan judul Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
menyebutkan pentingnya pengembangan potensi anak melalui cara
pembinaan dini yang dilakukan dengan pembinaan melalui bentuk
komunikasi dengan permainan. Usaha penggalian potensi dan bakat
dilakukan dengan menjadikan lingkungan (alam) sebagai media
beraktualisasi dalam rangka pembentukan karakter anak. Diantaranya
dengan adanya pendidikan anak usia dini mampu menjembatani
pengembangan diri pada masa keemasan.32
2. Dalam buku sekolah alternatif, mengapa tidak? Karangan Satmoko Budi
Santoso yang diterbitkan Diva Press disebutkan bahwa pendidikan
berbasis alam itu yang dikenal sekolah alam dijadikan sebagai sarana
pembelajaran yang mampu membangkitkan semangat murid dengan wujud
kecintaan atas nilai-nilai kearifan lokal. Sekolah alam diartikan sebagai
32 Maimunah Hasan, op. cit., hlm.29
pendidikan nilai yang cenderung membebaskan keinginan kreatif anak
dengan metodologi action learning.33
3. Dalam Panduan manajemen strategis pendidikan anak usia dini
menjelaskan tentang program pemahaman kelembagaan secara tersistem
dan metode kurikulum yang menggunakan ketrampilan untuk
pelaksanaannya. Program pelaksanaan di pembelajaran juga memberikan
penjelasan tentang standar kompetensi mengelola pendidikan anak usia
dini serta bentuk pelatihan dan kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.34
Kajian skripsi atau karya ilmiah yang relevan:
1. Endang wahyuni dengan judul pendidikan anak pra sekolah dalam Islam
(tinjauan psikologis) skripsi ini mendefinisikan tentang pendidikan anak pra
sekolah menurut Islam ditinjau dari segi psikologis. Didalam skripsi ini
mengkaji tentang perkembangan anak prasekolah, materi dan metode
pendidikan anak prasekolah.35
2. Ridwan dengan judul Sekolah Alam ; Model kontekstualisasi pembelajaran
(studi kasus di sekolah alam Ar-Ridho tembalang semarang), memfokuskan
penelitian tentang kontekstualisasi pembelajaran disekolah alam Ar Ridho
Semarang yang menekankan pada proses pengembangan kepribadian
individu siswa. Hasil penelitian tersebut dapat dianalisis sekolah alam
merupakan bentuk pemanfaatan kreatifitas pembelajaran yang kontekstual.36
3. Muji Waluyo Nugroho dari Fakultas Tarbiyah dengan judul “Pendidikan
Lingkungan Hidup dalam Keluarga Menurut Islam . Memfokuskan
penerapan pendidikan lingkungan keluarga dalam tinjauan agama Islam.
Kajian tentang pendidikan lingkungan keluarga dengan paradigma Islam
33 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press,2010), hlm.13
34 Jamal Maka’mur Hasani, Manjemen Strategis Pendidikan Anak Usis Dini (Yogakarta :Diva Press, 2009), hlm.94
35 Endang Wahyuni, Pendidikan Anak Pra Sekolah Dalam Islam (Tinjauan Psikologis),(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), hlm 12
36 Ridwan, Sekolah Alam ; Model Kontekstualisasi Pembelajaran (Studi Kasus DiSekolah Alam Ar-Ridho Tembalang Semarang), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2007), hlm 104
sangat signifikan, karena Islam sangat menganjurkan untuk mendidik anak
untuk terlebih dulu mengenal keluarga dan lingkungan. Sikap hidup bersih,
menjaga kesehatan serta bersuci merupakan pola pembelajaran penanaman
nilai-nilai Islam pada keluarga sangat berperan.37
4. Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif al-Quran, karya
ini berusaha menguak isi al-Quran sebagai petunjuk dalam menjawab
tantangan perubahan zaman, terutama kajian lingkungan. Hasil penelitian
tersebut dapat dianalisis bahwa al-Quran secara normatif memang sudah
menginformasikan tentang persolan pemeliharaan lingkungan38.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah fokus tentang penerapan model dan
konsep Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho
Semarang Dalam Tinjauan Pendidikan Islam.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.39 Data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal tersebut melihat
keadaan data yang diteliti sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan.40
Jadi penelitian ini analisis datanya tidak menggunakan rumus
statistika melainkan dengan teknik analisis deskriptif yakni analisis data
yang diujikan bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk
laporan uraian deskriptif dengan pola pikir induktif. Dengan demikian,
37 Muji Waluyo Nugroho, Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Keluarga MenurutIslam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm 43
38 Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur an, Paramadina,Jakarta, 2001. Atau lihat Mujiono Abdillah, Disertasi, Teologi Lingkungan Islam, ProgramPascasarjana (PPs) S.3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
39 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004), Cet.XX, hlm.3
40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rinek Cipta, 2006), Cet. XIII, hlm. 13.
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan.41
Cara berpikir induktif adalah cara menarik kesimpulan yang
berangkat dari fakta-fakta dan peristiwa yang bersifat khusus kemudian
disimpulkan dengan sifat umum.
3. Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
denagn metode atau cara sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik tehadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan tehadap obyek di tempat
kejadian atau berlangsungnya peristiwa. Sehingga observasi berada
bersama obyek yang diteliti atau diselidiki.42 Maka dalam penelitian
ini observasi bertujuan untuk memperoleh gambaran umum situasi dan
kondisi Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-
Ridho Semarang.
b. Metode Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal
dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang di inginkan.43
Bisa diartiakan sebgai bentuk komunikasi antara dua orang yang ingin
memperoleh informasi dari orang lainnya denga mengajukan
pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.44 Metode wawancara ini
menghendakki komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek
atau responden untuk memperoleh informasi tentang model dan
konsep Sekolah Alam.
41 Lexy J. Moloeng, op. cit., hlm.1142 S. Margono, Metodologi Penetian Pendidikan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000), cet.II,
hlm.15843 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek,
(Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006), cet.I, hlm.17944 Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2003),
hlm.180
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode pencarian data dengan cara mencari
data mengenahi hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar,
transkip, dokumen dan sebagainya.45
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data yang
tidak diperoleh dari data-data wawancara atau observasi. Metode ini
digunakan untuk melengkapi metode pengumpulan data yang pertama
dan kedua. Metode dokumenasi ini dapat berupa foto, recording, buku-
buku dan lain sebagainya.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.46
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan tehnik deskriptif
analitik yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumus
statistika namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan
kejelasan sesuai kenyataan realita. Hasil analisa berupa pemaparan
gambaran mengenahi situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
Uraian pemaparan harus sistematik dan menyeluruh sebagai satu kesatuan
dalam konteks lingkungannya juga sistematik dalam penggunaannya
sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti maknanya.47 Jadi
analisis ini peneliti gunakan untuk menganalisa tentang Implementasi
model sekolah alam di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Ar-Ridho
Semarang Dalam Tinjauan Pendidikan Islam.
45. Haidar Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1998), hlm.133
46 Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Saras, 1996), Ed. III,hlm.104
47 Nana Sudjana,dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung:SinarBaru, 1989), hlm.197-198
BAB II
KONSEP SEKOLAH ALAM UNTUK ANAK USIA DINI DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
A. Konsep Sekolah Alam
1. Latar Belakang Sekolah Alam
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan
menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus
untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa
dilakukan sejak masih dalam kandungan.48 Pada bidang pendidikan
konsepsi sekolah merupakan salah satu unsur penting keberlangsungan
sistem pendidikan nasional. Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia
merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki
mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah
alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah alam.
Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk merubah
keadaan dunia pendidikan Indonesia saat ini, dan mulai dikembangkan di
Indonesia adalah pendidikan sekolah alam.49 Alam adalah sumber
pengetahuan yang luas dan berlimpah. Beberapa penemu terkenal di dunia
mampu menghasilkan karya-karya fenomenal lantaran memanfaatkan
alam. Diantaranya, Isaac Newton yang berhasil menemukan ide tentang
teori gravitasi hanya karena duduk di bawah pohon apel yang buahnya
terjatuh di dekatnya.
Sistem pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal
umumnya. Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan fitrah. Sekolah
bukan lagi beban. Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani
dengan penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan
sumber stres yang biasanya membuat mereka kehilangan gairah.
48 Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinyadi Madrasah, (Yogjakarta: Nuansa Aksara, 2007), Cet. I, hlm. 3
49 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press,2010), hlm.13
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang
dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada
target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi
mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. itulah yang
terjadi di kelas-kelas sekolah saat ini.50
Berdirinya sekolah alam ini terutama dilatar belakangi sebuah
gagasan bagaimana menciptakan sistem belajar mengajar yang
menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengan
kualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak
didik untuk terus belajar. Bahkan buku berjudul Gadis Kecil di Depan
Jendela karya Toto Chan, menjadi inspirasi kelahiran dan pengembangan
sekolah alternatif berbasis alam. Karena disekolah yang digambarkan
dibuku tersebut menerima berbagai keunikan anak dan fasilitas yang ada
disekolah tersebut menyatu dengan alam.51
Diharapkan inspirasi dari hadirnya sekolah alam menjadi alternatif
dalam menciptakan susana belajar yang menyenangkan dan membuat
anak-anak senang dan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan
kesenangan bukan sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan.
2. Pengertian Sekolah Alam
Sekolah alam52 berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua
(seluruh umat manusia) dan belajar dari semua (seluruh mahluk di alam
semesta). Sehingga fitrah manusia dapat berkembang dan tumbuh sesuai
50 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Departeman Pendidikan Nasioanal, 2002),hlm.1
51 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press,2010), hlm.12
52 Penggagas sekolah alam di Indonesia, Lendo Novo, merintis berdirinya sekolah alamsejak 20 tahun silam. Puncak dari pergulatan panjang Lendo dalam mengembangkan konsepsekolah di alam terbuka terjadi pada tahun 1997, saat ia dan rekan-rekannya mendirikan SekolahAlam Ciganjur, Jakarta Selatan. Lebih lanjut Lendo Novo mengutarakan, melalui sekolah alam diaberharap akan terlahir generasi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan."Kalau dari kecil anak sudah terbiasa hidup di alam hijau dan ditanamkan semangat mencintailingkungan, maka begitu besar ia tidak akan melakukan penebangan pohon".
dengan kompetensinya dengan belajar bersama alam bersifat nyata menuju
kualitas manusia yang paripurna.
Sekolah alam merupakan salah satu bentuk pendidikan alternatif
yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa
didiknya. Sekolah alam menjadi sebuah impian yang jadi kenyataan bagi
mereka yang mengangankan dan menginginkan perubahan dalam dunia
pendidikan. Diharapkan dari adanya alternatif sekolah alam tidak sekedar
perubahan sistem, metode dan target pembelajaran melainkan paradigma
pendidikan yang akan mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari
pendidikan itu sendiri. Target strategisnya adalah anak didik dapat menjadi
investasi sumber daya manusia untuk masa depan yang menghargai dan
bersahabat dengan alam.
Sekolah alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa
anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan keinginannya dan
mengarahkan anak pada hal-hal yang positif. Sekolah alam cenderung
membebaskan keinginan kreatif anak sehingga anak akan menemukan
sendiri bakat dan kemampuan berlebih yang dimilikinya.53
Sebagai sekolah alam, lanskap sekolah adalah jantung sekolah.
Menyatu dengan jiwa sekolah dan harmoni dengan alam.54 Hakikat dari
konsepnya merupakan sekolah dengan berbasis konsep pendidikan yang
memanfaakan alam semesta. Dasar dari konsep tersebut adalah Al Qur'an
dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi
pemimpin di muka bumi.
3. Pembelajaran Sekolah Alam
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.55
53 Satmoko Budi Santoso, op. cit., hlm.1354 Septriana, Lendonovo Sebuah Novel Tentang Dia. Penggagas Sekolah Alam, (Bogor:
SoU Publisher, 2009) hlm.7855 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001),
hlm, 7
Menurut Mulyasa pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor
yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri
individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu.56
Pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah
alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah
biasa. Salah satu sekolah alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah
berbasis alam. Sekolah alam dalam pembelajarannya menekankan proses
keterpaduan manusia bersama alam yang ada pada lingkungan sekitar
(insitu development) .
Alam semesta yang dimanfaatkan antara lain sebagai media
pendidikan, observasi dan riset.57 Sesuai dengan ajaran Islam manusia
disilahkan untuk memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan fital
manusia dan akan dipertanggungjawabkan perbuatan di atas bumi.58
diantara cara terbaik yakni mengintegrasikan sains dengan al Qur’an, atau
dikenal dengan istilah integrasi ilmiah ilahiah. Dengan cara mengamati
dan memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa
mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam surat al-khafi ayat 109 :
@è%öq ©9tb% x.ã• óst7 ø9$##YŠ#y‰ÏBÏM» yJ Î=s3 Ïj9’În1 u‘y‰ÏÿuZs9ã• óst6 ø9$#Ÿ@ö7 s%b r&y‰xÿZs?àM» yJ Î=x.
’În1 u‘öq s9ur$uZ÷¥ Å_¾Ï& Î#÷W ÏJ Î/#YŠy‰tBÇÊÉÒÈ
Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahansebanyak itu (pula)".(QS. Al Kahfi:109)59
56 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik danImplementasi), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya[, 2004), hlm. 100
57 Septriana, op.cit., hlm. 8158 Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok Al-Qur an, (Bandung: Pustaka, 1983), hlm. 11659 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004) hlm. 243
Kondisi fisiologis mereka ketika belajar di alam terbuka juga akan
sangat berpengaruh terhadap keefektifan cara belajar mereka. Suasana dan
kondisi lingkungan yang menyenangkan (Fun Learning), akan sangat
mendukung dalam proses pembelajaran ini. Berdasarkan hal tersebut,
sangatlah penting bagi kita untuk mengkonsep sebuah pendidikan yang
menyelenggarakan sistem belajar mengajar yang menghargai setiap
potensi yang ada. Dalam pembelajaran dapat diselaraskan dengan kondisi
psikologis siswa, sehingga otak mereka akan sangat mudah untuk bekerja
sama dalam proses pembelajaran dan proses belajar pun akan menjadi
sangat optimal dan efektif.60
Sekolah alam pada umumnya menggunakan sistem pembelajaran
dengan konsep tematik dan tetap diintegrasikan dengan pembelajaran yang
ada. Setiap tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni, bahasa,
kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap tingkatan memiliki sejumlah
tema pembahasan yang berbeda-beda.61 Selain memiliki metode dan visi
yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai dengan namanya,
suasana yang disuguhkan pun membuat siswa dekat dengan alam.
Siswa sekolah alam merupakan anak usia sekolah yang disesuaikan
dengan jenjangnya, sehingga tidak membeda-bedakankan. Dalam
praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan kreatifnya sehingga
akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya dengan
berbasis alam sekitarnya. Metode belajarnya menggunakan lingkungan
alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai
obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran
(learning experience).
Dengan menggunakan metode belajar aktif dimana guru betul-betul
berfungsi sebagai fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang
akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal
(student centris). Guru harus merancang berbagai tema pembelajaran
60 http://id.wikipedia.org/17042010/wiki/Sekolah_alam61 Edukasia, Sekolah Alam, Sebuah Alternatif Pendidikan, Suara Merdeka, Jum’at, 12
Februari 2010, hlm. 18
tentang lingkungan seperti air, serangga, sampah dan yang lainnya dan
kemudian dipraktikkan dengan metode outing (kegiatan keluar).62
Guru atau tenaga pengajar sekolah alam yang baik tentu
merupakan lulusan PTN yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan
dan wawasan kemandirian yang bagus dan memadai. Sehingga diharapkan
mampu mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran model sekolah
alam. Guru sekaligus sebagai fasilitator dan patner yang baik bagi anak
didiknya.
Dalam pembelajarannya konsep sekolah alam yang dipakai adalah
dengan cara belajar sambil bermain dengan harapan orientasi fokusnya
mengembangkan kelebihan yang dimiliki anak dengan metode pencarian
yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima anak dalam bentuk
permainan tertentu. Metodologi pembelajaran yang dipakai cenderung
mengarah pada pencapaian logika berpiki inovatif yang baik dalam bentuk
action learning (praktik nyata).63
Yang menarik dari sekolah alam, tidak hanya siswa yang belajar
guru pun dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau guru-guru lain.
Yang sangat penting dalam pembelajaran adalah penanaman dasar bahwa
semua makhluk berkewajiban untuk belajar, belajar dalam konteks
toleransi sosial. Bahkan yang lebih dalam proses pelajaran, bukanlah
hanya mengejar nilai, namun bagaimana memahami seberapa jauh proses
belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.
Dengan kata lain, antara kurikulum, toleransi sosial, dan
pemanfaatan kehidupan keseharian dapat ditarik benang merah
transformasi ilmu secara teknis, moral, kemanusiaan dll.
4. Tujuan Sekolah Alam
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan berarti apa-
apa, ibarat seseorang yang bepergian tidak tentu arah. Sekolah alam
merupakan pendidikan yang menawarkan konsep pendidikan nilai dan
62 Anggun Puspita, Belajar dan Bermain ala Sekolah Alam, Suara Merdeka, Minggu, 2Mei 2010, hlm. 04
63 Satmoko Budi Santoso, op.cit., hlm. 14
peduli terhadap lingkungan. Pendidikan dalam konsep sekolah alam
merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan.
Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tidak kehilangan arah dan
pijakan.
ª!$#urtAt“R r&z ÏBÏä!$yJ ¡¡9$#[ä !$tB$u‹ ômr' sùÏm Î/uÚö‘F{ $#y‰÷è t/!$pkÌEöq tB4¨b Î)’Îûy7Ï9ºsŒZp tƒ Uy
5Q öq s)Ïj9tbq ãèyJ ó¡ o„ÇÏÎÈ
Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itudihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan)bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (QS. An Nahl:65)64
Pada dasarnya sekolah alam didirikan bertujuan untuk mendidik
manusia yang beriman dan bertakwa pada Allah serta berakhlakul
karimah. Sesuai dengan firman Allah diatas bahwa apa yang ada di alam
semesta ini memberikan pelajaran, sesuai dengan tanda-tanda kebesaran
tentunya bagi mereka yang berfikir.
Keberadaan sekolah alam pada dasarnya dalam tujuan
kurikulumnya mencakup penciptaan akhlak yang baik, penguasaan ilmu
pengetahuan dan penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai.65
Apapun latar belakang dari murid yang bersangkutan, sekolah alam
sebagai tempat belajar adalah muara penciptaan akhlak yang baik. Oleh
sebab itu, pada sekolah alam, salah satu kurikulum yang ada mendasarkan
pada pendidikan agama yang memenuhi syarat.
Anak didik diharapkan dapat menguasai pengetahuan dengan baik.
Meskipun belajar di sekolah yang berbasis kurikulum alam, anak didik
juga dituntut menguasai ilmu pengetahuan yang memadai. Satu hal yang
tak bisa dilewatkan dari keberdaan sekolah alam adalah komitmennya
pada penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai. Lebih spesifik
lagi, anak didik tidak dibentuk menjadi pembebek produk tertentu. Mereka
64 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004) hlm. 21965 Satmoko Budi Santoso, op.cit., hlm. 18
diarahkan menjadi inovator yang mempunyai jiwa kepemimpinan.
Konteks kepemimpinan disini tidak hanya mampu memimpin secara
sosial, namun juga untuk dirinya sendiri.
Orientasinya, menjadikan anak lebih ramah dan menghargai
lingkungan. Selain itu lebih pada memfokuskan kelebihan yang dimiliki
anak dengan metodologi action learning66 puncaknya adalah menciptakan
dan membuat sesuatu yang baru dari bahan-bahan yang tersedia di alam,
baik berupa pohon-pohonan, buah, atau yang lain. Sehingga dalam dunia
nyata target out come, diharapkan siswa mampu menjadi anak soleh yang
mempunyai kriteria cinta lingkungan, menjadi inovator dalam segi
kepemimpinan team work dan sekaligus mampu berbisnis dalam praktek
nyata.67
Tujuan dari sekolah alam disisi lain bila ditelaah dari target
kolektif adalah berupaya untuk menghasilkan orang-orang luar biasa untuk
membangun peradaban. Subtansi (roh) dari sekolah alam yaitu
mengajarkan empat hal utama, yaitu akhlak yang bersifat universal, logika
ilmu, kepemimpinan, dan kewirausahaan.
B. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun.
Dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalu fomal, nonfomal, dan infomal.68
66 Action Learning merupakan strategi pendekatan pembelajaran pada aksi nyata.Penerapan proses dalam pembelajaran pada anak didik ini menjadi bekal berkelanjutan karenapengalaman pembelajaran akan membekas dan menjadi penentu penghargaan terhadaplingkungan.
67 Septriana, op.cit., hlm. 9068 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogakarta : Diva Press, 2009), hlm.15.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar
ke beberapa arah berikut ini :
a. Pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar)
b. Kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual).
c. Sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi yang disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan ang dilalui oleh anak usia dini.69
Menurut UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal
4, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,
beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi, belajar
adalah hak anak, bukan kewajiban. Orang tua dan pemerintah wajib
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka
program belajar.70 Karena belajar adalah hak, maka belajar harus
menyenangkan, kondusif, dan memungkinkan anak menjadi termotivasi
dan antusias.
2. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh sebuah lembaga
pendidikan dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi
kepada kebutuhan anak.71 Anak usia dini adalah anak yang sedang
membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi
semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis,
yaitu intelekual, bahasa, motorik, dan sosioemosional.
69 Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogakarta :Diva Press, 2009) hlm.65
70 Maimunah Hasan, op.cit., hlm 1671 Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., hlm 16
b. Belajar melalui bermain
Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Dapat
bermanfaat secara fisik, motorik, sosial bahkan menjadi sarana
berkreatifitas sebagai sumber pengalaman.72 Melalui bermain, anak
diajak bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil
kesimpulan mengenai benda sekitarnya.
c. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik
dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta
kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d. Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep
pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang
dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan
bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal
berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran
menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan ketrampilan hidup dapat dilakukan melalui
berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar
untuk menolong diri sendiri, mandiri, bertanggungjawab, dan memiliki
disiplin diri. Dalam hal ini anak juga mengembangkan kecakapan
naturalis/ alam, biasanya anak mencintai alam bebas, binatang dan
petualangan alam dimana mereka belajar dari hal-hal yang kecil.73
f. Menggunakan berbagai media edukatif
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan
alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik
atau guru.
72 A. Martuti, Mengelola PAUD (Dengan Aneka Permainan Meraih KecerdasanMajemuk), (Yogakarta : Kreasi Wacana, 2008) hlm. 42
73 A. Martuti, Mengelola PAUD (Memahami 36 Sifat Pendidik yang MenghambatPembelajaran ), (Yogakarta : Kreasi Wacana, 2009) hlm. 106
g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara
bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak,
agar konsep dikuasai dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyajikan kegiatan berulang-ulang.
Tujuh prinsip pendidikan anak usia dini ini harus diperhatikan,
karena sangat menentukan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.
Karena fase anak usia dini adalah pengembangan kreatifitas dengan
dinamika eksplorasi yang dilakukan dengan bertahap dan integral.
3. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga yang lebih
menekankan pada bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan
melalui permainan, sehingga anak merasa bebas berkreasi untuk
mengeksplorasi kecakapan yang dimiliki. Beberapa ahli psikologi
mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan jiwa anak. Konsep inilah yang terus dikembangkan
sehingga perkembangan jiwa anak semakin baik. Anak tidak menjadi
tertekan, penakut, minder, dan jahat. Diharapkan anak akan menjadi
kreatif, pemberani, percaya diri, dan rendah hati.
Perlu diperhatikan juga dalam pengelolaan PAUD untuk menunjang
pelayanan yang berkualitas, perlu didukung kompetensi dan kualifikasi.
Kualifikasi dan kompetensi diharapkan menjadi standar kompetensi yang
akan menunjang kerja dan kualitas pelayanan untuk mencapai sinergi
kualitas dari PAUD sebagai lembaga yang benar-benar mempunyai
kualitas. Adapun beberapa satuan pendidikan penyelenggara dalam
penyelenggaraan PAUD diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Taman penitipan anak (TPA)
Taman penitipan anak (TPA) adalah salah satu bentuk pendidikan
anak usia dini dalam kategori non formal. Dalam jalur pendidikan
nonformal merupakan pendidikan yang melaksanakan program
pembelajaran secara fleksibel sebagai upaya pembinaan dan
pengembangan anak dalam rentan usia 1sampai 3 tahun. Bukan
kemudian difahami sekedar sebagai tempat anak dititip oleh
orangtuanya atau tempat bermain anak saja, tapi juga ada bentuk lain
yang menunjang perkembangan kecerdasan anak.
b. Kelompok bermain (KB)
Kelompok bermain (KB) menjadi jenjang dalam kategori jalur
pendidikan nonformal untuk anak usia dini dengan cakupan rentang
usia anak 3 sampai 4 tahun. Dari cakupan inilah bentuk pendidikan
anak usia dini dapat dikategorisasikan dalam rentang usia dari anak
yang akan masuk di bentuk lembaga PAUD. Bermain merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
c. Taman kanak-kanak (TK)
Taman kanak-kanak (TK) merupakan jenjang pendidikan formal anak
usia dini setelah play group. Pendidikan anak usia dini bagi anak tidak
terbatas pada taman kanak-kanak, tetapi juga bagi anak usia dini
sebelum usia SD. Hanya saja TK tetap dikategorikan sebagai pra
sekolah untuk anak usia dini, sehingga tidak ada mata pelajaran yang
mengikat untuk siswa, kecuali bermain dan bermain.
d. Raudhatul Athfal
e. Bustanul Athfal
f. PAUD Terpadu
g. Bina Keluarga Balita
4. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Istilah kurikulum dalam bahasa arab dikenal dengan kata manhaj
yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia
pada berbagai bidang kehidupan. Secara etimologi kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti
jarak yang harus ditempuh oleh pelari.74
74 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 78
Berdasarkan istilah pengertian tersebut, kurikulum adalah
merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta
didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi
sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental. Kurikulum dalam
pandangan lain bisa diartikan pengalaman belajar75 atau dapat
didevinisikan menjadi seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kurikulum adalah inti sebuah lembaga pendidikan.
Dalam perkembangannya kurikulum taman kanak-kanak, anak
termasuk dalam kelompok umum pra sekolah. Pada umur 2-4 tahun, anak
hanya ingin bermain, melakukan latihan kelompok, melakukan
penjelajahan, bertanya, menirukan dan menciptakan sesuatu.
Berdasarkan ciri-cirinya, tugas yang perkembangan yang diemban
anak-anak adalah sebagai berikut.76
b. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
c. Membangun sikap yang sehat terhadap diri sendiri.
d. Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
e. Mengembangkan peran sosial sebagai lelaki atau perempuan.
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam
hidup sehari-hari.
g. Mengembangkan hati nurani, penghayatan moral, dan sopan
santun.
h. Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis,
matematika, dan berhitung.
i. Mengembangkan diri untuk mencapai kemerdekaan diri.
Dalam konsep pembelajaran dapat dilakukan dengan melalui
kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan
materi (content) dan proses belajar. Kurikulum pada pendidikan anak usia
75 Ahamd Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja RosdaKarya, 2004), hlm. 53
76 Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., hlm 146
dini di desain berdasarkan tingkat perkembangan anak. Materi maupun
metodologi yang digunakan juga memperhatikan tingkat perkembangan
anak didik, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas
tertentu.
4. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar
kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus
dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap dan perilaku) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.77
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk
hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannnya. Tujuan
kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini adalah kerangka dasar
yang dijadikan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan anak usia dini
dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sedangkan
sasarannya adalah lembaga penyelenggara PAUD jalur pendidikan formal
dan nonformal, seperti taman kanak-kanak, Raudhatul Athfal, kelompok
bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD yang sejenis.78
Secara spesifik, ada dua tujuan diselenggarkannya PAUD, tujuan
utama dan tujuan penyerta. Pertama, tujuan utama adalah untuk
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat pekembangannya sehingga memiliki
kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan dasar dan dalam
mengarungi kehidupan dimasa dewasa. Kedua, tujuan penyerta adalah
untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)
di sekolah.
77 Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., hlm 6578 Jamal Ma’mur Asmani, loc. cit., hlm 65
Sesuai dengan pasal 28 UU SISDIKNAS No. 20/2003 ayat 1, yang
termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6
tahun. Sementara itu menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan
penelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8
tahun.
Ruang lingkup pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut :
a. Infant (0-1 tahun)
b. Taddler (2-3 tahun)
c. Preschool/ kinderggarten children (3-6 tahun)
d. Early Primary School (6-8 tahun)
PAUD dibentuk dengan pemikiran yang matang. Landasan yang
digunakan untuk penyelenggaraan PAUD pun juga ada dalam UU no. 23
tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak dinyatakan, setiap
anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakatnya. Dari fungsi pendidikan anak usia dini yang sebenarnya
adalah untuk mengembangkan semua potensi anak dan meletakkan dasar
ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta
bagi anak untuk pertumbuhan dan perkembangan guna menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.79
C. Konsep Dasar Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi kehidupan umat
manusia bahkan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa
pendidikan sama sekali mustahil manusia dalam kelompoknya dapat hidup
berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk dapat bahagia. Termasuk
pendidikan sendiri menjadi hal yang sangat penting. Karena manusia
adalah mahluk dinamis, dan bercita-cita untuk meraih kehidupan yang
79 Lara Fridani, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo, 2009), hlm.viii
sejahtera dan bahagia Kesemuanya tidak diraih dengan cuma-cuma, tapi
perlu usaha keras, tentunya melalui proses pendidikan, karena pendidikan
adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang
matang untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut.80
Pendidikan juga merupakan proses budaya untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia, dan berlangsung sepanjang hayat, yang
dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh
karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan dalam proses mencapai
tujuannya perlu dikelola dalam suatu system terpadu dan serasi baik antar
sektor pendidikan dan sektor pembangunan lainnya; antar daerah dan antar
berbagai jenjang dan jenisnya.81
Dalam Undang–undang RI No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1)
disebutkan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dannegara.82
Sehingga pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang dapat
menghasilkan manusia sadar akan dirinya, atau mempunyai kepribadian
yang mulia.
Pendidikan dalam bahasa Inggris dikenal dengan education yang
berasal dari bahasa latin educare, educati . Kata dalam bahasa Inggris
berarti proses menghasilkan dan mengembangkan, mengacu kepada yang
bersifat fisik dan materiil.
Dalam Islam pendidikan sering di sebut dengan kata ta dib. Adapun
kata ta dib mengacu pada pengertian yang lebih tinggi dan mencakup
80Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 2-3.81 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,1995),
hlm. 75.82Undang-undang RI No 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Semarang: Aneka Ilmu, 2006), hlm. 2.
unsur–unsur pengetahuan ( ilm ), pengajaran (“ta lim ) dan pengasuhan
yang baik ( tarbiyah ). Kata ta dib untuk pengertian pendidikan terus
dipakai sepanjang masa semenjak zaman Nabi sampai masa kejayaan
Islam, hingga semua ilmu pengetahuan yang dihasilkan manusia disebut
ta dib .
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir pendidikan merupakan
bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal.83 Sedangkan menurut Frederick J. Donald pendidikan ialah
“education is process or an activity which is directed at producing
desirable changes in the behavior of human beings .84
Musthofa Fahmi mengemukakan dalam kitabnya Siklulujjiyyah al-
Ta allum, bahwa:
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dariadanya dorongan .85
Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh di atas dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan Islam adalah proses mengembangkan seluruh potensi
baik lahir maupun batin menuju pribadi yang utama (insan kamil) yaitu
sebagai manifestasi khalifah dan abdullah dengan mengacu pada dua
sumber pokok ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sehingga nanti
peserta didik bisa menjadi manusia yang bertanggung jawab kepada diri
sendiri, lingkungan (masyarakat) dan tanggung jawab tertinggi yaitu
kepada Allah SWT.
2. Dasar-dasar Pendidikan Islam
Untuk mengetahui dasar pendidikan Islam diperlukan definisi
menurut bahasa. Dasar dalam bahasa Arab adalah asas sedangkan
83 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2000), hlm 27
84 Frederick J. Donald, Education Psychology, (Tokyo: Overseas Publication Ltd, 1959),hlm 4. Lain halnya dengan Achmadi dalam bukunya ideologi pendidikan Islam paradigmahumanisme teosentris berpendapat bahwa pendidikan Islam ialah segala usaha untuk memeliharadan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya.84
85Musthofa Fahmi, Saklulujiyyah At Ta alm, (Mesir: Maktabah, t.t.), hlm. 23.
dalam bahasa Inggris adalah foundation, sedangkan dalam bahasa latin
adalah foundamentum. Secara bahasa berarti alas, fundamen, pokok, atau
pangkal segala sesuatu (pendapat, ajaran, aturan).86
Dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh
aktivitas pendidikan, baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan,
maupun pelaksanaan pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat
vital dalam kehidupan, bahkan secara kodrati manusia adalah makhluk
paedagogik, maka yang dimaksud dasar pendidikan tidak lain adalah nilai-
nilai tertinggi yang dijadikan pegangan hidup suatu bangsa atau
masyarakat dimana pendidikan itu berlaku.87
Bagi umat Islam adalah dasar (pondasi) utama dari keharusan
berlangsungnya pendidikan karena ajaran-ajaran Islam yang bersifat
universal mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia baik yang bersifat ubudiyyah (mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya), maupun yang bersifat muamalah (mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya).88
Adapun dasar-dasar dari pendidikan Islam adalah:
a. Al-Qur’an
Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh
Subhi Shaleh, Al-Qur’an berarti bacaan, yang merupakan kata turunan
(masdar) dari fiil madhi qara a dengan arti ism al-maful yaitu maqru
yang artinya dibaca.89
Dalam Islam, pendidikan merupakan suatu perintah dari Allah SWT,
dan sekaligus merupakan sarana untuk beribadah kepada-Nya. Ayat al
Qur’an yang pertama kali turun berkenaan dengan pendidikan adalah:
86 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 18787 Ahmadi, “Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan”, dalam Isma’il S.M., (eds),
Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo, 2001), hlm. 19
88 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan , (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 15389 Atang Abd. Hakim dan Jihan Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2000), hlm. 69
ù&t• ø%$#ÉOó™$$Î/y7În/ u‘“Ï% ©!$#t, n=y{ÇÊÈt,n=y{z » |¡SM}$#ô ÏB@, n=tãÇËÈù&t• ø%$#y7š/ u‘ur
ãPt• ø. F{ $#ÇÌÈ“Ï% ©!$#zO=tæÉO n=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO=tæz » |¡SM}$#$tBóO s9÷Ls> ÷ètƒÇÎÈ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia)dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apayang tidak diketahuinya. (al-Alaq: 1-5)90
Ayat tersebut menegaskan perintah kepada manusia untuk belajar
dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya
termasuk didalam mempelajari, menggali, dan mengamalkan ajaran-
ajaran al Qur’an yang mengandung aspek-aspek kehidupan manusia.
Dengan demikian al Qur’an merupakan dasar yang utama dalam
pendidikan Islam.
b. Al-Sunnah
As-Sunnah, merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan
Rasulullah SAW, yang dimaksud dengan pengakuan itu adalah
perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan beliau
membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan sumber
ajaran kedua setelah al Qur’an, sunnah juga berisi tentang akidah,
syari’ah, dan berisi tentang pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia seutuhnya.91
3. Nilai-nilai Pendidikan Islam
Berbicara tentang nilai tak akan ada habisnya banyak pakar yang
berbeda pendapat, karena nilai sebagai sesuatu yang esensial merupakan
sifat yang melekat pada suatu sistem kepercayaan yang telah berhubungan
dengan subjek yang memberi arti yaitu seseorang yang meyakini.
90 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004) hlm.479
91 Zakiah Daradjat, Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987)hlm. 20-21
Untuk memahami pendidikan nilai yang sesuai dengan pokok
pembahasan ini maka diperlukan pemahaman yang kuat, maka tidak ayal
terlebih dahulu akan di bahas mengenai nilai.
Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung pada benda; bendaadalah sesuatu yang bernilai, ketidak tergantungan mencakup setiapbentuk empiris, nilai adalah kualitas a priori.92 Jadi nilai merupakanpenilaian yang seseorang meyakini bahwa barang itu mempunyaimakna dan sarat nilai.
Sistem nilai dijadikan kerangka dasar yang menjadi pedoman
berperilaku lahiriah dan ruhaniah sesuai sistem moral yang diajarkan
agama Islam. Nilai Islam merupakan suatu sistem yang bersifat
komprehensif yang mencakup perbuatan baik dan buruk. Nilai yang
tercakup itu merupakan komponen atau sub sistem menurut Arifin dalam
buku yang berjudul Filsafat Pendidikan Islam, bumi aksara hlm. 126 di
antaranya yaitu:93
1. Sistem nilai kultural yang senada dan senapas dengan Islam
2. Sistem nilai sosial yang memiliki mekanisme gerak yang berorientasi
kepada kehidupan sejahtera di dunia dan akhirat.
3. Sistem nilai yang bersifat psikologis dari masing-masing individu yang
didorong oleh fungsi-fungsi psikologisnya untuk berperilaku secara
terkontrol oleh nilai yang menjadi sumber rujukanya.
4. Sistem nilai tingkah laku dari makhluk (manusia) yang mengandung
interrelasi atau interkomunikasi dengan yang lainnya. Tingkah laku ini
timbul karena adanya tuntutan dari kebutuhan mempertahankan hidup
yang banyak diwarnai oleh nilai-nilai yang motivatif dalam dirinya.
Sedangkan nilai-nilai Islam tentu sangat berkaitan dengan nilai-
nilai Ilahi yang tercermin pada kesempurnaan akhlak dan tingkah laku
terpuji, seperti nilai keikhlasan, nilai ikhtiar, nilai kesabaran, nilai
ketawakalan dan nilai kezuhudan.
a). Nilai Keikhlasan
92 Riseri Frondzi, Pengantar Filsafat Nilai, Terj. Cuk Ananta Wijaya, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2001), hlm 1
93 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hlm 126.
Menurut al Asfihani, sebagaimana dikutip oleh Erwati Aziz bahwa
hakikat ikhlas adalah bebas dari segala sesuatu selain Allah94. Dari sini
dapat dipahami bahwa nilai keikhlasan adalah nilai amal yang tidak
bercampur dengan intres-intres selain Allah.
÷b r&uróO Ï%r&y7ygô_urÈûï Ïe$#Ï9$Zÿ‹ ÏZymŸwur¨ûsðq ä3 s?šÆÏBšúü Ï. ÎŽô³ ßJ ø9$#ÇÊÉÎÈ
“ Dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agamadengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang musyrik.”. (Yunus : 105)95
Motivasi atau niat yang disertai keikhlasan, dalam pandangan al
Ghazali dapat menghindarkan seseorang dari malapetaka di akhirat,
seperti yang dinyatakan: “semua manusia akan celaka, kecuali yang
berilmu, semua yang berilmu akan celaka, kecuali yang beramal, dan
semua yang beramal akan celaka, kecuali yang ikhlas”.96
b). Nilai Ikhtiar
Nilai ikhtiar ini, oleh Islam sangat diperhatikan, karena itu wajar dan
masuk akal bila pendidikan Islam lebih memperhatikan pada nilai
usaha, karena usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh anak didik dalam
segala hal (utamanya dalam proses belajar) akan berpengaruh terhadap
prestasi yang diharapkan. Seperti firman Allah:
÷b Î)óO çFY |¡ ômr&óOçFY |¡ ômr&ö/ ä3 Å¡àÿRL{(÷b Î) uröN è?ù' y™r&$ygn=sù4
“jika kamu berbuat baik (berikhtiar maksimal berarti) kamuberbuat baik (memberikan keuntungan) bagi dirimu sendiri danjika kamu berbuat jahat (tidak mau berikhtiar) maka (akibatnegatif itu akan menimpa) pada dirimu sendiri97. (al-Israa’ : 07)98
Nilai-nilai ikhtiar adalah amat penting dalam hubungannya dengan
keinginan yang diharapkan. Seorang anak didik yang berikhtiar
maksimal dalam belajar dengan disertai doa kepada Allah, maka hasil
94 Erwati Aziz, Prinsip-prisip Pendidikan Islam, (Solo: Tiga Serangkai, 2003), hlm. 3795 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, hlm. 32296 Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, Juz IV, (tanpa tempat, Isa al Bab al Halabi, tanpa tahun),
hlm. 35197 Ibid., hlm. 42598 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, hlm. 425
prestasi yang diharapkan akan sesuai dengan bobot ikhtiarnya, dan
demikian juga sebaliknya.
c). Nilai Kesabaran
Kesabaran merupakan keteguhan beragama dalam menghadapi
dorongan hawa nafsu. Orang yang sabar, berarti memiliki
kemampuan untuk mengalahkan dorongan hawa nafsu, sementara
orang yang tidak mampu melawan hawa nafsunya berarti ia tidak
mampu mengalahkan unsur kebinatangannya.99
þ’ÎTrã• ä. øŒ$$sùöN ä. ö•ä. øŒr&(#rã• à6 ô©$# ur’Í<ŸwurÈbrã• àÿõ3 s?ÇÊÎËÈ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamumengingkari (nikmat)-Ku”. (Q.S. al-Baqarah : 153)100
Atas dasar pemikiran di atas, dapat disimpulkan bahwa kesabaran
selalu dibutuhkan dalam segala hal. Karena itu, kesabaran merupakan
nilai penting alam pendidikan Islam. Pemikiran ini dapat dibenarkan,
karena sikap kesabaran dalam belajar dan mengajar merupakan
bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan dan pembelajaran.
d). Nilai Ketawakalan
Nilai ketawakalan ini maksudnya adalah nilai yang mendorong
seseorang untuk menyerahkan diri kepada Allah dan berpegang teguh
kepadaNya.
Ajaran tawakal, dalam Islam memiliki dua macam: (a) menyerahkan
diri kepada Allah saat melakukan pekerjaan yang mempunyai sebab
dan illat, (b) menyerahkan diri kepada Allah sat melakukan pekerjaan
yang tidak memiliki sebab dan illat101.
Atas dasar pemikiran di atas, dapat ditarik substansinya bahwa
tawakal bukan berarti meninggalkan usaha. Tawakal, dalam
pengertian di atas, diletakkan sesudah adanya usaha maksimal, atau
99 Al Ghazali, Teosofia Al Qur an, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 239100 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004), hlm.
18101 T.M. Hasby Ash Shiddieqy, Al Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 482
setelah tidak adanya peluang usaha karena keterbatasan kemampuan
manusia.
Nilai tawakal, dalam pendidikan Islam, sangat penting untuk
membangun keyakinan dalam hubungannya dengan Allah, sebab
dalam kenyataan, keberadaan manusia tidak ada yang sempurna
kemampuannya. Karena itu, diperlukan sikap tawakal, sebagai
benteng kekhawatiran yang mengganggu kejiwaan.
e). Nilai Kezuhudan
Zuhud adalah sikap menjauhkan diri dari segala sesuatu yang
berkaitan dengan dunia. Seseorang yang zuhud seharusnya hatinya
tidak terbelenggu atau tidak terikat oleh hal-hal yang bersifat duniawi
dan tidak menjadikannya sebagai tujuan.
Hal yang bersifat duniawi, dalam kacamata zuhud hanya merupakan
sarana untuk mencapai derajat ketakwaan yang merupakan bekal
untuk akhirat. Allah berfirman dalam surat an Nisa’:
3ö@è%ßì» tFtB$u‹ ÷R‘‰9$#×@‹ Î=s%äo t• Åz Fy$#ur׎ö•yzÇ yJ Ïj94’s+ ¨?$#
“katakanlah, kesenangan dunia ini hanya sebentar dan akhirat itulebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa” (Q.S. An-Nisaa:77)102
Dari ayat di atas, dapat ditarik sebagai pelajaran, bahwa sikap zuhud
dalam pendidikan Islam adalah diperlukan, karena sikap ini dapat
melahirkan qona’ah terhadap segala realitas yang berhubungan
dengan hal-hal duniawi.
Adapun startegi dalam penanaman nilai dilalui dengan pendekatan
sebab nilai erat kaitannya dengan kepentingan dan kebutuhan. Maka dalam
102 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004), hlm.71
pendekatan ini, seorang pendidik diharapkan mampu melakukan hal-hal
sebagai berikut:103
1. Menciptakan situasi kehidupan sosial, dalam hal ini pelajar
dihubungkan dengan lingkup sosial yang memberikan kesempatan
kepadanya untuk melakukan pilihan dan merasakan akibat dari pilihan
itu bagi dirinya dan masyarakat
2. Memberi kesempatan bagi pelajar berdasarkan pengalamannya untuk
merenungkan dan memikirkan berbagai konsekuensi dari apa yang
diterimanya dan yang tidak diterimanya suatu nilai kehidupan
masyarakat, pribadi pelajar itu berada.
3. Memberi kesempatan kepada pelajar untuk merasakan faedah dari
diterimanya suatu nilai dalam hubunganya dengan kehidupan bersama.
4. Mendorong pelajar melalui pemberian penghargaan dan pujaan untuk
mengamalkan nilai yang telah dipahami dan mulai diterima.
4. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan dapat mengarahkan kemana suatu proses itu hendak
dibawa, di samping itu tujuan dapat memberikan motivasi terhadap suatu
proses. Sedangkan yang disebut tujuan pendidikan agama Islam adalah
perubahan yang diinginkan dan diupayakan melalui proses pendidikan
agama Islam, perubahan tersebut sesuai dengan konsep dan nilai yang
terkandung dalam pendidikan agama Islam.
Adapun tujuan pendidikan agama Islam menurut beberapa pakar
pendidikan, tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. Menurut HM. Arifin, Tujuan pendidikan Islam adalah idealitas (cita-
cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam
proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.104
103 Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu (KumpulanTentang Pemikiran dan Usaha Meningkatkan Mutu dan Relevansi Pendidikan Nasional), (Jakarta:Balai Pustaka, 1993), hlm 151.
104HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1999, hlm. 224.
2. Menurut Jalaluddin, tujuan pendidikan sejalan dengan tujuan misi
Islam itu sendiri, yang mempertinggi nilai-nilai akhlak, hingga
mencapai tingkat akhlak al-karimah.105
Secara umum, tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan
umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan
umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan
baik dengan cara pengajaran atau cara lain. Tujuan sementara adalah
tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman
tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah
tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia (insan kamil).
Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.106
Tujuan dalam arti khusus dari penyelenggaraan PAI di sekolah
sebagaimana tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk memperkuat
iman dan keqtaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama yang
dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan mempertimbangkan
tuntutan untuk menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan antara
umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.107
Tujuan pendidikan merupakan akhir dari pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan
pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt
105Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta, 1996, hlm. 38.
106Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta,2002, hlm. 18.
107Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, Proses Belajar Belajar Pendidikan Pendidikan AgamaIslam di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yaogyakarta, 1998, hlm. 6.
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.108
Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa, dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam
pendidikan. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik
makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai
Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.
Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup
(hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 di sebutkan
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Secara umum tujuan pendidikan ialah terjadinya perubahan tingkah
laku sikap, dan kepribadian peserta didik setelah mengalami proses
pendidikan dan pada akhirnya potensi dapat berkembang menuju manusia
dewasa, potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, moral,
pengetahuan, dan ketrampilan.
108 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar,1989), hlm. 181-182.
Reja Mudy Harjo dan Waini Rasyidin mengemukakan bahwa
bloom dan kawan-kawan telah mengembangkan taksonomi tujuan
pendidikannya yaitu domain (kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor).
Tujuan pendidikan ialah peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor seseorang yang hasilnya dapat digunakan untuk lebih
meningkatkan taraf hidup pribadi, pekerja, warga masyarakat dan
Tuhan.109
Sedangkan tujuan Pendidikan Islam adalah terbentuknya pribadi
muslim yang dapat:
a. Menguasai pengetahuan, kemampuan intelek berkembang dan terampil
secara intelektual (aspek kognitif).
b. Memiliki minat, sikap, nilai, penghayatan serta penyesuaian diri yang
semakin berkembang (aspek afektif)
c. Terampil melakukan sesuatu / amaliyah (aspek motor skill).110
Dalam pandangan lain, Muhammad Fadlil al Jamali menyatakan
bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan anak didik (1) sebagai
makhluk Allah yang bertanggungjawab dalam kehidupannya, (2) sebagai
makhluk sosial yang bertanggungjawab dalam kehidupan sosialnya, (3)
sebagai makhluk Allah yang bertanggungjawab dalam memakmurkan
alam semesta, (4) sebagai mahkluk yang bertanggungjawab terhadap
kholiq yang menciptakan alam semesta111.
Konsepsi di atas, secara global mengisyaratkan bahwa ada dua hal
yang penting yang berlaku direalisasikan dalam praktek pendidikan Islam,
yaitu dimensi dialektika horisontal dan dimensi ketundukan vertikal. Pada
dimensi dialektika horisontal, pendidikan Islam hendaknya mampu
mengembangkan realitas kehidupan, baik yang menyangkut dirinya,
masyarakat, maupun alam semesta beserta segala isinya. Sementara dalam
109Zahara Idris, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1997), hlm. 12.110M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di
Tengah Arus Perubahan, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.74.111 Muhammad Fadlil al Jamali, Nahwa Tarbiyah Mukminah, (Tunisya, al Syirkah al
Tunisiyah li al Tauzi‘, 1977), hlm. 17
dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan bahwa pendidikan Islam
hendaknya menjadi jembatan untuk memahami fenomena kehidupan
dalam rangka mencapai hubungan yang sebaik-baiknya dengan kholiqNya.
Secara praktis, Muhammad Athiyah al Abrasyi menyimpulkan
bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 (lima) sasaran, yaitu: (1)
membentuk akhlak mulia, (2) mempersiapkan kehidupan dunia dan
akhirat, (3) persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi
kemanfaatannya, (4) menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta
didik, (5) mempersiapkan tenaga profesional yang trampil112.
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi,
karena pendidikan bagi kehidupan manusia untuk membekali dirinya agar
ia berkembang secara maksimal.113
$pkš‰ r' ¯» tƒtûï Ï%©!$#(#q ãY tB#uä(#q à)®?$#©!$#¨, ym¾Ïm Ï?$s)è?Ÿwur¨ûèòq èÿsCžwÎ)N çFRr&urtbq ßJ Î=ó¡ •BÇÊÉËÈ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu matimelainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Ali Imron: 102)114
Melalui dua komitmen tersebut berarti manusia telah
mengupayakan dirinya menuju kesempurnaan kepribadian sesuai dengan
tujuan akhir pendidikan Islam. Menurut Ali Yafie insan kamil (manusia
sempurna) ialah manusia yang mempunyai keseimbangan (mental) yang
dapat memadukan kehidupan pribadinya dan kehidupan sosialnya serta
berperan membangun dan menjaga keseimbangan serta kelangsungan
hidup di bumi.115
112 Muhammad Athiyah al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terjemahanBustani A. Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 1-4
113 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: PR RemajaRosdakarya, 2000), hlm 27
114 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004), hlm.50
115 Ali Yafie, Teologi Sosial, (Yogyakarta: LKPSM, 1997), hlm 157.
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM
DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-RIDHO SEMARANG
A. Gambaran Umum Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar-
Ridho Semarang
1. Tinjauan Historis
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Alam Ar-Ridho Semarang
merupakan sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan Ar-
Ridho Semarang. PAUD Alam Ar-Ridho merupakan Sekolah Alam satu-
satunya di Semarang. Walaupun demikian PAUD Alam Ar-Ridho
merupakan sekolah yang tidak kalah kualitasnya jika dibandingkan
dengan sekolah PAUD lainnya. Hal itu dapat dibuktikan dari sejak
berdirinya sampai sekarang perkembangannya semakin baik, walaupun
harus bersaing dengan sekolah PAUD lainnya baik swasta maupun negeri.
Adapun latar belakang dan tujuan berdirinya TK dan PAUD Ar-Ridho
Bukit Kencana Jaya Semarang adalah sebagai berikut :
Berawal dari gagasan yang dimunculkan oleh Bapak H. Nurul
Khamdi, B. Eng beserta teman-teman dekatnya yang ingin mencerahkan
manusia berkualitas dalam urusan dunia maupun akhirat, maka pada tahun
1996 di dirikan TK Islam terpadu. Kemudian atas saran dari temen-
temanya juga, beliau bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip
sekolah lanjutan setelah PAUD. Sebelum mendirikan PAUD ini, bapak H.
Nurul Khamdi beserta stafnya melakukan studi banding di Sekolah Alam
Ciganjur Jakarta. Dari sinilah, muncul ide untuk mendirikan dan
mendesain yang serupa di Semarang. Dana yang digunakan dalam
membangun lembaga pendidikan tersebut diperoleh dari donatur yaitu
dengan mengajukan proposal kepada para mukhsinin. Disamping itu biaya
gedung juga diperoleh dari wali murid.
Dilihat dari latar belakang berdiri dan usaha untuk membuat
sekolah alam dengan model pembelajaran yang bersahabat sekaligus
mendekatkan peserta didik dengan alam. Di samping itu alam
mengandung berbagai bahan pelajaran yang dapat digali untuk diketahui
dan dimanfaatkan oleh siswa. Kemudian Allah juga menyuruh manusia
untuk berfikir dan merenungkan seluruh aspek-aspek penciptaan dan
memerintahkan manusia menggunakan nalar dan potensi-potensi lainnya
untuk menemukan rahasia-rahasia alam.116
Dengan adanya konsep long life education pendidikan
berlangsung seumur hidup, yang menjadi tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Selain itu rintisan Sekolah Alam
Ar-Ridho menjadi bentuk layanan pendidikan untuk anak usia dini sesuai
dengan basis lokal yaitu alam sekitarnya. Atas dukungan dari berbagai
elemen masarakat dan didukung memiliki tempat, sarana pendidikan dan
memiliki guru yang profesional sesuai kebutuhan dibidangnya serta
program pembelajaran yang berbasis alam.117
Keinginan tersebut pada akhirnya tercapai berkat usaha maksimal,
sebab pandangan bu mia inayati bahwa anak pada masa itu waktunya
bermain dan belajar. Usaha untuk menjadikan sekolah yang selalu
berinovasi dan kreatif untuk menyempurnakan sistim, metoda dan
prakteknya. tujuan untuk mencetak manusia berkualitas dari dua aspek
yaitu aspek spiritual yang bertujuan untuk mencapai kebahagian akhirat
dan aspek intelektual untuk membekali diri guna mengarungi kehidupan
dunia menjadi generasi unggul (khoiru ummah)
2. Letak Geografis
PAUD Alam Ar-Ridho terletak di Semarang Selatan, tepatnya
terletak di jalan Kelapa Sawit I, Blok AA Bukit Kencana Jaya, Kelurahan
Meteseh Kecamatan Tembalang Kabupaten Semarang. PAUD ini
116 Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur an, (Bandung, Mizan, 1996), hlm.50.
117 Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar Ridho pada tanggal 06Mei 2010
menempati tanah seluas 12.15 m2, luas bangunan 212,07 m2.118 Gedung
ruang kelas PAUD Alam Ar-Ridho berbentuk saung yaitu lantainya
terbuat dari papan dan dinding gedungnya tidak penuh sampai atap tapi
hanya setengah saja yang dibuat dari papan juga.
Secara fisik, gedung PAUD Alam Ar-Ridho memang berbeda
dengan gedung-gedung PAUD lainnya. Hal ini disesuaikan dengan nama
PAUD yaitu PAUD Alam Ar-Ridho. Tujuan dibuat gedung yang seperti
itu adalah agar siswa dapat bebas melihat keadaan alam sekitar sehingga
proses belajar mengajar tidak membosankan.
Gedung PAUD Alam Ar-Ridho berada di lantai satu, dari ruang
gedung digunakan sebagai kantor, PAUD (TK dan play group). Walaupun
gedungnya sederhana, bukanlah suatu halangan untuk menciptakan suatu
tempat yang nyaman dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Letak bangunan gedung PAUD Alam Ar-Ridho Semarang secara
garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : sebelah barat merupakan
Desa Bulusan, sebelah utara PAUD Alam Ar-Ridho merupakan
persawahan, sebelah timur PAUD Alam Ar-Ridho merupakan Dukuh
Teleh Desa Meteseh, sedangkan disebelah selatan merupakan perumahan
bukit kencana jaya. Meskipun berada di luar pusat kota, namun lokasi
tersebut mudah dijangkau dan ramai lalu lintas menuju kepada perumahan
Bukit Kencana yang padat penghuninya.
Demikian gambaran letak geografis secara singkat, untuk lebih
jelasnya gambaran lokasi PAUD Alam Ar-Ridho dapat dilihat pada peta
dan denah lokasinya sebagaimana terlampir (lampiran I).
3. Visi dan Misi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho
Semarang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang
merupakan sebuah lembaga yang mengkomunikasikan ide dan metode
kreatif manusia dalam proses pembelajaran aktif. Didirikan oleh
118 Dokumentasi PAUD Ar Ridho
sekelompok insan dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai kepedulian
terhadap masalah pendidikan, pengembangan media teknologi dan
pengembangan sumber daya manusia. PAUD Ar-Ridho berupaya menjadi
sebuah wahana tumbuh dan berkembangnya peserta didik dalam proses
pembelajaran ang menyelaraskan kemampuan emosional, intelektual, dan
spiritual.
a. Visi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang
dengan segala potensi dan kemampuan berupaya untuk mendidik
siswanya dengan tujuan besarnya menjadi sekolah yang selalu
berinovasi dan kreatif untuk menyempurnakan sistim, metoda dan
praktek pendidikan dengan Islam sebagai landasan dan titik tolak
falsafahnya dan menyebarluaskannya keseluruh Indonesia119
b. Misi
Adapun misi pendidikan anak usia dini (PAUD) Ar-Ridho
Semarang antara lain :
1. Membekali guru agar inovaif dan kreatif serta berdedikasi tinggi
2. Membangun managemen sekolah yang amanah serta profesional
3. Mendidik siswa menjadi generasi unggul (khoiru ummah)
4. Mendorong masyarakat memahami konsep pendidikan yang benar
Adapun target pendidikan anak usia dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang
ditargetkan menghasilkan siswa yaitu beriman dan berakhlakul
karimah, berbudaya ilmiah, berjiwa leadership dan berjiwa
entepreneurship.120
4. Struktur Organisasi
119 Ibid,120 Wawancara dengan Ibu indah selaku kepala Sekolah PAUD Alam Ar Ridho pada
tanggal 20 Mei 2010
Di PAUD Ar-Ridho sangat cakap menjalankan arus managemen
organisasi. Organiasasi yang baik yaitu organisasi yang mampu
berkembang sesuai arah perkembangan zaman. Struktur kelembagaan dan
sistem pengelolaan yang ada, sesuai hirarki kerja, maka garis komando
dari atas ke bawah, tanggung jawab dan pelaksanaan tugas sesuai dengan
urutan yang telah ditentukan. Hal ini sebagai upaya mewujudkan sistem
managemen yang solid. (Susunan pengurus PAUD Ar-Ridho terlampir).
5. Keadaan Guru
Guru sebagai pendidik merupakan orang yang berkompeten
dibidangnya yaitu mendidik anak agar dapat mengembangkan segala
potensinya. PAUD Alam Ar-Ridho merupakan lembaga pendidikan yang
menyadari akan pentingnya seorang pendidik yang berkualitas, sehingga
rasio jumlah perbandingan antara guru dan anak, kompetensi serta latar
belakang pendidikan pendidik, menjadi prioritas utama. Di PAUD Alam
Ar-Ridho seorang pendidik harus seseorang yang berpengalaman dan
mempunyai kemampuan dalam mendidik.
Guru di PAUD Alam Ar-Ridho harus memiliki dedikasi,
kompetensi, loyalitas, responbility dan kreatifitas. Perbedaan siswa sangat
diperhatikan oleh mereka. Tanggung jawab guru tidak hanya mengejar,
tetapi juga bertanggung jawab agar jangan sampai terlambat untuk
mengetahui kelemahan anak. Untuk membantu anak yang kurang pihak
sekolah melakukan komunikasi dengan orang tua. (Guru PAUD Ar-Ridho
terlampir)
6. Keadaan Siswa
Siswa PAUD Alam Ar-Ridho merupakan peserta didik yang
berasal dari masyarakat sekitar dan warga lain yang mengetahui keunikan
dari Sekolah Alam ar Ridho. Dari rekruitmen peserta didik yang dilakukan
ada 150 murid dan terbagi dalam 5 kelas. Dengan pembagian play group 1
kelas, TK A dua kelas dan TK B dua kelas. Pada tahun pelajaran
2009/2010 PAUD Ar Ridho mempunyai murid sejumlah 126 dengan
perincian:
Play group : 25 Siswa
TK A1 : 22 Siswa
TK A2 : 24 Siswa
TK B1 : 28 Siswa
TK B2 : 27 Siswa
Untuk rentang usia anak juga dibatasi, kelas TK A untuk usia anak
tiga tahun sepuluh bulan. Sedangkan untuk kelas TK B untuk usia anak
empat tahun sepuluh bulan, dan untuk Play group disesuaikan dengan
kesepakatan orang tua.121
7. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang ada PAUD Alam Ar-Ridho
antara lain :
1. Area bak pasir, ayunan dan papan luncur
2. Area outbond anak
3. Ruang kelas
4. Ruang komputer
5. Mobil transportasi
6. Kamar mandi
7. Perpustakaan
8. Masjid
9. Amplifayer
10. Mainan Indoor
11. Mainan Outdoor
12. LCD, TV, orgent dan Radio Tape
13. Internet hotspot area
14. dll.
121 Wawancara dengan bu Indah tanggal 03 Juni 2010
Sebagai upaya mewujudkan pendidikan anak yang sesuai dengan
kebutuhan anak. Di PAUD Alam Ar-Ridho memiliki penunjang kegiatan
belajar mengajar dan disesuaikan dengan keadaan yang semestinya terjadi
pada anak didik, diantara kegiatan penunjang untuk perkembangan anak
tersebut diantaranya dengan Outing. Pelaksanaan Outing dilakukan
terintegrasi dalam mata pelajaran yang biasanya dilakukan setiap 1-2
minggu satu kali, bahkan untuk mengenalkan lokalitas kedaerahan
biasanya aanak didik di ajak mengunjungi tempat yang menjadi icon
daerah, misal anak di ajak ke lawang sewu.122
B. Sistem Pembelajaran Umum Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang
Pembelajaran pendidikan anak usia dini merupakan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada anak. Pada masa ini anak mengalami beragam
peristiwa, maka sistem pembelajaran yang dibangun sangat menekankan
kepada anak didik untuk bisa mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang maksimal. Pada masa ini mereka atau anak-anak disebut sebagai masa
emas (golden age) yang memiliki perkembangan intelektual mencapai 50%,
pada usia 4-8 tahuan mencapai 80% dan akan terus mengalami perkembangan
berkelanjutan.
Dalam proses pembelajarannya secara umum PAUD Alam Ar-Ridho
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang disempurnakan
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Dengan maksud
dari penjabaran yang lebih spesifik pada pelaksanaanya yaitu di tambah
kurikulum lokal, dikaitkan dengan local wisdom (kearifan lokal).
Sebagai sekolah berbasis agama Islam, maka kurikulum yang
digunakan dan dikembangkan sedemikian rupa menjadi penting untuk
mendesainnya dengan menyandingkan melalui strategi pendekatan
pembelajaran terintegrasi. Dalam penyajiannya materi dan desain
122 Ibid.
pembelajarannya berbasis pada lingkungan sekitar seperti berkebun. Lebih
jauh lagi penggunaan kurikulum dengan strategi pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) untuk dapat menanamkan nilai dengan
memanfaatkan realitas lingkungan. Antara materi dan situasi menjadi saling
terkait sehigga pembelajaran dapat dimaksimalkan secara menyeluruh.
Bermain diantaranya merupakan suatu aktivitas yang langsung,
spontan di mana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di
sekitarnya, dilakukan dengan senang (gembira) atas inisiatif sendiri,
menggunakan daya khayal (imaginatif), menggunakan panca indera, dan
seluruh anggota tubuhnya. Anak menemukan nikmatinya dalam belajar.
Sedangkan belajar dijadikan satu kegiatan dalam kegiatan pembelajaran
bermain anak, dan inilah yang diterapkan dengan menciptakan kesenangan
(fun learning) pada pelaksanaannya sehingga pendekatan dalam pembelajaran
dengan beragam dilakukan utuk mendukung segala aktifitas.
Jadwal pelaksanaan kegiatan PAUD Alam Ar-Ridho, menggunakan
ketentuan yang berlaku oleh Dinas Pendidikan, dengan acuan Menu Generik
dari Direktorat PAUD, tapi dikolaborasikan dengan pendekatan Webbed
(jejaring) yang disesuaikan dengan lingkungan, budaya lokal serta media
belajar yang sederhana kreatif dan edukatif. Sesuai dengan perkembangan
anak, program untuk PAUD alam ar-ridho yang dilaksanakan menggunakan
model bahan ajar melalui lesson plann123 dan weekly:124 Berikut ini adalah
jadwal kegiatan harian PAUD Ar ridho:
• 07.00 – 07.30 WIB Anak datang dan bermain di luar ruangan• 07.30 – 09.00 WIB Kegiatan pembukaan dengan membaca doa, hafalan
surat, qiro’ati dll.• 09.00 – 09.30 WIB Istirahat.• 09.30 – 10.30 WIB Kegiatan belajar lanjutan (ke 2)• 10.30 – 11.00 WIB Kegiatan Penutup
123 Lesson Plan merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat untuk integrasi tematikdalam satu semester.
124 Weekly merupakan istilah yang digunakan untuk rencana pembelajaran dalam bentukmingguan RPP ini dibuat dengan model tematik sehingga sistim pembelajaran dilaksanakan secaraintegrated
• 11.00 WIB Pulang
Sangat jelas sekali bahwa sistem pembelajaran berorientasi pada anak
yang memadukan kurikulum pembelajaran bepusat pada anak melalui
pendekatan pembelajaran active learning, fun learning dan child centered
learning. Dibawah ini ada dua penerapan perangkat kurikulum yang dipakai
di PAUD Ar Ridho, yaitu :
1. Kurikulum DIKNAS
Menggunakan kurikulum diknas dengan pengembangan dalam
pembelajaran (silabus, materi, kegiatan belajar mengajar, aspek
keterpaduan, dengan dienul Islam). Menerapkan sistem kurikulum
berbasis kompetensi secara bertahap tahun 2000-2009 KBK diterapkan di
kelas A dan B tahun ajaran 2000-2009. Mata pelajaran yang disajikan
dalam kurikuum DIKNAS meliputi :
a. Moral dan nilai-nilai agama
b. Sosial, Emosional dan Kemandirian
c. Bahasa
d. Kognitif, ada 2 yaitu:
§ Matematika
§ Sains
e. Fisik Motorik
§ Motorik halus
§ Motorik kasar
f. Seni
2. Kurikulum KHAS
Kurikulum khas merupakan pengembangan agama Islam dengan
meluaskan aspek life skill, mulai tahun ajaran 2000-2009 telah diterapkan
sistem kurikulum berbasis kompetensi. Mata pelajaran yang terangkum
dalam kurikulum khas (Pendidikan Agama Islam) ini meliputi:
a. Aqidah
§ Mata pelajaran aqidah ditujukan untuk mengenalkan siswa bahwa
Allah SWT sebagai Tuhan mereka, Allah sebagai pencipta, dan
Allah sebagai pemberi Rizki
§ Target-target materi per kelas disesuaikan dengan perkembangan
siswa
§ Memberikan berkal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di
SD
b. Praktek ibadah
§ Memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang hukum
Islam, khususnya dalam ibadah Mahdhoh
§ Mendorong, membina dan membimbing siswa untuk mengamalkan
ibadah-ibadah yang disyariatkan
§ Memberikan bekal kemmpuan untuk mengikuti pendidikan di SD
c. Akhlaq
§ Memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang akhlaq yang
baik (akhlaqul karimah)
§ Mendorong, membina dan membimbing siswa dalam
mengamalkan adab-adab, akhlaq terpuji yang disyariatkan
§ Memberikan bekal kemmpuan untuk mengikuti pendidikan di SD
d. Shiroh
§ Memberikan kemampuan dasar kepada siswa untuk mengenal dan
mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah dan peradaban Islam
§ Menanamkan nilai-nilai keteladanan para pembawa risalah dan
kreatifitas peserta didik dalam kehidupan sehari hari
§ Memberikan bekal kemmpuan untuk mengikuti pendidikan di SD
e. Pengajaran membaca A-Qur’an: Metode qiro’ati
§ Memberikan kemampuan hingga taraf mahir bagi siswa untuk
persiapan membaca alQur’an sesuai target
f. Tahfidzul qur’an/surat-surat pendek
§ Mendorong membina dan membimbing siswa untuk suka/
mencintai menghafal alQur’an dan mengamalkannya dalam
keseharian
g. Hadits dan Doa sehari-hari
§ Mendorong membina dan membimbing siswa untuk suka/
mencintai menghafal hadits, doa dan mengamalkannya dalam
keseharian
C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho
Semarang
Taman kanak-kanak atau yang sering disebut dalam rumpun PAUD,
sebagai lembaga pendidikan anak usia dini yang merupakan bagian terpenting
dari rangkaian sistem sebagai upaya mengantarkan anak untuk memasuki
jenjang pendidikan dasar. Pembelajaran anak usia dini atau TK merupakan
bentuk pendidikan yang menyediakan program kegiatan belajar mengajar
yang utuh. Pada jenjang pendidikan potensi anak-anak yang berhubungan
dengan kecerdasan (intellegence), keterampilan (skill), bahasa (language),
perilaku bersosialisasi (social behaviour), fisik (motorik) maupun kesenian
(estetika) mulai tumbuh dan berkembang.
Hal ini dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama yang bertujuan
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Maka
bimbingan dan bantuan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara
profesional mutlak diperlukan agar kemampuan dan keterampilan anak-anak
pada usia ini dapat berkembang secara maksimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut perlu adanya dukungan dari guru yang profesional dan lingkungan
belajar yang mengasyikan serta media atau alat pembelajaran yang menarik.
Seorang pendidik dalam proses pembelajaran dituntut untuk kreatif
dan inovatif. Sebab dengan pendekatan kreatif anak dapat diajak untuk bisa
menemukan hal baru. Salah satu faktor yang paling urgen yaitu dalam
pembelajaran, maka perlu menciptakan hal yang baru menyenangkan dan
enak di terima. Setidaknya membuat anak betah atau dapat mengangap
sekolahan sebagai rumah kedua (second home) setelah keluarga, diantaranya
dengan memahami keinginan anak dalam sikap dan perilakunya.125
Pengajaran atau pembelajaran merupakan hal yang sangat unik dan
kompleks, karena didalam pengajaran merupakan profesi yang membutuhkan
keterampilan memadahi. Pada dasarnya pembelajaran anak-anak berorientasi
pada prinsip-prinsip perkembangan anak dan berorientasi pada kebutuhan
anak. Metode belajar yang ada di PAUD Alam Ar-Ridho yaitu menggunakan
lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya
sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses
pembelajaran (learning experience).
Pokok program pembelajaran untuk anak-anak di PAUD Ar-Ridho
adalah materi-materi pembelajaran yang dapat dicapai melalui beberapa
lingkup materi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak dan
kegiatan lain yang menunjang kemampuannya. Lingkup materi pembelajaran
di PAUD Ar-Ridho tidak terlepas dari ciri khas pendidikan dengan model
sekolah alam yang memfokuskan pendidikan moral akhlak.
Anak sejak kecil dibiasakan bersahabat dengan lingkungan (ekologi)
melalui pembelajaran yang didesain sedemikian rupa dengan pendekatan
jejaring (webbed). Alam lingkungan disekitarnya dijadikan wahana dan media
dalam proses pembelajarannya, sehingga proses keterpaduan dari segala aspek
dapat menyatu dalam diri peserta didik, guru dan lingkungan. Dengan
menggunakan metode belajar aktif dimana guru betul-betul berfungsi sebagai
fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang akan menimbulkan
kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (Student Centris).
Salah satu model pembelajaran yang diterapkan di PAUD Alam Ar-
Ridho yang menjadi ciri khasnya adalah menggunakan alam sekitarnya
sebagai obyek (media) dalam pelaksanaan dalam pembelajaran. Hal ini
menjadi keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh lembaga sekolah PAUD
pada umumnya, karena dalam proses pembelajaran anak didik dilibatkan
125 Martuti, A., Mengelola PAUD (Dengan Aneka Permainan Meraih KecerdasanMajemuk), (Yogakarta : Kreasi Wacana, 2008), hlm. 77
langsung. Dengan tujuan anak dapat merasakan langsung dengan pengalaman
belajar (learning experience) melalui simulasi, pengamatan, dan praktek nyata
melalui penyelarasan dengan materi tematik yang sudah disiapkan sesuai
dengan lesson plan dan weekly.
Proses pembelajaran guru bukan sebagai instruktur tapi menjadi
fasilitator yang mampu menciptakan suasana pembelajaran kreatif, lebih
menarik dan menyenangkan. Diantaranya adalah dengan mengembangkan
kreatifitas anak melalui keakraban antara guru dan murid dengan distimulasi
melalui berbagai cara sehingga belajar terjadi sinergi antara keduanya.
Suasana pembelajaran melalui pendekatan yang menyenangkan dengan
memberikan kebebasan pada anak untuk mengeksporasi kemampuan
kecerdasanya menjadi begitu penting untuk diperhatikan.
Disini guru benar-benar dituntut untuk mampu mengembangkan
kreatifitasnya dengan terus melakukan inovasi dalam setiap tema yang
ditentukan sesuai dengan bahan ajar. Sehingga guru mampu mensinergikan
materi yang mencakup penanaman nilai lingkungan, akhlakul karimah,
akidah, leadership dan intepreneurship. Disinilah yang menjadikan keunikan
tersendiri yang dimiliki oleh PAUD Alam Ar-Ridho dibanding dengan
sekolah pada umumnya.
Sebab PAUD Ar-Ridho Semarang yang merupakan sekolah yang
berlandaskan atau berkeyakinan Islam. Sebagaimana yang diharapkan,
sekolah alam akan menjadi pendidikan alternatif dengan melalui pendekatan
pembelajaran active learning, fun learning dan child centered learning.
Diharapkan dalam prakteknya mampu mengembangkan kecerdasan kolektif
yang dimiliki oleh anak (multiple intelligence). Model kontekstualisasi dalam
pembelajarannya juga tidak lepas dari site plann desain ruang gedung dan
interior perkakas yang ada, selain itu lingkungan alam yang ada menjadi
pendukung untuk mengembangkan kecakapan hidup untuk peserta didiknya.
Rencana pembelajaran yang disusun sesuai dengan bahan ajar telah
mengintegrasikan semua dalam prosesnya atau yang sering disebut dengan
weekly.126 Dari model weekly dipilih untuk mencapai pada ketuntasan materi
pembelajaran sehingga aspek agama, sains, kognisi, bahasa, fisik motorik dan
kemandirian dapat terintegrasi dan maksimal. Materi pembelajaran yang
diajarkan dengan model diatas disesuaikan dengan model spider web
(jaringan topik), sehingga antara teori dan praktek dapat memaksialkan
pengembangan potensi anak didik.
Untuk model webbed dan tematik jika diintegrasikan maka akan
membentuk bagan sebagai berikut (untuk lebih lengkapnya model rancangan
spider web bisa dilihat dilampiran) :
Untuk lebih lengkapnya model rancangan spider web bisa dilihat
dilampiran
Dengan penerapan model integrasi dari tema biasanya dalam
pembelajaran sudah mencakup aspek pemahaman dengan pelaksanaan yang
lebih mengedepankan kurikulum khas. Karena kurikulum dalam pembelajaran
126 Wawancara dengan Ibu Indah pada tanggal 2 Juni 2010.
TEMA
Fisik dan Motorik
Sains
Bahasa
Agama
Kognisi
Art
Kemandirian
merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Menjadi target dan tujuan
yang ingin dicapai. Dari kurikulum inilah pembelajaran diarahkan sehingga
proses pembelajaran terarah. Dalam hal ini pembelajaran di PAUD Ar Ridho
menjadikan pelaksanaan pada proses pembelajaran lebih menitikberatkan
pada penghargaan perbedaan dan lebih humanis.
Perlakuan pada anak dalam prakteknya diberikan kebebasan dan
bertumpu pada pengembangan diri yang lebih holistik atau lebih dikenal
dengan istilah multiple intelligences. Aspek-aspek khusus yang diterapkan
dalam pembelajaran dilapangan. Aktivitas kegiatan belajar mengajar yang ada
diantaranya dengan out bound training, outing yaitu aktifitas di luar kelas.
Guru dalam pelaksanaannya dituntut harus bisa merancang berbagai tema
pembelajaran tentang alam sekitarnya. Diantaranya tema yang ada berkaitan
dengan lingkungan misal seperti air, serangga, sampah, dan yang lainnya
untuk dua bulan dipraktekkan dengan metode outing sebagai penguatan tema.
Jam belajar untuk pendidikan anak usia dini dilakukan selama tiga
setengah jam perhari, yaitu mulai pukul 07.30 – 11.00 WIB. Dengan target
memberikan nilai lebih dalam penanaman nilai-nilai lingkungan, pengetahuan
umum dan agama. Alam semesta yang dimanfaatkan antara lain sebagai media
pendidikan, observasi dan riset. Dengan cara mengamati dan memahami
langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa mendapatkan media
belajar alam lingkungan sekitarnya.
Metode pembelajaran dilaksanakan dengan learning by doing dan
disampaikan dengan dibuat terasa menyenangkan (fun learning), sehingga
anak didik tidak merasa tertekan. Dalam pembahasan tema dipakai dari
berbagai sisi akhlak, seni, matematika, bahasa, kepemimpinan, dan sains (ilmu
pengetahuan). Suasana yang disuguhkan pun membuat siswa dekat dengan
alam. Dalam praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan kreatifnya
sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya
dengan berbasis alam sekitarnya. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak
hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses
pembelajaran (learning experience).
Guru dalam proses pembelajaran sebagai fasilitator sekaligus patner
yang baik bagi anak didiknya127, sehingga dapat diupayakan dengan
mendesain suasana belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas
dengan lebih optimal (student centris). Model sekolah alam yang dipakai
untuk anak usia dini adalah dengan cara belajar sambil bermain dengan
harapan orientasi fokusnya mengembangkan kelebihan yang dimiliki anak
dengan metode pencarian yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima
anak dalam bentuk permainan tertentu. Hal ini mengisyaratkan kemampuan
atau potensi yang dibawa sejak lahir berbeda-beda satu dengan lainnya.
Implementasi sekolah alam cenderung mengarah pada pencapaian
logika berpiki inovatif yang baik dalam bentuk action learning (praktik
nyata). Perbedaan sekolah alam dengan sekolah pada umumnya, tidak hanya
siswa yang belajar guru pun dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau
guru-guru lain. Penanaman dasar bahwa semua makhluk berkewajiban untuk
belajar, belajar dalam konteks toleransi sosial. Bahkan yang lebih dalam
proses pelajaran, bukanlah hanya mengejar nilai, namun memahami seberapa
jauh proses belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.128
Dalam prakteknya sekolah alam diharapkan mampu menjadi
alternatif untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan dengan
mempertahankan kekhasan dari konsep model sekolah alam. Pembelajaran
anak juga diajari bagaimana menguasai soft skill dan life skill. Dengan kata
lain, antara kurikulum, toleransi sosial, dan pemanfaatan kehidupan
keseharian. Bahkan anak diajari praktek langsung untuk menerapkannya,
misal nilai akhlakul karimah anak dapat mempraktekkan dalam keseharian
melalui aspek afektif. Membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan
alam dan ilmu keIslaman. Sehingga mensinergikan kecerdasan intelektual,
emosi, spiritual secara optimal menuju generasi khoiru ummah.
127 Ibid.128 Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar Ridho pada tanggal 02
Mei 2010
Evaluasi yang digunakan di PAUD Ar-Ridho menggunakan sistem
pelaporan hasil dari penilaian selama pembelajaran dengan menggunakan
portofolio, ini dilakukan dua bulan satu kali dengan melaporkan
perkembangan peserta didik selama waktu proses pembelajaran berlangsung
dua bulan. Orang tua dilibatkan dalam mengarahkan perkembangan anak
untuk bisa terlibat aktif.
Dalam memaksimalkan proses pembelajaran di sekolah alam, bahkan
orang tua dilibatkan langsung untuk ikut mensukseskan tujuan. Dalam
pelaksanaan dari hasil laporan yang didapat orang tua, kemudian guru
menjelaskan dan memberikan pemahaman perlunya orang tua anak didik
untuk terlibat dalam pelaksanaan dalam menuntaskan tema. 129
129 Diantaranya dalam melibatkan dalam praktek, misal dalam tema “memasak” orang tuadiajak untuk membawa alat atau perangkat lain, diantaranya dikaitkan dengan kearifan lokal (localwisdom). Misalkan memasak lumpia, dibawakan kulit, isi dan lain-lain. Sehingga orang tua jugatahu perkembangan kecakapan dan perkembangan mental putra-putrinya.
BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM
DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-RIDHO SEMARANG
DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM
A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Model Sekolah Alam di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang.
Pembelajaran sering di istilahkan dalam mendefinisikan tentang
transformasi pengetahuan. Hal ini sering dikaitkan dengan guru dan murid,
apalagi kalau bukan melegitimasi bahwa guru menjadi sumber prioritas
belajar. Disini menjadi penting untuk di redefinisikan dengan peran dan fungsi
sekolah untuk memberdayakan anak didik dengan difasilitasi oleh guru.
Proses merupakan suatu perubahan yang dilakukan secara continue,
menjadi penting bahkan menjadi permanen dalam memberikan timbal balik
atas perubahan kemampuan manusia dan diikuti oleh sikap dan perilakunya.
Begitu juga dengan belajar, seharusnya mampu menghasilkan perubahan
perilaku anak didik dan guru adalah pelakunya untuk mengeksplorasi potensi
menjadi maksimal sesuai dengan fitrahnya. Untuk mencapai perubahan pada
lembaga pendidikan diperlukan kontrol dan gebrakkan sistem yang
membutuhkan waktu lama.
Pembelajaran sendiri bukan dimaknai sebagai pengetahuan ansich
yang dikenalkan melalui kelas-kelas formal. Bila ditelisik dalam realitasnya
sekolah konvensional cenderung pakem sehingga tidak membebaskan
“menjadi penjara”, yang memisahkan anak didik dari dinamika persoalan
sosial masyarakat nyata. Semakin lama bersekolah semakin jauh pula dirinya
dengan ralitas sosial. Fenomena ini menjadi perhatian bersama bahwa hasil
perbincangan yang diketengahkan sekarang yakni tentang penanaman nilai
dalam sekolah cenderung materi oriented. Sehingga anak didik kurang peduli
dengan lingkungan sekitarnya.
Pola pendidikan lama yang bersifat tradisional inilah yang harus kita
konstruksi, karena polanya melahirkan sistem pendidikan yang menuntut pada
sikap kepatuhan, penerimaan dan ketaatan. Buku teks menjadi representasi
utama dari pengetahuan. Guru menjadi pelaku yang menyampaikan
pengetahuan dan ketrampilan serta memaksakan peraturan kepada murid.
Pembelajaran model ini hanya dipahami sebagai proses memperoleh apa yang
sudah terkumpul dalam buku-buku dan kepala yang lebih dewasa.130
Anak usia dini merupakan fase dasar perkembangan luar biasa.
Karakternya sangat peka dan memiliki rasa ingin tahu yang besar serta
ditunjukan melalui beberapa tahapan yaitu berusaha untuk mengontrol diri
sendiri, memakai bahasa kognitif, motorik dan keterampilan sosial. Melalui
hal tersebut maka anak akan memakai informasi untuk berfikir membuat
keputusan dan memecahkan masalah.131
Begitu juga tahapan pembelajaran dan penanaman nilai kepedulian
dapat dilalui dengan berbagai cara pertama, mengetahi perkembangan anak
dengan pengenalan lingkungan pembiasaan oleh pendidik. Kedua, dengan
berbagai macam metode pendekatan pembelajaran melalui keterlibatan anak
didik menjadi pelaku langsung. Ketiga, melalui kegiatan outing (tamasya)
berkunjung ke tempat pembelajaran lingkungan semisal kepada tempat kebun
binatang dan pantai.
Dengan melibatkan anak didik dalam praktek nyata, akan menjadi
sebuah pengalaman yang membekas dan memberikan pembelajaran nilai yang
lebih total. Karena anak usia dini merupakan the golden age (masa emas)
dimana anak mengalami kepekaan belajar yang luar biasa sehingga dalam
kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada
kebutuhan anak. Anak usia dini merupakan fase anak yang sedang
membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua
aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu
intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
130 John Dewey, Experience and Education, dialih bahasakan oleh Hani’ah, Experienceand Education pendidikan berbasis pengalaman, (Jakarta: Teraju, 2004), hlm. 4
131 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Konseling dan Terapi Keluarga, (Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia, 2005). Hlm 25
Melalui bermain, anak diajak bereksplorasi, menemukan hal baru,
memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda sekitarnya.
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan
menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang
dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep
pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun
harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual.
Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Untuk
mengembangkan ketrampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses
pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri
sendiri, mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki disiplin diri.
Pembelajaran kontekstual dan sumber belajar dapat berasal dari
lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh
pendidik atau guru. Hendaknya proses ini dilakukan secara bertahap, dimulai
dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep dikuasai
dengan baik. Semua ini dilakukan dengan menyajikan kegiatan berulang-
ulang.
Disinilah yang menjadi keunikan, bahwa pendidikan adalah alternatif
bagaimana peserta didik dapat mencapai pengembangan diri secara maksimal.
Sekolah alam hadir sebagai pendidikan fitrah. Sekolah bukan lagi beban.
Sekolah merupakan realitas kehidupan yang mereka jalani dengan
penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan sumber stres
yang biasanya membuat mereka kehilangan gairah.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang
dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada
target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan
dalam kehidupan jangka panjang.
Sekolah alam yang di implementasikan di PAUD Ar-Ridho menjadi
salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai
media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Pada umumnya
menggunakan sistem pembelajaran dengan konsep tematik dan tetap
diintegrasikan dengan pembelajaran yang ada. Setiap tema dibahas dari
berbagai sisi akhlak, seni, bahasa, kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap
tingkatan memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbeda-beda. Selain
memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai
dengan namanya, suasana yang disuguhkan membuat siswa dekat dengan
alam.
Melalui pembelajaran dalam memanfaatkan media yang tersedia, di
PAUD Ar-Ridho, saat praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan
kreatifnya sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang
dimilikinya dengan berbasis alam sekitarnya. Metode belajarnya
menggunakan lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar
tidak hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam
proses pembelajaran (learning experience).
Melalui alam anak belajar menggunakan dan memanfaatkan daun,
dengan daun anak bisa berpuisi, bernyanyi dan mengambar. Bahkan jika
kreatif metode pembelajaran game alampun bisa dimanfaatkan bermain
dengan lumpur atapun flaying fox diantara lingkungan kebun dan sawah. Pada
proses pembelajaran anak diajak terlibat langsung dan sejak kecil dibiasakan
bersahabat dengan alam melalui berkebun, dapat diwujudkan dalam bentuk
senderhana, visualisasi benda, menggunakan media pembelajaran memutar
film yang bertema pentingnya menjaga dan merawat lingkungan alam.
Menanamkan pendidikan nilai lingkungan hidup untuk anak tentunya
lebih tepat dengan bermain, sebab cara berpikir anak masih bersifat divergen
(kesana kemari). Pendidik harus memiliki ”sense of responbility”, sebab
mereka dituntut untuk bersikap sabar dan ikhlas. Penanaman nilai lingkungan
hidup untuk anak usia dini setidaknya disampaikan secara bertahap, berulang
dan konsisten, serta kegiatan belajar mengajar yang keberlanjutan. Metode
pembelajaran untuk penanaman nilai lingkungan hidup hendaknya
menggunakan hal yang kongrit, sebab anak akan lebih menyerap hal-hal yang
mudah dicerna dan menarik.
Metode pembelajaran yang berpusat pada anak (child centered
learning) merupakan pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif
yang berpusat pada anak dan mengetahui kondisi perkembangan mental dan
emosional anak. Melalui pembelajaran partisipatif, antara anak dan pendidik
terjalin hubungan erat dalam proses pembelajaran dan terjalin rasa kasih
sayang.
Pendidikan untuk anak usia dini harus memperhatikan kebutuhan anak
seperti ungkapan Abraham Maslow ”kebutuhan dasar anak harus dipenuhi
agar anak bisa fokus bermain”. Seperti halnya anak harus terhindar dari rasa
lapar dan haus, rasa takut, anak lebih suka dicintai dan memberikan
keterbukaan untuk mengeksplorasi diri. Melalui perhatian terhadap kebutuhan
anak, pembelajaran dengan berbasis alam tersebut diharapkan anak-anak dapat
memahami akan pentingnya menghargai dan mencintai lingkungan hidup
sebagai upaya mencapai kebahagiaan baik dalam belajar maupun kebahagiaan
yang diridhoi Allah. Anak yang biasa tertanam penyadaran lingkungan barang
tentu sangat berbeda dengan anak yang tidak pernah belajar tentang dunia
lingkungan.
Simpulan dari analisis pembelajaran sekolah alam di PAUD Ar-Ridho
Semarang dalam pelaksanaannya dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuannya sekolah alam132 merupakan salah satu bentuk
pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama
sebagai pembelajaran siswa didiknya. Maka dalam pelaksanaan
pembelajaran menjadi proses penanaman nilai persahabatan dan kesadaran
pada lingkungan.
2. Dalam pelaksanaannya sekolah alam menggunakan metode dan
pendekatan yang memungkinkan anak bisa aktif dan termotivasi dalam
132 Sekolah alam berdiri dilatar belakangi sebuah gagasan bagaimana menciptakan sistembelajar mengajar yang menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengankualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak didik untuk terus belajar.
proses pembelajaran. Beberapa pendekatan seperti active learning, fun
learning, dan child centered learning menjadikan pembelajaran dapat
menekankan pengembangan kecerdasan majemuk (multiple intelligence)
yang dimiliki oleh anak. Dengan metode pendekatan pembelajaran yang
menyenangkan (fun learning) dapat mempermudah proses transformasi
dengan memperhatikan berbagai aspek pencapaian kecakapan hidup,
diantaranya; Kecerdasan (intellegence), keterampilan (skill), bahasa
(language), perilaku bersosialisasi (social behaviour), fisik (motorik)
maupun kesenian (estetika), Sehingga memberikan formulasi pada
pendidikan secara langsung mengaitkan antar materi sehingga integrasi
pendekatan metode dan kontekstualisasi lingkungan menjadikan
mudahnya anak menemukan karakteristik pribadi tanpa
mengkesampingkan nilai sosial lingkungan sekitarnya.
3. Sekolah alam menggunakan media alam, berguna untuk melatih perubahan
agar bisa berkomunikasi dengan alam. Diantaranya dengan desain yang
untuk dibandingkan sekolah pada umumnya, menjadikan alam sebagai
media diharapkan tertanam nilai keimanan atau kebenaran bahwa semesta
diciptakan Allah yang pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga
menghasilkan perubahan sikap dan perilaku anak sehingga muncul
kebenaran bahwa mencintai sesama adalah wujud cinta kepada Allah.
Membangun kecerdasan kolektif (multiple intelligence) yang dimiliki oleh
anak untuk menghayati perilaku dan sikap yang baik dalam menghargai
lingkungan hidupnya. Sehingga terjadi proses penyadaran keberlanjutan
yang dapat diterapkan baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun
lingkungan hidupnya secara umum.
4. Evaluasi dilakukan dengan berbasis pada proses, disinilah guru akan
mengamati tingkah laku anak, keaktifan anak, kreatifitas. Pada evaluasi ini
dilaporkan langsung dengan bentuk portofolio sesuai dengan kemampuan
anak. Ini biasnya deikenal dengan istilah authentic assessment.
5. Materi yang diberikan dalam bentuk tema yang disusun dengan model
spider web, lesson plan dan weekly. Dengan harapan memberikan
formulasi integral dari seluruh aspek untuk pencapaian seluruh kecakapan
kemampuan intelegensi. Dari integrasi keterkaitan melalui tema membantu
anak dalam memahami dan mengaitkan materi belajar dengan situasi yang
konteksual dengan alam. Sebab alam adalah guru terbaik, maka anak dapat
memaknai simbol kebaikan, kebenaran dan keindahan.
žcÎ)’ÎûÈ, ù=yzÏNºuq» yJ ¡¡9$#ÇÚö‘F{ $#urÉ#»n=ÏF÷z $#urÈ@øŠ©9$#Í‘$pk]9$#ur;M» tƒ Uy’Í<'rT[{É=» t6 ø9F{ $#
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yangberakal”.(QS. Surat Ali Imran: 190)
Tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan pembelajaran sekolah alam
di PAUD Ar-Ridho Semarang, mempunyai banyak kelebihan dan pastinya
juga mempunyai beberapa kekurangan. Dalam pembelajaran minimal dengan
mengkorelasikan dari tujuan, metode pendekatan, isi materi, dan evaluasi
mampu menjadi sebuah usaha berkelanjutan untuk mencapai hasil yang
maksimal. Dalam hal ini pembelajaran sekolah alam menjadi alternatif bagi
pendidikan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang benar-benar
memperhatikan usia anak sehingga eksplorasi kecerdasan mampu berkembang
dan tumbuh secara maksimal.
Proses berkelanjutan pada anak usia dini diharapkan mampu
mencipakan Quantum kecerdasan yang bersahabat dengan alam. Dari berbagai
hal dengan kecepatan yang sangat mengagumkan yang dimiliki, dapat
dilakukan pemenuhan rasa ingin tahu anak sungguh merupakan hak anak yang
perlu mendapat perhatian serius untuk kita semua.133 Demikian, dengan
penghargaan pada alam akan dapat terwujud dengan proses pembelajaran yang
berbasis pada kearifan lokal (local wisdom) dan tetap proporsional dengan
kebutuhan anak usia dini.
133 Seto Mulyadi (Psikolog Anak dan Ketua Komnas Perlindungan Anak), merupakankata pengantar dari buku yang berjudul “Filosof Cilik (Bertanya Tentang Islam)” oleh AmirKumadin (Depok: INTUISI Press, 2008), Hlm 7.
B. Analisis Penerapan Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia Dini Ar
Ridho Semarang.
PAUD Alam PAUD Ar-Ridho Semarang merupakan lembaga
pendidikan yang berbasis agama Islam dan mencanangkan pembelajaran
berbasis pada nilai lingkungan. Sebagai pendidikan alternatif yang
menekankan partisipasi anak dalam belajar. Dengan memperhatikan realitas
sosial yang melingkupi sistem pendidikan dalam kelembagaan sekolah secara
umum, sekolah alam di PAUD Ar-Ridho mencoba melakukan transformasi
kearah pencapaian alternatif untuk menciptakan iklim sekolah yang mampu
menyenangkan peserta didik.
Hal ini tentunya mempertimbangkan perbedaan individu-individu
(peserta didik), kebebasan mengekspresikan gagasan serta memanfaatkan
alam disekitarnya sebagai media untuk menciptakan karakteristik dan
keunikan yang tidak dimiliki oleh sekolah formal secara umum. Harapan
untuk mengeksplorasi kecerdasan kolektif yang akan memaksimalkan bakat
dan mempertimbangkan aspek minat maka karakteristik menjadi penting
untuk dicapai sebagai karakter.
Pemikiran tersebut dibangun atas asumsi bahwa belajar dari
keberhasilan ilmuwan dunia banyak di ilhami oleh pengamatan mereka
terhadap alam. Tentunya kita sebagai umat Islam melihat bahwa banyak ayat-
ayat al-Qur’an yang memberi petunjuk dan anjuran agar kita senantiasa
melakukan pembacaan (mengamati dan mengerti) terhadap alam sekitar. Atas
dasar inilah PAUD Ar-Ridho didirikan untuk mewujudkan sekolah alternatif
berbasis alam.
Model sekolah alam dengan dipadukan dengan kurikulum berbasis
kompetensi dan pendekatan pembelajaran berbasis alam, anak diajarkan
bersahabat dengan lingkungan hidup alam sekitar. Sehingga pembelajaran
diharapkan menjadi proses nyata dalam bereksperimen melalui keaktifan anak.
Partisipasi anak dalam belajar menjadi unsur penting sebagai obyek untuk
menggunakan model pendekatan pada sekolah alam.
Pada dasarnya sekolah alam merupakan sebuah model pendidikan
yang menjadikan lingkungan sebagai pusat pembelajaran dan miniatur riset.
Beberapa kegiatan pembelajaran yang dirancang sekolah berupaya untuk
menciptakan anak mampu mengembangkan penalarannya melalui pengamatan
secara nyata. Menurut John Dewey disebut dengan istilah “belajar dari
pengalaman”, dari konsepsi ini anak tidak saja disuruh untuk menghafal
seperangkat dan fakta, tetapi anak dirangsang dan dimotivasi agar mampu
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan realitas yang mereka
amati.
Sekolah alam di PAUD Ar-Ridho mengembangkan kurikulum khas,
hal ini sebagai keputusan untuk menciptakan alternaif dalam pengembangan
model sekolah alam. Selain itu desain rancang bangun tata ruang kelas dan
gedung sekolah juga menjadi ciri khas yang membedakan sekolah alam
dengan sekolah pada umumnya. Karakteristik lain adalah dengan dukungan
site plann desain lingkungan yang dibuat sebagai media laboratorium untuk
pemanfaatan dalam proses pembelajaran.
Dengan beberapa ciri khas yang dimiliki inilah PAUD Ar-Ridho juga
mengembangkan strategi pembelajaran. Diantaranya adalah bahan ajar dalam
penyusunan rencana pembelajaran yang menggunakan model bentuk weekly,
guru diberikan kewenangan unuk membuat perencanaan secara kreaif dan
inovatif sebagai acuan dalam pengelolaan kelas. RPP dibuat dengan model
weekly dan bukan per pokok bahasan, karena menjadi pertimbangan untuk
menuntaskan materi dan penyesuaian dengan model spider web.
Pelaksanaan penerapan model sekolah alam anak diajarkan mengenal
lingkungan fisik dan mengendalikan, merupakan pengenalan terhadap ciri
benda satu dengan yang ada di sekitarnya.134 Metode tersebut dapat
diintegrasikan ke dalam pemanfaatan alam lingkungan sekitarnya atau media
lain dan alat pembelajaran. Pemanfaatan kertas bekas (koran, majalah, kardus,
karton), plastik, kaleng, tutup botol dll. Sedangkan bahan alam dapat di
134 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2004), hlm 5
jumpai di sekitar kita meliputi; air, tanah, batu-batuan, kayu, daun, ranting
pohon, biji-bijian, pelepah, bambu dll.
Model spider web (jejaring), akan mengintegrasikan pembelajaran
yang holistik. Anak bebas memilih mana yang akan dipelajarinya. Anak bebas
melakukan apa saja sesuai dengan kebutuhannya. Lebih lanjut mengenai
metode, George S. Morrison berpendapat:
Play enhances social interaction and the development of social skill-learning how to share, getting along with other, taking turns, andgenerally learning how to live in a community. Play promotesphysical development and body coordination and develops andrefines small and large motor skill. Play helps children discovertheir bodies how they function and how they can be used inlearning.135
Dengan bermain dapat meningkatkan interaksi sosial danmengembangkan keterampilan sosial-belajar bagaimana berbagi,berteman dengan anak lain, berhubungan, dan bagaimana hidupdalam masyarakat. Bermain dapat meningkatkan perkembangan fisikdan koordinasi tubuh, mengembangkan dan mengasah motorik anak.Bermain membantu anak-anak mengetahui tubuhnya bagaimanamereka dapat menggunakannya dalam belajar.
Sungguh hebatnya Allah yang telah menciptakan alam semesta ini
dengan tidak percuma yaitu untuk kesejahteraan manusia.
t• ¤‚y™ur / ä3 s9 $B ’Îû ÏNºuq» yJ ¡¡9$# $tBur ’Îû ÇÚö‘F{ $# $Yè‹ ÏHsd çm ÷ZÏiB 4 ¨b Î) ’Îû š• Ï9ºsŒ ;M» tƒ Uy
5Q öq s)Ïj9 šcrã• ©3 xÿtG tƒ
”Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang dibumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang berfikir”. (QS. Al-Jatsiyaah: 13)
PAUD Ar-Ridho Semarang dalam menerapkan model sekolah alam
dalam pembelajaran bukan sekedar mengkhususkan pada pendidikan
lingkungan. Dalam pelaksanaan juga bisa menemui kendala jika penerapannya
kurang didukung media dan metode untuk mengintegrasikan. sebab
135 George S. Morrison, Early Childhood Educatuon Today, Fourth Edition, (London:Merill Publising Company, tth), hlm 225
pembelajaran model sekolah alam menuntut pola merangsang kreatifitas diri
dan peka terhadap kondisi kontekstual lingkungan yang berbasis pada kearifan
lokal.
Ilmu keislaman dan sains akan dipadukan dengan diintegrasikan materi
program yang meliputi; materi keimanan, spiritual, rasio, moral atau akhlak,
jasmani, sosial kemasyarakatan dan jasmani. Pelaksanaan pendidikan
alternatif ini berbentuk pengajaran dan pola peneladanan serta pembiasaan.
Semua ini terkait dengan objek didik, sebab anak didik baru melangkah ke
perkembangan emosional dan intelektual. Sehingga penghayatan nilai kearifan
lingkungan hidup belum menangkap keseriusan, akan tetapi semua itu adalah
pembelajaran yang menyenangkan.
Pendidik di PAUD Ar-Ridho selalu memberikan motivasi dan sugesti
kepada anak didik supaya terdorong untuk melakukan hal-hal yang baik dan
mencintai lingkungan alam sekitarnya. Guru mencontohkan membuang
sampah pada tempatnya atau menyapu lantai yang kotor biar tampak bersih,
karena menjadi bagian dari penyadaran diri anak. Hal ini dilakukan dengan
maksud untuk menumbuhkan kesadaran dan ramah lingkungan dapat
ditanamkan sejak dini supaya anak lebih percaya diri, memiliki motivasi dan
tujuan yang baik serta mendorong pembiasaan sikap anak.
Walaupun demikian dalam penerapannya sekolah alam di PAUD Ar-
Ridho Semarang juga menemukan beberapa hambatan. Baik dari faktor
internal maupun eksternal. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri kalau PAUD
Ar-Ridho juga merupakan sekolah yang butuh masukan dari berbagai pihak.
Analisis Penerapan Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho secara spesifik
dapat dispesifikasikan sebgai berikut, diantaranya:
1. Kurikulum khas
Merupakan bentuk dari pencapaian yang menjadi acuan dalam proses
pembelajaran, ini menjadi ciri khas yang dimiliki dan dikembangkan untuk
menjadi alternatif dalam mewujudkan tujuan didirikan dan
dikembangkannya sekolah alam. Berupaya untuk mengembangkan
karakterisik anak dengan bertumpu pada kebebasan berkreatifitas.
Kurikulum khas ini diwujudkan dalam bentuk out bond, outing dll.
Dari pengembangan kurikulum khas ini ada tujuan khusus diantaranya;
a. Mengembangkan pembelajaran berbasis pengalaman (learning
experience).
b. Learning community merupakan bentuk pengembangan kreatifias
dalam bentuk kelompok bersama.
c. Mengembangkan kecakapan yang mensinergikan pada akhlakul
karimah, leadership dan intepreneurship.
2. Desain rancang bangun tata ruang kelas dan gedung sekolah
Pola desain bangunan yang dibuat terbuka dan berbentuk saung menjadi
pendukung dari desain bentuk ruang yang bisa langsung menyatu dengan
alam. Dengan model terbuka anak bisa lebih terasa nyaman dalam
mengikuti proses pembelajaran.
3. Lingkungan sebagai laboratorium
Pemanfaatan lingkungan sebagai laboratorium pembelajaran merupakan
pendukung yang membuktikan bahwa sekolah alam benar-benar didesain
untuk penanaman nilai persahabatan dengan alam. Alam sekitar sebagai
laboratorium sekolah akan membantu anak dalam mempelajari bagaimana
pengalaman dibekali dengan kondisi kontekstual mampu menjadi
eksplorasi ide dan gagasan kreatif.
4. Desain pembelajaran kontekstual
Dalam hal ini desain yang dibuat dan digunakan di sekolah alam
menggunakan penyusunan bahan ajar berbeda dengan sekolah pada
umumnya. Diantaranya istilah ang sering disebut dengan lesson plann dan
weekly. Selain iu materi yang diajarkan juga menggunakan desain
pendekatan spider web ( jejaring).
Ada pepatah bijak mengatakan pengalaman adalah guru terbaik,
pepatah ini bisa dijadikan metode dalam outing dan out bound. Sangat tepat
bila experiential learning ini menjadi konsep pembelajaran modern. Para
peserta didik yang mengikutinya tak hanya dihadapkan tantangan kemampuan
intelegensi, tapi juga fisik dan mental, dan ini akan terus terlatih menjadi
sebuah pengalaman yang membekali dirinya dalam menghadapi tantangan
lebih nyata dalam persaingan di kehidupan sosial masyarakat.
Experiential learning (belajar melalui pendekatan pengalaman) akan
memberikan pengalaman langsung kepada peserta pelatihan dengan simulasi
langsung. Anak didik langsung merasakan sukses dan gagal dalam
pelaksanaan tugas. Hal ini sebagai penunjang pada pembelajaran dengan
model sekolah alam yang difokuskan pada anak usia dini.
Guru menerapkan metode pendekatan pembelajaran experiential
learning, merupakan suatu penunjang kegiatan pembelajaran. Seorang guru
dituntut profesional untuk menerapan kesadaran lingkungan. Karena anak
merupakan peserta didik dalam pembelajaran sebagai salah satu tumpuan
utama mengelola dan memakmurkan alam. Pelaksanaan model sekolah alam
menjadi alernatif pendidikan untuk penanaman nilai karakter yang berbasis
pada penghargaan lingkungan.
Di sisi lain, upaya untuk menciptakan anak-anak yang mampu menjadi
harapan semua pihak, bahkan mendapat kemuliaan dalam kehidupannya kelak
yakni dengan jalan menjauhkan anak-anak dari tempat yang buruk (baik buruk
untuk jiwanya, moralnya, mentalnya maupun buruk untuk fisiknya dalam
artian membahayakan dirinya) dengan cara memperhatikan dan menjaga
lingkungan hidup, serta jangan sekali-kali membebani anak-anak dengan
pelajaran, tugas dan tanggung jawab yang belum saatnya diberikan, walaupun
anak tersebut menyatakan sanggup.136
Penerapan kegiatan exsperiential learning dengan memberikan
pengalaman langsung contohnya aktivitas kesadaran lingkungan eksperimen
air berwarna, es batu dalam air, membuat lumpia, dan membuat alat
permainan dengan kertas bekas. Selain mengembangkan kemampuan apresiasi
136 Abdur Rozak Husain, Hak dan Pendidikan Anak dalam Islam, (Terj. Azwir Butun),(Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 1992), hlm.96-97.
136 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2001), hlm. 76.
atau kreativitas dan penghargaan terhadap perbedaan dalam sebuah kelompok,
juga memberikan kontribusi memupuk jiwa kepemimpinan, dengan
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
Berbagai pandangan, dalam implementasi model sekolah alam untuk
anak didik di PAUD Ar-Ridho sudah cukup bagus dan bahkan menarik. Hal
ini dapat dilihat dari kemampuan anak didik mempratekan kebiasaan baik,
membuang sampah pada tempatnya, membuat alat permainan dari kertas yang
tidak berguna, memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berharga, dan
kemampuan ekperimen sains. Sebab tanpa menyaksikan secara langsung
bagaimana anak-anak dapat memanfaatkan bahan alam secara maksimal.
Sementara itu dalam konsep bimbingan dan konseling Islam
memandang bahwa sejak kecil, seorang anak harus dibiasakan mengenal
ajaran agama sebagai pedoman dasar bagi kehidupannya kemudian. Ajaran
agama yang bukan saja berisikan ubudiyah, melainkan juga aspek hubungan
kemanusiaan dan segi kehidupan yang lain.137
Sebab model sekolah alam merupakan upaya menanamkan keyakinan
bahwa semesta adalah ciptaan Allah yang harus di hargai. Menanamkan
kebenaran bahwa semua yang diciptakan di langit dan di bumi ada manfaat
bagi keberlangsungan hidup manusia. Kesadaran estetika bahwa anak mampu
mendalami makna keindahan, sebab Allah itu indah dan mencintai keindahan.
Contohnya anak dapat berkreativitas dengan menggambar, mewarnai,
berpuisi, menyanyikan senandung alam, dan syair-syair Islam.
Dengan demikian, segala unsur-unsur untuk merusak lingkungan hidup
tentu akan menghambat pertumbuhan moral anak didik bahkan mungkin
menghancurkannya sama sekali. Oleh karena, kalau ingin mengajarkan anak
didik bersahabat dengan alam sesuai dengan ajaran agama Islam, maka dari itu
dari berbagai pihak rumah, sekolah dan masyarakat harus berfungsi dengan
baik. Keterlibatan aktif inilah yang akan mendukung dalam maksimalisasi
fungsi untuk mendukung dalam pelaksanaannya.
Lebih jauh bila dianalisa strategi yang digunakan dalam pelaksanaan
konsep model sekolah alam, dalam aplikasi pelaksanaan pembelajaran
mempunyai harapan dalam pemberdayaan kecakapan kreatif.
Pengejawantahan diri dalam beraktualisasi menjadi konsen tersendiri yang
ditawarkan dari modelnya tentang sekolah yang memberi arti keindahan akan
kehidupan. Dalam perspektif lain ini dapat ditarik menjadi karakteristik
sekolah alam yang mempunyai pesan untuk memperbaharui fungsi perannya,
bisa kita lihat bahwa pendidikan bukan untuk kemungkinan-kemungkinan
dunia masa depan (possible worlds of the future).
Pada prinsipnya bila dianalisa secara peluang menurut hemat penulis,
ada lima pesan yang menjadi target mulia untuk mengembangkan kemampuan
pribadi yang akan dicapai dari pelaksanaan model sekolah alam untuk masa
depan, diantaranya yaitu :
1. Disciplined Mind (pribadi yang memiliki satu atau lebih disiplin ilmu).
2. Syinthesis Mind (pribadi yang mempunyai daya ramu pengetahuan), ini
menjadi penting untuk bekal berkelanjutan di pendidikan berikutnya.
3. Creative Mind (pribadi yang memiliki daya cipta), menjadi penopang
untuk menciptakan kreasi dalam pembelajaran yang mengedepankan nalar
kontekstual.
4. Respectful Mind (pribadi yang memiliki rasa hormat) disinilah kelebihan
dalam pengejawantahan nilai moralitas sehingga membentuk karakter
santun yang bersifat aktif.
5. Ethical Mind (pribadi yang etis), merupakan aktualisasi individu yang
menghasilkan nilai penghargaan akan ciptaanNya, sehingga menghasilkan
rasa kepedulian dan tanggungjawab.
Berdasarkan uraian analisa diatas, baik dari aspek implementasi
penerapan model sekolah alam untuk anak usia dini dari faktor beserta
penunjang dalam pelaksanaannya, dapat diketahui bahwa proses penerapan
model sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang sangat aspiratif dalam
menjalankan konsepnya, banyak model pendekatan yang digunakan dan tidak
menutup kemungkinan akan memunculkan cara baru dengan keterlibatan aktif
dari semua pihak.
Disisi lain pesan kemasyarakatan dan kemanusiaan akan dapat dicapai
dari pondasi integrasi nilai keislaman. kepekaan dan kreatifitas yang
ditanamkan telah menjembatani bahwa pendidikan tidak harus dalam disiplin
yang otoriter kaku dan kolot . Anak secara langsung telah mendapatkan ilmu
yang integral-holistik dan sesuai dengan tinjauan pendidikan Islam.
C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho Dalam
Tinjauan Pendidikan Islam
Sekolah alam berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua
(seluruh umat manusia) dan belajar dari semua (seluruh mahluk di alam
semesta). Sehingga fitrah manusia dapat berkembang dan tumbuh sesuai
dengak kompetensinya dengan belajar bersama alam bersifat nyata menuju
kualitas manusia yang paripurna.
Sebagai salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan
alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Lanskap
sekolah adalah jantung sekolah. Menyatu dengan jiwa sekolah dan harmoni
dengan alam. Hakikat dari konsepnya merupakan sekolah dengan berbasis
konsep pendidikan yang memanfaakan alam semesta. Dasar dari konsep
tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia
adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi.
Dari penerapan model sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang
menjadi bukti bahwa pendidikan yang berlandaskan nilai Islam menjadi
penting untuk dikembangkan, Termasuk PAUD Ar-Ridho, dalam proses
pembelajarannya menjadikan alam sebagai basis media untuk mengakrabkan
peserta didik terhadap nilai-nilai Islam. Lebih jauh bila dilihat dari tujuan
didirikannya sekolah alam jika dirunut berawal dari gagasan yang
dimunculkan oleh Bapak H. Nurul Khamdi, B. Eng beserta teman-teman
dekatnya yang ingin mencerahkan manusia berkualitas dalam urusan dunia
maupun akhirat.
Dari tinjauan historis PAUD Ar-Ridho Semarang, sekaligus dalam
visi dan misinya jelas bahwa pendidikan Islam telah terintegrasi dalam
kurikulumnya. Tujuan berdiri adalah untuk mendidik manusia yang beriman
dan bertakwa pada Allah serta berakhlakul karimah. Bahwa apa yang ada di
alam semesta ini memberikan pelajaran, sesuai dengan tanda-tanda kebesaran
tentunya bagi mereka yang berfikir. Dengan pendekatan spider web konsep
pembelajaran tematik telah memadukan antara nilai Islam, pengetahuan sains
dll.
Dalam tinjauan pendidikan Islam, sekolah alam secara kultural telah
memberi nilai kontribusi terhadap penanaman nilai keIslaman yang menjadi
unsur penting berdampak pada kesadaran personal yang secara psikologis
terkontrol menjadi modal bagi peserta didik untuk bisa mengaksentuasikan
nilai Islam dalam kehidupan sosial. Pelaksanaan dalam penerapan interrelasi
atau interkomunikasi dengan yang lainnya dilakukan dengan model
tanggungjawab kelompok saat dilakukan out bond.
Pendidikan Islam lebih memperhatikan pada nilai usaha, karena usaha
atau ikhtiar yang dilakukan oleh anak didik dalam segala hal akan
berpengaruh terhadap prestasi yang diharapkan. Demikian juga dalam sekolah
alam di PAUD Ar-Ridho Semarang bila ditarik benang merah dengan tujuan
pendidikan Islam menjadi sinergi, sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam
adalah terbentuknya pribadi muslim yang dapat:
d. Menguasai pengetahuan, kemampuan intelek berkembang dan terampil
secara intelektual (aspek kognitif).
e. Memiliki minat, sikap, nilai, penghayatan serta penyesuaian diri yang
semakin berkembang (aspek afektif)
f. Terampil melakukan sesuatu / amaliyah (aspek motor skill).
Melalui pelaksanaan model sekolah alam sendiri, berarti telah
mengupayakan usaha untuk mendidik anak sejak usia dini melalui
pembelajaran berbasis alam. Sesua dengan cita-cita yang ada bahwa sekolah
alam bertujuan mencetak generasi khoiru ummah yang mempunyai
keseimbangan (mental) yang dapat memadukan kehidupan pribadinya dan
kehidupan sosialnya serta berperan membangun dan menjaga keseimbangan
serta kelangsungan hidup di bumi dengan menghargai alam.
Konsepsi di atas, secara global mengisyaratkan bahwa ada dua hal
yang penting yang berlaku direalisasikan dalam penerapan sekolah alam
dalam tinjauan pendidikan Islam, yaitu dimensi dialektika horisontal dan
dimensi ketundukan vertikal. Pada dimensi dialektika horisontal, diharapkan
mampu mengembangkan realitas kehidupan, baik yang menyangkut dirinya,
masyarakat, maupun alam semesta beserta segala isinya. Sementara dalam
dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan menjadi jembatan untuk
memahami fenomena kehidupan dalam rangka mencapai hubungan yang
sebaik-baiknya dengan kholiqNya.
Secara praktis, sasarannya yaitu; membentuk akhlak mulia,
mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, persiapan untuk mencari rizki
dan memelihara segi kemanfaatannya, menumbuhkan semangat ilmiah
dikalangan peserta didik, mempersiapkan sumber daya manusia profesional
yang trampil yang sekaligus akan menghargai alam.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan berbagai hal
sebagai berikut
1. Sekolah alam atau yang lebih di kenal dengan School Of Universe,
merupakan pendidikan alternatif dengan menggunakan konsep
pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun
dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini
dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah
dan jelas dan bermakna bagi anak. Metode belajarnya menggunakan
lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya
sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses
pembelajaran (learning experience). Model pembelajaran yang berpusat
pada anak (child centered learning) merupakan pembelajaran dengan
menggunakan sepasang perspektif yang berpusat pada anak dan
mengetahui kondisi perkembangan mental dan emosional anak. Sekolah
alam di PAUD Ar-Ridho mengembangkan kurikulum khas, hal ini
sebagai keputusan untuk menciptakan alternatif dalam pengembangan
model sekolah alam. Selain itu desain rancang bangun tata ruang kelas dan
gedung sekolah juga menjadi ciri khas yang membedakan sekolah alam
dengan sekolah pada umumnya. Karakteristik lain adalah dengan
dukungan site plann desain lingkungan yang dibuat sebagai media
laboratorium untuk pemanfaatan dalam proses pembelajaran.
2. Penerapan model sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang dalam
pelaksanaanya sudah berjalan dengan sederhana. Selain mengunakan
metode pendekatan Webbed (jejaring) dalam pembelajarannya peserta
didik diajarkan untuk bersahabat dengan alam. Dari penerapan model
sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang menjadi bukti bahwa
pendidikan yang berlandaskan nilai Islam menjadi penting untuk terus
dikaji dan dikembangkan, Termasuk PAUD Ar-Ridho, dalam proses
pembelajarannya menjadikan alam sebagai basis media untuk
mengakrabkan peserta didik terhadap nilai-nilai Islam. Anak terbiasa
bersahabat dengan alam dan tertanamkan rasa tanggung jawab dengan
kelangsungan kehidupan disekitarnya lebih dini tanpa mengesampingkan
pengembangan kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Lebih jauh
bila dilihat dari tujuan didirikannya sekolah alam jika dirunut berawal dari
gagasan yang dimunculkan oleh Bapak H. Nurul Khamdi, B. Eng beserta
teman-teman dekatnya yang ingin mencerahkan manusia berkualitas dalam
urusan dunia maupun akhirat.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan uraian dan cara pandang, ada beberapa saran terkait
dengan upaya penerapan sekolah alam sebagai sekolah alternatif pada anak
usia dini :
1. Hadirnya sekolah alam merupakan bentuk keprihatinan atas tatanan sistem
pendidikan tradisional dan kondisi kerusakan lingkungan. Maka model
sekolah alam perlu diimplementasikan sebagai sekolah berbasis data dan
riset. Memerlukan berbagai penunjang seperti sarana dan prasarana, guru
yang kompeten yang tidak dari lulusan kependidikan. Ciri khas tentang
kembali belajar dari alam perlu menjadi arahan baru dalam ranah
paradigma pendidikan transformatif, bukan sekolah pada umumnya.
2. Pendidikan alternatif menjadi sebuah kebutuhan, maka diperlukan
kerjasama dari berbagai pihak baik kalangan pendidik, ekonom, politisi,
pengusaha maupun masyarakat dan pemerintah. Hal ini dilakukan untuk
mendukung pembekalan sekolah entrepreneurship dan mencetak ilmuwan
yang tidak hanya memahami literasi teks. Karena kontekstualitas local
wisdom ke-Semarangan yang merupakan kota berbasis perdagangan dan
jasa.
3. Sekolah alam bukan berarti suatu sistem berdasarkan alam tapi pendidikan
non dikotomi antara pendidikan agama dan umum. Namun pendidikan
sesungguhnya adalah proses keberlanjutan dan bukan pula dikotomik
bahwa pendidikan adalah hubungan dengan keduniaan dan keakhiratan.
Tujuan pendidikan sebenarnya yaitu upaya penyelarasan hubungan tiga
dimensi antara Tuhan, manusia dan alam.
C. PENUTUP
Segala puji bagi Allah sebagai dzat yang maha segalanya,
sesungguhnya hanya kepada-Nya memohon pertolongan, ampunan dan
petunjuk. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan
perilaku. Shalawat serta salam penulis haturkan kepangkuan Nabi akhiru
zaman Rosulullah Muahmmad SAW.
Dengan mengucapkan rasa syukur alhamdulillah, peneliti dapat
menyelesaikan naskah skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Sebab, tiada gading yang
tak retak dan tiada manusia yang tak pernah berbuat khilaf (salah) dan dosa.
Oleh karenanya saran, kritik dan masukan yang bersifat konstruktif dari
pembaca sangat saya harapkan demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini di
masa mendatang.
Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.
Semoga semua pihak tanpa disebut namanya, mendapatkan balasan yang baik
dan setimpal. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan tentunya
selalu mendapat Hidayah dan Maghfirah dari Allah Rabbul Izzaty, Amin Ya
Robbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Mujiono, Disertasi, Teologi Lingkungan Islam, Program Pascasarjana
(PPs) S.3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abdillah, Mujiyono, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur an,
Paramadina, Jakarta, 2001
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Ahamd Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2004
Ahmadi, “Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan”, dalam Isma’il S.M., (eds),
Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001
Al–Abrasyi, Muhammad ‘Athiyah, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam,
Bandung: Pustaka Setia, 2003
Al-Ghazali, Ihya Ulum al Din, Juz IV, tanpa tempat, Isa al Bab al Halabi, tt
Ali Yafie, Teologi Sosial, Yogyakarta: LKPSM, 1997
Al-Jamali, Muhammad Fadlil, Nahwa Tarbiyah Mukminah, Tunisya, al Syirkah al
Tunisiyah li al Tauzi‘, 1977
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers,
Jakarta, 2002
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
_____, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,1995.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Rinek Cipta, Cet. XIII, 2006
Asmani, Jamal Ma’mur, Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini,
Yogakarta : Diva Press, 2009
Azis, Sholeh Abdul dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-
Tadrisi, Juz.1., Mesir: Darul Ma’arif, 1979
Aziz, Erwati, Prinsip-prisip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai, 2003
Azizy, A. Qodri A, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik
Anak Sukses Masa Depan, Semarang: Aneka Ilmu, Cet II, 2002
Bahruddin, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah, LkiS: Yogyakarta, 2009
Craft, Anna, Membangun Kreativitas Anak, Inisiasi Press: Depok, 2001
Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, CV. Diponegoro, 2004
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarata: Balai
Pustaka, 2002
Dewey, John, Experience and Education, dialih bahasakan oleh Hani’ah,
Experience and Education pendidikan berbasis pengalaman, Jakarta:
Teraju, 2004
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Konseling dan Terapi Keluarga, Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2005
Djohar, Masalah Pendidikan Strategik; Alternatif Untuk Masa Depan, Editor:
Andy Dermawan, Yogyakata: LESFI, 2003
Donald, Frederick J., Education Psychology, Tokyo: Overseas Publication Ltd,
1959
Edukasia, Sekolah Alam, Sebuah Alternatif Pendidikan, Suara Merdeka, Jum’at,
12 Februari 2010
Fahmi, Musthofa, Saklulujiyyah At Ta alm, Mesir: Maktabah, t.t
Faqih, Ainur Rahim, Bimbingan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press,
2001
Fridani, Lara, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo, 2009
Frondzi, Riseri, Pengantar Filsafat Nilai, Terj. Cuk Ananta Wijaya, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001
Ghulsyani, Mahdi, Filsafat Sains Menurut Al-Qur an, Bandung, Mizan, 1996
Hakim, Atang Abd. dan Jihan Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2000
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001
Hasan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997
Hasan, Maimunah, Pendidikan Anak Usia Dini, Yogakarta : Diva Press, 2009
Hasani, Jamal Maka’mur, Manjemen Strategis Pendidikan Anak Usis Dini
Yogakarta : Diva Press, 2009
Heriyanto, Husain, Paradigma Holistik, Dialog Filsafat, Sains dan Kehidupan
Menurut Shadra dan Whitehead, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_alam
http://sekolahalampadang.blogspot.com/2010/03/apa-sih-sekolah-alam.html
Husain, Abdur Rozak, Hak dan Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Azwir Butun,
Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 1992
Ibn Rusn, Abidin, Pemikiran Al-Ghozali Tentang Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 1998
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1996
Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan
Implementasinya di Madrasah, Yogjakarta: Nuansa Aksara, Cet. I, 2007
Komaruddin, Kamus Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Kumadin, Amir, Filosof Cilik (Bertanya Tentang Islam), Depok: INTUISI Press,
2008
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Radhotul Athfal,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004
Margono, S., Metodologi Penetian Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, cet.II,
2000
Martuti, A., Mengelola PAUD (Dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan
Majemuk), Yogakarta: Kreasi Wacana, 2008
__________, Mengelola PAUD (Memahami 36 Sifat Pendidik yang Menghambat
Pembelajaran ), Yogakarta: Kreasi Wacana, 2009
__________, Mendirikan dan Mengelola PAUD (Manajemen Administrasi dan
Strategi Pembelajaran ), Yogakarta: Kreasi Wacana, 2009
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004
Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet.XX, 2004
Morrison, George S., Early Childhood Educatuon Today, Fourth Edition, London:
Merill Publising Company, tth
Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, Sebuah Telaah Komponen Dasar
Kurikulum, Solo Ramadhani, 1991
Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Saras, Ed. III,
1996
Mulyana, Dedy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosdakarya, 2003
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan
Implementasi), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004
Nasir, M. Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren
di Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Nasr, Seyyed Hossein, Antara Tuhan, Manuisa dan Alam, Yogyakarta: Icisod,
2003
Nawawi, Haidar, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1998
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002
Nugroho, Muji Waluyo, Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Keluarga Menurut
Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006
Puspita, Anggun, Belajar dan Bermain ala Sekolah Alam, Suara Merdeka,
Minggu, 2 Mei 2010
Rasyidah, Ummu, Pendidikan Pra Sekolah untuk Si Kecil, Solo: Yayasan Lajnah
Istiqomah, 2004
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, Cet. 5,
2005
Santoso, Satmoko Budi, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? Yogakarta: Diva
Press, 2010
Septriana, Lendonovo Sebuah Novel Tentang Dia. Penggagas Sekolah Alam,
Bogor: SoU Publisher, 2009
Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu (Kumpulan
Tentang Pemikiran dan Usaha Meningkatkan Mutu dan Relevansi
Pendidikan Nasional), Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000
Thoha, Chabib dan Abdul Mu’ti, Proses Belajar Belajar Pendidikan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Tholkah, Imam dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan; Mengurai Akar
Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS, Bandung:Citra Umbara, 2006
Wahono, Francis X, Kapitalisme Pendidikan; Antara kompetisi dan Keadilan,
Yogyakarta: Insist Press, Cindelaras bekerjasama dengan Pustaka Pelajar,
2001
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan
Praktek, Jakarta: PT.Bumi Aksara, cet.I, 2006
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Agus Thohir NIM : 3103176 Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 20 Januari 1986 Alamat Asal : Jl. Flamboyan No.26 Ds. Ngembak
RT 08/ RW 02 Kecamatan Purwodadi,Kabupaten Grobogan 58151.
Webblog : http://thohir3.blogspot.com E-mail : [email protected]
A. Jenjang Pendidikan1. SD Negeri 01 Ngembak : Lulus Tahun 19972. SLTP Negeri 03 Purwodadi : Lulus Tahun 20003. MAN Purwodadi : Lulus Tahun 20034. IAIN Walisongo Semarang : Lulus Tahun 2010
B. Pengalaman Organisasi1. HMI Cabang Semarang Ketua Umum Masa Bhakti 2009/20102. HMI Komisariat Tarbiyah Ketua Umum Masa Bhakti 2006/20073. POROS Semarang Ketua Umum Masa Bhakti 2009/20104. AMANAT IAIN Walisongo Desk Artikel Masa Bhakti 2006/20075. IMPG KABID. Eksternal Masa Bhakti 2006/20076 AMSI Departemen Pendidikan Masa Bhakti 2008/20097. Lingkar Studi Alternatif (LaSta) Direktur Masa Bhakti 2008/20118. DPD KNPI Kota Semarang Komisi Olahraga & Kes. Masa Bhakti 2009/20139. Dll.
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan semoga dapatdigunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 20 Juni 2010Penulis
Agus ThohirNIM : 3103176