101
IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR RIDHO SEMARANG DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah Disusun Oleh AGUS THOHIR 3103176 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain

  • Upload
    ngodung

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM

DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR RIDHO SEMARANG

DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSIDiajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh

AGUS THOHIR

3103176

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Dra. Muntholi’ah, M. PdH. Mursid, M. AgDosen Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi An. Agus Thohir

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Agus Thohir NIM : 3103176

Judul Skripsi : Implementasi Model Sekolah Alam di PendidikanAnak Usia Dini Ar-Ridho Semarang DalamTinjauan Pendidikan Islam

Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi tersebut di atas dapat segeradimunaqasahkan.Demikian harap maklum adanya.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Semarang, 22 Juni 2010Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Muntholi’ah, M. Pd H. Mursid, M. AgNIP. 19670319 199303 2001 NIP.19670305 2001121 001

PENGESAHAN

N a m a : Agus ThohirN I M : 3103176

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAIJudul Skripsi : IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM DI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR RIDHOSEMARANG DALAM TINJAUAN PENDIDIKANISLAM

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

02 Juli 2010Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, 12 Juli 2010

Dewan PengujiKetua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. H. Muslih, MA. Dra. Ani Hidayati, M.Pd.NIP. 15027692 600000 1 000 NIP. 196111205 199303 2 001

Penguji I, Penguji II,

Ahwan Fanani, M.Ag. Hj. Tuti Qurratul Aini, M.SI.NIP. 19780930 200312 1 001 NIP. 19721016 199703 2 001

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Muntholi’ah, M. Pd H. Mursid, M. Ag.NIP. 19670319 199303 2001 NIP. 19670305 2001121 001

ABSTRAK

Agus Thohir (NIM. 3103176) Implementasi Model Sekolah Alam diPendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho Semarang dalam TinjauanPendidikan Islam. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 JurusanPendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Implementasi konsepmodel sekolah alam di pendidikan anak usia dini Ar Ridho Semarang, 2)Penerapan model sekolah alam di pendidikan anak usia dini Ar RidhoSemarang dalam tinjauan pendidikan Islam. Metode penelitian inimenggunakan metode penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi,dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul kemudiandianalisis menggunakan pendekatan empirik phenomenologik-induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pembelajaran yangdilaksanakan menggunakan metode pendekatan spider web. Sekolah alamatau yang lebih di kenal dengan School Of Universe, merupakanpendidikan alternatif dengan menggunakan konsep pembelajaran integrasiterpadu yang dilakukan melalui tema.

Tema yang dibangun dapat membangkitkan minat anak danbersifat kontekstual. Metode belajarnya menggunakan lingkungan alamsekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyekobservasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran.(learning experience). Model pembelajaran yang berpusat pada anak (childcentered learning) merupakan pembelajaran dengan menggunakansepasang perspektif yang berpusat pada anak dan mengetahui kondisiperkembangan mental dan emosional anak

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Implementasi modelsekolah alam di merupakan proses penerapan ide, konsep dan inovasipembelajaran yang mengedepankan model alam. Dari manajemen danpengelolaannya menggunakan desain site plann berciri khas pada desainramah lingkungan

Penerapan model sekolah alam di Pendidikan Anak Usia Dini ArRidho Semarang menjadi bukti bahwa pendidikan yang berlandaskan nilaiIslam menjadi penting untuk terus dikaji dan dikembangkan. TermasukPAUD Ar Ridho, dalam proses pembelajarannya menjadikan alamsebagai basis media untuk mengakrabkan peserta didik terhadap nilai-nilaiIslam. Anak terbiasa bersahabat dengan alam dan tertanamkan rasatanggung jawab dengan kelangsungan kehidupan disekitarnya lebih dinitanpa mengesampingkan pengembangan kecerdasan majemuk (multipleintelligence).

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahaninformasi dan masukan bagi civitas akademika, para mahasiswa, guru danlainnya memberi dorongan pada khalayak akademisi intelektual agarsenantiasa melakukan kajian dan penelitian ilmiah.

MOTTO

žcÎ)’ÎûÈ,ù=yzÏNºuq» yJ ¡¡9$#ÇÚö‘F{ $#urÉ#»n=ÏF÷z $#urÈ@øŠ©9$#Í‘$pk]9$#ur;M» tƒ Uy’Í<'rT[{É=» t6 ø9F{ $#

ÇÊÒÉÈ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang

berakal (Q.S. Ali-Imran: 190)1

Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah amalnyakecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholehyang mendo akan kedua orang tuanya (H.R.Muslim)

Pendidikan yang sempurna ialah membangkitkan sifat-sifat diri kita sendiriyang terbaik, mana ada buku yang lebih baik dari pada buku ummat manusia. 2

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahannya, (Semarang:CV Andi Gravika, 1994), hlm. 951

2 Mahatma Gandhi, All Men Are Brothers: Life And Thoughts Of Mahatma Gandhi AsTold In His Own Words, Diterjemahkan oleh Kusniyati Mochtar,Semua Manusia Bersaudara:Kehidupan dan Gagasan Mahatma Gandhi Sebagaimana Diceritakannya Sendiri, Cet. II (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2009) hlm. 186.

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 20 Juni 2010

Deklarator,

Agus ThohirNIM. 3103176

PERSEMBAHAN

Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis

penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala

kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk

q Ayahanda Bapak Karsono dan Ibunda Suyatmi Tercinta yang telah mendidik dan

membesarkanku serta mencurahkan kasih sayangnya.

q Saudara-saudaraku (Ali Musthofa dan Amin Kholil) yang senantiasa memberi

inspirasi untuk selalu semangat dalam hidupku.

q Keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan doa yang tulus.

q Keluarga besar HMI Cabang Semarang.

q Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

q Guru kehidupan yang Super.

q Dan tak lupa pembaca budiman sekalian

Semoga amal dan Baik mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Yang

Maha Kuasa.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,

tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta

inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada

sang revolusioner Muhammad Rasulullah SAW, yang dengan keteladanan,

keberanian dan kesabarannya membawa risalah Islamiyah yang sampai sekarang

telah mengangkat derajat manusia dan bisa kita rasakan buahnya.

Skripsi berjudul “Implementasi Model Sekolah Alam Di Pendidikan

Anak Usia Dini Ar Ridho Semarang Dalam Tinjauan Pendidikan Islam”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana (S.1) pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang.

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril

maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan

kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan

ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Muntholi’ah, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan bapak H. Mursid,

M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ahmad Muthohar M.Ag dan Bapak Rahardjo, M.Ed.sT sebagai wali

studi penulis yang turut memberi masukan dan arahan selama belajar di

kampus hijau.

4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

5. Ibu Mia Inayati R, A.Md, selaku Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

6. Ibu Indah Wijayanti, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK Alam Ar-Ridho beserta

guru yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini, juga

Mbak Septri dan Pak Lendo sebagai inspirator sekolah alam di Indonesia.

7. Ayahanda Bapak karsono dan Ibunda Suyatmi tercinta yang rela ikhlas

mendo’akan dan merestui penulis selama menuntut ilmu sehingga

memudahkan dalam menjalaninya, serta telah memberikan materi yang tiada

henti tanpa mengharap balasan.

8. Adik-adikku (Ali Musthofa dan Amin Kholil) yang saya sayangi kalianlah

yang selalu memberikan banyak inspirasi dan membuat saya terus tanpa henti

untuk memberikan yang terbaik sebagai uswah kalian, kalianlah yang saya

banggakan, semoga kalian menjadi anak yang sholeh sehingga kelak mampu

menjadi generasi bangsa yang berguna bagi keluarga, ummat, agama, negara

dan bangsa.

9. Keluarga besar dari simbah Sahid-Karsiyem, simbah Suparman-Rantiyem,

paman, bibi dan yang lainnya tanpa bisa saya sebutkan satu persatu karena

telah mengajarkan ilmu kehidupan pada penulis, untuk setia dan konsisten

dalam menjalani hidup agar tetap tegar dan sabar.

10. Keponakan-keponakanku, dik Yono, Yanti, Tin, Nurus, Laili, Sinta, Ratih,

Gatha beserta keponakan kecil Munir, Ulil, Ulul Azmi, Aulia dan lainnya

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

11. Ikhwan-akhwat seperjuangan di HMI Cabang Semarang dan kader-kader HMI

semuanya yang menggulirkan semangat untuk tetap pada konsistensi

idealisme dalam perjuangan dan terima kasih atas segala bantuan dan

motivasinya.

12. Sahabat-sahabatku dalam perjuangan Huda, Jay, Tasropi, Yusuf, Muhaz, Din,

Juki, Sindi, Sigit, Mas Koko Mbak Naning, Mbak Umami, Ninik, Yanti, Ii’,

Heri, Mas Chozin, Mas Ilyas, Mbah, Mas Imam, Ridwan, Habibi, Samsul,

Muslim, Subhi, Maksum, Topeng, Gun, Taqim dan lainnya yang selalu

membantu banyak hal bahkan memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran

dalam proses penulisan skripsi ini. Serta ikhwan-akhwat yang secara langsung

maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Kawan-kawan mahasiswa senasib seperjuangan di kampus, UKM Amanat,

WEC, Nafilah, BITA dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

14. Beserta semua kawan-kawan gerakan mahasiswa yang telah menggulirkan

keteguhan dalam menyusuri dan menapaki jalan dialektika perjuangan dan

berkorban mencapai kristalisasi diri menuju karakter ulul albab untuk

mengabdikan diri dijalan-Nya membela kaum yang tertindas (Mustadh afien) .

Mereka semua dari PMII, IMM, LMND, GMNI, SMI, GMKI, KAMMI,

PMKRI, HMI DIPO, HIKMAH BUDHI, LBH, KP2KKN, KNPI, PII beserta

gerakan buruh, LSM, ORMAS dan kawan-kawan lain yang tidak saya

sebutkan satu persatu dalam skripsi ini.

15. Sedulur Purwodadi (IMPG, PERMADI, IKAMAPUR, KIMIGAYO) dan

AMSI yang selalu mengingatkan banyak tentang daerah Purwodadi-

Grobogan.

16. Wabil Khusus untuk orang-orang yang selalu mengajarkan arti kehidupan,

kesederhanaan dan kerendahan hati untuk penulis agar mengikhlaskan segala

yang telah diperjuangkan untuk menjadi insan paripurna.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis berdo’a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat

pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari

kesempurnaan yang ideal, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan dan kesempurnaan dalam berkarya dikemudian hari. Akhirnya, hanya

kepada Allah penulis berdo’a, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita

semuanya dan mendapat ridho dari-Nya. Amin. Amin Ya Rabbal Alamiin.

Semarang, 20 Juni 2010

Penulis

Agus Thohir

NIM. 3103176

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................................... iv

MOTTO............................................................................................................................ v

PERNYATAAN ............................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Penegasan Istilah ....................................................................................... 7

C. Rumusan Masalah...................................................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 8

E. Kajian Pustaka ........................................................................................... 9

F. Metodologi Penelitian................................................................................ 11

BAB II : KONSEP SEKOLAH ALAM UNTUK ANAK USIA DINI

DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Konsep Sekolah Alam................................................................................ 15

1. Latar Belakang Sekolah Alam.............................................................. 15

2. Pengertian Sekolah Alam ..................................................................... 16

3. Pembelajaran Sekolah Alam................................................................. 17

4. Tujuan Sekolah Alam........................................................................... 20

B. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. ................................................ 22

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini................................................. 22

2. Pinsip Pendidikan Anak Usia Dini. ...................................................... 23

3. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini........................................... 25

4. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. ............................................... 26

5. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini. ..................................................... 28

C. Konsep Dasar Pendidikan Islam................................................................. 29

1. Pengertian Pendidikan Islam. ............................................................... 29

2. Dasar-dasar Pendidikan Islam. ............................................................. 31

3. Nilai-nilai Pendidikan Islam. ................................................................ 33

4. Tujuan Pendidikan Islam...................................................................... 38

BAB III : GAMBARAN UMUM DAN IMPLEMENTASI MODEL

SEKOLAH ALAM DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-

RIDHO SEMARANG

A. Gambaran Umum Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Ar-Ridho Semarang ..................................................................... 43

1. Tinjauan Historis ................................................................................. 43

2. Letak Geografis.................................................................................... 44

3. Visi dan Misi ....................................................................................... 45

4. Struktur Organisasi .............................................................................. 46

5. Keadaan Guru ...................................................................................... 47

6. Keadaan Siswa..................................................................................... 47

7. Sarana dan Prasarana............................................................................ 48

B. Sistem Pembelajaran Umum Model Sekolah Alam di Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang ............................................ 49

C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-

Ridho Semarang ........................................................................................ 53

BAB IV : ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM DI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-RIDHO SEMARANG

DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM

A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Model Sekolah Alam Di

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang.......................... 60

B. Analisis Penerapan Model Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang ............................................................. 67

C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho

Dalam Tinjauan Pendidikan Islam.............................................................. 75

BAB V : KESIMPULAN

A. Kesimpulan................................................................................................ 78

B. Saran-Saran ............................................................................................... 79

C. Penutup...................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat

menghasilkan perubahan di segala hal termasuk perilaku, sikap dan perubahan

intelektualnya. Pendidikan sebagai usaha untuk membantu mencapai

kedewasaan pola pikir dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju dengan cepat,

yang cenderung tak terkendali, bahkan hampir-hampir tak mampu dielakkan

oleh dunia pendidikan, maka lembaga pendidikan dituntut untuk berbenah diri

agar lebih berkualitas.

Seiring dengan perubahan dunia yang begitu mencekam dan telah di

dominasi oleh sistem kapitalisme, menyebabkan dehumanisasi sebab

meletakkan pendidikan sebagai komoditas untuk mengakumulasi kapital dan

mendapatkan keuntungan.3 Dalam hal ini, sistem pendidikan di era kekinian

lebih banyak dibangun atas dekrit kebijakan yang mereproduksi ideologi

penguasa kaum borjuis, bukan lahir dari “rahim” kesadaran pembangunan

masyarakat baru secara “revolusioner” dan “visioner”.4 Melihat realitas

pendidikan yang cenderung liberatif diperlukan dasar penanaman nilai yang

kuat untuk membentengi moralitas peserta didik.

Tantangan globalisasi yang menggurita hingga dalam ranah kebijakan

pendidikan menjadi semakin terasa, sehingga perlunya manusia dibentengi

dengan nilai-nilai luhur agama, mengingat pengaruhnya yang besar terhadap

manusia. Pengesampingan unsur jasmani dan rohani dapat menyeret manusia

pada kelalaian, kealpaan, dan lupa yang disebabkan oleh kesibukan-kesibukan

3 Mansour Fakih, “Komodifikasi Pendidikan Sebagai Ancaman Kemanusiaan”, dalampengantar buku Francis X Wahono, Kapitalisme Pendidikan; Antara kompetisi dan Keadilan,(Yogyakarta: Insist Press, Cindelaras bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2001), hlm. xi

4 Imam Tholkah dan Ahmad Barizi, membuka jendela pendidikan; Mengurai AkarTradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),hlm.130

sehingga manusia butuh pendidikan.5 Dengan pendidikan (Islam) akan

mengarahkan manusia kepada pembentukan insan kamil, yakni khalifah Allah

yang pada hakekatnya ialah manusia shaleh, manusia yang dapat menjadi

rahmat bagi semesta alam.6

Pendidikan nilai menjadi sangat diperlukan untuk kemajuan

pendidikan, karena sekarang pendidikan hanya difokuskan pada kognitif saja,

seperti yang diungkapkan Djohar bahwa pendidikan moral hanya sebatas

moral kognitif bukan moral learning.7 Apalagi di era globalisasi dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia

dalam kemudahan. Ilmu yang telah digelar oleh Allah lewat ayat-ayatnya

(qouliyah dan qouniyah) memang dipersiapkan oleh Allah sesuai dengan fitrah

manusia artinya memenuhi dorongan asasi manusia yaitu keingintahuan

(curiosity) terhadap segala sesuatu (realitas). 8

Perilaku kehidupan pada era informasi ini juga telah merambah

kehidupan domestik dan personal. Maraknya kasus-kasus perceraian,

pengunaan obat-obat terlarang, depresi, psikopat, skizofrenia dan bunuh diri

yang di sebut oleh Frijof Capra sebagai “penyakit-penyakit peradaban”. 9

Ternyata perkembangan sains dan teknologi yang spektakuler pada abad ke-20

tidak selalu berkorelasi positif dengan kesejahteraan umat manusia.

Persoalan krisis global semakin kompleks dan multidimensional salah

satu masalah serius yakni kerusakan ekologi atau lingkungan hidup10, telah

5 Ibid, hlm. 1376 Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al-Ghozali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset, 1998), hlm. 132.7 Djohar, Masalah Pendidikan Strategik; Alternatif Untuk Masa Depan, Editor: Andy

Dermawan, (Yogyakata: LESFI, 2003), hlm.1388 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005), hlm.1259 Husain Heriyanto, Paradigma Holistik, Dialog Filsafat, Sains dan Kehidupan Menurut

Shadra dan Whitehead, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), hlm. 29710 Problem lingkungan yang sudah terjadi di semesta memang sangat komplek, akan

tetapi jika diteliti secara seksama sebenarnya bersumber pada 5 aspek yaitu aspek dinamikakependudukan, pengembangan sumber daya alam dan energi, pertumbuhan ekonomi,perkembangan science dan teknologi dan benturan terhadap lingkungan. Kelima persoalan tersebutsaling kait mengkait satu dengan lainnya sehingga menjadi problem serius. Lihat: M.T. Zein ed.,Menuju Kelestarian Lingkungan, Gramedia, cet. II, Jakarta, 1980, hlm. 2 dst. Baca: Mujiono

menjadi isu global yang melibatkan cara pandang manusia modern terhadap

alam. Alam telah dipandang sebagai sesuatu yang harus dinikmati semaksimal

mungkin. Memang dominasi terhadap alamlah yang menyebabkan masalah

bencana, lahan semakin sempit, kurangnya ruang bernafas, pengurasan jenis

sumber alam, hancurnya keindahan alam.

Dominasi atas alam dan konsepsi materialistik tentang alam yang

dianut manusia modern ini telah didukung dengan nafsu dan ketamakan yang

semakin banyak menuntut lingkungan.11 Semua ini dalam pandangan filosofis

akibat dari cara pandang yang dualistik-mekanistik dan materialistik12. Cara

pandang ini menyebabkan terjadinya dikotomik atau diversitas (pembedaan)

seperti; subyek-obyek, manusia-alam, manusia-Tuhan, suci-sekuler, timur-

barat.13

Cara pandang dikotomik ini menyebabkan tidak harmonis antara

manusia, Tuhan, dan alam yang telah dihancurkan. Semua ini terkait dengan

ketidakseimbangan yang disebabkan oleh hancurnya harmoni antara Tuhan

dan manusia.14 Anak terlahir putih bersih dan fitrahnya sangat tergantung

kepada pendidikan, pengarahan dan bimbingan orang tua, apalagi usia kanak-

kanak merupakan masa bagi seorang anak memiliki kemampuan sangat besar

untuk menghafal, meniru dan masa cinta bersemi.

Bila anak dididik dengan akhlak, nilai-nilai, dan kebiasaan mulia akan

sangat mudah sang anak diarahkan untuk dididik kepada kebaikan dan

kemuliaan. Oleh karena itu para filosof Islam merasakan betapa pentingnya

periode kanak-kanak dalam pendidikan budi pekerti dan membiasakan anak-

anak pada tingkah laku yang baik sejak kecilnya. Mereka sependapat bahwa

pendidikan anak-anak sejak kecil harus mendapat perhatian penuh, pepatah

lama mengatakan bahwa “ belajar di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu,

Abdillah, Disertasi, Teologi Lingkungan Islam, Program Pascasarjana (PPs) S.3 IAIN SyarifHidayatullah Jakarta

11 Seyyed Hossein Nasr, Antara Tuhan, Manuisa dan Alam, (Yogyakarta: Icisod, 2003),hlm 29

12 Keyakinan bahwa realitas yang ada hanya materi (fisik), untuk dapat diyakini adanya(eksistensi) segala sesuatu harus dapat diamati dan diukur.

9 Husein Hariyanto, op. cit., hlm ix14 Seyyed Hossein Nasr, op. cit., hlm 31

sedangkan belajar di waktu besar, ibarat mengukir di atas air”.15 Dengan

melihat pada pepatah di atas, terlihat akan pentingnya pendidikan pada masa

kanak-kanak atau yang sering di kenal dengan anak usia dini. Ini sesuai realita

bahwa usia dini merupakan the golden age (masa emas) dimana anak

mengalami kepekaan belajar yang luar biasa.

Perilaku keseharian anak didik khususnya di sekolah akan terkait erat

dengan lingkungan yang ada, sangat ironi atau bahkan akan menjadi mustahil

terwujud jika anak di tuntut berperilaku terpuji sementara lingkungan di

sekolah terlalu banyak elemen yang tercela.16 Fase anak usia dini merupakan

fase yang akan dialami setiap anak setelah masa menyusui. Pada fase ini

merupakan fase eksplorasi bagi anak yang mengalami perkembangan

berbicara, ingin selalu bergerak dan senantiasa ingin memiliki segala sesuatu

dengan egois.17

Sedangkan anak usia dini merupakan fase bagi anak mulai sensitif

untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa

kepekaan merupakan masa terjadinya pematangan fungsi fisik dan psikis yang

siap merespon stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini untuk

meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemempupan fisik,

kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni,

moral dan nilai-nilai agama.18

Dengan demikian anak harus dididik supaya mereka dapat hidup layak,

berguna bagi persekutuan (masyarakat), menjaga diri segala kompleksitas

fenomena yang ada di lingkungannya. Maka diperlukan partisipasi dan kerja

sama dari berbagai pihak, untuk menanamkan nilai lingkungan hidup bagi

anak usia dini, hal ini sesuai filosofi yang mendasarinya.

15. Muhammad ‘Athiyah Al –Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 2003),hlm.115

16 A. Qodri A Azizy, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Sosial, MendidikAnak Sukses Masa Depan, (Semarang: Aneka Ilmu, 2002), Cet II, hlm 108

17. Ummu Rasyidah, Pendidikan Pra Sekolah Untuk Si Kecil, (Solo:Yayasan LajnahIstiqomah, 2004), hlm.52

18. Draf Final Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan RadhotulAthfal, (Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hlm.4

Karena proses pendidikan di taman kanak-kanak memfokuskan pada

penerapan nilai-nilai, sebab anak merupakan sentral dari seluruh proses

pendidikan. Kreativitas adalah berkaitan dengan imajinasi atau manifestasi

kecerdikan dalam beberapa pencarian yang bernilai. Lebih lanjut dikatakan

kreativitas tidak mengikat pada hasil akhir, tetapi lebih mengedepankan

proses. Karena proses yang dilakukan beberapa orang dapat dianggap sebagai

kreatif.19

Pendidikan sendiri bervisi utama untuk mencerdaskan anak bangsa

dan mengembangkan nalar kreatif dan nalar intelektual. Sebagai gambaran

yang riil adalah lahirnya tipe mechanic student dimana anak didik sudah

diposisikan pada orientasi pasar.20 Demikian halnya suatu wadah atau lembaga

diharapkan mampu berperan dalam menginternalisasikan kecakapan berbasis

bakat dan nilai-nilai lingkungan hidup berbasis alam sekitarnya, sehinggga

membentuk anak lebih menghargai terhadap alam. Sehingga diperlukan

alternatif baru untuk merealisasikan visi guna menghadapi persaingan mondial

menuju masa depan perbaikan bangsa.

Taman kanak-kanak (TK) atau Raudhotul Athfal (RA) merupakan

lembaga formal yang sesuai untuk anak usia dini. Ini selaras dengan yang

telah di cantumkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 ayat 1 yang

termasuk anak usia dini dalah anak yang masuk dalam rentang 0-6 tahun.

Diantaranya menyebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini pada jalur

formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudhotul Athfal (RA) atau

bentuk lain yang sederajat.21 Sementara itu kajian rumpun PAUD dan

penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8

tahun.22 Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

19 Anna Craft, Membangun Kreativitas Anak, (Inisiasi Press: Depok, 2001), hlm. 1120 Bahruddin, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah (LkiS: Yogyakarta, 2009), hlm. v21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS,

(Bandung:Citra Umbara,2006), hlm.8822 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogakarta : Diva Press, 2009), hlm.17

Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

pasal 4, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,

beristirahat, berkreasi dan belajar dalam suatu pendidikan. Termasuk

pendidikan dengan model pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi

potensi sesuai dengan daya cipta anak untuk pertumbuhan dan perkembangan

melalui bermain, sehingga suasana belajar terasa lebih menyenangkan dan

tidak merasa dipenjara.23 Untuk membangun dan mengeksplorasi kecerdasan

yang ada dibutuhkan pendekatan holistik untuk mengembangkan potensi anak

mencapai hasil yang maksimal.

Salah satu bentuk sistem pendidikan saat ini mulai berkembang di

Indonesia adalah pendidikan sekolah alam. Sistem pendidikan sekolah ini

berbeda dari sekolah formal umumnya. Sistem pendidikan dan pembelajaran

di sekolah ini memadukan teori dan penerapannya, bahkan dalam metode

mengajar banyak dan bermacam-macam, masing-masing memiliki kelebihan

dan kelemahan dalam penggunaannya, maka metode satu dan yang lainnya

saling melengkapi.24

Sekolah Alam Ar-Ridho merupakan sekolah alam di Semarang yang

menjadi alternatif dalam menerapkan pembelajaran berbasis penanaman nilai

lingkungan (ekologi). Selain itu dari desain fisik sekolah yang ada

memperlihatkan perbedaan nyata, sehingga menjadi sebuah ketertarikan

sendiri untuk di observasi Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan

penelitian bagaimana implementasi Model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho.

Penilaian tersebut mempengaruhi penulis sehingga tertarik untuk

menyajikan kajian tentang pendidikan berbasis pada nilai-nilai lingkungan

hidup kepada anak didik yang diharapkan tertanam kesadaran berperilaku

sesuai dengan kaidah moral, etika dan akhlak sesuai ajaran agama Islam yang

mendekatkan diri pada Alam. Setidaknya dari apa yang telah ada menjadi

sesuatu yang perlu dikaji konsep dan latar belakangnya, kenapa dan

bagaimana penerapan dalam proses pembelajarannya dengan model sekolah

23 Lara Fridani, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo, 2009), hlm.viii

24Sudirman, Ilmu pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1991), hal. 111.

alam sebagai pendidikan alternatif pendidikan untuk mewujudkan investasi

masa depan genersi bangsa yang lebih unggul dan cakap.

Berpijak dari latar belakang tersebut, maka penulis mengadakan

penelitian tentang masalah tersebut dengan judul “IMPLEMENTASI MODEL

SEKOLAH ALAM DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR RIDHO

SEMARANG DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM”.

B. PENEGASAN ISTILAH

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memberikan interprestasi

serta mempermudah dalam pemahaman, maka perlu dijelaskan beberapa

istilah yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini.

1. Implementasi

Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

pelaksanaan, penerapan.25

2. Model

Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.26 Selain itu juga dapat

dipahami sebagai tipe desain atau diskripsi yang dari suatu sistem yang

disederhanakan agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk

aslinya.27

3. Sekolah Alam

Sekolah alam28 adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang

menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa

didiknya.29

25 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarata; BalaiPustaka, 2002), hlm. 427

26 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet. 5,hlm. 175

27 Komaruddin, Kamus Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 15228 Sekolah alam berdiri dilatar belakangi sebuah gagasan bagaimana menciptakan sistem

belajar mengajar yang menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengankualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak didik untuk terus belajar.

29 http://sekolahalampadang.blogspot.com/2010/03/apa-sih-sekolah-alam.html

4. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu petumbuhan

dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalu fomal,

nonfomal, dan infomal.30

5. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah dasar, tujuan-tujuannya

dan prinsip-prinsip dalam melaksanakan pendidikan didasarkan atas nilai-

nilai dasar Islam yang terkandung dalam al Qur’an dan al Hadits.31

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho Semarang?

2. Bagaimana penerapan model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho Semarang

dalam tinjauan pendidikan Islam?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Berangkat dari permasalahan dia atas, maka tujuan penulisan dan

manfaat yang di harapkan :

A. Tujuan penelitian :

a. Untuk mengetahui model Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho

Semarang

b. Untuk mengetahui penerapan model Sekolah Alam di PAUD Ar-

Ridho Semarang dalam tinjauan pendidikan Islam.

30 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogakarta : Diva Press, 2009), hlm.15.31 Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum, (

Solo Ramadhani, 1991), hlm. 35.

B. Manfaat penelitaian :

a. Secara metodologi penelitian ini untuk memberikan kontribusi bagi

khazanah ilmu pengetahuan dan secara psikologis memberikan ruang

kesadaran arti penting sekolah alam sebagai basis pembiasaan

karakter dan penanaman nilai-nilai lingkungan.

b. Sebagai tambahan informasi untuk memperluas wawasan tentang

model sekolah alam, lingkungan hidup dan pendidikan pendidikan

anak usia dini (PAUD) di era globalisasi. Informasi tersebut

diharapkan bermanfaat bagi upaya-upaya pemecahan masalah yang

dihadapi oleh lembaga pendidikan, pemerintah dan masyarakat pada

umumnya

E. KAJIAN PUSTAKA

Kajian tentang sekolah alam sangatlah sulit di temukan, karena

paradigma yang dipakai berbeda. Namun kajian pembahasan yang hampir

menyerupai dengan kerangka teori yang disampaikan penulis antara. Lain

1. Maimunah Hasan dengan judul Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

menyebutkan pentingnya pengembangan potensi anak melalui cara

pembinaan dini yang dilakukan dengan pembinaan melalui bentuk

komunikasi dengan permainan. Usaha penggalian potensi dan bakat

dilakukan dengan menjadikan lingkungan (alam) sebagai media

beraktualisasi dalam rangka pembentukan karakter anak. Diantaranya

dengan adanya pendidikan anak usia dini mampu menjembatani

pengembangan diri pada masa keemasan.32

2. Dalam buku sekolah alternatif, mengapa tidak? Karangan Satmoko Budi

Santoso yang diterbitkan Diva Press disebutkan bahwa pendidikan

berbasis alam itu yang dikenal sekolah alam dijadikan sebagai sarana

pembelajaran yang mampu membangkitkan semangat murid dengan wujud

kecintaan atas nilai-nilai kearifan lokal. Sekolah alam diartikan sebagai

32 Maimunah Hasan, op. cit., hlm.29

pendidikan nilai yang cenderung membebaskan keinginan kreatif anak

dengan metodologi action learning.33

3. Dalam Panduan manajemen strategis pendidikan anak usia dini

menjelaskan tentang program pemahaman kelembagaan secara tersistem

dan metode kurikulum yang menggunakan ketrampilan untuk

pelaksanaannya. Program pelaksanaan di pembelajaran juga memberikan

penjelasan tentang standar kompetensi mengelola pendidikan anak usia

dini serta bentuk pelatihan dan kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.34

Kajian skripsi atau karya ilmiah yang relevan:

1. Endang wahyuni dengan judul pendidikan anak pra sekolah dalam Islam

(tinjauan psikologis) skripsi ini mendefinisikan tentang pendidikan anak pra

sekolah menurut Islam ditinjau dari segi psikologis. Didalam skripsi ini

mengkaji tentang perkembangan anak prasekolah, materi dan metode

pendidikan anak prasekolah.35

2. Ridwan dengan judul Sekolah Alam ; Model kontekstualisasi pembelajaran

(studi kasus di sekolah alam Ar-Ridho tembalang semarang), memfokuskan

penelitian tentang kontekstualisasi pembelajaran disekolah alam Ar Ridho

Semarang yang menekankan pada proses pengembangan kepribadian

individu siswa. Hasil penelitian tersebut dapat dianalisis sekolah alam

merupakan bentuk pemanfaatan kreatifitas pembelajaran yang kontekstual.36

3. Muji Waluyo Nugroho dari Fakultas Tarbiyah dengan judul “Pendidikan

Lingkungan Hidup dalam Keluarga Menurut Islam . Memfokuskan

penerapan pendidikan lingkungan keluarga dalam tinjauan agama Islam.

Kajian tentang pendidikan lingkungan keluarga dengan paradigma Islam

33 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press,2010), hlm.13

34 Jamal Maka’mur Hasani, Manjemen Strategis Pendidikan Anak Usis Dini (Yogakarta :Diva Press, 2009), hlm.94

35 Endang Wahyuni, Pendidikan Anak Pra Sekolah Dalam Islam (Tinjauan Psikologis),(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), hlm 12

36 Ridwan, Sekolah Alam ; Model Kontekstualisasi Pembelajaran (Studi Kasus DiSekolah Alam Ar-Ridho Tembalang Semarang), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2007), hlm 104

sangat signifikan, karena Islam sangat menganjurkan untuk mendidik anak

untuk terlebih dulu mengenal keluarga dan lingkungan. Sikap hidup bersih,

menjaga kesehatan serta bersuci merupakan pola pembelajaran penanaman

nilai-nilai Islam pada keluarga sangat berperan.37

4. Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif al-Quran, karya

ini berusaha menguak isi al-Quran sebagai petunjuk dalam menjawab

tantangan perubahan zaman, terutama kajian lingkungan. Hasil penelitian

tersebut dapat dianalisis bahwa al-Quran secara normatif memang sudah

menginformasikan tentang persolan pemeliharaan lingkungan38.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah fokus tentang penerapan model dan

konsep Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho

Semarang Dalam Tinjauan Pendidikan Islam.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.39 Data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal tersebut melihat

keadaan data yang diteliti sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan.40

Jadi penelitian ini analisis datanya tidak menggunakan rumus

statistika melainkan dengan teknik analisis deskriptif yakni analisis data

yang diujikan bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk

laporan uraian deskriptif dengan pola pikir induktif. Dengan demikian,

37 Muji Waluyo Nugroho, Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Keluarga MenurutIslam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm 43

38 Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur an, Paramadina,Jakarta, 2001. Atau lihat Mujiono Abdillah, Disertasi, Teologi Lingkungan Islam, ProgramPascasarjana (PPs) S.3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

39 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004), Cet.XX, hlm.3

40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rinek Cipta, 2006), Cet. XIII, hlm. 13.

laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan.41

Cara berpikir induktif adalah cara menarik kesimpulan yang

berangkat dari fakta-fakta dan peristiwa yang bersifat khusus kemudian

disimpulkan dengan sifat umum.

3. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

denagn metode atau cara sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik tehadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.

Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan tehadap obyek di tempat

kejadian atau berlangsungnya peristiwa. Sehingga observasi berada

bersama obyek yang diteliti atau diselidiki.42 Maka dalam penelitian

ini observasi bertujuan untuk memperoleh gambaran umum situasi dan

kondisi Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-

Ridho Semarang.

b. Metode Interview (Wawancara)

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal

dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang di inginkan.43

Bisa diartiakan sebgai bentuk komunikasi antara dua orang yang ingin

memperoleh informasi dari orang lainnya denga mengajukan

pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.44 Metode wawancara ini

menghendakki komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek

atau responden untuk memperoleh informasi tentang model dan

konsep Sekolah Alam.

41 Lexy J. Moloeng, op. cit., hlm.1142 S. Margono, Metodologi Penetian Pendidikan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000), cet.II,

hlm.15843 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek,

(Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006), cet.I, hlm.17944 Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2003),

hlm.180

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode pencarian data dengan cara mencari

data mengenahi hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar,

transkip, dokumen dan sebagainya.45

Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data yang

tidak diperoleh dari data-data wawancara atau observasi. Metode ini

digunakan untuk melengkapi metode pengumpulan data yang pertama

dan kedua. Metode dokumenasi ini dapat berupa foto, recording, buku-

buku dan lain sebagainya.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.46

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan tehnik deskriptif

analitik yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumus

statistika namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan

kejelasan sesuai kenyataan realita. Hasil analisa berupa pemaparan

gambaran mengenahi situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.

Uraian pemaparan harus sistematik dan menyeluruh sebagai satu kesatuan

dalam konteks lingkungannya juga sistematik dalam penggunaannya

sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti maknanya.47 Jadi

analisis ini peneliti gunakan untuk menganalisa tentang Implementasi

model sekolah alam di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Ar-Ridho

Semarang Dalam Tinjauan Pendidikan Islam.

45. Haidar Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1998), hlm.133

46 Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Saras, 1996), Ed. III,hlm.104

47 Nana Sudjana,dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung:SinarBaru, 1989), hlm.197-198

BAB II

KONSEP SEKOLAH ALAM UNTUK ANAK USIA DINI DALAM

PENDIDIKAN ISLAM

A. Konsep Sekolah Alam

1. Latar Belakang Sekolah Alam

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan

menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus

untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa

dilakukan sejak masih dalam kandungan.48 Pada bidang pendidikan

konsepsi sekolah merupakan salah satu unsur penting keberlangsungan

sistem pendidikan nasional. Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia

merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki

mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah

alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah alam.

Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk merubah

keadaan dunia pendidikan Indonesia saat ini, dan mulai dikembangkan di

Indonesia adalah pendidikan sekolah alam.49 Alam adalah sumber

pengetahuan yang luas dan berlimpah. Beberapa penemu terkenal di dunia

mampu menghasilkan karya-karya fenomenal lantaran memanfaatkan

alam. Diantaranya, Isaac Newton yang berhasil menemukan ide tentang

teori gravitasi hanya karena duduk di bawah pohon apel yang buahnya

terjatuh di dekatnya.

Sistem pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal

umumnya. Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan fitrah. Sekolah

bukan lagi beban. Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani

dengan penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan

sumber stres yang biasanya membuat mereka kehilangan gairah.

48 Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinyadi Madrasah, (Yogjakarta: Nuansa Aksara, 2007), Cet. I, hlm. 3

49 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press,2010), hlm.13

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang

dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada

target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi

mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak

memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. itulah yang

terjadi di kelas-kelas sekolah saat ini.50

Berdirinya sekolah alam ini terutama dilatar belakangi sebuah

gagasan bagaimana menciptakan sistem belajar mengajar yang

menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengan

kualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak

didik untuk terus belajar. Bahkan buku berjudul Gadis Kecil di Depan

Jendela karya Toto Chan, menjadi inspirasi kelahiran dan pengembangan

sekolah alternatif berbasis alam. Karena disekolah yang digambarkan

dibuku tersebut menerima berbagai keunikan anak dan fasilitas yang ada

disekolah tersebut menyatu dengan alam.51

Diharapkan inspirasi dari hadirnya sekolah alam menjadi alternatif

dalam menciptakan susana belajar yang menyenangkan dan membuat

anak-anak senang dan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan

kesenangan bukan sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan.

2. Pengertian Sekolah Alam

Sekolah alam52 berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua

(seluruh umat manusia) dan belajar dari semua (seluruh mahluk di alam

semesta). Sehingga fitrah manusia dapat berkembang dan tumbuh sesuai

50 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Departeman Pendidikan Nasioanal, 2002),hlm.1

51 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press,2010), hlm.12

52 Penggagas sekolah alam di Indonesia, Lendo Novo, merintis berdirinya sekolah alamsejak 20 tahun silam. Puncak dari pergulatan panjang Lendo dalam mengembangkan konsepsekolah di alam terbuka terjadi pada tahun 1997, saat ia dan rekan-rekannya mendirikan SekolahAlam Ciganjur, Jakarta Selatan. Lebih lanjut Lendo Novo mengutarakan, melalui sekolah alam diaberharap akan terlahir generasi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan."Kalau dari kecil anak sudah terbiasa hidup di alam hijau dan ditanamkan semangat mencintailingkungan, maka begitu besar ia tidak akan melakukan penebangan pohon".

dengan kompetensinya dengan belajar bersama alam bersifat nyata menuju

kualitas manusia yang paripurna.

Sekolah alam merupakan salah satu bentuk pendidikan alternatif

yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa

didiknya. Sekolah alam menjadi sebuah impian yang jadi kenyataan bagi

mereka yang mengangankan dan menginginkan perubahan dalam dunia

pendidikan. Diharapkan dari adanya alternatif sekolah alam tidak sekedar

perubahan sistem, metode dan target pembelajaran melainkan paradigma

pendidikan yang akan mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari

pendidikan itu sendiri. Target strategisnya adalah anak didik dapat menjadi

investasi sumber daya manusia untuk masa depan yang menghargai dan

bersahabat dengan alam.

Sekolah alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa

anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan keinginannya dan

mengarahkan anak pada hal-hal yang positif. Sekolah alam cenderung

membebaskan keinginan kreatif anak sehingga anak akan menemukan

sendiri bakat dan kemampuan berlebih yang dimilikinya.53

Sebagai sekolah alam, lanskap sekolah adalah jantung sekolah.

Menyatu dengan jiwa sekolah dan harmoni dengan alam.54 Hakikat dari

konsepnya merupakan sekolah dengan berbasis konsep pendidikan yang

memanfaakan alam semesta. Dasar dari konsep tersebut adalah Al Qur'an

dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi

pemimpin di muka bumi.

3. Pembelajaran Sekolah Alam

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.55

53 Satmoko Budi Santoso, op. cit., hlm.1354 Septriana, Lendonovo Sebuah Novel Tentang Dia. Penggagas Sekolah Alam, (Bogor:

SoU Publisher, 2009) hlm.7855 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001),

hlm, 7

Menurut Mulyasa pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku

ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor

yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri

individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu.56

Pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah

alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah

biasa. Salah satu sekolah alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah

berbasis alam. Sekolah alam dalam pembelajarannya menekankan proses

keterpaduan manusia bersama alam yang ada pada lingkungan sekitar

(insitu development) .

Alam semesta yang dimanfaatkan antara lain sebagai media

pendidikan, observasi dan riset.57 Sesuai dengan ajaran Islam manusia

disilahkan untuk memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan fital

manusia dan akan dipertanggungjawabkan perbuatan di atas bumi.58

diantara cara terbaik yakni mengintegrasikan sains dengan al Qur’an, atau

dikenal dengan istilah integrasi ilmiah ilahiah. Dengan cara mengamati

dan memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa

mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah. Hal ini sesuai

dengan firman Allah dalam surat al-khafi ayat 109 :

@è%öq ©9tb% x.ã• óst7 ø9$##YŠ#y‰ÏBÏM» yJ Î=s3 Ïj9’În1 u‘y‰ÏÿuZs9ã• óst6 ø9$#Ÿ@ö7 s%b r&y‰xÿZs?àM» yJ Î=x.

’În1 u‘öq s9ur$uZ÷¥ Å_¾Ï& Î#÷W ÏJ Î/#YŠy‰tBÇÊÉÒÈ

Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahansebanyak itu (pula)".(QS. Al Kahfi:109)59

56 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik danImplementasi), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya[, 2004), hlm. 100

57 Septriana, op.cit., hlm. 8158 Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok Al-Qur an, (Bandung: Pustaka, 1983), hlm. 11659 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004) hlm. 243

Kondisi fisiologis mereka ketika belajar di alam terbuka juga akan

sangat berpengaruh terhadap keefektifan cara belajar mereka. Suasana dan

kondisi lingkungan yang menyenangkan (Fun Learning), akan sangat

mendukung dalam proses pembelajaran ini. Berdasarkan hal tersebut,

sangatlah penting bagi kita untuk mengkonsep sebuah pendidikan yang

menyelenggarakan sistem belajar mengajar yang menghargai setiap

potensi yang ada. Dalam pembelajaran dapat diselaraskan dengan kondisi

psikologis siswa, sehingga otak mereka akan sangat mudah untuk bekerja

sama dalam proses pembelajaran dan proses belajar pun akan menjadi

sangat optimal dan efektif.60

Sekolah alam pada umumnya menggunakan sistem pembelajaran

dengan konsep tematik dan tetap diintegrasikan dengan pembelajaran yang

ada. Setiap tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni, bahasa,

kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap tingkatan memiliki sejumlah

tema pembahasan yang berbeda-beda.61 Selain memiliki metode dan visi

yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai dengan namanya,

suasana yang disuguhkan pun membuat siswa dekat dengan alam.

Siswa sekolah alam merupakan anak usia sekolah yang disesuaikan

dengan jenjangnya, sehingga tidak membeda-bedakankan. Dalam

praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan kreatifnya sehingga

akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya dengan

berbasis alam sekitarnya. Metode belajarnya menggunakan lingkungan

alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai

obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran

(learning experience).

Dengan menggunakan metode belajar aktif dimana guru betul-betul

berfungsi sebagai fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang

akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal

(student centris). Guru harus merancang berbagai tema pembelajaran

60 http://id.wikipedia.org/17042010/wiki/Sekolah_alam61 Edukasia, Sekolah Alam, Sebuah Alternatif Pendidikan, Suara Merdeka, Jum’at, 12

Februari 2010, hlm. 18

tentang lingkungan seperti air, serangga, sampah dan yang lainnya dan

kemudian dipraktikkan dengan metode outing (kegiatan keluar).62

Guru atau tenaga pengajar sekolah alam yang baik tentu

merupakan lulusan PTN yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan

dan wawasan kemandirian yang bagus dan memadai. Sehingga diharapkan

mampu mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran model sekolah

alam. Guru sekaligus sebagai fasilitator dan patner yang baik bagi anak

didiknya.

Dalam pembelajarannya konsep sekolah alam yang dipakai adalah

dengan cara belajar sambil bermain dengan harapan orientasi fokusnya

mengembangkan kelebihan yang dimiliki anak dengan metode pencarian

yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima anak dalam bentuk

permainan tertentu. Metodologi pembelajaran yang dipakai cenderung

mengarah pada pencapaian logika berpiki inovatif yang baik dalam bentuk

action learning (praktik nyata).63

Yang menarik dari sekolah alam, tidak hanya siswa yang belajar

guru pun dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau guru-guru lain.

Yang sangat penting dalam pembelajaran adalah penanaman dasar bahwa

semua makhluk berkewajiban untuk belajar, belajar dalam konteks

toleransi sosial. Bahkan yang lebih dalam proses pelajaran, bukanlah

hanya mengejar nilai, namun bagaimana memahami seberapa jauh proses

belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.

Dengan kata lain, antara kurikulum, toleransi sosial, dan

pemanfaatan kehidupan keseharian dapat ditarik benang merah

transformasi ilmu secara teknis, moral, kemanusiaan dll.

4. Tujuan Sekolah Alam

Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan berarti apa-

apa, ibarat seseorang yang bepergian tidak tentu arah. Sekolah alam

merupakan pendidikan yang menawarkan konsep pendidikan nilai dan

62 Anggun Puspita, Belajar dan Bermain ala Sekolah Alam, Suara Merdeka, Minggu, 2Mei 2010, hlm. 04

63 Satmoko Budi Santoso, op.cit., hlm. 14

peduli terhadap lingkungan. Pendidikan dalam konsep sekolah alam

merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan.

Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tidak kehilangan arah dan

pijakan.

ª!$#urtAt“R r&z ÏBÏä!$yJ ¡¡9$#[ä !$tB$u‹ ômr' sùÏm Î/uÚö‘F{ $#y‰÷è t/!$pkÌEöq tB4¨b Î)’Îûy7Ï9ºsŒZp tƒ Uy

5Q öq s)Ïj9tbq ãèyJ ó¡ o„ÇÏÎÈ

Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itudihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan)bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (QS. An Nahl:65)64

Pada dasarnya sekolah alam didirikan bertujuan untuk mendidik

manusia yang beriman dan bertakwa pada Allah serta berakhlakul

karimah. Sesuai dengan firman Allah diatas bahwa apa yang ada di alam

semesta ini memberikan pelajaran, sesuai dengan tanda-tanda kebesaran

tentunya bagi mereka yang berfikir.

Keberadaan sekolah alam pada dasarnya dalam tujuan

kurikulumnya mencakup penciptaan akhlak yang baik, penguasaan ilmu

pengetahuan dan penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai.65

Apapun latar belakang dari murid yang bersangkutan, sekolah alam

sebagai tempat belajar adalah muara penciptaan akhlak yang baik. Oleh

sebab itu, pada sekolah alam, salah satu kurikulum yang ada mendasarkan

pada pendidikan agama yang memenuhi syarat.

Anak didik diharapkan dapat menguasai pengetahuan dengan baik.

Meskipun belajar di sekolah yang berbasis kurikulum alam, anak didik

juga dituntut menguasai ilmu pengetahuan yang memadai. Satu hal yang

tak bisa dilewatkan dari keberdaan sekolah alam adalah komitmennya

pada penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai. Lebih spesifik

lagi, anak didik tidak dibentuk menjadi pembebek produk tertentu. Mereka

64 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004) hlm. 21965 Satmoko Budi Santoso, op.cit., hlm. 18

diarahkan menjadi inovator yang mempunyai jiwa kepemimpinan.

Konteks kepemimpinan disini tidak hanya mampu memimpin secara

sosial, namun juga untuk dirinya sendiri.

Orientasinya, menjadikan anak lebih ramah dan menghargai

lingkungan. Selain itu lebih pada memfokuskan kelebihan yang dimiliki

anak dengan metodologi action learning66 puncaknya adalah menciptakan

dan membuat sesuatu yang baru dari bahan-bahan yang tersedia di alam,

baik berupa pohon-pohonan, buah, atau yang lain. Sehingga dalam dunia

nyata target out come, diharapkan siswa mampu menjadi anak soleh yang

mempunyai kriteria cinta lingkungan, menjadi inovator dalam segi

kepemimpinan team work dan sekaligus mampu berbisnis dalam praktek

nyata.67

Tujuan dari sekolah alam disisi lain bila ditelaah dari target

kolektif adalah berupaya untuk menghasilkan orang-orang luar biasa untuk

membangun peradaban. Subtansi (roh) dari sekolah alam yaitu

mengajarkan empat hal utama, yaitu akhlak yang bersifat universal, logika

ilmu, kepemimpinan, dan kewirausahaan.

B. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun.

Dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

pada jalu fomal, nonfomal, dan infomal.68

66 Action Learning merupakan strategi pendekatan pembelajaran pada aksi nyata.Penerapan proses dalam pembelajaran pada anak didik ini menjadi bekal berkelanjutan karenapengalaman pembelajaran akan membekas dan menjadi penentu penghargaan terhadaplingkungan.

67 Septriana, op.cit., hlm. 9068 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogakarta : Diva Press, 2009), hlm.15.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar

ke beberapa arah berikut ini :

a. Pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan

kasar)

b. Kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan

spiritual).

c. Sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan

komunikasi yang disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap

perkembangan ang dilalui oleh anak usia dini.69

Menurut UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal

4, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,

beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi, belajar

adalah hak anak, bukan kewajiban. Orang tua dan pemerintah wajib

menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka

program belajar.70 Karena belajar adalah hak, maka belajar harus

menyenangkan, kondusif, dan memungkinkan anak menjadi termotivasi

dan antusias.

2. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh sebuah lembaga

pendidikan dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Berorientasi pada kebutuhan anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi

kepada kebutuhan anak.71 Anak usia dini adalah anak yang sedang

membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi

semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis,

yaitu intelekual, bahasa, motorik, dan sosioemosional.

69 Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogakarta :Diva Press, 2009) hlm.65

70 Maimunah Hasan, op.cit., hlm 1671 Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., hlm 16

b. Belajar melalui bermain

Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Dapat

bermanfaat secara fisik, motorik, sosial bahkan menjadi sarana

berkreatifitas sebagai sumber pengalaman.72 Melalui bermain, anak

diajak bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil

kesimpulan mengenai benda sekitarnya.

c. Lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik

dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta

kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

d. Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep

pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang

dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan

bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal

berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran

menjadi mudah dan bermakna bagi anak.

e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

Mengembangkan ketrampilan hidup dapat dilakukan melalui

berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar

untuk menolong diri sendiri, mandiri, bertanggungjawab, dan memiliki

disiplin diri. Dalam hal ini anak juga mengembangkan kecakapan

naturalis/ alam, biasanya anak mencintai alam bebas, binatang dan

petualangan alam dimana mereka belajar dari hal-hal yang kecil.73

f. Menggunakan berbagai media edukatif

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan

alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik

atau guru.

72 A. Martuti, Mengelola PAUD (Dengan Aneka Permainan Meraih KecerdasanMajemuk), (Yogakarta : Kreasi Wacana, 2008) hlm. 42

73 A. Martuti, Mengelola PAUD (Memahami 36 Sifat Pendidik yang MenghambatPembelajaran ), (Yogakarta : Kreasi Wacana, 2009) hlm. 106

g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara

bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak,

agar konsep dikuasai dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan

menyajikan kegiatan berulang-ulang.

Tujuh prinsip pendidikan anak usia dini ini harus diperhatikan,

karena sangat menentukan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.

Karena fase anak usia dini adalah pengembangan kreatifitas dengan

dinamika eksplorasi yang dilakukan dengan bertahap dan integral.

3. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga yang lebih

menekankan pada bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan

melalui permainan, sehingga anak merasa bebas berkreasi untuk

mengeksplorasi kecakapan yang dimiliki. Beberapa ahli psikologi

mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan jiwa anak. Konsep inilah yang terus dikembangkan

sehingga perkembangan jiwa anak semakin baik. Anak tidak menjadi

tertekan, penakut, minder, dan jahat. Diharapkan anak akan menjadi

kreatif, pemberani, percaya diri, dan rendah hati.

Perlu diperhatikan juga dalam pengelolaan PAUD untuk menunjang

pelayanan yang berkualitas, perlu didukung kompetensi dan kualifikasi.

Kualifikasi dan kompetensi diharapkan menjadi standar kompetensi yang

akan menunjang kerja dan kualitas pelayanan untuk mencapai sinergi

kualitas dari PAUD sebagai lembaga yang benar-benar mempunyai

kualitas. Adapun beberapa satuan pendidikan penyelenggara dalam

penyelenggaraan PAUD diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Taman penitipan anak (TPA)

Taman penitipan anak (TPA) adalah salah satu bentuk pendidikan

anak usia dini dalam kategori non formal. Dalam jalur pendidikan

nonformal merupakan pendidikan yang melaksanakan program

pembelajaran secara fleksibel sebagai upaya pembinaan dan

pengembangan anak dalam rentan usia 1sampai 3 tahun. Bukan

kemudian difahami sekedar sebagai tempat anak dititip oleh

orangtuanya atau tempat bermain anak saja, tapi juga ada bentuk lain

yang menunjang perkembangan kecerdasan anak.

b. Kelompok bermain (KB)

Kelompok bermain (KB) menjadi jenjang dalam kategori jalur

pendidikan nonformal untuk anak usia dini dengan cakupan rentang

usia anak 3 sampai 4 tahun. Dari cakupan inilah bentuk pendidikan

anak usia dini dapat dikategorisasikan dalam rentang usia dari anak

yang akan masuk di bentuk lembaga PAUD. Bermain merupakan

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan,

tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

c. Taman kanak-kanak (TK)

Taman kanak-kanak (TK) merupakan jenjang pendidikan formal anak

usia dini setelah play group. Pendidikan anak usia dini bagi anak tidak

terbatas pada taman kanak-kanak, tetapi juga bagi anak usia dini

sebelum usia SD. Hanya saja TK tetap dikategorikan sebagai pra

sekolah untuk anak usia dini, sehingga tidak ada mata pelajaran yang

mengikat untuk siswa, kecuali bermain dan bermain.

d. Raudhatul Athfal

e. Bustanul Athfal

f. PAUD Terpadu

g. Bina Keluarga Balita

4. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

Istilah kurikulum dalam bahasa arab dikenal dengan kata manhaj

yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia

pada berbagai bidang kehidupan. Secara etimologi kurikulum berasal dari

bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti

jarak yang harus ditempuh oleh pelari.74

74 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 78

Berdasarkan istilah pengertian tersebut, kurikulum adalah

merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta

didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi

sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental. Kurikulum dalam

pandangan lain bisa diartikan pengalaman belajar75 atau dapat

didevinisikan menjadi seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan. Kurikulum adalah inti sebuah lembaga pendidikan.

Dalam perkembangannya kurikulum taman kanak-kanak, anak

termasuk dalam kelompok umum pra sekolah. Pada umur 2-4 tahun, anak

hanya ingin bermain, melakukan latihan kelompok, melakukan

penjelajahan, bertanya, menirukan dan menciptakan sesuatu.

Berdasarkan ciri-cirinya, tugas yang perkembangan yang diemban

anak-anak adalah sebagai berikut.76

b. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk bermain

c. Membangun sikap yang sehat terhadap diri sendiri.

d. Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.

e. Mengembangkan peran sosial sebagai lelaki atau perempuan.

f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam

hidup sehari-hari.

g. Mengembangkan hati nurani, penghayatan moral, dan sopan

santun.

h. Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis,

matematika, dan berhitung.

i. Mengembangkan diri untuk mencapai kemerdekaan diri.

Dalam konsep pembelajaran dapat dilakukan dengan melalui

kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan

materi (content) dan proses belajar. Kurikulum pada pendidikan anak usia

75 Ahamd Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja RosdaKarya, 2004), hlm. 53

76 Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., hlm 146

dini di desain berdasarkan tingkat perkembangan anak. Materi maupun

metodologi yang digunakan juga memperhatikan tingkat perkembangan

anak didik, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas

tertentu.

4. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar

kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus

dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,

kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap dan perilaku) bahasa dan

komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang

dilalui oleh anak usia dini.77

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah

mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk

hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannnya. Tujuan

kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini adalah kerangka dasar

yang dijadikan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan anak usia dini

dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sedangkan

sasarannya adalah lembaga penyelenggara PAUD jalur pendidikan formal

dan nonformal, seperti taman kanak-kanak, Raudhatul Athfal, kelompok

bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD yang sejenis.78

Secara spesifik, ada dua tujuan diselenggarkannya PAUD, tujuan

utama dan tujuan penyerta. Pertama, tujuan utama adalah untuk

membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan

berkembang sesuai dengan tingkat pekembangannya sehingga memiliki

kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan dasar dan dalam

mengarungi kehidupan dimasa dewasa. Kedua, tujuan penyerta adalah

untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)

di sekolah.

77 Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., hlm 6578 Jamal Ma’mur Asmani, loc. cit., hlm 65

Sesuai dengan pasal 28 UU SISDIKNAS No. 20/2003 ayat 1, yang

termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6

tahun. Sementara itu menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan

penelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8

tahun.

Ruang lingkup pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut :

a. Infant (0-1 tahun)

b. Taddler (2-3 tahun)

c. Preschool/ kinderggarten children (3-6 tahun)

d. Early Primary School (6-8 tahun)

PAUD dibentuk dengan pemikiran yang matang. Landasan yang

digunakan untuk penyelenggaraan PAUD pun juga ada dalam UU no. 23

tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak dinyatakan, setiap

anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat

dan bakatnya. Dari fungsi pendidikan anak usia dini yang sebenarnya

adalah untuk mengembangkan semua potensi anak dan meletakkan dasar

ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta

bagi anak untuk pertumbuhan dan perkembangan guna menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.79

C. Konsep Dasar Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi kehidupan umat

manusia bahkan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa

pendidikan sama sekali mustahil manusia dalam kelompoknya dapat hidup

berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk dapat bahagia. Termasuk

pendidikan sendiri menjadi hal yang sangat penting. Karena manusia

adalah mahluk dinamis, dan bercita-cita untuk meraih kehidupan yang

79 Lara Fridani, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo, 2009), hlm.viii

sejahtera dan bahagia Kesemuanya tidak diraih dengan cuma-cuma, tapi

perlu usaha keras, tentunya melalui proses pendidikan, karena pendidikan

adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang

matang untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut.80

Pendidikan juga merupakan proses budaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat manusia, dan berlangsung sepanjang hayat, yang

dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh

karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara

keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan dalam proses mencapai

tujuannya perlu dikelola dalam suatu system terpadu dan serasi baik antar

sektor pendidikan dan sektor pembangunan lainnya; antar daerah dan antar

berbagai jenjang dan jenisnya.81

Dalam Undang–undang RI No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1)

disebutkan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dannegara.82

Sehingga pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang dapat

menghasilkan manusia sadar akan dirinya, atau mempunyai kepribadian

yang mulia.

Pendidikan dalam bahasa Inggris dikenal dengan education yang

berasal dari bahasa latin educare, educati . Kata dalam bahasa Inggris

berarti proses menghasilkan dan mengembangkan, mengacu kepada yang

bersifat fisik dan materiil.

Dalam Islam pendidikan sering di sebut dengan kata ta dib. Adapun

kata ta dib mengacu pada pengertian yang lebih tinggi dan mencakup

80Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 2-3.81 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,1995),

hlm. 75.82Undang-undang RI No 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(Semarang: Aneka Ilmu, 2006), hlm. 2.

unsur–unsur pengetahuan ( ilm ), pengajaran (“ta lim ) dan pengasuhan

yang baik ( tarbiyah ). Kata ta dib untuk pengertian pendidikan terus

dipakai sepanjang masa semenjak zaman Nabi sampai masa kejayaan

Islam, hingga semua ilmu pengetahuan yang dihasilkan manusia disebut

ta dib .

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir pendidikan merupakan

bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara

maksimal.83 Sedangkan menurut Frederick J. Donald pendidikan ialah

“education is process or an activity which is directed at producing

desirable changes in the behavior of human beings .84

Musthofa Fahmi mengemukakan dalam kitabnya Siklulujjiyyah al-

Ta allum, bahwa:

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dariadanya dorongan .85

Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh di atas dapat disimpulkan

bahwa Pendidikan Islam adalah proses mengembangkan seluruh potensi

baik lahir maupun batin menuju pribadi yang utama (insan kamil) yaitu

sebagai manifestasi khalifah dan abdullah dengan mengacu pada dua

sumber pokok ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sehingga nanti

peserta didik bisa menjadi manusia yang bertanggung jawab kepada diri

sendiri, lingkungan (masyarakat) dan tanggung jawab tertinggi yaitu

kepada Allah SWT.

2. Dasar-dasar Pendidikan Islam

Untuk mengetahui dasar pendidikan Islam diperlukan definisi

menurut bahasa. Dasar dalam bahasa Arab adalah asas sedangkan

83 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2000), hlm 27

84 Frederick J. Donald, Education Psychology, (Tokyo: Overseas Publication Ltd, 1959),hlm 4. Lain halnya dengan Achmadi dalam bukunya ideologi pendidikan Islam paradigmahumanisme teosentris berpendapat bahwa pendidikan Islam ialah segala usaha untuk memeliharadan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya.84

85Musthofa Fahmi, Saklulujiyyah At Ta alm, (Mesir: Maktabah, t.t.), hlm. 23.

dalam bahasa Inggris adalah foundation, sedangkan dalam bahasa latin

adalah foundamentum. Secara bahasa berarti alas, fundamen, pokok, atau

pangkal segala sesuatu (pendapat, ajaran, aturan).86

Dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh

aktivitas pendidikan, baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan,

maupun pelaksanaan pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat

vital dalam kehidupan, bahkan secara kodrati manusia adalah makhluk

paedagogik, maka yang dimaksud dasar pendidikan tidak lain adalah nilai-

nilai tertinggi yang dijadikan pegangan hidup suatu bangsa atau

masyarakat dimana pendidikan itu berlaku.87

Bagi umat Islam adalah dasar (pondasi) utama dari keharusan

berlangsungnya pendidikan karena ajaran-ajaran Islam yang bersifat

universal mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek

kehidupan manusia baik yang bersifat ubudiyyah (mengatur hubungan

manusia dengan Tuhannya), maupun yang bersifat muamalah (mengatur

hubungan manusia dengan sesamanya).88

Adapun dasar-dasar dari pendidikan Islam adalah:

a. Al-Qur’an

Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh

Subhi Shaleh, Al-Qur’an berarti bacaan, yang merupakan kata turunan

(masdar) dari fiil madhi qara a dengan arti ism al-maful yaitu maqru

yang artinya dibaca.89

Dalam Islam, pendidikan merupakan suatu perintah dari Allah SWT,

dan sekaligus merupakan sarana untuk beribadah kepada-Nya. Ayat al

Qur’an yang pertama kali turun berkenaan dengan pendidikan adalah:

86 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 18787 Ahmadi, “Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan”, dalam Isma’il S.M., (eds),

Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo, 2001), hlm. 19

88 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan , (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 15389 Atang Abd. Hakim dan Jihan Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2000), hlm. 69

ù&t• ø%$#ÉOó™$$Î/y7În/ u‘“Ï% ©!$#t, n=y{ÇÊÈt,n=y{z » |¡SM}$#ô ÏB@, n=tãÇËÈù&t• ø%$#y7š/ u‘ur

ãPt• ø. F{ $#ÇÌÈ“Ï% ©!$#zO=tæÉO n=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO=tæz » |¡SM}$#$tBóO s9÷Ls> ÷ètƒÇÎÈ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia)dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apayang tidak diketahuinya. (al-Alaq: 1-5)90

Ayat tersebut menegaskan perintah kepada manusia untuk belajar

dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya

termasuk didalam mempelajari, menggali, dan mengamalkan ajaran-

ajaran al Qur’an yang mengandung aspek-aspek kehidupan manusia.

Dengan demikian al Qur’an merupakan dasar yang utama dalam

pendidikan Islam.

b. Al-Sunnah

As-Sunnah, merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan

Rasulullah SAW, yang dimaksud dengan pengakuan itu adalah

perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan beliau

membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan sumber

ajaran kedua setelah al Qur’an, sunnah juga berisi tentang akidah,

syari’ah, dan berisi tentang pedoman untuk kemaslahatan hidup

manusia seutuhnya.91

3. Nilai-nilai Pendidikan Islam

Berbicara tentang nilai tak akan ada habisnya banyak pakar yang

berbeda pendapat, karena nilai sebagai sesuatu yang esensial merupakan

sifat yang melekat pada suatu sistem kepercayaan yang telah berhubungan

dengan subjek yang memberi arti yaitu seseorang yang meyakini.

90 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004) hlm.479

91 Zakiah Daradjat, Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987)hlm. 20-21

Untuk memahami pendidikan nilai yang sesuai dengan pokok

pembahasan ini maka diperlukan pemahaman yang kuat, maka tidak ayal

terlebih dahulu akan di bahas mengenai nilai.

Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung pada benda; bendaadalah sesuatu yang bernilai, ketidak tergantungan mencakup setiapbentuk empiris, nilai adalah kualitas a priori.92 Jadi nilai merupakanpenilaian yang seseorang meyakini bahwa barang itu mempunyaimakna dan sarat nilai.

Sistem nilai dijadikan kerangka dasar yang menjadi pedoman

berperilaku lahiriah dan ruhaniah sesuai sistem moral yang diajarkan

agama Islam. Nilai Islam merupakan suatu sistem yang bersifat

komprehensif yang mencakup perbuatan baik dan buruk. Nilai yang

tercakup itu merupakan komponen atau sub sistem menurut Arifin dalam

buku yang berjudul Filsafat Pendidikan Islam, bumi aksara hlm. 126 di

antaranya yaitu:93

1. Sistem nilai kultural yang senada dan senapas dengan Islam

2. Sistem nilai sosial yang memiliki mekanisme gerak yang berorientasi

kepada kehidupan sejahtera di dunia dan akhirat.

3. Sistem nilai yang bersifat psikologis dari masing-masing individu yang

didorong oleh fungsi-fungsi psikologisnya untuk berperilaku secara

terkontrol oleh nilai yang menjadi sumber rujukanya.

4. Sistem nilai tingkah laku dari makhluk (manusia) yang mengandung

interrelasi atau interkomunikasi dengan yang lainnya. Tingkah laku ini

timbul karena adanya tuntutan dari kebutuhan mempertahankan hidup

yang banyak diwarnai oleh nilai-nilai yang motivatif dalam dirinya.

Sedangkan nilai-nilai Islam tentu sangat berkaitan dengan nilai-

nilai Ilahi yang tercermin pada kesempurnaan akhlak dan tingkah laku

terpuji, seperti nilai keikhlasan, nilai ikhtiar, nilai kesabaran, nilai

ketawakalan dan nilai kezuhudan.

a). Nilai Keikhlasan

92 Riseri Frondzi, Pengantar Filsafat Nilai, Terj. Cuk Ananta Wijaya, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2001), hlm 1

93 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hlm 126.

Menurut al Asfihani, sebagaimana dikutip oleh Erwati Aziz bahwa

hakikat ikhlas adalah bebas dari segala sesuatu selain Allah94. Dari sini

dapat dipahami bahwa nilai keikhlasan adalah nilai amal yang tidak

bercampur dengan intres-intres selain Allah.

÷b r&uróO Ï%r&y7ygô_urÈûï Ïe$#Ï9$Zÿ‹ ÏZymŸwur¨ûsðq ä3 s?šÆÏBšúü Ï. ÎŽô³ ßJ ø9$#ÇÊÉÎÈ

“ Dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agamadengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang musyrik.”. (Yunus : 105)95

Motivasi atau niat yang disertai keikhlasan, dalam pandangan al

Ghazali dapat menghindarkan seseorang dari malapetaka di akhirat,

seperti yang dinyatakan: “semua manusia akan celaka, kecuali yang

berilmu, semua yang berilmu akan celaka, kecuali yang beramal, dan

semua yang beramal akan celaka, kecuali yang ikhlas”.96

b). Nilai Ikhtiar

Nilai ikhtiar ini, oleh Islam sangat diperhatikan, karena itu wajar dan

masuk akal bila pendidikan Islam lebih memperhatikan pada nilai

usaha, karena usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh anak didik dalam

segala hal (utamanya dalam proses belajar) akan berpengaruh terhadap

prestasi yang diharapkan. Seperti firman Allah:

÷b Î)óO çFY |¡ ômr&óOçFY |¡ ômr&ö/ ä3 Å¡àÿRL{(÷b Î) uröN è?ù' y™r&$ygn=sù4

“jika kamu berbuat baik (berikhtiar maksimal berarti) kamuberbuat baik (memberikan keuntungan) bagi dirimu sendiri danjika kamu berbuat jahat (tidak mau berikhtiar) maka (akibatnegatif itu akan menimpa) pada dirimu sendiri97. (al-Israa’ : 07)98

Nilai-nilai ikhtiar adalah amat penting dalam hubungannya dengan

keinginan yang diharapkan. Seorang anak didik yang berikhtiar

maksimal dalam belajar dengan disertai doa kepada Allah, maka hasil

94 Erwati Aziz, Prinsip-prisip Pendidikan Islam, (Solo: Tiga Serangkai, 2003), hlm. 3795 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, hlm. 32296 Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, Juz IV, (tanpa tempat, Isa al Bab al Halabi, tanpa tahun),

hlm. 35197 Ibid., hlm. 42598 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, hlm. 425

prestasi yang diharapkan akan sesuai dengan bobot ikhtiarnya, dan

demikian juga sebaliknya.

c). Nilai Kesabaran

Kesabaran merupakan keteguhan beragama dalam menghadapi

dorongan hawa nafsu. Orang yang sabar, berarti memiliki

kemampuan untuk mengalahkan dorongan hawa nafsu, sementara

orang yang tidak mampu melawan hawa nafsunya berarti ia tidak

mampu mengalahkan unsur kebinatangannya.99

þ’ÎTrã• ä. øŒ$$sùöN ä. ö•ä. øŒr&(#rã• à6 ô©$# ur’Í<ŸwurÈbrã• àÿõ3 s?ÇÊÎËÈ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamumengingkari (nikmat)-Ku”. (Q.S. al-Baqarah : 153)100

Atas dasar pemikiran di atas, dapat disimpulkan bahwa kesabaran

selalu dibutuhkan dalam segala hal. Karena itu, kesabaran merupakan

nilai penting alam pendidikan Islam. Pemikiran ini dapat dibenarkan,

karena sikap kesabaran dalam belajar dan mengajar merupakan

bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan dan pembelajaran.

d). Nilai Ketawakalan

Nilai ketawakalan ini maksudnya adalah nilai yang mendorong

seseorang untuk menyerahkan diri kepada Allah dan berpegang teguh

kepadaNya.

Ajaran tawakal, dalam Islam memiliki dua macam: (a) menyerahkan

diri kepada Allah saat melakukan pekerjaan yang mempunyai sebab

dan illat, (b) menyerahkan diri kepada Allah sat melakukan pekerjaan

yang tidak memiliki sebab dan illat101.

Atas dasar pemikiran di atas, dapat ditarik substansinya bahwa

tawakal bukan berarti meninggalkan usaha. Tawakal, dalam

pengertian di atas, diletakkan sesudah adanya usaha maksimal, atau

99 Al Ghazali, Teosofia Al Qur an, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 239100 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004), hlm.

18101 T.M. Hasby Ash Shiddieqy, Al Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 482

setelah tidak adanya peluang usaha karena keterbatasan kemampuan

manusia.

Nilai tawakal, dalam pendidikan Islam, sangat penting untuk

membangun keyakinan dalam hubungannya dengan Allah, sebab

dalam kenyataan, keberadaan manusia tidak ada yang sempurna

kemampuannya. Karena itu, diperlukan sikap tawakal, sebagai

benteng kekhawatiran yang mengganggu kejiwaan.

e). Nilai Kezuhudan

Zuhud adalah sikap menjauhkan diri dari segala sesuatu yang

berkaitan dengan dunia. Seseorang yang zuhud seharusnya hatinya

tidak terbelenggu atau tidak terikat oleh hal-hal yang bersifat duniawi

dan tidak menjadikannya sebagai tujuan.

Hal yang bersifat duniawi, dalam kacamata zuhud hanya merupakan

sarana untuk mencapai derajat ketakwaan yang merupakan bekal

untuk akhirat. Allah berfirman dalam surat an Nisa’:

3ö@è%ßì» tFtB$u‹ ÷R‘‰9$#×@‹ Î=s%äo t• Åz Fy$#ur׎ö•yzÇ yJ Ïj94’s+ ¨?$#

“katakanlah, kesenangan dunia ini hanya sebentar dan akhirat itulebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa” (Q.S. An-Nisaa:77)102

Dari ayat di atas, dapat ditarik sebagai pelajaran, bahwa sikap zuhud

dalam pendidikan Islam adalah diperlukan, karena sikap ini dapat

melahirkan qona’ah terhadap segala realitas yang berhubungan

dengan hal-hal duniawi.

Adapun startegi dalam penanaman nilai dilalui dengan pendekatan

sebab nilai erat kaitannya dengan kepentingan dan kebutuhan. Maka dalam

102 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004), hlm.71

pendekatan ini, seorang pendidik diharapkan mampu melakukan hal-hal

sebagai berikut:103

1. Menciptakan situasi kehidupan sosial, dalam hal ini pelajar

dihubungkan dengan lingkup sosial yang memberikan kesempatan

kepadanya untuk melakukan pilihan dan merasakan akibat dari pilihan

itu bagi dirinya dan masyarakat

2. Memberi kesempatan bagi pelajar berdasarkan pengalamannya untuk

merenungkan dan memikirkan berbagai konsekuensi dari apa yang

diterimanya dan yang tidak diterimanya suatu nilai kehidupan

masyarakat, pribadi pelajar itu berada.

3. Memberi kesempatan kepada pelajar untuk merasakan faedah dari

diterimanya suatu nilai dalam hubunganya dengan kehidupan bersama.

4. Mendorong pelajar melalui pemberian penghargaan dan pujaan untuk

mengamalkan nilai yang telah dipahami dan mulai diterima.

4. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan dapat mengarahkan kemana suatu proses itu hendak

dibawa, di samping itu tujuan dapat memberikan motivasi terhadap suatu

proses. Sedangkan yang disebut tujuan pendidikan agama Islam adalah

perubahan yang diinginkan dan diupayakan melalui proses pendidikan

agama Islam, perubahan tersebut sesuai dengan konsep dan nilai yang

terkandung dalam pendidikan agama Islam.

Adapun tujuan pendidikan agama Islam menurut beberapa pakar

pendidikan, tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :

1. Menurut HM. Arifin, Tujuan pendidikan Islam adalah idealitas (cita-

cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam

proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.104

103 Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu (KumpulanTentang Pemikiran dan Usaha Meningkatkan Mutu dan Relevansi Pendidikan Nasional), (Jakarta:Balai Pustaka, 1993), hlm 151.

104HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1999, hlm. 224.

2. Menurut Jalaluddin, tujuan pendidikan sejalan dengan tujuan misi

Islam itu sendiri, yang mempertinggi nilai-nilai akhlak, hingga

mencapai tingkat akhlak al-karimah.105

Secara umum, tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan

umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan

umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan

baik dengan cara pengajaran atau cara lain. Tujuan sementara adalah

tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman

tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah

tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia (insan kamil).

Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai

dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.106

Tujuan dalam arti khusus dari penyelenggaraan PAI di sekolah

sebagaimana tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk memperkuat

iman dan keqtaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama yang

dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan mempertimbangkan

tuntutan untuk menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan antara

umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan

nasional.107

Tujuan pendidikan merupakan akhir dari pelaksanaan proses

pendidikan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan

pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt

105Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta, 1996, hlm. 38.

106Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta,2002, hlm. 18.

107Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, Proses Belajar Belajar Pendidikan Pendidikan AgamaIslam di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yaogyakarta, 1998, hlm. 6.

serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.108

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa, dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam

pendidikan. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik

makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai

Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.

Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup

(hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu

membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.

Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 di sebutkan

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.

Secara umum tujuan pendidikan ialah terjadinya perubahan tingkah

laku sikap, dan kepribadian peserta didik setelah mengalami proses

pendidikan dan pada akhirnya potensi dapat berkembang menuju manusia

dewasa, potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, moral,

pengetahuan, dan ketrampilan.

108 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar,1989), hlm. 181-182.

Reja Mudy Harjo dan Waini Rasyidin mengemukakan bahwa

bloom dan kawan-kawan telah mengembangkan taksonomi tujuan

pendidikannya yaitu domain (kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor).

Tujuan pendidikan ialah peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor seseorang yang hasilnya dapat digunakan untuk lebih

meningkatkan taraf hidup pribadi, pekerja, warga masyarakat dan

Tuhan.109

Sedangkan tujuan Pendidikan Islam adalah terbentuknya pribadi

muslim yang dapat:

a. Menguasai pengetahuan, kemampuan intelek berkembang dan terampil

secara intelektual (aspek kognitif).

b. Memiliki minat, sikap, nilai, penghayatan serta penyesuaian diri yang

semakin berkembang (aspek afektif)

c. Terampil melakukan sesuatu / amaliyah (aspek motor skill).110

Dalam pandangan lain, Muhammad Fadlil al Jamali menyatakan

bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan anak didik (1) sebagai

makhluk Allah yang bertanggungjawab dalam kehidupannya, (2) sebagai

makhluk sosial yang bertanggungjawab dalam kehidupan sosialnya, (3)

sebagai makhluk Allah yang bertanggungjawab dalam memakmurkan

alam semesta, (4) sebagai mahkluk yang bertanggungjawab terhadap

kholiq yang menciptakan alam semesta111.

Konsepsi di atas, secara global mengisyaratkan bahwa ada dua hal

yang penting yang berlaku direalisasikan dalam praktek pendidikan Islam,

yaitu dimensi dialektika horisontal dan dimensi ketundukan vertikal. Pada

dimensi dialektika horisontal, pendidikan Islam hendaknya mampu

mengembangkan realitas kehidupan, baik yang menyangkut dirinya,

masyarakat, maupun alam semesta beserta segala isinya. Sementara dalam

109Zahara Idris, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1997), hlm. 12.110M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di

Tengah Arus Perubahan, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.74.111 Muhammad Fadlil al Jamali, Nahwa Tarbiyah Mukminah, (Tunisya, al Syirkah al

Tunisiyah li al Tauzi‘, 1977), hlm. 17

dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan bahwa pendidikan Islam

hendaknya menjadi jembatan untuk memahami fenomena kehidupan

dalam rangka mencapai hubungan yang sebaik-baiknya dengan kholiqNya.

Secara praktis, Muhammad Athiyah al Abrasyi menyimpulkan

bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 (lima) sasaran, yaitu: (1)

membentuk akhlak mulia, (2) mempersiapkan kehidupan dunia dan

akhirat, (3) persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi

kemanfaatannya, (4) menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta

didik, (5) mempersiapkan tenaga profesional yang trampil112.

Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi,

karena pendidikan bagi kehidupan manusia untuk membekali dirinya agar

ia berkembang secara maksimal.113

$pkš‰ r' ¯» tƒtûï Ï%©!$#(#q ãY tB#uä(#q à)®?$#©!$#¨, ym¾Ïm Ï?$s)è?Ÿwur¨ûèòq èÿsCžwÎ)N çFRr&urtbq ßJ Î=ó¡ •BÇÊÉËÈ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu matimelainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Ali Imron: 102)114

Melalui dua komitmen tersebut berarti manusia telah

mengupayakan dirinya menuju kesempurnaan kepribadian sesuai dengan

tujuan akhir pendidikan Islam. Menurut Ali Yafie insan kamil (manusia

sempurna) ialah manusia yang mempunyai keseimbangan (mental) yang

dapat memadukan kehidupan pribadinya dan kehidupan sosialnya serta

berperan membangun dan menjaga keseimbangan serta kelangsungan

hidup di bumi.115

112 Muhammad Athiyah al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terjemahanBustani A. Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 1-4

113 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: PR RemajaRosdakarya, 2000), hlm 27

114 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, (CV. Diponegoro, 2004), hlm.50

115 Ali Yafie, Teologi Sosial, (Yogyakarta: LKPSM, 1997), hlm 157.

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM

DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-RIDHO SEMARANG

A. Gambaran Umum Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar-

Ridho Semarang

1. Tinjauan Historis

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Alam Ar-Ridho Semarang

merupakan sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan Ar-

Ridho Semarang. PAUD Alam Ar-Ridho merupakan Sekolah Alam satu-

satunya di Semarang. Walaupun demikian PAUD Alam Ar-Ridho

merupakan sekolah yang tidak kalah kualitasnya jika dibandingkan

dengan sekolah PAUD lainnya. Hal itu dapat dibuktikan dari sejak

berdirinya sampai sekarang perkembangannya semakin baik, walaupun

harus bersaing dengan sekolah PAUD lainnya baik swasta maupun negeri.

Adapun latar belakang dan tujuan berdirinya TK dan PAUD Ar-Ridho

Bukit Kencana Jaya Semarang adalah sebagai berikut :

Berawal dari gagasan yang dimunculkan oleh Bapak H. Nurul

Khamdi, B. Eng beserta teman-teman dekatnya yang ingin mencerahkan

manusia berkualitas dalam urusan dunia maupun akhirat, maka pada tahun

1996 di dirikan TK Islam terpadu. Kemudian atas saran dari temen-

temanya juga, beliau bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip

sekolah lanjutan setelah PAUD. Sebelum mendirikan PAUD ini, bapak H.

Nurul Khamdi beserta stafnya melakukan studi banding di Sekolah Alam

Ciganjur Jakarta. Dari sinilah, muncul ide untuk mendirikan dan

mendesain yang serupa di Semarang. Dana yang digunakan dalam

membangun lembaga pendidikan tersebut diperoleh dari donatur yaitu

dengan mengajukan proposal kepada para mukhsinin. Disamping itu biaya

gedung juga diperoleh dari wali murid.

Dilihat dari latar belakang berdiri dan usaha untuk membuat

sekolah alam dengan model pembelajaran yang bersahabat sekaligus

mendekatkan peserta didik dengan alam. Di samping itu alam

mengandung berbagai bahan pelajaran yang dapat digali untuk diketahui

dan dimanfaatkan oleh siswa. Kemudian Allah juga menyuruh manusia

untuk berfikir dan merenungkan seluruh aspek-aspek penciptaan dan

memerintahkan manusia menggunakan nalar dan potensi-potensi lainnya

untuk menemukan rahasia-rahasia alam.116

Dengan adanya konsep long life education pendidikan

berlangsung seumur hidup, yang menjadi tanggung jawab bersama antara

keluarga, masyarakat dan pemerintah. Selain itu rintisan Sekolah Alam

Ar-Ridho menjadi bentuk layanan pendidikan untuk anak usia dini sesuai

dengan basis lokal yaitu alam sekitarnya. Atas dukungan dari berbagai

elemen masarakat dan didukung memiliki tempat, sarana pendidikan dan

memiliki guru yang profesional sesuai kebutuhan dibidangnya serta

program pembelajaran yang berbasis alam.117

Keinginan tersebut pada akhirnya tercapai berkat usaha maksimal,

sebab pandangan bu mia inayati bahwa anak pada masa itu waktunya

bermain dan belajar. Usaha untuk menjadikan sekolah yang selalu

berinovasi dan kreatif untuk menyempurnakan sistim, metoda dan

prakteknya. tujuan untuk mencetak manusia berkualitas dari dua aspek

yaitu aspek spiritual yang bertujuan untuk mencapai kebahagian akhirat

dan aspek intelektual untuk membekali diri guna mengarungi kehidupan

dunia menjadi generasi unggul (khoiru ummah)

2. Letak Geografis

PAUD Alam Ar-Ridho terletak di Semarang Selatan, tepatnya

terletak di jalan Kelapa Sawit I, Blok AA Bukit Kencana Jaya, Kelurahan

Meteseh Kecamatan Tembalang Kabupaten Semarang. PAUD ini

116 Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur an, (Bandung, Mizan, 1996), hlm.50.

117 Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar Ridho pada tanggal 06Mei 2010

menempati tanah seluas 12.15 m2, luas bangunan 212,07 m2.118 Gedung

ruang kelas PAUD Alam Ar-Ridho berbentuk saung yaitu lantainya

terbuat dari papan dan dinding gedungnya tidak penuh sampai atap tapi

hanya setengah saja yang dibuat dari papan juga.

Secara fisik, gedung PAUD Alam Ar-Ridho memang berbeda

dengan gedung-gedung PAUD lainnya. Hal ini disesuaikan dengan nama

PAUD yaitu PAUD Alam Ar-Ridho. Tujuan dibuat gedung yang seperti

itu adalah agar siswa dapat bebas melihat keadaan alam sekitar sehingga

proses belajar mengajar tidak membosankan.

Gedung PAUD Alam Ar-Ridho berada di lantai satu, dari ruang

gedung digunakan sebagai kantor, PAUD (TK dan play group). Walaupun

gedungnya sederhana, bukanlah suatu halangan untuk menciptakan suatu

tempat yang nyaman dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Letak bangunan gedung PAUD Alam Ar-Ridho Semarang secara

garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : sebelah barat merupakan

Desa Bulusan, sebelah utara PAUD Alam Ar-Ridho merupakan

persawahan, sebelah timur PAUD Alam Ar-Ridho merupakan Dukuh

Teleh Desa Meteseh, sedangkan disebelah selatan merupakan perumahan

bukit kencana jaya. Meskipun berada di luar pusat kota, namun lokasi

tersebut mudah dijangkau dan ramai lalu lintas menuju kepada perumahan

Bukit Kencana yang padat penghuninya.

Demikian gambaran letak geografis secara singkat, untuk lebih

jelasnya gambaran lokasi PAUD Alam Ar-Ridho dapat dilihat pada peta

dan denah lokasinya sebagaimana terlampir (lampiran I).

3. Visi dan Misi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho

Semarang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang

merupakan sebuah lembaga yang mengkomunikasikan ide dan metode

kreatif manusia dalam proses pembelajaran aktif. Didirikan oleh

118 Dokumentasi PAUD Ar Ridho

sekelompok insan dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai kepedulian

terhadap masalah pendidikan, pengembangan media teknologi dan

pengembangan sumber daya manusia. PAUD Ar-Ridho berupaya menjadi

sebuah wahana tumbuh dan berkembangnya peserta didik dalam proses

pembelajaran ang menyelaraskan kemampuan emosional, intelektual, dan

spiritual.

a. Visi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang

dengan segala potensi dan kemampuan berupaya untuk mendidik

siswanya dengan tujuan besarnya menjadi sekolah yang selalu

berinovasi dan kreatif untuk menyempurnakan sistim, metoda dan

praktek pendidikan dengan Islam sebagai landasan dan titik tolak

falsafahnya dan menyebarluaskannya keseluruh Indonesia119

b. Misi

Adapun misi pendidikan anak usia dini (PAUD) Ar-Ridho

Semarang antara lain :

1. Membekali guru agar inovaif dan kreatif serta berdedikasi tinggi

2. Membangun managemen sekolah yang amanah serta profesional

3. Mendidik siswa menjadi generasi unggul (khoiru ummah)

4. Mendorong masyarakat memahami konsep pendidikan yang benar

Adapun target pendidikan anak usia dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang

ditargetkan menghasilkan siswa yaitu beriman dan berakhlakul

karimah, berbudaya ilmiah, berjiwa leadership dan berjiwa

entepreneurship.120

4. Struktur Organisasi

119 Ibid,120 Wawancara dengan Ibu indah selaku kepala Sekolah PAUD Alam Ar Ridho pada

tanggal 20 Mei 2010

Di PAUD Ar-Ridho sangat cakap menjalankan arus managemen

organisasi. Organiasasi yang baik yaitu organisasi yang mampu

berkembang sesuai arah perkembangan zaman. Struktur kelembagaan dan

sistem pengelolaan yang ada, sesuai hirarki kerja, maka garis komando

dari atas ke bawah, tanggung jawab dan pelaksanaan tugas sesuai dengan

urutan yang telah ditentukan. Hal ini sebagai upaya mewujudkan sistem

managemen yang solid. (Susunan pengurus PAUD Ar-Ridho terlampir).

5. Keadaan Guru

Guru sebagai pendidik merupakan orang yang berkompeten

dibidangnya yaitu mendidik anak agar dapat mengembangkan segala

potensinya. PAUD Alam Ar-Ridho merupakan lembaga pendidikan yang

menyadari akan pentingnya seorang pendidik yang berkualitas, sehingga

rasio jumlah perbandingan antara guru dan anak, kompetensi serta latar

belakang pendidikan pendidik, menjadi prioritas utama. Di PAUD Alam

Ar-Ridho seorang pendidik harus seseorang yang berpengalaman dan

mempunyai kemampuan dalam mendidik.

Guru di PAUD Alam Ar-Ridho harus memiliki dedikasi,

kompetensi, loyalitas, responbility dan kreatifitas. Perbedaan siswa sangat

diperhatikan oleh mereka. Tanggung jawab guru tidak hanya mengejar,

tetapi juga bertanggung jawab agar jangan sampai terlambat untuk

mengetahui kelemahan anak. Untuk membantu anak yang kurang pihak

sekolah melakukan komunikasi dengan orang tua. (Guru PAUD Ar-Ridho

terlampir)

6. Keadaan Siswa

Siswa PAUD Alam Ar-Ridho merupakan peserta didik yang

berasal dari masyarakat sekitar dan warga lain yang mengetahui keunikan

dari Sekolah Alam ar Ridho. Dari rekruitmen peserta didik yang dilakukan

ada 150 murid dan terbagi dalam 5 kelas. Dengan pembagian play group 1

kelas, TK A dua kelas dan TK B dua kelas. Pada tahun pelajaran

2009/2010 PAUD Ar Ridho mempunyai murid sejumlah 126 dengan

perincian:

Play group : 25 Siswa

TK A1 : 22 Siswa

TK A2 : 24 Siswa

TK B1 : 28 Siswa

TK B2 : 27 Siswa

Untuk rentang usia anak juga dibatasi, kelas TK A untuk usia anak

tiga tahun sepuluh bulan. Sedangkan untuk kelas TK B untuk usia anak

empat tahun sepuluh bulan, dan untuk Play group disesuaikan dengan

kesepakatan orang tua.121

7. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada PAUD Alam Ar-Ridho

antara lain :

1. Area bak pasir, ayunan dan papan luncur

2. Area outbond anak

3. Ruang kelas

4. Ruang komputer

5. Mobil transportasi

6. Kamar mandi

7. Perpustakaan

8. Masjid

9. Amplifayer

10. Mainan Indoor

11. Mainan Outdoor

12. LCD, TV, orgent dan Radio Tape

13. Internet hotspot area

14. dll.

121 Wawancara dengan bu Indah tanggal 03 Juni 2010

Sebagai upaya mewujudkan pendidikan anak yang sesuai dengan

kebutuhan anak. Di PAUD Alam Ar-Ridho memiliki penunjang kegiatan

belajar mengajar dan disesuaikan dengan keadaan yang semestinya terjadi

pada anak didik, diantara kegiatan penunjang untuk perkembangan anak

tersebut diantaranya dengan Outing. Pelaksanaan Outing dilakukan

terintegrasi dalam mata pelajaran yang biasanya dilakukan setiap 1-2

minggu satu kali, bahkan untuk mengenalkan lokalitas kedaerahan

biasanya aanak didik di ajak mengunjungi tempat yang menjadi icon

daerah, misal anak di ajak ke lawang sewu.122

B. Sistem Pembelajaran Umum Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang

Pembelajaran pendidikan anak usia dini merupakan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada anak. Pada masa ini anak mengalami beragam

peristiwa, maka sistem pembelajaran yang dibangun sangat menekankan

kepada anak didik untuk bisa mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang maksimal. Pada masa ini mereka atau anak-anak disebut sebagai masa

emas (golden age) yang memiliki perkembangan intelektual mencapai 50%,

pada usia 4-8 tahuan mencapai 80% dan akan terus mengalami perkembangan

berkelanjutan.

Dalam proses pembelajarannya secara umum PAUD Alam Ar-Ridho

menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang disempurnakan

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Dengan maksud

dari penjabaran yang lebih spesifik pada pelaksanaanya yaitu di tambah

kurikulum lokal, dikaitkan dengan local wisdom (kearifan lokal).

Sebagai sekolah berbasis agama Islam, maka kurikulum yang

digunakan dan dikembangkan sedemikian rupa menjadi penting untuk

mendesainnya dengan menyandingkan melalui strategi pendekatan

pembelajaran terintegrasi. Dalam penyajiannya materi dan desain

122 Ibid.

pembelajarannya berbasis pada lingkungan sekitar seperti berkebun. Lebih

jauh lagi penggunaan kurikulum dengan strategi pendekatan contextual

teaching and learning (CTL) untuk dapat menanamkan nilai dengan

memanfaatkan realitas lingkungan. Antara materi dan situasi menjadi saling

terkait sehigga pembelajaran dapat dimaksimalkan secara menyeluruh.

Bermain diantaranya merupakan suatu aktivitas yang langsung,

spontan di mana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di

sekitarnya, dilakukan dengan senang (gembira) atas inisiatif sendiri,

menggunakan daya khayal (imaginatif), menggunakan panca indera, dan

seluruh anggota tubuhnya. Anak menemukan nikmatinya dalam belajar.

Sedangkan belajar dijadikan satu kegiatan dalam kegiatan pembelajaran

bermain anak, dan inilah yang diterapkan dengan menciptakan kesenangan

(fun learning) pada pelaksanaannya sehingga pendekatan dalam pembelajaran

dengan beragam dilakukan utuk mendukung segala aktifitas.

Jadwal pelaksanaan kegiatan PAUD Alam Ar-Ridho, menggunakan

ketentuan yang berlaku oleh Dinas Pendidikan, dengan acuan Menu Generik

dari Direktorat PAUD, tapi dikolaborasikan dengan pendekatan Webbed

(jejaring) yang disesuaikan dengan lingkungan, budaya lokal serta media

belajar yang sederhana kreatif dan edukatif. Sesuai dengan perkembangan

anak, program untuk PAUD alam ar-ridho yang dilaksanakan menggunakan

model bahan ajar melalui lesson plann123 dan weekly:124 Berikut ini adalah

jadwal kegiatan harian PAUD Ar ridho:

• 07.00 – 07.30 WIB Anak datang dan bermain di luar ruangan• 07.30 – 09.00 WIB Kegiatan pembukaan dengan membaca doa, hafalan

surat, qiro’ati dll.• 09.00 – 09.30 WIB Istirahat.• 09.30 – 10.30 WIB Kegiatan belajar lanjutan (ke 2)• 10.30 – 11.00 WIB Kegiatan Penutup

123 Lesson Plan merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat untuk integrasi tematikdalam satu semester.

124 Weekly merupakan istilah yang digunakan untuk rencana pembelajaran dalam bentukmingguan RPP ini dibuat dengan model tematik sehingga sistim pembelajaran dilaksanakan secaraintegrated

• 11.00 WIB Pulang

Sangat jelas sekali bahwa sistem pembelajaran berorientasi pada anak

yang memadukan kurikulum pembelajaran bepusat pada anak melalui

pendekatan pembelajaran active learning, fun learning dan child centered

learning. Dibawah ini ada dua penerapan perangkat kurikulum yang dipakai

di PAUD Ar Ridho, yaitu :

1. Kurikulum DIKNAS

Menggunakan kurikulum diknas dengan pengembangan dalam

pembelajaran (silabus, materi, kegiatan belajar mengajar, aspek

keterpaduan, dengan dienul Islam). Menerapkan sistem kurikulum

berbasis kompetensi secara bertahap tahun 2000-2009 KBK diterapkan di

kelas A dan B tahun ajaran 2000-2009. Mata pelajaran yang disajikan

dalam kurikuum DIKNAS meliputi :

a. Moral dan nilai-nilai agama

b. Sosial, Emosional dan Kemandirian

c. Bahasa

d. Kognitif, ada 2 yaitu:

§ Matematika

§ Sains

e. Fisik Motorik

§ Motorik halus

§ Motorik kasar

f. Seni

2. Kurikulum KHAS

Kurikulum khas merupakan pengembangan agama Islam dengan

meluaskan aspek life skill, mulai tahun ajaran 2000-2009 telah diterapkan

sistem kurikulum berbasis kompetensi. Mata pelajaran yang terangkum

dalam kurikulum khas (Pendidikan Agama Islam) ini meliputi:

a. Aqidah

§ Mata pelajaran aqidah ditujukan untuk mengenalkan siswa bahwa

Allah SWT sebagai Tuhan mereka, Allah sebagai pencipta, dan

Allah sebagai pemberi Rizki

§ Target-target materi per kelas disesuaikan dengan perkembangan

siswa

§ Memberikan berkal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di

SD

b. Praktek ibadah

§ Memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang hukum

Islam, khususnya dalam ibadah Mahdhoh

§ Mendorong, membina dan membimbing siswa untuk mengamalkan

ibadah-ibadah yang disyariatkan

§ Memberikan bekal kemmpuan untuk mengikuti pendidikan di SD

c. Akhlaq

§ Memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang akhlaq yang

baik (akhlaqul karimah)

§ Mendorong, membina dan membimbing siswa dalam

mengamalkan adab-adab, akhlaq terpuji yang disyariatkan

§ Memberikan bekal kemmpuan untuk mengikuti pendidikan di SD

d. Shiroh

§ Memberikan kemampuan dasar kepada siswa untuk mengenal dan

mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah dan peradaban Islam

§ Menanamkan nilai-nilai keteladanan para pembawa risalah dan

kreatifitas peserta didik dalam kehidupan sehari hari

§ Memberikan bekal kemmpuan untuk mengikuti pendidikan di SD

e. Pengajaran membaca A-Qur’an: Metode qiro’ati

§ Memberikan kemampuan hingga taraf mahir bagi siswa untuk

persiapan membaca alQur’an sesuai target

f. Tahfidzul qur’an/surat-surat pendek

§ Mendorong membina dan membimbing siswa untuk suka/

mencintai menghafal alQur’an dan mengamalkannya dalam

keseharian

g. Hadits dan Doa sehari-hari

§ Mendorong membina dan membimbing siswa untuk suka/

mencintai menghafal hadits, doa dan mengamalkannya dalam

keseharian

C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho

Semarang

Taman kanak-kanak atau yang sering disebut dalam rumpun PAUD,

sebagai lembaga pendidikan anak usia dini yang merupakan bagian terpenting

dari rangkaian sistem sebagai upaya mengantarkan anak untuk memasuki

jenjang pendidikan dasar. Pembelajaran anak usia dini atau TK merupakan

bentuk pendidikan yang menyediakan program kegiatan belajar mengajar

yang utuh. Pada jenjang pendidikan potensi anak-anak yang berhubungan

dengan kecerdasan (intellegence), keterampilan (skill), bahasa (language),

perilaku bersosialisasi (social behaviour), fisik (motorik) maupun kesenian

(estetika) mulai tumbuh dan berkembang.

Hal ini dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama yang bertujuan

untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Maka

bimbingan dan bantuan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara

profesional mutlak diperlukan agar kemampuan dan keterampilan anak-anak

pada usia ini dapat berkembang secara maksimal. Untuk mencapai tujuan

tersebut perlu adanya dukungan dari guru yang profesional dan lingkungan

belajar yang mengasyikan serta media atau alat pembelajaran yang menarik.

Seorang pendidik dalam proses pembelajaran dituntut untuk kreatif

dan inovatif. Sebab dengan pendekatan kreatif anak dapat diajak untuk bisa

menemukan hal baru. Salah satu faktor yang paling urgen yaitu dalam

pembelajaran, maka perlu menciptakan hal yang baru menyenangkan dan

enak di terima. Setidaknya membuat anak betah atau dapat mengangap

sekolahan sebagai rumah kedua (second home) setelah keluarga, diantaranya

dengan memahami keinginan anak dalam sikap dan perilakunya.125

Pengajaran atau pembelajaran merupakan hal yang sangat unik dan

kompleks, karena didalam pengajaran merupakan profesi yang membutuhkan

keterampilan memadahi. Pada dasarnya pembelajaran anak-anak berorientasi

pada prinsip-prinsip perkembangan anak dan berorientasi pada kebutuhan

anak. Metode belajar yang ada di PAUD Alam Ar-Ridho yaitu menggunakan

lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya

sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses

pembelajaran (learning experience).

Pokok program pembelajaran untuk anak-anak di PAUD Ar-Ridho

adalah materi-materi pembelajaran yang dapat dicapai melalui beberapa

lingkup materi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak dan

kegiatan lain yang menunjang kemampuannya. Lingkup materi pembelajaran

di PAUD Ar-Ridho tidak terlepas dari ciri khas pendidikan dengan model

sekolah alam yang memfokuskan pendidikan moral akhlak.

Anak sejak kecil dibiasakan bersahabat dengan lingkungan (ekologi)

melalui pembelajaran yang didesain sedemikian rupa dengan pendekatan

jejaring (webbed). Alam lingkungan disekitarnya dijadikan wahana dan media

dalam proses pembelajarannya, sehingga proses keterpaduan dari segala aspek

dapat menyatu dalam diri peserta didik, guru dan lingkungan. Dengan

menggunakan metode belajar aktif dimana guru betul-betul berfungsi sebagai

fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang akan menimbulkan

kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (Student Centris).

Salah satu model pembelajaran yang diterapkan di PAUD Alam Ar-

Ridho yang menjadi ciri khasnya adalah menggunakan alam sekitarnya

sebagai obyek (media) dalam pelaksanaan dalam pembelajaran. Hal ini

menjadi keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh lembaga sekolah PAUD

pada umumnya, karena dalam proses pembelajaran anak didik dilibatkan

125 Martuti, A., Mengelola PAUD (Dengan Aneka Permainan Meraih KecerdasanMajemuk), (Yogakarta : Kreasi Wacana, 2008), hlm. 77

langsung. Dengan tujuan anak dapat merasakan langsung dengan pengalaman

belajar (learning experience) melalui simulasi, pengamatan, dan praktek nyata

melalui penyelarasan dengan materi tematik yang sudah disiapkan sesuai

dengan lesson plan dan weekly.

Proses pembelajaran guru bukan sebagai instruktur tapi menjadi

fasilitator yang mampu menciptakan suasana pembelajaran kreatif, lebih

menarik dan menyenangkan. Diantaranya adalah dengan mengembangkan

kreatifitas anak melalui keakraban antara guru dan murid dengan distimulasi

melalui berbagai cara sehingga belajar terjadi sinergi antara keduanya.

Suasana pembelajaran melalui pendekatan yang menyenangkan dengan

memberikan kebebasan pada anak untuk mengeksporasi kemampuan

kecerdasanya menjadi begitu penting untuk diperhatikan.

Disini guru benar-benar dituntut untuk mampu mengembangkan

kreatifitasnya dengan terus melakukan inovasi dalam setiap tema yang

ditentukan sesuai dengan bahan ajar. Sehingga guru mampu mensinergikan

materi yang mencakup penanaman nilai lingkungan, akhlakul karimah,

akidah, leadership dan intepreneurship. Disinilah yang menjadikan keunikan

tersendiri yang dimiliki oleh PAUD Alam Ar-Ridho dibanding dengan

sekolah pada umumnya.

Sebab PAUD Ar-Ridho Semarang yang merupakan sekolah yang

berlandaskan atau berkeyakinan Islam. Sebagaimana yang diharapkan,

sekolah alam akan menjadi pendidikan alternatif dengan melalui pendekatan

pembelajaran active learning, fun learning dan child centered learning.

Diharapkan dalam prakteknya mampu mengembangkan kecerdasan kolektif

yang dimiliki oleh anak (multiple intelligence). Model kontekstualisasi dalam

pembelajarannya juga tidak lepas dari site plann desain ruang gedung dan

interior perkakas yang ada, selain itu lingkungan alam yang ada menjadi

pendukung untuk mengembangkan kecakapan hidup untuk peserta didiknya.

Rencana pembelajaran yang disusun sesuai dengan bahan ajar telah

mengintegrasikan semua dalam prosesnya atau yang sering disebut dengan

weekly.126 Dari model weekly dipilih untuk mencapai pada ketuntasan materi

pembelajaran sehingga aspek agama, sains, kognisi, bahasa, fisik motorik dan

kemandirian dapat terintegrasi dan maksimal. Materi pembelajaran yang

diajarkan dengan model diatas disesuaikan dengan model spider web

(jaringan topik), sehingga antara teori dan praktek dapat memaksialkan

pengembangan potensi anak didik.

Untuk model webbed dan tematik jika diintegrasikan maka akan

membentuk bagan sebagai berikut (untuk lebih lengkapnya model rancangan

spider web bisa dilihat dilampiran) :

Untuk lebih lengkapnya model rancangan spider web bisa dilihat

dilampiran

Dengan penerapan model integrasi dari tema biasanya dalam

pembelajaran sudah mencakup aspek pemahaman dengan pelaksanaan yang

lebih mengedepankan kurikulum khas. Karena kurikulum dalam pembelajaran

126 Wawancara dengan Ibu Indah pada tanggal 2 Juni 2010.

TEMA

Fisik dan Motorik

Sains

Bahasa

Agama

Kognisi

Art

Kemandirian

merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Menjadi target dan tujuan

yang ingin dicapai. Dari kurikulum inilah pembelajaran diarahkan sehingga

proses pembelajaran terarah. Dalam hal ini pembelajaran di PAUD Ar Ridho

menjadikan pelaksanaan pada proses pembelajaran lebih menitikberatkan

pada penghargaan perbedaan dan lebih humanis.

Perlakuan pada anak dalam prakteknya diberikan kebebasan dan

bertumpu pada pengembangan diri yang lebih holistik atau lebih dikenal

dengan istilah multiple intelligences. Aspek-aspek khusus yang diterapkan

dalam pembelajaran dilapangan. Aktivitas kegiatan belajar mengajar yang ada

diantaranya dengan out bound training, outing yaitu aktifitas di luar kelas.

Guru dalam pelaksanaannya dituntut harus bisa merancang berbagai tema

pembelajaran tentang alam sekitarnya. Diantaranya tema yang ada berkaitan

dengan lingkungan misal seperti air, serangga, sampah, dan yang lainnya

untuk dua bulan dipraktekkan dengan metode outing sebagai penguatan tema.

Jam belajar untuk pendidikan anak usia dini dilakukan selama tiga

setengah jam perhari, yaitu mulai pukul 07.30 – 11.00 WIB. Dengan target

memberikan nilai lebih dalam penanaman nilai-nilai lingkungan, pengetahuan

umum dan agama. Alam semesta yang dimanfaatkan antara lain sebagai media

pendidikan, observasi dan riset. Dengan cara mengamati dan memahami

langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa mendapatkan media

belajar alam lingkungan sekitarnya.

Metode pembelajaran dilaksanakan dengan learning by doing dan

disampaikan dengan dibuat terasa menyenangkan (fun learning), sehingga

anak didik tidak merasa tertekan. Dalam pembahasan tema dipakai dari

berbagai sisi akhlak, seni, matematika, bahasa, kepemimpinan, dan sains (ilmu

pengetahuan). Suasana yang disuguhkan pun membuat siswa dekat dengan

alam. Dalam praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan kreatifnya

sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya

dengan berbasis alam sekitarnya. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak

hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses

pembelajaran (learning experience).

Guru dalam proses pembelajaran sebagai fasilitator sekaligus patner

yang baik bagi anak didiknya127, sehingga dapat diupayakan dengan

mendesain suasana belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas

dengan lebih optimal (student centris). Model sekolah alam yang dipakai

untuk anak usia dini adalah dengan cara belajar sambil bermain dengan

harapan orientasi fokusnya mengembangkan kelebihan yang dimiliki anak

dengan metode pencarian yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima

anak dalam bentuk permainan tertentu. Hal ini mengisyaratkan kemampuan

atau potensi yang dibawa sejak lahir berbeda-beda satu dengan lainnya.

Implementasi sekolah alam cenderung mengarah pada pencapaian

logika berpiki inovatif yang baik dalam bentuk action learning (praktik

nyata). Perbedaan sekolah alam dengan sekolah pada umumnya, tidak hanya

siswa yang belajar guru pun dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau

guru-guru lain. Penanaman dasar bahwa semua makhluk berkewajiban untuk

belajar, belajar dalam konteks toleransi sosial. Bahkan yang lebih dalam

proses pelajaran, bukanlah hanya mengejar nilai, namun memahami seberapa

jauh proses belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.128

Dalam prakteknya sekolah alam diharapkan mampu menjadi

alternatif untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan dengan

mempertahankan kekhasan dari konsep model sekolah alam. Pembelajaran

anak juga diajari bagaimana menguasai soft skill dan life skill. Dengan kata

lain, antara kurikulum, toleransi sosial, dan pemanfaatan kehidupan

keseharian. Bahkan anak diajari praktek langsung untuk menerapkannya,

misal nilai akhlakul karimah anak dapat mempraktekkan dalam keseharian

melalui aspek afektif. Membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan

alam dan ilmu keIslaman. Sehingga mensinergikan kecerdasan intelektual,

emosi, spiritual secara optimal menuju generasi khoiru ummah.

127 Ibid.128 Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar Ridho pada tanggal 02

Mei 2010

Evaluasi yang digunakan di PAUD Ar-Ridho menggunakan sistem

pelaporan hasil dari penilaian selama pembelajaran dengan menggunakan

portofolio, ini dilakukan dua bulan satu kali dengan melaporkan

perkembangan peserta didik selama waktu proses pembelajaran berlangsung

dua bulan. Orang tua dilibatkan dalam mengarahkan perkembangan anak

untuk bisa terlibat aktif.

Dalam memaksimalkan proses pembelajaran di sekolah alam, bahkan

orang tua dilibatkan langsung untuk ikut mensukseskan tujuan. Dalam

pelaksanaan dari hasil laporan yang didapat orang tua, kemudian guru

menjelaskan dan memberikan pemahaman perlunya orang tua anak didik

untuk terlibat dalam pelaksanaan dalam menuntaskan tema. 129

129 Diantaranya dalam melibatkan dalam praktek, misal dalam tema “memasak” orang tuadiajak untuk membawa alat atau perangkat lain, diantaranya dikaitkan dengan kearifan lokal (localwisdom). Misalkan memasak lumpia, dibawakan kulit, isi dan lain-lain. Sehingga orang tua jugatahu perkembangan kecakapan dan perkembangan mental putra-putrinya.

BAB IV

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL SEKOLAH ALAM

DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AR-RIDHO SEMARANG

DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM

A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Model Sekolah Alam di Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) Ar-Ridho Semarang.

Pembelajaran sering di istilahkan dalam mendefinisikan tentang

transformasi pengetahuan. Hal ini sering dikaitkan dengan guru dan murid,

apalagi kalau bukan melegitimasi bahwa guru menjadi sumber prioritas

belajar. Disini menjadi penting untuk di redefinisikan dengan peran dan fungsi

sekolah untuk memberdayakan anak didik dengan difasilitasi oleh guru.

Proses merupakan suatu perubahan yang dilakukan secara continue,

menjadi penting bahkan menjadi permanen dalam memberikan timbal balik

atas perubahan kemampuan manusia dan diikuti oleh sikap dan perilakunya.

Begitu juga dengan belajar, seharusnya mampu menghasilkan perubahan

perilaku anak didik dan guru adalah pelakunya untuk mengeksplorasi potensi

menjadi maksimal sesuai dengan fitrahnya. Untuk mencapai perubahan pada

lembaga pendidikan diperlukan kontrol dan gebrakkan sistem yang

membutuhkan waktu lama.

Pembelajaran sendiri bukan dimaknai sebagai pengetahuan ansich

yang dikenalkan melalui kelas-kelas formal. Bila ditelisik dalam realitasnya

sekolah konvensional cenderung pakem sehingga tidak membebaskan

“menjadi penjara”, yang memisahkan anak didik dari dinamika persoalan

sosial masyarakat nyata. Semakin lama bersekolah semakin jauh pula dirinya

dengan ralitas sosial. Fenomena ini menjadi perhatian bersama bahwa hasil

perbincangan yang diketengahkan sekarang yakni tentang penanaman nilai

dalam sekolah cenderung materi oriented. Sehingga anak didik kurang peduli

dengan lingkungan sekitarnya.

Pola pendidikan lama yang bersifat tradisional inilah yang harus kita

konstruksi, karena polanya melahirkan sistem pendidikan yang menuntut pada

sikap kepatuhan, penerimaan dan ketaatan. Buku teks menjadi representasi

utama dari pengetahuan. Guru menjadi pelaku yang menyampaikan

pengetahuan dan ketrampilan serta memaksakan peraturan kepada murid.

Pembelajaran model ini hanya dipahami sebagai proses memperoleh apa yang

sudah terkumpul dalam buku-buku dan kepala yang lebih dewasa.130

Anak usia dini merupakan fase dasar perkembangan luar biasa.

Karakternya sangat peka dan memiliki rasa ingin tahu yang besar serta

ditunjukan melalui beberapa tahapan yaitu berusaha untuk mengontrol diri

sendiri, memakai bahasa kognitif, motorik dan keterampilan sosial. Melalui

hal tersebut maka anak akan memakai informasi untuk berfikir membuat

keputusan dan memecahkan masalah.131

Begitu juga tahapan pembelajaran dan penanaman nilai kepedulian

dapat dilalui dengan berbagai cara pertama, mengetahi perkembangan anak

dengan pengenalan lingkungan pembiasaan oleh pendidik. Kedua, dengan

berbagai macam metode pendekatan pembelajaran melalui keterlibatan anak

didik menjadi pelaku langsung. Ketiga, melalui kegiatan outing (tamasya)

berkunjung ke tempat pembelajaran lingkungan semisal kepada tempat kebun

binatang dan pantai.

Dengan melibatkan anak didik dalam praktek nyata, akan menjadi

sebuah pengalaman yang membekas dan memberikan pembelajaran nilai yang

lebih total. Karena anak usia dini merupakan the golden age (masa emas)

dimana anak mengalami kepekaan belajar yang luar biasa sehingga dalam

kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada

kebutuhan anak. Anak usia dini merupakan fase anak yang sedang

membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua

aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu

intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.

130 John Dewey, Experience and Education, dialih bahasakan oleh Hani’ah, Experienceand Education pendidikan berbasis pengalaman, (Jakarta: Teraju, 2004), hlm. 4

131 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Konseling dan Terapi Keluarga, (Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia, 2005). Hlm 25

Melalui bermain, anak diajak bereksplorasi, menemukan hal baru,

memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda sekitarnya.

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan

menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang

dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep

pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun

harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual.

Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara

mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Untuk

mengembangkan ketrampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses

pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri

sendiri, mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki disiplin diri.

Pembelajaran kontekstual dan sumber belajar dapat berasal dari

lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh

pendidik atau guru. Hendaknya proses ini dilakukan secara bertahap, dimulai

dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep dikuasai

dengan baik. Semua ini dilakukan dengan menyajikan kegiatan berulang-

ulang.

Disinilah yang menjadi keunikan, bahwa pendidikan adalah alternatif

bagaimana peserta didik dapat mencapai pengembangan diri secara maksimal.

Sekolah alam hadir sebagai pendidikan fitrah. Sekolah bukan lagi beban.

Sekolah merupakan realitas kehidupan yang mereka jalani dengan

penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan sumber stres

yang biasanya membuat mereka kehilangan gairah.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang

dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada

target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat

jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

dalam kehidupan jangka panjang.

Sekolah alam yang di implementasikan di PAUD Ar-Ridho menjadi

salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai

media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Pada umumnya

menggunakan sistem pembelajaran dengan konsep tematik dan tetap

diintegrasikan dengan pembelajaran yang ada. Setiap tema dibahas dari

berbagai sisi akhlak, seni, bahasa, kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap

tingkatan memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbeda-beda. Selain

memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai

dengan namanya, suasana yang disuguhkan membuat siswa dekat dengan

alam.

Melalui pembelajaran dalam memanfaatkan media yang tersedia, di

PAUD Ar-Ridho, saat praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan

kreatifnya sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang

dimilikinya dengan berbasis alam sekitarnya. Metode belajarnya

menggunakan lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar

tidak hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam

proses pembelajaran (learning experience).

Melalui alam anak belajar menggunakan dan memanfaatkan daun,

dengan daun anak bisa berpuisi, bernyanyi dan mengambar. Bahkan jika

kreatif metode pembelajaran game alampun bisa dimanfaatkan bermain

dengan lumpur atapun flaying fox diantara lingkungan kebun dan sawah. Pada

proses pembelajaran anak diajak terlibat langsung dan sejak kecil dibiasakan

bersahabat dengan alam melalui berkebun, dapat diwujudkan dalam bentuk

senderhana, visualisasi benda, menggunakan media pembelajaran memutar

film yang bertema pentingnya menjaga dan merawat lingkungan alam.

Menanamkan pendidikan nilai lingkungan hidup untuk anak tentunya

lebih tepat dengan bermain, sebab cara berpikir anak masih bersifat divergen

(kesana kemari). Pendidik harus memiliki ”sense of responbility”, sebab

mereka dituntut untuk bersikap sabar dan ikhlas. Penanaman nilai lingkungan

hidup untuk anak usia dini setidaknya disampaikan secara bertahap, berulang

dan konsisten, serta kegiatan belajar mengajar yang keberlanjutan. Metode

pembelajaran untuk penanaman nilai lingkungan hidup hendaknya

menggunakan hal yang kongrit, sebab anak akan lebih menyerap hal-hal yang

mudah dicerna dan menarik.

Metode pembelajaran yang berpusat pada anak (child centered

learning) merupakan pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif

yang berpusat pada anak dan mengetahui kondisi perkembangan mental dan

emosional anak. Melalui pembelajaran partisipatif, antara anak dan pendidik

terjalin hubungan erat dalam proses pembelajaran dan terjalin rasa kasih

sayang.

Pendidikan untuk anak usia dini harus memperhatikan kebutuhan anak

seperti ungkapan Abraham Maslow ”kebutuhan dasar anak harus dipenuhi

agar anak bisa fokus bermain”. Seperti halnya anak harus terhindar dari rasa

lapar dan haus, rasa takut, anak lebih suka dicintai dan memberikan

keterbukaan untuk mengeksplorasi diri. Melalui perhatian terhadap kebutuhan

anak, pembelajaran dengan berbasis alam tersebut diharapkan anak-anak dapat

memahami akan pentingnya menghargai dan mencintai lingkungan hidup

sebagai upaya mencapai kebahagiaan baik dalam belajar maupun kebahagiaan

yang diridhoi Allah. Anak yang biasa tertanam penyadaran lingkungan barang

tentu sangat berbeda dengan anak yang tidak pernah belajar tentang dunia

lingkungan.

Simpulan dari analisis pembelajaran sekolah alam di PAUD Ar-Ridho

Semarang dalam pelaksanaannya dapat berfungsi sebagai berikut:

1. Sesuai dengan tujuannya sekolah alam132 merupakan salah satu bentuk

pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama

sebagai pembelajaran siswa didiknya. Maka dalam pelaksanaan

pembelajaran menjadi proses penanaman nilai persahabatan dan kesadaran

pada lingkungan.

2. Dalam pelaksanaannya sekolah alam menggunakan metode dan

pendekatan yang memungkinkan anak bisa aktif dan termotivasi dalam

132 Sekolah alam berdiri dilatar belakangi sebuah gagasan bagaimana menciptakan sistembelajar mengajar yang menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengankualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak didik untuk terus belajar.

proses pembelajaran. Beberapa pendekatan seperti active learning, fun

learning, dan child centered learning menjadikan pembelajaran dapat

menekankan pengembangan kecerdasan majemuk (multiple intelligence)

yang dimiliki oleh anak. Dengan metode pendekatan pembelajaran yang

menyenangkan (fun learning) dapat mempermudah proses transformasi

dengan memperhatikan berbagai aspek pencapaian kecakapan hidup,

diantaranya; Kecerdasan (intellegence), keterampilan (skill), bahasa

(language), perilaku bersosialisasi (social behaviour), fisik (motorik)

maupun kesenian (estetika), Sehingga memberikan formulasi pada

pendidikan secara langsung mengaitkan antar materi sehingga integrasi

pendekatan metode dan kontekstualisasi lingkungan menjadikan

mudahnya anak menemukan karakteristik pribadi tanpa

mengkesampingkan nilai sosial lingkungan sekitarnya.

3. Sekolah alam menggunakan media alam, berguna untuk melatih perubahan

agar bisa berkomunikasi dengan alam. Diantaranya dengan desain yang

untuk dibandingkan sekolah pada umumnya, menjadikan alam sebagai

media diharapkan tertanam nilai keimanan atau kebenaran bahwa semesta

diciptakan Allah yang pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga

menghasilkan perubahan sikap dan perilaku anak sehingga muncul

kebenaran bahwa mencintai sesama adalah wujud cinta kepada Allah.

Membangun kecerdasan kolektif (multiple intelligence) yang dimiliki oleh

anak untuk menghayati perilaku dan sikap yang baik dalam menghargai

lingkungan hidupnya. Sehingga terjadi proses penyadaran keberlanjutan

yang dapat diterapkan baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun

lingkungan hidupnya secara umum.

4. Evaluasi dilakukan dengan berbasis pada proses, disinilah guru akan

mengamati tingkah laku anak, keaktifan anak, kreatifitas. Pada evaluasi ini

dilaporkan langsung dengan bentuk portofolio sesuai dengan kemampuan

anak. Ini biasnya deikenal dengan istilah authentic assessment.

5. Materi yang diberikan dalam bentuk tema yang disusun dengan model

spider web, lesson plan dan weekly. Dengan harapan memberikan

formulasi integral dari seluruh aspek untuk pencapaian seluruh kecakapan

kemampuan intelegensi. Dari integrasi keterkaitan melalui tema membantu

anak dalam memahami dan mengaitkan materi belajar dengan situasi yang

konteksual dengan alam. Sebab alam adalah guru terbaik, maka anak dapat

memaknai simbol kebaikan, kebenaran dan keindahan.

žcÎ)’ÎûÈ, ù=yzÏNºuq» yJ ¡¡9$#ÇÚö‘F{ $#urÉ#»n=ÏF÷z $#urÈ@øŠ©9$#Í‘$pk]9$#ur;M» tƒ Uy’Í<'rT[{É=» t6 ø9F{ $#

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yangberakal”.(QS. Surat Ali Imran: 190)

Tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan pembelajaran sekolah alam

di PAUD Ar-Ridho Semarang, mempunyai banyak kelebihan dan pastinya

juga mempunyai beberapa kekurangan. Dalam pembelajaran minimal dengan

mengkorelasikan dari tujuan, metode pendekatan, isi materi, dan evaluasi

mampu menjadi sebuah usaha berkelanjutan untuk mencapai hasil yang

maksimal. Dalam hal ini pembelajaran sekolah alam menjadi alternatif bagi

pendidikan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang benar-benar

memperhatikan usia anak sehingga eksplorasi kecerdasan mampu berkembang

dan tumbuh secara maksimal.

Proses berkelanjutan pada anak usia dini diharapkan mampu

mencipakan Quantum kecerdasan yang bersahabat dengan alam. Dari berbagai

hal dengan kecepatan yang sangat mengagumkan yang dimiliki, dapat

dilakukan pemenuhan rasa ingin tahu anak sungguh merupakan hak anak yang

perlu mendapat perhatian serius untuk kita semua.133 Demikian, dengan

penghargaan pada alam akan dapat terwujud dengan proses pembelajaran yang

berbasis pada kearifan lokal (local wisdom) dan tetap proporsional dengan

kebutuhan anak usia dini.

133 Seto Mulyadi (Psikolog Anak dan Ketua Komnas Perlindungan Anak), merupakankata pengantar dari buku yang berjudul “Filosof Cilik (Bertanya Tentang Islam)” oleh AmirKumadin (Depok: INTUISI Press, 2008), Hlm 7.

B. Analisis Penerapan Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia Dini Ar

Ridho Semarang.

PAUD Alam PAUD Ar-Ridho Semarang merupakan lembaga

pendidikan yang berbasis agama Islam dan mencanangkan pembelajaran

berbasis pada nilai lingkungan. Sebagai pendidikan alternatif yang

menekankan partisipasi anak dalam belajar. Dengan memperhatikan realitas

sosial yang melingkupi sistem pendidikan dalam kelembagaan sekolah secara

umum, sekolah alam di PAUD Ar-Ridho mencoba melakukan transformasi

kearah pencapaian alternatif untuk menciptakan iklim sekolah yang mampu

menyenangkan peserta didik.

Hal ini tentunya mempertimbangkan perbedaan individu-individu

(peserta didik), kebebasan mengekspresikan gagasan serta memanfaatkan

alam disekitarnya sebagai media untuk menciptakan karakteristik dan

keunikan yang tidak dimiliki oleh sekolah formal secara umum. Harapan

untuk mengeksplorasi kecerdasan kolektif yang akan memaksimalkan bakat

dan mempertimbangkan aspek minat maka karakteristik menjadi penting

untuk dicapai sebagai karakter.

Pemikiran tersebut dibangun atas asumsi bahwa belajar dari

keberhasilan ilmuwan dunia banyak di ilhami oleh pengamatan mereka

terhadap alam. Tentunya kita sebagai umat Islam melihat bahwa banyak ayat-

ayat al-Qur’an yang memberi petunjuk dan anjuran agar kita senantiasa

melakukan pembacaan (mengamati dan mengerti) terhadap alam sekitar. Atas

dasar inilah PAUD Ar-Ridho didirikan untuk mewujudkan sekolah alternatif

berbasis alam.

Model sekolah alam dengan dipadukan dengan kurikulum berbasis

kompetensi dan pendekatan pembelajaran berbasis alam, anak diajarkan

bersahabat dengan lingkungan hidup alam sekitar. Sehingga pembelajaran

diharapkan menjadi proses nyata dalam bereksperimen melalui keaktifan anak.

Partisipasi anak dalam belajar menjadi unsur penting sebagai obyek untuk

menggunakan model pendekatan pada sekolah alam.

Pada dasarnya sekolah alam merupakan sebuah model pendidikan

yang menjadikan lingkungan sebagai pusat pembelajaran dan miniatur riset.

Beberapa kegiatan pembelajaran yang dirancang sekolah berupaya untuk

menciptakan anak mampu mengembangkan penalarannya melalui pengamatan

secara nyata. Menurut John Dewey disebut dengan istilah “belajar dari

pengalaman”, dari konsepsi ini anak tidak saja disuruh untuk menghafal

seperangkat dan fakta, tetapi anak dirangsang dan dimotivasi agar mampu

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan realitas yang mereka

amati.

Sekolah alam di PAUD Ar-Ridho mengembangkan kurikulum khas,

hal ini sebagai keputusan untuk menciptakan alternaif dalam pengembangan

model sekolah alam. Selain itu desain rancang bangun tata ruang kelas dan

gedung sekolah juga menjadi ciri khas yang membedakan sekolah alam

dengan sekolah pada umumnya. Karakteristik lain adalah dengan dukungan

site plann desain lingkungan yang dibuat sebagai media laboratorium untuk

pemanfaatan dalam proses pembelajaran.

Dengan beberapa ciri khas yang dimiliki inilah PAUD Ar-Ridho juga

mengembangkan strategi pembelajaran. Diantaranya adalah bahan ajar dalam

penyusunan rencana pembelajaran yang menggunakan model bentuk weekly,

guru diberikan kewenangan unuk membuat perencanaan secara kreaif dan

inovatif sebagai acuan dalam pengelolaan kelas. RPP dibuat dengan model

weekly dan bukan per pokok bahasan, karena menjadi pertimbangan untuk

menuntaskan materi dan penyesuaian dengan model spider web.

Pelaksanaan penerapan model sekolah alam anak diajarkan mengenal

lingkungan fisik dan mengendalikan, merupakan pengenalan terhadap ciri

benda satu dengan yang ada di sekitarnya.134 Metode tersebut dapat

diintegrasikan ke dalam pemanfaatan alam lingkungan sekitarnya atau media

lain dan alat pembelajaran. Pemanfaatan kertas bekas (koran, majalah, kardus,

karton), plastik, kaleng, tutup botol dll. Sedangkan bahan alam dapat di

134 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2004), hlm 5

jumpai di sekitar kita meliputi; air, tanah, batu-batuan, kayu, daun, ranting

pohon, biji-bijian, pelepah, bambu dll.

Model spider web (jejaring), akan mengintegrasikan pembelajaran

yang holistik. Anak bebas memilih mana yang akan dipelajarinya. Anak bebas

melakukan apa saja sesuai dengan kebutuhannya. Lebih lanjut mengenai

metode, George S. Morrison berpendapat:

Play enhances social interaction and the development of social skill-learning how to share, getting along with other, taking turns, andgenerally learning how to live in a community. Play promotesphysical development and body coordination and develops andrefines small and large motor skill. Play helps children discovertheir bodies how they function and how they can be used inlearning.135

Dengan bermain dapat meningkatkan interaksi sosial danmengembangkan keterampilan sosial-belajar bagaimana berbagi,berteman dengan anak lain, berhubungan, dan bagaimana hidupdalam masyarakat. Bermain dapat meningkatkan perkembangan fisikdan koordinasi tubuh, mengembangkan dan mengasah motorik anak.Bermain membantu anak-anak mengetahui tubuhnya bagaimanamereka dapat menggunakannya dalam belajar.

Sungguh hebatnya Allah yang telah menciptakan alam semesta ini

dengan tidak percuma yaitu untuk kesejahteraan manusia.

t• ¤‚y™ur / ä3 s9 $B ’Îû ÏNºuq» yJ ¡¡9$# $tBur ’Îû ÇÚö‘F{ $# $Yè‹ ÏHsd çm ÷ZÏiB 4 ¨b Î) ’Îû š• Ï9ºsŒ ;M» tƒ Uy

5Q öq s)Ïj9 šcrã• ©3 xÿtG tƒ

”Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang dibumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang berfikir”. (QS. Al-Jatsiyaah: 13)

PAUD Ar-Ridho Semarang dalam menerapkan model sekolah alam

dalam pembelajaran bukan sekedar mengkhususkan pada pendidikan

lingkungan. Dalam pelaksanaan juga bisa menemui kendala jika penerapannya

kurang didukung media dan metode untuk mengintegrasikan. sebab

135 George S. Morrison, Early Childhood Educatuon Today, Fourth Edition, (London:Merill Publising Company, tth), hlm 225

pembelajaran model sekolah alam menuntut pola merangsang kreatifitas diri

dan peka terhadap kondisi kontekstual lingkungan yang berbasis pada kearifan

lokal.

Ilmu keislaman dan sains akan dipadukan dengan diintegrasikan materi

program yang meliputi; materi keimanan, spiritual, rasio, moral atau akhlak,

jasmani, sosial kemasyarakatan dan jasmani. Pelaksanaan pendidikan

alternatif ini berbentuk pengajaran dan pola peneladanan serta pembiasaan.

Semua ini terkait dengan objek didik, sebab anak didik baru melangkah ke

perkembangan emosional dan intelektual. Sehingga penghayatan nilai kearifan

lingkungan hidup belum menangkap keseriusan, akan tetapi semua itu adalah

pembelajaran yang menyenangkan.

Pendidik di PAUD Ar-Ridho selalu memberikan motivasi dan sugesti

kepada anak didik supaya terdorong untuk melakukan hal-hal yang baik dan

mencintai lingkungan alam sekitarnya. Guru mencontohkan membuang

sampah pada tempatnya atau menyapu lantai yang kotor biar tampak bersih,

karena menjadi bagian dari penyadaran diri anak. Hal ini dilakukan dengan

maksud untuk menumbuhkan kesadaran dan ramah lingkungan dapat

ditanamkan sejak dini supaya anak lebih percaya diri, memiliki motivasi dan

tujuan yang baik serta mendorong pembiasaan sikap anak.

Walaupun demikian dalam penerapannya sekolah alam di PAUD Ar-

Ridho Semarang juga menemukan beberapa hambatan. Baik dari faktor

internal maupun eksternal. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri kalau PAUD

Ar-Ridho juga merupakan sekolah yang butuh masukan dari berbagai pihak.

Analisis Penerapan Sekolah Alam di PAUD Ar-Ridho secara spesifik

dapat dispesifikasikan sebgai berikut, diantaranya:

1. Kurikulum khas

Merupakan bentuk dari pencapaian yang menjadi acuan dalam proses

pembelajaran, ini menjadi ciri khas yang dimiliki dan dikembangkan untuk

menjadi alternatif dalam mewujudkan tujuan didirikan dan

dikembangkannya sekolah alam. Berupaya untuk mengembangkan

karakterisik anak dengan bertumpu pada kebebasan berkreatifitas.

Kurikulum khas ini diwujudkan dalam bentuk out bond, outing dll.

Dari pengembangan kurikulum khas ini ada tujuan khusus diantaranya;

a. Mengembangkan pembelajaran berbasis pengalaman (learning

experience).

b. Learning community merupakan bentuk pengembangan kreatifias

dalam bentuk kelompok bersama.

c. Mengembangkan kecakapan yang mensinergikan pada akhlakul

karimah, leadership dan intepreneurship.

2. Desain rancang bangun tata ruang kelas dan gedung sekolah

Pola desain bangunan yang dibuat terbuka dan berbentuk saung menjadi

pendukung dari desain bentuk ruang yang bisa langsung menyatu dengan

alam. Dengan model terbuka anak bisa lebih terasa nyaman dalam

mengikuti proses pembelajaran.

3. Lingkungan sebagai laboratorium

Pemanfaatan lingkungan sebagai laboratorium pembelajaran merupakan

pendukung yang membuktikan bahwa sekolah alam benar-benar didesain

untuk penanaman nilai persahabatan dengan alam. Alam sekitar sebagai

laboratorium sekolah akan membantu anak dalam mempelajari bagaimana

pengalaman dibekali dengan kondisi kontekstual mampu menjadi

eksplorasi ide dan gagasan kreatif.

4. Desain pembelajaran kontekstual

Dalam hal ini desain yang dibuat dan digunakan di sekolah alam

menggunakan penyusunan bahan ajar berbeda dengan sekolah pada

umumnya. Diantaranya istilah ang sering disebut dengan lesson plann dan

weekly. Selain iu materi yang diajarkan juga menggunakan desain

pendekatan spider web ( jejaring).

Ada pepatah bijak mengatakan pengalaman adalah guru terbaik,

pepatah ini bisa dijadikan metode dalam outing dan out bound. Sangat tepat

bila experiential learning ini menjadi konsep pembelajaran modern. Para

peserta didik yang mengikutinya tak hanya dihadapkan tantangan kemampuan

intelegensi, tapi juga fisik dan mental, dan ini akan terus terlatih menjadi

sebuah pengalaman yang membekali dirinya dalam menghadapi tantangan

lebih nyata dalam persaingan di kehidupan sosial masyarakat.

Experiential learning (belajar melalui pendekatan pengalaman) akan

memberikan pengalaman langsung kepada peserta pelatihan dengan simulasi

langsung. Anak didik langsung merasakan sukses dan gagal dalam

pelaksanaan tugas. Hal ini sebagai penunjang pada pembelajaran dengan

model sekolah alam yang difokuskan pada anak usia dini.

Guru menerapkan metode pendekatan pembelajaran experiential

learning, merupakan suatu penunjang kegiatan pembelajaran. Seorang guru

dituntut profesional untuk menerapan kesadaran lingkungan. Karena anak

merupakan peserta didik dalam pembelajaran sebagai salah satu tumpuan

utama mengelola dan memakmurkan alam. Pelaksanaan model sekolah alam

menjadi alernatif pendidikan untuk penanaman nilai karakter yang berbasis

pada penghargaan lingkungan.

Di sisi lain, upaya untuk menciptakan anak-anak yang mampu menjadi

harapan semua pihak, bahkan mendapat kemuliaan dalam kehidupannya kelak

yakni dengan jalan menjauhkan anak-anak dari tempat yang buruk (baik buruk

untuk jiwanya, moralnya, mentalnya maupun buruk untuk fisiknya dalam

artian membahayakan dirinya) dengan cara memperhatikan dan menjaga

lingkungan hidup, serta jangan sekali-kali membebani anak-anak dengan

pelajaran, tugas dan tanggung jawab yang belum saatnya diberikan, walaupun

anak tersebut menyatakan sanggup.136

Penerapan kegiatan exsperiential learning dengan memberikan

pengalaman langsung contohnya aktivitas kesadaran lingkungan eksperimen

air berwarna, es batu dalam air, membuat lumpia, dan membuat alat

permainan dengan kertas bekas. Selain mengembangkan kemampuan apresiasi

136 Abdur Rozak Husain, Hak dan Pendidikan Anak dalam Islam, (Terj. Azwir Butun),(Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 1992), hlm.96-97.

136 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2001), hlm. 76.

atau kreativitas dan penghargaan terhadap perbedaan dalam sebuah kelompok,

juga memberikan kontribusi memupuk jiwa kepemimpinan, dengan

meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi

Berbagai pandangan, dalam implementasi model sekolah alam untuk

anak didik di PAUD Ar-Ridho sudah cukup bagus dan bahkan menarik. Hal

ini dapat dilihat dari kemampuan anak didik mempratekan kebiasaan baik,

membuang sampah pada tempatnya, membuat alat permainan dari kertas yang

tidak berguna, memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berharga, dan

kemampuan ekperimen sains. Sebab tanpa menyaksikan secara langsung

bagaimana anak-anak dapat memanfaatkan bahan alam secara maksimal.

Sementara itu dalam konsep bimbingan dan konseling Islam

memandang bahwa sejak kecil, seorang anak harus dibiasakan mengenal

ajaran agama sebagai pedoman dasar bagi kehidupannya kemudian. Ajaran

agama yang bukan saja berisikan ubudiyah, melainkan juga aspek hubungan

kemanusiaan dan segi kehidupan yang lain.137

Sebab model sekolah alam merupakan upaya menanamkan keyakinan

bahwa semesta adalah ciptaan Allah yang harus di hargai. Menanamkan

kebenaran bahwa semua yang diciptakan di langit dan di bumi ada manfaat

bagi keberlangsungan hidup manusia. Kesadaran estetika bahwa anak mampu

mendalami makna keindahan, sebab Allah itu indah dan mencintai keindahan.

Contohnya anak dapat berkreativitas dengan menggambar, mewarnai,

berpuisi, menyanyikan senandung alam, dan syair-syair Islam.

Dengan demikian, segala unsur-unsur untuk merusak lingkungan hidup

tentu akan menghambat pertumbuhan moral anak didik bahkan mungkin

menghancurkannya sama sekali. Oleh karena, kalau ingin mengajarkan anak

didik bersahabat dengan alam sesuai dengan ajaran agama Islam, maka dari itu

dari berbagai pihak rumah, sekolah dan masyarakat harus berfungsi dengan

baik. Keterlibatan aktif inilah yang akan mendukung dalam maksimalisasi

fungsi untuk mendukung dalam pelaksanaannya.

Lebih jauh bila dianalisa strategi yang digunakan dalam pelaksanaan

konsep model sekolah alam, dalam aplikasi pelaksanaan pembelajaran

mempunyai harapan dalam pemberdayaan kecakapan kreatif.

Pengejawantahan diri dalam beraktualisasi menjadi konsen tersendiri yang

ditawarkan dari modelnya tentang sekolah yang memberi arti keindahan akan

kehidupan. Dalam perspektif lain ini dapat ditarik menjadi karakteristik

sekolah alam yang mempunyai pesan untuk memperbaharui fungsi perannya,

bisa kita lihat bahwa pendidikan bukan untuk kemungkinan-kemungkinan

dunia masa depan (possible worlds of the future).

Pada prinsipnya bila dianalisa secara peluang menurut hemat penulis,

ada lima pesan yang menjadi target mulia untuk mengembangkan kemampuan

pribadi yang akan dicapai dari pelaksanaan model sekolah alam untuk masa

depan, diantaranya yaitu :

1. Disciplined Mind (pribadi yang memiliki satu atau lebih disiplin ilmu).

2. Syinthesis Mind (pribadi yang mempunyai daya ramu pengetahuan), ini

menjadi penting untuk bekal berkelanjutan di pendidikan berikutnya.

3. Creative Mind (pribadi yang memiliki daya cipta), menjadi penopang

untuk menciptakan kreasi dalam pembelajaran yang mengedepankan nalar

kontekstual.

4. Respectful Mind (pribadi yang memiliki rasa hormat) disinilah kelebihan

dalam pengejawantahan nilai moralitas sehingga membentuk karakter

santun yang bersifat aktif.

5. Ethical Mind (pribadi yang etis), merupakan aktualisasi individu yang

menghasilkan nilai penghargaan akan ciptaanNya, sehingga menghasilkan

rasa kepedulian dan tanggungjawab.

Berdasarkan uraian analisa diatas, baik dari aspek implementasi

penerapan model sekolah alam untuk anak usia dini dari faktor beserta

penunjang dalam pelaksanaannya, dapat diketahui bahwa proses penerapan

model sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang sangat aspiratif dalam

menjalankan konsepnya, banyak model pendekatan yang digunakan dan tidak

menutup kemungkinan akan memunculkan cara baru dengan keterlibatan aktif

dari semua pihak.

Disisi lain pesan kemasyarakatan dan kemanusiaan akan dapat dicapai

dari pondasi integrasi nilai keislaman. kepekaan dan kreatifitas yang

ditanamkan telah menjembatani bahwa pendidikan tidak harus dalam disiplin

yang otoriter kaku dan kolot . Anak secara langsung telah mendapatkan ilmu

yang integral-holistik dan sesuai dengan tinjauan pendidikan Islam.

C. Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho Dalam

Tinjauan Pendidikan Islam

Sekolah alam berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua

(seluruh umat manusia) dan belajar dari semua (seluruh mahluk di alam

semesta). Sehingga fitrah manusia dapat berkembang dan tumbuh sesuai

dengak kompetensinya dengan belajar bersama alam bersifat nyata menuju

kualitas manusia yang paripurna.

Sebagai salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan

alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Lanskap

sekolah adalah jantung sekolah. Menyatu dengan jiwa sekolah dan harmoni

dengan alam. Hakikat dari konsepnya merupakan sekolah dengan berbasis

konsep pendidikan yang memanfaakan alam semesta. Dasar dari konsep

tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia

adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi.

Dari penerapan model sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang

menjadi bukti bahwa pendidikan yang berlandaskan nilai Islam menjadi

penting untuk dikembangkan, Termasuk PAUD Ar-Ridho, dalam proses

pembelajarannya menjadikan alam sebagai basis media untuk mengakrabkan

peserta didik terhadap nilai-nilai Islam. Lebih jauh bila dilihat dari tujuan

didirikannya sekolah alam jika dirunut berawal dari gagasan yang

dimunculkan oleh Bapak H. Nurul Khamdi, B. Eng beserta teman-teman

dekatnya yang ingin mencerahkan manusia berkualitas dalam urusan dunia

maupun akhirat.

Dari tinjauan historis PAUD Ar-Ridho Semarang, sekaligus dalam

visi dan misinya jelas bahwa pendidikan Islam telah terintegrasi dalam

kurikulumnya. Tujuan berdiri adalah untuk mendidik manusia yang beriman

dan bertakwa pada Allah serta berakhlakul karimah. Bahwa apa yang ada di

alam semesta ini memberikan pelajaran, sesuai dengan tanda-tanda kebesaran

tentunya bagi mereka yang berfikir. Dengan pendekatan spider web konsep

pembelajaran tematik telah memadukan antara nilai Islam, pengetahuan sains

dll.

Dalam tinjauan pendidikan Islam, sekolah alam secara kultural telah

memberi nilai kontribusi terhadap penanaman nilai keIslaman yang menjadi

unsur penting berdampak pada kesadaran personal yang secara psikologis

terkontrol menjadi modal bagi peserta didik untuk bisa mengaksentuasikan

nilai Islam dalam kehidupan sosial. Pelaksanaan dalam penerapan interrelasi

atau interkomunikasi dengan yang lainnya dilakukan dengan model

tanggungjawab kelompok saat dilakukan out bond.

Pendidikan Islam lebih memperhatikan pada nilai usaha, karena usaha

atau ikhtiar yang dilakukan oleh anak didik dalam segala hal akan

berpengaruh terhadap prestasi yang diharapkan. Demikian juga dalam sekolah

alam di PAUD Ar-Ridho Semarang bila ditarik benang merah dengan tujuan

pendidikan Islam menjadi sinergi, sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam

adalah terbentuknya pribadi muslim yang dapat:

d. Menguasai pengetahuan, kemampuan intelek berkembang dan terampil

secara intelektual (aspek kognitif).

e. Memiliki minat, sikap, nilai, penghayatan serta penyesuaian diri yang

semakin berkembang (aspek afektif)

f. Terampil melakukan sesuatu / amaliyah (aspek motor skill).

Melalui pelaksanaan model sekolah alam sendiri, berarti telah

mengupayakan usaha untuk mendidik anak sejak usia dini melalui

pembelajaran berbasis alam. Sesua dengan cita-cita yang ada bahwa sekolah

alam bertujuan mencetak generasi khoiru ummah yang mempunyai

keseimbangan (mental) yang dapat memadukan kehidupan pribadinya dan

kehidupan sosialnya serta berperan membangun dan menjaga keseimbangan

serta kelangsungan hidup di bumi dengan menghargai alam.

Konsepsi di atas, secara global mengisyaratkan bahwa ada dua hal

yang penting yang berlaku direalisasikan dalam penerapan sekolah alam

dalam tinjauan pendidikan Islam, yaitu dimensi dialektika horisontal dan

dimensi ketundukan vertikal. Pada dimensi dialektika horisontal, diharapkan

mampu mengembangkan realitas kehidupan, baik yang menyangkut dirinya,

masyarakat, maupun alam semesta beserta segala isinya. Sementara dalam

dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan menjadi jembatan untuk

memahami fenomena kehidupan dalam rangka mencapai hubungan yang

sebaik-baiknya dengan kholiqNya.

Secara praktis, sasarannya yaitu; membentuk akhlak mulia,

mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, persiapan untuk mencari rizki

dan memelihara segi kemanfaatannya, menumbuhkan semangat ilmiah

dikalangan peserta didik, mempersiapkan sumber daya manusia profesional

yang trampil yang sekaligus akan menghargai alam.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan berbagai hal

sebagai berikut

1. Sekolah alam atau yang lebih di kenal dengan School Of Universe,

merupakan pendidikan alternatif dengan menggunakan konsep

pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun

dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini

dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah

dan jelas dan bermakna bagi anak. Metode belajarnya menggunakan

lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya

sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses

pembelajaran (learning experience). Model pembelajaran yang berpusat

pada anak (child centered learning) merupakan pembelajaran dengan

menggunakan sepasang perspektif yang berpusat pada anak dan

mengetahui kondisi perkembangan mental dan emosional anak. Sekolah

alam di PAUD Ar-Ridho mengembangkan kurikulum khas, hal ini

sebagai keputusan untuk menciptakan alternatif dalam pengembangan

model sekolah alam. Selain itu desain rancang bangun tata ruang kelas dan

gedung sekolah juga menjadi ciri khas yang membedakan sekolah alam

dengan sekolah pada umumnya. Karakteristik lain adalah dengan

dukungan site plann desain lingkungan yang dibuat sebagai media

laboratorium untuk pemanfaatan dalam proses pembelajaran.

2. Penerapan model sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang dalam

pelaksanaanya sudah berjalan dengan sederhana. Selain mengunakan

metode pendekatan Webbed (jejaring) dalam pembelajarannya peserta

didik diajarkan untuk bersahabat dengan alam. Dari penerapan model

sekolah alam di PAUD Ar-Ridho Semarang menjadi bukti bahwa

pendidikan yang berlandaskan nilai Islam menjadi penting untuk terus

dikaji dan dikembangkan, Termasuk PAUD Ar-Ridho, dalam proses

pembelajarannya menjadikan alam sebagai basis media untuk

mengakrabkan peserta didik terhadap nilai-nilai Islam. Anak terbiasa

bersahabat dengan alam dan tertanamkan rasa tanggung jawab dengan

kelangsungan kehidupan disekitarnya lebih dini tanpa mengesampingkan

pengembangan kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Lebih jauh

bila dilihat dari tujuan didirikannya sekolah alam jika dirunut berawal dari

gagasan yang dimunculkan oleh Bapak H. Nurul Khamdi, B. Eng beserta

teman-teman dekatnya yang ingin mencerahkan manusia berkualitas dalam

urusan dunia maupun akhirat.

B. SARAN-SARAN

Berdasarkan uraian dan cara pandang, ada beberapa saran terkait

dengan upaya penerapan sekolah alam sebagai sekolah alternatif pada anak

usia dini :

1. Hadirnya sekolah alam merupakan bentuk keprihatinan atas tatanan sistem

pendidikan tradisional dan kondisi kerusakan lingkungan. Maka model

sekolah alam perlu diimplementasikan sebagai sekolah berbasis data dan

riset. Memerlukan berbagai penunjang seperti sarana dan prasarana, guru

yang kompeten yang tidak dari lulusan kependidikan. Ciri khas tentang

kembali belajar dari alam perlu menjadi arahan baru dalam ranah

paradigma pendidikan transformatif, bukan sekolah pada umumnya.

2. Pendidikan alternatif menjadi sebuah kebutuhan, maka diperlukan

kerjasama dari berbagai pihak baik kalangan pendidik, ekonom, politisi,

pengusaha maupun masyarakat dan pemerintah. Hal ini dilakukan untuk

mendukung pembekalan sekolah entrepreneurship dan mencetak ilmuwan

yang tidak hanya memahami literasi teks. Karena kontekstualitas local

wisdom ke-Semarangan yang merupakan kota berbasis perdagangan dan

jasa.

3. Sekolah alam bukan berarti suatu sistem berdasarkan alam tapi pendidikan

non dikotomi antara pendidikan agama dan umum. Namun pendidikan

sesungguhnya adalah proses keberlanjutan dan bukan pula dikotomik

bahwa pendidikan adalah hubungan dengan keduniaan dan keakhiratan.

Tujuan pendidikan sebenarnya yaitu upaya penyelarasan hubungan tiga

dimensi antara Tuhan, manusia dan alam.

C. PENUTUP

Segala puji bagi Allah sebagai dzat yang maha segalanya,

sesungguhnya hanya kepada-Nya memohon pertolongan, ampunan dan

petunjuk. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan

perilaku. Shalawat serta salam penulis haturkan kepangkuan Nabi akhiru

zaman Rosulullah Muahmmad SAW.

Dengan mengucapkan rasa syukur alhamdulillah, peneliti dapat

menyelesaikan naskah skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Sebab, tiada gading yang

tak retak dan tiada manusia yang tak pernah berbuat khilaf (salah) dan dosa.

Oleh karenanya saran, kritik dan masukan yang bersifat konstruktif dari

pembaca sangat saya harapkan demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini di

masa mendatang.

Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulis sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.

Semoga semua pihak tanpa disebut namanya, mendapatkan balasan yang baik

dan setimpal. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan tentunya

selalu mendapat Hidayah dan Maghfirah dari Allah Rabbul Izzaty, Amin Ya

Robbal Alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Mujiono, Disertasi, Teologi Lingkungan Islam, Program Pascasarjana

(PPs) S.3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abdillah, Mujiyono, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur an,

Paramadina, Jakarta, 2001

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005

Ahamd Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 2004

Ahmadi, “Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan”, dalam Isma’il S.M., (eds),

Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001

Al–Abrasyi, Muhammad ‘Athiyah, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam,

Bandung: Pustaka Setia, 2003

Al-Ghazali, Ihya Ulum al Din, Juz IV, tanpa tempat, Isa al Bab al Halabi, tt

Ali Yafie, Teologi Sosial, Yogyakarta: LKPSM, 1997

Al-Jamali, Muhammad Fadlil, Nahwa Tarbiyah Mukminah, Tunisya, al Syirkah al

Tunisiyah li al Tauzi‘, 1977

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers,

Jakarta, 2002

Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003

_____, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,1995.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Rinek Cipta, Cet. XIII, 2006

Asmani, Jamal Ma’mur, Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini,

Yogakarta : Diva Press, 2009

Azis, Sholeh Abdul dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-

Tadrisi, Juz.1., Mesir: Darul Ma’arif, 1979

Aziz, Erwati, Prinsip-prisip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai, 2003

Azizy, A. Qodri A, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik

Anak Sukses Masa Depan, Semarang: Aneka Ilmu, Cet II, 2002

Bahruddin, Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah, LkiS: Yogyakarta, 2009

Craft, Anna, Membangun Kreativitas Anak, Inisiasi Press: Depok, 2001

Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tarjamahnya, CV. Diponegoro, 2004

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarata: Balai

Pustaka, 2002

Dewey, John, Experience and Education, dialih bahasakan oleh Hani’ah,

Experience and Education pendidikan berbasis pengalaman, Jakarta:

Teraju, 2004

Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Konseling dan Terapi Keluarga, Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2005

Djohar, Masalah Pendidikan Strategik; Alternatif Untuk Masa Depan, Editor:

Andy Dermawan, Yogyakata: LESFI, 2003

Donald, Frederick J., Education Psychology, Tokyo: Overseas Publication Ltd,

1959

Edukasia, Sekolah Alam, Sebuah Alternatif Pendidikan, Suara Merdeka, Jum’at,

12 Februari 2010

Fahmi, Musthofa, Saklulujiyyah At Ta alm, Mesir: Maktabah, t.t

Faqih, Ainur Rahim, Bimbingan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press,

2001

Fridani, Lara, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : PT. Elex

Media Komputindo, 2009

Frondzi, Riseri, Pengantar Filsafat Nilai, Terj. Cuk Ananta Wijaya, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2001

Ghulsyani, Mahdi, Filsafat Sains Menurut Al-Qur an, Bandung, Mizan, 1996

Hakim, Atang Abd. dan Jihan Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2000

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001

Hasan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997

Hasan, Maimunah, Pendidikan Anak Usia Dini, Yogakarta : Diva Press, 2009

Hasani, Jamal Maka’mur, Manjemen Strategis Pendidikan Anak Usis Dini

Yogakarta : Diva Press, 2009

Heriyanto, Husain, Paradigma Holistik, Dialog Filsafat, Sains dan Kehidupan

Menurut Shadra dan Whitehead, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_alam

http://sekolahalampadang.blogspot.com/2010/03/apa-sih-sekolah-alam.html

Husain, Abdur Rozak, Hak dan Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Azwir Butun,

Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 1992

Ibn Rusn, Abidin, Pemikiran Al-Ghozali Tentang Pendidikan, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset, 1998

Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1996

Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan

Implementasinya di Madrasah, Yogjakarta: Nuansa Aksara, Cet. I, 2007

Komaruddin, Kamus Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2000

Kumadin, Amir, Filosof Cilik (Bertanya Tentang Islam), Depok: INTUISI Press,

2008

Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Radhotul Athfal,

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004

Margono, S., Metodologi Penetian Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, cet.II,

2000

Martuti, A., Mengelola PAUD (Dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan

Majemuk), Yogakarta: Kreasi Wacana, 2008

__________, Mengelola PAUD (Memahami 36 Sifat Pendidik yang Menghambat

Pembelajaran ), Yogakarta: Kreasi Wacana, 2009

__________, Mendirikan dan Mengelola PAUD (Manajemen Administrasi dan

Strategi Pembelajaran ), Yogakarta: Kreasi Wacana, 2009

Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2004

Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet.XX, 2004

Morrison, George S., Early Childhood Educatuon Today, Fourth Edition, London:

Merill Publising Company, tth

Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, Sebuah Telaah Komponen Dasar

Kurikulum, Solo Ramadhani, 1991

Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Saras, Ed. III,

1996

Mulyana, Dedy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosdakarya, 2003

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan

Implementasi), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004

Nasir, M. Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren

di Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005

Nasr, Seyyed Hossein, Antara Tuhan, Manuisa dan Alam, Yogyakarta: Icisod,

2003

Nawawi, Haidar, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1998

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan

Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Nugroho, Muji Waluyo, Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Keluarga Menurut

Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006

Puspita, Anggun, Belajar dan Bermain ala Sekolah Alam, Suara Merdeka,

Minggu, 2 Mei 2010

Rasyidah, Ummu, Pendidikan Pra Sekolah untuk Si Kecil, Solo: Yayasan Lajnah

Istiqomah, 2004

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, Cet. 5,

2005

Santoso, Satmoko Budi, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? Yogakarta: Diva

Press, 2010

Septriana, Lendonovo Sebuah Novel Tentang Dia. Penggagas Sekolah Alam,

Bogor: SoU Publisher, 2009

Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu (Kumpulan

Tentang Pemikiran dan Usaha Meningkatkan Mutu dan Relevansi

Pendidikan Nasional), Jakarta: Balai Pustaka, 1993

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000

Thoha, Chabib dan Abdul Mu’ti, Proses Belajar Belajar Pendidikan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Tholkah, Imam dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan; Mengurai Akar

Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS, Bandung:Citra Umbara, 2006

Wahono, Francis X, Kapitalisme Pendidikan; Antara kompetisi dan Keadilan,

Yogyakarta: Insist Press, Cindelaras bekerjasama dengan Pustaka Pelajar,

2001

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan

Praktek, Jakarta: PT.Bumi Aksara, cet.I, 2006

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Agus Thohir NIM : 3103176 Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 20 Januari 1986 Alamat Asal : Jl. Flamboyan No.26 Ds. Ngembak

RT 08/ RW 02 Kecamatan Purwodadi,Kabupaten Grobogan 58151.

Webblog : http://thohir3.blogspot.com E-mail : [email protected]

A. Jenjang Pendidikan1. SD Negeri 01 Ngembak : Lulus Tahun 19972. SLTP Negeri 03 Purwodadi : Lulus Tahun 20003. MAN Purwodadi : Lulus Tahun 20034. IAIN Walisongo Semarang : Lulus Tahun 2010

B. Pengalaman Organisasi1. HMI Cabang Semarang Ketua Umum Masa Bhakti 2009/20102. HMI Komisariat Tarbiyah Ketua Umum Masa Bhakti 2006/20073. POROS Semarang Ketua Umum Masa Bhakti 2009/20104. AMANAT IAIN Walisongo Desk Artikel Masa Bhakti 2006/20075. IMPG KABID. Eksternal Masa Bhakti 2006/20076 AMSI Departemen Pendidikan Masa Bhakti 2008/20097. Lingkar Studi Alternatif (LaSta) Direktur Masa Bhakti 2008/20118. DPD KNPI Kota Semarang Komisi Olahraga & Kes. Masa Bhakti 2009/20139. Dll.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan semoga dapatdigunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 20 Juni 2010Penulis

Agus ThohirNIM : 3103176