242
PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN DI KABUPATEN SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: SYAFRUDDIN INDRA NIM. 6661101265 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Desember 2016

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/768/1/PERENCANAAN STRATEGIS... · proses penyusunan skripsi. ... membekali penulis dengan ilmu

  • Upload
    doanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN

DI KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

SYAFRUDDIN INDRA

NIM. 6661101265

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Desember 2016

ABSTRAK

Syafruddin Indra. 6661101265. Perencanaan Strategis Diskoperindag dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing II: Maulana Yusuf, M.Si.

Relokasi pedagang pasar merupakan upaya Pemerintah Daerah untuk penataan pasar tradisional yang lebih baik guna menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah. Kurangnya minat pedagang untuk direlokasi, kurang optimalnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar baru, serta belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang dalam merelokasi pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori tantangan dalam Perencanaan Strategis menurut Byrson (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang masih belum baik karena belum maksimalnya pembangunan pasar baru, dan sumber daya manusia Diskoperindag belum optimal. Meskipun pedagang tidak dibebankan biaya sewa namun stategi melalui sosialisasi dianggap masih belum memihak pedagang. Saran yang dapat diberikan yaitu percepatan pembangunan terminal dan trayek angkutan umum untuk mengembangkan potensi pasar baru, melakukan promosi dan mengajak stakeholder lainnya, serta melakukan pendekatan secara persuatif melalui pertemuan dan jajak pendapat antara Diskoperindag dan pedagang. Kata Kunci: Perencanaan Strategis, Relokasi Pedagang Pasar

ABSTRAK

Syafruddin Indra. 6661101265. The Strategic Planning of Diskoperindag in Relocation Traders Kragilan Market in Serang Regency. Departement of Public Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Dr. Agus Sjafari, M.Si. 2nd advisor: Maulana Yusuf, M.Si. Relocation traders market is Local Government efforts for the arrangement traditional market better in order to strengthen busniness sector small and medium. The lack of interest traders to be relocated, the less than optimal Departement of Cooperatives Industry and Trade (Diskoperindag), ineffective the development and supporting facilities in new market area, and there has been no the common ground between government and traders. The purpose of this research is to know the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan Market in Serang Regency. This research used a theory challenges in strategic planning according to Bryson (2007). The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. Data analysis used is technique data analysis Miles and Huberman (2008). The result shows that the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan market in Serang Regency is not good because that has not been developments of new markets, ineffective human resources in Diskoperindag. Although traders not charged rental costs, but a strategy through socialization they still consider to be not yet favoring traders. The recommendations that could be given are on development of terminal and public transport route, promote and getting other stakeholders, and approch persuative by a meeting and the poll between Diskoperindag and traders.

Keywords: The Strategic Planning, Relocation Market Traders

LEMBAR PERSEMBAHAN

“ Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.”

Imam Syafi’i

“Jadikan sabar dan ikhlas sebagai senjata sekaligus pelindung proses dalam hidup”

Syafruddin Indra

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan

Kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini

Aku persembahkan skripsi ini kepada Orang Tua ku, kakak-kakak ku

Serta ku persembahkan kepada sahabat-sahabat serta teman-teman ku.

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang

berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dalam rangka

memenuhi salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

“Perencanaan Strategis DISKOPERINDAG Dalam Merelokasi Pedagang

Pasar Kragilan di Kabupaten Serang ”.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti

dalam menyusun proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga

akhir.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

ii

7. Riswanda, Ph.D selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

8. Maulana Yusuf, M.Si selaku Dosen Pembimbing II dalam

penyusunan skripsi. Yang telah membantu, membimbing, dan

memotivasi peneliti dalam proses penyusunan skripsi. Terima kasih

atas waktu, arahan dan pembelajaran sekaligus dukungan selama

proses penyusunan skripsi.

9. Titi Setiawati, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas

dorongan moral yang diberikan, waktu dan tenaga dalam proses

perkuliahan selama ini.

10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

11. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan

bagi penulis untuk menempuh gelar Strata Satu. Mohon maaf apabila

selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa

membalas segala kebaikan selama ini.

12. Terima kasih kepada kakak Alia dan Alinda yang memberikan

semangat dalam pembuatan skripsi ini.

13. Untuk Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Serang yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Untuk para pedagang pasar Kragilan yang telah bekerjasama dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

15. Sahabat-sahabatku BTNM Abdul Kocot, Hasbi, Ahmad Ijal, Andi

Monang, Sadam, Nurchalim, Tri Wijaya, Ichsan Cole, Viko yang

memberikan canda tawa dan pengalaman yang tak terlupakan.

16. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler

kelas B angkatan 2010, A. Fahrurrozi, Agryan WP, Dedi S, Dwi

Rahayu, Eka SK, Fauzi, Fani Mutia, Fityan Ahdiyat, Herly FH,

Ikhwanul M, Irma, Mayabela, M. Ishmat, M. Nurdin, Novryan A,

iii

Nona R, Putri Menes AS, Putri Pustika S, Reni BA, Rey Ambon,

Siska A, Haerul Umam, Vierta A, Yuanita R yang memberikan canda

tawa, masukan dan nasehat yang bermanfaat.

17. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA

Angkatan 2009 Ikram Wahdi, Sapei Abdullah, Kiswanto, Septian

Gestiardi, Adnan Lubis, Tri Tunggal, Riky Faisal, Alvian, yang telah

memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

18. Sahabat-sahabatku Penghuni Kosan Kalpataru, Adhi Tompel, Prapto,

Haniv Jambi, Kasmidun Kesman, Gunarso Ucok, Tb. Toha, Kiki,

Hermantos Mantos, terima kasih telah memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

19. Sahabat-sahabatku Penghuni Apartement Asmara, Anton Kuping,

Fityan Mapex, Novryan Gepeng, Nurdin Bedeng, Umam Mulyana,

Rama Haw, Dwi Uwi, Gan Gan AA, Dyaz Z, terima kasih telah

memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

20. Terimakasih untuk kamu yang telah datang memberikan motivasi

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan kepercayaan untuk menjadi

pribadi yang lebih baik.

21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap

dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Serang, November 2016

Syafruddin Indra

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan

Abstrak

Abstract

Lembar Orisinalitas

Lembar Persetujuan

Lembar Pengesahan

Lembar Persembahan

Kata Pengantar ............................................................................................... i

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

Daftar Tabel .................................................................................................... viii

Daftar Gambar ................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 14

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 14

v

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 14

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 15

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 15

1.6.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 15

1.6.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 17

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 42

2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................ 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 46

3.2 Fokus Penelitian ......................................................................................... 47

3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 48

3.4 Fenomena Yang Diamati ............................................................................ 48

3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................. 48

vi

3.4.2 Definisi Operasional ......................................................................... 49

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 49

3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 50

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 52

3.7.1 Teknik Analisis Data ....................................................................... 57

3.7.2 Pengujian Keabsahan Data .............................................................. 59

3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 61

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 62

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ............................................. 62

4.1.1 Gambaran Umum Diskoperindag Kabupaten Serang ..................... 68

4.2 Deskripsi Data ............................................................................................ 79

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 79

4.1.1 Daftar Informan Penelitian .............................................................. 81

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 83

4.3.1 Masalah Manusia ........................................................................... 83

vii

4.3.2 Masalah Proses ............................................................................... 86

4.3.3 Masalah Struktural .......................................................................... 91

4.3.1 Masalah Institusional ...................................................................... 104

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 105

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 115

4.4 Saran .......................................................................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang ........................................ 5

Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap di Pasar Kragilan

Baru ................................................................................................ 8

Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak di Pasar Kragilan Lama .................. 10

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ............................................................ 52

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 55

Tabel 3.3 Waktu Penelitian ........................................................................... 61

Tabel 4.1 Daftar Informan ............................................................................. 82

Tabel 4.2 Jumlah Pegawai dan Jabatan Diskoperindag Kab. Serang ............ 92

Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan .................. 95

Tabel 4.4 Rencana Jumlah Pedagang yang akan Terserap ............................ 98

Tabel 4.5 Tabel Hasil Penelitian ................................................................... 113

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kondisi fisik bangunan di Pasar Kragilan baru ............................ 12

Gambar 1.2 Kondisi gerbang di Pasar Kragilan baru ...................................... 12

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 44

Gambar 3.1 Data dalam kualitatif menurut Miles dan Huberman ...................... 57

1

BAB I

PENDAHULUAN

Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan sudah berlangsung sejak

manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan

tersebut adalah memerlukan adanya Pasar bagi sarana pendukungnya. Pasar

merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwjudan adaptasi

manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari oleh perkembangan ekonomi

yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan

hidup.

Pada hakikatnya, Pasar sering dijadikan sebagai wadah (tempat) sekaligus

wahana (proses) jual-beli barang berbagai kehidupan sehari-hari seperti bahan

pangan (beras, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan) dan kebutuhan lainnya.

Yang kemudian disebut sebagai Pasar tradisional. Pasar tradisional sudah menjadi

tempat perdagangan sejak dahulu, sejak manusia mulai melakukan pola sistem

dagang barter (tukar-menukar barang) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal

ini dilatarbelakangi bahwa semenjak dahulu manusia adalah makhluk sosial yang

selalu berkelompok, mencari tempat, dan menciptakan berbagai kegiatan serta

hiburan kelompok sebagai wadah berkumpul bersama. Tempat-tempat bersama ini

kemudian menjadi bentuk perkampungan yang kemudian dijadikan sebagai pusat

kegiatan perdagangan. Ketika uang ditetapkan sebagai alat tukar yang sah, saat itu

kemudian Pasar tradisional berkembang menjadi sarana penunjang perokonomian

handal masyarakat dalam sektor perdagangan, yaitu sebagai tempat pusat

2

diPasarkannya barang-barang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.

Dengan terjadinya perkembangan perekonomian maka Pasar tradisional

cenderung mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari waktu

ke waktu.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara

kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi

atas kabupaten dan kota, dimana setiap pemerintah daerah tersebut berhak dan

berkewajiban untuk mengatur serta mengurus pelaksaan rumah tangga daerah itu

sendiri dalam rangka otonomi daerah. Adanya otonomi daerah, segala urusan

pemerintahan dan pembangunan di daerah diatur sendiri oleh daerah termasuk

kebijakan ekonomi. Salah satu kebijakan ekonomi di Indonesia adalah pengaturan

Pasar tradisional.

Kebijakan mengenai pengaturan Pasar tradisional ini sudah diatur dalam

regulasi berupa Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007

tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern. Pada Bab V Pasal 15 ayat 2 Butir c dalam PP Nomor 112 Tahun 2007,

disebutkan bahwa dalam rangka pembinaan Pasar tradisional, pemerintah

memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar

tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar

tradisional. Sesuai peraturan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan

relokasi Pasar tradisional guna penataan Pasar tradisional yang lebih baik.

3

Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 13.450 Pasar tradisional yang

mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan lebih dari Sembilan juta

pedagang yang berstatus pedagang kaki lima (http://republika.co.id). Pasar

merupakan salah satu sarana yang mewujudkan pembangunan dalam

mensejahterahkan masyarakat. Pasar lahir dari beberapa keinginan orang untuk

memenuhi kebutuhan. Pada mulanya transaksi di Pasar dilakukan dengan tukar

menukar barang yang dimiliki dengan barang yang dikehendaki. Pasar begitu

akrab dengan kehidupan masyarakat baik yang ada di kota ataupun di Desa.

Provinsi Banten merupakan provinsi penyanggah Ibukota yang memiliki

potensi sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi yang cukup

berkembang, dengan berpenduduk kurang lebih 10.022.566 jiwa

(biropemerintahan.bantenprov.go.id) jumlah penduduk Banten semester I tahun

2015). Maka dari itu, Provinsi Banten membuka lebar peluang untuk Pasar

khususnya Pasar tradisional. Hal tersebut menjadi salah satu faktor untuk

memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat Provinsi Banten khususnya

melalui Pasar tradisional yang terdapat di daerahnya masing-masing. Hal ini yang

mengindikasikan bahwa diperlukan suatu Pasar tradisional di setiap Kabupaten/

Kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi Provinsi Banten sendiri

yang menjadi jalur dan gerbang masuknya pendistribusian komoditi yang bersasal

dari Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa perlu memiliki Pasar yang tertata serta

terawat dengan baik. Kenyataannya sebagian besar Pasar tradisional memiliki

kondisi yang memprihatinkan dan memiliki manajemen pengelolaan Pasar yang

buruk sehingga berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti,

4

renovasi sedang, renovasi besar dan relokasi. Hal ini terbukti dengan pernyataan

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bahwa Pasar

tradisional di Banten sebanyak 121 Pasar dan sebesar 90 persen kondisinya

kumuh dan kurang tertib (http://kabar-banten.com).

Jika menelisik ke Kabupaten Serang yang merupakan salah satu dari

empat kabupaten dan empat kota di Provinsi Banten yang memiliki banyak

potensi daerah. Dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya,

Kabupaten Serang memiliki potensi pada bidang jasa, perdagangan, wisata dan

pendidikan. Dalam bidang perdagangan, kabupaten serang saat ini memiliki 13

(tigabelas) Pasar tradisional yang tersebar di wilayah Sebelah Barat dan Sebelah

Timur. Guna memenuhi regulasi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dalam

hal penataan Pasar, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang pun menerbitkan

Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 6 tahun 2012 yang bertujuan terwujudnya

keseimbangan usaha serta pemberdayaan usaha kecil dalam pengembangan

kemitraan yang berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan,

efisiensi berkeadilan, berwawasan lingkungan, kemandirian dan keseimbangan

kemajuan. Dengan adanya PERDA tersebut diharapkan pengelolaan dapat

berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat penjual,

pembeli, dan pihak lain yang terkait. Adapun, Pasar tradisional yang terdapat di

Kabupaten Serang tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

5

Tabel 1.1

Pasar Tradisional di Kabupaten Serang

No Wilayah Nama Pasar

1 Pasar Sebelah Barat

1. Pasar Anyer

2. Pasar Bojonegara

3. Pasar Serdang

4. Pasar Padarincang

5. Pasar Ciomas

6. Pasar Baros

7. Pasar HargaTani Keramatwatu

2 Sebelah Timur

1. Pasar Petir

2. Pasar Dukuh

3. Pasar Kragilan

4. Pasar Sukajaya

5. Pasar Tambak

6. Pasar Tirtayasa

Jumlah 13 Pasar Tradisional

(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, Kabupaten Serang memliki 13 Pasar

Tradisional, Yaitu di sebelah barat ada Pasar Anyer, Pasar Bojonegara, Pasar

Serdang, Pasar Padarincang, Pasar Ciomas, Pasar Baros dan Pasar Hargatani

Keramatwatu. Sedangkan di Sebelah Timur ada Pasar Petir Pasar Dukuh, Pasar

Kragilan dan Pasar Sukajaya, Pasar Tambak dan Pasar Tirtayasa.

Pemeliharaan dan peningkatan manajemen Pasar tradisional Pemerintah

Kabupaten Serang mengupayakan beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya

memberikan bimtek secara berkala, merevitalisasikan dan juga merelokasikan

Pasar tradisional. Alasan yang paling utama adalah untuk pembangunan terhadap

6

Pasar yang kumuh, kotor, dan tidak teratur serta sudah tidak memadai untuk

menampung sejumlah pedagang untuk menjadikannya lebih baik. Sedangkan,

alasan berikutnya yaitu demi terciptanya tata ruang yang rapih dan indah,

sebagaimana tercantum pada Bab II pasal 2 butir b dan c Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka

penataan dan pendirian Pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan, yaitu : wajib

menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah

kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 luas lantai penjualan Pasar tradisional

dan wajib menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar tradisional yang bersih,

sehat, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.

Penataan Pasar yang lebih baik dan nyaman dikunjungi adalah bagaimana

melakukan manajemen pengelolaan Pasar yang baik salah satu yang dapat

dijadikan contoh adalah Pasar ciomas yang sudah memiliki manajemen

pengelolaan yang baik dan menjadikannya percontohan untuk Pasar tradisional

yang lainnya. Namun masih ada juga yang memiliki manajemen pengelolaan

kurang baik salah satunya adalah Pasar Kragilan yang dapat dilihat dengan kasat

mata kondisi fisik bangunan yang sudah tidak layak dan jika berlanjut masuk

kedalam Pasar tersebut yang minim fasilitas seperti sanitasi, toilet dan parkir

kendaraan.

Pasar Kragilan adalah Pasar Tradisional terletak di wilayah Kecamatan

Kragilan (Kabupaten Serang) yang kegiatan jual beli diPasar aktif pada hari senin

dan kamis. Tempat ini merupakan pusat transaksi jual beli barang dagangan hasil

bumi bagi masyarakat sekitar. Seiring perkembangan kota dan kabupaten, Pasar

7

mengalami pertumbuhan yang menuntut peningkatan mutu sarana dan

prasarananya. Menurut obsevasi awal yang peniliti lakukan Pasar lama yang

sudah ada ini kondisinya kumuh dan tidak terawat. Minimnya fasilitas bak

sampah di areal Pasar, toilet yang tidak layak, bangunan fisik yang tidak layak

adalah beberapa gambaran fisik yang terjadi di Pasar Kragilan lama.Selanjutnya,

Pasar Kragilan tidak memiliki lahan parkir sehingga pembeli yang datang

menggukan kendaraan pribadi memarkirkannya di bahu jalan. Keadaan tersebut

diperparah dengan adanya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya

pula di bahu jalan yang langsung mengakibatkan kemacetan panjang di jalan

nasional Jakarta-Serang jika kegiatan Pasar aktif pada hari senin dan kamis. Lalu

mengenai pengelolaan sampah, ternyata belum dilakukan secara baik oleh UPT

Pasar Kragilan. Penumpukan sampah terjadi akibat tidak terangkutnya sampah

oleh truk yang disediakan DTRBP (Dinas Tata Ruang dan Bangunan Perumahan)

melalui koordinasi dengan UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah dapat

terlihat pada sisi dalam Pasar maupun di bantaran sungai ciujung.

Melihat hal tersebut Pemerintah melalui Dinas Koperasi Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Serang merencanakan adanya relokasi Pasar Kragilan

yang saat ini berada di Desa Kragilan ke Desa Kendayakan di Kecamatan

Kragilan. Program perelokasian ini sudah dicanangkan ± (kurang lebih) 10 tahun

yang lalu, bahkan pembangunan fisik Pasar baru di Desa Kendayakan sedang

dalam proses penyelesaian. Adapun jumlah kios, los dan kaki lima yang disiapkan

Pasar baru yang terdapat di Desa Kendayakan adalah sebagai berikut:

8

Tabel 1.2

Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap

1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,5 M ) = 56 Unit

2. LOS = 332 Unit

1. Los Kelontong

2. Los Kain

3. Los Sayuran, Bumbu

dan Buah

4. Los Ikan dan Daging

5. Los Makanan dan

Jajanan

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 88 Unit

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 132 Unit

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 72 Unit

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 32 Unit

Ukuran ( 4,3 x 3 M ) = 88 Unit

3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 180 Unit

Jumlah Total Pedagang = 568 Unit

(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang 2014)

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan

terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di Desa Kragilan dapat menampung

568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima.

Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.

Beberapa kali pertemuan dan diskusi terbuka antara Pemerintah

Kabupaten dan para pedagang Pasar telah dilaksanakan tetapi belum ada titik

temu antara kedua belah pihak untuk merelokasi Pasar Kragilan. Tujuan

perelokasian Pasar menurut pihak pemerintah Kabupaten Serang adalah

mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk mendapatkan

tempat berjualan yang layak, menata para pedagang melalui zona sesuai komoditi

dagangannya, memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang

memadai bagi para pembeli dan pedagang, meningkatkan perkonomian

9

masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar dan

mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi Pasar yang lama. Hal-hal

tersebut lah yang menjadi beberapa maksud dan tujuan Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan untuk adanya perelokasian Pasar yang sudah lama

berdiri di Desa Kragilan menuju Desa Kendayakan.

Tetapi respon berbeda pun keluar dari para pedagang terkait, menurut

Bapak Uci Syafroni selaku sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar (FKPP)

Pasar Kragilan Kabupaten Serang sendiri menyatakan penolakan adanya relokasi

Pasar tersebut. Menurutnya keberadaan Pasar Kragilan merupakan lokasi yang

mempunyai nilai sejarah. Selanjutnya Pasar Kragilan dinilai sebagai tempat yang

amat strategis bagi kelancaran para pedagang dan warga setempat dalam

menjalakan roda usahanya, karena keberadaannya di tengah-tengah keramaian

Kecamatan Kragilan. Lagipula di Desa Kendayakan lokasi tempat Pasar baru

Kragilan tersbut dianggap kurang aman bagi pedangang karena sering terjadi

pencurian. Sementara terkait dengan tujuan relokasi pasar relokasi pasar untuk

mengantisipasi kemacetan lalu lintas, sangat tidak efektif. Itu hanya dianggap

sebagai alasan yang tidak mendasar karena jika memang dengan merelokasi Pasar

Kragilan dapat mengurai kemacetan di jalur Jakarta-Serang, pabrik-pabrik seperti

di Indah Kiat Pulp and Paper dan jembatan Sentul pun terjadi kemacetan yang

lebih daripada di Pasar Kragilan.

Tuntutan yang dilayangkan pedagang Kragilan adalah akan lebih baik

merenovasi pasar lama Kragilan dari pada direlokasi. Sedangkan pasar baru yang

ada di Desa Kendayakan bisa dibuat untuk pasar induk Serang Timur, sebagai

10

upaya pemekaran pasar lama Kragilan Kabupaten Serang. Pasar Kragilan lama

sendiri mempunyai wilayah yang cukup untuk menampung para pedagang dengan

lahan yang terbagi dalam tiga areal berdagang, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.3

Jumlah Kios, Los dan Lapak Kaki Lima di Pasar Kragilan Lama

AREAL UKURAN & UNIT

1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,75 M ) = 38 Unit

2. LOS Ukuran ( 2 x 1,75M) = 363 Unit

3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 124 Unit

Jumlah 525 Unit

Sumber : Peneliti 2016

Pasar Kragilan lama berdasarkan tabel diatas dapat lihat dapat menampung

sampai 525 unit dengan rincian pedagang di bagian kios sebesar 38 Unit,

sedangkan di bagian los sebesar 363 unit, dan juga pedagang kaki lima yang

berjumlah 124 unit. Pada saat survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti

kondisi sebagian kios, los dan pedagang kaki lima sangat tidak layak karena

bangunan yang ada sudah termakan usia dan belum dilakukannya renovasi

bangunan fisik Pasar oleh pihak terkait yaitu Diskoperindag Kabupaten Serang.

Kondisi fisik bangunan Pasar tidak dapat disepelekan karena menyangkut dengan

keselamatan para pedagang maupun pembeli di Pasar Kragilan lama itu sendiri.

UPT Pasar Wilayah Timur yang langsung dibawah naungan

Diskoperindag Kabupaten Serang adalah pengelola Pasar yang mempunyai

wewenang untuk memanajemen Pasar Kragilan. Berdasarkan wawancara dengan

koordinator UPT Pasar Kragilan yang bernama Bapak Komar menyatakan

11

relokasi Pasar Kragilan sendiri sudah direncanakan lama oleh Diskoperindag

Kabupaten Serang. Karena beberapa sebab dilapangan yang tidak memungkinkan

untuk dilaksanakannya relokasi para pedagang Pasar Kragilan rencana ini belum

berjalan sebagai mana mestinya.

Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan terdapat beberapa

masalah dalam Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang

Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun masalah-masalah yang dapat peniliti

berikan yaitu sebagai berikut.

Pertama, Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru

di Desa Kendayakan. Hal ini berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di

lapangan terhadap beberapa pedagang di Pasar Kragilan lama, hampir sebagian

pedagang menganggap bahwa dengan adanya relokasi Pasar Kragilan ke Desa

Kendayakan dapat menurunkan tingkat pendapatan pedagang, dikarenakan lokasi

pasar baru yang tidak strategis pada pusat keramaian Kecamatan Kragilan. Letak

pasar baru Kragilan yang tidak dilewati oleh kendaraan umum dan akses jalan

yang rusak merupakan faktor penyebab sebagian besar pedagang enggan untuk

dipindahkan ke pasar baru yang sudah berdiri. Karena hal tersebut merupakan

salah satu faktor pendukung yang bisa membuat Pasar Kragilan baru ramai

pengunjung

Kedua, Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian

dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang

yang direlokasi ke tempat yang baru. Seperti diketahui merelokasi pedagang Pasar

tradisional adalah memindahkan para pengusaha menengah sampai menengah

12

kebawah yang tingkat keuntungan maupun kerugiannya cepat sekali berputar. Jika

dagangan tidak laris dalam beberapa minggu mengakibatkan resiko gulung tikar

yang sangat besar dapat terjadi. Namun apabila pihak Diskoperindag menawarkan

sebuah solusi pemasaran yang baik dan dapat menjanjikan keramaian akan

tercipta di pasar yang baru. Ini dapat dilihat dari potensi pasar kaget yang buka di

bagian depan gerbang Pasar baru saat malam hari, menandakan sebuah Pasar

dapat diciptakan dengan potensi tersebut. Terlebih jika Diskoperindag membuat

solusi kebijakan pemasaran dan penyewaan los dan kios yang dapat

menguntungkan bagi para pedagang yang akan direlokasi.

Ketiga, Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di

kawasan pasar baru. Dimaksud dari sarana pendukung dan pengembangan yaitu

adalah kondisi fisik bangunan pasar baru yang belum sepenuhnya rampung

diselesaikan. Dari observasi awal yang peneliti lakukan kondisi bangunan dan

gerbang yang hanya tertutupi oleh barisan seng pembatas. Kondisi ini akibat dari

rencana perolokasian yang tertunda lama sehingga bangunan terbengkalai. Dapat

dilihat dalam dokumentasi yang peniliti sertakan sebagai berikut.

Gambar 1.1 dan 1.2 Kondisi fisik bangunan dan gerbang di Pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan

13

Keempat, belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang

Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan,

yang awalnya berada di Desa Kragilan ke pasar baru yang berada di Desa

Kendayakan. Berdasarkan observasi awal peneliti dalam wawancara dengan

Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunitas Pedagang Pasar (FKPP) Kragilan

sudah ada beberapa kali pertemuan antara pihak pemerintah dengan para

pedagang pasar untuk membahas rencana relokasi Pasar tersebut. Tetapi dari

beberapa kali pertemuan yang dilakukan tidak ada benang merah antara kedua

belah kubu, pihak pemerintah tetap dengan rencana relokasinya dan para

pedagang yang tetap enggan untuk direlokasi dan meminta untuk merenovasi

Pasar Kragilan yang bangunannya memang sudah termakan usia.

Dengan dasar pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: ” Prencanaan Strategi Diskoperindag Dalam

Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang ”.

14

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan

indentifikasi masalah yaitu :

1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di Desa

kendayakan.

2. Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang

yang direlokasi.

3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar

yang baru.

4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang Pasar Kragilan

dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan.

1.3 Batasan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti

membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai

Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan

Kabupaten Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari permasalahan yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan

permasalahan yang sekaligus membatasi permasalahan yang diteliti, perumusan

15

masalah tersebut adalah bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam

Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahaui

bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang

Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Strategi

Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Kegunaan Manfaat Teoritis atau akademis terkait dengan

kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap

perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis.

1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis

2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia

akademis khususnya teori mengenai partisipasi masyarakat, politik, dan

administrasi negara serta mengembangkan ilmu yang didapat selama

perkuliahan khususnya Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik

Indonesia (SANKRI) yang di dalamnya menjelaskan fungsi lembaga

tinggi negara dan sistem penyelenggaraan negara

16

1.6.2 Manfaat praktis

Kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis

yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian,

baik individu, kelompok, maupun organisasi.

1. Dapat memberikan informasi, masukan serta pertimbangan kepada

Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan kegiatan relokasi

Pasar lama Kragilan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan baca yang

bermanfaat bagi pembaca atau mahasiswa khususnya Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fisip Untirta dalam memberikan informasi

yang dibutuhkan ataupun dapat dijadikan bahan referensi, rujukan bagi

peneliti yang akan melaksanakan penelitian serupa.

17

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Perencanaan

Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan

tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan

yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan biaya-

biayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik yang bisa

kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau. Perencanaan

adalah dimana proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.

Sebelum manajer dapar mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka

harus membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah oraganisasi

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan

rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari

semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Perencanaaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda.

Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu

kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak

menguras tenaga dan pikiran, serta membutuhkan waktu yang lama dalam

18

penyusunannya. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu

pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari

bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).

2.1.2 Pengertian Strategi

Strategi tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi pada

keuntungan saja, namun juga dibutuhkan dan dilakukan oleh organisasi yang

bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Strategi berasal dari bahasa Yunani

Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau

skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasaarnya strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan (Husein, 2008: 31). Dirgantoro (2001:5)

dalam bukunya “Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Impementasi”

mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen”

dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana

mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk

membantu menenangkan persaingan di dalam pasar.

Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan,

luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan

dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan

utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

(William & Lawrence 1991: 9), Mulyadi (2001: 72) berpendapat bahwa strategi

adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi,

melalui misi. Pearce dan Robinson (1997: 20) menyatakan strategi sebaga suatu

19

rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk

berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran

perusahaan.

Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus,

misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Husein

(2008:31), strategi didefinisikan sebagai berikut :

“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komtensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”.

Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para

ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Cara tersebut berisi aturan main tentang

bagaimana perusahaan untuk melawan, kapan, dimana dan siapa yang akan

dilawan.

2.1.3 Perencanaan Strategis

Seperti kita ketahui bahwa tujuan dari rencana strategis adalah untuk

mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan

langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat

keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang

relevan untuk dilibatkan.

20

Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses

perencanaan strategis di dalam perencanaan strategis ini.

1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategis?

Secara teoritis adalah eksekutif tertinggi pada organisasi yang

bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang lain

atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan. Namun

yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi dari pihak

pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah satu tugas

dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah menetapkan secara tepat

tentang orang-orang yang penting dalam pembuatan keputusan. Orang-

orang ini bisa bersumber dari internal maupun eksternal organisasi.

Namun kriterianya adalah pihak yang diakibatkan, harus memiliki

informasi yang banyak yang relevan dengan perencanaan strategis yang

dilakukan.

2. Bagaimana memulai rencana strategis?

Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti pengarahan

ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam perencanaan strategis.

Selanjutnya dilakukan dengan presentasi kasus oleh wakil-wakil bagian

dan stakeholder yang ikut serta dalam perencanaan strategis. Diskusi kasus

penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan awal tentang kekuatan,

kelemahan dari factor-faktor internal hak kesepakatan serta ancaman yang

dihadapi dari lingkungan eksternal organisasi.

21

3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”?

Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan

sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal,

karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum

tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan.

Dalam perencanaan strategis dari suatu organisasi, manajemen puncak

harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak yang dari

posisinya di tempat yang tinggi, mempunyai visi yang diperlukan untuk

mempertimbangkan semua aspek organisasi, komitmen manajemen

puncak diperlukan untuk menimbulkan dan mendukung komitmen pada

tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi membantu para manajer untuk

meningkatkan kemampuan manajerialnya, juga membantu mereka dan

stafnya sehingga dapat lebih mudah menanggapi berbagai peristiwa

dengan cepat dan tepat.

Perencanaan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi

mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuat

keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan.

Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007) mengemukakan lima

karakteristik perencanaan strategi yakni :

1. Berkaitan dengan pernyataan dasar dan memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut.

22

2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk

pengambilan keputusan sehari-hari.

3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan

lainnya.

4. Membantu memusatkan energy dan sumber daya organisasi pada kegiatan

yang menyangkut prioritas tinggi.

5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif

terlibat.

Menurut Bryson (2007:5) mendefinisikan “Perencanaan strategi sebagai

upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting

membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang

dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti

itu”

Menurut Bryson (2007:5) dalam bukunya “Perencanaan Strategi Bagi

Organisasi Sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah :

1. Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan

strategi-strategi yang efektif.

2. Memperjelas arah masa depan.

3. Menciptakan prioritas.

4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi di masa

depan.

23

5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan

keputusan.

6. Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-

bidang yang berada dibawah kontrol organisasi.

7. Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.

8. Memecahkan masalah utama organisasi.

9. Memperbaiki kinerja organisasi.

10. Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif.

11. Membangun kerja kelompok dan keahlian.

Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat diatas,

tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karen satu hal, perencanaan

strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat.

2.1.3.1 Sistem Perencanaan Strategis

Sistem perencanaan strategis sering kali dipandang sebagai sistem dimana

para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang lintas

fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange (dalam Bryson, 2007) misalnya,

berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus menangani empat

persoalan penting yaitu :

1. Kemana kita akan pergi? (misi)

2. Bagaimana kita akan kesana? (strategi)

3. Apa blueprint tindakan kita? (anggran)

4. Bagaimana kita tahu jika kita berada diatas jalur? (kontrol)

24

Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi.

Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal

proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakuakn terhadap

implementasi keputusan. System perencanaan strategis dapat diterapkan

kepada organisasi publik dan organisasi nirlaba, tanpa memperhatikan sifat

organisasi tertentu, masuk akan untuk mengkoordinasikan pembuatan

keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada

bagaimana organisasi mengimplementasikan strateginya dan

menyelesaikan misinya.

Menurut Bryson (2007) langkah pertama untuk mengimplementasikan

strategi yang telah ditetapkan adalah membuat prencanaan strategik. Inti

dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana

membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan

anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (mis-visi-goal) dan

strategi yang telah ditetapkan organisasi.

Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan

yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step

sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggran berisi rencana

kegiatan/ program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya

yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang direncanakan.

Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan rencana-rencana kegiatan.

25

1. Program

Program adalah penyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah

yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.

Program melibatkan restrukisasi organisasi, perubahan budaya internal

organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2. Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,

setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat

digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru

dalam tindakan , tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan

performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi

keuangan organisasi.

3. Prosedur

Prosedur yang kadang disebut Standart Operating System (SOP).

Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang

berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas

atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusu merinci berbagai

aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program

organisai.

Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus

dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang

disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup

26

rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil

dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-

isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini

masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola

kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Impelementasi

strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan

kebijakannya dalam tindakan melalui pengembang program, anggran

dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya

organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan

pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia,

peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi

strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih elas dan tepat

bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil

direalisasikan.

Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi

Organisasi Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak

mengimplementasikan dirinya sendiri. Orang menggunakan

perencanaan strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi

organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju perencanaan

strategis yang efeketif. Empat tantangan yang dimaksud adalah :

1. Masalah manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen.

Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan

27

prefensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hirearki

organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah

bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas.

a. Individu

Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunyai

kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak

akan memahamisepenuhnya informasi yang diajukan kepada

mereka, atau mereka akan meniru banyak faktor dan secara keliru

mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus harus dilakukan bukan

dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang yang

terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat

adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap.

b. Kelompok

Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan

masalah bagi prencanaan strategis. Kelompol memaksakan tekanan

kuat untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan

diri dengan norma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik

karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri

didalamnya maupun karena kelompok memaksakan tekanan kuat

untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan

konflik internal karena pembicaraan tentang isu strategis hampr

pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan

yang pasti disesalkan bahwa kebanyakan kelompok akan menindas

28

diskusi. Harmoni kelompok akan menjadi prioritas yang lebih

tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa

depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir,

kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama

akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga

tahun.

c. Organisasi

Beberapa karakteristik organisasi juga memperhadapkan masalah

pada perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan

organisasi adalah sistem perencanaan strategis dapat

mengesampingkan pemikiran strategis. Dengan cara yang sama,

repitisi dan kompetensi dapat mengakibatkan lemahnya konsentrasi

dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan

serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan

sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka

coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System)

atau laporan penyelidik lingkungan diisi dengan halaman angka

dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi

jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data numerik saja

tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan dan

mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara

langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus

menghadapi isu itu dan harus memikirkan bagaimana membuat

29

sesuatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi

menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan

sistem menggantikan kepemimpinan.

d. Komunitas

Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan

sejumlah masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis.

Komunitas terdiri atas individu, kelompok serta organisasi dan

karenanya menggambarkan akumulasi karakteristik dan kesulitan

yang dibahas sebelumnya. Sebagian besar organisasi dalam

komunitas apapun melambangkan solusi kepada masalah lama.

Tak ada organisasi dalam komunitas yang mungkin mengandung

masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada satu

orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa.

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good

currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi

kearifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam

perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis menjadi “good

currency” dengan kata lain bagaimana anda menjual ide baru kepada

cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah

menjadi kearifan yang konvensional. Beberapa prinsip muncul untuk

mengelola ide (the life cycle of ideas).

30

1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga peluang adalah induknya

penemuan.

2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi

ide tersebut merupakan sesuatu yang sulit.

3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu

melampaui orang dan organisasi yang terisolasi orang dan struktur

adalah hasil samping dari ide yang sedang berubah.

4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan.

5. Setelah ide yang baik mati, berilah makanan atau kuburan.

Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan

artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapu peluang juga dapat merebut

perhatian, meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan

dan ancaman, tujuan kusus perencanaan strategis adalah

menumbuhkembangkan apresiasi dan artikulasi peluang.

Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui

pernyataan apresiasi, artikulasi, adposi, institusi, onaliasi dan

kerusakan. Selanjutnya, proses mengembangkan ide strategis lebih

penting dari pada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal

demikian, menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk

menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda resmi tindakan

strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang,

uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk

kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat.

31

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan

keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan

yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis

adalah mengaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi

tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adakah

meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya,

mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha

menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-

bagian itu mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan

maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur

penting bagi reproduksi keseluruhan sistem.

Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila :

1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara simultan.

2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara simultan melintasi

tingkat-tingkat serta didalam dan diluar.

3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap.

Haruslah diakui bahwa formulasi dan impelementasi strategi merupaka

prestasi koletif, bikan prestasi individu atau kelompok kecil.

Manajemen hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila

organiasi memiliki misi yang disetujui secara luas, bahkan lebih

mudah lagi jika memiliki visi keberhasilan yang disepakati secara luas.

32

Kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan keseluruhan dalam

bagian-bagian, yang membuat manajemen transisi menjadi lebih

mudah, dan akan memfasilitasi keberhasilan kolektif bahwa

perencanaan strategis selalu efektif.

4. Masalah Institusional/ Kelembagaan.

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan tranformatif.

Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strtegis dapat

dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi

semacam itu tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan yang kuat.

Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mencakup

transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi

yang sanagat stabil, yang diorganisir diseputar ide penting. Pola-pola

interaksi dalam organisasi publik dan nirlaba menjadi “lembaga”

manakala pola tersebut dimasuki nilai dan karakter-karakter

kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup

pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika.

Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar

merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama

kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga,

pengejawantahan maksud menjadi struktur dan sistemnya, pembelaan

integritasnya dan pengaturan konflik internal. Seiring denga itu makan

bahwa tuga kepemimpinan transformatif adalah melakukan redefinisi

tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan

33

sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-

tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.

2.1.3.2 Konsep Perencanaan Strategis

Rencana atau perencanaan merupakan suatu konsep untuk mencapai

tujuan atau rancangan awal apa-apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah

organisasi. Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi

sekalipun dalam perjalanannya mengalami kendala, dan hambatan, hal

tersebut sangat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan.

Sedangkan strategi merupakan cara mencapai tujuan perusahaan atau organisasi

yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi,

strategi memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahan dalam menghadapi

lingkungan jangka panjang. Dari masing-masing definisi antara rencana,

perencanaan dan strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau

perencanaan strategis adalah konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjang

maupun jangka pendek.

Allison dan Kaye (2004: 2) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan

utama dan metoda prioritas yang dipilih organisasi, menurutnya perencanaan

strategi itu mencangkup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang

tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Sedangkan

Bryson (2007: 24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu

cara untuk membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka

yang telah berubah, artinya dengan perencanaan strategis odapat membantu

organisasi dalam merumuskan dan memecahkan masalah yang sedang atau

34

akan dihadapi.

Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

mengatakan bahwa rencana strategis SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) yang disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD

untuk periode 5 (lima) tahun. Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan

2 mengatakan bahwa Renstra SKPD harus memuat visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan juga disusun sesuai dengan

tugas dan fungsi serta berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat

indikatif. Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam Permendagri No.

54 Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan tahapan

yaitu:

a. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD

b. Penyusunan Rencana Renstra SKPD

c. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD

d. Penetapan Renstra SKPD.

Bila dalam tahapan rencana strategis RKPD di atur dalam permendagri

no. 54 tahun 2010 lain halnya dengan prosesnya perencanaan strategis

menurut Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar

proses perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:

1. Bersiap-siap yaitu untuk menyiapkan sedia bagi perencanaan

35

strategis. 2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi 3. Menilai lingkungan 4. Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi umum,

strategi jangka panjang, san sasaran khusus 5. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis 6. Melaksanakan Rencana Strategis 7. Memantau dan mengevaluasi.

Dalam tahapan-tahapan yang disebutkan di atas setiap tahapannya

dilakukan untuk menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai

dievaluasi. Proses perencanaan yang sukses tentunya akan dapat menopang

organisasi dalam mencapai kesepakatan tentang hasil akhir.

Sedangkan pendapat lain mengenai proses perencanaan strategis di ungkap

kan oleh Bryson (2007: 43) yang memaparkan sepuluh tahapan dalam proses

perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:

1. memulai dan menyepakati proses perencanaan strategis 2. mengidentifikasi mandat organisasi 3. memperjelas misi organisasi dan nilai-nilai 4. menilai envirinment eksternal dan internal untuk

mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ancaman oportunities

5. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi 6. merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu 7. meninjau dan mengadopsi strategi atau rencana strategis 8. Membentuk visi organisasi yang efektif 9. mengembangkan proses implementasi yang efektif 10. meninjau kembali strategi dan proses perencanaan yang strategis

Dari dua proses rencana strategi yang dituturkan oleh allison dan kaye,

juga yang dituturkan oleh Bryson, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam tahapan proses rencana strategi harus memperhatikan segala aspek yaitu

baik dari aspek lingkungan, aspek organisasi itu sendiri yang akan membuat

rencana dan melaksanakannya. Intinya dalam tiap tahapan proses perencanaan

36

strategis hasil bertitik akhir pada hasil yang sesuai dengan kesepakatan awal.

Kini banyak sekali perencanaan strategis yang dibuat dengan begitu matang

namun kurang memperhatikan kondisi yang ada di lapangan sehingga terkadang

rencana strategis tidak sesuai dengan masalah sebenarnya sehingga rencana

strategis menjadi sia-sia atau yang lebih parahnya rencana strategis dipaksakan

sehingga menimbulkan masalah baru.

2.1.4 Pengertian Pedagang

Damsar mendefinisilam pedagang sebagai orang atau instansi yang

memperjual belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara lansung

maupun tidak langsung. Sedangkan, Manning dan Effendi menggolongkan para

pedagang dalam tiga kategori, yaitu :

1. Penjual Borongan (Punggawa) Penjual borongan (punggawa) adalah istilah umum yang digunakan diseluruh Sulawesi selatan untuk menggambarkan perihal yang mempunyai cadangan penguasaan modal lebih besar dala hubungan perekonomian. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya.

2. Pengecer Besar

Pengecer besar dibedakan dalam dua kelompok, yaitu pedagang besar

yang termasuk pengusaha warung di tepi atau pojok depan sebuah

halaman rumah, dan pedagang pasa yaitu mereka yang memiliki hak

atas tempat yang tetap dalam jaringan pasar resmi.

37

3. Pengecer Kecil

Pengecer kecil termasuk kategori pedagang kecil sektor informal

mencakup pedagang pasar yang berjualan dipasar, ditepi jalan, maupun

mereka yang menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pedagang adalah orang

yang menjual suatu barang dalam suatu tempat tertentu baik saudagar maupun

masyarakat biasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, yang

mana kegiatannya dilakukan setiap hari atau hari-hari tertentu sebagai mata

pencaharian mereka.

2.1.5 Pengertian Pasar

H. Nystrom menyebutkan bahwa pasar adalah suatu tempat tertentu yang

digunakan sebagai tempat penyaluran barang dan jasa dari tangan produsen ke

konsumen. Dengan kata lain bahwa pasar adalah tempat transaksi barang dan jasa

antara produsen dan konsumen.

Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan

dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pasal 1

pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu

baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,

plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.

38

2.1.5.1 Pasar Tradisional

Menurut Bab I pasal I Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007

tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern. Pasal 1 Pasar tradisional adalalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan

Usaha Milik Daerah Termasuk Kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha

berupa toko, kios, Ios dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,

menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal

kecil dan dengan jual beli barang dagangan tawar menawar.

Marthon mendefinisikan pasar sebagai sebuah mekanisme yang dapat

mempertemukan pihak penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas

barang dan jasa baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga. Mekanisme

pasar yang ada mempunyai peran yang cukup penting dalam menggerakan

kegiatan ekonomi, khususnya dalam sistem kapitalisme. Namun, peran

pengawasan dan intervensi pemerintah sangat terbatas. Dalam sosialisme yang

terjadi sebaliknya. Mekanisme pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh kebijakan

dan langkah yang diambil oleh pemerintah. Berdasarkan definisi Mujahidin, pasar

juga dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk

mempertukarkan barang- barang mereka.

Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menyatakan

sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk atau

kelas produk tertentu, misalnya pasar perumahan, pasar besar dan lain-lain.

39

Sedangkan, dalam manajemen pemasaran konsep pasar terdiri atas semua

pelanggan potensial yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang

mungkin bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna

memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.

Hal-hal yang bermasalah pada pasar tradisional pada umumnya adalah :

1. Pasar tradisional merupakan infrastruktur ekonomi daerah, menjadi pusat distribusi dan pemasaran.

2. Keberadaan kian menurun dengan berkembangnya pasar-pasar swasta modern khusunya di perkotaan. Serbuan pasar modern dengan dukungan kekuatan modal besar, sistem dan teknologi modern, berhadapan langsung dengan pedagang pasar tradisional.

3. Image pasar tradisional terkesan becek, kotor, kurang nyaman dan fasilits minim seperti parkir, toilet, tidak ada tempat pengelolaan sampah, fisik kurang terawat.

4. Pasar tradisional kurang mampu berkompetensi dengan pasar modern. 5. Pasar tradisional lemah dalam manajemen dan kurang mengantisipasi

perubahan.

Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional,

yaitu :

1. Lingkungan sosial sekitar pasar mulai mengalami perubahan. 2. Perubahan gaya hidup konsumen perkotaan. Konsumen ingin

mendapatkan pelayanan lebih, tidak hanya sekedar membeli barang. 3. Perubahan masa (kompetisi) pada pasar tradisional yang tidak menjadi

satu-satunya pusat perdagangan tempat perbelanjaan. 4. Globalisai sudah disadari, tetapi belum diantisipasi. 5. Tantangan selalu memberikan peluang semangat kompetisi dan upaya

tetap maju.

Pasar didirikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap manusia.

Namun, dalam kegiatan jual beli di pasar ada beberapa permasalahan yang terkait

dengan infrastruktur, image dan persaingan pasar yang ada di sekelilingnya salah

40

satunya pasar modern. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut

maka dibutuhkan faktor-faktor dalam mendukung kemajuan pasar tradisional

salah satunya yaitu dengan cara melakukan perubahan sosial terhadap pasar dalam

rangka pembangunan pasar kearah yang lebih baik.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan pasar

tradisonal agar konsumen dapat bertahan untuk berbelanja di pasar tradisional,

yaitu sebagai berikut :

1. Pengelolaan pasar harus lebih profesional. 2. Harus mampu mengubah pola pikir pedagang. 3. Mampu memenuhi keinginan konsumen dengan baik. 4. Sarana dan prasarana yang nyaman parkir, gang, penerangan, sirkulasi

udara, keamanan dan kebersihan. 5. Citra pasar tradisional harus diperbaiki. 6. Secara fisik, pasar tradisional harus mampu menarik konsumen untuk

berbelanja. 7. Harus mampu meningkatkan laba usaha yang berada di pasar

tradisional. 8. Kemampuan untuk memuaskan semua pihak yang terkait dengan pasar

tradisional.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasar tradisional adalah

salah satu komponen utama pembentukan komunitas masyarakat baik di desa

maupun di kota sebagai lembaga distribusi dengan berbagai macam kebutuhan

manusia seperti bahan makanan, sumber energi dan sumber daya lainnya serta

melakukan pengelolaan pasar yang lebih profesional.

2.2 Penelitian Terdahulu

Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan

hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca. Penelitian terdahulu ini

bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam

41

Potensi dan Manajemen Pengelolaan Pasar Kragilan di Kabupaten Serang.

Walaupun fokus dan lokusnya tidak sama persis tetapi sangat membantu peneliti

menemukan sumber-sumber pemecahan masalah dalam ranah Potensi dan

Manajemen Pengelolaan Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Di bawah ini

adalah hasil penelitian yang peneliti baca:

Penelitian yang dilakukan oleh Dede Jualiadi, dengan judul Manajemen

Strategi Pengelolaan Ketertiban Pasar Baru Kota Cilegon. Pada penelitian tersebut

dijelaskan bahwa Pasar Baru Kota Cilegon merupakan pasar yang memiliki

potensi cukup tinggi karena letaknya yang strategis. Persaingan dengan pasar

modern, kotor, kurang nyaman, dan fasilitas minim, kurang dalam manajemen

serta kurangnya dalam mengantisipasi perubahan merupakan kendala yang ada di

Pasar Baru Kota Cilegon. Beberapa faktor yang membuat manajemen pasar

kurang optimal dikarenakan terkendala dengan kedisiplinan dari pegawai serta

kurangnya partisipasi yang dilakuakan oleh pedagang, Pendidikan yang kurang

dari pegawai menjadi faktor penghambat dalam proses sosialisasi terhadap

pedagang dan pengadaan sarana prasarana penunjang program kerja. Untuk

mengoptimalkannya, UPTD Pasar Baru Kota Cilegon perlu melakukan langkah-

langkah peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dan sumber daya pendukung

lainnya.

Penelitian lainnya yaitu oleh Najiah, dengan judul Efektivitas Relokasi

Pasar Ciomas di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2012. Pada

penelitian tersebut dijelaskan bahwa adanta penurunan pendapatan pedagang,

masih terdapat los yang tidak diisi dan adanya awning illegal, relokasi pasar yang

42

belum menyeluruh, terganggunya kenyamanan pengunjung, dan kerjasama yang

kurang baik antara pihak pengelola pasar dengan para pedagang serta pihak

Kecamatan Ciomas. Dan berdasarkan hasil penelitian tersebut kurang efektifnya

relokasi pasar ciomas di kabupaten serang tersebut.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:60), kerangka berfikir adalah sintesa tentang

hubungan antar-variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskprisikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya di

analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang

hubungan antar-variabel yang diteliti.

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 112 Tahun 2007

tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan

Toko Modern yang disahkan pada tanggal 27 Desember 2007 merupakan

kebijakan pemerintah yang berisi tentang pedoman bahwa untuk membina

pengembangan industri dan perdagangan barang, perlu memberikan pedoman

bagi penyelenggaraannya termasuk kaitannya dengan relokasi pasar

tradisional agar tercipta suasana tertib, aman, bersih, sehat dan tidak ada

perkesinambungan antara satu sama lain. Namun, dalam kenyataan ternyata

banyak permasalahan yang terjadi di lapangan yang merupakan input dalam

penelitian ini, di mana permasalahan yang terdapat dalam Manajemen Pasar

Kragilan Kabupaten Serang, yaitu : (1) Kurang minatnya pedagang untuk

direlokasi ke pasar yang baru di desa Kendayakan, (2) Kurang tepatnya dan

43

belum berjalannya rencana strategis yang telah pemerintah Kabupaten Serang

(DISKOPERINDAG), (3) Belum optimalnya pengembangan dan sarana

pendukung di kawasan pasar yang baru, dan (4) Tidak ada titik temu dalam

kegiatan sosialisasi antara pihak pemerintah dan para pedagang pasar

Kragilan, fokus penelitian adalah Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam

Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang.

Untuk itu penulis, mengajukan penelitian mengenai Perencanaan Strategis

Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang.

Penelitian ini menggunakan teori Bryson yang menyatakan tantangan dalam

Perencanaan Strategis yang terdiri dari empat indikator yaitu Masalah Manusia,

Masalah Proses, Masalah Struktural dan Masalah Intitusional.

Untuk mempermudah memahami alur berpikir, peneliti menggambarkan

kerangka berpikirnya sebagai berikut :

44

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berpikir (Sumber : Peneliti, 2016) 2.4 Asumsi Dasar

Menurut Arikunto (2002:61) asumsi atau tanggapan dasar adalah suatu hal

yang diyakini kebenarannya oleh penulis yang dirumuskan secara jelas.

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah peneliti rumuskan yaitu bahwa

pada perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar

Kragilan di Kabupaten Serang ini dirasa kurang maksimal dan efisien dalam

PERMASALAHAN

1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di desa kendayakan.

2. Kurang tepatnya dan belum berjalannya rencana strategis yang telah pemerintah Kabupaten Serang (DISKOPERINDAG).

3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar yang baru.

4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang pasar Kragilan

Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang

Mengetahui bagaimana Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pasar Kragilan di Kabupaten Serang

Bryson (2007:227) menyatakan tantangan dalam Perencanaan Strategis :

1. Masalah Manusia. 2. Masalah Proses. 3. Masalah Struktural. 4. Masalah Institusional.

45

mengahadapi hambatan dari aspek-aspek manusia, proses, struktural dan juga

institusional.

Berdasarkan inti masalah di atas maka peneliti berasumsi bahwa

Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar

Kragilan di Kabupaten Serang belum berjalan optimal.

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud

mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.

Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari

berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan

keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu

masalah. Dengan langkah-langkah tersebut, siapapun yang melaksanakan

penelitian dengan mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama

untuk objek dan subjek yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula

( Silalahi, 2010: 12-13 ). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian ( Moleong, 2006: 6 ).

Sedangkan menurut Sugiyono ( 2014: 15 ) mendefinisikan metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat pospositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, ( sebagai lawannya

adalah eksperimen ) dimana peneliti adaalah sebagai instrumen kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan dengan triangulaasi (gabungan), analisis data bersifat

47

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi. Maka penelitian mengenai analisis manajemen pengelolaan

pasar kragilan lama peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, yang terdapat

dalam suatu konteks yang khusus yang alamiah. Peneliti mengumpulkan data

dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi lapangan, misalnya mengamati

(observasi) dan wawancara mendalam. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan

peneliti dapat memahami situasi social, peran, peristiwa, interaksi, dan kelompok

serta kepentingan.

3.2 Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2014 : 285 ) menjelaskan bahwa dalam penelitian

kualitatif, gejala itu bersifat holistik ( menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan ),

sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya

berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang

meliputi aspek tempat (places), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis serta penentuan fokus berdasarkan hasil studi

pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang

yang di pandang ahli. Dalam penelitian mengenai Manajemen Strategi

Diskoperindag dalam merelokasi pasar Kragilan di Kabupaten Serang, maka

48

peneliti memfokuskan pada manajemen strategi dari cara pelaksanaan kebijakan

relokasi pasar Kragilan. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti dilapangan.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Serang dan lokasi penelitian

lainnya yaitu di instansi yang bersangkutan terhadap Manajemen Strategi

Dikoperindag dalam merelokasi pasar Kragilan Kabupaten Serang.

3.4 Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitiaan ini mengenai

Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar

Kragilan di Kabupaten Serang maka teori yang di gunakan adalah aspek-

aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan strategis Bryson

(2007:227) menyatakan tantangan dalam Perencanaan Strategis yaitu

meliputi:

1. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis yang akan digunakan dengan terlebih

dahulu menganalisis hal – hal yang berpengaruh terhadap

perusahaan atau organisasi.

49

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Manajemen

Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten

Serang. Karena peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, maka

dalam penjelasan definisi operasional ini akan dikemukakan fenomena-fenomena

penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang digunakan yaitu empat variabel

menurut Wheelen dan Hunger yang mempengaruhi manajemen strategi, yaitu :

1) Pengamatan Lingkungan, yakni mengamati lingkungan sekitar yang

dapat mempengaruhi manajemen strategi yang dipakai yang meliputi

analisis internal dan eksternal.

2) Perumusan Strategi, yakni mengamati perumusan strategi yang dibuat oleh

pelaksana program yang terdiri dari misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

yang dilaksanakan.

3) Implementasi Strategi, yakni mengamati kondisi proses

implementasi yang terjadi di lapangan, bagaimana implementasi dari

manajemen tersebut dilaksanakan.

4) Evaluasi dan Pengendalian, yakni mengamati fenomena dari pengawasan

terhadap suatu program dalam pelaksanaan manajemen.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.

Menurut Irawan ( 2006 : 17 ), dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi

50

instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut Moleong didalam

bukunya mengatakan salah satu ciri pokok dari tahapan penelitian kualitatif

adalah peneliti sebagai alat penelitian, untuk itu peneliti harus memilki bekal teori

dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan

mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Selanjutnya Nasution ( Sugiyono, 2005 : 60-61 ) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil uang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala Sesutu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian

kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti maka yang

menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalah dipelajari, maka

dapat dikembangkan suatu instrumen. Selanjutnya setelah fokus penelitian

menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian

sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan

data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

3.6 Informan Penelitian

Informan Penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci yang sesuai

dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu peneliti secara indvidu akan

turun ke tengah-tengah masyarakat guna memperoleh data dari informan.

51

Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian

dimana dipilih secara purposive merupakan metode penetapan informan dengan

berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya teknik pengambilan informan

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Informan tersebut ditentukan dan

ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan

berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi sesuai fokus masalah

penelitian ( Moleong, 2004:217 ). Disini peneliti memilih informan yaitu pegawai

pemerintah Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Serang,

Ketua Forum Komunikasi Pedagang Pasar, serta masyarakat konsumen pasar

kragilan.. Namun, untuk masyarakat konsumen pasar kragilan, peneliti tidak

menutup kemungkinan untuk menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (

Sugiyono, 2011 : 85 ).

Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada

jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran

informan sesuai fokus masalah penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

52

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian

NO Informan Kode Informan Kode Informan 1 Instansi

1. Kepala Diskoperindag Kabupaten Serang

2. Kepala UPT Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Serang

3. Kepala UPT Pasar Wilayah Timur Kabupaten Serang

I1-1

I1-2

I1-3

Key Informan

2 Kepala FKP Pasar Kragilan I2 Key Informan 3 Pedagang Pasar Kragilan I3 Key Informan 4 Konsumen Pasar Kragilan I4 Key Informan 5 Masyarakat Kecamatan Kragilan I5 Secondary Informan

(Sumber : Peneliti, 2016)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara

mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah yang

akan di bahas. Menurut Lofland dan Lofland ( Moleong, 2006:157 ) sumber data

utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksdud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

53

pertanyaan itu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan.

Esterberg ( 2002 ) dalam Sugiyono ( 2005: 72 ) mendefinisikan

interview sebagai berikut :

“a meeting of two person to exchange information and idea through question and respones, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Susan Stainback ( Sugiyono, 2005: 72 ) mengemukakan bahwa:

“interviewing provide the researcher a mean to gain a deeper understanding of how the participants interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”. Jadi dengan wawancara makan peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan siyuasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik

observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama obsevasi,

peneliti juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang ada

didalamnya. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara

terstruktur dan tidak tersruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui informasi apa yang akan diperoleh.

Wawancara dilakukan dengan membawa instrumen sebagai

pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat

bantu seperti tape recorder, gambar, dan material lain yang dapat

54

membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Menurut Sugiyono

( 2005 : 74 ) mengatakan bahwa, wawancara tidak terstruktur atau terbuka

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun pedoman wawancara

yang isinya mengenai hal-hal yang nantinya akan ditanyakan kepada

informan yang akan memberikan jawab pada permasalahan yang ada.

Pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi.

Adapun pedoman wawancara yang telah disusun yaitu sebagai berikut :

55

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

(Sumber:Peneliti, 2016)

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan

langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau

lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti berpedoman kepada desain

penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati

langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penelitian selalu

dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk

membuktikan kebenaran masalah yang ada pada penelitian ini.

Nasution ( 1988 ) dalam Sugiyono ( 2005: 64 ) menyatakan bahwa

observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat

No Dimensi Indikator Informan

1. Masalah Manusia 1. Manajemen perhatian

Instansi dan Masyarakat/ Pedagang

2. Masalah Proses 1. Manajemen ide strategis

Instansi

3. Masalah Struktural 1. Lingkungan internal

2. Lingkungan eksternal

Instansi dan Masyarakat/ Pedagang

4. Masalah Instutisional 1. Pola interaksi Instansi

56

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan

bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang

sangat kecil ( proton dan elektron ) maupun yang sangat jauh ( benda

ruang angkasa ) dapat diobservasi dengan jelas.

Marshall ( 1995 ) dalam Sugiyono ( 2012 : 64 ) menyatakan

bahwa:

“Through observation the researches learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar. Studi dokumentasi merupakan

pelengkap dari penggunaaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian

sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber

data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan. Menurut Guba dan Lincoln ( 1981: 228 ) dalam Moleong

( 2006 : 216 ) dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari

record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang

penyidik. Dokumen dalam penelitian ini menggunakan berupa peraturan

perundang-undangan, jurnal, artikel, catatan serta dokumen lain yang

terkait dalam penelitian.

57

3.7.1 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai dilapangan. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

analisis data Miles dan Huberman dalam buku Analisis Data Kualitatif ( 2009 :

16-20 ). Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif.

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Dalam Kualitatif menurut Miles dan Huberman ( 2009 : 20 )

Berdasarkan gambar diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang

berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data penyajian data, dan

Pengumpulan

Data

Penyajian

Data

Kesimpulan-kesimpulan :

Penarikan/Verifikasi

Reduksi

Data

58

penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Namun dua hal

lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan. Kegiatan analisis data

dijelaskan sebagai berikut :

1. Reduksi Data ( Data Reduction )

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatantertulis dilapangan. Sebagaimana diketahui,

reduksi data, berlangsung secara terus menerus selama proyek yang

berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data ( Data Display )

Alur penting yang keduadari kegiatan analisis adalah penyajian

data.penyajian data paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa

yang lalu adalah bentik teks naratif. Penyajian-penyajian yang dapat

meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu

bentuk yang padu. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam

bentuk teks naratif untuk memudahkan memahami apa yang terjadi dan

kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami.

59

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi ( Conclusions drawing / verification )

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi, yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan penelitian untuk

dijadikan suatu kesimpulan penelitian. Kesimpulan awal yang

dikemukakan bersifat sementara, kemudian akan berubah bila ditemukan

temuan-temuan atau bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data selanjutnya.

3.7.2 Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan seiring

dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data kualitatif harus

dilakukan sejak awal pengambilan data, display data dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi.

Adapun untuk pengujian keabsahan data, penelitian ini mengguanakan dua

cara yaitu:

a. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti mengumpul-kan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji keabsahan data, yaitu

mengecek keabsahan data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi

60

teknik, karena dirasa bagi peneliti yaitu untuk menguji keabsahan data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber dengan melakukan wawancara dan untuk menguji keabsahan data yang

dilakukan dengan cara observasi.

b. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses mengecek data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data, itu artinya data

tersebut valid sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang

ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak di sepakati oleh pemberi

data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila

perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah temuannya dan harus

menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi, tujuan

membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

61

3.8 Jadwal Penelitian

Setiap rancangan penelitianperlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang

akan dilakukan, dan berap alama akan dilakukan ( Sugiyono, 2005: 330 ). Berikut ini merupakan waktu penelitian mengenai penelitian

analisis Manajemen Pengelolaan Retribusi Parkir Di Kota Serang.

Tabel 3.3 Waktu Penelitian

No Nama Kegiatan Waktu Penelitian

SEP 2015

OKT 2015

NOV 2015

DES 2015

JAN 2016

FEB 2016

MAR 2016

APR 2016

MEI 2016

JUNI 2016

JULI 2016

AUG 2016

SEP 2016

OKT 2016

1 Pengajuan Judul

2 Acc Judul

3 Observasi Awal

4 Proses Pencarian Data di Lapangan

5 Penyusunan Proposal Skripsi BAB I-III

6 Seminar Proposal

7 Revisi dan ACC Lapangan

8 Pengolahan Data

9 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

(Sumber: Peneliti, 2016)

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang

Banten merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Banten

berdiri pada tanggal 4 Oktober 2000 sesuai dengan UU No 23 tahun 2000, serta

dengan luas wilayah 9.1670,70 km2 dan populasi totalnya 10.644.030 jiwa

dengan kepadatan 1.161,91 km2 dari jumlah tersebut ada kenaikan dari tahun

ketahun yang tersebar ke 4 kabupaten dan 4 kota yang berada di Banten.

Tingginya jumlah penduduk dari tahun ke tahun karena adanya mobilitas

penduduk dari daerah lain yang ingin mengadu nasib di Provinsi Banten.

Menyebabkan tingginya kebutuhan lapangan kerja namun itu semua tidak di

dukung dengan peningkatan kualitasnya seperti peningkatan kualitas pendidikan,

kesehatan, bila faktor-faktor tersebut ditingkatkan maka perekonomian pun akan

naik dan dapat mensejahterakan masyarakat yang ada di Banten. Ironis kiranya,

provinsi yang bisa di bilang cukup dekat dengan ibukota Republik Indonesia

namun masih ada masyarakatnya yang hidup terbelakang. Masih banyak yang

harus dibenahi di Provinsi Banten mulai dari pemerintahan provinsi sampai

pemerintah kabupaten/kota, salah satunya adalah Kabupaten Serang.

Kabupaten Serang terletak di ujung Pulau Jawa bagian barat, adalah salah

satu Kabupaten dari 4 Kabupaten dan 3 Kota di wilayah Provinsi Banten yaitu

63

Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon

dan Kota Tangerang, Kota Tangsel.

Pengembangan potensi wilayah Kabupaten Serang tak dapat dipisahkan

sebagai bagian integral Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi

wilayah serta sosial ekonomi masyarakatnya menekankan pengembangan

pembangunan pada pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa.

Kabupaten Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber

daya manusia potensial yang bertekad bulat bahu membahu membangun

wilayahnya secara maksimal. Mengandalkan kekayaan sumber alamnya cukup

berlimpah serta pemberdayaan seluruh potensi yang ada, Kabupaten Serang akan

mampu membuat dasar pijakan kuat sebagai modal untuk membangun wilayah

Kabupaten Serang seoptimal mungkin guna mencapai kesejahteraan sebesar-

besarnya bagi rakyatnya.

Masyarakat Kabupaten Serang memiliki sifat-sifat religius, kekeluargaan

dan kegotongroyongan yang cukup kental. Sikap dan perilaku dalam kehidupan

sehari-hari mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dilandasi oleh

kesadaran penuh rasa tanggung jawab untuk ikut menjaga keamanan dan

ketertiban di wilayahnya, sehingga potensi konflik gejolak politik di Kabupaten

Serang relatif rendah. Situasi ini jelas mendukung suasana yang tentram dan aman

serta kondusif untuk perkembangan dunia usaha, sehingga membuat banyak

investor merasa tenang dan nyaman melakukan aktivitasnya berusaha di wilayah

Kabupaten Serang.

64

Dengan latar belakang budaya yang kental dan sejarah heroik rakyatnya

yang terkenal gagah berani melawan penjajah Belanda dulu, memberikan warisan

warna khas keteguhan dan kegigihan masyarakat Serang dalam membangun

wilayah Serang untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama secara maksimal.

Semuanya tercermin pada lambang Kabupaten Serang yang bermottokan " Sepi

Ing Pamrih, Rame Ing Gawe " yang berarti " Semangat Selalu Bekerja Keras,

Tanpa MeMasyarakat & Seni Budaya Serang.

"Masyarakat Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya Islam

yang taat dan patuh. Masyarakat Serang memiliki religiositas tinggi, berasas

gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung

jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Serang relatif mampu

membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana

kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar

dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang.

Perjalanan panjang sejarah dan keterbukaan Serang telah membentuk

masyarakat terdiri atas berbagai suku. Bukan hanya Jawa dan Sunda, tapi juga

menyambut kedatangan bangsa Arab, Cina, dan India. Kini semuanya telah

menyatu, menjadi masyarakat Serang. Mereka hidup rukun damai dalam

komunitas besar, tinggal menyebar di perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk

Kabupaten Serang hanya 1,6 juta jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan

berimbang, dan laju populasi 2%. Penduduk tersebar merata di wilayah kabupaten

seluas 1.700 km2, hidup di dataran rendah dari 0 m sampai 1.778 m di atas

permukaan laut.

65

Memandang lanskap Kabupaten Serang dari udara akan terlihat wilayah

indah. Di bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa, merupakan dataran luas dan

rawa pasang surut. Makin selatan, dataran berubah menjadi perbukitan subur, dan

makin selatan lagi berubah menjadi pegunungan yang diselimuti hutan lebat. Ke

arah barat, akan tampak Selat Sunda yang berombak tenang dengan pantai

memanjang dari utara ke selatan.ngharap Imbalan " .

Masyarakat & Seni Budaya Serang

"Masyarakat Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya Islam

yang taat dan patuh. Masyarakat Serang memiliki religiositas tinggi, berasas

gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung

jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Serang relatif mampu

membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana

kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar

dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang.

Serang memiliki iklim tropis dengan curah hujan 3,92 mm/hari. Suhu rata-

rata antara 25ºC – 27ºC, dengan tekanan dan kelembaban 81.00 mb/bulan. Angin

lebih banyak bertiup dari barat dengan sesekali dari timur ketika musim kemarau.

Flora-fauna di Kabupaten Serang mendapat tempat di hati masyarakat serta bebas

berkembang. Fauna utama yakin memiliki lebih dari 50 jenis burung di habitat

Pulau Dua, pulau khusus yang dijadikan cagar alam bagi burung-burung yang

transit dari benua Australia dan Afrika.

66

Posisi Kabupaten Serang

Pada tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Serang dan Kota

Serang (Undang-undang Nomor 32 Tahun 2007) menjadi 28 Kecamatan di

Kabupaten Serang dan 6 Kecamatan di Kota Serang. Adapan kecamatan yang

masuk Kota Serang adalah Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Taktakan, Kasemen,

Curug dan Walantaka). Dan untuk langkah selanjutnya di Kota Serang pada tahun

2009 akan membentuk kelompok kerja AMPL Kota Serang yang terpisah dengan

Pokja AMPL Kabupaten Serang.

Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50’

sampai dengan 6°21’ Lintang Selatan dan 105°0’ sampai dengan 106°22’ Bujur

Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60

km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan

kedudukan secara administratif berbatasan dengan :

Sebelah Utara dibatasi dengan Laut Jawa

Sebelah Timur dibatasi Kabupaten Tangerang

Sebelah Barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda

Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Kabupaten Serang memiliki wilayah cukup luas 1.734,09 Km² dan

sumber daya alam yang banyak namun masih terbatas dalam pemanfaatanya.

Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu kawasan

lindung dan kawasan budidaya. Pola penggunaan lahan pada kawasan budidaya,

sebagian besar penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu sawah tadah

hujan dan irigasi, tegalan, kebun campuran, perkampunngan, perumahan dan jasa.

67

Sesuai dengan topografinya Kabupaten Serang memiliki wilyah dataran dan

bergelombang berada pada ketinggian 0 m – 1.778 m diatas permukaan laut

dengan curah hujan rata-rata 145,3 mm/bl. Suhu udara di Kabupaten Serang

berkisar 23,1 – 31,3 ˚C, sedangkan tingkat kelembaban rata-rata sekitar 78 % dan

rata-rata penyinaran matahari mencapai 69,2 %. Jika dibandingkan dengan luas

wilayahnya maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang adalah 1.076

jiwa/km persegi, dengan okupasi mata pencaharian penduduk terbanyak adalah

petani.

Topografi & Geografi Kabupaten Serang

Kabupaten Serang memiliki luas 172.402,25 Ha. Topografi bervariasi

mulai dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl,

berhawa sedang 26˚-30˚Celcius dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan.

Kabupaten serang di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan

Cidanau. Seluruh kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat

layanan listrik dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon

genggam serta mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi.

Di sektor industri, terdapat dua zona industri yaitu Zona Industri serang

Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di

Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu dengan luas total 4,000 Ha

berada di sepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin,

logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sudah beroperasi 64 perusahaan

seperti Industri Gunanusa Utama Fabricators dan Berlian Sarana Utama.

68

Sedangkan Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande dan

Kragilan dengan luas kawasan industri 1.115 ha. Terdapat beberapa kawasan

industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Modern Cikande.

Selain sektor industri, kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang

pertanian seperti kelapa dan melinjo yang menjadi khas Banten. Di sektor

kelautan potensi yang ada berupa ikan bandeng,udang windu, rumput laut dan

perikanan tambak. Sektor pariwisata juga memiliki potensi yang cukup besar. Hal

ini mengingat terdapat lokasi wisata berupa Pantai Anyer dan awasan Heritage

BAnten lama. Daya tarik wisata lain adalah Mercusuar, Karang Bolong dan Anyer

Kidul, Rawa Dano, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian air Panas Batukuwung dll.

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang

disingkat dengan Dinas KOPERINDAG dibentuk berdasarkan Perda No. 19

Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang,

yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 27

Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas pada Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.

Peraturan Daerah tersebut menggantikan Perda Nomor 9 Tahun 2008

Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, dan Peraturan

Bupati No 25 Tahun Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Dinas Koperasi, Perindustrian

69

dan Perdagangan (KOPERINDAG) Kabupaten Serang merupakan gabungan dari

dua dinas, yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas

Koperasi & UMKM. Sebelumnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(Disperindag) dan Dinas Koperasi & UMKM juga pernah berada dalam satu atap

yang sama yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

(Disperindagkop). Sehingga secara historis kedua dinas yang saat ini tergabung

dalam DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

KABUPATEN SERANG mempunyai keterkaitan.

Keberadaan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Serang memiliki arti strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten

Serang. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang telah

banyak memberikan konstribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah,

khususnya dalam melaksanakan tugas pemerintahan dibidang perindustrian dan

perdagangan serta pembinaan pengelolaan pasar di Kabupaten Serang.

Penyelenggaraan pemerintahan, baik urusan pilihan bidang industri dan

perdagangan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota ini, mempunyai pengaruh besar

terhadap fokus dan titik berat dalam penyelenggaraan otonomi daerah yang

berazaskan desentralisasi.

Dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Otonomi Daerah yang beberapa kali mengalami revisi, setiap daerah memiliki

kewenangan untuk mengatur daerahnya sendiri. Pemerintah Daerah berlomba-

70

lomba untuk membangun daerahnya, baik melalui dana dari pusat maupun daerah,

melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan

Sumber Daya Alam adalah merupakan sektor penting yang dapat menunjang

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat serta

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan demikian setiap daerah

dituntut kreatif dalam menggali potensi PAD nya, tidak hanya melalui sektor

pajak yang membebankan masyarakat, namun juga mengembangkan sektor

industri kecil yang ada di daerah untuk dapat bangkit, dan bersaing dalam

memasarkan produk-produk unggulannya di pasar. Sehingga outcome nya tidak

hanya pada meningkatnya PAD yang dihasilkan oleh pemerintah daerah, tapi juga

kesejahteraan masyarakat.

A. Lingkungan Strategis Kabupaten Serang

1. Letak Geografis

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang berada

di pusat Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten, yang sejak sejarah

berdirinya pemerintahan daerah di Kresidenan Banten Provinsi Jawa Barat pada

tahun 1950, Kabupaten Serang adalah pusat kegiatan sosial, budaya, ekonomi,

politik dan agama islam serta Hankam di wilayah Banten, sehingga sangat

strategis dan memudahkan koordinasi dan kerjasama antar dinas dan instansi

dalam melaksanakan penyelesaian tugas pokok dan fungsinya, maupun dalam

pelayanan publik kepada masyarakat di Kabupaten Serang, tepatnya berada di

71

jalan Veteran No. 4 Serang, Provinsi Banten, Telepon ( 0254 ) 216737, Faximile (

0254 ) 216744.

Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50' –

60 21' lintang selatan dan 1050 0' - 1060 22' bujur timur. Jarak terpanjang menurut

garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dn jarak terpanjang dari barat

ke timur sekitar 90 km. Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang

Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Pandeglang

Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda

Letak geografis yang demikian merupakan keuntungan bagi Kabupaten

Serang. Kabupaten Serang merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan

darat antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, juga sebagai daerah alternatif dan

penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kita Jakarta hanya berjarak

sekitar 70 km.

Wilayah Kabupaten Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki

ketinggian kurang dari 500 meter dan beriklim tropis dengan curah hujan dan hari

hujan banyak. Ukuran dalam sebulan rata-rata 39 mm dan rata-rata 14 hari hujan.

Sekitar 74 persen dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Serang digunakan

untuk lahan pertanian.

Dari segi fisiografi dan morfologi permukaan tanahnya, sebagian besar (±

35%) bagian utara Kabupaten Serang merupakan hilir tata air permukaan yang

mengarah ke Laut Jawa bagian Barat Daya, khususnya ke teluk Banten. Sekitar

72

50% wilayah merupakan perbukitan daerah hulu terutama di bagian selatan dan

sedikit di utara barat laut, yaitu Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo

Ampel.

Wilayah perairan Kabupaten Serang terdiri dari dua wilayah yakni Perairan Teluk

Banten (Laut Jawa) dan perairan Selat Sunda. Kabupaten Serang juga memiliki

beberapa wilayah pulau –pulau kecil sebanyak 16 pulau.

2. Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota yang

terdapat di Provinsi Banten. Luas administrasi wilayahnya adalah 1.467,35 km2,

terbagi ke dalam 29 kecamatan dan 314 desa, dan jumlah PNSD Kabupaten

Serang pada tahun 2011 sebanyak 11.797 orang. Dari jumlah tersebut tercatat

pegawai yang telah mencapai Golongan III keatas sebanyak 63,24 %,. Sementara

Golongan ! masih ada sebanyak 2,25 %, dan sisanya Golongan II sebanyak 34,50

% (Sumber Serang Dalam Angka 2011).

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Serang sebanyak 52 orang dan Tenaga Kerja

Kontrak ( TKK ) sebanyak 22 orang, serta Tenaga Kerjasukarela ( TKS )

sebanyak 86 orang. Tenaga Kerja Sukarela yang ada di Dinas Koperindag

Kabupaten Serang didayagunakan sebagai petugas kebersihan dan retribusi

pengelolaan Pasar se-Kabupaten Serang, serta membantu pengetikan surat dan

administrasi pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasar. Pegawai yang ada, baik dari

73

PNS, TKK, maupun TKS menjadikan kekuatan penunjang keberhasilan dan

pemberdayaan aparatur dalam melaksanakan program kerja dan kegiatan-kegiatan

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.

c. Tugas Pokok dan Fungsi Serta Susunan Organisasi Dinas

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, yang dijabarkan dalam

Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian

Tugas Pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

merupakan penyelenggara pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas

yang berada di bawah tanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

sesuai dengan bidang dan kewenangannya. Perda ini menggantikan Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang dan Peraturan Bupati Kabupaten

Serang Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas

Pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

mempunyai tugas pokok Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan

mengawasi penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di bidang

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. Untuk melaksanakan tugas pokok

74

tersebut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang mempunyai

fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan

Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;

2. Pengaturan penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan;

3. Pelaksanaan penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan;

4. Pengawasan Penyelenggaran tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan; dan

5. Pelaksanaan tugas tambahan.

Dengan Uraian Jabatan sebagai berikut ;

1. Perencanaan meliputi :

a. merumuskan dan menetapkan Visi dan Misi Dinas;

b. merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas;

c. merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Dinas;

d. merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja (RENJA) Dinas;

e. merumuskan Penetapan Kinerja (TAPKIN) Dinas;

f. merumuskan dan menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas;

75

g. merumuskan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas;

h. merumuskan Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas;

i. merumuskan dan menetapkan Kebijakan Teknis di bidang Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan; dan

j. merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas.

2. Pengaturan meliputi :

a. membina, membagi tugas, memberi petunjuk dan bimbingan kepada

bawahannya; dan

b. mengkoordinasikan unit satuan kerja bawahannya.

3. Pelaksanaan meliputi :

a. memberikan pelayanan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan yang meliputi :

1) Koperasi;

2) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);

3) Perindustrian; dan

4) Perdagangan;

b. menandatangani dokumen penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di

bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;

76

c. mengelola administrasi kepegawaian, keuangan dan aset Daerah di Dinas;

d. menandatangani naskah dinas dalam bentuk nota dinas, nota pengajuan

konsep naskah dinas, telaahan staf, laporan, surat pengantar, notulen dan

memo;

e. menandatangani naskah dinas dalam bentuk surat biasa, surat keterangan,

surat perintah, surat perintah tugas, surat perintah perjalanan dinas, surat

undangan, surat panggilan, nota dinas, nota pengajuan konsep naskah

dinas, lembar disposisi, dan daftar hadir;

f. melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dengan SKPD terkait;

g. melaksanakan fasilitasi dan konsultasi dalam upaya menyelesaikan

permasalahan terkait bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;

h. melaksanakan sosialisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

i. melaksanakan konsultasi dengan atasannya dan instansi Pemerintah yang

lebih tinggi;

j. menyusun evaluasi hasil Rencana Kerja Dinas;

k. menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Dinas;

l. menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas;

m. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Dinas;

n. menyampaikan laporan keuangan Dinas secara bulanan, triwulanan,

semesteran dan tahunan kepada atasannya;

77

o. menyampaikan laporan penggunaan aset Daerah pada Dinas setiap

Triwulan dan Tahunan; dan

p. memberikan masukan dan pertimbangan kepada atasan.

4. Pengawasan meliputi :

a. melakukan pengawasan dan pengendalian pada setiap tahapan

pelaksanaan tugas dan fungsi;

b. memberikan penghargaan kepada bawahannya yang berprestasi;

c. memberikan sanksi kepada bawahannya yang melakukan pelanggaran

sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

d. menilai dan menandatangani Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP)

bawahannya;

e. menandatangani Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP) bawahannya

dalam kapasitas sebagai atasan pejabat penilai;

f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran Dinas; dan

g. melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada atasan.

5. Melaksanakan tugas tambahan meliputi :

a. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai

bidangnya;

b. melaksanakan tugas kedinasan lainnya dalam kapasitas sebagai tim dan

atau kepanitian lintas SKPD; dan melaksanakan tugas pembantuan baik

dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Banten.

78

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang secara

hirarkhi susunan organisasi dan tata kerja sebagai berikut :

1. Kepala Dinas,

2. Sekretaris,

3. Bidang Perindustrian,

4. Bidang Perdagangan,

5. Bidang Keperasi,

6. Bidang UMKM,

7. Unit Pelaksana Teknis Pasar,

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sedangkan Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang dan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Pasar sebagaimana terlampir dalam lampiran I dan II Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah ini.

Kepala Dinas Koperasi,Perindustrian dan Perdagangan Kabupten Serang

dalam melaksanakan tugas pokok tersebut dibantu oleh Sekretaris, para Kepala

Bidang dan Kepala Bagian, serta dilaksanakan secara teknis oleh para Kepala

Seksi dan Kepala Sub Bagian serta seluruh staf pelaksana secara sinergi dan

terpadu sesuai tugas dan fungsi serta tanggung jawabnya dalam lingkup dinas.

79

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses

penelitian berlangsung. Dalam penelitian mengenai Perencanaan Strategis Dinas

Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Dalam Merelokasi

Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang, peneliti menggunakan teori

Bryson (2007) mengenai hambatan perencanaan strategis:

1. Masalah Manusia a. Manajemen perhatian

2. Masalah Proses a. Manajemen ide strategis

3. Masalah Struktural a. Lingkungan Internal b. Lingkungan Eksternal

4. Masalah Institusional a. Pola Interaksi

Mengingat bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, maka data yang dihasilkan dan diperoleh bersifat

deskriptif berbentuk kata dan kalimat yang berasal baik dari hasil

wawancara dengan informan penelitian, hasil dari observasi di lapangan,

catatan lapangan penelitian atau pencarian dan pengumpulan data dilakukan

peneliti secara investigasi dimana peneliti melakukan wawancara kepada

sejumlah informan yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga

informasi yang didapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Informan

yang adapun sudah ditentukan dari awal karena peneliti menggunakan

teknik purposive dalam menentukan informan.

80

Data-data tersebut merupakan data-data yang berkaitan mengenai

Perencanaan Strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

(DISKOPERINDAG) dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan di

Kabupaten Serang. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi

lapangan, dan kajian pustaka kemudian dilakukan ke bentuk tertulis untuk

mendapatkan polanya serta diberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu

berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan

permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun

jawaban penelitian penulisan kode-kode, yaitu :

1. Kode Q untuk menunjukkan item pertanyaan, 2. Kode A Untuk menunjukkan item jawaban, 3. Kode I1-1 menunjukkan daftar informan dari Kepala Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 4. Kode I1-2 menunjukkan daftar informan dari Kepala Seksi Perdagangan

Dinas KOperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 5. Kode I1-3 menunjukkan daftar informan dari kepala UPT Pasar Wilayah

Timur Kabupaten Serang, 6. Kode I2 menunjukkan daftar informan dari Kepala FKP Pasar Kragilan

Kabupaten Serang, 7. Kode I3 menunjukkan daftar informan dari pedagang pasar Kragilan

Kabupaten Serang, 8. Kode I4 menunjukkan daftar informan dari konsumen pasar Kragilan

Kabupaten Serang, 9. Kode I5 menunjukkan daftar informan dari masyarakat Kecamatan

Kragilan Kabupaten Serang,

Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan

dengan masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan

kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian

dilapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut.

Analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

81

beberapa kategori dengan beberapa dimensi yang dianggap sesuai dengan

permasalahan penelitian dan kerangka teori yang telah diuraikan

sebelumnya. Dimensi-dimensi tersebut mengacu pada Teori hambatan

perencanaan strategis milik Bryson (2007) dan juga melihat pada UU No 7

Tahun 2014 tentang perdagangan, dan rencana pembangunan Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.

4.2.2 Daftar Informan Penelitian

Pada bab sebelumnya mengenai metodologi penelitian, peneliti telah

menjelaskan dalam pemilihan Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang

dilakukan di lokasi penelitian dimana dipilih secara purposive merupakan metode

penetapan informan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya

teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Informan tersebut ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang

dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi

sesuai fokus masalah penelitian (Moleong, 2004:217). Disini peneliti memilih

informan yaitu pegawai pemerintah Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang, pedagang pasar, serta masyarakat Kecamatan

Kragilan baik itu pengunjung pasar atau tidak. Namun, untuk masyarakat

pengunjung pasar Kragilan, peneliti tidak menutup kemungkinan untuk

menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu

82

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Sugiyono, 2011 : 85 ).

Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada

jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran

informan sesuai fokus masalah penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Informan

No Kode Informan

Nama Informan Keterangan Usia Jenis Kelamin

1. I1-1 Ir. H. Budi Prihasto, MM

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

55 Tahun Laki-Laki

2. I1-2 Titi Purwitasari, S.Sos

Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

41 tahun Perempuan

3. I1-3 Atang Nurjaya, S.E

Kepala UPT Pasar Wilayah Timur Kabupaten Serang

47 Tahun Laki–laki

4. I2 Uci Syafroni Syafsaen

Kepala FKP Pasar Kragilan Kabupaten Serang

58 Tahun Laki-laki

5. I3-1 Sukmanah Pedagang Pasar Krgilan

42 Tahun Perempuan

6. I3-2 Abdul Rosyid Pedagang Pasar Kragilan

38 Tahun Laki-Laki

7. I4-1 Husnul Konsumen Pasar Kragilan

38 Tahun Laki-laki

8. I4-2 Fitriyana Konsumen Pasar Kragilan

41 Tahun Perempuan

9. I5-1 Ikram Wahdi Putra

Masyarakat Kecamatan Kragilan

25 Tahun Laki-laki

10. I5-1 Ijajah Masyarakat Kecamatan Kragilan

25 Tahun Laki-laki

(Sumber : Peneliti, 2016)

83

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan

fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan

teori yang peneliti gunakan. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategi

Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota

Tangerang maka peneliti menggunakan teori hambatan perencanaan strategis

milik Bryson (2007) :

1. Masalah Manusia 2. Masalah Proses 3. Masalah Struktural 4. Masalah Institusional

Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut:

4.3.1 Masalah Manusia

Masalah manusia adalah tentang manajemen perhatian. Perhatian orang-

orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan prefensi kebijakan

ditempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan

komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan

komunitas.

Pada temuan lapangan penolakan akan rencana relokasi pedagang

menjadi salah satu faktor masalah manusia yang dihadapi oleh Diskoperindag

Kabupaten Serang. Berawal dari kebijakan untuk mengakomodir seluruh

pedagang ke tempat yang baru dan pasar yang layak untuk pedagang. Hal ini

dipertegas melalui wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Titi selaku

Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

84

Kabupaten Serang bahwa sebagai berikut :

“Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di desa kendayakan”. (wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Penolakan dari pedagang oleh perwakilan dari Forum Komunikasi

Pedagang Pasar (FKKP) Kragilan yang menyatakan bahwa : “Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan”. (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama).

Berdasarkan data dan wawancara diatas, sebenarnya Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang telah mengupayakan

mengakomodir para pedagang sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Namun

tidak strategis nya pasar baru dan dianggap hanya memindahkan kemacetan di

titik yang lain membuat para pedagang kontra dengan kebijakan ini. Sehingga

belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang pasar Kragilan dalam

setiap musyawarah tentang merelokasi pedagang pasar Kragilan.

Lalu untuk menunjukan komitmen yang baik dari Diskoperindag

Kabupaten Serang untuk menarik minat pedagang agar tertarik untuk

dipindahkan ke desa Kendayakan adalah dengan tidak membebankan biaya untuk

pedagang yang mau direlokasi ke pasar baru. Bapak Atang mengungkapkan

85

beberapa persyaratan untuk para pedagang agar pendataan menjadi lancer dan

tertib, dengan kutipan wawancara sebagai berikut :

“Pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP (Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios gratis yang disedikan dinas di pasar baru.” (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru). Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan rencana komitmen yang

baik demi mencapai tujuan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Serang. Perencanaan yang dapat membuat pedagang tidak perlu

mengeluarkan biaya untuk sewa kios, los dan kaki lima dengan menunjukan SKP

yang dimiliki oleh para pedagang di pasar yang baru. Hal ini bertujuan untuk

menyeleksi pedagang musiman yang kerap yang ingin mendapatkan tempat secara

gratis di pasar yang baru. Dengan adanya mayoritas pedagang yang memiliki SKP

ini memperbesar potensi untuk diadakannya relokasi yang tertib. Permasalahan

manusia pada aspek ini terdapat di para pedangan dan pemerintah yang

mempunyai kendala untuk menyatukan tujuan sebuah relokasi pasar. Para

pedagang yang enggan direlokasi menyatakan tempat yang kurang strategis pasar

di Desa Kendayakan untuk mereka berjualan. Masalah perhatian pemerintah akan

tanggapan pedagang yang masih kurang, menyebabkan permasalahan manusia

belum teratasi dengan baik.

86

4.3.2 Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategis

adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain

bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan

yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensional.

Prosedur atau Standard Operating Procedures (SOP) merupakan sistem

langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan diselesaikan. Prosedur secara

khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan

program-program. Dalam beberapa tahun terakhir Dinas Koperasi Industri dan

Perdagangan Kabupaten Serang telah melakukan berbagai tahapan yang panjang.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yaitu sebagai

berikut :

“Tahap – Tahap Prosedur yang berawal dari permohonan dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi pasar kragilan. Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya. Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP). Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD. Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap ke 2. Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun. Dan pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan.”. (Wawancara dengan Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 1 Agustus 2016

87

pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).

Berdasarkan hasil wawancara dapat diuraikan langkah-langkah Dinas

Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dari tahun ke tahun.

Berawal dari adanya keluhan masyarakat yang menyatakan kerap terjadi

kemacetan di sekitar pasar lama apabila di hari pasar buka yaitu senin dan kamis.

Lalu dibuatlah perencanaan relokasi dari desa Kragilan ke desa Kendayakan dan

juga dilakukan pendataan pedagang pasar Kragilan. Dalam pencairan anggaran

pembangunan pasar, terdapat kekurangan yang menyebabkan terlalu lamanya

kebijakan relokasi pedagang pasar Kragilan ini berjalan. Yaitu pencairan dana

yang mengalami dua tahap sehingga pembangunan pun tidak bisa langsung

dirampungkan segera. Hal ini pun diungkapkan lagi oleh Ibu Titi yaitu sebagai

berikut :

“Kendala yang dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

menganggarkan pembangunan pasar baru dalam dua tahap pencairan dana, yaitu

pada tahun 2014 dan 2016. Hal ini membuat pembangunan pun dilakukan dalam

dua tahap berbeda. Berikut adalah total penggaran yang dikeluarkan APBD untuk

pembangunan pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan Kabupaten Serang.

88

Pada pembangunan tahap pertama yang memakan dana sebesar Rp

7.710.000.000,- (tujuah miliar tujuh ratus sepuluh juta rupiah) atau setara dengan

69,254% dari total anggaran yang dikeluarkan, meliputi pengerjaan :

1. Pekerjaan tanah (Cut & Fill Soil)

2. Pekerjaan saluran eksternal

3. Pekerjaan pagar luar keliling (depan, samping, belakang) dan pemasangan

pagar seng sekeliling bangunan exiting

4. Pembangunan los kelonting (2 Unit)

5. Pembangunan los kain (3 Unit)

6. Pembangunan los sayur (2 Unit)

7. Pembngunan los ikan dan daging (1 Unit)

8. Pembangunan los makanan dan jajanan (1 Unit)

9. Pembangunan kantor pengelola (1 Unit)

10. Pembangunan musholla (1 Unit)

11. Pembangunan toilet umum (1 Unit)

12. Pembangunan reservoir/ gudang (1 Unit)

13. Pemebangunan Tps (1 Unit)

Pada pembangunan tahap dua yang memakan dana sebesar Rp

3.422.800.000,- (tiga miliar empat ratus dua puluh dua delapan ratus ribu rupiah)

atau setara dengan 30,745% dari total anggaran yang dikeluarkan, meliputi

pengerjaan :

1. Pekerjaan jalanan dan pekerjaan area pedagang kaki lima (PKL)

2. Pekerjaan instalasi listrik, penyambungnan PLN, plumbing eksternal,

89

kran taman dan hydrant tower

3. Pekerjaan taman beserta lampu taman

4. Pengecatan pagar depan dan kaibon, dan pemasangan nama dan logo

stainless

5. Pembangunan kios (1 Unit)

6. Pembangunan pos jaga (1 Unit)

7. Pembangunan tempat cuci barang jualan (1 Unit)

8. Pembanguanan bak pengelohan air bekas/ IPAL (1 Unit)

Seperti yang telah dipaparkan diatas pembangunan pasar kragilan baru di

desa kendayakan kabupaten serang memiliki dua kali tahap pelaksaan

pembangunan. Dengan total pembangunan yang memakan anggaran sebesar Rp

11.132.800.00,- (sebelas miliar seratus tiga puluh dua juta delapan ratus ribu

rupiah) menjadikan pembangunan pasar ini memiliki sebuah konsep pasar

tradisional yang bersih. Apabila kebijakan ini merupakan bersifat mendesak

dalam tata kelola kota, seharusnya pencairan dan pembangunan harus dilakukan

dengan cepat karena mengurai kemacetan dan menciptakan pasar tradisional

yang layak merupakan hal penting yang langsung bersentuhan dengan

masyarakat luas baik itu dalam tingkatan masyarakat Kecamatan maupun

Kabupaten Serang. Sehingga kebijakan relokasi nya pun dapat segera dilakukan

dengan adanya pembangunan pembangunan yang juga dapat meningkatkan

pengembangan Kabupaten Serang.

90

Sedangkan pada rencana strategis merupakan perumusan perencenaan

secara komprehensif tentang bagaimana perusahaan atau organisasi mencapai

misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan

meminimalkan keterbatasan bersaing.

“Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan pendataan.” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).

Tetapi strategi sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Dinas Koperasi

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Serang mengalami tanggapan minor

dari pedagang yang merasa di kala adanya sosialisasi tidak adanya komunikasi

dua arah yang baik. Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunikasi Pedagang

Pasar Kragilan mengatakan sebagai berikut :

“Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan kepada para pedagang.” (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama). Sosialisi dianggap tidak berjalan efeketif dari mendengarkan pendapat

para pedagang juga diungkapkan Bapak Rosyid yang beberapa kali ikut datang

dalam acara tersebut, wawancara yaitu sebagai berikut :

“Susah, nggak mau mendengar pendapat dari pedagang kecil” (Wawancara dengan Bapak Rosyid selaku pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.30 WIB di Pasar Kragilan).

91

Strategi – strategi yang dilakukan pemerintah seharusnya menjadikan

langkah untuk menjalankan tujuan yang ada tetapi fungsi ini akan berdampak

negatif apabila tidak baik dalam pelaksanaanya. Seperti sosisalisasi yang tidak

menemukan titik tengah antara pihak pemerintah dan pedagang. Sebaiknya

apabila sosialisasi dilaksanakan tidaklah hanya menyampaikan rencana yang telah

dibuat oleh pihak pemerintah. Tetapi jajak pendapat dengan para pedagang juga

harus dilaksanakan dan dicari solusi untuk kedua belah pihak. Sehingga Pihak

pemerintah dapat membuat strategi yang diinginkan oleh pedagang tetapi tidak

bersinggungan dengan tujuan awal dari rencana relokasi pedagang. Berdasarkan

uraian wawancara diatas peneliti menganggap masalah proses belum terlaksana

dengan baik.

4.3.3 Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan

dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana

strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-

bagiannya, mereka harus menggunakan pendekeatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan

seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu

mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing

bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi

92

keseluruhan sistem. Dalam konteks penelitian ini tentunya mengacu pada

bagaimana menganalisis lingkungan internal organisasi khususnya yang menjadi

lokus penelitian ini yaitu Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Serang. Dalam hal ini lembaga pemerintah daerah yang selama ini

paling banyak terlibat adalah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Serang sehingga dalam hal ini perlunya analisis internal dari dinas

tersebut.

Adapun peneliti memuat rincian kekuatan Pegawai Negeri Sipil ( PNS )

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dapat dilihat

pada tabel - tabel sebagai berikut :

TABEL 4.2

JUMLAH PEGAWAI DAN JABATAN

DINAS PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN KAB. SERANG

NO JABATAN ESELON PNS CPNS TKK TKS JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kepala Dinas II 1 1

2 Sekretaris III a 1 - - - 1

3 Kepala Bidang III b 4 - - - 4

4 Kepala Sub

Bagian

IV a 3 - - - 3

5 Kepala Seksi IV a 12 - - - 12

6 Kepala UPT

Pasar

IV a 3 - - - 3

7 Kepala UPT

Metrologi

Iva 1 - - - 1

93

8 Kepala Sub

Bagian di UPT

Pasar dan

Metrologi

IVb 4 - - - 4

9 Staf Pelaksana - 23 - 22 86 131

JUMLAH 52 22 86 160

Sumber : DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.

Data pada tabel menunjukkan bahwa di Dinas Koperasi Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Serang memiliki jumlah sebanyak 52 orang

Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang, dan Tenaga Kerja Kontrak ( TKK ) sebanyak

22 orang, serta Tenaga Kerjasukarela ( TKS ) sebanyak 86 orang. Tenaga Kerja

Sukarela yang ada di Dinas Koperindag Kabupaten Serang didayagunakan

sebagai petugas kebersihan dan retribusi pengelolaan Pasar se-Kabupaten

Serang, serta membantu pengetikan surat dan administrasi pada Unit Pelaksana

Teknis Dinas Pasar. Pegawai yang ada, baik dari PNS, TKK, maupun TKS

menjadikan kekuatan penunjang keberhasilan dan pemberdayaan aparatur dalam

melaksanakan program kerja dan kegiatan-kegiatan Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.

M enurut peneliti jumlah ini terlalu banyak apabila sekedar

melakukan pelaksanaan rencana strategi di sebuah dinas tanpa ada praktik

langsung dilapangan dalam hal pengelolaannya.

Hal ini terungkap pada sela – sela wawancara dengan pak uci, yang

mengatakan sebagai berikut :

“Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah,

94

maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini”. (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu sukmanah yang merasa kurang

optimal pegawai lapangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Serang dalam pengelolaan sampah yang sudah ada retribusi harian

yang dibebankan kepada pedagang. Wawancaranya sebagai berikut :

“Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah

dibuangnya ke belakang pasar”. (Wawancara dengan Ibu Sukmanah

selaku pedagang pasar Kagilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.00 WIB di

Pasar Kragilan).

Pernyataan wawancara menggambarkan bahwa walaupun pasar Kragilan

lama adalah sebuah pasar kecil tetapi pasar ini memerlukan pengelolaan yang baik

dan benar. Karena banyaknya juga pedagang yang tidak bisa ditertibkan sehingga

menyebabkan kemacetan di jalan raya. Sehingga menurut peneliti alangkah lebih

baiknya pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan mengalokasikan

beberapa pegawai untuk turun langsung ke pasar agar mengetahui apa yang

dikeluhkan oleh pedagang dan mendengar keinginan para pedagang jika rencana

relokasi dijalankan, seperti pembinaan langsung terhadap para pedagang dalam

kondisi yang sangat natural.

Lebih jauh peneliti menjabarkan komposisi pegawai menurut Pendidikan

dan Golongan di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Serang yaitu sebagai berikut:

95

TABEL 4.3

JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN JUMLAH

SD 8

SLTP 2

SLTA 19

D 1

D II -

D III / Sarjana Muda 4

S1 12

S2 7

JUMLAH 52

Sumber : DISKOPERINDAG Kabupaten Serang

Tabel di atas menunjukkan bahwa tentunya dalam Sumber Daya Manusia

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan sangat mumpuni. Kemampuan

dalam perencanaan memang tidak sama dalam kemampuan pelaksanaan, karena

kemampuan pelaksanaan tentu terdapat faktor-faktor yang entah itu menghambat

atau mempercepat pelaksanaan. Menurut peneliti kemampuan atau ketersediaan

sumber daya manusia maupun sumber daya anggaran seharusnya menjadi

kekuatan yang dimiliki karena kemapuan sumber daya untuk menghasilkan

sesuatu tergantung pengelolaanya, semuanya tergantung pada seberapa pintar dan

cermatnya dinas dalam melakukan pengelolaan entah itu sumber daya manusia

dan sumber daya anggaran, selain itu adanya diklat-diklat tentunya menjadi nilai

lebih dalam menjadikan suatu sumber daya manusia memiliki kemampuan yang

lebih.

96

Pasar Kragilan yang baru dan lama memerlukan pengelolaan yang baik

dalam pelaksaannya dan juga pengawasannya. Sumber daya yang ada

bagaimanapun kondisinya harus menjadi suatu kekuatan dalam hal

pengembangan perdagangan khususnya pengelolaan dan pengembangan pasar

yang baru, sumber daya yang ada harus di tingkatkan kualitasnya, agar dapat

memberikan sumbangsih bagi pengelolaan pasar tradisional. Hal ini juga

diperlukan dukungan dari kualitas kesadaran pedagang dalam ketertiban dan

kenyamanan pasar Kragilan, karena akan terasa percuma jika pedagang pun tidak

mau kooperatif dengan pihak dinas sendiri. Apapun yang akan direncanakan dan

dilaksanakan pemerintah tanpa memperhatikan atau meningkatkan kualitas

sumber daya manusia yang ada. Dengan adanya sumber daya yang berkualitas

dan dapat bekerja keras dan juga bekerja secara cerdas hal ini dapat

mempermudah relokasi pedagang pasar. Karena dengan seperti itu pedagang

akan mempercayai Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Serang dalam mengelola pasar yang baru untuk kemajuan bersama. Sehingga

masyarakat pun tidak enggan untuk datang berbelanja ke pasar tradisional

dibandingkan ke pasar modern.

Analisis lingkungan eksternal perusahaan terutama bertujuan untuk

mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan

eksternal perusahaan. Sehingga dalam perencanaan strategis dan dalam tahap

pelaksanaan implementasi strategis analisis lingkungan eksternal sangat

diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan memberikan

gambaran terhadap apa-apa saja terkait peluang yang dapat digali untuk

97

menghasilkan suatu keuntungan, dalam hal Implementasi rencana relokasi

pedagang pasar Kragilan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Serang di kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, tentunya sebelum

melakukan implementasi dan melakukan perencanaan yang pertama dilakukan

setelah menentukan visi dan misi adalah menentukan atau menganalisis

lingkungan eksternal. Dalam rencana pembangunan pasar Kragilan sendiri

memiliki maksud untuk meningkatkan keberadaan pasar tradisional menjadi

tempat transaksi jual beli masyarakat yang nyaman, layaknya pasar modern.

Sedangkan tujuannya adalah :

1. Mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk

mendapatkan tempat berjualan yang layak.

2. Menata para pedagang melalui zonasi sesuai komoditi dagangannya.

3. Memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang memadai

bagi para pembeli dan pedagang.

4. Meningktkan perekonomian masyarakat sekitar.

5. Mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi pasar lama.

6. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Sedangkan potensi yang ada di lokasi pasar Kragilan yang baru,

meliputi:

1. Akses menuju pasar Kragilan merupakan jalan kabupatendan mudah

dicapai.

2. Keberadaan pasar baru diindikasikan dapat mengurangi arus kemacetan

yang sering terjadi di jalan nasional Jakarta – Serang.

98

3. Kawasan di pasar baru yang berada di antara keramaian pemukiman

penduduk sehingga dapat menaikan keuntungan pedagang dalam

berjualan.

4. Pedagang tidak dibatasi waktu untuk membuka lapaknya sehingga dapat

membuka los dan kiosnya setiap hari.

Untuk mengetahui rencana pembangunan pasar yang baru di desa

Kendayakan peneliti memberikan rencana pembangunan kios, los dan kaki lima

yang terserap di pasar baru, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.4

Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap 1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,5 M ) = 56 Unit

2. LOS = 332 Unit

1. Los Kelontong

2. Los Kain

3. Los Sayuran, Bumbu dan

Buah

4. Los Ikan dan Daging

5. Los Makanan dan Jajanan

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 88 Unit

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 132 Unit

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 72 Unit

Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 32 Unit

Ukuran ( 4,3 x 3 M ) = 88 Unit

3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 180 Unit

Jumlah Total Pedagang = 568 Unit

(Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

Kab.Serang 2014)

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan

terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di desa Kragilan dapat menampung

568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima.

Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.

99

Di bawah ini merupakan pendapat lain dari pegawai dinas mengenai

potensi-potensi yang ada di pasar baru kragilan yaitu sebagai berikut :

“Luas tanah sekitar 2 hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini juga banyak perumahan yang padat penduduk”. (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru)

Serupa dengan bapak atang, ibu titi pun mengungkapkan kalau potensi

yang ada di pasar kragilan baru sangat menguntungkan pedagang dalam

melakukan kegiatan jual beli dengan masyarakat, berikut pemaparannya :

“Pemberian los kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan. Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP sehingga dapat langsung di data. Lalu pedagang dapat membuka los dan kiosnya setiap hari” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Potensi-potensi di kawasan pasar baru yang berada di desa Kendayakan

pun dipaparkan oleh masyarakat kecamatan kragilan yang berhasil peneliti

wawancarai, kutipan wawancara yaitu sebagai berikut :

“Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat.” (Wawancara dengan Bapak Ikram selaku Masyarakat Kecamatan Kragilan pada 25 Agustus 2016 pukul 13.00 WIB di kawasan Kecamatan Kragilan). Hal yang sama juga diungkapkan bapak Husnul selaku konsumen pasar

Kragilan sebagai konsumen yang ternyata tinggal di desa kendayakan dan

mempunyai rumah di sekitaran pasar baru di sana :

100

“Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan banyak pemukiman masyarakat di desa tersebut”. (Wawancara dengan Bapak Husnul selaku konsumen pasar Kragilan pada 2 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan)

Beda hal dari sudut pandang pedagang yang menolak di relokasi ke desa

Kendayakan. Bapak Uci sebagai pedagang dan Sekretaris Forum Komunikasi

Pedagang Pasar Kragilan pun memiliki petisi penolakan dari pedagang yang

berisikan bahwa desa Kendayakan adalah daerah rawan tangan-tangan jahil yang

tidak bertanggung jawab dan tindakan kriminal. Menurut bapak Uci selaku

Kepala Forum Komunikasi Pedagang Pasar Kragilan membantah akan potensi

yang ada di sekitar lokasi asar yang baru, bapak uci beranggapan bahwa :

“Tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan. Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur”. (wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan).

Lalu penolakan lain pun diungkapkan oleh pedagang lainnya, Ibu

Sukmanah yang telah berjualan kurang lebih 30 tahun di pasar Kragilan lama

dikarenakan hal lain, Berikut wawancaranya adalah :

“Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal turun angkutan langsung di depan pasar”. (Wawancara dengan Ibu Sukmanah selaku pedagang pasar Kagilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.00 WIB di Pasar Kragilan).

101

Pendapat dari kedua belah pihak memang adanya seperti kenyataan

dilapangan. Potensi yang terlihat pada lokasi pasar baru yang berada dikeramaian

pemukiman perumahan dan desa di Kendayakan dan rencana pembangunan los

dan kios yang cukup baik sehingga dapat meresap seluruh pedagang yang ada di

pasar lama tetapi memang lokasi yang masuk ke dalam jembatan sentul

membuat tidak adanya jalur angkutan untuk masuk ke pasar baru. Hal ini dapat

diantisipasi oleh pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Serang yang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk merencanakan pengadaan

jalur angkutan umum dan terminal di dekat lokasi pasar baru. Sedangkan tuntutan

dari pedagang yang menginginkan lebih dari itu, seperti pelebaran jalan di dekat

jembatan sentul tidak ada hanya sebatas perbaikan jalan yang rusak menuju pasar

baru.

Sedangkan hambatan-hambatan lain menurut ibu titi selaku kepala seksi

perdagangan adalah sebagai berikut

”Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang”. (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang)

Pak atang sebagai pegawai dinas yang menjalankan tugasnya di lapangan

pun memberikan pendapat selaras mengenai hambatan yang terjadi. Yaitu

sebagai berikut :

“Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap relokasi yaitu

102

dapat menurunkan omset mereka tetapi pada pandangan yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami”. (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru). Ketakutan akan omset yang menurun diungkapkan oleh pedagang, seperti

bapak Rosyid yang sudah berdagang 20 tahun di pasar Kragilan. Wawancaranya

adalah sebagai berikut :

Menolak pasar untuk dipindah, sudah nyaman dagang disini dan jika dipindahkan ngga ada jaminan di pasar yang dikendayakan bakal ramai pembeli”. (Wawancara dengan Bapak Rosyid selaku pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.30 WIB di Pasar Kragilan).

Pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

sadar akan hambatan-hambatan yang berasal dari pedagang. Seperti pandangan

bahwa pindahnya tempat pedagang akan mempengaruhi pendapatan mereka

berjualan. Yang seharusnya hal ini dapat diredam oleh pihak dinas dengan

memaparkan potensi di pasar baru dan ajakan yang kooperatif sehingga pedagang

tidak merasa dirugikan pada pemindahan tempat mereka mencari nafkah.

Hal ini diungkapkan oleh pedagang dalam kutipan di Fesbuk Banten

News. Yang berisikan seperti berikut :

Menurut Rohani, “jika pemerintah daerah bersikeras mau merelokasi para

pedagang Pasar Kragilan sama saja akan menyengsarakan rakyat. Bagaimana

para pedagang menafkahi keluarganya, sedangkan dilokasi Pasar yang akan

dibangun di Desa Kendayakan jauh dari dari jalan raya”.

(www.facebook.com/notes/fesbuk-banten-news/pedagang-pasar-kragilan-

keukeuh-tolak-direlokasi).

103

Apabila disimpulkan hambatan-hambatan yang dirasakan oleh pedagang

adalah sebagai berikut :

1. Pasar baru dapat menurunkan omset penjualan mereka

2. Lokasi pasar baru yang tidak strategis karena berada sekitar 2 kilometer

dari jalan raya

3. Pasar Kragilan lama merupakan lokasi yang mempunyai nilai sejarah

4. Relokasi pasar ke desa Kendayakan hanya memindahkan kemacetan

bukan mengurai kemacetan di jalan raya Jakarta – Serang

5. Lokasi pasar kragilan baru dinilai tidak aman sehingga menurunkan minat

pembeli

Menurut peneliti peningkatan potensi di sekitar pasar belum maksimal dan

hambatan lainnya adalah minat pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru

menambah pekerjaan rumah bagi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Serang Kabupaten Serang. Sebaiknya pedagang dan pihak dinas

sendiri membuat suatu perjanjian yang tidak merugikan kedua belah pihak baik

dalam segi pemasaran pasar yang baru, hingga peningkatakan fasilitas sarana dan

prasarana penunjang di sekitar pasar. Contohnya yang telah terlaksana dengan

baik adalah relokasi PKL di kota Solo, dengan cara jamuan yang diadakan 54 kali

dan perjanjian pemasaran melalui media cetak dan televisi lokal. Lalu ada pula

perjanjian pemasangan spanduk di titik-titik strategis untuk semakin luas

pemasarannya. Berkaca dari hal tersebut peneliti merasa jika Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang memang serius untuk

104

memindahkan para pedagang tanpa adanya bentrokan fisik dikemudian hari perlu

mencontoh hal ini. Dengan adanya niatan baik untuk membuat tata kota yang

lebih tertib dan komunikasi yang efektif, pedagang pun akan sukarela untuk

direlokasi. Bagi pihak dinas pun dapat menjalakan tujuan adanya program relokasi

ini yaitu mengurai kemacetan di jalur Nasional Jakarta – Serang.

4.3.4 Masalah Institusional

Masalah instutisional adalah pelaksanaan transformatif. Masalah tersulit

yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan hanya melalui

transformasi institusi. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis

mencakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi

yang sangat stabil, yang diorganisir di seputar ide penting. Dalam hal ini Dinas

Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dalam meningkatkan

potensi yang ada di Desa Kendayakan akan mempunyai program dengan

berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dirasa bisa

mengangkat keramaian dan memudahkan masyarakat untuk mencapai pasar

Kragilan baru. Seperti diungkapkan oleh Bapak Budi selaku Kepala Dinas

Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yaitu :

“Setelah bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan.” (Wawancara dengan Bapak Budi selaku Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 14 September 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).

105

Ungkapan lain dari Bapak Atang tentang program lain seperti

pembangunan terminal di sekitar lokasi pasar Kragilan baru, Hal ini dikeluarkan

agar dapat pedagang pasar Kragilan mempertimbangkan diri agar mau direlokasi

ke pasar yang baru. Kutipan wawancaranya yaitu sebagai berikut :

“Melalui koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah dengan terminal angkutannya pula.” (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru).

Berdasarkan wawancara diatas program antar Satuan Kerja perangkat

daerah terkait peningkatan-peningkatan tata letak dan perbaikan insfrastruktur di

Desa Kendayakan dirasa perlu dilakukan. Dengan adanya rencana relokasi

diperlukan program untuk meningkatkan potensi di sekitarnya, dan memang

perlu adanya infrastruktur yang membaik. Dalam pelaksanaannya saat ini di

lapangan baru perbaikan jalan yang telah dilaksanakan guna menuju akses Pasar

Kragilan yang berada di Desa Kendayakan. Padahal ada beberapa program

unggulan seperti pembuatan terminal dan mengadakan trayek angkutan umum

agar melewati pasar yang berlokasi di dalam, dan program-program ini belum

terlaksana.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan adalah isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti

dapatkan, atau rangkuman dalam hasil analisis penelitian yang telah disesuaikan

dengan teori yang peneliti gunakan. Perencanaan Strategis Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Dalam Merelokasi Pedagang

106

Pasar Kragilan di Kabupaten Serang dengan menggunakan teori tantangan dalam

Perencanaan Strategis Bryson (2007:227). Adapun di bawah ini akan dijelaskan

pembahasan terkait hasil penelitian di atas:

1. Masalah Manusia

Masalah manusia adalah tentang manajemen perhatian. Perhatian orang-

orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan prefensi kebijakan

ditempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan

komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan

komunitas.

Untuk mewujudkan pelaksaan yang maksimal atau yang efektif dan

efisien, tidak hanya membutuhkan komunikasi yang baik, dana yang banyak

tetapi juga perhatian dan komitmen dari para pelaksana untuk serius dalam

melaksanakan apa yang telah direncanakan dan hal paling bermasalah dalam

perencanaan adalah pelaksanaanya. Sering kali secara konseptual apa yang

direncanakan sudah sangat baik bahkan sempurna, namun tiba pada fase

pelaksanaan muncul berbagai macam kendala yang jika tidak diatasi dengan

cepat akan menghambat semua pelaksanaan rencana. Tuntutan akan perhatian

dan komitmen yang tinggi sangat diperlukan terlebih mengingat tugas poko dan

fungsi baik dari organisasi maupun semua elemen yang ada dalam organisasi.

Pada temuan lapangan terlihat tujuan Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang sudah baik, seperti yang tertera pada rencana

pembangunan pasar Kragilan adalah menciptakan pasar yang layak huni. Hal

107

ini terlihat baik dikarenakan pembangunan ini memiliki sifat yang bersentuhan

langsung dengan banyak kepentingan masyarakat luas. Sehingga dapat

menciptakan pasar tradisional yang memiliki tempat yang nyaman dan layak

untuk dikunjungi dalam membeli kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan kebijakan telah disiapkan untuk mengelola pasar Kragilan

baru agar menjadi lebih baik untuk para pedagang. Yaitu adanya sebuah

kebijakan yang tidak membebankan pedagangan untuk hal biaya penyewaan

tempat, pedagang yang sudah terdata di pasar yang lama telah memiliki jatah

lapak untuk dagangannya di pasar yang baru baik itu los, kios maupun kaki lima.

Syarat untuk mendapatkan kebijakan ini adalah dengan memiliki surat

keterangan pedagang (SKP) dan sudah terdata sebagai pedagang yang berada di

pasar Kragilan lama. Tetapi memang pedagang masih dikenakan retribusi

kebersihan setiap harinya, dengan jumlah yang berbeda-beda yaitu untuk kios

Rp2.000,- lalu los Rp1.500 dan juga kaki lima sebesar Rp 1.000,-. Jumlah

retribusi ini pun sama ketika pedagang berada di pasar kragilan yang lama dan

tidak menjadi masalah berarti untuk para pedagang. Jadi kebijakan untuk

membebaskan biaya sewa tempat di pasar yang baru kepada para pedagang sudah

dikatakan baik dan tepat, karena hal tersebut dapat menarik minat pedagang agar

tercapainya tujuan untuk merelokasi pedagang pasar Kragilan.

108

2. Masalah Proses

Proses dimaksud kali ini adalah dengan mengelola ide dalam

melaksanakan pilihan strategi. Strategi yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang adalah dengan

mengadakannya sosialisasi pembangunan dan rencana relokasi pedagang dari

pasar lama ke pasar yang baru. Strategi sosialisasi yang tidak dapat

mengakomodir pendapat dari pedagang, membuat buruk keadaan dilapangan.

Pedagang yang enggan untuk direlokasi menyampaikan bahwa sosialiasi yang

tidak dapat mendengarkan keluhan dari sudut pandang pedagang sehingga

pemerintah dipandang arogan dalam hal ini. Peranan sosialisasi yang seharusnya

menjadi ujung tombak komunikasi langsung antara kedua belah pihak menjadi

tidak berjalan semestinya jika pemerintah tidak dapat mencapai kesepakatan.

Dilihat dari hal tersebut dalam strategi Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang dapat dikatakan belum maksimal dalam proses

perumusan strategi.

Sedangkan dari prsoes penganganggaran yang dilakukan oleh Dinas

Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Kabupaten Serang

yaitu berasal dari APBD yang mengalami 2 tahap pencairan dengan total dana Rp

11.132.800.00,- (sebelas miliar seratus tiga puluh dua juta delapan ratus ribu

rupiah). Hal ini menyebabkan tujuan relokasi pedangang pasar Kragilan berjalan

dengan lama di lapangan dan pembangunan fisik pasar di desa Kendayakan yang

juga mengalami dua tahap pengerjaan. Saat ini pembangunan tahap kedua/akhir

telah dilakukan yang menargetkan rampung pada bulan desember 2016. Berbagai

109

tahapan telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Serang jika dilihat dari pencairan yang berdampak juga pada proses

pembangunan dilapangan yang memakan waktu kurang lebih 4 tahun bahkan bisa

lebih, juga terjadi ketegangan dengan pedagang. Membuat bagian penganggaran

menjadi kurang optimal.

Sehingga prosedur atau langkah Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten serang yang berjalan lama. Dimulai pada tahun 2012 dan

sampai saat ini masih dalam pembangunan dan diskusi dengan para pedagang

yang rencananya akan direlokasi.

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan

internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para

perencana strategis adakah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam

bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan

seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu

mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing

bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi

keseluruhan sistem.

110

Pada temuan lapangan menurut peneliti Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang belum memaksimalkan sumber daya manusia

yang ada untuk pengembangan dan pengelolaan pasar Kragilan baik itu di pasar

yang baru dan pasar yang lama. Pasar lama yang pengelolaannya yang tidak

maksimal dan perencanaan relokasi yang lambat sekitar kurang lebih 4 tahun

yang belum terealisasi menunjukan akan tidak terencana dengan baik oleh

Sumber Daya Manusia yang ada di Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang. Hal ini menunjukan kurang maksimalnya

kinerja dari sumber daya manusia di Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang.

Sedangkan analisis lingkungan eksternal dalam relokasi pasar ini adalah

pedagang dan juga masyarakat sebagai objek suatu kebijakan yang mempunyai

tanggapan pro dan kontra mengenai hal relokasi. Menjadi ancaman keberhasilan

suatu kebijakan yang tidak terencana dengan baik. Dalam hal ini ancaman yang

terjadi dikarenakan hambatan yang ada di lapangan yaitu seperti masyarakat

sekitar dan pedagang yang menolak untuk direlokasi ke pasar yang baru di desa

Kendayakan. Penolakan ini dianggap dapat menurunkan omset para pedagang

karena lokasi pasar yang kurang stategis dan alasan dari Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang ingin menghilangkan

kemacetan di sekitar pasar hanya alasan yang tidak tepat menurut para pedagang.

Karena memang apabila pasar dipindahkan ke lokasi yang baru itu hanya akan

memindahkan kemacetan di lokasi yang berbeda.

111

Menurut peneliti melihat tidak adanya titik temu akan kedua belah pihak

diperlukan jajak pendapat yang bisa mengakomodir keinginan dari para pedagang

sehingga dapat ditarik benang merah untuk melaksanakan relokasi. Seperti

mencontoh pada relokasi PKL di Kota Solo yang berlangsung secara damai,

pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang perlu

membuat pemasaran akan potensi dan lokasi pasar yang baru agar pedagang

direlokasi secara sukarela.

Dari aspek masalah struktural Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang belum dengan baik melakukannya baik dalam

sisi internal maupun eksternal.

4. Masalah Institusional

Berbicara mengenai pola interaksi dalam organisasi menjadi lembaga

manakala pola tersebut dimasuki oleh nilai dan karakter. Perkembangan karakter

lembaga dan komunitas sebgaian besar merupakan tanggung jawab kepemimpinan.

Dalam hal ini tugas utama kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi

lembaga, struktur dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik

internal.

Berdasarkan temuan di lapangan, Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang dalam meningkatkan potensi yang ada di Desa

Kendayakan akan mempunyai program dengan berkoordinasi dengan SKPD

yang dapat mengangkat keramaian dan memudahkan masyarakat untuk mencapai

pasar Kragilan baru seperti Dinas PU dan Dishub. Program-programnya adalah

112

seperti perbaikan akses jalan menuju pasar kragilan yang baru, lalu adanya

pengajuan traek angkutan umum untuk melintasi pasar yang baru, sehingga ada

pembangunan terminal di sekitar pasar yang baru dan adanya penambahan marka

jalan penunjuk untuk akses menuju pasar kragilan. Dari beberapa program diatas

baru perbaikan jalan yang telah terlaksanakan jika sudah terlaksananya relokasi

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang akan

melanjutkan koordinasi dengan SKPD terkait dalam menjalankan program

program yang belum terselesaikan guna meningkatkan keramaian dan

memudahkan akses konsumen untuk mencapai pasar kragilan yang baru. Jadi

dengan adanya program Diskoperindag yang berkoordinasi dengan SKPD dirasa

akan berjalan dengan baik.

Untuk memudahkan pemahaman, maka peneliti membuat tabel hasil

penelitian yaitu sebagai berikut :

113

Tabel 4.5

Tabel Hasil Penelitian

No Manajemen Strategi

1. Masalah Manusia Tujuan untuk meciptakan pasar yang layak bagi masyarakat bersinambung dengan tujuan Diskoperindag untuk menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah yang juga telah tergagas dalam pembangunan pasar baru di desa Kendayakan. Kebijakan yang menekan beban penyewaan los, kios dan pedagang kaki lima di pasar yang baru menjadi gratis merupakan langkah baik untuk mencapai tujuan relokasi pedagang pasar Kragilan.

a. Belum baik

2. Masalah Proses Anggaran yang di gunakan oleh Diskoperindag Kabupaten Serang berasal dari APBD dan mengalami dua tahap pencairan menyebabkan lamanya proses relokasi dan pembangunan di lapangan. Berbagai prosedur/tahapan telah dijalankan oleh Diskoperindag Kabpaten Serang, tetapi dilihat dari pencairan yang berdampak juga pada proses pembangunan di lapangan yang memakan waktu kurang lebih 4 tahun bahkan bisa lebih, sehingga membuat proses ini menjadi lebih lambat dan kurang optimal pelaksanaanya. Strategi pendekatan yakni melalui sosialisasi tidak dapat mengakomodir aspirasi dari pedagang. Pedagang yang enggan untuk direlokasi menyampaikan bahwa sosialiasi yang dilakukan tidak bisa dijadikan sarana untuk mendengarkan keluhan dari sudut pandang pedagang sehingga pemerintah dipandang tidak memihak pedagang dalam hal ini. Dengan kata lain, stategi melalui sosialisai dirasa tidak win-win solution.

Belum Baik

3. Masalah

Struktural

Lingkungan eksternal dalam relokasi pasar ini adalah pedagang dan juga masyarakat sebagai objek suatu kebijakan yang mempunyai tanggapan pro dan kontra mengenai hal relokasi. Menjadi ancaman bagi keberhasilan suatu kebijakan yang tidak terencana dengan baik. Mencakup struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Dengan struktur dan budaya yang ada dalam keorganisasian Diskoperindag Kabupaten Serang menjelaskan sumber daya yang ada. Diskoperindag Kabupaten Serang belum memaksimalkan sumber daya manusia yang ada untuk pengembangan dan pengelolaan pasar kragilan secara efektif.

Belum baik

4. Masalah Dengan adanya program dengan melibatkan SKPD terkait untuk meningkatkan potensi daerah sehingga

Belum baik

114

Institusional menarik minat pedagang, tetapi dari beberapa program yang ada hanya perbaikan jalan yang telah terlaksana program lainnya belum terlaksana sampai saat ini

115

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan yang ada di lapangan,

maka kesimpulan akhir penelitian tentang Perencanaan Strategis Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dikatakan belum optimal.

Adapun kesimpulan yang berhasil didapatkan dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut.

Dalam masalah manusia yang telah dilakukan Dinas Koperasi

Perindustrian Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sudah cukup baik

dalam manajemen perhatian yang dilakukan oleh dinas terkait yaitu untuk

menguatkan usaha dalam sektor kecil dan menengah. Begitu pun untuk kebijakan

yang tidak membebankan biasa sewa los, kios dan pedagang kaki lima bagi para

pedagang yang mayoritas sudah memiliki Surat Keterangan Pedagang (SKP).

Masalah proses dalam rencana strategis di Dinas Koperasi Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Serang masih belum baik dilihat dari dalam hal

penganggaran dan prosedur karena proses karena proses pencairan dari APBD

dilakukan melalui dua tahap, sehingga pembangunan pasar menjadi lebih lamban

dan kurang optimal. Sedangkan juga dari sisi strategi melalui sosialisasi masih

kurang baik karena belum bias menjadi sarana untuk mengakomodir aspirasi

pedagang dan cenderung tidak mendapatkan titik temu antara pihak pemerintah

116

dan pedagang, sehingga strategi yang dilakukan dianggap belum win-win

solution.

Dari sisi masalah struktural yaitu aspek internal dan eksternal terdapat

ancaman bagi keberhasilan relokasi pedagang pasar Kragilan karena rendahnya

minat untuk memindahkan dagangannya ke pasar baru yang ada di Desa

Kendayakan mengingat lokasi yang kurang strategis dan dirasa dapat mengurangi

omset bagi pedagang. Lalu dari sisi internal, Dinas Koperasi Perindsutrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang belum memaksimalkan Sumber Daya Manusia

yang ada untuk pengelolaan dan pembangunan yang efektif di pasar Kragilan.

Masalah institusional masih belum baik dilihat dari program yang telah

dibuat oleh Diskoperindag berkoordinasi dengan SKPD terkait, karena belum

terlaksananya pembangunan untuk mengingat minat pedagang melalui

pembangunan terminal di dekat area pasar yang baru dan trayek angkutan umum

menuju pasar yang baru. Begitu juga kebijkan promosi yang dianggap kurang

maksimal untuk memperkenalkan pasar baru di Desa Kendayakan kepada

masyrakat.

117

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas, maka

peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi

Dinas Koperasi Perindustrian dan Pedagangan Kabupaten Serang agar dapat

menjalankan dengan baik kebijakan relokasi pedagang pasar Kragilan, yaitu

diantaranya ;

a. Meningkatkan minat pedagang untuk direlokasi denga mengembangkan

potensi di area pasar baru yang berada di Desa Kendayakan melalui

percepatan pembangunan terminal di dekat area pasar baru dan trayek

angkutan umum menuju pasar baru sehingga potensi pasar baru dapat

lebih berkembang.

b. Melakukan promosi untuk relokasi melalui pembuatan papan reklame di

pusar keramaian atau tempat-tempat strategis, serta mengajak stakeholder

lainnya untuk mendukung relokasi pasar Kragilan.

c. Pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

melalui evaluasi dan pengendalian di pasar Kragilan baru maupun lama.

Karena ini adalah sebuah tolak ukur untuk meningkatkan minat pedagang

dalam tata kelola yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang. Ketika terlaksana relokasi pedagang,

perlu adanya pembinaan terhadap pedagang maupun sumber daya manusia

yang ada di Diskoperindag. Hal ini dikarenakan dalam mewujudkan pasar

yang layak huni diperlukan sinergitas antara pengelola dan pedagang yang

terdapat di lokasi tersebut.

118

d. Melakukan pendataan secara persuasif melalui pertemuan secara intensif

antara pihak Diskoperindag dengan pedagang pasar serta melakukan jajak

pendapat guna mengakomodir aspirasi pedangang dan mengantisipasi

adanya penolakan keras dalam proses pelaksanaan relokasi.

DAFTAR PUSTAKA

Allison, Michael; Kaye, Jude. 2004. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Pers.

Bryson, Jhon. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategik. Gramedia Widia Sarana. Jakarta.

Glueck, William F dan Lawrence R. Jauch. 1991. Manajemen Strategi dan

Kebijakan Perusahaan. Terjemahan: Murad dan Henry Sitanggang. Jakarta : PT.

GeloraAksara Pratama

Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.

PT Rajagrafindo Persada.

Irawan, Prasetya. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Universitas Terbuka

: Jakarta.

Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Pearce II, John A. Robinson Jr, Richard B. 1997. Manajemen Strategis-Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Aditama : Bandung.

Sugiyono .2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

------------ . 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

------------ . 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ). CV. Alfabeta : Bandung.

Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.

Dokumen :

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

PP Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,

Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Rencana Pembangunan Pasar Kragilan Tahun Anggaran 2013-1014.

Sumber Lain :

Aliya, Lailatul. 2015. Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Dalam Meningkatkan Investasi Di Kota Serang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Juliadi, Dede. 2012. Manajemen Strategi Pengelolaan Ketertiban Pasar Baru Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Najiah. 2013. Efektivitas Relokasi Pasar Ciomas Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2012. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Website :

http://biropemerintahan.bantenprov.go.id//infomasi/kependudukan-dan-

pencatatan-sipil. Diakses pada Tanggal akses 14 Januari 2016.

http://anataranews.com/berita/ekonomi/makro/17149/empat-pasar-tradisional-di-

serang-terbengkalai. Diakses pada tanggal 5 Januari 2016.

http://kabar-banten.com/news/ekonomi/detail/4110. Diakses pada tanggal akses 5

Januari.

http://m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/10/02/nct8ag-jumlah-pasar-

tradisional-semakin-menurun. Diakses pada tanggal akses 6 Januari 2016.

LAMPIRAN

CATATAN LAPANGAN

No. Waktu Tempat Kegiatan / Hasil Informan

1. Juli 2016 ACC Lapangan - -

2. Juli 2016 FISIP Untirta Mengajukan surat izin penelitian

-

3. Juli 2016 DISKOPERINDAG Kabupaten Serang

Mengajukan surat izin penelitian

4. 28 Juli 2016 Pasar Kragilan Lama Wawancara Kepala FKP Pasar Kragilan

5. 28 Juli 2016 Pasar Kragilan Lama Wawancara Pedagang Pasar Kragilan

6. 1 Agustus 2016 DISKOPERINDAG Kabupaten Serang

Wawancara Kepala Seksi Perdagangan DISKOPERINDAG Kabupaten Serang

7. 4 Agustus 2016 Kantor Pasar Kragilan Baru

Wawancara Kepala UPT Pasar Wilayah Timur

8. 25 Agustus 2016 Indomart Kragilan Wawancara Warga Kecamatan Kragilan

9. 25 Agustus 2016 Pasar Kragilan Lama Wawancara Konsumen Pasar Kragilan

10. 14 September 2016

DISKOPERINDAG Kabupaten Serang

Wawancara Kepala DISKOPERINDAG Kabupaten Serang

MEMBER CHECK

Nama : Budi Prihasto

Pekerjaan : Kepala DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG

Peneliti : Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?

Pak Budi : Kurang lebih sudah 3 tahunan

Peneliti : Latar belakang adanya kebijakan relokasi pedagang pasar

kragilan?

Pak Budi : Tadinyakan pasar lama itu sudah tidak memenuhi persyaratan

terutama mengganggu arus lalu lintas karena kebetulan banyak

dilalui kendaraan-kendaraan besar untuk pengiriman barang-

barang produksi ke pabrik sekitaran wilayah serang timur. Yang

apabila terjadi di hari pasar buka, akan menyebabkan kemacetan

karena ramainya para pedagang yang mengambil bahu jalan dan

masyarakat yang lalu lalang disekitar pasar. Ya solusinya pasar

harus dipindahkan.

Peneliti : Adakah hambatan dari luar?

Pak Budi : Hambatannya masyarakat sudah terbiasa dengan pasar yang

berada di pinggir jalan harus berubah masuk agak kedalam sedikit

di pasar baru. Lalu dari pedagang sendiri, merasa sudah memiliki

lapak yang strategis dipindahkan menjadi agak kedalam. Kalau

dari pihak dinas sendiri mengalami hambatan di SDM nya sendiri

Peneliti : Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?

Pak Budi : Terdapat pro dan kontra baik dari pedagang maupun masyarakat.

Peneliti : Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?

Pak Budi : Minatnnya, memalui sosialisasi terdapat pro dan kontra, lalu

setelah beberapa kali sosialisasi dan pengertian akhirnya mereka

setuju untuk dipindahkan.

Peneliti : Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?

Bu Budi : Sesuai dengan rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7

tahun 2014 untuk memberikan pasar yang layak.

Peneliti : Target dalam penyelesaian program relokasinya?

Pak Budi : Target karena tahun kemarin sempat tertunda karena perencaan

ulang, target menjadi tahun ini bulan desaember dirampungkan

pembangunan pasar baru. Lalu diadakannya pendataan ulang dan

relokasi pedagangnya.

Peneliti : Bagaimana prosedur relokasi pedagang pasar Kragilan?

Pak Budi : Mendekati pembangunan selesai akan ada pendataan lagi untuk

memastikan angka final dari para pedagang dan pembagian

penempatan los dan kios dengan pengundian langsung. Lalu ada

juga pembagian jadwal kapan direlokasinya.

Peneliti : Adakah evaluasi yang dilakukan?

Pak Budi : Ya harus ada evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui

kekurangan dari perencanaan relokasi ini. Mungkin setelah

bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk

membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan

juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan

jalan. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi kita, karena tidak

mungkin dinas kita sendiri yang mengerjakan hal hal tersebut.

Peneliti : Harapan bapak untuk program ini?

Pak Budi : Harapannya masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan

sebaik baiknya dan mau direlokasi sesuai janjinya dulu. Dan juga

mau direlokasi dengan aman, tertib dan lancar.

MEMBER CHECK

Nama : Titi Purwitasari

Pekerjaan : PNS/ DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG (Kepala

Seksi Usaha Penyaluran Perdagangan)

Peneliti : Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?

Bu Titi : Untuk pasar Kragilan itu sudah dari tahun 2012, pengajuan

usulan pendanaan pun sejak dari tahun 2012, karena belum selesai

masalah persetujuan dari pedagang untuk direlokasi akhirnya kami

pun memprioritaskan pasar kabupaten yang lain untuk

didahulukan.

Peneliti : Adakah hambatan dari luar?

Pak Titi : Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut

yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang

dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan

rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang. Lalu kendala yang

dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga

proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.

Peneliti : Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?

Bu Titi : Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan, masing-

masing sudah ditandatangi oleh para pedagang, mungkin masih ada

beberapa pedagang yang tidak setuju, Tahun 2015 kepala UPTD

sudah mempunyai draft usulan pedagang yang sudah menyetujui

untuk direlokasi, jadi masing masing pedagang sudah

menandatangani

Peneliti : Target dalam penyelesaian program relokasinya?

Bu Titi : Target penyelesaian pembangunan pengerjaan tanggal 26

desember 2016. Lalu 2 bulan kemudian sudah siap dihuni untuk

para pedagang.

Peneliti : Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana

relokasi?

Bu Titi : Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas

di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu

sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan

pendataan.

Peneliti : Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?

Bu Titi : Membuat pasar yang lebih layak huni sesuai dengan uu

perdagangan no 7 tahun 2014

Peneliti : Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?

Bu Titi : kebijakan ini dijalankan sesuai dengan dalam rencana

pembangunan pasar kragilan yang dibuat oleh dinas

Peneliti : Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di

desa kendayakan?

Bu Titi : Banyak yang ditawarkan pada program ini, seperti pemberian los

kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan

fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan.

Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu

memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP

sehingga dapat langsung di data.

Peneliti : Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?

Bu Titi : Sosialisasi dilakukan beberapa kali dengan para pedagangan

dengan hasil masih ada beberapa yang menolak untuk direlokasi

namun tidak sedikit pula yang mendukung seperti dari pedagang

emas maupun dari masyarakat kecamatan kragilan.

Peneliti : Anggaran yang digunakan dan disediakan?

Bu Titi : Anggaran program ini berasal dari APBD dan juga bantuan

gubernur (Bangub)

Peneliti : Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?

Bu Titi : Jika dibagi kegiatan pertahunnya adalah berawal dari permohonan

dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda

pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan

serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat

yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi

pasar kragilan.

Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya

Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi

mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui

SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP)

Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan

pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD

Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap

ke 2

Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan

selesai akhir tahun

Pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi

dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan

Peneliti : Bagaimana target dari program kerja?

Bu Titi : Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki

lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di

desa kendayakan.

Peneliti : Standar kinerja yang digunakan?

Bu Titi : Sesuai dengan SOP dan juga uu yang mengatur tentang ketertiban

pasar tradisional

Peneliti : Kapan Evaluasi dilakukan?

Bu Titi : Setelah di relokasi Evaluasi dan pengendalian yaitu melihat

perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi dari para

pedagang pertiap bulan

Peneliti : Hasil kinerja yang telah dicapai?

Bu Titi : Kinerja yang telah dicapai untuk saat ini pembangunan tahap II

yang sedang dilakukan di pasar yang baru dan juga perbaikan jalan

sentul yang berkoordinasi dengan dinas PU

MEMBER CHECK

Nama : Atang Nurjaya S.E

Pekerjaan : PNS/ DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG (Kepala

UPT Pasar Wilayah Timur)

Peneliti : Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?

Pak Atang : Sejak 2012 yang lalu

Peneliti : Adakah hambatan dari luar?

PakAtang : Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang

mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap

relokasi yaitu dapat menurunkan omset mereka tapi di pandangan

yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya dapat

menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami.

Peneliti : Target dalam penyelesaian program relokasinya?

Pak Atang : Ya saat bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan

desember nanti

Peneliti : Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana

relokasi?

Pak Atang : Jika ada yang tidak mau direlokasi ke pasar yang baru di desa

kendayakan baiknya diberi pengertian kemacetan yang sering

terjadi di jalan raya pasar lama tersebut dan juga potensi yang ada

di pasar baru desa kendayakan.

Peneliti : Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?

Pak Atang : Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas

Peneliti : Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di

desa kendayakan?

Pak Atang : Ya yang dapat ditawarkan ke pedagang agar pasar baru ramai

dengan cara memberikan pengertian kalau luas tanah sekitar 2

hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini

juga banyak perumahan yang padat penduduk lalu melalui

koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk

angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah

dengan terminal angkutannya pula.

Peneliti : Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?

Pak Atang : Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai dengan

agendanya

Peneliti : Anggaran yang digunakan dan disediakan?

Pak Atang : Bukan Tupoksi saya kalau anggaran mungkin ditanyakan ke pak

kadis atau bu titi saja

Peneliti : Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?

Pak Atang : Kalau prosedur pemindahannya sudah direncanakan ketika

bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan desember

nanti pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali

untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP

(Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal

ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios

gratis yang disedikan dinas di pasar baru. Lalu akan dibagi

menurut zona jualan untuk para pedagang pasar.

Peneliti : Bagaimana target dari program kerja?

Pak Atang : Ya targetnya dapat merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru

tanpa terjadi bentrok yang mengakibatkan kerugian.

Peneliti : Standar kinerja yang digunakan?

Pak Atang : Kinerja dilapangan sesuai dengan instruksi dari pak kadis

Peneliti : Kapan Evaluasi dilakukan?

Pak Atang : Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada. Mungkin bisa dijawab

dengan bu titi

MEMBER CHECK

Nama : Uci Syafroni Syafsaen

Pekerjaan : Pedagang Pasar Kragilan (Sekretaris Forum Komunikasi

Pedagang Pasar Kragilan)

Peneliti : Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?

Pak Uci : Sudah dari tahun 1967 berati sudah 49 tahun berdagang disini.

Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

Pak Uci : Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan

mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa

Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan

dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk

jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para

pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada

pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan.

Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di

gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke

pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu

bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur

Dan juga pedagang menginginkan jika memang kedepannya terjadi

relokasi, bebasnya segala biaya pungutan harian maupun biaya

lainnya.

Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi?

Pak Uci : Ada, Sekitar lebih dari sepuluh kali sudah ada pertemuan untuk

sosialisasi relokasi pasar kragilan.

Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi

terlaksana?

Pak Uci : Jika benar terjadi dengan syarat pelebaran jalan di jembatan

sentul, insyaallah sedikit mengurangi adanya kemacetan yang

terjadi.

Peneliti : Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan

dari pedagang/ masyarakat?

Pak Uci : Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa

menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan

kepada para pedagang.

Peneliti : Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?

Pak Uci : Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah,

maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini.

MEMBER CHECK

Nama : Fitriyana

Pekerjaan : Konsumen Pasar Kragilan

Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

Ibu Fitri : Ibu mah ngga setuju. Kalo disana repot masuk kedalam nya

soalnya nambah ongkos ojek

Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?

Ibu Fitri : Iya ibu sering kesini buat belanja sayur, bumbu dan ikan.

Daripada harus ke pasar ciruas agak jauh dari rumah

Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi

terlaksana?

Ibu Fitri : Jangan di pindah kalau bisa mah kasian kalau nanti pasar disana

sepi, malah pedagang yang susah kedepannya

Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah

setempat?

Ibu Fitri : Ibu tau dari masyarakat kabar relokasi, dari pemerintah setau ibu

belum ada

MEMBER CHECK

Nama : Husnul

Pekerjaan : Konsumen Pasar Kragilan

Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

Pak Husnul : Setuju setuju aja, di desa kendayakan saya jadi lebih deket ke

pasarnya lagi juga ga buat jalan raya macet

Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?

Pak Husnul : Ya berminat biarpun masih disini, apalagi kalau dekat sama

rumah saya di kendayakan mungkin sering kepasar buat membeli

keperluan

Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi

terlaksana?

Pak Husnul : Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan

banyak pemukiman masyarakat disini

Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah

setempat?

Pak Husnul : Tidak ada tapi saya tau dari kepala desa selentingan selentingan

kabar kalau tahun depan

MEMBER CHECK

Nama : Ijajah

Pekerjaan : Masyarakat Kecamatan Kragilan

Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

Pak Ijajah : Mendukung, bisa mengurangi kemacetan. Baguslah

Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?

Pak Ijajah : Ya berminat kesana, tapi tidak kondusif dan pedagang yang tidak

beraturan didalam pasar

Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi

terlaksana?

Pak Ijajah : Iya ada, bisa mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang

lebih baik pasar jadi lebih tertata

Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah

setempat?

Pak Ijajah : Sosialisasi buat masyarakat belum ada tapi kabar dari mulut ke

mulut sudah terdengar kalau pasar mau dipindahkan ke desa

kendayakan

MEMBER CHECK

Nama : Ikram Wahdi Putra

Pekerjaan : Masyarakat Kecamatan Kragilan

Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

Pak Ikram : Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini

kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi

infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti

macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung

Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?

Pak Ikram : minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja

senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin

kalau ibu rumah tangga bisa

Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi

terlaksana?

Pak Ikram : Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa

kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang

sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat

Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah

setempat?

Pak Ikram : Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau

ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar

masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.

MEMBER CHECK

Nama : Ikram Wahdi Putra

Pekerjaan : Masyarakat Kecamatan Kragilan

Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

Pak Ikram : Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini

kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi

infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti

macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung

Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?

Pak Ikram : minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja

senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin

kalau ibu rumah tangga bisa

Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi

terlaksana?

Pak Ikram : Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa

kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang

sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat

Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah

setempat?

Pak Ikram : Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau

ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar

masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.

MEMBER CHECK

Nama : Sukmanah

Pekerjaan : Pedagang Pasar Kragilan

Peneliti : Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?

Ibu Sukmanah : Sudah 30 tahun berdagang disini, kurang lebih 1986

Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

Ibu Sukmanah: Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di

kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal

turun angkutan langsung di depan pasar

Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi?

Ibu Sukmanah : Ada ibu pernah ikut

Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi

terlaksana?

Ibu Sukmanah: Tidak malah membuat pedagang kecil gulung tikar

Peneliti : Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan

dari pedagang/ masyarakat?

Ibu Sukmanah: Pemerintah tetep maksa pedagang mau pindah ke pasar baru

padahal pedagang sudah menolak

Peneliti : Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?

Ibu Sukmanah: Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah

dibuangnya ke belakang pasar

TRANSKIP DATA

Peneliti Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?

Kode

I1-1 Kurang lebih sudah 3 tahunan 1

I1-2

Untuk pasar Kragilan itu sudah dari tahun 2012, pengajuan usulan pendanaan pun sejak dari tahun 2012, karena belum selesai masalah persetujuan dari pedagang untuk direlokasi akhirnya kami pun memprioritaskan pasar kabupaten yang lain untuk didahulukan.

2

I1-3 Sejak 2012 yang lalu 3

Peneliti Latar belakang adanya kebijakan relokasi pedagang pasar kragilan?

I1-1

Tadinya kan pasar lama itu sudah tidak memenuhi persyaratan terutama mengganggu arus lalu lintas karena kebetulan banyak dilalui kendaraan-kendaraan besar untuk pengiriman barang-barang produksi ke pabrik sekitaran wilayah serang timur. Yang apabila terjadi di hari pasar buka, akan menyebabkan kemacetan karena ramainya para pedagang yang mengambil bahu jalan dan masyarakat yang lalu lalang disekitar pasar. Ya solusinya pasar harus dipindahkan.

4

Peneliti Adakah hambatan dari luar?

I1-1

Hambatannya masyarakat sudah terbiasa dengan pasar yang berada di pinggir jalan harus berubah masuk agak kedalam sedikit di pasar baru. Lalu dari pedagang sendiri, merasa sudah memiliki lapak yang strategis dipindahkan menjadi agak kedalam. Kalau dari pihak dinas sendiri mengalami hambatan di SDM nya sendiri

5

I1-2

Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang. Lalu kendala yang dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.

6

I1-3

Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap relokasi yaitu dapat menurunkan omset mereka tapi di pandangan yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya

7

dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami.

Peneliti Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?

I1-1 Minatnnya, memalui sosialisasi terdapat pro dan kontra, lalu setelah beberapa kali sosialisasi dan pengertian akhirnya mereka setuju untuk dipindahkan.

8

I1-2

Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan, masing-masing sudah ditandatangi oleh para pedagang, mungkin masih ada beberapa pedagang yang tidak setuju, Tahun 2015 kepala UPTD sudah mempunyai draft usulan pedagang yang sudah menyetujui untuk direlokasi, jadi masing masing pedagang sudah menandatangani.

9

Peneliti Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?

I1-1 Sesuai dengan rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7 tahun 2014 untuk memberikan pasar yang layak.

10

I1-2 Membuat pasar yang lebih layak huni sesuai dengan uu perdagangan no 7 tahun 2014

11

Peneliti Target dalam penyelesaian program relokasinya?

I1-1

Target karena tahun kemarin sempat tertunda karena perencaan ulang, target menjadi tahun ini bulan desaember dirampungkan pembangunan pasar baru. Lalu diadakannya pendataan ulang dan relokasi pedagangnya.

12

I1-2 Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di desa kendayakan.

13

I1-3 Ya targetnya dapat merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru tanpa terjadi bentrok yang mengakibatkan kerugian.

14

Peneliti Bagaimana prosedur relokasi pedagang pasar Kragilan?

I1-1

Mendekati pembangunan selesai akan ada pendataan lagi untuk memastikan angka final dari para pedagang dan pembagian penempatan los dan kios dengan pengundian langsung. Lalu ada juga pembagian jadwal kapan direlokasinya.

15

I1-2

Jika dibagi kegiatan pertahunnya adalah berawal dari permohonan dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat

16

yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi pasar kragilan. Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP) Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap ke 2 Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun Pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan

I1-3

Kalau prosedur pemindahannya sudah direncanakan ketika bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan desember nanti pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP (Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios gratis yang disedikan dinas di pasar baru. Lalu akan dibagi menurut zona jualan untuk para pedagang pasar.

17

Peneliti Adakah evaluasi yang dilakukan?

I1-1

Ya harus ada evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dari perencanaan relokasi ini. Mungkin setelah bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan jalan. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi kita, karena tidak mungkin dinas kita sendiri yang mengerjakan hal hal tersebut..

18

I1-2 Setelah di relokasi Evaluasi dan pengendalian yaitu melihat perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi dari para pedagang pertiap bulan

19

I1-3 Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada. Mungkin bisa dijawab dengan bu titi

20

Peneliti Harapan bapak untuk program ini?

I1-1

Harapannya masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan sebaik baiknya dan mau direlokasi sesuai janjinya dulu. Dan juga mau direlokasi dengan aman, tertib dan lancar.

21

Peneliti Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana relokasi?

I1-2

Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan pendataan..

22

I1-3

Jika ada yang tidak mau direlokasi ke pasar yang baru di desa kendayakan baiknya diberi pengertian kemacetan yang sering terjadi di jalan raya pasar lama tersebut dan juga potensi yang ada di pasar baru desa kendayakan.

23

Peneliti Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?

I1-2 kebijakan ini dijalankan sesuai dengan dalam rencana pembangunan pasar kragilan yang dibuat oleh dinas.

24

I1-3 Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas 25

Peneliti Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di desa kendayakan?

I1-2 Banyak yang ditawarkan pada program ini, seperti pemberian los kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan. Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP sehingga dapat langsung di data.

26

I1-3 Ya yang dapat ditawarkan ke pedagang agar pasar baru ramai dengan cara memberikan pengertian kalau luas tanah sekitar 2 hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini juga banyak perumahan yang padat penduduk lalu melalui koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah dengan terminal angkutannya pula.

27

Peneliti Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?

I1-2 Sosialisasi dilakukan beberapa kali dengan para pedagangan dengan hasil masih ada beberapa yang menolak untuk direlokasi namun tidak sedikit pula yang mendukung seperti dari pedagang emas maupun dari

28

masyarakat kecamatan kragilan. I1-3 Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai

dengan agendanya 29

Peneliti Anggaran yang digunakan dan disediakan?

I1-2 Anggaran program ini berasal dari APBD dan juga bantuan gubernur (Bangub)

30

I1-3 Bukan Tupoksi saya kalau anggaran mungkin ditanyakan ke pak kadis atau bu titi saja

31

Peneliti Standar kinerja yang digunakan?

I1-2 Sesuai dengan SOP dan juga uu yang mengatur tentang ketertiban pasar tradisional

32

I1-3 Kinerja dilapangan sesuai dengan instruksi dari pak kadis

33

Peneliti Hasil kinerja yang telah dicapai?

I1-2 Kinerja yang telah dicapai untuk saat ini pembangunan tahap II yang sedang dilakukan di pasar yang baru dan juga perbaikan jalan sentul yang berkoordinasi dengan dinas PU

34

Peneliti Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?

I2 Sudah dari tahun 1967 berati sudah 49 tahun berdagang disini.

35

I3-1 Sudah 30 tahun berdagang disini, kurang lebih 1986 36

I3-2 Sudah 20 tahun berdagang disini, kurang lebih 1996 37

Peneliti Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?

I2 Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan. Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur Dan juga pedagang

38

menginginkan jika memang kedepannya terjadi relokasi, bebasnya segala biaya pungutan harian maupun biaya lainnya.

I3-1 Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal turun angkutan langsung di depan pasar

39

I3-2 Menolak pasar untuk dipindah, sudah nyaman dagang disini dan jika dipindahkan ngga ada jaminan di pasar yang dikendayakan bakal ramai pembeli. Pembeli bakal milih ke pasar Ciruas

40

I4-1 Setuju setuju aja, di desa kendayakan saya jadi lebih deket ke pasarnya lagi juga ga buat jalan raya macet

41

I4-2 Ibu mah ngga setuju. Kalo disana repot masuk kedalam nya soalnya nambah ongkos ojek

42

I5-1 Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung

43

I5-2 Mendukung, bisa mengurangi kemacetan. Baguslah 44

Peneliti Apakah terdapat sosialisasi?

I2 Ada, Sekitar lebih dari sepuluh kali sudah ada pertemuan untuk sosialisasi relokasi pasar kragilan.

45

I3-1 Ada ibu pernah ikut 46

I3-2 Ada, pernah ikut beberapa kali 47

Peneliti Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?

I2 Jika benar terjadi dengan syarat pelebaran jalan di jembatan sentul, insyaallah sedikit mengurangi adanya kemacetan yang terjadi.

48

I3-1 Tidak malah membuat pedagang kecil gulung tikar 49

I3-2 Kalau diliat dari pandangan pemerintah mungkin bisa mengurangi kemacetan tapi kalau di sisi pedagang cuma mindahin kemacetan lagian juga omset dagang bisa berkurang

50

I4-1 Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan banyak pemukiman masyarakat disini

51

I4-2 Jangan di pindah kalau bisa mah kasian kalau nanti pasar disana sepi, malah pedagang yang susah

52

kedepannya

I5-1 Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat

53

I5-2 Iya ada, bisa mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang lebih baik pasar jadi lebih tertata

54

Peneliti Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan dari pedagang/ masyarakat?

I2 Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan kepada para pedagang.

55

I3-1 Pemerintah tetep maksa pedagang mau pindah ke pasar baru padahal pedagang sudah menolak

56

I3-2 Susah, nggak mau mendengar pendapat dari pedagang kecil

57

Peneliti Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?

I2 Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah, maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini.

58

I3-1 Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah dibuangnya ke belakang pasar

59

I3-2 Iya tiap pasar buka senin dan kamis selalu ada uang retribusi kebersihan tapi ya tetep ada sampah yang nggak keangkut. Dan seterusnya pasar ini juga tidak ada renovasi pedahal sudah mau roboh, kasian pedagang yang was-was.

60

Peneliti Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?

I4-1 Ya berminat biarpun masih disini, apalagi kalau dekat sama rumah saya di kendayakan mungkin sering kepasar buat membeli keperluan

61

I4-2 Iya ibu sering kesini buat belanja sayur, bumbu dan ikan. Daripada harus ke pasar ciruas agak jauh dari rumah

62

I5-1 minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin kalau ibu rumah tangga bisa

63

I5-2 Ya berminat kesana, tapi tidak kondusif dan pedagang yang tidak beraturan didalam pasar

64

Peneliti Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari

pemerintah setempat? I4-1 Tidak ada tapi saya tau dari kepala desa selentingan

selentingan kabar kalau tahun depan 65

I4-2 Ibu tau dari masyarakat kabar relokasi, dari pemerintah setau ibu belum ada

66

I5-1 Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.

67

I5-2 Sosialisasi buat masyarakat belum ada tapi kabar dari mulut ke mulut sudah terdengar kalau pasar mau dipindahkan ke desa kendayakan

68

KODING DATA

Kode Kata Kunci 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Sudah 3 tahunan Sejak dari tahun 2012 Sejak 2012 yang lalu Sudah tidak memenuhi persyaratan terutama mengganggu arus lalu lintas Pedagang yang merasa sudah memiliki lapak yang strategis Beberapa pedagang yang kontra Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan Sosialisasi terdapat pro dan kontra Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan Rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7 tahun 2014 UU perdagangan no 7 tahun 2014 Tahun ini bulan desaember Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima Merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru tanpa terjadi bentrok Pendataan pedagang dan pembagian penempatan Kegiatan pertahunnya SKP (Surat Keterangan Pedagang) Harus ada evaluasi Perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada Masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan sebaik baiknya Perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan Pedagang diberikan pengertian akan kemacetan dan potensi di pasar baru Sesuai dengan dalam rencana pembangunan pasar kragilan Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas Pemberian los kios gratis, SKP dan KTP Luas tanah, padat penduduk, traek untuk angkutan umum Beberapa yang menolak untuk direlokasi namun tidak sedikit pula yang mendukung Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai dengan agendanya APBD dan juga bantuan gubernur (Bangub) Bukan tupoksi saya Sesuai dengan SOP dan juga uu Sesuai dengan instruksi dari pak kadis Pembangunan tahap II dan perbaikan jalan sentul Sudah dari tahun 1967 Sudah 30 tahun berdagang Sudah 20 tahun berdagang Pedagang berharap di renovasi bukan relokasi Tidak setuju karena tempat tidak strategis Menolak pasar untuk dipindah

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68

Setuju setuju saja Ngga setuju Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja Mendukung Sekitar lebih dari sepuluh kali Ada Ada Syarat pelebaran jalan di jembatan sentul Membuat pedagang kecil gulung tikar Mengurangi kemacetan, Manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan Pasar sepi Lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati Mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang lebih baik Memaksa dan tidak ada solusi Memaksa pedagang mau pindah ke pasar baru Tidak mau mendengar pendapat pedagang Kinerja tidak berjalan Masih kurang Uang retribusi kebersiha Ya berminat Iya sering untuk berbelanja Pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis Ya berminat Tidak ada Dari masyarakat kabar relokasi Tidak terlalu tau Belum ada

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Kepala UPT Pasar wilayah timur

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Serang di Kantor Pasar Kragilan Baru.

Wawancara dengan pedagang pasar Kragilan di Pasar

Kragilan lama.

Wawancara dengan Kepala DISKOPERINDAG

Kabupaten Serang di Kantor DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.

Wawancara dengan Kepala Seksi Perdagangan

DISKOPERINDAG Kabupaten Serang di Kantor

DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.

Wawancara dengan pedagang pasar Kragilan di Pasar

Kragilan lama.

Rencana lengkap Master Plan Pasar Kragilan Desa

Kendayakan

Kantor UPT di pasar Kragilan desa Kendayakan

Plang Izin Mendirikan Bangunan Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II

Pembangunan Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II

Gerbang Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II

Kemacetan jalan raya Serang-Jakarta di depan pasar Kragilan

lama

Kondisi los di pasar Kragilan lama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2014

TENTANG

PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN

Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang ekonomi

diarahkan dan dilaksanakan untuk memajukan

kesejahteraan umum melalui pelaksanaan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

b. bahwa pelaksanaan demokrasi ekonomi yang dilakukan melalui kegiatan Perdagangan

merupakan penggerak utama dalam pembangunan perekonomian nasional yang dapat memberikan daya

dukung dalam meningkatkan produksi dan memeratakan pendapatan serta memperkuat daya saing Produk Dalam Negeri;

c. bahwa peranan Perdagangan sangat penting

dalam meningkatkan pembangunan ekonomi, tetapi dalam perkembangannya belum memenuhi kebutuhan untuk menghadapi tantangan

pembangunan nasional sehingga diperlukan keberpihakan politik ekonomi yang lebih

memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup

koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional;

d. bahwa peraturan perundang-undangan di bidang

ketentuan di bidang Perdagangan dalam kerangka

kesatuan ekonomi nasional guna menyikapi

Perdagangan mengharuskan adanya harmonisasi

perkembangan situasi Perdagangan era globalisasi pada masa kini dan masa depan;

e. bahwa ...

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

: UNDANG-UNDANG TENTANG PERDAGANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Perdagangan adalah tatanan kegiatan

yang

terkait

- 2 -

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang

tentang Perdagangan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, Pasal 20, dan Pasal

33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik

Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi;

Dengan Persetujuan

Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

da

n

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam

negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan

tujuan pengalihan hak atas Barang dan/atau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi.

2. Perdagangan Dalam Negeri adalah Perdagangan Barang dan/atau Jasa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak termasuk Perdagangan Luar Negeri.

3. Perdagangan Luar Negeri adalah Perdagangan yang mencakup kegiatan Ekspor dan/atau Impor atas

Barang dan/atau Perdagangan Jasa yang melampaui batas wilayah negara.

4. Perdagangan ...

- 3 -

4. Perdagangan Perbatasan adalah Perdagangan

yang dilakukan oleh warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di daerah perbatasan Indonesia

dengan penduduk negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

5. Barang adalah setiap benda, baik berwujud

maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, dan dapat diperdagangkan, dipakai,

digunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha.

6. Jasa adalah setiap layanan dan unjuk kerja

berbentuk pekerjaan atau hasil kerja yang dicapai, yang diperdagangkan oleh satu pihak ke

pihak lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha.

7. Produk Dalam Negeri adalah Barang yang dibuat dan/atau Jasa yang dilakukan oleh Pelaku Usaha di Indonesia.

8. Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu

yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/Pemerintah/ keputusan internasional

yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan,

kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

pengalaman, serta perkembangan pada masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

9. Standardisasi adalah proses merumuskan,

menetapkan, menerapkan, memelihara, memberlakukan, dan mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan

semua pihak.

10. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah Standar yang ditetapkan oleh

lembaga yang menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan di bidang Standardisasi.

11. Distribusi adalah kegiatan penyaluran Barang secara

langsung atau tidak langsung kepada konsumen.

12. Pasar adalah lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung

maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi Perdagangan.

13. Gudang ...

- 4 -

13. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang

tertutup dan/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus

sebagai tempat penyimpanan Barang yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan

sendiri.

14. Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan

warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum

yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang melakukan kegiatan usaha di bidang

Perdagangan.

15. Daerah Pabean adalah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, ruang udara di atasnya, serta tempat

tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-

Undang Kepabeanan.

16. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan Barang

dari Daerah Pabean.

17. Eksportir adalah orang perseorangan atau lembaga

atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan Ekspor.

18. Impor adalah kegiatan memasukkan Barang ke

dalam Daerah Pabean.

19. Importir adalah orang perseorangan atau lembaga atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan Impor.

20. Promosi Dagang adalah kegiatan mempertunjukkan, memperagakan, memperkenalkan, dan/atau menyebarluaskan informasi hasil produksi Barang

dan/atau Jasa untuk menarik minat beli konsumen, baik

di dalam negeri maupun di luar negeri, dalam jangka

waktu tertentu untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar, dan mencari hubungan dagang.

21. Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri adalah

Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler Republik Indonesia yang secara resmi mewakili dan

memperjuangkan kepentingan bangsa, negara, dan Pemerintah Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau di organisasi

internasional.

22. Kerja ...

- 5 -

22. Kerja Sama Perdagangan Internasional adalah

kegiatan Pemerintah untuk memperjuangkan dan mengamankan kepentingan nasional melalui

hubungan Perdagangan dengan negara lain dan/atau lembaga/organisasi internasional.

23. Sistem Informasi Perdagangan adalah tatanan, prosedur, dan mekanisme untuk pengumpulan,

pengolahan, penyampaian, pengelolaan, dan penyebarluasan data dan/atau informasi

Perdagangan yang terintegrasi dalam mendukung kebijakan dan pengendalian Perdagangan.

24. Perdagangan melalui Sistem Elektronik adalah Perdagangan yang transaksinya dilakukan

melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.

25. Komite Perdagangan Nasional adalah lembaga yang dibentuk untuk mendukung percepatan

pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan di bidang Perdagangan.

26. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia

yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

27. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati

atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

28. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perdagangan.

BA

B II

ASAS DAN

TUJUAN

Pasal 2

Kebijakan Perdagangan disusun berdasarkan asas:

a. kepentingan nasional;

b. kepastian hukum;

c. adil dan sehat;

d. keamanan berusaha;

e. akuntabel ...

- 6 -

e. akuntabel dan transparan;

f. kemandirian;

g. kemitraan;

h. kemanfaatan;

i. kesederhanaan;

j. kebersamaan; dan

k. berwawasan lingkungan.

Pasal 3

Pengaturan kegiatan Perdagangan bertujuan:

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;

b. meningkatkan penggunaan dan Perdagangan

Produk Dalam

Negeri;

c. meningkatkan kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan;

d. menjamin kelancaran Distribusi dan ketersediaan Barang kebutuhan pokok dan Barang penting;

e. meningkatkan fasilitas, sarana, dan prasarana

Perdagangan;

f. meningkatkan kemitraan antara usaha besar dan koperasi, usaha mikro, kecil, dan

menengah, serta Pemerintah dan swasta;

g. meningkatkan daya saing produk dan usaha nasional;

h. meningkatkan citra Produk Dalam Negeri, akses pasar, dan Ekspor nasional;

i. meningkatkan Perdagangan produk berbasis ekonomi kreatif;

j. meningkatkan pelindungan konsumen;

k. meningkatkan penggunaan SNI;

l. meningkatkan pelindungan sumber daya alam; dan

m. meningkatkan pengawasan Barang dan/atau Jasa yang diperdagangkan.

BAB ...

- 7 -

BAB III LINGKUP

PENGATURAN

Pasal 4

(1) Lingkup pengaturan Perdagangan meliputi:

a. Perdagangan Dalam Negeri;

b. Perdagangan Luar

Negeri; c. Perdagangan

Perbatasan; d.

Standardisasi;

e. Perdagangan melalui Sistem

Elektronik;

f. pelindungan dan pengamanan

Perdagangan;

g. pemberdayaan koperasi serta usaha mikro,

kecil, dan menengah;

h. pengembangan Ekspor;

i. Kerja Sama Perdagangan Internasional;

j. Sistem Informasi

Perdagangan;

k. tugas dan wewenang Pemerintah di

bidang Perdagang

an;

l. Komite Perdagangan

Nasional;

m. pengawasan;

dan n.

penyidikan.

(2) Selain lingkup pengaturan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), juga diatur Jasa yang dapat diperdagangkan meliputi:

a. Jasa bisnis;

b. Jasa

distribusi;

c. Jasa

komunikasi;

d. Jasa

pendidikan;

e. Jasa lingkungan

hidup;

f. Jasa keuangan;

g. Jasa konstruksi dan teknik terkait;

h. Jasa kesehatan dan sosial;

i. Jasa ...

- 8 -

i. Jasa rekreasi, kebudayaan, dan olahraga;

j. Jasa pariwisata;

k. Jasa transportasi;

dan l. Jasa lainnya.

(3) Jasa dapat diperdagangkan baik di dalam negeri maupun melampaui batas wilayah negara.

BAB IV PERDAGANGAN

DALAM NEGERI

Bagian

Kesatu

Umum

Pasa

l 5

(1) Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan Dalam

Negeri melalui kebijakan dan pengendalian.

(2) Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan

pada:

a. peningkatan efisiensi dan efektivitas Distribusi;

b. peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha;

c. pengintegrasian dan perluasan Pasar dalam negeri;

d. peningkatan akses Pasar bagi Produk Dalam

Negeri; dan

e. pelindungan konsumen.

(3) Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

mengatur:

a. pengharmonisasian peraturan, Standar, dan prosedur kegiatan Perdagangan antara pusat

dan daerah dan/atau antardaerah;

b. penataan prosedur perizinan bagi kelancaran arus

Barang;

c. pemenuhan ...

- 9 -

c. pemenuhan ketersediaan dan

keterjangkauan Barang kebutuhan pokok masyarakat;

d. pengembangan dan penguatan usaha di

bidang Perdagangan Dalam Negeri, termasuk koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah;

e. pemberian fasilitas pengembangan sarana

Perdagangan;

f. peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri;

g. Perdagangan antarpulau;

dan h. pelindungan

konsumen.

(4) Pengendalian Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. perizinan;

b. Standar; dan

c. pelarangan dan pembatasan.

Pasal 6

(1) Setiap Pelaku Usaha wajib menggunakan atau melengkapi label berbahasa Indonesia pada Barang yang diperdagangkan di dalam negeri.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan atau kelengkapan label berbahasa Indonesia diatur

dengan Peraturan Menteri.

Bagian Kedua

Distribusi

Barang

Pasal 7

(1) Distribusi Barang yang diperdagangkan di dalam

negeri secara tidak langsung atau langsung kepada konsumen dapat dilakukan melalui Pelaku Usaha Distribusi.

(2) Distribusi Barang secara tidak langsung

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan rantai Distribusi yang bersifat umum:

a. distributor dan

jaringannya; b. agen dan

jaringannya; atau c.

waralaba.

(3) Distribusi ...

-

10 -

(3) Distribusi Barang secara langsung

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan pendistribusian khusus

melalui sistem penjualan langsung secara:

a. single level;

atau b.

multilevel.

Pasal 8

Barang dengan hak Distribusi eksklusif yang diperdagangkan dengan sistem penjualan langsung hanya

dapat dipasarkan oleh penjual resmi yang terdaftar sebagai anggota perusahaan penjualan langsung.

Pasal 9

Pelaku Usaha Distribusi dilarang menerapkan sistem skema piramida dalam mendistribusikan Barang.

Pasal 10

Pelaku Usaha Distribusi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 melakukan Distribusi Barang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan serta etika ekonomi dan bisnis dalam rangka tertib usaha.

Pasal

11

Ketentuan lebih lanjut mengenai Distribusi Barang diatur

dengan Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga

Sarana

Perdagangan

Pasal

12

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan sarana Perdagangan

berupa:

a. Pasar rakyat;

b. pusat perbelanjaan; c. toko ...

-

11 -

c. toko swalayan;

d. Gudang;

e. perkulakan;

f. Pasar lelang komoditas;

g. Pasar berjangka komoditi;

atau h. sarana Perdagangan

lainnya.

(2) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha dalam mengembangkan sarana

Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal

13

(1) Pemerintah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas

pengelolaan Pasar rakyat dalam rangka peningkatan daya saing.

(2) Pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk:

a. pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar rakyat;

b. implementasi manajemen pengelolaan

yang profesional;

c. fasilitasi akses penyediaan Barang dengan

mutu yang baik dan harga yang bersaing; dan/atau

d. fasilitasi akses pembiayaan kepada pedagang

Pasar di Pasar rakyat.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai

pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Presiden.

Pasal 14

(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai

dengan kewenangannya melakukan pengaturan tentang pengembangan, penataan dan pembinaan yang setara dan berkeadilan terhadap

Pasar rakyat, pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan perkulakan untuk menciptakan

kepastian berusaha dan hubungan kerja sama yang seimbang antara pemasok dan pengecer dengan

tetap memperhatikan keberpihakan kepada koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah.

(2) Pengembangan ...

-

12 -

(2) Pengembangan, penataan, dan pembinaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pengaturan perizinan, tata ruang, zonasi

dengan memperhatikan jarak dan lokasi pendirian, kemitraan, dan kerja sama usaha.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan perizinan, tata ruang, dan zonasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden.

Pasal

15

(1) Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat

(1) huruf d merupakan salah satu sarana Perdagangan untuk mendorong kelancaran Distribusi

Barang yang diperdagangkan di dalam negeri dan ke luar negeri.

(2) Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan oleh setiap pemilik Gudang sesuai dengan penggolongan Gudang menurut luas dan

kapasitas penyimpanannya.

(3) Setiap pemilik Gudang yang tidak melakukan pendaftaran Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi

administratif berupa penutupan Gudang untuk jangka waktu tertentu dan/atau denda paling

banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

(4) Ketentuan mengenai tata cara pendaftaran

Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

(5) Ketentuan mengenai pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Pasal

16

(1) Di luar ketentuan Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah dapat menyediakan Gudang yang diperlukan untuk menjamin ketersediaan Barang kebutuhan

pokok rakyat.

(2) Gudang ...

-

13 -

(2) Gudang yang disediakan Pemerintah

dan/atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat tertutup dan jumlah Barang

kebutuhan pokok rakyat yang disimpan dikategorikan sebagai data yang digunakan secara terbatas.

Pasal 17

(1) Setiap pemilik, pengelola, atau penyewa Gudang yang melakukan penyimpanan Barang yang ditujukan

untuk diperdagangkan harus menyelenggarakan pencatatan administrasi paling sedikit berupa jumlah

Barang yang disimpan dan jumlah Barang yang masuk dan yang keluar dari Gudang.

(2) Setiap pemilik, pengelola, atau penyewa Gudang yang tidak menyelenggarakan pencatatan

administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan

perizinan di bidang Perdagangan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan

administrasi Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 18

(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

melakukan penataan, pembinaan, dan pengembangan terhadap Pasar lelang komoditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf

f.

(2) Ketentuan mengenai penataan, pembinaan, dan pengembangan Pasar lelang komoditas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden.

Pasal 19

(1) Pemerintah melakukan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengembangan Pasar berjangka

komoditi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf g.

(2) Ketentuan ...

-

14 -

(2) Ketentuan mengenai Pasar berjangka

komoditi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang

perdagangan berjangka komoditi.

Bagian Keempat

Perdagangan

Jasa

Pasal

20

(1) Penyedia Jasa yang bergerak di bidang Perdagangan Jasa wajib didukung tenaga teknis yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penyedia Jasa yang tidak memiliki tenaga teknis yang kompeten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan usaha;

dan/atau c. pencabutan izin usaha.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan

pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Pemerintah.

Pasal 21

Pemerintah dapat memberi pengakuan terhadap kompetensi tenaga teknis dari negara lain berdasarkan

perjanjian saling pengakuan secara bilateral atau regional.

Bagian Kelima

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam

Negeri

Pasal

22

(1) Dalam rangka pengembangan, pemberdayaan, dan penguatan Perdagangan Dalam Negeri, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau pemangku

kepentingan lainnya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengupayakan peningkatan

penggunaan Produk Dalam Negeri.

(2) Peningkatan ...

- 15 -

(2) Peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan keberpihakan melalui promosi, sosialisasi, atau

pemasaran dan menerapkan kewajiban menggunakan Produk Dalam Negeri sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian

Keenam

Perdagangan

Antarpulau

Pa

sal

23

(1) Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan antarpulau untuk integrasi Pasar dalam negeri.

(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk:

a. menjaga keseimbangan antardaerah yang surplus dan daerah yang minus;

b. memperkecil kesenjangan harga antardaerah;

c. mengamankan Distribusi Barang yang

dibatasi Perdagangannya;

d. mengembangkan pemasaran produk unggulan setiap daerah;

e. menyediakan sarana dan prasarana Perdagangan antarpulau;

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI Nama NIM Tempat, Tanggal Lahir Agama Alamat Telepon Email

: Syafruddin Indra : 6661101265 : Dumai, 24 Agustus 1992 : Islam : Jl. Utama Selatan IV No. 4 Rt 002/003 Kelurahan

Cengkareng Barat, Kecamaran Cengakareng Jakarta Barat, 11730 : 089608046434 : [email protected]

DATA PRIBADI Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Agama Kewarganegaraan

: Dumai, 24 Agustus 1992 : Laki-laki : Belum Menikah : Islam : Indonesia

IDENTITAS ORANGTUA Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu

: Lukmi Indrawarman : Acih Cahyawiarsih : Pensiunan PNS : Ibu Rumah Tangga

PENDIDIKAN 1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-2016

: SD Negeri 05 Pagi Cengkareng Barat : SMP Negeri 45 Jakarta Barat : SMA Negeri 94 Jakarta Barat : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Negara