Upload
fachsyar
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Prilaku PASI Ibu Dengan Pasien Diare Pada Anak Usia 1-24 Bualan Di Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta Timur.B.Masalah PenelitianPada penelitian RISDAYATI ,2008, mengenai perbedaan lama hari rawat inap diare pada anak ( 7-24 bulan ) yang diberi ASI eksklusif degan yang diberi PASI diruang Anggrek RS. Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta . dengan jumlah sampel 48 orang. Hasil penelitian sebanyak 34 (70,8%) dirawat dengan Diare, diberi PASI.Dari data diatas peneliti ingin menegtahuai sejauhmana kontribusi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Prilaku PASI Ibu Dengan Pasien Diare Pada Anak Usia 1-24 Bualan. Secara khusus masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.Bagaimana gambaran karakteristik responden a.Bagaimana gambaran karakteristik responden berdasarkan usia ibu. b.Bagaimana gambaran karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu.
Citation preview
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PASI adalah singkatan dari Pengganti Air Susu Ibu (PASI) , dan
umumnya berupa susu formula. PASI merupakan makanan bayi yang dapat
memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
(www.asuh.wikia.co,2009 ). PASI dapat diberikan dalam keadaan dimana bayi
harus dipisahkan dari ibunya, misalnya jika si ibu menderita sakit parah atau
menular, bayi dapat diberi ASI sesuia petunjuk dokter atau tim kesehatan.
Berdasarkan rekomendasi dari WHO dan UNICEF di Geneva pada
tahun 1979 menyusui merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang
memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar
biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Susu formula mudah terkontaminasi oleh kuman dan dalam
pemberian susu formula harus disesuaikan dengan takaran susu dan umur
bayi. Apabila takaran susu tidak sesuai maka mengakibatkan diare (Sarwono,
1999).
Bayi yang diberi susu formula mengalami kesakitan diare 10 kali lebih
banyak yang menyebabkan angka kematian bayi juga 10 kali lebih banyak,
infeksi usus karena bakteri dan jamur 4 kali lipat lebih banyak, sariawan mulut
karena jamur 6 kali lebih banyak. Penelitian di Jakarta memperlihatkan
persentase kegemukan atau obesitas terjadi pada bayi yang mengkonsumsi
2susu formula sebesar 3,4% dan kerugian lain menurunnya tingkat kekebalan
terhadap asma dan alergi (Dwinda, 2006).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) (2003),
angka kematian bayi di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Angka
kesakitan dan angka kematian bayi ditimbulkan salah satunya disebabkan dari
dampak susu formula tersebut.
Menurut profil Dinkes Sumut 2005, pemberian ASI Eksklusif di 9
kabupaten Sumatera Utara yang tidak memberikan ASI eksklusif, Asahan
90%, Tanjung Balai 84%, Tobasa 81%, Tapsel 68,5%, Sibolga 68%, Taput
58,5%, Tapteng 46%, dan Labuhan Batu 39%.
Tidak semua bayi dapat menikmati ASI secara eksklusif dari ibu, hal
ini dikarenakan oleh berbagai keadaan tertentu misalnya, keluarga ibu yang
memutuskan untuk tidak menyusui bayi karena adanya suatu penyakit,
misalnya: tuberculosis (TBC), atau Acuired Immunodeficiency Syndrom
(AIDS). Dengan keadaan tersebut cara lain untuk memenuhi kebutuhan gizi
pada bayi adalah dengan memberikan susu formula sebagai Pengganti Air
Susu Ibu (PASI) (Roesli, 2000).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Cohen dan kawan-
kawan di Amerika pada tahun 1995 diperoleh bahwa 25% ibu-ibu yang
memberikan ASI secara eksklusif pada bayi dan 75% ibu-ibu yang
memberikan susu formula pada bayi. Bayi yang mendapatkan ASI secara
eksklusif lebih jarang terserang penyakit dibandingkan dengan bayi yang
memperoleh susu formula, karena susu formula memerlukan alat-alat yang
3bersih dan perhitungan takaran susu yang tepat sesuai dengan umur bayi. Hal
ini membutuhkan pengetahuan ibu yang cukup tentang dampak pemberian
susu formula (Roesli, 2000).
Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak-anak di negara-
negara berkembang masih tinggi, lebih-lebih pada anak yang sedang mendapat
susu formula dibandingkan dengan anak yang mendapat ASI. Meningkatnya
penggunaan susu formula dapat menimbulkan barbagai masalah, misalnya
kekurangan kalori protein tipe marasmus, moniliasis pada mulut, dan diare
karena infeksi (Soetjiningsih, 1997).
Di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI secara
eksklusif pada bayi, karena kaum ibu lebih suka memberikan susu formula
dari pada memberikan ASI. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan ibu, penyakit
ibu serta ibu-ibu yang beranggapan bahwa apabila ibu menyusui maka
payudaranya tidak indah lagi sehingga suami tidak sayang
(Soetjiningsih,1997).
Presentasi kaum ibu-ibu yang berada di pedesaan yang memberikan
ASI pada bayinya sebesar 80-90% sampai bayi berumur lebih dari 1 tahun.
Tetapi dengan adanya iklan dan sumber informasi tentang susu formula maka
kecendrungan masyarakat untuk meniru gaya hidup modern. Di Jakarta lebih
dari 50% bayi yang berumur 2 bulan telah mendapat susu formula karena pada
awalnya calon ibu tidak diberikan penjelasan dan penyuluhan tentang
pemberian ASI eksklusif (Soetjiningsih, 1997).
4Berdasarkan profil kesehatan Kecamatan Sibolga Sambas tahun 2008
menunjukkan bahwa 54 bayi dinyatakan 32 bayi mendapatkan susu formula.
Sedangkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa masih ada ibu-ibu di
Kecamatan Sibolga Sambas yang memberikan susu formula kepada bayi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Prilaku PASI Ibu
Dengan Pasien Diare Pada Anak Usia 1-24 Bualan Di Di Ruang Anggrek
Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta Timur.
B. Masalah Penelitian
Pada penelitian RISDAYATI ,2008, mengenai perbedaan lama hari
rawat inap diare pada anak ( 7-24 bulan ) yang diberi ASI eksklusif degan
yang diberi PASI diruang Anggrek RS. Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto
Jakarta . dengan jumlah sampel 48 orang. Hasil penelitian sebanyak 34
(70,8%) dirawat dengan Diare, diberi PASI.
Dari data diatas peneliti ingin menegtahuai sejauhmana kontribusi
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Prilaku PASI Ibu Dengan Pasien
Diare Pada Anak Usia 1-24 Bualan. Secara khusus masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran karakteristik responden
a. Bagaimana gambaran karakteristik responden berdasarkan usia ibu.
b. Bagaimana gambaran karakteristik responden berdasarkan pendidikan
ibu.
5c. Bagaimana gambaran karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
ibu.
d. Bagaimana gambaran karakteristik responden berdasarkan penghasilan
keluarga..
2. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang Diare.
3. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang PASI.
4. Adakah hubungan antara pengetahuan ibu tentang Diare dengan prilaku
PASI.
5. Adakah hubungan antara pengetahuan ibu tentang PASI dengan prilaku
PASI.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahuai faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku PASI
Ibu dengan klien diare pada anak 1-24 bulan Di Ruang Anggrek Rumah
Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta Timur.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh informasi tentang gambaran karakteristik responden
1) Memperoleh informasi tentang gambaran karakteristik responden
berdasarkan usia ibu.
2) Memperoleh informasi tentang gambaran karakteristik responden
berdasarkan pendidikan ibu.
63) Memperoleh informasi tentang gambaran karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan ibu.
4) Memperoleh informasi tentang gambaran karakteristik responden
berdasarkan penghasilan keluarga..
b. Memperoleh informasi tentang gambaran pengetahuan ibu tentang Diare.
c. Memperoleh informasi tentang gambaran pengetahuan ibu tentang PASI.
d. Memperoleh informasi hubungan antara pengetahuan ibu tentang
Diare dengan prilaku PASI.
e. Memperoleh informasi hubungan antara pengetahuan ibu tentang PASI
dengan prilaku PASI.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi ibu
Penelitian ini akan menjadi informasi dan masukan dalam meningkatkan
pengetahuan ibu mengenai perilaku pemberian susu formula pada anak
dalam mencegah diare.
2. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti dalam menerapkan ilmu
metode penelitian dan menambah wawasan pengetahuan tentang perilaku
PASI yang baik untuk mencegah diare.
3. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau sumber informasi untuk
penelitian berikutnya dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan.