Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI DESA TATUNG KECAMATAN BALONG
KABUPATEN PONOROGO
Oleh :
NOVITALIA EKA P.
NIM : 201503032
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ii
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI DESA TATUNG KECAMATAN BALONG
KABUPATEN PONOROGO
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Oleh :
NOVITALIA EKA P.
NIM : 201503032
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT yang
Maha Agung, karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Tanpa suatu perjuangan dan ridho Allah SWT
mungkin skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya, skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu saya yang selalu memberi semangat dan doa-doa yang tak
pernah putus serta yang tidak pernah lelah mendidik saya untuk mencari
ilmu, belajar, ibadah dan berdoa agar saya menjadi orang yang sukses.
2. Adikku tercinta Safitri Dwi Erviana terimakasih untuk support dan
doanya.
3. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing yang
senantiasa sabar dalam memberikan bimibingan agar skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing
yang senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM selaku dosen penguji yang telah sabar
menghadapi saya ketika ujian dan membimbing saya agar skripsi ini dapat
selesai tepat waktu.
6. Semua mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Program Studi
Kesehatan Masyarakat Angkatan 2015 senasib, seperjuangan, terimakasih
atas solidaritas yang luar biasa, bersama-sama saling bahu-membahu dan
membantu demi terselesaikan skripsi ini.
7. Untuk semua teman dekat, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
terima kasih untuk segala support, motivasi, dan yang telah meluangkan
waktunya unutk membantu sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Novitalia Eka Permatasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 20 November 1996
Agama : Islam
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. TK Bakti Ponorogo 2004-2005
2. SD Ma’arif Ponorogo 2005-2010
3. SMP Ma’arif 1 Ponorogo Tahun 2011-2013
4. SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika
Ponorogo Tahun 2013-2015
5. Stikes Bhakti Usada Mulia Madiun Tahun
2015-2019
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga Skripsi Penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Behubungan Dengan Penanganan Sampah Rumah Tangga
Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo” dapat terselesaikan
dengan baik. Penulisan Skripsi Penelitian ini telah banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dengan kerendahan hati penulus mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Nur Hidayatulloh, S.KM, yang telah memberikan saya izin untuk
melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Balong.
2. Bapak Zaenal Abidin S.KM., M.Kes. (Epid) selaku Ketua Sekolah Tinggi
Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun beserta dosen pembimbing I,
yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing saya dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Program
Studi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Kesehatan Bhakti Husada
Mulia Madiun beserta dosen pembimbing II, yang telah meluangkan
banyak waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
4. Ibu Riska Ratnawati., S.KM., M.Kes, selaku penguji utama yang
senantiasa mendampingi dan membantu dalam kelancaran sidang skripsi.
5. Seluruh masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Balong Kabupaten
Ponorogo yang telah bersedia menjadi responden dan membantu saya
dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
6. Seluruh anggota keluarga saya yang telah memberikan doa dan semangat
yang tiada henti, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh teman-teman yang sudah bersedia membantu dalam penelitian
skripsi ini.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi penelitian ini masih
jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis untuk dijadikan pedoman pelaksanaan penelitian.
Madiun, 24 Agustus 2019
Novitalia Eka P
NIM.201503032
x
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019
ABSTRAK
Novitalia Eka P.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA TATUNG
KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO
106 Halaman + 18 tabel + 4 gambar + 10 lampiran
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak yang
buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Di desa tatung berjumlah 146 responden,
sebagian besar dari meraka tidak melakukan penanganan sampah rumah tangga
dengan baik. Dari permasalahan yang ditemukan, masyarakat perlu menambah
pengetahuan serta sikap dalam penanganan sampahrumah tangga. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
penanganan sampah rumah tangga di desa tatung kecamatan balong kabupaten
ponorogo
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah rumah penduduk yang berada di Desa Tatung
Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo yaitu sejumlah 230 rumah dan besar
sampelnya sejumlah 146 rumah. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple
Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi.
Analisis data yang digunakann adalah analisa univariat dan bivar`iat
menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan p=
0,000; RP (95% CI)= 6,145 (3,000-12,591), sikap p=0,000; RP (95% CI)= 6,136
(2,995-12,574), dengan perilaku penanganan sampah rumah tangga
Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap positif masyarakat dalam
memperhatikan kondisi perilaku penanganan sampah rumah tangga diperlukan
dukungan dari kepala desa
Kata Kunci : pengetahuan, sikap, perilaku penanganan sampah
Kepustakaan : 23 (2007-2017)
xi
PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019
ABSTRACT
Novitalia Eka P.
FACTORS RELATED TO THE HANDLING OF HOUSEHOLD WASTE IN
THE VILLAGE OF TATUNG BALONG DISTRICT PONOROGO DISTRICT
106 pages + 18 tables + 4 images + 10 attachments
The poorly managed garbage will bring a bad impact to the health and the
environment. In the village of Tatung amounted to 146 respondents, most of the
Meraka did not do the handling of household waste well. From the problems
found, the community needs to increase the knowledge and attitude of household
handling. The purpose of this research to know the factors related to the handling
of household waste in the village Tatung Balong Sub District Ponorogo.
This research used analytical survey with cross sectional approach.The
population of this research was a resident home in Tatung village of Balong
District of Ponorogo, a number of 230 houses and a large sample of 146 houses.
The sampling technique used was Simple Random Sampling. Data collection
using questionnaires and observations. The analysis of data used was univariate
and Bivar'iat analysis using Chi Square test.
The results showed that there was a relationship between knowledge p =
0.000; RP (95% CI) = 6.145 (3,000-12,591), attitude p = 0,000; RP (95% CI) =
6.136 (2,995-12,574), with household waste handling behaviour.
To improve the knowledge, the positive attitude of the Community in regard
to the condition of domestic waste handling behavior was required support from
village head.
Keywords: knowledge, attitudes, waste handling behavior
Literatur : 23 (2007-2017)
xii
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................... i
Sampul Dalam .................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv
Persembahan ...................................................................................................... v
Halaman Pernyataan ........................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ vii
Kata Pengantar ................................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................................ x
Abstract ............................................................................................................... xi
Daftar Isi ............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv
Daftar Gambar .................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................................. xvi
Daftar Singkatan ................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 6
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sampah ........................................................................... 10
2.1.1 Definisi Sampah .............................................................. 10
2.1.2 Jenis Sampah ................................................................... 11
2.1.3 Sumber-sumber Sampah .................................................. 12
2.2 Penanganan Sampah .................................................................... 14
2.2.1 Definisi Penanganan Sampah .......................................... 14
2.2.2 Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah ........................ 14
2.2.3 Penimbunan Sampah ....................................................... 15
2.2.4 Tahap Pengolahan ............................................................ 15
2.2.5 Cara-cara Pengelolaan Sampah ....................................... 16
2.2.6 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan........................... 18
2.2.7 Hubungan Sampah dengan Manusia dan Lingkungan .... 19
2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan Penanganan Sampah
Rumah Tangga ............................................................................. 20
2.3.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) .................... 21
2.3.2 Faktor pemungkin (Enabling Factors) ............................ 25
2.3.3 Faktor Pendorong atau Penguat(Reinforcing Factors) .... 26
2.4 Kerangka Teori ........................................................................... 27
xiii
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 28
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 29
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 31
4.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 31
4.2.1 Populasi ........................................................................... 31
4.2.2 Sampel ............................................................................. 31
4.3 Tekning Sampling ....................................................................... 32
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 34
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............... 35
4.5.1 Variabel Penelitian........................................................... 35
4.5.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 35
4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 38
4.6.1 Pengukuran Validitas ....................................................... 38
4.6.2 Pengukuran Reliabilitas ................................................... 38
4.6.3 Uji Reliabilitas ................................................................. 42
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 43
4.7.1 Lokasi Penelitian ............................................................ 43
4.7.2 Waktu Penelitian .............................................................. 43
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 43
4.9 Teknik Pengolahan Data .............................................................. 44
4.10 Teknik Analisis Data ................................................................... 46
4.10.1 Analisa Univariat ............................................................. 46
4.10.2 Analisa Bivariat ............................................................... 46
4.11 Etika Penelitian ............................................................................ 48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran umum Lokasi Penelitian ............................................ 51
5.1.1 Desa Tatung ..................................................................... 51
5.1.2 Kondisi Sanitasi Desa Tatung .......................................... 52
5.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 52
5.2.1 Data Umum ...................................................................... 52
5.2.2 Hasil Analisis Univariat ................................................... 54
5.2.3 Hasil Analisis Bivariat ..................................................... 55
5.3 Pembahasan ................................................................................. 57
5.4 Keterbatasan Masalah .................................................................. 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 65
6.2 Saran ............................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
LAMPIRAN ........................................................................................................ 69
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 8
Tabel 4.1 Definis Operasional Variabel ........................................................... 36
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan ........................................ 40
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap ................................................... 40
Tabel 4.4 Nilai Alpha Cronbach’s .................................................................... 42
Tabel 4.5 Data Reliabilitas Variabel Pengetahuan Responden ........................ 42
Tabel 4.6 Data Reliabilitas Variabel Sikap Responden ................................... 42
Tabel 4.7 Waktu Pelaksanaan Penelitian di Desa Tatung Kecamatan
Balong Kabupaten Ponorogo Tahun 2019. ...................................... 43
Tabel 4.8 Coding Variabel Peneltian ............................................................... 45
Tabel 5.1 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Jenis Kelamin Di
Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong ....................... 53
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Desa
Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong ................................ 53
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Di Desa Tatumg Kecamatan Balong Kabupaten
Balong .............................................................................................. 53
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo .......................................................................................... 54
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di
Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ................... 54
Tabel 5.6 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Sikap Di Desa
Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ............................ 55
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan perilaku penanganan sampah
Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo .............. 55
Tabel 5.8 Crostab Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
Penanganan Sampah ......................................................................... 56
Tabel 5.9 Crostab Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Penanganan
Sampah ............................................................................................. 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 27
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 28
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 34
Gambar 5.1 Peta Desa Balaong ....................................................................... 51
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ............................................. 69
Lampiran 2 Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas ........................ 70
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian .................................................................... 71
Lampiran 4 Lembar Persetujuan (Inform Consent) ........................................ 72
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian .................................................................... 73
Lampiran 6 Input Data Entry .......................................................................... 77
Lampiran 7 Hasil Penelitian Output SPSS ...................................................... 81
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 85
Lampiran 9 Kartu Bimbingan ......................................................................... 86
Lampiran 10 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi ........................................ 87
xvii
DAFTAR SINGKATAN
TPA : Tempat Pembuangan Akhir
TPS : Tempat Pembuangan Sementara
KK : Kartu Keluarga
3P : Pengumpulan, Pengangkutan, Pembuangan
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SD : Sekolah Dasar
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir
PNS : Pegawai Negeri Swasta
Dinkes : Dinas Kesehatan
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
RP : Ratio Prevalence
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu sisa kegiatan sehari-hari manusia dan
atau dari proses alam yang berbentuk padat (Suyoto, 2008). Laju produksi
sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan
penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi
masyarakat. Di sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan
masyarakat maupun pemerintah daerah belum optimal. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan
masyarakat sekitarnya.
Dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat ditetapkan
enam program Pembangunan Kesehatan, salah satunya Program
Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat yang
bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat yang
mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup sehat, dan memungkinkan interaksi sosial serta
melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan
(Indonesia Sehat, 2012).
Sampah erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat, karena dari
sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit
(bakteri patoghen), dan juga binatang serangga sebagai
pemindah/penyebar penyakit (vektor) (Notoatmodjo, 2011). Menurut UU
2
No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah bahwa sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat
apabila sampah tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak yang
buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Di satu sisi sampah merupakan
bahan-bahan yang tidak bernilai ekonomis, namun disisi lain adapihak
yang menganggap bahwa sampah sebagai barang berguna untuk di jual ke
pengempul.
Berdasarkan pada data dari Kementerian Lingkungan Hidup (2012)
dalam kajian timbunan dan komposisi sampah perkotaan (2015), volume
sampah di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 200.000 ton/hari, dan
mengalami trend naik secara signifikan yakni pada tahun 2012 volume
sampah di Indonesia menjadi 490.000 ton/hari atau 178.850.000 ton dalam
satu tahun. Produksi sampah di Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun
2017, sampah pada tahun 2015 sebanyak 18% atau 13,5 juta/tahun,
sampah pada tahun 2016 sebanyak 30% atau 30 juta/ton, samapah pada
tahun 2017 sebanyak 45% atau 34 juta/ton (sistem informasi pengelolaan
sampah Nasional, 2017).
Sumber sampah yang dihasilkan di Indonesia pada sampah rumah
tangga 48%, pasar tradisional 24%, kawasan komersial 9%, sekolah 4%,
kantor 6%, jalan 7,5%, dan lain-lainya 1,5% (Data Nasional KLH,2018).
Komponen sampah yang berada di Indonesia jenis sampah organic 60%,
plastik 15%, kertas 10%, logam 4,5%, karet 5,5%, kain 3,5%, kaca 1,7%,
dan lain-lainya 2,4% (Data Nasional KLH, 2018). Pengelolahan sampah
3
pada jumlah sampah ditimbun TPA 66,69%, sampah yang tidak dikelola
19,62%, sampah terolah untuk composting 7,02%, sampah terolah bank
sampah 2,39%, sampah terolah bahan bakar 2,17%, sampah terolah daur
ulang bahan baku 0,79%, sampah terolah daur ulang produksi kreatif
0,56%, sampah terolah biogas 0,19%, dan sampah terolah lainya 0,88%
dalam presentase pengolahan sampah masih banyak sampah yang
ditimbun tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut lagi (Data Nasional
Adipura KLHK, 2017).
Pulau jawa adalah terkecil diantara lima pulau besar di Indonesia
tetapi menghasilkan sampah paling banyak jumlahnya sangat signifikan,
bahkan hampir mencapai 23,2 juta ton per tahun. Ini berkolerasi dengan
kepadatan penduduk di pulau jawa. Besarnya timbunan sampah yang
berada di jawa timur sebesar 17.594.897,2 kg/hari atau 6.6349.148.908
ton/tahun dengan asumsi komposisi sampah organik 65% dan plastik 19%.
Timbunan sampah yang di hasilkan dari sumber bergerak (terminal,
bandara, stasiun, dan pelabuan) sebesar 63.230 m3/hari, sedangkan
timbunan sampah yang dihasilkan dari sumber tidak bergerak (pariwisata)
sebesar 16.42 m3/hari. informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Timur, 2016).
Kabupaten Ponorogo merupakan Kota/Kabupaten dengan kategori
kota kecil di bagian barat Provinsi Jawa Timur berbatasan langsung
dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Ponorogo terdiri dari 21
Kecamatan dengan luas wilayah 1.371,78 km2. Di Kabupaten Ponorogo
4
terdapat satu TPA yaitu TPA Merican berdasarkan data dari TPA Mrican
jumlah timbunan sampah yang diangkut ke TPA pada tahun 2016
sebanyak 457.93 m3/hari, sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 4.34.41
m3/hari, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 435.49 m
3/hari dan akan
terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Dampak dari
timbunan sampah sendiri mengakibatkan pencemaran udara, air dari
timbunan sampah itu dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air
tanah. Penangan sampah yang tidak dilakukan dengan maksimal
menimbulkan penyakit diare yang disebabkan oleh lalat, lalat merupakan
mahluk yang beperan dalam penyebaran kejadian diare, bertindak sebagai
agent dan vektor mekanis yang bertindak sebagai alat pemindah pasif
dengan pengertian bahwa kuman-kuman pathogen tidak mengalami
perubahan apapuun. Kebiasaan lalat untuk menempatkan telurnya pada
tempat yang banyak mengandung zat-zat organik, seperti tempat sampah.
Berdasrkan hasil pengamatan, masyarakat Desa Tatung tidak terdapat
TPS (Tempat Penampungan Sementara) atau fasilitas persampahan untuk
diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Keberadaan sungai di
Desa Tatung mengakibatkan masyarakat cenderung melakukan
pembuangan sampah kesungai hal ini menyebabkan Air sungai menjadi
tercemar dan menyebabkan banjir bila musim hujan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penanganan sampah rumah tangga di desa tatung
diantaranya karena faktor pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat
setempat. Di desa tatung mayoritas masyarakat setempat memiliki
5
pekerjaan sebagai petani, sikap dan perilaku masih kurang memperhatikan
dan memahami tentang penanganan sampah rumah tangga, hal ini di
keberadaan lahan kosong masyarakat cenderung melakukan pemebakaran
sampah, masyarakat belum menyadari bahwa jenis sampah saat ini
berbeda dengan sampah jaman dulu. Jenis-jenis sampah saat ini cenderung
didominasi oleh sampah sintetis kimia seperti plastik, karet, styrofoam,
logam, kaca dll. Apabila sampah tersebut dibakar maka akan
mengeluarkan gas-gas beracun yang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat yang menghirupnya dan memper buruk kualitas lingkungan
udara.
Dari hal tersebut diatas terdapat suatu aspek yang menarik untuk
dikaji yaitu tentang Faktor apakah yang berhubungan dengan penangan
sampah rumah tangga, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Penanganan Sampah Rumah Tangga Di Desa Tatung
Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas permasalahan yang peneliti ambil adalah
Faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan sampah rumah
tangga di Desa Tatung, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
6
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
penanganan sampah rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan Balong,
Kabupaten Ponorogo.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat di Desa Tatung,
Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
2. Mengidentifikasi sikap masyarakat di Desa Tatung, Kecamatan
Balong, Kabupaten Ponorogo.
3. Menganalisis hubungan pengetahuan masyaarakat terhadap perilaku
penanganan sampah rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan
Balong, Kabupaten Ponorogo.
4. Menganalisis hubungan sikap masyrakat terhadap perilaku
penanganan sampah rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan
Balong, Kabupaten Ponorogo.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
penerapan ilmu selama duduk di bangku kuliah serta dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan bidang kesehatan lingkungan terutama
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan sampah
rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
7
1.4.2 Bagi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan kajian bagi masyarakat khususnya penangan sampah rumah tangga,
sehingga sampah dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
1.4.3 Bagi Penelitian
Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung
dilapangan. Dapat dijadikan sarana umtuk menerapkan pengetahuan yang
diperoleh selama bangku kuliah dan menambah pengalaman penelitian
dalam melakukan penelitian.
8
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Penelitian yang Relevan
No Perbedaan Peneliti Sebelumnya Peneliti
Fitrul Kamal Agus Hadiyarto Asri Yeni
1. Judul Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Rumah Tangga
Tentang Pengolahan
Sampah Dengan Perilaku
Pembuangan Sampah
Pada Masyarakat Sekitar
Sungai Beringin
Pengelohan Sampah
Rumah Tangga Di
Kecamatan Daha
Selatan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penanganan
Sampah Rumah Tangga
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dengan
Perilaku Penanganan
Sampah Rumah Tangga
2. Tahun 2013 2009 2013 2019
3. Tempat Rw 07 kelurahan
wonosari kecamatan
ngliyan kota semarang
Kecamatan Daha
Selatan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan Propinsi
Kalimatan Selatan
Desa gampong darat
kecamatan johan pahlawan
aceh barat
Di Desa Tatung
Kecamatan Balong
Kabupaten Ponorogo
4. Variabel Variabel Bebas:
- Tingkat
pengetahuan
- sikap
Variabel Terikat:
Perilaku ibu rumah tangga
dalam pembuangan
sampah
Variabel Bebas :
- Pendidikan
- Pendapatan keluarga
- Pengetahuan
- Kesedian membayar
perda persampahan
Variabel Terikat :
Cara pengolahan
sampah rumah tangga
Variabel Bebas:
- Pengatuan
- Sikap
- Tindakan
Variabel Terikat :
Penangan sampah rumah
tangga
Variable Bebas :
- Pengetahuan
- Sikap
- perilaku
Variabel Terikat :
Penanganan sampah rumah
tangga
9
No Perbedaan Peneliti Sebelumnya Peneliti
Fitrul Kamal Agus Hadiyarto Asri Yeni
5 Rancangan
Penelitian
Analitk observasional,
pendekatan cross
sectional
Analitik observasional Kuantitatif desain analitik
korelatif, cross sectional
6 Hasil - Tidak ada
hubungan dengan
perilaku
pembuangan
sampah
- Sikap
berhubungan
dengan perilaku
pembuangan
sampah.
- Tidak ada hubungan
pendidikan dengan
pengolahan sampah
rumah tangga
- Tidak ada hubungan
pendapatan dengan
pengolahan sampah
rumah tangga
- Tidak ada hubungan
pengetahuan tentang
perda persampahan
dengan pengolahan
sampah rumah
tangga
- Tidak ada hubungan
kesedian membayar
retribusi sampah
dengan pengolahan
sampah rumah
tangga.
- Ada hubungan
pengetahuan dengan
penanganan sampah
rumah tangga.
- Ada hubungan sikap
dengan penangan
sampah rumah tangga.
- Ada hubungan tindakan
dengan penanganan
sampah tumah tangga.
10
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sampah
2.1.1 Definisi Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak
dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan
lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan
masyarakat Amerika membuat batasaan, sampah (waste) adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan
sendirinya. (Notoatmojo, S 2011)
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil sesuatu kegiatan
manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua
benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya:
benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat gunung
meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut, dan
sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip
sebagai berikut: (Notoatmojo, S 2011)
1. Adanya sesuatu benda atau benda padat.
2. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia.
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Sampah adalah bagian dari suatu yang tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang
11
dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis
(karena human waste tidak termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat
padat (Azrul Aswar, 1981:53).
2.1.2 Jenis Sampah
Menurut Notoatmojo (2011), sampah padat dibagi menjadi berbagai
jenis yaitu :
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dapat
dibagi menjadi berbagai jenis, yakni :
a. Sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya: logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan
sebagainya.
b. Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat
membusuk, misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-
buahan, dan sebagainya.
2. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet,, kayu,
plastik, kain bekas, dan sebagainya.
b. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng
bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.
3. Berdasarkan karakteristik sampah
a. Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan
makanan, yang umumnya mudah membusuk, dan berasal dari
rumah tangga, restroran, hotel, dan sebagainya.
12
b. Rubbish, yaitu sampah yang berasal dari perkotaan, perdagangan
baik yang mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastik, dan
sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar, seperti
kalengbekas klip, pecahan kaca, gelas dan sebagainya.
c. Ashes (abu), yaiu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah
terbakar, termasuk abu rokok.
d. Sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah yang berasal dari
pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam
sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu,
dan sebagainya.
e. Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau
pabrik-pabrik.
f. Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang
mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
g. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle), adalah bangkai mobil,
sepedah, sepedah montor, dan sebagainya.
h. Sampah pembangunan (construction wastes), yaitu sampah dari
proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa
puing-puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bamboo, dan
sebagainya.
2.1.3 Sumber-sumber Sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa
sumber berikut.
13
1. Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau
beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama
yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasikan
biasanya sisa makanan dan bahan sisa prses pengolahan makanan atau
sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah
sisa tumbuhan.
2. Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang
berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat semacam
itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu,
sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus dan terkadang sampah
berbahaya.
3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksut di sini, antara lain,tempat
hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan
kesehatan (rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung
pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain.
Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dansampah
kering.
4. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian
seperti kebun, ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa
14
bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah
pertanian,pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
2.2 Penanganan Sampah
2.2.1 Definisi Penanganan Sampah
Penanganan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan
pengendalian terhadap penimbunan, penyimpanan sementara,
pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan, pemrosesan dan
pembuangan dengan suatu cara yang, sesuai dengan prinsip terbaik dari
kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konvensasi, estetika
pertimbangan-pertimbangan lingkungan yang lain dan juga sikap
masyarakat (Juli Soemirat Slamet, 2002:154).
2.2.2 Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah
Konsep pengelolaan sampah di Indonesia yang masih banyak
dilakukan sampai dengan saat ini adalah baru pada tahap pengumpulan,
pengangkutan dan pembuangan akhir (3P). sedangkan penanganan sampah
melalui peneglolahan masih belum popular. Bila konsep pengelolaan
dengan 3P masih dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Maka akan
memperkuat tugas pemerintah daerah karena penambahan sarana dan
prasarana pengelolaan sampah tidak secepat pertambangan jumlah
timbulan sampah yang harus ditangani. Tehnik pengelolaan sampah dapat
dimuali dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir
sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah baik dari segi
kuantitas maupun kualitas denga cara:
15
1. Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat
menjadi sampah.
2. Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah,
misalnya pembungkus plastik diganti dengan pembungkus kertas.
Semua usaha ini memerlukan kesadaran dan peran serta masyarakat.
Selanjutnya, pengelolaaan ditunjukan pada pengumpulan sampah
mulai dari produsen sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
dengan membuat tempat pembuangan sampah sederhana (TPS),
tranportasi yang sesuai lingkungan, dan pengelolaan pada TPA.
Sebelum dimusnahkan sampah dapat juga diolah dulu baik untuk
memperkecil valume, untuk daur ulang atau dimanfaatkan kembali.
Pengolahan dapat dangan sederhana seperti pemilihan, sampai pada
pembakaran atau Insenerasi (Slamet, 2000).
2.2.3 Penimbunan Sampah
Pada dasarnya sampah itu tidak diprodduksi, tetapi ditimbulkan oleh
karena itu dalam enentukan metode penanganan yang tepat, penentuan
besarnya timbunan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis
kegiatannya (Kuncoro Sejati, 2009)
2.2.4 Tahap pengolahan
Sampah dapat diolah tergantung pada jenis dan komposisinya.
Berbagai alternatif yang bersedia dalam proses dalam proses pengolahan
sampah diantaranya adalah sebagai berikut :
16
1. Transformasi fisik, meliputi pemisahan sampah dan pemadatan yang
bertujuan untuk mempermudah penyimpannan dan pengakutan.
2. Pembakaran, merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat
mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat
berkurang hingga 90-95%
3. Pebuatan kompos, yaitu mengubah sampah melalui proses
mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan. Output
dari proses ini adalah kompos dan biogas.
2.2.5 Cara-cara Pengelolaan Sampah
1. Hog Feeding
Yaitu cara pengelolaan dengan sengaja mengorganisir sampah jenis
garbage untuk makanan ternak
2. Insenaration (pembakaran)
Yaitu dengan pembuangan sampah di TPA, kemudian dibakar.
Pembakaran sampah dilakukan ditempat tertutup dengan mesin dan
peralatan khusus yang dirancang untuk pembakaran sampah. Sistem
ini memerlukan biaya besar untuk pembangunan, operasional dan
pemeliharaan mesin dan peralatan lain.
3. Sanitary Landfill
Yaitu pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan
tanah yang dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga tidak
menjadi tempat binatang bersarang. Cara ini tentu amat bermanfaat
17
jika sekaligus bertujuan untuk meninggikan tanah yang rendah seperti
rawa-rawa.
4. Composting (pengomposan)
Merupakan pemanfaatan sampah organik menjadi bahan kompos.
Untuk tujuan pengomposan sampah harus dipilah-pilah sehingga
sampah organik dan anorganik terpisah.
5. Discharge To Seweres
Disini sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang
kedalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada
rumah tangga atau dikelola secara terpusat dikota-kota. Cara ini
membutuhkan biaya yang besar serta tidak mungkin dilakukan jika
sistem pembuangan air kotor baik.
6. Dumping (penumpukan)
Yaitu pembuangan sampah dengan pemnumpukan diatas tanah
terbuka. Dengan cara ini TPA memerlukan tanah yang luas dan
sampah ditumpuk begitu saja tanpa adanya perlakukan. Sistem
Dumping memang dapat menekan biaya, tetapi sudah jarang
dilakukan karena masyarakat sekitar sangat terganggu. Cara ini
berpengaruh buruk terhadap lingkungan, berupa udara serta dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
7. Recycling
Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan
hasilnya dimanfaatkan misalnya kaleng, kaca dan sebagainya. Cara ini
18
berbahaya untuk kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi
kebersihan.
8. Reduction
Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan
hasilnya dimanfaatkan misalnya garbage reduction yang dapat
menghasilkan lemak. Hanya saja biayanya sangat mahal tidak
sebanding dengan hasilnya (Azwar,2002).
2.2.6 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dikelompokkan menjadi efek
yang langsung dan tidak langsung. Efek Langsung adalah efek yang
disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut.
Misalnya, sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang
karsinogenik, teratogenik dan sampah yang mengandung kuman patogen
sehingga dapat menimbulkan penyakit, sedangkan Efek Tidak Langsung
adalah efek yang dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,
pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya
terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik
apabila oksigen telah habis (Juli Soemirat Slamet, 2002:155).
Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang
berkembang biak di dalam sampah. Sampah apabila ditimbun
sembarangan dapat dipakai sarang lalat tan tikus. Lalat merupakan vektor
berbagai penyakit perut dan tikus dapat menisak harta benda masyarakat
dan sering membawa pinjal yang menyebabkan penyakit pest (Juli
19
Soemirat Slamet, 2002:155). Sampah juga dapat menyebabkan penyakit
bawaan yang sangat luas dan berupa penyakit menular, tidak menular,
dapat berupa akibat kebakaran, keracunan dan lainnya
2.2.7 Hubungan Sampah Dengan Manusia dan Lingkungan.
Sampah berhubungan erat dengan manusia dan lingkungan karena
dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negative terhadap
manusia dan lingkungan, baik atau buruknya dampak tersebut tergantung
kepada kita bagaimana mengelolanya. Pengelolaan sampah yang baik akan
memberikan dampak menguntungkan dan pengelolaan sampah yang
kurang baik akan memberikan dampak yang merugikan. Untuk
mengetahui dampak tersebut lebih jelas dapat dilihat seperti:
1. Dampak terhadap manusia
a. Dampak menguntungkan
1) Dapat digunakan sebagai makanan ternak
2) Dapat berperan sebagai sumber energy
3) Benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk
dimanfaatkan
b. Dampak merugikan
1) Dapat berperan sebagai sumber penyakit
2) Dapat menimbulkan bahaya kebakaran
2. Dampak terhadap lingkungan
a. Dampak menguntungkan
1) Dapat dipakai sebagai penyubur tanah
20
2) Dapat dipakai sebagai penimbunan tanah
3) Dapat memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur
ulang
b. Dampak merugikan
1) Dapat menimbulkan bau yang tidak enak
2) Dapat menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air
3) Dapat menimbulkan banjir
2.3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Penanganan Sampah Rumah
Tangga
Terdapat berbagai alasan yang berhubungan dengan penanganan
sampah rumah tangga yang sering di jumpai di lingkungan masyarakat
kita.
Dari faktor-faktor dibawah ini yang akan dijelaskan tentang 3 (tiga)
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan,
Sikap Masyarakat, Perilaku Masyarakat, berdasarkan teori Lawrence
Green, lebih lanjut model preced (Policy, Regulatory, Organitational
Construct in Educational and Enviromental) yang merupakan arahan
dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan kesehatan
lingkungan, hal ini diuraikan bahwa perilaku ditentukan atau dibentuk oleh
3 faktor yang dihubungan berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan
dengan penanganan sampah rumah tangga, yakni (Notoatmodjo, 2011).
21
2.3.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factors).
Faktor ini mencakup pengetahuan, sikap masyarakat,, perilaku
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai
yang di anut masyarakat. Faktor ini meliputi :
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tau, dan ini terjadi setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indera
penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, dan raba
(Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan masyarakat akan penanganan sampah rumah
tangga karena pengetahuan mempunyai efek terhadap perubahan
perilaku penduduk. Terbentuknya perilaku baru pada seseorang
dimulai dari seseorang tahu terlebih dahulu terhadap objek yang
berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap seseorang terhadap objek yang
diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya teersebut akan menimbulkan
respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan terhadap sehubungan
dengan stimulus atau objek tadi.
22
b. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengukuran
pengetahuan dapat dikategorikan menjadi:
1) Baik, apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76-
100% dari semua pertanyaan.
2) Cukup, apabila subjek mampu menjawab dengan benar 60-
75% dari semua pertanyaan.
3) Buruk, apabila subjek mampu menjawab pertanyaan benar <
60% dari semua pertanyaan.
c. Tingkatan Pengetahuan
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Untuk mengukur bahwa sesorang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
23
2) Memahami (Comperehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutksn contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah
dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materiyang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi sebenarnya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai
aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,
memisahkan, daan kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja seperti: menggambarkan
membedakan, dan mengelompokkan.
24
5) Sintesa (Synthesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk melakukan atau
menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesa adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-
informasi yang ada, misalnya: dapat menyusun, dapat
menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo, 2012).
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak
dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi yang terbuka atau
25
tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek (Notoatmodjo, 2012).
Dalam mengukur sikap dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukann
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau
objek yang bersangkutan. Sikap juga dapat diukur dari pertanyaan-
pertanyaan tidak langsung.
2.3.2 Faktor Pemungkin (enabling factors)
1. Umur
Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup:
a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
menambah pengetahuannya.
b. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang
sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun
mental.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi terhadap perilaku
seseorang dalam melakukan pengelolaan sampah. Dalam teori
Lawrence Green juga dikatakan bahwa pendidikan kesehatan
mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan
perilaku sehingga menimbulkan perilaku positif dari ibu rumah
26
tangga. Karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan
sadar akan bahaya sampah terhadap lingkungan, terutama bahaya
pencemaran terhadap kesehatan manusia.
3. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi seseorang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang, hal ini disebabkan seseorang dengan tingkat sosial
ekonomi yang tinggi pasti mampu untuk memenuhi semua kebutuhan
hidupnya termasuk untuk melakukan pengelolaan sampah.
4. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut
non biologis, yaitu dari aspek sosial,, budaya, maupun psikologis (Siti
Mutmainah, 2006)
5. Ketersediaan Fasilitas
Ketersediaan fasilitas-fasilitas berpengaruh terhadap perilaku
seseorang atau kelompok masyarakat. Pengaruh ketersediaan fasilitas
pengelolaan sampah terhadap perilaku pembuangan sampah dapat
bersifat positif maupun negatif.
2.3.3 Faktor Pendorong atau Penguat (reinforcing factors).
1. Petugas kebersihan
Petugas keberssihan adalah suatu sector yang memperhatikan
lingkungan tempat umum maupun lingkungan setiap kota yang
dilakukan (Depkes RI 2009). Jika tugas dan tanggung jawabnya
27
dilakukan dengan baik, maka akan tercapai tingkat kebersihannya,
dengan mengukur tingkat derajat kesehatan masyarakat.
2.4 Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Teori Lawrence Green
Faktor
Predisposisi
Faktor Pemungkin
(Enabling)
Faktor Pendorong
(Reinforcing)
Pengetahun
Sikap
Umur
Pendidikan
Sosial ekonomi
Petugas
kebersihan
Perilaku
Penanganan
samapah rumah
tangga
Jenis kelamin
Ketersedian
Fasilitas
28
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep disajikan dalam bentuk bagan yang berisi suatu
rangkaian konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling
berhubungan yang menyajikan pandangan sistemastis tentang suatu
fenomena dengan mencirikan hubungan antara variabel-variabel dengan
tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut.
Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati dan di ukur melalui penelitian. Kerangka konsep terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat. Kerangka konsep dari peneliti ini yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Berhubugan Dengan Perilaku Penanganan Sampah
Rumah Tangga Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo”
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Perilaku Penanganan
Sampah Rumah
Tangga
Variabel Bebas
(independent variabel)
Variabel terikat
(dependent variabel)
Pengetahuan penangan
sampah rumah tangga
Sikap penanganan sampah
rumah tangga
29
Pada gambar 3.1 dijelaskan bahwa variabel bebas yang akan di teliti
meliputi tiga diantaranya yaitu, Pengetahuan, sikap. Sedangkan variabel
terikat yaitu Perilaku penanganan sampah rumah tangga.
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lain
(Rosjidi, 2013). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis
menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis
adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena yang kompleks, oleh
karena itu hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian
(Nasir,2011).
Ditinjau dari operasi rumusannya, ada dua jenis hipotesis yaitu:
1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini dituliskan dengan “H0”
adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau
meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.
2. Hipotesis Ha, hipotesis ini ditulis dengan “Ha”. Hipotesis ini digunakan
untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Hipotesis ini
menyatakaannya adanya hubungan antar variabel.
30
Dari penjelasannya diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penanganan
sampah rumah tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong
Kabupaten Ponorogo.
2. Ha : Ada hubungan antara sikap dengan perilaku penanganan sampah
rumah tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo.
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan model atau metode digunakan untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya
penelitian. Desain penelitian ditentukan berdasarkan tujuan dan hipotesis
penelitian (Dharma, 2011). Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu jenis penelitian yang dilakukan yang menekankan waktu
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya
satu kali pada satu saat (Sugiyono, 2013).
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010). Populasi
dalam penelitian ini adalah mencakup semua rumah tangga yang ada di
Desa Tatung dengan rumah tangga sebanyak 230 rumah.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, artinya tidak akan ada sampel
jika tidak ada populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
rumah penduduk yang berada di Desa Tatung.
32
Untuk mengetahui besar sampel dalam penelitian ini maka peneliti
menggunakan rumus Slovin. Berikut rumus sampel yang digunakan:
n =𝑁
1 + 𝑁𝑒²
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = tingkat signifikasi (0,05)
maka :
n =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
= 230
1+230.0,05²
= 230
1+0,57
= 230
1,57
= 146
4.3 Tekning Sampling
Teknik sampling adalah cara atau teknik-teknik tertentu dalam
mengambil sampel penelitian sehingga sampel tersebut sedapat mungkin
mewakili populasinya (Notoatmodjo S., 2012). Pada penelitian ini teknik
sampling yang digunakan adalah Simple random sampling, yaitu
pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen, sebagai contoh bila populasi homogen kemudian
33
sampel diambil secara acak, maka akan didapatkan sampel yang
representative. Simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu (Sugiyono, 2009).
Cara merandom untuk menetukan sampel yaitu sebagai berikut:
1. Mendaftar semua anggota populasi
2. Kemudian masing – masing anggota populasi diberi nomor di sebuah
kertas kecil
3. Kertas – kertas kecil yang sudah diberi nomor kemudian digulung
4. Kertas yang sudah digulung dimasukkan kedalam suatu wadah (kotak
atau kaleng) yang dapat digunakan untuk mengundi sehingga tersusun
secara acak
5. Kemudian peneliti mengundi kertas yang sudah digulung satu persatu
di keluarkan dari wadah
6. Kemudian peneliti mencatat angka dari kertas yang satu persatu keluar
kemudian di kembalikan lagi kedalam wadah untuk diundi kembali,
dan seterusnya sampai memenuhi jumlah responden yang dibutuhkan.
34
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja adalah suatu struktur konsepsual dasar yang
digunakan untuk memecahkan atau menangani suatu masalah kompleks.
Adapun kerangka kerja pada penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Ibu Rumah Tangga yang berada di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo yaitu sejumlah 230 rumah
Sampel
Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin didapat besar sampel sejumlah 146 rumah
penduduk yang mencakup Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo
Teknik Sampling
Simple Random Sampling
Desain Penelitian
Jenis penelitian metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengolahan data editing, entry, coding, tabulating
Analisis Data
Menggunakan uji chi square dengan taraf signifikan 0,05
Hasil Penelitian
Kesimpulan
35
4.5 Varibel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian mengandung pengertian ukuran atau ciri-ciriyang
dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang
dimiliki oleh kelompok lain. Variabel ini dibedakan menjadi dua variabel
yaitu variabel Independent (variabel bebas) dan variabel Dependent
(variabel terikat).
1. Variabel Independent/ Bebas
Variabel Independent adalah variabel yang nilainya menetukan
variabel lain (Notoatmodjo S. , 2012). Variabel Independent dalam
penelitian ini adalah pengetahuan, sikap.
2. Variabel Dependent/ Terikat
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independent atau variabel bebas (Notoatmodjo S. , 2012).
Dalam penelitian ini variabel dependent adalah perilaku penanganan
sampah rumah tangga.
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional bertujuan untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti serta mengarahkan
kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang
bersangkutan (Notoatmodjo S. , 2012).
36
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Kategori Skor
1 2 3 4 5 6 7
Independent:
Pengetahuan
Pengetahuan ibu
tentang
penanganan
sampah rumah
tangga
1. Pengetahuan
masyarakat
dikatakan Baik jika
≥ 50% jawaban
benar
2. Pengetahuan
masyarakat Rendah
jika <50% jawaban
benar (Sunyoto,
Danang, 2013)
Kuesioner Nominal 1 = Pengetahuan Baik, jika
≥ 50% dari total skor
0 = Pengetahuan Kurang,
jika < 50% dari total
skor
1 = Benar
0 = Salah
Sikap Penilian
responden atau
tanggapan
responden
terhadap
penanganan
sampah rumah
tsngga
Mengetahui bagaimana
masyarakat dalam
melakukan penanganan
sampah rumah tangga.
Kuesioner Nominal 1 = Setuju
0 = Tidak Setuju
1 = Positif
0 = Negatif
37
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Kategori Skor
1 2 3 4 5 6 7
Perilaku
penanganan
sampah rumah
tangga
Kebiasaan
responden dalam
menangani
sampah
meliputi pemilahan
sampah, pengakutan
sampah, pemanfaatan
kembali sampah
Observasi Nominal 1 = Perilaku baik jika ≥
50% dari total skor
0 = Perilaku tidak baik jika
< 50% dari total skor
1 = Melakukan
0 = Tidak
melakukan
38
4.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana kualitas
pengumpulan data sangat ditentukan oleh kualitas instrument atau alat
pengukuran yang digunakan peneliti. Adapun instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar kuesioner untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku
responden penanganan sampah rumah tangga.
2. Alat tulis
3. Buku
4. Kamera HP sebagai alat dokumentasi
Coba terlebih dahulu dengan mengukur validitas dan reliabilitas
kuesioner tersebut.
4.6.1 Pengukuran Validitas
Pada pengamatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu uji validitas,
reliabilitas dan ketepatan fakta dan kenyataan hidup (data) yang
dikumpulkan dari alat dan cara pengumpulan data maupun kesalahan-
kesalahan yang sering terjadi pada pengamatan atau pengukuran oleh
pengumpul data (Nursalam, 2013).
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Ria Puspitasari, 2016). Setelah
kuesioner diujicobakan kepada responden kemudian dihitung korelasinya
untuk mengetahui pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Uji validitas
kuesioner akan dilakukan pada kelompok sampel tercoba sebelum diujikan
39
pada sampel yang sesungguhnya. Kuesioner akan dicobakan pada warga di
Desa Sampung karena dirasa memiliki karakteristik yang kurang lebih
sama dengan karakteristik sampel.
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi yaitu Korelasi Pearson Product Moment
dengan taraf signifikan sebesar 5%. Valid atau tidak dapat diketahui
dengan kriteria penguji : bila r dihitung lebih besar dari r tabel maka Ha
ditolak yang artinya variabel tersebut valid, sedangkan jika r dihitung lebih
kecil dari r tabel maka Ha diterima yang artinya variabel tidak diterima
atau tidak valid (Ria Puspitasari, 2016).
Melakukan uji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi
product moment. Penentuan kevalidan suatu instrumen diukur dengan
membandingkan r hitung dengan r tabel. Adapaun penentuan disajikan
sebagai berikut :
1. r hitung > r tabel = Valid
2. r hitung< r tabel = Tidak Valid
Melakukan uji validitas pada penelitian ini dengan melibatkan 20
responden masyarakat desa Sampung Kecamatan Sampung Kabupaten
Ponorogo dengan kuesioner sejumlah 10 butir pertanyaan. Maka nilai r
tabel diperoleh yaitu 0,444. Butir pertanyaan dikatakan valid jika r hitung
> r tabel. Dapat dilihat dari hasil output analisis dibawah ini sesuai
variabel yang digunakan :
40
1. Variabel Pengetahuan
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
P1 0,802 0,444 Valid
P2 0,709 0,444 Valid
P3 0,739 0,444 Valid
P4 0,830 0,444 Valid
P5 0,563 0,444 Valid
P6 0,830 0,444 Valid
P7 0,778 0,444 Valid
P8 0,725 0,444 Valid
P9 0,828 0,444 Valid
P10 0,830 0,444 Valid
Sumber : data primer uji validiras instrument penelitian.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dari 10 butir
item kuesioner penelitian ini, hasil pengujian validitas menunjukkan
bahwa r hitung lebih besar dari r tabel, artinya seluruh item
kuesioner penelitian memiliki hubungan signifikan dengan skor total
Maka variabel pengetahuan tersebut adalah “valid” atau sah
digunakan sebagai instrument pengukuran dalam penelitian.
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
P1 0,636 0,444 Valid
P2 0,578 0,444 Valid
P3 0,460 0,444 Valid
P4 0,487 0,444 Valid
P5 0,526 0,444 Valid
P6 0,487 0,444 Valid
P7 0,460 0,444 Valid
P8 0,557 0,444 Valid
P9 0,519 0,444 Valid
P10 0,489 0,444 Valid
Sumber : Data primer uji validitas instrumen penelitian.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dari 10 butir
item kuesioner penelitian ini, hasil pengujian validitas menunjukkan
bahwa r hitung lebih besar dari r tabel, artinya seluruh item
41
kuesioner penelitian memiliki hubungan signifikan dengan skor total
Maka variabel pengetahuan tersebut adalah “valid” atau sah
digunakan sebagai instrument pengukuran dalam penelitian
4.6.2 Pengukuran Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis α- Cronbach
yang dapat digunakan dengan baik untuk instrumen yang jawabannya
berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal dua jawaban benar
dan salah) (Ria Puspitasari, 2016).
Perhitungan menggunakan reliabilitas α- Cronbach, dengan koefisien
reliabilitas α yang angkanya berada dalam rentang 0 – 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin reliable
(Ria Puspitasari, 2016).
Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
koesioner yang akan langsung disebarkan kepada responden. Kuesioner
merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk
dijawab.
Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengumpulan selesai
disusun, maka kuesioner penelitian perlu diuji validitas dan rehabilitas
untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji di lapangan (Notoatmodjo,
42
2012). Uji validitas dan reliabilitas dianalisis dengan menggunakan
Pearson Produt Moment.
4.6.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dapat dilihat dari cronbach alpha, jika nilai alpha >0,60
maka kontruk pernyataan yang merupakan dimensi variabel adalah
reliabel. Perhitungan menggunakan reliabilitas α-Cronbach, dengan
koefisien reliabilitas α yang angkanya berada dalam rentang 0-1,00.
Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti reliabel
(Notoadmodjo, 2012).
Tabel 4.4 Nilai Alpha Cronbach’s
Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai
0,00-0,20 Kurang reliabel
0,21-0,40 Lumayan reliabel
0,41-0,60 Cukup reliabel
0,61-0,80 Reliabel
0,81-1,00 Sangat reliabel
Sumber: Hair er al, 2010
Melakukan uji reliabel pada penelitian ini dengan melakukan analisis
pada 20 pertanyaan yang valid dapat dilihat dari hasil analisis output
dibawah ini :
1. Variabel Pengetahuan Responden
Tabel 4.5 Data Reliabilitas Variabel Pengetahuan Responden
Crobanch alpha r tabel Keterangan
0,921 0,444 Reliabel
Sumber : Data primer uji reliabilitas instrumen penelitian.
2. Variabel Sikap
Tabel 4.6 Data Reliabilitas Variabel Sikap Responden Crobanch alpha r tabel keterangan
0,700 0,444 Reliabel
Sumber : Data primer uji reliabilitas instrumen penelitian.
43
Disimpulkan dari tabel diatas diperoleh hasil dari r hitung > r tabel
maka dinyatakan valid. Berdasarkan uji reliabilitas didapatkan hasil
cronbach alpha sebesar 0,921 dan 0,700 yang artinya reliabel.
Sehingga 20 pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini yang telah
dinyatakan valid dalam uji validitas dan reliabilitas dinyatakan layak dan
dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data pada sasaran sampel
penelitian yang akan dilakukan.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.7.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tatung.
4.7.2 Waktu Penelitian
Berikut jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan adalah berikut:
Tabel 4.7 Waktu Pelaksanaan Penelitian di Desa Tatung Kecamatan
Balong Kabupaten Ponorogo Tahun 2019. No Kegiatan Plaksanaan
1. Pengajuan Judul 4 Maret 2019
2. Penyusunan Proposal 18 Maet – 24 Juni 2019
3. Ujian Proposal 03 Juli 2019
4. Revisi Proposal 03 Juli – 08 Juli 2019
5. Pengambilan sampel dan penelitian 15 Juli – 29 Juli 2019
6. Penyusunan Skripsi 30 Juli 2019
7. Seminar Hasil Skripsi 24 Agustus 2019
8. Revisi Seminar Hasil 26-09 September 2019
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adala data primer dan data
sekunder.
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data
primer ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada
44
responden yaitu KK di Desa Tatung Kecamatan Balong, Penyebaran
kuesioner ini dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan, dengan
cara responden cukup menjawab pertanyaan pada kolom pengetahuan,
sikap dan perilaku.
2. Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya
melainkan di dapat dari pihak lain, data sekunder dalam penelitian ini
di peroleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
4.9 Teknik Pengolahan Data
Menurut (Notoatmodjo, 2012) langkah – langkah pengolahan data
secara manual pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Editing
Hasil wawancara, atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuesioner perlu disunting terlebih dahulu. Apabila masih ada
data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan
wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).
2. Coding
Setelah sekian kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Pemberian kode pada data adalah menterjemahka data ke dalam
kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.
45
Tabel 4.8 Coding Variabel Peneltian
No. Variabel Coding Kategori
1. Pengetahuan 1 Baik
0 Kurang
2. Sikap 1 Positif
0 Negatif
3 Perilaku 1 Melakukan
0 Tidak melakukan
3. Entry Data
Entry adalah jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau “software” komputer. Proses data dilakukan dengan cara meng-
entry data dari kuesioner ke perangkat komputer (Notoatmodjo 2012).
4. Cleaning
Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data atau
responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan - kemungkinan adanya kesalahan - kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koresi.
5. Tabulating
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Semua jawaban yang
telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk
selanjutnya data dibuat dalam bentuk tabel untuk mendeskripsikan hasil
perhitungan, setelah itu membuat interpretasi hasil pengolahan tersebut
dalam bentuk naratif sesuai hasil perhitungan data. (Ria Puspita 2016).
46
4.10 Teknik Analisis Data
Analisis Data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan dari variabel seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang di teliti, melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diujikan (Sugiyono, 2009).
4.10.1 Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap
variabel.
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan distribusi dan
presentase dari tiap-tiap variabel yaitu, Pengetahuan, Sikap dan perilaku.
4.10.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dengan menggunakan uji untuk mengetahui hubungan
yang signifikan antar masing-masing variabel bebas dengan variabel
terikat. Pada analisis bivariat terdapat 2 uji yaitu parametrik dan non
parametrik (Saryono, 2013).
Syarat-syarat yang terdapat pada Uji Chi Square adalah sebagai
berikut :
1. Sampel dipilih secara acak
2. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel – sel
dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total
sel
47
3. Besar sampel sebaiknya > 40
Syarat yang terdapat pada uji chi-square apabila tidak memenuhi
syarat digunakan uji alternatif yaitu uji fisher exact (Dahlan, 2017)
1. Untuk tabel 2x2 gunakan chi-square dengan korelasi Yates (Chi
Square with continuity correction).
2. Bila tabel 2x2, dan ada nilai sel dengan frekuensi harapan <5 maka uji
yang dipakai adalah Fisher’s Excat Test.
3. Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji Pearson Chi Square.
Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-value)
dan nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :
1. Jika p-value ≤ 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima sehinga antara
kedua variabel ada hubungan yang bermakna
2. Jika p-value > 0,05 berarti H0 diterima H1 ditolak,sehingga antara
kedua variabel tidak ada hubungan yang bermakna.
Jika dengan Uji Chi Square (x2) terbukti terdapat hubungan, untuk
menentukan kuatnya hubungan dapat dianalisis dengan pendekatan
Confisien contingency dan Ratio prevalens. Penulis menyarankan untuk
memakai pendekatan analisis Ratio prevalens (RP) karena kuatnya
hubungan dapat dilihat secara nyata. Ratio prevalens (RP) dihitung dengan
cara membagi prevalens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan
prevalen efek pada kelompok tanpa faktor risiko.
Cara memberi makna terhadap perhitungan nilai RP : Interpretasi nilai
RP harus disertai nilai interval kepercayaan (confidence interval) sesuai
48
yang dikehendaki. Nilai interval kepercayaan (IK) menentukan apakah RP
bermakna atau tidak. Cara menghitung IK dapat dilihat dibuku – buku
statistika dan tersedia pada program computer, yang terpenting IK harus
dihitung dan diinterpretasikan dengan benar. Interpretasi hasil RP sebagai
berikut:
1. Apabila nilai RP (ratio prevalens) = 1, berarti variable yang diduga
sebagai faktor resiko tersebut tidak ada hubungannya dalam terjadinya
efek. Nilai 1 menunjukkan nilai netral.
2. Apabila nilai RP > 1 dan nilai IK (interval kepercayaan) tidak
mencakup angka 1, bermakna variabel tersebut merupakan faktor
risiko timbulnya penyakit.
3. Apabila nilai RP = 1 dan nilai IK tidak mencakup nilai 1, bermakna
faktor risiko yang diteliti justru merupakan faktor protektif
(mengurangi kejadian penyakit).
4. Apabila nilai interval kepercayaan (IK) mencakup angka 1, maka
faktor risiko yang dikaji tersebut belum dapat disimpulkan apakah
merupakan faktor risiko atau faktor protektif (Cholik, 2017).
4.11 Etika Penelitian
1. Etika Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya memegang teguh
sikap ilmiah (scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika
penelitian, diantaranya yaitu :
49
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
dignity).
Peneliti perlu memeprtimbangkan hak-hak subjek penelitian
(responden) untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti
melakukan penelitian. Disamping itu, penelitian memberikan
kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak
membrikan informasi. sebagai ungkapan, peneliti menghormati
harkat dan martabat subjek penelitian, peneliti seyogyanya
mempersiapkan formulir persetujuan subjek (inform consent).
1) Penjelasan manfaat penelitian.
2) Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidak nyamanan yang
di timbulkan
3) Penjelasan manfaat yang di dapatkan.
4) Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan subjek penelitian berkaitan dengan prosedur
penelitian.
5) Pesetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek
penelitian kapan saja .
6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan
informasi yang diberikan oleh reponden.
50
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect
for privacy and confidentiality) .
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk
privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi.
peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan
coding sebagai pengganti identitas responden.
c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and
inclusiveness).
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan
penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip
keterbukaan, yakni dengan, menjelaskan prosedur penelitian.
Prinsip keadilan menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa
membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya.
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
(balancing harms and benefits).
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat
semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek
penelitian pada khususnya. (Notoadmojdo, S. 2010).
51
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Desa Tatung
Desa tatung adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Balong
Kabupaten Ponorogo Desa Tatung terletak disebelah selatan sekitar 10 km
dari Kota Ponorogo memiliki luas 282,7 ha. Dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Batas Desa
Sebelah Utara : Desa Muneng
SebelahTimur : Desa Ngampel
Sebelah Selatan : Desa Purworjo
Sebelah Barat : Desa Sendang
Gambar 5.1 Peta Kecamatan Balaong
Sumber : data primer kecamatan Balong
52
5.1.2 Kondisi Sanitasi Desa Tatung
Desa Tatung adalah daerah dengan ketinggian tanah kurang lebih 132
meter dari atas permukaan laut dengan luas wilayah 282,7 ha dimana
sebagian wilayahnya terdapat banyak area persawahan dan secara umum
masyarakat desa Tatung bermata pencaharian sebagai petani. Desa Tatung
memiliki sanitasi yang cukup buruk dilihat dari kondisi sungai yang
terdapat banyak sampah karena perilaku masyarakat yang masih sering
membuang sampah di sungai.
5.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tatug Kecamatan Balong,
Kabupaten Ponorogo. Waktu Penelitian berlangsung selama kurang lebih 5
bulan yang dimulai dengan tahap persiapan, pembuatan proposal
penelitian, sampai dengan penyajian hasil penelitian. Penelitian dilakukan
dengan kunjungan dari satu rumah ke rumah yang lain. Pada penelitian ini
dimana sampel terdiri dari 146 rumah.Pengambilan data dilakukan dengan
melakukan pengisian kuesioner oleh responden dan observasi. Adapun
hasil penelitian dapat di uraikan sebagai berikut :
5.2.1 Data Umum
Data umum akan menyajikan karakteristik responden penelitian
berdasarkan jenis kelamin, umur,tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
53
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong.
No. Jenis Kelamin Frekuensi (%)
1. Laki-laki 55 37,7
2. Perempuan 91 62,3
Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian responden
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 91 orang dengan
persentase 623%.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Desa
Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong. No. Umur Frekuensi (%)
1. <25 tahun 19 13,0
2. 26-45 tahun 66 45,2
3. 46-55 tahun 42 28,8
4. >56 tahun 19 13,0
Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa paling banyak
responden termasuk kelompok umur 26-45 tahun yaitu sebanyak 66
orang dengan persentase 45,2%.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Di Desa Tatumg Kecamatan Balong Kabupaten
Balong. No. Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)
1. SD/Sederajat 49 33,6
2. SLTP/Sederajat 52 35,6
3. SLTA/Sederajat 33 22,6
4. Perguruan Tinggi 12 8,,2
Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018
54
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa paling banyak
responden memiliki tingkat pendidikan tingkat SLTP/Sederajat yaitu
sebanyak 52 orang dengan persentase 35,6 %.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo.
No. Pekerjaan Frekuensi (%)
1. Pegawai Swasta 29 19,9
2. Pedagang/Wiraswasta 29 19,9
3. PNS 11 7,5
4. Ibu Rumah Tangga 34 23,,3
5. Petani 43 29,5
Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa paling banyak
pekerjaan responden adalah sebagai petani yaitu sebanyak 43 orang
dengan persentase 29,5%.
5.2.2 Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. No. Pengetahuan Jumlah (%)
1. Kurang Baik 72 49,3
2. Baik 74 50,7
Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar
pengetahuan responden baik sebanyak 74 responden dengan
persentase 50,7%.
55
2. Karakteristik Berdasarkan Sikap
Tabel 5.6 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Sikap Di Desa
Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. No. Sikap Jumlah (%)
1. Negatif 76 52,1
2. Positif 70 47,9
Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap
negatif sebanyak 76 responden dengan persentase 52,1%.
3. Karakteristik Berdasarkan Perilaku Penanganan Sampah
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan perilaku penanganan
sampah Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo. No. Perilaku penanganan sampah Jumlah (%)
1. Tidak Melakukan 74 50,7
2. Melakukan 72 49,3
Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar
perilaku penanganan sampah tidak melakukan sebanyak 74 responden
dengan persentase 50,7%.
5.2.3 Analisis Bivariat
Analisis Bivariat digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas
yaitu pengetahuan, sikap, dengan variabel terikat yaitu perilaku
penanganan sampah.Penelitian ini menggunakan uji Chi-square. Berikut
adalahh asil analisa bivariate penelitian menggunakan aplikasi pengolah
data statistic SPSS16.0:
56
1. Hubungan antara Pengetahuan Responden dengan perilaku
penanganan sampah
Tabel 5.8 Crostab Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
Penanganan Sampah
Pengetahuan
Perilaku penangan sampah
P-value RP
95% CI
Tidak
Melakukan Melakukan Total
F % F % F %
Kurang
Baik 52 70,3 20 27,8 72 100,0
0,000 6,145
3,000-12,591 Baik 22 29,7 52 70,3 74 100,0
Berdasarkan tabel 5.8 hasil analisis hubungan antara pengetahuan
responden dengan perilaku penanganan sampah menunjukan 146
responden ada 72 responden yang pengetahuan kurang baik dan yang
tidak melakukan 52 (70,3%). Sedangkan untuk 74 responden yang
pengetahuan baik dan yang tidak melakukan 22 (29,7%). Bedasarkan
analisis diperoleh nilai p=0,000 (p value < 0,05) sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku penanganan
sampah. Dari hasil analisis RP sebesar 6,145 (95% CI: 3,000 -12,591).
Dilihat dari hasil Ratio Prevalence, maka pengetahuan kurang baik
memiliki peluang sebesar 6,145 kali untuk tidak melakukan
penanganan sampah dari pada responden dengan pengetahuan baik.
57
2. Hubungan antara Sikap Responden dengan perilaku penanganan
sampah
Tabel 5.9 Crostab Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Penanganan Sampah
Sikap
Perilaku penanganan sampah
P-value RP 95% CI Tidak
Melakukan Melakukan Total
F % F % F %
Negatif 54 71,1 22 28,9 70 100,0 0,000
6,136
2,995-12,574 Positif 20 28, 6 50 71,4 76 100,0
Berdasarkan tabel 5.9 hasil analisis hubungan antara Sikap
responden dengan perilaku penanganan sampah menunjukan 146
responden ada 70 responden yang sikap negatif dan tidak melakukan
54 (71,1%) sedangkan untuk sikap positif dan tidak melakukan 20
(28,6%). Bedasarkan analisis diperoleh nilai p=0,000 (p value < 0,05)
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan sikap dengan perilaku
penanganan sampah. Dari hasil analisis RP sebesar 6,136 (95% CI:
2,995 -12,574). Dilihat dari hasil Ratio Prevalence, maka responden
dengan sikap negatif sebanyak 6,136 kali tidak melakukan
penanganan sampah dari pada responden dengan sikap positif.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Pengetahuan Responden Tentang Penanganan Sampah rumah tangga
di Desa Tatung
Berdasarkan hasil distiribusi frekuensi didapatkan bahwa 146
responden sebagian besar pengetahuan responden baik sebesar 74
responden dengan persentase 50,7%, sedangkan responden dengan
pengetahuan kurang sebesar 72 responden dengan persentase 49,3%.
58
Pengetahuan adalah hasil tau dan ini terjadi setalah orang mengadakan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginraan terhadap objek
terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, daan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011)
Pengethuan masyarakat di desa tatung di pengaruhi oleh beberapa hal
yaitu diantaranya dari umur, tingkat pendidikan, pengalaman dan
hubungan sosial untuk bertukar informasi dalam kehidupan masyrakat.
Pada beberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseoran
dalam melakukan tindakan selanjutnya, khususnya pada perilaku
masyarakat tentang melakukan penanganan sampah rumah tangga.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil
bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik lebih tinggi
dibandingkan dengan responden yang memiliki pengtahuan kurang. Hal
ini dikarenakan semakin banyak tahu masyarakat semakin baik
penanganan sampah rumah tangganya sebaliknya semakin sedikit
pengetahuannya semakin kurang penanganan sampah rumah tangganya.
5.3.2 Sikap Responden Tentang Penanganan Sampah rumah tangga di
Desa Tatung
berdasarkan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa 146
responden sebagian beasr sikap responden negatif sebesar 76 responden
dengan persentase 52,1%, sedangkan responden sikap positif sebesar 70
responden dengan persentase 47,9%.
59
sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2011). Sikap merupakan
kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil
bahwa responden yang memiliki sikap negatif karena responden yang
memiliki pengetahuan baik cenderung memiliki sifat acuh atau kurang
memiliki kesadaran untuk melakukan penanganan sampah dan responden
yang memiliki sikap negatif lebih tinggi dibandingkan dengan responden
yang memiliki sikap positif.
5.3.3 Perilaku Responden Tentang Penanganan Sampah rumah tangga di
Desa Tatung
Bedasarkan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa dari 146
responden sebagian besar perilaku responden tidak melakukan sebesar 74
responden dengan persentase 50,7%, sedangkan responden dengan
perilaku melakukan sebesar 72 responden dengan persentase 49,3%.
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (mahluk
hidup) yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2014). Perilaku meupakan
respon individu terhadap suatu setimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi sepeifik, durasi dan tujuan baik disadari
ataupun tidak (dewi&wawan, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil
bahwa responden yang tidak melakukan lebih tinggi dibandingkan dengan
responden yang melakukan.
60
5.3.4 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penanganan Sampah
Rumah Tangga di Desa Tatung
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penanganan sampah
rumahh tangga dengan nilai p=000 kurang dari α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukan bahwa responden dengan pengetahuan kurang baik sebesar
70,3% tidak melakukan penanganan sampah sedangkan responden yang
baik hanya 29,7% yang tidak melakukan penanganan sampah.
Pengetahuan merupakan hasil tau, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan
masyarakat akan penanganan sampah rumah tangga karena pengetahuan
mempunyai efek terhadap perubahan perilaku penduduk. Terbentuknya
perilaku baru pada seseorang dimulai dari seseorang tahu terlebih dahulu
terhadap objek yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga
menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap seseorang terhadap objek
yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui
dan disadari sepenuhnya teersebut akan menimbulkan respon lebih jauh
lagi, yaitu berupa tindakan terhadap sehubungan dengan stimulus atau
objek tadi.
Hal ini diperkuat dengan penelitian fitrul kamal (2013) Hasil
penelitian didapatkan bahwa prosentase responden yang mempunyai
pengetahuan rendah (8,3%),responden yang mempunyai pengetahuan
61
cukup (13,3%) dan responden yang mempunyai pengetahuan tinggi
(78,3%), jadi sebagian besar responden berpengetahuan tinggi. Sedangkan
prosentase responden yang berperilaku buruk (71,7%) dan responden yang
berperilaku baik (28,3%). Pengetahuan tidak lain merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Hal ini diperkuat dengan penelitian Asri Yeni (2013) hasil penelitian
didapatkan bahwa responden mempunyai pengetahuan memiliki hubungan
dengan penanganan sampah rumah tangga dimana dari 37 responden yang
pengetahuannya baik penanganan sampah rumah tangganya juga baik
sebanyak 73% sedangkan dari 27 responden yang pengetahuannya kurang
penanganan sampah rumah tangganya juga kurang sebanyak 63%, ini
dapat diartikan bahwa semakin banyak tahu masyarakat semakin baik
penanganan sampah rumah tangganya sebaliknya semakin sedikit
pengetahuannya semakin kurang penanganan sampah rumah tangganya.
Bedasarkan penelitian diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan baik, namun dilihat dari perilaku masyarakat masih kurang
dalam memperhatikan penanganan sampah rumah tangga. Pengetahuan
masyarakat mengenai penanganan sampah, masih kurang memahami.
Semua sampah yang dihasilkan masyarakat setiap rumah dijadikan satu di
tempat sampah tanpa ada pemisahan sampah antara organik dan anorganik
itu sama saja. Pengetahuan masyarakat yang minim juga didasari latar
62
pendidikan yang kurang mengenai penanganan sampah, karena dari
masyarakat yang menjadi responden berpendidikan rendah yaitu SD-SMA.
5.3.5 Hubungan sikap dengan perilaku penangan sampah rumah tangga di
Desa Tatung
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa ada
hubungan antara sikap dengan penanganan sampah dengan nilai = 000
kurang dari α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden
dengan sikap negatif dan tidak melakukan penanganan sampah sebesar 54
dengan persentase 71,1%, sedangkan sikap positif dan tidak melakukan
penanganan sampah hanya 28,6%.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial
(Notoatmodjo, 2012).
Sikap responden yang baik terhadap penangan sampah rumah tangga
dengan tindakan nyata. Sikap yang mau ikut aktif terlihat langsung dalam
upaya penanganan sampah ditengah kesibukan mereka akan sangat
berpengaruh dalam tindakan penanganan sampah rumah tangga.
Hal ini diperkuat dengan penelitian fitrul kamal (2013)Dari hasil
penelitian, prosentase responden yang mempunyai sikap negative (41,7%)
sedangkan responden yang mempunyai sikap posittf (58,3%). Hasil
penelitian juga didapat bahwa prosentase responden yang berperilaku
buruk (71,7%) dan responden yang berperilaku baik (28,3%).
63
Hal ini diperkuat dengan penelitian Asri Yeni (2013) dari hasil
penelitian yang didapat dari lokasi penelitian tindakan merupakan domain
penting dalam perilaku sehingga penelitian menunjukkan bahwa tindakan
memiliki hubungan dengan penanganan sampah dimana dari hasil hasil uji
chi square di dapat nilai P Value = 0,002 dan ini lebih kecil dari α= 0,05
sehingga terdapatnya hubungan yang signifikan antara Tindakan dengan
penanganan sampah rumah tangga di Desa Gampong Darat Kecamatan
Johan Pahlawan Aceh Barat.
Bedasarkan penelitian responden dengan sikap positif tapi masih tidak
melakukan penanganan sampah, hal ini dikarenakan pengetahuan yang
tidak sejalan dengan sikap. Bedasarkan wawancara sebagian masyarakat
yang memiliki pengetahuan baik cenderung memiliki sikap acuh atau
kurang memiliki kesadaran untuk melakukan penanganan sampah.
Sedangkan responden dengan sikap negatif tapi melakukan hal ini
dikarenakan sebagian masyarakat yang memiliki pengetahuan baik
sehingga memiliki kesadaran untuk melakukan penanganan sampah.
Untuk menghasilkan penanganan sampah yang baik harus didukung oleh
sikap responden yang sejalan dengan pengetahuan yang baik.
5.4 Keterbatasan Penelitian
1. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara kepada
responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Sehingga
kualitas data mengenai kebenaran, keakuratan dan kelengkapan data
yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kejujuran, keterbukaan dan
64
pemahaman responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan setiap
variabel sehingga menimbulkan bias informasi. Untuk itu peneliti
mewawancarai responden secara mendalam sehingga informasi yang
didapat lebih akurat.
2. Uji statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam
penelitian ini menggunakan uji non parametrik, sehingga memiliki
tingkat sensitifitas yang kurang dibanding dengan uji parametrik
meskipun hasilnya berhubungan. Namun peneliti telah melengkapi
hasil penelitian dengan teori dan peneltian terdahulu yang
mendukung, sehingga memperkuat hasil penelitian.
65
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Responden di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten sebagian
kecil 49,3% memiliki pengetahuan yang kurang.
2. Responden di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten sebagian
besar 52,1% memiliki sikap negatif terhadap penanganan sampah.
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah rumah
tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dengan
nilai p=0,000 < α = 0,05.
4. Ada hubungan antara sikap dengan penanganan sampah ruamh tangga
di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dengan nilai
p=0,000 < α = 0,05.
6.2 Saran
1. Bagi Instansi
Perlu meningkatkan referensi yang berkaitan dengan penanganan
sampah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan
sampah rumah tangga.
66
2. Bagi Masyarakat
Diharapakan masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan tentang
penanganan sampah, sehingga dapat memperbaiki penanganan sampah
rumah tangga yang baik.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sarankan untuk melakukan
penelitian lanjutan tentang penyakit yang ditimbulkan akibat timbunan
sampah yang tidak dikelola.
67
DAFTAR PUSTAKA
Agus, H. 2009. Pengolahan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha Selatan.
Skripsi.
Asri, Y. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Sampah Rumah
Tangga Di Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat. Skripsi.
Azwar, A. 2002. Pengntar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.
Depkes RI. 2009. Tugas Petugas Kebersihan Tiap Kota. Jakarta : Dutjen PMM
dan PI.
Fitri, K. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Pengolahan Sampah Pada Masyarakat Sekitar Sungai Beringin Di
Kecamatan Ngliyan Kota Semarang. Skripsi.
Juli Soemirat Slamet. 2002. Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :
Gajah Mada University.
Keementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH). 2008.
Statistik Persampahan Indonesia. Jakarta.
Kuncoro Sejat. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogjakarta: Penerbit
Kanisius.
Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2009. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam 2008. Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Riswan,Dkk, 2011. Pengolahan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha
Selatan. Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.
Sugiono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : cv. Alfabeta.
68
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung
Penerbit Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang pendidikan
Nasional jakarta:sakretariat Negara.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengolahan
sampah jakarta sekretariat Negara.
Rahmawati Yustikarinidkk. 2017. Evaluasi dan kajian Penanganan Sampah
Dalam mengurangi Beban Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di TPA
Milangsari Kabupaten Magetan. Program Studi Pascasarjana Ilmu
Lingkungan, Universitas Sebelas Maret Solo
Junias Marylin, Balelay Eliaser, 2008 Hubungan Antara Pembuangan Sampahh
dengan kajian Diare pada Penduduk di Kelurahan Oesapa Kecamatan
Kelapa Lima Kota Kupang. MKM Vol.03 No.02
Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
Kuncoro Sejati.2009.Pengolahan Sampah Terpadu.Yogjakarta : Penerbit Kanisius.
Moh.Nazir.2003.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia.
69
Lampiran 1
Surat Izin Pengambilan Data Awal
70
Lampiran 2
Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas
71
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian
72
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian
dengan judul “Faktor-Faktor yang Behubungan dengan Perilaku Penanganan
Sampah Rumah Tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo”. Saya menyatakan setuju diikut sertakan dalam penelitian ini dengan
catatan bila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan
persetujuan. Saya percaya apa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.
Balong, Juli 2019
Responden,
(…………………….)
73
Lampiran 5
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA TATUNG
KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO
A. IDENTITAS RESPONDEN
Lingkari sesuai yang anda pilih
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat : RT…../RW…..
4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
5. Pekerjaan : 1. Pegawai Swasta 3. PNS
2. Pedagang/Wiraswasta 4. Ibu Rumah Tangga
5. Petani
6. Pendidikan : 1. Tidak Sekolah 4. SLTP/Sederajat
2. Tidak Tamat SD 5. SLTA/Sederajat
3. SD 6. Perguruan Tinggi
7. Lain-lain ..................
Nomor : ……..
74
B. KUESIONER
1. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PENANGANAN,
JENIS, DAN PEMANFAATAN SAMPAH.
No. Pertanyaan Pengetahuan Benar Salah
1. Jenis sampah an-organik yaitu plastik, pecahan
gelas dan kerdus
2. Cara penanganan sampah hanya dapat di bakar.
3. Penampungan sampah yaitu sampah yang tidak
dipilih dan ditampung menjadi satu
4. Sampah yang menumpuk dapat menimbulkan
penyakit bagi lingkungan
5. Dampak positif sampah bagi lingkungan
meliputi bau yang tidak sedap dan pencemaran
udara dan tanah
6. Dampak negatif sampah bagi manusia yaitu
dapat di jadikan, kompos, biogas, dan dapat
dimanfaatkan kembali
7. Sisa makanan, daun-daunan merupakan sampah
organik.
8. Penanganan sampah meliputi pengendalian
timbunan sampah, pengumpulan sampah,
pengolahan dan pembuangan akhir
9. Jumlah penduduk mempengaruhi volume
sampah
10. Pupuk dihasilkan dari sampah an-organik
75
2. SIKAP
No. Pertanyaan Sikap Setuju Tidak
Setuju
1. Pemilahan sampah diperlukan untuk
dimanfaatkan kembali.
2. Salah satu penanganan sampah dengan
menerapkan 3R (mengurangi, memakai
kembali, dan mendaur ulang).
3. Sampah yang berserakan dapat membantu
lingkungan menjadi bersih
4. Pemanfaatan sampah dapat membantu
lingkungan menjadi bersih.
5. Tempat sampah harus yang kedap air.
6. Apabila sampah di manfaatkan dengan baik
akan bernilai ekonomis.
7. Apabila sampah menumpuk akan
menimbulkan penyakit.
8. Sampah di buang kalau sudah berbau
9. Sampah yang berserakan dapat menggangu
lingkungan dan kesehatan masyarakat
10. Pengelolaan sampah tidak hanya tanggung
jawab pemerintah tetapi tanggung jawab kita
bersama.
76
LEMBAR OBSERVASI
FAKTOR-FAKTOR YANGG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN
SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA TATUNG KECAMATAN
BALONG KABUPATEN PONOROGO
No Indikator Ya Tidak
1. Melakukan pemilahan sampah
berdasarkan jenisnya yaitu
organi, anorganik
2. Melakukan pembakaran
sampah
3. Tempat sampah diletakan jauh
dari tempat penyimpanan
makanan dan minuman
4. Tidak ditemukan vektor dan
binatang pengganggu disekitar
wadah sampah
5. Pembuangan sampah di tanah
yang rendah tanpa ditimbun
dengan tanah.
6. Pembuangan sampah disungai
77
Lampiran 6
INPUT DATA ENTRY
No.
Resp. Umur Jenis
Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap
Perilaku
Penanganan
Sampah
1 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0
2 3.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 0.0
3 1.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 0.0
4 2.0 2.0 4.0 3.0 1.0 1.0 1.0
5 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0
6 2.0 1.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0
7 2.0 1.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0
8 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0
9 3.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0
10 3.0 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0
11 4.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0
12 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0
13 2.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 0.0
14 2.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0
15 2.0 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
16 2.0 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0
17 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
18 3.0 2.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
19 3.0 2.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
20 3.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0
21 3.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0
22 4.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0
23 1.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0
24 2.0 1.0 3.0 4.0 0.0 0.0 0.0
25 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0
26 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0
27 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0
28 3.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
29 3.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0
30 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
31 3.0 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0
32 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 1.0
33 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 0.0
34 2.0 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0
35 2.0 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
78
No.
Resp. Umur Jenis
Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap
Perilaku
Penanganan
Sampah
36 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
37 1.0 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
38 4.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
39 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
40 3.0 1.0 3.0 4.0 1.0 1.0 1.0
41 3.0 1.0 3.0 4.0 1.0 1.0 1.0
42 3.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0
43 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0
44 2.0 1.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0
45 2.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
46 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0
47 1.0 2.0 1.0 3.0 0.0 1.0 0.0
48 2.0 2.0 5.0 3.0 1.0 1.0 0.0
49 2.0 2.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0
50 2.0 1.0 5.0 1.0 1.0 1.0 0.0
51 3.0 1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
52 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0
53 4.0 2.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0
54 1.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0
55 4.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0
56 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
57 2.0 1.0 1.0 4.0 0.0 1.0 0.0
58 2.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
59 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0
60 3.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0
61 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0
62 3.0 2.0 4.0 1.0 0.0 0.0 0.0
63 3.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0
64 2.0 1.0 1.0 3.0 1.0 0.0 0.0
65 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 1.0
66 1.0 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 1.0
67 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 1.0
68 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 1.0 1.0
69 4.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0
70 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 1.0 0.0
71 2.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0
72 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 0.0
73 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0
74 3.0 2.0 4.0 3.0 1.0 1.0 1.0
79
No.
Resp. Umur Jenis
Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap
Perilaku
Penanganan
Sampah
75 3.0 1.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0
76 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 1.0 1.0
77 4.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 1.0
78 2.0 2.0 3.0 4.0 0.0 0.0 1.0
79 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 0.0 0.0
80 2.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
81 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 0.0
82 1.0 2.0 2.0 4.0 1.0 1.0 1.0
83 1.0 2.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
84 3.0 1.0 3.0 4.0 1.0 0.0 1.0
85 3.0 1.0 5.0 1.0 1.0 0.0 1.0
86 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0
87 3.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
88 3.0 2.0 5.0 2.0 0.0 1.0 1.0
89 2.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 0.0
90 1.0 2.0 1.0 3.0 1.0 0.0 0.0
91 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0
92 2.0 1.0 2.0 3.0 0.0 1.0 0.0
93 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 1.0 1.0
94 2.0 2.0 1.0 2.0 0.0 1.0 0.0
95 3.0 2.0 4.0 2.0 0.0 1.0 0.0
96 3.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0
97 1.0 1.0 1.0 4.0 0.0 1.0 1.0
98 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 1.0
99 3.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
100 3.0 1.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0
101 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0
102 2.0 2.0 4.0 1.0 0.0 1.0 0.0
103 4.0 2.0 4.0 1.0 1.0 0.0 0.0
104 4.0 2.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0
105 4.0 1.0 5.0 2.0 1.0 0.0 1.0
106 3.0 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 1.0
107 3.0 2.0 2.0 3.0 1.0 0.0 1.0
108 3.0 2.0 4.0 4.0 1.0 0.0 0.0
109 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0
110 2.0 1.0 5.0 2.0 0.0 1.0 0.0
111 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0
112 3.0 2.0 5.0 2.0 0.0 1.0 1.0
113 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
80
No.
Resp. Umur Jenis
Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap
Perilaku
Penanganan
Sampah
114 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0
115 4.0 2.0 5.0 3.0 1.0 0.0 1.0
116 3.0 2.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0
117 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 1.0
118 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
119 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 1.0
120 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0
121 2.0 2.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0
122 1.0 1.0 1.0 2.0 0.0 1.0 0.0
123 1.0 2.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0
124 4.0 2.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0
125 2.0 2.0 4.0 4.0 1.0 1.0 1.0
126 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0
127 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0
128 3.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0
129 3.0 2.0 4.0 1.0 0.0 0.0 0.0
130 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0
131 3.0 2.0 5.0 3.0 1.0 0.0 0.0
132 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 0.0 1.0
133 4.0 2.0 5.0 4.0 1.0 0.0 1.0
134 4.0 1.0 5.0 1.0 1.0 0.0 1.0
135 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 0.0
136 1.0 2.0 4.0 2.0 1.0 0.0 0.0
137 4.0 2.0 4.0 3.0 1.0 0.0 0.0
138 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0
139 2.0 2.0 4.0 2.0 0.0 1.0 1.0
140 2.0 2.0 4.0 2.0 0.0 1.0 1.0
141 2.0 2.0 4.0 1.0 1.0 1.0 0.0
142 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0
143 3.0 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 0.0
144 2.0 2.0 4.0 3.0 1.0 0.0 1.0
145 2.0 2.0 4.0 4.0 0.0 0.0 1.0
146 2.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 1.0
81
Lampiran 7
HASIL PENELITIAN OUTPUT SPSS
1. Univariat umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 25 tahun 19 13.0 13.0 13.0
26-45 tahun 66 45.2 45.2 58.2
46-55 Tahun 42 28.8 28.8 87.0
> 56 tahun 19 13.0 13.0 100.0
Total 146 100.0 100.0
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 55 37.7 37.7 37.7
Perempuan 91 62.3 62.3 100.0
Total 146 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid pegawai swasta 29 19.9 19.9 19.9
pedagang/wiraswasta 29 19.9 19.9 39.7
PNS 11 7.5 7.5 47.3
Ibu rumah tangga 34 23.3 23.3 70.5
Petani 43 29.5 29.5 100.0
Total 146 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 49 33.6 33.6 33.6
SLTP/Sederajat 52 35.6 35.6 69.2
SLTA/Sederajat 33 22.6 22.6 91.8
perguruan tinggi 12 8.2 8.2 100.0
Total 146 100.0 100.0
82
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 72 49.3 49.3 49.3
Baik 74 50.7 50.7 100.0
Total 146 100.0 100.0
sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Negative 76 52.1 52.1 52.1
Postif 70 47.9 47.9 100.0
Total 146 100.0 100.0
perilaku_penanganan_sampah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak melakukan 74 50.7 50.7 50.7
Melakukan 72 49.3 49.3 100.0
Total 146 100.0 100.0
83
2. Bivariat
a. Pengetahuan dengan perilaku penanganan sampah
Crosstab
perilaku_penanganan_sampah
Total tidak
melakukan melakukan
pengetahuan kurang Count 52 20 72
% within pengetahuan 72.2% 27.8% 100.0%
Baik Count 22 52 74
% within pengetahuan 29.7% 70.3% 100.0%
Total Count 74 72 146
% within pengetahuan 50.7% 49.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 26.362a 1 .000
Continuity Correctionb 24.689 1 .000
Likelihood Ratio 27.224 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 26.181 1 .000
N of Valid Casesb 146
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35,51.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pengetahuan (kurang / baik)
6.145 3.000 12.591
For cohort perilaku_penanganan_sampah = tidak melakukan
2.429 1.664 3.547
For cohort perilaku_penanganan_sampah = melakukan
.395 .265 .590
N of Valid Cases 146
84
b. Sikap dengan perilaku penanganan sampah
Crosstab
perilaku_penanganan_sampah
Total tidak melakukan melakukan
Sikap negatif Count 54 22 76
% within sikap 71.1% 28.9% 100.0%
postif Count 20 50 70
% within sikap 28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 74 72 146
% within sikap 50.7% 49.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 26.308a 1 .000
Continuity Correctionb 24.636 1 .000
Likelihood Ratio 27.159 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 26.128 1 .000
N of Valid Casesb 146
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34,52.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for sikap (negatif / postif)
6.136 2.995 12.574
For cohort perilaku_penanganan_sampah = tidak melakukan
2.487 1.672 3.700
For cohort perilaku_penanganan_sampah = melakukan
.405 .277 .594
N of Valid Cases 146
85
Lampiran 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pembuangan Sampah
di Blakang Rumah
Pembuangan Sampah
di Sungai
Wawancara dengan Responden Wawancara dengan Responden
86
Lampiran 9
KARTU BIMBINGAN
87
Lampiran 10
88