106
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA TATUNG KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO Oleh : NOVITALIA EKA P. NIM : 201503032 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DI DESA TATUNG KECAMATAN BALONG

KABUPATEN PONOROGO

Oleh :

NOVITALIA EKA P.

NIM : 201503032

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

ii

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DI DESA TATUNG KECAMATAN BALONG

KABUPATEN PONOROGO

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

NOVITALIA EKA P.

NIM : 201503032

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

iii

Page 4: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

iv

Page 5: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT yang

Maha Agung, karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan lancar. Tanpa suatu perjuangan dan ridho Allah SWT

mungkin skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

saya, skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibu saya yang selalu memberi semangat dan doa-doa yang tak

pernah putus serta yang tidak pernah lelah mendidik saya untuk mencari

ilmu, belajar, ibadah dan berdoa agar saya menjadi orang yang sukses.

2. Adikku tercinta Safitri Dwi Erviana terimakasih untuk support dan

doanya.

3. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing yang

senantiasa sabar dalam memberikan bimibingan agar skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing

yang senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

5. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM selaku dosen penguji yang telah sabar

menghadapi saya ketika ujian dan membimbing saya agar skripsi ini dapat

selesai tepat waktu.

6. Semua mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Program Studi

Kesehatan Masyarakat Angkatan 2015 senasib, seperjuangan, terimakasih

atas solidaritas yang luar biasa, bersama-sama saling bahu-membahu dan

membantu demi terselesaikan skripsi ini.

7. Untuk semua teman dekat, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

terima kasih untuk segala support, motivasi, dan yang telah meluangkan

waktunya unutk membantu sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

vi

Page 7: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Novitalia Eka Permatasari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 20 November 1996

Agama : Islam

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. TK Bakti Ponorogo 2004-2005

2. SD Ma’arif Ponorogo 2005-2010

3. SMP Ma’arif 1 Ponorogo Tahun 2011-2013

4. SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika

Ponorogo Tahun 2013-2015

5. Stikes Bhakti Usada Mulia Madiun Tahun

2015-2019

Page 8: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga Skripsi Penelitian yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang Behubungan Dengan Penanganan Sampah Rumah Tangga

Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo” dapat terselesaikan

dengan baik. Penulisan Skripsi Penelitian ini telah banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu dengan kerendahan hati penulus mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Nur Hidayatulloh, S.KM, yang telah memberikan saya izin untuk

melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Balong.

2. Bapak Zaenal Abidin S.KM., M.Kes. (Epid) selaku Ketua Sekolah Tinggi

Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun beserta dosen pembimbing I,

yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing saya dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Program

Studi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Kesehatan Bhakti Husada

Mulia Madiun beserta dosen pembimbing II, yang telah meluangkan

banyak waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Riska Ratnawati., S.KM., M.Kes, selaku penguji utama yang

senantiasa mendampingi dan membantu dalam kelancaran sidang skripsi.

5. Seluruh masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Balong Kabupaten

Ponorogo yang telah bersedia menjadi responden dan membantu saya

dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

6. Seluruh anggota keluarga saya yang telah memberikan doa dan semangat

yang tiada henti, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh teman-teman yang sudah bersedia membantu dalam penelitian

skripsi ini.

Page 9: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

ix

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi penelitian ini masih

jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi penulis untuk dijadikan pedoman pelaksanaan penelitian.

Madiun, 24 Agustus 2019

Novitalia Eka P

NIM.201503032

Page 10: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

x

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

ABSTRAK

Novitalia Eka P.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA TATUNG

KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

106 Halaman + 18 tabel + 4 gambar + 10 lampiran

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak yang

buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Di desa tatung berjumlah 146 responden,

sebagian besar dari meraka tidak melakukan penanganan sampah rumah tangga

dengan baik. Dari permasalahan yang ditemukan, masyarakat perlu menambah

pengetahuan serta sikap dalam penanganan sampahrumah tangga. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

penanganan sampah rumah tangga di desa tatung kecamatan balong kabupaten

ponorogo

Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional.

Populasi penelitian ini adalah rumah penduduk yang berada di Desa Tatung

Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo yaitu sejumlah 230 rumah dan besar

sampelnya sejumlah 146 rumah. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple

Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi.

Analisis data yang digunakann adalah analisa univariat dan bivar`iat

menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan p=

0,000; RP (95% CI)= 6,145 (3,000-12,591), sikap p=0,000; RP (95% CI)= 6,136

(2,995-12,574), dengan perilaku penanganan sampah rumah tangga

Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap positif masyarakat dalam

memperhatikan kondisi perilaku penanganan sampah rumah tangga diperlukan

dukungan dari kepala desa

Kata Kunci : pengetahuan, sikap, perilaku penanganan sampah

Kepustakaan : 23 (2007-2017)

Page 11: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

xi

PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

ABSTRACT

Novitalia Eka P.

FACTORS RELATED TO THE HANDLING OF HOUSEHOLD WASTE IN

THE VILLAGE OF TATUNG BALONG DISTRICT PONOROGO DISTRICT

106 pages + 18 tables + 4 images + 10 attachments

The poorly managed garbage will bring a bad impact to the health and the

environment. In the village of Tatung amounted to 146 respondents, most of the

Meraka did not do the handling of household waste well. From the problems

found, the community needs to increase the knowledge and attitude of household

handling. The purpose of this research to know the factors related to the handling

of household waste in the village Tatung Balong Sub District Ponorogo.

This research used analytical survey with cross sectional approach.The

population of this research was a resident home in Tatung village of Balong

District of Ponorogo, a number of 230 houses and a large sample of 146 houses.

The sampling technique used was Simple Random Sampling. Data collection

using questionnaires and observations. The analysis of data used was univariate

and Bivar'iat analysis using Chi Square test.

The results showed that there was a relationship between knowledge p =

0.000; RP (95% CI) = 6.145 (3,000-12,591), attitude p = 0,000; RP (95% CI) =

6.136 (2,995-12,574), with household waste handling behaviour.

To improve the knowledge, the positive attitude of the Community in regard

to the condition of domestic waste handling behavior was required support from

village head.

Keywords: knowledge, attitudes, waste handling behavior

Literatur : 23 (2007-2017)

Page 12: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam .................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Persembahan ...................................................................................................... v

Halaman Pernyataan ........................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ vii

Kata Pengantar ................................................................................................... viii

Abstrak ................................................................................................................ x

Abstract ............................................................................................................... xi

Daftar Isi ............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv

Daftar Gambar .................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................................. xvi

Daftar Singkatan ................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

1.5 Keaslian Penelitian ...................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sampah ........................................................................... 10

2.1.1 Definisi Sampah .............................................................. 10

2.1.2 Jenis Sampah ................................................................... 11

2.1.3 Sumber-sumber Sampah .................................................. 12

2.2 Penanganan Sampah .................................................................... 14

2.2.1 Definisi Penanganan Sampah .......................................... 14

2.2.2 Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah ........................ 14

2.2.3 Penimbunan Sampah ....................................................... 15

2.2.4 Tahap Pengolahan ............................................................ 15

2.2.5 Cara-cara Pengelolaan Sampah ....................................... 16

2.2.6 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan........................... 18

2.2.7 Hubungan Sampah dengan Manusia dan Lingkungan .... 19

2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan Penanganan Sampah

Rumah Tangga ............................................................................. 20

2.3.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) .................... 21

2.3.2 Faktor pemungkin (Enabling Factors) ............................ 25

2.3.3 Faktor Pendorong atau Penguat(Reinforcing Factors) .... 26

2.4 Kerangka Teori ........................................................................... 27

Page 13: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

xiii

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 28

3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 29

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 31

4.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 31

4.2.1 Populasi ........................................................................... 31

4.2.2 Sampel ............................................................................. 31

4.3 Tekning Sampling ....................................................................... 32

4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 34

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............... 35

4.5.1 Variabel Penelitian........................................................... 35

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 35

4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 38

4.6.1 Pengukuran Validitas ....................................................... 38

4.6.2 Pengukuran Reliabilitas ................................................... 38

4.6.3 Uji Reliabilitas ................................................................. 42

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 43

4.7.1 Lokasi Penelitian ............................................................ 43

4.7.2 Waktu Penelitian .............................................................. 43

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 43

4.9 Teknik Pengolahan Data .............................................................. 44

4.10 Teknik Analisis Data ................................................................... 46

4.10.1 Analisa Univariat ............................................................. 46

4.10.2 Analisa Bivariat ............................................................... 46

4.11 Etika Penelitian ............................................................................ 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran umum Lokasi Penelitian ............................................ 51

5.1.1 Desa Tatung ..................................................................... 51

5.1.2 Kondisi Sanitasi Desa Tatung .......................................... 52

5.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 52

5.2.1 Data Umum ...................................................................... 52

5.2.2 Hasil Analisis Univariat ................................................... 54

5.2.3 Hasil Analisis Bivariat ..................................................... 55

5.3 Pembahasan ................................................................................. 57

5.4 Keterbatasan Masalah .................................................................. 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 65

6.2 Saran ............................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67

LAMPIRAN ........................................................................................................ 69

Page 14: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 8

Tabel 4.1 Definis Operasional Variabel ........................................................... 36

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan ........................................ 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap ................................................... 40

Tabel 4.4 Nilai Alpha Cronbach’s .................................................................... 42

Tabel 4.5 Data Reliabilitas Variabel Pengetahuan Responden ........................ 42

Tabel 4.6 Data Reliabilitas Variabel Sikap Responden ................................... 42

Tabel 4.7 Waktu Pelaksanaan Penelitian di Desa Tatung Kecamatan

Balong Kabupaten Ponorogo Tahun 2019. ...................................... 43

Tabel 4.8 Coding Variabel Peneltian ............................................................... 45

Tabel 5.1 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Jenis Kelamin Di

Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong ....................... 53

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Desa

Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong ................................ 53

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Di Desa Tatumg Kecamatan Balong Kabupaten

Balong .............................................................................................. 53

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten

Ponorogo .......................................................................................... 54

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di

Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ................... 54

Tabel 5.6 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Sikap Di Desa

Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ............................ 55

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan perilaku penanganan sampah

Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo .............. 55

Tabel 5.8 Crostab Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

Penanganan Sampah ......................................................................... 56

Tabel 5.9 Crostab Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Penanganan

Sampah ............................................................................................. 57

Page 15: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 27

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 28

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 34

Gambar 5.1 Peta Desa Balaong ....................................................................... 51

Page 16: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ............................................. 69

Lampiran 2 Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas ........................ 70

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian .................................................................... 71

Lampiran 4 Lembar Persetujuan (Inform Consent) ........................................ 72

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian .................................................................... 73

Lampiran 6 Input Data Entry .......................................................................... 77

Lampiran 7 Hasil Penelitian Output SPSS ...................................................... 81

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 85

Lampiran 9 Kartu Bimbingan ......................................................................... 86

Lampiran 10 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi ........................................ 87

Page 17: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

xvii

DAFTAR SINGKATAN

TPA : Tempat Pembuangan Akhir

TPS : Tempat Pembuangan Sementara

KK : Kartu Keluarga

3P : Pengumpulan, Pengangkutan, Pembuangan

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SD : Sekolah Dasar

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir

PNS : Pegawai Negeri Swasta

Dinkes : Dinas Kesehatan

SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

RP : Ratio Prevalence

Page 18: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu sisa kegiatan sehari-hari manusia dan

atau dari proses alam yang berbentuk padat (Suyoto, 2008). Laju produksi

sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan

penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi

masyarakat. Di sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan

masyarakat maupun pemerintah daerah belum optimal. Sampah yang tidak

dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan

masyarakat sekitarnya.

Dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat ditetapkan

enam program Pembangunan Kesehatan, salah satunya Program

Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat yang

bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat yang

mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi kebutuhan

dasar untuk hidup sehat, dan memungkinkan interaksi sosial serta

melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan

(Indonesia Sehat, 2012).

Sampah erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat, karena dari

sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit

(bakteri patoghen), dan juga binatang serangga sebagai

pemindah/penyebar penyakit (vektor) (Notoatmodjo, 2011). Menurut UU

Page 19: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

2

No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah bahwa sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat

apabila sampah tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak yang

buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Di satu sisi sampah merupakan

bahan-bahan yang tidak bernilai ekonomis, namun disisi lain adapihak

yang menganggap bahwa sampah sebagai barang berguna untuk di jual ke

pengempul.

Berdasarkan pada data dari Kementerian Lingkungan Hidup (2012)

dalam kajian timbunan dan komposisi sampah perkotaan (2015), volume

sampah di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 200.000 ton/hari, dan

mengalami trend naik secara signifikan yakni pada tahun 2012 volume

sampah di Indonesia menjadi 490.000 ton/hari atau 178.850.000 ton dalam

satu tahun. Produksi sampah di Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun

2017, sampah pada tahun 2015 sebanyak 18% atau 13,5 juta/tahun,

sampah pada tahun 2016 sebanyak 30% atau 30 juta/ton, samapah pada

tahun 2017 sebanyak 45% atau 34 juta/ton (sistem informasi pengelolaan

sampah Nasional, 2017).

Sumber sampah yang dihasilkan di Indonesia pada sampah rumah

tangga 48%, pasar tradisional 24%, kawasan komersial 9%, sekolah 4%,

kantor 6%, jalan 7,5%, dan lain-lainya 1,5% (Data Nasional KLH,2018).

Komponen sampah yang berada di Indonesia jenis sampah organic 60%,

plastik 15%, kertas 10%, logam 4,5%, karet 5,5%, kain 3,5%, kaca 1,7%,

dan lain-lainya 2,4% (Data Nasional KLH, 2018). Pengelolahan sampah

Page 20: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

3

pada jumlah sampah ditimbun TPA 66,69%, sampah yang tidak dikelola

19,62%, sampah terolah untuk composting 7,02%, sampah terolah bank

sampah 2,39%, sampah terolah bahan bakar 2,17%, sampah terolah daur

ulang bahan baku 0,79%, sampah terolah daur ulang produksi kreatif

0,56%, sampah terolah biogas 0,19%, dan sampah terolah lainya 0,88%

dalam presentase pengolahan sampah masih banyak sampah yang

ditimbun tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut lagi (Data Nasional

Adipura KLHK, 2017).

Pulau jawa adalah terkecil diantara lima pulau besar di Indonesia

tetapi menghasilkan sampah paling banyak jumlahnya sangat signifikan,

bahkan hampir mencapai 23,2 juta ton per tahun. Ini berkolerasi dengan

kepadatan penduduk di pulau jawa. Besarnya timbunan sampah yang

berada di jawa timur sebesar 17.594.897,2 kg/hari atau 6.6349.148.908

ton/tahun dengan asumsi komposisi sampah organik 65% dan plastik 19%.

Timbunan sampah yang di hasilkan dari sumber bergerak (terminal,

bandara, stasiun, dan pelabuan) sebesar 63.230 m3/hari, sedangkan

timbunan sampah yang dihasilkan dari sumber tidak bergerak (pariwisata)

sebesar 16.42 m3/hari. informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup

Provinsi Jawa Timur, 2016).

Kabupaten Ponorogo merupakan Kota/Kabupaten dengan kategori

kota kecil di bagian barat Provinsi Jawa Timur berbatasan langsung

dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Ponorogo terdiri dari 21

Kecamatan dengan luas wilayah 1.371,78 km2. Di Kabupaten Ponorogo

Page 21: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

4

terdapat satu TPA yaitu TPA Merican berdasarkan data dari TPA Mrican

jumlah timbunan sampah yang diangkut ke TPA pada tahun 2016

sebanyak 457.93 m3/hari, sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 4.34.41

m3/hari, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 435.49 m

3/hari dan akan

terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Dampak dari

timbunan sampah sendiri mengakibatkan pencemaran udara, air dari

timbunan sampah itu dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air

tanah. Penangan sampah yang tidak dilakukan dengan maksimal

menimbulkan penyakit diare yang disebabkan oleh lalat, lalat merupakan

mahluk yang beperan dalam penyebaran kejadian diare, bertindak sebagai

agent dan vektor mekanis yang bertindak sebagai alat pemindah pasif

dengan pengertian bahwa kuman-kuman pathogen tidak mengalami

perubahan apapuun. Kebiasaan lalat untuk menempatkan telurnya pada

tempat yang banyak mengandung zat-zat organik, seperti tempat sampah.

Berdasrkan hasil pengamatan, masyarakat Desa Tatung tidak terdapat

TPS (Tempat Penampungan Sementara) atau fasilitas persampahan untuk

diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Keberadaan sungai di

Desa Tatung mengakibatkan masyarakat cenderung melakukan

pembuangan sampah kesungai hal ini menyebabkan Air sungai menjadi

tercemar dan menyebabkan banjir bila musim hujan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penanganan sampah rumah tangga di desa tatung

diantaranya karena faktor pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat

setempat. Di desa tatung mayoritas masyarakat setempat memiliki

Page 22: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

5

pekerjaan sebagai petani, sikap dan perilaku masih kurang memperhatikan

dan memahami tentang penanganan sampah rumah tangga, hal ini di

keberadaan lahan kosong masyarakat cenderung melakukan pemebakaran

sampah, masyarakat belum menyadari bahwa jenis sampah saat ini

berbeda dengan sampah jaman dulu. Jenis-jenis sampah saat ini cenderung

didominasi oleh sampah sintetis kimia seperti plastik, karet, styrofoam,

logam, kaca dll. Apabila sampah tersebut dibakar maka akan

mengeluarkan gas-gas beracun yang dapat membahayakan kesehatan

masyarakat yang menghirupnya dan memper buruk kualitas lingkungan

udara.

Dari hal tersebut diatas terdapat suatu aspek yang menarik untuk

dikaji yaitu tentang Faktor apakah yang berhubungan dengan penangan

sampah rumah tangga, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Perilaku Penanganan Sampah Rumah Tangga Di Desa Tatung

Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas permasalahan yang peneliti ambil adalah

Faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan sampah rumah

tangga di Desa Tatung, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

Page 23: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

penanganan sampah rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan Balong,

Kabupaten Ponorogo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat di Desa Tatung,

Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

2. Mengidentifikasi sikap masyarakat di Desa Tatung, Kecamatan

Balong, Kabupaten Ponorogo.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan masyaarakat terhadap perilaku

penanganan sampah rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan

Balong, Kabupaten Ponorogo.

4. Menganalisis hubungan sikap masyrakat terhadap perilaku

penanganan sampah rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan

Balong, Kabupaten Ponorogo.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

penerapan ilmu selama duduk di bangku kuliah serta dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan bidang kesehatan lingkungan terutama

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan sampah

rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

Page 24: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

7

1.4.2 Bagi Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan kajian bagi masyarakat khususnya penangan sampah rumah tangga,

sehingga sampah dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

1.4.3 Bagi Penelitian

Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung

dilapangan. Dapat dijadikan sarana umtuk menerapkan pengetahuan yang

diperoleh selama bangku kuliah dan menambah pengalaman penelitian

dalam melakukan penelitian.

Page 25: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

8

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Penelitian yang Relevan

No Perbedaan Peneliti Sebelumnya Peneliti

Fitrul Kamal Agus Hadiyarto Asri Yeni

1. Judul Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Dan Sikap

Ibu Rumah Tangga

Tentang Pengolahan

Sampah Dengan Perilaku

Pembuangan Sampah

Pada Masyarakat Sekitar

Sungai Beringin

Pengelohan Sampah

Rumah Tangga Di

Kecamatan Daha

Selatan

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penanganan

Sampah Rumah Tangga

Faktor-Faktor Yang

Berhubungan dengan

Perilaku Penanganan

Sampah Rumah Tangga

2. Tahun 2013 2009 2013 2019

3. Tempat Rw 07 kelurahan

wonosari kecamatan

ngliyan kota semarang

Kecamatan Daha

Selatan Kabupaten Hulu

Sungai Selatan Propinsi

Kalimatan Selatan

Desa gampong darat

kecamatan johan pahlawan

aceh barat

Di Desa Tatung

Kecamatan Balong

Kabupaten Ponorogo

4. Variabel Variabel Bebas:

- Tingkat

pengetahuan

- sikap

Variabel Terikat:

Perilaku ibu rumah tangga

dalam pembuangan

sampah

Variabel Bebas :

- Pendidikan

- Pendapatan keluarga

- Pengetahuan

- Kesedian membayar

perda persampahan

Variabel Terikat :

Cara pengolahan

sampah rumah tangga

Variabel Bebas:

- Pengatuan

- Sikap

- Tindakan

Variabel Terikat :

Penangan sampah rumah

tangga

Variable Bebas :

- Pengetahuan

- Sikap

- perilaku

Variabel Terikat :

Penanganan sampah rumah

tangga

Page 26: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

9

No Perbedaan Peneliti Sebelumnya Peneliti

Fitrul Kamal Agus Hadiyarto Asri Yeni

5 Rancangan

Penelitian

Analitk observasional,

pendekatan cross

sectional

Analitik observasional Kuantitatif desain analitik

korelatif, cross sectional

6 Hasil - Tidak ada

hubungan dengan

perilaku

pembuangan

sampah

- Sikap

berhubungan

dengan perilaku

pembuangan

sampah.

- Tidak ada hubungan

pendidikan dengan

pengolahan sampah

rumah tangga

- Tidak ada hubungan

pendapatan dengan

pengolahan sampah

rumah tangga

- Tidak ada hubungan

pengetahuan tentang

perda persampahan

dengan pengolahan

sampah rumah

tangga

- Tidak ada hubungan

kesedian membayar

retribusi sampah

dengan pengolahan

sampah rumah

tangga.

- Ada hubungan

pengetahuan dengan

penanganan sampah

rumah tangga.

- Ada hubungan sikap

dengan penangan

sampah rumah tangga.

- Ada hubungan tindakan

dengan penanganan

sampah tumah tangga.

Page 27: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

10

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sampah

2.1.1 Definisi Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan

lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan

masyarakat Amerika membuat batasaan, sampah (waste) adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang

dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan

sendirinya. (Notoatmojo, S 2011)

Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil sesuatu kegiatan

manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua

benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya:

benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat gunung

meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut, dan

sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip

sebagai berikut: (Notoatmojo, S 2011)

1. Adanya sesuatu benda atau benda padat.

2. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia.

3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.

Sampah adalah bagian dari suatu yang tidak dipakai, tidak disenangi

atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang

Page 28: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

11

dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis

(karena human waste tidak termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat

padat (Azrul Aswar, 1981:53).

2.1.2 Jenis Sampah

Menurut Notoatmojo (2011), sampah padat dibagi menjadi berbagai

jenis yaitu :

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dapat

dibagi menjadi berbagai jenis, yakni :

a. Sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat

membusuk, misalnya: logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan

sebagainya.

b. Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat

membusuk, misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-

buahan, dan sebagainya.

2. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet,, kayu,

plastik, kain bekas, dan sebagainya.

b. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng

bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.

3. Berdasarkan karakteristik sampah

a. Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan

makanan, yang umumnya mudah membusuk, dan berasal dari

rumah tangga, restroran, hotel, dan sebagainya.

Page 29: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

12

b. Rubbish, yaitu sampah yang berasal dari perkotaan, perdagangan

baik yang mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastik, dan

sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar, seperti

kalengbekas klip, pecahan kaca, gelas dan sebagainya.

c. Ashes (abu), yaiu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah

terbakar, termasuk abu rokok.

d. Sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah yang berasal dari

pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam

sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu,

dan sebagainya.

e. Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau

pabrik-pabrik.

f. Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang

mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.

g. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle), adalah bangkai mobil,

sepedah, sepedah montor, dan sebagainya.

h. Sampah pembangunan (construction wastes), yaitu sampah dari

proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa

puing-puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bamboo, dan

sebagainya.

2.1.3 Sumber-sumber Sampah

Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa

sumber berikut.

Page 30: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

13

1. Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau

beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama

yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasikan

biasanya sisa makanan dan bahan sisa prses pengolahan makanan atau

sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah

sisa tumbuhan.

2. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang

berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat semacam

itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu,

sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus dan terkadang sampah

berbahaya.

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksut di sini, antara lain,tempat

hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan

kesehatan (rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung

pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain.

Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dansampah

kering.

4. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian

seperti kebun, ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa

Page 31: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

14

bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah

pertanian,pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

2.2 Penanganan Sampah

2.2.1 Definisi Penanganan Sampah

Penanganan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan

pengendalian terhadap penimbunan, penyimpanan sementara,

pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan, pemrosesan dan

pembuangan dengan suatu cara yang, sesuai dengan prinsip terbaik dari

kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konvensasi, estetika

pertimbangan-pertimbangan lingkungan yang lain dan juga sikap

masyarakat (Juli Soemirat Slamet, 2002:154).

2.2.2 Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah

Konsep pengelolaan sampah di Indonesia yang masih banyak

dilakukan sampai dengan saat ini adalah baru pada tahap pengumpulan,

pengangkutan dan pembuangan akhir (3P). sedangkan penanganan sampah

melalui peneglolahan masih belum popular. Bila konsep pengelolaan

dengan 3P masih dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Maka akan

memperkuat tugas pemerintah daerah karena penambahan sarana dan

prasarana pengelolaan sampah tidak secepat pertambangan jumlah

timbulan sampah yang harus ditangani. Tehnik pengelolaan sampah dapat

dimuali dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir

sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah baik dari segi

kuantitas maupun kualitas denga cara:

Page 32: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

15

1. Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat

menjadi sampah.

2. Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah,

misalnya pembungkus plastik diganti dengan pembungkus kertas.

Semua usaha ini memerlukan kesadaran dan peran serta masyarakat.

Selanjutnya, pengelolaaan ditunjukan pada pengumpulan sampah

mulai dari produsen sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

dengan membuat tempat pembuangan sampah sederhana (TPS),

tranportasi yang sesuai lingkungan, dan pengelolaan pada TPA.

Sebelum dimusnahkan sampah dapat juga diolah dulu baik untuk

memperkecil valume, untuk daur ulang atau dimanfaatkan kembali.

Pengolahan dapat dangan sederhana seperti pemilihan, sampai pada

pembakaran atau Insenerasi (Slamet, 2000).

2.2.3 Penimbunan Sampah

Pada dasarnya sampah itu tidak diprodduksi, tetapi ditimbulkan oleh

karena itu dalam enentukan metode penanganan yang tepat, penentuan

besarnya timbunan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis

kegiatannya (Kuncoro Sejati, 2009)

2.2.4 Tahap pengolahan

Sampah dapat diolah tergantung pada jenis dan komposisinya.

Berbagai alternatif yang bersedia dalam proses dalam proses pengolahan

sampah diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 33: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

16

1. Transformasi fisik, meliputi pemisahan sampah dan pemadatan yang

bertujuan untuk mempermudah penyimpannan dan pengakutan.

2. Pembakaran, merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat

mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat

berkurang hingga 90-95%

3. Pebuatan kompos, yaitu mengubah sampah melalui proses

mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan. Output

dari proses ini adalah kompos dan biogas.

2.2.5 Cara-cara Pengelolaan Sampah

1. Hog Feeding

Yaitu cara pengelolaan dengan sengaja mengorganisir sampah jenis

garbage untuk makanan ternak

2. Insenaration (pembakaran)

Yaitu dengan pembuangan sampah di TPA, kemudian dibakar.

Pembakaran sampah dilakukan ditempat tertutup dengan mesin dan

peralatan khusus yang dirancang untuk pembakaran sampah. Sistem

ini memerlukan biaya besar untuk pembangunan, operasional dan

pemeliharaan mesin dan peralatan lain.

3. Sanitary Landfill

Yaitu pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan

tanah yang dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga tidak

menjadi tempat binatang bersarang. Cara ini tentu amat bermanfaat

Page 34: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

17

jika sekaligus bertujuan untuk meninggikan tanah yang rendah seperti

rawa-rawa.

4. Composting (pengomposan)

Merupakan pemanfaatan sampah organik menjadi bahan kompos.

Untuk tujuan pengomposan sampah harus dipilah-pilah sehingga

sampah organik dan anorganik terpisah.

5. Discharge To Seweres

Disini sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang

kedalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada

rumah tangga atau dikelola secara terpusat dikota-kota. Cara ini

membutuhkan biaya yang besar serta tidak mungkin dilakukan jika

sistem pembuangan air kotor baik.

6. Dumping (penumpukan)

Yaitu pembuangan sampah dengan pemnumpukan diatas tanah

terbuka. Dengan cara ini TPA memerlukan tanah yang luas dan

sampah ditumpuk begitu saja tanpa adanya perlakukan. Sistem

Dumping memang dapat menekan biaya, tetapi sudah jarang

dilakukan karena masyarakat sekitar sangat terganggu. Cara ini

berpengaruh buruk terhadap lingkungan, berupa udara serta dapat

menimbulkan bahaya kebakaran.

7. Recycling

Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan

hasilnya dimanfaatkan misalnya kaleng, kaca dan sebagainya. Cara ini

Page 35: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

18

berbahaya untuk kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi

kebersihan.

8. Reduction

Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan

hasilnya dimanfaatkan misalnya garbage reduction yang dapat

menghasilkan lemak. Hanya saja biayanya sangat mahal tidak

sebanding dengan hasilnya (Azwar,2002).

2.2.6 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dikelompokkan menjadi efek

yang langsung dan tidak langsung. Efek Langsung adalah efek yang

disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut.

Misalnya, sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang

karsinogenik, teratogenik dan sampah yang mengandung kuman patogen

sehingga dapat menimbulkan penyakit, sedangkan Efek Tidak Langsung

adalah efek yang dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,

pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya

terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik

apabila oksigen telah habis (Juli Soemirat Slamet, 2002:155).

Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang

berkembang biak di dalam sampah. Sampah apabila ditimbun

sembarangan dapat dipakai sarang lalat tan tikus. Lalat merupakan vektor

berbagai penyakit perut dan tikus dapat menisak harta benda masyarakat

dan sering membawa pinjal yang menyebabkan penyakit pest (Juli

Page 36: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

19

Soemirat Slamet, 2002:155). Sampah juga dapat menyebabkan penyakit

bawaan yang sangat luas dan berupa penyakit menular, tidak menular,

dapat berupa akibat kebakaran, keracunan dan lainnya

2.2.7 Hubungan Sampah Dengan Manusia dan Lingkungan.

Sampah berhubungan erat dengan manusia dan lingkungan karena

dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negative terhadap

manusia dan lingkungan, baik atau buruknya dampak tersebut tergantung

kepada kita bagaimana mengelolanya. Pengelolaan sampah yang baik akan

memberikan dampak menguntungkan dan pengelolaan sampah yang

kurang baik akan memberikan dampak yang merugikan. Untuk

mengetahui dampak tersebut lebih jelas dapat dilihat seperti:

1. Dampak terhadap manusia

a. Dampak menguntungkan

1) Dapat digunakan sebagai makanan ternak

2) Dapat berperan sebagai sumber energy

3) Benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk

dimanfaatkan

b. Dampak merugikan

1) Dapat berperan sebagai sumber penyakit

2) Dapat menimbulkan bahaya kebakaran

2. Dampak terhadap lingkungan

a. Dampak menguntungkan

1) Dapat dipakai sebagai penyubur tanah

Page 37: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

20

2) Dapat dipakai sebagai penimbunan tanah

3) Dapat memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur

ulang

b. Dampak merugikan

1) Dapat menimbulkan bau yang tidak enak

2) Dapat menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air

3) Dapat menimbulkan banjir

2.3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Penanganan Sampah Rumah

Tangga

Terdapat berbagai alasan yang berhubungan dengan penanganan

sampah rumah tangga yang sering di jumpai di lingkungan masyarakat

kita.

Dari faktor-faktor dibawah ini yang akan dijelaskan tentang 3 (tiga)

variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan,

Sikap Masyarakat, Perilaku Masyarakat, berdasarkan teori Lawrence

Green, lebih lanjut model preced (Policy, Regulatory, Organitational

Construct in Educational and Enviromental) yang merupakan arahan

dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan kesehatan

lingkungan, hal ini diuraikan bahwa perilaku ditentukan atau dibentuk oleh

3 faktor yang dihubungan berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan

dengan penanganan sampah rumah tangga, yakni (Notoatmodjo, 2011).

Page 38: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

21

2.3.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factors).

Faktor ini mencakup pengetahuan, sikap masyarakat,, perilaku

masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai

yang di anut masyarakat. Faktor ini meliputi :

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tau, dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indera

penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, dan raba

(Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan masyarakat akan penanganan sampah rumah

tangga karena pengetahuan mempunyai efek terhadap perubahan

perilaku penduduk. Terbentuknya perilaku baru pada seseorang

dimulai dari seseorang tahu terlebih dahulu terhadap objek yang

berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan

respon batin dalam bentuk sikap seseorang terhadap objek yang

diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah

diketahui dan disadari sepenuhnya teersebut akan menimbulkan

respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan terhadap sehubungan

dengan stimulus atau objek tadi.

Page 39: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

22

b. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengukuran

pengetahuan dapat dikategorikan menjadi:

1) Baik, apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76-

100% dari semua pertanyaan.

2) Cukup, apabila subjek mampu menjawab dengan benar 60-

75% dari semua pertanyaan.

3) Buruk, apabila subjek mampu menjawab pertanyaan benar <

60% dari semua pertanyaan.

c. Tingkatan Pengetahuan

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Untuk mengukur bahwa sesorang tahu tentang

apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

Page 40: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

23

2) Memahami (Comperehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutksn contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah

dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materiyang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai

aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,

memisahkan, daan kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja seperti: menggambarkan

membedakan, dan mengelompokkan.

Page 41: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

24

5) Sintesa (Synthesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk melakukan atau

menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesa adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-

informasi yang ada, misalnya: dapat menyusun, dapat

menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan

terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada

(Notoatmodjo, 2012).

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak

dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi yang terbuka atau

Page 42: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

25

tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek (Notoatmodjo, 2012).

Dalam mengukur sikap dapat dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukann

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau

objek yang bersangkutan. Sikap juga dapat diukur dari pertanyaan-

pertanyaan tidak langsung.

2.3.2 Faktor Pemungkin (enabling factors)

1. Umur

Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup:

a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.

b. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi terhadap perilaku

seseorang dalam melakukan pengelolaan sampah. Dalam teori

Lawrence Green juga dikatakan bahwa pendidikan kesehatan

mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan

perilaku sehingga menimbulkan perilaku positif dari ibu rumah

Page 43: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

26

tangga. Karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan

sadar akan bahaya sampah terhadap lingkungan, terutama bahaya

pencemaran terhadap kesehatan manusia.

3. Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi seseorang dapat mempengaruhi perilaku

seseorang, hal ini disebabkan seseorang dengan tingkat sosial

ekonomi yang tinggi pasti mampu untuk memenuhi semua kebutuhan

hidupnya termasuk untuk melakukan pengelolaan sampah.

4. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut

non biologis, yaitu dari aspek sosial,, budaya, maupun psikologis (Siti

Mutmainah, 2006)

5. Ketersediaan Fasilitas

Ketersediaan fasilitas-fasilitas berpengaruh terhadap perilaku

seseorang atau kelompok masyarakat. Pengaruh ketersediaan fasilitas

pengelolaan sampah terhadap perilaku pembuangan sampah dapat

bersifat positif maupun negatif.

2.3.3 Faktor Pendorong atau Penguat (reinforcing factors).

1. Petugas kebersihan

Petugas keberssihan adalah suatu sector yang memperhatikan

lingkungan tempat umum maupun lingkungan setiap kota yang

dilakukan (Depkes RI 2009). Jika tugas dan tanggung jawabnya

Page 44: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

27

dilakukan dengan baik, maka akan tercapai tingkat kebersihannya,

dengan mengukur tingkat derajat kesehatan masyarakat.

2.4 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Teori Lawrence Green

Faktor

Predisposisi

Faktor Pemungkin

(Enabling)

Faktor Pendorong

(Reinforcing)

Pengetahun

Sikap

Umur

Pendidikan

Sosial ekonomi

Petugas

kebersihan

Perilaku

Penanganan

samapah rumah

tangga

Jenis kelamin

Ketersedian

Fasilitas

Page 45: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

28

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep disajikan dalam bentuk bagan yang berisi suatu

rangkaian konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling

berhubungan yang menyajikan pandangan sistemastis tentang suatu

fenomena dengan mencirikan hubungan antara variabel-variabel dengan

tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut.

Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin

diamati dan di ukur melalui penelitian. Kerangka konsep terdiri dari variabel

bebas dan variabel terikat. Kerangka konsep dari peneliti ini yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang Berhubugan Dengan Perilaku Penanganan Sampah

Rumah Tangga Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo”

sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Perilaku Penanganan

Sampah Rumah

Tangga

Variabel Bebas

(independent variabel)

Variabel terikat

(dependent variabel)

Pengetahuan penangan

sampah rumah tangga

Sikap penanganan sampah

rumah tangga

Page 46: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

29

Pada gambar 3.1 dijelaskan bahwa variabel bebas yang akan di teliti

meliputi tiga diantaranya yaitu, Pengetahuan, sikap. Sedangkan variabel

terikat yaitu Perilaku penanganan sampah rumah tangga.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lain

(Rosjidi, 2013). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis

menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis

adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena yang kompleks, oleh

karena itu hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian

(Nasir,2011).

Ditinjau dari operasi rumusannya, ada dua jenis hipotesis yaitu:

1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini dituliskan dengan “H0”

adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau

meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.

2. Hipotesis Ha, hipotesis ini ditulis dengan “Ha”. Hipotesis ini digunakan

untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Hipotesis ini

menyatakaannya adanya hubungan antar variabel.

Page 47: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

30

Dari penjelasannya diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penanganan

sampah rumah tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong

Kabupaten Ponorogo.

2. Ha : Ada hubungan antara sikap dengan perilaku penanganan sampah

rumah tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten

Ponorogo.

Page 48: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan model atau metode digunakan untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian. Desain penelitian ditentukan berdasarkan tujuan dan hipotesis

penelitian (Dharma, 2011). Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross

sectional yaitu jenis penelitian yang dilakukan yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya

satu kali pada satu saat (Sugiyono, 2013).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010). Populasi

dalam penelitian ini adalah mencakup semua rumah tangga yang ada di

Desa Tatung dengan rumah tangga sebanyak 230 rumah.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, artinya tidak akan ada sampel

jika tidak ada populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

rumah penduduk yang berada di Desa Tatung.

Page 49: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

32

Untuk mengetahui besar sampel dalam penelitian ini maka peneliti

menggunakan rumus Slovin. Berikut rumus sampel yang digunakan:

n =𝑁

1 + 𝑁𝑒²

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = tingkat signifikasi (0,05)

maka :

n =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

= 230

1+230.0,05²

= 230

1+0,57

= 230

1,57

= 146

4.3 Tekning Sampling

Teknik sampling adalah cara atau teknik-teknik tertentu dalam

mengambil sampel penelitian sehingga sampel tersebut sedapat mungkin

mewakili populasinya (Notoatmodjo S., 2012). Pada penelitian ini teknik

sampling yang digunakan adalah Simple random sampling, yaitu

pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogen, sebagai contoh bila populasi homogen kemudian

Page 50: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

33

sampel diambil secara acak, maka akan didapatkan sampel yang

representative. Simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu (Sugiyono, 2009).

Cara merandom untuk menetukan sampel yaitu sebagai berikut:

1. Mendaftar semua anggota populasi

2. Kemudian masing – masing anggota populasi diberi nomor di sebuah

kertas kecil

3. Kertas – kertas kecil yang sudah diberi nomor kemudian digulung

4. Kertas yang sudah digulung dimasukkan kedalam suatu wadah (kotak

atau kaleng) yang dapat digunakan untuk mengundi sehingga tersusun

secara acak

5. Kemudian peneliti mengundi kertas yang sudah digulung satu persatu

di keluarkan dari wadah

6. Kemudian peneliti mencatat angka dari kertas yang satu persatu keluar

kemudian di kembalikan lagi kedalam wadah untuk diundi kembali,

dan seterusnya sampai memenuhi jumlah responden yang dibutuhkan.

Page 51: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

34

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja adalah suatu struktur konsepsual dasar yang

digunakan untuk memecahkan atau menangani suatu masalah kompleks.

Adapun kerangka kerja pada penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

Ibu Rumah Tangga yang berada di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten

Ponorogo yaitu sejumlah 230 rumah

Sampel

Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin didapat besar sampel sejumlah 146 rumah

penduduk yang mencakup Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Teknik Sampling

Simple Random Sampling

Desain Penelitian

Jenis penelitian metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional

Pengumpulan Data

Kuesioner

Pengolahan data editing, entry, coding, tabulating

Analisis Data

Menggunakan uji chi square dengan taraf signifikan 0,05

Hasil Penelitian

Kesimpulan

Page 52: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

35

4.5 Varibel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian mengandung pengertian ukuran atau ciri-ciriyang

dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh kelompok lain. Variabel ini dibedakan menjadi dua variabel

yaitu variabel Independent (variabel bebas) dan variabel Dependent

(variabel terikat).

1. Variabel Independent/ Bebas

Variabel Independent adalah variabel yang nilainya menetukan

variabel lain (Notoatmodjo S. , 2012). Variabel Independent dalam

penelitian ini adalah pengetahuan, sikap.

2. Variabel Dependent/ Terikat

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independent atau variabel bebas (Notoatmodjo S. , 2012).

Dalam penelitian ini variabel dependent adalah perilaku penanganan

sampah rumah tangga.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti serta mengarahkan

kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang

bersangkutan (Notoatmodjo S. , 2012).

Page 53: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

36

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Kategori Skor

1 2 3 4 5 6 7

Independent:

Pengetahuan

Pengetahuan ibu

tentang

penanganan

sampah rumah

tangga

1. Pengetahuan

masyarakat

dikatakan Baik jika

≥ 50% jawaban

benar

2. Pengetahuan

masyarakat Rendah

jika <50% jawaban

benar (Sunyoto,

Danang, 2013)

Kuesioner Nominal 1 = Pengetahuan Baik, jika

≥ 50% dari total skor

0 = Pengetahuan Kurang,

jika < 50% dari total

skor

1 = Benar

0 = Salah

Sikap Penilian

responden atau

tanggapan

responden

terhadap

penanganan

sampah rumah

tsngga

Mengetahui bagaimana

masyarakat dalam

melakukan penanganan

sampah rumah tangga.

Kuesioner Nominal 1 = Setuju

0 = Tidak Setuju

1 = Positif

0 = Negatif

Page 54: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

37

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Kategori Skor

1 2 3 4 5 6 7

Perilaku

penanganan

sampah rumah

tangga

Kebiasaan

responden dalam

menangani

sampah

meliputi pemilahan

sampah, pengakutan

sampah, pemanfaatan

kembali sampah

Observasi Nominal 1 = Perilaku baik jika ≥

50% dari total skor

0 = Perilaku tidak baik jika

< 50% dari total skor

1 = Melakukan

0 = Tidak

melakukan

Page 55: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

38

4.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana kualitas

pengumpulan data sangat ditentukan oleh kualitas instrument atau alat

pengukuran yang digunakan peneliti. Adapun instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar kuesioner untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku

responden penanganan sampah rumah tangga.

2. Alat tulis

3. Buku

4. Kamera HP sebagai alat dokumentasi

Coba terlebih dahulu dengan mengukur validitas dan reliabilitas

kuesioner tersebut.

4.6.1 Pengukuran Validitas

Pada pengamatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu uji validitas,

reliabilitas dan ketepatan fakta dan kenyataan hidup (data) yang

dikumpulkan dari alat dan cara pengumpulan data maupun kesalahan-

kesalahan yang sering terjadi pada pengamatan atau pengukuran oleh

pengumpul data (Nursalam, 2013).

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Ria Puspitasari, 2016). Setelah

kuesioner diujicobakan kepada responden kemudian dihitung korelasinya

untuk mengetahui pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Uji validitas

kuesioner akan dilakukan pada kelompok sampel tercoba sebelum diujikan

Page 56: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

39

pada sampel yang sesungguhnya. Kuesioner akan dicobakan pada warga di

Desa Sampung karena dirasa memiliki karakteristik yang kurang lebih

sama dengan karakteristik sampel.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik korelasi yaitu Korelasi Pearson Product Moment

dengan taraf signifikan sebesar 5%. Valid atau tidak dapat diketahui

dengan kriteria penguji : bila r dihitung lebih besar dari r tabel maka Ha

ditolak yang artinya variabel tersebut valid, sedangkan jika r dihitung lebih

kecil dari r tabel maka Ha diterima yang artinya variabel tidak diterima

atau tidak valid (Ria Puspitasari, 2016).

Melakukan uji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi

product moment. Penentuan kevalidan suatu instrumen diukur dengan

membandingkan r hitung dengan r tabel. Adapaun penentuan disajikan

sebagai berikut :

1. r hitung > r tabel = Valid

2. r hitung< r tabel = Tidak Valid

Melakukan uji validitas pada penelitian ini dengan melibatkan 20

responden masyarakat desa Sampung Kecamatan Sampung Kabupaten

Ponorogo dengan kuesioner sejumlah 10 butir pertanyaan. Maka nilai r

tabel diperoleh yaitu 0,444. Butir pertanyaan dikatakan valid jika r hitung

> r tabel. Dapat dilihat dari hasil output analisis dibawah ini sesuai

variabel yang digunakan :

Page 57: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

40

1. Variabel Pengetahuan

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

P1 0,802 0,444 Valid

P2 0,709 0,444 Valid

P3 0,739 0,444 Valid

P4 0,830 0,444 Valid

P5 0,563 0,444 Valid

P6 0,830 0,444 Valid

P7 0,778 0,444 Valid

P8 0,725 0,444 Valid

P9 0,828 0,444 Valid

P10 0,830 0,444 Valid

Sumber : data primer uji validiras instrument penelitian.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dari 10 butir

item kuesioner penelitian ini, hasil pengujian validitas menunjukkan

bahwa r hitung lebih besar dari r tabel, artinya seluruh item

kuesioner penelitian memiliki hubungan signifikan dengan skor total

Maka variabel pengetahuan tersebut adalah “valid” atau sah

digunakan sebagai instrument pengukuran dalam penelitian.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

P1 0,636 0,444 Valid

P2 0,578 0,444 Valid

P3 0,460 0,444 Valid

P4 0,487 0,444 Valid

P5 0,526 0,444 Valid

P6 0,487 0,444 Valid

P7 0,460 0,444 Valid

P8 0,557 0,444 Valid

P9 0,519 0,444 Valid

P10 0,489 0,444 Valid

Sumber : Data primer uji validitas instrumen penelitian.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dari 10 butir

item kuesioner penelitian ini, hasil pengujian validitas menunjukkan

bahwa r hitung lebih besar dari r tabel, artinya seluruh item

Page 58: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

41

kuesioner penelitian memiliki hubungan signifikan dengan skor total

Maka variabel pengetahuan tersebut adalah “valid” atau sah

digunakan sebagai instrument pengukuran dalam penelitian

4.6.2 Pengukuran Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis α- Cronbach

yang dapat digunakan dengan baik untuk instrumen yang jawabannya

berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal dua jawaban benar

dan salah) (Ria Puspitasari, 2016).

Perhitungan menggunakan reliabilitas α- Cronbach, dengan koefisien

reliabilitas α yang angkanya berada dalam rentang 0 – 1,00. Semakin

tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin reliable

(Ria Puspitasari, 2016).

Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa

koesioner yang akan langsung disebarkan kepada responden. Kuesioner

merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk

dijawab.

Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengumpulan selesai

disusun, maka kuesioner penelitian perlu diuji validitas dan rehabilitas

untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji di lapangan (Notoatmodjo,

Page 59: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

42

2012). Uji validitas dan reliabilitas dianalisis dengan menggunakan

Pearson Produt Moment.

4.6.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dapat dilihat dari cronbach alpha, jika nilai alpha >0,60

maka kontruk pernyataan yang merupakan dimensi variabel adalah

reliabel. Perhitungan menggunakan reliabilitas α-Cronbach, dengan

koefisien reliabilitas α yang angkanya berada dalam rentang 0-1,00.

Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti reliabel

(Notoadmodjo, 2012).

Tabel 4.4 Nilai Alpha Cronbach’s

Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai

0,00-0,20 Kurang reliabel

0,21-0,40 Lumayan reliabel

0,41-0,60 Cukup reliabel

0,61-0,80 Reliabel

0,81-1,00 Sangat reliabel

Sumber: Hair er al, 2010

Melakukan uji reliabel pada penelitian ini dengan melakukan analisis

pada 20 pertanyaan yang valid dapat dilihat dari hasil analisis output

dibawah ini :

1. Variabel Pengetahuan Responden

Tabel 4.5 Data Reliabilitas Variabel Pengetahuan Responden

Crobanch alpha r tabel Keterangan

0,921 0,444 Reliabel

Sumber : Data primer uji reliabilitas instrumen penelitian.

2. Variabel Sikap

Tabel 4.6 Data Reliabilitas Variabel Sikap Responden Crobanch alpha r tabel keterangan

0,700 0,444 Reliabel

Sumber : Data primer uji reliabilitas instrumen penelitian.

Page 60: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

43

Disimpulkan dari tabel diatas diperoleh hasil dari r hitung > r tabel

maka dinyatakan valid. Berdasarkan uji reliabilitas didapatkan hasil

cronbach alpha sebesar 0,921 dan 0,700 yang artinya reliabel.

Sehingga 20 pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini yang telah

dinyatakan valid dalam uji validitas dan reliabilitas dinyatakan layak dan

dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data pada sasaran sampel

penelitian yang akan dilakukan.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Tatung.

4.7.2 Waktu Penelitian

Berikut jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan adalah berikut:

Tabel 4.7 Waktu Pelaksanaan Penelitian di Desa Tatung Kecamatan

Balong Kabupaten Ponorogo Tahun 2019. No Kegiatan Plaksanaan

1. Pengajuan Judul 4 Maret 2019

2. Penyusunan Proposal 18 Maet – 24 Juni 2019

3. Ujian Proposal 03 Juli 2019

4. Revisi Proposal 03 Juli – 08 Juli 2019

5. Pengambilan sampel dan penelitian 15 Juli – 29 Juli 2019

6. Penyusunan Skripsi 30 Juli 2019

7. Seminar Hasil Skripsi 24 Agustus 2019

8. Revisi Seminar Hasil 26-09 September 2019

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adala data primer dan data

sekunder.

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data

primer ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada

Page 61: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

44

responden yaitu KK di Desa Tatung Kecamatan Balong, Penyebaran

kuesioner ini dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan, dengan

cara responden cukup menjawab pertanyaan pada kolom pengetahuan,

sikap dan perilaku.

2. Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya

melainkan di dapat dari pihak lain, data sekunder dalam penelitian ini

di peroleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.

4.9 Teknik Pengolahan Data

Menurut (Notoatmodjo, 2012) langkah – langkah pengolahan data

secara manual pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Editing

Hasil wawancara, atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting terlebih dahulu. Apabila masih ada

data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan

wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).

2. Coding

Setelah sekian kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Pemberian kode pada data adalah menterjemahka data ke dalam

kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.

Page 62: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

45

Tabel 4.8 Coding Variabel Peneltian

No. Variabel Coding Kategori

1. Pengetahuan 1 Baik

0 Kurang

2. Sikap 1 Positif

0 Negatif

3 Perilaku 1 Melakukan

0 Tidak melakukan

3. Entry Data

Entry adalah jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau “software” komputer. Proses data dilakukan dengan cara meng-

entry data dari kuesioner ke perangkat komputer (Notoatmodjo 2012).

4. Cleaning

Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data atau

responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan - kemungkinan adanya kesalahan - kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koresi.

5. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Semua jawaban yang

telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk

selanjutnya data dibuat dalam bentuk tabel untuk mendeskripsikan hasil

perhitungan, setelah itu membuat interpretasi hasil pengolahan tersebut

dalam bentuk naratif sesuai hasil perhitungan data. (Ria Puspita 2016).

Page 63: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

46

4.10 Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan

jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan dari variabel seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang di teliti, melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diujikan (Sugiyono, 2009).

4.10.1 Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap

variabel.

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan distribusi dan

presentase dari tiap-tiap variabel yaitu, Pengetahuan, Sikap dan perilaku.

4.10.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dengan menggunakan uji untuk mengetahui hubungan

yang signifikan antar masing-masing variabel bebas dengan variabel

terikat. Pada analisis bivariat terdapat 2 uji yaitu parametrik dan non

parametrik (Saryono, 2013).

Syarat-syarat yang terdapat pada Uji Chi Square adalah sebagai

berikut :

1. Sampel dipilih secara acak

2. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel – sel

dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total

sel

Page 64: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

47

3. Besar sampel sebaiknya > 40

Syarat yang terdapat pada uji chi-square apabila tidak memenuhi

syarat digunakan uji alternatif yaitu uji fisher exact (Dahlan, 2017)

1. Untuk tabel 2x2 gunakan chi-square dengan korelasi Yates (Chi

Square with continuity correction).

2. Bila tabel 2x2, dan ada nilai sel dengan frekuensi harapan <5 maka uji

yang dipakai adalah Fisher’s Excat Test.

3. Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji Pearson Chi Square.

Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-value)

dan nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :

1. Jika p-value ≤ 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima sehinga antara

kedua variabel ada hubungan yang bermakna

2. Jika p-value > 0,05 berarti H0 diterima H1 ditolak,sehingga antara

kedua variabel tidak ada hubungan yang bermakna.

Jika dengan Uji Chi Square (x2) terbukti terdapat hubungan, untuk

menentukan kuatnya hubungan dapat dianalisis dengan pendekatan

Confisien contingency dan Ratio prevalens. Penulis menyarankan untuk

memakai pendekatan analisis Ratio prevalens (RP) karena kuatnya

hubungan dapat dilihat secara nyata. Ratio prevalens (RP) dihitung dengan

cara membagi prevalens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan

prevalen efek pada kelompok tanpa faktor risiko.

Cara memberi makna terhadap perhitungan nilai RP : Interpretasi nilai

RP harus disertai nilai interval kepercayaan (confidence interval) sesuai

Page 65: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

48

yang dikehendaki. Nilai interval kepercayaan (IK) menentukan apakah RP

bermakna atau tidak. Cara menghitung IK dapat dilihat dibuku – buku

statistika dan tersedia pada program computer, yang terpenting IK harus

dihitung dan diinterpretasikan dengan benar. Interpretasi hasil RP sebagai

berikut:

1. Apabila nilai RP (ratio prevalens) = 1, berarti variable yang diduga

sebagai faktor resiko tersebut tidak ada hubungannya dalam terjadinya

efek. Nilai 1 menunjukkan nilai netral.

2. Apabila nilai RP > 1 dan nilai IK (interval kepercayaan) tidak

mencakup angka 1, bermakna variabel tersebut merupakan faktor

risiko timbulnya penyakit.

3. Apabila nilai RP = 1 dan nilai IK tidak mencakup nilai 1, bermakna

faktor risiko yang diteliti justru merupakan faktor protektif

(mengurangi kejadian penyakit).

4. Apabila nilai interval kepercayaan (IK) mencakup angka 1, maka

faktor risiko yang dikaji tersebut belum dapat disimpulkan apakah

merupakan faktor risiko atau faktor protektif (Cholik, 2017).

4.11 Etika Penelitian

1. Etika Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya memegang teguh

sikap ilmiah (scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika

penelitian, diantaranya yaitu :

Page 66: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

49

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity).

Peneliti perlu memeprtimbangkan hak-hak subjek penelitian

(responden) untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti

melakukan penelitian. Disamping itu, penelitian memberikan

kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak

membrikan informasi. sebagai ungkapan, peneliti menghormati

harkat dan martabat subjek penelitian, peneliti seyogyanya

mempersiapkan formulir persetujuan subjek (inform consent).

1) Penjelasan manfaat penelitian.

2) Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidak nyamanan yang

di timbulkan

3) Penjelasan manfaat yang di dapatkan.

4) Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan subjek penelitian berkaitan dengan prosedur

penelitian.

5) Pesetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek

penelitian kapan saja .

6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan

informasi yang diberikan oleh reponden.

Page 67: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

50

b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect

for privacy and confidentiality) .

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk

privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi.

peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas responden.

c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and

inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip

keterbukaan, yakni dengan, menjelaskan prosedur penelitian.

Prinsip keadilan menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya.

d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harms and benefits).

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat

semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek

penelitian pada khususnya. (Notoadmojdo, S. 2010).

Page 68: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

51

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Desa Tatung

Desa tatung adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Balong

Kabupaten Ponorogo Desa Tatung terletak disebelah selatan sekitar 10 km

dari Kota Ponorogo memiliki luas 282,7 ha. Dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut :

Batas Desa

Sebelah Utara : Desa Muneng

SebelahTimur : Desa Ngampel

Sebelah Selatan : Desa Purworjo

Sebelah Barat : Desa Sendang

Gambar 5.1 Peta Kecamatan Balaong

Sumber : data primer kecamatan Balong

Page 69: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

52

5.1.2 Kondisi Sanitasi Desa Tatung

Desa Tatung adalah daerah dengan ketinggian tanah kurang lebih 132

meter dari atas permukaan laut dengan luas wilayah 282,7 ha dimana

sebagian wilayahnya terdapat banyak area persawahan dan secara umum

masyarakat desa Tatung bermata pencaharian sebagai petani. Desa Tatung

memiliki sanitasi yang cukup buruk dilihat dari kondisi sungai yang

terdapat banyak sampah karena perilaku masyarakat yang masih sering

membuang sampah di sungai.

5.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tatug Kecamatan Balong,

Kabupaten Ponorogo. Waktu Penelitian berlangsung selama kurang lebih 5

bulan yang dimulai dengan tahap persiapan, pembuatan proposal

penelitian, sampai dengan penyajian hasil penelitian. Penelitian dilakukan

dengan kunjungan dari satu rumah ke rumah yang lain. Pada penelitian ini

dimana sampel terdiri dari 146 rumah.Pengambilan data dilakukan dengan

melakukan pengisian kuesioner oleh responden dan observasi. Adapun

hasil penelitian dapat di uraikan sebagai berikut :

5.2.1 Data Umum

Data umum akan menyajikan karakteristik responden penelitian

berdasarkan jenis kelamin, umur,tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

Page 70: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

53

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Jenis Kelamin

Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong.

No. Jenis Kelamin Frekuensi (%)

1. Laki-laki 55 37,7

2. Perempuan 91 62,3

Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 91 orang dengan

persentase 623%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Desa

Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Balong. No. Umur Frekuensi (%)

1. <25 tahun 19 13,0

2. 26-45 tahun 66 45,2

3. 46-55 tahun 42 28,8

4. >56 tahun 19 13,0

Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa paling banyak

responden termasuk kelompok umur 26-45 tahun yaitu sebanyak 66

orang dengan persentase 45,2%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Di Desa Tatumg Kecamatan Balong Kabupaten

Balong. No. Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)

1. SD/Sederajat 49 33,6

2. SLTP/Sederajat 52 35,6

3. SLTA/Sederajat 33 22,6

4. Perguruan Tinggi 12 8,,2

Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018

Page 71: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

54

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa paling banyak

responden memiliki tingkat pendidikan tingkat SLTP/Sederajat yaitu

sebanyak 52 orang dengan persentase 35,6 %.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo.

No. Pekerjaan Frekuensi (%)

1. Pegawai Swasta 29 19,9

2. Pedagang/Wiraswasta 29 19,9

3. PNS 11 7,5

4. Ibu Rumah Tangga 34 23,,3

5. Petani 43 29,5

Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa paling banyak

pekerjaan responden adalah sebagai petani yaitu sebanyak 43 orang

dengan persentase 29,5%.

5.2.2 Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. No. Pengetahuan Jumlah (%)

1. Kurang Baik 72 49,3

2. Baik 74 50,7

Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar

pengetahuan responden baik sebanyak 74 responden dengan

persentase 50,7%.

Page 72: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

55

2. Karakteristik Berdasarkan Sikap

Tabel 5.6 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Sikap Di Desa

Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. No. Sikap Jumlah (%)

1. Negatif 76 52,1

2. Positif 70 47,9

Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap

negatif sebanyak 76 responden dengan persentase 52,1%.

3. Karakteristik Berdasarkan Perilaku Penanganan Sampah

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan perilaku penanganan

sampah Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten

Ponorogo. No. Perilaku penanganan sampah Jumlah (%)

1. Tidak Melakukan 74 50,7

2. Melakukan 72 49,3

Total 146 100,0 Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar

perilaku penanganan sampah tidak melakukan sebanyak 74 responden

dengan persentase 50,7%.

5.2.3 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas

yaitu pengetahuan, sikap, dengan variabel terikat yaitu perilaku

penanganan sampah.Penelitian ini menggunakan uji Chi-square. Berikut

adalahh asil analisa bivariate penelitian menggunakan aplikasi pengolah

data statistic SPSS16.0:

Page 73: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

56

1. Hubungan antara Pengetahuan Responden dengan perilaku

penanganan sampah

Tabel 5.8 Crostab Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

Penanganan Sampah

Pengetahuan

Perilaku penangan sampah

P-value RP

95% CI

Tidak

Melakukan Melakukan Total

F % F % F %

Kurang

Baik 52 70,3 20 27,8 72 100,0

0,000 6,145

3,000-12,591 Baik 22 29,7 52 70,3 74 100,0

Berdasarkan tabel 5.8 hasil analisis hubungan antara pengetahuan

responden dengan perilaku penanganan sampah menunjukan 146

responden ada 72 responden yang pengetahuan kurang baik dan yang

tidak melakukan 52 (70,3%). Sedangkan untuk 74 responden yang

pengetahuan baik dan yang tidak melakukan 22 (29,7%). Bedasarkan

analisis diperoleh nilai p=0,000 (p value < 0,05) sehingga dapat

disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku penanganan

sampah. Dari hasil analisis RP sebesar 6,145 (95% CI: 3,000 -12,591).

Dilihat dari hasil Ratio Prevalence, maka pengetahuan kurang baik

memiliki peluang sebesar 6,145 kali untuk tidak melakukan

penanganan sampah dari pada responden dengan pengetahuan baik.

Page 74: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

57

2. Hubungan antara Sikap Responden dengan perilaku penanganan

sampah

Tabel 5.9 Crostab Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Penanganan Sampah

Sikap

Perilaku penanganan sampah

P-value RP 95% CI Tidak

Melakukan Melakukan Total

F % F % F %

Negatif 54 71,1 22 28,9 70 100,0 0,000

6,136

2,995-12,574 Positif 20 28, 6 50 71,4 76 100,0

Berdasarkan tabel 5.9 hasil analisis hubungan antara Sikap

responden dengan perilaku penanganan sampah menunjukan 146

responden ada 70 responden yang sikap negatif dan tidak melakukan

54 (71,1%) sedangkan untuk sikap positif dan tidak melakukan 20

(28,6%). Bedasarkan analisis diperoleh nilai p=0,000 (p value < 0,05)

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan sikap dengan perilaku

penanganan sampah. Dari hasil analisis RP sebesar 6,136 (95% CI:

2,995 -12,574). Dilihat dari hasil Ratio Prevalence, maka responden

dengan sikap negatif sebanyak 6,136 kali tidak melakukan

penanganan sampah dari pada responden dengan sikap positif.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Pengetahuan Responden Tentang Penanganan Sampah rumah tangga

di Desa Tatung

Berdasarkan hasil distiribusi frekuensi didapatkan bahwa 146

responden sebagian besar pengetahuan responden baik sebesar 74

responden dengan persentase 50,7%, sedangkan responden dengan

pengetahuan kurang sebesar 72 responden dengan persentase 49,3%.

Page 75: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

58

Pengetahuan adalah hasil tau dan ini terjadi setalah orang mengadakan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginraan terhadap objek

terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, daan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011)

Pengethuan masyarakat di desa tatung di pengaruhi oleh beberapa hal

yaitu diantaranya dari umur, tingkat pendidikan, pengalaman dan

hubungan sosial untuk bertukar informasi dalam kehidupan masyrakat.

Pada beberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseoran

dalam melakukan tindakan selanjutnya, khususnya pada perilaku

masyarakat tentang melakukan penanganan sampah rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil

bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik lebih tinggi

dibandingkan dengan responden yang memiliki pengtahuan kurang. Hal

ini dikarenakan semakin banyak tahu masyarakat semakin baik

penanganan sampah rumah tangganya sebaliknya semakin sedikit

pengetahuannya semakin kurang penanganan sampah rumah tangganya.

5.3.2 Sikap Responden Tentang Penanganan Sampah rumah tangga di

Desa Tatung

berdasarkan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa 146

responden sebagian beasr sikap responden negatif sebesar 76 responden

dengan persentase 52,1%, sedangkan responden sikap positif sebesar 70

responden dengan persentase 47,9%.

Page 76: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

59

sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2011). Sikap merupakan

kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil

bahwa responden yang memiliki sikap negatif karena responden yang

memiliki pengetahuan baik cenderung memiliki sifat acuh atau kurang

memiliki kesadaran untuk melakukan penanganan sampah dan responden

yang memiliki sikap negatif lebih tinggi dibandingkan dengan responden

yang memiliki sikap positif.

5.3.3 Perilaku Responden Tentang Penanganan Sampah rumah tangga di

Desa Tatung

Bedasarkan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa dari 146

responden sebagian besar perilaku responden tidak melakukan sebesar 74

responden dengan persentase 50,7%, sedangkan responden dengan

perilaku melakukan sebesar 72 responden dengan persentase 49,3%.

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (mahluk

hidup) yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2014). Perilaku meupakan

respon individu terhadap suatu setimulus atau suatu tindakan yang dapat

diamati dan mempunyai frekuensi sepeifik, durasi dan tujuan baik disadari

ataupun tidak (dewi&wawan, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil

bahwa responden yang tidak melakukan lebih tinggi dibandingkan dengan

responden yang melakukan.

Page 77: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

60

5.3.4 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penanganan Sampah

Rumah Tangga di Desa Tatung

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penanganan sampah

rumahh tangga dengan nilai p=000 kurang dari α = 0,05. Hasil penelitian

menunjukan bahwa responden dengan pengetahuan kurang baik sebesar

70,3% tidak melakukan penanganan sampah sedangkan responden yang

baik hanya 29,7% yang tidak melakukan penanganan sampah.

Pengetahuan merupakan hasil tau, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indera penglihatan,

pendengaran, penciuman rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan

masyarakat akan penanganan sampah rumah tangga karena pengetahuan

mempunyai efek terhadap perubahan perilaku penduduk. Terbentuknya

perilaku baru pada seseorang dimulai dari seseorang tahu terlebih dahulu

terhadap objek yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga

menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap seseorang terhadap objek

yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui

dan disadari sepenuhnya teersebut akan menimbulkan respon lebih jauh

lagi, yaitu berupa tindakan terhadap sehubungan dengan stimulus atau

objek tadi.

Hal ini diperkuat dengan penelitian fitrul kamal (2013) Hasil

penelitian didapatkan bahwa prosentase responden yang mempunyai

pengetahuan rendah (8,3%),responden yang mempunyai pengetahuan

Page 78: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

61

cukup (13,3%) dan responden yang mempunyai pengetahuan tinggi

(78,3%), jadi sebagian besar responden berpengetahuan tinggi. Sedangkan

prosentase responden yang berperilaku buruk (71,7%) dan responden yang

berperilaku baik (28,3%). Pengetahuan tidak lain merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Hal ini diperkuat dengan penelitian Asri Yeni (2013) hasil penelitian

didapatkan bahwa responden mempunyai pengetahuan memiliki hubungan

dengan penanganan sampah rumah tangga dimana dari 37 responden yang

pengetahuannya baik penanganan sampah rumah tangganya juga baik

sebanyak 73% sedangkan dari 27 responden yang pengetahuannya kurang

penanganan sampah rumah tangganya juga kurang sebanyak 63%, ini

dapat diartikan bahwa semakin banyak tahu masyarakat semakin baik

penanganan sampah rumah tangganya sebaliknya semakin sedikit

pengetahuannya semakin kurang penanganan sampah rumah tangganya.

Bedasarkan penelitian diketahui bahwa responden dengan

pengetahuan baik, namun dilihat dari perilaku masyarakat masih kurang

dalam memperhatikan penanganan sampah rumah tangga. Pengetahuan

masyarakat mengenai penanganan sampah, masih kurang memahami.

Semua sampah yang dihasilkan masyarakat setiap rumah dijadikan satu di

tempat sampah tanpa ada pemisahan sampah antara organik dan anorganik

itu sama saja. Pengetahuan masyarakat yang minim juga didasari latar

Page 79: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

62

pendidikan yang kurang mengenai penanganan sampah, karena dari

masyarakat yang menjadi responden berpendidikan rendah yaitu SD-SMA.

5.3.5 Hubungan sikap dengan perilaku penangan sampah rumah tangga di

Desa Tatung

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa ada

hubungan antara sikap dengan penanganan sampah dengan nilai = 000

kurang dari α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden

dengan sikap negatif dan tidak melakukan penanganan sampah sebesar 54

dengan persentase 71,1%, sedangkan sikap positif dan tidak melakukan

penanganan sampah hanya 28,6%.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat,

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial

(Notoatmodjo, 2012).

Sikap responden yang baik terhadap penangan sampah rumah tangga

dengan tindakan nyata. Sikap yang mau ikut aktif terlihat langsung dalam

upaya penanganan sampah ditengah kesibukan mereka akan sangat

berpengaruh dalam tindakan penanganan sampah rumah tangga.

Hal ini diperkuat dengan penelitian fitrul kamal (2013)Dari hasil

penelitian, prosentase responden yang mempunyai sikap negative (41,7%)

sedangkan responden yang mempunyai sikap posittf (58,3%). Hasil

penelitian juga didapat bahwa prosentase responden yang berperilaku

buruk (71,7%) dan responden yang berperilaku baik (28,3%).

Page 80: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

63

Hal ini diperkuat dengan penelitian Asri Yeni (2013) dari hasil

penelitian yang didapat dari lokasi penelitian tindakan merupakan domain

penting dalam perilaku sehingga penelitian menunjukkan bahwa tindakan

memiliki hubungan dengan penanganan sampah dimana dari hasil hasil uji

chi square di dapat nilai P Value = 0,002 dan ini lebih kecil dari α= 0,05

sehingga terdapatnya hubungan yang signifikan antara Tindakan dengan

penanganan sampah rumah tangga di Desa Gampong Darat Kecamatan

Johan Pahlawan Aceh Barat.

Bedasarkan penelitian responden dengan sikap positif tapi masih tidak

melakukan penanganan sampah, hal ini dikarenakan pengetahuan yang

tidak sejalan dengan sikap. Bedasarkan wawancara sebagian masyarakat

yang memiliki pengetahuan baik cenderung memiliki sikap acuh atau

kurang memiliki kesadaran untuk melakukan penanganan sampah.

Sedangkan responden dengan sikap negatif tapi melakukan hal ini

dikarenakan sebagian masyarakat yang memiliki pengetahuan baik

sehingga memiliki kesadaran untuk melakukan penanganan sampah.

Untuk menghasilkan penanganan sampah yang baik harus didukung oleh

sikap responden yang sejalan dengan pengetahuan yang baik.

5.4 Keterbatasan Penelitian

1. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara kepada

responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Sehingga

kualitas data mengenai kebenaran, keakuratan dan kelengkapan data

yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kejujuran, keterbukaan dan

Page 81: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

64

pemahaman responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan setiap

variabel sehingga menimbulkan bias informasi. Untuk itu peneliti

mewawancarai responden secara mendalam sehingga informasi yang

didapat lebih akurat.

2. Uji statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam

penelitian ini menggunakan uji non parametrik, sehingga memiliki

tingkat sensitifitas yang kurang dibanding dengan uji parametrik

meskipun hasilnya berhubungan. Namun peneliti telah melengkapi

hasil penelitian dengan teori dan peneltian terdahulu yang

mendukung, sehingga memperkuat hasil penelitian.

Page 82: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Responden di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten sebagian

kecil 49,3% memiliki pengetahuan yang kurang.

2. Responden di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten sebagian

besar 52,1% memiliki sikap negatif terhadap penanganan sampah.

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah rumah

tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dengan

nilai p=0,000 < α = 0,05.

4. Ada hubungan antara sikap dengan penanganan sampah ruamh tangga

di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dengan nilai

p=0,000 < α = 0,05.

6.2 Saran

1. Bagi Instansi

Perlu meningkatkan referensi yang berkaitan dengan penanganan

sampah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan

sampah rumah tangga.

Page 83: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

66

2. Bagi Masyarakat

Diharapakan masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan tentang

penanganan sampah, sehingga dapat memperbaiki penanganan sampah

rumah tangga yang baik.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sarankan untuk melakukan

penelitian lanjutan tentang penyakit yang ditimbulkan akibat timbunan

sampah yang tidak dikelola.

Page 84: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

67

DAFTAR PUSTAKA

Agus, H. 2009. Pengolahan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha Selatan.

Skripsi.

Asri, Y. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Sampah Rumah

Tangga Di Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat. Skripsi.

Azwar, A. 2002. Pengntar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.

Depkes RI. 2009. Tugas Petugas Kebersihan Tiap Kota. Jakarta : Dutjen PMM

dan PI.

Fitri, K. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang

Pengolahan Sampah Pada Masyarakat Sekitar Sungai Beringin Di

Kecamatan Ngliyan Kota Semarang. Skripsi.

Juli Soemirat Slamet. 2002. Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :

Gajah Mada University.

Keementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH). 2008.

Statistik Persampahan Indonesia. Jakarta.

Kuncoro Sejat. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogjakarta: Penerbit

Kanisius.

Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2009. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam 2008. Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan.

Jakarta : Salemba Medika.

Riswan,Dkk, 2011. Pengolahan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha

Selatan. Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro.

Sugiono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : cv. Alfabeta.

Page 85: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

68

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung

Penerbit Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang pendidikan

Nasional jakarta:sakretariat Negara.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengolahan

sampah jakarta sekretariat Negara.

Rahmawati Yustikarinidkk. 2017. Evaluasi dan kajian Penanganan Sampah

Dalam mengurangi Beban Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di TPA

Milangsari Kabupaten Magetan. Program Studi Pascasarjana Ilmu

Lingkungan, Universitas Sebelas Maret Solo

Junias Marylin, Balelay Eliaser, 2008 Hubungan Antara Pembuangan Sampahh

dengan kajian Diare pada Penduduk di Kelurahan Oesapa Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang. MKM Vol.03 No.02

Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru

Press.

Kuncoro Sejati.2009.Pengolahan Sampah Terpadu.Yogjakarta : Penerbit Kanisius.

Moh.Nazir.2003.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia.

Page 86: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …
Page 87: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

69

Lampiran 1

Surat Izin Pengambilan Data Awal

Page 88: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

70

Lampiran 2

Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas

Page 89: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

71

Lampiran 3

Surat Izin Penelitian

Page 90: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

72

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian

dengan judul “Faktor-Faktor yang Behubungan dengan Perilaku Penanganan

Sampah Rumah Tangga di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten

Ponorogo”. Saya menyatakan setuju diikut sertakan dalam penelitian ini dengan

catatan bila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan

persetujuan. Saya percaya apa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.

Balong, Juli 2019

Responden,

(…………………….)

Page 91: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

73

Lampiran 5

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA TATUNG

KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

A. IDENTITAS RESPONDEN

Lingkari sesuai yang anda pilih

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat : RT…../RW…..

4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

5. Pekerjaan : 1. Pegawai Swasta 3. PNS

2. Pedagang/Wiraswasta 4. Ibu Rumah Tangga

5. Petani

6. Pendidikan : 1. Tidak Sekolah 4. SLTP/Sederajat

2. Tidak Tamat SD 5. SLTA/Sederajat

3. SD 6. Perguruan Tinggi

7. Lain-lain ..................

Nomor : ……..

Page 92: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

74

B. KUESIONER

1. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PENANGANAN,

JENIS, DAN PEMANFAATAN SAMPAH.

No. Pertanyaan Pengetahuan Benar Salah

1. Jenis sampah an-organik yaitu plastik, pecahan

gelas dan kerdus

2. Cara penanganan sampah hanya dapat di bakar.

3. Penampungan sampah yaitu sampah yang tidak

dipilih dan ditampung menjadi satu

4. Sampah yang menumpuk dapat menimbulkan

penyakit bagi lingkungan

5. Dampak positif sampah bagi lingkungan

meliputi bau yang tidak sedap dan pencemaran

udara dan tanah

6. Dampak negatif sampah bagi manusia yaitu

dapat di jadikan, kompos, biogas, dan dapat

dimanfaatkan kembali

7. Sisa makanan, daun-daunan merupakan sampah

organik.

8. Penanganan sampah meliputi pengendalian

timbunan sampah, pengumpulan sampah,

pengolahan dan pembuangan akhir

9. Jumlah penduduk mempengaruhi volume

sampah

10. Pupuk dihasilkan dari sampah an-organik

Page 93: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

75

2. SIKAP

No. Pertanyaan Sikap Setuju Tidak

Setuju

1. Pemilahan sampah diperlukan untuk

dimanfaatkan kembali.

2. Salah satu penanganan sampah dengan

menerapkan 3R (mengurangi, memakai

kembali, dan mendaur ulang).

3. Sampah yang berserakan dapat membantu

lingkungan menjadi bersih

4. Pemanfaatan sampah dapat membantu

lingkungan menjadi bersih.

5. Tempat sampah harus yang kedap air.

6. Apabila sampah di manfaatkan dengan baik

akan bernilai ekonomis.

7. Apabila sampah menumpuk akan

menimbulkan penyakit.

8. Sampah di buang kalau sudah berbau

9. Sampah yang berserakan dapat menggangu

lingkungan dan kesehatan masyarakat

10. Pengelolaan sampah tidak hanya tanggung

jawab pemerintah tetapi tanggung jawab kita

bersama.

Page 94: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

76

LEMBAR OBSERVASI

FAKTOR-FAKTOR YANGG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN

SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA TATUNG KECAMATAN

BALONG KABUPATEN PONOROGO

No Indikator Ya Tidak

1. Melakukan pemilahan sampah

berdasarkan jenisnya yaitu

organi, anorganik

2. Melakukan pembakaran

sampah

3. Tempat sampah diletakan jauh

dari tempat penyimpanan

makanan dan minuman

4. Tidak ditemukan vektor dan

binatang pengganggu disekitar

wadah sampah

5. Pembuangan sampah di tanah

yang rendah tanpa ditimbun

dengan tanah.

6. Pembuangan sampah disungai

Page 95: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

77

Lampiran 6

INPUT DATA ENTRY

No.

Resp. Umur Jenis

Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap

Perilaku

Penanganan

Sampah

1 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0

2 3.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 0.0

3 1.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 0.0

4 2.0 2.0 4.0 3.0 1.0 1.0 1.0

5 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0

6 2.0 1.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0

7 2.0 1.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0

8 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0

9 3.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0

10 3.0 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0

11 4.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0

12 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0

13 2.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 0.0

14 2.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0

15 2.0 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

16 2.0 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

17 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

18 3.0 2.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

19 3.0 2.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

20 3.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0

21 3.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0

22 4.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0

23 1.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0

24 2.0 1.0 3.0 4.0 0.0 0.0 0.0

25 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0

26 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0

27 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0

28 3.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

29 3.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0

30 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0

31 3.0 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

32 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 1.0

33 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 0.0

34 2.0 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0

35 2.0 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

Page 96: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

78

No.

Resp. Umur Jenis

Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap

Perilaku

Penanganan

Sampah

36 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

37 1.0 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

38 4.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

39 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

40 3.0 1.0 3.0 4.0 1.0 1.0 1.0

41 3.0 1.0 3.0 4.0 1.0 1.0 1.0

42 3.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0

43 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0

44 2.0 1.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0

45 2.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

46 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0

47 1.0 2.0 1.0 3.0 0.0 1.0 0.0

48 2.0 2.0 5.0 3.0 1.0 1.0 0.0

49 2.0 2.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0

50 2.0 1.0 5.0 1.0 1.0 1.0 0.0

51 3.0 1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

52 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0

53 4.0 2.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0

54 1.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0

55 4.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0

56 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

57 2.0 1.0 1.0 4.0 0.0 1.0 0.0

58 2.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

59 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0

60 3.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0

61 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0

62 3.0 2.0 4.0 1.0 0.0 0.0 0.0

63 3.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0

64 2.0 1.0 1.0 3.0 1.0 0.0 0.0

65 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 1.0

66 1.0 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 1.0

67 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 1.0

68 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 1.0 1.0

69 4.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0

70 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 1.0 0.0

71 2.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0

72 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 0.0

73 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0

74 3.0 2.0 4.0 3.0 1.0 1.0 1.0

Page 97: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

79

No.

Resp. Umur Jenis

Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap

Perilaku

Penanganan

Sampah

75 3.0 1.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0

76 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 1.0 1.0

77 4.0 2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 1.0

78 2.0 2.0 3.0 4.0 0.0 0.0 1.0

79 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 0.0 0.0

80 2.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

81 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 0.0

82 1.0 2.0 2.0 4.0 1.0 1.0 1.0

83 1.0 2.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

84 3.0 1.0 3.0 4.0 1.0 0.0 1.0

85 3.0 1.0 5.0 1.0 1.0 0.0 1.0

86 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0

87 3.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

88 3.0 2.0 5.0 2.0 0.0 1.0 1.0

89 2.0 2.0 5.0 1.0 1.0 1.0 0.0

90 1.0 2.0 1.0 3.0 1.0 0.0 0.0

91 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0

92 2.0 1.0 2.0 3.0 0.0 1.0 0.0

93 2.0 1.0 2.0 2.0 0.0 1.0 1.0

94 2.0 2.0 1.0 2.0 0.0 1.0 0.0

95 3.0 2.0 4.0 2.0 0.0 1.0 0.0

96 3.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0

97 1.0 1.0 1.0 4.0 0.0 1.0 1.0

98 4.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 1.0

99 3.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

100 3.0 1.0 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0

101 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0

102 2.0 2.0 4.0 1.0 0.0 1.0 0.0

103 4.0 2.0 4.0 1.0 1.0 0.0 0.0

104 4.0 2.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0

105 4.0 1.0 5.0 2.0 1.0 0.0 1.0

106 3.0 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 1.0

107 3.0 2.0 2.0 3.0 1.0 0.0 1.0

108 3.0 2.0 4.0 4.0 1.0 0.0 0.0

109 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0

110 2.0 1.0 5.0 2.0 0.0 1.0 0.0

111 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0

112 3.0 2.0 5.0 2.0 0.0 1.0 1.0

113 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0

Page 98: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

80

No.

Resp. Umur Jenis

Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap

Perilaku

Penanganan

Sampah

114 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0

115 4.0 2.0 5.0 3.0 1.0 0.0 1.0

116 3.0 2.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0

117 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 1.0

118 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

119 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 1.0

120 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0

121 2.0 2.0 5.0 2.0 1.0 1.0 1.0

122 1.0 1.0 1.0 2.0 0.0 1.0 0.0

123 1.0 2.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0

124 4.0 2.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0

125 2.0 2.0 4.0 4.0 1.0 1.0 1.0

126 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0 0.0

127 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0

128 3.0 1.0 5.0 1.0 0.0 0.0 0.0

129 3.0 2.0 4.0 1.0 0.0 0.0 0.0

130 3.0 1.0 5.0 2.0 0.0 0.0 0.0

131 3.0 2.0 5.0 3.0 1.0 0.0 0.0

132 2.0 2.0 4.0 2.0 1.0 0.0 1.0

133 4.0 2.0 5.0 4.0 1.0 0.0 1.0

134 4.0 1.0 5.0 1.0 1.0 0.0 1.0

135 2.0 1.0 1.0 3.0 0.0 0.0 0.0

136 1.0 2.0 4.0 2.0 1.0 0.0 0.0

137 4.0 2.0 4.0 3.0 1.0 0.0 0.0

138 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0

139 2.0 2.0 4.0 2.0 0.0 1.0 1.0

140 2.0 2.0 4.0 2.0 0.0 1.0 1.0

141 2.0 2.0 4.0 1.0 1.0 1.0 0.0

142 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0

143 3.0 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 0.0

144 2.0 2.0 4.0 3.0 1.0 0.0 1.0

145 2.0 2.0 4.0 4.0 0.0 0.0 1.0

146 2.0 2.0 4.0 3.0 0.0 0.0 1.0

Page 99: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

81

Lampiran 7

HASIL PENELITIAN OUTPUT SPSS

1. Univariat umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 25 tahun 19 13.0 13.0 13.0

26-45 tahun 66 45.2 45.2 58.2

46-55 Tahun 42 28.8 28.8 87.0

> 56 tahun 19 13.0 13.0 100.0

Total 146 100.0 100.0

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 55 37.7 37.7 37.7

Perempuan 91 62.3 62.3 100.0

Total 146 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pegawai swasta 29 19.9 19.9 19.9

pedagang/wiraswasta 29 19.9 19.9 39.7

PNS 11 7.5 7.5 47.3

Ibu rumah tangga 34 23.3 23.3 70.5

Petani 43 29.5 29.5 100.0

Total 146 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 49 33.6 33.6 33.6

SLTP/Sederajat 52 35.6 35.6 69.2

SLTA/Sederajat 33 22.6 22.6 91.8

perguruan tinggi 12 8.2 8.2 100.0

Total 146 100.0 100.0

Page 100: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

82

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 72 49.3 49.3 49.3

Baik 74 50.7 50.7 100.0

Total 146 100.0 100.0

sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negative 76 52.1 52.1 52.1

Postif 70 47.9 47.9 100.0

Total 146 100.0 100.0

perilaku_penanganan_sampah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak melakukan 74 50.7 50.7 50.7

Melakukan 72 49.3 49.3 100.0

Total 146 100.0 100.0

Page 101: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

83

2. Bivariat

a. Pengetahuan dengan perilaku penanganan sampah

Crosstab

perilaku_penanganan_sampah

Total tidak

melakukan melakukan

pengetahuan kurang Count 52 20 72

% within pengetahuan 72.2% 27.8% 100.0%

Baik Count 22 52 74

% within pengetahuan 29.7% 70.3% 100.0%

Total Count 74 72 146

% within pengetahuan 50.7% 49.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 26.362a 1 .000

Continuity Correctionb 24.689 1 .000

Likelihood Ratio 27.224 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 26.181 1 .000

N of Valid Casesb 146

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35,51.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pengetahuan (kurang / baik)

6.145 3.000 12.591

For cohort perilaku_penanganan_sampah = tidak melakukan

2.429 1.664 3.547

For cohort perilaku_penanganan_sampah = melakukan

.395 .265 .590

N of Valid Cases 146

Page 102: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

84

b. Sikap dengan perilaku penanganan sampah

Crosstab

perilaku_penanganan_sampah

Total tidak melakukan melakukan

Sikap negatif Count 54 22 76

% within sikap 71.1% 28.9% 100.0%

postif Count 20 50 70

% within sikap 28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 74 72 146

% within sikap 50.7% 49.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 26.308a 1 .000

Continuity Correctionb 24.636 1 .000

Likelihood Ratio 27.159 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 26.128 1 .000

N of Valid Casesb 146

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34,52.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for sikap (negatif / postif)

6.136 2.995 12.574

For cohort perilaku_penanganan_sampah = tidak melakukan

2.487 1.672 3.700

For cohort perilaku_penanganan_sampah = melakukan

.405 .277 .594

N of Valid Cases 146

Page 103: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

85

Lampiran 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pembuangan Sampah

di Blakang Rumah

Pembuangan Sampah

di Sungai

Wawancara dengan Responden Wawancara dengan Responden

Page 104: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

86

Lampiran 9

KARTU BIMBINGAN

Page 105: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

87

Lampiran 10

Page 106: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN …

88