Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI
DAN AKSESIBILTAS MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN
PEMBAYARAN NON TUNAI DI KOTA PEMATANGSIANTAR
OLEH
Samuel Tuahta Barus
110523045
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Nama : Samuel Tuahta Barus
NIM : 110523045
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi dan
Aksesibilitas Masyarakat Dalam Penggunaan Pembayaran Non
Tunai di Kota Pematangsiantar
Tanggal, ____________ Ketua Program Studi,
Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP
NIP. 19590912 198703 1 003
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN
Nama : Samuel Tuahta Barus
NIM : 110523045
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi dan
Aksesibilitas Masyarakat Dalam Penggunaan Pembayaran Non
Tunai di Kota Pematangsiantar
Tanggal, Pembimbing,
Walad Altsani HR, SE., M.Ec
NIP. 19830612 200812 1 002
Pembaca Penilai,
Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., M.Si
NIP. 19850605 201504 1 002
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI
DAN AKSESIBILTAS MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN
PEMBAYARAN NON TUNAI DI KOTA PEMATANGSIANTAR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi dan aksesibilitas masyarakat dalam penggunaan kartu
pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar. Sampel yang digunakan yaitu
masyarakat Kota Pematangsiantar yang menggunakan pembayaran non tunai
dengan jumlah sampel 96 responden.
Metode pengumpulan data berupa field research dengan memberikan
kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif dalam bentuk frekuensi dan tabel. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22.
Hasil penelitian menunjukkan faktor terbesar yang mempengaruhi
preferensi masyarakat Kota Pematangsiantar terhadap penggunaan pembayaran
non tunai adalah manfaat dalam syistem pembayaran non tunai. Dari segi
aksesibilitas faktor yang mempengaruhi terhadap penggunaan pembayaran non
tunai adalah teknologi dalam sistem pembayaran non tunai.
Kata kunci : Preferensi, Aksesibilitas, dan Pembayaran Non Tunai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING PREFERENCES AND PUBLIC
ACCESSIBILITY IN USE OF NON CASH PAYMENT IN CITY OF
PEMATANGSIANTAR
This research aims to determine the factors that affect people's
preferences and accessibility in the use of non-cash payment cards in
Pematangsiantar City. Samples used are the people of Pematangsiantar City who
use non-cash payments with a sample of 96 respondents.
Data collection methods are field research by giving questionnaires.
Data analysis technique used in this research is descriptive analysis technique in
the form of frequency and table. In this study the author uses the computer
program IBM SPSS Statistics 22.
The result of this research shows that the biggest factor affecting
Pematangsiantar City's preference to use non-cash payment is the benefit in non-
cash payment system. In terms of accessibility, the factors that influence the use of
non-cash payments are technology in the non-cash payment system.
Keywords : Preferences, Accessibility, and Non-Cash Payments
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan
skripsi denga judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Dan
Aksesibilitsas Masyarakat Dalam Penggunaan Peembayaran Non Tunai Di Kota
Pematangsiantar”.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Tentunya dalam penulisan skripsi
ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis dengan terbuka
mengharapkan masukan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis, terutama kepada :
1. Kedua orang tua tercinta bapak (Alm) Drs. Ramli Barus, M.Si dan ibu
Ratna Tamangena, S.Si, atas doa dan dukungan baik berupa dukungan
moril maupun materil dalam setiap penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier MP, selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara, dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si, selaku
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
sekretaris Program studi S1 ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Walad Altsani HR, SE, M.Ec, sebagai dosen pembimbing yang
telah bersedia membimbing dan meluangkan waktunya dan memberi
masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini dan Bapak
Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si selaku dosen pembaca penilai
yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh Staf Administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.
7. Adik saya, Madalaine dan Adriana Meisella yang telah memberi
dukungan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
8. Kepada seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan 2011 serta kepada
seluruh pihak lainya yang telah banyak membantu dalam penyusunan
skripsi ini, namun tidak dituliskan pada lembaran ini, penulis mohon maaf
dan kelalaian ini tidak mengurangi rasa terimakasih penulis.
9. Kepada teman saya, Selamat David, Ebta Singarimbun dan Depo Lestari
Sinaga yang selalu membantu di dalam penyusunan skripsi dan juga
ucapan terimakasih atas perhatiannya selama ini terhadap penulis.
10. Seluruh masyarakat Kota Pematangsiantar yang telah bersedia menjadi
responden dan memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan
skripsi ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan
menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Medan , November 2017
Penulis
Samuel Tuahta Barus
NIM : 110523045
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pembayaran ...................................................... 8
2.1.1 Sistem Pembayaran Non Tunai ........................ 10
2.1.2 Jenis-jenis Alat Pembayaran Non Tunai........... 12
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Sistem Pembayaran
Non Tunai......................................................... 14
2.1.4 Manfaat dan Resiko Penggunaan Pembayaran
Non Tunai......................................................... 15
2.2 Peran Pembayaran Non Tunai Terhadap
Perekonomian ............................................................... 16
2.2.1 Indikator Perkembangan Sistem Pembayaran
Non Tunai di Indonesia .................................. 16
2.2.2 Peran Perkembangan Alat Pembayaran Non
Tunai Terhadap Perekonomian dan
Kejakan Moneter .............................................. 17
2.3 Preferensi...................................................................... 19
2.4 Aksesibilitas ................................................................. 20
2.5 Penelitian Terdahulu .................................................... 21
2.6 Kerangka Konseptual ................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................... 25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 31
3.3 Defenisi Operasional ...................................................... 33
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 26
3.4.1 Populasi .............................................................. 26
3.4.2 Sampel ................................................................ 26
3.5 Jenis dan Sumber Data .................................................. 27
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................... 27
3.7 Validitas dan Reabilitas ................................................ 29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
3.7.1 Validitas .............................................................. 30
3.7.2 Reabilitas ............................................................ 30
3.8 Teknik Analisa Data ..................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ........................................................... 32
4.2 Sejarah............................................................................ 33
4.3 Penduduk........................................................................ 34
4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 35
4.4.1 Uji Validitas ........................................................ 35
4.4.2 UJi Reabilitas ...................................................... 36
4.5 Gambaran Umum Responden ....................................... 37
4.6 Preferensi ...................................................................... 44
4.7 Aksesibiltas ................................................................... 51
4.8 Metode Deskriptif Persetujuan Seluhuh Indikator ........ 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................... 61
5.2 Saran ............................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 63
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Perbandingan Alat pembayaran ............................... 13
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................ 22
3.1 Instrumen Skala Likert ............................................. 28
3.2 Nilai Kriterium setiap Skala ..................................... 29
4.1 Hasil Uji Validitas .................................................... 36
4.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................ 36
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin .................................................................... 37
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............. 38
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir .................................................................... 38
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .... 39
4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan .. 39
4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran 40
4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Tabungan
Atau Simpanan ......................................................... 40
4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber
Informasi Non Tunai ................................................ 41
4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pembayaran Non Tunai ............................................ 42
4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyak Jenis
Kartu Elektronik ....................................................... 42
4.13 Karakteristik Responden Lama Penggunaan/
Kepemilkan Pembayaran Non Tunai ....................... 43
4.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Seberapa
Sering Penggunaan Kartu dalam Sebulan ............... 43
4.15 Gambaran Berdasarkan Faktor Manfaat .................. 44
4.16 Gambaran Berdasarkan Faktor Daya Tarik .............. 47
4.17 Gambaran Berdasarkan Faktor Kerugian ................. 49
4.18 Gambaran Berdasarkan Faktor Informasi ................ 52
4.19 Gambaran Berdasarkan Faktor Persyaratan ............. 54
4.20 Gambaran Berdasarkan Faktor Teknologi ............... 56
4.21 Gambaran Faktor yang Mempengaruhi
Preferensi .................................................................. 59
4.22 Gambaran Faktor yang Mempengaruhi
Aksesibilitas ............................................................. 59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual .......................................... 24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1. Kuisioner Penelitian ................................................. 67
2. Identitas Responden ................................................. 73
3. Jawaban Responden ................................................. 78
4. Hasil Uji Validitas Reliabilitas ................................. 82
5. Tabel Z ..................................................................... 83
6. Tabel r ...................................................................... 84
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu tanda modernisasi masyarakat dunia, termasuk Indonesia adalah
adanya perkembangan alat pembayaran yang semakin pesat dan maju. Awalnya
sistem barter antar barang yang diperjualbelikan adalah alat pembayaran yang
lazim yang digunakan di era pra-modern. Adanya berbagai kesulitan dengan
sistem barter mendorong munculnya satuan tertentu yang memiliki nilai
pembayaran, yang dikenal dengan istilah uang. Hingga saat ini uang menjadi salah
satu alat pembayaran utama yang berlaku dimasyarakat.
Kehidupan masyarakat yang semakin cepat berubah menuntut adanya
mekanisme transaksi dan pembayaran yang cepat, aman, dan efisien. Untuk itu,
Perbankan dan Lembaga Swasta Bank (LSB) perlu merespon dinamika kehidupan
masyarakat ini melalui penguatan infrastruktur dan peningkatan kualitas sistem
dengan bertopang pada kemajuan teknologi informasi. Uang tunai tetap menjadi
prioritas dalam setiap kegiatan transaksi pembayaran, namun saat ini instrumen
pembayaran paper based, card based, dan electronic based semakin marak dan
menjadi pilihan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi. Adanya pergeseran
penggunaan paper based instrument seperti cek dan bilyet giro ke card based dan
electronic based instrument tampak dari semakin terbiasanya masyarakat
menggunakan alat pembayaran seperti kartu kredit, kartu ATM/debit, transfer
elektronik melalui kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS), Scripless
Securities Settlement System (SSSS), uang elektronik baik yang berbentuk kartu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
card based maupun server based, pembayaran melalui saluran internet banking
mobile payment dan fitur-fitur turunan lainnya (Latumaerissa, 2011).
Sistem pembayaran non tunai di Indonesia sudah disosialisasikan sejak
tahun 2007, akan tetapi baru ramai diperbincangkan di tengah masyarakat sejak
muncul Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada tahun 2014. GNNT adalah
gerakan yang digalakkan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan bank swasta
maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan telekomunikasi, dan
perusahaan lain yang mendukung gerakan ini, untuk mensosialisasikan sistem
pembayaran non tunai dalam rangka menciptakan less cash society (LCS). Agar
gerakan ini berjalan dengan baik maka Bank Indonesia berusaha menciptakan
mindset di masyarakat bahwa berjalannya sistem pembayaran non tunai
mengindikasikan masyarakat yang sudah modern.
Meningkatnya perkembangan penggunaan non tunai dapat dilihat dari
jumlah kartu APMK. Alat Pembayaran menggunakan Kartu (APMK), yang
meliputi kartu ATM/debit, dan kartu kredit, selama tahun 2015 menunjukan
perkembangan positif. Instrumen APMK yang beredar di masyarakat meningkat
12.5% menjadi 137,1 juta instrumen dari sebelumnya 121,9 juta instrumen.
Volume transaksi APMK pada tahun 2015 mencapai 4,9 miliar transaksi dengan
nilai Rp. 5,2 ribu triliun. Perkembangan transaksi APMK sebagian besar
disumbang oleh transaksi kartu ATM dan kartu ATM/debit berkat semakin
banyaknya pemanfaatan mesin ATM dan EDC. Sampai dengan akhir tahun 2015,
terdapat sekitar 99,9 ribu unit mesin ATM dan satu juta unit mesin EDC,
meningkat masing-masing sebesar 10,19 dan 19,29 dibandingkan tahun 2014
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
sebanyak 90,7 ribu unit mesin ATM dan 842,6 ribu mesin EDC (Laporan
Tahunan Bank Indonesia 2015).
Peningkatan volume dan nilai transaksi juga terjadi pada instrumen uang
elektronik. Pada tahun 2015, volume transaksi uang elektronik meningkat
163,35% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 203,4 ribu transaksi
menjadi 536,6 ribu transaksi. Peningkatan transaksi uang elektronik juga diiringi
dengan peningkatan nilai transaksi. Pada tahun 2015, nilai transaksi uang
elektronik meningkat 59,15% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 3,3
triliun menjadi Rp. 5,3 triliun (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2015).
Sementara itu, perkembangan sistem pembayaran non tunai pada beberapa
tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan dibeberapa
Provinsi di Indonesia, salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara. Sumatera
Utara sendiri menjadi Provinsi dengan jumlah transaksi non tunai terbanyak
mengungguli Provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Hal ini dapat dilihat jumlah
transaksi non tunai di Sumatera Utara (Sumut) yang setiap bulannya mengalami
peningkatan hingga 84 ribu transaksi dan jika diuangkan sekitar Rp348 juta per
bulan. Melihat potensi ini, Bank Indonesia gencar menggiatkan Gerakan Nasional
Non Tunai (GNNT) yang diinisiasi sejak Agustus 2014. Kepala Perwakilan Bank
Indonesia (BI) Sumatera utara, Difi A Johansyah mengungkapkan, saat inijumlah
agen LKD (Layanan Keuangan Digital) bekerjasama dengan beberapa bank
pelaksana di Sumatera utara mencapai 2.232 agen, 14 persennya terjaring dari
proses sosialisai sepanjang tahun 2015. Dari data tersebut, potensi pengembangan
kegiatan transaksi keuangan berbasis elektronik atau elektronifikasi di masyarakat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
sangat baik. Apalagi, dari survei yang dilakukan kepada pelaku usaha, pemerintah
daerah maupun masyarakat umum, sekitar 95 persen menyatakan dukungan
terhadap program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) (Jurnalasia, 2015).
Alat Pembayaran menggunakan Kartu (APMK) yang meliputi kartu
ATM/debit, kartu kredit, dan uang elektronik (e-money) sebagai alat pembayaran
non tunai memiliki peran yang sangatlah penting dalam transaksi non tunai.
Uang elektronik (e-money) sendiri sebagaialat pembayaran yang diterbitkan atas
dasar nilai uang yang terlebih dahulu disetoroleh pemegang kepada penerbit,
dimana nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media atau server yang
digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang. Nilai uang dalam e-money
akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk pembayaran. Kepala
Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara, Arief Budi Santoso,
mengatakan jumlah pemegang uang elektronik (e-money) dan instrumen non-
tunai lainnya yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
pemegang uang elektronik (U-Nik) pada periode laporan, misalnya tercatat
meningkat 2,2 persen atau menjadi 35.400 dari sebelumnya 34.400 orang.
Dari data pencapaian di posisi Oktober 2016 itu menjadi sinyal positif dalam
menciptakan efisiensi perekonomian di masyarakat (Wartaekonomi, 2017).
Peningkatan sistem pembayaran non tunai di Provinsi Sumatera sendiri
tidak lepas dari dukungan beberapa kota yang telah melakukan sistem
pembayaran non tunai tersebut, salah satunya yaitu Kota Pematangsiantar. Hal ini
dapat dilihat dari telah dilaksanakannya kegiatan kampanye Gerakan Nasional
Non Tunai (GNNT) pertama di Kota Pematangsiantar pada hari minggu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
(29/5/2016), oleh kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Pematangsiantar
yang bekerjasama dengan pihak perbankan serta 3 perusahaan telekomunikasi di
Kota Pematangsiantar yang bertepat di lapangan Universitas Nommensen
Pematangsiantar dengan mengangkat thema "Menuju Pematangsiantar Non
Tunai" (Lintas Publik, 2016).
Kota Pematangsiantar menjadi salah kota yang menjadi pilihan
Pemerintahan Jokowi dalam meluncurkan Program Simpanan Keluarga Sejahtera,
Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat yang disalurkan
mengggunakan kartu HP (SIM Card) yang berisi uang elektronik (e-money) yang
digunakan untuk mengakses Simpanan Keluarga Sejahtera. Kemudian, Kartu
Indonesia Pintar (KIP) sebagai penanda penerima manfaat Program Indonesia
Pintar, Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai penanda penerima manfaat Program
Indonesia Sehat (Gresnews, 2014).
Pemerintahan Presiden Jokowi juga pada tanggal 1 Juni 2016 telah
menandatangani Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan
Otoritas Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba. Dalam Perpres itu
disebutkan, untuk melaksanakan pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba,
dan dibentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba
(Setkab.go.id). Untuk mendukung program Pemerintah tersebut, Pemerintah akan
mengembangkan jalan tol Siantar-Parapat sepanjang 97 km. Rencana tersebut
akan dimulai pada tahun 2017 dan akan akan selesai pada tahun 2019
(travelkompas, 2016). Dimana mulai Oktober 2017, semua transaksi pembayaran
tol akan menggunakan menggunakan uang elektronik (e-money). Kebijakan ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
dibuat oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Bank
Indonesia agar transaksi dapat dilakukan secara lebih cepat dan mudah
(Tribunrnews, 2017). E-money sendiri dapat digunakan untuk berbagai macam
jenis pembayaran seperti membayar tiket transportasi umum, atau membayar tarif
jalan tol. Selain jalan tol, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana
membangun jalur kereta api dari Stasiun Siantar hingga ke Parapat di Kabupaten
Simalungun. Kepala Humas Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh PT
Kereta Api Indonesia (KAI), Ilud Siregar, menjelaskan, yang menarik dari jalur
dari Stasiun Siantar hingga ke Parapat, yakni pemandangan alam pegunungan
yang akan dilintasi rel kereta baru tersebut (Financedetik, 2017).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Preferensi dan Aksesibilitas Masyarakat Dalam Penggunaan
Pembayaran Non Tunai di Kota Pematangsiantar”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam
penggunaan kartu pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi aksesibilitas masyarakat dalam
penggunaan kartu pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi
masyarakat dalam penggunaan kartu pembayaran non tunai di Kota
Pematangsiantar.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aksesibilitas
masyarakat dalam penggunaan kartu pembayaran non tunai di Kota
Pematangsiantar.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara
ilmiah maupun secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca tentang
sistem pembayaran non tunai, baik secara teori maupun aplikasi.
2. Sebagai bahan referensi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti
lainnya yang akan melakukan penelitian terkait sistem pembayaran non
tunai.
3. Sebagai masukan bagi lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan
sistem pembayaran non tunai dalam upaya peningkatan penggunaan sistem
pembayaran non tunai di masyarakat.
4. Dapat memberikan informasi bagi pelaku penyedia jasa sistem pembayaran
non tunai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pembayaran
Bank Indonesia dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1999 menjelaskan
sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan,
lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana
guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
Sistem pembayaran adalah suatu sistem yang melakukan pengaturan
kontrak, fasilitas pengoperasian dan mekanisme teknis yang digunakan untuk
penyampaian, pengesahan, dan penerimaan instruksi pembayaran, serta
pemenuhan kewajiban pembayaran yang dikumpulkan melalui pertukaran “nilai”
antar perorangan, bank dan lembaga lainnya baik domestik maupun antar negara
(cross border) (Pohan, 2011).
Sistem pembayaran telah mengalami evolusi selama beberapa abad,
sejalan dengan perubahan hakikat/sifat dan penggunaan uang sebagai alat
pembayaran. Dengan semakin majunya teknologi dan adanya kebutuhan akan alat
pembayaran yang praktis dan murah, dibeberapa negara telah mulai
dikembangkan produk pembayaran elektronis yang dikenal sebagai Electronic
Money (e-money) (Pramono dkk, 2006).
Komponen-komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah sebagai
berikut (Untoro dkk, 2014) :
a. Kebijakan: merupakan dasar pengembangan sistem pembayaran di suatu
negara. Kebijakan diberbagai negara sangat bervariasi, mengingat masing-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
masing negara mempunyai sejarah, karakteristik, dan kebutuhan akan
sistem pembayaran yang berbeda-beda.
b. Hukum (aturan): menjamin adanya aspek legalitas dalam penyelengaraan
sistem pembayaran. Hukum ini meliputi UU dan peraturan-peraturan yang
mengatur aturan main berbagai pihak yang terlibat, misalnya antar bank,
antar bank dan nasabah, antar bank dan bank sentral dan lain-lain.
c. Kelembagaan: merupakan seluruh lembaga (entensitas) yang terlibat
dalam sistem pembayaran.
d. Instrumen pembayaran: merupakan media yang digunakan dalam
pembayaran.
e. Mekanisme operasional: merupakan mekanisme yang diperlukan untuk
melakukan perpindahan dana dari suatu pihak ke pihak lain. Contoh
sistem/mekanisme operasional antara lain kliring, sistem transfer antar
bank, dan settlement.
f. Infrastruktur: meliputi berbagai komponen teknis untuk memproses dan
melakukan transfer dana seperti massage format, jaringan komunikasi,
sistem back-up, disaster recovery plan, dan lain-lain.
Semua komponen memegang peranan penting dalam terselenggaranya
sistem pembayaran yang aman, handal dan efisien. Namun komponen yang paling
mendasar dan syarat utama demi terselenggaranya sistem pembayaran adalah
instrumen pembayaran. Di Indonesia instrumen sistem pembayaran dibagi dalam
dua bagian, yaitu instrumen pembayaran tunai dan instrumen pembayaran non
tunai (Mulyati dan Ascarya, 2003):
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
1. Instrumen Pembayaran Tunai
Instrumen pembayaran tunai menggunakan mata uang yang
berlaku di Indonesia yaitu rupiah, yang terdiri dari atas uang logam
dan uang kertas. Masyarakat Indonesia masih menggunakan
instrumen ini, khususnya untuk transaksi pembayaran ritel (low
value payment).
2. Instrumen Pembayaran Non Tunai
Di Indonesia pembayaran non tunai disediakan terutama oleh sistem
perbankan, yang terdiri dari instrumen berbasis warkat, instrumen berbasis
kartu, instrumen melalui kantor pos, dan instrumen berbasis
internet/telepon.
2.1.1. Sistem Pembayaran Non Tunai
Alat pembayaran non tunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai
masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran
non tunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam
proses pengiriman dana, penyelengaraan kliring maupun sistem penyelesaian
akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia.Transaksi
pembayaran non tunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia
melalaui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring.
Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian transaksi
keuangan di Indonesia (Bank Indonesia, 2011).
Transaksi pembayaran non tunai dengan nilai yang besar diselenggarakan
Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
kliring. Hampir 95% transaksi keuangan nasional bernilai besar dan
bersifatmendesak. Contohnya, transaksi di Pasar Uang Antar Bank (PUAB),
transaksi dibursa saham, transaksi pemerinah, transaksi valuta asing, serta
settlement hasil kliring dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Pada tahun 2010,
misalnya, BI-RTGS telah melakukan transaksi sedikitnya Rp. 174,3 triliun per
hari. Sementara itu,sebagai perbandingan, transaksi non tunai dengan Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik yang dilakukan
bank atau lembaga keuangan bukan bank hanya sekitar Rp. 8,8 triliun per hari
(Bank Indonesia, 2011).
Mengingat pentingnya peran BI-RTGS dalam sistem pembayaran
nasional, maka kontinuitas dan stabilitasnya harus dijaga. Jika sesaat saja sistem
BI-RTGS mengalami gangguan, maka akan sangat mengganggu kelancaran dan
stabilitas sistem keuangan. Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat peduli dalam
menjaga stabilitas BI-RTGS yang dikategorikan sebagai Sistemically Important
Payment System (SIPS). SIPS adalah sistem yang memeproses transaksi
pembayaran bernilai besar dan bersifat mendesak. Selain SIPS, dikenal pula
System Wide Important Payment System (SWIPS), yaitu sistem yang digunakan
oleh masyarakat luas. Sistem Kliring dan APMK termasuk dalam kategori SWIPS
ini. Bank Indonesia juga peduli dengn SWIPS karena sistem ini digunakan secara
luas oleh masyarakat. Jika terjadi gangguan, maka kepentingan masyarakat dalam
melakukan pembayaran akan terganggu (Bank Indonesia, 2011).
Bank Indonesia tidak hanya peduli pada terciptanya efisiensi dalam sistem
pembayaran, tetapi juga kesetaraan akses dan perlindungan konsumen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Terciptanya efisiensi sistem pembayaran berarti memberi kemudahan bagi
pengguna untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses di seluruh
wilayah dengan biaya serendah mungkin. Kesetaraan akses berarti Bank Indonesia
memperhatikan penerapan asas kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem
pembayaran. Sementara itu aspek perlindungan konsumen dimaksudkan Bank
Indonesia mewajibkan penyelenggara sistem pembayaran non tunai untuk
mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen secara wajar dalam
penyelenggaran sistemnya (Bank Indonesia, 2011).
2.1.2. Jenis-jenis Alat Pembayaran Non Tunai
Alat pembayaran non tunai dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu alat pembayaran untuk credit transfer dan alat pembayaran untuk debit
transfer (Pohan, 2011):
1. Credit Transfer merupakan perintah pembayaran untuk tujuan penempatan
dana dari pengiriman ke penerima melalui alur transfer dana dari bank
pengirim ke bank penerima dan dimungkinkan melalui bank lain sebagai
perantara.
2. Debit Transfer merupakan sistem transfer dana dimana perintah transfer
dibuat atau diotorisasi oleh pihak yang memiliki dana dan akan melakukan
pengirim dana tersebut kepada pihak lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
Tabel 2.1
Perbandingan Alat Pembayaran
Credit Transfer Debit Transfer
Paper Based Card Based Electronic Based Paper
Dulu ada nota
kredit (sebelum
diterapkan
SKNBI)
- Kartu ATM
- Kartu ATM
dan Debet
- Kartu Kredit
- Kartu Prabayar
(emoney)
- Transfer kredit
via RTGS dan
SKNBI
- Server based
e-money
- Cek
- BG
- Nota Debit
lain
Sumber: Pohan, 2011
Alat pembayaran non tunai yang ada saat ini terdiri dari berbagai jenis
seperti berikut ini (Mulyati dan Ascarya, 2003):
1. Instrumen berbasis Warkat (Paper Based Payment System)
a. Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang tertentu.
b. Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank
penyimpanan dana untuk memindahbukukan (tidak berlaku untuk
penarikan tunai) sejumlah dana dari rekening pemegang saham yang
disebutkan namanya.
c. Nota Debit adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada
bank lain untuk keuntungan bank atau nasabah bank yang
menyampaikan waktu tersebut.
d. Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana
pada bank lain untuk keuntungan bank atau nasabah bank yang
menerima warkat tersebut.
e. Wesel Bank untuk Transfer adalah wesel yang diterbitkan oleh bank
khusus untuk sarana transfer.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
f. Surat bukti penerimaan adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar
kota yang dapat ditagihkan kepada bank penerima dana transfer melalui
kliring lokal.
2. Instrumen berbasis kartu (card based payment system) dalam
perkembangannya terdapat jenis kartu yang dananya telah tersimpan
dalam chip elektronik pada kartu tersebut (dikenal sebagai smart card atau
chipcard), seperti kartu telepon prabayar, kartu kredit, kartu ATM, dan
kartu debit.
3. Instrumen melalui kantor pos
Instrumen melalui kantor pos yang cukup penting yang disediakan oleh
lembaga keuangan bukan bank (PT. Pos Indonesia) adalah giro pos dan
pos wesel, baik dalam negeri maupun luar negeri.
4. Instrumen Berbasis Internet/Telepon
Jasa electronic banking melalui internet dan/atau telepon telah disediakan
oleh sejumlah Bank besar sejak pertengahan 1999. Penggunaan instrumen
berbasis internet untuk melakukan transaksi yang memerlukan
verifikasi pengaman seperti Personal Identification Number (PIN) dan
password.
2.1.3. Fungsi dan Tujuan Sistem Pembayaran Non Tunai
Alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK) yang banyak
dipakai oleh masyarakat merupakan bagian integral dari sistem pembayaran
elektronik. Penggunaan alat pembayaran ini memberikan manfaat yang sangat
besar bagi berbagai sektor perekonomian, karena pada umumnya transaksi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
menggunakan sistem pembayaran elektronik berbiaya hanya antara sepertiga
sampai separuh dari transaksi yang menggunakan sistem pembayaran berbasis
kertas, sehingga penghematan substansial dalam pengeluaran dapat direalisasi
melalui perubahan sistem dari yang berbasis kertas ke sistem yang bersifat
elektronis dan dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi (Hancock dan
Humphrey, 1998).
2.1.4. Manfaat dan Resiko Penggunaan Pembayaran Non Tunai
Alat pembayaran non tunai memberikan manfaat kepada perekonomian
menurut Warjiyo (2006), antara lain:
a. Tingkat kepuasan konsumen yang semakin bertambah dengan
berkurangnyabiaya transaksi.
b. Adanya sumber pendapatan bagi penyedia jasa pembayaran non tunai.
c. Peningkatan kecepatan transaksi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat
kesejahteraan.
Akan tetapi pengguuaan sarana pembayaran elektronik tersebut dapat
meningkatkan risiko pada perekonomian dan sistem pembayaran, (Warijoyo,
2006), antara lain:
a. Peningkatan risiko terutama pada instrumen kartu kredit (dan kartupasca
bayar). Hal tersebut dapat menimbulkan risiko sistemik dalam
penyelesaian pembayaran antar bank.
b. Peningkatan risiko teknologi informasi yang dapat menimbulkan
kekeliruan maupun kecurangan dalam proses penyelesaian transaksi.
c. Peningkatan risiko instabilitas sistem keuangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
2.2. Peranan Pembayaran Non Tunai terhadap Perekonomian
2.2.1 Indikator Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai di Indonesia
Meskipun sejauh ini belum banyak terdapat indikator pengukur
perkembangan valat pembayaran non tunai yang secara resmi digunakan di
Indonesia, tetapi secara umum pengukuran perkembangan pembayaran non tunai
dilakukan dengan menggunakan tiga indikator yaitu indikator perkembangan
volume transaksi alat pembayaran non tunai, rasio antara konsumsi swasta
terhadap uang kartal di masyarakat dan rasio uang tunai terhadap M1 (Hidayat
dkk, 2006).
Perkembangan sistem pembayaran di Indonesia secara umum sudah
mengarah ke sistem pembayaran non tunai. Hal tersebut tercermin dari transaksi
nilai besar (high value) dan transaksi nilai kecil (retail) yang dilakukan melalui
sarana Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), dan kliring yang
mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun (Hidayat dkk,
2006).
Sementara itu, tren yang sama juga terjadi dengan penyelesaian transaksi
melalui mekanisme kliring. Salah satu faktor yang mendorong peningkatan
transaksi kliring adalah penerapan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI) yang dapat mengakomodir kebutuhan pelaksanaan transfer kredit
antarbank ke seluruh wilayah Indonesia tanpa kewajiban melakukan pertukaran
fisik warkat (paperless) (Hidayat dkk, 2006).
Selain BI-RTGS dan kliring, perkembangan pembayaran non tunai juga
dapat diindikasikan dengan perkembangan alat pembayaran dengan menggunakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
kartu (APMK). Kegiatan APMK merupakan aktivitas penggunaan instrumen
pembayaran menggunakan kartu seperti kartu ATM, kartu kredit, kartu debet
maupun kartu prabayar (e-money). Perkembangan transaksi APMK mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu baik disisi volume dan nilai transaksi.
Perkembangan tersebut diprediksikan terus berlangsung sejalan dengan semakin
beragamnya fasilitas dan fungsi APMK (Hidayat dkk, 2006).
Sejalan dengan perkembangan teknologi, aktivitas pembayaran non tunai
yang dicerminkan dari berbagai alat pembayaran kartu diatas baik dilihat dari nilai
maupun jumlah transaksi menunjukkan peningkatan sejak tahun 1999 hingga
2005. Total volume dan nilai transaksi APMK meningkat dari 33 juta transaksi
dengan nilai sebesar Rp6,4 triliun pada awal 1999 menjadi 86 juta transaksi
senilai Rp65 triliun pada bulan Juli 2005 (Hidayat dkk, 2006).
2.2.2. Peranan Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai Terhadap
Perekonomian Dan Kebijakan Moneter
1. Peranan Pembayaran Non Tunai terhadap Perekonomian
Peningkatan pembayaran non tunai berpotensi untuk dapat
memberikan manfaat atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui beberapa cara yakni: mengurangi opportunity cost masyarakat,
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pendapatan bunga dan
fee base income dan pembiayaan tanpa bunga (khusus kartu prabayar/e-
money) yang diterima Bank atau penerbit APMK, mendorong kenaikan
tingkat konsumsi dan velocity of money serta mendorong aktivitas
sektor riil dan pertumbuhan ekonomi (Hidayat dkk, 2006).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
2. Peranan Pembayaran Non Tunai terhadap Kebijakan Moneter
Pengaruh inovasi dalam alat pembayaran non tunai dapat
menimbulkan komplikasi dalam penggunaan target kuantitas dalam
pengendalian moneter. Perkembangan alat pembayaran non tunai
menggunakan kartu seperti kartu ATM dan kartu debet dengan
tabungan sebagai underlying-nya dapat berimplikasi pada konsep
perhitungan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas
(M2). Hal ini terjadi karena pergeseran fungsi tabungan dari simpanan
yang tidak dapat ditarik sewaktu-waktu (M2) menjadi jenis simpanan
yang dapat ditarik sewaktu-waktu sebagaimana halnya simpanan giral
(M1) (Hidayat dkk, 2006).
Memperhatikan degree of moneyness dari jenis simpanan
tabungan tersebut diatas, perlu dipertimbangkan pengklasifikasian
tabungan yang menggunakan kartu ATM atau kartu debet sebagai bagian
dari M1 dalam kategori uang giral dan bukan lagi bagian dari M2.
Pengklasifikasian yang kurang tepat terhadap besaran moneter dapat
menimbulkan implikasi kesalahan dalam perumusan dan pelaksanaan
kebijakan moneter yang menggunakan besaran moneter sebagai
operasional target. Sehingga untuk dapat mempertahankan efektivitas
pelaksanaan kebijakan moneter maka perhitungan besaran moneter
seyogyanya juga memperhitungkan perkembangan pembayaran non tunai
(Hidayat dkk, 2006).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
2.3. Preferensi
Preferensi merupakan konsep abstrak yang menggambarkan peta
peningkatan kepuasan yang diperoleh dari kombinasi barang dan jasa sebagai
cerminan dari selera pribadi seseorang. Dengan kata lain preferensi konsumen
merupakan gambaran tentang kombinasi barang dan jasa yang lebih disukai
konsumen apabila ia memiliki kesempatan untuk memperolehnya. (Simamora,
2003).
Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang
lebih disukai konsumen.Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap
produk. Mengerti dan mengadaptasi preferensi dan perilaku konsumen bukanlah
pilihan, keduanya adalah kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif.
Dalam analisis akhir, konsumen memegang kendali dan pemasar dikatakan
berhasil bila produk atau jasanya dipandang menawarkan manfaat yang riil
(Munandar, 2008)
Menurut Lilien, Kotler, dan Moriarthy dalam (Simamora, 2003) terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen yaitu:
a. Atribut Konsumen diasumsikan untuk melihat produk sebagai sekumpulan
atribut, karena tiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda mengenai
atribut yang relevan dengan kepentingan masing-masing.
b. Kepentingan Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masing-masing, karena konsumen memiliki
penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut yang memiliki tingkat
kepentingan tertinggi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
c. Kepercayaan Konsumen akan mengembangkan sejumlah kepercayaan
mengenai letak produk pada setiap atribut, yang biasa disebut brand
image.
d. Kepuasan Tingkat kepuasan konsumen akan beragam sesuai dengan
perbedaan atribut yang ditampilkan suatu produk.
2.4. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah sejauh mana pelanggan dapat dengan mudah
memperoleh dan menggunakan produk (Sheth dan Sisodia, 2012). Aksesibilitas
merupakan salah satu bagian dari analisis interaksi kegiatan dengan sistem
jaringan transportasi yang bertujuan untuk memahami cara kerja sistem tersebut
dan menggunakan hubungan analisis antara komponen sistem untuk meramalkan
dampak lalu lintas beberapa tata guna lahan atau kebijakan transportasi yang
berbeda. Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan
usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari
sebuah sistem (Magribi, 1999).
Menurut (Sheth dan Sisodia, 2012), aksesibilitas memiliki dua dimensi,
yaitu :
1. Ketersediaan : ditunjukkan oleh faktor-faktor seperti pasokan relatif terhadap
permintaan, sejauh mana produk disimpan dalam penyimpanan, terkait produk
dan layanan.
2. Kenyamanan : ditunjukkan oleh faktor-faktor seperti waktu dan upaya yang
diperlukan untuk memperoleh produk, kemudahan yang produk dapat
ditemukan dalam dan berbagai lokasi, kemasan dalam ukuran nyaman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat aksesibilitas. Menurut
Fidel Miro (2009), faktor-faktor tersebut meliputi:
1) Faktor waktu tempuh
Faktor waktu tempuh sangat tergantung oleh ketersediaannya prasarana
transportasi dan sarana transportasi yang dihandalkan (reliable transportation
system), contohnya jaringan jalan yang berkualitas dan terjaminnya armada
yang siap melayani kapan saja.
2) Faktor biaya /ongkos perjalanan
Biaya perjalanan ikut berperan dalam menentukan mudah tidaknya tempat
tujuan dicapai, karena ongkos perjalanan yang tidak terjangkau
mengakibatkan orang (kalangan menengah kebawah) enggan atau bahkan
tidak mau melakukan perjalanan.
3) Faktor intensitas ( kepadatan) guna lahan
Padatnya kegiatan pada suatu petak lahan yang sudah diisi dengan berbagai
macam kegiatan akan berpengaruh pada dekatnya jarak tempuh berbagai
kegiatan tersebut dan secara tidak langsung hal tersebut ikut mempertinggi
tingkat kemudahan pencapaian tujuan.
4) Faktor pendapatan orang yang melakukan perjalanan
Pada umumnya orang mudah melakukan perjalanan kalau ia didukung oleh
kondisi ekonomi yang mapan, walaupun jarak perjalanan secara fisik jauh.
2.5. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkenaan denganpenelitian
yang dilakukan oleh penulis, beberapa penelitian tersebut yaitu, antara lain :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Tabel 2.2
Peneleltian Terdahulu
No Nama/Tahun Judul/Penelitian Hasil Penelitian
1 Lely Fitri
Hasibuan
(2016)
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Preferensi Dan
Aksesibilitas
Masyarakat Dalam
Penggunaan
Pembayaran Non
Tunai Di Kota
Medan, Skripsi
Universitas Sumatera
Utara
Hasil penelitian menunjukkan faktor
terbesar yang mempengaruhi preferensi
masyarakat Kota Medan terhadap
penggunaan kartu pembayaran non tunai
adalah kemudahan dalam bertransaksi,
adanya fasilitas diskon dan penambahan
poin, keamanan, kecepatan, efisiensi dan
bentuk yang lebih praktis, dan efisiensi
dalam bertransaksi. Sedangkan faktor
yang mempengaruhi aksesibilitas dalam
penggunaan kartu pembayaran non tunai
adalah teknologi dalam sistem
pembayaran non tunai.
2 Rahman
Helmi dan
Zaki
Mubarak
(2014)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Kalimantan Selatan
Terhadap Penggunaan
Pembayaran Non
Tunai. Jurnal IAIN
Antasari Banjarmasin
Sebagian besar responden (93 persen)
sudah pernah memanfaatkan sistem
pembayaran non tunai. Motivasi utama
responden dalam penggunaan instrumen
non tunai adalah kemudahan, tidak repot
membawa uang tunai, dan transaksi
aman. Pengalaman masyarakat dalam
menggunakan instrumen non tunai bisa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
dikatakan kurang baik.
3 Afrizal
Yudhistira P,
Tyas Danarti
Hascaryani,
(2014)
Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi
Preferensi Dan
Aksesibilitas
Terhadap Penggunaan
Kartu Pembayaran
Elektronik. Jurnal
Universitas Brawijaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor yang mempengaruhi preferensi
responden terhadap penggunaan kartu
pembayaran elektronik adalah manfaat
yang diperoleh dalam penggunaan kartu
pembayaran. Dan faktor yang
mempengaruhi aksesibilitas penggunaan
kartu pembayaran elektronik yang
digunakan oleh informasi terhadap
penggunaan teknologi dalam kartu
elektronik.
4 Vuong Duc
Hoang Quan
(2013)
Factors Affecting to
Card Payment’s
Choice: An empirical
study of HCM city,
Vietnam
The results indicated that factors strongly
influence to consumer’s decision to
choose card to pay are age, cost, security
and ease of use.
2.6. Kerangka Konseptual
1. Hubungan Preferensi Terhadap Penggunaan Pembayaran Non Tunai
Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan
dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
atribut fisik yang ditampilkan pada suatu produk dapat menimbulkan daya
tarik pertama yang dapat mempengaruhi penggunaanya.
2. Hubungan Aksesibilitas Terhadap Penggunaan Pembayaran Non Tunai
Aksesibilitas merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar konsumen,
yaitu hak konsumen memperoleh akses atas kebutuhan penggunaan
pembayaran non tunai yang praktis dan berkualitas, oleh karena itu,
peningkatan aksesibilitas penggunaan pembayaran non tunai yang lebih
praktis dan berkualitas menjadi sangat relevan bagi penggunanya.
Berdasarkan uraian kerangka konseptual di atas maka dirumuskan
kerangka konseptual mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Preferensi dan Aksesibilitas Masyarakat Dalam Penggunaan Pembayaran Non
Tunai di Pematangsiantar, seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Preferensi
Aksesibilitas
Penggunaan Pembayaran
Non Tunai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif
kuantitatif merupakan teknik mengumpulkan, mengelola, mennyederhanakan,
menyajikan dan menganalisis data agar dapat memberikan gambaran tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dan aksesibilitas masyarakat dalam
penggunaan pembayaran non tunai di Pematangsiantar dinyatakan dengan angka.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Kota Pematangsiantar. Penelitian ini
dilakukan kurang lebih satu bulan, terhitung dari bulan Agustus sampai
September 2017.
3.3. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan memberikan arti dan membenarkan kegiatan atau suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Penguraian
definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara
untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian, juga memberikan batasan-
batasan pada objek yang diteliti.
Definisi Operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah:
1. Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang
terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
2. Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan yang dicapai oleh seseoang
terhadap suatu objek, pelayanan, lingkungan, dan fasilitas lainnya.
3. Pembayaran non tunai adalah pembayaran yang dilakukan tanpa
menggunakan uang kartal, yaitu uang dalambentukfisik uang kertas dan
uang logam melainkan menggunakan instrumen non tunai. Instrumen non
tunai yang digunakan berupa alat pembayaran menggunakan kartu
(APMK), Cek, Bilyet Giro, Nota Debit, maupun uang elektronik.
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1. Populasi
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kota Pematangsiantar
yang menggunakan pembayaran non tunai.
3.4.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Non Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2013: 154). Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara
pasti, maka untuk menentukan besar sampel digunakan rumus unkown
populations (Fredy, 2015: 53) sebagai berikut:
24
2
Zn
Keterangan :
n = ukuran sampel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Z = tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian pada (α =
5% atau derajat keyakinan ditentukan 95%, maka Z = 1,96)
µ = margin of error, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (ditentukan 10%)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai
berikut:
2)1,0(4
2Zn
2
2
)1,0(4
96,1n
n 96,4
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka jumlah responden yang menjadi
sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang.
3.5. Jenis Dan Sumber Data
Data yang diperlukan adalah data primer dengan didukung beberapa data
sekunder. Secara rinci, data yang dikumpulkan meliputi:
a) Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung
dilokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel
yang diteliti.
b) Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian. Penelitian memperoleh
data sekunder dari literatur, buku dan internet dan sumber lainnya.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa field
research atau penelitian lapangan yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
survei kuesioner dalam bentuk pernyataan-pernyataan secara terstruktur dimana
setiap responden dibatasi dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban
tertentu saja. Kuesioner diberikan langsung kepada masyarakat Kota
Pematangsiantar yang menggunakan pembayaran non tunai sebanyak 96
responden.
1. Penentuan Skor Jawaban
Pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan
skala likert dan jawaban dari responden diberi skor dengan menggunakan
5 point yaitu
Tabel 3.1
Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber:Sugiyono, 2012:105
2. Skor Ideal
Skor ideal merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor untuk
menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban. Untuk menghitung
jumlah skor ideal (kriterium) dari seluruh item, digunakan rumus sebagai
berikut, yaitu
Skor Kriterium = Nilai skala × Jumlah responden
Skor tertinggi adalah 5 dan jumlah responden 96, maka dapat dirumuskan
menjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Tabel 3.2
Nilai Kriterium setiap Skala
Rumus Skala
5 × 96 = 480 SS
4 × 96 = 384 S
3 × 96 = 288 KS
2 × 96 = 192 TS
1 × 96 = 96 STS
Selanjutnya semua jawaban responden dijumlahkan dan dimasukkan
kedalam rating scale dan ditentukan daerah jawabannya.
3. Rating Scale
STS TS KS S SS
96 192 288 384 480
4. Persentase Persetujuan
Sedangkan untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden melalui
persentase, yaitu digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
p = Persentase
f = Frekuensi dari setiap jawaban kuisioner
n = Jumlah skor ideal
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan
uji validitas dan reabilitas :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
3.7.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1989). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai r hasil korektif item total
correlation. Pengujian dilakukan dengan software IBM SPSS statistic 22 dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid
2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
3.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang, 2012).
Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi jawaban kuesioner. Dalam
penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan metode alpha cronbach
dengan menggunakan program software IBM SPSS statistic 22, nilai alpha yang
diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha lebih besar dari rtabel,
maka instrumen tersebut dapat disebut reliable. Indikator pengukuran reliabilitas
yang dibuat J.P. Gurlford dengan kepercayaan 95%, dengan kriteria rhitung>rtabel
adalah sebagai berikut :
0,00 ≤ rhitung < 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ rhitung < 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 ≤ rhitung < 0,60 : reliabilitas sedang atau cukup
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
0,60 ≤ rhitung < 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80 ≤ rhitung < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
3.8. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis
deskriptif yang dilakukan dengan analisis frekuensi dan tabel (Ginting dan
Situmorang, 2008).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Kota Pematangsiantar (sering disingkat Siantar saja) adalah salah satu
Kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di Provinsi tersebut
setelah Kota Medan. Karena letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi
oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’
20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di
tengah–tengah wilayah Kabupaten Simalungun. Kota Pematangsiantar yang hanya
berjarak 128 km dari Medan dan 50 km dari Parapat sering menjadi kota
perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke daerah pariwisata Danau Toba.
Kota ini memiliki luas wilayah 79,971 Km² dengan jumlah Kecamatan di
Kota Pematangsiantar ada sebanyak 8 kecamatan antara lain Siantar Barat, Siantar
Marihat, Siantar Marimbun, Siantar Martoba, Siantar Selatan, Siantar Sitalasari,
Siantar Timur, Siantar Utara dan jumlah kelurahan sebanyak 53 Kelurahan. Kota
ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan
kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu
lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada
tahun 1996.
Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang
terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri besar dan
sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp1,69
triliun, pangsa pasar industri mencapai 38,18% atau Rp646 miliar. Sektor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan
22,77% atau Rp385 miliar.
4.2 Sejarah
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar
merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing
dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan
Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun 1906. Di
sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat
tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean,
Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi
daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:
1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang Siantar Bayu menjadi
Kampung Pusat Kota.
2. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu,
Martoba, Sukadame, dan Bane.
3. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba
dan Martimbang.
Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun menjadi
daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-
raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun
1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang
menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami
kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar.
Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285,
Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri.
Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No.717 berubah menjadi Gemente yang
mempunyai Dewan. Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan
Dewan dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Pematangsiantar kembali
menjadi Daerah Otonomi. Berdasarkan Undang-undang No.22/1948 status
Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun dan Wali Kota dirangkap oleh
Bupati Simalungun sampai tahun 1957.
Berdasarkan UU No.1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan
dengan keluarnya Undang-undang No.18/1965 berubah menjadi Kota, dan dengan
keluarnya Undang-undang No.5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai
sekarang.
4.3 Penduduk
Penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 247.411 jiwa dengan kepadatan
penduduk 3.093,86 jiwa per km². Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar
lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 penduduk Kota
Pematangsiantar yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 120.597 jiwa dan
penduduk perempuan 126.814 jiwa. Penduduk di kota Pematangsiantar
umumnyaadalah suku Batak Simalungun, Batak Toba, Suku Jawa dan sebagian
kecil Tionghoa, Batak Karo dan suku lainnya. Mayoritas penduduk siantar
menganut agama Kristen. Berdasarkan data BPS Sensus 2015, penduduk yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
beragama Kristen sebanyak 51.25% (Kristen Protestan 46.54% dan Katholik
4.71%) dari 247.411 jiwa penduduk. Selain itu agama Islam juga banyak dianut
yakni mencapai 43.90%. Selebihnya agama Buddha 4.36%, Konghucu 0.01% dan
Hindu 0.11%.
4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.4.1 Uji Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen.
Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor butir pertanyaan
dengan skor total kontruk atau variabel. Pengukuran dapat dilakukan dengan uji
siginifikansi yang membandingkan nilai dengan untuk degree of
freedom (dk) = n-2 diman n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini df = 96-2
atau df = 94 dengan alpha 0,05 (α =5%) diperoleh nilai sebesar 0,2006.
Sedangkan untuk nilai dapat dilihat pada corrected Item-Total
Correlation. Apabila nilai > maka butir pertanyaan tersebut
dikatakan valid. Sebaliknya apabila r positif < maka pertanyaan
tersebut dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
No. Indikator Corrected
Item- Total
Correlation
Keterangan
1. Manfaat1 0,774 0,2006 Valid
2. Manfaat2 0,558 0,2006 Valid
3. Daya Tarik1 0,593 0,2006 Valid
4. Daya Tarik2 0,569 0,2006 Valid
5. Kerugian1 0,310 0,2006 Valid
6. Kerugian2 0,463 0,2006 Valid
7. Informasi1 0,442 0,2006 Valid
8. Informasi2 0,620 0,2006 Valid
9. Persyaratan1 0,622 0,2006 Valid
10. Persyaratan2 0,539 0,2006 Valid
11. Teknologi1 0,620 0,2006 Valid
12. Teknologi2 0,492 0,2006 Valid Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai pada kolom Corrected Item-
Total Correlation lebih besar dan positif dibandingkan dengan nilai sebesar
0,2006 dengan alpha 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa indikator dari setiap
variabel dinyatakan valid.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana indikator dari
variabel dapat dipercaya atau diandalkan. Uji statistik yang digunakan dalam
mengukur reliabilitas adalah Cornbach’s Alpha > 0,60. Adapun hasil pengujian
reliabilitas pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel N of Item Cronbach’s
Alpha
Keterangan
1. Prefrensi 6 0,795 Reliabel
2. Aksesibiltas 6 0,801 Reliabel Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masing-masing variabel memiliki
nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 (α >0,60), dan dapat disimpulkan
masing-masing variabel dinyatakan reliabel.
4.5 Gambaran Umum Responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh gambaran umum
sampel penelitan. Adapun gambaran umum dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 42 43,8
Perempuan 54 56,3
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden jenis kelamin laki-laki
sebanyak 42 orang (43,8%) dan responden jenis kelamin perempuan sebanyak 54
orang (56,3%). Berdasarkan keterangan tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar pengguna pembayaran non tunai masyarakat di KotaPematangsiantar yang
menjadi responden adalah perempuan. Hal ini dikarenakan karena perempuan
lebih baik dari laki-laki dalam melakukan banyak tugas atau multitasking. Hasil
tersebut didukung oleh sebuah percobaan yang dilakukan oleh Stoet dan Laws
terhadap sekelompok laki-laki dan perempuan tentang multitasking, secara
keseluruhan dari percobaan mereka menyimpulkan bahwa perempuan mempunyai
keunggulan lebih dari laki-laki dalam hal multitasking, atau setidaknya dalam
situasi tertentu (Cable News Network Indonesia, 2014).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
21-30 Tahun 26 27,1
31-40 Tahun 57 59,4
41-50 Tahun 8 8,3
>50 Tahun 5 5,2
Total 96 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa usia responden
berkisar antara 21-30 tahun sebanyak 26 orang (27,1%), usia antara 31-40 tahun
sebanyak 57 orang (59,4%), usia antara 41-50 tahun sebanyak 8 orang (8,3%) dan
usia diatas 50 tahun sebanyak 5 orang (5,2%). Dapat diketahui bahwa usia
responden paling banyak berkisar antara usia 31-40 tahun yang tergolong usia
muda yang memiliki peluang tinggi terhadap sistem pembayaran non tunai. Hal
ini dikarenakan kelompok usia muda cenderung lebih mudah menerima dan
beradaptasi dengan produk-produk baru sehingga keinginan mencoba sangat
tinggi.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SMP/SMA Sederajat 14 14,6
Diploma 30 31,3
S1 46 47,9
S2/S3 6 6,2
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar yang menjadi
responden terdiri dari SMP/SMA Sederajat sebanyak 14 orang (14,6%), Diploma
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
sebanyak 30 orang (31,3%), S1 (Sarjana) sebanyak 46 orang (47,9%) dan S2/S3
sebanyak 6 orang (6,2%).
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 3 3,1
Pegawai Negeri 13 13,5
Pegawai Swasta 33 34,4
Wiraswasta 21 21,9
Lainnya 26 27,1
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas
pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar yang menjadi
responden adalah pegawai swasta sebanyak 33 orang (34,4%), lainnya sebanyak
26 orang (27,1%), wiraswasta sebanyak 21 orang (21,9%), pegawai negeri
sebanyak 13 orang (13,5%), dan pelajar/mahasiswa sebanyak 3 orang (3,1%).
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
<1.000.000 3 3,1
Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 8 8,3
Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 16 16,7
Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000 47 49,0
>5.000.0001 22 22,9
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapatan
pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar yang menjadi
responden, paling banyak berpendapatan antara Rp. 3.000.001 – Rp, 5.000.000
sebanyak 47 orang (49,0%), pendapatan >5.000.0001 sebanyak 22 orang (22,9%),
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
pendapatan antara Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 sebanyak 16 orang (16,7%),
pendapatan antara Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 sebanyak 8 orang (8,3%), dan
pendapatan <1.000.000 sebanyak 3 orang (3,1%).
Tabel 4.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
<1.000.000 10 10.4
Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 21 21,9
Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 38 39,6
Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000 14 14,6
>5.000.0001 13 13,4
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran
pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar yang menjadi
responden,paling banyak antara Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 sebanyak 38 orang
(39,6%), pengeluaranRp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 sebanyak 21 orang (21,9%),
pengeluaran antara Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000 sebanyak 14 orang (14,6%),
pengeluaran >5.000.0001 sebanyak 13 orang (13,4%), dan pengeluaran
<1.000.000 sebanyak 10 orang (10.4%).
Tabel 4.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Tabungan atau Simpanan
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
<1.000.000 22 22,9
Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 46 47,9
Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 16 16,7
Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000 7 7,3
>5.000.0001 5 5,2
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tabungan atau
simpanan pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar yang menjadi
responden, paling banyak antara Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 sebanyak 46
orang (47,9%), tabungan atau simpanan <1.000.000 sebanyak 22 orang (22,9%),
tabungan atau simpanan antara Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 sebanyak 16 orang
(16,7%), tabungan atau simpanan antara Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000 sebanyak
7 orang (7,3%), dan tabungan atau simpanan >5.000.0001 sebanyak 5 orang
(5,2%).
Tabel 4.10
Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Pembayaran Non Tunai
Jenis Pembayaran Jumlah Persentase (%)
Bank/Lembaga Keuangan 64 66,7
Sales di Pusat Pembelanjaan 5 5,2
Internet/Media Massa 9 9,4
Televisi/Radio 2 2,1
Keluarga/Teman 16 16,7
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas menunjukkan bahwa sumber informasi
pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar yang menjadi
responden berasal dari bank/lembaga keuangan sebanyak 64 orang (66,7%),
keluarga/teman sebanyak 16 orang (16,7%), internet/media massa sebanyak 9
orang (9,4%), sales di pusat pembelanjaan sebanyak 5 orang (5,2%), dan televisi/
radio sebanyak 2 orang (2,1%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Tabel 4.11
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pembayaran
Non Tunai yang digunakan
Jenis Pembayaran Jumlah Persentase (%)
ATM/Debit atau Kredit 82 85,4
E-money 4 4,2
Cek dan Bilyet Giro 2 2,1
Lainnya 8 8,3
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis
pembayaran non tunai yang sering digunakan oleh pengguna pembayaran non
tunai di Kota Pematangsiantar yang menjadi responden, paling banyak
menggunakan kartu ATM/debit atau kartu kredit sebanyak 82 orang (85,4%),
menggunakan E-money sebanyak 4 orang (4,2%), menggunakan cek dan bilyet
giro sebanyak 2 orang (2,1%), dan menggunakan pembayaran non tunai lainnya
sebanyak 8 orang (8,3%).
Tabel 4.12
Karakteristik Responden Berdasarkan Banyak Jenis
Kartu Elektronik
Banyak Jenis Kartu Jumlah Persentase (%)
1 kartu 22 22,9
2 kartu 35 36,5
3 kartu 24 25,0
>3 kartu 15 15,6
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas menujukkan bahwa banyak jenis
kartu pembayaran non tunai yang dimiliki masyarakat di Kota Pematangsiantar
yang menjadi responden paling banyak 2 jenis kartu berjumlah 35 orang (36,5%),
memiliki 3 jenis kartu berjumlah 24 orang (25,0%), memiliki 1 jenis kartu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
berjumlah 22 orang (22,9%), dan memiliki >3 jenis kartu berjumlah 15 orang
(15,6%).
Tabel 4.13
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan/Kepemilikan
Pembayaran Non Tunai
Lama Penggunaan/Kepemilikan Jumlah Persentase (%)
<1 tahun 8 8,3
1,1 – 3 tahun 7 7,3
3,1 – 5 tahun 20 20,8
>5 tahun 61 63,5
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa lama
penggunaan/kepemilikan pengguna pembayaran non tunai di Kota
Pematangsiantar yang menjadi responden, paling banyak >5 tahun sebanyak 61
orang (63,5%), lama penggunaan/kepemilikan 3,1 – 5 tahun sebanyak 20 orang
(20,8%), lama penggunaan/kepemilikan 1,1 – 3 tahun sebanyak 7 orang (7,3%),
dan lama penggunaan/kepemilikan <1 tahun sebanyak 8 orang (8,3%).
Tabel 4.14
Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Kartu Pembayaan
Non Tunai Dalam Sebulan
Penggunaan Kartu Jumlah Persentase (%)
Sangat sering ( >5 kali) 20 20,8
Sering ( 3-5 kali) 52 54,2
Kadang-kadang (1-2 kali) 23 24,0
Tidak pernah 1 1,0
Total 96 100 Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
masyarakat pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar yang
menjadi responden, lebih memilih sering ( 3-5 kali) sebanyak 52 orang (54,2%)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
dalam menggunakan pembayaran non tunai, kemudian kadang-kadang (1-2
kali)sebanyak 23orang (24,0%), sangat sering ( >5 kali) sebanyak 20 orang
(20,8%), dan paling sedikit tidak pernah sebanyak 1 orang (1,0%).
4.6 Preferensi
Didalam penelitian ini faktor-faktor preferensi yang mempengaruhi
penggunaan pembayaran non tunai yang digunakan oleh peneliti diantaranya
faktor manfaat, faktor daya tarik dan faktor kerugian. Berikut ini hasil analisis
deskriptif persentase tiap butir pertanyaan faktor-faktor preferensi yang
mempengaruhi penggunaan pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar.
a. Berdasarkan Faktor Manfaat
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh persentase responden
berdasarkan jenis pembayaran non tunai yang digunakan. Adapun persentase yang
diambil dari responden adalah sebagai berikut.
Tabel 4.15
Gambaran Berdasarkan Faktor Manfaat
No. Pernyataan STS TS KS S SS Total
% % % % % %
1. Anda merasa aman dan lebih cepat
dalam melakukan transaksi non tunai
daripada melakukan transaksi tunai
(cash).
0 0 3,1 62,5 34,4 100
2. Kemudahan dalam bertransaksi
merupakan alasan anda menggunakan
pembayaran non tunai.
0 1,0 16,7 58,3 24,0 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
1. Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor manfaat, maka analisisnya adalah :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
Jumlah skor untuk 33 orang menjawab SS = 33× 5 = 165
Jumlah skor untuk 60 orang menjawab S = 60 × 4 = 240
Jumlah skor untuk 3 orang menjawab KS = 3 × 3 = 48
Jumlah skor untuk - orang menjawab TS = 0
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 453
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor manfaat ialah (453 : 480) × 100% = 94,37%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 453 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 453
terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 62,5% menyatakan setuju,
34,4% menyatakan sangat setuju, 3,1% menyatakan kurang setuju, 0%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pernyataan 2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor manfaat, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 23 orang menjawab SS = 23× 5 = 115
Jumlah skor untuk 56 orang menjawab S = 56 × 4 = 224
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
Jumlah skor untuk 16 orang menjawab KS = 16 × 3 = 48
Jumlah skor untuk 1 orang menjawab TS = 1 × 2 = 2
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 389
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktorpreferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor manfaat ialah (389 : 480) × 100% = 81,04%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 389 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 389
terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 58,3% menyatakan setuju,
24,0% menyatakan sangat setuju, 16,7% menyatakan kurang setuju, 1,0%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
b. Berdasarkan Faktor Daya Tarik
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh persentase responden
berdasarkan jenis pembayaran non tunai yang digunakan. Adapun persentase yang
diambil dari responden adalah sebagai berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
Tabel 4.16
Gambaran Berdasarkan DayaTarik
No. Pernyataan STS TS KS S SS Total
% % % % % %
1. Adanya promo diskon yang ditawarkan,
penambahan poin, atau hadiah
merupakan alasan anda dalam
melakukan transaksi dengan
pembayaran non tunai.
0 0 10,4 72,9 14,6 100
2. Anda menggunakan pembayaran non
tunai karena bentuknya lebih praktis,
dan lebih fleksibel.
0 1,0 11,5 68,8 18,8 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
1. Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor daya tarik, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 26 orang menjawab SS = 26 × 5 = 130
Jumlah skor untuk 60 orang menjawab S = 60 × 4 = 240
Jumlah skor untuk 10 orang menjawab KS = 10 × 3 = 30
Jumlah skor untuk - orang menjawab TS = 0
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 400
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor daya tarik ialah (400 : 480) × 100% = 83,33%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 400 480
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 400
terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 72,9% menyatakan setuju,
14,6% menyatakan sangat setuju, 3,1% menyatakan kurang setuju, 0%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pernyataan 2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor daya tarik,maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 18 orang menjawab SS = 18× 5 = 90
Jumlah skor untuk 66 orang menjawab S = 66 × 4 = 264
Jumlah skor untuk 11 orang menjawab KS = 11× 3 = 33
Jumlah skor untuk 1 orang menjawab TS = 1 x 2 = 2
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 389
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor daya tarik ialah (389 : 480) × 100% = 81,04%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 389 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 389
terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 68,8% menyatakan setuju,
18,8% menyatakan sangat setuju, 11,5% menyatakan kurang setuju, 1,0%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
c. Berdasarkan Faktor Kerugian
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh persentase responden
berdasarkan jenis pembayaran non tunai yang digunakan. Adapun persentase yang
diambil dari responden adalah sebagai berikut.
Tabel 4.17
Gambaran Berdasarkan Faktor Kerugian
No. Pernyataan STS TS KS S SS Total
% % % % % %
1. Adanya kebutuhan akses internet yang
cepat dan biaya tambahan yang
dikeluarkan dalam melakukan transaksi
pembayaran non tunai.
0 2,1 10,4 72,9 14,6 100
2. Anda menjadi lebih boros dalam
bertransaksi dengan menggunakan
pembayaran non tunai.
0 13,5 27,1 42,6 16,7 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
1. Pernyataan1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor kerugian, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 14 orang menjawab SS = 14× 5 = 70
Jumlah skor untuk 70 orang menjawab S = 70 × 4 = 280
Jumlah skor untuk 10 orang menjawab KS = 10 × 3 = 30
Jumlah skor untuk 2 orang menjawab TS = 2 × 2 = 4
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
Jumlah Total = 384
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor kerugian ialah (384 : 480) × 100% = 80%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384384 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 384
terletak pada daerah Setuju (S).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 72,9% menyatakan setuju,
14,6% menyatakan sangat setuju, 10,4% menyatakan kurang setuju, 2,1%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pernyataan2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor kerugian, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 16 orang menjawab SS = 16× 5 = 80
Jumlah skor untuk 41 orang menjawab S = 41 × 4 = 164
Jumlah skor untuk 26 orang menjawab KS = 26 × 3 = 78
Jumlah skor untuk 13 orang menjawab TS = 13 × 2 = 26
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 348
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor kerugian ialah (348 : 480) × 100% = 72,5%.
STS TS KS S SS
96 192 288 348 384 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 348
terletak pada daerah Setuju (S).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 42,6% menyatakan setuju,
27,1% menyatakan kurang setuju, 16,7% menyatakan sangat setuju, 13,5%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
4.7 Aksesibilitas
Didalam penelitian ini faktor-faktor aksesibilitas yang mempengaruhi
penggunaan pembayaran non tunai yang digunakan oleh peneliti diantaranya
faktor informasi, faktor persyaratan dan faktor teknologi. Berikut ini hasil analisis
deskriptif persentase tiap butir pertanyaan faktor-faktor preferensi yang
mempengaruhi penggunaan pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar.
a. Berdasarkan Faktor Informasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh persentase responden
berdasarkan faktor kepemilikan pembayaran non tunai. Adapun persentase yang
diambil dari responden adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Tabel 4.18
Gambaran Berdasarkan Faktor Informasi
No. Pernyataan STS TS KS S SS Total
% % % % % %
1. Informasi yang diberikan oleh penyedia
jasa layanan pembayaran non tunai
sesuai dengan yang saya butuhkan.
0 0 15,6 65,6 18,8 100
2. Anda mudah mendapatkan informasi
mengenai layanan pembayaran non
tunai. (melalui internet, call center
bank, atau petugas bank)
0 19,8 36,5 31,3 12,5 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
1. Pernyataan1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor informasi, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 18 orang menjawab SS = 18× 5 = 90
Jumlah skor untuk 63 orang menjawab S = 63 × 4 = 252
Jumlah skor untuk 15 orang menjawab KS = 15 × 3 = 45
Jumlah skor untuk - orang menjawab TS = 0
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 387
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor informasi ialah (387 : 480) × 100% = 80,62%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 387 480
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 387
terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 65,6% menyatakan setuju,
18,8% menyatakan sangat setuju, 15,6% menyatakan kurang setuju, 0%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pernyataan2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor informasi, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 16 orang menjawab SS = 16× 5 = 80
Jumlah skor untuk 41 orang menjawab S = 41 × 4 = 164
Jumlah skor untuk 26 orang menjawab KS = 26 × 3 = 78
Jumlah skor untuk 13 orang menjawab TS = 13 × 2 = 26
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 348
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor informasi ialah (348 : 480) × 100% = 72,5%.
STS TS KS S SS
96 192 288 348 384 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 348
terletak pada daerah Setuju (S).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 36,5% menyatakan kurang
setuju, 31,3% menyatakan setuju, 16,7% menyatakan sangat setuju, 13,5%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
b. Berdasarkan Faktor Persyaratan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh persentase responden
berdasarkan jenis pembayaran non tunai yang digunakan. Adapun persentase yang
diambil dari responden adalah sebagai berikut.
Tabel 4.19
Gambaran Berdasarkan Faktor Persyaratan
No. Pernyataan STS TS KS S SS Total
% % % % % %
1. Anda mudah untuk mendapatkan
(applied) kartu pembayaran non tunai
dari pihak bank (kartu ATM/debit, kartu
kredit, E-money).
0 2,1 24,0 44,8 29,2 100
2. Anda dapat memiliki alat pembayaran
non tunai (kartu ATM/debit, kartu
kredit, E-money) dengan syarat dan
biaya yang relative mudah untuk
dipenuhi.
0 12,5 33,3 39,6 14,6 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
1. Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor persyaratan, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 28 orang menjawab SS = 28× 5 = 140
Jumlah skor untuk 43 orang menjawab S = 43 × 4 = 172
Jumlah skor untuk 23 orang menjawab KS = 23 × 3 = 69
Jumlah skor untuk 2 orang menjawab TS = 2 × 2 = 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 385
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor persyaratan ialah (385 : 480) × 100% = 80,20%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 385 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 385
terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 44,8% menyatakan setuju,
29,2% menyatakan sangat setuju, 24,0% menyatakan kurang setuju, 2,1%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pernyataan 2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor persyaratan, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 12 orang menjawab SS = 12× 5 = 60
Jumlah skor untuk 30 orang menjawab S = 30 × 4 = 120
Jumlah skor untuk 35 orang menjawab KS = 35 × 3 = 105
Jumlah skor untuk 19 orang menjawab TS = 19× 2 = 38
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 323
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor persyaratan ialah (323: 480) × 100% = 67,29%.
STS TS KS S SS
96 192 288 323 384 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data
323terletak pada daerah Setuju (S).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 39,6% menyatakan setuju,
33,3% menyatakan kurang setuju, 19,8% menyatakan tidak setuju, 14,6%
menyatakan sangat setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
c. Berdasarkan Faktor Teknologi
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh persentase responden
berdasarkan jenis pembayaran non tunai yang digunakan. Adapun persentase yang
diambil dari responden adalah sebagai berikut.
Tabel 4.20
Gambaran Berdasarkan Faktor Teknologi
No. Pernyataan STS TS KS S SS Total
% % % % % %
1. Penggunaaan teknologi sistem
pembayaran non tunai sangat
memudahkan anda dalam
melakukantransaksi (transfer, cek
saldo).
0 0 11,5 74,0 14,6 100
2. Adanya teknologi E-banking, sms-
banking memudahkan Anda untuk
melakukan transaksi.
0 0 13,5 62,5 24,0 100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
1. Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor teknologi, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 14 orang menjawab SS = 14× 5 = 70
Jumlah skor untuk 71 orang menjawab S = 71 × 4 = 284
Jumlah skor untuk 11 orang menjawab KS = 11 × 3 = 33
Jumlah skor untuk - orang menjawab TS = 0
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 387
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor teknologi ialah (387 : 480) × 100% = 80,20%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 387 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 387
terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 74,0% menyatakan setuju,
14,6% menyatakan sangat setuju, 11,5% menyatakan kurang setuju, 0%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pernyataan 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran faktor teknologi, maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 23 orang menjawab SS = 23× 5 = 115
Jumlah skor untuk 60 orang menjawab S = 60 × 4 = 240
Jumlah skor untuk 13 orang menjawab KS = 13 × 3 = 39
Jumlah skor untuk - orang menjawab TS = 0
Jumlah skor untuk - orang menjawab STS = 0
Jumlah Total = 394
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka faktor preferensi terhadap sistem pembayaran non tunai berdasarkan
analisis faktor teknologi ialah (392 : 480) × 100% = 82,08%.
STS TS KS S SS
96 192 288 384 394 480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 394
terletak pada daerah Sangat Setuju (S).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa
masyarakat di Kota Pematangsiantar sebanyak 62,5% menyatakan setuju,
24,0% menyatakan sangat setuju, 13,5% menyatakan kurang setuju, 0%
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju
4.8 Metode Deskriptif Persetujuan Seluruh Faktor
Untuk selanjutnya untuk menghitung nilai faktor dari beberapa
pernyataan, maka cara menghitungnya adalah yaitu dengan merata-rata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
kan seluruh jawaban faktor-faktor tersebut. Untuk memudahkan dalam
menganalisis data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dan
aksesibilitas dalam penggunaan pembayaran non tunai maka penulis
menginterpretasikannya dalam tabel 4.21 dan table 4.22
Tabel 4.21
Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Preferensi
Pernyataan Manfaat Daya Tarik Kerugian
1 453 400 384
2 389 389 348
Total 842 789 732
Rata-rata 421 394,5 366
Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari tabel diatas, dengan menggunakan skala likert, maka gambaran faktor
yang mempengaruhi preferensidalam penggunaan pembayaran non tunai,untuk
faktor manfaat dengan nilai 421 yang terletak pada daerah Sangat Setuju (SS),
faktor daya tarik dengan nilai 394,5 yang terletak pada daerah Sangat Setuju
(SS), dan faktor kerugian dengan nilai 366 yang terletak pada daerah Setuju (S).
Tabel 4.22
Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Aksesibilitas
Pernyataan Informasi Persyaratan Teknologi
1 387 385 387
2 323 342 394
Total 710 727 781
Rata-rata 355 363,5 390,5
Sumber :Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Dari tabel diatas, dengan menggunakan skala likert, maka
gambaran faktor yang mempengaruhi aksesibilitas dalam penggunaan
pembayaran non tunai, untuk faktor informasidengan nilai 355 yang
terletak pada daerah Setuju (S), faktor persyaratan dengan nilai 363,5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
yang terletak pada daerah Setuju (S), dan faktor teknologi dengan nilai
390,5 yang terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden, maka dari
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor terbesar yang
mempengaruhi preferensi masyarakat Kota Pematangsiantar adalah faktor
manfaat yaitu kemudahan, tingkat keamanan, dan lebih cepat dalam
melakukan transaksi dengan nilai 421 yang terletak pada daerah Sangat
Setuju (SS). Sedangkan faktor terbesar yang mempengaruhi aksesibiltas
masyarakat Kota Pematangsiantar adalah faktor teknologi yaitu adanya
layanan teknologi E-banking dan SMS Banking dan kemudahan teknologi
dalam melakukan transaksi melalui transfer atau cek saldo dengan nilai
390,5 yang terletak pada daerah Sangat Setuju (SS).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, analisis dan pembahasan diatas dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor terbesar yang mempengaruhi
prefensi masyarakat di Kota Pematangsiantar adalah faktor mamfaat yaitu
aspek tingkat keamanan, kecepatan, dan kemudahan dalam melakukan
transaksi, Sedangkan faktor terbesar yang mempengaruhi aksesibiltas
masyarakat di Kota Pematangsiantar adalah faktor teknologi yaitu
penggunaan teknologi yang memudahkan transaksi pembayaran non tunai
dan adanya teknologi seperti E-banking dan SMS banking.
2. Masyarakat pengguna pembayaran non tunai di Kota Pematangsiantar
lebih banyak didominasi perempuan dan telah lebih dari lima tahun
menggunakan sistem pembayaran non tunai. Sebagaian besar masyarakat
Kota Pematangsiantar mendapatkan informasi mengenai pembayaran non
tunai melalui Bank atau Lembaga. Kebanyakan masyarakat Kota
Pematangsiantar sering menggunakan pembayaran non tunai dalam
sebulan yaitu 3-5 kali dan rata-rata berpendidikan S1 (Sarjana).
3. Kelompok usia muda yaitu 31-40 memiliki peluang tinggi terhadap system
pembayaran non tunai. Hal ini dikarenakan usia ini berada dalam kategori
mapan secara finansial dan lebih ceenderung mudah menerima dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
beradaptasi dengan produk-produk baru sehingga keinginan mencoba
sangat tinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh,
maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pihak Bank harus dapat menyediakan fasilitas layanan yang layak dan
memadai agar pengguna pembayaran non tunai dapat dengan mudah
mengakses pembayaran non tunai baik berbasis warkat (paper-based
payment system), berbasis kartu (card-based payment system), maupun
berbasis internet/telepon dimanapun dan kapanpun mereka ingin gunakan
2. Pihak bank disarankan lebih sering mensosialisasiakan penggunaan
pembayaran non tunai seperti kartu ATM atau debit, kartu kredit, e-money
dan lain-lain yang dikerluarkan kepada masyarakat Kota Pematangsiantar,
dan untuk memperluas penggunaan pembayaran non tunai, media yang
paling baik adalah bank atau lembaga keuangan dan keluarga atau teman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, YudhistiraP,2014. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensidan
Aksesbilitas Terhadap Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik”, Jurnal
Ilmiah, Universitas Brawijaya Malang.
Fidel, Miro. 2009. Perencanaan Transportasi bagi Mahasiswa, Perencana dan
Praktisi. Jakarta.Erlangga
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan
Metode Riset, USU Press, Medan.
Hancock, Diana dan David B. Humphrey, 1998. Payment Transactions,
Instruments, and Systems: A Survey, Journal of Banking and Finance 21,
USA Florida State University.
Helmi, Rahman dan Zaki Mubarak, 2014. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Masyarakat Kalimantan Selatan Terhadap Penggunaan
Pembayaran Non Tunai”, Jurnal, IAIN Antasari Banjarmasin.
Hidayat, Ahmad, 2006. Upaya Meningkatkan Alat Pembayaran Non Tunai
Melalui Pengembangan E-Money, Working Paper Bank Indonesia.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Milenium.
Prenhaallindo, Jakarta.
Latumaerissa, Julius.R, 2011. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat
Lely Fitri Hasibuan, 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Preferensi dan Aksesibilitas Masyarakat dalam Penggunaan Pembayaran
Non Tunai Di Kota Medan.Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Magribi, M., 1999, Geografi Transportasi, Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta
Mulyati, Sri Tri Subari, dan Ascarya, 2003, Kebijakan Sistem Pembayaran di
Indonesia, Seri Kebanksentralan No.8, Bank Indonesia.
Pohan, Aulia,2011. Sistem Pembayaran: Strategi dan Implementasi di Indonesia,
Rajawali Pers,Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi, 2014. Analisis Data Untuk
Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi tiga, USU Press, Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
Simamora, B. 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Penerbit PT.Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung.
Singarimbun, Masri dan Sofian effendi.1989. Metode Penelitian Survai, LP3ES,
Jakarta.
Sheth, J., N. dan Sisodia, R., S. (2012). The 4A’s of Marketing. Creating Value for
Customers, Companies and Society. New York. Routledge
Susantono, Bambang. 2004. Langkah Kecil Yang Kita Lakukan Menuju
Transportasi Yang Berkelanjutan. Jakarta: Masyarakat Transportasi
Indonesia.
Untoro, Priyo R.Widodo danArifin MS, 2014. Kajian Penggunaan Instrumen
Sistem Pembayaran Sebagai Leading Indicator Makro Ekonomi, Working
Paper Bank Indonesia.
Vuong Duc Hoang Quan, 2013. Factors Affecting to Card Payment’s Choice: An
empirical study of HCM city, Jurnal Ilmiah CFVG The Frech-Vietnamse
For Management Education
Warjiyo,P. 2006. Non-Cash Payments and Monetary Policy Implications in
Indonesia. Didalam: Bank Indonesia. Seminar Internasional Toward Less
Cash Society in Indonesia; Jakarta, 17 Mei 2006– 18 Mei 2006. Jakarta:
Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2011. SistemPembayaran. http://www.bi.go.id/(29 Agustus2016).
Bank Indonesia. 2016. Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2015.
http;//www.bi.go.id/ (8 Agustus 2016).
Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, 2016. Kota Pematangsiantar dalam
Angka 2016. https://siantarkota.bps.go.id/ (29 Agustus 2016)
CNN Indonesia. 2014. Alasan Perempuan Lebih Multitasking dari Laki-laki.
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141222115452-
25519704/alasan-perempuan-lebih-multitasking-dari-laki-laki/ (diakses 6
September 2017)
Finance Detik, 2017. Pakai Kereta, Medan-Danau Toba Ditempuh 4,5 Jam
Dengan Pemandangan Indah. http://finance.detik.com/ (8 Agustus 2017)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
Gres News. 2014. Pemerintah Bagikan Jaminan Sosial Dengan Uang Elektronik.
http://www.gresnews.com/ (8 Agustus 2017)
Jurnal Asia, 2015. Sosialisasi Gerakan Non Tunai. https://www.jurnalasia.com/
(8 Agustus 2017)
Lintas Publik. 2016. Kampanye Gerakan Non Tunai, BI Siantar Gandeng Seribu
Guru. https://www.lintaspublik.com/ (8 Agustus 2017)
Pemerintah Kota Pematangsiantar, 2017. Sejarah Kota Pematangsiantar,
Kependudukan. http://pematangsiantarkota.go.id/ (8 Agustus 2017)
Sekretaris Kabinet Republik Indonesia. 2016. Presiden Jokowi Teken Pepres
Badan Otoritas Pengelolaan Pariwisata Danau Toba. http://setkab.go.id/ (8
Agustus 2017)
Travel Kompas. 2016. Ini Rencana Jokowi Kembangkan Danau Toba Sebagai
Destinasi Wisata Unggulan. http://travel.kompas.com/ (8 Agustus 2017)
Tribun News, 2017. Mulai Oktober 2017, Semua Transaksi Pembayaran Tol
Menggunakan Uang Elektronik. http://news.liputan6.com/ (8 Agustus
2017)
Warta Ekonomi. 2017. BI : 134 Instansi Sumut Jalankan Program
Elektoronifikasi. https://www.wartaekonomi.co.id/(8 Agustus 2017)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 1
Kuisioner Penelitian
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Preferensi dan Aksesibilitas Masyarakat dalam
Penggunaan Pembayaran Non Tunai Di Kota
Pematangsiantar.
Responden Yang Terhormat,
Saya Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen
Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, sedang menyusun
sebuah karya ilmiah berupa Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi
dan Aksesibilitas Masyarakat dalam Penggunaan Pembayaran Non
Tunai Di Kota Pematangsiantar”.
Kuisioner ini semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian
ilmiah. Besar harapan saya kiranya Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari
bersedia mengisi kuisioner ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya tanpa rekayasa. Atas kerja samanya saya
ucapkan terima kasih.
IDENTITAS DIRI
Lengkapi identitas diri pada formulir yang tertera dibawah ini.
Silahkan memberi lingkaran atau tanda silang (X) pada huruf yang sesuai
dengan identitas diri Bapak/Ibu/Saudara/i.
1. Nama Responden : ...................................................................
2. Alamat Tinggal Responden : ...................................................................
..................................................................
3. Usia Responden : ................ tahun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Jenis Kelamin Responden :
a. Laki-laki b. Perempuan
5. Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa d. Wiraswasta
b. Pegawai Swasta e. Lainnya ..............
c. Pegawai Negeri
6. Pendidikan :
a. SMP/SMA Sederajat c. S1
b. Diploma d. S2/ S3
7. Pendapatan / Bulan (Gaji+ Penghasilan Lainnya) :
a. <1.000.000
b. Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000
d. Rp. 3.000.001 – Rp, 5.000.000
e. >Rp. 5.000.001
8. Pengeluaran / Bulan :
a. <1.000.000
b. Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000
d. Rp. 3.000.001 – Rp, 5.000.000
e. >Rp. 5.000.001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9. Tabungan atau simpanan tiap bulan:
a. <1.000.000
b. Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000
d. Rp. 3.000.001 – Rp, 5.000.000
e. >Rp. 5.000.001
10. Darimana anda mengetahui informasi penggunaan pembayaran
non tunai?
a. Bank/Lembaga Keuangan
b. Sales di Pusat Pembelanjaan
c. Internet/Media Massa
d. Televisi/Radio
e. Keluarga/Teman
11. Jenis pembayaran non tunai apa yang anda gunakan?
a. Kartu ATM/Debit atau Kartu Kredit
b. E-money
c. Cek dan Bilyet Giro
d. Lainnya, sebutkan ……….
12. Berapa banyak jenis kartu elektronik yang anda gunakan?
a. 1 kartu
b. 2 kartu
c. 3 kartu
d. >3 kartu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13. Sudah berapa lama anda menggunakan kartu pembayaran non
tunai?
a. <1 tahun
b. 1,1 – 3 tahun
c. 3,1 – 5 tahun
d. >5 tahun
14. Berapa kali Anda menggunakan kartu pembayaran non tunai
dalam sebulan?
a. Sangat sering ( >5 kali)
b. Sering ( 3-5 kali)
c. Kadang-kadang (1-2 kali)
d. Tidak pernah
PETUNJUK PENGISIAN
Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik
setiap pernyataan tersebut. Bapak/Ibu diminta untuk mengemukakan apakah
pernyataan tersebut seseuai dengan diri Bapak/Ibu, dengan memberi tanda check
list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia, yaitu :
No Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
I.PREFENSI
MAMFAAT
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
1. Anda merasa aman dan lebih cepat dalam
melakukan transaksi non tunai daripada
melakukan transaksi tunai (cash).
2. Kemudahan dalam bertransaksi merupakan
alasan anda menggunakan pembayaran non
tunai.
DAYA TARIK
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
1. Adanya promo diskon yang ditawarkan,
penambahan poin, atau hadiah merupakan
alasan anda dalam melakukan transaksi dengan
pembayaran non tunai.
2. Anda menggunakan pembayaran non tunai
karena bentuknya lebih praktis, dan lebih
fleksibel.
KERUGIAN
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
1. Adanya kebutuhan akses internet yang cepat
dan biaya tambahan yang dikeluarkan dalam
melakukan transaksi pembayaran non tunai.
2. Anda menjadi lebih boros dalam bertransaksi
dengan menggunakan pembayaran non tunai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
II.AKSESIBILITAS
INFORMASI
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
1. Informasi yangdiberikan oleh penyedia jasa
layanan pembayaran non tunai sesuai dengan
yang saya butuhkan.
2. Anda mudah mendapatkan informasi mengenai
layanan pembayaran non tunai. (melalui
internet, call center bank, atau petugas bank)
PERSYARATAN
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
1. Anda mudah untuk mendapatkan (applied)
kartu pembayaran non tunai dari pihak bank
(kartu ATM/debit, kartu kredit, E-money).
2. Saya dapat memiliki alat pembayaran non tunai
(kartu ATM/debit, kartu kredit, E-money)
dengan syarat dan biaya yang relative mudah
untuk dipenuhi.
TEKNOLOGI
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
1. Penggunaaan teknologi sistem pembayaran non
tunai sangat memudahkan anda dalam
melakukan transaksi (transfer, cek saldo).
2. Adanya teknologi E-banking, sms-banking
memudahkan Anda untuk melakukan transaksi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 2
Identitas Responden
1. Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 21 2 2,1 2,1 2,1
22 1 1,0 1,0 3,1
23 1 1,0 1,0 4,2
24 1 1,0 1,0 5,2
26 3 3,1 3,1 8,3
27 3 3,1 3,1 11,5
28 7 7,3 7,3 18,8
29 5 5,2 5,2 24,0
30 3 3,1 3,1 27,1
31 6 6,3 6,3 33,3
32 8 8,3 8,3 41,7
33 3 3,1 3,1 44,8
34 9 9,4 9,4 54,2
35 7 7,3 7,3 61,5
36 6 6,3 6,3 67,7
37 3 3,1 3,1 70,8
38 4 4,2 4,2 75,0
39 5 5,2 5,2 80,2
40 6 6,3 6,3 86,5
41 2 2,1 2,1 88,5
43 1 1,0 1,0 89,6
44 1 1,0 1,0 90,6
45 1 1,0 1,0 91,7
47 2 2,1 2,1 93,8
50 1 1,0 1,0 94,8
52 1 1,0 1,0 95,8
53 1 1,0 1,0 96,9
54 2 2,1 2,1 99,0
55 1 1,0 1,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 42 43,8 43,8 43,8
Perempuan 54 56,3 56,3 100,0
Total 96 100,0 100,0
3. Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Diploma 30 31,3 31,3 31,3
S1 46 47,9 47,9 79,2
S2/ S3 6 6,3 6,3 85,4
SMP/SMA 14 14,6 14,6 100,0
Total 96 100,0 100,0
4. Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lainnya 26 27,1 27,1 27,1
Pegawai Negeri 13 13,5 13,5 40,6
Pegawai Swasta 33 34,4 34,4 75,0
Pelajar/Mahasiswa 3 3,1 3,1 78,1
Wiraswasta 21 21,9 21,9 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <1.000.000 3 3,1 3,1 3,1
1.000.001 – 2.000.000 8 8,3 8,3 11,5
2.000.001 – 3.000.000 16 16,7 16,7 28,1
3.000.001 – 5.000.000 47 49,0 49,0 77,1
>5.000.001 22 22,9 22,9 100,0
Total 96 100,0 100,0
6. Pengeluaran
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <1.000.000 10 10,4 10,4 10,4
1.000.001 – 2.000.000 21 21,9 21,9 32,3
2.000.001 – 3.000.000 38 39,6 39,6 71,9
3.000.001 – 5.000.000 14 14,6 14,6 86,5
>5.000.001 13 13,5 13,5 100,0
Total 96 100,0 100,0
7. Tabungan/simpanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <1.000.000 22 22,9 22,9 22,9
1.000.001 – 2.000.000 46 47,9 47,9 70,8
2.000.001 – 3.000.000 16 16,7 16,7 87,5
3.000.001 – 5.000.000 7 7,3 7,3 94,8
>5.000.001 5 5,2 5,2 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Sumber Informasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bank/Lembaga Keuangan 64 66,7 66,7 66,7
Sales di Pusat Pembelanjaan 5 5,2 5,2 71,9
Internet/Media Massa 9 9,4 9,4 81,3
Televisi/Rado 2 2,1 2,1 83,3
Keluarga/Teman 16 16,7 16,7 100,0
Total 96 100,0 100,0
9. Jenis Pembayaran
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kartu ATM/Debit atau Kredit 82 85,4 85,4 85,4
E-Money 4 4,2 4,2 89,6
Cek atau Bilyet Giro 2 2,1 2,1 91,7
Lainnya 8 8,3 8,3 100,0
Total 96 100,0 100,0
10. Jumlah Kartu
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 Kartu 22 22,9 22,9 22,9
2 Kartu 35 36,5 36,5 59,4
3 Kartu 24 25,0 25,0 84,4
>3 Kartu 15 15,6 15,6 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11. Lama Penggunaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <1 Tahun 8 8,3 8,3 8,3
1,1 – 3 Tahun 7 7,3 7,3 15,6
3,1 – 5 Tahun 20 20,8 20,8 36,5
>5 Tahun 61 63,5 63,5 100,0
Total 96 100,0 100,0
12. Seringnya Penggunaan per Bulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Sering 20 20,8 20,8 20,8
Sering 52 54,2 54,2 75,0
Kadang-kadang 23 24,0 24,0 99,0
Tidak Pernah 1 1,0 1,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 3
Jawaban Responden
1. Manfaat1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 3 3,1 3,1 3,1
S 60 62,5 62,5 65,6
SS 33 34,4 34,4 100,0
Total 96 100,0 100,0
2. Manfaat2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 16 16,7 16,7 16,7
S 56 58,3 58,3 75,0
SS 23 24,0 24,0 99,0
TS 1 1,0 1,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
3. Daya Tarik1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 10 10,4 10,4 10,4
S 60 62,5 62,5 72,9
SS 26 27,1 27,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Daya Tarik2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 11 11,5 11,5 11,5
S 66 68,8 68,8 80,2
SS 18 18,8 18,8 99,0
TS 1 1,0 1,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
5. Kerugian1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 10 10,4 10,4 10,4
S 70 72,9 72,9 83,3
SS 14 14,6 14,6 97,9
TS 2 2,1 2,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
6. Kerugian2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 25 26,0 26,0 26,0
S 42 43,8 43,8 69,8
SS 16 16,7 16,7 86,5
TS 13 13,5 13,5 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Informasi1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 15 15,6 15,6 15,6
S 63 65,6 65,6 81,3
SS 18 18,8 18,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
8. Informasi2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 35 36,5 36,5 36,5
S 30 31,3 31,3 67,7
SS 12 12,5 12,5 80,2
TS 19 19,8 19,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
9. Persyaratan1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 23 24,0 24,0 24,0
S 43 44,8 44,8 68,8
SS 28 29,2 29,2 97,9
TS 2 2,1 2,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10. Persyaratan2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 32 33,3 33,3 33,3
S 38 39,6 39,6 72,9
SS 14 14,6 14,6 87,5
TS 12 12,5 12,5 100,0
Total 96 100,0 100,0
11. Teknologi1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 11 11,5 11,5 11,5
S 71 74,0 74,0 85,4
SS 14 14,6 14,6 100,0
Total 96 100,0 100,0
12. Teknologi2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KS 13 13,5 13,5 13,5
S 60 62,5 62,5 76,0
SS 23 24,0 24,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 4
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
1. Preferensi
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kerugian1 20,19 6,175 ,310 ,129 ,787
Kerugian2 20,57 4,689 ,463 ,274 ,780
Mamfaat1 19,91 5,181 ,774 ,687 ,690
Mamfaat2 20,15 5,221 ,558 ,417 ,732
Daya Tarik1 20,03 5,399 ,593 ,548 ,727
Daya Tarik2 20,15 5,473 ,569 ,395 ,732
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
,775 ,795 6
2. Aksesibilitas
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Informasi1 19,09 7,728 ,442 ,349 ,779
Informasi2 19,75 5,811 ,620 ,402 ,740
Persyaratan1 19,11 6,418 ,622 ,426 ,736
Persyaratan2 19,55 6,355 ,539 ,354 ,761
Teknologi1 19,09 7,517 ,620 ,424 ,751
Teknologi2 19,02 7,515 ,492 ,367 ,769
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
,789 ,801 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 5
Tabel Z
z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.000 0.004 0.008 0.012 0.016 0.020 0.024 0.028 0.032 0.036
0.1 0.040 0.044 0.048 0.052 0.056 0.060 0.064 0.068 0.071 0.075
0.2 0.079 0.083 0.087 0.091 0.095 0.099 0.103 0.106 0.110 0.114
0.3 0.118 0.122 0.126 0.129 0.133 0.137 0.141 0.144 0.148 0.152
0.4 0.155 0.159 0.163 0.166 0.170 0.174 0.177 0.181 0.184 0.188
0.5 0.192 0.195 0.199 0.202 0.205 0.209 0.212 0.216 0.219 0.222
0.6 0.226 0.229 0.232 0.236 0.239 0.242 0.245 0.249 0.252 0.255
0.7 0.258 0.261 0.264 0.267 0.270 0.273 0.276 0.279 0.282 0.285
0.8 0.288 0.291 0.294 0.297 0.300 0.302 0.305 0.308 0.311 0.313
0.9 0.316 0.319 0.321 0.324 0.326 0.329 0.332 0.334 0.337 0.339
1.0 0.341 0.344 0.346 0.349 0.351 0.353 0.355 0.358 0.360 0.362
1.1 0.364 0.367 0.369 0.371 0.373 0.375 0.377 0.379 0.381 0.383
1.2 0.385 0.387 0.389 0.391 0.393 0.394 0.396 0.398 0.400 0.402
1.3 0.403 0.405 0.407 0.408 0.410 0.412 0.413 0.415 0.416 0.418
1.4 0.419 0.421 0.422 0.424 0.425 0.427 0.428 0.429 0.431 0.432
1.5 0.433 0.435 0.436 0.437 0.438 0.439 0.441 0.442 0.443 0.444
1.6 0.445 0.446 0.447 0.448 0.450 0.451 0.452 0.453 0.454 0.455
1.7 0.455 0.456 0.457 0.458 0.459 0.460 0.461 0.462 0.463 0.463
1.8 0.464 0.465 0.466 0.466 0.467 0.468 0.469 0.469 0.470 0.471
1.9 0.471 0.472 0.473 0.473 0.474 0.474 0.475 0.476 0.476 0.477
2.0 0.477 0.478 0.478 0.479 0.479 0.480 0.480 0.481 0.481 0.482
2.1 0.482 0.483 0.483 0.483 0.484 0.484 0.485 0.485 0.485 0.486
2.2 0.486 0.486 0.487 0.487 0.488 0.488 0.488 0.488 0.489 0.489
2.3 0.489 0.490 0.490 0.490 0.490 0.491 0.491 0.491 0.491 0.492
2.4 0.492 0.492 0.492 0.493 0.493 0.493 0.493 0.493 0.493 0.494
2.5 0.494 0.494 0.494 0.494 0.495 0.495 0.495 0.495 0.495 0.495
2.6 0.495 0.496 0.496 0.496 0.496 0.496 0.496 0.496 0.496 0.496
2.7 0.497 0.497 0.497 0.497 0.497 0.497 0.497 0.497 0.497 0.497
2.8 0.497 0.498 0.498 0.498 0.498 0.498 0.498 0.498 0.498 0.498
2.9 0.498 0.498 0.498 0.498 0.498 0.498 0.499 0.499 0.499 0.499
3.0 0.499 0.499 0.499 0.499 0.499 0.499 0.499 0.499 0.499 0.499
Sumber: StatSoft (2013)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 6
Tabel r
df = (N-2)
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah
0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393
52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354
53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317
54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280
55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244
56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210
57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176
58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143
59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110
60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079
61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048
62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018
63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988
64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959
65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931
66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903
67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876
68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850
69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823
70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798
71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773
72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678
76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568
81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547
82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507
84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487
85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468
86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449
87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430
88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412
89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393
90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375
91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358
92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341
93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323
94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307
95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290
96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274
97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258
98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242
99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226
100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211 Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA