Upload
liesdawe
View
653
Download
81
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Etika Bisnis dan Profesi
Citation preview
TUGAS KELOMPOK 4
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
“ETIKA DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL”
Oleh:
Henry Handoko Wijaya Edi
Ira Miranty
Lisdawati
Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAk)
Fakultas Ekonomi UNLAM
Banjarmasin
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan
”kebaikan (rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia.
Dalam pengertian ini, etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat
dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk.
Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah.
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan
manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan
mengoperasikan bisnis yang etik. Perilaku etik sangat diperlukan untuk
mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Praktik-praktik tidak terpuji di industri pasar modal ini memiliki
sejumlah konsekuensi. Yang pertama tentu saja kerugian pemodal atau
investor, terutama investor berskala menengah ke bawah, yang dirugikan
dengan aksi manipulatif tersebut. Yang kedua, jika praktik-praktik tidak
terpuji ini terus berlangsung tanpa ada sistem yang mampu mendominasi
dan membongkarnya, penetrasi industri pasar modal akan semakin lamban.
Masyarakat akan semakin tidakut dan ragu untuk berinvestasi di pasar
modal jika aksi manipulatif masih saja terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang etika dalam praktik investasi dan pasar modal.
2. Mendiskripsikan kasus yang terjadi mengenai etika dalam praktik
investasi dan pasar modal.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Etika Dalam Praktik Investasi
Pengertian Investasi adalah kegiatan menanam modal baik langsung
maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya pemilik modal
mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modalnya.
Adapun tujuan investasi itu seperti menghasilkan sejumlah uang untuk
mendapatkan kehidupan yang layak di masa datang, mengurangi tekanan
inflasi, dan dorongan untuk menghemat pajak.
Etika dalam praktik investasi didasarkan pada nilai-nilai dasar yang
mendorong proses investment. Investasi bukan hanya sarana untuk
memaksimalkan keuntungan saja, tetapi dapat juga sebagai alat untuk
melayani masyarakat dalam hal mencari pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan, melindungi lingkungan, mempromosikan hak asasi dan
demokratisasi. Investasi yang etis memerlukan transparansi, tanggung jawab
sosial yang sesungguhnya, dan dalam proses mencari yang adil kembali
pada investasi tersebut.
Etika dalam praktik investasi bukan hanya tentang keuangan saja,
tetapi melibatkan investasi dalam waktu, sumber daya, ide dan proses yang
lebih besar untuk umum baik dari manusia dan lingkungan. Selain itu,
investasi juga dapat menambah penghasilan seseorang juga membawa
resiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi
disebabkan oleh banyak hal seperti faktor keamanan (baik dari bencana
alam atau yang diakibatkan oleh manusia), ketertiban hukum dan lain-lain.
Perkembangan berbagai produk di pasar global, dimana salah satu
produk tumbuh dengan pesat, produk ini diidentifikasikan dengan produk
investasi yang lebih bermoral atau etis (dapat disebut dengan etical
investment). Secara umum investasi yang etis itu malakukan alokasi atau
investasi uang yang memberikan kontribusi positif kepada dunia dan
meninggalkan perusahaan yang merusak dunia (baik masyarakat maupun
lingkungan). Permasalahan yang sering kali sulit bagi seorang investor
untuk menentukan apakah investasi tersebut etis atau tidak. Oleh karena itu,
investasi yang etis biasanya dikelola oleh sebuah perusahaan sekuritas.
Beberapa perusahaan yang mengelola investasi etis itu, akan
menghindari perusahaan industri yang memiliki aktivitas seperti rokok, judi,
minuman beralkohol, penggundulan hutan, atau jual beli senjata. Perusahaan
yang mengelola investasi etis akan lebih mengutamakan pendekatan yang
proaktif seperti dengan memilih investasi yang terlibat dengan masalah
perbaikan lingkungan (misal energy alternatif ramah lingkungan) atau bisnis
yang mengutamakan hubungan sosial masyarakat.Ada beberapa perusahaan
yang melakukan pemilihan investasi hanya berdasarkan geografis dan
keuangan, serta mereka menyarankan agar perusahaan sebaiknya melakukan
bisnis dengan tingkat etika yang tinggi. Namun ada juga investasi etis yang
melakukan pemilihan investasi berdasarkan kombinasi karakteristik positif
dan negatif dari investasi tersebut. Dalam menentukan karakteristik positif
dan negatif investasi, perusahaan tersebut melakukan evaluasi secara regular
karena banyak hal yang masih menjadi perdebatan dalam menentukan baik
atau buruknya investasi. Adapun karakteristik investasi :
a. Positif seperti :
Perusahaan atau investasi yang menyuplai kebutuhan dasar bagi
kehidupan masyarakat.
Perusahaan yang menjaga ketersediaan energi bagi kebutuhan
masyarakat.
Perusahaan yang menjaga kelangsungan kehidupan lingkungan
disekitarnya dan mengontrol polusi yag mungkin terjadi akibat
pembuangan limbah.
Memiliki hubungan baik dengan penyedia barang dan memberlakukan
pegawai dengan baik tanpa adanya diskriminasi.
Perusahaan yang terlibat langsung dengan komunitas masyarakat.
b. Negatif seperti :
Perusahaan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan atau
mengakibatkan polusi.
Mengeksploitasi penggunaan binatang untuk keperluan yang tidak
penting.
Perusahaan manufaktur senjata maupun perusahaan yang menjualnya.
Perusahaan rokok dan produk beralkohol.
Perusahaan perjudian maupun pornografi.
Etika Bagi Investor
Dalam melakukan investasi di pasar modal kebanyakan investor
mencari dan memfokuskan perhatiannya terhadap investasi yang aman dan
menjanjikan keuntungan yang tinggi, hanya sedikit yang memperhatikan
investasi yang beretika. Apabila investor akan melakukan investasi yang
berdasar etika, hendaklah perhatian utamanya ditujukan kepada produk dan
jasa perusahaan tersebut. Misalnya, jangan melakukan investasi di
perusahaan yang memproduksi bahan-bahan yang mengakibatkan penyakit
atau merusak lingkungan. Selanjutnya, memperhatikan bagaimana dana
yang diperoleh perusahaan tersebut disalurkan, misalnya investasi di
reksadana dapat menjadi investasi yang tidak beretika apabila dana yang
dihimpun diinvestasikan di perusahaan-perusahaan yang produksinya
mengakibatkan penyakit atau merusak lingkungan. Bagi investor yang tidak
aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat 3 pendekatan yang dapat
digunakan yaitu:
a) Pendekatan Negatif
Pendekatan negatif ini disebut juga teori penghindaran, di mana para
investor yang beretika, akan menghindari investasi di bidang atau
perusahaan yang tidak disukainya, atau bertentangan dengan prinsip etika
bisnis yang dianutnya atau juga melakukan kegiatan bisnis di bidang-
bidang yang melanggar ketentuan lingkungan, produksi zat kimia yang
berbahaya, produksi senjata, atau melakukan investasi di negara-negara
yang melakukan pelanggaran hak-hak azasi manusia.
b) Pendekatan Positif
Dalam hal ini para investor hanya akan melakukan investasi pada
bidang usaha atau bisnis yang sesuai dengan etika bisnis yang dianutnya.
Dalam penerapannya investor dapat menyusun daftar perusahaan atau
bidang bisnis yang dipandang sesuai dengan etika bisnis yang umum.
c) Pendekatan Aktif
Dengan pendekatan ini para investor akan melakukan investasi di
bidang bisnis yang menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang
umum dianut, dan dalam melakukan investasi di bidang itu terkandung
tujuan untuk mengambilalih kontrol terhadap perusahaan tersebut untuk
selanjutnya melakukan perubahan agar perusahaan tersebut menjalankan
bisnis sesuai dengan etika bisnis yang umum.
Etika Bagi Emiten
Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi dan kinerja
perusahaan. Untuk itulah informasi yang menggambarkan kondisi dan
kinerja emiten menjadi hal yang sangat krusial dalam pasar modal. Dengan
posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak mengetahui secara detail seluk-
beluk perusahaan, investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan dalam
kaitannya dengan keandalan informasi. Untuk itulah, pemerintah melalui
Bapepam-LK melindungi kepentingan investor melalui aturan-aturan, salah
satunya adalah Undang-Undang yang mengatur mengenai pasar modal di
Indonesia adalah UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi dan kinerja
perusahaan. Untuk itulah informasi yang menggambarkan kondisi dan
kinerja emiten menjadi hal yang sangat krusial dalam pasar modal. Dengan
posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak mengetahui secara detail seluk-
beluk perusahaan, investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan dalam
kaitannya dengan keandalan informasi. Untuk itulah, pemerintah melalui
Bapepam-LK melindungi kepentingan investor melalui aturan-aturan
Terkait dengan penyajian laporan keuangan, Bapepam-LK
mewajibkan emiten untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan dan
laporan keuangan triwulanan. Laporan keuangan tahunan wajib diaudit oleh
akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK. Sedangkan laporan
keuangan triwulanan tidak wajib diaudit. Makalah ini tidak membahas
secara mendetail etika akuntan publik, sehingga diasumsikan bahwa akuntan
publik telah menjalankan tugasnya dengan etis dan penuh profesionalisme.
2.1 Etika Dalam Praktik Pasar Modal
Akhir-akhir ini makin banyak dan makin sering terdengar berita
tentang isu atau skandal pelanggaran etika di bidang pasar modal, antara lain
: transaksi saham ilegal, merekayasa laporan keuangan untuk mendongkrak
harga saham. Para profesional di bidang keuangan di AS telah lama
mempunyai organisasi profesi yang disebut Association for Investment
Management dan Research (AIMR). AIMR juga telah mempunyai kode etik
yang dapat dijadikan acuan perilaku bagi semua anggotanya.
Kode Etik Association For Investment Management dan Research (AIMR),
anggota AIMR akan :
1. Bertindak berdasarkan integritas, kompetensi, martabat, dan bertindak
etis dalam berhubungan dengan publik, pelanggan, calon pelanggan,
atasan, karyawan, dan sesama anggota profesi.
2. Menjalankan dan mendorong pihak lain untuk bertindak etis dan
profesional yang akan mencerminkan kepercayaan anggota profesi dan
profesi mereka.
3. Berusaha keras untuk memelihara dan meningkatkan kompetensi dan
kompetensi pihak lain dalam profesi ini.
4. Menerapkan kehati-hatian dan menjalankan penilaian profesional yang
bersifat independen.
Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal
Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam
suatu penawaran umum untuk memperhatikan dan memenuhi prinsip
keterbukaan. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar
modal dalam pasal1 angka 25 disebutkan yang dimaksud dengan
keterbukaan (Disclosure) adalah pedoman umum yang mensyaratkan
emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-
Undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang
tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang
dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan
atauharga dari efek tersebut.
Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada waktu perusahaan
tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama kali, akan tetapi
juga selama efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.
Menurut Bismar Nasution setidaknya ada tiga tujuan Keterbukaan
(Disclosure) dalam Pasar Modal yang antara lain adalah :
1. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.
Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya
ketidakpercayaan public terhadap pasar modal yang pada gilirannya
mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran dan
seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa
saham).
2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien.
Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan (Disclosure)
wajib. Sistem keterbukaan (Disclosure) wajib berusaha menyediakan
informasi teknis bagi anggota saham dan professional pasar.
3. Memberi perlindungan terhadap investor.
Dengan adanya keterbukaan (Disclosure) maka secara tidak langsung
akan memberi perlindungan kepada investor yang apabila dalam
membuat perjanjian pembelian saham oleh investor kemudian terdapat
penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya
pernyatan(missrepresentation) informasi, maka perlindungan investor
tersebut dilihat dari sisi ketentuan perjanjian sebagai mana diatur dalam
K.U.H. Perdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham.
Banyak orang ketika membahas atas prilaku emitri yang tidak mau
menjalankan prinsip-prinsip transparansi di pasar modal, seolah-olah sangat
sulit untuk menterjemahkan prilaku tersebut kedalam sebuah penjelasan
yang masuk akal dan dapat diterima oleh semua orang, tentang kesalahan
apakah yang dilakukan oleh emiten yang tidak transparan. Sebenarnya soal
transparansi bukan100% milik dunia pasar modal, tetapi disetiap aspek dan
dimensi kehidupan ini, transparansi adalah bagian yang selalu dituntut untuk
dilaksanakan. Tindakan melakukan transparansi direfleksikan dalam
pemenuhan kewajiban pelaporan laporan keuangan, fakta atau kejadian
yang bersifat material atau kewajiban pelaporan lainnya.
Hubungan Etika Dengan Perilaku Bisnis
Dalam kegiatan bisnis sehari-hari sangat mudah untuk menyebut etika
bisnis, namun sulit sekali untuk menerapkannya. Dalam lingkungan bisnis
yang semakin kompetitif, sering etika bisnis ditinggalkan semata-mata
untuk mengejar keuntungan yang besar dan mengumpulkan uang sebanyak-
banyaknya, atau untuk mendapatkan promosi jabatan. Untuk
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan, merupakan proses
kegiatan pemikiran etika yang sangat mirip dengan suatu studi produktif.
Kerangka yang ditawarkan oleh teori-teori etika menantang para
manager untuk mencari alternative-alternatif dan untuk meyusun alasan-
alasan untuk mendukung alternative tersebut. Hal tersebut merupakan
langkah yang terpenting dan krusial dalam lingkungan bisnis yang semakin
kompleks akhir-akhir ini. Dimana pengambilan keputusan yang baik akan
berdampak financial secara langsung dari tindakan yang dilakukan, namun
juga terhadap kepentingan bisnis jangka panjang yang tidak terlihat dengan
jelas ataupun dampaknya terhadap masyarakat.
Bapepam LK mengeluarkan prinsip agar terbina tata kelola yang sehat pada
semua lembaga penunjang pasar modal, antara lain :
1. Prinsip Transparansi : baik dalam pengungkapan informasi penting
seperti hak memesan efek terlebih dahulu, benturan kepentingan maupun
tentang keterbukaan informasi bagi emiten atau perusahaan publik yang
dimohonkan pernyataan pailit.
2. Prinsip Keadilan : dalam memesan efek terlebih dahulu, kepentingan
pemegang saham minoritas agar tidak diperlakukan secara tidak adil oleh
pemegang sahan mayoritas dalam RUPS.
3. Prinsip Akuntabilitas dan tanggung jawab dalam penyusunan laporan
keuangan.
4. Prinsip Tata Kelola dan Aturan Main Pokok Perusahaan, untuk
meningkatkan profesionalisme dan tanggung jawab para anggota direksi
dan komisaris, dan perusahaan yang akan menerbitkan ekuitas di bursa.
Kejahatan dalam pasar modal, misalnya :
1. Penipuan, dimana membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta
material atau tidak mengungkapkan fakta material dengan tujuan
menguntungkan atau menghindarikan kerugian untuk diri sendiri atau
pihak lain dan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual
efek.
2. Manipulasi pasar, seperti : menciptakan ”gambaran semu” atau
menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar atau harga
efek di bursa. Merekayasa harga efek di bursa, Insider Trading.
Jenis Manipulasi Pasar Modal
Secara bebas pengertian manipulasi adalah kegiatan yang melibatkan
serangkaian transaksi sehingga menyebabkan harga efek di bursa naik, tetap
atau turun bahkan menimbulkan kesan terciptanya perdagangan yang aktif
dan kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi pihak
lain untuk membeli, menjual atau menahan efek. Jenis - jenis Manipulasi :
a) Miss information / false information
Penyebarluasan informasi palsu untuk mempengaruhi harga di pasar.
Kegiatan ini biasanya dipergunakan untuk mendukung upaya market
rigging yang akan diuraikan di bawah ini.
b) Market Rigging
Serangkaian kegiatan transaksi dengan menggunakan berbagai teknik dan
alat dengan tujuan untuk manipulasi. Misal :
Wash Trading: Transaksi yang dilakukan untuk memberi kesan
bahwa ada perdagangan yang aktif untuk efek tertentu. Di sini
penjual atau pembeli pertama sama dengan penjual atau pembeli
terakhir.
Matching Orders: Suatu proses yang memadukan 2 perintah
investor yang serupa dan saling melengkapi untuk jumlah dan
jenis efek yang sama dan pada saat yang bersamaan. Kegiatan ini
dilakukan untuk menciptakan kesan adanya perdagangan aktif
(yang sebenarnya semu), dan untuk menaikkan harga. Bedanya
dengan wash trading yaitu matching orders harus dilakukan
dalam waktu yang bersamaan.
Pump-Dump Manipulation (pooling): Kegiatan ini dilakukan
dengan cara menguasai sejumlah besar efek, kemudian
menjualnya pada saat yang tepat berdasarkan harga yang telah
diciptakannya karena penguasaan efek tersebut. Cara tambahan
yang dipakai bisa dengan wash sales, matching order menguasai
market maker dan bahkan mempengaruhi security analis untuk
membuat analisis di media yang dapat mendorong harga efek
tersebut untuk naik. Pooling ini dapat juga digunakan untuk
menurunkan harga dari suatu efek.
c) Churning
Biasanya terjadi dalam discretionary di mana Perantara Pedagang Efek
melakukan transaksi secara berlebihan atas biaya nasabah, guna
mendapatkan komisi berlipat ganda, tanpa memperhatikan kebutuhan dan
tujuan investasi nasabah yang bersangkutan.
d) Missrepresentation
Perbuatan ini biasanya ditandai dengan adanya keterangan (baik dalam
bentuk pernyataan lisan ataupun dalam dokumen tertulis) yang secara
material tidak benar atau menyesatkan.
Praktik-praktik tidak terpuji di industri pasar modal ini memiliki sejumlah
konsekuensi:
1. Kerugian pemodal atau investor, terutama investor berskala menengah ke
bawah, yang dirugikan dengan aksi manipulatif.
2. Jika praktik-praktik tidak terpuji tersebut berlangsung terus menerus
tanpa ada sistem yang mampu mendominasi dan membongkarnya,
penetrasi industri pasar modal akan semakin lamban. Masyarakat akan
semakin takut dan ragu untuk berinvestasi di pasar modal jika aksi
manipulatif masih terus terjadi.
Harus menjadi catatan bersama bahwa dalam berbagai kasus
pelanggaran di industri pasar modal, kerugian yang dialami investor
bukanlah bagian dari risiko investasi. Praktik penipuan atau penggelapan
dana nasabah, misalnya, tentu tidak masuk dalam risiko investasi yang
dipikirkan investor sebelum memutuskan untuk menaruh dananya pada
produk investasi tertentu. Apa yang terjadi dalam sejumlah kasus di sektor
finansial tanah air yang menyita perhatian publik dewasa ini adalah risiko di
luar lingkup investasi. Sehingga, berbagai pelanggaran itu harus diusut
sampai tuntas, sampai ke akar-akarnya. Setelah semuanya tuntas, habitus
baru industri pasar modal harus dibentuk dengan landasan etika bisnis yang
kuat agar tak ada lagi aksi manipulasi yang merugikan pada masa
mendatang.
Pasar modal yang kuat dan menjanjikan adalah industri pasar modal
yang menyuburkan etika bisnis. Carroll dan Buchholtz dalam Business &
Society: Ethics and Stakeholder Management (2008) menyebutkan bahwa
etika adalah sebuah disiplin yang secara jelas mengatur tentang apa yang
baik dan apa yang buruk serta apa yang sesuai dengan moralitas dan yang
tak sesuai moralitas.
Contoh Kasus Etika Dalam Praktik Investasi dan Pasar Modal :
Kasus Sari Husada
Kasus ini terjadi baru mencuat ke permukaan umum pada tahun 2005. Diduga
tellah terjadi indikasi praktek insider trading yang dilakukan oleh direksi Sari
Husada. Akar dari kasus ini adalah ketika manajemen Sari Husada mengeluarkan
kebijakan ESOP (Empoyee Stock Option Program, yaitu kebijakan penjualan
saham perusahaan kepada karyawan dengan harga yang lebih murah) sebesar 5%
(94 juta lembar) dari keseluruhan sahamnya. Saham dari ESOP yang seharusnya
dibeli oleh karyawan, malah mayoritas dibeli pihak komisaris, direksi, dan
manajer senior (dengan rincian 3 komisaris (44,8%), 5 direksi (42,5%), dan para
manajer (12,7%)). Namun, selang berapa waktu kemudian manajemen sari
Husada mengeluakan kebijakan Share Buy Back (pembelian kembali) sebesar
10% dari saham yang diterbitkan. Dari dua kebijakan yang saling bertolak
belakang tersebut timbul celah yang menguntungkan bagi pembeli saham ESOP
kerena harga pembelian kembali lebih tinggi daripada harga penjualan (selisih
tersebut sebesar Rp365,6 per lembar saham). Dari kasus ini, Bapepam hanya
memberikan sanksi administratif sebesar 2.885 miliar kepada 9 pihak orang dalam
yang memperoleh keuntungan dari praktek tersebut.
Pembahasan
Insider trading secara harafiah berarti perdagangan orang dalam. Dalam
istilah hukum pasar modal, Insider trading adalah perdagangan efek yang
dilakukan oleh mereka yang tergolong “orang dalam” perusahaan (dalam
arti luas), dimana perdagangan efek tersebut didasarkan karena adanya
suatu “informasi orang dalam” (inside information) yang penting dan
mengandung fakta material, dimana pelaku Insider Trading ( Inside
Trader) mengharapkan keuntungan ekonomi, secara langsung atau tidak
langsung.
Praktek insider trading merupakan salah satu praktek yang melanggar
prinsip keterbukaan dalam pasar modal. Selain itu, praktek tersebut juga
merupakan praktek perdagangan saham yang tidak adil (unfair trading)
karena posisi inside trader yang lebih baik ( dalam kepemilikan
informational advantages) dibandingkan dengan investor lain.
Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti dalam pasar modal dan
sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang
fakta materiel sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan
prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan
bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan
untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.
Dari contoh kasus di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Pihak manajemen Sari Husada telah melanggar etika dalam pasar modal
dengan melakukan manipulasi (insider trading) yaitu dengan membeli
saham perusahaan yang seharusnya dibeli oleh karyawan dan kemudian
mengeluarkan kebijakan Share Buy Back (pembelian kembali) sehingga
menguntungkan bagi pembeli saham ESOP karena harga pembelian
kembali lebih tinggi daripada harga penjualan.
Bapepam-LK sebagai otoritas dan regulator pasar modal kita kurang tegas
dalam menindaklanjuti berbagai kasus insider trading. Kebanyakan kasus
di atas hanya diselesaikan dengan pengenaan sanksi adaministratif yang
kurang bisa menimbulkan efek jera bagi para pelaku tindak pidana pasar
modal tesebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://dexsuar.wordpress.com/2013/10/29/etika-dalam-praktik-pasar-modal-dan-
investasi/
http://fatahirul.blogspot.com/2013/11/etika-dalam-praktik-investasi-di-
pasar_22.html
Insider Trading. http://rusydianuar.multiply.com
Katijo. Pasar Modal Tinjauan Dari ASPEC Yuridis. http://digilib.usu.ac.id