19
PRESENTASI DISKUSI TOPIK EPILEPSI Pembimbing: dr. Hastari Soekardi, Sp.S Disusun oleh: Leily Badrya (!"!!!!#$% KEPANITERAAN KLINIK NEUROLO&I RU'AH SAKIT U'U' PUSAT AT'A)ATI PRO&RA' STUDI PENDIDIKAN DOKTER AKUL T AS KEDOKTERAN DAN IL'U KESEHAT AN UNI*ERSITAS ISLA' NE&ERI S+ARI HIDA+ATULLAH AKARTA -! KAT A PEN&ANTAR 

Epilepsi

  • Upload
    minel

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diskusi Topik Epilepsi

Citation preview

Page 1: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 1/19

PRESENTASI DISKUSI TOPIK 

EPILEPSI

Pembimbing:

dr. Hastari Soekardi, Sp.S

Disusun oleh:Leily Badrya

(!"!!!!#$%

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLO&I

RU'AH SAKIT U'U' PUSAT AT'A)ATI

PRO&RA' STUDI PENDIDIKAN DOKTER 

AKULTAS KEDOKTERAN DAN IL'U KESEHATAN

UNI*ERSITAS ISLA' NE&ERI S+ARI HIDA+ATULLAH

AKARTA-!

KATA PEN&ANTAR 

Page 2: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 2/19

Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam

kepaniteraan klinik di stase Neurologi umah Sakit !mum Pusat "atma#ati $akarta.

Dalam kesempatan ini penulis mengu%apkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini& terutama kepada :

'. dr. (astari Soekardi& Sp.S selaku pembimbing kasus ini.

). Semua dokter dan sta* pengajar di SM" Neurologi umah Sakit !mum Pusat

"atma#ati $akarta.

+. ekan-rekan ,epaniteraan ,linik Neurologi umah Sakit !mum Pusat "atma#ati

$akarta.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan&

oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini

sangat kami harapkan. Semoga makalah presentasi kasus ini dapat berman*aat bagi kita semua

dan dapat menambah #a#asan di bidang neurologi.

$akarta& '+ Agustus )'

Penyusun

BAB I

STATUS PASIEN

.. IDENTITAS PASIEN

2

Page 3: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 3/19

 Nama : Tn. SD

$enis ,elamin : /aki-/aki

!sia : +' tahun 0'-)-'1234

Agama : 5slam

Alamat : $l. Madrasah Pondok 6enda& Pamulang T7W +7+&

Tangerang selatan& 6anten

Suku bangsa : $a#a 6arat

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : Tamat SMP

Status Menikah : ,a#in

 No. M : 323++

Masuk S : '+ $uli )'

Pengambilan Data : '+ Agustus )'

.-. ANA'NESIS

Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis di ruang ra#at inap sara* pada tanggal '+

Agustus )'.

a. Kel/0a1 Uta2a

,ejang berulang ' hari sebelum masuk rumah sakit.

3. Ri4ayat Pe1yakit Sekara15

Pasien datang ke S!P "atma#ati dengan serangan kejang terakhir yang

dialami pasien ' hari SMS. Menurut istri pasien& sebelum kejang pasien tidak 

merasakan apapun&  setelah itu kedua tangan terasa kaku& kemudian kaku diseluruh

tubuh. Setelah itu pasien kejang kelojotan selam '-) menit dengan mata melirik keatas

dan mulut terkatup rapat. Pada saat kejang& pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Pada kejang terakhir pasien tiba-tiba terjatuh dan tangan kiri terkena tumpahan sayur mendidih.  Setelah kejang pasien merasa lemas& mual dan muntah. Menurut pasien&

3

Page 4: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 4/19

kejang terjadi ketika pasien sedang banyak pikiran dan seringkali terjadi pada saat

malam hari. ,eluar busa saat kejang disangkal. Serangan kejang pertama kali dialami

 pasien saat pasien sekitar usia '8 tahun dengan serangan sebanyak ' kali setiap

malamnya sampai saat ini dengan gejala yang sama. ,ejang malam hari saat tidur dan

 pasien tidak sadarkan diri. 6angkitan dia#ali dengan kaku pada kedua tangan&

kemudian kaku seluruh badan& kejang kelojotan menit& mata mendelik keatas.

Setelah kejang pasien merasa lemas dan mengalami muntah.Setelah itu& pasien berobat

ke dokter rutin minum obat dan rutin kontrol ke dokter setiap bulan. 9bat yang

diberikan oleh dokter yaitu %arbamaepine& dosis tidak diketahui pasien.

Selama dira#at di S!P "atma#ati& pasien tidak pernah mengalami kejang.

i#ayat nyeri kepala& muntah menyemprot& dan demam disangkal oleh pasien.

6. Ri4ayat Pe1yakit Da0/l/i#ayat prenatal : tidak diketahui pasien. i#ayat natal : Menurut pasien&

 pasien lahir se%ara normal ditolong oleh bidan di klinik bidan& lahir %ukup bulan dan

langsung menangis. i#ayat postnatal : i#ayat kejang demam disangkal. Pasien

anak pertama dari + bersaudara. 

d. Ri4ayat Pe1yakit Kel/ar5a

Tidak ada ri#ayat kejang pada keluarga pasien. i#ayat stroke dan hipertensi

dalam keluarga disangkal. 5bu pasien meninggal karena penyakit jantung.

e. Ri4ayat Ke3iasaa1 da1 Sosial

Pasien makan 3 kali sehari dengan makanan bervariasi. Pasien

merokok sejak SMA dan menghabiskan 1 bungkus rokok dalam 2

hari. Konsumsi alkohol dan penggunaan jarum suntik disangkal.

1.3. PEMERIKSAAN FISIK 

Pemeriksaan fsik di ruangan rawat inap sara RSUP Fatmawati pada

13 Agustus 2015.

Status ;eneralis,eadaan umum : Tampak Sakit Sedang

,esadaran : <ompos mentis

Tanda =ital

Tekanan darah : kanan : ''72 mm(g kiri : ''72 mm(g

 Nadi : 23 >7menit& regular& kuat& isi %ukup

Pernapasan : ) >7menit

Suhu : +&2<

6erat badan : 2 kg

Tinggi badan : '8' %m

6M5 : '1&2? kg7m) 0normal4

,eadaan /okal

4

Page 5: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 5/19

- Traumata stigmata : Terdapat perban ber#arna %oklat di

lengan kiri& terdapat keloid di bahu kanan& perdarahan 0-4.

- Pulsasi arteri %arotis : eguler& e@ual kanan-kiri

- Perdarahan peri*er : <apillary re*ill time ) detik 

- ,;6 : Tidak teraba pembesaran

- <olumna Bertebralis : /urus di tengah

,ulit : Warna sa#o matang& sianosis 0-4& ikterik 0-4

,epala : Normose*ali& rambut hitam& distribusi merata

Mata : ,onjungtiBa anemis -7-& ptosis -7-& lago*talmus

-7-& pupil bulat isokor& +mm7+mm& re*leks %ahaya langsung C7C& re*leks

%ahaya tidak langsung C7C& ra%oon eye 0-4& sub%onjungtiBa bleeding 0-4

Telinga : Normotia C7C& battle sign 0-4

,iri : /iang telinga lapang& sekret 0-4& membran timpani tidak dapat

dinilai

,anan : /iang telinga lapang& sekret 0-4& membran timpani tidak dapat

dinilai

(idung : DeBiasi septum 0-4& sekret -7-

Mulut : Pu%at 0-4& sianosis 0-4

/idah : ,otor 0-4

Tenggorok : "aring hiperemis 0-4& uBula di tengah& tonsil T)-T)

/eher : 6entuk simetris& trakea lurus di tengah& tidak teraba

 pembesaran ,;6 dan kelenjar tiroid

Pemeriksaan $antung

5nspeksi : Pulsasi i%tus %ordis tidak terlihatPalpasi : Pulsasi i%tus %ordis teraba di 5<S = linea mid%laBi%ula

sinistra

Perkusi : 6atas kanan 5<S 5= linea sternalis dekstra

 6atas kiri 5<S = linea mid%laBi%ula sinistra

Pinggang jantung 5<S 555 linea parasternalis sinistra

Auskultasi : 6$ 5-55 reguler& murmur 0-4& gallop 0-4

Pemeriksaan Paru :

5nspeksi : Simetris saat statis dan dinamis& jejas 0-4

Palpasi : =okal *remitus sama di kedua lapang paru

Perkusi : Sonor di kedua lapang paruAuskultasi : Suara napas Besi%ular onki -7- Wheeing -7-.

Pemeriksaan Abdomen :

5nspeksi : Datar

Palpasi : Supel& nyeri tekan 0-4& hepatosplenomegali 0-4

Perkusi : Timpani di seluruh lapangan abdomen

Auskultasi : 6! 0C4 normal.

Pemeriksaan Ekstremitas :

Atas : akral hangat 0C4&sianosis 0-4& <T + detik& edema 0-4& jari

tabuh 0-4& de*ormitas 0-4.

6a#ah : akral hangat 0C4&sianosis 0-4& <T + detik& edema 0-4& jari

tabuh 0-4& de*ormitas 0-4.

5

Page 6: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 6/19

.7. PE'ERIKSAAN NEUROLO&IS

Status neurologis

;<S : E3M?=

Tanda angsang Meningeal

• ,aku kuduk : -

• /ase@ue : F8 7F8

• ,ernig : F '+ 7 F '+

• 6rudinsky 5 : - 7 -

• 6rudinsky 55 : - 7 -

'. Sara*-Sara* ,ranialis:

•  N.5 0ol*aktorius4 : normosmia7normosmia

•  N.55 0optikus4

- A%ies Bisus : ?7? 7 ?7?

- =isus %ampus : normal7normal

- /ihat #arna : normal7normal

- "unduskopi : tidak dilakukan

•  N.555& 5=& =5 09%%ulomotorius& Tro%hlearis& Abdu%en4

- ,edudukkan bola mata : ortoposisi C 7 C

- Pergerakkan bola mata : normal7normal

- E>opthalmus : - 7 -

- Nistagmus : - 7 -

- Pupil:• 6entuk : bulat& isokor& G +mm7+mm

• e*leks %ahaya langsung : C7C

• e*leks %ahaya tidak langsung : C7C

•  N.= 0Trigeminus4

- <abang Motorik : normal7normal

- <abang sensorik :

o 9phtalmikus : normal7normal

o Maksilaris : normal7normal

o Mandibularis : normal7normal

•  N.=55 0"asialis4- Motorik orbito*rontalis : normal7normal

- Motorik orbikularis orbita : normal7normal

- Motorik orbikulari oris : normal7normal

- Penge%apan lidah : tidak diperiksa

•  N.=555 0=estibulo%o%hlearis4

- =estibular : =ertigo : tidak diperiksa

  Nistagmus : - 7 -

- ,oklearis : Tuli hinne : tidak diperiksa

  Tuli Webber : tidak diperiksa

  Test S#aba%h: tidak diperiksa 

•  N.5H& H 0;lossopharyngeus& =agus4

Page 7: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 7/19

- !Bula : ditengah

- Arkus *aring : simetris kanan dan kiri

- e*leks muntah : 0C4

•  N.H5 0A%%esorius4

- Mengangkat bahu : normal7normal

- Menoleh : normal7normal

•  N.H55 0(ypoglossus4- Pergerakkan lidah : tidak ada deBiasi

- Atro*i : -

- "asikulasi : -

- Tremor : -

Sistem Motorik 

Ekstremitas atas : 7T=D

Ekstremitas ba#ah : 7

;erakkan 5nBolunter 

'. Tremor : - 7 -

). <horea : - 7 -

+. Tonus : normotonus 7 normotonus

Sistem Sensorik :

'. Propiosepti* : normal7normal

). Eksterosepti* : normal7normal

"ungsi Serebelar 

'. Ata>ia : tidak diperiksa

). Tes omberg : tidak diperiksa

+. $ari-jari : tidak diperiksa

3. $ari-hidung : normal7normal

. Tumit-lutut : tidak diperiksa

?. (ipotoni : - 7 - "ungsi /uhur 

'. Astereognosia : -

). Apra>ia : -

+. A*asia : -

"ungsi 9tonom

'. Miksi : normal

). De*ekasi : normal+. Sekresi keringat : normal

e*leks "isiologis

'. 6i%eps : C)7T=D

). Tri%eps : C)7T=D

+. Patella : C)7C)

3. A%illes : C)7C)

e*leks Patologis

'. (o**man Tromer : - 7 -

). 6abinsky : - 7 -

+. <haddok : - 7 -

3. ;ordon : - 7 -. S%hae*er : - 7 -

?. ,lonus lutut : - 7 -

!

Page 8: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 8/19

8. ,lonus tumit : - 7 -

,eadaan Psikis

'. 5ntelegensia : normal

). Demensia : -

.8. RESU'E

Pasien datang ke S!P "atma#ati dengan serangan kejang terakhir yang

dialami pasien ' hari SMS. Menurut pasien& sebelum kejang pasien tidak merasakan

apapun& setelah itu kedua tangan terasa kaku& kemudian kaku diseluruh tubuh. Setelah

itu pasien kejang kelojotan selama '-) menit dengan mata melirik keatas dan mulut

terkatup rapat. Pada saat kejang& pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri. Pada

kejang terakhir pasien tiba-tiba terjatuh dan tangan kiri terkena tumpahan sayur 

mendidih.  Setelah kejang pasien merasa lemas& mual dan muntah. Menurut pasien&

kejang terjadi ketika pasien sedang banyak pikiran dan seringkali terjadi pada saat

malam hari. ,eluar busa saat kejang disangkal. Serangan kejang pertama kali dialami

 pasien saat pasien sekitar '8 tahun dengan serangan sebanyak ' kali setiap malamnya

sampai saat ini dengan gejala yang sama. ,ejang malam hari saat tidur dan pasien

tidak sadarkan diri. 6angkitan dia#ali dengan kaku pada kedua tangan& kemudian

kaku seluruh badan& kejang kelojotan menit& mata mendelik keatas. Setelah kejang

 pasien merasa lemas dan mengalami muntah. Setelah itu& pasien berobat ke dokter rutin minum obat dan rutin kontrol ke dokter setiap bulan. i#ayat kejang demam 0-4

dan ri#ayat kejang pada keluarga 0-4.9bat yang diberikan oleh dokter yaitu

%arbamaepine& dosis tidak diketahui pasien.

Status lokalis terdapat perban ber#arna %oklat di lengan kiri& terdapat

keloid di bahu kanan& perdarahan 0-4.

Status generalis :

• ,eadaan !mum : Tampak Sakit Sedang

• ,esadaran : <ompos Mentis

• Tekanan Darah : ''72 mm(g

•  Nadi : 23>7menit& regular& kuat& isi %ukup

• Suhu : +&2<

• Perna*asan : ) >7menit& reguler 

• $antung : dalam batas normal

•Paru-paru : dalam batas normal

• Abdomen : dalam batas normal

• Ekstremitas : dalam batas normal

"

Page 9: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 9/19

Status neurologis

• ;<S: E3M?= I'

• Pupil : bulat& isokor diameter +mm7+mm

• Tanda angsal Meningeal : 0-4

 N.%ranial : parese 0J4• Motorik : T=D

 

• Sensorik : normoestesi

• 9tonom : normal

.# Dia51osis Ker9a

Diagnosis klinis : ,ejang umum tonik-klonik& luka bakar

Diagnosis etiologis : 5diopatik

Diagnosis topis : korteks7Subkorteks

Diagnosis kerja : Epilepsi

.: Tata Laksa1a

 

<arbamaepine ) > ) mg P9

 

Asam "olat ' > mg P9

.$ Pro51osis

• Ad Bitam : bonam

• Ad *ungsionam : bonam

• Ad sanationam : dubia ad bonam

#

Page 10: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 10/19

BAB II

TINAUAN PUSTAKA

-.. De;i1isi Epilepsi

Epilepsi merupakan salah satu kedaruratan dalam bidang neurologi. Kang

tergolong dalam kedaruratan epilepsi adalah serangan berulang dalam #aktu yang

singkat& serangan yang berlangsung lama& dan status epileptikus.

Epilepsi merupakan suatu keadaan neurologik yang ditandai oleh bangkitan

epilepsi yang berulang& yang timbul tanpa proBokasi. Sedangkan bangkitan epilepsi

sendiri adalah suatu mani*estasi klinis yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik 

yang abnormal& berlebihan dan sinkron& dari neuron yang terutama terletak pada

korteks serebri. AktiBitas paroksismal abnormal ini umumnya timbul intermiten dan

L self-limited .

Sindroma epilepsi adalah penyakit epilepsi yang ditandai oleh sekumpulan

gejala yang timbul bersamaan 0 termasuk tipe bangkitan& etiologi& anatomi&*aktor 

 presipitan usia saat a#itan& beratnya penyakit& siklus harian dan prognosa4.

Serangan yang berulang tanpa perbaikan kesadaran atau serangan yang

 berlangsung terus menerus selama + menit atau lebih disebut status epileptikus.

-.-. Epide2iolo5i

Status epileptikus paling sering timbul dalam tahun-tahun pertama kehidupan

dan setelah usia ? tahun. Anak-anak umumnya lebih sering mengalami status

epileptikus. 3-2 dari ' anak dapat mengalami status epileptikus sebelum usia '

tahun. '?-)3 anak dengan usia diba#ah '? tahun dan menderita epilepsi mengalamistatus epileptikus. Pada neonatus& hampir 8 kasus kejang dan kejang demam pada

neonatus mun%ul sebagai status epileptikus.

Persentase mortalitas dalam + hari setelah mengalami status epileptikus

sebesar )) dimana pada anak persentasinya sebesar +& pada de#asa sebesar )?

dan pada orangtua dengan usia diatas ? tahun sebesar +2. Persentase mortalitas

tersebut tergantung pada durasi& penyebab& dan usia saat terjadinya status epileptikus.

1$

Page 11: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 11/19

-.". Etiolo5i

Perlu diketahui bah#a epilepsi bukanlah suatu penyakit& tetapi suatu gejala

yang dapat timbul karena penyakit. Se%ara umum dapat dikatakan bah#a serangan

epilepsi dapat timbul jika terjadinya pelepasan aktiBitas energi yang berlebihan dan

mendadak dalam otak& sehingga menyebabkan terganggunya kerja otak. Ditinjau dari

 penyebab epilepsy& dapat dibagi atas :

'. 5diopatik : penyebab tidak diketahui& umumnya mempunyai predisposisi geneti%.

). ,riptogenik : Dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui& termasuk 

disini adalah sindrom West& sindrom /enno>-;astaut& dan epilepsi mioklonik.

;ambara klinik sesuai dengan ense*alopati di*us.

+. Simtomatik : Disebabkan oleh kelainan7lesi pada susunan sara* pusat& misalnya trauma

kepala& in*eksi SSP& kelainan %ongenital& lesi desak ruang& gangguan peredaran darah

otak& toksik 0al%ohol& obat4& metaboli%& kelainan neurodegeneratiBe

 -.7. aktor Presipitasi

Penyebab atau *aktor yang memudahkan terjadinya epilepsi adalah misalnya

kelainan genetik& mal*ormasi otak& trauma otak 0jaringan parut di sel glia4& tumor&

 perdarahan atau abses. ,ejang juga dapat dipi%u atau dipermudah oleh kera%unan

0misalnya alkohol4& in*lamasi& demam& pembengkakan sel atau pengerutan sel 0lebih jarang4& hipoglikemia& hipomagnesemia& hipokalsemia& kurang tidur& iskemia atau

hipoksia& dan perangsangan berulang 0misalnya kilatan %ahaya4.

-.. Pato;isiolo5i

Se%ara umum& epilepsi terjadi kerena menurunnya potensial membran sel sara* 

akibat proses patologik dalam otak& gaya mekanik& atau toksik& yang selanjutnya

menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel sara* tersebut.

"enomena pemi%u epilepsi adalah depolarisasi paroksismal pada neuron

tunggal 0pergeseran depolarisasi paroksismal 0PDS44. (al ini disebabkan oleh

 pengakti*an kanal <a)C. <a)C yang masuk mula-mula akan membuka kanal kation yang

tidak spesi*ik sehingga menyebabkan depolarisasi yang berlebihan& yang akan terhenti

oleh pembukaan kanal , C dan <l- yang diakti*asi oleh <a)C. ,ejang epilepsi terjadi jika

 jumlah neuron yang terangsang terdapat dalam jumlah yang %ukup.

Perangsangan neuron atau penyebaran rangsangan ke neuron disekitarnya ditingkatkan

oleh sejumlah mekanisme selular: dendrit sel piramidal mengandung kanal <a )C bergerbang

11

Page 12: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 12/19

Boltase yang akan membuka pada saat depolarisasi sehingga meningkatkan depolarisasi. Pada

lesi neuron akan lebih banyak kanal <a)C yang diekspresikan. ,anal <a)C dihambat oleh Mg)C&

sedangkan hipomagnesemia akan meningkatkan aktiBitas kanal ini. Peningkatan konsentrasi

, C ekstrasel akan mengurangi e*luks , C melalui kanal , C. (al ini berarti , C memiliki e*ek 

depolarisasi& dan karena itu pada #aktu yang bersamaan meningkatkan pengakti*an kanal <a)C

Dendrit sel piramidal juga didepolarisasi oleh glutamat dari sinaps eksitatorik.

;lutamat bekerja pada kanal kation yang tidak permeabel terhadap <a)C 0AMPA4 dan pada

kanal yang permeabel terhadap <a)C 0kanal NMDA4. ,anal NMDA normalnya dihambat oleh

Mg)C. Akan tetapi depolarisasi yang dipi%u oleh pengakti*an kanal AMPA menghilangkan

 penghambatan Mg)C 0kerja sama dari kedua kanal4. $adi& de*isiensi Mg)C  dan depolarisasi

memudahkan pengakti*an kanal NMDA.

Potensial membran neuron normalnya dipertahankan oleh kanal , C. Syarat untuk hal

ini adalah gradien , C yang mele#ati membran sel harus adekuat. ;radien ini dihasilkan oleh

 NaC7, C-ATPase. ,ekurangan senergi 0misalnya akibat kekurangan 9) atau hipoglikemia4 akan

menghambat NaC7, C-ATPase sehingga memudahkan depolarisasi.

Depolarisasi normalnya dikurangi oleh neuron inhibitorik yang mengakti*kan kanal , C

dan7 atau <l-  yang diantaranya melalui ;A6A. ;A6A dihasilkan oleh glutamat

dekarboksilase 0;D4& yakni enim yang membutuhkan piridoksin 0Bitamin 6?4 sebagai

ko*aktor. De*isiensi Bitamin 6? atau berkurangnya a*initas enim terhadap Bitamin 6?

0kelainan genetik4 memudahkan terjadinya epilepsi. (iperpolarisasi neuron talamus dapat

meningkatkan kesiapan kanal <a)C  tipe-T untuk diakti*kan sehingga memudahkan serangan

absans.

12

Page 13: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 13/19

-.8 Klasi;ikasi

Menurut <ommision o* <lassi*i%ation and Terminology o* 5nternational /eague

Against Epilepsi 05/AE4 tahun '12'& klasi*ikasi epilepsi sebagai berikut :

5. ,ejang Parsial 0*okal& lokal4

a. ,ejang parsial sederhana kejang parsial dengan kesadaran tetap normal.

'. Dengan gejala motorik  

• "okal motorik tidak menjalar: kejang sebatas pada satu bagian tubuh saja.

• "okal motorik menjalar: kejang dimulai dari satu bagian tubuh dan

menjalar meluas ke daerah lain. Disebut juga epilepsi $a%kson

• =ersi*: gejang disertai gerakan memutar kepala& mata& tubuh

• Postural: kejang disertai dengan lengan atau tungkai kaku dalam sikap

tertentu

• Disertai gangguan *onasi: kejang disertai arus bi%ara yang terhenti atau

 pasien mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu.

13

Page 14: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 14/19

). Dengan gejala somatosensoris atau sensoris spesial kejang disertai

halusinasi sederhana yang mengenai kelima pan%aindera dan bangkitkan

yang disertai Bertigo.

• Somatosensoris: timbul rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk jarum

• =isual: terlihat %ahaya

• Auditoris: terdengar sesuatu

• ;ustatoris: terke%ap sesuatu

• Disertai Bertigo

+. Dengan gejala atau tanda gangguan sara* otonom 0sensasi epigastrium& pu%at&

 berkeringat& membera& piroleksi& dilatasi pupil4

3. Dengan gejala psikis 0gangguan *ungsi luhur4

• Dis*asia: gangguan bi%ara misalnya mengulang suatu suku kata& kata atau

 bagian kalimat

• Demensia: gangguan proses ingatan misalnya merasa seperti sudah

mengalami& mendengar& melihat& atau sebaliknya tidak pernah

mengalami& mendengar& melihat& mengetahui sesuatu. Mungkin

mendadak mengingat suatu peristi#a di masa lalu& merasa melihatnya

lagi

• ,ogniti*: gangguan orientasi #aktu& merasa diri berubah

• A*ekti*: merasa sangat senang& susah& marah& takut

• 5lusi: perubahan persepsi benda yang dilihat tampak lebih ke%il atau lebih

 besar.

• (alusinasi kompleks 0berstruktur4: mendengar ada yang bi%ara musik&

melihat statu *enomena tertentu dan lain-lain.

 b. ,ejang parsial kompleks kejang ini disertai gangguan kesadaran.

'. Serangan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran: kesadaran

mula-mula baik kemudian baru menurun.

• Dengan gejala par%ial sederhana A'-A3 gejala-gejala seperti pada

golongan A'-A3 diikuti menurunya kesadaran• Timbul automatisme. Automatisme yaitu gerakan-gerakan& perilaku yang

timbul dengan sendirinya& misalnya dengan gerakan mengunyah-nguyah&

menelan-nelan& #ajah muka berubah seringkali seperti ketakutan&

menata-nata sesuatu& memegang-megang kan%ing baju& berjalan&

mengembara tak menentu& berbi%ara& dll.

). Serangan parsial sederhana dengan penurunan kesadaran sejak 

serangan kesadaran menurun sejak permulaan serangan.

• (anya dengan penurunan kesadaran

14

Page 15: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 15/19

• Dengan automatisme.

%. ,ejang parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum 0tonik-klonik& tonik&

klonik4

'. ,ejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang generalisata

). ,ejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang generalisata

+. ,ejang parsial sederhana yang menjadi kejang parsial kompleks lalu

 berkembang menjadi kejang generalisata.

55. ,ejang ;eneralisata 0konBulsi* atau nonkonBulsi*4

a. '. ,ejang lena 0Absen%e4

Pada kejang ini& kegiatan yang sedang dilakukan terhenti& muka tampak 

membengong& bola mata dapat memutar ke atas& tidak ada reaksi bila diajak 

 bi%ara. 6iasanya serangan ini berlangsung selama O-'7) menit dan biasanya

dijumpai pada anak.

•  (anya penurunan kesadaran

• Dengan komponen klonik ringan. ;erakan klonis ringan biasanya dijumpai

 pada kelompok mata atas& sudut mulut& atau otot-otot lainnya bilateral.

•Dengan komponen atonik. Pada kejang ini& dijumpai otot-otot leher& lengan&

tangan& tubuh mendadak melemas hingga tampak mengulai.

• Dengan komponen tonik. Pada kejang ini& dijumpai otot-otot ekstremitas&

leher& atau punggung mendadak mengejang& kepala& badan& badan menjadi

melengkung ke belakang& lengan dapat mengetul atau mengedang

• Dengan automatisme

• Dengan komponen autonom

 ;ejala-gejala diatas dapat berdiri sendiri atau kombinasi.

). ,ejang lena tidak khas& dapat disertai:

• ;angguan tonus yang lebih jelas

• Permulaan dan berakhirnya bangkitan tidak mendadak.

 b. ,ejang mioklonik 

Pada kejang mioklonik terjadi kontraksi mendadak& sebentar& dapat kuat

atau lemas sebagian otot atau semua otot-otot& sesekali atau berulang-ulang.

,ejang ini dapat terjadi pada semua umur.

15

Page 16: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 16/19

%. ,ejang klonik  

Pada kejang ini tidak ada komponen tonik& hanya terjadi kejang klojot.

Dijumpai terutama pada anak.

d. ,ejang tonik  

Pada kejang ini tidak ada komponen klonik& otot-otot hanya menjadi

kaku& juga terdapat pada anak.

e. ,ejang tonik-klonik 

,ejang ini sering dijumpai pada usia diatas balita yang terkenal dengan

nama grand mal. Serangan dapat dia#ali dengan aura yaitu tanda-tanda yang

mendahului suatu kejang. Pasien mendadak jatuh pingsan& otot-otot seluruh

 badan kaku. ,ejang kaku berlangsung kira-kira O-'7) menit diikuti kejang

klojot di seluruh badan.

Serangan ini biasanya berhenti sendiri. Tarikan napas menjadi dalam

 beberapa saat lamanya. 6ila pembentukan ludah ketika kejang meningkat&

mulut menjadi berbusa kerena hembusan na*as. Mungkin pula pasien miksi

ketika mendapat serangan. Setelah kejang berhenti pasien tertidur beberapa

lamanya& dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih rendah& atau

menjadi sadar dengan keluhan badan pegal-pegal& lelah& nyeri kepala.

*. ,ejang atonik  

Pada keadaan ini otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga

 pasien terjatuh. ,esadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar. ,ejang ini

terutama tejadi pada anak-anak.

555. ,ejang tak tergolongkan

Termasuk golongan ini adalah serangan pada bayi berupa gerakan bola mata

yang ritmik& mengunyah-ngunyah& gerakan seperti berenang& menggigil& atau

 pernapasan yang mendadak berhenti sementara.

-.# Pe2eriksaa1 Pe1/19a15 da1 Dia51osis

Diagnosis epilepsi ditegakkan terutama se%ara klinis& yaitu berdasarkan

deskripsi kejang& biasanya dari saksi karena pasien tidak sadar akan gejala-gejalanya.

Pemeriksaan dengan %uriga epilepsi bertujuan untuk :

1

Page 17: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 17/19

• Mengkon*rimasi atau mendukung diagnosis klinis

• Mengklari*ikasi sindrom epilepsi

• Menetapkan penyebab.

Elektroense*alogra*i 0EE;4 merupakan pemeriksaan penunjang yang

in*ormati* yang dapat memastikan diagnosis epilepsi bila ditemukan pola EE; yang

 bersi*at khas epileptik baik terekam saat serangan maupun di luar serangan berupa

gelombang run%ing& gelombang paku& run%ing lambat& paku lambat.

Pemeriksaan tambahan lain yang juga berman*aat adalah pemeriksaan *oto

 polos kepala& yang berguna untuk mendeteksi adanya *raktur tulang tengkorak <T-

S%an kepala. Kang berguna untuk mendeteksi adanya in*ark& hematoma& tumor&

hidrose*alus& sedangkan pemeriksaan laboratorium dilakukan atas indikasi untuk 

memastikan adanya kelainan sistemik seperti hipoglikemia& hiponatremia& uremia&dll.

-.: Pe1atalaksa1aa1

Tujuan pengobatan adalah men%egah timbulnya serangan tanpa mengganggu

kapasitas *isik dan intelek pasien. Pengobatan epilepsi meliputi pengobatan

medikamentosa dan pengobatan psikososial.

Medikamentosa

Pada epilepsi yang simptomatis dimana kejang yang timbul adalah

mani*estasi penyebabnya seperti tumor otak& radang otak& gangguan metabolik& maka

disamping pemberian obat anti epilepsi diperlukan juga terapi kausal. 6eberapa

 prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan:

'. Pada kejang yang sangat jarang dan dapat dihilangkan *a%tor 

 pen%etusnya& pemberian obat harus dipertimbangkan.

). Pengobatan diberikan setelah diagnosis ditegakkan hal ini berarti

 pasien mengalami lebih dari dua kali kejang yang sama

+. 9bat yang diberikan sesuai dengan jenis kejang

3. Sebaiknya menggunakan monoterapi kerena dengan %ara ini toksisitas

akan berkurang& mempermudah pemantauan& dan menghindari interaksi

obat.

. Dosis obat disesuaikan se%ara indiBidual

?. 6ila gagal dalam pengobatan& %ari penyebabnya.

1!

Page 18: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 18/19

8. Pengobatan dihilangkan setelah kejang hilang selama )-+ tahun.

Pengobatan dihentikan se%ara berangsur-angsur dengan menurunkan

dosisnya.

9bat pilihan berdasarkan jenis kejang

$enis kejang $enis obat

"okal 7 parsial sederhana <6& P6& P(T

,ompleks <6& P6& P(T& =A/

Tonik-klonik umum <6& P6& P(T& =A/

Tonik-klonik <6& P6& P(T& =A/

Mioklonik </9N& =A/

Absens7petit mal </9N& =A/

<6: karbamaepin P(T : *enitoin </9N : klonaepam P6 :

*enobarbital =A/ : asam Balproat

Dosis obat antiepilepsi dan konsentrasi dalam plasma

$enis obat Dosis

0mg7kg667hari4

<ara pemberian ,onsentrasi dalam

 plasma 0!g7mm+4

"enobarbital '- '>7hari )-3

"enitoin 3-) '-)>7hari '-)

,arbamaepin 3-) +>7hari 3-'

Asam Balproate '-? +>7hari -'

,lonaepam .-.) +>7hari '-2

Diaepam .-.' 5= .+-.8

Diaepam .3-.? Per rektal

Pengobatan psikososial :

1"

Page 19: Epilepsi

7/17/2019 Epilepsi

http://slidepdf.com/reader/full/epilepsi-568d58827e3d7 19/19

Pasien diberikan penerangan bah#a dengan pengobatan yang optimal

sebagian besar akan terbebas dari kejang. Pasien harus patuh dalam menjalani

 pengobatannya sehingga dapat bebas dari kejang dan dapat belajar& bekerja&

dan bermasyarakat se%ara normal.

-.$ Pro51osis

Pasien epilepsi yang berobat teratur& '7+ akan bebas serangan paling sedikit )

tahun& dan bila lebih dari tahun sesudah serangan terakhir obat dihentikan& pasien

tidak mengalami kejang lagi& dikatakan telah mengalami remisi. Diperkirakan +

 paisen tidak mengalami remisi meskipun minum obat teratur. Sesudah remisi&

kemungkinan mun%ulnya serangan ulang paling sering didapat pada kejang tonik-

klonik dan kejang parsial kompleks. Demikian pula usia muda lebih mudahmengalami relaps sesudah remisi.

Da;tar P/staka

'. Mansjoer AS& dkk. Kapita Selekta Kedokteran. $ilid ). Ed 555. "akultas

,edokteran !5: Media Aes%ulapius.). Mardjono M& Sidharta P. Neurologi Klinik Dasar. $akarta: Dian akyat )

+. !tama (. Antiepilepsi dan antikonvulsi dalam Farmakologi dan terapi. Edisi

. $akarta: 6alai Penerbit ",!5 )8

3. ,elompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Sara* 5ndonesia

0Perdossi4. Pedoman tata laksana epilepsy. $akarta: Penerbit Perdossi )''

. /umbanntobing SM. Epilepsy (ayan). $akarta: 6alai Penerbit ",!5 )?

?. Mumenthaler M& Mattle (. Neurology. Ne# Kork: Thieme )3

8. Silbernagl S& /ang ". <olor Atlas o* Patophysiology. Ne# Kork Thieme )

1#